BA AB V. AN NALISIS WILA AYAH
Analisis w wilayah terhaadap rencana lokasi pe embangunaan jembatan n Soka/Nam mbangan ntitatif (den ngan skorin ng dan pem mbobotan). Skoring dilakkukan secarra kualitatiff dan kuan dilakkukan terhaadap hasil analisis a kessesuaian RD DTR Kecamatan Pundo ong, analisiis sosial, analiisis ekonom mi, dan analisis dampaak lingkungaan; yang diibedakan attas ‘jenis pengaruh posittif’ dan ‘jen nis pengaruh h negatif’ d dengan besaaran ‘kecil, sedang, dan tinggi’. N Nilai/skor setiap jenis pengaruh dan b besarannya dapat dilih hat pada tab bel berikut: Taabel 5.1. Jenis Pengaruh dan Besaran n Skor Besaran / Sk B kor Jeniss Pengaruh Kecil Sedang Besar Positif 1 3 5 Negatif ‐1 ‐3 ‐5 Sumber: A Analisis, 2012
5.1. ANALISIS K A ESESUAIAN N TATA RUA ANG KECAM MATAN 5.1.1 1. Kesesuaiaan Lokasi Pe embangunaan Jembatan Dalam RD DTR Kecam matan Pundong 2010 0‐2030 disebutkan b bahwa tran nsportasi meru upakan salaah satu asp pek yang memegang m peranan penting p unttuk mempe ermudah interraksi antar w wilayah. Deengan mudaahnya interraksi tersebut, maka Keecamatan P Pundong akan n memperolleh manfaatt ekonomi, sosial dalam m konstelassi regional. Salah satu rencana penggembangan aspek trransportasi wilayah adalah a pembangunan n jembataan yang mengghubungkan antara Deesa Seloharjjo dan Desaa Panjangreejo, sehinggga dapat dilaalui oleh kend daraan rodaa empat. Berdasarkkan hal tersebut diatass, maka rencana pemb bangunan jeembatan So oka lebih sesuaai dengan aarahan doku umen RDTR Kecamatan n Pundong. 5.1.2 2. Rencana P Penyediaan n Angkutan Umum Penyediaaan angkutaan umum bertujuan untuk dap pat memud dahkan perrgerakan pend duduk dari satu tempat ke temp pat lain. Ke etersediaan angkutan umum merupakan saran na penduku ung dalam ssektor perdagangan daan jasa, parriwisata, pelayanan um mum dan sosiaal lainnya. Rencana pengemban ngan angkutan umum m lokal an ntara lain dengan penggembangan Rute Angkutan Umu um, berupaa angkutan perdesaan n non bus jurusan LAPORAN AKHIR: SStudi Sosial Ekkonomi Pemb bangunan Jem mbatan Soka d dan Nambang gan 5‐1
Pasar Dlingo – Imogiri – Pundong – Barongan – Jetis – Manding – RSUD – Simpanglima – Gose – Pasar Bantul, PP. Sesuai dengan rencana penyediaan jalur angkutan umum diatas, maka jalur tersebut melalui jembatan Soka, atau dalam hal ini rencana pembangunan jembatan Soka lebih sesuai dengan arahan dokumen RDTR Kecamatan Pundong dibandingkan jembatan Nambangan. 5.2. ANALISIS KONDISI SOSIAL 5.2.1. Informasi Rencana Pembangunan Jembatan Informasi tentang rencana pembangunan jembatan Soka telah diketahui dengan baik masyarakat Dusun Gunungpuyuh‐Soka. Demikian juga untuk rencana pembangunan jembatan Nambangan telah ditahui baik oleh masyarakat Dusun Nambangan‐Nangsri. 5.2.2. Kendala Pemanfaatan Jembatan Eksisting Kendala pemanfaatan jembatan eksisting yang kondisnya sempit (kurang lebar), bergetar/tidak stabil, berbahaya terutama pada musim hujan lebih dirasakan oleh pengguna jembatan Nambangan yang jumlahnya lebih banyak. 5.2.3. Persepsi Masyarakat terhadap Rencana Pembangunan Jembatan Persepsi masyarakat di sekitar tapak proyek secara umum menyambut ‘positif’ terhadap rencana pembangunan jembatan Soka/Nambangan, karena hal tersebut akan memperlancar lalu lintas/transportasi dan peningkatan tingkat kehidupan masyarakat. 5.2.4. Ganti Rugi Aset Jumlah dan nilai aset yang harus diganti rugi berupa tanah pekarangan, teras, dan halaman rumah untuk jembatan Nambangan lebih banyak dibandingkan dengan jembatan Soka karena banyaknya OTDL. 5.2.5. Kekhawatiran Masyarakat Kekhawatiran masyarakat sekitar jembatan Soka terhadap kerusakan jalan, gangguan lalu lintas/kemacetan, dan kecelakaan lalu lintas relatif lebih kecil dibandingkan kekhawatiran masyarakat di sekitar jembatan Nambangan; karena jumlah OTDL jauh lebih sedikit. 5.3. ANALISIS EKONOMI 5.3.1. Peningkatan Kegiatan Ekonomi Penduduk Dari data PDRB Kecamatan Pundong terlihat bahwa sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor pertanian, sektor jasa‐jasa, dan sektor perdagangan, sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor pengangkutan LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐2
