Lili Darlian et al./ J. Prog.Kim. Si. 2011, 1 (2) : 73-82
Skrining Bioaktivitas Ekstrak Kulit Akar Bakau Merah (Rhizophora apiculata bl.) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Streptococcus sp. Lili Darlian1), Imran G.2), Fachruddin3) 1) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Haluoleo 2) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Haluoleo 3) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Haluoleo
Abstract The research to determine the bioactivity of the root bark of Rhizophora apiculata extract on the inhibition of the growth of colonies of bacteria Streptococcus sp was carried out. Roots of Rhizophora apiculata bark extract is obtained by extraction by maceration and liquid-liquid partition using solvents methanol and the solvent of n-hexane, chloroform, and ethyl acetate, respectively. Bioactivity testing against bacterial colony growth of Streptococcus sp. performed using the agar diffusion method on media nutrient agar. The results showed that extracts of n-hexane, chloroform extract and ethyl acetate extract of the root bark of Rhizophora apiculata were impregnated on paper discs can form a clear zone around it. This indicates that the roots of Rhizophora apiculata bark extract could inhibit the growth of colonies of bacteria Streptococcus sp. Greatest inhibition zone diameter derived from the ethyl acetate fraction of 2.90 mm, followed by a 1:03 mm from the chloroform fraction, and by 0:47 mm fraction of n-hexane. Keywords: Root bark of Rhizophora apiculata extract, Streptococcus Received: 8 August 2011 Accepted: 15 September 2011 Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui bioaktivitas ekstrak kulit akar Rhizophora apiculata terhadap daya hambat pertumbuhan koloni bakteri Streptococcus sp. Ekstrak kulit akar Rhizophora apiculata diperoleh melalui ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol, dilanjutkan dengan partisi caircair dengan menggunakan pelarut n-heksana, kloroform, dan etil asetat serta diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator. Pengujian bioaktivitas terhadap 74 401 3191929 Fax. +62 401 3190496 *Penulis Korespondensi/corresponding author: Telp.+62 E-mail:
[email protected]
pertumbuhan koloni bakteri Streptococcus sp. dilakukan menggunakan metode difusi agar pada media Nutrient Agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak nheksana, ekstrak kloroform, dan ekstrak etil asetat dari kulit akar Rhizophora apiculata yang diresapkan pada kertas cakram dapat membentuk zona bening disekitarnya. Hal tersebut menandakan bahwa ekstrak kulit akar Rhizophora apiculata mampu menghambat pertumbuhan koloni bakteri Streptococcus sp. Diameter zona hambat yang terbesar berasal dari fraksi etilasetat yaitu 2,90 mm, diikuti dengan 1,03 mm dari fraksi kloroform, dan sebesar 0,47 mm dari fraksi n-heksana. Kata kunci : Ekstrak kulit akar Rhizophora apiculata, Streptococcus Diterima: 8 Agustus 2011 Disetujui untuk dipublikasikan: 15 September 2011
1. Pendahuluan Potensi
tumbuhan
mangrove
bersifat seperti sabun. Saponin juga bersifat
sebagai bahan obat sangat besar, pada saat
spermisida,
ini
sekunder
antiperadangan serta memiliki aktivitas
banyak
sitotoksik. Kandungan senyawa kimia lain
terungkap [1] Tumbuhan ini kaya akan
yaitu tanin, mempunyai sifat sebagai
kandungan senyawa alkaloid, flavonoid,
pengelat
triterpenoid, steroid, saponin dan tanin.
mengerutkan
Flavonoid yang merupakan senyawa fenol
mengganggu permeabilitas, sel tidak dapat
dapat
melakukan
kandungan
tumbuhan
metabolit
mangrove
menyebabkan
mulai
penghambatan
antimikrobia,
spasmolitik
yang
membran
aktivitas
dan
sel
hidup
dapat sehingga
sehingga
terhadap sintesis dinding sel [2]. Flavonoid
pertumbuhannya terhambat atau bahkan
yang merupakan senyawa fenol dapat
mati. Efek antimikroba tanin antara lain
bersifat koagulator protein. Protein yang
melalui
menggumpal tidak akan berfungsi lagi
inaktivasi
enzim
dan
sehingga akan mengganggu pembentukan
inaktivasi
fungsi
materi
dinding
Saponin
Adapun manfaat Rhizphora apiculata yang
merupakan zat hemolitik yang kuat serta
telah diketahui yaitu kulit batang, akar,
sel
mikroba
[3].
