JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 1~11 ISSN: 2355-3677
Sistem Security dengan Model Steganografi Pada Online Repository Dokumen di website Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar Abdul Wahid dan Seny Luhriyani Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar Email :
[email protected] dan
[email protected]
Abstrak Di era digital sekarang ini, manusia sungguh telah dimanjakan oleh teknologi. Berbagai kemudahan manusia dapatkan dengan adanya teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat. Salah satu kemudahan yang sangat dirasakan oleh manusia adalah media penyimpanan dokumen atau data secara digital. Manusia tidak lagi menyimpan data atau dokumennya dalam bentuk fisik yang akan memakan banyak ruang dan waktu untuk pencarian dokumen tersebut pada saat dibutuhkan. Sebagai contoh Dokumen-dokumen dan data milik Fakultas Bahasa dan Sastra UNM telah mempunyai sebuah repository online atau penyimpanan data online yaitu pada alamat fbs.unm.ac.id/repository. Demi keamanan data, pada penelitian ini akan di gunakan model steganografi untuk penyembunyian dokumen sehingga data bisa terjaga dengan lebih aman. Aplikasi yang dibangun adalah perangkat lunak yang dapat melakukan steganografi pada gambar dengan format Bitmap. Maksimal ukuran file yang dapat disembunyikan adalah 850 kb pada Image yang mempunyai pixel 1024 x 768. Dari hasil pengujian ini berhasil menyimpan data berukuran apapun, hal ini mengingat kemungkinan untuk memperbesar wadah secara dinamis sesuai ukuran data dan memperkecil kapasitas data dengan jalan kompres.
Kata kunci: repository, kriptografi, steganografi
Abstract Nowaday in digital era, people really have been spoiled by technology. Different people get with the ease that technology is increasingly growing rapidly. One of the convenience that is felt by humans is a data storage medium or documents digitally. Humans no longer store data or documents in physical form that would take too much space and time to search these documents when needed. For example, documents and data belonging to the Language and Literature Faculty UNM has had an online repository or data storage online is the address fbs.unm.ac.id/repository. For security, data will be used for hiding steganographic model of the document so that the data can be maintained with more secure. The application constructed is a software that can perform steganography in images with Bitmap format. Maximum file size is 850 kb can be hidden in the image that has 1024 x 768 pixels. Steganography technique is capable of storing data that is greater than the maximum capacity of the actual container. And from the results of this test successfully store data of any size, it is given the possibility to dynamically increase the size of the container of data and reduce the capacity of roads compress data. Keywords: repository, cryptography, steganography
1. Pendahuluan Adanya Internet sebagai sistem jaringan terluas yang menghubungkan hampir seluruh komputer di dunia, membuat semua komputer dapat dengan mudah untuk saling bertukar data. Dalam “web” ini, hampir segala jenis informasi dapat diperoleh, yang dibutuhkan hanyalah sebuah komputer yang terhubung dengan dunia maya ini (Internet). (Suhono : 2000)
2
ISSN: 2355-3677 Karena fasilitas dan kemudahan yang dimiliki oleh internet maka internet untuk saat ini
