IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017
Skrining dan Edukasi Gangguan Pendengaran pada Anak Sekolah Endang Martini*1
2
3
Sumardiyono4 1
*e-mail:
[email protected]
speech ability development. Unlike the other disability, hearing disability in children is not clearly visible.
the examination of ear function among school children and to educate healthy behaviors in children.
the ear canal by 33% of the total number of children examined. For education, the children followed a
Gangguan fungsi pendengaran pada anak perlu dideteksi sedini mungkin mengingat peranan fungsi pendengaran sangat penting dalam proses perkembangan bicara. Berbeda dengan keadaan cacat tubuh yang lain, cacat dengar pada anak tidak terlihat dengan jelas. Cacat dengar pada anak dapat menyebabkan gangguan dalam berbahasa, baik untuk menerima maupun menyampaikan pesan yang
mendeskripsikan hasil pemeriksaan telinga pada anak-anak sekolah dan memberikan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak. Metode penelitian menggunakan jenis observasional deskriptif
wawancara, sedangkan penilaian kesehatan telinga dilakukan pemeriksaan serumen pada liang telinga
secara keseluruhan ditemukan serumen pada liang telinga sebesar 33% dari total anak yang diperiksa.
110
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017
I.
PENDAHULUAN Gangguan pendengaranmasih merupakan
masalah perhatian
kesehatan serius
yang dari
belum
mendapat
masyarakat
terbaru yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan RI.
karena
Gangguan pendengaran mengakibatkan
gejalanya tidak tampak dari luar.Gangguan ini produktivitas menurun dan biaya hidup tinggi. Ini penderitanya terisolasi dari lingkungan. Pada
dikarenakan telinga mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari.
mempengaruhi
perkembangannya
Menurut
hingga lebih besar dari membaca yang hanya menyerap
penurunan pendengaran lebih dari 40 desibel (dB) pada dewasa dan lebih dari 30 dB pada anak
usia anak sekolah sebagian besar diakibatkan
(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/
oleh adanya sumbatan kotoran telinga (serumen
en/
prop). Survei yang dilakukan oleh Profesi Perhati FK UI di beberapa sekolah di 6 kota di Indonesia
(WHO) memperkirakan terdapat 278 juta orang di
menunjukkan prevalensi serumen prop pada anak http://www.depkes.go.id/
75-140 juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara.
pdf.php? id=840 Masalah gangguan pendengaran pada anak sekolah ini perlu diatasi dengan memberikan pelayanan kesehatan indera pendengaran yang
(183 juta laki-laki dan 145 juta perempuan) dan
optimal sebagai upaya kuratif dan rehabilitatif terhadap anak usia sekolah. Selain itu perlu pula
jumlah penderita gangguan pendengaran ternyata
dilakukan upaya preventif dan promotif dengan
cukup banyak. Kementerian Kesehatan pada
melakukan skrining gangguan pendengaran dan
1993 – 1996 pernah mengadakan Survei Nasional
edukasi tentang higiene telinga yang benar dan
Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran
upaya perubahan perilaku.
di 7 propinsi di Indonesia. Hasilnya menemukan
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
bahwa jumlah penderita gangguan pendengaran
kejadian ganguan pendengaran dan kebiasaan pembersihan telinga pada anak-anak sekolah dasar.
mengalami ketulian sebanyak 850.000 jiwa atau (http://www.depkes. go.id/pdf.php?id=840
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
111
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 II.
METODE PENELITIAN Metode
observasional
penelitian analitik
telinga sebelumnya? yang
dengan
digunakan disain
cross
sectional. Tim peneliti mendatangi langsung
Analisis data deskriptif menyajikan data karakteristik subjek dan hasil jawaban kuesioner. Analisis
korelasi
hubungan
menggunakan uji statistik
antar
variabel .
pendengaran serta wawancara dengan siswasiswi yang menjadi subjek penelitian. Kelompok
III.
