SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN MOBIL DI KOTA MAKASSAR
CHAERANNISAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
SKRIPSI
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN MOBIL DI KOTA MAKASSAR
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Disusun dan diajukan oleh
CHAERANNISAH A 11109285
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
ii
iii
iv
RNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini; Nama
: CHAERANNISAH
Nim
: A11109285
Jurusan/program studi
: ILMU EKONOMI / STRATA 1
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar
adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi., dan tidak karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiblakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makassar, 19 Nopember 2013 Yang Membuat Pernyataan
CHAERANNISAH
v
PRAKATA Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, yang berjudul “ Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar ”. Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Kepada Kedua Orang Tuaku, Mama (Kasmawaty), Papa (Agus Salim Idris) serta
kedua adik saya (ira dan sarah) atas support, kasih
sayang, perhatian, motivasi, dan pengorbanan yang begitu besar tak lupa atas do’a yang tiada henti dipanjatkan hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 2.
Ibu Prof. Dr. Hj. Rahmatia, SE,. MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin sekaligus Dosen Pembimbing I atas bimbingan, saran, arahan dan waktu hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
3.
Ibu Dra. H. Fatmawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, saran, arahan dan waktu hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Universitas Hasanuddin.
vi
5.
Segenap staf Administrasi dan staf Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassaar. Pah Hardi, Pak Parman, Pak Budi dan Pak Safar yang selalu membantu dalam pengurusn administrasi.
6.
Kepada seluruh senior dan junior Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassaar atas motivasi dan kerja sama yang baik selama di kampus.
7.
Teristimewa buat teman sekaligus sahabat seperjuangan SPARTANS yang selalu memberikan semangat ketika saya down, selalu ada di setiap suka duka, dan memberikan kenangan yang indah selama di kampus.
8.
Yosi, Resi, Fani, Kia, Lisda, Fitry, wawan, Fadel, Komar, Arsyad (kalian luarrrr biasa, tanpa kalian mungkin saya belum ada di posisi sekarang ini. Tidak nyesal saya harus selalu di telpon, dinasehati, dimarahi untuk terus menyelesaikan skripsi ini.
9.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan tulus memberikan motivasi dan doa sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu sumbang saran yang membangun demi penyempurnaan yang lebih baik. Akhir kata, semoga ilmu yang penulis peroleh berguna bagi penulis dan juga para pembaca umumnya. Aaamiiiin Yaa Robbal Alamiiin. Wassalamu Alaikum Wr.Wb. Makassar, Nopember 2013
CHAERANNISAH
vii
ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN MOBIL PRIBADI DI KOTA MAKASSAR Chaerannisah Rahmatia Fatmawati Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mobil pribadi di Kota Makassar. Data penelitian ini diperoleh dari kuisioner (primer) dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan pihak yang memiliki mobil pribadi meliputi identitas responden, dan hal yang berkaitan dengan harga mobil, pendapatan, harga subtitusi, jumlah anggota keluarga, pendidikan, jarak dan pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R square sebesar 0.723 yang berarti bahwa 72% permintaan mobil pribadi dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel yang dijelaskan dalam model, sedangkan sisanya 28% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model. Secara parsial variabel Harga Mobil (X1) dan Pendapatan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar. Sedangkan variabel Pendidikan (X5) dan Pekerjaan (X7) berpengaruh negatif terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar, variabel Harga Subtitusi (X3), Jumlah anggota keluarga (X4) dan Jarak (X6) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
Kata Kunci : Permintaan mobil pribadi, Harga Mobil, Pendapatan, Harga Subtitusi, Jumlah Anggota Keluarga, Pendidikan, Jarak, dan Pekerjaan.
viii
ABSTRACT ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING DEMAND IN THE CITY OF PRIVATE CARS MAKASSAR
Chaerannisah Rahmatia Fatmawati
This study aims to analyze the factors that affect the demand for private cars in the city of Makassar. The research data obtained from the questionnaire ( primary ) and some observations as well as interviews with those who have private cars include the identity of respondents and matters related to car prices, incomes, substitution price, family size, education ,distance and work. The results showed that the adjusted R square value of 0.723, which means that 72% of demand for private cars is jointly influenced by variables that are described in the development of the model, while the remaining 28% is influenced by other factors outside the model. Car Prices (X1) and income (X2) significant positive effect on demand for private cars in the city of Makassar . While the Education variable ( X5 ) and Employment ( X7 ) no significant negative effect on demand for private cars in the city of Makassar , variable substitution price ( X3 ) , number of family members ( X4 ) and distance ( X6 ) and no significant positive effect on demand for cars private in Makassar .
Keywords : Demand a private car , Car Prices , Incomes , Substitution Price, Family Size , Education , Distance , and Work .
ix
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL………………………………………………………
i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
ii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………
iii
HALAMAN PENGESAHAN………………….…………………………...
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN……………………………...…..
v
PRAKATA……………………………………………………………………
vi
ABSTRAK……………………………………………………………………
viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………
xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……………………………………………………
1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….
6
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………
6
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………….
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis………………………………………………..
8
2.1.1. Perdebatan tentang konsep Transportasi……………
8
2.1.2. Perdebatan tentang konsep Teori Permintaan………
9
2.2. Hub.antar variabel terhadap Permintaan Mobil……………..
14
2.2.1. Hub.Harga Mobil terhadap Permintaan Mobil……….
14
2.2.2.
Hub.Pendapatan terhadap Permintaan Mobil……….
15
x
2.2.3.
Hub.Barang Subtitusi terhadap Permintaan Mobil…..
2.2.4.
Hub.Jum.Ang.Keluarga terhadap Permintaan Mobil…
2.2.5.
Hub.Pendidikan terhadap Permintaan Mobil………..
2.2.6.
Hub.Jarak terhadap Permintaan Mobil………….……
2.2.7.
Hub.Pekerjaan terhadap Permintaan Mobil…………
16
17
17
17
17 Tinjauan Empiris………………………………………………...
2.3. 18
Kerangka Pikir…………………………………………………..
2.4. 18
Hipotesis………………………………………………………....
2.5. 19
BAB 3 METODE ANALISIS 3.1. Lokasi Penelitian……………………………………………….
20
3.2. Jenis Data………………………………………………………
20
3.3. Metode Pengumpulan Data…………………………………..
21
3.4. Populasi dan Sampel…………………………………………..
21
3.5. Metode Analisis…………………………………………………
22
3.6. Uji Statistik………………………………………………………
23
3.7.
3.6.1.
Uji Koefisien Determinasi (R-square)……………….. 23
3.6.2.
Uji Statisik F……………………………………………. 24
3.6.3.
Uji Statistik T…………………………………………… 24
Defenisi Operasional………………………………………….. 24
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.
Deskripsi Objek Penelitian………………………………..…. 26 4.1.1.
Keadaan Geografis…………………………………...
26
xi
4.1.2.
Iklim……………………………………………………..
4.1.3.
Penduduk dan Tenaga Kerja………………………… 27
4.1.4.
Perkembangan Transportasi…………………………
26
29
4.2. Pembahasan hasil penelitian 4.2.1.
Hub.Harga Mobil terhadap Permintaan Mobil……...
4.2.2.
Hub.Pendapatan terhadap Permintaan Mobil……… 31
4.2.3.
Hub.Harga Subtitusi terhadap Permintaan Mobil….. 32
4.2.4.
Hub.Jum.Ang.Keluarga terhadap Permintaan Mobil.. 33
4.2.5.
Hub.Pendidikan terhadap Permintaan Mobil……….. 34
4.2.6.
Hub.Jarak terhadap Permintaan Mobil……………..
35
4.2.7.
Hub.Pekerjaan terhadap Permintaan Mobil………..
36
4.2.8.
Deskriptif social ekonomi responden……………….
37
4.3. Analisis hub.variabel dependent dgn independent………
29
40
4.3.1.
Interpretasi Model……………………………….…….
40
4.3.2.
Uji Statistik……………………………………………..
42
4.3.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R-square)……..
42
4.3.2.2. Uji Statisik F………………………………….. 43 4.3.2.3. Uji Statistik T…………………………………. 44
BAB 5 PENUTUP 5.1.
Kesimpulan………………………………………………………
47 5.2.
Saran……………………………………………………………. 48
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
50
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………….
52
xii
DAFTAR TABEL TABEL
HALAMAN
4.1. Distribusi responden menurut harga mobil.................................
30
4.2. Distribusi responden menurut pendapatan………………….……
31
4.3. Distribusi responden menurut harga subtitusi………….….…..…
32
4.4. Distribusi responden menurut jmlh.ang.keluarga………….….….
34
4.5. Distribusi responden menurut pendidikan…………………..…….
35
4.6. Distribusi responden menurut jarak………………………………..
36
4.7. Distribusi responden menurut pekerjaan………………………….
37
4.8. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin………………….