sudah menjadi barang yang tidak asing lagi. Sayangnya dengan berkembangnya internet dan aplikasi menggunakan internet semakin berkembang pula kejahatan sistem informasi. Dengan berbagai teknik banyak yang mencoba untuk mengakses informasi yang bukan haknya. Ancaman dari keamanan komunikasi lewat jaringan turut menjadi sorotan bagi para pengguna internet. Ancaman-ancaman tersebut bisa berupa interupsi, penyadapan, modifikasi maupun fabrikasi. Tentunya ancaman ini akan berakibat pada data-data yang dikomunikasikan. Maka dari itu sejalan dengan berkembangnya media internet ini harus juga dibarengi dengan perkembangan pengamanan sistem informasi. Dokumen penting atau rahasia disimpan ditujukan untuk hal yang sifatnya khusus dan tidak boleh ada pihak lain yang mengetahui isi dari informasi tersebut selain yang punya atau yang berkepentingan dengan data tersebut. Salah satu teknologi yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan ini adalah teknik kriptografi, yaitu isi informasi yang asli (plainteks) diubah menjadi informasi acak (cipherteks) terlebih dahulu, yang sama sekali tidak memiliki makna. Namun kadang kala teknik kriptografi murni memiliki kelemahan yakni pesan acak yang dikirim justru dapat menimbulkan kecurigaan oleh pihak luar, sehingga mungkin saja pesan tersebut akan dirusak dengan tujuan supaya pihak penerima yang asli tidak berhasil mendapatkan pesan tersebut secara utuh. Untuk mengatasi hal ini, digunakan salah satu teknik lanjutan dari kriptografi, yaitu steganografi. Teknik sudah dipakai lebih dari 2500 tahun yang lalu untuk menyembunyikan pesan rahasia. Berbeda dengan teknik kriptografi, steganografi menyembunyikan pesan rahasia agar bagi orang awam tidak menyadari keberadaan dari pesan yang disembunyikan. Teknik ini sering digunakan untuk menghindari kecurigaan orang dan menghindari keinginan orang untuk mengetahui isi pesan rahasia tersebut. Dengan metode ini, isi informasi yang ingin dikirimkan disembunyikan atau disisipkan ke dalam suatu bentuk media yang umum (cover-object) dan dapat kita temui sehari-hari. Hasil dari penyisipan ini (stego-object) akan dapat dikirimkan dengan aman, karena apabila terdapat pihak luar yang menyadap, informasi yang didapat berupa media yang umum sehingga kemungkinan untuk timbulnya kecurigaan sangatlah kecil. Oleh karena itu, perangkat lunak steganografi yang akan dibuat penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif layanan untuk menjaga atau melindungi surat penting atau rahasia yang dikirimkan, pada implementasi steganografi pesan rahasia dienkripsi terlebih dahulu kemudian chiperteks disembunyikan di dalam media lain sehingga pihak ketiga tidak menyadari keberadaannya. Pesan rahasia yang disembunyikan dapat diekstraksi kembali persis dengan aslinya. Media yang sering menjadi tempat penyembunyian pesan pada steganografi digital adalah teks, gambar, suara, dan video. Pemilihan jenis media yang digunakan bebas, maka media yang akan digunakan pada penelitian ini adalah media gambar atau citra digital mengingat tingkat kemudahan pengiriman file gambar dan dukungan pengiriman file gambar untuk berbagai format cukup banyak tersedia. JTRISTE Vol. 1, No. 2, 2014
JTRISTE
3
ISSN: 2355-3677
