DIKTAT SISTEM TERDISTRIBUSI
DI SUSUN UNTUK MENUNJANG PERKULIAHAN SISTEM TERDISTRIBUSI
STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA 2006
1
BAB I EVOLUSI SISTEM TERDISTRIBUSI
Cikal bakal sistem terdistribusi Tantangan perusahaan digital Pengembangan sistem terdistribusi Arsitektur dan pemetaan pola jaringan terdistribusi Skalabilitas Topologi jaringan
dalam
sistem
2
BAB I EVOLUSI SISTEM TERDISTRIBUSI
Dewasa ini makin banyak perusahaan menyerap teknologi informasi, khususnya teknologi komputer dan jaringan, sejumlah perusahaan memulainya dengan memberikan fasilitas komputer di setiap meja kerja pegawai administrasinya, agar proses pembuatan surat dan laporan menjadi lebih cepat dan kapabilitas serta citra perusahaan di mata pelanggan menjadi makin meningkat. CIKAL BAKAL SISTEM TERDISTRIBUSI Jaringan komputer sering dipahami sebagai sesuatu yang rumit dan sulit, namun teknologi jaringan sudah menjadi kebutuhan yang mendesak bagi perusahaan yang ingin mewujudkan proses digitalisasi dan komputerisasi secara terdistribusi menuju perusahaan digital. Yang dimaksud dengan jaringan komputer disini adalah : sekelompok komputer otonom yang saling dihubungkan satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi data dan informasi, aplikasi – aplikasi dan program – program lainnya, berbagi pakai perangkat keras seperti printer, hardisk dan sebagainya. Proses dasar sistem jaringan sangat sederhana, yaitu proses pengiriman data atau informasi dari pengirim ke penerima dengan prosedur tertentu, melalui suatu media komunikasi tertentu secara cepat dan tepat tanpa ada kesalahan
Media komunikasi
Pengirim
Penerima
Gambar 1. Prinsip dasar jaringan komputer Namun prinsip dasar jaringan komputer yang sederhana tersebut menjadi sangat kompleks ketika jumlah terminal yang saling terhubung semakin banyak, oleh karena itu pembangunan sistem jaringan komputer dalam suatu perusahaan memang tidak mudah karena : 1. Kompleksitas membutuhkan sistem manajemen administrasi jaringan yang baik, teratur dan sesuai dengan prosedur standar sehingga penggunaan fasilitas dan lalu lintas data dan informasi dapat terkendali dengan baik 2. Jalur transmisi yang digunakan tidak benar – benar bebas dari masalah gangguan transmisi / noise, kemudian masalah kejahatan dan pelanggaran etika. 3. Jumlah maupun kualitas SDM yang menguasai teknologi dan manajemen administrasi jaringan masih terbatas 4. Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk berinvestasi dalam teknologi jaringan masih terbatas karena perusahaan masih mengedepankan bidang pemasaran. Pemanfaatan teknologi jaringan ini tentu saja bukan tanpa alasan, yang pertama karena para ahli komputer telah berhasil meyakinkan para pimpinan perusahaan bahwa sistem ini memiliki sejumlah potensi yang dapat mendorong perusahaan untuk lebih kompetitif dalam menghadapi para pesaing. Apalagi dengan dikembangkannya sistem terdistribusi maka potensi jaringan bisa diakomodasikan bahwa kelak dieksplorasi lebih optimal, adapun sejumlah potensi jaringan antara lain: 1. Mengintegrasikan dan berbagi pakai peralatan Jaringan komputer memungkinkan dilakukannya penggunaan bersama peralatan komputer seperti printer, harddisk, serta perangkat lunak dari berbagai jenis, sehingga dapat menekan biaya investasi serta meningkatkan efektivitas dan optimalisasi dari penggunaan sumber daya tersebut. 2. Komunikasi Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pemakai komputer, apalagi tersedia aplikasi – aplikasi seperti e-mail dan e-massage untuk mengirimkan pesan – pesan dan informasi penting lainnya, baik secara teks maupun grafis. Disamping itu juga tersedia aplikasi teleconference yang memungkinkan dilakukannya rapat antar departemen maupun pihak – pihak yang terkait tanpa harus meninggalkan meja kerja sehingga proses koordinasi dan komunikasi dapat dilakukan secara efektif dan optimal. 3. Mengintegrasi data. Jaringan komputer diperlukan untuk mengintegrasikan data dari terminal – terminal transaksi tersebut sehingga dapat dibuat laporan – laporan manajerial yang objektif setiap saat yang akan menjadi dasar dalam perencanaan, koordinasi, pembuatan keputusan maupun pengendalian. 4. Perlindungan data dan informasi Sistem jaringan komputer memudahkan upaya perlindungan terhadap data yang terpusat pada server, melalui pengaturan hak akses dari pemakai, penerapan sistem password, serta teknik perlindungan terhadap harddisk. Dengan cara demikian data dan informasi relative lebih terlindungi dari pihak – pihak yang tidak berwenang.
3
5. Sistem terdistribusi Ketersediaan jaringan komputer juga dimanfaatkan untuk mendistribusikan proses dan aplikasi sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya bottleneck yang dapat menunda perolehan informasi atau pembuatan laporan – laporan. Pemrosesan data dapat didistribusikan ke beberapa server atau terminal tertentu yang hasilnya akan digabungkan kembali, sehingga pembuatan laporan dapat dilakukan oleh suatu tim kerja. 6. Keteraturan aliran informasi Jaringan komputer dapat menjamin bahwa data akan mengalir dengan cepat dari terminal – terminal masukan untuk diintegrasikan dalam server. Disamping itu jaringan juga menjamin distribusi informasi secara kontinyu kepada orang – orang, departemen, rekan kerja, serta pihak – pihak terkait yang membutuhkannya. TANTANGAN PERUSAHAAN DIGITAL Bertransformasi menjadi perusahaan digital bukan berarti seperti jalan mulus, malah sebaliknya justru melahirkan tantangan – tantangan baru yang harus dicermati. Adapun tantangan – tantangan tersebut antara lain penciptaan strategi bisnis, globalisasi, perencanaan, penyediaan infrastruktur dan arsitektur informasi client server yang menjadi basis pengembangan sistem terdistribusi, serta melakukan kontrol dan respon yang memadai, serta persiapan sumber daya manusia yang akan bersentuhan dengan teknologi yang ada. Khusus tantangan berupa perencanaan serta penyediaan infrastruktur dan penciptaan arsitektur informasi, perusahaan harus mulai belajar untuk membuat perencanaan investasi teknologi yang memiliki karakteristik cepat usang. Namun tanpa berinvestasi teknologi ini, maka perusahaan akan tertinggal oleh para pesaing atau mengalami keterasingan, karena berbagai pihak terkait dan para pelanggan juga mulai menyukai akses secara digital. Variasi produk dan fungsi perangkat TI menuntut perusahaan untuk membuat perencanaan dengan sangat hati – hati sehingga tidak melakukan investasi peralatan secara berlebihan akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang akan berpengaruh pada penetrasi harga produk. Disamping itu, perusahaaan juga dihadapkan pada pemilihan arsitektur dan topologi jaringan komputer serta platform sistem operasi yang akan diterapkannya. Kesalahan dalam membangun arsitektur jaringan komputer akan mempengaruhi kinerja sistem informasi perusahaan secara keseluruhan. Pada perusahaan yang umumnya belum menyerap teknologi informasi, proses adaptasi dalam lingkungan teknologi ini terasa sangat berat dan mereka tidak memiliki pengalaman sama sekali. Namun, perusahaan tidak dapat menunda lagi proses adaptasi ini. Perusahaan yang masih buta sama sekali tentang teknologi dapat segera menghubungi konsultan teknologi informasi untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara dan teknik dalam membuat rencana investasi teknologi informasi yang efektif. PENGEMBANGAN SISTEM TERDISTRIBUSI Teknologi Informasi telah mengalami perpadauan antara tiga komponen utama yaitu : tekknologi komputer, telekomunikasi dan multimedia. Perpaduan dari ketiganya telah melahirkan inovasi – inovasi teknologi, produk dan layanan yang baru seperti internet, telepon seluler dan Personal Digital Assistant dengan aplikasi – aplikasinya Telekomunikasi
Perpaduan TI
Komputer
Multimedia
Gambar 2. Perpaduan TI
Bergabungnya tiga komponen tersebut telah mendukung penciptaan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna teknologi. Perpaduan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi juga telah melahirkan teknologi jaringan komputer yang memungkinkan diintegrasikannya data transaksi dari berbagai terminal dalam suatu komputer server, serta berbagai peralatan yang ada sehingga dapat menekan biaya investasi, meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya tersebut dan menciptakan beragam layanan terdistribusi. Beberapa tahun terakhir, jaringan tanpa kabel ini terus berkembang menyusul perkembangan teknologi ponsel dan PDA, dimana para ahli dibidang telekomunikasi semakin intens dalam mengembangkan teknologi ponsel, dimulai dari Advance Mobile Phone Sistem ( AMPS ), Code Division Multiple Access ( CDMA ), Global Sistem for Mobile Communications ( GSM ) hingga Enhance Data Rate for GSM Evolution ( EDGE) dan Universal Mobile Telephone Standard ( UMTS ) yang memungkinkan dilakukannya distribusi informasi dengan mobilitas dan visualisasi grafis yang tinggi.
4
Dengan adanya perpaduan teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk membangun sistem terdistribusi yang akan mengalirkan data, informasi dan pengetahuan baik dalam bentuk teks, grafis, animasi, audio dan visual ke seluruh lini perusahaan, baik dikantor pusat maupun cabang dan kepada pihak – pihak eksternal yang terkait secara teratur dan kontinu. ARSITEKTUR DAN PEMETAAN POLA JARINGAN DALAM SISTEM TERDISTRIBUSI Sistem operasi jaringan sangat menentukan bentuk arsitektur jaringan yang dibangun. Ada dua macam kelompok arsitektur jaringan, yaitu peer to peer dan client server, masing arsitektur tersebut memiliki perbedaan dalam derajat koneksitasnya, maupun bentuk hubungan antara server dengan terminalnya. Namun semua arsitektur tersebut berfungsi menciptakan hubungan antar terminal yang ada dan menentukan fungsi serta peran masing – masing terminal yang terkoneksi satu sama lain. Penerapan arsitektur jaringan ini juga ditentukan oleh skalabilitas dan tingkat penggunaan jaringan. Untuk skala kecil dengan jumlah komputer yang terhubung hanya berkisar 3 – 5 unit, maka penerapan arsitektur peer to peer akan memberikan keuntungan tersendiri, dimana semua terminal dapat berfungsi sebagai client maupun server. Namun untuk sistem jaringan yang lebih besar, baik jumlah terminal yang terhubung maupun skala jangkauan yang lebih luas apalagi untuk penangan sistem terdistribusi, penerapan peer to peer tidak efektif lagi. Tentu saja dalam skala besar akan sulit sekali jika tidak diketahui dengan pasti layanan apa yang disediakan oleh komputer – komputer yang ada. Hal itu akan membuat client mengalami kesulitan untuk menemukan server yang menyediakan layanan yang diperlukan, oleh karena itu pada sistem jaringan dengan skala yang lebih besar akan lebih tepat jika diterapkan arsitektur client server, dimana ada satu komputer yang ditetapkan sebagai server dan semua layanan dipusatkan pada server tersebut. Model client server ini kelak menjadi model arsitektur yang banyak dikembangkan untuk penerapan sistem terdistribusi di berbagai perusahaan, khususnya untutk perusahaan dengan skala menengah keatas dan aplikasi berbasis web. Berbagai perusahaan yang telah menerapkan sistem jaringan komputer telah mulai menuai manfaat sehingga mulai diikuti oleh perusahaan lain yang sebelumnya bersikap wait and see. Bahkan kini cenderung terjadi kompetisi antar perusahaan dalam penerapan jaringan komputer. Perusahaan berlomba – lomba mendigitalkan diri, baik dalam departemen – departemen, perusahaan secara keseluruhan, cabang – cabang dalam satu kota maupun luar kota, maupun dengan pihak – pihak terkait khususnya dengan para pemasok untuk memelihara rantai pasokan, maupun dengan para pelanggan untuk memelihara relasi. Perlombaan tersebut telah melahirkan berbagai inovasi dalam penerapan sistem jaringan tersebut, yang dapat dipetakan dalam beberapa kategori seperti skalabilitas, media transmisi, kecepatan, topologi dan arsitektur jaringan. SKALABILITAS Jaringan komputer yang digunakan didalam perusahaan – perusahaan dewasa ini dapat dikelompokkan berdasarkan luas area yang dapat dijangkau atau dilayani. Luas area ini pada mulanya ditentukan berdasar jarak jangkau dalam satuan meter, namun dalam perkembangan selanjutnya pengelompokan jaringan dilakukan tidak saja berdasarkan jarak jangkauan, melainkan juga pertimbangan peralatan dan fasilitas baik internal maupun publik yang digunakan, serta penanggung jawab pengelolaan yang kini mulai diikutsertakan untuk menentukan penggolongan itu. Penggunaan peralatan yang dimaksud adalah : 1. Repeater Merupakan alat sederhana yang berfungsi memperbaiki dan memperkuat sinyal yang melewatinya sehingga sinyal data dapat mencapai jarak yang lebih jauh. 2. Bridge Merupakan jenis perangkat yang menghubungkan 2 segmen jaringan dimana protokol fisiknya berbeda. 3. Router Merupakan perangkat antara yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua jaringan lokal yang memiliki protokol lapisan fisik dan data yang berbeda. 4. Gateway Merupakan alat yang digunakan interkoneksi jaringan dimana masing – masing jaringan memiliki arsitektur yang berbeda. Berdasarkan kriteria – kriteria tersebut jaringan komputer dapat digolongkan dalam 5 kelompok yaitu : 1. Jaringan komputer lokal satu segmen Jaringan komputer local ini digunakan untuk membangun sistem terdistribusi dalam perkantoran skala kecil dengan menghubungkan terminal – terminal, peripheral pendukung dan pusat pengolahan dalam satu segmen yang berada dalam radius satu ruangan atau satu gedung dan dikelola oleh perusahaan yang bersangkutan. 2. Interkoneksi jaringan komputer lokal Jaringan komputer lokal ini merupakan penggabungan dua atau lebih segmen jaringan local dengan melibatkan peripheral interkoneksi, seperti repeater, bridge, router atau gateway. Interkoneksi jaringan komputer local dilakukan untuk membangun sistem terdistribusi dalam perusahaan berskala besar dengan menghubungkan jaringan komputer dari satu departemen
