FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU MEROKOK SISWA/SISWI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YAYASAN PENDIDIKAN INDONESIA MEMBANGUN NAMORAMBE TAHUN 2014 Anovy Yuwinda Harahap1, Yusniwarti Yusad2, Maya Fitria2 1
2
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSRACT
Based on data the World Health Organization (WHO) explain that one of the 10 deaths in adults are caused by smoking. Indonesia is the 3rd highest number of smoker in the world. Adolescent victims of explotation largest cigarette industry. Adolescence identical as a free human. Therefore teenagers always do all the desired activitiees. Many teenagers who like to do things like smoking prohibited. The research aims to determine the factors that influence smoking behavior of students. Type of research is descriftive analytic survey design Cross Sectional Study. Population in the research were 63 students and all of sample. Result of data analysis using chi-square and of the 8 existing variables obtained 6 related variables is sex ρ=0,0001, knoeledge ρ=0,009, age ρ=0,099, attitude ρ=0,008, advertising ρ=0,009, and peer group ρ=0,0001. Based on multivariate analysis of the variables that most influence is variable peer group on smoking behavior with logistic regression test value of Ex (B) = 41,600, and of 63 students there are 25 who smoke, 21 sex male and 4 female. Expected to cooperate with the school to parent to provide information about the factors that influence smoking behavior, especially peer group factors (enviroment) that play a role in influencing student behavior and for adolescents should be more carefull in getting along in daily life so as not to be affected by adverse behavior.
Key word : Smoking Behavior, Peer Group, Sex
PENDAHULUAN Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization), menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa disebabkan karena merokok dimana rokok ini membunuh hampir lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut, maka bisa dipastikan bahwa 10 juta orang akan meninggal karena rokok pertahunnya pada tahun 2020, dengan 70% kasus
terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Pada tahun 2005 terdapat 5,4 juta kematian akibat merokok atau rata-rata satu kematian setiap 6 detik. Bahkan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah kematian mencapai angka 8 juta (Syair, 2009). Jumlah perokok tertinggi ke 3 di dunia adalah Indonesia sesudah Cina dan India. Kebiasaan merokok ini muncul sejak remaja dan dipengaruhi oleh beberapa sebab.
Alasan pertama kali merokok yang paling dominan adalah karena cobacoba, diikuti oleh pengaruh iklan TV, ingin kelihatan gagah, dan dipaksa teman. Remaja harus diberi pemahaman bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan. Remaja harus diberi pemahaman yang benar termasuk dampak negatif merokok. Remaja harus ditanamkan nilai agar jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok, perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok, hindari sesuatu yang terkait tentang rokok (sponsor, iklan, poster, rokok gratis), dan lakukan hal-hal positif seperti olahraga, membaca atau hobi lain yang menyehatkan (Tribun, 2013). Hasil Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi penduduk umur > 15 yang merokok 36,3%. Dibandingkan dengan penelitian Global Adults Tobacco Survey(GATS) pada penduduk kelompok umur > 15 tahun proporsi perokok laki-laki 67% dan pada Riskesdas 2013 sebesar 64,9% sedangkan pada perempuan menurut GATS adalah 2,7% dan 2,1% menurut Riskesdas. Remaja merupakan korban terbesar eksploitasi industri rokok. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Forum Selamatkan Anak dari Bahaya Rokok (SADAR) menyebutkan besarnya persentase anak remaja yang merokok karena gencarnya industri rokok melakukan iklan, promosi dan mensponsori aktivitas di sekolah atau kampus. Kondisi ini menimbulkan keinginan remaja untuk mulai merokok, mendorong perokok remaja untuk terus merokok dan mendorong remaja yang telah merokok kembali merokok. Menghilangkan stress, pengaruh teman/keluarga merupakan