HASIL PENELITIAN
sasaran penelitian adalah siswa kelas I Sekolah
Gambaran kegiatan penelitian dapat terlihat
Dasar yang digunakan sebagai lokasi penelitian
pada foto-foto dokumentasi pada gambar 1 dan 2.
yaitu satu Sekolah Dasar Swasta dan satu sekolah Dasar Negeri di Kota Surakarta. Pengambilan data dilakukan peneliti bekerjasama dengan Kelompok Kerja Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian
(PGPKT) Perhimpunan Dokter
Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorok Bedah
oleh dokter muda stase IKM FK UNS. Kegiatan skrining pendengaran dilakukan
tenggorokan (THT) oleh dokter spesialis THT Gambar 1. Pemeriksaan serumen liang telinga 33 orang siswa SD Negeri. Perbedaan jumlah
dalam rangka Skrining Pendengaran
siswa dikarenakan pada SD Swasta terdapat 4 kelas yang masing-masing kelas terdiri dari 43-45
Kelas dengan jumlah siswa 33 siswa dalam satu tahun ajaran dalam hal ini tahun 2016. Selanjutnya dilakukan survei perilaku terkait kesehatan telinga melalui tanya-jawab dengan para siswa yang diperiksa pendengarannya sehubungan dengan data pendukung untuk kasus gangguan pendengaran. Daftar pertanyaan untuk anak yaitu: Apakah dalam satu minggu terakhir
digunakan ketika membersihkan liang telinga? Apakah sudah pernah merasakan gangguan
112
Gambar 2. Wawancara sambil Siswa mengikuti lomba mewarnai
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 Jumlah siswa-siswi yang mengikuti kegiatan
Tabel 3. Alat yang Digunakan Untuk Membersihkan
penelitian ini berjumlah 205 orang dengan
Telinga Pada Siswa 1 SD Swasta dan 1 SD Negeri
perincian laki-laki berjumlah 116 orang dan
di Surakarta
perempuan 89 orang. Dari sejumlah siswa yang
No.
memiliki kebiasaan membersihkan telinga dalam
1. 2. 3. 4.
yang tidak memiliki kebiasaan membersihkan telinga sejumlah 41 orang. Dari siswa-siswa yang
Variabel Cotton bud Peniti Jumlah
Jumlah n 143 3 8 8 205
90 2 4 4 100
memiliki kebiasaan membersihkan telinga tersebut menggunakan alat berupa lidi kapas sejumlah 143 Tabel 4. Riwayat Sakit Telinga Sebelumnya Pada
dari 205 orang siswa merasakan gangguan telinga sebelumnya sejumlah 25 orang dan yang tidak merasakan gangguan telinga sebelumnya
Siswa 1 SD Swasta dan 1 SD Negeri di Surakarta Jumlah No. Variabel n 1. Mempunyai riwayat sakit 25 12 telinga sebelumnya 2. Tidak mempunyai riwayat 180 88 sakit telinga sebelumnya Jumlah 205 100
tabel 6 adalah ringkasan hasil uji statistik. Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Pada
Tabel 5. Hasil Skrining Pendengaran Pada Siswa
Siswa 1 SD Swasta dan 1 SD Negeri di Surakarta Jumlah No. Jenis Kelamin n 1. 116 57 2. Perempuan 89 43 Jumlah 205 100
1 SD Swasta dan 1 SD Negeri di Surakarta
Tabel 2. Kebiasaan Membersihkan Telinga Pada
Nama Sekolah
Kelas Jumlah Kasus Siswa Serumen kasus kasus total SD Swasta IA 44 8 IB 43 14 IC 43 9 ID 42 10 SD Negeri I 33 26 Jumlah 205 67 kasus orang
Siswa 1 SD Swasta dan 1 SD Negeri di Surakarta Jumlah No. Variabel n 1. Mempunyai kebiasaan 164 80 membersihkan telinga seminggu terakhir 2. Tidak Mempunyai 41 20 kebiasaan membersihkan telinga seminggu terakhir Jumlah 205 100
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
113
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017
Swasta dan 1 SD Negeri di Surakarta
Jenis Kelamin Perempuan Jumlah
Hipertensi Jumlah Tidak ada riwayat Ada riwayat gangguan telinga gangguan telinga n n n 97 19 116 100 83 6 89 100 180 25 205 100
IV.
PEMBAHASAN
1.
Jenis kelamin subjek penelitian Gambaran
umum
X
p
C
menunjukkan sedikit perbedaan dengan siswa-
penelitian sebelumnya pada permasalahan
siswi yang dilakukan skrining gangguan
adanya riwayat ganguan sakit telinga yang
pendengaran
masing-masing dialami oleh anak laki-laki
secara
dari
keseluruhan
data pada tabel 6.
