Vol.18 No.2 Agustus 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN CALON TENAGA HONORER DI SMA N 1 JUNJUNG SIRIH KAB. SOLOK MENGGUNAKAN METODE MULTIFAKTOR EVALUASI PROSES (MFEP) Oleh: Rifa Turaina1 Cici Gustia Efendy2 1,2 Program Studi Sistem Informasi STMIK Indonesia Padang Abstrak Guru merupakan sumber daya manusia yang berperan sangat penting didalam mendidik siswa. Di SMA N 1 Junjung sirih masih sangat dibutuhkan tenaga pengajar bantuan yaitu tenaga honorer guru.Tenaga honorer yang dipilih adalah yang benar-benar mempunyai potensi yang baik dalam mendidik.Penyeleksian calon tenaga honorer di SMA N 1 junjung sirih masih dilakukan secara manual.sementara dalam menentukan calon tenaga honorer mempunyai tiga faktor penilaian yaitu Administrasi, Akademik, dan Kepribadian.Sehingga dalam pengambilan keputusan untuk menyeleksi penerimaan tenaga honorer di sekolah ini cukup lamban dan masih memakai aspek subjektif.Oleh Karena itu perlu dibuat sebuah aplikasi yang mampu menentukan seleksi penerimaan calon Tenaga Honorer yang optimal yang dapat membantu manajemen sekolah dalam mengambil keputusan yang lebih objektif. Dengan menggunakan metodeMultifactor Evaluation Process (MFEP) yang menggunakan pendekatan kolektif dalam mengambil keputusan. Sistem yang dihasilkan memberikan alternatif pilihan dalam menentukan pemilihan tenaga honorer sehingga memudahkan manajemen sekolah dalam menyeleksi berkas peserta yang layak dijadikan guru honorer. Kata Kunci : Tenaga Honorer, Pengambilan Keputusan, MFEP Abstrack Teachers are human resources had played a role very important in educate students.In high school n 1 junjung sirih are needed teachers assistance namely honorary workers teachers.Honorary workers were who really has the potential good in educating.Selection candidates honorary workers in high school n 1 junjung sirih is stilldone manually. While in determine a candidate honorary workers has three rating factor that is administration, academic, and personality.So in decision-making to select revenue honorary workers in this school enough sluggish and still wearing aspects subjective.By because it was necessary made an application that is able to detect selection the candidates honorary workers optimal that can help school management in make decisions more objective.By using the method multifactor evaluation process ( MFEP ) who used approach collectively in decision-making. The system resulting of providing an alternative choice in determining election honorary in order facilities school management in selecting file participants who be teachers paid by honorarium. keyword : honorary workers, decision-making, MFEP
1. Pendahuluan Sumber daya manusia yang utama dalam mendidik siswa adalah guru,Karena guru merupakan tiang dari sebuah pendidikan. Di SMA N 1 Junjung sirih solok merupakan salah satu sekolah favorit di kab solok, ini terbukti dengan meningkatnya siswa yang mendaftar kesekolah tersebut. Dengan banyaknya siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut sehingga pihak manajemen sekolah membutuhkan tenaga honoror guru dalam membantu guru-guru CPNS dalam mendidik anak didiknya. Pemilihan tenaga DOI 10.21063/JM.2016.V18.2.60-66 © 2016 ITP Press. All right reserved.