Penelitian yang dilakukan terkait dengan konsep penyembunyian pesan dengan stagenografi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami karakteristik dasar proses enkripsi dan penyembunyian pesan yang kemudian ekstraksi dengan rancangan perangkat lunak yang mengimplementasikan teknik stagenografi. 2. Steganografi dengan LSB (Least Significant Bit) Steganografi adalah seni dan ilmu menulis atau menyembunyikan pesan dengan suatu cara sehingga selain si pengirim dan si penerima, tidak ada seorangpun yang mengetahui atau menyadari bahwa ada suatu pesan rahasia. Kata steganografi berasal dari bahasa Yunani steganos, yang artinya “tersembunyi atau terselubung”, dan graphein, “menulis”. ( Morkel : 2005 ). Pada masa lampau steganografi sudah dipakai untuk berbagai kebutuhan, seperti kepentingan politik, militer, diplomatik, serta untuk kepentingan pribadi, yaitu alat komunikasi pribadi. Beberapa penggunaan steganografi pada masa lampau bisa kita lihat dalam beberapa peristiwa berikut ini : Pada Perang Dunia II, Jerman menggunakan microdots untuk berkomunikasi. Penggunaan teknik ini biasa digunakan pada microfilm chip yang harus diperbesar sekitar 200 kali. Dalam hal ini Jerman menggunakan steganografi untuk kebutuhan perang sehingga pesan rahasia strategi atau apapun tidak bisa diketahui oleh pihak lawan. Teknologi yang digunakan dalam hal ini adalah teknologi baru yang pada saat itu belum bisa digunakan oleh pihak lawan. Pada Perang Dunia II, Amerika Serikat menggunakan suku Indian Navajo sebagai media untuk berkomunikasi. Dalam hal ini Amerika Serikat menggunakan teknologi kebudayaan sebagai suatu alat dalam steganografi. Teknologi kebudayaan ini tidak diketahui atau dimiliki pihak lawan, kecuali oleh Amerika Serikat. Dari catatan sejarah dan contoh-contoh steganografi konvensional tersebut, kita dapat melihat bahwa semua teknik steganografi konvensional selalu berusaha merahasiakan pesan dengan cara menyembunyikan, mengamuflase, ataupun menyamarkan pesan. Sementara, saat ini perkembangan teknologi internet telah membawa perubahan besar bagi kecepatan pertukaran informasi maupun distribusi media digital. Media digital berupa teks, citra, audio, atau video dapat dipertukarkan atau didistribusikan dengan mudah melalui internet. Disisi lain, kemudahan ini dapat menimbulkan permasalahan ketika media tersebut adalah media yang sifatnya rahasia. Teknik steganografi meliputi banyak sekali metode komunikasi untuk menyembunyikan pesan rahasia (teks atau gambar) di dalam file-file lain yang mengandung teks, image, bahkan audio tanpa menunjukkan ciri-ciri perubahan yang nyata atau terlihat dalam kualitas dan struktur dari file semula. Tujuan dari steganografi adalah merahasiakan atau menyembunyikan keberadaan dari sebuah pesan tersembunyi atau sebuah informasi.
Abdul Wahid dan Seny Luhriyani
4
ISSN: 2355-3677 Dalam praktek penggunaan steganografi kebanyakan diselesaikan dengan membuat
perubahan tipis terhadap data digital lain yang isinya tidak akan menarik perhatian dari penyerang potensial, sebagai contoh sebuah gambar yang terlihat tidak berbahaya. Perubahan ini bergantung pada kunci (sama pada kriptografi) dan pesan untuk disembunyikan. Orang yang menerima gambar kemudian dapat menyimpulkan informasi terselubung dengan cara mengganti kunci yang benar ke dalam algoritma yang digunakan. Kelebihan steganografi yang dikembangkan dari kriptografi adalah pesan-pesannya tidak menarik perhatian orang lain. Pesan-pesan berkode dalam kriptografi yang tidak disembunyikan, walaupun tidak dapat dipecahkan, akan menimbulkan kecurigaan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka digunakan steganografi untuk menjamin keamanan pesan
rahasianya.