38
4.9. Distribusi responden berdasarkan status………………………….
38
4.10. Distribusi responden berdasarkan jenis barang subtitusi……….
38
4.11. Distribusi responden berdasarkan jenis mobil yg dimiliki………..
39
4.12. Hasil F- hitung…………………………………………………………
44
xiii
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
HALAMAN
2.1. Kerangka Pikir………………………………………………………..
19
xiv
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN
HALAMAN
1. Hasil Rekap Data Responden………………………………………..
53
2. Hasil Olah Data Regresi………………………………………………
58
3. Surat Penelitian………………………………………………………...
65
4. Lembar Kuisioner………………………………………………………
66
5. Biodata Penulis…………………………………………………………
68
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Menurut Ilmu ekonomi yang dimaksud dengan permintaan adalah
bagaimana menerangkan seseorang atau konsumen sebagai pembeli untuk meminta suatu barang yang tersedia di pasar. Dengan demikian pihak supplier dapat memperkirakan berapa banyak produk yang dihasilkan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Keadaan tersebut memaksa para produsen untuk bersaing dalam menciptakan produk yang kompetitif di dalam memuaskan tingkat kepuasan konsumen. Dalam hal ini berkaitan dengan kondisi industri otomotif baik dalam permintaan mobil maupun sepeda motor. Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi persaingan dunia bisnis khususnya di dalam dunia
otomotif telah mengalami banyak perkembangan. Perubahan ini
disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat di dunia. Perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya menjadi ketat, khususnya pada industri mobil. Para produsen mobil terus melakukan inovasi terhadap produknya. Hal ini terlihat dari semakin beraneka ragamnya merek dan jenis mobil di Indonesia. Akibatnya konsumen harus semakin selektif dalam memilih produk yang akan dibeli. Faktor yang menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam memilih produk yaitu faktor nilai atau manfaat yang akan diperoleh konsumen dari suatu produk. Selain itu, konsumen juga mempertimbangkan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Banyaknya produk yang memiliki kesamaan bentuk, kegunaan, dan fitur-fitur lain membuat konsumen kesulitan
1
untuk membedakan produk-produk tersebut. Inovasi produk terus dilakukan oleh produsen mobil untuk menarik perhatian konsumen dan tentu saja agar konsumen bersedia membeli produk yang dihasilkannya (Gaikindo,2013). Pola pikir dan tingkat kecenderungan masyarakat yang mengarah ke pola konsumenrisme membuat tingkat kebutuhan akan informasi dan konsumsi juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya investasi dan inflasi serta dipengaruhi juga oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, maka setiap pertumbuhan ekonomi dan usaha industri haruslah memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat menarik perhatian konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Keunggulan kompetitif yang dimaksud dalam hal ini adalah : tingkat mutu produk yang di hasilkan (quality), merk suatu barang, hubungan harga nilai, serta daur hidup produk yang dihasilkan. Kehidupan masyarakat modern saat ini turut mempengaruhi pola perilaku masyarakat dalam pembelian. Kehidupan modern seringkali diidentikkan dengan gaya hidup yang selalu mengikuti trend atau perkembangan zaman. Dalam kondisi seperti ini, keputusan memilih merek turut berperan dalam gaya hidup modern, sehingga keinginan untuk membeli produk yang bermerek turut mewarnai pola konsumsi seseorang. Merek yang telah mapan biasanya dijadikan symbol sebagai suatu produk yang sukses, sehingga ekuitas merek turut berpengaruh terhadap kondisi emosional konsumen. Meskipun di pasar banyak beredar produk-produk yang sejenis terutama produk pesaing, semuanya itu akan tergantung dari ekuitas konsumen terhadap merek. Artinya jika konsumen telah memahami benar tentang merek yang diyakininya, maka kepribadian merek dibenak konsumen akan semakin kuat. Ekuitas merek merupakan persepsi total konsumen terhadap merek yang dapat dibentuk melalui informasi baik dari
2
pendapat teman atau pengalaman sendiri. Jika konsumen memiliki persepsi yang baik terhadap merek akan mempengaruhi terbentuknya pilihan produk yang akan dibeli, selanjutnya akan membentuk sikap positif yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan pembelian (Andini, 2012). Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Pengambilan keputusan oleh konsumen dalam membeli suatu barang maupun jasa tentunya berbeda, bergantung pada jenis keputusan pembelian yang diinginkannya. Pada dasarnya konsumen memiliki perilaku pembelian yang cukup rumit dengan adanya berbagai perbedaan yang terdapat pada produk dengan jenis yang sama tapi merek dan spesifikasi produk yang umumnya berbeda (Engel,1994). Menurut Kotler
(1997) proses pengambilan keputusan membeli dapat
dibagi menjadi lima tahap, yaitu: Pengenalan masalah, Pencarian informasi, Evaluasi alternatif, Keputusan pembelian, dan Perilaku pasca-pembelian. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. Hal ini sejalan dengan pendapat Aaker (1997) bahwa kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk diantaranya adalah alasan untuk membeli. Menurut Tjiptono (1997) niat untuk melakukan pembelian dapat terbentuk dari sikap konsumen terhadap bauran pemasaran di antaranya melalui promosi. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Seberapa berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin
3
bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Kota Makassar saat ini telah menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan lain-lain. Aktivitas diberbagai sektor menarik mobilitas penduduk dari wilayah Kota Makassar itu sendiri. Mobilitas yang tinggi membuat sistem transportasi menjadi sangat penting, baik pengangkutan barang maupun orang. Masalah transportasi perkotaan saat ini telah menjadi masalah yang sangat kompleks, terutama karena meningkatnya ketergantungan masyarakat kota terhadap kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor. Akibatnya jumlah kendaraan yang ada tidak tertampung oleh kondisi badan jalan yang tersedia. Hal ini menyebabkan kemacetan menjadi semakin tinggi dan seolah harus diterima sebagai kelaziman bagi masyarakat kota, termasuk Makassar. Pertumbuhan penduduk Kota Makassar juga berbanding lurus dengan jumlah kendaraan pribadi yang terus naik. Kondisi lalu lintas di Kota Makassar sering terlihat kemacetan, dan ini harus dihadapi oleh para pengguna jalan raya. Masalah lain yang tak kalah penting adalah fasilitas angkutan umum. Angkutan umum perkotaan, yang saat ini didominasi oleh angkutan bus dan mikrolet masih terasa kurang nyaman, kurang aman dan kurang efisien. Berdesak-desakan di dalam angkutan umum sudah merupakan pandangan sehari-hari di kota besar seperti Semarang. Pemakai jasa angkutan umum masih terbatas pada kalangan bawah dan sebagian kalangan menengah. Karena kenyamanan angkutan umum masih dianggap rendah maka masyarakat kebanyakan lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Pergerakan penduduk di Kota Makassar sekarang di dominasi oleh kendaraan pribadi. Hal ini terjadi karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat dan semakin rendahnya tingkat pelayanan angkutan umum di Kota
4
Makassar. Rendahnya tingkat pelayanan angkutan umum disebabkan oleh sarana dan prasarana yang kurang mendukung, waktu tempuh yang cukup lama, jumlah penumpang melebihi kapasitas angkut, tingkat kenyamanan yang rendah, kondisi angkutan yang tidak layak jalan, tariff angkutan yang mahal dan sistem jaringan yang kurang memadai (Tamin,2000:494). Kualitas
dari
angkutan
massal
sepertinya
belum
mampu
untuk
mengalihkan keinginan untuk menggunakan kendaraan pribadi. Tarif angkutan yang tidak sesuai dengan pelayanan yang diberikan menjadi salah satu faktor kenapa masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi. Masyarakat sendiri sangat membutuhkan kendaraan tersebut sebagai sarana transportasi mereka, untuk berangkat bekerja ataupun kegiatan lainnya. Banyaknya permintaan kendaraan bermotor khususnya roda empat ini didukung oleh beberapa faktor antara lain: 1) proses untuk mendapatakan kendaraan roda empat itu semakin mudah, 2) dapat melancarkan aktifitas, 3) memudahkan dalam bepergian jarak jauh, 4) dapat mengangkut muatan dalam jumlah yang lebih besar dan banyak dibandingkan kendaraan roda dua, 5) adanya karakter masyarakat yang menginginkan kemudahan dan prestise (Google, 2013). Diantara beragam alat transportasi di Makassar seperti mobil, sepeda motor dan angkutan umum. Mobil merupakan salah satu alat transportasi yang paling diminati di Makassar dan sudah menembus angka yang tinggi, dibuktikan dengan huruf plat nomor untuk kendaraan mobil mencapai tiga digit dibelakang angka. Pasar penjualan mobil di Makassar memiliki gambaran yang cerah dan sangat menjanjikan. Berdasarkan fenomena inilah maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian ilmiah yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis
5
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar” , mengingat permintaan terhadap kendaraan bermotor khususnya roda empat sudah semakin tinggi peminatnya.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka penulis akan mengangkat dan mengkaji permasalahan dari penelitian ini yaitu apakah harga mobil, pendapatan, harga barang subtitusi, jumlah anggota keluarga, pendidikan, jarak, dan pekerjaan dapat mempengaruhi permintaan mobil pribadi di Kota Makassar?
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
2)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga mobil terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
3)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga barang subtitusi terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
4)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
5)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan seseorang terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
6)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jarak terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
6
7)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pekerjaan seseorang terhadap permintaan mobil pribadi seseorang.
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Bagi penulis yaitu meingkatkan pengetahuan, wawasan dan memberikan pemahaman yang semakin mendalam tentang konsep permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.
Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca
dan
memberikan
pegertian
faktor-faktor apa
saja
yang
mempengaruhi permintaan Mobil di Kota Makassar.
3.
Menambah, melengkapi dan
sebagai pembanding
bagi hasil-hasil
penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Perdebatan Tentang Konsep Transportasi Transportasi dapat dikatakan sebagai kegiatan pemindahan barang dan manusia
dari
tempat
asal
(origin)
ke
tempat
tujuan
(destination)
(Adisasmita,2010). Berkaitan dengan sangat pentingnya fungsi transportasi, timbul banyak pernyataan, ada yang menganggap transportasi adalah urat nadi perekonomian, ada pula yang mengatakan transportasi merupakan suatu kegiatan setua peradaban manusia, dan ada pula yang mengatakan transportasi bukan merupakan tujuan tetapi merupakan sarana untuk mencapai banyak tujuan (Schumer, 1968). Adapun beberapa klasifikasi alasan mengapa orang dalam dunia modern berkeinginan untuk melakukan perjalanan, yaitu: kelangsungan masyarakat modern dan tingkat kemakmuran tergantung pada tingkat spesialisasi produktif, untuk pengembangan spesialisasi, melayani keperluan politik dan militer, melancarkan hubungan sosial antar daerah, dapat memperluas peluang cultural, sebagai penunjang kehidupan dan pekerjaannya (Thompson,1974). Banyak
negara
berkembang
termasuk
Indonesia
menghadapi
permasalahan transportasi dan beberapa diantaranya sudah berada dalam tahap kritis. Permasalahan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh terbatasnya prasarana yang ada, namun sudah ditambah lagi dengan permasalahan lainnya seperti: pendapatan rendah, urbanisasi yang sangat cepat, terbatasnya sumber
8
daya terutama dana. Permasalahan ini semakin diperparah oleh kualitas dan kuantitas data yang rendah, kualitas sumber daya manusia, disiplin dan penerapan hukum yang rendah, serta lemahnya perencanaan dan kontrol. Beberapa hal yang mempengaruhi kebutuhan transportasi (baik sepeda motor maupun mobil) adalah sebagai berikut: Jumlah penduduk, Strata penduduk (usia dan jenis kelamin), Jumlah keluarga, Pendapatan, Status sosial dan ekonomi kepala keluarga (Wahab,2005).
2.1.2. Perdebatan tentang konsep Teori Permintaan Dari segi ilmu ekonomi pengertian permintaan sedikit berbeda dengan pengertian
yang
digunakan
sehari-hari.
Menurut
pengertian
sehari-hari,
permintaan diartikan secara absolut yaitu menunjukkan jumlah barang yang dibutuhkan, sedangkan dari sudut ilmu ekonomi permintaan mempunyai arti apabila didukung oleh daya beli konsumen yang disebut dengan permintaan efektif. Jika permintaan hanya didasarkan atas kebutuhan saja dikatakan sebagai permintaan absolut (Nicholson,1995). Kemampuan membeli seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu, pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki. Apabila jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh seseorang berubah, maka jumlah barang yang diminta juga akan berubah. Demikian juga halnya apabila harga barang yang dikehendaki berubah maka jumlah barang yang dibeli juga akan berubah (Sudarsono,1983). Menurut Rosyidi (1995) permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan sedangkan menurut Gaspersz (1996) permintaan dapat didefiniskan sebagai
9
kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi tertentu. Menurut Samuelson (1997) permintaan adalah hubungan jelas antara harga pasar suatu barang dengan jumlah yang diminta, dengan catatan faktor lain tetap tidak berubah. Menurut Salvator (2006) permintaan adalah jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau tergantung pada komoditi itu, pendapatan nominal individu, harga komoditi lain, dan cita rasa individu. Dalam analisis ekonomi diasumsikan bahwa permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri (ceteris paribus). Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh banyak faktor, antara lain; harga barang itu sendiri, harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan masyarakat, cita rasa masyarakat dan jumlah penduduk maka dapat dikatakan bahwa permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh banyak variabel (Nicholson,1995). Tujuan dari teori permintaan adalah mempelajari dan menentukan berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah harga barang itu sendiri, harga barang lainnya (bersifat substitusi atau komplementer), pendapatan dan selera konsumen. Disamping variabel-variabel yang disebutkan diatas, maka distribusi pendapatan, jumlah penduduk, tingkat preferensi konsumen, kebijaksanaan pemerintah, tingkat permintaan dan pendapatan sebelumnya turut juga mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang (Sudarsono,1983). Lipsey, Steiner dan Purvis (1993) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan (determinal of demand) adalah harga
10
komoditi itu sendiri, rata-rata penghasilan rumah tangga, harga komoditi yang berkaitan, selera (taste), distribusi pendapatan diantar rumah tangga, dan besarnya populasi. Sudarsono (1990) mengatakan bahwa, tujuan dari teori permintaan adalah mempelajari dan menentukan berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah harga barang itu sendiri, harga barang lainnya (bersifat subtitusi atau komplementer), pendapatan dan selera konsumen. Selain variabel-variabel yang disebutkan di atas, maka distribusi pendapatan, jumlah penduduk, tingkat preferensi konsumen, kebijaksanaan pemerintah, tingkat permintaan dan pendapatan sebelumnya turut juga mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Hukum permintaan pada dasarnya menjelaskan sifat perkaitan di antara suatu permintaan barang dan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan makin rendah harga suatu barang makin banyak permintaan akan barang tersebut dan sebaliknya makin tinggi harga suatu barang makin rendah permintaan akan barang tersebut (Wikipedia, 2013). Secara sederhana hukum permintaan yaitu Kuantitas (jumlah) yang akan dibeli per unit (waktu) menjadi lebih besar apabila harga, cateris paribus semakin rendah (Billas,1993). Dan bilamana harga suatu benda dinaikkan maka jumlah benda yang diminta akan berkurang (Winardi, 1988). Dalam teori ekonomi besarnya permintaan atas suatu barang biasanya dihubungkan dengan tingkat harganya. Faktor selain harga dianggap tidak mengalami perubahan. Sifat hubungan diantara tingkat harga suatu barang dengan jumlah permintaan atas barang tersebut disebut hukum permintaan. Hukum permintaan menyatakan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah
11
yang diminta akan barang tersebut turun. Dan jika harga suatu barang turun, maka jumlah yang diminta barang tersebut naik, cateris paribus” (Sukirno, 2003). Nilai elastisitas permintaan terhadap harga merupakan hasil bagi antara persentase perubahan harga. Nilai yang diperoleh tersebut merupakan suatu besaran yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga (Sugiarto, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan yaitu banyaknya barang pengganti yang tersedia, jumlah penggunaan barang tersebut, besarnya persentase pendapatan yang dibelanjakan dan jangka waktu dimana permintaan itu di analisis (Kunawangsih dan Pracoyo, 2006). Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan atas suatu komoditas sebagai akibat dari perubahan pendapatan konsumen dikenal dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan. Elasisitas permintaan terhadap pendapatan merupakan suatu besaran yang berguna untuk menunjukkan responsivitas konsumsi suatu komoditas terhadap perubahan pendapatan (income) (Sugiarto,2005). Elastisitas pendapatan dari permintaan adalah mengukur persentase perubahan jumlah komoditi yang dibeli perunit waktu akibat adanya persentase perubahan tetentu dalam pendapatan konsumen. Dimana jika hasilnya negatif, hal ini menunjukkan bahwa barang tersebut adalah barang bermutu rendah (inferior), sebaliknya bila positif barang tersebut adalah barang normal. Barang normal biasanya menjadi barang mewah yang tergantung pada tingkat pendapatan konsumen untuk suatu barang mungkin sangat bervariasi. Maka, barang tertentu mungkin menjadi mewah pada tingkat pendapatan yang rendah,
12
barang kebutuhan pokok pada tingkat pendapatan menengah, dan barang bermutu rendah pada tingkat pendapatan yang tinggi (Salvatore,1994). Faktor-faktor yang menentukan besarnya koefisien elastisitas harga dari permintaan sangat tergantung pada jumlah dan eratnya hubungan subsitusi antar komoditi (semakin banyak dan makin baik barang subsitusi untuk suatu komoditi maka elastisitas harga dari permintaan untuk komoditi tersebut cenderung semakin
besar),
jumlah
penggunaan
komoditi
(semakin
besar
jumlah
penggunaan suatu komoditi akan semakin besar elastisitas harganya), pengeluaran atas komoditi (semakin besar persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu komoditi maka elastisitas komoditi tersebut cenderung semakin besar), masa penyesuain (semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah komoditi yang diminta maka permintaannya cenderung elastis). Hal ini disebabkan karena konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari harga-harga baru produk-produk baru. Disamping itu, meskipun keputusan telah diambil untuk beralih ke produk lain, namun beberapa saat telah berlaku sebelum peralihan tersebut benar-benar dilaksanakan, tingkat harga (jika harga bergerak kebagian kurva permintaaan yang lebih tinggi maka permintaan akan cenderung lebih elastis daripada jika harga bergerak menuju ke bagian kurva permintaan yang lebih rendah). Ini selalu berlaku untuk permintaan berbentuk garis lurus yang memiliki kemiringan negatif dan biasanya benar untuk kurva permintaan yang bentuknya melengkung (Salvatore,1994). Ada beberapa macam konsep elastisitas yang berhubungan dengan permintaan yaitu: 1. Elastisitas harga yaitu presentase perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut dengan satu persen, 2. Elastisitas harga silang yaitu presentase perubahan jumlah yang diminta akan sesuatu barang yang diakibatkan oleh perubahan harga lain (yang
13
berhubungan) dengan satu persen, 3. Elastisitas pendapatan yaitu presentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh kenaikan pendapat riil konsumen dengan satu persen (Boediono, 1985). Secara umum hubungan antara elastisitas dengan perubahan harga dapat diuraikan permintaan bersifat elastis, penurunan harga meningkatkan penerimaan total dan kenaikan harga menurunkan penerimaan, Jika permintaan bersifat inelastis, penurunan harga menurunkan penerimaan total dan kenaikan harga meningkatkan penerimaan, Jika elastisitas permintaan adalah satu, kenaikan atau penurunan harga tidak mempengaruhi penerimaan total (Lipsey, Steiner, Purvis,1993).