dalam penelitiannya diperoleh informasi
riwayat sakit telinga antara siswa laki-laki
bahwa gngguan pendengaran berdasarkan jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang
yang ditunjukkan oleh hasil uji statistik Chi (X
sebab kedua-duanya mengalami gangguan
jenis kelamin mempengaruhi riwayat sakit
terlihat persentase anak laki-laki yang memiliki riwayat gangguan sakit telinga Husein (2011) tentang kesehatan telinga dan pendengaran pada murid SD/MI kelas Hal ini menunjukkan bahwa anak-laki-laki yang menympulkan bahwa skrining pendengaran dilaksanakan sejak masa anak baik laki-
114
lebih rentan untuk mengalami gangguan sakit telinga. Menurut
Annisakarnadi
laki maupun perempuan karena skrining
infeksi telinga merupakan penyakit yang
pada anak taman kanak-kanak dan sekolah
sering diderita anak-anak setelah batuk
dasar
pilek selesma
(SD/MI)
sebagai
langkah
awal
dan anak laki-
untuk mengetahui adanya penyakit telinga
laki lebih berisiko mengalami infeksi telinga
maupun gangguan pendengaran sebelum
daripada anak perempuan. Sebagian anak
menjadi kerusakan yang lebih lanjut.
pernah mengalaminya pada umur sekitar
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 3.
Alat Yang Digunakan Ketika Membersihkan
telah pernah mengalaminya. Sebagian Dari bisa mengalami komplikasi fatal bila tidak
164
orang
siswa
yang
membersihkan telinga dalam seminggu
ditangani dengan benar. Infeksi telinga sering
disebabkan
oleh
Streptococcus
pneumoniae
kasus) dan Moraxella catarrhalis (median
merupakan alat untuk membersihkan telinga yang
2.
Kebiasaan Membersihkan Telinga dalam
dapat dibeli dengan mudah di apotik
Satu Minggu Terakhir Dari
keseluruhan
jawaban
penggunaan cotton bud ini perlu hatihati dan bantuan orang dewasa apabila anak-anak akan membersihkan telinga.
ternyata
responden
menjawab
ya
Kehati-hatian ini sangat perlu agar cotton
(membersihkan telinga dalam seminggu
bud tidak masuk terlalu dalam ke dalam
sedangkan yang menjawab tidak sejumlah
maka justru kotoran yang akan terdorong masuk ke dalam telinga sehingga menjadi
bahwa sebagian besar siswa membersihkan
Serumen obturans. Seperti apa yang
telinga
Hal
disampaikan oleh Al-Maqassary (2013),
ini perlu menjadi catatan tersendiri bagi
yang mengatakan serumen obturans adalah
dalam
seminggu
terakhir.
serumen yang tidak berhasil dikeluarkan telinga supaya agar orang tua siswa
dan menyebabkan sumbatan pada kanalis
lebih memperhatikan/ mambantu anak
akustikus eksternus. Serumen obturans
membersihkan liang telinga secara rutin.
merupakan masalah yang cukup tinggi di
Sebagian besar siswa memiliki kebiasaan
dunia. Pada bulan November 2011 – April
membersihkan telinga ini sesuai dengan
2012 di RSUD Raden Mattaher Jambi
penelitian sebelumnya oleh
terdapat 337 penderita serumen obturans.
dalam
Sumbatan serumen dapat mengakibatkan
penderita serumen obturans membersihkan telinga dengan menggunakan cotton bud. dan
vertigo.
Serumen
obturans
mengedukasi penderita tentang perilaku
disebabkan oleh kebiasaan yang tidak
membersihkan telinga yang benar sehingga
benar. Kebiasaan membersihkan telinga
kejadian serumen obturans menurun.
dengan menggunakan cotton bud dapat
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
115
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 menyebabkan serumen terdorong ke arah membran timpani sehingga pengeluarannya
5.
Hasil Pemeriksaan Telinga oleh Dokter
semakin sulit dan menyebabkan sumbatan pada telinga. Selain itu penggunaan cotton
Pelaksanaan skrining pendengaran
bud juga dapat melukai liang telinga dan
berupa pemeriksaan serumen pada liang
dapat menyebabkan hematoma dan otitis
4.
eksterna.