dan komunikasi, sektor jasa, dan sektor industri pengolahan. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwwa sektor‐sektor yang potensial ini akan dapat lebih berkembang bila didukung dengan aksesibilitas yang memadai terutama jalan dan jembatan. Dari hasil analisis LQ, sektor ekonomi unggulan yang menjadi sektor basis dan berpotensial ekspor di Kecamatan Pundong pada tahun 2010, adalah sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; dan sektor jasa‐jasa. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi hanya mampu menjadi sektor basis tetapi belum mampu menjadi sektor potensial, hal ini menunjukkan bahwa aksesibilitas daerah tersebut perlu ditingkatkan sehingga sektor unggulan dan sektor basis akan dapat lebih berkembang menunjang perekonomian wilayah. Hasil survai aksesibilitas menunjukkan bahwa lokasi rencana jembatan di Dusun Nambangan memberikan akses yang lebih banyak untuk peningkatan perekonomian wilayah dibandingkan dengan lokasi jembatan di Dusun Soka. 5.3.2. Peningkatan Aksesibilitas Lintas Daerah Aksesibilitas lintas daerah sangat erat kaitanya dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, diharapkan dengan akses yang baik akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Aksesibilitas dapat digambarkan dengan tingkat lalu lintas pada suatu wilayah. Lokasi rencana pembangunan jembatan di Dusun Nambangan menunjukkan bahwa lalu lintas pengguna jembatan jauh lebih tinggi (4 kali lipat) dibandingkan dengan rencana lokasi pembangunan jembatan di Dusun Soka. Selain itu berdasarkan hasil survai di lapangan ditemukan bahwa akses jembatan Nambangan juga memfasilitasi akses lintas daerah sampai dengan luar Kabupaten Bantul, yaitu akses dari wilayah Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. 5.3.3. Efisiensi Pembiayaan Pembebasan Lahan Besarnya biaya pembebasan lahan dapat diketahui berdasarkan dokumen DED rencana pembangunan jembatan Soka dan Nambangan yang disusun oleh Dinas PUP‐ ESDM DIY. Lahan minimal yang harus dibebaskan untuk pembangunan jembatan Soka sebesar 1.036 m2, dan untuk jembatan Nambangan seluas 4.837 m2, dimana dana pembebasan lahan tersebut menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Bantul. Berdadarkan hal tersebut maka rencana pembangunan jembatan di Dusun Soka akan lebih efisien dari segi pembiayaan pembebasan lahan dibandingkan dengan rencana pembangunan jembatan di Dusun Nambangan. LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐3
5.3.4. Efisiensi Pembiayaan Konstruksi Efisiensi pembiayaan kontruksi dapat dilihat dari dokumen DED pembangunan jembatan Soka dan Nambangan yang disusun oleh Dinas PUPESDM DIY. Dari dokumen tersebut terlihat bahwa pembiayaan untuk kontruksi jembatan Soka sebesar Rp. 14,8 Miliar, sedangkan untuk pembangunan jembatan Nambangan sebesar Rp 22 Miliar. Perbedaan pembiayaan ini disebabkan karena volume pekerjaan yang berbeda, walaupun dari segi panjang jembatan yang akan dibangun panjangnya hampir sama (123,6 m dan 122,4 m), tetapi jumlah pilar dan luas oprit jembatan yang diperlukan berbeda. Selain itu pembangunan jembatan juga memerlukan adanya dukungan jalan akses yang memadai. Untuk rencana jembatan di Dusun Nambangan akan memerlukan dukungan akses jalan yang cukup besar, yaitu harus meningkatkan jalan lokal/kampung ±700 m pada sisi barat jembatan dan ±400 m pada sisi timur jembatan menjadi jalan dengan lebar 9 – 13 m untuk mendukung fungsi jembatan. Sedangkan untuk rencana jembatan di Dusun Soka dukungan akses jalan tidak begitu bermasalah karena lokasi ini sudah terhubungkan dengan jalan kabupaten yang relatif dekat dengan rencana lokasi jembatan. Dari kondisi ini dapat dinyatakan bahwa rencana pembangunan jembatan di Dusun Soka akan lebih efisien dari segi pembiayaan dibandingkan dengan rencana pembangunan jembatan di Dusun Nambangan. 