PENGARUH PENGGUNAAN METODE E-LEARNING BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS SISWA SMA KELAS X skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh Diny Apriliani 4301407004
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Siswa SMA Kelas X“ telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan di sidang panitia ujian skripsi jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Semarang,
21 Juni 2011
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Antonius Tri Widodo NIP.19520520 197603 1 004
Dra. Saptorini, M.Pi NIP. 19510920 197603 2 001
ii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Siswa SMA Kelas X disusun oleh Diny Apriliani 4301407004 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 8 Agustus 2011.
Panitia: Ketua,
Sekretaris,
Dr. Kasmadi Imam S, MS 195111151979031001
Drs. Sigit Priatmoko, M.Si 196504291991031001
Ketua penguji
Drs. Kasmui, M.Si 196602271991021001 Anggota Penguji/ Pembimbing Utama
Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping
Dr. Antonius Tri Widodo 195205201976031004
Dra. Saptorini, M.Pi 195109201976032001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 8 Agustus 2011
Diny Apriliani 4301407004
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : “ Ku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar” (Khalifah „Umar)
“ Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudera yang tenang, tapi ia akan dilahirkan
dari
samudera
yang
penuh
terpaan
badai,
gelombang
dan
topan”
(D Farhan Aulawi)
Skripsi ini dengan bangga Kupersembahkan untuk: Ayah dan Ibuku tercinta yang tak pernah lelah menjaga hidupku dan mengiringi langkahku dengan kasih dan do‟a yang tulus. Keluargaku tercinta, Tante Sri dan Danar yang tak henti melimpahkan kasih dan sayangnya untukku. Nano yang tak henti menyayangi dan memotivasiku dengan penuh kesabarannya. Sahabatku tersayang, Eni dan Enon. All of my beloved friends in Chemical Education ‟07.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE E-LEARNING BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS SISWA SMA KELAS X”. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang mendukung dan membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar–besarnya yaitu kepada : 1.
Rektor Universitas Negeri Semarang atas kebijaksanaannya yang berhubungan dengan penyusunan skripsi.
2.
Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S, Dekan FMIPA yang telah memberikan izin penelitian.
3.
Drs. Sigit Priatmoko, M.Si, Ketua Jurusan Kimia yang telah memberikan izin penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi.
4.
Dr. Antonius Tri Widodo, dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Dra. Saptorini, M.Pi, dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Drs. Kasmui, M.Si, selaku dosen penguji.
7.
Drs. Y. Tohari, Kepala SMA N 1 Bergas yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8.
Eni Susianti, S.Pd, guru mata pelajaran kimia kelas X SMA N 1 Bergas yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
vi
9.
Anang Wijayanto, S.T, guru mata pelajaran TIK dan administrator website SMA N 1 Bergas yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan selama penelitian.
10.
Staf tata usaha dan siswa kelas X-7 dan X-8 SMA N 1 Bergas yang telah bekerja sama dengan baik.
11.
Teman–teman seperjuangan yang senantiasa membantu dan memotivasi penulis untuk menjadi lebih baik.
12.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
baik
yang
bersifat
material
maupun
spiritual
demi
terselesaikannya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang, 8 Agustus 2011
Penulis
vii
ABSTRAK Apriliani, Diny. 2011. Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Siswa SMA Kelas X. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (I) Dr. Antonius Tri Widodo, (II) Drs. Saptorini, M.Pi. Kata kunci : e-learning, MOODLE, hasil belajar, CTL. Keterbatasan ruang dan waktu menjadi kendala utama bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Pertambahan jumlah siswa pada suatu lembaga pendidikan berpotensi mengurangi kualitas interaksi antara guru dan siswa sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Selain itu, pembelajaran di ruang kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh penggunaan media e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar siswa? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap hasil belajar kimia siswa. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SMA N 1 Bergas kelas X semester 2, berdasarkan hasil perhitungan uji Chi-kuadrat populasi dinyatakan berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diketahui populasi mempunyai varians yang sama atau homogen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, dan didapatkan kelas X-8 sebagai kelas eksperimen dan X-7 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan, setelah dilakukan pembelajaran, pada kelas eksperimen rata–rata hasil post test mencapai 77,65 dan kelas kontrol 67,86. Hasil perhitungan uji t kesamaan dua rata-rata dua pihak diperoleh thitung (5,05) dan ttabel (1,67) berarti rata–rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan uji korelasi diperoleh harga koefisien korelasi biserial (rb) 0,65 dan SErb*1,96 = 0,30, karena rb (0,65) > SErb*1,96 (0,30) maka korelasi antar dua variabel ini dapat dikatakan signifikan. Sehingga pengaruh yang ditimbulkan signifikan dengan hasil perhitungan harga koefisien determinasi sebesar 42,63%. Pada aspek psikomotorik dan afektif, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL mampu menarik perhatian siswa sehingga dapat mengatasi kebosanan siswa dari pembelajaran yang monoton. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X dengan kontribusi sebesar 42,63%.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
ii
PENGESAHAN............................................................................................ iii PERNYATAAN ......................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................
v
KATA PENGANTAR..............................................................................
vi
ABSTRAK .............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xv
BAB 1.
2.
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................... 6
1.3
Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.4
Manfaat Penelitian ................................................................... 6
1.5
Penegasan Istilah ...................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Belajar Dan Pembelajaran ......................................................... 10
2.2
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) ............... 12
ix
3.
4.
5.
2.3
Tinjauan Mengenai E-Learning ................................................. 16
2.4
Tinjauan Mengenai MOODLE .................................................. 21
2.5
Tinjauan Mengenai Larutan Elektrolit Dan Konsep Redoks........ 27
2.6
Kerangka Berfikir ..................................................................... 36
2.7
Hipotesis .................................................................................. 39
METODE PENELITIAN 3.1
Penentuan Objek Penelitian ....................................................... 40
3.2
Tahapan Penelitian ................................................................... 42
3.3
Rancangan Penelitian ................................................................ 43
3.4
Sumber Data............................................................................. 44
3.5
Instrumen Penelitian ................................................................. 46
3.6
Analisis Data ............................................................................ 60
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian ........................................................................ 71
4.2
Pembahasan.............................................................................. 86
SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan .................................................................................. 104
5.2
Saran ........................................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
106
LAMPIRAN ............................................................................................
109
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Tradisional .............
16
3.1
Data Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Bergas ......................
40
3.2
Desain Eksperimen ......................................................................
43
3.3
Klasifikasi Daya Pembeda Soal ....................................................
48
3.4
Klasifikasi Tingkat Kesukaran .....................................................
48
3.5
Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ...............................................
51
3.6
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ................................................
52
3.7
Hasil Analisis Validitas Soal ........................................................
52
3.8
Hasil Analisis Uji Coba Soal ........................................................
53
3.9
Ringkasan Uji Kesamaan Varians (ANAVA) ...............................
62
3.10 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi Biserial ........................
66
3.11 Kriteria Rata-Rata Nilai Afektif ...................................................
69
3.12 Kriteria Rata-Rata Nilai Psikomotorik ..........................................
70
4.1
Data Hasil Belajar Aspek Kognitif ...............................................
71
4.2
Data Hasil Belajar Aspek Afektif .................................................
71
4.3
Data Hasil Belajar Aspek Psikomotorik ........................................
71
4.4
Hasil Uji Normalitas ....................................................................
72
4.5
Hasil Uji Homogenitas Populasi ...................................................
73
4.6
Hasil Uji Anava Satu Arah ...........................................................
74
4.7
Hasil Uji Normalitas Hasil Post-test .............................................
75
xi
4.8
Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-test ...........................
75
4.9
Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-test ........................
76
4.10 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Individual........................................
78
4.11 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal...........................................
78
4.12 Rata-Rata Nilai Afektif pada Kelas Eksperimen ............................
79
4.13 Rata-Rata Nilai Afektif pada Kelas Kontrol ..................................
80
4.14 Rata-Rata Nilai Psikomotorik pada Kelas Eksperimen ..................
82
4.15 Rata-Rata Nilai Psikomotorik pada Kelas Kontrol.........................
83
4.16 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran.................
85
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Tampilan Website SMA Negeri 1 Bergas ...................................
25
2.2
Tampilan Homepage E-Learning Berbasis MOODLE................
25
2.3
Tampilan Halaman Login untuk Masuk di Kelas E-Learning .....
26
2.4
Skema Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ...............................
28
2.5
Ionisasi Senyawa dalam Larutan ...............................................
28
2.6
Tokoh Svante August Arrhenius................................................
29
2.7
Hantaran Listrik Larutan HCl ....................................................
29
2.8
Alat Penguji Elektrolit ..............................................................
30
2.9
Pelarutan NaCl dalam Air...............................................................
31
2.10 Pelarutan CH3COOH dalam Air ................................................
31
2.11 Skema Pengolahan Air Limbah .................................................
36
2.12 Kerangka Berpikir ....................................................................
38
4.1
Penilaian Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol.............
80
4.2
Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol .............
84
4.3
Analisis Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) .........................................
87
4.4
Perbandingan Nilai Post test Kelas Eksperimen dan Kontrol ......
93
4.5
Tampilan Halaman Website E-Learning MOODLE ...................
97
xiii
4.6
Tampilan Pengumuman pada Halaman Website E-Learning Berbasis MOODLE pada Mata Pelajaran Kimia .....
4.7
97
Tampilan Data Siswa dikelas e-learning Berbasis MOODLE pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X-8 ......................
98
4.8
Tampilan Halaman Download Materi pada MOODLE ...............
100
4.9
Tampilan Halaman Penugasan pada MOODLE .........................
100
4.10 Tampilan Halaman Pengumpulan Tugas Siswa yang diupload ...
100
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Kisi-Kisi Soal Instrumen ..................................................................... 109 2. Soal Uji Coba .................................................................................... 115 3. Daftar Nama Siswa Soal Uji Coba ....................................................... 128 4. Hasil dan Rekap Analisis Soal Uji Coba .............................................. 129 5. Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba ........................................... 135 6. Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ........................................ 136 7. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba........................................... 137 8. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ................................................ 139 9. Soal Post-test ...................................................................................... 140 10. Silabus .............................................................................................. 147 11. Contoh RPP Kelas Eksperimen .......................................................... 150 12. Contoh RPP Kelas Kontrol ................................................................ 165 13. Bahan Ajar Larutan Elektrolit ............................................................ 177 14. Bahan Ajar Redoks ........................................................................... 186 15. Lembar Kerja Praktikum Larutan Elektrolit ........................................ 193 16. Daftar Nama Populasi Penelitian ........................................................ 196 17. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 199 18. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen dan Kontrol .............. 200 19. Data Nilai Ulangan Akhir Semester Kelas X SMA N 1 Bergas............ 202 20. Uji Normalitas Data Kelas X-1 .......................................................... 203
xv
21. Uji Normalitas Data Kelas X-2 .......................................................... 204 22. Uji Normalitas Data Kelas X-3 .......................................................... 205 23. Uji Normalitas Data Kelas X-4 .......................................................... 206 24. Uji Normalitas Data Kelas X-5 .......................................................... 207 25. Uji Normalitas Data Kelas X-6 .......................................................... 208 26. Uji Normalitas Data Kelas X-7 .......................................................... 209 27. Uji Normalitas Data Kelas X-8 .......................................................... 210 28. Uji Homogenitas Populasi ................................................................. 211 29. Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi (Uji Anava) ............................ 212 30. Data Nilai Post-test........................................................................... 214 31. Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen........................................ 215 32. Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol .............................................. 216 33. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Post-test ......................................... 217 34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Post-test ...................................... 218 35. Uji Korelasi....................................................................................... 219 36. Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 220 37. Rekap Presentase Ketuntasan Hasil Belajar ........................................ 221 38. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen .......................................... 222 39. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol................................................. 223 40. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Aspek Afektif .................................. 224 41. Perhitungan Reliabilitas Aspek Afektif ............................................... 228 42. Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen ...................................... 229 43. Lembar Penilaian Afektif Kelas Kontrol............................................. 230
xvi
44. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen ........................... 231 45. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol.................................. 233 46. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik ........................ 235 47. Perhitungan Reliabilitas Aspek Psikomotorik ..................................... 238 48. Lembar Observasi Psikomotorik Kelas Eksperimen ............................ 239 49. Lembar Observasi Psikomotorik Kelas Kontrol .................................. 240 50. Analisis Data Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .......... 241 51. Analisis Data Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ................ 243 52. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Angket Tanggapan........................... 245 53. Lembar Angket Tanggapan ................................................................ 248 54. Perhitungan Reliabilitas Angket Tanggapan....................................... 250 55. Analisis Hasil Angket Tanggapan ...................................................... 252 56. Tampilan Media E-Learning Berbasis MOODLE............................... 254 57. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 258 Surat Pengesahan Dosen Pembimbing Skripsi Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dikutip oleh
Munib (2007: 26) pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik didalam dan diluar seolah dan berlangsung seumur hidup. Dalam arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan siswa agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar siswa atau peserta didik. Sejauh ini pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh suatu pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Pembelajaran yang berlangsung didalam ruang kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa untuk menghafalkan fakta-fakta, akan tetapi sebuah strategi belajar yang mendorong siswa untuk dapat mengkonstruksi atau membangun pengetahuan di benak mereka sendiri (Nurhadi, 2006: 9).
1
2
Dewasa ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut siswa harus dapat selalu aktif dan kreatif terhadap kegiatan belajar mengajar. KTSP merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi melalui pendekatan kontekstual. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses yang bertujuan membantu para siswa menemukan makna di dalam materi akademik yang dipelajari dengan cara menghubungkan materi akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka (Johnson, 2010: 88). Karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah: kerjasama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sering bersama teman, siswa kritis, dan guru kreatif (Berns, Robert G, and Eicson, Patricia M, 2002: 46 dalam Sadono, Kana Hidayah, 2006). Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan pendidikan juga semakin besar. Pertambahan jumlah pendidik tidak sebanding dengan pertambahan kebutuhan yang ada. Keterbatasan ruang dan waktu menjadi kendala utama bagi peningkatan kualitas pendidikan. Pertambahan jumlah siswa pada suatu lembaga pendidikan tentunya akan berpotensi mengurangi kualitas interaksi antara pendidik dengan siswa, sehingga hasil yang diperoleh akan semakin jauh dari harapan (Prakoso, 2005: 2). Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang semakin pesat, ternyata telah membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia. Salah satu dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang
pendidikan. Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang
3
membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan (Tim Penyusun BNSP, 2006: 8). Seiring perkembangan teknologi internet, metode e-learning mulai dikembangkan, sehingga kajian dan penelitian sangat diperlukan. Hakikat e-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Sistem ini dapat digunakan dalam pendidikan jarak jauh atau pendidikan konvensional. Oleh karena itu mengembangkan model ini tidak sekadar menyajikan materi pelajaran ke dalam internet tetapi perlu dipertimbangkan secara logis dan memegang prinsip pembelajaran. Desain pengembangan dan tampilan yang menarik menjadikan siswa betah belajar melalui internet seolah-seolah mereka belajar di dalam kelas. MOODLE merupakan singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek. MOODLE merupakan software yang open source untuk melakukan pembelajaran mandiri dengan tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Beberapa fasilitas yang disediakan oleh MOODLE antara lain: modul bacaan, modul penugasan, modul chat, modul forum, modul pilihan, modul kuis, dan sebagainya (Prakoso, 2005: 3). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan
4
energitika zat. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di sekolah melibatkan keterampilan dan penalaran yang tentunya membutuhkan banyak waktu untuk penyampaian materi pelajaran. Lebih lanjut, BSNP (2007) mengemukakan bahwa : “….Tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) meliputi (1) menyadari keteraturan dan keindahan alam untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) memupuk sikap ilmiah; (3) memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen; (4) meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat; (5) memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi; dan (6) membentuk sikap yang positif terhadap kimia….”
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 29 Mei 2010 di SMA Negeri 1 Bergas, pembelajaran kimia dilakukan secara konvensional yaitu dengan memanfaatkan white board, spidol dan buku teks sehingga siswa mengalami kejenuhan saat belajar dikelas. Akibatnya materi pelajaran tidak dapat dipahami siswa secara utuh dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal. SMA Negeri 1 Bergas memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar. Sekolah menyediakan web-learning yaitu MOODLE yang dapat digunakan guru sebagai suplemen pembelajaran, akan tetapi pada mata pelajaran
5
akan tetapi pada mata pelajaran kimia baik guru maupun siswa belum memanfaatkan fasilitas tersebut. Kimia sebenarnya sangat menarik untuk dipelajari tetapi terkadang sulit untuk dipahami. Guru harus mampu memilih metode pengajaran yang sesuai, sehingga kimia menjadi mata pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari. Hal ini sudah dibuktikan melalui penelitian Budhiarso (2006) mengungkapkan bahwa pembelajaran kimia SMA dengan media e-learning memberikan hasil yang baik dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA kelas XI materi Sistem Koloid. Pada kelompok kelas eksperimen rata-rata hasil post-test yang diperoleh mencapai 63,86 sedangkan pada kelompok kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, rata-rata hasil post-test hanya 52,46. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif penggunaan metode e-learning terhadap hasil belajar siswa. Ilmu kimia telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan, mulai dari makanan, tekstil, kosmetik, hingga berbagai bagian alat transportasi, merupakan produk kimia. Materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks adalah materi
yang
membutuhkan
metode
pembelajaran
yang
menggunakan
penggabungan pemahaman dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode pembelajaran e-learning dengan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa menjadi lebih baik.
6
Berangkat dari permasalah tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat judul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE E-LEARNING BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN
CTL (CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS SISWA SMA KELAS X”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diangkat
suatu permasalahan: “Adakah pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks siswa SMA kelas X?”
1.3
Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks siswa SMA kelas X.
7
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: (1) Bagi Siswa a. Sebagai wahana untuk mengaktualisasikan ekspresi diri melalui MOODLE. b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keefektifan belajar di sekolah. c. Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. (2) Bagi Guru a. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan tentang alternatif metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa. b. Sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi keterbatasan waktu dalam kegiatan belajar mengajar. c. Untuk mempermudah pemberian materi dan tugas-tugas. (3) Bagi Sekolah a. Sebagai bahan referensi guna memberikan perbaikan kondisi pembelajaran kimia dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang dapat diterapkan bagi perbaikan masa yang akan datang. b. Sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia.
8
1.5
Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam menafsirkan istilah, maka perlu
diberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1.5.1 Pengaruh Dalam penelitian ini pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan suatu model pembelajaran yaitu metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL. Pengaruh diukur dari ada tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotorik, dan afektif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1.5.2 E-Learning Menurut Soekartawi (2007: 23) e-learning berasal dari huruf “e” yang berarti elektronik dan ”Learning” yang berarti pembelajaran, jadi e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Lebih lanjut menurut Nichols (2003) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 65) mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: “internet based learning” (belajar berbasis internet), “virtual learning” (belajar melalui lingkungan maya), dan “web-based learning” (belajar berbasis web). 1.5.3 MOODLE MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) adalah seperangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/ pelatihan/ pendidikan berbasis internet. Pengembangannya didesain untuk mendukung kerangka konstruksi sosial, dalam pendidikan MOODLE termasuk dalam model CAL+CAT (Computer Asisted Learning + Computer Asisted Teaching) yang disebut dengan LMS (Learning Management System). LMS
9
merupakan kendaraan utama dalam proses pembelajaran yang terdiri dari seperangkat lunak yang didesain untuk pengaturan pada tingkat individu, ruang kuliah dan institusi (Prakoso, 2005: 13). 1.5.4 Hasil Belajar Hasil belajar pada penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah melakukan proses pembelajaran mata pelajaran kimia khususnya pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks kelas X semester II SMAN 1 Bergas. Hasil belajar ini diukur dengan tes dan hasil berupa nilai yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yaitu hasil belajar kognitif. Namun dalam penelitian ini juga disertakan hasil belajar ranah afektif sebagai tolak ukur untuk mengetahui sikap siswa dalam pembelajaran, dan juga hasil belajar ranah psikomotorik sebagai tolak ukur untuk mengetahui keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum dilaboratorium. 1.5.5 CTL (Contextual Teaching and Learning) Menurut Nurhadi (2004 :13) pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak dalam proses seketika, akan tetapi diperoleh sedikit demi sedikit dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Belajar dan Hasil Belajar Menurut Lindgren, (1976) sebagaimana dikutip oleh Saptorini (2007: 4),
mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana seseorang mengalami perubahan tingkah laku, peningkatan kinerja, pembenahan pemikiran atau penemuan konsep dengan cara-cara yang baru. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain aspek yang ada dalam individu. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Menutur Benyamin Bloom, sebagaimana dikutip oleh Saptorini (2007: 4-5), hasil belajar dikelompokkan kedalam tiga ranah yaitu : (1)
Ranah kognitif Ranah kognitif mencakup enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
(2)
Ranah afektif Meliputi
perubahan
yang
berkenaan
penghargaan, penyesuaian diri. (3)
Ranah psikomotorik
10
dengan
minat,
nilai-nilai,
11
Ranah psikomotorik atau ketrampilan mencakup lima tingkatan yaitu peniruan (meniru gerak), penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerakan), ketepatan (melakukan gerak dengan benar), perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus) dan naturalisasi (melakukan gerak secara wajar). Usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh guru selaku pengajar yaitu dengan memanfaatkan fasilitas serta kelebihan-kelebihan yang ada baik di lingkungan sekolah atau dari pihak guru dan siswa sendiri, antara lain sebagai berikut : (1)
Ketrampilan guru atau siswa dalam menggunakan alat bantu pengajaran.
(2)
Keterampilan guru dalam menggunakan metode yang tepat.
(3)
Pemanfaatan alat atau bahan yang tersedia dan mudah didapat sebagai sumber belajar. Salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam hal pembelajaran kimia
yaitu dengan menggunakan media pembelajaran kimia. Menurut Sugandi (2004: 30) media pembelajaran adalah alat yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain karena : (1)
Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi dapat dilihat dengan jelas.
(2)
Dapat menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar.
(3)
Menyajikan peristiwa yang komplek, rumit dan berlangsung cepat menjadi sistematik dan sederhana sehingga mudah diikuti.
12
2.2
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
2.2.1 Pengertian Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning ) Menurut Nurhadi (2004 :13) pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak dalam proses seketika, akan tetapi diperoleh sedikit demi sedikit dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Berns, Robert G, and Eicson, Patricia M, sebagaimana dikutip oleh Sadono dan Hidayah (2006) adalah: kerjasama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sering bersama teman, siswa kritis, dan guru kreatif. 2.2.2
Komponen Utama Dalam Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Menurut Muslich, (2009: 44-47) setiap komponen utama CTL mempunyai
prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan ketika akan menerapkannya dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar yang dimaksud terlihat pada penjelasan berikut : (1)
Konstruktivisme Komponen ini merupakan landasan filosofis (berpikir) pendekatan CTL. Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya
13
pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan, pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. (2)
Bertanya (Questioning) Komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Belajar dalam pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya guru yang bias mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa.
(3)
Menemukan (Inquiry) Komponen ini merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
(4)
Masyarakat Belajar (Learning Community atau Learning Society) Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antarteman, antarkelompok,dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu, baik didalam maupun diluar kelas.
(5)
Permodelan (Modelling)
14
Komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. Model yang dimaksud dapat berupa pemberian contoh tentang, misalnya, cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, mempertonton suatu penaampilan. (6)
Refleksi (Reflection) Komponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran yang diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
(7)
Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.
2.2.3 Prinsip Dalam Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Menurut Johnson (2010: 68), pendekatan CTL atau (Contextual Teaching and Learning) mempunyai tiga prinsip ilmiah yaitu : (1)
Prinsip kesaling-bergantungan
15
Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna antara proses pembelajaran dan konteks kehidupan nyata sehingga siswa diharapkan untuk aktif bekerja sama dalam kelompok belajar yang lebih luas. Dengan adanya kerja sama dalam kelompok tadi, diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan baru dari kerja sama kelompok tersebut. (2)
Prinsip diferensiasi Prinsip diferensiasi mendorong siswa
menghasilkan keberagaman,
perbedaan, dan keunikan. Prinsip ini menciptakan kemandirian dalam belajar yang dapat mengkontruksi minat
siswa untuk belajar mandiri
dalam konteks tim dengan mengkorelasikan bahan ajar dengan kehidupan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara penuh makna. (3)
Prinsip pengaturan diri Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa proses pembelajaran diatur, dipertahankan, dan disadari oleh siswa sendiri, dalam rangka mewujudkan seluruh potensinya. Siswa secara sadar harus menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai altenatif, membuat pilihan, mengembangakan rencana, menganalisi informasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti.
2.2.4 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional Menurut Nurhadi (2004, 35-36) terdapat perbedaan antara pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran tradisional (behaviorisme/ struktural) yaitu :
16
Tabel 2.1. Perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran tradisional No.
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran tradisional
1.
Siswa secara aktif terlibat saat pembelajaran.
Siswa merupakan penerima pasif saat proses pembelajaran.
2.
Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok dan diskusi
Siswa belajar secara individual.
3.
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran berupa teoritis yang abstrak
4.
Perilaku dibangun atas dasar kesadaran diri.
Perilaku dibangun atas dasar
5.
Hasil belajar diukur dengan berbagai cara : proses bekerja, hasil karya, penampilan, dan tes.
Hasil belajar diukur hanya dengan tes.
6.
Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks, dan setting.
Pembelajaran hanya terjadi didalam kelas.
7.
Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.
2.3
E-Learning
2.3.1 Pengertian E-Learning Kegiatan pembelajaran secara elektronik atau singkat disebut “e-learning” telah dikenal pada tahun 1970-an, namun di Indonesia baru memulainya pada tahun 1995-an. Menurut Soekartawi (2007: 23) e-learning berasal dari huruf “e” yang berarti elektronik dan ”Learning” yang berarti pembelajaran, jadi e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Lebih lanjut menurut Nichols (2003) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 65) mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: “internet
17
based learning” (belajar berbasis internet), “virtual learning” (belajar melalui lingkungan maya), dan “web-based learning” (belajar berbasis web). Beberapa ahli mengemukakan bahwa istilah “e-learning” mengacu pada penggunaan teknologi internet untuk menyajikan sejumlah pilihan solusi yang sangat luas yang mengarahkan pada peningkatan pengetahuan. Sehingga menurut beberapa ahli yaitu Mary Daniels Brown dan Dave Feasey (2001) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 66) mengemukakan bahwa e-learning adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan, seperti: internet, Local Area Network (LAN), atau Wider Area Network (WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi, serta didukung oleh berbagai layanan belajar lainnya Menurut Soekartawi (2007: 27-28) pada dasarnya cara penyampaian dari e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah (One way communication), komunikasi dua arah (Two way communication). Komunikasi antara guru dan siswa sebaiknya dilakukan secara dua arah, karena didalam pembelajaran membutuhkan interaksi yang lebih dekat agar tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Lebih lanjut Soekartawi menjelaskan bahwa dalam e-learning sistem dua arah ini juga dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : (1)
Dilaksanakan secara langsung (syncronous) Artinya pada saat guru atau instruktur memberikan pelajaran, siswa dapat langsung mendengarkan.
(2)
Dilaksanakan secara tidak langsung (a-syncronous)
18
Misalnya pesan dari instruktur direkam terlebih dahulu sebelum digunakan. 2.3.2 Fungsi Pembelajaran Elektronik (E-learning) Menurut Siahaan (2002) sebagaimana dikutip oleh Ahlis (2007: 21-24) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) antara lain: (1)
Suplemen (Tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik
atau
tidak.
Dalam
hal
ini,
tidak ada
kewajiban/keharusan bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. (2)
Komplemen (Pelengkap) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran
elektronik
diprogramkan
untuk
melengkapi
materi
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi pengayaan atau remedial bagi siswa di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. (3)
Substitusi (Pengganti) Beberapa sekolah di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/pembelajaran kepada para siswanya.
19
Tujuannya agar para siswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari siswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih siswa, yaitu: sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui internet. 2.3.3 Manfaat E-Learning E-learning mempermudah interaksi antara siswa dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara siswa dengan guru maupun antara sesama siswa. Siswa dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri siswa. Guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para siswa. Menurut Siahaan (2002) sebagaimana dikutip oleh Ahlis (2007: 24-26) manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: 2.3.3.1 Sudut Siswa Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi, artinya siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang kali. Siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat, dengan kondisi yang demikian ini siswa dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
20
2.3.3.2 Sudut Guru Beberapa manfaat yang diperoleh guru, instruktur antara lain adalah bahwa guru, instruktur dapat : (1)
Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
(2)
Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
(3)
Mengontrol kegiatan belajar siswa. Bahkan guru atau instruktur juga dapat mengetahui kapan siswanya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
(4)
Mengecek apakah siswa telah mengerjakan soal-soal.
(5)
Latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan memeriksa jawaban siswa dan memberitahukan hasilnya kepada siswa. Seiring perkembangan teknologi internet, metode e-learning mulai
dikembangkan. MOODLE adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat mengubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk masuk kedalam “ruang kelas” digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan MOODLE, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. MOODLE itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment (Prakoso, 2005: 13).
21
2.4
MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment)
2.4.1 Pengertian MOODLE MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) adalah seperangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/ pelatihan/ pendidikan berbasis internet. Pengembangannya didesain untuk mendukung kerangka konstruksi sosial, dalam pendidikan MOODLE termasuk intranet dalam model CAL+CAT (Computer Asisted Learning + Computer Asisted Teaching) yang disebut dengan LMS (Learning Management System). LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pembelajaran yang terdiri dari seperangkat lunak yang didesain untuk pengaturan pada tingkat individu, ruang kuliah dan institusi. Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan pengajar dan siswa, dan keduanya harus terkoneksi dengan internal menggunakan aplikasi ini. MOODLE dapat diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open source (dibawah lisensi GNU Public Licence). Artinya meskipun memiliki hak cipta MOODLE tetap memberikan kebebasan bagi seorang untuk mengkopi, menggunakan, dan memodifikasinya (Prakoso, 2005: 13). 2.4.2 Filosofi MOODLE dalam Pendidikan Menurut Prakoso (2005: 16) desain dan pembangunan MOODLE didorong oleh
sebuah
filosofis
tentang
pembelajaran.
Beberapa
ilmuwan
telah
mengemukakan ide “Soft Educational Mambo Jumbo” dimana seseorang cukup menggunakan mouse untuk memperoleh pendidikan. Dalam pengembangannya MOODLE menggunakan empat konsep atau paham utama, sebagai berikut :
22
1)
Paham konstruktif (contructivism) Pandangan ini menjaga agar masyarakat secara aktif membangun pengetahuan baru sebagai interaksi mereka dengan lingkungan. Ketika orang membaca, melihat, mendengar, merasakan, dan menyentuh adalah sebuah percobaan menuju sebuah pengetahuan menurut versi dia sendiri. Ketika hal tersebut sesuai dengan dunia nyata maka kemungkinan besar hal tersebut akan menjadi pengetahuan baru baginya.
2)
Paham konstruksi (conscructionism) Paham konstruksi menegaskan bahwa pembelajaran akan efektif ketika membangun sesuatu untuk orang lain. Hal ini dapat berupa sebuah kalimat atau mengirimkan file ke internet, hingga hasil karya kompleks seperti lukisan, rumah, atau paket perangkat lunak.
3)
Paham konstruktif social (social constructivism) Paham ini merupakan perluasan dari paham sebelumnya kedalam pembangunan kelompok sosial. Sebuah kolaborasi menciptakan budaya untuk saling membagi hasil karya dengan cara berbagi ilmu pengetahuan. Ketika seseorang berada dalam budaya seperti ini, ia akan belajar sepanjang waktu tentang bagaimana menjadi bagian dari budaya tersebut, dalam berbagi bentuk tingkatan yang ada.
4)
Terkoneksi dan terpisah Maksud dari paham ini adalah sebuah kebiasaan dalam komunitas pembelajaran merupakan stimulan yang kuat dalam pembelajaran tersebut. Kebiasaan terkoneksi ini tidak hanya menjembatani siswa agar lebih
23
memahami isi materi, tetapi juga mendorong dalam merefleksi dari apa yang ia pelajari. 2.4.3 Fitur MOODLE Di dalam MOODLE terdapat berbagai fasilitas yang
didesain untuk
memberi kemudahan bagi pengguna dalam mengelola kegiatan didalamnya. Berikut ini merupakan beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh MOODLE (Prakoso, 2005: 51): (1)
Modul penugasan Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi tugas dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkannya dalam bentuk file.
(2)
Modul Chat Fasilitas ini digunakan untuk melakukan proses chatting (percakapan online). Antara pengajar dan siswa dapat melakukan dialog teks secara online.
(3)
Modul Forum Sebuah forum diskusi online dapat diciptakan dalam membahas suatu materi pembelajaran. Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat membahas topik-topik belajar dalam forum diskusi.
(4)
Modul Survey Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat atau polling.
(5)
Modul Pilihan (Choice)
24
Fasilitas ini seperti sebuah polling, modul ini digunakan untuk voting (mengambil pendapat atas suatu masalah) atau untuk mendapatkan umpan balik dari para siswa. (6)
Modul Kuis Fasilitas ini bisa digunakan sebagai suatu tagihan atau ulangan harian yang dilakukan secara online. Jenis pertanyaan kuis dapat dikelompokkan dalam kategori-kategori untuk memudahkan akses. Kuis secara otomatis akan langsung dinilai. Pertanyaan kuis dan jawabannya dapat diacak, fitur ini bermanfaat untuk mengurangi kecurangan.
(7)
Modul Jurnal Fasilitas ini dapat diatur agar hanya dapat dilihat oleh pengajar dan siswa saja.
(8)
Modul bahan pelatihan Pada modul pelatihan ini bersisi berbagai macam materi pembelajaran dalam bentuk word, flash, animasi, power point, video, dan audio. Modul pelatihan ini dapat diunduh siswa sebagai materi pembelajaran tambahan yang dapat diunduh sewaktu – waktu tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan pengajar.
2.4.4 E-Learning berbasis MOODLE di SMA Negeri 1 Bergas Pembelajaran dengan MOODLE sudah diterapkan di SMA Negeri 1 Bergas. Langkah-langkah penggunaan MOODLE dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : (1)
Pastikan komputer yang digunakan sudah terhubung dengan internet!
25
(2)
Buka aplikasi browser pada komputer kemudian masuklah ke alamat http://sman1bergas.sch.id.
Gambar 2.1 Tampilan website SMA Negeri 1 Bergas (http://www.sman1bergas.sch.id) (3)
Setelah masuk halaman website SMA Negeri 1 Bergas, klik pada E-Learning untuk masuk pada halaman MOODLE.
Gambar 2.2 Tampilan homepage e-learning berbasis MOODLE (http://www.sman1bergas.sch.id/elearning/moodle/)
26
(4)
Apabila akan masuk pada kelas e-learning, maka harus melakukan login terlebih dahulu.
Gambar 2.3 Tampilan halaman login untuk masuk ke kelas e-learning 2.4.5 Penerapan Metode E-Learning berbasis MOODLE Dalam penerapannya pada metode e-learning, MOODLE dapat digunakan sebagai tambahan atau suplemen. Dengan menggunakan MOODLE guru dapat memberikan tambahan pelajaran dengan waktu yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan guru maupun siswa. Adapun kegiatan dalam pembelajaran kimia dengan metode e-learning berbasis MOODLE diantaranya adalah : (1)
Pemberian tugas berupa materi pelajaran yang dapat diunduh melalui MOODLE diluar jam pelajaran.
(2)
Pemberian tugas berupa latihan soal atau pekerjaan rumah yang dapat diunduh melalui MOODLE diluar jam pelajaran.
(3)
Pemberian tugas berupa lembar kerja praktikum yang dapat diunduh melalui MOODLE diluar jam pelajaran.
27
(4)
Pengumpulan tugas yang dapat dilakukan melalui upload file melalui MOODLE.
(5)
Penyampaian nilai dilakukan melalui MOODLE.
2.5
Tinjauan Mengenai Materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks adalah materi yang di
ajarkan di SMA kelas X pada semester 2. Materi ini berisi sub-sub pokok materi sebagai berikut : 2.5.1 Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Zat yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut (solvent), sedangkan zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut (solute). Berdasarkan sifat hantaran listriknya, larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Dalam larutan, zat elektrolit terionisasi (membentuk ion-ion), yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Zat yang dalam larutannya dapat terionisasi adalah asam, basa, dan garam. Larutan elektrolit terdiri atas larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Perbedaan kedua jenis larutan itu terletak pada jumlah partikel yang mengalami ionisasi tiap mol zat. Jika terionisasi semua, berarti zat tersebut termasuk elektrolit kuat.
28
Sebaliknya, jika terionisasi sebagian, berarti zat itu termasuk elektrolit lemah. Adapun zat yang tidak mengalami ionisasi termasuk zat nonelektrolit. Zat nonelektrolit terdiri atas zat selain asam, basa, dan garam.
LARUTAN Larutan Elektrolit Elektrolit Kuat
Larutan Nonelektrolit
Elektrolit Lemah
Gambar 2.4 Skema Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit (Sukmawardani, 2008 dalam http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar.html)[23/1/2010] Perbedaan zat elektrolit kuat dan elektrolit lemah dapat diketahui dari harga derajat ionisasi (α), yaitu perbandingan jumlah mol zat yang terionisasi dengan jumlah mol mula-mula. Elektrolit kuat memiliki derajat ionisasi (α) satu (α = 1). Elektrolit lemah memiliki α antara 0 dan 1(0 < α < 1). Sedangkan zat nonelektrolit memiliki derajat ionisasi nol (α = 0).