75
reaksi
dengan
membran
sel,
destruksi
atau
genetik
[2].
daun dan bunganya sebagai obat beri-beri,
potensial sebagai sumber baru pestisida,
febrifige, haematoma, hepatitis, serta borok
agrokimia, bahan obat serta senyawa-
[4].
senyawa Penelitian ini dilakukan dengan
bioaktif
mangrove
telah
lainnya.
Tumbuhan
digunakan
dalam
menguji bioaktivitas ekstrak kulit akar
pengobatan tradisional dan ekstraknya
Rhizpohora
diketahui
hambat
apiculata
pertumbuhan
terhadap koloni
daya bakteri
memiliki
aktivitas
melawan
penyakit yang disebabkan oleh mikroba
Streptococcus sp. Bakteri ini dipilih karena
patogen.
sifatnya yang patogen pada manusia.
Sensitifitas
bakteri
terhadap
Patogenitas merupakan salah satu ciri
beberapa mangrove yang dilakukan dengan
utama mikroorganisme. Mikroba dapat
menggunakan diagnosis melalui metode
menimbulkan penyakit. Kemampuannya
cakram dengan mengamati zona bebas
untuk menimbulkan penyakit merupakan
bakteri (clear zone) di sekitar sampel yaitu
ciri khas organisme tersebut. Penyakit yang
R. apiculata (1,5 – 3 mm), B. gymnorrhyza
disebabkan oleh Streptococcus sp. antara
(1,5 – 3,5 mm), A. alba (3,5 – 5,5 mm), N.
lain
fruticans (2,5 – 4,5 mm) [8].
radang
tenggorokan
(faringitis),
peradangan kulit akut (impetigo), demam rematik
dan
glumerulonefritis
2. Bahan dan Metode
[5].
Streptococcus adalah bakteri gram positif
2.1 Alat yang Digunakan Alat
yang terdapat dalam bentuk rantai, terdiri
mangrove telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk keperluan obat[4].
Menurut
[7],
kandungan kimia tumbuhan mangrove menghasilkan kegunaan tradisional dan medis.
Tumbuhan
mangrove
dalam
Erlenmeyer, kertas saring, corong Buchner,
Ekstrak dan bahan mentah dari
alamiah
digunakan
penelitian yaitu pisau, blender, oven,
dari dua atau lebih sel individu. [6].
obatan
yang
sangat 76
corong
Lili Darlian et al./ J. Prog.Kim. Si. 2011, 1 (2) : 73-82 pisah, rotary vacuum Partisi dilakukan dengan ekstraksi
evaporator, gelas kimia, gelas ukur, neraca
cair-cair
analitik, cawan petri, jarum ose, aluminium
Sebanyak 15 g ekstrak metanol pekat
foil, kapas, kain kasa, lampu spiritus, hot
dilarutkan
plate, autoklaf, inkubator, laminar flow,
dimasukkan ke dalam corong pisah dan
tabung reaksi, spatula dan jangka sorong.
dipartisi
menggunakan
dalam
dengan
corong
metanol,
pelarut
pisah.
kemudian
n-heksana,
kloroform dan etil asetat dengan volume 2.2 Bahan yang Digunakan Bahan
yang
digunakan
masing-masing
dalam
15
mL.
Hasil
partisi
diperoleh 3 macam ekstrak yaitu ekstrak n-
penelitian yaitu kulit akar Rhizophora
heksana (2,35 g), ekstrak kloroform (4,56
apiculata yang berasal dari pantai Nambo
g), dan ekstrak etil asetat (7,79 g).
Kecamatan Abeli, metanol, akuades, nheksana, klororform, etil asetat, medium
2.3.2 Uji Bioaktivitas Ekstrak Terhadap Bakteri
NA, medium NB, alkohol, amoksisilin, dan
Sebelum
biakan bakteri Streptococcus sp.
digunakan
dalam
uji
antibakteri, Streptococcus sp. yang akan 2.3 Prosedur Kerja
digunakan
2.3.1 Tahap Skrining
(umur 24-48 jam). Langkah awal yang
diregenerasi terlebih dahulu
Sebanyak 1,11 kg serbuk kulit akar
dilakukan adalah membuat biakan agar
Rhizophora apiculata dimaserasi dengan 2
miring yaitu menggoreskan biakan dari
L metanol selama 1 x 24 jam sebanyak 3
stok bakteri ke media Nutrient Agar miring
kali.