5
dengan departemen lainnya sehingga dapat memperlancar aliran informasi dan meningkatkan kinerja perusahaan. 3. Jaringan komputer metropolitan Jaringan komputer metropolitan ini memiliki radius 10 – 50 km, jaringan ini merupakan model jaringan yang memanfaatkan fasilitas dari perusahaan telekomunikasi umum atau terminal dikantor cabang dalam satu kota. Pengelolaan jaringan ini dilakukan oleh perusahaan pemilik jaringan yang bekerja sama dengan perusahaan penyelenggara layanan media komunikasi publik. 4. Jaringan komputer skala luas Merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan jaringan atau terminal dikantor pusat dengan jaringan atau terminal dikantor cabang hingga mencapai radius kerja antar benua dengan memanfaatkan fasilitas telekomunikasi umum. Jaringan ini menjadi infrastruktur utama dalam membangun sistem terdistribusi pada perusahaan yang memiliki kantor – kantor tersebar antar kota, propinsi bahkan antarnegara dan benua. 5. Internet Internet merupakan suatu jaringan komunikasi tanpa batas yang melibatkan jutaan komputer pribadi dan jaringan komputer yang berada di ratusan Negara dan jutaan departemen atau instansi baik swasta maupun pemerintah yang tersebar diseluruh dunia dengan menggunakan protokol TCP / IP dan didukung oleh media telekomunikasi seperti telephone, satelit dan paket radio. TOPOLOGI JARINGAN Jaringan komputer juga dikelompokkan berdasarkan topologinya, yaitu pola hubungan antar terminal dalam suatu sistem jaringan, adapun pola dasar adalah topologi bus, ring dan star, disamping itu juga terdapat pola – pola hubungan yang merupakan perpaduan dari topologi dasar tersebut yaitu topologi star wired ring. Topologi ini akan menentukan tingkat efektivitas kinerja jaringan client server yang akan dibangun. Dengan memahami karakteristik masing – masing topologi, diharapkan dapat dilakukan pemilihan topologi yang tepat untuk pembangunan infrastruktur sistem terdistribusi. 1. Topologi bus Pola topologi bus menggambarkan semua terminal terhubung ke jalur komunikasi. Paket data dan informasi akan mengalir melewati semua terminal pada jalur tersebut, jika alamat yang tercantum dalam paket sesuai dengan alamat terminal yang dilewati maka paket tersebut akan diterima dan diproses, jika alamat tersebut tidak sesuai maka paket tersebut akan diabaikan oleh terminal yang dilewati. Topologi ini tergolong paling sederhana, dimana setiap terminal yang dilengkapi dengan sebuah network interface card dihubungkan dengan sebuah kabel coaxial meskipun implementasinya sederhana dan mudah jangan lupakan konektor terminator yang digunakan untuk menutup ujung – ujung kabel agar sinyal data tidak hilang atau terganggu. 2. Topologi ring Pola topologi ini mirip dengan topologi bus, tetapi kedua terminal yang berada diujung saling dihubungkan, sehingga hubungan antar terminal berlangsung dalam suatu loop tertutup. Alamat setiap paket data dan informasi yang diperoleh akan diperiksa oleh terminal yang dilewatinya, jika bukan untuknya paket dilewatkan sampai menemukan alamat yang benar. Pada pola ini setiap terminal dalam jaringan saling tergantung sehingga jika terjadi kerusakan pada satu terminal maka akan mengganggu seluruh jaringan. Namun topologi ini sangat tepat untuk perusahaan, unit atau departemen yang sangat tinggi tingkat lalu lintas transmisi data dan informasinya karena pada pola ini diterapkan sistem token, yaitu pembagian kesempatan yang sama untuk melakukan transmisi paket bagi masing – masing terminal. 3. Topologi star Pada pola topologi star terdapat sebuah terminal pusat yang bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua kegiatan komunikasi data yang terjadi. Terminal – terminal lain terhubung padanya melalui sebuah hub dan pengiriman data dari satu terminal ke terminal lainnya melalui terminal pusat. Topologi ini mudah dikembangkan, baik untuk penambahan maupun pengurangan terminal. Banyak terminal yang dapat terhubung tergantung pada jumlah port yang tersedia pada hub yang digunakan. Pada topologi star ini, hub yang digunakan akan menjadi titik kritis sehingga hub tersebut harus diperhatikan dan dipelihara dengan baik. Saat akan membangun hubungan dengan topologi star ini, harus dihindari terjadinya percabangan pada suatu segmen atau terminal karena masing – masing segmen harus dihubungkan secara linier tanpa percabangan. 4. Topologi Star wired ring Topologi Star wired ring adalah pola hubungan di mana secara fisik jaringan berbentuk star, tetapi secara logika berbentuk ring. Komputer atau terminal dihubungkan ke sesuatu central hub atau multistation access unit, sehingga topologi jaringan menganut pola star, tetapi proses kerjanya secara ring. Keuntungan yang ditawarkan oleh topologi ini adalah jika ada kabel atau network interface card atau terminal yang rusak maka multistation access unit dapat mengisolasi peralatan sehingga jaringan tetap dapat berjalan dengan baik, namun jika multistation access unit yang rusak maka jaringan akan macet total.
6
BAB II PERUBAHAN PERAN PEMAKAI
Tipe interface Komputer yang reaktif Jenis pemakai
7
BAB II PERUBAHAN PERANAN PEMAKAI Peranan pemakai komputer berubah dengan adanya pengolahan terdistribusi dan mikroelektronika, mulanya programmer yang berperan aktif dalam menggunakan mesin, jumlah pemakai terminal bertambah kebanyakan mereka dilatih untuk menggunakan dialog yang berulang yang dirancang untuk satu aplikasi. Pemakai belajar mengambil informasi dari terminalnya dan kadang – kadang membuat program, jadi training mereka bukan mengenai komputernya melainkan penggunaan terminal yang secara tidak langsung melatarbelakangi pekerjaan mereka. Dengan berkembangnya pengajaran akan lebih banyak pemrograman yang dibuat oleh pemakai dari pada oleh programmer yang professional. Kebanyakan komputer digunakan oleh pemakai biasa yang tidak mempelajari pemrograman secara mendalam. Pengolahan data terdistribusi memang untuk memanfaatkan komputer yang melibatkan sebanyak mungkin pemakai. Karena banyak sekali karakter yang harus ditampilkan secara cepat, waktu respons juga harus cepat, dan mungkin juga perlunya pembuatan grafik. Hal – hal seperti ini sangatlah mahal jika setiap bit yang ditampilkan harus ditransmisikan lewat saluran komunikasi. Salah satu potensi pengolahan terdistribusi adalah bahwa pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem pengolahan datanya. TIPE INTERFACE Ada 3 jenis interface bagi pemakai 1. Dialog yang fixed dan sudah diprogram Pemakai berinteraksi dengan aplikasi yang dirancang dan diprogram oleh orang lain, contoh : bank teller yang menggunakan terminal untuk menangani kebutuhan pelanggan. 2. Bahasa Pemrograman Pemakai dapat membuat program dan mungkin juga file untuk keperluannya sendiri. Bahasa yang dirancang untuk pengoperasian terminal dapat mereka gunakan seperti BASIC atau bahasa pemrograman lainnya. 3. Dialog yang tidak diprogram terlebih dahulu Pemakai tidak menggunakan fasilitas yang sudah deprogram sebelumnya atau bahasa pemrograman tertentu. Mereka mengakses database dengan menggunakan bahasa informasi retrieval, membuat tipe laporan yang baru, atau membuat perhitungan dari data yang disimpan. KOMPUTER YANG REAKTIF Dengan adanya mikroelektronika, time sharing menjadi terbelakang. Komputer jauh yang dipakai bersama – sama tidak lagi diperlukan, setiap pemakai mempunyai fasilitas komputer sendiri. Turunnya harga fasilitas komputer membuat sistem dirancang untuk memanfaatkan waktu perorangan yang sebesar – besarnya pada komputer. Sistem yang reaktif adalah sistem yang pekerjaan prosessornya hanya melayani satu pemakai. Sistem ini dapat mengerjakan banyak pengolahan pada saat pemakainya mengerjakan tugas yang sangat sederhana. Data pada layer dapat diformat dan ditambahkan teks agar mudah dimengerti. JENIS PEMAKAI Pemakai komputer berbeda – beda minat dan kemampuannya, jadi harus ada berbagai cara untuk menggunakan fasilitas komputer yang dapat dikenal mereka. Struktur dialog tertentu yang baik untuk satu pemakai belum tentu baik untuk pemakai yang lainnya, beberapa pemakai akan belajar membuat program. Pengolahan data terdistribusi seharusnyalah menyediakan dialog terminal sangat sederhana untuk sekelompok pemakai, dan kemampuan menggunakan bahasa yang dapat memanipulasi file untuk yang lainnya
8
BAB III PENGARUH PENGOLAHAN TERDISTRIBUSI PADA ORGANISASI
Pendahuluan Fasilitas bagi pemakai Kesadaran pemakai
9
BAB III PENGARUH PENGOLAHAN TERDISTRIBUSI PADA ORGANISASI
PENDAHULUAN Mesin kecil merupakan pendorong berubahnya konsep pengolahan data yang terpusat, pengolahan data terdistribusi memberikan manajemen suatu organisasi yang lebih baik. Hal ini mulai terlihat ditahun 1980 an, namun pengolahan data terdistribusi harus dimengerti, dirancang, dan diatur dengan benar karena pengolahan data terdistribusi yang tidak terkontrol akan menimbulkan kekacauan dalam organisasi. FASILITAS BAGI PEMAKAI Tujuan utama pengolahan data terdistribusi adalah untuk meningkatkan dan memperluas penggunaan komputer bagi pemakai. Pemakai diartikan sebagai orang yang pekerjaannya dibantu dengan komputer, misalnya akuntan, kepala toko, bank teller, manajer, atau staff kantor pusat. Pengolahan data terdistribusi memberi fasilitas logika, penyimpanan data, ataupun komputasi yang dibawa langsung ke lokasi pemakainya. Perubahan – perubahan yang terjadi dapat dibagi menjadi tiga bagian : 1. Menurunkan jumlah staff Kerja lebih efisien Kuasa dan tanggung jawab pemakai lebih besar 2. Perubahan yang teknis Pemakai mempunyai terminal yang lebih baik Data yang tersedia untuk digunakan lebih baik Akses sumber daya komputer yang jauh lebih banyak. 3. Perubahan yang mendasar Pemakai berperan aktif dalam pengolahan data Dapat belajar membuat program Dapat membuat aplikasi tanpa harus menjadi pemrogram Dapat belajar menspesifikasikan dan membuat data yang mereka perlukan Bertanggung jawab atas data yang mereka pergunakan. KESADARAN PEMAKAI Pemakai lebih sadar akan apa yang dapat dilakukan komputer untuk mereka, yaitu dengan melihat bagaimana terminal memperoleh data yang berlainan tipe, hingga mereka mengerti informasi apa yang disimpan. Pada saat itu juga pendidikan komputer mulai berkembang, kemudian banyak departemen pemakai yang kecewa dengan pelayanan yang mereka peroleh dari pengolahan data pusat misalnya : Masalah penjadualan ( sering harus menunggu ) Komputer breakdown atau jalurnya terputus Waktu respons dalam dialog antar terminal lama Respons kadang – kadang tidak berguna ( kurang informasi ) Jarangnya pengoperasian on-line.