honorer ini harus memenuhi beberapa kriteria yang dibutuhkan oleh pihak manajemen sekolah.Sehingga dibutuhkan seleksi yang baik dan akurat dari penerimaan calon Tenaga Honorer baru untuk menghasilkan sumber daya manusia yang terbaik bagi sekolah.Faktor–faktor yang sudah menjadi suatu standar di dalam seleksi penerimaan calon Tenaga Honorer baru diantaranya administrasi, tes akademik dan kepribadian.Setiap faktor memiliki bobot tersendiri. Nilai bobot dari tiap faktor inilah yang pada akhirnya akan dipakai sebagai perbandingan antara setiap pelamar sehingga
60
Vol.18 No.2 Agustus 2016
Jurnal Momentum
diperoleh calon–calon Tenaga Honorer yang sesuai dengan kriteria sekolah itu sendiri. Penilaian calon Tenaga Honorer masih dalam bentuk dokumentasi sederhana seperti Microsoft Office Word dan Microsoft office Excel dalam menentukan nilai akhir dari seluruh tahap tes dari seorang Tenaga Honorer yang melamar sehingga informasi yang dihasilkan dalam penerimaan calon Tenaga Honorer tidak dapat dilaporkan secara tepat. Penilaian tahapan tes dengan jumlah pelamar sekitar 20 sampai 30 orang akan menyulitkan pihak manajemen sekolah dalam penilaian penerimaan calon Tenaga Honorer, sehingga hasil penilaian dan pertimbangan pengambilan keputusan cenderung biasa dan subjektif. Hal ini membuat pengambilan keputusan melakukan penilaian dan pertimbangan, sehingga cenderung terjadi kesalahpahaman dalam pengambilan keputusan penerimaan Tenaga Honorer baru yang sesuai dengan kriteria dari sekolah secara maksimal.Alasan tersebut menjadikan pembuatan suatu model dalam pengambilan keputusan merupakan suatu hal penting, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang akurat, cermat dan tentu saja menguntungkan bagi yang bersangkutan.Model pengambilan keputusan yang dapat dipakai salah satunya adalah Multifactor Evaluation Process (MFEP). Dalam metode MFEP ini pengambilan keputusan dilakukan dengan memberikan pertimbangan subyektif dan instutif terhadap faktor yang dianggap penting. Pertimbanganpertimbangan tersebut berupa pemberian bobot (weighting system) atas multifaktor yang terlibat dan dianggap penting
ISSN : 1693-752X
informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data”.SPK berfungsi membantu pengambil keputusan untuk menentukan keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang tepat. Tiga prinsip dasar sistem pendukung keputusan (Muhammad Dahria, 2014:84), yaitu: a. Struktur masalah : untuk masalah yang terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah terstruktur tidak dapat dikomputerisasi. Sementara itu, sistem pendukung keputusan dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan masalah yang semi-terstruktur. b. Dukungan keputusan : sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena komputer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada dibagian tak terstruktur untuk memberikan penilaian dan melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerja sama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur. c. Efektivitas keputusan : tujuan utama dari sistem pendukung keputusan bukanlah mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilakn dapat lebih baik. 2.2 Tenaga Honorer Tenaga honorer guru merupakan Guru Honorer adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Sejati- Pengertian Guru Honorer adalah guru tidak tetap yang belum berstatus minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, dan digaji per jam pelajaran. (diunduh tanggal 29 November 2015. [Online] di http://www.websitependidikan.com)
2. Metode Penelitian 2.1 Sistem Penunjang Keputusan Sistem Penunjang Keputusan (SPK)/ Decision Support System (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Manajement Decision Systems (Muhammad Dahria, 2014:84).Selanjutnya, sejumlah perusahaan, lembaga penelitian dan perguruan tinggi mulai melakukan penelitian dan membangun SPK. Sistem penunjang keputusan merupakan metode komputasi yang berkembang pesat saat ini.Kusrini (2007:15) menjelaskan bahwa “SPK merupakan sistem
2.3 Multifactor (MFEP)
Evalution
Process
Multifactor Evaluation Process (MFEP) merupakan model pengambilan keputusan yang menggunakan pendekatan kolektif dari proses pengambilan keputusannya (Render dan Stair, 2002).
61
Vol.18 No.2 Agustus 2016
Jurnal Momentum
Langkah - langkah proses perhitungan menggunakan metode MFEP, yaitu: 1. Menentukan faktor dan bobot faktor dimana total pembobotan harus sama dengan satu. 2. Mengisikan nilai untuk setiap faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dari data - data yang akandiproses, nilai yang dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan dari data - data yang akan diproses, nilai yang dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan merupakan nilai objektif.
