i
0b('/
PEMANFAATAN RANSUM AMPAS TEH (Cnnzrllin sinensis) YANG DITAMBAHKAN SENG (Zn) LEVEL BERBEDA TERHADAP REPRODUKSI DAN KONSUMSI KELINCI BETINA PADA SETIAP STATUS FISIOLOGI
SKRIPSI TRESNA SARI
PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
TRESNA SARI. D24103064.2009. Pemanfaatan Ransum Ampas Teh (Canzelia sirlensis) yang Ditambahkan Seng (Zn) Level Berbeda Terhadnp Reproduksi dan Konsumsi Kelinci Betina pada Setiap Status Fisiologi. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Temak, Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Pembimbing Anggota :
Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS. Ir. Lilis Khotijah, MSi.
Reproduksi merupakan ha1 penting dalam kelangsungan mahluk hidup. Kelinci merupakan hewan ternak yang memiliki daya reproduksi yang tinggi dengan jumlah anak perkelahiran 1-14 ekor. Tingginya angka perkelahiran h a s pula didukung dengan faktor ektemal d m internal kelinci. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi reproduksi kelinci adalah pakan. Pakan yang memiliki cukup nutrisi akan membantu dalan mencapai reproduksi dan produksi yang optimal. Kelinci betina yang sedang bunting memerlukan 18% protein, 14% serat kasar, 3% lemak, dan 70 ppm Zn dalam tubuhnya. Kelinci merupakan hewan yang dapat memanfaatkan protein dengan optimal yang tidak dapat dicema langsung oleh tubuhnya dengan cara koprophagy. Di dalam ampas teh terkandung sekitar 27,42% protein. Hanya saja adanya tannin di dalam ampas teh, yang memiliki sifat dapat mengikat senyawa lain dalam suatu bahan temasuk protein dan mineral dapat menghambat penyerapannya. Sehingga dengan adanya sifat coprophagy, yaitu kebiasaan kelinci memakan feses lunak pada pagi hari, dapat meningkatkan efisiensi penggunaan protein. Akan tetapi kehilangan mineral dalam ha1 ini Seng (Zn) akibat pengikatan oleh tannin belum dapat diketahui. Maka dari itu penambahan Seng (Zn) dalam ransum yang mengandung ampas teh dirasakan perlu agar dapat memenuhi kebutuhan terutama pada saat kelinci reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari berbagai pengaruh tingkat pemberian Zn yang ditambahkan dalam ransum rnengandung 30% ampas teh dalam bentuk pelet terhadap performa reproduksi dan konsumsi kelinci betina New Zealand White (NZW) pada setiap status fisiologi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola searah untuk peubah reproduksi, dan RAL pola tersarang untuk peubah konsumsi ransum dan nutrien induk, dengan 4 perlakuan dan 5 Ulangan. Temak yang digunakan sebanyak 20 ekor kelinci betina NZW kawin pertama, dengan bobot hidup 2,5-3 kg. Ransum yang digunakan TO : ransum komersil, T1 : ransum mengandung ampas teh 30% tanpa Seng (Zn), T2 : ransurn mengandung ampas teh 30% yang ditambahkan Seng (Zn) 50 ppm, dm T3 : ransum mengandung ampas teh 30% yang ditambahkan Seng (Zn) 100 ppm. Peubah yang diamati yaitu konsumsi berat kering dan nutrien (protein, dan energi), korisumsi air minun1 induk, performa reproduksi (bobot lahir anak, litter size, produksi susu induk, bobot sapih anak), rataan perkembangan bobot an&, mortalitas anak, dan pertumbuhan bobot induk pada status fisiologi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan Seng (Zn) dengan level yang berbeda ke dalam ransum yang mengandung ampas teh sebanyak 30%, tidak mempengaruhi perfoma reproduksi. Data bobot lahir anak, lifter size, produksi
susu induk, bobot sapih anak tidak berbeda nyata antara ransum komersil dan ransum perlakuan. Sedangkan pada konsumsi protein pada waktu laktasi menunjukan peningkatan yang signifikan pada ransurn mengandung ampas teh 30% dengan penambahan Seng (Zn) 100 ppm dibandingkan perlakuan yang lain pada kondisi pra bunting dan bunting. Dapat disimpulkan bahwa penalnbahan ampas teh sebesar 30% dalam ransurn tidak mengganggu pola reprodulcsi sehingga dapat digunakan. Kata-kata kzmci : ampas teh, kelinci, mineral Seng (Zn), reproduksi
iii
ABSTRACT Utilization o f Tea Waste (Canzellia sinensis) Supplemented W i t h Zink (Zn) in T h e Ration on Reproductive Performance and Feed Intake o f Female Rabbits in Different Physiological Status
T. Sari, D. A. Astuti, and L. Khotijah Rabbit is animal with high reproductive performance. Litter size is between 1-15 head. High reproductive has consequence of high nutrient requirement. Rabbit need 18% protein, 14% fiber, 3% fat, and 70 ppm Zn on the ratio. Tea waste product (TWP) contain 27,42% Protein and 14% Tannin. Utilization of tea waste product on the rabbit ratio will reduce feed cost, but the problem is tannin content which can prevent protein and Zn. It is important to supplement Zn on the ration using TWP. This study was designed to evaluate utilization of TWP supplemented with Zn in the ration on reproductive performance and feed intake of female rabbits in different physiological status. The feeding treatments were: commercial ration (TO); 30% TWP in the ration without Zn (TI); 30% TWP plus 50 ppm Zn (T:?); and 30% TWP plus 100 ppm Zn. Parameters were reproductive performance (litter size, birth weight, weaning weight, milk production, growth rate), dry matter and nutrient consumption. Data were analyzed using completely randomized designed, one way classification and nested, for further significant different among treatments were test using Duncan. Result showed that there no significant different among treatments for reproductive performance, while for the protein consumption in T3 was the highest among other treatments. It was concluded that TWP can be used in rabbit ration without affecting reproductive performance. Keywords : rabbit, reproductive, tea waste product, Zink mineral
PEMANFAATAN RANSUM AMPAS TEH (Gnmeliin sinensis) YANG DITAMBAHKAN SENG (Zn) LEVEL BERBEDA TERHADAP REPRODUKSI DAN KONSUMSI KELINCI BETINA PADA SETIAP STATUS FISIOLOGI
SKRIPSI TRESNA SARI
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Petemakan pada Fakultas Petemakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009