Gambar 2.5 Ionisasi senyawa nonelektrolit, elektrolit kuat, dan elektrolit lemah dalam larutan (Sukmawardani 2008 dalam http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar.html) 2.5.1.1 Daya Hantar Larutan Svante August Arrhenius adalah seorang ahli kimia yang berasal dari Swedia, menjelaskan bahwa larutan elektrolit mengandung atom-atom bermuatan
29
listrik (ion-ion) yang bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus listrik melalui larutan. Contoh : larutan HCl.
Gambar 2.6. Svante August Arrhenius 1859–1927 (Johari dan Rahmawati, 2004: 191) Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H +) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl disebabkan ion H + menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Clmelepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.
Gambar 2.7 Hantaran Listrik Larutan HCl (Johari dan Rahmawati, 2004: 199)
30
Gambar 2.8 Alat Penguji Elektrolit (Johari dan Rahmawati, 2004: 196) 2.5.1.2 Elektrolit Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Dengan teori Arrhenius, dapat dijelaskan bagaimana larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan senyawa kovalen. (1)
Senyawa Ion Senyawa ion terdiri atas ion – ion, misalnya NaCl. NaCl terdiri atas ion – ion Na+ dan Cl- , jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi ionionnya. Ion-ion yang terbentuk dapat bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Akibatnya, semua senyawa ion yang larut dalam air termasuk elektrolit kuat. Namun, jika tidak terlarut atau dalam bentuk padatan, senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu disebabkan tidak ada ion yang bergerak bebas. Agar dapat menghantarkan arus listrik, padatan senyawa ion harus dipanaskan hingga meleleh. Lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik.
31
Gambar 2.9 NaCl dalam air (Johari dan Rahmawati, 2004: 194) (2)
Senyawa Kovalen Padatan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengandung ion. Begitu juga yang terjadi pada lelehannya. Lelehan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik sebab senyawa kovalen polar terdiri atas molekul yang netral. Jadi, senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika berada dalam bentuk larutan. Contoh senyawa kovalen polar adalah CH3COOH dan C2H5OH (etanol) seperti telah dijelaskan sebelumnya. Air juga bersifat polar. Oleh karena itu, antara molekul air dan zat terlarut yang bersifat polar terdapat gaya tarik menarik. Adanya gaya tarik menarik itu menyebabkan ikatan pada senyawa kovalen putus dan membentuk ion.
Gambar 2.10 CH3COOH dalam air (Johari dan Rahmawati, 2004: 195)
32
2.5.2
Konsep Oksidasi dan Reduksi Konsep oksidasi dan reduksi berkembang seiring perkembangan ilmu
pengetahuan. Konsep oksidasi dan reduksi dapat ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Menurut konsep penggabungan dan pelepasan oksigen, oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen dan reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen. Menurut konsep pelepasan dan penerimaan elektron, oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron dan reduksi adalah reaksi penerimaan elektron. Sedangkan menurut konsep peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi, oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. 2.5.2.1 Bilangan Oksidasi Unsur Dalam Senyawa atau Ion Bilangan oksidasi adalah angka yang menunjukkan jumlah elektron yang berperan pada unsur tersebut dalam senyawa. Bilangan oksidasi terkait dengan banyaknya elektron yang dilepas atau diterima dalam pembentukan senyawa. Berdasarkan pengertian bilangan oksidasi, aturan penentuan bilangan oksidasi adalah sebagai berikut: (1)
Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi nol Contoh: Bilangan oksidasi H, N, O, dan Al dalam unsur H 2, N2, O2, dan Al sama dengan nol.
33
(2)
Fluorin yang merupakan unsur paling elektronegatif dan memerlukan satu elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia selalu memiliki bilangan oksidasi -1.
(3)
Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawanya selalu positif.
(4)
Bilangan oksidasi suatu ion tunggal sama dengan muatannya. Contoh: Bilangan oksidasi Ca dalam ion Ca2+ = +2 dan bilangan oksidasi S dalam ion S2- = +2
(5)
Bilangan oksidasi unsur H adalah +1, kecuali jika bersenyawa dengan logam maka bilangan oksidasi H adalah -1. Contoh: Bilangan oksidasi H dalam HCl, H 2O, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi H dalam senyawa hidrida, misalnya NaH dan MgH 2 adalah -1.
(6)
Pada umumnya, bilangan oksidasi O adalah -2. akan tetapi, dalam OF2, bilangan oksidasi O = +2, dalam peroksida, misalnya H 2O2, bilangan oksidasi O = -1.
(7)
Dalam
semua
senyawa,
jumlah
bilangan
oksidasi
unsur-unsur
penyusunnya sama dengan nol. Contoh: H3PO4=
(3 x b.o.H) + (1 x b.o.P) + (4 x b.o.O) = 0
(b.o.= bilangan oksidasi) (8)
Dalam suatu ion poliatomik, jumlah bilangan oksidasi seluruh unsur dalam ion sama dengan muatannya.
34
Contoh: SO42- =
(1 x b.o.S) + (4 x b.o.O) = -2
2.5.2.2 Tata Nama Menurut IUPAC (1)
Senyawa biner dari logam dan non logam. Beri angka romawi untuk unsur logam yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Contoh: FeCl2 = besi (II) klorida FeCl3 = besi (III) klorida.
(2)
Senyawa biner dari non logam dan non logam. Beri angka romawi untuk unsur yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, dimana bilangan oksidasinya positif. Contoh: N2O = Nitrogen (I) oksida atau Dinitrogen monoksida. NO = Nitrogen (II) oksida atau Nitrogen monoksida.
(3)
Senyawa yang mengandung ion poliatom. i) Jika kation memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, maka beri angka romawi setelah nama kation. Contoh: PbSO4 = Timbal (II) sulfat. ii) Jika kation hanya memiliki satu bilangan oksidasi, maka sertakan bilangan oksidasi dari unsur ditengah dalam ion poliatom setelah nama ionnya.
35
Contoh: NaClO = Natrium hipoklorit NaClO2 = Natrium klorit. (4)
Senyawa Asam Jika senyawa asam mengandung ion poliatom, beri angka romawi untuk unsur dalam ion yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Perhatikan, nama ion poliatom menggunakan akhiran –at dan tanpa diberi awalan yunani. Contoh: HClO3 = Asam klorat atau asam klorat (V).
(5)
Garam Nama garam merupakan nama gabungan dari nama kation, dengan bilangan oksidasinya (jika lebih dari satu), dan nama anionnya. Contoh: FeSO4 = besi(II) sulfat NaClO = natrium klorat(I) Jika garamnya terhidrat, jumlah molekul air persatuan rumus disertakan. Contoh: CuSO4.5H2O
= tembaga(II) sulfat-5-hidrat
2.5.2.3 Aplikasi Redoks Dalam Memecahkan Masalah Lingkungan Konsep redoks dapat digunakan untuk menanggulangi pencemaran lingkunganoleh limbah industri. Contoh pengolahan limbah organik adala proses lumpur aktif (activited sludge). Lumpur aktif adalah lumpur yang banyak mengandung mikroorganisme (bakteri aerob). Pada proses ini dilakukan proses oksidasi dengan oksigen yang dilakukan oleh bakteri aerob di dalam bak
36
pengolahan air limbah. Secara umum,pengelahan air limbah melibatkan proses kimia, proses fisika maupun proses biologi. Berikut merupakan contoh skema pengolahan air limbah, yang menggunakan konsep elektrolit dan konsep redoks didalam proses kimianya.
Gambar 2.11 Skema Pengolahan Air Limbah (Johari dan Rahmawati, 2004: 220).
2.6
Kerangka Berfikir Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru untuk memberikan materi ajar
merupakan salah satu kendala utama dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Sehingga perlu adanya metode belajar yang dapat membantu guru dan siswa agar bisa tetap belajar, kreatif dan tetap tidak terlepas dari tujuan awal pendidikan.
37
Materi kimia SMA memang membutuhkan kejelian dan pemahaman yang cukup tinggi. Namun dalam kenyataan masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam meraih kebermaknaan materi kimia. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh menjadi kurang baik, bahkan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Berangkat dari permasalahan ini, maka perlu adanya metode pembelajaran yang tepat dan media yang dapat membantu siswa dalam mendalami materi kimia. Dalam penelitian ini, akan diterapkan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Dengan media MOODLE yang dapat diakses melalui jaringan intranet maupun internet, maka pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan dikelas atau bertatap muka langsung saja, tetapi pembelajaran juga dapat dilakukan secara online melalui internet diluar jam pelajaran, sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Pengamatan sikap siswa saat proses pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui nilai afektif baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sedangkan kegiatan praktikum dilaksanakan untuk mengetahui nilai psikomotorik kedua kelas tersebut. Dari kedua kegiatan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas diharapkan akan terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks sehingga diharapkan hasil belajar yang diperoleh baik. Selanjutnya hasil belajar kedua kelompok dibandingkan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar dan untuk
38
mengetahui apakah efektif atau tidak pembelajaran kimia dengan menerapkan metode e-learning dengan pendekatan CTL. BAGAN KERANGKA BERFIKIR
Keterbatasan ruang dan waktu yang dimiliki guru untuk memberikan materi ajar
Kesulitan peserta didik dalam meraih kebermaknaan materi kimia
Materi Kimia Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Pembelajaran
Pembelajaran dengan metode e-learning dan pendekatan CTL
Pembelajaran secara konvensional dengan media power point
Post-test (Tes hasil belajar)
Post-test (Tes hasil belajar)
Ada pengaruh penggunaan metode e-learning dengan pendekatan CTL terhadap hasil belajar kimia materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Gambar 2.12 Kerangka Berfikir
39
2.7
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya masih sementara dan perlu
pembuktian lebih lanjut dari suatu permasalahan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H0 :
tidak ada pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia siswa SMA kelas X pada materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks”.
H1 :
ada pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia siswa SMA kelas X pada materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks”.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Penentuan Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian pendidikan dapat berupa hal–hal apa saja
yang berhubungan dengan masalah pendidikan khususnya terjadi di sekolah. Untuk menjelaskan apa yang diteliti diperlukan metode penelitian yang tepat, meliputi penentuan objek penelitian, penyusunan alat pengumpulan data, analisis uji coba instrumen, analisis tahap awal dan analisis tahap akhir. 3.1.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMA kelas X. Siswa SMA kelas X dianggap sebagai satu populasi karena memiliki ciri–ciri yang sama, antara lain memperoleh materi yang sama, dalam hal ini yaitu materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks, memperoleh jam belajar dan memiliki lingkungan belajar yang sama di sekolah. Tabel 3.1 Data Siswa Kelas X No. Kelas Jumlah Siswa 1 X-1 37 2 X-2 37 3 X-3 37 4 X-4 38 5 X-5 35 6 X-6 36 7. X-7 35 8. X-8 34 (Sumber: Administrasi kesiswaan SMA Negeri 1 Bergas 2010/2011)
40
41
3.1.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik cluster random sampling yaitu dengan mengambil dua kelas dari populasi secara acak (diundi) dengan syarat populasi harus normal dan homogen. Salah satu kelas bertindak sebagai kelompok eksperimen yang memperoleh pembelajaran e-learning dengan pendekatan CTL dan kelas yang satu lagi sebagai kelompok kontrol yang memperoleh pembelajaran secara konvensional dengan media powerpoint. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri antara lain siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama dan kelas tidak ada kelas yang diunggulkan. 3.1.3. Variabel Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Semua data atau informasi diwujudkan dalam bentuk angka–angka dan analisisnya menggunakan statistika. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel yaitu : 3.1.3.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu metode pembelajaran. Pada kelompok eksperimen metode pembelajaran yang digunakan adalah e–learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL, sedangkan pada kelompok kontrol digunakan metode konvensional. 3.1.3.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini hasil belajar siswa. Data hasil belajar diperoleh melalui tes tertulis di akhir proses pembelajaran. Tes tertulis ini
42
bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar dengan dua metode pembelajaran yang berbeda. 3.1.3.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kemampuan pengajar, jumlah jam pelajaran yang tersedia, kurikulum, dan kondisi siswa serta lingkungan.
3.2
Tahapan Penelitian Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.2.1 Mengambil data awal kelas X semester II SMA N 1 Bergas berupa data nilai Ulangan Akhir Semester ganjil pelajaran kimia yang akan digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas populasi. 3.2.2 Berdasarkan data yang diperoleh dari 3.2.1 ditentukan sampel penelitian dengan teknik cluster random sampling dengan perimbangan siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas yang unggulan. 3.2.3 Menyusun kisi-kisi instrumen tes uji coba sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai. 3.2.4 Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada di mana instrumen tersebut akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas sampel. 3.2.5 Melaksanakan uji coba instrumen tes pada kelas uji coba di luar populasi (yang sebelumnya telah mendapatkan materi larutan elektrolit dan konsep redoks) dimana instrumen tersebut akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
43
3.2.6 Menganalisis data hasil tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal. 3.2.7 Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat bedasarkan data 3.2.6 . 3.2.8 Melaksanakan pembelajaran dengan metode e–learning
berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. 3.2.9 Melaksanakan tes hasil belajar (post test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3.2.10 Menganalisis hasil tes. 3.2.11 Menyusun laporan hasil penelitian.
3.3
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis true experimental design dengan
menggunakan dua kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 3.2 Desain Eksperimen Kelas Perlakuan Keadaan Akhir Eksperimen
X
0
Kontrol
Y
0 (Sukardi, 2009)
Keterangan: X
: Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode e-learning
Y
: Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode konvensional
0
: Post test untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa antara kedua kelompok (Arikunto, 2006: 86-87).
44
3.4
Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Bergas,
guru, serta lingkungan yang mendukung pelaksanaan penelitian. Data yang diinginkan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar, angket dan lembar observasi yang ketiganya sudah terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. 3.4.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.4.1.1 Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai daftar nama siswa, jumlah siswa yang menjadi anggota populasi serta data nilai kimia pada Ulangan Akhir Semester ganjil kelas X. Data ini diperlukan untuk analisis tahap awal. 3.4.1.2 Metode Tes Metode tes ini bertujuan untuk memperoleh data yang diharapkan dapat mencerminkan daya serap siswa dalam mempelajari materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks. Sebelum tes ini digunakan untuk memperoleh data dari sampel sebagai objek peneitian, terlebih dahulu diadakan uji coba tes pada kelas diluar populasi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes akhir pembelajaran. Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar kognitif setelah diterapkan pembelajaran dengan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL.
45
3.4.1.3 Metode Angket Angket diberikan kepada siswa yang berasal dari kelas eksperimen diakhir pembelajaran, bertujuan untuk mengetahui pendapat atau tanggapan siswa tentang pembelajaran dengan penerapan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL. Hasil angket dianalisis secara deskriptif kemudian ditarik kesimpulan. 3.4.1.4 Metode Observasi Observasi dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai tingkah laku siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Metode observasi digunakan untuk menilai aspek afektif (sikap atau tingkah laku siswa) dalam proses pembelajaran dan psikomotorik (keterampilan siswa) dalam praktikum. Instrumen yang digunakan pada metode ini adalah lembar observasi, yaitu lembar observasi yang berisi indikator-indikator yang dijadikan acuan untuk mengamati kemampuan siswa dari ranah afektif dan psikomotorik selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh dua observer yaitu guru mitra dan satu rekan.
3.5
Instrumen Penelitian Instrumen dalam
penelitian
ini terdiri dari berbagai rancangan
pembelajaran yang berupa silabus, rencana pembelajaran, lembar angket aspek afektif, lembar observasi psikomotorik, dan tes hasil belajar aspek kognitif. Sebelum melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu harus dipersiapkan adalah rancangan
pembelajaran
yang
dituangkan
dalam
silabus
dan
rencana
46
pembelajaran. Berbagai rancangan pembelajaran yang harus dipersiapkan harus sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 3.5.1 Instrumen Penelitian Hasil Belajar Aspek Kognitif 3.5.1.1 Penyusunan Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Langkah–langkah dalam penyusunan instrumen uji coba tes hasil belajar adalah sebagai berikut: 1)
Mengadakan pembatasan terhadap bahan–bahan yang akan diteskan.
2)
Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal tes.
3)
Menentukan jumlah butir soal tes yang akan digunakan untuk pengambilan data.
4)
Menentukan tipe tes yang berbentuk pilihan ganda dengan lima (5) buah pilihan jawaban.
5)
Menentukan komposisi jenjang perangkat pengumpulan data dari penelitian ini adalah ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).
6)
Membuat tabel spesifikasi atau kisi–kisi soal. Kisi–kisi soal disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan tujuan agar sama dengan standar kompetensi yang berlaku.
7)
Menyusun butir tes dengan membuat soal sebanyak 50 butir soal. Semua butir soal diperkirakan memerlukan waktu 90 menit.
3.5.1.2 Pelaksanaan Uji Coba Tes Hasil Belajar Uji coba perangkat tes digunakan untuk menentukan soal–soal yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik.
Instrumen
47
dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan antara lain daya beda, tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas. Apabila persyaratan terpenuhi, maka perangkat tes dikatakan baik dan dapat digunakan untuk penelitian. 1)
Daya Pembeda Soal Untuk mengetahui daya pembeda masing–masing soal seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group). Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah: DP =
JB A JBB JS A
Keterangan : JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar. JS A = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan salah. JSB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah.
(Arikunto, 2009: 213-214) Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Inteval Kriteria Soal dengan DB 0 sangat jelek Soal dengan DB 0,20 jelek Soal dengan DB 0,20 - 0,40 cukup Soal dengan DB 0,40 - 0,70 baik Soal dengan DB 0,70 - 1,00 sangat baik (Sudijono, 2009: 389)
48
2)
Tingkat Kesukaran Soal Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00 (Arikunto, 2009: 207). Rumus untuk menghitung indeks kesukaran soal adalah : TK =
B JS
Keterangan : TK
= indeks kesukaran
B
= banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2009:208) Kriteria soal–soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan indeks kesukaran digunakan klasifikasi sebagai berikut : Tabel 3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran Interval Kriteria Soal dengan TK 0,00 sampai 0,30 soal sukar Soal dengan TK 0,30 sampai 0,70 soal sedang Soal dengan TK 0,70 sampai 1,00 soal mudah (Arikunto, 2009: 210) 3)
Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan peneliti. Validitas yang hendak diamati meliputi : (a)
Validitas Isi Untuk memenuhi validitas isi, sebelum instrumen disusun, peneliti terlebih dahulu harus menyusun kisi–kisi soal sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yang selanjutnya dikonsultasikan dengan
49
dosen pembimbing dan guru pengampu bidang studi kimia kelas X semester 2 pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks. (b)
Validitas Butir Validitas butir dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biserial yaitu sebagai berikut :
rpbis
Mp Mt St
p q
Keterangan:
rpbi
= koefisien korelasi point biseral
Mp
= rerata skor siswa yang menjawab benar
Mt
= rerata skor siswa total
P
= proporsi siswa yang menjawab benar
q
= proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)
St
= standar deviasi dari skor total (Widodo, 2009: 59)
Kemudian harga rpbis diuji dengan uji t yaitu : t
rpbis n 2 1 rpbis
2
Ketentuan soal yang valid apabila thitung lebih besar dari ttabel 0,95 dengan derajat kebebasan (dk = n-2), dan item yang kurang dari
50
ttabel dengan dk = n-2 termasuk item yang tidak valid perlu direvisi atau tidak digunakan (Widodo, 2009: 59). 4)
Reliabilitas Soal Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil dari tes tersebut menunjukkan hasil yang relatif sama atau ajeg. Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR21 dengan rumus : r11 =
k k 1
1
M (k M ) k.Vt
Keterangan : r11
= reliabilitas secara keseluruhan
Vt = St2
= variasi skor total
M =
= skor rata–rata
k
= jumlah butir soal (Arikunto, 2009: 189)
Apabila harga r11 ≥ r tabel
(α = 5%)
maka instrumen reliabel (Arikunto, 2009:
191).
3.5.1.3 Analisis Uji Coba Instrumen Soal Analisis instrumen soal tahap pertama adalah analisis daya pembeda, tingkat kesukaran soal, validitas dan reliabilitasnya. 1)
Analisis Daya Beda Soal Berdasarkan hasil analisis daya beda, jumlah butir soal dan nomor soal dengan kriteria sangat jelek, jelek, cukup, baik, dan sangat baik dapat dilihat pada Tabel 3.5.
51
Tabel 3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Nomor soal Jumlah % 4, 15, 22, 24, 34, 35, 37, 40, 43, 24% 12 Sangat jelek 45, 48, 49 Jelek 1, 7, 9, 11, 14, 16 12% 6 Kriteria
Cukup
Baik Sangat baik
3, 6, 8, 10, 12, 13, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 39, 41, 46, 47, 50. 2, 5, 18, 19, 20, 21, 25, 36, 38, 42, 44 17 Jumlah
20
40%
11
22%
1
2%
50
100 %
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 135. Berdasarkan analisis daya beda soal maka soal-soal yang mempunyai DP ≤ 0,00 dan 0,00 < DP ≤ 0,20 atau dengan kriteria daya beda sangat jelek dan jelek dihilangkan (tidak digunakan) . 2)
Tingkat Kesukaran Soal Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal maka soal-soal yang mempunyai IK = 0,00 dan IK = 1,00 atau indeks kesukaran dengan kriteria sangat sukar dan sangat mudah dihilangkan (tidak dipakai). Untuk hasil analisis taraf kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Kriteria Nomor soal Jumlah Sukar 4, 14, 21, 22, 24, 34, 35, 37, 38, 40, 14 43, 45, 48, 49 Sedang 1, 5, 15, 17, 18, 23, 25, 26, 27, 33, 13 36, 39, 44 Mudah 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 19, 20, 28, 29, 30, 31, 32, 41, 42, 46, 47, 23 50 Jumlah 50
% 28% 26% 46% 100 %
52
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 136.
3)
Uji Validitas Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan jumlah siswa = 34 diperoleh St = 5,04. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 2 diperoleh thitung = 2,59 dan ttabel (dk = 34-2 = 34) = 2,04 tampak dari perhitungan bahwa thitung > ttabel, maka item soal 2 valid. Hasil analisis validitas soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.7.
Kriteria Valid
Tidak valid
Tabel 3.7. Hasil Analisis Validitas Soal Nomor soal Jumlah % 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28 72% 36 29, 30, 31, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 50 1, 4, 14, 15, 22, 24, 34, 35, 37, 40 43, 28% 14 45, 48, 49 Jumlah 100 % 50
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 138. 4)
Reliabilitas Soal Berdasarkan hasil analisis diperoleh data r11 = 0,536 dan pada harga r tebel (α =5%, dk=34)
= 0,349. Karena r11 > rtebel
(α =5%, dk=34)
sehingga soal tersebut
reliabel, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 139 3.5.1.4 Analisis Uji Coba Instrumen Soal Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui daya beda, tingkat kesukaran, validitas dan reliabelitas soal. Berdasarkan hasil analisis 50 butir soal, diperoleh
53
31 soal yang layak digunakan. Kemudian dipilih 30 soal sebagai soal post test dengan komposisi jenjang sebagai berikut : 1)
Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 8 soal = 26,67 %
2)
Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 13 soal = 40 %
3)
Aspek penerapan (C3) terdiri dari 5 soal = 18 %
4)
Aspek analisis (C4) terdiri dari 4 soal = 10 % 30 butir soal yang dipakai untuk analisis hasil post test dipilih berdasarkan
distribusi soal dan tingkat kesukaran soal, soal yang telah dipilih kemudian dibuat kisi-kisi soal post test.
Kriteria Soal layak pakai Soal dipakai
Tabel 3.8 Hasil Analisis Uji Coba Soal Nomor soal 2, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 50 2, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 36, 38, 39, 42, 44, 46, 47, 50
3.5.2 Instrumen Lembar Observasi Aspek Afektif 3.5.2.1 Penyusunan Instrumen Uji Coba Lembar Observasi Aspek Afektif Instrumen Lembar Observasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam aspek afektif. Adapun langkah-langkah penyusunan lembar observasi ini adalah sebagai berikut : 1)
Menentukan tujuan Tujuan dari lembar observasi ini adalah mengamati sikap atau tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran sebagai hasil belajar afektif.
2)
Menentukan aspek pengukuran
54
Aspek merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif. 3)
Menentukan skor aspek Aspek yang diukur, ditetapkan skornya.
4)
Menyusun kriteria penskoran Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria penskoran yang dimaksud yaitu pada tiap aspeknya terdiri dari lima pilihan.
3.5.2.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Skala Hasil Belajar Afektif Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa di luar populasi. Uji coba dimaksudkan agar skala hasil belajar afektif yang digunakan dapat memenuhi kriteria-kriteria tentang skala keterampilan belajar yang baik. Kemudian hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen itu memenuhi syarat atau tidak apabila digunakan sebagai alat pengambil data. Setelah uji coba, instrumen skala hasil belajar afektif perlu dianalisis yang meliputi validitas dan reliabilitasnya. 1)
Validitas instrumen skala hasil belajar afektif Pengujian validitas instrumen ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2007: 352). Dalam hal ini ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing skripsi. Skala hasil belajar
55
afektif yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli dapat dikatakan valid. 2)
Reliabilitas instrumen skala hasil belajar afektif Untuk menguji reliabilitas hasil belajar afektif digunakan dua pengamat atau observer, skor yang diperoleh pada observer I maupun pada observer II kemudian diberi rank. Untuk menghitung reliabilitas hasil belajar afektif digunakan rumus korelasi peringkat Spearman-Brown : Rho = 1
6 b2 n n2 1
Keterangan : Rho
= reliabilitas instrumen
b
= beda (rank observer I- rank observer II)
n
= ukuran/ jumlah sampel (Widodo, 2009: 61).
Harga Rho kemudian dikonsultasikan dengan rtabel, harga Rho minimum 0,60 atau melebihi harga rtabel maka lembar pengamatan sudah dapat dinyatakan reliabel. Berdasarkan uji lembar pengamatan yang telah dilaksanakan dengan N = 15, diperoleh harga Rho = 0,63. Karena Rho(0,63) ≥ rtebel(0,60) sehingga lembar pengamatan tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 41 halaman 228.
3.5.3 Instrumen Lembar Observasi Aspek Psikomotorik 3.5.3.1 Penyusunan
Instrumen
Uji
Coba
Lembar
Observasi
Aspek
Psikomotorik Instrumen Lembar Observasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
56
siswa dalam aspek psikomotorik. Adapun langkah-langkah penyusunan lembar observasi ini adalah sebagai berikut : 1)
Menentukan tujuan Tujuan dari lembar observasi ini adalah mengamati sikap dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran sebagai hasil belajar psikomotorik.
2)
Menentukan aspek pengukuran Aspek merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur hasil belajar psikomotorik.
3)
Menentukan skor aspek Aspek yang diukur, ditetapkan skornya.
4)
Menyusun kriteria penskoran Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria penskoran yang dimaksud terdiri dari tiga pilihan yaitu baik, cukup, dan tidak baik.
3.5.3.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Skala Hasil Belajar Psikomotorik Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa di luar populasi. Uji coba dimaksukan untuk mengetahui apakah instrumen itu memenuhi syarat atau tidak apabila digunakan sebagai alat pengambil data. Setelah uji coba, instrumen hasil belajar psikomotorik dianalisis validitas dan reliabilitasnya. 1)
Validitas instrumen skala hasil belajar psikomotorik Pengujian validitas instrumen ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat ahli.
57
Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2007: 352-353). Dalam hal ini ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing skripsi. Skala hasil belajar psikomotorik yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli dapat dikatakan valid. 2)
Reliabilitas instrumen skala hasil belajar psikomotorik Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada objek yang sama (Arikunto, 2009: 178). Reliabilitas keterampilan belajar atau psikomotorik sebelum dianalisis, skor yang diperoleh pada observer I maupun pada observer II diberi rank dengan rumus korelasi peringkat Spearman-Brown : Rho = 1
6 b2 n n2 1
Keterangan : Rho
= reliabilitas instrumen
b
= beda (rank observer I- rank observer II)
n
= ukuran/ jumlah sampel (Widodo, 2009: 61).
Harga Rho kemudian dikonsultasikan dengan rtabel, harga Rho minimum 0,60 atau melebihi harga rtabel maka lembar pengamatan sudah dapat dinyatakan reliabel. Berdasarkan uji lembar pengamatan yang telah dilaksanakan dengan N = 15, diperoleh harga Rho= 0,6346. Karena Rho (0,634571429)
≥ rtebel
0,60
sehingga lembar pengamatan tersebut reliabel.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 47 halaman 238.
58
3.5.4 Instrumen Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa 3.5.4.1 Penyusunan Instrumen Uji Coba Lembar Angket Kuesioner Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan menggunakan metode e-learning. Adapun langkahlangkah penyusunan instrumen ini adalah sebagai berikut: 1)
Menentukan alokasi waktu Alokasi waktu yang digunakan yaitu 20 menit.
2)
Menyusun jumlah pernyataan Jumlah pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini 20 nomor.
3)
Menentukan tipe pernyataan Dalam penelitian ini bentuk kuesioner yang dipergunakan dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
4)
Menyusun kisi-kisi Kisi-kisi kuesioner disusun dengan mengacu pada aspek-aspek tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia yang terdiri dari dua harapan, yaitu harapan guru dan harapan siswa.
5)
Penyusunan butir pernyataan kuesioner Setelah kisi-kisi dibuat, langkah selanjutnya membuat pertanyaan.
3.5.4.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Lembar Kuesioner Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa di luar populasi. Uji coba dimaksukan untuk mengetahui apakah lembar kuesioner itu memenuhi syarat atau tidak apabila digunakan sebagai alat pengambil data.
59
Analisis lembar kuesioner meliputi validitas dan reliabilitas. 1)
Validitas instrumen lembar kuesioner Pengujian validitas ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2009: 352-353). Dalam hal ini ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing skripsi, lembar kuesioner yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli sudah dapat dikatakan valid.
2)
Reliabilitas instrumen lembar kuesioner Reliabilitas diukur teknik Alfa Cronbach, yaitu teknik pengujian reliabilitas untuk jenis data interval/essay. α=
k (k 1)
1
σ σ
2 b
2 t
keterangan : α
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir 2
= varians skor butir
2
= varians skor total (Widodo, 2009: 60)
b
t
Harga kemudian dikonsultasikan dengan rtabel untuk mengetahui apakah instrument reliabel atau tidak (taraf nyata 5%). Berdasarkan uji coba angket yang telah dilaksanakan dengan responden = 30, diperoleh harga α = 0,655. Karena α
(0,655)
≥ 0,60 maka lembar angket tanggapan siswa
tersebut sudah reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
60
lampiran 54 halaman 250.
3.6
Analisis Data Analisis data yang digunakan terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap awal
dan tahap akhir. 3.6.1 Analisis Tahap Awal Analisis tahap awal digunakan untuk melihat kondisi awal populasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji normalitas , homogenitas dan analisis kesamaan keadaan awal populasi. 3.6.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas merupakan bagian pendahuluan yang penting dalam menganalisis data. Hasil uji kenormalan ini berhubungan dengan jenis statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Jika data berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan statistik parametrik, akan tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik. Data yang digunakan untuk uji normalitas diambil dari data tes sebelumnya. Uji kenormalan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji chi kuadrat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : k
x2 l 1
keterangan: 2
=
nilai chi kuadrat
(Oi Ei ) 2 Ei
61
Oi
=
frekuensi yang diperoleh
Ei
=
frekuensi yang diharapkan
k
=
banyak kelas interval
i
=
1,2,3,....,k
2
Harga
hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan
2
tabel dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k-3. Data berdistribusi normal jika hitung <
2
2
tabel (Sudjana, 2005: 273).
3.6.1.2 Uji Homogenitas Metode yang digunakan untuk menentukan uji homogenitas atau kesamaan variansi adalah uji Bartlett, karena populasinya lebih dari dua kelas. Perhitungannya mengunakan rumus sebagai berikut. Menghitung Variansi gabungan S
(ni 1) si 2
2
(ni 1)
Menghitung Koefisien Bartlett
B
(log S 2 )
Menghitung
(ni 1) 2
data
Keterangan : Si 2
: Variasi masing-masing kelompok
S2
: Variasi gabungan
B
: Koefisien Bartlett
ni
: Jumlah sampel
62
2
Harga
hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan
2
tabel dengan
taraf signifikan ( ) = 5% dan derajat kebebasan (dk) = k–1. Populasi homogen jika
2
hitung <
2
(1- )(k-1) (Sudjana, 2005: 262-263).
3.6.1.3 Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi (Uji Anava) Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari kelas-kelas dalam populasi, dengan H =
1
=
2
= .....=
k
Hipotesis diterima apabila Fdata < F(0,95)
(k-1, ni-k).
Perhitungannya akan
menggunakan rumus berikut :
F
Ay /( K 1) Dy / (ni K )
dengan : Jumlah kuadrat rata-rata (Ry)
Ry
(
xi) 2
n Jumlah kuadrat antar kelompok (Ay)
( xi) 2 Ry ni Jumlah kuadrat total (Jk tot) Ay
Jk tot = jumlah kuadrat–kuadrat (jk) dari semua nilai pengamatan. Jumlah kuadrat dalam (Dy) Dy = Jk tot – Ry – Ay (Sudjana, 2005: 305) Tabel 3.9 Ringkasan Uji Kesamaan Varians (ANAVA) Sumber variasi dK JK KT Rata-rata 1 Ry K = A : Ry: 1 Antar kelompok k-1 Ay A = Ay : (k-1) Dalam kelompok Σ (ni – 1) Dy D = Dy : (Σ (ni-1) Total
Σ ni
Σ X2
F A D
63
3.6.2 Analisis Tahap Akhir Analisis data tahap akhir dilakukan setelah di berikan post test pokok materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks. Pengujian tahap akhir meliputi : 3.6.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tes dari kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji chi kuadrat yaitu : k
x2 l 1
(Oi Ei ) 2 Ei
keterangan : 2
= nilai chi kuadrat
Oi
= frekuensi yang diperoleh
Ei
= frekuensi yang diharapkan
k
= banyak kelas interval
i
= 1,2,3,....,k
(Sudjana, 2005:273). Harga
2
hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan
2 tabel dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k-3. Data berdistribusi normal jika hitung <
2
2
tabel.
3.6.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan uji hipotesis yang digunakan. Rumus uji kesamaan dua varians :
64
F= (Sudjana, 2005:250). Dengan kriteria jika harga F hitung < Ftabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen. 3.6.2.3 Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak kanan, yang diuji adalah : Ho :
1
Hasil belajar siswa dengan metode e-learning berbasis
2
MOODLE lebih rendah daripada dengan menggunakan metode konvensional. H1 :
1
>
Hasil belajar siswa dengan metode e-learning berbasis
2
MOODLE lebih tinggi daripada dengan menggunakan metode konvensional. keterangan : µ1
=
rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen
µ2
=
rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol
Uji t dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu : 1)
Jika varians kedua kelompok sama maka rumus t yang digunakan adalah:
t
(X1 S
keterangan : x1
1 n1
X2) 1 n2
S2 dengan
rata-rata nilai kelompok eksperimen
(n1 1) S12 (n2 1) S 22 n1 n2 2
65
x2
rata-rata nilai kelompok kontrol
S12 = varians nilai-nilai kelompok tes eksperimen S22 = varians nilai-nilai kelompok tes kontrol n1 = jumlah anggota kelompok eksperimen n2 = jumlah anggota kelompok kontrol S2= varians gabungan (Sudjana, 2005: 239). Kriteria pengujian adalah : terima Ho, jika tdata ≤ ttabel(1-α) dimana t1-α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+ n2 - 2) dan peluang (1-α). (Sudjana 2005: 243). 2)
Jika varians kedua kelompok tidak sama maka rumus t yang digunakan :
t'
(X1
X2)
S1 n1
S2 n2
keterangan : rata-rata nilai kelompok eksperimen x1
x2
rata-rata nilai kelompok kontrol
S12 = varians nilai-nilai kelompok tes eksperimen S22 = varians nilai-nilai kelompok tes kontrol n1 = jumlah anggota kelompok eksperimen n2 = jumlah anggota kelompok kontrol Kriteria pengujian adalah tolak hipotesis Ho jika diperoleh :
dengan
W1
S12 , t1 n1
t (1 a )(n1 1)
66
W2
S 22 , t2 n2
t (1 a )(n 2 1)
Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 - α) sedangkan dk yang digunakan masing-masing (n – 1) dan (n – 1) (Sudjana, 2005: 1
2
243). 3.6.2.4 Analisis Terhadap Pengaruh Variabel Untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, digunakan koefisien korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah :
rbis
(Y 1 Y 2 ) pq uSy
keterangan : Y1
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
Y2
= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
Sy
= simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok
p
= proporsi siswa kelompok eksperimen
q
= proporsi siswa kelompok kontrol
u
= tinggi ordinat pada kurva normal pada titik 2 yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q (Sudjana, 2005:390). Tabel 3.10 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi Biserial (r ) b
Interval Koefisien 0,00 ≤ x < 0,199 0,20 ≤ x < 0,399 0,40 ≤ x < 0,599 0,60 ≤ x < 0,799 0,80 ≤ x ≤ 1,000 (Sugiyono, 2007: 231).