5.3.5. Aspek Kemanfaatan Jembatan Analisis aspek kemanfaatan jembatan memberikan gambaran tentang kemanfaatan jembatan di kedua rencana lokasi pembangunan jembatan (Soka dan Nambangan) yang mendasarkan pada hasil survei dan pertimbangan terhadap rencana pengembangan wilayah sesuai RDTR Kecamatan Pundong dan RDTR di wilayah yang berdekatan (Kecamatan Imogiri dan Kecamatan Kretek). Analisis kemanfaatan jembatan mempertimbangkan bahwa dalam pengembangan suatu wilayah, transportasi merupakan satu aspek yang memegang peranan penting untuk mempermudah interaksi antar wilayah. Dengan mudahnya interaksi tersebut, maka Kecamatan Pundong akan memperoleh manfaat ekonomi, sosial dalam konstelasi regional. Transportasi, sangat erat kaitannya dengan ekonomi dalam upaya membuka isolasi wilayah, sehingga wilayah yang memiliki transportasi baik dapat meningkatkan perkembangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. a) Jembatan Soka Jembatan Soka akan menghubungkan Desa Seloharjo dengan Desa Panjangrejo, diharapkan dengan adanya jembatan akan meningkatkan perekonomian. Hal tersebut LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐4
karena kegiatan ekonomi kreatif telah berkembang dengan baik di Kecamatan Pundong, yakni usaha kerajinan gerabah (berkembang dari kerajinan gerabah tradisional ke jenis gerabah kontemporer). Desa Panjangrejo merupakan sentra usaha kerajinan gerabah dan mebelair. Sentra industri gerabah di Desa Pajangrejo sebanyak 130 unit usaha, terdiri atas gerabah tradisional (54 unit), souvenir (57 unit), dan lainnya 19 unit; selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Keberadaan jembatan Soka dapat menunjang sektor pariwisata yang ditunjang dengan kegiatan industri kreatif gerabah, meubel dan kuliner. Potensi wisata yang dapat dikembangkan berupa wisata alam, Gua Jepang, mataair Surocolo, dan saujana lahan pertanian. Jembatan Soka juga diharapkan dapat menunjang desa wisata edukasi kerajinan di Desa Panjangrejo yang terintegrasi dengan jalur transportasi Patalan – Pundong – Kretek. Jalur tersebut dapat dikembangkan sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) bersinergi dengan wisata Pantai Parangtritis di Kecamatan Kretek. Selain itu, jembatan Soka dapat menjadi jalur alternatif Yogyakarta – Parangtritis yang sering mengalami kemacetan pada even‐even tertentu. Jembatan Soka dapat membuka isolasi Desa Seloharjo sebagai salah satu desa sangat tertinggal di Kabupaten Bantul. Status tersebut antara lain disebabkan karena keterbatasan aksesibilitas wilayah, sehingga dengan memiliki jalur transportasi yang baik akan meningkatkan perkembangan kegiatan sosial ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah. Selain itu, keberadaan jembatan Soka dapat mendukung aksesibilitas Pusat Perdagangan Jasa Utama di Desa Srihardono dan Pusat Perdagangan Jasa Kedua di Desa Seloharjo sesuai dengan arahan dokumen RDTR Kecamatan Pundong 2010 – 2030. b) Jembatan Nambangan Jembatan Nambangan akan memberikan peningkatan perekonomian lokal (Nangsri dan Nambangan) dan perekonomian antar wilayah (Bantul bagian selatan). Terdapat 60 buah embrio ekonomi binaan rumah tangga di dusun Nangsri yang berupa perdagangan, industri rumah tangga (pati aci, krupuk, dll), meubel, dan warung (Lampiran 2). Sedangkan di dusun Nambangan terdapat 52 embrio ekonomi binaan rumah tangga berupa perdagangan/warung, industri rumah tangga, bangunan, meubel, dan peternakan (Lampiran 3). Kegiatan ekonomi yang berkembang baik di wilayah ini adalah industri pembuatan tepung tapioka di Srihardono dimana mayoritas merupakan industri skala kecil dan industri rumah tangga.
LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐5
Jembatan Nambangan selain dapat membuka isolasi wilayah timur dan barat Sungai Opak, juga akan menunjang perkembangan wisata di Kecamatan Imogiri berupa wisata Gua Cerme, selain perkembangan perdagangan lintas daerah (Pundong – Selopamioro – Panggang/Gunung Kidul). 5.4. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN Pada bagian ini akan diuraikan tentang dampak yang ditimbulkan dan perkiraan besarnya dampak dari rencana pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan yang meliputi 3 tahapan kegiatan utama, yaitu: pra kontruksi, kontruksi, dan pasca kontruksi. 5.4.1. Tahap Pra Konstruksi 1. Persepsi Masyarakat Besaran dampak yang ditimbulkannya terhadap rencana pembangunan jembatan Soka dan Nambangan adalah sedang, karena akan timbulnya pertanyaan dari masyarakat terhadap keberadaan kegiatan ini. 2. Pembebasan Lahan Besaran dampak yang ditimbulkannya terhadap pembebasan lahan untuk pembangunan jembatan Soka dan Nambangan berupa timbul permasalahan ganti rugi terhadap lahan milik masyarakat yang harus dibebaskan untuk menunjang kegiatan pembangunan ini. Dampak pembebasan lahan yang ditimbulkan untuk rencana pembangunan jembatan Nambangan diperkirakan besar karena lahan yang harus dibebaskan selain untuk keperluan oprit jembatan (4.837 m2) juga untuk memperlebar jalan akses, karena jalan yang ada saat ini berupa jalan lingkungan/lokal dengan lebar 5‐6 meter. Sedangkan dapak pembebasan lahan untuk rencana pembangunan jembatan Soka relatif kecil karena keperluan untuk oprit jembatan hanya sebesar 1.036 m2 dan jalan akses yang ada sudah berupa jalan kabupaten. 3. Pembangunan Base Camp Dan Pemagaran Tapak Kegiatan Besaran dampak yang ditimbulkannya terhadap pembangunan base camp terhadap rencana pembangunan jembatan Soka dan Nambangan adalah kecil, karena dapat dibangun mendekati lokasi tapak yang direncanakan. 4. Gangguan Lalu Lintas Besaran dampak yang ditimbulkan terhadap rencana pembangunan jembatan Soka adalah kecil, karena mobilisasi alat berat hanya sesaat dan jumlah alat berat yang dibawa tidak banyak dan jembatan non permanen yang ada masih dapat berfungsi dengan normal. Sedangkan dampak untuk rencana pembangunan jembatan LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐6
Nambangan adalah sedang, karena akan mengganggu aktivitas jembatan non permanen yang sangat padat lalu lintasnya. 5.4.2. Tahap Kostruksi 1. Kandungan Debu Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena volume pekerjaan relatif sedikit dan lokasinya cukup jauh dari permukiman (untuk jembatan Soka dan Nambangan). 2. Kandungan Gas Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena volume pekerjaan di kedua lokasi tersebut (Soka dan Nambangan) relatif sedikit. 3. Peningkatan Tingkat Kebisingan Dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena menggunakan alat berat sedikit dengan volume sedikit dan lokasinya cukup jauh dari permukiman. 4. Kerusakan Jalan Dampak yang ditimbulkan di lokasi Soka adalah kecil, karena jarak tapak proyek dengan jalan kabupaten dekat; untuk lokasi jembatan Nambangan dampak kerusakan jalan adalah sedang karena jarak tapak proyek relatif jauh dari jalan utama kabupaten. 5. Peningkatan Tingkat Getaran Dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena menggunakan alat berat sedikit dengan volume sedikit di kedua lokasi (Soka dan Nambangan). 6. Penurunan Kualitas Air Sungai Dampak yang ditimbulkan adalah kecil di kedua rencana lokasi jembatan (Soka dan Nambangan) karena kegiatan yang potensi terhadap penurunan kualitas air hanya pada saat pembangunan pondasi dan pemasangan batu. 7. Erosi Tebing Sungai Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena areal yang akan dibersihkan relatif sempit di kedua lokasi jembatan (Soka dan Nambangan). 8. Kerusakan Sempadan Sungai Besaran dampak kerusakan sempadan sungai oleh kegiatan ini adalah kecil, karena sedikitnya lahan atau sempadan sungai yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan jembatan, baik di Soka maupun Nambangan. 9. Kesempatan Kerja Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan relatif sedikit di kedua lokasi.
LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐7
10. Peluang Usaha Besaran dampak yang ditimbulkan kecil dan bersifat positif bagi masyarakat sekitar baik di rencana lokasi pembangunan jembatan Soka maupun jembatan Nambangan. 11. Kecemburuan Sosial Besaran dampak yang ditimbulkan di kedua lokasi rencana jembatan relatif kecil, karena jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan relatif sedikit dan membutuhkan keahlian tersendiri. 12. Kesehatan Masyarakat Besaran dampak yang ditimbulkan kecil, karena velume pekerjaan tidak terlalu besar dan dampak ini merupakan dampak turunan. 13. Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja Besaran dampak terhadap kecelakaan kerja di kedua lokasi rencana jembatan adalah tergolong sedang, karena menggunakan peralatan besi. 14. Gangguan Lalu Lintas Besaran dampak terhadap gangguan lalu lintas di Dusun Soka termasuk kecil karena kegiatan tersebut tidak menghalangi kelancaran lalu lintas. Sedangkan dampak gangguan lalu lintas di lokasi rencana jembatan Nambangan termasuk besar karena akan menutup jembatan non permanen yang saat ini digunakan masyarakat, sehingga arus lalu lintas harus dialihkan. 5.4.3. Tahap Paska Konstruksi Pada tahap operasi kegiatan/paska konstruksi yang akan dilakukan adalah demobilisasi alat berat, pemutusan hubungan kerja dan operasional jembatan. 1. Kesempatan Kerja Besaran dampak di kedua lokasi rencana pembangunan jembatan (Soka dan Nambangan) adalah kecil, karena sebelumnya telah dilakukan penjelasan tentang bentuk/ikatan kerja selama konstruksi. 2. Persepsi Masyarakat Besaran dampak terhadap persepsi masyarakat adalah kecil di kedua lokasi rencana jembatan, karena sedikitnya masyarakat yang bekerja pada kegiatan peningkatan pembangunan jembatan. 3. Kelancaran Lalu Lintas Dampak aksesibilitas di kedua lokasi (Soka dan Nambangan) digolongkan besar, karena akses masyarakat semakin lancar dan dapat meningkatkan perekonomian wilayah,
LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐8
serta membuka desa tertinggal yang ada di bagian selatan‐tenggara Kabupaten Bantul. Tabel 5.2. Matrik Perkiraan Dampak Lingkungan Komponen Kegiatan A. Pra Kontruksi 1. Persepsi Masyarakat 2. Dampak Pembebasan Lahan 4. Gangguan Lalu Lintas 3. Dampak Pembangunan base camp dan pemagaran B. Kotruksi 1. Kandungan Debu 2. Kandungan Gas 3. Penigkatan Tingkat Kebisingan 4. Kerusakan Jalan 5. Peningkatan Tingkat Getaran 6. Penurunan Kualitas Air Sungai 7. Erosi Tebing Sungai 8. Kerusakan Sempadan Sungai 9. Kesempatan Kerja 10. Peluang Usaha 11. Kecemburuan Sosial 12. Kesehatan Masyarakat 13. Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja 14. Gangguan Lalu Lintas C. Pasca Kontruksi/Operasional 1. Kesempatan Kerja 2. Persepsi Masyarakat 3. Kelancaran Lalu Lintas
Jembatan Soka Kecil Sedang Besar √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jembatan Nambangan Kecil Sedang Besar √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √
√
√
Sumber: Analisis, 2012