ampas
yang masih baru. Kemudian diinkubasi
dengan penyaringan menggunakan corong
pada suhu 37oC selama 24 jam. Biakan
Buchner lalu diuapkan dengan rotary
tersebut merupakan aktivitas awal dari stok
vacuum evaporator sehingga diperoleh
bakteri yang telah disimpan pada suhu 4 –
ekstrak metanol pekat berwarna hitam
5oC. Selanjutnya dari biakan tersebut
kecoklatan sebanyak 210 g.
diambil satu ose bakteri Streptococcus sp.
Maserat
dipisahkan
dari
dan diinokulasikan ke dalam 100 mL 77
Nutrient Broth steril ke dalam Erlenmeyer
dihambat pertumbuhannya oleh senyawa
ukuran 250 mL. Kemudian Erlenmeyer
antibakteri
tersebut
Rhizophora apiculata yang berdifusi ke
diinkubasi
dengan
inkubator
bergoyang (shaker) selama 2 x 24 jam
dari
ekstrak
kulit
akar
dalam agar.
dengan kecepatan 150 rpm.
3. Hasil dan Pembahasan
Sebanyak 15 mL medium NA cair (pour
plate)
disebar
dan
Dalam uji antibakteri ini, digunakan
dibiarkan
metode difusi agar dengan menggunakan
memadat dalam cawan petri. Selanjutnya
cakram kertas. Metode ini digunakan
diambil 1 mL suspensi Streptococcus sp.
karena cukup sederhana dan efektif untuk
yang telah dibuat tadi dan diinokulasikan
mengetahui
dengan cara diratakan pada medium NA
digunakan
dengan metode kertas cakram . metode ini
pelarut
produk
memberikan hambatan, sehingga lebar
cakram yang berdiameter 6 mm ke dalam
zona hambat untuk produk dihitung dengan
ekstrak kulit akar Rhizophora apiculata.
mengurangi lebar zona hambat larutan
Selanjutnya kertas cakram yang telah
dengan
mengandung ekstrak tersebut ditempatkan
lebar
zona
hambat
pelarut
(metanol).
pada permukaan media tepat di atas koloni
Dalam
Streptococcus sp. Tiap cawan petri berisi 5
penelitian
ini,
sebagai
kontrol positif uji antibakteri digunakan
lembar kertas cakram yang diatur jarak
amoksisilin 5 mg/mL. Dipilih amoksisilin
diinkubasi
sebab memiliki spektrum antibakteri yang
selama 2 x 4 jam pada suhu kamar,
luas
kemudian diamati dan diukur diameter
karena
kemampuan
zona bening yang terbentuk di sekitar Zona
sebagai
ekstraksi, tetapi ternyata larutan tersebut
dilakukan dengan cara meresapkan kertas
kertas cakram.
suatu
memiliki diameter 6 mm. Larutan metanol
pertumbuhan Streptococcus sp. dilakukan
Selanjutnya
antibakteri
sampel [9]. Cakram kertas yang digunakan
padat. Pengujian terhadap daya hambat
penempatannya.
aktivitas
telah
teruji
untuk
mempunyai menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif maupun
bening tersebut
bakteri gram negatif. Dalam penelitian ini
menandakan bahwa Streptococcus sp. telah 78
digunakan
konsentrasi
5
sekunder golongan flavonoid, saponin,
mg/mL karena amoksisilin merupakan
terpenoid, alkaloid, steroid dan tanin yang
senyawa yang telah murni dan telah teruji
terdapat pada ekstrak Rhizophora apiculata
kemampuannya sebagai antibakteri. Hasil
diduga
merupakan
pengujian ekstrak kulit akar Rhizophora
bioaktif
yang
apiculata terhadap pertumbuhan bakteri
pertumbuhan bakeri Streptococcus sp. Hal
Streptococcus sp setelah 2x24 jam dapat
ini sejalan dengan penelusuran oleh [10]
dilihat pada Tabel 1.
yang
Terbentuknya sekitar
kertas
terjadinya
amoksisilin
zona
cakram
penghambatan
bening
golongan dapat
menyebutkan
senyawa
menghambat
bahwa
senyawa
di
metabolit sekunder yang diperoleh dari
menunjukkan
fraksi n-heksana pada ekstrak kulit batang
pertumbuhan
Rhizophora apiculata Bl. adalah golongan steroid dan terpenoid.