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
67
3.6.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dalam hal ini adalah pengaruh metode e - learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap hasil belajar kimia materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks. Rumus yang digunakan adalah :
KD rb 2 .100% Keterangan : KD
= koefisien determinasi.
rb2
= indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien korelasi biserial. (Sudjana, 2005: 369)
3.6.2.6 Uji Ketuntasan Belajar Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau tidak. Data yang digunakan dalam uji ini adalah nilai post test kimia siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Bergas tahun ajaran 2010/2011. Uji ketuntasan belajar dihitung tiap kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Rumus untuk menguji ketuntasan belajar individual adalah: t=
x S n
Hipotesis :
68
Ho
: µ < 65
H1
: µ ≥ 65
Kriteria yang digunakan adalah : H0 diterima jika thitung < t(n-1)(1-α). keterangan : : rata-rata hasil belajar s
: simpangan baku
n
: banyaknya siswa
(Sudjana, 2005: 227). Masing-masing kelompok eksperimen selain dihitung ketuntasan belajar individu juga dihitung ketuntasan belajar klasikal (keberhasilan kelas). Menurut Mulyasa (2007: 254) keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal yaitu : %
n
X 100%
keterangan: n
: jumlah seluruh siswa
x
: jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
3.6.2.7 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Belajar Kognitif Analisis tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
69
Nilai
JawabanBenar soal
Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 dinyatakan mengalami kesulitan belajar, sedangkan siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65 dinyatakan telah tuntas belajar.
3.6.2.8 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Belajar Afektif Untuk menghitung nilai hasil belajar afektif yaitu sikap siswa terhadap pembelajaran kimia pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan rumus sebagai berikut: Nilai
Jumlah Skor x 100% Skor maksimum
Tabel 3.11 Kriteria Nilai Afektif Interval Koefisien Tingkat Hubungan 85 < X ≤ 100 Sangat baik 70 < X ≤ 85 Baik 55 < X ≤ 70 Cukup 40 < X ≤ 55 Kurang 25 < X ≤ 40 Sangat kurang
3.6.2.9 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Belajar Psikomotorik Untuk menghitung nilai hasil belajar psikomotorik yaitu keterampilan siswa dalam kegiatan praktikum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan rumus sebagai berikut: Nilai
Jumlah Skor x 100% Skor maksimum
70
Kriteria penskoran hasil belajar psikomotorik tiap individu dan hasil belajar psikomotorik kelas secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Kriteria Nilai Psikomotorik Interval Koefisien 85 < X ≤ 100 70 < X ≤ 85 55 < X ≤ 70 40 < X ≤ 55 25 < X ≤ 40
Tingkat Hubungan Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Berdasarkan pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di
SMA Negeri 1 Bergas pada pelajaran kimia materi larutan elektrolit dan konsep redoks pada kelas X diperoleh hasil pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik sebagai berikut. Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Aspek Kognitif Kelas
n
Ratarata
SD
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Eksperimen Kontrol
34 35
76,61 69,80
7,18 9,31
90 90
60 53
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Aspek Afektif Kelas
n
Rata-rata
Eksperimen Kontrol
46 46
76,61 69,80
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Kelas
n
Rata-rata
Eksperimen Kontrol
46 46
76,61 69,80
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal (Data Populasi) Analisis data tahap awal dilakukan untuk membuktikan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal diambil dari nilai ulangan akhir semester I mata pelajaran kimia kelas X SMA Negeri 1 Bergas.
71
72
4.1.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji kenormalan ini menetukan jenis statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Hasil perhitungan uji normalitas data nilai ulangan semester 1 kimia siswa kelas X dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Normalitas Data Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Kelas X Sumber variasi Kelas 2 χ hitung dk χ2tabel Kriteria X-1 7,97 4 9,49 Normal X-2 6,22 4 9,49 Normal X-3 6,33 4 9,49 Normal X-4 6,95 4 9,49 Normal X-5 7,81 4 9,49 Normal X-6 7,55 4 9,49 Normal X-7 5,57 4 9,49 Normal X-8 3,59 4 9,49 Normal
Suatu populasi dikatakan normal jika
2
perhitungan uji normalitas untuk kelas X-1 diperoleh
5 % dan dk = 3 diperoleh
2
tabel
2
hitung
2
hitung
= 9,49. Dengan demikian
tabel
, dari hasil
= 7,97 dengan 2
hitung
2
tabel
,
sehingga kelas X-1 dinyatakan berdistribusi normal. Karena data populasi berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Perhitungan uji normalitas halaman 203-210.
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20-27
73
4.1.1.2 Uji Homogenitas Populasi Uji homogenitas populasi dilakukan dengan menggunakan uji Barlet diperoleh 2
tabel
2
hitung
= 10,63 dan untuk
= 14,07. Karena
2
hitung
2
5 % dengan dk (k-1) = (8-1) = 7 diperoleh tabel
maka populasi mempunyai varians sama
atau homogen. Pengambilan kelas sampel dilakukan secara acak, sehingga diperoleh kelas X-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-7 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran konvensional dengan bantuan media power point. Hasil uji homogenitas populasi dapat dilihat pada tabel 4.5 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 211.
Data Nilai ulangan akhir semester I
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Populasi χ2 hitung χ2tabel Kriteria 10,63
14,07
Homogen
4.1.1.3 Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi Hasil analisis data uji kesamaan keadaan awal populasi atau hasil uji ANAVA satu arah dapat dilihat pada tabel 4.3. Uji kesamaan rata – rata dilakukan dengan menggunakan uji F, dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 0,174 dan Ftabel = 2,042 dengan kriteria Ho diterima apabila Fhitung Fhitung
F
k 1, n k
. Karena
F0, 05 2, 042 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan keadaan
awal dari kedelapan kelas anggota populasi tersebut.
74
Tabel 4.6 Hasil Uji Anava Satu Arah Data Fhitung Ftabel Kriteria Nilai ulangan akhir semester I
0,174
2,042
tidak ada perbedaan
Perhitungan uji kesamaan keadaan awal populasi dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 212-213.
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir Analisis data tahap akhir dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. Data yang digunakan untuk analisis tahap ini meliputi data nilai post test, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Analisis data tahap akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji hipotesis, uji ketuntasan belajar individual dan klasikal serta analisis deskriptif data hasil belajar afektif dan psikomotorik. 4.1.2.1 Uji Normalitas Data yang dianalisis diambil dari hasil ulangan akhir (post test) materi larutan elektrolit dan konsep redoks. Suatu populasi dikatakan berdistribusi 2
normal jika
eksperimen diperoleh dk(k-3;7-3) = 4 diperoleh 2
hitung
2
hitung
2
tabel
hitung
2
, dari hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas = 7,63, dari daftar Chi-kuadrat dengan
tabel
= 9,49. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh
= 4,75, dari daftar Chi-kuadrat dengan
diperoleh
2
tabel
5 % dan
= 9,49 .Dengan demikian
2
hitung
5 % dan dk(k-3;7-3) = 4 2
tabel
, sehingga populasi
dinyatakan berdistribusi normal. Hasil uji normalitas post-test dapat dilihat pada tabel 4.7.
75
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Post test Kelas
χ2hitung
dk
χ2tabel
Kriteria
Eksperimen 7,63 4 9,49 Normal Kontrol 4,75 4 9,49 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31-32 halaman 215216.
4.1.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Berdasarkan hasil perhitungan untuk kelas eksperimen diperoleh varians = 81,26 dan varians untuk kelas kontrol = 49,07. Dari perbandingannya diperoleh F hitung = 1,65 dan dari tabel distribusi F dengan
5 % dan dk pembilang = 33 serta dk penyebut = 34, diperoleh Ftabel = 1,99. Karena F hitung < F tabel, maka Ho diterima yang berarti kedua kelas homogen atau mempunyai varians sama. Hasil uji kesamaan dua varians data post test dapat dilihat pada tabel 4.8.
Data
Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test Kriteria Kelas S2 dk Fhitung Ftabel Eksperimen
81,26
33
1,71
1,99
Kontrol
49,07
34
1,71
1,99
Post-test
Kedua kelas mempunyai varians yang sama
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33 halaman 217.
4.1.2.3 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Belajar Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kimia kelas kontrol. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia digunakan uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan.
76
Dari perhitungan diperoleh rata – rata hasil belajar kelas eksperimen x 1 = 77,65 dan rata – rata kelas kontrol x 2 = 67,86, dengan n1 = 34 dan n2 = 35 diperoleh t hitung = 5,02. Dengan
5 % dan dk(n1+n2-2) = 34 + 35 – 2 = 67,
diperoleh ttabel = 1,67. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ratarata hasil belajar kimia kelas eksperimen yang menggunakan metode e-learning lebih baik dari rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hasil uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-test Kelas Rata-rata n dk thitung ttabel Kriteria Terdapat Eksperimen 77,65 34 perbedaan rata67 5,02 1,67 rata pada dua Kontrol 67,86 35 kelas tersebut Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34 halaman 218.
4.1.2.4 Uji Hipotesis Uji hipotesis ini digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL pada kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh, berikut merupakan perhitungan uji hipotesis. 1)
Analisis Terhadap Pengaruh Antar Variabel Berdasarkan data diperoleh besarnya Y1 = 77,65; Y2 = 67,86; Sy = 9,39; p = 0,49; q = 0,51 dan z = 0,02 (diperoleh dari tabel daftar F).
77
Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial = 0,39. Perhitungan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 35 halaman 219. 2)
Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini kontribusi penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,65, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) adalah 42,63%. Jadi besarnya kontribusi penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks sebesar 42,63%. Perhitungan koefisien determinasi hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 36 halaman 220.
4.1.2.5 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Uji ketuntasan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau tidak. Secara statistik siswa dikatakan tuntas apabila rata-rata hasil belajar kognitifnya lebih besar atau sama dengan 65.
78
Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar kelas eksperimen diperoleh t hitung = 8,18, dengan kriteria uji pihak kiri, untuk diperoleh t(0,95)(33) = 2,034. Karena thitung > t(1-
5 % dan dk (n – 1) = 34 – 1 = 33 )(n-1)
maka dapat disimpulkan bahwa
rata – rata hasil belajar kelas eksperimen > 65 atau dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan hasil perhitungan pada kelas kontrol diperoleh t hitung = 2,41, dengan kriteria uji pihak kiri, untuk t(0,95)(34) = 2,032. Karena thitung > t(1-
5 % dan dk (n – 1) = 35 – 1 = 34 diperoleh )(n-1)
maka dapat disimpulkan bahwa rata –
rata hasil belajar kelas eksperimen > 65 atau dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar. Hasil uji statistik ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik Ketuntasan Belajar Individual Kelas Kelas thitung ttabel Kriteria Eksperimen X-8 8,18 2,034 Tuntas Kontrol X-7 2,41 2,032 Tuntas Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38-39 halaman 222-223. Berdasarkan hasil uji ketuntasan belajar individual untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan untuk hasil persentase ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11. Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas
Kelas
N
Rata-rata
X
%
Kriteria
Eksperimen X-8 34 77,65 30 88,23% Tuntas Kontrol X-7 35 67,86 27 68,57% Tidak Tuntas Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38-39 halaman 222-223.
79
Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelas eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar karena persentase ketuntasan belajar klasikal (keberhasilan kelas) yaitu sebesar 88,23% lebih dari 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut yang telah mencapai ketuntasan individu. Sedangkan persentase ketuntasan belajar klasikal pada kelas kontrol sebesar 68,57% yang berarti kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar karena kurang dari 85%. 4.1.2.6 Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Ranah afektif yang digunakan untuk menilai siswa ada sepuluh aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina dan dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 44 halaman 231. Sedangkan rata-rata nilai afektif pada kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran, dan ringkasannya pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Rata-Rata Nilai Afektif Pada Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek
Mean
Kategori
Kehadiran di kelas Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas Keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas Perhatian dalam mengikuti pelajaran Kejujuran Kecakapan bertanya di dalam kelas Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/suatu informasi Menggali informasi melalui alat/sumber belajar lain Kerjasama Kemampuan memecahkan masalah
4,29 4,31
Sangat Tinggi Sangat Tinggi
3,51
Tinggi
3,64 3,48 3,53 3,42
Tinggi Sedang Tinggi Sedang
4,31
Sangat tinggi
3,47 3,48
Sedang Sedang
80
Untuk hasil rata-rata ranah afektif kelas kontrol, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 45 halaman 233. Sedangkan ringkasannya disajikan pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Rata-Rata Nilai Afektif Pada Kelas Kontrol No
Aspek
Mean
Kategori
Kehadiran di kelas Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas 3 Keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas 4 Perhatian dalam mengikuti pelajaran 5 Kejujuran 6 Kecakapan bertanya di dalam kelas 7 Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/suatu informasi 8 Menggali informasi melalui alat/sumber belajar lain 9 Kerjasama 10 Kemampuan memecahkan masalah Untuk melihat perbedaan hasil belajar ranah
4,37 3,72
Sangat Tinggi Tinggi
3,52
Tinggi
3,17 3,24 3,54 3,11
Sedang Sedang Tinggi Sedang
3,12
Sedang
1 2
3,22 Sedang 3,25 Sedang afektif pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol pada tiap aspeknya dapat dilihat pada gambar 4.1.
5 4 KELAS EKSPERIMEN
Rata-Rata Skor
3
2
KELAS KONTROL
1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aspek
Gambar 4.1 Penilaian ranah afektif pada kelas eksperimen dan kontrol
81
Rerata nilai aspek afektif siswa pada kelas eksperimen mencapai 74,94 dan kelas kontrol sebesar 69,37.
4.1.2.7 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Terdapat 15 aspek yang digunakan untuk menilai ranah psikomotorik siswa. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa untuk dibina lagi dan dikembangkan. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 50 halaman 241, sedangkan hasil rata-rata ranah psikomotorik pada kelas eksperimen ringkasannya dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Rata-Rata Nilai Psikomotorik Pada Kelas Eksperimen No
Aspek
Mean
Kategori
1.
Melakukan setting alat dan bahan
2,45
Tinggi
2.
Membawa minuman kemasan sebagai bahan percobaan Membawa minuman kemasan sebagai bahan percobaan.
2,47
Tinggi
2,39
Tinggi
4.
Terampil merangkai alat uji larutan elektrolit
2,41
Tinggi
5.
Alat uji larutan elektrolit dapat berfungsi
2,47
Tinggi
3.
82
6.
Menggunakan alat dan bahan dengan efisien
2,27
Sedang
7.
Partisipasi dalam kelompok
2,55
Tinggi
8.
Terampil mencelupkan elektroda
2,51
Tinggi
9.
Terampil mengamati nyala lampu
2,39
Tinggi
10. Terampil mengamati gelembung gas
2,47
Tinggi
11. Terampil membaca skala voltmeter
2,48
Tinggi
12. Melakukan percobaan sesuai dengan alur kerja
2,47
Tinggi
13. Mencatat data dengan tepat dan lengkap
2,45
Tinggi
14. Melaporkan hasil praktikum sementara
2,44
Tinggi
15. Membersihkan alat praktikum
2,29
Sedang
Untuk hasil rata-rata ranah psikomotorik kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.14. Sedangkan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 51 halaman 243.
Tabel 4.15 Rata-Rata Nilai Psikomotorik Pada Kelas Kontrol No
Aspek
1.
Melakukan setting alat dan bahan
2.
Membawa minuman kemasan sebagai bahan percobaan Membawa minuman kemasan sebagai bahan percobaan
3.
Mean
Kategori
2,38
Tinggi
2,26
Sedang
2,29
Sedang
4.
Terampil merangkai alat uji larutan elektrolit
2,33
Tinggi
5.
Alat uji larutan elektrolit dapat berfungsi
2,41
Tinggi
83
6.
Menggunakan alat dan bahan dengan efisien
2,26
Sedang
7.
Partisipasi dalam kelompok
2,32
Tinggi
8.
Terampil mencelupkan elektroda
2,33
Tinggi
9.
Terampil mengamati nyala lampu
2,39
Tinggi
10. Terampil mengamati gelembung gas
2,35
Tinggi
11. Terampil membaca skala voltmeter
2,36
Tinggi
12. Melakukan percobaan sesuai dengan alur kerja
2,36
Tinggi
13. Mencatat data dengan tepat dan lengkap
2,26
Sedang
14. Melaporkan hasil praktikum sementara
2,26
Sedang
15. Membersihkan alat praktikum
2,19
Sedang
Untuk melihat perbedaan hasil belajar ranah psikomotorik pada kelas eksperimen dan kontrol pada tiap aspeknya dapat dilihat pada gambar 4.2.
Rata-Rata Nilai Psikomotorik
3 2,5 2
1,5
KELAS EKPERIMEN
1
KELAS KONTROL
0,5
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
Aspek Penilaian Psikomotorik
Gambar 4.2 Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol Rerata nilai aspek psikomotorik siswa pada kelas eksperimen mencapai 82,93 dan kelas kontrol sebesar 78,93.
84
4.1.2.8 Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL pada materi larutan elektrolit dan konsep redoks. Hasil penyebaran angket dapat dilihat pada tabel 4.16.
No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tabel 4.16. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran SS S TS STS Pernyataan (%) (%) (%) (%) Saya senang dengan mata pelajaran 14,63 41,46 26,82 0 kimia karena bermanfaat bagi kehidupan. Saya senang dengan media 14,63 60,97 7,317 0 pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan media 14,63 56,09 2,43 9,75 elektronik mendorong saya untuk lebih berinovasi. Saya dapat dengan mudah 17,07 51,21 14,63 0 memahami pelajaran kimia yang diajarkan guru karena metode mengajar yang sesuai. Pengaitan materi kimia dengan 24,39 51,21 7,31 0 kehidupan sehari-hari membuat saya tertarik untuk belajar kimia. Pada setiap pembelajaran kimia, 9,75 73,17 0 0 saya ingin kegiatan pembelajaran menggunakan metode e-learning bisa diterapkan. Saya berusaha bertanya kepada 19,51 46,34 4,87 12,19 guru jika kurang memahami materi kimia yang diajarkan dan menjawab pertanyaan yang
85
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. 15. 16.
17.
18.
19. 20.
diberikan oleh guru dengan rasa percaya diri. Saya selalu mencatat materi dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh Saya selalu membawa buku kimia yang digunakan dalam pembelajaran Saya berusaha aktif dalam diskusi kelas dengan bertanya atau memberi tanggapan mengenai materi diskusi Guru kimia saya memberi memotivasi siswa agar mengumpulkan tugas tepat waktu. Guru kimia saya mau membantu saya saat kesulitan memahami materi kimia yang diajarkan. Guru kimia saya memberikan perhatian kepada siswa saat proses pembelajaran Guru kimia melibatkan saya saat proses pembelajaran. Guru kimia saya menguasai materi yang diajarkan Guru kimia saya menyampaikan materi dengan mengaitkan kimia dengan kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah saya dalam memperoleh kebermaknaan kimia. Semua materi kimia dapat dijelaskan guru dengan baik dan mudah dipahami. Guru kimia saya mengajar dengan metode pembelajaran yang menarik. Guru kimia saya tidak terlambat masuk kelas. Guru kimia saya membagikan hasil
17,07
56,09
9,75
0
19,51
51,21
12,19
0
21,95
41,46
19,51
0
2,43
63,41
14,63
2,43
26,82
48,78
7,31
0
24,39
39,02
12,19
7,31
7,317
60,97
14,63
0
31,70
41,46
9,75
0
12,19
53,65
17,07
0
26,82
51,21
0
4,87
24,39
48,78
9,75
0
19,51
46,34
17,07
0
19,51
56,09
7,31
0
86
tes kepada siswa.
Dari tabel hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai pembelajaran yang menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah meraih kebermanfaatan materi yang dipelajari, hal ini dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa yang meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat belajar. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran juga dapat dilihat pada gambar 4.3 dan perhitungan lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 55 halaman 252 .
% Jumlah responden
80 70 60
SS
50
S
40
TS
30
STS
20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan dalam angket
Gambar 4.3 Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL
4.2
Pembahasan
87
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bergas tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri atas delapan kelas dengan jumlah siswa sebanyak 289 orang. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, peneliti terlebih dahulu melakukan analisis tahap awal terhadap populasi. Data yang digunakan dalam analisis tahap awal adalah nilai ujian akhir semester I mata pelajaran kimia kelas X SMA Negeri 1 Bergas tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh F hitung sebesar 0,17 sedangkan Ftabel yaitu 2,04. Harga F hitung lebih kecil dari Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung berada pada daerah penerimaan Ho. Hal ini menunjukkan bahwa data masing-masing kelas berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama (homogen) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata kelas. Hasil perhitungan ini selanjutnya digunakan untuk menetapkan kelas yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol secara acak dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil pengambilan sampel, kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X-8 sedangkan kelas kontrol yaitu kelas X-7. Pada kelas eksperimen pembelajaran kimia menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE
dengan
pendekatan
CTL
yang
meliputi
pemberian
materi
pembelajaran, tugas dan pekerjaan rumah melalui media e-learning yaitu MOODLE. Waktu pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama yaitu 14 jam pelajaran. Penelitian ini dilakukan selama delapan pertemuan, tugas dan pekerjaan rumah diberikan setiap submateri selesai dan dapat diunduh
88
siswa secara mandiri melalui halaman MOODLE. Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran kimia diberikan seperti yang biasa diajarkan guru mitra dengan berbantuan media power point. Tes akhir baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan setelah proses pembelajaran usai, untuk memperoleh hasil pembelajaran siswa. 4.2.1 Hasil Belajar Aspek Afektif Berdasarkan pengamatan peneliti selama pembelajaran berlangsung terlihat kondisi yang berbeda antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini terlihat pada grafik aspek afektif yang ada dibawah ini. Pada aspek nomor 2, 4 dan 8 terdapat perbedaan rata-rata skor yang berarti antara kedua kelas tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 yaitu perbandingan aspek afektif kelas eksperimen dan kontrol pada halaman 80. Aspek tersebut antara lain keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas, perhatian dalam mengikuti pelajaran, kejujuran serta menggali informasi melalui alat atau sumber belajar lain pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sehingga mempengaruhi perbedaan rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kontrol yaitu pada kelas eksperimen sebesar 77,94 dan kelas kontrol 69,37. Dengan adanya metode pembelajaran e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas eksperimen ternyata memberikan suasana yang baru bagi siswa, sehingga antusias atau rasa keingintahuan mereka terhadap pembelajaran kimia menjadi tinggi. Penyampaian materi pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) memberikan kemudahan bagi siswa dalam membangun atau
89
mengkontruksi pengetahuan dan keterampilan dari apa yang sedang dipelajarinya, sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran kimia menjadi tinggi. Oleh karena itu, nilai aspek afektif mengenai perhatian siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Penggunaan pendekatan CTL pada kelas eksperimen ternyata memberikan pengaruh pada kejujuran siswa. Sistem penilaian pada CTL yang mengacu pada authentic assessment yaitu proses penilaian yang diperoleh dari berbagai macam kegiatan selama pembelajaran. Penilaian yang menyeluruh memotivasi siswa untuk memaksimalkan kemampuannya pada setiap proses pembelajaran. Sehingga mereka tidak terpacu pada penilaian hasil akhir saja, hal inilah yang menjadikan mereka dapat mengikuti setiap proses kegiatan pembelajaran dengan penuh kejujuran. Oleh karena itu, nilai aspek afektif mengenai kejujuran siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Pemanfaatan MOODLE sebagai media pembelajaran secara online memberikan perubahan pola budaya belajar bagi siswa. Dengan adanya metode e-learning berbasis MOODLE akan memotifasi siswa dalam mengembangkan kreatifitas, keaktifan dan kemandiran dalam belajar, karena pada MOODLE pemberian tugas maupun pengumpulannya dapat dilakukan secara online sehingga siswa dapat lebih aktif dan mudah dalam mencari solusi untuk mengerjakan tugas maupun dalam mencari sumber belajar yang lain tanpa adanya batasan waktu dan tempat. MOODLE yang berbasis online memudahkan siswa dalam mengakses semua kebutuhan mereka dengan menggunakan jasa internet melalui PC, laptop
90
atau handphone. Oleh karena itu, nilai pada aspek afektif dalam hal menggali informasi melalui alat atau sumber belajar lain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal itu sesuai dengan salah satu prinsip dasar pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikemukakan oleh Hernowo (2010) yaitu learning community atau learning society dimana siswa dapat memperoleh informasi atau pengetahuan baru dari berbagai sumber dalam masyarakat yaitu internet. Selain
menimbulkan
perbedaan
pada
beberapa
aspek
penilaian,
penggunaan metode e-learning dengan pendekatan CTL pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol ternyata juga memberikan kesamaan pada salah satu penilaian aspek afektif yaitu keberanian siswa untuk mengerjakan tugas di depan kelas. Keberanian siswa untuk mengerjakan didepan kelas disebabkan adanya motivasi yang diberikan guru pada saat pembelajaran. Siswa diberi pengertian bahwa penghargaan atau reward dari guru diberikan berdasarkan keberanian untuk mengajukan pendapat atau mengerjakan didepan kelas, penghargaan atau reward dapat berupa pujian maupun tambahan nilai sehingga menambah memotivasi siswa. Menurut Saptorini (2007: 46) motivasi yang diberikan secara tepat akan membangkitkan minat siswa dalam belajar, bentuk-bentuk motivasi yang dapat diberikan guru antara lain: 1)
Pujian atas kinerja yang diberikan pada perilaku yang spesifik
2)
Pemberian ganjaran atau hasil karya
3)
Teguran karena mengabaikan
91
4)
Pembangkit minat dan rasa ingin tahu
5)
Pemberian tugas yang sifatnya menantang
4.2.2 Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Dalam pembelajaran kimia, kemampuan psikomotorik siswa dapat kita lihat
dari
tingkat
keterampilan
siswa
dalam
melaksanakan
praktikum
dilaboratorium. Berdasarkan pengamatan peneliti selama praktikum berlangsung terlihat kondisi yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adanya perbedaan pada beberapa aspek diantaranya aspek nomor 7, 8, 13 dan 14 ternyata berpengaruh terhadap rata-rata hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 82,93 dan kelas kontrol sebesar 78,93. Salah satu perbedaannya pada aspek 2 yaitu membawa minuman kemasan sebagai bahan percobaan, pada kelas eksperimen menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dari kontrol. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya metode elearning dan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa pada kelas eksperimen dapat dengan mudah mencari informasi mengenai minuman kemasan yang bersifat elektrolit melalui media internet. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Soekartawi (2007: 30) yang menyebutkan bahwa apabila siswa membutuhkan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. Kemudahan siswa dalam mencari tambahan informasi melalui media internet, ternyata mengarahkannya dalam menemukan pengetahuan baru dari pengalaman yang dialaminya yaitu mengenai minuman kemasan yang bersifat elektrolit. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Nurhadi (2004: 43) bahwa
92
salah satu prinsip dasar pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu menemukan (inquiry), dimana pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. Adanya perbedaan pada beberapa aspek lainnya diantaranya aspek nomor 7, 8, 13 dan 14 ternyata berpengaruh terhadap rata-rata hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 82,93 dan kelas kontrol sebesar 78,93.
4.2.3 Hasil Belajar Aspek Kognitif Hasil nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat kita lihat pada gambar 4.4 dibawah ini.
Rata-rata nilai postes
77,65 67,86
80 70 60 50 40 30 20 10 0
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen Berdasarkan gambar 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata post-test kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu masing-masing sebesar 77,65 dan 67,86. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi
perlakuan
yang
berbeda.
Pada
kelas
eksperimen
pembelajaran
93
menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional dengan metode ceramah dan media power point. Penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL akan berpengaruh pada pola budaya belajar pesera didik. Seberapa besar pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL dapat dilihat dari koefisien determinasi. Hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukkan harga 42,63%. Artinya, metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL dapat menjelaskan 42,63% hasil belajar yang diperoleh siswa, sedangkan 57,37% dijelaskan oleh faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini diperkuat dari hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai pembelajaran menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL. Rata-rata siswa memberikan tanggapan positif terhadap masing-masing indikator yang terdapat dalam angket. Tanggapan-tanggapan siswa tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL membuat siswa dapat memahami materi larutan elektrolit dan konsep redoks dengan lebih jelas, sehingga hasil belajarnya lebih baik. Penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL akan mengubah budaya belajar siswa. Biasanya kegiatan pembelajaran cenderung berpusat kepada guru saja, hal ini menjadikan siswa bosan dan jenuh
94
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya metode e-learning berbasis MOODLE tentunya akan merubah pola budaya belajar, karena siswa dituntut aktif dalam pembelajaran dan kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar yang lain. Metode e-learning berbasis MOODLE memberikan kemudahan bagi siswa dalam mengakses informasi dan ilmu pengetahuan terbaru yang sifatnya positif akan melatih kemandirian, sehingga kemampuan siswa dalam berfikir, mengolah materi dan menjabarkannya menjadi suatu kebiasaan dalam belajar. Selain itu, kemandirian dalam belajar akan melatih siswa menentukan cara dan pendekatan yang sesuai agar
mereka mampu mengarahkan,
memotivasi,
mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Dengan digunakannya MOODLE ternyata tidak hanya siswa saja yang diharuskan untuk aktif, akan tetapi pengajarpun dituntut aktif dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, pengajar harus mampu mengembangkan pengetahuan dan kreatifitasnya dalam menyediakan bahan ajar yang menarik dan dapat diterima oleh siswa tanpa mengurangi daya serap mereka terhadap materi yang diberikan pada saat tatap muka dikelas. Pada kelas kontrol pembelajaran dilaksanakan sacara konvensional dengan metode ceramah berbantuan media power point. Penggunaan media power point memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi karena ilmu kimia bersifat eksperimen dan ilmiah, sehingga dengan digunakannya power point saat pembelajaran akan memudahkan guru dalam memvisualisasikan hal-hal yang bersifat abstrak dan membutuhkan ilustrasi.
95
Dilain pihak pembelajaran dengan metode ceramah pada awalnya memang membuat siswa lebih tenang karena pembelajaran berlangsung satu arah saja dengan guru sebagai pusatnya. Hal ini ternyata menimbulkan kebosanan dan rasa jenuh pada siswa sehingga mereka kesulitan untuk memahami konsep atau materi yang sedang diajarkan. Tidak berhenti disini saja, ternyata kesulitan siswa dalam memahami materi menjadi hambatan mereka dalam menyelesaikan latihan soal maupun menjawab pertanyaan dari guru. Pembelajaran secara konvensional dengan metode ceramah memang tidak selamanya buruk, akan tetapi karena ilmu kimia bersifat eksperimen dan ilmiah ada baiknya apabila guru pada saat pembelajaran dikelas dapat menunjukkan manfaat kimia dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengalaman yang sering dijumpai bahwa siswa akan merasa “enjoy” dalam belajar bila apa yang sedang dipelajarinya bermanfaat, menarik dan mudah dipahami. Oleh karena itu, pemberian informasi akan manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan guru sebagai salah salah satu cara dalam pembelajaran. 4.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL Pelaksanaan pembelajaran Kimia materi Larutan Elektrolit dan Kosep Redoks menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL ternyata sangat membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan peran guru sebagai fasilitator terlaksana dengan sangat baik. Selain itu, suasana kelas lebih menyenangkan, kondusif, tidak membosankan, dan tidak monoton. Efisiensi waktu dan materi juga menjadi lebih baik karena dengan adanya metode
96
e-learning berbasis MOODLE ini, siswa dapat melakukan kegiatan belajar diluar jam pelajaran disekolah tanpa meninggalkan pembelajaran di kelas. Berikut merupakan tampilan halaman MOODLE yang digunakan dalam penelitian.
Gambar 4.5 Tampilan halaman website e-learning MOODLE
Gambar 4.6 Tampilan pengumuman pada halaman website e-learning berbasis MOODLE pada mata pelajaran kimia
97
Gambar 4.7 Tampilan data siswa dikelas e-learning berbasis MOODLE pada mata pelajaran kimia kelas X-8.
Dengan adanya MOODLE guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa yang tidak tampak saat kegiatan pembelajaran didalam kelas, karena ternyata kemampuan kognitif beberapa siswa tidak berbanding lurus dengan kemampuan psikomotoriknya. Disini muncul beberapa kasus, ternyata nilai hasil belajar kognitif yang bagus tidak seutuhnya menjamin keaktifan siswa didalam kelas online. Akan tetapi, siswa yang memiliki kemampuan kognitif relatif rendah justru memiliki tingkat keaktifan yang tinggi didalam kelas online. Adanya berbagai tugas dan menyeluruhnya aspek penilaian menjadikan siswa dan guru semakin meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran berbasis CTL yang dikemukakan Berns, Robert G, and Ericson, Patricia M, sebagaimana dikutip oleh Sadono dan Hidayah (2006) yakni adanya kerjasama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sharing dengan teman, siswa kritis, dan guru
98
kreatif. Metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya dan mencari materi tambahan yang dapat digunakan memperluas pengetahuannya. Jika biasanya pembelajaran kimia diberikan sesuai dengan yang ada dalam buku, maka dalam pembelajaran ini tidak demikian. Pada pembelajaran ini mereka
mencari,
mengelola, dan menganalisa data serta menemukan konsep yang mudah diingat. Selama ini mereka hanya menerima konsep materi dan tidak pernah tahu kegunaan konsep
materi tersebut. Sedangkan pada pembelajaran ini mereka
dihadapkan pada persoalan yang terjadi di sekitar mereka. Hal ini menjadikan siswa lebih mudah memahami konsep dan lebih terampil menyelesaikan masalah karena konsep diperkenalkan melalui masalah nyata yang ada di sekitar siswa. Dalam penelitian ini siswa diberikan beberapa penugasan melalui halaman MOODLE, penugasan berupa pencarian artikel yang berhubungan dengan materi Larutan Elektrolit dan Konsep redoks maupun tugas berupa latihan soal. Dibawah ini merupakan tampilan penugasan di halaman MOODLE.
Gambar 4.8 Tampilan halaman download materi pada MOODLE
99
Gambar 4.9 Tampilan halaman penugasan pada MOODLE
Gambar 4.10 Tampilan halaman pengumpulan tugas siswa yang diupload Kemudahan dalam berkomunikasi baik dalam kelas maupun dengan kelas lain memudahkan para siswa mengerti apa yang dipelajari. Selain itu, hal yang paling menarik adalah siswa bisa belajar di luar kelas seperti di perpustakaan, laboratorium kimia serta laboratorium komputer dan internet. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran ini lebih mudah, fleksibel, dan waktunya dapat dipergunakan secara lebih efektif. Evaluasi yang dilakukan menyeluruh dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL sangat tepat,
100
manusiawi, dan lebih efektif karena di sekitar siswa banyak yang dapat digunakan sebagai alat pembelajaran dan setiap aktivitas dapat dievaluasi baik dari sikap maupun hasil karyanya. Pada kelas kontrol, guru menerapkan metode pembelajaran seperti yang biasa digunakan guru mitra tanpa menerapkan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL yaitu metode konvensional. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh menunjukkan bahwa antara pembelajaran dengan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL dan konvensional yang dilaksanakan terjadi perbedaan. Pada pembelajaran dengan konvensional, siswa kurang berminat, sifat individual dominan, kreativitas kurang tersalurkan, aktivitas guru dominan, siswa tidak bisa memanfaatkan komputer dan internet, belajar kurang bermakna karena jauh dari kehidupan siswa dan alam sekitar, dan hasil belajar siswa lebih rendah. Sebaliknya, pada pembelajaran dengan metode e-learning berbasis MOODLE dan pendekatan CTL menunjukkan bahwa siswa sangat berminat, sifat individual dan sosial seimbang, kreativitas siswa tersalurkan, guru dan siswa sama-sama aktif dan kreatif, siswa merasa senang karena dapat memanfaatkan komputer dan internet sebagai tambahan media bealajar, belajar lebih bermakna karena yang dipelajari dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hasil belajar siswa lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata post-test siswa pada kelas kontrol adalah 67,69 sedangkan nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen jauh lebih baik yaitu 77,82.
101
Kelebihan dari metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL antara lain sebagai berikut : (1)
Dapat meningkatkan keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan suasana kelas yang lebih hidup dan menyenangkan.
(2)
Siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan cara pemahaman terhadap materi yang mereka pelajari karena mereka membangun ilmu berdasarkan pengalaman yang diperoleh.
(3)
Siswa dapat memperoleh materi yang diajarkan melalui media internet sehingga kemandirian siswa dalam belajar dapat terlihat.
(4)
Siswa dapat mengembangkan kreatifitas melalui pencarian penyelesaian tugas maupun pekerjaan rumah yang secara bebas bisa mereka dapatkan melalui media internet.
(5)
Evaluasi hasil belajar diperoleh dari berbagai aktifitas belajar siswa sehingga guru dan siswa dituntut untuk sama-sama aktif dan kreatif. Walaupun demikian, pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran juga
tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Menurut Beam (1997), Bullen (2001) sebagaimana dikutip oleh Soekartawi (2007: 32-33), penggunaan e-learning memiliki beberapa kekurangan antara lain : (1)
Kurangnya interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat memperlambat tercapainya makna dalam pembelajaran.
(2)
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial.
102
(3)
Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
(4)
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet. Peneliti sadari bahwa metode e-learning berbasis MOODLE yang
memanfaatkan media komputer dan jaringan internet masih jauh dari sempurna, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dari media yang digunakan. Adapun kendala yang dihadapi peneliti selama proses penelitian antara lain : (1)
Ketergantungan terhadap jaringan internet yang terkadang menyulitkan siswa dalam mengakses media MOODLE.
(2)
Perlu persiapan yang lebih matang untuk kelas eksperimen karena selain harus menyiapkan materi bahan ajar tetapi juga menyiapkan media pembelajaran itu sendiri.
(3)
Butuh tambahan biaya operasional yang lebih besar dari pembelajaran ceramah yang relatif lebih murah.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut : (1)
Terdapat pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Constextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks.
(2)
Besarnya pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Constextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks adalah 42,63%.