Sebuah
pesan
steganografi
(plaintext),
biasanya
pertama-tama
dienkripsikan dengan beberapa arti tradisional, yang menghasilkan ciphertext. Kemudian, covertext dimodifikasi dalam beberapa cara sehingga berisi ciphertext, yang menghasilkan stegotext. Contohnya, ukuran huruf, ukuran spasi, jenis huruf, atau karakteristik covertext lainnya dapat dimanipulasi untuk membawa pesan tersembunyi, hanya penerima (yang
harus
mengetahui
teknik
yang
digunakan)
dapat
membuka
pesan
dan
mendekripsikannya. Kebanyakan algoritma steganografi menggunakan sebuah kombinasi dari bidang jenis teknik untuk melakukan sebuah tugas dalam penyelubungan pesan rahasia dalam sebuah selubung file. Sebuah program steganografi dibutuhkan untuk melakukan hal-hal berikut (baik implisit melalui suatu perkiraan maupun eksplisit melalui sebuah perhitungan), menemukan kelebihan bits dalam selubung file yang dapat digunakan untuk menyelubungi pesan rahasia didalamnya, memilih beberapa diantaranya untuk digunakan dalam menyelubungi data dan penyelubungan data dalam bit yang dipilih sebelumnya. Bit atau binary digit adalah unit dasar penyimpanan data di dalam komputer, nilai bit suatu data adalah 0 atau 1. Semua data yang ada pada komputer disimpan ke dalam satuan bit ini, termasuk gambar, suara, ataupun video. Jenis-jenis format pewarnaan di dalam media gambar, seperti grayscale, RGB, dan CMY. Sebagai contoh pewarnaan monochrome bitmap (menggunakan 1 bit untuk tiap pixelnya), RGB - 24 bit (8 bit untuk Red, 8 bit untuk Green, dan 8 bit untuk Blue), Grayscale-8 bit (menentukan tingkat kehitaman suatu pixel berdasarkan nilai bitnya) ( Andreas : 2008 ). Pengubahan LSB (Least Siqnificant Bit) pada citra yang terkompresi sangat sulit diketahui secara kasat mata, sehingga metode ini sangat banyak digunakan. Metode ini memanfaatkan ketidak mampuan mata manusia dalam menemukan perbedaan antara gambar asli dengan yang sudah dimasukkan pesan ( Yulie : 2008 ). Beberapa Implementasi lain dari aplikasi steganografi selain sebagai alternatif untuk menangani penyalahgunaan pasal 41 UU no. 36 tahun 1999 yang telah dipaparkan pada latar belakang, antara lain :
JTRISTE Vol. 1, No. 2, 2014
JTRISTE
5
ISSN: 2355-3677
2.1. Penyimpanan data penting Kasus penyebaran data pribadi akibat hilangnya perangkat keras, seperti notebook, harddisk, dan media penyimpangan lainnya yang marak terjadidi masyarakat sekarang ini menambah kebutuhan akan adanya aplikasi yang dapat digunakan untuk menyimpan data dengan aman, sebagai alternatif untuk pencegahan penyalahgunaan data pribadi akibat hilangnya
perangkat
keras
tersebut
dapat
digunakan
aplikasi
steganografi
sebagai
penyimpanan data penting. Dimana data penting yang dapat disimpan antar lain : pesan rahasia, nomor pin, dan nomor-nomor penting lainnya tanpa menimbulkan kecurigaan. 2.2. Melindungi Hak cipta Di dunia digital, steganografi muncul dalam bentuk digital watermark,yaitu tanda digital yang disisipkan dalam gambar (digital image) atau suara. Hak cipta (copyright) dari gambar dapat disisipkan dengan menggunakan high-bit dari pixel yang membentuk gambar tersebut. Pada steganografi gambar yang telah disisipkan pesan terlihat tidak berbeda, karena kemampuan (atau lebih tepatnya ketidakmampuan) mata manusia yang tidak dapat membedakan satu bit saja, akan tetapi sebenarnya gambar tersebut mengandung pesan-pesan tertentu. 2.3. Belanja On-Line Dewasa ini banyak aplikasi-aplikasi berbasis web yang dibuat termasuk aplikasi penjualan. Sangat besar kemungkinan aplikasi penjualan online didalam meningkatkan jumlah penjualan dan mempermudah pembeli untukmembeli barang. Tingkat keamanan dari sistem penjualan online masih diragukan oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Melihat banyaknya kasus penyadapan informasi-informasi melalui internet termasuk penyadapan nomor kartu kredit pembeli. Faktor keamanan dari sistem penjualan online perlu didesain dengan baik. Altenatif pengamanan nomor kartu kredit yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan aplikasi steganografi, yakni dengan cara menyimpannya kedalam gambar, baru kemudian dikirimkan.
3. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam studi Pustaka, pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen pengumpul data. Teknik pengujian hipotesa yang digunakan adalah pengujian non statistik.
4. Hasil dan Pembahasan Setiap kelas pada perangkat lunak diimplementasikan dalam dalam bahasa pemograman. Sebuah kelas akan diimplementasikan dalam sebuah file dmana semua kelas tersebut sesuai dengan kelas perancangan yang telah diuraikan pada subbab sebelumnya.