2.2.
Hubungan antar variabel terhadap permintaan mobil
2.2.1. Hubungan harga mobil terhadap permintaan mobil Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan untuk menyertainya (Angiopora, 2002). Harga adalah jumlah yang disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal (Tandjung, 2004). Jika harga suatu komoditi naik maka pembeli akan cenderung membeli lebih sedikit dan sebaliknya jika harga suatu komoditi turun, maka pembeli akan cenderung membeli lebih banyak (Samuelson,1993). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan jumlah barang yang diminta. Diantara faktor-faktor yang terpenting yaitu harga barang itu sendiri. Jika harga suatu barang semakin rendah, maka permintaan terhadap suatu barang itu bertambah. Begitu pula sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan “ semakin rendah harga suatu
14
barang, semakin banyak permintaan keatas suatu barang tersebut, sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan keatas barang tersebut” (Sukirno, 2002).
2.2.2. Hubungan pendapatan terhadap permintaan mobil Income konsumen
effect
adalah
pengaruh
mengurangi pembelian
pendapatan
terhadap
suatu
yang barang
menyebabkan oleh
karena
pendapatan menurun. Maksudnya apabila harga suatu barang naik, maka berarti secara rill pendapatan yang berupa uang yang digunakan untuk membeli barang tersebut akan turun dengan kata lain keadaan seseorang semakin “miskin” daripada keadaan sebelumnya. Maka dia harus mengurangi jumlah pembelian barang tersebut. Sebaliknya apabila harga suatu barang atau jasa turun, maka secara rill dapat berarti bahwa pendapatan berupa uang yang digunakan untuk membeli barang tersebut naik, dengan kata lain keadaan seseorang semakin “kaya” bila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Maka ia harus dapat menambah jumlah pembeliannya, baik untuk jenis barang tersebut atau untuk membeli jenis barang lainnya (Billas, 1988). Tingkat pendapatan perkapita memcerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, maka kemampaun daya beli akan menguat, sehingga permintaan terhadap suatu barang akan meningkat pula dalam hal ini hanya ada satu pengecualian yaitu yang disebut dengan inferior goods (juga disebut dengan giffen goods) yaitu barang barang yang permintaannya justru berkurang bila penghasilan konsumen naik (Utami,2006). Pendapatan
rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
Tingkat pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Jika pendapatan masyarakat meningkat, orang cenderung membeli lebih banyak,
15
hampir segala hal. Dengan kata lain jika pendapatan seseorang meningkat maka permintaannya terhadap suatu barang akan lebih banyak dibanding sebelum pendapatannya meningkat (Samuelson, 1993). Permintaan terhadap suatu komoditi yang dihasilkan oleh produsen terjadi karena konsumen bersedia membelinya. Komoditi yang dikonsumsi mempunyai sifat yang khas sebagaimana yang terdapat dalam faktor produksi. Semakin banyak komoditi tersebut dikonsumsi maka kegunaan komoditi tersebut akan semakin berkurang dengan demikian pembeli akan lebih banyak membei komoditi tersebut jika harga satuannya menjadi lebih rendah (Sugiarto, 2000).
2.2.3. Hubungan harga barang subtisusi terhadap permintaan mobil Apabila harga barang lain lebih rendah, maka orang akan lebih memilih untuk membeli barang lain tersebut dan sebaliknya (Samuelson,1993). Substitution effect atau efek substitusi adalah penggantian konsumsi suatu barang dengan harga yang relatif tinggi dengan barang lain yang serupa yang harganya relatif lebih rendah. Maksudnya apabila harga suatu barang atau jasa naik dan harga-harga barang lain tetap konstan, maka konsumen akan berusaha mengganti barang lain yang harganya relatif lebih murah (Billas, 1988).
2.2.4. Hubungan jumlah anggota keluarga terhadap permintaan mobil Jumlah keluarga dalam satu rumah juga akan berpengaruh secara langsung akan kebutuhan pergerakan. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin banyak pula penggunaan sepeda motor dan mobil sebagai alternatif transportasi darat (Wahab,2005). Anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembelian dan permintaan. Sumarwan (2003 : 247) menyatakan bahwa keluarga adalah
16
lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya. Keluarga menjadi daya tarik bagi konsumen karena keluarga memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian produk dan jasa. Keluarga adalah lingkungan mikro yang menarik untuk dipelajari dalam kaitannya dengan pembelian produk dan jasa.
2.2.5. Hubungan Pendidikan terhadap permintaan mobil Pendidikan juga dapat dikatakan sebagai jumlah tahun responden menjalankan pendidikan yang minimal dimulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga pendidikan Doktor (strata tiga). Pendidikan menggambarkan tingkat kematangan dan kemapanan dalam pengambilan keputusan (Anggraeni, 2008).
2.2.6. Hubungan Jarak terhadap permintaan mobil Penyedia sarana perhubungan harus dapat diimbangi dengan laju tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan. Pertumbuhan jalan yang kalah cepat dengan pertumbuhan kendaraan menyebabkan terjadinya kemacetan yang mengganggu kelancaran alat angkutan (Saragih, 2000).
2.2.7. Hubungan Pekerjaan terhadap permintaan mobil Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah orang yang membeli mobil dalam golongan tenaga kerja yaitu angkatan kerja yang bekerja dan mempunyai penghasilan, mulai dari Pegawai Negeri, Pegawai Swasta hingga Wiraswasta. Semakin tinggi tingkat kesibukan pekerjaan seseorang, maka semakin tinggi pula
17
tingkat keputusan seseorang dalam mengambil keputusan untuk memilih mobil sebagai sarana transportasinya (Anggraeni, 2008).
2.3.
Tinjauan Empiris Fransiska dalam penelitiannya tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan sepeda motor di Kota Binjai, hasil penelitiannya bahwa pendapatan, pertumbuhan penduduk, dan harga sepeda motor berpengaruh penting dalam permintaan sepeda motor di Kota Medan. Ratu Dewi Hilna Anggraeni dalam penelitiannya tentang analisis faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan kredit mobil melalui jasa lembaga pembiayaan yang dimana pendapatan, tingkat konsumsi rata-rata perbulan, lama pendidikan dan jumlah anggota keluarga sangat berpengaruh positif terhadap permintaan kredit mobil. Melia Florenti J. Saregih dalam penelitiannya tentang analisis factor-faktor yang mempengaruhi permintaan mobil Toyota Kijang pada PT. ASTRA INTERNASIONAL AUTO 2000 cabang Medan. Terdapat empat variable, yaitu harga mobil, pendapatan perkapita, jumlah penduduk dan biaya promosi. Arief Budiarto dalam penelitiannya berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan
sepeda
motor
di
Kota
Semarang.
Dalam
penelitiannya terdapat 5 variabel, yaitu : pendapatan, tarif angkutan umum, jumlah anggota keluarga, harga kendaraan, dan selera.
2.4.
Kerangka Pikir Kerangka ini adalah konsep untuk mengungkapkan dan menentukan
persepsi dan keterkaitan antara variable yang akan diteliti diuraikan dengan kajian teori diatas. Mengacu pada teori yang ada, maka garis besar penelitian ini
18
yaitu melihat pengaruh antara harga mobil, pendapatan, harga barang subtitusi, jumlah anggota keluarga, pendidikan, jarak, dan pekerjaan terhadap permintaan mobil melalui proses analisis data. Sebagaimana dapat dilihat dari bagan di bawah ini.
Harga Mobil Pendapatan konsumen
Harga barang subtitusi Jumlah anggota keluarga Pendidikan
Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar
Jarak Pekerjaan
2.5.
Hipotesis Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
ada dan masih perlu dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul dan masih harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesanya adalah:
Diduga bahwa Harga Mobil, Pendapatan, Harga barang subtitusi, Jumlah anggota keluarga, dan Jarak berpengaruh positif terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
Diduga bahwa Pendidikan dan Pekerjaan berpengaruh negatif terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar.
19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian Disini penulis mengambil lokasi penelitian yaitu di Kota Makassar. Unit analisis adalah masyarakat yang memiliki mobil pribadi di Kota Makassar. Dimana yang kita ketahui bahwa Makassar sudah merupakan Kota yang cukup besar. Makassar yang berada didaerah Timur Indonesia memiliki perkembangan yang pesat baik dari infrastruktur. Begitu pula mengenai perkembangan otomotif di Kota Makassar.
3.2. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pada pengelompokannya yaitu :
a.
Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indiriantoro, 1999). Dalam penelitian ini data diambil berdasarkan kuesioner yang diwawancarakan kepada responden. Data primer tersebut meliputi identitas responden.
b.
Data Sekunder Dalam penelitian ini data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota
Makassar, literatur-literatur lain yang membahas mengenai materi penelitian.
20
3.3. Metode Pengumpulan Data 1.
Penelitian lapangan
Yaitu pengambilan data di daerah/ lokasi penelitian dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap obyek.
b.
Interview (wawancara), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung secara lisan terhadap responden.
c.
Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh masyarakat sebagai responden.
2. Penelitian kepustakaan (library research) Yaitu penelitian melalui beberapa buku bacaan, literatur atau keteranganketerangan ilmiah untuk memperoleh teori yang melandasi dalam menganalisa data yang diperoleh dari lokasi penelitian.