10
BAB IV KANTOR MASA DEPAN
Pendahuluan Perkembangan internet Tantangan pengembangan IT Perubahan manajemen kantor Komunikasi video Teleconferencing Papperless office Tujuan eksekutif papperless office Ruang informasi Ruang pengoperasian Struktur umum
11
BAB IV KANTOR MASA DEPAN PENDAHULUAN Afflin Toffler dalam bukunya yang berjudul the third wave menyebutkan bahwa ada tiga era di dalam dunia ini, pertama era pertanian, kedua era industri dan terakhir adalah era informasi. Era industri dimulai ketika james watt menemukan mesin uap yang pada akhirnya mampu menggerakan mesin-mesin berat yang kemudian merubah seluruh tatanan kapitalis yang ada pada saat itu. Seiring dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi, informasi semakin memegang peranan penting dalam perkembangan zaman sehingga dibutuhkan suatu sistem yang menangani perpindahan informasi bukan saja harus akurat tetapi juga harus cepat. Perpindahan informasi yang sangat cepat antar individu menjadi titik dimulainya zaman baru yang dinamakan era informasi, pada era informasi, mobilitas dan aksessibilitas informasi perlu dibarengi dengan infrastruktur-infrastruktur terkait yang berfungsi sebagai penggerak zaman baru ini. Dalam upaya mengantisipasi perkembangan yang sangat cepat di bidang Teknologi Informasi (TI). Maka dipandang perlu bagi bangsa Indonesia untuk memiliki sistem jaringan TI yang terpadu dan menyeluruh. Dalam hal ini terpadu artinya mencakup seluruh bidang dan aspek yang ada dalam kehidupan sehari-hari, menyeluruh berarti sistem jaringan TI ini dapat diakses oleh setiap orang tanpa terkecuali, demi menjamin hak asasi setiap warga Indonesia, khususnya untuk mendapatkan informasi yang sebebas-bebasnya secara adil dan merata. Seperti telah dikemukan di atas kita telah mengindentifikasi bahwa revolusi TI telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan dan banyak orang percaya hal ini akan menjadi suatu periode sejarah yang penting dibandingkan dengan revolusi industri, dengan tidak menganggap remeh dampak-dampak negatif yang diakibatkannya. PERKEMBANGAN INTERNET Di luar negeri IT dan internet sudah masukk ke dalam kehidupan sehari-hari, salah satu implikasinya adalah dalam dunia pendidikan, dunia bisnis dan pemerintahan. Seperti kita ketahui bahwa dunia pendidikan dan IT sangatlah sejalan dan tak bisa saling lepas. Pada awalnya dunia internet tumbuh di lingkungan akademis ( NSFNET ), hal ini juga terjadi di indonesia, internet di negara kita mulai tumbuh dilingkungan akademis ( seperti UI dan ITB ), meskipun pada akhirnya mulai merambat ke dunia bisnis. Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. ( Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya ? ) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di seluruh dunia. Mekanisme akses perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan program khusus ( biasanya menggunakan standar Z39.50, seperti WAIS ), aplikasi telnet ( seperti pada aplikasi hytelnet ) atau melalui web browser ( Netscape dan Internet Explorer ). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan. TANTANGAN PENGEMBANGAN IT Inisiatif-inisiatif ini harus kita dukung guna bisa mencapai dunia IT yang lebih maju, Untuk bisa merealisasikannya kita harus memperhatikan beberapa point-point berikut : 1. Teknologi informasi baru dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh SDM yang berpendidikan. Jangan terlalu berharap pemanfaatan maksimal teknologi informasi oleh SDM yang hanya lulusan SMA / sederajat. Kunci keberhasilan terletak pada jumlah masa orang yang berpendidikan S1 ke atas yang terekspose teknologi informasi. 2. Saat ini jumlah pengguna Internet seluruh Indonesia sangat sedikit hanya dalam orde puluhan ribu orang. Untuk meningkatkan jumlah secara drastis hanya mungkin jika pembinaan dilakukan sejak dini di bangku kuliah / sekolah. Untuk itu isu jaringan komputer untuk pendidikan menjadi penting sekali, tetapi kita mesti bersyukur karena sudah ada iklan internet masuk desa, walaupun itu baru sebatas wacana. 3. Distance learning merupakan kunci pemerataan pengetahuan mengingat resource yang ada di Indonesia sangat terbatas & sangat terkonsentrasi di pulau jawa. 4. Perlu perubahan regulasi / konsep di dunia pendidikan yang memudahkan terjadinya transfer kredit antar perguruan tinggi / lembaga pendidikan. 5. Internet merupakan teknologi yang paling murah yang dapat di implementasikan untuk menunjang distance learning & pemerataan pendidikan. Internet memungkinkan beberapa komputer dalam cluster sharing satu saluran komunikasi . Bayangkan jika satu sekolah / universitas hanya mencharge mahasiswa-nya Rp. 500-1000 / mahasiswa / bulan untuk akses Internet selama 24 jam satu bulan. Sebuah angka yang sangat mugkin di jangkau oleh para mahasiswa di seluruh Indonesia.
12
6. Kunci keberhasilan Internet bagi dunia pendidikan adalah perubahan regulasi di Depparpostel dalam hal: Pembebasan ijin penyelenggaraan servis Internet bagi dunia pendidikan yang memungkinkan antar perguruan tinggi saling tolong menolong. Pembebasan ijin frekuensi untuk pendidikan / pemberian alokasi frekuensi untuk pendidikan. 7. Perubahan paradigma di dunia pendidikan, dari teaching-based menjadi lebih mengarah ke learning-based. Fungsi guru / dosen berubah dari pengajar menjadi tutor. 8. Lebih banyak terjadi kerjasama / network / konsorsium dari berbagai organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang secara konsensus (bukan voting) di sepakati bersama. 9. Perubahan konsep / paradigma di sarana telekomunikasi: Terminal yang digunakan oleh pelanggan semakin pandai. Dimungkinkan effisiensi penggunakan sebuah kabel / sarana telekomunikasi jarak jauh, dengan cara Time Division Multiple Access (TDMA) secara bersama dari satu LAN. Harga perangkat microwave yang semakin murah & teknologi Code Division Multiple Access ( CDMA ) yang memungkinkan untuk tidak mengganggu sekitarnya, Regulasi harus di ubah untuk memudahkan masyarakat secara swadaya berpartisipasi dalam membangun sarana telekomunikasinya. Regulasi yang ada saat ini sangat dominan pada monopoli telekomunikasi PT. Telkom & PT. Indosat yang sekarang sudah bukan penuh milik negara ( tapi sudah swasta ). 10. Perubahan paradigma yang terjadi di dunia ekonomi terutama dalam hal pemotongan jaringan distribusi dengan adanya teknologi informasi yang mendekatkan produsen ke konsumen. Produsen bahkan dapat bertindak lebih aktif dalam mendekatkan dirinya ke konsumen. 11. Konsekuensi logis yang terjadi, kekuatan ekonomi berada pada rakyat kecil yang memproduksi barang bukan pada para distributor / sales. 12. Jaringan komputer antar koperasi di pedesaan akan menjadi strategis artinya jika kita ingin membangun wilayah pedesaan. Koperasi dapat merupakan komponen ekonomi strategis dalam pembangunan ekonomi pedesaan & masyarakat. Saluran telekomunikasi di pedesaan ( mulai dari radio, walkie talkie, intercom ) dapat digunakan untuk pembangunan jaringan komputer pedesaan ini. 13. Pembangunan jaringan komputer antar koperasi dapat dilakukan secara self-finansing & selfsustaining karena koperasi itu sendiri adalah lembaga finansial. Berbeda jika kita memaksakan jaringan komputer pedesaan yang terkait ke lembaga pemerintahan misalnya camat / kepala desa yang bukan lembaga finansial ( akan sulit untuk menjamin sustainability sistem yang dikembangkan ). 14. Keberadaan teknologi informasi di pedesaan akan menarik bagi para pengambil keputusan untuk pengembangan wilayah. Informasi dari bawah yang meliputi: Informasi pasar komoditi Alokasi dana dimasyarakat. Resource yang ada di masyarakat & daerah. Mobilisasi sumberdaya lokal yang dipertemukan dengan sumberdaya luar yang terkendalikan dari bawah. Dari bawah terorganisasikan untuk mengadakan collective bargaining, ditunjang oleh informasi yang meyakinkan dengan kekuatan moneter yang ter-audit dengan baik. Setelah dapat merealisasikannya akan muncul suatu perubahan kultur pada bangsa kita, hal ini sudah terjadi di luar negri terutama negara-negara maju seperti amerika, jerman, dan jepang. Menurut Marsudi W. Kisworo ada tujuh perubahan pada masyarakat yang terjadi akibat perubahan teknologi informasi yaitu : 1. Bertambahnya penetrasi teknologi informasi dalam masyarakat. Penetrasi ini akan semakin memasyarakatkan teknologi informasi sedemikian rupa sehingga teknologi informasi akan menjadi komoditi yang dibutuhkan oleh semua orang. Ini berbeda dengan kondisi sekarang dimana teknologi informasi masih berada pada tempat-tempat khusus dan dalam penguasaan staf-staf yang terdidik tertentu. Di era 2000-an semua lapisan masyarakat akan berinteraksi langsung dengan teknologi informasi dan teknologi informasi akan menjadi sesuatu yang sedemikian mudahnya diakses oleh masyarakat umum seperti halnya listrik, air minum, dan telepon. 2. Konvergensi antara komputer dan komunikasi. Kemampuan komputer akan menjadi suatu hal yang penting dalam komunikasi, dan komunikasi akan menjadi hal yang vital bagi komputer. Interaksi yang erat ini akan menyerupai interaksi antara bahasa dan tulisan pada beberapa abad yang lalu, yang sedemikian eratnya sehingga satu dengan yang lain saling membutuhkan dan bahkan akhirnya seolah-olah menyatu tak terpisahkan. Di kantor-kantor masa depan kita tidak akan melihat lagi adanya pemisahan antara komputer, mesin tulis, pesawat telepon, mesin foto kopi, dan mesin fax. 3. Makin tingginya tingkat otomasi kerja. Otomasi disini diartikan sebagai penggunaan mesin untuk pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Teknologi informasi akan mengotomasikan analisis kimia, diagnosa penyakit, pembukuan, manajemen waktu, pekerjaan kesekretariatan, pabrik-pabrik, dan bahkan mengotomasikan proses belajar maupun pekerjaan-pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia secara manual. 4. Pengaruh teknologi informasi terhadap bentuk organisasi dan manajemen akan sangat kuat. Organisasi tradisional yang disusun secara hirarkis dengan membagi-bagi fungsi secara vertikal dan tanggung jawab secara horisontal. Model ini akan menyebabkan interaksi dan komunikasi terjadi hanya pada bidang sempit di dalam suatu bagian. Manajer-manajer memonitor arus
13
informasi untuk mengendalikan otoritasnya maupun untuk mengendalikan citra bagian tersebut di dalam keseluruhan organisasi. Teknologi informasi akan memungkinkan pengempisan organisasi sehingga hanya memiliki sedikit jumlah lapisan dan memperpendek rantai birokrasi. 5. Makin cepatnya detak perubahan sosial. Teknologi informasi yang dapat diakses secara mudah dan menjadi komoditi akan memberikan arus informas yang sangat cepat dan besar. Hal ini akan memacu kecepatan perubahan sosial sehingga masyarakat menjadi lebih dinamis dan lentur. Kemudahan akses informasi ini menuntut efisiensi kerja dari organisasi-organisasi serta menumbuhkan transparansi dalam masyarakat. 6. Memacu dan memfasilitasi kompetisi global. Kemajuan-kemajuan teknologi informasi akan membawa ke konektivitas global yang menghilangkan batas-batas geografis ruang dan waktu. Teknologi informasi di era 2000an memungkinkan hubungan bisnis dilakukan secara elektronis. Bahkan dalam beberapa bidang tertentu, misalnya perbankan, sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) melakukan kliring transaksi internasional antar bank yang dalam satu minggu saja nilainya menyamai nilai perdagangan suatu negara besar. 7. Memasyarakatnya standar-standar global. Penggunaan teknologi informasi modern mengharuskan diberlakukannya standar-standar yang bersifat universal, baik standar tata cara kerja, standar format organisasi, maupun standar-standar perilaku masyarakat. Berikutnya adalah bergesernya data menjadi pengetahuan. Pada era tradisional, fondasi utama dari informasi adalah data, yaitu kumpulan fakta yang tidak memiliki asosiativitas. Pada era 2000an, dimana jumlah informasi sudah sedemikian besarnya, maka konsep data ini tidak sesuai lagi dan akan digantikan dengan pengetahuan, yaitu informasi dengan asosiativitas ganda, dengan demikian teknologi informasi tidak lagi teknologi pengolah data, tetapi teknologi pengolah pengetahuan. Pemanfaatan dan dampak-dampak dari teknologi informasi memang telah di ulas di atas, sejumlah negara memang berhasil meningkatkan ekonominya, namun apabila kita lebih teliti melihatnya, masih banyak negara-negara yang kurang berhasil memanfatakannya. Dari kenyataan ini memperlihatkan bahwa pemanfaatan teknologi teIah memperlebar jarak antara negara kaya dan msikin, walaupun Sekarang sudah ada internet dan alat komunikasi lainnya yang menunjang perpindahan informasi secara cepat, namun masih belum bisa mencapai hasil yang memuaskan. PERUBAHAN MANAJEMEN KANTOR Lebih dari setengah pekerjaan di negara maju adalah di kantor, dan kantor masa depan akan berubah pekerjaannya, peralatan diadakan untuk otomatisasi pekerjaan kantor secara besar – besaran. Kantor masa depan ini akan menjadi salah satu tempat penghasilan terbesar bagi industri komputer, dan juga akan mengakibatkan penurunan tenaga kerja secara besar – besaran serta mengambil alih kegiatan manajemen dimana – mana. Dengan adanya jaringan dan peralatan elektronik-mail dan otomatisasi kantor menjadi bagian yang sangat dibutuhkan pada top data processing manajemen. Dalam beberapa perusahaan otomatisasi kantor dikoordinir secara terpusat, sedangkan manajer lokal lainnya memuat keputusan sendiri. Dalam hal ini muncul masalah penting dalam pengolahan data terdistribusi, apa yang menjadi tanggung jawab manajemen dan perancangan pusat, dan apa yang harus didesentralisasikan ?. Teknologi otomatisasi kantor sering diartikan sebagai peningkatan produktivitas sekretaris dan manajer administratif saja. Sesungguhnya lebih dari pada itu, para profesional dan eksekutif di bayar lebih mahal dari pada personal administrasi, dan pengaruh mereka lebih besa di dalam organisasi. Dengan meningkatkan produktivitas para profesional dan manajer akan lebih banyak hasil yang diperoleh dari pada meningkatkan produktivitas personal administrasi.Mereka membutuhkan berbagai macam informasi dan sumber daya komputer, terminal mereka digunakan untuk mail atau komunikasi dan juga untuk akses database, penggunaan peralatan yang dikomputerisasikan dan sebagainya. Mereka juga akan saling berkomunikasi lewat telephone untuk membicarakan informasi yang tampil pada layar terminal mereka. Layar yang digunakan oleh mereka sama dengan yang digunakan oleh fungsi administrasi. Jadi pengolahan data, jaringan data dan kantor masa depan cenderung untuk bersatu. KOMUNIKASI VIDEO Beberapa perusahaan menggunakan teleconferencing yang menggunakan saluran televisi untuk komunikasi, teleconferencing ini belum banyak digunakan karena sangat mahal biayanya. Sekarang ini situasinya berubah karena : 1. Saluran televisi menyediakan satelit komunikasi baru yang lebih murah harganya. 2. Bandwithnya televisi melalui satelit tidak perlu dialokasi setiap saat, sehingga dapat digunakan satu video call dan kemudian dialihkan ke pelanggan lainnya. 3. Studio televisi atau ruang pertemuan yang mahal tidak perlu, cukup dengan kamera, monitor dan lampu terang. 4. Biaya lain seperti biaya perjalanan bertambah dengan naiknya harga bahan bakar ( mendukung komunikasi antar personel yang jaraknya berjauhan ). Komunikasi dengan menggunakan video lebih mahal dari pada menggunakan telepon, namun jika kedua pihak dapat memodifikasi tampilan dilayar masing – masing dan saling melihat modifikasinya, pembicaraan menjadi lebih fleksibel ini dapat dilakukan dengan menggunakan televisi.