5.2
Saran Saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain :
(1)
Diharapkan guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai metode pembalajaran yang diharapakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia pada khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
104
105
(2)
Pada
proses
pembelajaran
diharapkan
guru
dapat
menggunakan
pendekatan CTL (Constextual Teaching and Learning). (3)
Perlu penelitian lebih lanjut agar bisa diketahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa dengan menggunakan metode elearning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Constextual Teaching and Learning) baik dari faktor internal maupun eksternal.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoretis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ________________. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP di http://bsnpindonesia.org/id didownload pada tanggal 17 April 2010. ____________________________. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP di http://bsnp-indonesia.org/id/ didownload pada tanggal 17 April 2010. ____________________________. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP di http://bsnp-indonesia.org/id/ didownload pada tanggal 17 April 2010. Budhiarso, Ahmad. 2006. Pembelajaran Dengan Media ECL (Electronic Chemistry Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok Sistem Koloid Siswa Kelas XI Semester II SMA Negeri 9 Semarang. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang. Hernowo. 2010. Menanamkan CTL di Lesson Plan. (CD-ROM. Bandung: Kaifa) Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Translated by Setiawan Ibnu. Bandung: Kaifa. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
106
Lampiran 1
107
Munib Achmad. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press. Muslich, Mansur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UNM Press. Prakoso, Kukuh Setyo. 2005. Membangun E-Learning dengan MOODLE. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. Sadono, Kana Hidayah. 2006. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Statistik di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Jurnal Penelitian Bappeda Kota Yogyakarta, 1(2): 12-19 di http://www.jogjakota.go.id didownload pada tanggal 14 April 2010. Saptorini. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Siahaan, Sudirman. 2005. Seputar Pembelajaran Elektronik (e-Learning). Jurnal Teknodik, 17(4): 63-80 di http://www.issuu.com/downloadbse/docs/jurnal_nodik_17_full didownload pada tanggal 17 April 2010. Soekartawi. 2007. Merancang dan Menyelenggarakan E-Learning. Yogyakarta: Ardana Media. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algesindo Sugandi, Achmad dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Lampiran 1
108
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Widiyanto, Ahlis. 2007. E-Learning Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Web Dengan Penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Semester II SMP Negeri 13 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang. Widodo, A.T. 2008. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Kimia. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Wiyanto, Susilowati S.M.E., Rahayu, S.E., Panduan Penulisan Skripsi Dan Artikel 2011. 2011. Semarang: FMIPA UNNES.
'Semua orang tidak perlu menjadi malu karena berbuat kesalahan, selama dia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya'. (Alexander Pope)
Diny Apriliani Pendidikan Kimia ‘07 07
109
Lampiran 1
KISI-KISI SOAL INSTRUMEN Satuan Pendidikan Kelas/ Semester Mata Pelajaran Materi Bentuk Soal
: SMA : X/ II : Kimia : Larutan Elektrolitdan Konsep Redoks : Pilihan Ganda
3. Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi. Jenjang Soal Sub Pokok Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Bahasan C1 C2 C3 3.1 Mengidentifikasi Larutan 1. Mengidentifikasi a. Siswa dapat 1 4 sifat larutan non- elektrolit dan sifat-sifat larutan mengidentifikasi sifatelektrolit dan nonelektrolit. elektrolit dan non sifat larutan elektrolit elektrolit elektrolit melalui dan non elektrolit berdasarkan data percobaan. berdasarkan data hasil percobaan. percobaan. b. Siswa dapat 2(1)* menetukan larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan. 2. Mengelompokkan a. Siswa dapat 9 larutan ke dalam menentukan larutan larutan elektrolit dan elektrolit dan
C4 5(3)*
Jumlah Soal 3
3(2)*
2
10(6)*
2
110
Lampiran 1
non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya b.
c.
3. Menjelaskan a. penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. b.
c.
nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. Siswa dapat mengelompokkan larutan yang bersifat konduktor dan isolator. Siswa dapat membedakan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan sifat hantaran listriknya. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Siswa dapat mentukan ion dalam suatu senyawa yang terionisasi. Siswa dapat
11 12(7)*
2
6(4)*
7
8(5)*
13(8)* 16
3
2
15 17(9)*
2
14
111
Lampiran 1
4. Mendeskripsikan a. bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa b. kovalen polar.
3.2 Menjelaskan Konsep perkembangan redoks konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
5. Membedakan a. konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan b. pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan c. elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. d.
menghitung derajat ionisasi suatu larutan. Siswa dapat mentukan contoh senyawa ion yang merupakan larutan elektrolit. Siswa dapat mentukan contoh senyawa kovalen polar yang merupakan larutan elektrolit. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian oksidasi. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian reduksi. Siswa dapat menentukan reaksi redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. Siswa dapat menentukan reaksi redoks ditinjau dari
18(10)* 19(11)*
3
20(12)* 22
2
21(13)* 23(14)*
2
24
1
26(16)*
1
27(17)*
1
25(15)*
1
112
Lampiran 1
e.
f.
6. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
a.
b.
7. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
a.
b.
pelepasan dan penerimaan elektron. Siswa dapat menentukan reaksi redoks ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Siswa dapat menentukan reaksi yang merupakan reaksi autoredoks. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion. Siswa dapat menentukan oksidator dalam reaksi redoks. Siswa dapat
32(18)*
1
33(19)*
1
28(20)* 30(21)*
29 31(22)*
35
34
3
3
36(23)*
1
37
1
113
Lampiran 1
8. Memberi nama senyawa menurut IUPAC
a.
b.
c.
9.
Mendeskripsikan a. konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. b.
menentukan reduktor dalam reaksi redoks. Siswa dapat memberi nama senyawa berdasarkan aturan IUPAC. Siswa dapat memberi nama senyawa berdasarkan aturan TRIVIAL. Siswa dapat menuliskan rumus kimia dari suatu senyawa. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan konsep larutan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan konsep reaksi oksidasi dalam kehidupan sehari-hari.
38(24)* 40
2
43 46(26)*
2
39(25)*
1
41^ 42(27)*
44(28)* 49
2
48
3
114
Lampiran 1
c. Siswa dapat mennyebutkan contoh penerapan konsep reduksi dalam kehidupan sehari-hari. d. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. Jumlah semua soal Presentase Jumlah Soal yang digunakan sebagai instrumen
47(29)*
45
50(30)*
16
20
9
5
50
32%
40%
18%
10%
100%
8
13
5
4
30
Presentase 26,67% KETERANGAN : (*) Nomor Soal yang digunakan sebagai instrumen setelah analisis uji coba. (^) Soal cadangan
1
2
43,33% 16,67% 13,33%
100%
115
Lampiran 2
SOAL UJI COBA Mata pelajaran Materi pokok Kelas/ Semester Waktu Tahun ajaran
: Kimia : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks : X/ 2 : 2 x 45 menit : 2010/ 2011
Petunjuk Umum 1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia. 3. Kerjakan soal dari yang dianggap mudah terlebih dahulu. 4. jawaban anda tidak mempengaruhi prestasi belajar anda. 5. Bila jawaban salah dan ingin memperbaikinya, lakukan seperti berikut: Jawaban semula : A B C D E Pembetulan : A B C D E Petunjuk Khusus: Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang tepat ! 1. Dari suatu eksperimen diperoleh data sebagai berikut. Bahan Rumus Kimia Nyala Lampu Hidrogen klorida, air HCl terang Gula, air C12H22O11 tidak menyala CH3 COOH Asam cuka, air menyala redup Kekuatan elektrolit yang sesuai data di atas adalah ... . a. CH3 COOH < C 12H 22O 11 b. CH3 COOH = C 12H 22O 11 c. C 12 H22 O11 > HCl d. CH3 COOH < HCl e. HCl < CH3 COOH
Lampiran 2
116
2. Data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber sebagai berikut: No Nyala Lampu Gelembung gas 1 terang ada gelembung 2 tidak menyala tidak ada gelembung 3 tidak menyala ada gelembung 4 tidak menyala tidak ada gelembung 5 redup ada gelembung Berdasarkan data percobaan diatas, yang merupakan larutan nonelektrolit adalah larutan nomor .... a. 1 dan 5 d. 1 dan 3 b. 2 dan 3 e. 1 dan 4 c. 2 dan 4 3. Gambar di bawah ini merupakan gambar sirkuit dari alat penguji elektrolit.
Lampu pada kedua sirkuit dapat menyala bila senyawa yang di uji adalah… a. gula d. alkohol b. garam dapur e. lilin c. cuka 4. Asam sitrat adalah asam yang terkandung dalam jeruk. Apabila diuji dengan alat uji elektrolit ternyata lampu menyala. Namun, pada elektroda karbon terjadi gelembung gas. Pernyataan yang benar mengenai fenomena diatas adalah... a. b. c. d. e.
asam sitrat sedikit yang terionisasi asam sitrat bereaksi denga elektroda alat penguji elektrolit rusak asam sitrat adalah nonelektrolit gas yang terbentuk adalah asam yang menguap
Lampiran 2
117
5. Di dalam sirkuit ditunjukkan bahwa lampu tidak menyala.
Perubahan mana yang akan menyebabkan lampu menyala? a. menambahkan lebih banyak padatan tembaga(II) sulfat ke dalam gelas kimia. b. menambahkan air untuk melarutkan tembaga(II) sulfat. c. mengganti elektroda karbon dengan elektroda tembaga. d. membalik hubungan pada elektroda e. memperbesar tegangan listrik 6. Larutan berikut yang merupakan pasangan elektrolit lemah adalah… a. HCl dan H2SO4 b. HCl dan NH3 c. C12H22O11 dan CH3COOH d. CH3COOH dan NH4OH e. C6H12O6 dan CO(NH2)2 7. Data hasil pengamatan daya hantar listrik larutan gula, larutan garam (Larutan NaCl), larutan asam (larutan CH3COOH) sebagai berikut: Larutan Hasil Pengamatan I Lampu nyala dan ada gelembung II Lampu tidak nyala, namun ada gelembung III Lampu tidak nyala dan tidak ada gelembung Pernyataan yang benar untuk menjelaskan tabel diatas adalah ... a. I = larutan NaCl; II = larutan gula; III = larutan CH 3COOH b. I = larutan CH3COOH; II = larutan gula; III = larutan NaCl c. I = larutan gula; II = larutan NaCl; III = larutan CH 3COOH d. I = larutan gula; II = larutan CH3COOH; III = larutan NaCl e. I = larutan NaCl; II = larutan CH 3COOH; III = larutan gula
Lampiran 2
118
8. Berikut adalah gambar alat penguji elektrolit.
Lampu paling terang akan terjadi bila larutan yang diuji adalah… a. H2SO4 0,1M b. C6H12O6 0,1M c. CO(NH2)2 0,1M d. CH3COOH 0,1M e. C2H5OH 0,1M 9. Di antara bahan berikut ini: 1. gula 4. soda kue 2. garam 5. pemutih pakaian 3. cuka makan Yang larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik adalah… a. 1, 2, dan 3 b. 1, 3, dan 5 c. 2, 3, dan 5 d. 1, 4, dan 5 e. 2, 3, dan 4 10. Pada pemeriksaan daya hantar listrik larutan pada volume yang sama, hantaran terbesar akan diberikan oleh larutan... a. Glukosa 0,1 M d. Amonia 0,1 M b. Asam sulfat 0,1 M e. Etanol 0,05 M c. Asam asetat 0,05 M 11. Di antara bahan berikut: air jeruk, air teh, air murni, air laut, larutan cuka, dan larutan gula, yang bersifat konduktor listrik adalah… a. air jeruk, air teh, dan air murni b. air jeruk, air teh, dan air laut c. air jeruk, air laut, dan larutan cuka d. air laut, larutan cuka, dan larutan gula e. air jeruk, larutan cuka, dan larutan gula
Lampiran 2
119
12. Berikut ini merupakan beberapa zat yang ada dalam kehidupan seharihari : I. air sirup IV. bensin II. lelehan garam dapur V. air laut III. air suling Dari zat diatas yang bukan merupakan konduktor listrik adalah... a. I, II, dan III b. I, II, dan V c. I, II, dan IV d. I, III, dan IV e. III, IV, dan V 13. Garam dapur apabila dilarutkan dalam air, ternyata larutannya dapat menghantarkan listrik, karena .... a. air dapat menghantarkan listrik b. air terionisasi jika mengandung zat terlarut c. garam dapur dalam air terurai menjadi molekul-molekul d. air memberikan muatan listrik kepada zat padat e. garam dapur itu dalam air terurai menjadi ion-ion 14. Larutan aluminium nitrat mengalami ionisasi dengan α = 0,85. Jika dalam larutan terdapat 0,6 mol ion nitrat, maka berat aluminium nitrat yang dilarutkan mula-mula adalah… (Al = 27 ; N = 14 ; O = 16) a. 50,055 gram d. 40,055 gram b. 55,055 gram e. 60,055 gram c. 45,055 gram 15. Senyawa elektrolit kuat yang menghasilkan 2 ion H + dalam reaksi ionisasinya adalah … a. H2CO3 d. H3PO4 b. H2SO4 e. HClO3 c. H2S 16. Larutan asam cuka dan air accu dapat menghantarkan arus listrik, hal ini karena keduanya… a. wujudnya cair b. dapat saling bereaksi membentuk garam c. mengandung ion-ion yang bergerak bebas d. menghasilkan endapan logam e. keduanya mudah terbakar
Lampiran 2
120
17. Jika senyawa magnesium amonium fosfat, MgNH4PO4, dilarutkan dalam air, maka didalam larutan akan menghasilakan ion-ion... a. Mg2+ dan NH4PO42b. MgNH43+ dan PO43c. NH4+ dan MgPO4d. H4PO+ dan MgNe. Mg2+ , NH4+, dan PO4318. Suatu zat dengan berat molekul 60 sebesar 45 gram dilarutkan dalam air. Setelah kesetimbangan zat tersebut tinggal 0,25 mol. Zat tersebut merupakan… a. nonelektrolit b. elektrolit kuat c. elektrolit lemah d. elektrolit kovalen e. elektrolit ionik 19. Sebanyak 0,5 mol asam asetat dilarutkan dalam air, ternyata hanya 0,10 mol yang dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya adalah... a. 0,8 d. 0,2 b. 0,6 e. 0,1 c. 0,4 20. FeCl3 merupakan contoh dari .... a. senyawa ion yang nonelektrolit b. senyawa kovalen yang elektrolit c. senyawa ion yang elektrolit d. senyawa kovalen yang nonelektrolit e. senyawa yang tidak dapat menghantarkan listrik 21. Beberapa senyawa berikut : 1. BaCl2 4. C2H5OH 2. NaOH 5. CH3COOH 3. NaCl Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah… a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 5 e. 3 dan 4
Lampiran 2
121
22. Kelompok manakah yang merupakan elektrolit dan berikatan ion …. a. Na2SO4, KCl, NaOH b. CaCl2, KBr, Bal2 c. CH3COOH, CO(NH2)2, NaCl d. KCl, MgBr2, H2SO4 e. H2SO4 , CO(NH2)2 , NaCl 23. Zat X dimasukkan dalam air, setelah diaduk ternyata zat X tersebut tidak dapat larut. Ketika dilakukan uji elektrolit terhadap larutan itu ternyata membuat lampu tidak menyala dan tidak tampak adanya gelembung gas disekitar elektroda. Atas dasar fakta tersebut, yang benar mengenai zat X adalah . . . a. senyawa kovalen polar yang terhirolisis secara sempurna. b. senyawa ionik yang organik c. larutan tersebut mengalami ionisasi sebagian d. senyawa kovalen tetapi bisa juga ionik e. senyawa kovalen non polar 24. Berikut merupakan terdapat beberapa pengertian konsep reaksi reduksi. I. pengikatan elektron II. pelepasan oksigen III. Penurunan bilangan oksidasi Urutan pengertian reduksi berdasarkan perkembangan teori redoks adalah... a. III, II, I b. II, I, III c. II, III, I d. I, III, II e. I, II, III 25. Spesi yang digaris bawahi berikut yang mengalami oksidasi adalah… a. 2MnO4-+ 5SO32- + H+→ 2Mn2+ + 5SO42-+ 3H2O b. Cr2O72- + 3C2O42- +14 H+ → 2Cr3+ + 6CO2 + 7H2O c. 2KClO3 + 3S → 2KCl + 3SO2 d. 3Cu + 8H+ + 2NO3- → 3Cu2+ + 2NO +4 H2O e. H2O2 + H2C2O4 → 2CO2 + 2H2O
26. Berikut merupakan pengertian reaksi oksidasi yang benar adalah... a. reaksi pelepasan elektron b. reaksi pelepasan hidrogen
Lampiran 2
122
c. reaksi pelepasan oksigen d. reaksi penyerapan elektron e. reaksi penurunan bilangan oksidasi 27. Di antara reaksi berikut yang tergolong reaksi redoks adalah… a. Ba2+(aq) + SO42-(aq) → BaSO4(s) b. Cr2O72-(aq) + 2H+(aq) → CrO42-(aq) + H2O(l) c. NH4+(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l) d. CuO(s) + 2HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + H2O(l) e. Ba2+(aq) + SO42-(aq) → BaSO4(s) 28. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur tersebut bersenyawa akan membentuk senyawa dengan rumus kimia ... a. Fe3S b. FeS2 c. Fe3S2 d. FeS e. Fe2S3 29. Ion dibawah ini yang bilangan oksidasinya +2 adalah… a. ion amonium b. ion cesium c. ion magnesium d. ion aluminium e. ion kalium 30. Pada reaksi berikut: 3MnO42- + 4H+ → 2MnO4- + MnO2 + H20 bilangan oksidasi Mn berubah dari... a. -6 menjadi -1 dan +4 b. +6 menjadi +7 dan +4 c. -6 menjadi -4 dan +1 d. +6 menjadi -7 dan -4 e. +6 menjadi +7 dan 0 31. Berikut ini adalah siklus nitrogen : (1) N2 → NO (2) ↑ ↓ (4) NO3 ← NO2 (3) Urutan bilangan oksidasi N (1), (2), (3) dan (4) berturut-turut adalah… a. +4; +1; +2; +5
Lampiran 2
b. c. d. e.
123
0; +1; +4; +5 0; +2; +4; +5 +1; +5; +2; 0 +1; +5; +2; 0
32. Di antara zat yang digarisbawahi berikut, yang mengalami reduksi adalah… a. SnCl2 + 2HgCl2 → SnCl4 + Hg2Cl2 b. MnO2 + 4HCl → MnCl2 + Cl2 + H2O c. CuSO4 + 4KI → 2 K2SO4 + I2 + 2CuI d. H2S + 2FeCl3 → 2 FeCl2 +S + 2HCl e. 2Al + Fe2O3 → Al2O3 + 2Fe 33. Di antara reaksi berikut, yang tergolong reaksi disproporsionasi adalah… a. Cl2(g) + 2NaOH(g) →NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l) b. Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g) c. Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) d. 4HCl(aq) + MnO2(aq) → Cl2(g) + 2H2O(l) + MnCl2(zq) e. NH4+(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l) 34. Cangkang kerang merupakan sumber bahan pembentuk gunung kapur, yaitu senyawa kalsium karbonat. Bilangan oksidasi karbon dalam senyawa tersebut aadalah… a. +1 b. +2 c. +3 d. +4 e. +5 35. Di antara ion berikut, unsur belerang yang mempunyai bilangan oksidasi terendah terdapat pada ion… a. SO42b. SO4c. SO3d. S 2e. S2O3 236. Reaksi pembakaran pita magnesium pada kembang api tetes adalah sebagai berikut :
Lampiran 2
Mg(s) + O2(g) MgO Dari reaksi diatas, yang berperan sebagai reduktor adalah... a. Mg b.
O2
c. MgO d. O e. O2 37. Reaksi dalam perkaratan besi adalah : 4Fe(s) + 3 O2(g) 2 Fe2O3 (s) Zat yang berperan sebagai oksidator adalah.... a. Fe2O3 b. Fe c. O3 d. Fe2 e. O2 38. Nama IUPAC yang benar untuk senyawa Cu2S adalah… a. tembaga(II) sulfida b. tembaga(II) sulfat c. tembaga(II) sulfit d. tembaga(I) sulfida e. tembaga(I) sulfit 39. Pemberian nama yang tepat untuk HNO3 dan HClO3 adalah.... a. Asam nitrit dan asam perklorat b. Asam nitrat dan asam klorat c. Asam nitrit dan asam klorida d. Asam nitrat dan asam hipoklorit e. Asam nitrit dan asam klorit 40. Nama IUPAC yang benar dari senyawa P 2O5 dan N2O3 adalah.... a. Fosfor (V) oksida dan nitrogen (III) oksida b. Fosfor (II) oksida dan nitrogen (II) oksida (III) c. Fosfor (V) dioksida dan nitrogen (III) oksida d. Difosfor oksida (V) dan dinitrogen (III) oksida e. Difosfor oksida (II) dan dinitrogen (II) oksida
124
Lampiran 2
125
41. Orang yang kekurangan cairan tubuh akibat diare, harus mengkonsumsi larutan elektrolit seperti oralit yang dapat membantu mengembalikan cairan tubuh. Hal tersebut terjadi karena larutan oralit mengandung.... a. ion-ion yang dibutuhkan tubuh. b. unsur oksigen yang banyak. c. vitamin C sebagai antioksidan. d. gula yang bermanfaat bagi tubuh. e. glukosa yang bermanfaat bagi tubuh. 42. Perhatikan peristiwa berikut : I. Penangkapan ikan disungai dengan setrum listrik. II. Penggunaan cairan pemutih pada pakaian. III. Cairan infus sebagai asupan makanan dan cairan tubuh. Yang merupakan peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan sifat larutan elektrolit ditunjukkan nomor... a. I dan II b. II dan III c. I dan III d. I, II, dan III benar e. I, II, dan III salah 43. Perhatikan tabel berikut No. Senyawa Nama Senyawa 1. PbSO4 Timbal Sulfit 2. K2CrO4 Kalium dikromat 3. NO Nitrogen monoksida 4. K2MnO4 Kalium manganat Dari tabel diatas, penamaan senyawa berdasarkan nama trivial yang tepat ditunjukkan pada senyawa nomor... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 3 dan 4 44. Apel yang dikupas apabila dibiarkan terlalu lama diudara terbuka akan berubah warna menjadi coklat. Peristiwa tersebut terjadi karena adanya reaksi... a. reduksi b. oksidasi
Lampiran 2
126
c. autoredoks d. disproporsionasi e. kuproporsionasi 45. Fungsi penambahan O2 pada proses pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif adalah .... a. menurunkan kekeruhan air b. menguraikan sampah organik c. penyaring dan pengendapan logam d. meningkatkan kadar BOD e. mengendapkan limbah organik 46. Nama trivial untuk senyawa NaClO adalah... a. Natrium hipoklorit b. Natrium klorit c. Natrium klorat d. Natrium perklorat e. Natrium pentaklorat 47. Perhatikan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari berikut : (1) Perkaratan besi karena oksigen dan uap air (2) Buah apel yang dipotong menjadi berwarna cokelat diudara terbuka (3) Logam natrium diperoleh dengan elektrolisis larutan NaCl dengan elektoda dari baja dan grafit (4) Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi (5) Penggunaan gas klor sebagai disinfektan pada pengolahan air bersih Dari peristiwa diatas yang menggunakan konsep reaksi reduksi ditunjukkan nomor... a. 1,2,3 b. 1,3,5 c. 2,3,4 d. 2,4,5 e. 3,4,5 48. Proses pemisahan oksigen dari bijih besi pada pembuatan besi merupakan reaksi redoks. Reaksinya adalah sebagai berikut : Fe2O3(s) + 3CO(g) → Fe(s) + 3CO2(g) Pernyataan yang sesuai dengan reaksi diatas adalah . . . a. Fe2O3 sebagai oksidator
Lampiran 2
b. c. d. e.
127
Fe2O3 menangkap elektron gas CO bersifat reduktor gas CO mengikat oksigen dari Fe2O3 Fe2O3 menangkap oksigen
49. Berikut ini merupakan contoh oksidasi yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, kecuali . . . a. menyalakan kompor b. pembakaran bensin pada mesin motor c. pembakaran solar pada mesin diesel d. perkaratan besi karena oksigen e. pelapisan logam besi dengan Zn 50. Reaksi pernafasan atau respirasi sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut : C6H12O6 + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(g) Pernyataan yang sesuai dengan reaksi diatas adalah … a. C6H12O6 bersifat reduktor b. 6O2 bersifat reduktor c. 6CO2 menangkap elektron d. 6H2Omelepas elektron e. 6H2O melepas oksigen KETERANGAN : Soal yang dicetak tebal digunakan sebagai instumen.
128
Lampiran 3
Daftar Nama Siswa Uji Coba Kelas XII IA 3 No.
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Adhisty Nikita Puri Agung Adiyono Alan Pramudika Andra Susi Astuti Andy Faisal Ar Rosyiid Asna Widya Safitri Aulia Rizka Apriati Dewi Fitriyani Dinda Prasetyo Fajar Hidayat Fendi Istiawan Fitriana Ika Novitasari Ika Wulandari Jatmiyati Keke Citra Wahyu Avisca Kunardi Tri Atmojo Latifatus Sa'diyah Lucky Andria Rachma Wati Mentari Tri Agustina Murbiani Novita Kurnia Sari Nurlita Dwi Afriyani Nursaid Faul Akhbar Rendi Ferdillah Ria Oktaviani Rista Kalida Rizky Ardiana Santi Senjawati Sheba Favita Siti Hardiyanti Suryaningrum Supriyanti Wahyu Siti Solekah Wulan Arviah
Kode Responden UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34
129
Lampiran 4 ANALISIS INSTRUMEN TES UJI COBA No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Jumlah
KODE UC-1 UC-20 UC-11 UC-17 UC-5 UC-32 UC-12 UC-10 UC-4 UC-2 UC-19 UC-13 UC-3 UC-9 UC-6 UC-29 UC-28 UC-22 UC-18 UC-16 UC-7 UC-34 UC-14 UC-26 UC-25 UC-23 UC-8 UC-33 UC-30 UC-27 UC-15 UC-31 UC-24 UC-21
NILAI 7,6 7,4 7,4 7,4 7,4 7,4 7 7 7 6,8 6,6 6,6 6,4 6,4 6,2 6,2 6,2 6,2 6 6 6 5,8 5,6 5,6 5,4 5,4 5,2 5,2 5,2 4,8 4,8 4,6 4 3,6 258
No. Butir 1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
21
28
28
8
21
29
28
29
29
28
32
30
30
14
No. Buti 15 16 17
18
19
20
21
0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8
21
28
23
21
28
24
10
130
Lampiran 4 ANALISIS INSTRUMEN TES UJI COBA No.Butir 22 23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
No.Butir 36 37
38
39
40
41
42
43
44
45
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
10
23
10
24
23
19
29
30
30
28
28
20
5
10
23
9
8
21
3
30
25
3
21
5
131
Lampiran 4 No.Butir 46 47
48
49
50
Ʃ
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
24
28
4
8
27 rata2
38 37 37 37 37 37 35 35 35 34 33 33 32 32 31 31 31 31 30 30 30 29 28 28 27 27 26 26 26 24 24 23 20 18 1032 30,35
St
5,05
132
Lampiran 4
19
20
21
22
23
31,34
31,18
31,24
31,10
31,39
30,84
31,23
31,23
28,50
29,48
31,18
32,57
32,10
31,61
31,92
35,00
27,70
31,74
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
0,62
0,82
0,82
0,24
0,62
0,85
0,82
0,85
0,85
0,82
0,94
0,88
0,88
0,24
0,62
0,82
0,68
0,62
0,82
0,71
0,29
0,29
0,68
0,38
0,18
0,18
0,76
0,38
0,15
0,18
0,15
0,15
0,18
0,06
0,12
0,12
0,76
0,38
0,18
0,32
0,38
0,18
0,29
0,71
0,71
0,32
1,62
4,67
4,67
0,31
1,62
5,80
4,67
5,80
5,80
4,67
16,00
7,50
7,50
0,31
1,62
4,67
2,09
1,62
4,67
2,40
0,42
0,42
2,09
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
0,22
0,43
0,37
-0,08
0,39
0,47
0,35
0,42
0,36
0,45
0,39
0,48
0,48
-0,20
-0,22
0,35
0,63
0,44
0,54
0,48
0,59
-0,34
0,40
1,29
2,69
2,24
-0,45
2,40
3,04
2,14
2,65
2,17
2,81
2,39
3,08
3,08
-1,18
-1,28
2,14
4,64
2,76
3,60
3,10
4,18
-2,04
2,45
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
8 6 10 10 0,2
10 5 10 10 0,5
10 7 10 10 0,3
2 3 10 10 -0,1
9 3 10 10 0,6
10 7 10 10 0,3
10 8 10 10 0,2
10 6 10 10 0,4
10 8 10 10 0,2
10 6 10 10 0,4
10 8 10 10 0,2
10 6 10 10 0,4
10 7 10 10 0,3
3 3 10 10 0
5 7 10 10 -0,2
9 7 10 10 0,2
10 2 10 10 0,8
9 4 10 10 0,5
10 5 10 10 0,5
10 5 10 10 0,5
6 0 10 10 0,6
2 4 10 10 -0,2
8 4 10 10 0,4 Cukup
31,90
30,35
Sangat jelek
29,63
30,35
Sangat jelek
31,21
30,35
Jelek
31,36
30,35
Sangat jelek
31,24
Baik
18
Baik
17
Baik
16
Baik
15
Sangat Baik
14
Jelek
13
Cukup
12
Cukup
11
Jelek
10
Cukup
9
Jelek
8
Cukup
7
Jelek
6
Cukup
5
Baik
4
Cukup
3
Baik
Kriteria
2
Jelek
1 Mp Mt p q p/q St rpbis thitung ttabel Kriteria JBA JBB JSA JSB DP
n
21 34
28 34
28 34
8 34
21 34
29 34
28 34
29 34
29 34
28 34
32 34
30 34
30 34
8 34
21 34
28 34
23 34
21 34
28 34
24 34
10 34
10 34
23 34
TK
0,7
0,75
0,85
0,25
0,6
0,85
0,9
0,8
0,9
0,8
0,9
0,8
0,85
0,3
0,6
0,8
0,6
0,65
0,75
0,75
0,3
0,3
0,6
Kriteria
Sedang
Mudah
Mudah
Sukar
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sukar
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sukar
Sukar
Sedang
Kriteria
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
JB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
133
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
27,10
32,46
31,57
32,11
31,31
31,07
31,13
31,25
31,36
32,00
24,80
28,40
31,91
25,78
36,00
32,14
28,33
31,00
31,64
28,33
31,95
26,00
31,63
31,29
26,75
28,00
31,33
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
30,35
0,29
0,71
0,68
0,56
0,85
0,88
0,88
0,82
0,82
0,59
0,15
0,29
0,68
0,26
0,24
0,62
0,09
0,88
0,74
0,09
0,62
0,15
0,71
0,82
0,12
0,24
0,79
0,71
0,29
0,32
0,44
0,15
0,12
0,12
0,18
0,18
0,41
0,85
0,71
0,32
0,74
0,76
0,38
0,91
0,12
0,26
0,91
0,38
0,85
0,29
0,18
0,88
0,76
0,21
0,42
2,40
2,09
1,27
5,80
7,50
7,50
4,67
4,67
1,43
0,17
0,42
2,09
0,36
0,31
1,62
0,10
7,50
2,78
0,10
1,62
0,17
2,40
4,67
0,13
0,31
3,86
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
5,05
-0,42
0,65
0,35
0,39
0,46
0,39
0,42
0,38
0,43
0,39
-0,46
-0,25
0,45
-0,54
0,62
0,45
-0,12
0,35
0,43
-0,12
0,40
-0,36
0,39
0,40
-0,26
-0,26
0,38
-2,59
4,79
2,10
2,40
2,91
2,38
2,64
2,35
2,69
2,40
-2,91
-1,46
2,83
-3,67
4,48
2,86
-0,71
2,12
2,66
-0,71
2,49
-2,17
2,40
2,46
-1,53
-1,51
2,34
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
2,04
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Tidak
Valid
1 5 10 10 -0,4
10 3 10 10 0,7
9 5 10 10 0,4
8 4 10 10 0,4
10 6 10 10 0,4
10 7 10 10 0,3
10 7 10 10 0,3
10 7 10 10 0,3
10 6 10 10 0,4
8 4 10 10 0,4
0 4 10 10 -0,4
1 3 10 10 -0,2
10 4 10 10 0,6
0 6 10 10 -0,6
6 0 10 10 0,6
8 4 10 10 0,4
0 1 10 10 -0,1
10 7 10 10 0,3
10 5 10 10 0,5
1 2 10 10 -0,1
9 4 10 10 0,5
1 4 10 10 -0,3
9 6 10 10 0,3
0 1 10 10 -0,1
1 3 10 10 -0,2
10 6 10 10 0,4
Sangat jelek
Sangat jelek
Sangat jelek
Baik
Sangat jelek
Cukup
Sangat jelek
Sangat jelek
Lampiran 4
Valid
0,6
0,2
0,2
0,7
0,3
0,3
0,6
0,05
0,85
0,75
0,15
0,65
0,25
0,75
0,75
0,05
0,2
0,8
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Mudah
Sukar
Sedang
Sukar
Mudah
Mudah
Sukar
Sukar
Mudah
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Dipakai
17
Dipakai
16
Dipakai
15
Cukup
0,8
Dibuang
0,85
Dibuang
0,85
Cukup
0,85
Dibuang
0,8
Dipakai
0,6
Dibuang
Baik
0,7
Dipakai
Cukup
0,65
Dipakai
0,3
Dibuang
Cukup
27 34
Sedang
8 34
Dipakai
Baik
4 34
Sukar
28 34
Dipakai
Sangat jelek
24 34
Dibuang
Baik
5 34
Dipakai
21 34
Dibuang
Sangat jelek
3 34
Dibuang
Cukup
25 34
Sedang
30 34
Dipakai
Cukup
3 34
Mudah
21 34
Dipakai
Cukup
8 34
Mudah
9 34
Dipakai
Cukup
23 34
Mudah
10 34
Dipakai
Cukup
5 34
Mudah
20 34
Dipakai
Cukup
28 34
Mudah
28 34
Dipakai
Cukup
30 34
Sedang
30 34
Dipakai
Cukup
29 34
Sedang
19 34
Dipakai
Baik
23 34
Dipakai
Sangat jelek
24 34
Dibuang
10 34
Sukar
9 6 10 10 0,3
30
134
Lampiran 4 REKAP HASIL UJI COBA SOAL
Validitas No 1.
2.
3.
Indikator Mengidentifikasi sifatsifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
4.
Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
5.
Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
6.
7.
8.
9.
Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks Memberi nama senyawa menurut IUPAC
Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
TK
DP
No
Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 32 33
rxy 0,22 0,43 0,37 -0,08 0,39 0,47 0,35 0,42 0,36 0,45 0,39 0,48 0,48 -0,20 -0,22 0,35 0,63 0,44 0,54 0,48 0,59 -0,34 0,40 -0,42 0,65 0,35 0,39 0,43 0,39
Kriteria Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
TK (%) 0,70 0,75 0,85 0,25 0,60 0,85 0,90 0,80 0,90 0,80 0,90 0,80 0,85 0,30 0,60 0,80 0,60 0,65 0,75 0,75 0,30 0,30 0,60 0,30 0,65 0,70 0,60 0,80 0,60
Kriteria Sedang Mudah Mudah Sukar Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sukar Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang
D 0,2 0,5 0,3 -0,1 0,6 0,3 0,2 0,4 0,2 0,4 0,2 0,4 0,3 0 -0,2 0,2 0,8 0,5 0,5 0,5 0,6 -0,2 0,4 -0,4 0,7 0,4 0,4 0,4 0,4
Kriteria Jelek Baik Cukup Sangat jelek Baik Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek Sangat jelek Jelek Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat jelek Cukup Sangat jelek Baik Cukup Cukup Cukup Cukup
Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
28 29 30 31 34 35 36
0,46 0,39 0,42 0,38 -0,46 -0,25 0,45
Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid
0,80 0,85 0,85 0,85 0,20 0,20 0,70
Mudah Mudah Mudah Mudah Sukar Sukar Sedang
0,4 0,3 0,3 0,3 -0,4 -0,2 0,6
Cukup Cukup Cukup Cukup Sangat jelek Sangat jelek Baik
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai
37 38 39 40 43 46 41 42 44 45 47 48 49 50
-0,54 0,62 0,45 -0,12 -0,12 0,39 0,35 0,43 0,40 -0,36 0,40 -0,26 -0,26 0,38
Tidak Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Tidak Valid
0,30 0,30 0,60 0,05 0,15 0,75 0,85 0,75 0,65 0,25 0,75 0,05 0,20 0,80
Sukar Sukar Sedang Sukar Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sukar Mudah Sukar Sukar Mudah
-0,6 0,6 0,4 -0,1 -0,1 0,3 0,3 0,5 0,5 -0,3 0,3 -0,1 -0,2 0,4
Sangat jelek Baik Cukup Sangat jelek Sangat jelek Cukup Cukup Baik Baik Sangat jelek Cukup Sangat jelek Sangat jelek Cukup
Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Cadangan Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai
No. Instru me n 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22
23
24 25
26 27 28 29
30
135
Lampiran 5
Perhitungan Reliabilitas Soal
Rumus:
r11
M(k - M) k 1k -1 k Vt
Keterangan: k : Banyaknya butir soal M : Rata-rata skor total Vt : Varians total Kriteria Interval 0,00 - 0,2 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: 32190 Vt
-
1032
=
2
34
=
25,464
1032 34
=
30,35
34 M
r11
=
SY N
=
50 50 - 1
=
0,542
=
1
30,35 50
50 x
30,35 25,464
Nilai koefisien korelasi tersebut pada interval 0,40 - 0,599 dalam kategori sedang
136
Lampiran 6
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Rumus
B JS
TK
Keterangan: TK : Indeks kesukaran B : Jumlah siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa Kriteria Interval IK 0,00 < IK < 0,30 < IK < 0,70 < IK <
0,30 0,70 1,00
Kriteria Sukar Sedang Mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode UC-1 UC-20 UC-11 UC-17 UC-5 UC-32 UC-12 UC-10 UC-4 UC-2 UC-19 UC-13 UC-3 UC-9 UC-6 UC-29 UC-28 UC-22 UC-18 UC-16 UC-7 UC-34 UC-14 UC-26 UC-25 UC-23 UC-8 UC-33 UC-30 UC-27 UC-15 UC-31 UC-24 UC-21
Jumlah TK
Butir soal no 2 (X) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
28
28 34 = 0,82 =
Berdasarkan kriteria, maka soal no 2 mempunyai tingkat kesukaran yang mudah
137
Lampiran 7
Perhitungan Validitas Butir Soal Rumus
Mp
rpbis
Mt St
p q
Keterangan: Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal Mt = Rata-rata skor total St = Standart deviasi skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal Kriteria Apabila thitung > ttabel, maka butir soal valid. dengan: rpbis
t hitung =
1-r
n-2 2 pbis
Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Butir soal no 2 (X)
Skor Total (Y)
Y2
XY
UC-1 UC-20 UC-11 UC-17 UC-5 UC-32 UC-12 UC-10 UC-4 UC-2 UC-19 UC-13 UC-3 UC-9 UC-6 UC-29 UC-28 UC-22 UC-18 UC-16 UC-7 UC-34 UC-14 UC-26 UC-25 UC-23 UC-8 UC-33 UC-30 UC-27 UC-15 UC-31 UC-24 UC-21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
38 37 37 37 37 37 35 35 35 34 33 33 32 32 31 31 31 31 30 30 30 29 28 28 27 27 26 26 26 24 24 23 20 18
1444 1369 1369 1369 1369 1369 1225 1225 1225 1156 1089 1089 1024 1024 961 961 961 961 900 900 900 841 784 784 729 729 676 676 676 576 576 529 400 324
38 37 37 37 37 37 35 35 35 34 33 33 32 32 31 31 31 31 0 30 30 29 28 28 0 27 26 26 0 0 0 0 20 18
Jumlah
28
1032
32190
878
Kode
138
Lampiran 7
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh: Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 2 Mp = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 2 878 = 28 = 31,36
Mt
Jumlah skor total Banyaknya siswa 1032 34
= =
= 30,35
p
Jumlah skor yang menjawab benar pada no 2 Banyaknya siswa 28 34
= =
= 0,82 q
=
rpbis
=
1
p = 31,36
1 30,35
5,05
0,82
= 0,18
0,82 0,18
= 0,430 0,430 32 = 2,69 0,815 Pada taraf signifikansi 5%, dengan dk = 32, diperoleh t0,95(34-2) = 2,04 Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item tersebut valid. t hitung =
139
Lampiran 8
Perhitungan Reliabilitas Soal
Rumus:
k k -1
r11
1-
M(k - M) k Vt
Keterangan: k : Banyaknya butir soal M : Rata-rata skor total Vt : Varians total Kriteria Interval 0,00 - 0,2 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: 1032 34
32190 Vt
=
M
=
r11
=
2
= 25,464
34 SY N 50 50
1032 34
=
1
1
= 30,35
30,35 50 30,35 50 x 25,464
= 0,542 Nilai koefisien korelasi tersebut pada interval 0,40 - 0,599 dalam kategori sedang
140
Lampiran 9
SOAL ULANGAN Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Kelas
:X
Waktu
: 60 menit
Tahun Ajaran
: 2010/2011
Petunjuk Umum 1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia. 3. Kerjakan soal dari yang dianggap mudah terlebih dahulu. 4. jawaban anda tidak mempengaruhi prestasi belajar anda. 5. Bila jawaban salah dan ingin memperbaikinya, lakukan seperti berikut: Jawaban semula
:
A
B
C
D
E
Pembetulan
:
A
B
C
D
E
Petunjuk Khusus: Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang tepat ! 1. Data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber sebagai berikut: No Nyala Lampu Gelembung gas 1 terang ada gelembung 2 tidak menyala tidak ada gelembung 3 tidak menyala ada gelembung 4 tidak menyala tidak ada gelembung 5 redup ada gelembung Berdasarkan data percobaan diatas, yang merupakan larutan nonelektrolit adalah larutan nomor .... a. 1 dan 5 d. 1 dan 3 b. 2 dan 3 e. 1 dan 4 c. 2 dan 4
Lampiran 9
141
2. Gambar di bawah ini merupakan gambar sirkuit dari alat penguji elektrolit.
Lampu pada kedua sirkuit dapat menyala bila senyawa yang di uji adalah… a. gula d. alkohol b. garam dapur e. lilin c. cuka 3. Di dalam sirkuit ditunjukkan bahwa lampu tidak menyala.
Perubahan mana yang akan menyebabkan lampu menyala? a. menambahkan lebih banyak padatan tembaga(II) sulfat ke dalam gelas kimia. b. menambahkan air untuk melarutkan tembaga(II) sulfat. c. mengganti elektroda karbon dengan elektroda tembaga. d. membalik hubungan pada elektroda e. memperbesar tegangan listrik 4. Larutan berikut yang merupakan pasangan elektrolit lemah adalah… a. HCl dan H2SO4 d. CH3COOH dan NH4OH b. HCl dan NH3 e. C6H12O6 dan CO(NH2)2 c. C12H22O11 dan CH3COOH
Lampiran 9
142
5. Berikut adalah gambar alat penguji elektrolit.
Lampu paling terang akan terjadi bila larutan yang diuji adalah… a. H2SO4 0,1M d. CH3COOH 0,1M b. C6H12O6 0,1M e. C2H5OH 0,1M c. CO(NH2)2 0,1M 6. Pada pemeriksaan daya hantar listrik larutan pada volume yang sama, hantaran terbesar akan diberikan oleh larutan... a. Glukosa 0,1 M d. Amonia 0,1 M b. Asam sulfat 0,1 M e. Etanol 0,05 M c. Asam asetat 0,05 M 7. Berikut ini merupakan beberapa zat yang ada dalam kehidupan sehari-hari : VI. air sirup IX. bensin VII. lelehan garam dapur X. air laut VIII. air suling Dari zat diatas yang bukan merupakan konduktor listrik adalah... a. I, II, dan III d. I, III, dan IV b. I, II, dan V e. III, IV, dan V c. I, II, dan IV 8. Garam dapur apabila dilarutkan dalam air, ternyata larutannya dapat menghantarkan listrik, karena .... a. air dapat menghantarkan listrik b. air terionisasi jika mengandung zat terlarut c. garam dapur dalam air terurai menjadi molekul-molekul d. air memberikan muatan listrik kepada zat padat e. garam dapur itu dalam air terurai menjadi ion-ion 9. Jika senyawa magnesium amonium fosfat, MgNH 4PO4, dilarutkan dalam air, maka didalam larutan akan menghasilakan ion-ion... a. Mg2+ dan NH4PO42d. H4PO+ dan MgNb. MgNH43+ dan PO43e. Mg2+ , NH4+, dan PO43c. NH4+ dan MgPO4-
Lampiran 9
143
10. Suatu zat dengan berat molekul 60 sebesar 45 gram dilarutkan dalam air. Setelah kesetimbangan zat tersebut tinggal 0,25 mol. Zat tersebut merupakan… a. nonelektrolit d. elektrolit kovalen b. elektrolit kuat e. elektrolit ionik c. elektrolit lemah 11. Sebanyak 0,5 mol asam asetat dilarutkan dalam air, ternyata hanya 0,10 mol yang dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya adalah... a. 0,8 d. 0,2 b. 0,6 e. 0,1 c. 0,4 12. FeCl3 merupakan contoh dari .... a. senyawa ion yang nonelektrolit b. senyawa kovalen yang elektrolit c. senyawa ion yang elektrolit d. senyawa kovalen yang nonelektrolit e. senyawa yang tidak dapat menghantarkan listrik 13. Beberapa senyawa berikut : 6. BaCl2 9. C2H5OH 7. NaOH 10. CH3COOH 8. NaCl Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah… a. 1 dan 2 d. 2 dan 5 b. 1 dan 3 e. 3 dan 4 c. 2 dan 3 14. Zat X dimasukkan dalam air, setelah diaduk ternyata zat X tersebut tidak dapat larut. Ketika dilakukan uji elektrolit terhadap larutan itu ternyata membuat lampu tidak menyala dan tidak tampak adanya gelembung gas disekitar elektroda. Atas dasar fakta tersebut, yang benar mengenai zat X adalah . . . a. senyawa kovalen polar yang terhirolisis secara sempurna. b. senyawa ionik yang organik c. larutan tersebut mengalami ionisasi sebagian d. senyawa kovalen tetapi bisa juga ionik e. senyawa kovalen non polar
Lampiran 9
144
15. Spesi yang digaris bawahi berikut yang mengalami oksidasi adalah… a. 2MnO4-+ 5SO32- + H+→ 2Mn2+ + 5SO42-+ 3H2O b. Cr2O72- + 3C2O42- +14 H+ → 2Cr3+ + 6CO2 + 7H2O c. 2KClO3 + 3S → 2KCl + 3SO2 d. 3Cu + 8H+ + 2NO3- → 3Cu2+ + 2NO +4 H2O e. H2O2 + H2C2O4 → 2CO2 + 2H2O 16. Berikut merupakan pengertian reaksi oksidasi yang benar adalah... a. reaksi pelepasan elektron d. reaksi penyerapan elektron b. reaksi pelepasan hidrogen e. reaksi penurunan bilangan c. reaksi pelepasan oksigen oksidasi 17. Di antara reaksi berikut yang tergolong reaksi redoks adalah… a. Ba2+(aq) + SO42-(aq) → BaSO4(s) b. Cr2O72-(aq) + 2H+(aq) → CrO42-(aq) + H2O(l) c. NH4+(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l) d. CuO(s) + 2HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + H2O(l) e. Ba2+(aq) + SO42-(aq) → BaSO4(s) 18. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur tersebut bersenyawa akan membentuk senyawa dengan rumus kimia ... a. Fe3S d. FeS b. FeS2 e. Fe2S3 c. Fe3S2 19. Pada reaksi berikut: 3MnO42- + 4H+ → 2MnO4- + MnO2 + H20 bilangan oksidasi Mn berubah dari... a. -6 menjadi -1 dan +4 d. +6 menjadi -7 dan -4 b. +6 menjadi +7 dan +4 e. +6 menjadi +7 dan 0 c. -6 menjadi -4 dan +1 20. Berikut ini adalah siklus nitrogen : (2) N2 → NO (2) ↑ ↓ (4) NO3 ← NO2 (3) Urutan bilangan oksidasi N (1), (2), (3) dan (4) berturut-turut adalah… a. +4; +1; +2; +5 d. +1; +5; +2; 0 b. 0; +1; +4; +5 e. +1; +5; +2; 0 c. 0; +2; +4; +5 21. Di antara zat yang digarisbawahi berikut, yang mengalami reduksi adalah… a. SnCl2 + 2HgCl2 → SnCl4 + Hg2Cl2 b. MnO2 + 4HCl → MnCl2 + Cl2 + H2O c. CuSO4 + 4KI → 2 K2SO4 + I2 + 2CuI d. H2S + 2FeCl3 → 2 FeCl2 +S + 2HCl e. 2Al + Fe2O3 → Al2O3 + 2Fe
Lampiran 9
145
22. Di antara reaksi berikut, yang tergolong reaksi disproporsionasi adalah… a. Cl2(g) + 2NaOH(g) →NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l) b. Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g) c. Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) d. 4HCl(aq) + MnO2(aq) → Cl2(g) + 2H2O(l) + MnCl2(zq) e. NH4+(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l) 23. Reaksi pembakaran pita magnesium pada kembang api tetes adalah sebagai berikut : Mg(s) + O2(g) MgO Dari reaksi diatas, yang berperan sebagai reduktor adalah... a. Mg d. O e. O2 b. O2 c. MgO 24. Nama IUPAC yang benar untuk senyawa Cu2S adalah… a. tembaga(II) sulfida d. tembaga(I) sulfida b. tembaga(II) sulfat e. tembaga(I) sulfit c. tembaga(II) sulfit 25. Pemberian nama yang tepat untuk HNO 3 dan HClO3 adalah.... a. Asam nitrit dan asam perklorat b. Asam nitrat dan asam klorat c. Asam nitrit dan asam klorida d. Asam nitrat dan asam hipoklorit e. Asam nitrit dan asam klorit 26. Perhatikan peristiwa berikut : IV. Penangkapan ikan disungai dengan setrum listrik. V. Penggunaan cairan pemutih pada pakaian. VI. Cairan infus sebagai asupan makanan dan cairan tubuh. Yang merupakan peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan sifat larutan elektrolit ditunjukkan nomor... a. I dan II d. I, II, dan III benar b. II dan III e. I, II, dan III salah c. I dan III 27. Apel yang dikupas apabila dibiarkan terlalu lama diudara terbuka akan berubah warna menjadi coklat. Peristiwa tersebut terjadi karena adanya reaksi... a. reduksi d. disproporsionasi b. oksidasi e. kuproporsionasi c. autoredoks 28. Nama trivial untuk senyawa NaClO adalah... a. Natrium hipoklorit b. Natrium klorit
Lampiran 9
146
c. Natrium klorat e. Natrium pentaklorat d. Natrium perklorat 29. Perhatikan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari berikut : (1) Perkaratan besi karena oksigen dan uap air (2) Buah apel yang dipotong menjadi berwarna cokelat diudara terbuka (3) Logam natrium diperoleh dengan elektrolisis larutan NaCl dengan elektoda dari baja dan grafit (4) Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi (5) Penggunaan gas klor sebagai disinfektan pada pengolahan air bersih Dari peristiwa diatas yang menggunakan konsep reaksi reduksi ditunjukkan nomor... a. 1,2,3 b. 1,3,5 c. 2,3,4 d. 2,4,5 e. 3,4,5 30. Reaksi pernafasan atau respirasi sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut : C6H12O6 + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(g) Pernyataan yang sesuai dengan reaksi diatas adalah … a. C6H12O6 bersifat reduktor b. 6O2 bersifat reduktor c. 6CO2 menangkap elektron d. 6H2Omelepas elektron e. 6H2O melepas oksigen
147
Lampiran 10
SILABUS SMA NEGERI 1 BERGAS Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
3.1Mengidentifika Larutan si sifat larutan elektrolit non-elektrolit dan non dan elektrolit elektrolit berdasarkan Jenis larutan data hasil berdasarkan percobaan. daya hantar listrik Jenis larutan elektrolit berdasarkan ikatannnya.
: KIMIA : X/2 : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi : 14 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)
Kegiatan Pembelajaran Penugasan Tatap Muka TMTT Tersruktur Menjelaskan Mendownload Berlatih penggunaan metode bahan ajar menyelesaikan cara pembelajaran Larutan Elektrolit latihan soal dengan e-learning. dan nonelektrolit yang ada pada Menayangan video pada halaman buku BSE dan yang berisi daya MOODLE. materi bahan hantar listrik suatu Mendownload ajar. larutan kemudan cara lembar kerja Penugasan tanya jawab praktikum larutan untuk mengkaji mengenai isi dari elektrolit pada sifat dan jenis video. halaman larutan yang Melakukan MOODLE. dekat dengan percobaan untuk Membuat alat uji kehidupan mengidentifikasi larutan elektrolit sehari-hari. sifat-sifat larutan secara elektrolit dan non berkelompok. elektrolit Membuat laporan
Indikator 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan 2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit penghantarkan arus listrik
Penilaian Tes tertulis. Pekerjaan rumah. Perfomans (kerja dan sikap) Laporan tertulis.
AW
Sumber Belajar
3 jam Buku kimia BSE kelas X karangan Budi Utami, dkk. Alat dan bahan percobaa n LCD Laptop
14
148
Lampiran 10
3.2Menjelaskan Konsep perkembangan oksidasi dan konsep reaksi reduksi oksidasi Bilangan reduksi dan oksidasi hubungannya unsur dalam dengan tata senyawa nama senyawa atau ion serta penerapannya
dilaboratorium kemudian berdiskusi kelompok. Menjelaskan konsep derajat ionisasi. Menyimpulkan perbedaan sifat dan jenis larutan elektrolit dan non elektrolit. Menayangan video yang berisi pembersihan uang logam kemudan tanya jawab mengenai isi dari video. Demontrasi reaksi pembersihan uang logam. Mendiskusikan aplikasi konsep redoks yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
hasil praktikum. Mengumpulkan tugas dalam bentuk artikel melalui MOODLE.
Mendownload bahan ajar materi redoks pada halaman MOODLE. Menyelesaikan pekerjaan rumah penentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion. Menyelesaikan pekerjaan rumah penentuan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi dalam reaksi
4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Berlatih soal latihan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
1. Membedakan Tes tertulis konsep oksidasi Perfomans reduksi ditinjau (kerja dan dari sikap) penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
8 jam Buku kimia BSE kelas X karangan Budi Utami, dkk. LCD Laptop
149
Lampiran 10
Tata nama menurut IUPAC Aplikasi redoks dalam memecahka n masalah lingkungan
dalam diskusi redoks. kelas. Mengumpulkan Menentukan tugas dalam oksidator, reduktor bentuk artikel , hasil oksidasi, dan melalui hasil reduksi dalam MOODLE. suatu reaksi redoks. Menentukan Latihan penamaan senyawa memberikan biner (senyawa ion) naman senyawa yang terbentuk dari biner tabel kation dan Yang terbentuk anion serta memberi dari kation dan namanya dalam anion diskusi kelompok. Menemukan konsep redoks untuk memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelompok dikelas
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
Mencari satu cara penggunaan aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dari internet
4. Memberi nama Tes tertulis senyawa menurut Perfomans IUPAC (kerja dan 5. Mendeskripsikan sikap) konsep larutan Laporan elektrolit dan tertulis konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
1 jam Buku kimia BSE kelas X karangan Budi Utami, dkk. LCD Laptop
150
Lampiran 11
Contoh RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/II
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
:1
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat
larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
B. KOMPETENSI DASAR Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
C. INDIKATOR Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan.
D. TUJUAN 1. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan mengidentifikasi sifatsifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan. 2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan. 3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan. 4. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan non elektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
151
Lampiran 11
E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Larutan elektrolit dan nonelektrolit : a. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik b. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik 2. Larutan elektrolit dapat diuji dengan alat uji sederhana seperti pada gambar dibawah ini :
3. Berdasarkan percobaan daya hantar listrik larutan, hasil percobaan yang ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan non elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas.
F. METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran
: e-learning berbasis MOODLE ceramah, diskusi tanya jawab, penugasan.
Pendekatan
: CTL (Contextual Teaching and Learning)
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. 1.
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan a. Perkenalan dan memeriksa kehadiran siswa.
Waktu 15 menit
- Memperhatikan dan absesnsi kehadiran.
152
Lampiran 11
b. Menyampaikan tujuan dan manfaat
- Memperhatikan.
dari materi yang akan dipelajari. c. Memotivasi siswa dengan cara
2.
-
Memperhatikan dan
menceritakan hal-hal disekitar
memberi tanggapan
siswa yang berhubungan dengan
mengenai
larutan elektrolit
penyampaian tujuan
agar dapat meraih kebermaknaan
dan motivasi dari
materi yang akan dipelajari.
guru.
Kegiatan inti a. Mengadakan pretes mengenai materi larutan elektrolit dan konsep
60 menit - Mengerjakan soal pretest.
redoks. Eksplorasi : b. Memberikan penjelasan pengantar
- Memperhatikan dan
materi larutan elektrolit dan konsep
memberi tanggapan
redoks yang akan dijelaskan dengan
mengenai metode e-
metode e-learning berbasis
learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan
MOODLE dengan
CTL.(e-learning berbasis
pendekatan CTL.
MOODLE) halaman MOODLE yang ditayangkan pada LCD proyektor!
c. Membangun pengetahuan siswa
- Menjawab
153
Lampiran 11
dengan menayangkan gambar dan
serangkaian
memberi pertanyaan tentang
pertanyaan dari guru
peristiwa disekitar siswa yang
dan memperhatikan
berhubungan dengan larutan yang
tayangan pada LCD
dapat menghantarkan arus
proyektor.
listrik.(Konstruktivisme) Gambar yang ditayangkan pada LCD proyektor!
Pernahkah kalian menancapkan stop kontak (saat akan menyetrika baju)?. Mengapa saat tangan kita basah kita dilarang menancapkan stop kontak?. Elaborasi : d. Dari hasil tanya jawab diatas, guru
- Memperhatikan dan
memberikan serangkaian pertanyaan
menjawab serangkaian
dan penjelasan yang mengarahkan
pertanyaan dari guru
siswa untuk menemukan hubungan
agar dapat menjelaskan
peristiwa pada gambar dengan
konsep yang diajarkan
konsep daya hantar listrik suatu
dengan bahasa
larutan dengan bahasa mereka
sendiri.(Inquiry)
sendiri.
154
Lampiran 11
e. Membimbing siswa untuk membentuk kelompok diskusi. f. Memberikan latihan soal dan meminta siswa untuk berdiskusi
- Membentuk kelompok. - Mengerjakan latihan soal dan berdiskusi
dengan kelompoknya. (Learning Community) g. Memberi kesempatan siswa untuk
- Bertanya kepada guru
mempresentasikan hasil diskusi dan
atau anggota
menuliskan penyelesaian latihan
kelompok apabila ada
soal di depan kelas agar dapat
hal yang belum
digunakan sebagai contoh bagi
dimengeri.
teman.(Modelling)
(Questioning)
h. Bersama siswa mendiskusikan
- Membahas jawaban
jawaban di papan tulis dan
dan bertanya pada hal
memberikan koreksi jawaban atau
yang kurang jelas.
tambahan informasi jika diperlukan. Konfirmasi i. Menyamakan persepsi tentang
- Memperhatikan,
larutan elektrolit dan non elektrolit
mencatat dan
dan sifat-sifatnya.
memberi tanggapan atas konfirmasi yang telah diberikan guru.
3.
Kegiatan penutup a. Guru penugasan mengenai
15 menit - Memperhatikan,
pembuatan alat uji larutan elektrolit
mencatat penjelasan
dan menginformasikan bahwa
tugas dan bertanya
lembar kerja praktikum dan bahan
apabila ada hal yang
ajar larutan elektrolit dapat diunduh
kurang jelas.
dihalaman MOODLE. Kemudian meminta siswa untuk mencari artikel penggunaan larutan elektrolit
155
Lampiran 11
dalam kehidupan sehari-hari dan diupload dihalaman MOODLE. (e-learning berbasis MOODLE) b. Guru membimbing siswa untuk
- Menarik kesimpulan
menarik kesimpulan agar siswa
dari kegiatan
dapat meraih kebermaknaan dari
pembelajaran yang
kegiatan pembelajaran. (Refleksi)
telah dilaksanakan.
c. Guru memberikan motivasi untuk
- Mendengarkan
belajar kemudian menutup
motivasi dari guru
pelajaran dengan salam.
dan membalas salam penutup.
H. SUMBER BELAJAR Media
: media e-learning MOODLE, papan tulis, spidol, LCD, laptop
Sumber Belajar
: Buku-buku kimia yang relevan: a. Johari, J.M.C. 2006. Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. c. Susilowati, Endang. 2007. Sains Kimia 1 Prinsip dan Terapannya untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
I. PENILAIAN a. Ranah Kognitif Jenis penilaian : latihan soal dan pekerjaan rumah. b. Ranah afektif Instrumen : lembar observasi.
156
Lampiran 11
J. ALAT EVALUASI a. Ranah Kognitif - Jenis penilaian : latihan soal Tujuan Pencapaian 1. Siswa dapat
Instrumen 1. Perhatikan data hasil percobaan pada tabel
mengidentifikasi sifat-
dibawah ini:
sifat larutan elektrolit
Larutan
Nyala
Gejala di elektroda
dan non elektrolit
A
terang
ada gas
melalui data percobaan.
B
terang
ada gas
C
redup
sedikit gas
D
mati
tidak ada gas
Berdasarkan manakah
data yang
percobaan
diatas,
tergolong
larutan
elektrolit?Jelaskan!. 2. Siswa dapat mendefinisikan
2. Dari percobaan daya hantar larutan, sebagai berikut:
pengertian larutan
No Larutan
Nyala
Pengamatan
elektrolit dan non
1
air jeruk
terang
ada gas
elektrolit melalui data
2
air aki
terang
ada gas
percobaan.
3
air sabun
mati
tidak ada gas
melalui data percobaan, definisikanlah pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit! 3. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tuliskan contoh larutan elektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari! 4. Tuliskan contoh larutan nonelektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari!
157
Lampiran 11
Kunci jawaban : Tujuan Pencapaian 1. Siswa dapat
Instrumen
Skor
1. Larutan elektrolit merupakan larutan
25
mengidentifikasi
yang
dapat
menghantarkan
sifat-sifat larutan
listrik, ditandai dengan lampu yang
elektrolit dan non
menyala dan di elektrode terbentuk
elektrolit melalui
gelembung
data percobaan.
elektrolisis. Jadi, larutan A, B, dan C,
gas
akibat
arus
peristiwa
tergolong larutan elektrolit. 2. Siswa dapat
2. Dari percobaan daya hantar larutan,
mendefinisikan
larutan elektrolit adalah larutan yang
pengertian larutan
dapat menghantarkan arus listrik,
elektrolit dan non
ditandai dengan lampu yang menyala
elektrolit melalui
dan terdapat gas disekitar elektroda.
data percobaan.
Sedangkan
larutan
25
nonelektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, ditandai dengan lampu yang tidak menyala dan tidak terdapat gas disekitar elektroda. 3. Siswa dapat
3. Contoh larutan elektrolit yang ada
memberikan contoh
dalam kehidupan kita yaitu : air cuka,
larutan elektrolit dan
larutan garam, air aki, air jeruk.
nonelektrolit yang
4. Contoh larutan nonelektrolit yang ada
ada dalam kehidupan
dalam kehidupan kita yaitu : air gula,
sehari-hari.
air teh, air sabun. Jumlah skor maksimal
Petunjuk penilaian Nilai = jumlah skor
25
25
100
158
Lampiran 11
- Jenis penilaian : pekerjaan rumah No. 1.
Tujuan Pencapaian
Instrumen
Siswa dapat merancang dan
Buatlah alat uji elektrolit dengan
melakukan percobaan
petunjuk yang ada dalam LKS,
mengidentifikasi sifat-sifat larutan
buatlah dengan desain yang
elektrolit dan non elektrolit melalui
menarik!
data percobaan. 2.
Siswa dapat memberikan contoh
Carilah artikel di internet yang
larutan elektrolit dan non elektrolit
berisi penggunaan atau manfaat
yang ada dalam kehidupan sehari-
larutan elektrolit dalam kehidupan
hari.
sehari-hari, pengumpulan artikel dapat diupload pada halaman MOODLE.
159
Lampiran 11
Contoh RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/II
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
Pertemuan
:2
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat
larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
B. KOMPETENSI DASAR Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
C. INDIKATOR 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan. 2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
D. TUJUAN 1. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan mengidentifikasi sifatsifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan. 2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan. 3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan. 4. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
160
Lampiran 11
5. Siswa dapat menentukan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. 6. Siswa dapat mengelompokkan larutan yang bersifat konduktor maupun isolator. 7. Siswa dapat membedakan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan sifat hantaran listriknya.
E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Larutan elektrolit dapat diuji dengan alat uji sederhana seperti pada gambar dibawah ini :
2. Jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik terbagi atas : a.
Larutan elektrolit kuat
b.
Larutan elektrolit lemah
c. Larutan nonelektrolit 3. Menurut Arhenius, larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung ion yang dapat bergerak bebas. 4. Contoh larutan elektrolit adalah sebagai berikut : a. Larutan elektrolit kuat
: larutan garam, air jeruk, air accu, minuman isotonik, larutan HBr, larutan NaOH.
b. Larutan elektrolit lemah
: larutan asam cuka, air suling, larutan amonia.
c. Larutan nonelektrolit
: larutan gula, alkohol, air susu, air teh, larutan urea.
161
Lampiran 11
F. METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran
: e-learning berbasis MOODLE ceramah, diskusi tanya jawab, penugasan.
Pendekatan
: CTL (Contextual Teaching and Learning)
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No 1.
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan a. Memberi salam dan mengawali
15 menit - Membalas salam,
pelajaran dengan berdoa kemudian
berdoa dan
dilanjutkan memeriksa kehadiran
melaksanakan
siswa.
absensi.
b. Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai pada eksperimen
Waktu
- Menyimak informasi yang diberikan guru.
larutan elektrolit dan nonelektrolit. c. Memotivasi siswa dengan cara
- Memperhatikan dan
menceritakan hal-hal disekitar siswa
menanggapi cerita
yang berhubungan dengan praktikum
dari guru.
uji elektrolit agar dapat meraih kebermaknaan materi yang akan dipelajari. 2.
Kegiatan inti
60 menit
Eksplorasi a. Mengkaji lembar kerja praktikum
- Membaca dan
kemudian memeriksa alat uji/tester
mengkaji lembar kerja
larutan elektrolit yang telah dibuat
praktikum.
oleh siswa secara berkelompok. b. Mendemonstrasikan penggunaan alat - Memperhatikan. uji larutan elektrolit didepan kelas.(Modelling) c. Membimbing siswa melakukan praktikum untuk mengamati adanya
- Melaksanakan praktikum secara
162
Lampiran 11
daya hantar listrik suatu larutan pada
berkelompok.
beberapa larutan dan minuman
(Learning
kemasan yang telah dipersiapkan
Community)
siswa dari rumah. Elaborasi : d. Memberi kesempatan siswa untuk
- Menuliskan hasil
menuliskan hasil percobaan kedalam
praktikum dalam LKS
data pengamatan data pengamatan
kemudian menuliskan
yang ada pada LKS selanjutnya
contoh larutan
siswa diminta menuliskan contoh
elektrolit dan
larutan elektrolit dan nonelektrolit
nonelektrolit yang ada
yang ada disekitar
disekitar kita.
kita.(Konstruktivisme) e. Meminta siswa mendeskripsikan
- Mendeskripsikan ciri-
ciri-ciri larutan elektrolit kuat,
ciri larutan elektrolit
elektrolit lemah dan nonelektrolit
kuat, elektrolit lemah
dari hasil pengamatan dan contoh
dan nonelektrolit dari
larutan yang telah ditulis dengan
data pengamatan yang
bahasa mereka sendiri.
sudah ditulis dengan bahasa sendiri.(Inquiry)
f. Memberi kesempatan siswa untuk
- Menyimak data
bertanya apabila ada hasil
pengamatan dan
pengamatan yang berbeda.
menanyakan apabila ada hasil pengamatan yang berbeda. (Questioning)
Konfirmasi g. Guru memberikan konfirmasi
- Menyimak hasil
terhadap hasil praktikum kemudian
praktikum dan
menyamakan persepsi antara hasil
menyamakan dengan
praktikum dengan teori mengenai
teori.
larutan elektrolit.
163
Lampiran 11
3.
Kegiatan penutup
15 menit
d. Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang sudah
- Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
diajarkan.(Refleksi) e. Memberikan penugasan pekerjaan
- Memperhatikan dan
rumah berupa laporan hasil
bertanya pada hal
praktikum secara individu.
yang kurang jelas.
f. Memberikan motivasi untuk belajar
- Mendengarkan
dan menyiapkan materi yang akan
motivasi dan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
membalas salam
kemudian menutup pelajaran dengan
penutup.
salam.
H. SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, penghapus, alat dan bahan praktikum.
Sumber Belajar
: buku-buku kimia yang relevan : a. Johari, J.M.C. 2006. Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. c. Lembar kerja praktikum siswa.
I. PENILAIAN a. Ranah Kognitif Jenis tagihan : pekerjaan rumah b. Ranah Psikomotorik Prosedur : Observasi langsung Instrumen : lembar observasi c. Ranah afektif Instrumen : lembar observasi
164
Lampiran 11
J. ALAT EVALUASI a. Ranah Kognitif -
Jenis tagihan : pekerjaan rumah laporan praktikum sementara secara individu No. 1.
Tujuan Pencapaian
Instrumen
Tujuan pencapaian 1 sampai Buatla laporan praktikum secara dengan 7.
individu dengan panduan LKS yang sudah disediakan!
b. Ranah Psikomotorik -
Jenis tagihan : hasil alat uji elektrolit dan keterampilan siswa dalam kelompok saat praktikum
-
Petunjuk penilaian menggunakan lembar penilaian observasi pengamatan.
165
Lampiran 12
Contoh RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/II
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
:1
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi.
B. KOMPETENSI DASAR Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
C. INDIKATOR Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
melalui data
percobaan.
D. TUJUAN 5. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan. 6. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan. 7. Siswa dapat mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan. 8. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan non elektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
166
Lampiran 12
E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Larutan elektrolit dan nonelektrolit : a. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik b. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik 2. Larutan elektrolit dapat diuji dengan alat uji sederhana seperti pada gambar dibawah ini :
3. Berdasarkan percobaan daya hantar listrik larutan, hasil percobaan yang ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan non elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas.
F. METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran
: ceramah, diskusi tanya jawab, penugasan.
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. 1.
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan a. Memberi salam, mengawali pelajaran dengan berdoa, dilanjutkan
10 menit - Berdoa, membalas salam dan absensi.
dengan memeriksa kehadiran siswa. b. Menyampaikan tujuan dan manfaat dari materi yang akan dipelajari.
Waktu
- Memperhatikan penjelasan tujuan dan manfaat dari materi yang akan dipelajari.
167
Lampiran 12
2.
Kegiatan inti
60 menit
Eksplorasi : a. Menjelaskan konsep larutan elektrolit, - Memperhatikan non elektrolit dan sifat-sifatnya
tayangan pada LCD
dengan bantuan media powerpoint.
proyektor dan mencatat penjelasan
Tayangan pada LCD proyektor
guru.
Elaborasi : b. Memberikan latihan soal untuk didiskusikan dengan teman sebangku.
- Mengerjakan latihan soal dan berdiskusi. - Mengerjakan
c. Meminta siswa mengerjakan
didepan kelas.
didepan kelas. d. Bersama siswa mendiskusikan
- Berdiskusi dan
jawaban di papan tulis dan
bertanya apabila ada
Memberikan koreksi jawaban atau
hal yang belum jelas.
tambahan informasi jika diperlukan. Konfirmasi : e. Menyamakan
3.
persepsi
tentang
- Berdiskusi untuk
larutan elektrolit dan non elektrolit
menyamakan
dan sifat-sifatnya.
persepsi.
Kegiatan penutup a. Memberi penjelasan mengenai
15 menit - Memperhatikan
pembuatan alat uji larutan elektrolit
penjelasan tugas dan
yang akan digunakan didalam
bertanya apabila ada
168
Lampiran 12
praktikum. Kemudian meminta siswa
hal yang kurang
untuk mencari artikel penggunaan
jelas
larutan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari. b. Membimbing siswa dalam
- Menyimpulkan
menyimpulkan materi yang sudah
materi
diajarkan. c. Guru menutup pelajaran dengan
-
Motivasi dari guru
salam dan sebelumnya memberikan
dan membalas salam
motivasi untuk belajar.
penutup.
H. SUMBER BELAJAR Media
: papan tulis, spidol, LCD, laptop, media power point.
Sumber Belajar
: Buku-buku kimia yang relevan: a. Johari, J.M.C. 2006. Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. c. Susilowati, Endang. 2007. Sains Kimia 1 Prinsip dan Terapannya untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
I. PENILAIAN a. Ranah Kognitif Jenis penilaian : latihan soal dan pekerjaan rumah. b. Ranah afektif Instrumen : lembar observasi.
J. ALAT EVALUASI a. Ranah Kognitif - Jenis penilaian : latihan soal
169
Lampiran 12
Tujuan Pencapaian 1. Siswa dapat
Instrumen 1. Perhatikan data hasil percobaan pada tabel
mengidentifikasi sifat-
dibawah ini:
sifat larutan elektrolit
Larutan
Nyala
dan non elektrolit
A
terang
ada gas
melalui data percobaan.
B
terang
ada gas
C
redup
sedikit gas
D
mati
tidak ada gas
Berdasarkan manakah
Gejala di elektroda
data yang
percobaan
diatas,
tergolong
larutan
elektrolit?Jelaskan!. 2. Siswa dapat mendefinisikan
2. Dari percobaan daya hantar larutan, sebagai berikut:
pengertian larutan
No Larutan
Nyala
Pengamatan
elektrolit dan non
1
air jeruk
terang
ada gas
elektrolit melalui data
2
air aki
terang
ada gas
percobaan.
3
air sabun
mati
tidak ada gas
melalui data percobaan, definisikanlah pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit! 3. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tuliskan contoh larutan elektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari! 4. Tuliskan contoh larutan nonelektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari!