terhadap 205 orang siswa yang tersaji pada
Gangguan Telinga Sebelumnya
tabel 5 terlihat bahwa persentase kasus
Pada pernah
pertanyaan
merasakan
apakah
sudah
gangguan
temuan serumen pada liang telingan siswa-
telinga
sebelumnya; dari 205 orang siswa-siswi
Apabila dilihat masing-masing Sekolah Dasar maka kasus yang ditemukan di
merasakan
gangguan
pada
telinga dibandingkan dengan temuan kasus di SD
Tinggi kasus gangguan pendengaran bahwa sebagian besar tidak merasakan
pada anak SD ini perlu mendapat perhatian
adanya gangguan pendengaran sebelum
serius karena menurut Azwar (2013) yang
dilakukan
dalam
menyatakan bahwa gangguan pendengaran
rangka skrining pendengaran. Walaupun
pada anak perlu dideteksi sedini mungkin
pemeriksaan
telinga
mengingat
pentingnya
peranan
fungsi
pendengaran dalam proses perkembangan tetap memeriksakan secara rutin kesehatan
bicara. Keterlambatan dalam diagnosis
pendengaran putra-putrinya karena fungsi
berarti pula terdapat keterlambatan untuk
pendengaran
memulai intervensi dan akan membawa
sangatlah
penting
pada
dampak mendengarkan
guru
dalam
menerima
pelajaran. Riwayat gangguan pendengaran
serius
dalam
perkembangan et.al
menyatakan juga bahwa pada 513 orang pasien keterlambatan bicara didapatkan
karena pendengaran merupakan salah satu indera yang penting dalam mendukung
pendengaran. Demikian juga pendapat
kemampuan
meliputi
sebelumnya yang sama disampaikan oleh
berkomunikasi. Gangguan pendengaran
memegang peranan yang sangat penting
merupakan ketidakmampuan secara parsial
bagi anak dalam mempelajari bicara dan
berbahasa
atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga (Willisari dan
116
kognitif. Anak belajar berbicara berdasarkan
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 Rsud Raden Mattaher Jambi. Kode Jurnal: dialami
. http://www.e-jurnal.
anak sejak lahir akan mengakibatkan
com/2014/10/gejala-serumen-obturans-
keterlambatan berbicara dan berbahasa.
dan-perilaku.html.
gangguan
pendengaran
yang
Annisakarnadi, 2014. Otitis Media Akut (Radang V.
Telinga
SIMPULAN DAN SARAN
Tengah).
https://duniasehat.
SIMPULAN
net/
2014/03/21/otitis-media-akut-radang-
1.
telinga-tengah/. Posted March 21.2014 Deteksi untuk membersihkan telinga yang paling
Pendengaran
Dini
Pada
Gangguan
Anak.
Gangguan pada pemeriksaan skrining pendengaran
Pendengaran di Kawasan Kebisingan
ditemukan kasus yang perlu tindakan
Tingkat Anak
2.
SDN
7
(Suatu
Kasus
pada
Tibawa).
http://kim.
Anak laki-laki lebih berisiko mengalami
ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/
article/
infeksi telinga daripada anak perempuan.
download/10543/10422. Kesehatan
SARAN 1.
Tinggi
Kebiasaan membersihkan telinga yang
Telinga Dan
Pendengaran Pada Murid SD/MI Kelas IV, V, VI di Desa Sebani, Kecamatan Sumobito,
perlu berhati-hati dalam menggunakan
Kabupaten Jombang. Artikel Penelitian.
alat pembersih supaya tidak mendorong
h t t p : / / p e ne l i t i a n . u n a i r. a c. i d/ ar t i k e l_
serumen masuk lebih dalam ke liang telinga. 2.
Bagi siswa yang tidak merasakan adanya
pendengarannya secara rutin setiap 6 bulan
SUMOBIT_395_2606. memeriksakan diri ke dokter spesialis THT2010. Telinga Sehat Pendengaran Baik. http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=840
lanjut.
(diakses pada 15 Februari 2016). Gejala Serumen Obturans
DAFTAR PUSTAKA Al-Maqassary dan
. Gejala Serumen Obturans
Perilaku
Penderita
Terhadap
Membersihkan Telinga di Poliklinik Tht
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
dan
Perilaku
Penderita
Terhadap
Membersihkan Telinga di Poliklinik THT RSUD Raden Mattaher Jambi.
117
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017 . http://online-journal.unja.ac.id/index.php/ kedokteran/article/view/991. Early Detection on Cochlear Impairment
Based
on
Otoacoustic
Emissions on Neonatus. Media Jurnal
Angka Kejadian
Disertai
Gangguan Pendengaran pada Anak yang Menjalani Pemeriksaan Pendengaran di Bagian Neurootologi IKTHT-KL RSUP Dr.Moh. Hoesin.
. Jurnal Psikiatri Surabaya
and page :65 – 77. http://journal.unair.ac.id/ aspek-psikiatri-gangguan-pendengaranp a d a- a n a k- a rt i c l e -1 0 2 6 1 -m e di a - 6 9 category-3.html Deafness and Hearing Loss. http://www.who.int/ mediacentre/ factsheets/fs300/en/ (diakses pada 15 Februari 2016).
118
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org