3.4. Poulasi dan Sampel Populasi adalah jumlah dari keseluruhan dari unit atau obyek analisa yang ciri-ciri karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki Mobil pribadi, yang dimana mobil pribadi yang dimaksud disini ialah mobil berplat hitam yang sering digunakan untuk beraktifitas ke tempat kerja masing-masing dan bukan merupakan mobil perusahaan atau instansi lain sebagainya. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Jumlah sampel yang
21
akan diteliti sebanyak 100 responden. Accidental sampling adalah cara pengambilan sampel dengan cara mengambil sampel dimana pun didapatkan tanpa syarat pengambilan tertentu. Hasil dari sampling tersebut memiliki sifat yang objektif. Accidental sampling digunakan agar peneliti lebih mudah dalam mengakses sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini. 3.5. Metode Analisis Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh harga mobil, pendapatan, harga barang subtitusi, jumlah anggota keluarga, pendidikan, jarak dan pekerjaan terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar akan dianalisis dengan menggunakan model analisis inferensial, yaitu analisis regresi berganda yang dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut: Y = f (X1, X2, X3, X4, X5, X6,X7)..........…………......................................(1) atau secara eksplisit dapat dinyatakan dalam fungsi Non Linear berikut: Y = β0 X1 β1 X2 β2 X3 β3 X4 β4 X5 β5 X6 β6 DX7 β7 eµ+ β0 …............................(2) Untuk
mengestimasi
koefisien
regresi,
Feldstein
(1988)
mengadakan
transformasi ke bentuk linear dengan menggunakan logaritma natural (ln) ke dalam model sehingga diperoleh persamaan berikut: LnY=Lnβ0+β1LnX1+β2LnX2+β3LnX3+β4LnX4+β5LnX5+β6LnX6+β7DX7+ i.....(3) dimana: Y
: Permintaan terhadap Mobil (unit)
Β0
: Konstanta / intersep
β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7
: Parameter
X1
: Harga Mobil (Rupiah)
X2
: Pendapatan (Rupiah per bulan)
22
X3
: Harga barang subtitusi (Rupiah per bulsn)
X4
: Jumlah anggota keluarga (orang)
X5
: Pendidikan (tahun)
X6
: Jarak (kilometer)
X7
: Pekerjaan (D7; 1=PNS, 0=SWASTA) : Error term
i
3.6. Uji Statistik 3.6.1.Uji Kofisien Determinasi (R-square) Koefisien Determinan (R2) pada intinya mengukur kebenaran model analisis regresi. Dimana analisisnya adalah apabila nilai R 2 mendekati angka 1, maka variabel independen semakin mendekati hubungan dengan variabel dependen sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut dapat dibenarkan. Model yang baik adalah model yang meminimumkan residual berarti variasi variabel independen dapat menerangkan variabel dependennya dengan α sebesar diatas 0,75 (Gujarati, 2003), sehingga diperoleh korelasi yang tinggi antara variabel dependen dan variabel independen. Akan tetapi ada kalanya dalam penggunaan koefisien determinasi terjadi bias terhadap satu variabel indipenden yang dimasukkan dalam model. Setiap tambahan satu variabel indipenden akan menyebabkan peningkatan R 2, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan terhadap varibel dependen (memiliki nilai t yang signifikan).
23
3.6.2.Uji Statistik F Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika F hitung < Ftabel, maka H0 diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%.
3.6.3.Uji Statistik T Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen secara nyata. Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat hipotesis berikut: H0 : ß1 = 0 tidak berpengaruh, H1 : ß1 > 0 berpengaruh positif, H1 : ß1 < 0 berpengaruh negatif. Dimana ß1 adalah koefisien variabel independen ke-1 yaitu nilaiparameter hipotesis. Biasanya nilai ß dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variable X1 terhadap Y. Bila thitung > ttabel maka Ho diterima (signifikan) dan jika thitung < ttabel Ho diterima (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.
3.7. Defenisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan definisi
24
operasional sebagai berikut: 1.
Permintaan Mobil Pribadi adalah banyaknya mobil yang dibeli oleh konsumen dalam unit. Dan Mobil pribadi yang dimaksud ialah mobil yang berplat hitam yang dimiliki dan digunakan oleh pemilik mobil untuk aktifitas sehari-hari, misalnya perjalanan dari Rumah menuju tempat kerja, bukan untuk usaha ataupun bukan milik suatu perusahaan atau instansi.
2.
Harga
Tunai Mobil adalah
jumlah
uang
yang dikeluarkan untuk
memperoleh Mobil dalam rupiah per unit. 3.
Pendapatan adalah total penerimaan pendapatan atau pemasukan konsumen secara keseluruhan dalam rupiah per bulan.
4.
Harga barang subtitusi yang dimaksud disini ialah harga pengganti mobil, yang diambil sampel, misalnya: biaya angkot, taksi, ataupun biaya yang dikeluarkan oleh seseorang ketika tidak menggunakan mobil pribadi menuju tempat aktifitas (kerja) dalam rupiah per bulan.
5.
Jumlah anggota keluarga yaitu banyaknya orang yang tinggal dalam satu rumah atau kepala keluarga.
6.
Pendidikan yaitu tingkat pendidikan yang dijalani oleh konsumen, apakah ada pengaruh pendidikan seseorang terhadap permintaan mobil.
7.
Jarak yaitu jarak yang ditempuh seseorang dari tempat asal (Rumah) ke tempat tujuan (Tempat kerja) dalam kilometer.
8.
Pekerjaan yaitu Aktivitas yang dilakukan sacara rutin oleh seeorang yang dapat menghasilkan pendapatan bagi mereka, baik sifatnya terikat ataupun tidak. Misalnya : Pegawai negeri, Pegawai swasta, dan Wiraswasta. Dan variable ini merupakan variable Dumny yang terbagi menjadi 2 yaitu 1=PNS, dan 0=SWASTA.
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripi Objek Penelian
4.1.1. Keadaan Geografis
Kota 5
Makassar
terletak
antara
119
Bujur
Timur
dan
Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten
Maros ,sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa, dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2. Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 14 kecamatan, 143 kelurahan, 980 RW dan 4.867 RT. Selain memiliki wilayah daratan, Kota makassar juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota makassar. Adapun pulau-pulau di wilayahnya merupakan bagian dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulau-pulau ini merupakan gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau Sangkarang, atau disebut juga Pulau-pulau Pabbiring atau lebih dikenal dengan nama Kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang (terjauh), pulau Langkai, Pulau Lumu-lumu, Pulau Bone Tambung, Pulau Kodingareng, pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi, pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung, dan Pulau Kayangan (terdekat). 4.1.2. Iklim Berdasarkan pencatatan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere, rata-rata kelembaban udara sekitar 82,7 persen, temperature udara sekitar 26,5 ,dan rata-rata kecepatan angin 4,0 knot.
26
4.1.3. Penduduk dan Tenaga kerja Penduduk Kota Makassar tahun 2011 tercatat sebanyak 1.352.136 jiwa yang terdiri dari 667.681 laki-laki dan 684.455 perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2010 tercatat sebanyak 1.339.374 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 97,55 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 98 penduduk laki-laki. Penyebaran penduduk Kota Makassar dirinci menurut kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi diwilayah kecamatan Tamalate, yaitu sebanyak 172.506 atau sekitar 12,76 persen dari total penduduk, disusul kecamatan Biringkanaya sebanyak 169.340 jiwa (12,52 persen). Kecamatan Rappocini sebanyak 152.531 jiwa (11,28 persen), dan yang terendah adalah kecamatan Ujung Pandang sebanyak 27.160 jiwa (2,01 persen). Ditinjau dari kepadatan penduduk kecamatan Makassar adalah terpadat yaitu 32.730 jiwa per km persegi, disusul kecamatan Mariso (30.993 jiwa per km persegi), kecamatan Mamajang (26.471 jiwa per km persegi). Sedang kecamatan Tamalanrea merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu sekitar 3.272 jiwa per km persegi, kemudian kecamatan Biringkanaya 3.512 jiwa per km persegi), Manggala (4.896 jiwa per km persegi), kecamatan Ujung Tanah (7.953 jiwa per km persegi), kecamatan Panakkukang 8.371 jiwa per km persegi. Wilayah-wilayah yang kepadatan penduduknya masih rendah tersebut masih memungkinkan untuk pengembangan daerah pemukiman terutama di 3 (tiga) kecamatan yaitu Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala. Jumlah penduduk Kota Makassar tentu saja terus akan tumbuh seiring dengan perkembangan Kota Makassar itu sendiri, sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan di Kawasan Timur Indonesia. Dan pesatnya
27
pertumbuhan penduduk tersebut dipengaruhi oleh kelahiran dan urbanisasi yang cukup besar. Implikasi pertumbuhan penduduk yang cukup pesat tersebut tentu saja
menimbulkan
masalah-masalah
social
ekonomi di
perkotaan
dan
memberikan pekerjaan yang besar bagi pemerintah daerah kota Makassar untuk pengelolaannya, seperti masalah pengelolaan sarana dan prasarana ekonomi perdagangan masyarakat kota. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut, maka kota Makassar juga telah ditetapkan sebagai kota metropolitan, sejajar dengan kotakota besar lainnya di Indonesia. Hal ini sangat memungkinkan karena kota Makassar telah dilengkapi berbagai prasarana dan sarana infrastruktur yang berstandar internasional, seperti pelabuhan dan Bandar udara. Demikian pula pengembangan pemukiman-pemukiman dengan berbagai pilihan telah tersedia, sebagaimana layaknya dengan kota-kota besar lainnya. Kota Makassar sebagai salah satu kota dengan kepadatan penduduk terbesar di Indonesia dan merupakan kota metropolitan mempunyai prospek yang potensial untuk pengerahan tabungan sebagai modal pembiayaan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan khususnya maupun pembangunan nasional pada umumnya. Pada tahun 2011 pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar sebanyak 4.317 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.004 orang dan perempuan 2.343 orang. Dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa pencari kerja menurut tingkat pendidikan SMA yang menempati tingkat pertama yaitu sekitar 38,42 persen disusul tingkat pendidikan sarjana sekitar 34,54 persen.
28
4.1.4. Perkembangan Transportasi Jalan
merupakan
prasarana
pengangkutan
yang
penting
untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yng makin meningkat menutut adanya sarana transportasi yang memadai untuk menunjang mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang dari dan ke daerah. Panjang jalan di Kota Makasar pada tahun 2010 sepanjang 1.593,46 kilometer, dibandingkan 2009 panjang jalan tidak mengalami perubahan. Tahun 2010 untuk kondisi jalan baik mengalami penurunan 14,07% dibandingkan tahun 2009. Jumlah kendaraan bermotor wajib uji di Kota Makassar pada tahun 2010 adalah sebanyak 23.517 kendaraan dengan rincian mobil Bus sebanyak 4.949 unit, mobil penumpang sebanyak 1.926 unit, mobil truck sebanyak 5.359 unit, dibandingkan tahun 2009 jumlah kendaraan bermotor mengalami kenaikan sebesar 10,83% di tahun 2010.
4.2. Pembahasan hasil penelitian yang berhubungan dengan Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar Berdasarkan penelitian lapangan yang dilakukan bahwa responden yang memiliki Mobil Pribadi di kota Makassar sedikit banyaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya harga mobil, pendapatan, harga subtitusi mobil, jumlah anggota keluarga, pendidikan, jarak, dan pekerjaan.
4.2.1. Hubungan Antara Harga Mobil dengan Permintaan Mobil Pribadi Tabel 4.1 di bawah ini adalah distribusi reponden dilihat dari harga mobil dengan permintaan akan mobil di Kota Makassar.