penyebab remaja merokok (Pemkomedan, 2009) Penyebab semakin meningkatnya jumlah perokok adalah salah satunya akibat gencarnya iklan rokok yang menggambarkan perokok seseorang yang tangguh, yang mampu menghadapi tantangan, iklan rokok juga membangun image bahwa perokok lebih kelihatan jantan dan lebih disukai oleh wanita. Iklan rokok bukan hanya bertebaran disudut-sudut jalan, bahkan iklan rokok langsung masuk menuju kampus dan sekolah untuk promosi. Sasarannya jelas adalah para mahasisiwa dan siswa-siswi yang notabennya adalah generasi penerus. Remaja juga seringkali terpengaruh teman sebaya untuk memulai menghisap rokok, desakan dari teman-teman sebaya agar lebih bisa diterima dalam pergaulan dan kelompok mereka sangat mempengaruhi remaja (Mukri, 2011) Remaja merupakan masa-masa yang penuh adaptasi. Masa remaja yang penuh perubahan baik secara fisik maupun psikologis seringkali membuat individu bingung menghadapinya. Era globalisasi telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang signifikan, bahkan terjadi degradasi moral dan sosial budaya yang cenderung kepada pola perilaku menyimpang seperti merokok, menggunakan NAPZA, dan dapat berdampak pada penularan HIV/AIDS. Hal yang dapat dilakukan untuk mengontrol perilaku remaja yaitu dengan meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan pada remaja. Remaja merupakan masa mencari jati diri yang membutuhkan pengarahan berupa penyuluhan kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan kesehatan remaja (Peguyangan, 2014) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Kantor Berita Pena Indonesia, dan Compaign for Tobacco Free Kids, dalam program beasiswa peliputan pengendalian rokok menyelenggarakan survei perilaku merokok remaja di kota Medan terhadap 100 pelajar laki-laki dan perempuan di SMP dan SMA di Kota Medan yang dilakukan pada 8 dari 21 kecamatan yang dianggap cukup mewakili. Hasil survei tercatat ada 48 responden yang usia pertama kali merokok adalah sejak SMP (1315 tahun).( Trulyoktapurba, 2012) TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku merokokpada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pendidikanm Indonesia membangun Namorambe. MANFAAT PENELITIAN
Untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang paling mempengaruhi perilaku merokok siswa/siswi di Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pendidikan Indonesia Membangun Namorambe sehingga dapat dilakukan pencegahan dan upaya penanggulangan perilaku merokok pada remaja. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional study dimana pengambilan data dilakukan hanya satu kali saja pada krun waktu tertentu (Hidayat, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok siswa/siswi de SMK YAPIM Namorambe terdiri dari variabel umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, iklan rokok, peran keluarga, peran guru, dan pengaruh teman.
Tabel 1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Merokok Tidak Merokok Merokok Jumlah Jenis Kelamin f % f % f % Laki-laki 15 41,7 21 58,3 36 100,0 Perempuan 23 85,2 4 14,8 27 100,0 Tabel 1 terlihat bahwa dari 36 responden laki-laki sebanyak 15 (41,7%) tidak merokok dan sebanyak 21 (58,3%) responden yang merokok, dan dari 27 responden perempuan, sebanyak 23 (85,2%) yang tidak merokok dan sebanyak 4 .
p 0,0001
(14,8%) yang merokok. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan nilai ρ=0,0001, artinya nilai ρ=0,0001< 0,05 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku seseorang
Tabel 2. Hubungan Umur dengan Perilaku Merokok Tidak Merokok Merokok Jumlah Umur f % f % f %
P
15-16 17-18
20 18
64,5 56,25
11 14
35,5 43,75
31 32
100,0 100,0
artinya nilai ρ=0,099 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan perilaku seseorang.
Tabel 2 terlihat bahwa dari dari 32 responden yang berumur 17-18 tahun , sebanyak 18 (56,25%) yang tidak merokok dan 14 (4,75%) yang merokok.. Berdasarkan uji chisquare, didapatkan nilai ρ=0,099,
Tabel 3.Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Merokok Pengetahuan Tidak Merokok Jumlah tentang Merokok Merokok f % f % f % Baik Cukup Kurang
11 6 21
73,3 100,0 50,0
0,099
4 0 21
26,7 0,0 50,0
15 6 42
100,0 100,0 100,0
P
0,009
Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 15 siswa/siswi yang berpengetahuan baik, 11 (73,3%) yang tidak merokok dan 4 (26,7%) yang merokok. Dari 42 siswa/siswi yang berpengetahuan kurang, 21 (50,0%) yang tidak merokok dan 21 (50,0) yang merokok. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan nilai ρ=0,009, artinya nilai ρ=0,009< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku seseorang. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang rokok, maka semakin sedikit orang akan merokok. Tabel 4.Hubungan Sikap dengan Perilaku Merokok Perilaku Merokok Sikap Tidak Mrokok Melakukan
Baik Cukup Kurang
f 29 7 2
% 87,9 36,8 18,2
f 4 12 9
% 12,1 63,2 81,8
Jumlah f 33 19 11
% 100,0 100,0 100,0
p
0,008
Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 33 siswa/siswi yang bersikap baik 29 (87,9%) yang tidak merokok dan 4 (12,1%) yang merokok. Dari 11 siswa/siswi yang bersikap kurang, 2 (18,2%) yang tidak merokok dan 9 (81,8%) yang merokok. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan nilai ρ=0,008, artinya nilai ρ=0,008< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku seseorang.