ISSN : 1693-752X
Honorer sesuai dengan prioritas test faktor dari setiap kriteria yang ada. Nilai minimum yang diambil dari tahap ini adalah 6. d. Hasil Keputusan Tahap ini nilai akhir diambil dengan cara penyeleksian dari semua nilai para peserta yang lulus dari semua seleksi, ditahap ini keputusan diambil melalui jumlah nilai rata – rata dari hasil penjumlahan semua nilai dari semua seleksi, dan disini ada beberapa pertimbangan yang di ambil yaitu : a. Dari batas kuota yang diambil maka nilai yang tertinggi akan dinyatakan lulus. b. Jika kuata sudah penuh, maka nilai yang paling bawah dari batas koata yang ada akan di anggap sebagai cadangan.
Proses perhitungan weight evaluation yang merupakan proses perhitungan bobot antara factor weight dan factor evaluation dengan penjumlahan seluruh hasil weight evaluations untuk memperoleh total hasil evaluasi. 3. Hasil dan Pembahasan
3.1
Prosedur Nilai Calon Tenaga Honorer a. Prosedur 1 Tahapan awal pemeriksaan yaitu memisahkan berkas hasil nilai text calon Honorer yang memiliki nilai bobot test dibawah nilai bobot minimum. Jika calon tenaga honorer memiliki salah satu nilai faktor test dari tiga faktor test dengan nilai dibawah nilai 6 faktor, maka calon Honorer itu dinyatakan gagal. b. Prosedur 2 Pada tahap kedua, bagian Sekolah akan melihat seluruh kemungkinan dalam kriteria penempatan yang dapat diperoleh dari hasil akhir nilai test calon tenaga honorer. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian kriteria bahwa sudah menjadi kesepakatan dibawah nilai 6 dari seluruh kriteria yang ada akan dinyatakan gagal. c. Prosedur 3 Tahap terakhir dari perhitungan penyeleksian nilai akhir calon Honorer adalah mengurutkan dari nilai terbaik sampai batas pencarian jumlah nilai terbaik sampai batas pencarian jumlah honorer baru yang akan diterima kerja. Nilai akhir dari seluruh calon Honorer yang lolos sampai pada tahapan terakhir ini akan dimasukan pada kriteria penempatan. Penyeleksian akhir dimulai dengan rata – rata nilai faktor calon
Proses pemilihan alternatif terbaik menggunakan ‘weighting system’, dimana metode tersebut merupakan metode kuantitatif, disebut sebagai metode ‘Multifactor Evaluation Process’ (MFEP). Dalam pengambilan keputusan multifaktor, pengambilan keputusan secara subyektif dan intuitif menimbang berbagai faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap alternatif pilihan mereka.Untuk keputusan yang berpengaruh secara strategis, lebih dianjurkan menggunakan sebuah pendekatan kuantitatif seperti MFEP.Dalam MFEP pertama-tama seluruh kriteria yang menjadi faktor penting dalam melakukan pertimbangan diberikan pembobotan (weighting) yang sesuai. Langkah yang samajuga dilakukan terhadap alternatifalternatif yang akan dipilih, yang kemudian dapat dievaluasi berkaitan dengan faktor– faktor pertimbangan tersebut. Multifactor evaluation process banyak digunakan dengan alasan : a. Konsepnya sederhana dan mudah dipahami b. Komputusinya efesien c. Memiliki kemempuan untuk mengukur kinerja relatif dan alternatif - alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. 62
Analisis Algoritma Evaluasi Proses
Multifaktor
Vol.18 No.2 Agustus 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
kepriobadian 0,70. Semua nilai bobot tersebut didapat dari standar penilai panitian pelaksanaan test Honorer. Perhitungan nilai bobot evaluasi:
3.2 Penyelesian Seleksi Calon Tenaga Honorer Dengan Algoritma Multifaktor Evaluasi Proses SMA N 1 Junjung Sirih Kab. Solok dalam seleksi penerimaan calon Tenaga Honorer, Ada 3 kreteria faktor yang dijadiakan acuan dalam pengambilan keputusan : a. f1= Administrasi b. f2= Akademik c. f3= Wawancara
Nbe = Nbf x Nef Keterangan : Nbe : Nilai Bobot Evaluasi Nef : Nilai Evaluasi Faktor Nbf : Nilai Bobot Faktor Perhitungan total nilai evaluasi Tne = Nbe1 + Nbe2 Keterangan : Tne: Total nilai evaluasi
Dalam penerapan MFEP yang harus dilakukan pertaman kali adalah penentuan faktor-faktor yang dianggap penting dalam pemilihan honorer yang diterima.Langkah selanjutnya adalah pembandingan factor – factor tersebut untuk mendapatkan factor mana yang paling penting, kedua terpenting, dan seterusnya.Dalam contoh seleksi ini ditentukan bahwa Adminitrasi adalah factor terpenting, diurutan kedua adalah psikotest dan yang terakhir adalah kepribadian / wawancara. Langkah selanjutnya adalah memberikan pembobotan kepada factorfaktor yang digunakan dimana total pembobotan harus sama dengan 1 (Σpembobotan = 1).