29
Berdasarkan yang telah diketahui bahwa dari 100 responden (100 persen) yang memiliki Mobil dengan harga antara Rp 98.000.000-185.624.999 sebanyak 29 responden (29 persen). Kemudian dari 45 responden (45 persen) yang memiliki Mobil dengan harga antara Rp 185.625.000-273.249.999 sebanyak 4 persen (4 responden), memiliki Mobil dengan harga antara Rp 273.250.000360.874.999 sebanyak 9 persen (9 responden) memiliki Mobil dengan harga antara Rp 360.875.000-448.499.999, selebihnya ada 6 persen (6 responden) yang memiliki Mobil dengan harga antara Rp 448.500.000-536.124.999, untuk Mobil yang memiliki harga antara Rp 536.125.000-623.749.999 berjumlah 1 persen (1 responden), dan untuk Mobil dengan harga Rp 623.750.000711.374.999 sebanyak 3 responden (3 persen), diikuti oleh responden yang memiliki Mobil dengan harga Rp 711.350.000-799.000.000 sebanyak 3 persen (3 responden). Tabel.4.1 Distribusi Responden Menurut Harga Harga Mobil
Frekuensi Persentase
98.000.000-185.624.999
29
29%
185.625.000-273.249.999
45
45%
273.250.000-360.874.999
4
4%
360.875.000-448.499.999
9
9%
448.500.000-536.124.999
6
6%
536.125.000-623.749.999
1
1%
623.750.000-711.374.999
3
3%
711.350.000-799.000.000
3
3%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer, 2013
30
4.2.2. Hubungan Antara Pendapatan dengan Permintaaan Mobil Pribadi Tabel 4.2 di bawah ini adalah distribusi reponden dilihat dari pendapatan. Berdasarkan yang telah diketahui bahwa dari 100 responden (100 persen) yang memiliki pendapatan keluarga antara Rp 5.000.000 – Rp 13.749.999 per bulan sebanyak 66 responden (66 persen). Kemudian dari 18 responden (18 persen) yang memiliki pendapatan keluarga antara Rp 13.750.000 – Rp 22.499.999 per bulan, sebanyak 6 persen (6 responden) memiliki pendapatan keluarga antara Rp 22.500.000 – Rp 31.249.999 per bulan, sebanyak 3 persen (3 responden) memiliki frekuensi pendapatan Rp 31.250.000 – Rp 39.999.999 per bulan,
selebihnya ada 2 persen (2 responden)
yang
memiliki pendapatan Rp 40.000.000 – Rp 48.749.999 per bulan, untuk pendapatan Rp 48.750.000 – Rp 57.499.999 per bulan berjumlah 4 persen (4 responden), dan untuk pendapatan di atasa Rp 57.500.000 sebanyak 1 persen (1 responden). Tabel.4.2 Distribusi Menurut Pendapatan dengan Permintaan Mobil di Kota Makassar Pendapatan (Rupiah/bulan)
Frekuensi
Persentase
5.000.000-13.749.999
66
66%
13.750.000-22.499.999
18
18%
22.500.000-31.249.999
6
6%
31.250.000-39.999.999
3
3%
40.000.000-48.749.999
2
2%
48.750.000-57.499.999
4
4%
>57.500.000
1
1%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer, 2013
31
Hal itu menunjukkan bahwa responden terbanyak yang memiliki mobil pribadi di Kota Makassar adalah kalangan yang memiliki penghasilan Rp 5.000.000 – Rp 13.749.999 yang dimana merupakan kalangan berpenghasilan terendah dari seluruh responden. 4.2.3. Hubungan Antara Harga subtitusi dengan Permintaaan Mobil Pribadi Tabel 4.3 di bawah ini adalah distribusi reponden dilihat dari harga subtitusi mobil dengan permintaan akan mobil pribadi di Kota Makassar. Tabel.4.3 Distribusi Responden Menurut Harga Subtitusi Mobil dengan Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar Harga Subtitusi Mobil
Frekuensi
Persentase
270.000-686.249
90
90%
686.250-1.102.499
25
1%
1.102.500-1.518.749
25
1%
1.518.750-1.934.999
5
1%
1.935.000-2.351.249
9
2%
2.351.250-2.767.499
2
2%
2.767.500-3.183.749
5
2%
3.183.750-3.600.000
1
1%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 100 responden (100 persen) mengeluarkan biaya untuk harga subtitusi dari mobil berkisar antara Rp 270.000-686.249 per bulan sebanyak 1 responden (1 persen). Kemudian dari 1 responden (1 persen) yang mengeluarkan biaya untuk harga subtitusi mobil
32
berkisar antara Rp 686.250-1.102.499 per bulan, sebanyak 1 persen (1 responden) mengeluarkan biaya untuk harga subtitusi mobil berkisar antara Rp 1.102.500-1.518.749 per bulan, sebanyak 1 persen (1 responden) mengeluarkan biaya untuk harga subtitusi mobil antara Rp 1.518.750-1.934.999 per bulan, selebihnya ada 2 persen (2 responden) mengeluarkan biaya untuk harga subtitusi mobil dengan harga Rp 1.935.000-2.351.249 per bulan, untuk harga subtitusi mobil Rp 2.351.250-2.767.499 per bulan berjumlah 2 persen (2 responden), dan untuk harga subtitusi mobil dengan harga Rp 2.767.500 – Rp 3.183.749 per bulan sebanyak 2 responden (2 persen), diikuti oleh responden yang mengeluarkan biaya untuk harga subtitusi mobil dengan harga Rp 3.183.750-3.600.000 sebanyak 1 persen (1 responden). 4.2.4. Hubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Permintaan Mobil Pribadi Distribusi jumlah anggota keluarga yang dimiliki tiap-tiap responden dalam kaitannya dengan permintaan mobil di Kota Makassar, dapat dilihat pada Tabel 4.4. Berdasarkan Tabel di atas responden yang memiliki jumlah anggota keluarga antara 1-2 orang adalah sebanyak 6 persen (6 responden), responden yang memiliki jumlah anggota keluarga antara 3-4 orang ada 51 persen (51 responden), kemudian yang memiliki jumlah anggota keluarga 5-6 orang ada 35 persen (35 responden), selanjutnya antara 7-8 orang sebanyak 7 persen (7 responden), antara 9-10 orang berjumlah 1 persen (1 responden), berikutnya antara 11-12, 13-14, 15-16 tidak memiliki responden artinya 0 persen atau 0 responden.
33
Tabel.4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga dengan Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar
Jumlah Anggota Keluarga
Frekuensi
Persentase
1-2
6
6%
3-4
51
51%
5-6
35
35%
7-8
7
7%
9-10
1
1%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer, 2013 4.2.5. Hubungan Antara Pendidikan dengan Permintaan Mobil Pribadi Distribusi Pendidikan yang dimiliki oleh tiap-tiap responden dapat dilihat pada Tabel 4.5. Dari observasi yang telah dilakukan penelitian ini diperoleh bahwa terdapat 77 persen (77 responden) yang berpendidikan S1/S2/S3, diikuti oleh responden yang berpendidikan D1/D2/D3 sebesar 8 % (8 responden), dilanjutkan oleh responden yang berpendidikan SMA (sederajat) sebanyak 14 % (14 responden), adapun yang responden yang berpendidikan SMP (sederajat) sebanyak 1 % (1 responden), dan tidak ada responden yang berpendidikan SD.
34
Tabel.4.5 Distribusi Responden menurut Pendidikan dengan Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar
Pendidikan
Frekuensi
Persentase
SMP
1
1%
SMA
14
14 %
D1/D2/D3
8
8%
S1/S2/S3
77
77 %
Total
100
100%
Sumber : Data Primer, 2013 4.2.6. Hubungan Antara Jarak dengan Permintaan Mobil Pribadi Distribusi responden terhadap jarak antara rumah dan kantor (tempat kerja) dapat dilihat pada Tabel 4.6 Berdasarkan Tabel di atas responden yang memiliki jarak rumah ke tempat kerja antara 2 - 3,24 km adalah sebanyak 2 persen (2 responden), responden yang memiliki jarak rumah ke tempat kerja antara 3,25 – 4,49 km ada 6 persen (6 responden), kemudian yang memiliki jarak rumah ke tempat kerja antara 4,5 – 5,74 km ada 14 persen (14 responden), selanjutnya antara 5,75 – 6,99 km sebanyak 17 persen (17 responden), antara 7 – 8,24 km berjumlah 29 persen (29 responden), berikutnya antara 8,25 - 9,4 km sebanyak 9 persen (9 responden), berikutnya antara 9,5 – 10,74 km sebanyak 13 persen (13 responden), 10,75 – 12 km sebanyak 10 persen (10 responden).
35
Tabel.4.6 Distribusi Responden menurut Jarak dengan Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar
Jarak
Frekuensi
Persentase
2 - 3,249
2
2%
3,25 - 4,49
6
6%
4,5 - 5,749
14
14%
5,75 - 6,99
17
17%
7 - 8,249
29
29%
8,25 - 9,49
9
9%
9,5 - 10,749
13
13%
10,75 – 12
10
10%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer, 2013 4.2.7. Hubungan Antara Pekerjaan dengan Permintaan Mobil Pribadi Distribusi responden terhadap jarak antara rumah dan kantor (tempat kerja) dapat dilihat pada Tabel 4.7
36
Tabel.4.7 Distribusi Responden menurut Pekerjaan dengan Permintaan Mobil Pribadi di Kota Makassar
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
PNS
40
40%
Pegawai Swasta
28
28%
Wiraswasta
25
25%
DLL
7
7%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel di atas responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 40 responden (40 persen), Pekerjaan sebagai Pegawai Swasta sebanyak 28 persen (28 responden), adapun pekerjaan sebagai Wiraswasta sebanyak 25 persen (25 responden) dan pekerjaan yang di luar dari yang disebutkan di atas sebanyak 7 persen (7 responden).
4.2.8. Deskriptif Sosial Ekonomi Responden Berikut ini adalah gambaran mengenai profil sosial ekonomi responden agar mempermudah dalam membaca karakteristik responden yang menjadi obyek penelitian yang akan dianalisis.
37
1.
Tabel 4.8 Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Laki-laki
82
Perempuan
18
Total
100
Sumber : data primer 2013 2.
Tabel 4.9 Status Responden Status Responden
Jumlah (orang)
Menikah
79
Belum menikah
21
Total
100
Sumber : data primer 2013 3.
Tabel 4.10 Jenis kendaraan subtitusi Kendaraan subtitusi
Jumlah (orang)
Angkot
17
Taksi
10
Motor
73
Total
100
Sumber: data primer 2013
38
4.
Tabel 4.11 Jenis Mobil yang dimiliki responden Jenis mobil (merek)
Jumlah (unit)
TOYOTA
51
HONDA
26
DAIHATSU
12
SUZUKI
10
MITSUBISHI
8
FORD
6
NISSAN
3
KIA
5
HYUNDAI
3
TOTAL
123
Sumber: data primer 2013 Dari hasil penelitian 100 responden telah ditemukan 123 unit mobil yang dimiliki responden secara keseluruhan, diantaranya dari TOYOTA sebanyak 51 unit terdiri dari (Yaris 8 unit, Rush 7 unit, Fortune 2 unit, Agya 1 unit, Avanza Veloz 23 unit, Etios 4 unit, Kijang Innova 8 unit, dan Vios 1 unit). HONDA sebanyak 26 unit terdiri dari (Jazz 12 unit, Freed 5 unit, Civic new 2 unit, CR-V 3 unit, City new 1 unit, dan Brio 3 unit). DAIHATSU sebanyak 12 unit terdiri dari (Ayla 3 unit, Xenia 6 unit, Terios 4 unit), SUZUKI sebanyak 10 unit terdiri dari (Swift 1 unit, Splash 1 unit, SX-over 4 unit dan Ertiga 5 unit). MITSUBISHI sebanyak 8 unit terdiri dari (Mirage 3 unit, Pajero Sport 2 unit, dan Outlander 2 unit). FORD fiesta sebanyak 6 unit. NISSAN sebanyak 3 unit terdiri dari (Juke 1 unit, Grand Livina 1 unit, dan March 1 unit). KIA sebanyak 5 unit terdiri dari (Rio 2 unit, dan Picanto 4 unit). HYUNDAI avega sebanyak 3 unit.
39
5.
Alasan responden dalam membeli Mobil Sebanyak 100 responden yang menjadi sampel penelitian ini mempunyai
beberapa alasan dalam hal membeli Mobil, meskipun Mobil memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan harga kendaraan bermotor lain, seperti Motor, yaitu :
Demi kenyamanan, karena Mobil dapat melindungi dari Panasnya Matahari dan Lebatnya Hujan.
Demi keamanan, karena Mobil dapat melindungi pengemudinya, tidak sama dengan Motor.
Dari segi kapasitas, mobil dapat menampung lebih banyak penumpang, lebih dari 2 orang dibandingkan Motor yang hanya dapat menampung 2 orang.
Efisien dan Efektif, melancarkan segala urusan responden.
Dengan Mobil dapat mencapai perjalanan lebih jauh, dibandingkan Motor.
4.3.
Analisis
Hubungan
Variabel
Dependent
(Y)
dengan
Variabel
Independent Untuk mengetahui pengaruh dari tiap-tiap variable independent terhadap variabel dependent maka dilakukanlan perhitungan regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil perhitungan regresi linear berganda mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mobil pribadi di Kota Makassar, secara terperinci hasil regresi dapat di lihat pada tabel di bawah ini: 4.3.1. Interpretasi Model Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 16.0 maka diperoleh estimasi sebagai berikut:
40
Y = -10,505 + 0,442 X1 + 0,95 X2 + 0,61 X3 + 0,87 X4 - 0,134 X5 + 0,41 X6 – 0,65 X7 Hasil estimasi diatas dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel independen yaitu Harga Mobil, Pendapatan, Harga barang subtitusi, Jumlah anggota keluarga, Pendidikan, Jarak, dan Pekerjaan terhadap variabel dependen yaitu Permintaan Mobil Pribadi di kota Makassar adalah sebagai berikut: 1)
Harga Mobil (X1) Harga Mobil berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan mobil pribadi di kota Makassar dengan koefisien regresi sebesar 0,442 dimana artinya pendapatan naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan permintaan mobil di kota Makassar sebesar 0,44 %.
1)
Pendapatan (X2) Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan mobil pribadi di kota Makassar dengan koefisien regresi sebesar 0,095 dimana artinya pendapatan naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan permintaan mobil di kota Makassar sebesar 0,09 %.
2)
Harga barang subtitusi (X3) Harga barang subtitusi berpengaruh positif terhadap permintaan mobil pribadi di Kota Makassar dengan koefisien regresi sebesar 0,061 dimana artinya pendapatan naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan permintaan mobil pribadi di kota Makassar sebesar 0,06 %. Namun, pengaruh harga barang subtitusi dalam hal ini menunjukkan pengaruh tidak signifikan.
4).
Jumlah anggota keluarga (X4) Jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap permintaan mobil pribadi di kota Makassar dengan koefisien regresi sebesar 0,087 dimana artinya pendapatan naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan
41
permintaan mobil di kota Makassar sebesar 0,08 %. Namun pengaruh jumlah anggota keluarga dalam hal ini menunjukkan pengaruh tidak signifikan. 5).
Pendidikan (X5) Variabel Pendidikan (X5) mempunyai hubungan negatif terhadap permintaan mobil di Kota Makassar, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,134, artinya apabila variabel pendidikan naik 1%, maka permintaan mobil seseorang akan naik sebesar 0,13 %. Akan tetapi, pengaruh pendidikan dalam penelitian ini tidak signifikan.