170
Lampiran 12
Kunci jawaban : Tujuan Pencapaian 1. Siswa dapat
Instrumen
Skor
1. Larutan elektrolit merupakan larutan
25
mengidentifikasi
yang
dapat
menghantarkan
sifat-sifat larutan
listrik, ditandai dengan lampu yang
elektrolit dan non
menyala dan di elektrode terbentuk
elektrolit melalui
gelembung
data percobaan.
elektrolisis. Jadi, larutan A, B, dan C,
gas
akibat
arus
peristiwa
tergolong larutan elektrolit. 2. Siswa dapat
2. Dari percobaan daya hantar larutan,
mendefinisikan
larutan elektrolit adalah larutan yang
pengertian larutan
dapat menghantarkan arus listrik,
elektrolit dan non
ditandai dengan lampu yang menyala
elektrolit melalui
dan terdapat gas disekitar elektroda.
data percobaan.
Sedangkan
larutan
25
nonelektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, ditandai dengan lampu yang tidak menyala dan tidak terdapat gas disekitar elektroda. 3. Siswa dapat
3. Contoh larutan elektrolit yang ada
memberikan contoh
dalam kehidupan kita yaitu : air cuka,
larutan elektrolit dan
larutan garam, air aki, air jeruk.
nonelektrolit yang
4. Contoh larutan nonelektrolit yang ada
ada dalam kehidupan
dalam kehidupan kita yaitu : air gula,
sehari-hari.
air teh, air sabun. Jumlah skor maksimal
Petunjuk penilaian Nilai = jumlah skor
25
25
100
171
Lampiran 12
- Jenis penilaian : pekerjaan rumah No. 1.
Tujuan Pencapaian
Instrumen
Siswa dapat merancang dan
Buatlah alat uji elektrolit dengan
melakukan percobaan
petunjuk yang ada dalam LKS,
mengidentifikasi sifat-sifat larutan
buatlah dengan desain yang
elektrolit dan non elektrolit melalui
menarik!
data percobaan. 2.
Siswa dapat memberikan contoh
Carilah artikel di internet yang
larutan elektrolit dan non elektrolit
berisi penggunaan atau manfaat
yang ada dalam kehidupan sehari-
larutan elektrolit dalam kehidupan
hari.
sehari-hari, pengumpulan artikel pada pertemuan kedua.
172
Lampiran 12
Contoh RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/II
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
Pertemuan
:2
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi.
B. KOMPETENSI DASAR Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
C. INDIKATOR 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
melalui data
percobaan. 2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
D. TUJUAN 1. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan. 2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan. 3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan.
173
Lampiran 12
4. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 5. Siswa dapat menentukan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. 6. Siswa dapat mengelompokkan larutan yang bersifat konduktor maupun isolator. 7. Siswa dapat membedakan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan sifat hantaran listriknya.
E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik terbagi atas : a.
Larutan elektrolit kuat
b.
Larutan elektrolit lemah
c. Larutan nonelektrolit 2. Menurut Arhenius, larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung ion yang dapat bergerak bebas. 3. Contoh larutan elektrolit adalah sebagai berikut : a. Larutan elektrolit kuat
: larutan garam, air jeruk, air accu, minuman isotonik, larutan HBr, larutan NaOH.
b. Larutan elektrolit lemah
: larutan asam cuka, air suling, larutan amonia.
c. Larutan nonelektrolit
: larutan gula, alkohol, air susu, air teh, larutan urea.
F. METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran
: ceramah, praktikum diskusi tanya jawab, penugasan.
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No 1.
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan a. Memberi salam dan mengawali pelajaran dengan berdoa kemudian dilanjutkan memeriksa kehadiran
Waktu 10 menit
- Membalas salam dan berdoa.
174
Lampiran 12
siswa. b. Memberikan pretes mengenai materi - Mengerjakan pretes. eksperimen yang akan dipratikan oleh siswa. c. Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai pada eksperimen
- Menyimak informasi yang diberikan guru.
larutan elektrolit dan non elektrolit. 2.
Kegiatan inti
70 menit
Eksplorasi : a. Memeriksa alat uji/tester larutan elektrolit yang telah dibuat oleh siswa
- Memperhatikan penjelasan guru.
secara berkelompok dan memberikan penjelasan cara menguji larutan dengan alat uji elektrolit. b. Mengkaji lembar kerja praktikum larutan elektrolit dan elektrolit.
- Membaca dan memahami lembar kerja praktikum.
c. Membimbing siswa melakukan
- Melaksanakan
praktikum untuk mengamati adanya
praktikum secara
daya hantar listrik suatu larutan dan
berkelompok.
minuman kemasan pada beberapa larutan yang telah dipersiapkan dari rumah. Elaborasi : d. Meminta siswa untuk menuliskan hasil percobaan kedalam data pengamatan data pengamatan yang ada pada LKS. e. Meminta siswa membacakan hasil praktikum oleh wakil kelompok dari data yang diperoleh.
- Menuliskan hasil praktikum dan mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS. - Membacakan hasil percobaan dan kesimpulan
175
Lampiran 12
kelompok. f. Melalui data percobaan yang didapat - Memperhatikan dan dari hasil praktikum, guru
mencatat materi yang
menjelaskan sifat hantaran listrik
disampaikan guru.
suatu larutan dengan bantuan media powerpoint. Tayangan pada LCD proyektor
Konfirmasi : g. Menyamakan persepsi antara hasil
- Menyamakan persepsi
praktikum dengan teori mengenai
antara hasil praktikum
larutan elektrolit.
dengan teori yang ada.
3.
Kegiatan penutup a. Membimbing siswa dalam
10 menit - Menyimpulkan materi
menyimpulkan materi yang sudah diajarkan. b. Memberikan penugasan pekerjaan
- Memperhatikan dan
rumah berupa laporan hasil praktikum
bertanya pada hal
secara individu.
yang kurang jelas.
c. Memberikan motivasi untuk belajar
- Mendengarkan
dan menyiapkan materi yang akan
motivasi dan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
membalas salam
menutup pelajaran dengan salam.
penutup.
176
Lampiran 12
H. SUMBER BELAJAR Media
: media powerpoint whiteboard, spidol,
penghapus,
alat dan bahan praktikum, laptop. Sumber Belajar
: buku-buku kimia yang relevan : a. Johari, J.M.C. 2006. Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. c. Lembar kerja praktikum siswa.
I. PENILAIAN a. Ranah Kognitif Jenis tagihan : pekerjaan rumah b. Ranah Psikomotorik Prosedur : Observasi langsung Instrumen : lembar observasi. c. Ranah afektif Instrumen : lembar observasi.
J. ALAT EVALUASI a. Ranah Kognitif No. 1.
Jenis tagihan : pekerjaan rumah laporan praktikum sementara secara individu Tujuan Pencapaian
Instrumen
Tujuan pencapaian 1 sampai
Buatla laporan praktikum secara individu
dengan 7.
dengan
panduan
LKS
yang
sudah
disediakan!
b. Ranah Psikomotorik -
Jenis tagihan : hasil alat uji elektrolit dan keterampilan siswa dalam kelompok saat praktikum.
-
Petunjuk penilaian menggunakan lembar penilaian observasi pengamatan
177
Lampiran 13
Lisensi Materi : Copyright © 2010 SMA Negeri 1 Bergas Dokumen/materi di elearning.sman1bergas.sch.id dapat dipergunakan, dimodifikasi dan disebarluaskan secara bebas untuk tujuan pembelajaran yang bersifat bukan untuk komersial. Tanpa mengubah copyright dan profil penulis serta mencantumkan nama penulis.
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi.
KOMPETENSI DASAR 3.1. Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
INDIKATOR Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
178
Lampiran 12
Toshiba |
[email protected]
179
Lampiran 12
Mencari ikan bukan hanya nelayan saja yang melakukannya, tetapi dapat dilakukan oleh siapa saja. Berbagai macam cara yang dilakukan, salah satunya menangkap ikan dengan cara menyetrum. Pernahkah Anda melihat orang mencari ikan dengan cara menyetrum? Cara ini sering dilakukan, meskipun mengganggu ekosistem yang ada karena dapat mematikan bibit-bibit ikan. Menyetrum dapat dilakukan dengan mengalirkan arus listrik dari sumber arus kedalam air melalui kabel penghubung. Hal ini akan mengakibatkan ikan-ikan yang terkena sengatan listrik menjadi lemas kemudian mati dan mengapung di permukaan air. Mengapa ikan-ikan dapat terkena sengatan arus listrik? Bagaimana cara air menghantarkan arus listrik?
Toshiba |
[email protected]
180
Lampiran 12
Apakah larutan itu ?
Masih ingatkah, apakah larutan itu? Tentunya kamu masih ingat bukan? Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara dua zat atau lebih. Komponen larutan adalah pelarut dan zat terlarut. Pada bab ini jenis pelarut yang akan kita bahas adalah air. Ada beberapa alasan mengapa air merupakan pelarut yang umum ditemui dan digunakan. Disamping itu, sifat air yang mampu melarutkan berbagai macam zat, menyebabkan reaksi kimia sebagian besar berlangsung dalam pelarut air.
Tidak semua zat jika dicampurkan ke dalam pelarut air dapat membentuk larutan. Sebagai contoh, garam dapur (NaCl) dan cuka atau asam asetat (CH 3COOH) larut dalam air, akan tetapi lilin tidak larut dalam air.
Gambar 1.(a) garam dapur (NaCl) larut dalam air, (b) cuka atau asam asetat (CH3COOH) larut dalam air, dan (c) lilin tidak larut dalam air.
Toshiba |
[email protected]
181
Lampiran 12
A. Larutan Elektrolit dan nonelektrolit
Beberapa waktu yang lalu di awal tahun 2007, ibukota Jakarta ditimpa musibah banjir karena curah hujan yang sangat tinggi sehingga banyak menenggelamkan perumahan penduduk. Menyikapi kondisi banjir yang lumayan tinggi tersebut, pihak PLN segera mengambil tindakan cepat dengan segera memutuskan aliran listrik yang menuju ke arah transformeter (trafo) yang terendam air banjir. Tahukah kamu mengapa pihak PLN mengambil tindakan tersebut? Apakah air dapat menghantarkan arus listrik sehingga dapat membahayakan penduduk? Menurut pemikiran kamu, kira-kira kriteria air (larutan) yang bagaimanakah yang dapat menghantarkan arus listrik? Apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, marilah kita simak materi berikut!
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan terbagi menjadi dua golongan yaitu larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih mudah pemahaman kamu, cobalah perhatikan tabel berikut. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit Larutan Elektrolit 1. Dapat menghantarkan listrik.
Larutan non Elektrolit 1. Tidak dapat menghantarkan listrik 2. Tidak terjadi proses ionisasi
2. Terjadi proses ionisasi 3. Lampu tidak menyala dan tidak ada (terurai menjadi ion-ion) gelembung gas. 3. Lampu dapat menyala terang Contoh : atau redup, ada gelembung gas Contoh: Larutan gula (C12H22O11) Garam dapur (NaCl) Larutan urea (CO NH2)2 Cuka dapur (CH3COOH) Larutan alkohol C2H5OH Air accu (H2SO4)
Zat yang terlarut dalam larutan elektrolit umumnya berupa senyawa anorganik, sedangkan yang terlarut dalam larutan nonelektrolit umumnya berupa senyawa organik
Toshiba |
[email protected]
182
Lampiran 12
Tips Membuat Batu Baterai Murah Tahukah Anda bahwa sebuah baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik dalam jumlah yang aman dapat dibuat dari sebuah jeruk lemon, klip kertas yang terbuat dari baja, dan paku pines kuningan. Tidak percaya? Bagaimana cara membuatnya? Caranya sangat sederhana dan dapat Anda lakukan sendiri-sendiri dengan mudah karena tidak memerlukan banyak peralatan dan prosedur yang rumit. Belahlah sebuah jeruk lemon, kemudian tancapkan sebuah paku pines dan klip kertas ke dalam jeruk lemon yang telah dibelah tadi. Pines dan klip harus ditancapkan sedekat mungkin tetapi tidak sampai bersentuhan. Hati-hati jangan sampai ada cairan jeruk yang ada di atas paku pines maupun klip. Basahi lidah Anda dengan air liur dan tempelkan sedikit ujung lidah di atas paku pines dan klip. Sensasi rasa yang timbul diakibatkan oleh sejumlah kecil arus listrik sebagai hasil dari elektrolit dalam air liur di lidah. Bagaimana, mudah kan? Coba praktikkan di kelas masing-masing bersama kelompok kerja Anda.
B. Elektrolit Dapat Berupa Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Dengan teori Arrhenius, dapat dijelaskan bagaimana larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan senyawa kovalen. (3) Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri atas ion – ion, misalnya NaCl. NaCl terdiri atas ion – ion Na+ dan Cl- , jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi ion-ionnya. Ion-ion yang terbentuk dapat bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Akibatnya, semua senyawa ion yang larut dalam air termasuk elektrolit kuat.
Namun, jika tidak terlarut atau dalam bentuk padatan,
senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu disebabkan tidak ada ion yang bergerak bebas. Agar dapat menghantarkan arus listrik, padatan senyawa ion harus dipanaskan hingga meleleh. Lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik.
Gambar 1.4. Larutan NaCl dalam air
Toshiba |
[email protected]
183
Lampiran 12
(Johari dan Rahmawati, 2004:194)
(4) Senyawa Kovalen
Padatan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengandung ion. Begitu juga yang terjadi pada lelehannya. Lelehan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik sebab senyawa kovalen polar terdiri atas molekul yang netral. Jadi, senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika berada dalam bentuk larutan. Contoh senyawa kovalen polar adalah CH3COOH dan C2H5OH (etanol) seperti telah dijelaskan sebelumnya. Air juga bersifat polar. Oleh karena itu, antara molekul air dan zat terlarut yang bersifat polar terdapat gaya tarik menarik. Adanya gaya tarik menarik itu menyebabkan ikatan pada senyawa kovalen putus dan membentuk ion.
Gambar 1.5. CH3COOH dalam air (Johari dan Rahmawati, 2004:195) C. Teori Arrhenius
Seorang ahli kimia dari Swedia (1887), Svante August Arrhenius (1859– 1927) menjelaskan bahwa elektrolit dalam pelarut air akan terurai menjadi ionion yang bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus listrik melalui larutan. Sedangkan nonelektrolit dalam pelarut tidak terurai menjadi ionion. Untuk lebih mempermudah penjelasan tadi, marilah kita amati contoh larutan dibawa ini!
a)larutan garam dapur (b)larutan asam asetat Pada contoh diatas,
(c) larutan gula
Larutan senyawa ion NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion Na+ dan Cl-
Toshiba |
[email protected]
184
Lampiran 12
pada kristal NaCl dalam pelarut air dapat terurai. Proses penguraian ion-ion pada senyawa ion ini disebut proses disosiasi. Na+(aq) + Cl- (aq)
NaCl(s) H2O(l)
Larutan senyawa kovalen polar asam asetat CH3COOH dapat menghantarkan arus listrik karena molekul-molekul CH3COOH dalam pelarut dapat terurai menjadi ion-ion H+ dan CH3COO-. Proses peruraian molekul senyawa kovalen polar menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. CH3COOH(aq) H2O(l)
H+(aq) + CH3COO- (aq)
Larutan senyawa kovalen polar gula (C12H22O11) tidak dapat menghantarkan arus listrik karena molekul-molekul C12H22O11 dalam pelarut air tidak dapat terurai menjadi ionion.
C12H22O11(aq)
Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Jenisnya Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan daya hantar listriknya larutan dapat dibagi menjadi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Sedangkan larutan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah sesuai skema penggolongan berikut. LARUTAN Larutan Elektrolit Elektrolit Kuat
Larutan Nonelektrolit
Elektrolit Lemah
Gambar 2. Skema Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Untuk dapat mempermudah pengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, elektrolit lemah ataupun non elektrolit? Pahamilah tabel di bawah ini! Jenis Larutan Elektrolit kuat
Elektrolit lemah
Non elektrolit
Sifat dan pengamatan lain - terionisasi sempurna - menghantarkan arus listrik listrik - lampu menyala terang - terdapat gelembung gas - terionisasi sebagian - menghantarkan arus listrik - lampu menyala redup terdapat gelembung gas - tidak terionisasi - tidak menghantarkan arus listrik - lampu tidak menyala
Contoh Senyawa NaCl HCl NaOH H2SO 4 KCl CH3COOH N4OH HCN Al(OH)3 C6H12O6 C12H22O11 C2H5 OH
Reaksi Ionisasi Na + + ClNaOH → Na+ + OH2H2SO4 → 2H+ + SO 4 KCl → K + + ClNaCl
CH3 COOH → H++ CH 3OO HCN → H+ + CN Al(OH) → Al3+ + 3OH 3
C6H12O6 C12H22O11 C2H5 OH
Toshiba |
[email protected]
185
Lampiran 12
- tidak terdapat gelembung gas
D. Derajat Ionisasi Secara kuantitatif, kuat atau lemahnya suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi (α) α= Untuk larutan elektrolit kuat; α = 1 atau α mendekati 1
Untuk larutan elektrolit lemah; 0 < α < 1 Untuk larutan nonelektrolit; α = 0
Toshiba |
[email protected]
186
Lampiran 13
Lisensi Materi : Copyright © 2010 SMA Negeri 1 Bergas Dokumen/materi di elearning.sman1bergas.sch.id dapat dipergunakan, dimodifikasi dan disebarluaskan secara bebas untuk tujuan pembelajaran yang bersifat bukan untuk komersial. Tanpa mengubah copyright dan profil penulis serta mencantumkan nama penulis.
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi.
KOMPETENSI DASAR 3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
INDIKATOR 1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion. 3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 4. Memberi nama senyawa menurut IUPAC. 5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
187
Lampiran 15
A. KONSEP OKSIDASI DAN REDUKSI
Gambar 2.1 Peristiwa Perkaratan Besi Banyak sekali peristiwa di sekitar kita yang melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi atau disebut juga reaksi redoks. Sebagai contoh, peristiwa perkaratan besi pada gambar diatas. Konsep oksidasi dan reduksi berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Konsep oksidasi dan reduksi dapat ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Menurut konsep penggabungan dan pelepasan oksigen, oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen dan reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen. Menurut konsep pelepasan dan penerimaan elektron, oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron dan reduksi adalah reaksi penerimaan elektron. Sedangkan menurut konsep peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi, oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. 1. Konsep Oksidasi Dan Reduksi Berdasarkan Penggabungan Dan Pelepasan Oksigen Ketika oksigen bereaksi dengan permukaan besi maka akan terjadi reaksi antara oksigen dan besi. Reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi, yaitu penggabungan oksigen dengan logam besi membentuk karat besi. Pada konsep ini reduksi oksidasi didefinisikan Oksidasi adalah penggabungan oksigen dengan unsur atau senyawa. Reduksi adalah pelepasan oksigen dari senyawanya. Contoh reaksi oksidasi: penggabungan oksigen dengan unsur 4Fe + 3O2 → 2Fe2O3 C + O2→ CO2 penggabungan oksigen dengan senyawa CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Toshiba |
[email protected]
188
Lampiran 15
2CO + O2 → 2CO2 Contoh reaksi reduksi: Pelepasan oksigen dari senyawanya 2Fe2O3 → 4Fe + 3O2 2Ag2O → 4Ag + O2
2. Konsep Oksidasi Dan Reduksi Berdasarkan Penggabungan Dan Pelepasan Elektron Untuk menjelaskan konsep reduksi oksidasi dapat ditinjau dari serah terima elektron. Pada konsep ini reduksi oksidasi didefinisikan: oksidasi adalah pelepasan elektron dan reduksi adalah penerimaan elektron.
Contoh: Reaksi antara Na dan Cl2 membentuk NaCl Pada reaksi ini Na melepaskan 1 elektron yang kemudian diterima Cl adalah 2Na + Cl2 → 2NaCl atau Na + ½Cl2 → NaCl
serah terima elektron yang terjadi: Na → Na+ + e..........Na melepas elektron (oksidasi) ½Cl2 + e → Cl-........Cl menerima elektron (reduksi) 3. Konsep Oksidasi Dan Reduksi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi (bilok atau bo) adalah bilangan yang menunjukkan muatan yang disumbangkan oleh atom unsur tersebut pada molekul atau ion yang dibentuknya. Misalnya pada NaCl yang terbentuk melalui ikatan ion, maka bilangan oksidasi Na adalah +1 dan bilangan oksidasi Cl adalah -1. Untuk senyawa HCl yang terbentuk melalui ikatan kovalen, H lebih elektropositif mempunyai bilangan oksidasi +1, sedangkan Cl lebih elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1. Secara umum, untuk dua atom yang berikatan secara ionik maupun kovalen berlaku: - Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih besar akan mempunyai bilangan oksidasi negatif. - Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih kecil (lebih elektropositif) mempunyai bilangan oksidasi positif. Berikut ini bebrapa aturan yang dapat membantu menentukan bilangan oksidasi suatu atom. (9) Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi nol
Toshiba |
[email protected]
189
Lampiran 15
Contoh: Bilangan oksidasi H, N, O, dan Al dalam unsur H2, N2, O2, dan Al sama dengan nol. (10)Fluorin yang merupakan unsur paling elektronegatif dan memerlukan satu elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia selalu memiliki bilangan oksidasi -1. (11)Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawanya selalu positif. (12)Bilangan oksidasi suatu ion tunggal sama dengan muatannya. Contoh: Bilangan oksidasi Ca dalam ion Ca2+ = +2 dan bilangan oksidasi S dalam ion S 2- = +2 (13)Bilangan oksidasi unsur H adalah +1, kecuali jika bersenyawa dengan logam maka bilangan oksidasi H adalah -1. Contoh: Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi H dalam senyawa hidrida, misalnya NaH dan MgH2 adalah -1. (14)Pada umumnya, bilangan oksidasi O adalah -2. akan tetapi, dalam OF2, bilangan oksidasi O = +2, dalam peroksida, misalnya H2O2, bilangan oksidasi O = -1. (15)Dalam semua senyawa, jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur penyusunnya sama dengan nol. Contoh: H3PO4=
(3 x b.o.H) + (1 x b.o.P) + (4 x b.o.O) = 0
(b.o.= bilangan oksidasi) (16)Dalam suatu ion poliatomik, jumlah bilangan oksidasi seluruh unsur dalam ion sama dengan muatannya. Contoh: SO42- =
(1 x b.o.S) + (4 x b.o.O) = -2
4. Perubahan Bilangan Oksidasi Dalam Reaksi Oksidasi Reduksi Setelah memahami cara menentukan bilangan oksidasi suatu atom, kita dapat menentukan reaksi oksidasi reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Simaklah contoh-contoh dibawah ini : a) Reaksi C dan O2 yang memebentuk CO2 Bilangan oksidasi O berkurang dari 0 ke -2; O mengalami reduksi 0
0
C(s)
+
O2(g)
+4 -2
→
CO2(g)
Bilangan oksidasi C bertambah dari 0 ke +4;
Toshiba |
[email protected]
190
Lampiran 15
C mengalami oksidasi
Oksidator Reduktor Hasil oksidasi Hasil reduksi
: O2 :C : CO2 : CO2
b) Reaksi CuO dan H2 yang membentuk Cu dan H2O Bilangan oksidasi Cu berkurang dari +2 ke 0; O mengalami reduksi
(+2) (-2)
CuO(s)
0
+
H2(g)
→
0
+1 -2
Cu +
H2O(g)
Bilangan oksidasi H2 bertambah dari 0 ke +1;H mengalami oksidasi
Oksidator : CuO Reduktor : H2 Hasil oksidasi : H2O Hasil reduksi : Cu Dari penjelasan contoh diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi. Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Zat yang atom unsurnya mengalami oksidasi disebut reduktor. Zat yang atom unsurnya mengalami reduksi disebut oksidator. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.
5. Tata Nama Menurut IUPAC (6)
Senyawa biner dari logam dan non logam. Beri angka romawi untuk unsur logam yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Contoh: FeCl2 = besi (II) klorida FeCl3 = besi (III) klorida.
(7)
Senyawa biner dari non logam dan non logam. Beri angka romawi untuk unsur yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, dimana bilangan oksidasinya positif.
Toshiba |
[email protected]
191
Lampiran 15
Contoh: N2O = Nitrogen (I) oksida atau Dinitrogen monoksida. NO = Nitrogen (II) oksida atau Nitrogen monoksida. (8)
Senyawa yang mengandung ion poliatom.
iii) Jika kation memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, maka beri angka romawi setelah nama kation. Contoh: PbSO4 = Timbal (II) sulfat.
iv) Jika kation hanya memiliki satu bilangan oksidasi, maka sertakan bilangan oksidasi dari unsur ditengah dalam ion poliatom setelah nama ionnya. Perhatikan awalan yunani tidak dipakai lagi, kecuali unsur yang dapat membentuk lebih dari satu senyawa tetapi dengan bilangan oksidasi yang sama. Contoh: NaClO = Natrium hipoklorit NaClO2 = Natrium klorit. (9)
Senyawa Asam Jika senyawa asam mengandung ion poliatom, beri angka romawi untuk unsur dalam ion yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Perhatikan, nama ion poliatom menggunakan akhiran –at dan tanpa diberi awalan yunani. Contoh: HClO3 = Asam klorat atau asam klorat (V).
(10)
Garam Nama garam merupakan nama gabungan dari nama kation, dengan bilangan oksidasinya (jika lebih dari satu), dan nama anionnya. Contoh: FeSO4 NaClO
= besi(II) sulfat = natrium klorat(I)
Toshiba |
[email protected]
192
Lampiran 15
Jika garamnya terhidrat, jumlah molekul air persatuan rumus disertakan. Contoh: CuSO4.5H2O
= tembaga(II) sulfat-5-hidrat
6. Aplikasi Redoks Dalam Memecahkan Masalah Lingkungan
Konsep redoks dapat digunakan untuk menanggulangi pencemaran lingkunganoleh limbah industri. Contoh pengolahan limbah organik adala proses lumpur aktif (activited sludge). Lumpur aktif adalah lumpur yang banyak mengandung mikroorganisme (bakteri aerob). Pada proses ini dilakukan proses oksidasi dengan oksigen yang dilakukan oleh bakteri aerob di dalam bak pengolahan air limbah (Purba 2007:25-27). Secara umum,pengelahan air limbah melibatkan proses kimia, proses fisika maupun proses biologi. Berikut merupakan contoh skema pengolahan air limbah, yang menggunakan konsep elektrolit dan konsep redoks didalam proses kimianya.
Gambar 2.2. skema pengolahan air limbah (Johari dan Rahmawati, 2004:220)
Toshiba |
[email protected]
193
Lampiran 15
PERCOBAAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT I.
Pendahuluan
Mengapa kita dilarang menggunakan alat-alat listrik pada saat tangan kita basah? Apakan air dapat menghantarkan listrik? Larutan ada yang dapat menghantarkan listrik ada pula yang tidak dapat menghantarkan listrik.Apa penyebabnya?. Larutan adalah suatu campuran dua zat atau lebih yang sifatnya homogen. Daya hantar listrik dari larutan bergantung pada banyaknya ion dalam larutan. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit dan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elekrolit. Bagaimana membedakan latutan elektrolit dan non-elektrolit dan kekuatan daya hantar larutan elektrolit? Cobalah lakukan percobaan berikut ini. II.
III.
Tujuan a. Menguji daya hantar listrik berbagai larutan dengan alat uji elektrolit b. Membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit Alat dan Bahan: a. Alat: Gelas kimia 50 mL 13 buah Tisue atau lap Rangkaian alat uji larutan elektrolit seperti pada gambar dibawah ini
b. Bahan: Aquades NaOH 1 M KCl 1 M HCl 1 M Larutan gula pasir Larutan garam dapur Larutan asam cuka Larutan soda kue (NaHCO3) 1M Larutan amonia 1M Alkohol
Toshiba |
[email protected]
194
Lampiran 15
Air Jeruk Air Sabun Air sumur Minuman kemasan yang sudah dibawa dari rumah dan tiap kelompok tidak boleh menggunakan minuman kemasan yang sama. Langkah Kerja 1) Siapkan 13 gelas kimia 100 mL dan berilah label 1 sampai 10, kemudian isilah gelas kimia tersebut secara berurutan masing-masing dengan aquades kemudian larutan HCl, NaOH, KCl, H2SO4, gula pasir, garam dapur, asam cuka, soda kue (NaHCO3 ), amonia (NH3), alcohol, air jeruk,air sabun, air sumur. 2) Cek rangkaian alat uji elektrolit sampai lampu menyala jika elektrode dihubungkan. 3) Ambil satu buah gelas kimia dan isi dengan aquades sampai volum 75 mL. Celupkan kedua elektrode karbon ke dalam aquades. 4) Amati apa yang terjadi pada lampu dan elektroda, serta voltmeter catat hasil pengamatanmu dan masukkan kedalam tabel pengamatan sesuai dengan larutan di atas . 5) Ulangi percobaan seperti langkah no. 3 untuk larutan lainnya, volume larutan dan kedalaman elektode larutan harus sama.
IV.
Perhatian : Kedua elektroda harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan tisu sebelum dicelupkan ke dalam larutan yang akan diuji.
V.
Tabel Pengamatan
Pengamatan No.
Larutan
Keterangan
Volt Menghantar Tidak Lampu Gelembung meter menghantar kan arus kan arus
1.
Aquades
2.
Larutan NaOH 1 M
3.
Larutan KCl 1 M
4.
Larutan HCl 1 M
5.
Larutan gula pasir
6.
Larutan garam dapur
7.
Larutan asam cuka
8.
Larutan soda kue (NaHCO 3) 1M
9.
Air jeruk
10.
Larutan amonia 1M
Toshiba |
[email protected]
195
Lampiran 15
VI.
11.
Alkohol
12.
Air sabun
13.
Air sumur
14
Minuman kemasan merk :..............
Pertanyaan Berdasarkan hasil pengamatan di atas jawablah pertanyaan berikut : 1) Larutan apa saja yang dapat menghantar liskrik dan yang tidak dapat menghantar listrik ? 2) Apa tanda-tanda larutan menghantarkan arus listrik? 3) Apa tanda-tanda larutan yang tidak menghantar arus listrik? 4) Perkirakan mengapa beberapa larutan dapat menghantarkan listrik ? 5) Berikan contoh-contoh larutan lain yang kamu kenal yang merupakan elektrolit dan nonelektrolit! 6) Perhatikan data pengamatan suatu percobaan berikut!
Larutan elektrolit Gas yang muncul atau nonelektrolit Banyak ....
Larutan
Nyala lampu
A
Terang
B
Redup
Sedikit
....
C
Tidak menyala
Tidak ada
....
D
Redup
Sedikit
....
E
Terang
Banyak
....
Kesimpulan percobaan : .................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................
Toshiba |
[email protected]
196
Lampiran 16
DAFTAR NAMA POPULASI PENELITIAN KELAS X-1 No. Nama Peserta Didik 1 Afrelia Eno Lovita 2 Alfin Maulana 3 Angga Budi Oksa Pratama 4 Arini Windha Pratiwi 5 Bella Etika Setio Utomo 6 Desi Christiara Dewi 7 Desta Ewika Ayu J 8 Devita Prastiyani 9 Dhyo Apriliandi B 10 Eko Sakti Wibowo 11 Erna Khasanah 12 Eva Oktaviana 13 Fadkhul Umiroh 14 Fahrul Saktiana 15 Fitria Pravita Sari 16 Indi Ferdianto 17 Ines Septiya Rini 18 Jodi Priyo Legowo 19 Listiyanti 20 Mega Kusumawati Dewi A 21 Muhhammad Rizqi M 22 Muntaha Ircham 23 Nadia Isnandita Tahta M 24 Nadya Ulfaning Tyas 25 Nidia Ulfa 26 Noviana Rinjani 27 Ragita Amalia 28 Ratna Wulan Sari 29 Rega Fajar 30 Restu Saputra 31 Rika Indriani 32 Rizky Ayu Rani Prastiti 33 Satya Wahyu Christin 34 Syachvian Adi 35 Umi Maffirah 36 Yanuar Isnaini Pratiwi 37 Yunita Mia
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
KELAS X-2 Nama Peserta Didik Andreas Yudhiantoro Anggi Hervianita Anggraini Fitria Ningtyas Anisa Hasna Anggraeni Apri Istiani Bernardinus Joko P S A Bheni Pranata Wijaya Daniel Tri Angga Darma Seti Aji Denni Adrian Bunga Diyah Setyo Rini Dwi Eviani Evi Wulan Sari Fransiska Galuh C P Gladys Ayu Dearvanty Heeny Verawati Hendra Kurniawan Ika Atmiyuni Rispriyanti Ika Sri Wulandari Immanuel Deo Saputra Irenius Emanuel Sakti Aji Kelita Puspadini Nindya Widyastri Noviana Juwita Etika Sari Nur Afifah Olivia Eoudia Viginanda P Paulani Sri Bhektiningsih Rahmania Dian Dhini Rhagita jayanti Rifki Shofiyanto Putro Romario Anugrah AG Silvia Pramudika Putri Siti Hardiyanti Rukmana Sulton Arifin Tata Kamila Ratri Titin Sadatinah Titos Gilas Guhasminar
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
KELAS X-3 Nama Peserta Didik Agus Sulistiyo Anidaul Khanifah Choirul Rosyidhi Dita Septyaningtyas Dwi Cahyo Nugroho Dwi Indah Permatasari Eka Wahyuni Elis Vaulina Elok Maulidatul Hasanah Ema Nurriski Dewi Eri Yuliastuti Farida Kartika Sari Ferri Cahyo Arsiyanto Heny Marta Dewi Herdin Yustya Adi Putra Ika Fitriyani Ismyatun Isna Navis Mansyur Isti Fuaedhiyah Muhammad Damang N Muhammad Eka M Mukhamad Risqy F A Nilut Nurmahesti Novi Isnasari Novia Anjarmara Novita Fapriyani Nur Fitrianingsih Nur Hanifah Nurdiana Kusuma A Pipin Yunita Sari Putri Utami Riska Riskiyana Setiyo Budi Slamet Riyanto Suci Marliana Virma Lantif Zanu Setiawan
197
Lampiran 18
KELAS X-4 No. Nama Peserta Didik 1 Aji Kunta Dewa 2 Aldino Bagus Kurniawan 3 Annisa Rizky Dwi N 4 Annisa Ulya 5 Arif Karuniawan 6 Arum Ida Fitroti 7 Chairunnisa Yuliana W 8 Chandra Setiawati 9 Desi Wicahyani 10 Dessy Rinanda Saputri 11 Dimas Raka Siwi 12 Dwi Novitaningrum 13 Elverda Apriliansha 14 Eri Arista Cahyani 15 Erni Wulandari 16 Fakhrul Arifin 17 Fatharani Aulia 18 Fazuka Bernatama 19 Fedya Mahardini 20 Hoyi Andaresa 21 Jajang Dedy Saputra 22 Karina Setiyani 23 Kemala Pintaka Wardani 24 Linda Purnawati 25 Luluk Magfirohtun M 26 Mahfudlontun A'iniah 27 Muhammad Abdul Azis 28 Muhammad Azwar F 29 Nina Ayu Pangestuti 30 Nur Wulan Febrian Sari 31 Oky Rakasiwi 32 Phebi Muhammad 33 Rib'I Sahal Sofyan 34 Rifki Tri Wijaya 35 Ryla Rianggara 36 Sukma Tirta Sari 37 Ulfa Ivony Sara 38 Zuni Nugraeni Putri
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
KELAS X-5 Nama Peserta Didik Aditiya Nila Wardani Ahmad Dwi Sektiawan Aji Brata Kusuma Aldilan Noorman Sissandy Aldino Putra Beta Alfian Sasmito Adi Utomo Amelia Ratna Purbasari Angger Bekty Yoso P Bati Nuryani Cahyo Ade Widodo Citra Ayu Yulia Ariska David Hermawan Devi Intan Kurniasari Diana Veronika Dita Alfitami Dykha Ancikita M Elifa Dhean Chusnaya Endang Nur Jamalia Halimah Nur Wijayanti Hanik Amakrufah Hendik Setiawan Herni Afriyanti Leni Nur Safitri Lilik Hardianti Novia Pertiwi Nur Laylatul Hasanah Okti Desta Tri Maharani Rafika Ade Ristiyawati Rasetika Wina Widya Ria Erlina Wati Rike Tandai Puska Riki Hartono Putro Setiya Elinnia Toyi Ambarwati Widani Vanda A
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KELAS X-6 Nama Peserta Didik Abdul Latif Aji Priyanto Ana Musdalifah Ani Mualimah Ardita Intan Daekana Avan Saputra Bella Pertiwi Choirul Daryono Diat Fitrianto Dwi Adhi Agung N Dwi Jefry Ariyanto Faradya Imvarica Ghassani Aelsa Racma Hafinda Alfianno Iis Nurlaela Ika Ambarwati Irvana Okdi Lesari Kartika Widiasari Khamdan Annas F Mar'atun Sholikah Maya Destyyani Melidha Yunika Muchammad Noer Al C Nining Siyam L Nur Wakhid R Nurmaya Febriyani Nurul Fitrianingsih Nurul Septiana Pungki Nila K Septiana Siwi Suwito Sri Astutik Sri Mulyani Rahayu Umi Fadilah Vivia Sari Anggraeni Wulan Putri Andhini
198
Lampiran 18
KELAS X-7 No. Nama Peserta Didik 1 Ajeng Hikmah Dona A 2 Alfiyah 3 Ananda Arifah Unifahrulli 4 Anggie Desta Ervita 5 Anissa Tanjung 6 Annisa Lestiyaningrum 7 Bagus Masaji 8 Chusniati Dewi 9 Dadang Sudrajad 10 Dea Andi Susila 11 Devya Nelavani 12 Dinda Permatasari 13 Dwi Lestari 14 Dwi Sehful Anwar 15 Ervina Purna Ningsih 16 Fika Ujikfatul Fitria 17 Fikri Sarifatun Nisa 18 Ika Susana 19 Juniyanto 20 Kholik Munandar 21 Mas Bagus Muhsoqih 22 Muhamad Bayu Darmawan 23 Muhammad Faizal Dzikri 24 Niken Belawulan 25 Novaldy Hernugroho H 26 Nur Wicahyono 27 Pipit Nurma Sari 28 Risqi Triswanti 29 Rizky Kurniawati 30 Sandi Rahayu Ningrum 31 Septian Pratama W 32 Setya Yoga Mahardhika 33 Sri Devi Yusnia Sari 34 Virna Gupitasari 35 Windi Susanti
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KELAS X-8 Nama Peserta Didik Agung Adi Saputra Alma Festi Ana Septiana Anastasia Ika Ayu Saputri Andhika Kusuma Nugraha Anifa Madiastuti Arda Ardiyantoko Ari Kurnia Asna Nur Aini Brono Ageng Maulana Dimas Tinta Wijaya Edy Yusuf Saputro Ela Nur Arizka Fatma Widianingsih Fauzy Agustian Fitri Yunitasari Fitriyani Khoirul anwar Laras Ludfiyati Lia Safitri M. Abdul Azis Maeli Wafda Imala Meita Putri Utami Nova Aprilia Utari Novi Anggun Wijayanti Novita Nurcahyati Putri Retno Asih Ratri Pamuji Sefiana Tri Indarwati Sefko Bintang Guntara Setiaji Siti Rohmatul Ummah Tsanas Egar Puspanagari Vidya Enda Septia A.