Abdul Wahid dan Seny Luhriyani
6
ISSN: 2355-3677 Pada implementasi penyisipan, ukuran pesan yang ingin disisipkan oleh penggguna akan
melewati proses pengujian validasi ukuran terlebih dahulu. Apabilah ukuran dari pesan melebihi batas maksimum ukuran pesan yang akan disisipkan pada citra Bitmap, proses maka akan dilakukan proses Compress file dan Resize Image setelah itu akan dilakukan penyisipan pesan. Kelas-kelas yang telah dirancang akan diimplementasikan pada table berikut akan dilihat daftar implementasi kelas-kelas yang ada pada stegoBitmap serta keterangannya.
Tabel 1. Daftar Tabel Kelas Perancangan dan Implementasi Nama kelas
Keterangan
About/ Interface
Kelas ini berfungsi untuk menampilkan cara penggunaan aplikasi ini.
Encrypt
Kelas ini berfungsi untuk melakukan proses enkripsi dan penyisipan
Decrypt
Kelas ini berfungsiuntuk melakukan proses deksripsi.
Resize
Kelas ini mengimplementasikan resize gambar pada
Compress
saat gambar ingin diperbesar pixelnya Kelas ini merupakan kelas yang akan melakukan
Zipx
proses kompresi Adalah suatu aplikasi pendukung untuk melakukan compress dan decompress data.
Bagian About Bagian About adalah bagian yang menampilkan nama tim pengembang aplikasi. Implementasi pada Aplikasi dapat dilihat berikut:
Gambar 1. Implementasi bagian About
Bagian Enkripsi Bagian Enkripsi dapat diakses dengan menklik tab Encrypt. Pada bagian ini terdapat tombol proses penyisipan.
JTRISTE Vol. 1, No. 2, 2014
JTRISTE
7
ISSN: 2355-3677
Gambar 2. Implementasi bagian Encrypt Bagian Dekripsi Bagian Dekripsi dapat diakses dengan menklik tab Dekripsi. Pada bagian ini terdapat tombol Proses Pengungkapan. Klik Tombol tersebut untuk melakukan dekripsi
untuk memunculkan
dialog seperti pada gambar berikut :
Gambar 3. Implementasi bagian Dekripsi Bagian Kompress Bagian Compress dapat diakses dengan menklik tab Rezise/Kompres. Pada bagian ini terdapat dua buah tombol yaitu tombol kompres dan tombol Resize.
5. Pengujian Sistem Pengujian dilakukan pada lingkungan yang sama dengan lingkungan implementasi. Dikarenakan aplikasi yang dibangun merupakan aplikasi Desktop based. Proses pengujian perbandingan kualitas juga dilakukan menggunakan notebook yang sama dengan saat implementasi. Kasus pengujian yang dibuat adalah sebagai berikut :
Kasus uji 1 Pengujian ini dilakukan untuk menguji kebenaran validasi format gambar sebagai masukan pada proses enkripsi dan proses Dekripsi. Cara yang dilakukan adalah
Abdul Wahid dan Seny Luhriyani
8
ISSN: 2355-3677
memasukkan format gambar bmp, dimana pengujian dinyatakan berhasil jika proses penyisipan dapat dilakukan pada gambar dengan format BMP. Kasus Uji 2 Pengujian ini dilakukan dengan cara meyisipkan pesan ke dalam gambar, kemudian mengekstraksinya kembali. Gambar yang menjadi media pada pengujian ini adalah gambar yang dinyatakan valid dari hasil kasus uji. Kasus Uji 3 Pengujian ini dilakukan untuk menguji kemampuan kompres dan resize image dari perangkat lunak, yang akan dikompres adalah dari file/data yang berbeda. Kasus Uji 4 Pengujian ini dilakukan untuk menguji data yang sebelumya lebih besar dari pada wadah, sehingga akan melalui melalui teknik kompres data sehingga data tersebut bisa ditampung Kasus Uji 5 Pengujian ini dilakukan untuk menguji kualitas dari gambar yang dihasilkan setelah melalui proses penyisipan, yaitu dengan membandingkannya dengan gambar yang asli. Dimana perbandingan dari dua gambar hanya dilakukan secara subjektif (gambar dianggap mirip) Kasus Uji 6 Pengujian ini dilakukan dengan menguji Ratio antara ukuran file dan Image yang bisa ditampung. Kasus Uji 7 Pengujian ini dilakukan dengan megirim Image yang sudah disimpan file pada repository FBS UNM di fbs.unm.ac.id/repository. Dan melakukan pengungkapan (ekstrak) kembali terhadap Image yang disimpan.