3.3 Hierarchy Plus Input Process Output ( HIPO ) HIPO merupakan sebuah gambaran sistem yang dirancang untuk Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Honorer Pada SMA Negeri 1 Junjung Siring Kab.Solok.
Tabel 3.1 Nilai Bobot Untuk Faktor
Nilai
Faktor Adminitrasi
Bobot IPK
0,40
Sertifikat
0,60
Pengetahuan Akademik
Wawancara
umum
Gambar 1. HIPO Sistem penunjang Keputusan Seleksi Tenaga honorer pada SMA N 1 Jujung Sirih Kab. Solok
0,40
Psikotest
060
Tata Krama
0,70
Kepribadian
0,30
3.4 DFD level 1 DFD dari sistem adalah
Nilai bobot untuk factor adminitrasi ada dua macam test, IPK dengan bobot 0,40 dan Sertifikat 0,60. Nilai bobot untuk faktor Akademi ada Pengetahuan umum dengan bobot 0,40 dan psikotest 0,60. Dan nilai bobot wawancara untuk tata karma 0,30 dan
Gambar 2.DFD level 1
63
Vol.18 No.2 Agustus 2016
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
3.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah suatu model jaringan kerja yang menguraikan susunan data yang disimpan dalam system secara abstrak. ERD menunjukkan hubungan antar entity di dalam sistem, entity dalam suatu tempat, benda yang semuanya memiliki nama yang umum. Sehingga dapat dirancang laporan dan masukkan (entry) yang diinginkan. jurusan
NIK
jekel
asalsekolah
b.
tgllahir
ipk
N_sertifikat
nilai
tempatlahir
sertifikat
psikotest
keterangan
N_ipk
hasil
namalengkap
golongandarah
hasil
tpu
Nocalonhonorer
keterangan
nocalonhonorer
alamatsekolah
Nocalonhonorer
nilai
Seleksi adminitrasi
memiliki
Calon honorer
Gambar 4.Menu Utama Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Calon Tenag Honorer SMA Negeri 1.
memiliki
Entri Data Calon Form entri data calon berfungsi untuk menambah, menyimpan, dari data calon seleksi. dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Seleksi akademik
memiliki
Gambar 5.Form Entri Data Calon c.
Input Data Seleksi Form input data seleksi berfungsi untuk menseleksi hasil seleksi calon. Adapun bentuk data-data yang diinputkan dapat dilihat pada Gambar berikut ini: 1) Seleksi Administrasi
Seleksi wawancara
Tata_krama
kepribadian
Nocalonhonorer
nilai
keterangan
hasil
Gambar 3. Entity Relationship Diagram 3.6 Implementasi a.