199
Lampiran 17
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL KELAS EKSPERIMEN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode Nama Siswa Responden E-01 Agung Adi Saputra E-02 Alma Festi E-03 Ana Septiana E-04 Anastasia Ika Ayu S E-05 Andhika Kusuma N E-06 Anifa Madiastuti E-07 Arda Ardiyantoko E-08 Ari Kurnia E-09 Asna Nur Aini E-10 Brono Ageng Maulana E-11 Dimas Tinta Wijaya E-12 Edy Yusuf Saputro E-13 Ela Nur Arizka E-14 Fatma Widianingsih E-15 Fauzy Agustian E-16 Fitri Yunitasari E-17 Fitriyani E-18 Khoirul anwar E-19 Laras Ludfiyati E-20 Lia Safitri E-21 M. Abdul Azis E-22 Maeli Wafda Imala E-23 Meita Putri Utami E-24 Nova Aprilia Utari E-25 Novi Anggun Wijayanti E-26 Novita Nurcahyati E-27 Putri Retno Asih E-28 Ratri Pamuji E-29 Sefiana Tri Indarwati E-30 Sefko Bintang Guntara E-31 Setiaji E-32 Siti Rohmatul Ummah E-33 Tsanas Egar P E-34 Vidya Enda Septia A.
KELAS KONTROL No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kode Responden K-01 Ajeng Hikmah D A K-02 Alfiyah K-03 Ananda Arifah U K-04 Anggie Desta Ervita K-05 Anissa Tanjung K-06 Annisa Lestiyaningrum K-07 Bagus Masaji K-08 Chusniati Dewi K-09 Dadang Sudrajad K-10 Dea Andi Susila K-11 Devya Nelavani K-12 Dinda Permatasari K-13 Dwi Lestari K-14 Dwi Sehful Anwar K-15 Ervina Purna Ningsih K-16 Fika Ujikfatul Fitria K-17 Fikri Sarifatun Nisa K-18 Ika Susana K-19 Juniyanto K-20 Kholik Munandar K-21 Mas Bagus Muhsoqih K-22 Muhamad Bayu D K-23 Muhammad Faizal D K-24 Niken Belawulan K-25 Novaldy Hernugroho H K-26 Nur Wicahyono K-27 Pipit Nurma Sari K-28 Risqi Triswanti K-29 Rizky Kurniawati K-30 Sandi Rahayu Ningrum K-31 Septian Pratama W K-32 Setya Yoga Mahardhika K-33 Sri Devi Yusnia Sari K-34 Virna Gupitasari K-35 Windi Susanti Nama Siswa
200
Lampiran 18
Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen
Kelompok 1 1 2 3 4
Agung Adi Saputra Alma Festi Ana Septiana Anastasia Ika Ayu S
Kelompok 5 1 2 3 4 5
Kelompok 2 1 2 3 4
Anifa Madiastuti Arda Ardiyantoko Ari Kurnia Asna Nur Aini
Kelompok 6 1 2 3 4
Kelompok 3 1 2 3 4 5
Dimas Tinta Wijaya Edy Yusuf Saputro Ela Nur Arizka Fatma Widianingsih Fauzy Agustian
Fitri Yunitasari Fitriyani Khoirul anwar Laras Ludfiyati
Novita Nurcahyati Putri Retno Asih Ratri Pamuji Sefiana Tri Indarwati
Kelompok 7 1 2 3 4
Kelompok 4 1 2 3 4
M. Abdul Azis Maeli Wafda Imala Meita Putri Utami Nova Aprilia Utari Novi Anggun Wijayanti
Sefko Bintang Guntara Setiaji Siti Rohmatul Ummah Tsanas Egar P
Kelompok 8 1 2 3 4
Vidya Enda Septia A. Andhika Kusuma N Brono Ageng Maulana Lia Safitri
201
Lampiran 18
Daftar Pembagian Kelompok Kelas Kontrol
Kelompok 1 1 2 3 4
Ajeng Hikmah D A Alfiyah Bagus Masaji Ananda Arifah U Muhammad Faizal D
Kelompok 5 1 2 3 4
Kelompok 2 1 2 3 4
Anggie Desta Ervita Anissa Tanjung Chusniati Dewi Dadang Sudrajad Novaldy Hernugroho H
1 2 3 4
Annisa Lestiyaningrum Dea Andi Susila Devya Nelavani Dwi Sehful Anwar Windi Susanti
1 2 3 4
Dinda Permatasari Dwi Lestari Ervina Purna Ningsih Juniyanto
Fikri Sarifatun Nisa Ika Susana Kholik Munandar Fika Ujikfatul Fitria
Kelompok 6 1 2 3 4
Mas Bagus Muhsoqih Niken Belawulan Pipit Nurma Sari Risqi Triswanti
1 2 3 4
Muhamad Bayu D Rizky Kurniawati Sandi Rahayu Ningrum Nur Wicahyono
1 2 3 4
Septian Pratama W Setya Yoga Mahardhika Sri Devi Yusnia Sari Virna Gupitasari
Kelompok 3
Kelompok 7
Kelompok 4
Kelompok 8
202
Lampiran 19
DAFTAR NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN KIMIA SMA N 1 BERGAS 2010/ 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kelas X-1
X-2
X-3
X-4
X-5
X-6
X-7
X-8
66 75 65 70 58 65 78 72 74 66 78 65 78 62 65 60 65 71 65 68 60 62 77 60 78 71 65 75 62 61 66 70 58 70 65 68 83
70 64 62 70 78 65 59 62 65 70 65 65 70 79 70 81 65 70 65 73 70 61 60 70 72 62 59 75 72 65 78 70 65 65 60 75 62
67 74 70 80 72 65 60 72 74 77 78 75 74 78 70 62 58 70 67 78 65 72 60 55 75 70 62 65 79 60 61 60 75 67 70 60 66
70 60 76 70 80 72 69 72 74 65 61 65 65 74 60 71 68 65 70 78 80 66 72 68 60 70 66 70 72 68 65 70 61 65 65 68 70 65
70 60 77 73 74 75 65 65 57 70 65 60 62 68 65 76 70 72 69 65 75 65 68 70 65 65 70 74 65 64 70 70 67 65 68
68 66 65 70 62 66 75 74 82 70 65 68 65 65 70 78 65 70 65 65 72 67 65 60 81 70 65 67 65 70 67 62 60 74 58 66
75 66 68 73 70 80 71 65 78 65 71 66 68 60 70 60 65 75 70 65 65 70 70 65 65 70 73 70 60 72 65 65 73 72 68
75 67 66 70 72 60 80 70 72 78 65 65 66 77 70 70 66 70 72 65 65 67 72 70 70 60 65 65 65 70 60 65 66 72
203
Lampiran 20 UJI NORMALITAS DATA NILAI KELAS X-1 No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
66 75 65 70 58 65 78 72 74 66 78 65 78 62 65 60 65 71 65 68 60 62 77 60 78 71 65 75 62 61 66 70 58 70 65 68 83
∑X X S² S ni ni - 1 Log n K hitung K Max Min Rentang Pjg kelas (ni-1) Log Si (ni-1)S²
2517 68,027 42,1937 6,49567 37
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
Oi
2
Ei
2
Ei
i 1
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika (hitung) <
(tabel)
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
83,00 58,00 25,00 7
Kelas Interval
58,00 62,00 66,00 70,00 74,00 78,00 82,00
Untuk
-
= = = =
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Kelas 57,50
Z untuk batas kls. -1,62
Peluang untuk Z 0,4475
61,50
-1,00
0,3425
65,50
-0,39
0,1514
69,50
0,23
0,0897
73,50
0,84
0,3003
77,50
1,46
0,4276
81,50
2,07
0,4810
85,50
2,69
0,4964
61,00 65,00 69,00 73,00 77,00 81,00 85,00
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² Da era h penerima a n Ho
7,979
tabel
4,00 68,03 6,50 37
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
0,1049
3,8828
6
1,154
0,1911
7,0720
11
2,182
0,2411
8,9196
5
1,722
0,2106
7,7910
6
0,412
0,1274
4,7126
4
0,108
0,0533
1,9735
4
2,081
0,0155
0,5720
1
0,320
²
=
7,9790
= 9,49 Da era h penola ka n Ho
9,49
36 1,5682 6,17507 7 83 58 25 3,57143 58,5089 1518,97
= = = =
Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
204
Lampiran 21
UJI NORMALITAS DATA NILAI KELAS X-2 No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
70 64 70 70 83 65 59 71 65 70 65 65 70 79 70 81 65 70 65 73 70 61 60 70 72 62 59 75 72 65 78 70 65 65 60 75 62
∑X X S² S ni ni - 1 Log n K hitung K Max Min Rentang Pjg kelas (ni-1) Log Si (ni-1)S²
2531 68,4054 36,6922 6,05741 37 36 1,5682 6,17507 7 83 59 24 3,42857 56,3247 1320,92
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
Oi
2
Ei
2
Ei
i 1
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 (hitung) < Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
59,00 63,00 67,00 71,00 75,00 79,00 83,00
Untuk
-
2
= = = =
(tabel)
83,00 59,00 24,00 7
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Kelas 58,50
Z untuk batas kls. -1,64
62,50
-0,97
66,50
-0,31
70,50
0,35
74,50
1,01
78,50
1,67
82,50
2,33
86,50
2,99
62,00 66,00 70,00 74,00 78,00 82,00 86,00
Peluang Luas Kls. untuk Z Untuk Z 0,4490 0,1138 0,3352 0,2117 0,1235 0,2587 0,1352 0,2076 0,3428 0,1094 0,4522 0,0378 0,4900 0,0086 0,4986
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ²
tabel
=
4,00 68,41 6,06 37
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
4,2108
7
1,8475
7,8346
10
0,5985
9,5719
10
0,0191
7,6803
4
1,7636
4,0465
3
0,2707
1,3994
2
0,2578
0,3174
1
1,4677
²
=
6,2249
9,49
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
6,225
= = = =
9,49
Karena ² (hitung)berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
205
Lampiran 22 UJI NORMALITAS DATA NILAI KELAS X-3 No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
67 74 70 80 72 65 60 72 74 77 78 75 74 78 70 62 58 70 67 78 65 72 60 55 75 70 62 65 79 60 61 60 75 67 70 60 66
∑X X S² S ni ni - 1 Log n K hitung K Max Min Rentang Pjg kelas
2543 68,73 47,04 6,858 37 36 1,568 6,175 7 80 55 25 3,571 (ni-1)LogSi 60,21 (ni-1)S² 1693
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2 i 1
Oi E i Ei
2
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 (hitung) < Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 55,00 59,00 63,00 67,00 71,00 75,00 79,00
Untuk
-
2
= = = =
(tabel)
80,00 55,00 25,00 7
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Kelas 54,50
Z untuk batas kls. -2,07
58,50
-1,49
62,50
-0,91
66,50
-0,33
70,50
0,26
74,50
0,84
78,50
1,42
82,50
2,01
58,00 62,00 66,00 70,00 74,00 78,00 82,00
Peluang Luas Kls. untuk Z Untuk Z 0,4810 0,0489 0,4321 0,1139 0,3182 0,1907 0,1275 0,2293 0,1018 0,1981 0,2999 0,1229 0,4229 0,0548 0,4777
= = = =
4,00 68,73 6,86 37
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
1,8094
2
0,0201
4,2159
8
3,3966
7,0559
4
1,3235
8,4840
8
0,0276
7,3291
6
0,2410
4,5486
7
1,3211
2,0278
2
0,0004
²
=
6,3303
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² tabel = 9,49 Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
6,33
9,49
Karena ² (hitung)berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
206
Lampiran 23 UJI NORMALITAS DATA NILAI KELAS X-4 No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
70 60 76 70 80 72 69 72 74 65 61 65 65 74 60 71 68 65 70 78 80 66 72 68 60 70 66 70 72 68 65 70 61 65 65 68 70 65 2606 68,5789 26,5747 5,15506 38
∑X X S² S ni ni - 1 Log n K hitung K Max Min Rentang Pjg kelas
37 1,57978 6,21329
7 80 60 20 2,85714 (ni-1) Log Si 52,7053 (ni-1)S² 983,263
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
Oi
2
Ei
2
Ei
i 1
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 (hitung) < Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
60,00 63,00 66,00 69,00 72,00 75,00 78,00
Untuk
-
2
= = = =
(tabel)
80,00 60,00 20,00 7
Batas Kelas 59,50
Z untuk batas kls. -1,78
62,50
-1,20
65,50
-0,62
68,50
-0,03
71,50
0,55
74,50
1,13
77,50
1,71
80,50
2,29
62,00 65,00 68,00 71,00 74,00 77,00 80,00
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
= = = =
Peluang Luas Kls. untuk Z Untuk Z 0,4625 0,0779 0,3845 0,1535 0,2311 0,2175 0,0136 0,2217 0,2081 0,1626 0,3707 0,0858 0,4565 0,0326 0,4891
3,00 68,68 5,16 38
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
2,9609
5
1,404
5,8321
8
0,806
8,2639
6
0,620
8,4247
9
0,039
6,1794
6
0,005
3,2606
1
1,567
1,2375
3
2,510
²
=
6,9524
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) = 9,49 Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
6,952 9,49 Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
207
Lampiran 24 UJI NORMALITAS DATA NILAI KELAS X-5 No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
70 60 77 73 74 75 65 65 57 70 65 60 62 68 65 76 70 72 69 65 75 65 68 70 65 65 70 74 65 64 70 70 67 65 68
∑X X S² S ni
2379 67,97143 22,8521 4,780387 35
ni - 1 Log n K hitung K Max Min Rentang Pjg kelas (ni-1)LogSi (ni-1)S²
34 1,544068 6,095425 7 77 57 20 2,857143 46,20349 776,9714
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
Oi
2
Ei
2
Ei
i 1
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 (hitung) < Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
57,00 60,00 63,00 66,00 69,00 72,00 75,00
Untuk
-
= = = =
2
(tabel)
77,00 57,00 20,00 7
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Kelas 56,50
Z untuk batas kls. -2,40
59,50
-1,77
0,4618
0,0880
62,50
-1,14
0,3738
0,1764
65,50
-0,52
0,1974
0,2414
68,50
0,11
0,0440
0,2258
71,50
0,74
0,2698
0,1442
74,50
1,37
0,4140
0,0629
77,50
1,99
0,4769
0,4769
= = = =
Peluang Luas Kls. untuk Z Untuk Z 0,4918 0,0300
59,00 62,00 65,00 68,00 71,00 74,00 77,00
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
1,0494
1
0,002
3,0803
3
0,002
6,1734
11
3,774
8,4504
4
2,344
7,9017
8
0,001
5,0470
4
0,217
2,2015
4
1,469
²
=
7,8094
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) = 9,49 Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
7,809 9,49 Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
3,00 67,97 4,78 35,0
208
Lampiran 25 UJI NORMALITAS DATA NILAI KELAS X-6 No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
68 66 65 70 62 66 75 74 82 70 65 68 65 65 70 78 65 70 65 65 72 67 65 60 81 70 65 67 65 70 67 62 60 74 58 66
∑X X S² S ni ni - 1 Log n Khitung K Max Min Rentang Pjg kelas (ni-1) Log Si (ni-1)S²
2443 67,86111 29,4373 5,425615 36 35 1,556303 6,135798 7 82 58 24 3,428571 51,41143 1030,306
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
Oi
2
Ei
2
Ei
i 1
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 (hitung) < Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
58,00 62,00 66,00 70,00 74,00 78,00 82,00
Untuk
-
= = = =
2
(tabel)
82,00 58,00 24,00 7
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Kelas 57,50
Z untuk batas kls. -1,91
61,50
-1,17
65,50
-0,44
69,50
0,30
73,50
1,04
77,50
1,78
81,50
2,51
85,50
3,25
61,00 65,00 69,00 73,00 77,00 81,00 85,00
Peluang Luas Kls. untuk Z Untuk Z 0,4719 0,0924 0,3795 0,2112 0,1683 0,2870 0,1187 0,2320 0,3507 0,1115 0,4622 0,0318 0,4940 0,0054 0,4994
= = = =
4,00 67,86 5,43 36
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
3,3273
3
0,032
7,6033
12
2,542
10,3314
8
0,526
8,3509
7
0,219
4,0143
3
0,256
1,1466
2
0,635
0,1943
1
3,341
²
=
7,5520
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) = 9,49 Daerah penerimaan Ho
7,552
Daerah penolakan Ho
9,49
Karena ² (hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
209
Lampiran 26 UJI NORMALITAS DATA NILAI KELAS X-7 No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
75 66 68 73 70 80 71 65 78 65 71 66 68 60 70 60 65 75 70 65 65 70 70 65 65 70 73 70 60 72 65 65 73 72 68
∑X X S² S ni
2404 68,68571 22,3395 4,726468 35
ni - 1 Log n Khitung K Max Min Rentang Pjg kelas (ni-1) LogSi (ni-1)S²
34 1,544068 6,095425 7 80 60 20 2,857143 45,86849 759,5429
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
Oi
2
Ei
2
Ei
i 1
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 (hitung) < Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
60,00 63,00 66,00 69,00 72,00 75,00 78,00
Untuk
-
= = = =
2
(tabel)
80,00 60,00 20,00 7
Batas Kelas 59,50
Z untuk batas kls. -1,94
62,50
-1,31
65,50
-0,67
68,50
-0,04
71,50
0,60
74,50
1,23
77,50
1,86
80,50
2,50
62,00 65,00 68,00 71,00 74,00 77,00 80,00
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang Luas Kls. untuk Z Untuk Z 0,4740 0,0693 0,4047 0,1548 0,2498 0,2342 0,0157 0,2399 0,2242 0,1665 0,3907 0,0782 0,4689 0,0249 0,4938
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) = 9,49 Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
5,571 9,49 Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
= = = =
3,00 68,69 4,73 35
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
2,4266
3
0,1355
5,4194
9
2,3657
8,1962
5
1,2464
8,3963
9
0,0434
5,8260
5
0,1171
2,7377
2
0,1988
0,8709
2
1,4639
²
=
5,5709
210
Lampiran 27 UJI NORMALITAS DATA NILAI KELAS X-8 No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
75 67 66 70 72 60 80 70 72 78 65 65 66 77 70 70 66 70 72 65 65 67 72 70 70 60 65 65 65 70 60 65 66 72
∑X X S² S ni ni - 1 Log n Khitung
2328 68,47059 23,04456 4,800475 34 33 1,531479 6,05388
K 7 Max 80 Min 60 Rentang 20 Pjg kelas 2,857143 (ni-1) Log Si 44,96476 (ni-1)S² 760,4706
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2 i 1
Oi E i Ei
2
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 (hitung) < Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
60,00 63,00 66,00 69,00 72,00 75,00 78,00
-
2
(tabel)
= = = =
80,00 60,00 20,00 7
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Kelas 59,50
Z untuk batas kls. -1,87
62,50
-1,24
65,50
-0,62
68,50
0,01
71,50
0,63
74,50
1,26
77,50
1,88
80,50
2,51
62,00 65,00 68,00 71,00 74,00 77,00 80,00
Peluang Luas Kls. untuk Z Untuk Z 0,4692 0,0760 0,3932 0,1612 0,2320 0,2344 0,0024 0,2336 0,2360 0,1594 0,3954 0,0746 0,4700 0,0239 0,4939
Untuk α = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh χ2 (tabel) =
3,00 68,47 4,80 34,0
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
2,5827
3
0,0674
5,4816
8
1,1570
7,9704
6
0,4871
7,9409
8
0,0004
5,4210
5
0,0327
2,5353
2
0,1130
0,8120
2
1,7381
χ2
=
3,5957
9,49
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
3,596
= = = =
9,49
Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
211
Lampiran 28
UJI HOMOGENITAS POPULASI Hipotesis : Ho H1
:
2
:
2
=
2
1 1
≠
2
Kriteria: Ho diterima jika
=
2
2 2
≠
2
2 (hitung)
<
3
….
2
…
2
3
8 8
2 (tabel) (1-a) (k-1)
Da era h penola ka n
Da era h penerima a n Ho 2 (a)(k-1)
Pengujian Hipotesis Sampel
ni
dk = ni -1
Si2
(dk) Si2
log Si2
(dk) log Si2
A B C D E F G H S
37 37 37 38 35 36 35 34 289
36 36 36 37 34 35 34 33 281
42,19 34,99 47,04 26,57 22,85 29,44 22,34 23,04 248,47
1518,97 1259,68 1693,30 983,26 776,97 1030,31 759,54 760,47 8782,50
1,6252 1,5440 1,6724 1,4245 1,3589 1,4689 1,3491 1,3626 11,8056
58,509 55,582 60,208 52,705 46,203 51,411 45,868 44,965 415,452
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah: S(ni-1) Si2 8782,4995 = = S2 S(ni-1) 281 Log S2 = 1,4949
=
31,254
Harga satuan B B
2
Untuk
= (Log S2 ) S (ni - 1) = 1,4949 x 281 = 420,07 = = = = 5%
(Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2} 2,3026 420,0702 415,4523 10,633 dengan dk = k - 1 =8 - 1 = 7 diperoleh
Karena 2 (hitung) (10,63) < mempunyai varians yang sama
(tabel)
=
14,07
Da era h penola ka n Ho
Da era h penerima a n Ho
10,6331
2
14,07
2 (tabel)
(14,07) maka data antar kelompok
212
Lampiran 29
ANALISIS VARIANS MENGHITUNG KESAMAAN RATA-RATA
No x n X
KELAS X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
2517
2509
2543
2606
2379
2443
2404
2328
19729,00
37
37
37
38
35
36
35
34
289
68,03
67,81
68,73
68,58
67,97
67,86
68,69
68,47
Hipotesis H0 : m1 = m2 = m3 = m4 = .... = H1 : Tidak semua mi sama, untuk i = 1, 2, 3, 4, … 8
Kriteria: Ho diterima apabila F hitung < F
Da era h penerima a n Ho
m8
a (k-1)(n-k)
Da era h penola ka n Ho F (k-1)(n-k)
Pengujian Hipotesis Jumlah Kuadrat 1. Jumlah Kuadrat rata-rata (RY) (SX)2 RY = n 2517 + = 37 + 19729,00 = 289 = 1346828,52 2.
2509 37 2
2517
2
2509
+
37
2606
2379
2443
2404
2328
37
38
35
36
35
34
2
2543
Jumlah kuadrat Total (JK tot ) JK tot = 66 =
+
37
= 1346866,5 = 37,985
4.
2543
Jumlah kuadrat antar kelompok (AY) (SXi )2 AY = - RY ni =
3.
+ +
2
+
37
...
2328
+
1355649,00 8782,500
1346829
34
2
+
75
2
+
65
2
Jumlah kuadrat dalam (DY) DY = JK tot - RY - AY =
-
- 1346828,52
1355649
=
2
-
1346828,516
-
37,9849
+ . . .+
0
2
2
213
Lampiran 29
Tabel Ringkasan Anava Sumber Variasi
dk
JK
KT
Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok
1 k-1 S(ni - 1)
k = RY : 1 A = AY : (k-1) D = DY: (S(ni -1))
Total
Sni
RY AY DY SX2
Sumber Variasi
dk
JK
Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total
1 7 281 289
1346829 38 8782 1355649
Kesimpulan
Da era h penerima a n Ho
Da era h penola ka n Ho
0,17362 2,042 Karena Ftabel (2,042) < F (0,05)(6:281) 0,174 maka Ho diterima. Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
F A D
KT
F
1346829 5,43 31,25
0,174
F tabel 2,042
214
Lampiran 30 DATA NILAI POST TEST
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
EKSPERIMEN (kelas X-8) Kode Skor Nilai E-01 23 77 E-02 23 77 E-03 27 90 E-04 23 77 E-05 25 83 E-06 26 87 E-07 20 67 E-08 27 90 E-09 19 63 E-10 17 57 E-11 22 73 E-12 25 83 E-13 22 73 E-14 25 83 E-15 23 77 E-16 23 77 E-17 27 90 E-18 25 83 E-19 22 73 E-20 26 87 E-21 20 67 E-22 19 63 E-23 22 73 E-24 20 67 E-25 19 63 E-26 23 77 E-27 27 90 E-28 26 87 E-29 25 83 E-30 26 87 E-31 25 83 E-32 22 73 E-33 23 77 E-34 25 83 ∑X n1
x₁ S1 ² S1 Nilai Min Nilai Max
2640 34 77,65 81,27 9,015 57 90
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
KONTROL (kelas X-7) Kode Skor Nilai K-01 21 70 K-02 20 67 K-03 23 77 K-04 19 63 K-05 20 67 K-06 19 63 K-07 19 63 K-08 20 67 K-09 23 77 K-10 24 80 K-11 25 83 K-12 18 60 K-13 22 73 K-14 18 60 K-15 21 70 K-16 18 60 K-17 24 80 K-18 20 67 K-19 21 70 K-20 19 63 K-21 20 67 K-22 16 53 K-23 20 67 K-24 24 80 K-25 20 67 K-26 18 60 K-27 20 67 K-28 18 60 K-29 22 73 K-30 21 70 K-31 20 67 K-32 21 70 K-33 17 57 K-34 20 67 K-35 21 70 ∑X 2375 n₂ 35 x₂ 67,86 49,07 S2 ² 7,00 S2 Nilai Min 53 Nilai Max 83
215
Lampiran 31 UJI NORMALITAS DATA AKHIR (POST TEST ) KELAS EKSPERIMEN (X-8) No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
77 77 90 77 83 87 67 90 63 57 73 83 73 83 77 77 90 83 73 87 67 63 73 67 63 77 90 87 83 87 83 73 77 83
∑X X S² S ni ni - 1 Khitung K Max Min Rentang Pjg kelas
2640 77,647 81,266 9,015 34 33 6,054 7 90 57 33 4,714
Hipotesis ₁ Ho : Data berdistribusi normal H : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
Oi
2
Ei
2
Ei
i 1
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
= = = =
90,00 57,00 33,00 7
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
= = = =
Peluang Luas Kls. untuk Z Untuk Z
5 77,65 9,01 34
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
57,00
-
61,00
56,50
-2,346
0,491
0,027
0,923
1
0,006
62,00
-
66,00
61,50
-1,791
0,463
0,071
2,431
3
0,133
67,00
-
71,00
66,50
-1,237
0,392
0,140
4,744
3
0,641
72,00
-
76,00
71,50
-0,682
0,252
0,202
6,858
5
0,504
77,00
-
81,00
76,50
-0,127
0,051
0,216
7,347
7
0,016
82,00
-
86,00
81,50
0,427
0,165
0,172
5,831
7
0,234
87,00
-
91,00
86,50 91,50
0,982 1,537
0,337 0,438
0,101
3,429
8
6,093
=
7,628
² (hitung)
Untuk
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² Da era h penerima a n Ho
(tabel)
=
9,49
Da era h penola kan Ho
7,628 9,49 Karena ² (hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
216
Lampiran 32 UJI NORMALITAS DATA AKHIR (POST TEST ) KELAS KONTROL (X-7) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 ∑X X S² S ni ni - 1 Khitung K Max Min Rentang Pjg kelas
Nilai 70 67 77 63 67 63 63 67 77 80 83 60 73 60 70 60 80 67 70 63 67 53 67 80 67 60 67 60 73 70 67 70 57 67 70 2375 67,857 49,067 7,00 35 34 6,095 7 83 53 30 4,286
Hipotesis ₁ Ho : H :
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k
Oi
2 i 1
Ei
2
Ei
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2hitung < Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
53,00 58,00 63,00 68,00 73,00 78,00 83,00
-
2 tabel
= = = =
83,00 53,00 30,00 7
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
Batas Kelas 52,50
Z untuk batas kls. -2,183
Peluang untuk Z 0,485
57,50
-1,470
0,429
62,50
-0,756
0,275
67,50
-0,042
0,017
72,50
0,672
0,249
77,50
1,386
0,417
82,50
2,099
0,482
87,50
2,813
0,498
57,00 62,00 67,00 72,00 77,00 82,00 87,00
= = = =
Luas Kls.
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
0,056
1,972
2
0,000
0,154
5,392
5
0,028
0,258
9,043
14
2,718
0,266
9,306
6
1,175
0,168
5,877
4
0,600
0,065
2,277
3
0,230
0,015
0,540
1
0,391
=
4,751
² (hitung)
Untuk
= 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² tabel = 9,49 Da era h penerima a n Ho
Karena
5 67,79 7,00 35
Da era h penola ka n
4,751 9,49 ² (hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
217
Lampiran 33 UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL ₀ Hipotesis ₁ H : H :
µ₁ µ₁
≤ >
µ₂ µ₂
Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Kriteria: Ho diterima apabila F (hitung) ≤ F ½α(nb-1):(nk-1)
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
F ½ (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber Variasi Jumlah n Mean 2
Varians (S ) Standar deviasi (S)
Kelompok Eksperimen 2640 34 77,65
Kelompok
81,27 9,01
49,07 7,00
Kontrol 2375 35 67,86
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F:
81,2656 49,06723
=
1,66
Pada α = 5% dengan : dk pembilang : nb-1
=
33
dk penyebut : nk -1
=
34
Kesimpulan Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho 1,66
1,99
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui F(hitung) ≤ F (0,025)(33:34), maka Ho diterima. Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
Lampiran 34
218
219
Lampiran 35 ANALISIS TERHADAP PENGARUH VARIABEL Rumus yang digunakan untuk menghitung pengaruh variabel yaitu :
Y1 Y2 pq uS y
rb
Keterangan: rb = koefisien korelasi biserial Y1 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Y2 = p = proporsi jumlah siswa pada kelompok eksperimen q = proporsi jumlah siswa pada kelompok kontrol u = tinggi ordinat pada kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q S y = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial ( r b ) Inte rval Koe fisie n
Tingkat Hubungan
0,00 ≤ x < 0,20 0,20 ≤ x < 0,40 0,40 ≤ x < 0,60 0,60 ≤ x < 0,80 0,80 ≤ x ≤ 1,00
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat
p
= = =
q
=
u
= dari nilai p dan q diperoleh z = 0,02 (Daftar Z atau tabel kurva normal, Annas(2009: 486)) dari nilai z = 0,02 didapat tinggi ordinat u = 0,399 (Daftar E atau tabel ordinat Y untuk lengkungan normal standart pada titik Z, Sudjana(2005 : 489))
Y1 Y2
Sy =
77,65 67,86 34 = 69 1
Sangat kuat
0,49 0,4928 =
0,51
9,40
maka:
rb
=
77,65
=
67,86 0,40 x
0,49 9,40
x
0,51
0,65
Selanjutnya dihitung standar errornya (SE) dengan menggunakan persamaan:
pq
SE r b
SE rb
Y =
0,15
SE rb * 1,96 =
0,30
N
Kesimpulan : Karena rb (0,65) > SE rb*1,96 (0,30) , maka dapat disimpulka bahwa korelasinya reliabel Berdasarkan hasil rb (0,65288173) yang diperoleh, maka pengaruh metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap hasil belajar kimia dalam penelitian ini dikategorikan kuat.
220
Lampiran 36
KOEFISIEN DETERMINASI Rumus yang digunakan yaitu : 2
KD
r b x 100%
Keterangan : KD = koefisien determinasi rb = koefisien korelasi biserial Berdasarkan rumus di atas diperoleh: KD
= =
(
0,65
)²
×
100%
42,63 %
Kesimpulan : Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL memberikan kontribusi sebesar 42,63% terhadap hasil belajar siswa.
221
Lampiran 37
PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS
KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL No KODE NILAI KETUNTASAN No KODE NILAI KETUNTASAN 77 Tuntas K-01 70 Tuntas 1 E-01 1 77 Tuntas K-02 67 Tuntas 2 E-02 2 90 Tuntas K-03 77 Tuntas 3 E-03 3 77 Tuntas K-04 63 Tidak Tuntas 4 E-04 4 83 Tuntas K-05 67 Tuntas 5 E-05 5 87 Tuntas K-06 63 Tidak Tuntas 6 E-06 6 67 Tuntas K-07 63 Tidak Tuntas 7 E-07 7 90 Tuntas K-08 67 Tuntas 8 E-08 8 E-09 63 Tidak Tuntas K-09 77 Tuntas 9 9 57 Tidak Tuntas 80 Tuntas 10 E-10 10 K-10 E-11 73 Tuntas K-11 83 Tuntas 11 11 83 Tuntas 60 Tidak Tuntas 12 E-12 12 K-12 E-13 73 Tuntas K-13 73 Tuntas 13 13 83 Tuntas 60 Tidak Tuntas 14 E-14 14 K-14 77 Tuntas 70 Tuntas 15 E-15 15 K-15 77 Tuntas 60 Tidak Tuntas 16 E-16 16 K-16 90 Tuntas 80 Tuntas 17 E-17 17 K-17 83 Tuntas 67 Tuntas 18 E-18 18 K-18 73 Tuntas 70 Tuntas 19 E-19 19 K-19 87 Tuntas 63 Tidak Tuntas 20 E-20 20 K-20 67 Tuntas 67 Tuntas 21 E-21 21 K-21 63 Tidak Tuntas 53 Tidak Tuntas 22 E-22 22 K-22 73 Tuntas 67 Tuntas 23 E-23 23 K-23 67 Tuntas 80 Tuntas 24 E-24 24 K-24 63 Tidak Tuntas 67 Tuntas 25 E-25 25 K-25 E-26 77 Tuntas K-26 60 Tidak Tuntas 26 26 90 Tuntas 67 Tuntas 27 E-27 27 K-27 E-28 87 Tuntas K-28 60 Tidak Tuntas 28 28 83 Tuntas 73 Tuntas 29 E-29 29 K-29 87 Tuntas 70 Tuntas 30 E-30 30 K-30 83 Tuntas 67 Tuntas 31 E-31 31 K-31 73 Tuntas 70 Tuntas 32 E-32 32 K-32 77 Tuntas 57 Tidak Tuntas 33 E-33 33 K-33 83 Tuntas 67 Tuntas 34 E-34 34 K-34 70 Tuntas 35 K-35 ∑ rata-rata Persentase ketuntasan
2640 77,64705882 tuntas 88,24% tidak 11,76%
∑ rata-rata Persentase ketuntasan
2375 67,85714286 tuntas 68,57% tidak 31,43%
222
Lampiran 39 UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS EKSPERIMEN Hipotesis ₁ Ho : μ < 65 (belum mencapai ketuntasan belajar) H : μ ≥ 65 (sudah mencapai ketuntasan belajar) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
x
t
0
S n
Kriteria yang digunakan H₁ diterima jika t > t(1-α)(n-1) Dari data diperoleh: Sumber Variasi Jumlah n x Varians (S²) Standar deviasi (S)
t
=
77,65 9,01 34
Kelompok Eksperimen 2640 34 77,647 81,266 9,015 65
=
8,180
Untuk α = 5% dengan dk = 33 diperoleh t(1-α)(n-1) =
2,035
Daerah penolakan Ho Da era h penerima an Ho
2,03
8,180
Karena t berada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen setelah perlakuan lebih besar sama dengan 65 atau sudah mencapai ketuntasan hasil belajar Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelompok Eksperimen Tuntas jika % ≥ 85% Tidak tuntas jika % < 85% %
= Jumlah siswa dengan nilai > 65 Jumlah siswa =
30 34
X 100%
X 100%
= 88,24 % Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal
223
Lampiran 39 UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS KONTROL Hipotesis ₁ Ho : μ < 65 (belum mencapai ketuntasan belajar) H : μ ≥ 65 (sudah mencapai ketuntasan belajar) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
x
t
0
S n
Kriteria yang digunakan H₁ diterima jika t > t(1-α)(n-1) Dari data diperoleh: Sumber Variasi Jumlah n x Varians (S²) Standar deviasi (S)
t
=
67,86 7,00 35
Kelompok Kontrol 2375 35 67,857 49,067 7,005 65
=
2,413
Untuk α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t(1-α)(n-1) =
2,032
Daerah penolakan Ho Da era h penerima an Ho
2,03
2,413
Karena t berada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelompok kontrol setelah perlakuan lebih besar sama dengan 65 atau sudah mencapai ketuntasan hasil belajar Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelompok Kontrol Tuntas jika % ≥ 85% Tidak tuntas jika % < 85% %
=
=
Jumlah siswa dengan nilai > 65 Jumlah siswa 24 35
X 100%
X 100%
= 68,57 % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas kontrol sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal
Lampiran 40
224
PEDOMAN PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
Jenis Penilaian
: Afektif
Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
A. TUJUAN Mengamati dan menilai sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas.
B. INDIKATOR 1. Kehadiran di kelas 5 = hadir di kelas tepat waktu dan mengikuti pelajaran sampai selesai 4 = hadir di kelas terlambat tetapi mengikuti pelajaran sampai selesai 3 = hadir di kelas tetapi sering meninggalkan pelajaran dan kembali ke kelas 2 = hadir di kelas tetapi meninggalkan pelajaran dan tidak kembali lagi ke kelas 1 = tidak hadir di kelas
2. Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas 5 = sangat serius mengerjakan tugas dan menyerahkan tugas tepat waktu 4 = serius mengerjakan tugas tetapi terlambat menyerahkan tugas 3 = kurang serius mengerjakan tugas tetapi tepat waktu menyerahkan tugas 2 = kurang serius mengerjakan tugas dan terlambat menyerahkan tugas 1 = tidak serius dan tidak menyerahkan tugas
3. Keberanian Siswa mengerjakan tugas di depan kelas 5 = selalu mengerjakan tugas di depan kelas dengan kemauan sendiri 4 = selalu mengerjakan tugas tetapi terlambat menyerahkan tugas 3 = pernah mengerjakan tugas di depan kelas dengan kemauan sendiri 2 = pernah mengerjakan tugas di depan kelas atas perintah guru
Lampiran 40
225
1 = tidak pernah mengerjakan tugas di depan kelas
4. Perhatian dalam mengikuti pelajaran 5 = penuh perhatian dan sering menyampaikan pendapat 4 = penuh perhatian tetapi jarang menyampaikan pendapat 3 = kurang perhatian tetapi sering menyampaikan pendapat 2 = kurang perhatian dan jarang meyampaikan pendapat 1 = tidak perhatian.