14
TELECONFERENCING Yaitu hubungan telekomunikasi antar lebih dari dua orang, dapat berupa conference call yang menghubungkan tiga lokasi atau lebih, dapat juga berupa hubungan point ke point dengan beberapa orang berkomunikasi di dalamnya. Untuk hubungan point ke point dalam pertemuan dapat menggunakan speakerphone sehigga banyak orang yang dapat mendegar dan di dengar. Untuk conference call dapat menggunakan PBX ( Private Branch Exchange ) yang dikomputerisasi
PAPERLESS OFFICE Istilah ini digunakan untuk kantor yang eksekutifnya bekerja tanpa setumpuk kertas, komputer mengatur antrian kerja sang eksekutif, pekerjaan dapat diatur dalam urutan prioritas atau dalam kelas aktivitas yang berbeda. Sesuatu yang sedang dikerjakan dapat saja dikirim ke sekretaris, ke pengolahan kantor pusat, ke antrian kerja bawahnya ataupun ke individu lainnya untuk dikerjakan. Pekerjaan eksekutif cenderung diinterupsi dan cepat berganti dari satu topik ke topik lainnya. Fasilitas elektronik harus mendukung aktivitas pengaksesan yang random seperti ini. Demikian juga misalnya bila mana ia ingin menampilkan berbagai tipe informasi, dokumen, catatan pinjaman, jadual produksi, catatan status pekerjaan, informasi bisnis atau apa saja informasi yang diperlukan. Informasi seperti ini diambil dari komputer – komputer yang berbeda dan cara menampilkannya juga haruslah semudah mungkin. Elektronik mail digunakan untuk penyimpanan dan transmisi, internal mail biasanya dikirim secara elektronis, hanya eksternal mail yang mungkin perlu dicetak dikertas terlebih dahulu. Eksekutif juga menyimpan catatan harianya secara elektronis. Sekretaris dapat melihat dan mengupdatenya. Banyak manajer yang ingin mempunyai catatan harian yang otomatis namun tidak memikirkan biayanya. Biaya ini sesuai bilamana terminal komputer dikantornya juga digunakan untuk banyak hal lainnya, seperti pengolahan data dan information retrieval, bukan hanya untuk pengolahan kata atau mail saja. Istilah paperless society menyatatak suatu era dimana masyarakat menggunakan informasi secara elektronis sebagai pengganti kertas, mail dan tagihan secara elektronis. Adanya interkomunikasi antar paperless office . berita disiarkan melalui televisi, display alfanumerik yang sudah diseleksi untuk rumah – rumah dan berkas berita yang besar sekali yang dapat diakses secara interaktif. Namun istilah ini hanya dibesar – besarkan, memang media elektronis semakin berkembang, namun tidak mungkin menggantikan buku, koran, majalah maupun surat personal seluruhnya. Masyarakat membutuhkan berbagai jenis media dan kebebasan memilih media mana yang terbaik baginya. Jadi completely paperless office juga tidak mungkin, karena tujuan sebenarnya adalah untuk meningkatkan produktivitas, khususnya bagi eksekutif dan profesional. Kebanyakan bagi mereka juga masih perlu membawa kertas kerjanya untuk dibawah pulang ke rumah, sehingga mereka dapata mengerjakannya dengan santai, TUJUAN EKSEKUTIF PAPERLESS OFFICE Ada tiga tujuan utama dalam merancang kantor elektronik bagi eksekutif atau profesional yaitu : 1. Waktu yang digunakan untuk paperwork lebih sedikit. 2. Kemampuan pengambilan keputusan lebih ditingkatkan 3. Komunikasi dengan personel lebih ditingkatkan Hanya yang pertama yang dapat diukur secara tangible, tujuannya adalah untuk memberi waktu lebih banyak dalam berkomunikasi dan membuat keputusan. Yang kedua dan ketiga merupakan hal yang terpenting bagi eksekutif yang lebih tinggi, secara numerik jumlah waktu yang digunakan manajer untuk paperwork nya dapat diukur, namun bagaimana manajer menghabiskan waktunya sulit diukur karena mereka selalu berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya dan seringkali hanya dalam waktu singkat untuk satu aktivitas. RUANG INFORMASI Ruang informasi digunakan untuk memberikan informasi bagi keperluan manajemen dengan cepat, staff ahli informasi ditempatkan diruangan ini, mereka mempunyai kemampuan menempatkan dan mengolah informasi jika perlu. Pengetahuan mereka berhubungan dengan database dan programnya, bank data eksternal dan sumber lainnya. Ada terminal yang dapat mengakses berbagai sistem komputer. Ruang informasi dapat berseberangan dengan perpustakaan. Eksekutif menanyakan informasi melalui telepon, staff di ruang informasi memberi informasi yang diperlukan seperti melakukan riset, membuat grafik, mengirim pesan, atau menulis program. Hubungan ruang informasi dengan kantor – kantor yang membutuhkan dapat berupa telepon, faksimili, terminal komputer, video atau televisi. Jadi spesialis informasi merupakan interface antara yang membutuhkan informasi dengan sumber informasi. RUANG PENGOPERASIAN Ruang pengoperasian dapat dirancang untuk hal – hal yang berubah secara aktif, sejumlah besar data yang tersedia dalam satu tempat yang membuat keputusan pengontrolan, seperti mengontrol kegiatan suatu pabrik atau mengontrol perawatan, dapat menggunakan jaringan dan fasilitas elektronik yang digunakan untuk aplikasi kantor masa depan.
15
STRUKTUR UMUM Meskipun sumber daya yang digunakan pada tiap organisasi akan berbeda – beda, alat elektronik yang dipakai mempunyai kesamaan, seperti terminal, screen, komputer mini, televisi, jaringan data dan sebagainya. Seperti halnya kantor digital secara umum, manajemen harus mempunyai standar perusahaan untuk infrastruktur peralatan dan menyediakan kemampuan jaringan untuk menghubungkan berbagai mesin, kemudian manajemen lokal bertanggung jawab untuk fasilitas yang ada dan penggunaannya.
16
BAB V KONSEP DASAR PEMROSESAN TERDISTRIBUSI
Pendahuluan Definisi Tantangan pengembangan sistem informasi Distributive processsing Non integrated distribution Distributed intelligence vs distributive processing Horizontal vs vertikal distribution Homegenous vs heterogenous systems Combination Distribusi data Processing, data & control Hexagon diagram
17
BAB V KONSEP DASAR PEMROSESAN TERDISTRIBUSI PENDAHULUAN Pemrosesan terdistribusi didefinisikan secara luas oleh para ahli, mungkin tidak ada definisi yang akan disepakati oleh semua orang, karena kata tersebut digunakan dengan berbagai arti. DEFINISI Beberapa definisi tersebut sebagai berikut : 1. Meletakkan resources komputer dimana orang berada 2. Struktur organisasional processing data dengan sentralisasi kemampuan yang memproses paling tidak sebagai aplikasi dengan cara desentralisasi. 3. Serangkaian node – node data processing yang dihubungkan oleh telekomunikasi ke satu sama lainnya yang digunakan untuk mengontrol keseluruhan jaringan. 4. Filosofi pembagian sumber – sumber computing organisasi secara fisik sehingga sumber – sumber tersebut secara geografis dan organisasional sedekat mungkin dengan aplikasi. 5. Tiga kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan pemrosesan terdistribusi yaitu : a. Sistem seharusnya mempunyai 2 prosesor atau lebih secara terpisah. b. Prosesor – proses tersebut saling berhubungan. c. Prosesor seharusnya berfungsi sebagai entitas organisasional tunggal. 6. Penggantian fasilitas pemrosesan terdistribusi yang tersentralisasi dengan komputer – komputer kecil yang terpisah yang tidak mesti dihubungkan oleh telekomunikasi. Pemilihan dan penggunaannya semua tanggung jawab manajemen lokal. 7. Sistem pemrosesan terdistribusi merupakan sistem dimana program aplikasi dan atau data terletak dalam node – node pemrosesan yang saling terkait dan didesain dalam bentuk yang terkontrol secara ketat. Sistem terdistribusi dapat didefinisikan sebagai satu kesatuan dari elemen – elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk mendistribusikan data, informasi, proses, objek dan layanan dari dan kepada pengguna yang terkait di dalamnya. Adapun infrastruktur utama dari aplikasi sistem terdistribusi meliputi : 1. Jaringan komputer baik dalam skala lokal, metropolitan, skala luas maupun skala global. 2. Beragam perangkat keras dan lunak, serta pengguna yang berada dan saling terkait dalam sistem jaringan yang membentuknya. Perbedaan pendapat tampak dalam definisi – definisi ini, sebagian para ahli mengatakan bahwa pemrosesan terdistribusi mesti mempunyai mesin sentral sementara yang lain mengatakan tidak, sebagian menyatakan bahwa pemrosesan terdistribusi merupakan prosesor – prosesor yang saling terkait. Karakteristik pemrosesan terdistribusi : 1. Prosesor – prosesor dihubungkan oleh telekomunikasi ( dalam beberapa hal Prosesor – prosesor tidak dihubungkan atau dihubungkan oleh tipe – tipe disk yang sampaikan secara terpisah ). 2. Prosesor – prosesor secara geografis secara terpisah ( dalam beberapa hal Prosesor - prosesor berada dalam ruangan yang sama ). 3. Prosesor peripheral merupakan subordinasi mesin sentral yang tingkatnya lebih tinggi ( mungkin tidak ada tingkat yang lebih tinggi dari pada mesin sentral, tetapi sebagai gantinya jaringan terstruktur melingkar atau saling terkait ). 4. Prosesor – prosesor terpisah menjalankan program aplikasi 5. Data didistribusikan sebagaimana power processing. 6. Prosesor – prosesor melayani satu entitas organisasional. 7. Program aplikasi dalam mesin yang terpisah didesain dalam bentuk terkoordinasi. 8. Arsitektur jaringan digunakan untuk saling menghubungkan Prosesor – prosesor yang terpisah. Penerapan sistem terdistribusi merupakan bentuk usaha untuk memanfaatkan secara optimal sistem jaringan komputer yang dibangun di dalam perusahaan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengatasi Bottleneck, dimana tumpukan pekerjaan pada suatu terminal dapat didistribusikan ke terminal – terminal lain. 2. Mendukung layanan yang tersebar, misalnya layanan penjualan dengan menggunakan terminal – terminal yang tersebar di berbagai tempat. 3. Mendukung sistem kerja jarak jauh, misalnya sistem kerja small office home office yang memungkinkan karyawan untuk bekerja dari rumah sehingga tidak harus datang ke kantor. 4. Memudahkan kerja kelompok, dengan data sharing dan tetap memungkinkan kerja sama walaupun letak anggota kelompok berjauhan. TANTANGAN PENGEMBANGAN SISTEM TERDISTRIBUSI Untuk mengembangkan suatu system terdistribusi perlu diperhatikan beberapa aspek yang merupakan suatu tantangan bagi para pengembang system terdistribusi, yaitu : 1. Keanekaragaman, system terdistribusi mampu mendukung berbagai jenis system operasi, perangkat keras dan perangkat lunak, misalnya system terdistribusi dalam kantor masih dapat berjalan dengan baik meskipun terdiri dari computer yang masih baru dan computer yang sudah lama.