5.5. PRIORITAS LOKASI PEMBANGUNAN JEMBATAN Sesuai hasil analisa di atas dapat ditentukan prioritas lokasi pembangunan jembatan berdasarkan jumlah skor dari berbagai komponen seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 5.3. Penentuan Prioritas Pembangunan Jembatan SKOR Namba‐ Soka ngan A. KESESUAIAN terhadap RDTR KECAMATAN (bobot 25%) 1. Rencana Pembangunan Jembatan 5 3 2. Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi 5 3 Umum Sub total A 10 6 B. ANALISIS KONDISI SOSIAL (bobot 25%) 1. Informasi Rencana Pembangunan Jembatan 5 5 2. Kendala Pemanfaatan Jembatan Eksisting ‐3 ‐5 3. Persepsi terhadap Rencana Pembangunan Jembatan 5 5 4. Ganti Rugi Aset ‐1 ‐5 KOMPONEN ANALISIS
BOBOT
NILAI (Skor x Bobot) Namba‐ Soka ngan
0,125
0,625
0,375
0,125 0,25
0,625 1,25
0,375 0,75
0,050 0,050 0,050 0,050
0,250 ‐0,150 0,250 ‐0,050
0,250 ‐0,250 0,250 ‐0,250
LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐9
KOMPONEN ANALISIS 5. Kekhawatiran Masyarakat terhadap Dampak Lingkungan Sub total B C. ANALISIS EKONOMI (bobot 30%) 1. Peningkatan Kegiatan Ekonomi Penduduk 2. Peningkatan Aksesibilitas Lintas Daerah 3. Efisiensi Pembiayaan Pembebasan Lahan 4. Efisiensi Pembiayaan Kontruksi 5. Aspek Kemanfaatan Jembatan Sub total C D. ANALISIS LINGKUNGAN (bobot 20%) 1. Pra Kontruksi a. Persepsi Masyarakat terhadap Dampak Lingk. b. Dampak Pembebasan lahan c. Gangguan Lalu Lintas d. Pembangunan Base camp dan Pemagaran 2. Konstruksi a. Kandungan Debu b. Kandungan Gas c. Penigkatan Tingkat Kebisingan d. Kerusakan Jalan e. Peningkatan Tingkat Getaran f. Penurunan Kualtas Air Sungai g. Erosi Tebing Sungai h. Kerusakan Sempadan Sungai i. Kesempatan Kerja j. Peluang Usaha k. Kecemburuan Sosial l. Kesehatan Masyarakat m. Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja n. Gangguan Lalu Lintas 3. Paska Kontruksi/Operasional a. Kesempatan Kerja b. Persepsi Masyarakat c. Kelancaran Lalu Lintas Sub total D TOTAL
SKOR Namba‐ Soka ngan ‐3 ‐3
BOBOT
NILAI (Skor x Bobot) Namba‐ Soka ngan
3
‐3
0,050 0,250
‐0,150 0,150
‐0,150 ‐0,150
3 3 5 5 3 19
5 5 1 3 5 19
0,060 0,060 0,060 0,060 0,060 0,030
0,180 0,180 0,300 0,300 0,180 1,140
0,300 0,300 0,060 0,180 0,300 1,140
‐3 ‐1 ‐1 ‐1
‐3 ‐5 ‐3 ‐1
‐1 ‐1 ‐1 ‐1 ‐1 ‐1 ‐1 ‐1 1 1 ‐1 ‐1 ‐3 ‐3
‐1 ‐1 ‐1 ‐3 ‐1 ‐1 ‐1 ‐1 1 1 ‐1 ‐1 ‐3 ‐5
‐1 ‐1 5 ‐17 15
‐1 ‐1 5 ‐27 ‐5
0,010 0,010 0,010 0,010
‐0,029 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010
0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010
‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 0,010 0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,029 ‐0,029
0,010 0,010 0,010 0,200 0,940
‐0,029 ‐0,048 ‐0,029 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,029 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,010 0,010 0,010 ‐0,010 ‐0,010 ‐0,029 ‐0,048
‐0,010 ‐0,010 0,048 ‐0,162 2,378
‐0,010 ‐0,010 0,048 ‐0,257 1,483
Sumber: Analisis, 2012
Dari tabel tersebut terlihat bahwa prioritas lokasi pembangunan jembatan berada di Dusun Soka – Gunung Puyuh yang menghubungkan Desa Seloharjo dengan Desa Panjangrejo. Hal ini terlihat dari hasil beberapa analisis yang dilakukan meliputi: analisis kesesuaian terhadap RDTR Kecamatan Pundong; analisis kondisi sosial; analisis ekonomi; dan analisis lingkungan, dimana lokasi jembatan Soka memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan jembatan Nambangan. LAPORAN AKHIR: Studi Sosial Ekonomi Pembangunan Jembatan Soka dan Nambangan 5‐10