5. Menghargai pendapat orang lain 5 = selalu mendengarkan sampai selesai dan tidak pernah menyalahkan pendapat orang lain 4 = mendengarkan tertapi sering menyalahkan pendapat orang lain 3 = kurang mendemgarkan dan tidak pernah menyalahkan pendapat orang lain 2 = kurang mendengarkan dan sering meyalahkan pendapat orang lain 1 = tidak mendengarkan
6. Kecakapan bertanya di dalam kelas 5 = mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan benar 4 = mampu menyampaikan pertanyaan dengan benar tetapi kurang jelas 3 = mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas tetapi kurang benar 2 = kurang mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan benar 1 = tidak pernah menyampaikan pertanyaan
7. Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/suatu informasi 5 = mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar 4 = mampu berkomunikasi dengan benar tetapi kurang jelas 3 = mampu berkomunikasi dengan jelas tetapi kurang benar 2 = kurang mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
Lampiran 40
226
1 = tidak mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
8. Menggali informasi melalui alat/sumber belajar lain 5 = membawa alat/sumber belajar lain dengan lengkap dan berfungsi dengan baik 4 = membawa alat/sumber belajar lain tidak lengkap tetapi berfungsi dengan baik 3 = membawa alat/sumber belajar lain dengan lengkap tetapi tidak berfungsi dengan baik 2 = membawa alat/sumber belajar tidak lengkap dan tidak berfungsi dengan baik 1 = tidak membawa alat/sumber belajar lain
9. Kelengkapan buku catatan 5 = catatan ditulis dengan rapi dan lengkap 4 = catatan ditulis kurang rapi tetapi lengkap 3 = catatan ditulis dengan rapi tetapi kurang lengkap 2 = catatan ditulis kurang rapi dan kurang lengkap 1 = tidak mencatat
10. Kemampuan memecahkan masalah 5 = mampu menyelesaikan lebih dari 1 permasalahan dengan sangat logis dan sangat kritis 4 = mampu menyelesaikan 1 permasalahan dengan sangat logis dan kritis 3 = mampu menyelesaikan 1permasalahan dengan logis dan kritis 2 = mampu menyelesaikan 1 permasalahan dengan kuran logis dan kurang kritis 1 = mampu menyelesaikan 1 permasalahan dengan tidak logis dan tidak kritis
Lampiran 40
227
Pedoman penilaian : Skor maksimal : 10 x 5 = 50 NILAI
skor yang diperoleh skor maksimal
x 100%
Kriteria: Sangat Baik
: 85 < X ≤ 100
Baik
: 70 < X ≤ 85
Cukup
: 55 < X ≤ 70
Kurang
: 40 < X ≤ 55
Sangat Kurang
: 25 < X ≤ 40
Kriteria ketuntasan : tuntas apabila sikap afektif siswa minimal cukup baik
Lampiran 41
228
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15
PI
P II
26 25 27 26 27 23 28 28 23 24 28 26 27 25 29
25 25 27 24 29 25 27 27 24 26 27 27 28 24 28
Peringkat Peringkat PI P II 8,3 10,5 5,3 8,3 5,3 14,5 2,3 2,3 14,5 13 2,3 8,3 5,3 10,5 1
10,3 10,2 4,2 13,5 1 10,3 4,2 4,2 13,5 9 4,2 4,2 2,5 13,5 2,5
b -2 0,3 1,1 -5,2 4,3 4,2 -1,9 -1,9 1 4 -1,9 4,1 2,8 -3 -1,5 Ʃb²
b² 4 0,09 1,21 27,04 18,49 17,64 3,61 3,61 1 16 3,61 16,81 7,84 9 2,25 132,2
Instrumen dinyatakan reliabel apabila rel ≥ 0,60 6 x 204,64 15 (15² - 1)
rel =
1 -
rel =
0,763928571
Karena hasil perhitungan rel (0,634571429) ≥ 0,60 maka sudah dapat dinyatakan reliabel.
Lampiran 42
229 LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF MATA PELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
No
Keseriusan dan Ket epat an Wakt u Menyerahkan T ugas
Kehadiran di Kelas
Nama
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Keberanian Siswa P erhat ian dalam Mengerjakan Mengikut i T ugas di depan P elajaran Kelas
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Menghargai P endapat Orang Lain
5
4
3
2
1
Kecakapan Bert anya di dalam Kelas
5
4
3
2
Menggali Informasi Melalui Alat /Sumber Belajar Lain
Kecakapan Berkomunikasi Lisan
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
Kemampuan Memecahkan Masalah
Kelengkapan Buku Cat at an
1
5
4
3
2
1 Agung Adi Sap utra 2 Alma Festi 3 Ana Sep tiana 4 Anastasia Ika Ay u Sap utri Kusuma 5 Andhika
6 Nugraha Anifa M adiastuti 7 Arda Ardiy antoko 8 Ari Kurnia 9 Asna Nur Aini 10 Brono Ageng M aulana 11 Dimas Tinta Wijay a 12 Edy Yusuf Sap utro 13 Ela Nur Arizka 14 Fatma Widianingsih 15 Fauzy Agustian 16 Fitri Yunitasari 17 Fitriy ani 18 Khoirul anwar 19 Laras Ludfiy ati 20 Lia Safitri 21 M . Abdul Azis 22 M aeli Wafda Imala 23 M eita Putri Utami 24 Nova Ap rilia Utari 25 Novi Anggun Wijay anti 26 Novita Nurcahy ati 27 Putri Retno Asih 28 Ratri Pamuji 29 Sefiana Tri Indarwati 30 Sefko Bintang Guntara 31 Setiaji 32 Siti Rohmatul Ummah 33 Tsanas Egar Puspaanagari 34 Vidy Enda Sep tia A.
Observer
...............
1
5
4
3
2
S k or Total
1
Lampiran 44
231
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI KELAS EKSPERIMEN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Agung Adi Saputra Alma Festi Ana Septiana Anastasia Ika Ayu Saputri Andhika Kusuma Nugraha Anifa Madiastuti Arda Ardiyantoko Ari Kurnia Asna Nur Aini Brono Ageng Maulana Dimas Tinta Wijaya Edy Yusuf Saputro Ela Nur Arizka Fatma Widianingsih Fauzy Agustian Fitri Yunitasari Fitriyani Khoirul anwar Laras Ludfiyati Lia Safitri M. Abdul Azis Maeli Wafda Imala Meita Putri Utami Nova Aprilia Utari Novi Anggun Wijayanti Novita Nurcahyati Putri Retno Asih Ratri Pamuji Sefiana Tri Indarwati Sefko Bintang Guntara Setiaji Siti Rohmatul Ummah Tsanas Egar Puspanagari Vidya Enda Septia A.
Skor Total PI P II 39 41 39 38 43 44 37 35 30 33 38 39 35 35 42 40 41 41 36 35 34 32 37 39 38 35 40 41 36 38 37 34 41 33 39 37 35 33 37 38 33 31 36 37 36 39 36 35 38 38 36 36 41 40 39 36 37 36 34 36 36 34 42 43 43 41 42 42
Rata-rata skor Rata-rata Nilai Kriteria total P I dan P skor siswa 40 4 80 Baik 38,5 3,85 77 Baik 43,5 4,35 87 Sangat Baik 36 3,6 72 Baik 31,5 3,15 63 Cukup 38,5 3,85 77 Baik 35 3,5 70 Cukup 41 4,1 82 Baik 41 4,1 82 Baik 35,5 3,55 71 Baik 33 3,3 66 Cukup 38 3,8 76 Baik 36,5 3,65 73 Baik 40,5 4,05 81 Baik 37 3,7 74 Baik 35,5 3,55 71 Baik 37 3,7 74 Baik 38 3,8 76 Baik 34 3,4 68 Cukup 37,5 3,75 75 Baik 32 3,2 64 Cukup 36,5 3,65 73 Baik 37,5 3,75 75 Baik 35,5 3,55 71 Baik 38 3,8 76 Baik 36 3,6 72 Baik 40,5 4,05 81 Baik 37,5 3,75 75 Baik 36,5 3,65 73 Baik 35 3,5 70 Cukup 35 3,5 70 Cukup 42,5 4,25 85 Baik 42 4,2 84 Baik 42 4,2 84 Baik 37,47058824 3,74705882 74,94 Baik
Lampiran 44
232
ANALISIS ASPEK LEMBAR OBSERVASI KELAS EKSPERIMEN No
Aspek Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Aspek 9 Aspek 10
Skor Total PI P II 147 145 145 148 121 118 125 123 123 114 122 118 117 116 146 147 118 118 119 118
Rata-rata skor total P I dan P 146 146,5 119,5 124 118,5 120 116,5 146,5 118 118,5
Rata-rata skor aspek 4,294117647 4,308823529 3,514705882 3,647058824 3,485294118 3,529411765 3,426470588 4,308823529 3,470588235 3,485294118 ∑ = 37,47058824 x = 3,747058824
Kriteria Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sangat Tinggi Sedang Sedang Tinggi
Lampiran 45
233
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI KELAS KONTROL Skor Total No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Ajeng Hikmah Dona Ariesta Alfiyah Ananda Arifah Unifahrulli Anggie Desta Ervita Anissa Tanjung Annisa Lestiyaningrum Bagus Masaji Chusniati Dewi Dadang Sudrajad Dea Andi Susila Devya Nelavani Dinda Permatasari Dwi Lestari Dwi Sehful Anwar Ervina Purna Ningsih Fika Ujikfatul Fitria Fikri Sarifatun Nisa Ika Susana Juniyanto Kholik Munandar Mas Bagus Muhsoqih Muhamad Bayu Darmawan Muhammad Faizal Dzikri Belawulan Niken Novaldy Hernugroho Hidayat Nur Wicahyono Pipit Nurma Sari Risqi Triswanti Rizky Kurniawati Sandi Rahayu Ningrum Septian Pratama Wijanarko Setya Yoga Mahardhika Sri Devi Yusnia Sari Virna Gupitasari Windi Susanti
PI
P II
40 35 43 36 40 37 38 38 36 34 35 36 34 36 33 34 35 37 31 36 33 31 34 34 31 32 32 32 33 35 27 33 34 37 40
34 40 41 34 43 32 34 35 36 36 33 40 34 31 36 30 34 37 30 33 33 31 35 37 29 34 35 31 30 39 29 31 37 35 37
Rata-rata skor Rata-rata total P I dan P II skor siswa 37 37,5 42 35 41,5 34,5 36 36,5 36 35 34 38 34 33,5 34,5 32 34,5 37 30,5 34,5 33 31 34,5 35,5 30 33 33,5 31,5 31,5 37 28 32 35,5 36 38,5 34,68571429
Nilai
3,7 74 3,75 75 4,2 84 3,5 70 4,15 83 3,45 69 3,6 72 3,65 73 3,6 72 3,5 70 3,4 68 3,8 76 3,4 68 3,35 67 3,45 69 3,2 64 3,45 69 3,7 74 3,05 61 3,45 69 3,3 66 3,1 62 3,45 69 3,55 71 3 60 3,3 66 3,35 67 3,15 63 3,15 63 3,7 74 2,8 56 3,2 64 3,55 71 3,6 72 3,85 77 3,46857143 69,37
Kriteria Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup
Lampiran 45
234
ANALISIS ASPEK LEMBAR OBSERVASI KELAS KONTROL No
Aspek Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Aspek 9 Aspek 10
Skor Total PI P II 154 152 130 131 125 122 113 109 114 113 126 123 117 115 110 111 114 115 119 115
Rata-rata skor total P I dan P 153 130,5 123,5 111 113,5 124,5 116 110,5 114,5 117
Rata-rata skor aspek 4,371428571 3,728571429 3,528571429 3,171428571 3,242857143 3,557142857 3,314285714 3,157142857 3,271428571 3,342857143 ∑ = 34,68571429 x = 3,468571429
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Cukup
Lampiran 46
235
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI
Jenis Penilaian
: Psikomotorik
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi
: Larutan elektrolit dan konsep redoks
Judul praktikum
: Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Tujuan
: Mengamati sikap dan keterampilan siswa dalam kegiatan praktium
menguji daya hantar listrik berbagai larutan
dengan alat uji elektrolit membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit
No. 1.
2.
Tahap
Aspek
Perencenaan
1.1 persiapan alat dan bahan
praktikum
1.2 perlengkapan praktikum yang dibawa
Pelaksanaan praktikum
2.1 ketrampilan menggunakan alat 2.2 ketrampilan saat melakukan praktikum 2.3 kerjasama kelompok
3.
Penutup praktikum
3.1 kebersihan dan kerapian alat laboratorium 3.2 hasil pengamatan
Lampiran 46
236
Tindakan : 1. Melakukan setting alat dan bahan 2. Menyiapkan rangkuman. 3. Membawa minuman kemasan sebagai bahan percobaan 4. Terampil merangkai alat uji larutan elektrolit 5. Alat uji larutan elektrolit dapat berfungsi 6. Menggunakan alat dan bahan dengan efisien 7. Partisipasi dalam kelompok 8. Terampil mencelupkan elektroda 9. Terampil mengamati nyala lampu 10. Terampil mengamati gelembung gas 11. Terampil membaca skala voltmeter 12. Melakukan percobaan sesuai dengan alur kerja 13. Mencatat data dengan tepat dan lengkap 14. Melaporkan hasil praktikum sementara 15. Membersihkan alat praktikum Panduan penilain : Skor maksimal : 15 x 3 = 45 I. Panduan Skoring (3) Bila aspek dilakukan dengan baik atau benar (2) Bila aspek dilakukan dengan kurang baik (1) Bila aspek dilakukan dengan tidak baik atau buruk Skor maksimal
: 15 aspek x 3 = 45
Lampiran 46
237
II. Kriteria penskoran Untuk jumlah skor siswa digunakan rumus sebagai berikut : Jumlah skor siswa =
jumlah skor P I dan P II 2
Rumus yang digunakan untuk menghitung skor tiap siswa adalah sebagai berikut: Rata-rata skor =
jumlah skor siswa jumlah aspek
Untuk menghitung nilai psikomotorik tiap siswa digunakan rumus sebagai berikut :
Nilai
Rata - rata skor x 100 15
Kriteria nilai hasil belajar psikomotorik tiap individu adalah sebagai berikut: 85 < X ≤ 100
Sangat Baik
70 < X ≤ 85
Baik
55 < X ≤ 70
Cukup
40 < X ≤ 55
Kurang
25 < X ≤ 40
Sangat Kurang
Kriteria ketuntasan : tuntas apabila sikap siswa minimal cukup. Kriteria penskoran hasil belajar psikomotorik tiap aspek sebagai berikut: 2,8 < X
3,0 = sangat tinggi
2,4 < X
2,7 = tinggi
1,9 < X
2,3 = sedang
1,4 < X
1,8 = rendah
1,0 < X
1,3 = sangat rendah
Lampiran 47
238
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI No Responden
PI
P II
Peringkat I
Peringkat II
b
b²
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
39 36 38 40 41 37 39 42 35 38 40 38 42 37 41
39 37 40 39 42 38 39 41 37 40 35 38 41 36 36
7,5 14 9,3 5,5 3,5 3,5 7,5 1,5 15 9,3 5,5 9,3 1,5 12,5 12,5
6,3 11,5 4,5 6,3 1 9,5 6,3 2,5 11,5 4,5 15 9,5 2,5 13,5 13,5
1,2 2,5 4,8 -0,8 2,5 -6 1,2 -1 3,5 4,8 -9,5 -0,2 -1 -1 -1
1,44 6,25 23,04 0,64 6,25 36 1,44 1 12,25 23,04 90,25 0,04 1 1 1 204,64
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 Ʃb²
Instrumen dinyatakan reliabel apabila rel ≥ 0,60 6 x 204,64 15 (15² - 1)
rel =
1 -
rel =
0,634571429
Karena hasil perhitungan rel (0,634571429) ≥ 0,60 maka sudah dapat dinyatakan reliabel.
Lampiran 48
239 LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Agung Adi Saputra Alma Festi Ana Septiana Anastasia Ika Ayu Saputri Kusuma Andhika Nugraha Anifa Madiastuti Arda Ardiyantoko Ari Kurnia Asna Nur Aini Brono Ageng Maulana Dimas Tinta Wijaya Edy Yusuf Saputro Ela Nur Arizka Fatma Widianingsih Fauzy Agustian Fitri Yunitasari Fitriyani Khoirul anwar Laras Ludfiyati Lia Safitri M. Abdul Azis Maeli Wafda Imala Meita Putri Utami Nova Aprilia Utari Novi Anggun Wijayanti Novita Nurcahyati Putri Retno Asih Ratri Pamuji Sefiana Tri Indarwati Sefko Bintang Guntara Setiaji Siti Rohmatul Ummah Tsanas Egar Puspanagari Vidya Enda Septia A.
Terampil Membawa Melakukan Menyiapka minuman merangkai kemasan setting alat n alat uji dan bahan rangkuman sebagai bahan larutan percobaan elektrolit
Alat uji larutan elektrolit dapat berfungsi
Menggunak Terampil an alat dan Partisipasi Terampil Terampil mengamati mencelupkan mengamati bahan dalam gelembung elektroda dengan kelompok nyala lampu gas efisien
Terampil membaca skala voltmeter
Melakukan Mencatat Melaporkan percobaan Membersih data dengan hasil sesuai kan alat praktikum tepat dan dengan alur praktikum sementara lengkap kerja
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Skor total
Lampiran 49
240 LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Ajeng Hikmah Dona Ariesta Alfiyah Ananda Arifah Unifahrulli Anggie Desta Ervita Anissa Tanjung Annisa Lestiyaningrum Bagus Masaji Chusniati Dewi Dadang Sudrajad Dea Andi Susila Devya Nelavani Dinda Permatasari Dwi Lestari Dwi Sehful Anwar Ervina Purna Ningsih Fika Ujikfatul Fitria Fikri Sarifatun Nisa Ika Susana Juniyanto Kholik Munandar Mas Bagus Muhsoqih Muhamad Bayu Darmawan Faizal Muhammad Dzikri Belawulan Niken Novaldy Hernugroho Hidayat Nur Wicahyono Pipit Nurma Sari Risqi Triswanti Rizky Kurniawati Sandi Rahayu Ningrum Septian Pratama Wijanarko Setya Yoga Mahardhika Sri Devi Yusnia Sari Virna Gupitasari Windi Susanti
Terampil Membawa Melakukan Menyiapka merangkai minuman kemasan setting alat n alat uji dan bahan rangkuman sebagai bahan larutan percobaan elektrolit
Alat uji larutan elektrolit dapat berfungsi
1
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
2
3
Menggunak an alat dan Partisipasi bahan dalam dengan kelompok efisien
1
2
3
1
2
3
Terampil Terampil mengamati mencelupkan mengamati gelembung elektroda nyala lampu
Terampil
Terampil membaca skala voltmeter
1
1
gas
2
3
1
2
3
1
2
3
2
3
Melakukan Mencatat Melaporkan percobaan data dengan hasil sesuai praktikum tepat dan dengan alur sementara lengkap kerja
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Membersih kan alat praktikum
1
2
3
Skor total
Lampiran 50
241
ANALISIS PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN Skor Total No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34
PI
P II
37 40 41 36 40 42 39 39 27 29 39 39 38 38 37 39 37 36 37 40 30 28 34 38 30 35 37 33 38 35 40 36 37 36
40 41 34 42 39 40 38 38 35 30 40 40 37 39 39 38 38 35 36 38 33 31 37 38 28 36 37 38 36 39 34 37 34 40
Rata-rata skor total P I dan P II 38,5 40,5 37,5 39 39,5 41 38,5 38,5 31 29,5 39,5 39,5 37,5 38,5 38 38,5 37,5 35,5 36,5 39 31,5 29,5 35,5 38 29 35,5 37 35,5 37 37 37 36,5 35,5 38 1246 36,6470588
Skor Max
Rata-rata Skor Siswa
45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
2,5666667 2,7 2,5 2,6 2,6333333 2,7333333 2,5666667 2,5666667 2,0666667 1,9666667 2,6333333 2,6333333 2,5 2,5666667 2,5333333 2,5666667 2,5 2,3666667 2,4333333 2,6 2,1 1,9666667 2,3666667 2,5333333 1,9333333 2,3666667 2,4666667 2,3666667 2,4666667 2,4666667 2,4666667 2,4333333 2,3666667 2,5333333
Nilai
Kriteria
85,556 Baik 90 Baik 83,333 Baik 86,667 Baik 87,778 Baik 91,111 Sangat Baik 85,556 Baik 85,556 Baik 68,889 Cukup 65,556 Cukup 87,778 Baik 87,778 Baik 83,333 Baik 85,556 Baik 84,444 Baik 85,556 Baik 83,333 Baik 78,889 Baik 81,111 Baik 86,667 Baik 70 Cukup 65,556 Cukup 78,889 Baik 84,444 Baik 64,444 Cukup 78,889 Baik 82,222 Baik 78,889 Baik 82,222 Baik 82,222 Baik 82,222 Baik 81,111 Baik 78,889 Baik 84,444 Baik 2768,9 81,438
Lampiran 50
242
ANALISIS PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN
No
Kode Aspek
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
14
N
15
O
Pengamat Ke-
Skor Pengamat
PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II
84 85 80 88 82 81 82 82 80 88 79 76 86 88 87 83 80 83 85 83 84 85 85 83 82 85 82 84 79 77 ∑ x
Skor
Rerata Skor
Kriteria
84,5
2,4853
Tinggi
84
2,4706
Tinggi
81,5
2,3971
Tinggi
82
2,4118
Tinggi
84
2,4706
Tinggi
77,5
2,2794
Sedang
87
2,5588
Tinggi
85
2,5
Tinggi
81,5
2,3971
Tinggi
84
2,4706
Tinggi
84,5
2,4853
Tinggi
84
2,4706
Tinggi
83,5
2,4559
Tinggi
83
2,4412
Tinggi
78
2,2941
Sedang
1244 82,933
Lampiran 51
243
ANALISIS PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL Skor Total No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35
PI
P II
34 36 38 25 39 35 32 35 34 36 39 25 36 33 38 37 34 36 32 33 38 27 33 28 37 33 33 24 36 34 36 36 24 34 39
38 36 36 26 36 37 26 38 35 37 38 26 36 34 37 34 34 35 35 37 36 26 35 26 37 35 36 32 33 32 35 35 28 36 36
Rata-rata skor total P I dan P II 36 36 37 25,5 37,5 36 29 36,5 34,5 36,5 38,5 25,5 36 33,5 37,5 35,5 34 35,5 33,5 35 37 26,5 34 27 37 34 34,5 28 34,5 33 35,5 35,5 26 35 37,5 1184 34,8235294
Skor Max
Rata-rata Skor Siswa
45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
2,4 2,4 2,4666667 1,7 2,5 2,4 1,9333333 2,4333333 2,3 2,4333333 2,5666667 1,7 2,4 2,2333333 2,5 2,3666667 2,2666667 2,3666667 2,2333333 2,3333333 2,4666667 1,7666667 2,2666667 1,8 2,4666667 2,2666667 2,3 1,8666667 2,3 2,2 2,3666667 2,3666667 1,7333333 2,3333333 2,5
Nilai
Kriteria
80 80 82,222 56,667 83,333 80 64,444 81,111 76,667 81,111 85,556 56,667 80 74,444 83,333 78,889 75,556 78,889 74,444 77,778 82,222 58,889 75,556 60 82,222 75,556 76,667 62,222 76,667 73,333 78,889 78,889 57,778 77,778 83,333 2631,1 77,386
Baik Baik Baik Kurang Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Kurang Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Kurang Baik Cukup Kurang Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Kurang Baik Baik Baik
Lampiran 51
244
ANALISIS PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL Kode No Aspek 1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
14
N
15
O
Pengamat KePI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II PI P II
Skor Penga mat 80 82 76 78 79 77 77 82 77 87 77 77 80 78 80 79 81 82 80 80 82 79 83 78 75 79 77 77 75 74 ∑ x
Skor
Rerata Skor
Kriteria
81
2,3824
Tinggi
77
2,2647
Sedang
78
2,2941
Sedang
79,5
2,3382
Tinggi
82
2,4118
Tinggi
77
2,2647
Sedang
79
2,3235
Tinggi
79,5
2,3382
Tinggi
81,5
2,3971
Tinggi
80
2,3529
Tinggi
80,5
2,3676
Tinggi
80,5
2,3676
Tinggi
77
2,2647
Sedang
77
2,2647
Sedang
74,5
2,1912
Sedang
1184 78,933
Lampiran 52
245
KISI-KISI KUESIONER TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/ Semester
: X/ 2
Tujuan : Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
1. Harapan Guru No.
Aspek
Indikator
1.
Perhatian
2.
Rasa Senang -
Senang dalam kegiatan pembelajaran.
2
-
Tertarik dengan media pembelajaran.
3,4
-
Tertarik dengan metode pembelajaran
5,6
-
Bertanya saat proses pembelajaran.
7
-
Berpartisipasi dalam diskusi kelas.
10
-
Mencatat materi yang disampaikan.
7
-
Rajin mengerjakan tugas.
8
-
Membawa buku pelajaran.
9
-
Percaya diri dalam menjawab pertanyaan.
10
Disiplin mengumpulkan tugas.
11
3.
4.
Interaksi
Kerajinan
-
Item
5.
Percaya diri
6.
Kedisiplinan -
Memperhatikan saat proses pembelajaran.
1
2. Harapan Siswa No. 1.
Aspek Empati
Indikator
Item
-
Perhatian dengan siswa.
13
-
Membantu siswa dalam memecahkan
12
Lampiran 52
246
masalah. 2.
Kemampuan
-
Menguasai metode pembelajaran dengan baik.
18
Mengajar
-
Menyampaikan materi dengan jelas dan
15,17
Guru
mudah dipahami siswa.
3.
Interaksi
-
Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
14
4.
Kebermaknaan -
Membantu dalam memperoleh kebermaknaan
16
materi kimia. 5.
Kedisiplinan
-
Disiplin dalam mengajar.
19
6.
Keterbukaan
-
Terbuka dalam memberi nilai.
20
Jumlah
I.
20
Panduan Skoring SS
: Sangat Setuju
(4)
S
: Setuju
(3)
TS
: Tidak Setuju
(2)
STS
: Sangat Tidak Setuju (1)
Skor maksimal
: 4 x 20 = 80
II. Kriteria penskoran : Rumus yang digunakan untuk menghitung skor siswa sebagai berikut: Skor = Untuk skor tiap aspek secara keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut : Rata-rata skor kelas = Rata-rata skor aspek digunakan rumus sebagai berikut : Rata-rata skor aspek =
-
Untuk kategori skor dan rata-rata skor aspek adalah sebagai berikut : 3,5 < X
4,0
= sangat tinggi
2,9 < X
3,4
= tinggi
2,3 < X
2,8
= cukup tinggi
Lampiran 52
247
1,7 < X
2,2
= rendah
1,0 < X
1,6
= sangat rendah
Lampiran 53
248
LEMBAR KUESIONER TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah pernyataan berikut ini dengan baik dan benar. 2. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan jika anda setuju dengan pernyataan tersebut. 3. Waktu yang disediakan adalah 20 menit 4. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport.
No 1.
Pernyataan Saya senang dengan mata pelajaran kimia karena bermanfaat bagi kehidupan.
2.
Saya senang dengan media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran.
3.
Pembelajaran dengan media elektronik mendorong saya untuk lebih berinovasi.
4.
Saya dapat dengan mudah memahami pelajaran kimia yang diajarkan guru karena metode mengajar yang sesuai.
5.
Pengaitan materi kimia dengan kehidupan sehari-hari membuat saya tertarik untuk belajar kimia.
6.
Pada setiap pembelajaran kimia, saya ingin kegiatan pembelajaran menggunakan metode e-learning bisa diterapkan.
7.
Saya berusaha bertanya kepada guru jika kurang memahami materi kimia yang diajarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan rasa percaya diri.
8
Saya selalu mencatat materi dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh.
Jawaban SS
S
TS
STS
Lampiran 53
9.
Saya selalu membawa buku kimia yang digunakan dalam pembelajaran.
10.
Saya berusaha aktif dalam diskusi kelas dengan bertanya atau memberi tanggapan mengenai materi diskusi
11.
Guru kimia saya memberi memotivasi siswa agar mengumpulkan tugas tepat waktu.
12.
Guru kimia saya mau membantu saya saat kesulitan memahami materi kimia yang diajarkan.
13.
Guru kimia saya memberikan perhatian kepada siswa saat proses pembelajaran.
14.
Guru kimia melibatkan saya saat proses pembelajaran.
15.
Guru kimia saya menguasai materi yang diajarkan.
16.
Guru kimia saya menyampaikan materi dengan mengaitkan kimia dengan kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah saya dalam memperoleh kebermaknaan kimia.
17.
Semua materi kimia dapat dijelaskan guru dengan baik dan mudah dipahami.
18.
Guru kimia saya mengajar dengan metode pembelajaran yang menarik.
19.
Guru kimia saya tidak terlambat masuk kelas.
20.
Guru kimia saya membagikan hasil tes kepada siswa.
Keterangan : SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
249
Lampiran 54
250 ANALISIS REABILITAS ANGKET
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30
Ʃ Ʃ² ơ²b ơ² t
Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 2 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 88 90 79 89 76 89 97 95 85 94 87 90 87 81 7744 8100 6241 7921 5776 7921 9409 9025 7225 8836 7569 8100 7569 6561 0,202 0,552 0,309 0,309 0,464 0,447 0,392 0,144 0,282 0,189 0,231 0,552 0,369 0,493 6,818390805
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas angket adalah : α 1 - ΣVbutir k : k-1 Vt
15 16 17 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 93 88 95 8649 7744 9025 0,3 0,271 0,213
18 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 85 7225 0,42
19 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 88 7744 0,34
Total 20 4 68 3 62 4 62 4 68 2 55 3 56 4 61 4 61 3 57 2 56 3 59 3 53 3 59 3 59 3 66 3 55 3 54 3 53 3 54 4 63 4 58 3 54 4 60 3 64 3 64 3 64 3 56 3 60 4 59 4 60 98 2119 9604 0,34 18,57
Lampiran 54
251
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas angket adalah : α 1 - ΣVbutir k : k-1 Vt
α
= =
30 30 - 1 0,655
1 - 6,818 18,57
Karena harga α = 0.65 ˃0,6 maka dapat dikatakan butir angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia sudah reliabel.
Lampiran 55
252 ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN KIMIA
No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 ∑
1
2
3
4
5
6
4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 97 105 104 103 109 106
2,9 3,1 3,1
7
Skor Tiap Butir Angket 8 9 10 11 12 13
3 2 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 4 4 1 3 3 4 1 4 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 98 105 105 103
3 3,2 3,1 2,9 3,1 3,1
1 3 2 3 2 2 4 4 4 4 3 3 1 4 4 3 2 2 3 4 3 3 2 1 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 4 2 4 3 4 3 1 3 4 3 3 4 3 1 3 3 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 96 110 101
3 2,8 3,2
14
15
16
17
18
19
20
3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 1 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 99 111 100 109 108 103 107
3 2,9 3,3 2,9 3,2 3,2
3 3,1
Jumlah Skor
Skor Max
Nilai
Rata-rata
Kriteria
57 61 71 58 58 57 64 60 60 58 59 69 58 57 59 62 69 61 59 61 57 63 61 57 61 71 62 61 55 58 64 70 62 57 2077
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
71,25 76,25 88,75 72,5 72,5 71,25 80 75 75 72,5 73,75 86,25 72,5 71,25 73,75 77,5 86,25 76,25 73,75 76,25 71,25 78,75 76,25 71,25 76,25 88,75 77,5 76,25 68,75 72,5 80 87,5 77,5 71,25
2,85 3,05 3,55 2,9 2,9 2,85 3,2 3 3 2,9 2,95 3,45 2,9 2,85 2,95 3,1 3,45 3,05 2,95 3,05 2,85 3,15 3,05 2,85 3,05 3,55 3,1 3,05 2,75 2,9 3,2 3,5 3,1 2,85
Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik Baik Baik
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Lampiran 55
253 PRESENTASE ASPEK TANGGAPAN PADA ANGKET
No
PERNYATAAN
SS (%) S (%) TS (%) STS (%)
1 Saya senang dengan mata pelajaran kimia karena bermanfaat bagi kehidupan. 2 Saya senang dengan media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran. 3 Pembelajaran dengan media elektronik mendorong saya untuk lebih berinovasi. Saya dapat dengan mudah memahami pelajaran kimia yang diajarkan guru karena metode mengajar yang 4 sesuai.
14,6341 41,4634 26,8293 0 14,6341 60,9756 7,31707 0 14,6341 56,0976 2,43902 9,7561 17,0732 51,2195 14,6341
0
5 Pengaitan materi kimia dengan kehidupan sehari-hari membuat saya tertarik untuk belajar kimia. Pada setiap pembelajaran kimia, saya ingin kegiatan pembelajaran menggunakan metode e-learning bisa 6 diterapkan Saya berusaha bertanya kepada guru jika kurang memahami materi kimia yang diajarkan dan menjawab 7 pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan rasa percaya diri. 8 Saya selalu mencatat materi dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh 9 Saya selalu membawa buku kimia yang digunakan dalam pembelajaran 10 Saya berusaha aktif dalam diskusi kelas dengan bertanya atau memberi tanggapan mengenai materi diskusi 11 Guru kimia saya memberi memotivasi siswa agar mengumpulkan tugas tepat waktu 12 Guru kimia saya mau membantu saya saat kesulitan memahami materi kimia yang diajarkan 13 Guru kimia saya memberikan perhatian kepada siswa saat proses pembelajaran 14 Guru kimia melibatkan saya saat proses pembelajaran 15 Guru kimia saya menguasai materi yang diajarkan
24,3902 51,2195 7,31707
0
9,7561 73,1707
0
16 Guru kimia saya menyampaikan materi dengan mengaitkan kimia dengan kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah saya dalam memperoleh kebermaknaan kimia. 17 Semua materi kimia dapat dijelaskan guru dengan baik dan mudah dipahami. 18 Guru kimia saya mengajar dengan metode pembelajaran yang menarik. 19 Guru kimia saya tidak terlambat masuk kelas. 20 Guru kimia saya membagikan hasil tes kepada siswa
12,1951 53,6585 17,0732
19,5122 17,0732 19,5122 21,9512 2,43902 26,8293 24,3902 7,31707 31,7073
26,8293 24,3902 19,5122 19,5122
46,3415 56,0976 51,2195 41,4634 63,4146 48,7805 39,0244 60,9756 41,4634
0
4,87805 12,1951 9,7561 0 12,1951 0 19,5122 0 14,6341 2,43902 7,31707 0 12,1951 7,31707 14,6341 0 9,7561 0 0
51,2195 0 4,87805 48,7805 9,7561 0 46,3415 17,0732 0 56,0976 7,31707 0
Lampiran 56
254
TAMPILAN HALAMAN MOODLE
Gambar Tampilan halaman website e-learning MOODLE
Gambar Tampilan pengumuman pada halaman website e-learning berbasis MOODLE pada mata pelajaran kimia
Lampiran 56
Gambar Tampilan data siswa dikelas e-learning berbasis MOODLE pada mata pelajaran kimia kelas X-8
255
Lampiran 56
256
Gambar Tampilan halaman penugasan pada MOODLE
Gambar Tampilan halaman download pada MOODLE
Lampiran 56
Gambar Tampilan halaman pengumpulan tugas siswa yang diupload
Gambar Tampilan halaman pengumpulan tugas siswa yang diupload
257
Lampiran 57
258
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pembelajaran dikelas eksperimen
Pembelajaran dikelas kontrol
Peneliti membimbing siswa mengerjakan soal
Kegiatan diskusi pada kelas eksperimen
Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen dilaboratorium komputer
Peneliti membimbing siswa dikelas
Peneliti membimbing siswa yang kesulitan mengakses MOODLE