18
2. Keterbukaan, Pengembangan system terdistribusi yang dilakukan dengan menambahkan komponen – komponen baru dapat dilakukan oleh programmer yang berbeda – beda, misalnya penambahan program system layanan bank tidak harus dilakukan oleh orang yang menciptakan program tersebut tetapi dapat dilakukan oleh programmer lain. 3. Keamanan, system terdistribusi harus dapat menyediakan keamanan yang memadai bagi sumber daya yang digunakan bersama dan pesan yang dihantarkan dalam system, misalnya pin pada atm dikirimkan secara tersamar ke basis data bank. 4. Skalabilitas, ukuran system terdistribusi dapat diubah dan tetap dapat berjalan dengan baik. Perubahan dapat dilakukan dari segi jumlah pengguna maupun dari segi kekuatan perangkat keras computer – computer dalam system terdistribusi itu sendiri, misalnya mesin ATM bank dapat dikurangi jumlahnya tanpa mempengaruhi kinerja system layanan bank secara keseluruhan. 5. Penanganan masalah, kerusakan yang terjadi pada satu computer tidak mempengaruhi kinerja system secara keseluruhan, misalnya sekumpulan computer yang memantau kegiatan gunung berapi, apabila salah satu computer mati, system tersebut masih dapat bekerja sehingga proses pemantauan dapat terus berjalan. 6. Kebersamaan, apabila terjadi permintaan layanan secara bersamaan, system terdistribusi tidak akan kacau, misalnya permintaan data dari basis data bank dapat dilakukan oleh beberapa orang teller dalam waktu yang bersamaan. 7. Penyembunyian, penyembunyian membuat beberapa aspek terdistribusi tidak tampak oleh pengguna. Penyembunyian ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu : a. Penyembunyian akses, seseorang yang bekerja dalam lingkungan system dapat mengakses berbagai sumber daya yang berada dalam lingkungan tersebut untuk penyelesaian pekerjaannya. Missal seorang dapat mencetak dokumen – dokumennya secara paralel. b. Penyembunyian lokasi, pengguna layanan transaksi tersebar tidak perlu mengetahui, lokasi basis data yang akan diakses. Pengguna layanan transaksi juga dapat mengakses basis data dari mana saja sejauh memiliki fasilitas untuk mengakses basis data yang bersangkutan, misal nasabah bank yang melakukan transaksi lewat ATM tidak perlu repot untuk mengetahui letak basis data yang akan diakses. Nasabah juga dapat melakukan transaksi dari ATM bank dimana pun. c. Penyembunyian kebersamaan, pengelolaan data nasabah di bank misalnya tidak perlu bingung untuk melayani transaksi untuk nasabah tertentu, karena system terdistribusi mampu menangani transaksi yang terjadi bersama, contoh : nasabah dapat menarik dana dari mesin ATM, sedangkan pada saat yang bersamaan ada rekanan dari nasabah tersebut yang melakukan transfer dana ke rekening nasabah tersebut. d. Penyembunyian replikasi, pengguna tidak terpengaruh apakah ia mengakses basis data orisinil atau replikasi, missal pengguna jasa ATM bank tidak perlu direpotkan dengan basis data orisinil yang diakses, contoh : suatu waktu, sebuah bank yang berpusat di Jakarta melakukan replikasi basis data di Surabaya untuk membantu melayani transaksi di Surabaya dan sekitarnya, Nasabah di Surabaya yang semula dilayani oleh server Jakarta tidak melihat atau direpotkan oleh pergantian server ini. e. Penyembunyian masalah, apabila salah satu computer dalam system terdistribusi mengalami kerusakan dapat diatasi secara langsung dan cepat tanpa terlihat dan tidak memerlukan campur tangan dari pengguna. Misal dalam kasus server basis data bank di Jakarta yang direplikasikan di Surabaya sebelumnya, bilamana server basis data di Jakarta down maka transaksi nasabah dilakukan oleh server basis data di Surabaya tanpa terlihat dan tidak merepotkan nasabah. f. Penyembunyian skala, Pengguna tidak terpengaruh apabila computer – computer dalam system terdistribusi di upgrade guna meningkatkan kinerja dan jangkauan layanan, missal nasabah ATM tidak terpengaruh apabila prosesor dan memori basis data bank ditambah. DISTRIBUTIVE PROCESSING Beberapa perusahaan menggunakan istilah distributive processing dengan maksud sebuah sistem dimana prosesor merupakan subordinasi satu prosesor sentral atau lebih, mesin peripheral dihubungkan ke pusat oleh telekomunikasi dan didesain dalam bentuk terkoordinasi. NONINTEGRATED DISTRIBUTION Istilah pemrosesan terdistribusi sering digunakan untuk menggambarkan komputer – komputer yang saling terkait dan terhubung satu dengan yang lainnya, komputer – komputer tersebut diimplementasikan oleh manajemen yang berbeda, memuat program aplikasi yang berbeda. Sebagian para ahli mengklaim bahwa ini bukan pemrosesan terdistribusi, mereka mendefinisikan hal tersebut untuk menyatakan bahwa desain integrasi data yang digunakan oleh mesin dan mungkin juga programnya terpisah, tetapi dalam penggunaan secara umum sering menggambarkan user mempunyai hubungan dengan mesin yang lebih tinggi dimana mereka dihubungkan, atau jaringan sistem yang masing – masing didesain secara terpisah. DISTRIBUTED INTELLIGENCE VS DISTRIBUTED PROCESSING Dalam sejumlah sistem distribusi, fungsi didistribusikan tetapi bukan kemampuan untuk memproses transaksi secara keseluruhan, sistem – sistem ini menggunakan terminal – terminal inteligen atau control – control intelligence dimana prosesor digunakan untuk fungsi – fungsi seperti
19
pengeditan pesan, screen formating, data collection, dialog dengan operator terminal, dan keamanan, mereka tidak menyelesaikan proses transaksi secara keseluruhan. Komputer sentral terhubung dengan terminal –terminal atau mesin subordinasi. Mesin subordinasi secara keseluruhan bisa berbeda dan tidak compatibel dengan mesin – mesin yang lebih tinggi. Dalam lingkungan distribusi fungsi, kerjasama yang erat antara mesin tingkat subordinasi dengan mesin tingkat yang lebih tinggi sangat vital, seluruh sistem standar perlu mengatur fungsi apa yang didistribusikan dan tepatnya bagaimana mesin – mesin yang lebih rendah dan lebih tinggi membentuk bagian arsitektur sistem umum dengan mekanisme dan software kontrol yang terintegrasi. Kebanyakan perusahaan menggunakan istilah distributed processing untuk menggambarkan dan memasarkan terminal – terminal intelligence yang tidak sepenuhnya memproses transaksi. Kita akan menggunakan istilah function distribution untuk itu. Dalam beberapa hal terminal inteligen yang sama atau controller terminal bisa melaksanakan distribusi fungsi yang lain atau processing distribution, jadi ada beberapa tingkat kemampuan yang bisa didistribusikan : 1. Distributed logic dalam arsitektur komputer ( misalnya, unit – unit untuk mendeteksi kesalahan, cryptografi, data link control ) 2. Disributed intelligence, prosesor refill di lokasi terminal yang melaksanakan fungsi – fungsi seperti editing, validity checking, handling format screen, communication concentration dan seterusnya. 3. Distributed processing, prosesor di lokasi terminal yang bisa sepenuhnya memproses transaksi yang sama tetapi merupakan subordinasi komputer tingkat lebih tinggi. 4. Integrated systems, sistem pemrosesan data yang saling mencukupi tetapi merupakan bagian dari desain integrated yang lebih besar. 5. Non integrated systems, sistem komputer yang secara keseluruhan independen desainnya yang saling dihubungkan oleh jaringan komputer. HORIZONTAL VS VERTICAL DISTRIBUTION Apakah kita berbicara tentang distribusi di dalam ruang mesin atau jaringan komputer, kita bisa membedakan antara distribusi horizontal dan vertikal. Dengan vertical distribution kita maksudkan bahwa ada hirarki proses, seperti dalam bagan berikut, transaksi bisa masuk dan meninggalkan sistem komputer ditingkat yang paling rendah. Tingkata paling rendah bisa mampu memproses transaksi atau mengeksekusi fungsi – fungsi tertentu dan melewatinya menuju tingkat berikutnya. Sebagian atau semua transaksi akhirnya mencapai tingkat yang paling tinggi, yang mungkin akan mempunyai akses pan on-line file atau database. Mesin pada puncak hirarki bisa berupa sistem komputer dalam haknya sendiri, yang melaksanakan tipe pemrosesannya sendiri tetapi data yang digunakan dilewati dari sistem tingkat yang lebih rendah. Mesin dipuncak mungkin berupa head-office system yang menerima data dari industri, cabang, gudang dan sistem – sistem yang lainnya. Dengan horizontal distribution kita maksudkan bahwa prosesor – prosesor yang didistribusikan tidak berbeda – beda rangkingnya, mereka semua prosesor yang sama statusnya dan kita menamakannya peer-coupled systems. Transaksi bisa hanya bisa menggunakan satu prosesor, walaupun ada prosesor banyak, yang menyebabkan set – set file yang berbeda menjadi update. Bagan berikut mengilustrasikan horisontal distribution. Diagram puncak menunjukkan multiple processor yang dihubungkan ke bus yang membentuk arsitektur komputer. Diagram kedua menunjukkan multiple processor yang dihubungkan ke putaran, mungkin menjangkau beberapa bangunan di kompleks industri, universitas atau shopping center, tetapi dalam beberapa sistem terdiri dari koneksi – koneksi alat pengangkut umum yang panjang. Diagram yang ketiga dan keempat menunjukkan jaringan komputer horisontal dimana user bisa mengakses salah satu dari mesin – mesin. BUS
20
RING
NETWORK
COMMUNICATION
HOMOGENEOUS VS HETEROGENEOUS SYSTEMS Homogen kita maksudkan bahwa masing – masing procesor sama. Sistem minikomputer yang sama, baik dalam lokasi atau terpencarnya secara geografis. Arsitektur komputer yang didistribusikan secara homogen menggunakan prosesor yang identik yang beroperasi dalam parale. Heterogen kita maksudkan bahwa prosesor yang saling berhubungan adalah tidak sama, prosesor – prosesor yang berbeda, kemampuan mengeksekusi keseluruhan fungsi berbeda, tidak saling terkait. Terkadang mereka secara keseluruhan berbeda dan mesin – mesin yang tidak kompatible yang di set-up oleh administrasi yang berbeda. User jaringan mungkin mampu mengakses sebagian darinya.
21
COMBINATION Banyak konfigurasi tidak sepenuhnya murni vertikal atau horisontal, tidak seluruhnya homogen atau heterogen. Sebaliknya mereka merupakan kombinasi ini semua. Distribusi fungsi dan distribusi proses akan dikombinasikan dalam satu konfigurasi. Bagan berikut menunjukkan gabungan mesin horisontal dan vertikal. Ia memuat baik distribusi fungsi maupun system – sistem yang didistribusikan secara vertikal.
Bagan – bagan berikut menunjukkkan tipe – tipe sistem 1. Centralized configuration mesin peripheral dihubungkan ke komputer sentral, ini adalah bentuk yang paling umum dari distributed systems 2. Bicentral configuration, dua pusat digunakan sebagai gantinya satu, sering untuk memberikan keamanan yang lebih tinggi ketika satu pusat rusak. 3. configuration. Mesin peripheral bisa dihubungkan dengan mesin sentral multi, yang melakukan aktifitas yang berbeda. 4. Peer-coupled configuration, sejumlah mesin bisa dihubungkan ke mesin yang lain, jaringan yang murni horisontal. 5. Vertical-horisontal configuration, mesin high level dihubungkan secara horisontal, mesin lowerlevel secara vertical dihubungkan ke mesin higher-level 6. vertical-vertical configuration, dua tingkat koneksi vertikal DISTRIBUSI DATA Pertimbangan yang secara khusus penting dalam merencanakan distributed processing adalah dimana data seharusnya ditempatkan. Mereka bisa berupa sentralisasi atau distribusi. Batasan – batasan yang berlaku bagi penempatan data berbeda dengan batasan yang berlaku bagi penempatan prosesor. Dalam beberapa sistem struktur dan penggunaan data menentukan apakah praktis dalam distribusi prosesor. Data bisa disimpan dalam dua tipe yaitu sebagai data file atau data base. File adalah data yang didesain untuk melayani aplikasi khusus atau kelompok aplikasi yang terkait. Pandangan programmer tentang file adalah sama dengan file yang secara fisik disimpan. Database adalah koleksi data aplication independent yang darinya software mengambil sejumlah catatan – catatan programer berbeda – beda. Ada keuntungan pokok dalam menggunakan software data base, tetapi software itu kompleks dan biasanya beroperasi berdasarkan pada data yang tersimpan pada satu lokasi, karenanya data yang didistribusikan sering dalam bentuk file – file dari pada data base, walaupun multiple data base system bisa dihubungkan. Banyak literatur tentang distributed systems menggunakan term data base ketika ia sebenarnya semata – mata merujuk pada on-line file. Hal yang sama juga terjadi dalam publikasi marketing beberapa minikomputer vendor. Membedakan antara dua ini adalah penting karena pertimbangan desain bagi keduanya cukup berbeda. PROCESSING, DATA DAN CONTROL Pada umumnya ada 3 aspek proses data yang bisa didistribusikan atau tidak, yaitu processing, data dan control. Argumen yang terkait dengan tiga aspek ini berbeda – beda, ada argumen untuk memusatkan beberapa data dan mendistribusikan yang lain. Ini semua berbeda dengan argumen yang terkait dengan distribusi processing. Sistem ini bisa mempunyai processing banyak yang terpencar secara geografis tetapi seluruh kontrol sistem di pusat. Dalam beberapa jaringan komputer mekanisme kontrol kebanyakan tersentral, dimana kontrol sentral ada, tidak adanya pusat pusat menempatkan seluruh jaringan diluar tindakan. Dengan kontrol terdistribusi jika jaringan rusak sisanya akan berlanjut pada fungsi. Sistem sentralisasi mempunyai reabilitas yang diperluas dengan mempunyai lebih dari satu pusat atau lebih dari satu kemampuan kontrol komputer dipusat.
22
Baik kontrol sentralisasi dan distribusi dijumpai secara ilmiah, sering dalam kombinasi. Sebuah kota mempunyai kontrol distribusi yang luas. Beberapa fungsi terpusat dalam city hall, tetapi kota akan terus bekerja jika city hall rusak. Beberapa jaringan komputer packet switching akan terus berfungsi jika porsi tunggal rusak meskipun beberapa fungsi manajemen terpusat, tubuh manusia mempunyai fungsi sentral yang vital, ia bisa mentolerir banyak bahaya, tetapi tidak pada kerusakan otak atau jantung. Demikian juga beberapa jaringan komputer tergantung pada komponen – komponen penting tertentu. Ketika jaringan mengasumsikan tujuan vital yang meningkat, mekanisme kontrol toleransi pada kesalahan akan menjadi lebih penting.