koloni bakteri Streptococcus sp. akibat pengaruh senyawa bioaktif yang terdapat pada
ekstrak
apiculata.
kulit
akar
Rhizophora
Senyawa-senyawa
metabolit
Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Streptococcus sp. Setelah Inkubasi 2x24 Jam (mm)
Sampel yang diuji Ekstrak Etil Asetat Ekstrak Kloroform Ekstrak N-Heksana Kontrol Metanol Pembanding Amoksisilin Berdasarkan penelitian
sebelumnya
Diameter Zona Hambat (mm) Cawan I Cawan II Cawan III Jumlah 4,4 1,9 2,4 8.7 1 1,6 0,5 3.1 0,5 0,4 0,5 1.4 0,4 0,4 0,4 1.2 0,7
0,7
hasil-hasil
0,5
metabolisme
diketahui
1.9
sekunder
Rata-rata 2.90 1.03 0.47 0.40 0.63
tumbuhan
yang aktif menghambat pertumbuhan
bahwa senyawa fenol, terpenoid dan
bakteri.
flavonoid merupakan senyawa produk
ilicifolius 79
Ekstrak
akar
Acanthus
dilaporkan
dapat
menghambat
pertumbuhan
pertumbuhan bakteri Vibrio cholera
koloni
dan Eschericia coli [16].
bakteri Vibrio parahaemolyticus sp [11] dan Vibrio sp [12]. Hasil penelitian ekstrak
menunjukkan jahe
dapat
Terjadinya
bahwa
terhadap pertumbuhan koloni bakteri
menghambat
diduga disebabkan karena kerusakan
pertumbuhan koloni bakteri E. coli
yang
mulai konsentrasi 6,0% dengan luas
menghambat
pertumbuhan
sel. Membran sel yang tersusun atas protein
dapat
diperlukan
sel
bagi
pertumbuhannya.
Adanya daya hambat ekstrak kulit akar Rhizophora apiculata terhadap
dari ekstrak kulit akar awar-awar
dapat
membran
mengalami kekurangan nutrisi yang
bakteri
500 ppm [15]. Senyawa flavonoid
dilaporkan
permukaan.
membran sel sehingga sel bakteri
E.coli pada 100 ppm dan S. aureus
F)
tegangan
dapat
nutrisi (senyawa dan ion) melalui
carambola Linn.L) dilaporkan dapat
Burm
yang
rentan
menyebabkan terganggunya transport
dari buah belimbing manis (Averrhoa
septica
sangat
kimia
Kerusakan
25 µg/ml [14]. Senyawa flavonoid
(Ficus
lipid
zat
menurunkan
Bacillus subtilis pada konsentrasi 20-
pertumbuhan
dan
terhadap
koloni
bakteri Staphylococcus aureus dan
menghambat
bakteri.
bahkan dapat menimbulkan lisis pada
yang
terdapat pada ekstrak daun Premna dilaporkan
sel
yang terdapat pada membran sel dan
dengan luas daerah hambat 3,87 mm2
schimperi
membran
komponen
berikatan dengan protein dan lipid
dihambat mulai konsentrasi 2,0%
triterpenoid
pada
Senyawa golongan terpenoid dapat
koloni bakteri B. Subtilis dapat
Senyawa
terjadi
struktural
daerah hambat 9,5 mm2, dan terhadap
[13].
penghambatan
pertumbuhan
juga
koloni
bakteri
Streptococcus sp. diduga disebabkan
menghambat
karena 79
dinding sel mudah dirusak
oleh senyawa bioaktif yang terdapat
5. Pustaka
pada ekstrak kulit akar Rhizophora
1. Setyawan, A. D, dan Winarno
apiculata [17].
Kusumo.
2006.
Pemanfaatan
Langsung Ekosistem Mangrove di
4. Kesimpulan
Jawa Tengah dan Penggunaan
Ekstrak kulit akar Rhizophora apiculata dalam
memiliki
kemampuan
menghambat
pertumbuhan
Lahan di Sekitarnya; Kerusakan dan Upaya Restorasinya. Jurnal Biodiversitas (7) No. 3 : 282-289.
koloni bakteri Streptococcus sp. yang 2.
ditandai dengan adanya zona bening
Metanol
cakram yang telah diresapkan ekstrak akar
Rhizophora
R.
apiculata lebih
tinggi
dalam
menghambat
pertumbuhan
koloni
bakteri
Streptococcus
dibandingkan
dengan
Aktivitas
Daun
Senggani
terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium serta
memiliki
kemampuan
2010.