6. Analisis dan Hasil Perangkat Lunak Steganografi Pengujian Kasus 1 dilakukan untuk menguji kebenaran validasi format gambar sebagai masukan pada proses penyisipan dan ekstraksi. Cara yang dilakukan adalah memasukkan format gambar bmp, dimana pengujian dinyatakan berhasil jika proses penyisipan dapat dilakukan pada gambar dengan format BMP. Tabel Hasil Pengujian Kasus Uji 1 File Gambar
Format
Hasil Validasi
Kesimpulan
“pemandangan”
BMP
Valid
Sukses
“Hutan 06”
BMP
Valid
Sukses
“hutan”
BMP
Valid
Sukses
JTRISTE Vol. 1, No. 2, 2014
JTRISTE
9
ISSN: 2355-3677
Dari hasil tersebut, terbukti bahwa StegoBitmap telah berhasil menjalankan fungsi parsing gambar BMP, sehingga validasi format gambar atau pengambilan nilai dalam gambar dapat dilakukan dengan baik. Pengujian Kasus berikutnya dilakukan dengan menyimpan Image yang sudah disisipkan file pada repository di alamat : fbs.unm.ac.id/repository yang kemudian di download lagi pada waktu dan tempat yang berbeda. dari pengujian kasus uji dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pengujian Kasus Uji 7 Untuk upload gambar yang sudah disisipi Pesan/dokumen pada repository fbs.unm.ac.id/repository. File Gambar Asli yang dikirim
Upload lewat
FTP (sukses)
Download lewat
Pengungkapan
FTP (Berhasil)
Berhasil
FTP (Berhasil)
Berhasil
1024 x 768
CMS Joomla (sukses) 1024 x 768
FTP (sukses)
CMS Joomla (sukses)
Berhasil
1024 x 768
CMS Joomla
CMS Joomla
(sukses)
(sukses)
Berhasil
1024 x 768 Pada pengujian ini dapat disimpulkan bahwa pada saat di lakukan pengungkapan dari hasil upload dan download dokumen di repository online FBS ini bisa dikatakan berhasil dengan baik. Karna bisa dilakukan pengungkapan kembali file yang telah di upload dan di download kembali.
Abdul Wahid dan Seny Luhriyani
10
ISSN: 2355-3677 Dari semua hasil pengujian yang telah dilakukan, perangkat lunak StegoBitmap dapat
menjalankan semua fungsi dan spesifikasi dengan benar, Ukuran file yang disisipkan terbatas terhadap image yang akan disisipi, sehingga ukuran maksimalnya adalah 850 kb dengan ukuran pixel 1024 x 768, jika melampaui batas yang maksimal ukuran file tersebut maka akan terjadi error sehingga alternativenya yang bisa dilakukan adalah melakukan Kompres file (memperkecil ukuran file) dan Resize Image (mempebesar ukuran pixel dua kali dari ukuran aslinya)sehingga dapat menutupi kelemahan dari aplikasi dari metode LSB ini. Penggunaannya dalam hal media pengiriman bisa dilakukan di media internet sesuai pengujian yang telah dilakukan.