HEXAGON DIAGRAM Untuk mengilustrasikan tipe- tipe sistem sekilas kita akan menggunakan hexagon diagram. Red shading di dalam merepresentasikan sentralisasi sumber – sumber. Red shading diluar merepresentasikan distribusi, tingkat shading bisa mengindikasikaan sejauh mana sumber itu kompleks, full fungsi atau luas. Diagram berhubungan dengan enam aspek sistem yang bisa berupa sentralisasi atau distribusi : 1. Aplication processing 2. File 3. Database 4. Input / Output 5. Network control 6. Intelligence
23
BAB VI DISTRIBUSI DATA
Kategori distribusi data Splitting criteria
24
BAB VI DISTRIBUSI DATA Persoalan tentang konfigurasi mana yang menerangkan proses distribusi ditentukan sampai tingkat tertentu oleh data apa yang digunakan dan apakah data itu seharusnya didistribusikan. KATEGORI DISTRIBUSI DATA Ada sejumlah tipe cara untuk mendistribusikan dan menggunakan data, bagan dibawah ini menunjukkan tipe konfigurasi sistem data. Diagram berlaku baik untuk sistem file maupun untuk sistem database, atau dalam beberapa hal untuk kombinasi keduanya. 1. Central data, single host
2. Central data, multiple host
Dua diagram tersebut menunjukkan sistem dimana data disentralisasikan, dan juga sekumpulan host digunakan, mungkin satu tempat dengan data atau juga terpisah. 3. Dependent hierarchical data
4. Independent hierarchical data
Diagram 3 dan 4 menunjukkan sistem data hirarki, dalam diagram pertama data hirarki yang berlabel dependent, data dalam mesin tingkat rendah sangat terkait dengan data yang ada dimesin tingkat tinggi. Data – data itu sering menjadi subset dari data yang bertingkat lebih tinggi yang digunakan untuk aplikasi lokal. Kopi data master bisa dijaga di mesin yang bertingkat lebih tinggi. Ketika perubahan dibuat di dalam mesin yang lebih rendah perubahan ini mesti dilalui sampai mesin yang lebih tinggi. Dalam sistem yang lain, mesin yang rendah menyimpan beberapa data yang ada dalam mesin tinggi dan juga mempunyai sebagian yang termasuk miliknya sendiri dan yang tidak pernah dilalui ke atas. Mesin rendah misalnya bisa menyimpan alamat – alamat informasi umum tentang pelanggan. Data – data yang besar ini tidak pernah dibutuhkan oleh sistem bertingkat lebih tinggi, tetapi sistem tingkat tinggi bisa menyimpan nomor pelanggan, nama, informasi kredit, dan penjelasan pesanan – pesanan. Dalam data hirarki independent semua prosesor adalah independent, sistem prosesing data yang cukup sendirian. Struktur data di mesin tingkat rendah mungkin berbeda dengan struktur yang ada ditingkat lebih tinggi. SPLITTING CRITERIA Data bisa dibagi ke dalam sistem terdistribusi menurut kriteria berikut ini : 1. Geografi Alasan untuk splitting geografis adalah sebagai berikut : a. Mengurangi keseluruhan biaya sistem b. Meningkatkan ketersediaan sistem c. Untuk meningkatkan aksesibilitas data d. Untuk meningkatkan time respons yang lebih cepat e. Untuk mengizinkan user lokal untuk menjaga kontrol terhadap datanya sendiri.
25
Kekurangan splitting berupa : a. Peningkatan total ongkos sistem b. Menjadi kompleks dan makan waktu untuk mencari atau memproses data secara keseluruhan. c. Prosedur keamanan mungkin lebih baik dan lebih aman di lokasi sentral d. Data yang tidak kompatibel bisa berkembang biak. 2. Tipe Data Pada organisasi yang besar, sistem komputer melaksanakan serangkaian fungsi yang berbeda, sistem – sistem komputer itu secara keseluruhan merupakan sistem yang independen, tetapi hubungan telekomunikasi ditemukan diantara mereka, atau satu terminal bisa mengakses ke sistem multiple. Data dibagi dengan tipe data, keuntungan tipe pembagian ini berupa : a. Implementasi lokal dan kontrol bisa diinginkan b. Sederhana c. Politik, manajemen lokal menginginkan pengawasan terhadap proses data d. Keamanan. 3. Tipe Manfaat Perbedaan terkadang dibuat antara sistem operasi dan sistem informasi. Sistem operasi di desain untuk serangkaian operasi yang dibatasi secara tepat, sifat dasar yang tepat dan perkiraan volume transaksi yang akan ditangani diketahui ketika struktur data di desain. Dalam sistem informasi sifat dasar pertanyaan tidak dikenal secara detil. Struktur data di desain untuk menangani pertanyaan – pertanyaan spontan yang bisa berbeda secara luas dari segi sifatnya dan bisa menuntut data agar dicari dengan berbagai cara.
26
BAB VII SALINAN DATA BERGANDA
Permasalahan pada data terdistribusi Gangguan up-date Deadlock Masalah pada duplikasi penyalinan secara realtime Konstrain up-date synchronous
27
BAB VII SALINAN DATA BERGANDA Jika prosesor ditempatkan pada lebih dari satu lokasi maka diperlukan penggunaan data yang sama sehingga masing – masing lokasi menyimpan salinan replikasi datanya sendiri. Ada beberapa keuntungan dengan memiliki lebih dari satu salinan data : 1. Transimisi data menjadi berkurang, pengurangan biaya komunikasi mungkin lebih besar dari pada peningkatan biaya penyimpanan dan pemrosesan. 2. Jika sebuah salinan data rusak, masih ada salinan duplikat. 3. Keberadaan sistem yang dapat diterima oleh pengguna akhir mungkin dapat ditingkatkan. 4. Waktu tanggap kepada pemakai akhir mungkin bisa ditingkatkan. Kerugian dengan adanya lebih dari satu salinan data : 1. Biaya penyimpanan meningkat. 2. Peng-update-an data dan reorganisasi file harus dilakukan berulang kali Jika data tidak pernah diperbaharui, ini tidak menghadirkan kesulitan, desainer sistem utamanya memperhatikan biaya. Apakah lebih murah mempunyai salinan ganda atau menggunakan telekomunikasi untuk mengakses satu salinan data ?. PERMASALAHAN PADA DATA TERDISTRIBUSI Distribusi data bisa mempunyai berbagai persoalan yang terkait dengannya, persoalan – persoalan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ada penggunaan antara peng-update-an transaksi Dua buah transaksi mungkin meng-update item data yang sama pada transaksi lainnya sehingga menghasilkan data yang salah. Hal ini dapat dicegah dengan penguncian dan protokol yang tepat. 2. Pembacaan yang tidak konsisten. Dengan memiliki lebih dari satu salinan data, dan terkadang hanya satu salinan dari data terdistribusi dapat menghasilkan informasi yang tidak konsisten pada saat pembacaan data. Terkadang sebagai akibat dari masalah pengaturan waktu data yang dibaca menjadi salah. Ini bisa dicegah dengan penguncian atau protokol yang tepat. 3. Timbulnya deadlock Penguncian pada distribusi data untuk mencegah terjadinya gangguan up-date dapat menyebabkan deadlock kecuali bila digunakan protokol yang sesuai. 4. Adanya pengeluaran biaya tambahan untuk protokol Penggunaan protokol untuk mencegah up-date yang salah pembacaan yang tidak konsisten dan timbulnya deadlock dapat membuat pengeluaran biaya yang berlebihan terutama jika salinan data replika berganda digunakan. 5. Recovery ( pemulihan ) Pemulihan setelah terjadinya kegagalan perlu dikontrol sehingga peng-update-an tidak menjadi hilang atau diproses dua kali. 6. Recovery dari salinan berganda. Salinan data multiple mungkin berada dalam keadaan up-date yang berbeda setelah jangka waktu terjadinya kegagalan. Hal ini perlu dikembalikan ke keadaan yang sama ( resinkronisasi ) tetapi sangat kompleks untuk dikerjakan pada saat transaksi real time sedang diproses. 7. Pengauditan. Sangat sulit pada sistem terdistribusi untuk mengetahui siapa yang mengerjakan data. Dalam hal ini perlu rancangan yang tepat untuk pengauditan. 8. Pengamanan dan proteksi Kontrol pengamanan dan proteksi privasi terkadang lemah pada sistem distribusi dan perlu dibangun ke dalam desain dasar. GANGGUAN UPDATE ( UPDATE INTERFERENCE ) Pada sistem penyimpanan dimana record – record diperbaharui oleh transaksi multiple secara simultan ( terus menerus ), kemungkinan besar akan timbul masalah gangguan. Misalkan ada dua transaksi A dan B, keduanya akan menjumlah Amount pada suatu field tertentu. Berikut ini adalah urutan dari proses yang menghasilkan field yang keliru. 1. A membaca nilai dari field X0. 2. B membaca nilai dari field X0 3. A meng-update nilai tersebut menjadi X0 + Xa dan menuliskannya pada storage. 4. B meng-update nilai tersebut menjadi X0 + Xb dan menuliskannya pada storage. Hasil akhir seharusnya X0 + Xa + Xb ; tetapi B, telah terlanjur menuliskan hasil dari peng-update-an oleh A menjadi X0 + Xb. Untuk mencegah hal tersebut, sistem manajemen storage harus dilengkapi dengan suatu mekanisme yang mengijinkan suatu transaksi untuk mengunci record tersebut antara pembacaan dan penulisannya sehingga tidak ada transaksi lain bisa masuk dan menyebabkan kekeliruan update. Relatif sederhana untuk memberikan perintah update record tunggal, tetapi untuk update record multiple menjadi lebih kompleks. Sayangnya, jika data yang dikunci letaknya jauh dari prosesor penguncian akan tetap berlangsung pada saat pembacaan data sedang ditransmisikan dari data yang diupdate ditransmisikan kembali. Dengan tingkat update tinggi, penguncian seperti ini mengakibatkan pengeluaran biaya tambahan berlebihan. Metode alternatif mencegah kekeliruan update menggunakan transaksi timestamp.
28
DEADLOCK ( DEADLY EMBRACE ) Keadaan yang sangat sulit untuk kontrol timbul pada saat proses update membutuhkan dua record. Record Y dibaca, tetapi tidak mungkin diupdate sampai record Z di baca. Record Y harus dikunci selama proses update, oleh karena itu urutan prosesnya adalah sebagai berikut : Transaksi A : 1. Kunci record Y 2. Baca record Y 3. Baca record Z 4. Update record Y 5. Buka kunci record Y Keadaan deadlock akan timbul jika transaksi lain mengunci record Z dan tidak dibuka sampai transaksi ini telah membaca record Y. proses untuk transaksi B adalah sebagai berikut : Transaksi B : 1. Kunci record Z 2. Baca record Z 3. Baca record Y 4. Update record Z 5. Buka kunci record Y Kedua transaksi tersebut membentuk deadlock sebagai berikut : Transaksi A mengunci record Y Transaksi B membaca record Y Transaksi B mengunci record Z Transaksi A membaca record Z Transaksi A mencoba untuk membaca record Z, tetapi record tersebut terkunci Transaksi B mencoba untuk membaca record Y, tetapi record tersebut terkunci. Kedua transaksi menunggu untuk record yang diinginkan tetapi ternyata record tersebut terkunci tidak ada program untuk membuka record yang terkunci. Deadlock dapat terjadi untuk seluruh file, sebagai contoh : misalkan proses 1 menggunakan file A dan membutuhkan file B, tetapi proses 2 menggunakan file B dan membutuhkan file A. Sistem manajemen file atau data base harus dirancang untuk mengetahui dan memperbaiki situasi deadlock. Jika hal ini terjadi pada distribusi data, masalah akan menjadi lebih kompleks. Pada contoh diatas, record Y dan record Z berada pada lokasi yang berbeda secara geografis. Lebih kompleks lagi deadlock bisa terjadi pada dua transaksi atau lebih, misalnya : Transaksi A mengunci record X sampai ia selesai membaca record Y Transaksi B mengunci record Y sampai ia selesai membaca record Z Transaksi C mengunci record Z sampai ia selesai membaca record X Ada dua cara untuk menangani masalah deadlock. 1. Memundurkan kembali pemrosesan pada saat deadlock terjadi 2. Mencegah terjadinya deadlock secara keseluruhan. Untuk mengatasi deadlock perangkat lunak harus dapat mendeteksi suatu transaksi yang tergantung ( hung-up ) dan menghentikan sementara salah satu program yang menyebabkan terjadinya deadlock. Dalam hal ini seluruhnya harus dimundurkan pada saat terjadinya program yang terhenti tanpa mempengaruhi integritas dari data yang disimpan. Pemunduran kembali dan memulai program berikutnya harus dilakukan secara otomatis dan harus bersifat transparan terhadap programnya sendiri. Untuk melakukan ini program aplikasi memerlukan synchronization points. Sistem ini akan menyimpan transaksi yang diikuti oleh synchronization points sampai program membuat suatu komitmen, misalnya data sudah betul diupdate. Sistem akan mengundurkan program yang deadlock sampai pada synchronization points dan kemudian memulai kembali program tersebut Memundurkan kembali dari suatu deadlock dapat menjadi kompleks pada lingkungan distribusi, maka lebih baik adalah mencegah terjadinya deadlock. Hal ini dapat dilakukan melalui timestamping transaksi dan memastikan operasi datanya dilakukan dalam urutan timestamp. MASALAH PADA DUPLIKASI PENYALINAN SECARA REALTIME Jika data harus diupdate pada bentuk realtime, penggunaan penyalinan ganda menimbulkan permasalahan. Hal ini tidak akan menjadi masalah jika failure ( kegagalan sistem ) tidak pernah terjadi. Kenyataannya terdapat beberapa jenis failure dan jika terjadi failure sistem harus dapat melakukan pemulihan ( recovery ) tanpa kehilangan atau kerusakan data. Misalkan untuk jangka waktu tertentu sebuah salinan file tidak diupdate karena adanya failure. Kegagalan ini dikoreksi dan file tersebut harus diupdate dengan menggunakan suatu log tersebut sedang diupdate muncul transaksi baru yang akan mengganggu pengupdate-an. Mekanisme kontrol yang kompleks diperlukan untuk menangani proses recovery dari kegagalan ( failure ).
29
KONSTRAIN UPDATE SYNCHRONOUS Pada umumnya perangkat lunak jaringan tidak dapat menangani peng-update-an realtime dari penyalinan data multiple secara memuaskan jika muncul kegagalan. Karena hal tersebut sebuah batasan ( konstrain ) diperlukan untuk merancang distribusi data. Aplikasi salinan data yang sama seharusnya tidak digunakan jika kedua salinan mempunyai suatu tingkat peng-update-an yang besar. Duplikasi salinan dapat digunakan jika : 1. Salinan data tidak diupdate. 2. Salinan data diupdate secara off-line 3. Salinan data diupdate dengan transaksi tunggal dan setiap transaksi diproses sampai selesai dengan kontrol yang tepat sebelum dimulai dengan transaksi berikutnya. 4. Salinan terpisah tidak disimpan secara synchronization salinan yang satu mungkin diupdate beberapa jam lebih lama dibandingkan dengan salinan lainnya.