(Melastoma candidum D. Don)
apiculata.
Fraksi etil asetat dari ekstrak kulit akar
I.
Antimikroba Fraksi dari Ekstrak
yang terbentuk di sekitar kertas
kulit
Liana,
Profil Kromatografi Lapis Tipis Fraksi Teraktif. Skripsi Jurusan Biologi FMIPA UNS. Surakarta.
sp. fraksi
3. Dwidjoseputro, 2010. Dasar-Dasar
kloroform dan n-heksana. Hal ini
Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
terlihat dari diameter zona hambat
4. Purnobasuki, H., 2004. Potensi
yang terbentuk sebesar 2.90 mm,
Mangrove sebagai Tanaman Obat.
diikuti dengan 1.03 mm dari fraksi
Jurusan Biologi FMIPA UNAIR.
kloroform, dan sebesar 0.47 mm dari
Surabaya.Online
fraksi n-heksana.
(http://www.irwantoshut.com/)
80
5. Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan,
Edisi I, Alih bahasa: Bagian
2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi
Mikrobiologi,
2. UI Press. Jakarta.
Salemba Medika, Jakarta, hal. 224
2007.
10. Imran, G., 1997. Penelusuran
Mikrobiologi
untuk Profesi Kesehatan (Review
Golongan
Senyawa
of
Sekunder
dalam
Medical
Microbiology):
Metabolit Fraksi
n-
Diterjemahkan oleh H. Tomang.
Heksana Ekstrak Kulit Batang
Penerbit EGC. Jakarta.
Kayu Rhizophora apiculata Bl. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA
7. Setyawan, A.D.,A. Susilowati dan Sutarno,
2002.
Universitas Hasanuddin. Ujung
Biodiversitas
Pandang.
Genetik, Spesies, dan Ekosistem Mangrove
di
Jawa.
11. Nursal. 1997. Pengaruh Ekstrak
Jurusan
Akar
Biologi FMIPA UNS. Surakarta. 8.
Unair,
– 235, 277 – 279, 317 – 359.
6. Jawetz, E., J.L. Melnick, and E.A Adelberg,
FKU
Rozirwan
,
2009.
Udang
Patogen Tambak.
ilicifolius
Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Peranan
Vibrio parahaemolyticus. Jurnal
Mangrove sebagai Bahan Bioaktif Antibakteri
Acanthus
Biosains. Vol 2(1):32- 37
Terhadap
12. Nursal. 1998. Pengaruh Ekstrak
Proposal
Penelitian Dana Hibah Penelitian
Akar
Strategis Nasional FMIPA UNSRI.
Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Palembang.
Vibrio sp. Prosiding Seminar
9. Brooks, G.F., Butel, J. S. and Morse, Melnick
S.
A., &
2001,
Jawetz,
Acanthus
ilicifolius
Nasional
VI
Ekosistem
Mangrove.
Pekanbaru
September 1998; 273-277
Adelbergh’s:
Mikrobiologi Kedokteran. Buku I, 81
15-18
13. Nursal, Wulandari, S dan Juwita,
17. Volk, W.A. and Wheeler. 1988.
W.,S., 2006. Bioaktivitas Ekstrak
Mikrobiologi Dasar. Jilid I Edisi
Jahe (Zingiber officinale Roxb.)
kelima.
dalam
Markham.
Menghambat
Pertumbuhan
Koloni
Bakteri
Jakarta
Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):64-66, 14. Habtemariam, S., A.L. Gray, G.W.
Halbert,
and
P.G.Waterman, 1990. A Novel Antibacterial Premna
Diterpene
schimperi.
From Medica
56:187-189 15. Sukadana, I.,M. 2009. Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid dari
Buah
(Averrhoa
Belimbing carambola
Manis Linn.L)
Jurnal Kimia. Vol. 3 (2): 109116. 16. Sukadana, I.,M. 2010. Aktivitas Antibakteri Senyawa Flavonoid dari Kulit Awar-Awar
(Ficus
septica Burm F). Jurnal Kimia. Vol 4 (1): 63-70. 82
Diterjemahkan Penerbit
oleh
Erlangga.