6).
Jarak (X6) Variabel Jarak (X6) mempunyai hubungan positif terhadap permintaan mobil di Kota Makassar, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,041, artinya apabila variabel jarak naik 1%, maka permintaan mobil seseorang akan naik sebesar 0,04 %. Akan tetapi, pengaruh jarak dalam penelitian ini tidak signifikan.
7).
Pekerjaan (X7) Variabel
Pekerjaan
(X7)
mempunyai
hubungan
negatif
terhadap
permintaan mobil di Kota Makassar, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,065, artinya apabila variabel pendidikan naik 1%, maka permintaan mobil seseorang akan naik sebesar 0,06 %. Akan tetapi, pengaruh pekerjaan dalam penelitian ini tidak signifikan.
4.3.2. Uji statistik 4.3.2.1.Uji Koefisien Determinasi R2
42
Uji koefisien determinasi R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas atau independen variabel (harga mobil, pendapatan, harga subtitusi, jumlah angota keluarga, pendidikan, jarak, pekerjaan) mampu menjelaskan variabel terikat (Permintaan Mobil). Sesuai pengamatan dan perhitungan yang terdapat pada lampiran, maka dapat diperoleh nilai R 2 = 0.723 yang berarti bahwa 72% permintaan mobil dipengaruhi secara bersama-sama harga mobil, pendapatan, harga subtitusi, jumlah angota keluarga, pendidikan, jarak, pekerjaan. Sedangkan sisanya 28% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model. 4.3.2.2.Uji F (F-Test) Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di dalam model dapat dilakukan dengan uji simultan (uji F). Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesa :
Keriteria pengujian :
H0
: β1 = β2 = 0
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel
Ha
: β1 ≠ β2 ≠ 0
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel ; α = 5%
Dari regresi pengaruh harga mobil (x1), pendapatan (x2), harga barang subtitusi (x3), jumlah anggota keluarga (x4), pendidikan (x5), jarak (x6), dan pekerjaan (x7) terhadap permintaan mobil (Y) di kota Makassar, maka diperoleh F-tabel sebesar 2,110769 (α: 5% dan df : 100 – 7 = 92) sedangkan F-statistik / F-hitung sebesar 34,272 . Maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (F-hitung > Ftabel).
43
Tabel 4.12. Hasil Fhitung ANOVAb Sum of Model 1
Squares
Df
Mean Square
Regression
7.843
7
1.120
Residual
3.007
92
.033
10.850
99
Total
F 34.272
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), X7, X2, X6, X4, X5, X3, X1 b.
dependent variable Y
4.3.2.3.Deteksi Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam regresi pengaruh harga mobil, pendapatan, harga barang subtitusi, jumlah anggota keluarga, pendidikan, jarak, dan pekerjaan terhadap permintaan mobil di Kota Makassar. 1.
Uji T variabel harga mobil (X1) Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Thitung (7,827)
> Ttabel (1,661585) dengan demikian H0 diterima, artinya bahwa variabel harga mobil nyata atau signifikan mempengaruhi permintaan mobil di Kota Makassar pada tingkat kepercayaan 95%. 2.
Uji T variabel pendapatan (X2)
44
Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa T hitung (2,296) > Ttabel (1,661585) dengan demikian H0 diterima, artinya bahwa variabel pendapatan nyata atau signifikan mempengaruhi permintaan mobil di Kota Makassar pada tingkat kepercayaan 95%. 3.
Uji T variabel harga barang subtitusi (X3) Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Thitung (1,477)
< Ttabel (1,661585) dengan demikian H0 ditolak, artinya bahwa variabel harga barang subtitusi tidak nyata atau tidak signifikan mempengaruhi permintaan mobil di Kota Makassar pada tingkat kepercayaan 95%. 4.
Uji T variabel Jumlah anggota keluarga (X4) Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Thitung (1,583)
< Ttabel (1,661585) dengan demikian H0 ditolak, artinya bahwa variabel jumlah angota keluarga tidak nyata atau tidak signifikan mempengaruhi permintaan mobil di Kota Makassar pada tingkat kepercayaan 95%. 5.
Uji T variabel Pendidikan (X5) Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa T hitung (-
0,893) < Ttabel (1,661585) dengan demikian H0 ditolak, artinya bahwa variabel Pendidikan tidak nyata atau tidak signifikan mempengaruhi permintaan mobil di Kota Makassar pada tingkat kepercayaan 95%. 6.
Uji T variabel Jarak (X6) Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Thitung (0,723)
< Ttabel (1,661585) dengan demikian H0 ditolak, artinya bahwa variabel Jarak tidak
45
nyata atau tidak signifikan mempengaruhi permintaan mobil di Kota Makassar pada tingkat kepercayaan 95%.
7.
Uji T variabel Pekerjaan (X7) Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa T hitung (-
1,613) < Ttabel (1,661585) dengan demikian H0 ditolak, artinya bahwa variabel Pekerjaan tidak nyata atau tidak signifikan mempengaruhi permintaan mobil di Kota Makassar pada tingkat kepercayaan 95%.
46
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Variabel Harga Mobil (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan mobil di kota Makassar.
2.
Variabel Pendapatan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan mobil di kota Makassar.
3.
Variabel Harga barang subtitusi (X3) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan mobil di kota Makassar. Hal ini disebabkan karena barang subtitusi yang digunakan setiap responden berbeda-beda jenisnya maupun biaya yang dikeluarkannya setiap bulan juga berbeda-beda jumlahnya. Sehingga harga barang subtitusi tidak mampu menjelaskan secara nyata pengaruhnya terhadap permintaan mobil.
4.
Jumlah anggota keluarga (X4) Variabel Jumlah anggota keluarga berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan mobil di kota Makassar. Hal ini disebabkan karena keinginan setiap responden untuk membeli mobil tidak dilihat dari jumlah anggota keluarga mereka, melainkan dari pendapatan mereka. Disisi lain
47
yang diungkapkan oleh Horward dan Shay (Antonius 2005 : 29) bahwa ukuran yang menentukan konsumen dalam membeli suatu produk antara lain yaitu keyakinan, ketertarikan, dan kepercayaan.
5.
Pendidikan (X5) Variabel Pendidikan (X5) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan mobil di kota Makassar. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya masyarakat sekarang tidak lagi hanya bermodal pendidikan yang tinggi mereka bisa membeli mobil.
6.
Jarak (X6) Variabel Jarak (X6) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan mobil di kota Makassar. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya masyarakat sekarang tidak lagi mempermasalahkan jarak sebagai alasan untuk membeli mobil.
7.
Pekerjaan (X7) Variabel Pekerjaan (X7) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan mobil di kota Makassar.
5.2.
Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka pada bagian
ini dikemukakan beberapa saran dan rekomendasi sebagai berikut: 1.
Agar sekiranya pihak pemerintah tetap terus mengontrol harga pasar kendaraan mobil dari tahun ke tahun dalam rangka untuk menghindari terjadinya tindakan penetapan harga di atas harga pasar yang dapat memberatkan
konsumen
dan
hendaknya
disesuaikan
terhadap
permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.
48
2.
Harga Mobil yang telah ditetapkan oleh setiap perusahaan mobil harus sesuai dengan kualitas mobil yang dipasarkan, yaitu memenuhi standar keamanan dan dengan maraknya bermunculan mobil dengan berbagai merek tersebut sekiranya tidak terlalu memberikan dampak yang buruk bagi apapun, terutama alam.
3.
Seharusnya masyarakat sadar, walaupun pendapatan dan harga mobil berpengaruh positif signifikan, sekiranya masyarakat dapat menekan angka kepadatan kendaraan khususnya mobil di kota masing-masing, dengan cara membeli mobil seperlunya saja, agar kemacetan tidak semakin bertambah dimana-mana.
49
DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Rahardjo. 2010. Dasar-dasar ekonomi transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Andini, Prisca. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Mobil Hyundai i20. Semarang. Universitas Diponegoro. Anggraeni, Ratu Dewi. 2008. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen menggunakan pilihan jasa lembaga pembiayaan. Bogor. IPB. Angiopora, Marius P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kedua. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Billas, Richard, A. 1993. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Boediono. 1985. Ekonomi Mikro seri synopsis. Yogyakarta: BPFE. Engel, James F. 1994. Perilaku konsumen, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara. Gaspersz, Vincent. 1996. Ekonometrika Managerial. Bandung: Tarsito. Junaidi, Evi. 2008. Analisis kausalitas antara harga premium dengan permintaan sepeda motor dan mobil di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kottler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis implementasi, kontrol. Jilid 1. Jakarta: PT.Prenhallindo.
perencanaan,
Kristianto, Indra. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mobil Xenia. Universitas Katolik Soegijapratama. Semarang. Lipsey, Steiner, Purvi. 1993. Pengantar Mikro Ekonomi, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Nicholson, W. 1995. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Terjemahan dari Intermediate Microeconomics. Oleh Agus Maulana. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Pracoyo, Antyo, dan Pracoyo, Kunawangsih, Tri. 2006. Aspek dasar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Reksoprayitno, Soediyono. 2000. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE UGM. Rosyidi, Suherman. 1995. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers. Samuelson, Paul A. 1993. Mikroekonomi. Edisi keempatbelas. Jakarta: Erlangga. . 1997. Economic 11th Edition. New York : Mc Graw Hill.
50
Salvatore, D. 1994. Teori Mikroekonomi, Edisi Kedua, Alih Bahasa : Rudy Sitompul. Jakarta: Erlangga. _________. 2006. Managerial Economic. Jakarta: Erlangga. Saregih, Melia, Florenti J. 2000. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi permintaan mobil Toyota Kijang pada PT. ASTRA INTERNASIONAL AUTO 2000. Universitas Sumatra Utara. Medan. Sirait, Marsito. 2007. Analisis permintaan mobil pribadi . Universitas Sumatra Utara. Medan. Sudarsono. 1990. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES. . 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES. Sugiarto, T. H., Brastoro, Rachmat Sudjana, dan Said Kelana. 2005. Ekonomi Mikro :Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sukirno,Sadono. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. . 2002. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah Dasar Kebijakan. LP FEUI. Jakarta. ________ . 1995. Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta. Tandjung, Jenu Widjaja. 2004. Marketing Management, cetakan kedua. Banyuwangi: Banyumedia Publishing. Tjiptono, Fandy. 1997, Strategi Pemasaran, Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Utami, Melati. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Angkutan di Bukittinggi. Pembangunan Ekonomi, FE UNP, Padang. Wahab, Wilton. 2005. Bahan Ajar Mata Kuliah Transportasi Program Studi S1 Teknik Sipil, Institut Teknologi Padang, Padang
51
52
Lampiran 1 No.
Permintaan
Harga
Mobil
Mobil
Pendapatan
1
1
Rp 225,000,000
Rp
2
2
Rp 470,000,000
3
1
4
6,500,000
Harga
Jmlh.Ang.