30
BAB VIII FUNGSI – FUNGSI TERDISTRIBUSI
Pendahuluan Pemilihan lokasi fungsi Alasan pendistribusian fungsi Derajat kemampuan peripheral Intelligensia terdistribusi dari common carriers
31
BAB VIII FUNGSI – FUNGSI TERDISTRIBUSI
PENDAHULUAN Dalam beberapa sistem terdistribusi, setiap nodenya dapat merupakan sistem yang tidak berdiri sendiri. Prosesnya melakukan fungsi untuk komputer ditingkat yang lebih tinggi, disini intelligent terminal, intelligent controller, atau intelligent concentrator yang digunakan. Inteligensia terdistribusi diartikan sebagai pendistribusian fungsi secara vertikal dimana semua atau kebanyakan transaksinya harus ditransmisikan ke sistem komputer yang lebih tinggi, atau ke jaringan sistem – sistem komputer yang lebih tinggi. Fungsi – fungsi yang didistribusikan dengan menurunnya harga prosesor mikro, fungsi kontrol sistem dan housekeeping, kemudian fungsi seperti pengumpulan data, pengeditan, dan dialog dengan operator terminal dan akhirnya program – program aplikasi itu sendiri. Bagaimana inteligensia atau fungsi – fungsi dapat ditempatkan di sistem inteligensia yang terdistribusi secara vertikal dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Di komputer host, B 2. Di unit jalur atau kontrol jaringan front end, C Banyak fungsi yang digunakan untuk mengontrol jaringan terminal, jika komputer host melaksanakan semua operasi sendiri, maka pengolahan utamanya akan interupsi, dan banyak siklus mesin yang diperlukan untuk mengontrol jalur. Jadi dapat digunakan unit kontrol jalur yang terpisah, atau komputer khusus yang terpisah. Setiap bagian fungsi dapat dilaksanakan oleh unit kontrol jalur, hardware komputer host maupun softwarenya atau komputer subsistem. Keuntungan jaringan tetap dapat bekerja bilamana komputer host mengalami kerusakan software atau suatu kegagalan yang membutuhkan banyak waktu untuk restrart atau recovery dan juga menimbulkan keresahan pemakai. 3. Di node pertengahan jaringan, D dan E Bentuk node pertengahan jaringan atau concentrator bermacam – macam : Mesin sederhana dengan logika yang tidak dapat diubah. Di microprogramed Komputer stored-program Hanya untuk concentration atau routing Tambahan file, printer dan peralatan input-output lain. Dapat juga merupakan node dari jaringan data publik, contohnya, node dari jaringan ACE yang mempunyai data atau program pelanggannya. 4. Di unit kontrol terminal, F Unit ini juga bermacam – macam, dari peralatan yang sederhana hingga komputer stored-program dengan banyak software : Dapat mengontrol satu atau banyak terminal. Dapat diprogram untuk berinteraksi dengan operator yang menggunakan light pen Seringkali merupakan komponen utama yang melaksanakan berbagai fungsi inteligensia terdistribusi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. 5. Di terminal, C Fungsi pengolahan dapat berupa : Satu operasi, seperti menghitung total akumulasi dalam sistem yang menangani transaksi keuangan. Dialog dengan operator yang melibatkan banyak pemrogram Pengeditan data input dan output Fungsi security Jika beberapa terminal menggunakan unit kontrol F bersama – sama, mungkin fungsi – fungsi tersebut lebih baik dilaksanakan di unit kontrol, sehingga terminal mempunyai mekanisme yang sederhana dan tidak mahal, yaitu untuk operatornya saja. 6. Di prosesor file manajemen database A Yang ditangani : pengoperasian file atau database Dapat juga dirancang untuk memberikan proteksi keamanan, biasanya dikoneksi dengan kabel ke komputer host yang lokal. Dapat juga melalui fasilitas satelit bila menggunakan jaringan atau komunikasi dengan bandwith tinggi. PEMILIHAN LOKASI FUNGSI Perancang dapat menempatkan fungsi – fungsi di dalam konfigurasinya dengan memilih tujuan yang diinginkan : 1. Biaya keseluruhan sistem yang minimum Perbedaan untung rugi antara biaya fungsi terdistribusi dan biaya komunikasi. 2. Reliabilitas yang tinggi. Analis sistem harus mengevaluasi berapa biaya ekstra yang diperlukan untuk duplexing alternataif routing dan pengolahan terdistribusi untuk menjamin ketersediaan. 3. Keamanan. 4. Dialog yang efektif dengan pemakai terminal. Inteligensia terdistribusi digunakan agar dialog menjadi cepat, efektif dan bebas kesalahan.
32
5. Kompleksitas. Kerumitan yang berlebihan harus dihindari. 6. Biaya software. Beberapa pengguna inteligensia terdistribusi melalui jaringan meningkatkan biaya pemrograman. 7. Fleksibilitas dan ekspandibilitas. Hardware dan software harus dapat diubah dan diperluas sesuai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi dan jaringan. ALASAN PENDISTRIBUSIAN FUNGSI ada tiga kategori : 1. Alat yang berhubungan dengan host. Banyak instruksi mesin yang diperlukan untuk menangani sumua fungsi telekomunikasi, pekerjaan akan berlebihan kalau semuanya dikerjakan di host yang melaksanakan satu instruksi pada satu saat ( secara serial ). Diperlukan paralelisme sehingga banyak operasi yang dapat dilaksanakan secara bersama – sama. 2. Alat yang berhubungan dengan jaringan. Jaringan digunakan untuk merendahkan biaya keseluruhan transmisi dan meningkatkan reliabilitasnya, jaringan telah dikembangkan menjadi semakin cepat. Network transfarancy diartikan sebagai perubahan apapun yang terjadi di dalam jaringan menjadi tidak nyata ( transparan ) bagi pemakainya. 3. Alat yang berhubungan dengan pemakai. Merupakan bagian yang terpenting, berhubungan dengan dialog dan waktu respons. Berikut ini alasan utama untuk pendistribusian fungsi : 1. Dialog yang efektif. Interaksi lokal Kebanyakan interaksi dialog dilaksanakan secara lokal sehingga tidak perlu pertimbangan transmisi. Penyimpanan panel lokal. Panel atau grafik yang ditampilkan merupakan bagian dialog yang dapat disimpan secara lokal. Kecepatan. Respons lokal yang cepat dengan adanya struktur dialog yang baik 2. Pengurangan biaya telekomunikasi. Pengurangan jumlah pesan Karena dialog dilaksanakan di terminal atau kontroler lokal Pengurangan ukuran pesan. Karena informasi yang berulang disimpan secara lokal, dan hanya informasi yang berubah yang ditransmisikan. Pengurangan jumlah jalur yang dilalui. Karena jumlah pesan berkurang dan controller dapat menggabungkan pesan – pesan yang kecil ke dalam satu blok untuk transmisi. Transmisi dalam jumlah besar. Item yang tidak perlu diolah di dalam waktu singkat dapat dikumpulkan dan disimpan untuk transmisi secara batch melalui koneksi di-switch. Pemadatan data. Data dipadatkan sehingga lebih sedikit jumlah bit yang ditransmisikan, meningkatkan kecepatan transmisi. Biaya routing minimum. Dengan koneksi yang minimum biayanya. Akses jaringan controller. Pemakai terminal mempunyai otoritas pengaksesan tertentu. 3. Avaibilitas. Otonomi lokal. Operasi dapat berjalan terus meskipun sirkuit, jaringan atau host mengalami kerusakan. Backup dengan dial otomatis. Mesin dapat men-dial koneksi jika sirkuit rusak. Alternate routing otomatis. Dapat menggunakan sirkuit atau jalur jaringan alternatif bila mana jaringan sedang digunakan rusak. Load balancing otomatis. Dapat men-dial sirkuit ekstra atau menggunakan komputer yang berbeda untuk menangani banyak transaksi. 4. Lebih sedikit muatan pada host. Operasi paralel. Mengurangi pekerjaan komputer host, dan juga tingkat multiprograming. Host sudah terlalu sibuk dengan pengoperasian data base.
33
Sejumlah besar terminal. Penggunaan banyak terminal yang tidak mungkin semuanya dihubungkan langsung dengan komputer host, dapat dilakukan dengan kontrol dan operasi yang terdistribusi. 5. Waktu respons cepat. Mekanisme proses Controller lokal dapat membaca peralatan dan memberi respons dengan cepat dalam mengolah mekanisme kontrol. Mekanisme manusia Misalnya dengan penggunaan kartu plastik, menggambarkan dengan light pen. Waktu respon dialog Dialog seperti pemilihan menu dapat ditangani dengan cepat oleh pengontrol lokal. 6. Reliabilitas dan integritas. Validitas data Pemeriksaan data pada saat data dimasukkan ataupun sebelum ditransmisikan. Prosedur kontrol Untuk memperbaiki kesalahan atau kerusakan dan menjamin tidak ada pesan yang hilang atau yang diproses dua kali 7. Buffer transaksi. Penyerapan peaks ( timbunan pekerjaan ). Pekerjaan yang banyak harus ditransmisikan atau diolah dapat disimpan untuk sementara di penyimpanan peripheral. Penyimpanan pesan. Jika terminal belum siap menerima pesan, maka pesan dapat disimpan dahulu. 8. Sign-on Pembuatan prosedur. Prosedur yang sulit atau rumit untuk memasuki jaringan atau mesin yang jauh dapat dibuat menjadi dialog yang nampaknya sederhana. 9. Fasilitas Aplikasi. Terminal pemasukan data. Terminal yang murah yang dapat dihubungkan dengan pengontrol lokal yang menggabungkan data untuk transmisi. Instrumentasi / peralatan. Pengontrol lokal mengontrol insrumen, menggabungkan hasilnya untuk ditransmisikan ke komputer host. 10. Output yang lebih menarik. Penguaditan lokal Output yang diterima dapat diedit pada layar terminal yang sudah diformat dengan tampilan seperti judul, garis, tambahan informasi, nomor halaman dan sebagainya yang dapat dibuat secara lokal. 11. Security. Kriptologi. Memberi proteksi misalnya terhadap wiretapping. Kontrol access. Adanya otoritas pengaksesan. 12. Kebebasan jaringan. Network transparancy. Programmer yang menggunakan jaringan tidak perlu terlibat dengan bagaimana jaringan berfungsi. Evolusi jaringan. Jaringan yang semakin berkembang dan jaringan berbeda yang digabungkan memungkinkan program – program yang ada masih dapat digunakan tanpa harus menuliskan kembali. Jaringan baru. Aplikasi yang menggunakan jaringan yang baru ( seperti valueded network atau satelit network ) masih dapat menggunakan program yang ada tanpa penulisan kembali. 13. Kebebasan terminal. Terminal baru. Jika ada terminal yang diganti dengan yang baru, programnya tidak perlu ditulis kembali,. Terminal virtual. Program aplikasi ditulis tanpa perlu mengetahui terminal yang mereka gunakan secara detil, misalnya ukuran layar atau pencetakan. Pemrogram menspesifikasikan output yang diinginkan, kemudian output tersebut dipetakkan dengan mekanisme inteligensia terdistribusi ke peralatan tersebut. 14. Statistik. Mesin peripheral mengumpulkan statistik mengenai waktu respons dan penampilan jaringan untuk keperluan monitoring dan pengembangan jaringan.
34
DERAJAT KEMAMPUAN PERIPHERAL Tingkat kemampuan tersebut sebagai berikut : 1. Terminal yang non inteligent ( dumb terminal ) tidak dapat diedit. 2. Terminal yang inteligent yang mampu mengemulsi terminal yang non inteligent. 3. Terminal yang mampu menyimpan format layar. 4. Terminal yang mampu mengedit dan memformat data yang dikirimkan kepadanya sehingga dapat menampilkan dan mencetak dengan menarik, mampu mengedit data ke dalam suatu format, dan memeriksa kebenaran transaksi yang diberikan. 5. Terminal yang mampu melaksanakan dialog dengan operator dan mentransmisikan hasilnya. 6. Peralatan yang dapat menyimpan dan mengirim transaksi, misalnya penyimpanan input secara batch setelah lengkap dan diperiksa, atau menyimpan output sehingga operator dapat menerimanya. 7. Peralatan yang dapat mengolah dan menyimpan data dengan program aplikasi yang dikirimkan ke host. 8. Peralatan yang me-load, mengkompilasi, dan melaksananakan programnya tanpa bantuan host. 9. Peralatan yang dapat mengoperasikan program host sehingga dapat dilaksanakan di host atau peralatan peripheral. 10. Peralatan yang dapat melaksanakan program yang mengakses data base yang jauh di suatu host. 11. Peralatan yang dapat melaksanakan banyak program secara bersama, dan beberapa menggunakan data dari data base yang jauh. 12. Peralatan dengan sistem manajemen database sendiri. 13. Peralatan dengan kemampuan data base terdistribusi penuh. INTELIGENSIA TERDISTRIBUSI DARI COMMON CARRIERS Node – node diinterkoneksi dengan jaringan packet-switching yang dapat digunakan untuk : 1. Mengedit dan melaksanakan validasi input. 2. Menyimpan data ketika dimasukkan untuk transmisi dalam batch. 3. Menghitung batch dan totalnya. 4. Menggabungkan record audit. 5. Menyimpan format dan menampilkannya pada layar terminal untuk input data. 6. Menampilkan menu pada layar terminal sehingga operator dapat memilih item pada menu tersebut. 7. Melaksanakan dialog untuk membantu operator dalam hal tertentu, misalnya dalam dialog yang berisi urutan perintah dan respons, perintah dapat dikirim ke terminal oleh node ACS, demikian juga untuk menu atau panel yang harus di isi. 8. Membantu operator untuk berhubungan dengan komputer dan aplikasi yang jauh. 9. Menyimpan pesan output yang akan dikirim ke suatu terminal. 10. Membuat antrean pesan hingga operator membaca antriannya. 11. Mengedit dan mengekspansi pesan output untuk menampilkannya atau mencetaknya dengan menarik. Inteligensia juga dapat diberikan oleh node jaringan common carrier untuk terminal – terminal dumb yang tersisih.