Menu Utama Menu utama pada seleksi penerimaan Tenaga Honorer memiliki menu entri data calon, menu proses seleksi data, hasil tes, berita dan menu keluar. Fungsi menu entri data calon yaitu menginputkan data-data calon Tenaga Honorer baru ke dalam database.Pada menu proses seleksi data terdapat formseleksi administrasi, seleksi akademik, seleksi wawancara.Pada formhasil tes terdapat formtahap administrasi, tahap akademik, tahap wawancara dan hasil akhir. Pada form berita terdapat input berita serta menu keluar untuk mengakhiri jalannya program. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6. Form Input Data SeleksiAdministrasi 2)
Seleksi Akademik
Gambar 7.Form Input Data Seleksi Akademik 64
Vol.18 No.2 Agustus 2016 3)
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Seleksi Kepribadian
Gambar 11. Laporan Hasil Seleksi Akademik d. Laporan Hasil Seleksi Kepribadian Laporan hasil seleksi Honorer Wawancara berfungsi untuk menampilkan informasi calon yang lulus seleksi wawancara. Adapun bentuk laporannya dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 8.Form Input Data Seleksi Wawancara Form output merupakan jembatan untuk menghasilkan dokumen yang ingin dicetak. Form output memberikan laporan data calon seleksi dan hasil kelulusan seleksi, adapun bentuk laporan berikut ini:
Gambar 11. Laporan Hasil Seleksi Kepribadian
a. Laporan Data Calon Honorer Laporan data calonHonorer berfungsi untuk menampilkan data laporan calon seleksi siap cetak.. Adapun bentuk laporan data calon dapat dilihat pada gambar berikut ini:
e. Laporan Hasil akhir Laporan hasil akhir berfungsi untuk menampilkan informasi calon yang lulus seleksi administrasi, akademik, wawancara dan direkomendasikan untuk menjadi tenaga honorer baru. Adapun bentuk laporannya dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 9. Laporan Data Calon Honorer Gambar 12. Laporan Hasil Akhir
b. Laporan Seleksi Administrasi Laporan Nilai SeleksiAdministrasi berfungsi untuk menampilkan informasi nilai seleksi setiap calon Honorer yang mengikuti seleksi administrasi. Adapun bentuk laporannya dapat dilihat sebagai berikut
4.
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan Dari hasil kajian terhadap perancangan Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Calon Tenaga Honorer menggunakan Metode Multifactor Evaluation Process dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Dengan menggunakan sistem komputerisasi yang baru maka proses transaksi cepat dan efisisen dilaksanakan. 2. Dengan adanya Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Calon Tenaga Honorer yang diajukan telah membantu kepala Sekolah dalam menerima informasi penerimaan calon Tenaga Honorer dengan cepat dan tepat. 3. Informasi yang dibutuhkan dapat dilihat setiap saat dengan mudah dan kapanpun
Gambar 10. Laporan Nilai Seleksi Administrasi c. Laporan Hasil Seleksi Akademik Laporan hasil seleksi Honorer Akademik berfungsi untuk menampilkan informasi calon yang lulus seleksi akademik dan direkomendasikan untuk tes berikutnya. Adapun bentuk laporannya dilihat pada gambar berikut ini:
65
Vol.18 No.2 Agustus 2016
4.
5.
Jurnal Momentum
jika dibutuhkan serta penyimpanan datanya terjamin aman. Output atau laporan-laporan yang dihasilkan pada sistem ini lebih jelas dan terinci. Peranan sistem komputerisasi yang ditunjang dengan penggunaan aplikasi bahasa pemrograman, akan lebih efektif dan efisien serta mempunyai nilai tambah bila dibanding dengan sistem manual.
4.2 Saran-Saran Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Instansi yang terkait hendaknya menyediakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) yang dibutuhkan sehingga Sistem Penunjuang Keputusan ini dapat berjalan dengan lancar. 2. Bagi pimpinan hendaknya sebelum sistem diterapkan, diharapkan adanya pelatihan terhadap database administrator yang terlibat dalam pemakaian sistem, sehingga memudahkan mereka dalam menggunakan sistem ini. DAFTAR PUSTAKA
Kusrini.(2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.Yogyakarta : Andi Offset. Muhammad, D. (2014) Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Polri Pada Polda Kota Medan Mengunakan Metode Multifaktor Evaluasi Proses, diterbitkan di jurnal Ilmiah MATRIK vol 12 No 5, November 2014 : 83-94. Sri, W.P. (2016). Penerapan Multifactor Evaluation Process (Mfep) Untuk Pemilihan Kontraktor Pada Proyek Semenisasi Jalan (Studi Kasus : Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Kutai Kartanegara)Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Maret 2016, Samarinda, Indonesia Syamsu.(2015).Pengertian guru honorer dan kategorinya.diunduh tanggal 29 November 2015. [Online] di http://www.websitependidikan.com/20 15/11/pengertian-guru-honorer-dankategorinya.html
66
ISSN : 1693-752X