Subtitusi
Keluarga
Rp
Pendidikan
Jarak
Pekerjaan
Y
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
270,000
5
18
10
PNS
0.00
19.23
15.69
12.51
1.61
2.89
2.30
1.00
Rp 15,000,000
Rp 2,400,000
4
16
12
SWASTA
0.69
19.97
16.52
14.69
1.39
2.77
2.48
0.00
Rp 245,000,000
Rp 17,000,000
Rp
300,000
5
18
7
PNS
0.00
19.32
16.65
12.61
1.61
2.89
1.95
1.00
1
Rp 158,500,000
Rp
8,000,000
Rp
270,000
4
16
6
PNS
0.00
18.88
15.89
12.51
1.39
2.77
1.79
1.00
5
1
Rp 215,000,000
Rp
6,000,000
Rp
250,000
3
18
8
SWASTA
0.00
19.19
15.61
12.43
1.10
2.89
2.08
0.00
6
2
Rp 629,500,000
Rp 75,000,000
Rp 3,600,000
5
21
8
PNS
0.69
20.26
18.13
15.10
1.61
3.04
2.08
1.00
7
1
Rp 224,000,000
Rp
9,000,000
Rp
336,000
4
16
10
PNS
0.00
19.23
16.01
12.72
1.39
2.77
2.30
1.00
8
1
Rp 249,000,000
Rp 23,500,000
Rp
576,000
8
18
12
PNS
0.00
19.33
16.97
13.26
2.08
2.89
2.48
1.00
9
2
Rp 434,000,000
Rp 25,000,000
Rp
425,000
6
16
12
SWASTA
0.69
19.89
17.03
12.96
1.79
2.77
2.48
0.00
10
2
Rp 490,000,000
Rp 50,000,000
Rp 2,880,000
5
16
10
SWASTA
0.69
20.01
17.73
14.87
1.61
2.77
2.30
0.00
11
1
Rp 225,000,000
Rp 17,000,000
Rp
270,000
5
16
8
SWASTA
0.00
19.23
16.65
12.51
1.61
2.77
2.08
0.00
12
1
Rp 195,000,000
Rp
8,000,000
Rp
270,000
3
15
12
PNS
0.00
19.09
15.89
12.51
1.10
2.71
2.48
1.00
13
1
Rp 236,000,000
Rp 12,000,000
Rp
270,000
4
16
12
PNS
0.00
19.28
16.30
12.51
1.39
2.77
2.48
1.00
14
2
Rp 285,000,000
Rp 20,000,000
Rp
440,000
4
16
9
PNS
0.69
19.47
16.81
12.99
1.39
2.77
2.20
1.00
15
2
Rp 444,000,000
Rp 21,000,000
Rp
468,000
6
16
8
SWASTA
0.69
19.91
16.86
13.06
1.79
2.77
2.08
0.00
16
1
Rp 251,900,000
Rp 13,500,000
Rp
475,000
7
12
6
PNS
0.00
19.34
16.42
13.07
1.95
2.48
1.79
1.00
17
1
Rp 232,700,000
Rp
8,000,000
Rp
280,000
5
16
7
PNS
0.00
19.27
15.89
12.54
1.61
2.77
1.95
1.00
18
2
Rp 388,000,000
Rp 20,000,000
Rp
480,000
4
12
5
SWASTA
0.69
19.78
16.81
13.08
1.39
2.48
1.61
0.00
19
2
Rp 358,000,000
Rp 37,500,000
Rp
350,000
3
12
5
SWASTA
0.69
19.70
17.44
12.77
1.10
2.48
1.61
0.00
20
2
Rp 571,000,000
Rp 45,000,000
Rp
410,000
4
15
7
SWASTA
0.69
20.16
17.62
12.92
1.39
2.71
1.95
0.00
21
2
Rp 779,000,000
Rp 55,000,000
Rp 2,000,000
5
12
12
SWASTA
0.69
20.47
17.82
14.51
1.61
2.48
2.48
0.00
53
22
1
Rp 237,000,000
Rp 15,000,000
Rp
390,000
4
18
8
PNS
0.00
19.28
16.52
12.87
1.39
2.89
2.08
1.00
23
1
Rp 327,200,000
Rp 17,000,000
Rp
425,000
5
18
7
PNS
0.00
19.61
16.65
12.96
1.61
2.89
1.95
1.00
24
1
Rp 195,000,000
Rp
Rp
385,000
3
16
6
SWASTA
0.00
19.09
15.76
12.86
1.10
2.77
1.79
0.00
25
1
Rp 366,500,000
Rp 18,000,000
Rp 1,575,000
3
18
9
PNS
0.00
19.72
16.71
14.27
1.10
2.89
2.20
1.00
26
1
Rp 280,000,000
Rp
7,000,000
Rp
300,000
1
12
12
SWASTA
0.00
19.45
15.76
12.61
0.00
2.48
2.48
0.00
27
1
Rp 180,000,000
Rp
6,500,000
Rp
280,000
3
16
12
SWASTA
0.00
19.01
15.69
12.54
1.10
2.77
2.48
0.00
28
1
Rp 473,000,000
Rp 12,000,000
Rp
415,000
2
16
6
PNS
0.00
19.97
16.30
12.94
0.69
2.77
1.79
1.00
29
4
Rp 776,000,000
Rp 40,000,000
Rp 2,850,000
5
18
7
PNS
1.39
20.47
17.50
14.86
1.61
2.89
1.95
1.00
30
2
Rp 468,000,000
Rp
7,500,000
Rp
375,000
4
16
9
SWASTA
0.69
19.96
15.83
12.83
1.39
2.77
2.20
0.00
31
1
Rp 174,000,000
Rp
8,500,000
Rp
330,000
3
16
4
SWASTA
0.00
18.97
15.96
12.71
1.10
2.77
1.39
0.00
32
1
Rp 190,000,000
Rp
5,000,000
Rp
415,000
4
16
5
SWASTA
0.00
19.06
15.42
12.94
1.39
2.77
1.61
0.00
33
1
Rp 190,000,000
Rp
6,500,000
Rp
465,000
5
16
6
SWASTA
0.00
19.06
15.69
13.05
1.61
2.77
1.79
0.00
34
2
Rp 435,000,000
Rp 25,500,000
Rp 2,250,000
7
18
6
SWASTA
0.69
19.89
17.05
14.63
1.95
2.89
1.79
0.00
35
1
Rp 175,000,000
Rp
Rp
425,000
3
16
9
PNS
0.00
18.98
15.61
12.96
1.10
2.77
2.20
1.00
36
2
Rp 395,000,000
Rp 25,000,000
Rp 1,500,000
4
18
10
SWASTA
0.69
19.79
17.03
14.22
1.39
2.89
2.30
0.00
37
2
Rp 491,000,000
Rp 12,000,000
Rp
395,000
4
16
7
PNS
0.69
20.01
16.30
12.89
1.39
2.77
1.95
1.00
38
1
Rp 285,000,000
Rp
9,000,000
Rp
400,000
4
16
5
PNS
0.00
19.47
16.01
12.90
1.39
2.77
1.61
1.00
39
1
Rp 180,000,000
Rp
7,000,000
Rp
470,000
5
21
7
PNS
0.00
19.01
15.76
13.06
1.61
3.04
1.95
1.00
40
1
Rp 448,000,000
Rp 15,000,000
Rp
535,000
5
16
9
SWASTA
0.00
19.92
16.52
13.19
1.61
2.77
2.20
0.00
41
1
Rp 169,400,000
Rp 17,000,000
Rp
355,000
3
9
6
SWASTA
0.00
18.95
16.65
12.78
1.10
2.20
1.79
0.00
42
1
Rp 205,500,000
Rp
9,500,000
Rp
500,000
4
16
6
PNS
0.00
19.14
16.07
13.12
1.39
2.77
1.79
1.00
43
1
Rp 228,000,000
Rp 11,000,000
Rp
480,000
3
16
9
PNS
0.00
19.24
16.21
13.08
1.10
2.77
2.20
1.00
44
1
Rp 198,000,000
Rp
6,500,000
Rp
455,000
3
16
10
PNS
0.00
19.10
15.69
13.03
1.10
2.77
2.30
1.00
45
1
Rp 204,500,000
Rp
9,000,000
Rp
360,000
3
16
9
PNS
0.00
19.14
16.01
12.79
1.10
2.77
2.20
1.00
46
1
Rp 215,000,000
Rp
7,000,000
Rp
515,000
4
18
10
SWASTA
0.00
19.19
15.76
13.15
1.39
2.89
2.30
0.00
7,000,000
6,000,000
54
47
1
Rp 395,000,000
Rp
7,500,000
Rp
390,000
4
16
8
PNS
0.00
19.79
15.83
12.87
1.39
2.77
2.08
1.00
48
1
Rp 180,000,000
Rp
6,000,000
Rp
435,000
6
16
7
SWASTA
0.00
19.01
15.61
12.98
1.79
2.77
1.95
0.00
49
1
Rp 250,000,000
Rp
7,500,000
Rp
340,000
6
16
4
SWASTA
0.00
19.34
15.83
12.74
1.79
2.77
1.39
0.00
50
1
Rp 175,000,000
Rp
8,000,000
Rp
410,000
4
16
8
PNS
0.00
18.98
15.89
12.92
1.39
2.77
2.08
1.00
51
1
Rp 215,000,000
Rp
9,000,000
Rp
425,000
3
16
2
PNS
0.00
19.19
16.01
12.96
1.10
2.77
0.69
1.00
52
1
Rp 200,000,000
Rp
8,000,000
Rp
465,000
5
18
10
PNS
0.00
19.11
15.89
13.05
1.61
2.89
2.30
1.00
53
3
Rp 799,000,000
Rp 50,000,000
Rp 2,500,000
8
16
10
SWASTA
1.10
20.50
17.73
14.73
2.08
2.77
2.30
0.00
54
1
Rp 225,000,000
Rp 12,000,000
Rp
485,000
9
12
5
SWASTA
0.00
19.23
16.30
13.09
2.20
2.48
1.61
0.00
55
1
Rp 210,000,000
Rp
6,500,000
Rp
345,000
2
16
4
SWASTA
0.00
19.16
15.69
12.75
0.69
2.77
1.39
0.00
56
1
Rp 225,000,000
Rp
8,000,000
Rp
365,000
5
16
5
PNS
0.00
19.23
15.89
12.81
1.61
2.77
1.61
1.00
57
2
Rp 399,000,000
Rp 11,000,000
Rp
415,000
4
16
7
PNS
0.69
19.80
16.21
12.94
1.39
2.77
1.95
1.00
58
1
Rp 180,000,000
Rp
5,000,000
Rp
340,000
2
12
8
SWASTA
0.00
19.01
15.42
12.74
0.69
2.48
2.08
0.00
59
1
Rp 197,000,000
Rp 16,500,000
Rp
430,000
4
18
8
SWASTA
0.00
19.10
16.62
12.97
1.39
2.89
2.08
0.00
60
1
Rp 215,000,000
Rp 14,000,000
Rp
310,000
5
16
7
SWASTA
0.00
19.19
16.45
12.64
1.61
2.77
1.95
0.00
61
1
Rp 180,000,000
Rp 11,000,000
Rp
450,000
4
16
8
PNS
0.00
19.01
16.21
13.02
1.39
2.77
2.08
1.00
62
1
Rp 195,000,000
Rp
7,500,000
Rp
437,000
3
16
5
SWASTA
0.00
19.09
15.83
12.99
1.10
2.77
1.61
0.00
63
1
Rp 215,000,000
Rp 25,000,000
Rp
645,000
3
12
6
SWASTA
0.00
19.19
17.03
13.38
1.10
2.48
1.79
0.00
64
2
Rp 395,000,000
Rp 35,000,000
Rp
580,000
4
12
11
SWASTA
0.69
19.79
17.37
13.27
1.39
2.48
2.40
0.00
65
1
Rp 180,000,000
Rp 18,500,000
Rp
540,000
7
16
6
PNS
0.00
19.01
16.73
13.20
1.95
2.77
1.79
1.00
66
1
Rp 185,000,000
Rp
8,500,000
Rp
375,000
5
16
10
PNS
0.00
19.04
15.96
12.83
1.61
2.77
2.30
1.00
67
2
Rp 470,000,000
Rp
9,000,000
Rp
450,000
5
16
11
SWASTA
0.69
19.97
16.01
13.02
1.61
2.77
2.40
0.00
68
1
Rp 187,000,000
Rp 13,500,000
Rp
500,000
7
16
5
PNS
0.00
19.05
16.42
13.12
1.95
2.77
1.61
1.00
69
1
Rp 190,000,000
Rp
5,000,000
Rp
345,000
5
16
4
SWASTA
0.00
19.06
15.42
12.75
1.61
2.77
1.39
0.00
70
1
Rp 210,000,000
Rp
7,000,000
Rp
360,000
5
16
10
SWASTA
0.00
19.16
15.76
12.79
1.61
2.77
2.30
0.00
71
1
Rp 380,000,000
Rp
6,000,000
Rp
315,000
2
16
4
SWASTA
0.00
19.76
15.61
12.66
0.69
2.77
1.39
0.00
55
72
1
Rp 212,000,000
Rp 14,000,000
Rp
420,000
5
16
10
SWASTA
0.00
19.17
16.45
12.95
1.61
2.77
2.30
0.00
73
2
Rp 345,000,000
Rp 20,000,000
Rp 1,000,000
6
16
9
PNS
0.69
19.66
16.81
13.82
1.79
2.77
2.20
1.00
74
1
Rp 163,500,000
Rp
8,500,000
Rp
450,000
6
16
5
PNS
0.00
18.91
15.96
13.02
1.79
2.77
1.61
1.00
75
1
Rp 185,000,000
Rp
7,000,000
Rp
325,000
3
16
7
SWASTA
0.00
19.04
15.76
12.69
1.10
2.77
1.95
0.00
76
2
Rp 370,000,000
Rp 25,000,000
Rp
520,000
6
12
7
SWASTA
0.69
19.73
17.03
13.16
1.79
2.48
1.95
0.00
77
3
Rp 658,500,000
Rp 35,000,000
Rp
550,000
7
16
8
SWASTA
1.10
20.31
17.37
13.22
1.95
2.77
2.08
0.00
78
2
Rp 531,700,000
Rp 18,500,000
Rp
340,000
6
18
6
SWASTA
0.69
20.09
16.73
12.74
1.79
2.89
1.79
0.00
79
1
Rp 357,000,000
Rp 20,000,000
Rp
500,000
3
16
7
PNS
0.00
19.69
16.81
13.12
1.10
2.77
1.95
1.00
80
1
Rp 180,000,000
Rp
6,000,000
Rp
385,000
3
12
4
SWASTA
0.00
19.01
15.61
12.86
1.10
2.48
1.39
0.00
81
1
Rp
98,000,000
Rp
5,000,000
Rp
335,000
5
16
9
PNS
0.00
18.40
15.42
12.72
1.61
2.77
2.20
1.00
82
1
Rp 174,000,000
Rp
8,000,000
Rp
560,000
3
16
6
SWASTA
0.00
18.97
15.89
13.24
1.10
2.77
1.79
0.00
83
1
Rp
98,500,000
Rp
6,500,000
Rp
425,000
3
12
8
SWASTA
0.00
18.41
15.69
12.96
1.10
2.48
2.08
0.00
84
1
Rp 210,000,000
Rp
7,250,000
Rp
475,000
3
15
6
SWASTA
0.00
19.16
15.80
13.07
1.10
2.71
1.79
0.00
85
1
Rp 189,000,000
Rp
8,300,000
Rp
355,000
5
16
10
PNS
0.00
19.06
15.93
12.78
1.61
2.77
2.30
1.00
86
1
Rp 185,000,000
Rp
9,000,000
Rp
365,000
4
12
5
SWASTA
0.00
19.04
16.01
12.81
1.39
2.48
1.61
0.00
87
1
Rp 187,000,000
Rp
6,500,000
Rp
320,000
6
15
8
SWASTA
0.00
19.05
15.69
12.68
1.79
2.71
2.08
0.00
88
1
Rp 180,000,000
Rp
5,000,000
Rp
435,000
4
12
3
SWASTA
0.00
19.01
15.42
12.98
1.39
2.48
1.10
0.00
89
1
Rp 163,000,000
Rp
8,000,000
Rp
375,000
2
15
7
PNS
0.00
18.91
15.89
12.83
0.69
2.71
1.95
1.00
90
1
Rp 209,700,000
Rp
6,500,000
Rp
440,000
5
15
6
SWASTA
0.00
19.16
15.69
12.99
1.61
2.71
1.79
0.00
91
1
Rp 170,500,000
Rp
6,500,000
Rp
385,000
3
16
5
SWASTA
0.00
18.95
15.69
12.86
1.10
2.77
1.61
0.00
92
1
Rp 172,000,000
Rp
7,800,000
Rp
365,000
4
16
9
PNS
0.00
18.96
15.87
12.81
1.39
2.77
2.20
1.00
93
1
Rp 182,000,000
Rp
5,750,000
Rp
315,000
6
12
6
SWASTA
0.00
19.02
15.56
12.66
1.79
2.48
1.79
0.00
94
1
Rp 224,000,000
Rp 12,000,000
Rp
325,000
5
16
8
PNS
0.00
19.23
16.30
12.69
1.61
2.77
2.08
1.00
95
1
Rp 204,500,000
Rp 11,500,000
Rp
75,000
4
18
5
PNS
0.00
19.14
16.26
11.23
1.39
2.89
1.61
1.00
96
1
Rp 217,000,000
Rp
Rp
515,000
5
16
6
SWASTA
0.00
19.20
15.89
13.15
1.61
2.77
1.79
0.00
8,000,000
56
97
1
Rp 204,500,000
Rp 12,000,000
Rp
545,000
3
16
5
PNS
0.00
19.14
16.30
13.21
1.10
2.77
1.61
1.00
98
1
Rp
Rp 55,000,000
Rp
400,000
3
15
6
SWASTA
0.00
18.37
17.82
12.90
1.10
2.71
1.79
0.00
99
1
Rp 163,500,000
Rp
9,700,000
Rp
500,000
4
16
7
PNS
0.00
18.91
16.09
13.12
1.39
2.77
1.95
1.00
100
1
Rp 158,500,000
Rp
7,000,000
Rp
450,000
4
16
5
SWASTA
0.00
18.88
15.76
13.02
1.39
2.77
1.61
0.00
95,000,000
57
Lampiran 2 REGRESSION /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS CI BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 /SCATTERPLOT=(*ZPRED ,*SRESID) /RESIDUALS DURBIN HIST(ZRESID) NORM(ZRESID) /CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3).