35
BAB IX BAHAYA DALAM PENGOLAHAN TERDISTRIBUSI
Pendahuluan Strategi manajemen Aplikasi terpusat Perancangan data Perangkat lunak tingkat rendah Implementasi yang tidak profesional
36
BAB IX BAHAYA DALAM PENGOLAHAN TERDISTRIBUSI PENDAHULUAN Pengolahan terdistribusi, yang didukung oleh perkembangan mikroelektronika telah mengubah pemakainya, dan juga proses manajemen untuk tingkat yang lebih tinggi. Top managemen harus mengevaluasi kembali fungsi – fungsi yang harus dikoordinasi, diintegrasi dan disentralisasi. Bersamaan dengan hal tersebut, terdapat bahaya – bahaya yang mengancam pengolahan data terdistribusi, yang bisa dihindari bila perubahan pengolahan data terdistribusi dirancang dan diatur dengan tepat. Manajemen pengolahan data terdistribusi membutuhkan perhatian top management, strategi dari top managemen diperlukan untuk mengimplementasikan pengolahan data terdistribusi, sebelum pertengahan 1970 an top managemen biasanya tidak terlibat dengan pengolahan data ( hanya pekerjaan teknis ). Namun pengolahan data menjadi bagian yang mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan, reorganisasi perusahaan juga diperlukan untuk menunjang pengolahan data terdistribusi. Tujuan dari strategi pengolahan data terdistribusi haruslah memaksimalkan keuntungan yang dihasilkan pengolahan data terdistribusi khususnya membuat setiap pemakainya terlibat, dan menghindari bahaya – bahaya yang utama seperti berikut ini : 1. Hilangnya kontrol manajemen. Manajemen pengolahan data kehilangan kontrol keseluruhan dari pengolahan data karena kelompok pemakai yang membutuhkan komputer mini pribadi semakin bertambah. Pengolahan data terdistribusi berkembang secara random, tidak terancang dan terkontrol. 2. Hilangnya kontrol dari ruang SIM. Pengumpulan informasi manajemen yang sangat mempengaruhi organisasi menjadi sangat sulit. 3. Sub optimasi. Developer lokal memenuhi kebutuhan lokal, bukan keseluruhan pengolahan data yang dibutuhkan untuk mengontrol perusahaan dengan efisien. 4. Data Inkompatible. Data yang sama direpresentasikan dengan cara yang berbeda pada sistem yang berbeda, tidak mungkin menghubungkan data ini untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, tanpa menuliskan kembali program yang menggunakan data tersebut, hal ini menjadi mahal. 5. Hardware Inkompatible. Mesin yang dipilih oleh tiap kelompok pemakai berbeda, floppy disk dan program tidak dapat digunakan ditempat lain, mesin tidak dapat dihubungkan dengan telekomunikasi dan lain – lain. 6. Software Inkompatible. Mesin yang berbeda mempunyai software yang berbeda, seperti kontrol link datanya, arsitektur manajemen jaringan, pelayanan tiap session, pelayanan manajemen data base dan lain – lain. Pilihan software yang kompatible diperlukan untuk hubungan antar mesin, transfer data, dan penggunaan database jarak jauh. 7. Ketidakmampuan dalam distribusi. Komputer mini digunakan tidak secara profesional, tanpa standar, teknik yang terstruktur, dan dokumentasi yang cukup. Perancangan pengolahan terdistribusi yang buruk. 8. Kegagalan dalam menggunakan database. Mesin – mesin pemakai sering menggunakan file yang on-line, bukan manajemen data base. Keuntungan teknologi dan data base tidak digunakan, padahal ini dapat mengembangkan produktivitas dan fleksibilitas aplikasi. 9. Biaya perawatan berlebihan. Program harus sering dituliskan kembali karena alasan yang tersebut diatas, biaya yang tidak diharapkan seperti untuk penulisan kembali program dan data, konversi, restrukturisasi sistem dapat meningkatkan hingga lebih dari 80 % dari biaya pengembangan instalasi. Tenaga kerja seharusnya digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang baru, sistem terdistribusi perlu dirancang untuk perawatan. 10. Duplikat usaha. Fungsi yang sama diprogram berkali – kali oleh kelompok yang berbeda, masalahnya orang – orang yang pandai dalam komputer semakin banyak dicari. 11. Produktivitas rendah. Rendahnya produktivitas dalam pengembangan aplikasi dapat disebabkan oleh pemrogram dalam bahasa tingkat rendah, kurangnya software yang baik, kegagalan penggunaan data base, usaha perawatan yang tinggi dan duplikat program. 12. Tenaga manusia yang tinggi. Lebih banyak tenaga manusi yang digunakan, mereka akan semakin lama dalam bekerja dan meminta fasilitas yang lebih baik lagi. 13. Kurangnya perancangan jaringan. Jaringan tidak dirancang dengan kemampuan menghubungkan prosesor – prosesor kecil yang semakin berkembang. 14. Tidak ada perencanaan evolusi. Perkembangan sistem kecil yang inkompatible sangat sulit berintegrasi. Pengembangan dari sistem terdistribusi yang inkompatible ke arah fasilitas jaringan yang terintegrasi dengan data base menjadi sangat rumit dan mahal dan biasanya jarang berhasil.
37
15. Macetnya migrasi. Jalur migrasi dari perusahaan pembuat komputer ke arah teknologi yang lebih baik kebanyakan tidak dapat diikuti. 16. Kurangnya keamanan. Beberapa sistem peralatan instalasi tanpa memperhatikan kemampuan, kurangnya backup file, data dapat hilang jika file tidak punya backup, dapat disebabkan oleh kerusakan pada penyimpanan data tersebut. 17. Kurangnya auditiabilitas. Auditor mendapatkan beberapa sistem terdistribusi yang tidak dapat diaudit, disebabkan oleh tidak cukupnya audit trail atau record yang mencatat siapa saja yang menggunakan sistem atau file – file yang sudah di-update. 18. biaya perawatan tinggi. Karena banyaknya komputer kecil yang tersebar yang tidak mempunyai tempat perbaikan, staff perawatan atau backup yang terpusat. 19. Peningkatan yang semakin kompleks. Komputer mini pada lokasi pemakai semakin besar, kompleks dan mahal, sistem pemakai yang sederhana menjadi rumit dan membutuhkan lebih banyak tenaga dan keahlian. 20. Pertentangan politik. Banyak perencanaan pengolahan data terdistribusi yang melangkahi struktur kebijakan perusahaan, komputer mini menjadi tempat persaingan kebijakan untuk menghindari pengontrolan dari pengolahan data pusat. 21. Biaya telepon bertambah. Untuk menangani masalah organsiasi yang terdistribusi 22. Biaya total tidak terkontrol. Ternyata biaya total lebih rendah bila dikontrol dipusat, teknik perancangan untuk meminimumkan biaya sistem keseluruhan tidak digunakan. STRATEGI MANAJEMEN Perancangan dan pengontrolan yang terpusat dalam hal tertentu diperlukan, penentuannya merupakan bagian perencanaan strategi yang diperlukan pengolahan data terdistribusi, pengolahan data terdistribusi dapat berdiri terdiri dari mesin – mesin yang stand-alone, tetapi suatu saat tetap perlu bertukar data, sehingga mesin tersebut perlu diinterkoneksi. Bahaya yang berhubungan dengan strategi manajemen ini : 1. Hilangnya kontrol manajemen. 2. Penggunaan mesin yang inkompatibel. 3. Hilangnya otoritas pengolahan data pusat ( karena penjadualan, biaya, ataupun pengembangan aplikasi ). Mesin – mesin tidak kompatibel karena kumpulan instruksinya dan kontrol telekomunikasi yang berbeda. APLIKASI TERPUSAT Beberapa aplikasi sangat baik dijalankan pada mesin yang terpusat, demikian juga beberapa datanya sangat baik bila disimpan dipusat. Namun beberapa aplikasi sangat baik dijalankan pada lokasi pemakai, dan seringkali aplikasi ini membutuhkan data dari tempat lain. Perancangan pengolahan terdistribusi di dasari oleh perencanaan aplikasi dan data mana yang harus dipusat atau dilokasi pemakai. Konsep aplikasi strategi yang terpusat dan aplikasi fungsional yang terdistribusi menjadi bagian yang penting. PERANCANGAN DATA Data mungkin hanya digunakan pada satu departemen, dan mungkin juga digunakan ditempat lain, tergantung dari aplikasinya. Bahayanya jika data pada lokasi yang berbeda dirancang oleh kelompok yang berbeda dan tidak terkoordinasi, data yang sama direpresentasikan dengan cara yang berbeda. Perbedaan bit dalam field, field dalam record dan perbedaan hubungan antar record perlu dikonversi. Pengolahan data terdistribusi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berkembangnya mesin dan data yang tidak kompatible. PERANGKAT LUNAK TINGKAT RENDAH Software komputer mini sudah berkembang, namun banyak instalasi komputer mini yang tidak menggunakan software yang efektif seperti sistem manajemen basis data. Software yang efektif dirancang untuk meningkatkan produktivitas pengembangan aplikasi, pada prakteknya instalasi komputer mini dengan software tingkat rendah memberi hasil yang lebih cepat dari pada instalasi yang besar dengan software yang canggih. Hal ini sering disebabkan oleh pengoperasian keseluruhan yang lebih sederhana, tidak adanya pemrograman sistem yang rumit, dan dedikasi staf pemakainya. Pengembangan aplikasi peripheral lebih mudah dan fleksibel bila mesin peripheralnya dihubungkan dengan database pusat dan developernya diberi bahasa yang efektif untuk membuat aplikasi yang menggunakan dan mengupdate data tersebut.
38
IMPLEMENTASI YANG TIDAK PROFESIONAL Keahlian pemrograman yang profesional biasanya sedikit memiliki kelompok pemakai dibandingkan dengan instalasi pusat yang baik. Pemecahannya, programmer yang ahli dapat ditempatkan pada kelompok pemakai. Namun pengembangan komputer mini seringkali tidak profesional Tidak mengikuti standar Tidak menggunakan pemrograman terstruktur Menggunakan bahasa tingkat yang lebih rendah Kode diperbaiki berulang – ulang, sehingga sukar diikuti oleh pemrogram lainnya. Tidak menggunakan komentar program yang baik ( program tidak didokumentasi ). Dengan program yang kurang dokumentasinya dan tidak dirancang untuk dapat diubah, perubahan / modifikasi program akan menjadi sulit, padahal reorganisasi perusahaan, produk yang baru dan perubahan bisnis yang umum membutuhkan penulisan kembali program, restrukturisasi data atau perubahan hardware / software. Pemeliharaan program merupakan hal yang utama dan harus direncanakan.
39
BAB X KARAKTERISTIK SISTEM TERDISTRIBUSI
Sudut pandang terhadap informasi Komponen – komponen sistem informasi terdistribusi Tantangan dalam sistem terdistribusi
40
BAB X KARAKTERISTIK SISTEM TERDISRTIBUSI
SUDUT PANDANG TERHADAP INFORMASI Ada dua sudut pandang terhadap informasi yaitu : 1. Konsep informasi obyektif Informasi dianggap netral dan absolut, yaitu merupakan sumber organisasi yang bisa diprediksi, konsisten dan tidak berubah. Bentuk informasi : data ( angka dan kode – kode terstruktur, bunyi ( sinyal bunyi yang dikodekan ), teks ( dokumen dan pesan ), bayang – bayang ( gambaran tangan, grafis, atau video yang dikodekan ). 2. Konsep Informasi subyektif Pandangan individualis yang menyatakan bahwa informasi merupakan pandangan orang yang melihat. Misalnya item order 10 rim kertas, ini merupakan sepotong data netral, ini menjadi informasi bagi bagian produksi untuk mengatur jadual produksi dan juga menjadi informasi yang berbeda bagi bagian keuangan. KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM INFORMASI TERDISTRIBUSI 1. Data Berhubungan dengan struktur dan manipulasi informasi, terdiri dari berbagai obyek data yang merepresentasikan beberapa tipe media. Misalnya, obyek data bisa berupa database relasional, file grafis, file audio, atau arus data multimedia. 2. Prosesing. Berkaitan dengan obyek data prosesing, berisi obyek prosesing seperti viewer, browse, search enginer. 3. Presentasi. Berhubungan dengan data dan menghandle interaksi user. User interface : aspek user interface yang dirasakan fisik oleh user yang secara visual tampak sama dari aplikasi ke aplikasi berikutnya. Manajemen presentasi : manajer user interface yang memberikan operasi dasar yang digunakan untuk membangun dan mengontrol user interface menurut pengawasan aplikasi. Ada tiga fungsi kunci yang diberikan oleh software manajemen presentasi : Display service : memajemen semua alat – alat user interface Kontrol dialog : memberikan mekanisme untuk menciptakan dan memanipulasi user interface dan fungsi penanganan peristiwa. Interface program aplikasi : memberikan aplikasi dengan interface spesifik, guna membangun aplikasi yang sesuai. TANTANGAN DALAM SISTEM TERDISTRIBUSI 1. Keheterogenan. Suatu sistem terdistribusi dapat dibangun dari berbagai netware, operasi sistem, hardware, software yang berbeda. IP dapat digunakan untuk mengatasi perbedaan jaringan 2. Keterbukaan Mendukung extensibility Setiap komponen memiliki interface yang di-publish ke komponen lain. Perlu integrasi berbagai komponen yang dibuat oleh programmer atau vendor yang berbeda. 3. Keamanan Shared resources dan transmisi informasi rahasia perlu dilengkapi dengan enkripsi 4. Skalabiliti Penambahan pemakaian membutuhkan penambahan resources yang konstan. Cegah bottleneck Jika perlu gunakan replikasi 5. Penangan kegagalan Setiap proses dapat mengalami kegagalan secara independent Komponen yang lain harus berjalan dengan baik 6. Transparancy Transparan : bagi pemakai, keberadaan beberapa komponen tampak sebagai satu sistem Access transparency : lokal dan remote resources dapat diakses dengan operasi yang sama Location transparency : resources dapat diakses tanpa tahu di mana lokasinya. Concurrency transparency : beberapa proses dapat sama – sama menggunakan resources tanpa saling interferensi Replication transparency : pemakai maupun pemrogram aplikasi tidak perlu mengetahui adanya replikasi resources yang dapat menigkatkan kehandalan dan unjuk kerja
41