Tabel 5. Hubungan Iklan dengan Perilaku Merokok Iklan Perilaku Merokok Tidak Merokok Merokok Jumlah
p
Tidak Ya
f 35 3
% 85,4 13,6
f 6 19
Tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 41 siswa/siswi yang tidak terpengaruh iklan rokok, 35 (85,4%) tidak merokok dan 6 (14,6%) yang merokok. Berdasarkan uji chi-square,
% 14,6 86,4
f 41 22
% 100,0 100,0
didapatkan nilai ρ=0,009, artinya nilai ρ=0,009 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara iklan dengan perilaku seseorang.
Tabel 6. Hubungan Peran Keluarga dengan Perilaku Merokok Perilaku Merokok Peran Tidak Merokok Jumlah Keluarga Merokok f % f % f % Tidak 6 85,7 1 14,3 7 100,0 Ya 32 57,1 24 42,9 56 100,0 Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 56 siswa/siswi yang adanya peran keluarga, 32 (57,1%) tidak merokok dan 24 ( 42,9% ) merokok. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan nilai ρ=0,145 artinya nilai
p 0,145
ρ=0,145 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peran keluarga dengan perilaku seseorang.
Tabel 7. Hubungan Pengaruh Teman dengan Perilaku Merokok Perilaku Merokok Peran Teman Tidak Merokok Merokok Jumlah f % f % f % Tidak 36 85,7 6 14,3 42 100,0 Ya 2 9,5 19 90,5 21 100,0 Tabel 7 dapat terlihat bahwa dari 42 siswa/siswi yang tidak ada peran teman, 36 (85,7%) tidak merokok dan 6 (14,3%) merokok. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan nilai ρ=0,0001, artinya
0,009
p 0,0001
nilai ρ=0,001 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran teman dengan perilaku seseorang.
Tabel 8.Hubungan Peran Guru dengan Perilaku Merokok Perilaku Merokok Peran Guru Tidak Merokok Merokok Jumlah
p
Tidak Ya
f 4 34
% 57,1 60,7
f 3 22
% 42,9 39,3
f 7 56
% 100,0 100,0
0,856
Tabel 8 dapat dilihat bahwa dari 56 siswa/siswi yang adanya peran guru, 34 (60,7%) responden yang tidak merokok dan 22 (39,3%) yang merokok. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan nilai ρ=0,856, artinya nilai ρ=0,856 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peran keluarga dengan perilaku seseorang. Tabel 9. Hasil Uji Analisis Multivariat Dengan Regresi Logistik Berganda Variabel B Sig Exp(B) (OR) 95% CI for Exp (B) 3,728 0,0001 41,600 7,356 – 235,242 Pengaruh Teman Berdasarkan tabel 9 dapat dihitung nilai probabilitas siswa/siswi yang melakukan perilaku merokok. sebagai berikut :
Ada hubungan yang bermakna antara umur dan perilaku merokok. Remaja yang dengan umur berkisar 10-18 tahun merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak menuju ke masa dewasa. Pada tahap perkembangan remaja ini kondisi kejiwaan remaja masih rentan terhadap pengaruh dari luar individu (Karam, 2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2008) tentang Perilaku merokok remaja, Hal tersebut terjadi karena umur bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku merokok responden. Perilaku merupakan hasil bersama antara berbagai faktor internal (jenis kelamin, tingkat kecerdasan) dan eksternal (lingkungan) Ada hubungan jenis kelamin dengan perilaku merokok.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2008)
yang berjudul perilaku merokok pada remaja. jenis kelamin merupakan faktor sosial dalam mempengaruhi perilaku merokok. Perilaku merokok lebih dominan pada laki-laki dan sedikitnya perempuan yang merokok terkait dengan kultur yang kurang menerima perempuan berperilaku merokok. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, dimana bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2008), bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang. Ada hubungan anatara sikap dan perilaku merokok.Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maya Aryani (2012) bahwa tidak ada hubungan sikap dengan perilaku merokok pada remaja yang menyatakan perilaku merokok mungkin disebabkan karena keinginan seseorang untuk merokok tidak hanyak dipengaruhi oleh sikap,
akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku merokok seperti keyakinan akan akibat yang dapat ditimbulkan dari perilaku merokok Tidak ada hubungan iklan dengan perilaku merokokPenelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan oleh Risky Diah Ariani (2011) memperoleh hasil bahwa perilaku perokok berat yang tidak tertarik terhadap iklan rokok lebih banyak dibandingkan dengan yang tertarik terhadap iklan. Perilaku seseorang yang merokok dipengaruhi jenis kelamin, pengeluaran uang untuk mengkonsumsi rokok, perilaku orang tua,teman dan lingkungan. Tidak terdapat hubungan antara peran keluarga dengan perilaku merokok.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni (2011) dalam faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap merokok pada remaja di desa Karang Tengah Kecamatan Seragen menunjukkan responden yang mendapatkan pengaruh orang tua (keluarga) yang kuat akan menjadikan sikap yang kuat dalam merokok, karena memang tidak ada teguran orang tua (keluarga). Oleh karena itu pengaruh kuat akan mengakibatkan perilaku yang lemah dalam merokok. Ada hubungan pengaruh teman dengan perilaku merokok. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nurul Azizah (2013) menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengaruh teman dengan perilaku merokok anak jalanan di kota Makassar tahun 2013. Hal ini mungkin terjadi karena walaupun responden memiliki teman yang merokok dan dari responden pernah diajak oleh teman mereka untuk merokok, namun kebanyakan
diantaranya tidak terpengaruh dengan ajakan tersebut. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peran keluarga dengan perilaku seseorang. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniar Lestari (2013) bahwa siswa mengiginkan guru memberikan mereka kebebasan untuk merokok di lingkungan sekolah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 63 responden diperoleh bahwa 25 siswa/siswi yang merokok, 21 diantara nya berjenis kelamin laki-laki dan 4 lainnya berjenis kelamin perempuan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok siswa/siswa di sekolah tersebut adalah pengaruh teman. 2. Berdasarkan analisa bivariat diketahui dari 8 variabel sebanyak 6 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna yaitu jenis kelamin, pengetahuan, sikap, iklan, pengaruh teman, dan umur terhadap perilaku merokok. 3. Berdasarkan analisa multivariat variabel yang paling berpengaruh yang signifikan adalah variabel pengaruh teman terhadap perilaku merokok. 4. Dari 63 siswa/siswi yang ada terdapat 25 orang yang merokok. 24 diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 4 lagi berjenis kelamin perempuan. Dari beberapa variable yang ada yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok siswa/siswi adalah variable pengaruh teman. Saran
1.
2.
3.
4.
Diharapkan kepada pihak sekolah agar bekerjasama dengan orangtua untuk memberikan pengetahuan (informasi) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa/siswi sekolah SMK YAPIM Namorambe terutama pada faktor pengaruh teman (lingkungan) yang sangat lebih berperan dalam mempengaruhi siswa/i dalam berperilaku. Disarankan kepada pihak sekolah (guru,staf, pegawai) agar memberikan contoh perilaku yang baik kepada siswa/siswi dengan tidak merokok di lingkungan dan di depan siswa/siswi SMK YAPIM Namorambe. Bagi remaja hendaknya lebih teliti dalam bergaul di dalam pergaulan sehari-hari agar tidak terpengaruh dengan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri yaitu merokok. Diharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat untuk peneliti lainnya, agar penelitian lebih lanjut dapat menggali faktorfaktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A.Aziz Akimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta. Mukri.2011. Rokok dan Remaja. http://asysyfa.blogspot.com/2 011/11/rokok-danremaja.html?m-1.Diakses pada tanggal 20 Maret 2014.
Peguyangan. 2014. Penyuluhan Bahaya Rokok, NAPZA, dan HIV/AIDS Pada Remaja. 2014. http :/Peguyangan. Denpasar Kota.go.id/index.php/LihatSarana/14010.Diakses pada tanggal 17 Maret 2014. Pemkomedan.2009.http://www.pemk omedan.go.id/news_detail.ph p?id=2892. Diakses pada tanggal 10 Maret 2014. Riskesdas. 2013. Orang Indonesia Perokok Tertinggi Ke-3 di Dunia. www.klilsehat.co /berita/10-gaya-hidup/804orang-Indonesia-perokoktertinggi-ketiga-didunia.html.Diakses pada tanggal 12 Februari 2014 Syair,Andul. 2009. Survei Kebiasaan Merokok Pada Siswa SMA di KotaKendari.Syair79.wordp ress.com/2009/09/01.SurveiKebiasaan-Merokok-PadaSiswa-SMA-di-KotaKendari.Diakses pada tanggal 12 Februari 2014. Tribunnews. 2013. Perokok di Indonesia Terbanyak ke 3 di Dunia. www.tribunnews. com/kesehatan/2013/11/11/pe rokok-di-Indonesiaterbanyak-ke-3-didunia.Diakses pada tanggal 12 Februari 2014. Trulyoktapurba. 2012. Lebih Dekat dengan Perokok Pelajar di Kota Medan. http:// trulyoktopurba.wordpress.co m/2012/09/20/lebih-dekatdengan-perokok-pelajar-dikota-medan-bagian-1-telah-
merokok-sejak-duduk-dibangku-sd/Diakses pada tanggal 3 Februari 2014.