Regression [DataSet0]
Descriptive Statistics Mean Y
Std. Deviation
N
.1739
.33105
100
X1
19.3384
.44829
100
X2
16.2642
.64104
100
X3
13.0488
.58237
100
X4
1.4164
.35273
100
X5
2.7400
.13793
100
X6
1.9571
.33671
100
X7
.4500
.50000
100
58
Correlations Y Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
Y
1.000
.809
.671
.582
.294
.018
.237
-.182
X1
.809
1.000
.642
.560
.219
.119
.239
-.098
X2
.671
.642
1.000
.593
.298
.006
.230
-.038
X3
.582
.560
.593
1.000
.244
.123
.207
-.072
X4
.294
.219
.298
.244
1.000
.193
.099
.048
X5
.018
.119
.006
.123
.193
1.000
.173
.375
X6
.237
.239
.230
.207
.099
.173
1.000
.123
X7
-.182
-.098
-.038
-.072
.048
.375
.123
1.000
.
.000
.000
.000
.002
.430
.009
.035
X1
.000
.
.000
.000
.014
.120
.008
.167
X2
.000
.000
.
.000
.001
.475
.011
.352
X3
.000
.000
.000
.
.007
.112
.019
.239
X4
.002
.014
.001
.007
.
.027
.165
.319
X5
.430
.120
.475
.112
.027
.
.043
.000
X6
.009
.008
.011
.019
.165
.043
.
.111
X7
.035
.167
.352
.239
.319
.000
.111
.
Y
100
100
100
100
100
100
100
100
X1
100
100
100
100
100
100
100
100
Y
59
X2
100
100
100
100
100
100
100
100
X3
100
100
100
100
100
100
100
100
X4
100
100
100
100
100
100
100
100
X5
100
100
100
100
100
100
100
100
X6
100
100
100
100
100
100
100
100
X7
100
100
100
100
100
100
100
100
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
X7, X2, X6, X4, X5, X3, X1
b
Method . Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Model Summary
Model 1
R
R Square a
.850
.723
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .702
.18080
b
Change Statistics R Square Change .723
F Change 34.272
df1
df2 7
Sig. F Change 92
.000
Durbin-Watson 1.928
a. Predictors: (Constant), X7, X2, X6, X4, X5, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
60
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
7.843
7
1.120
Residual
3.007
92
.033
10.850
99
Total
F
Sig. a
34.272
.000
a. Predictors: (Constant), X7, X2, X6, X4, X5, X3, X1 b. Dependent Variable: Y
Coefficients
a
Unstandardize Standardized d Coefficients
Coefficients
95% Confidence Interval for B
Correlations
Collinearity Statistics
Std. Model
B
1(Constant) -10.505
Error
Beta
T
.853
Sig.
Lower Bound
Upper Bound Zero-order
-12.320
.000
-12.198
-8.812
Partial
Part
Tolerance
VIF
X1
.442
.056
.598
7.827
.000
.330
.554
.809
.632
.430
.516
1.937
X2
.095
.041
.183
2.296
.024
.013
.177
.671
.233
.126
.473
2.115
X3
.061
.041
.107
1.477
.143
-.021
.142
.582
.152
.081
.578
1.729
X4
.087
.055
.093
1.583
.117
-.022
.197
.294
.163
.087
.871
1.148
X5
-.134
.150
-.056
-.893
.374
-.431
.164
.018
-.093
-.049
.775
1.290
X6
.041
.057
.042
.723
.472
-.072
.154
.237
.075
.040
.898
1.113
X7
-.065
.040
-.098
-1.613
.110
-.144
.015
-.182
-.166
-.089
.820
1.219
61
Coefficient Correlations Model 1
X7 Correlations
Covariances
X2
X6
a
X4
X5
X3
X1
X7
1.000
-.092
-.098
.008
-.383
.090
.145
X2
-.092
1.000
-.084
-.194
.192
-.357
-.460
X6
-.098
-.084
1.000
.006
-.104
-.050
-.097
X4
.008
-.194
.006
1.000
-.177
-.059
.009
X5
-.383
.192
-.104
-.177
1.000
-.117
-.145
X3
.090
-.357
-.050
-.059
-.117
1.000
-.252
X1
.145
-.460
-.097
.009
-.145
-.252
1.000
X7
.002
.000
.000
1.718E-5
-.002
.000
.000
X2
.000
.002
.000
.000
.001
.000
-.001
X6
.000
.000
.003
1.782E-5
.000
.000
.000
X4
1.718E-5
.000
1.782E-5
.003
-.001
.000
2.752E-5
X5
-.002
.001
.000
-.001
.022
.000
-.001
X3
.000
.000
.000
.000
.000
.002
.000
X1
.000
-.001
.000
2.752E-5
-.001
.000
.003
a. Dependent Variable: Y
62
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Dimensi Model
on
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
1
1
7.417
1.000
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
2
.509
3.816
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.82
3
.048
12.474
.00
.00
.00
.00
.90
.00
.03
.00
4
.022
18.345
.00
.00
.00
.00
.02
.00
.94
.01
5
.002
59.052
.00
.00
.06
.07
.00
.62
.00
.12
6
.001
90.070
.11
.02
.03
.75
.02
.11
.01
.00
7
.001
117.734
.23
.02
.75
.15
.06
.26
.01
.03
8
.000
196.373
.66
.96
.16
.03
.00
.00
.01
.01
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statistics Minimum
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
-.3530
1.0247
.1739
.28146
100
Std. Predicted Value
-1.872
3.023
.000
1.000
100
.031
.110
.049
.014
100
-.3880
1.0734
.1734
.28296
100
-.51554
.52871
.00000
.17429
100
-2.851
2.924
.000
.964
100
Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual
63
Stud. Residual
-2.918
3.173
.001
1.011
100
-.53982
.62259
.00049
.19217
100
-3.046
3.344
.002
1.029
100
Mahal. Distance
2.000
35.897
6.930
5.226
100
Cook's Distance
.000
.224
.013
.028
100
Centered Leverage Value
.020
.363
.070
.053
100
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: Y
Charts
64
Lampiran 3
53
Lampiran 4 KUESIONER INDIVIDU
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN Terima kasih atas kesedian Para Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi mengisi dan menjawab seluruh pertanyaan yang ada dalam kuisioner ini. Pertanyaan yang ada dalam kuisioner ini hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka menyusun skripsi dengan judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN MOBIL PRIBADI DI KOTA MAKASSAR”. Kuisioner ini ditujukan untuk Bapak/ Ibu/ Saudara yang memiliki Mobil Pribadi di Kota Makassar. No.
Pertanyaan
Kode
A. Identitas Umum Responden 1. Nomor kode responden : 2. Tanggal/Bulan/ Tahun : 3. Nama : 4. Jenis Kelamin :
/
/ 2013 L/P
5. Umur : 6. Status :
tahun 1. Belum Menikah 2. Menikah
7. Jumlah Anak :
orang
8. Jumlah anggota keluarga dalam rumah :
orang
9. Pendidikan terakhir : 1. Tamat SD/Sederajat 2. Tamat SMP/Sederajat 3. Tamat SMA/Sederajat 4. Tamat D1/D2/D3 5. Sarjana (S1)/ (S2)/ (S3) 6.Lainnya
54
B. Pertanyaan mengenai Pekerjaan dan Pendapatan 1.
Pekerjaan :
2.
1. PNS 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Lainnya. . . Berapa pendapatan tetap Anda per bulan?
3.
4.
Apakah Anda memiliki pekerjaan sampingan yg dapat memberikan sumber pendapatan lain setiap bulannya? Berapa pendapatan Anda per bulan dari pekerjaan sampingan tersebut?
Rp. ........................................... □ a. Ya □ b.Tidak
Rp. ...........................................
C. Pertanyaan mengenai Mobil Pribadi 1.
Jumlah kendaraan (Mobil Pribadi) yang dimiliki :
2.
Merek Mobil yang Anda miliki :
3.
Harga Mobil yang Anda miliki :
4.
Apakah barang subtitusi yang Anda gunakan apabila Anda tidak menggunakan Mobil ?
5.
Berapakah budget yang Anda keluarkan dalam sebulan untuk barang subtitusi tersebut ?
6.
7.
8. 9.
Apakah unsur prestise merupakan salah satu alasan Anda dalam mengambil keputusan untuk memiliki mobil? Apakah jarak merupakan salah satu alasan Anda dalam mengambil keputusan untuk memiliki mobil? Berapakah Jarak antara Tempat tinggal (Rumah) Anda dengan Tempat kerja (Kantor, dll) Anda ?
unit
Rp ……………………………………….
□ a. Ya □ b.Tidak □ a. Ya □ b.Tidak KM
Apa alasan utama yang melatarbelakangi Anda dalam mengambil keputusan untuk membeli Mobil ?
55
Lampiran 5 BIODATA
Identitas Diri Nama
: CHAERANNISAH
Tempat/Tanggal lahir
: Ujung Pandang / 11 JULI 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Jl.Kutacane 3/19,Bukit Baruga 1, Makassar
Nomor HP
: 082187842323
Alamat Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan Pendidikan Formal 1. SDN.KOMP.IKIP Makassar
Tahun 1997-2003
2. SMP Negeri 6 Makassar
Tahun 2003-2006
3. SMA Negeri 2 Makassar
Tahun 2006-2009
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Tahun 2009-2013 Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.
Makassar, 19 NOVEMBER 2013
CHAERANNISAH
56