8. Simpulan Telah berhasil dikembangkan perangkat lunak yang dapat melakukan steganografi pada gambar dengan format Bitmap. Kebutuhan fungsional dari perangkat lunak, seperti proses penyisipan dan ekstraksi pesan sudah dapat dilakukan dengan benar. Maksimal ukuran file yang dapat disembunyikan adalah 850 kb pada Image yang mempunyai pixel 1024 x 768. Teknik Steganografi ini mampu menyimpan data yang lebih besar dari pada kapasitas maksimum wadah sebenarnya. Dan dari hasil pengujian ini berhasil menyimpan data berukuran apapun, hal ini mengingat kemungkinan untuk memperbesar wadah secara dinamis sesuai ukuran data dan memperkecil kapasitas data dengan jalan kompres. Metode Least Significant Bit sebagai metode penyisipan pesan sudah dapat dilakukan dengan benar yaitu meyisipkan pesan rahasia dalam pixel yang tak signifikan, dari Image. Kualitas Image dan besar size yang dimilki Image setelah proses penyisipan sama dengan kualitas Image dan sizenya sebelum dilakukan penyisipan sehingga, penyisispan ini berhasil dilakukan tergantung dari besar kecilnya ukuran pesan yang disisipkan. The main text format consists of a flat left-right columns on A4 paper (quarto). The margin text from the left, right, top, and bottom 3 cm. The manuscript is written in Microsoft Word, single space, Arial 10pt and maximum 12 pages, which can be downloaded at the website: http://jtriste.kharisma.ac.id
Daftar Pustaka [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Gonzales, R.C., Woods, R.E. “Digital Image Processing,”, ( Addison-Wesley PublishingCompany, 1992). Hakim, Muhammad, Implementasi Penyembuyian pesan dengan metode LSB (Bandung : Institud Teknologi Bandung, 2009) Munir, Rinaldi, “Kriptografi” (Bandung : Informatika Bandung, 2006), h. 301 Pangaribuan, Ferry, Aplikasi Penyembunyian Pesan Metode MARS Metode dan Zhang LSB Image , (Bandung : Institut Teknologi Bandung, 2008). Raharjo, Willy Sudiarto, Aditya Wikan Mahastama “Permodelan System Perangkat Lunak(Uses Case UML)” (Univ Kristen Duta Wacana, PSPL). Ronald Augustinus Penalosa, “Steganografi Pada Citra dengan Format GIF Menggunakan Algoritma GifShuffle”, (Bandung: ITB, 2008). Suarga, M. Sc., M. Math., Ph. D.,” Algoritma Pemograman” (Makassar : 2004).
JTRISTE Vol. 1, No. 2, 2014
JTRISTE
ISSN: 2355-3677
11
[8]
Suhono, Supangkat, H., Juanda, K. (2000). Watermarking Sebagai Teknik Penyembunyian Hak Cipta Pada Data Digital. Jurnal Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung. [9] Wicaksono, Prasetyo Andy, “Penyembunyian Pesan pada Citra GIF Menggunakan Metode Adaptif” (Bandung : Institut Teknologi Bandung.2009). [10] Winanti, Winda, “ Penyembuyian pesan pada citra terkompresi JPEG menggunakan metode Spread Spectrum” (Bandung : Institut Teknologi Bandung, 2009). [11] Yulie, Anniera Sinaga. “Program Steganalisis Metode LSB pada Citra dengan Enhanced LSB,Uji Chi-Square, dan RS-Analysis”, (Bandung : Institut Teknologi Bandung, 2009). [12] Blogspot, Steganografi, http://latifaulfah.blogspot.com/2010/03/steganografi.html, (29 oktober 2012). [13] Tjong, Andreas, “Steganografi : LSB (Least Significant Bit)”, http://andreastjong.wordpress.com/2008/09/22/steganografi-2-lsb-least-significant-bit/. (26 Juli 2012) [14] Wikipedia, Steganografi, http://id.wikipedia.org/wiki/Steganografi, (26 Juli 2012). [15] Wikipedia, penelitian kuntitatif, http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif (26 Juli 2012)
Abdul Wahid dan Seny Luhriyani