SISTEM KESELAMATAN PADA KENDARAAN RODA DUA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DENGAN PENGONTROL ARDUINO
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Diar Dwi Iskarnadi 09.11.3135
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016
SISTEM KESELAMATAN PADA KENDARAAN RODA DUA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DENGAN PENGONTROL ARDUINO Diar Dwi Iskarnadi1), Melwin Syafrizal2), 1) 2) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email :
1)
[email protected],
2)
[email protected]
fungsi hampir sama bahkan lebih optimal dari kaca spion itu sendiri.
Abstarct - Everyone wants safe while driving. One of standard safety equipment in the vehicle is a rear-view mirror. Standard rearview mirror both generally have a fairly large size and forms that are less attractive, and therefore for some people, choose to replace the standard rear-view mirror which has a smaller size and shape is more interesting, even many who choose not to use the rearview mirror on the vehicle so that the vehicle look more attractive. Though perhaps with as it will reduce or even eliminate the standard rearview mirror function, which actually optimally function as a safety when driving.
1.2 Tinjauan Pustaka Sistem serupa yang menggunkan mikrokontroler dan sensor ultrasonik pada kendaraan juga banyak, seperti halnya menurut Wayan Eddy Swastawan, dalam jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika Vol 3 (2014) dengan judul Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD. Perkembangan teknologi yang ada saat ini menghadirkan kemudahankemudahan bagi kehidupan manusia, salah satunya komputer. Saat ini komputer telah menjadi perangkat utama untuk memudahkan manusia dalam melakukan sesuatu. Perkembangan komputer tidak lepas dari peran dunia elektronika didalamnya.[1] Hermayadi (2013) dalam skripsinya dengan judul Prototipe Sistem Parkir Otomatis berbasis Mikrokontroler ATMega-16, yang membahas tentang Keamanan Sistem parkir pada tempat-tempat umum misalnya pusat perbelanjaan, yang kebanyakan masih menggunakan sistem manual sehingga sangat merepotkan petugas parkir dan masih menggunakan karcis yang bisa di duplikasi oleh pelaku kejahatan.[2]
Therefore, to solve the problem created another safety tool is the Safety System on a two-wheeled vehicle using an ultrasonic sensor with Arduino controller that is expected to replace the function of the rearview mirror and even add to the functionality of the safety equipment in the vehicle, especially on two-wheeled vehicles. Work System of Safety Equipment on a two-wheeled vehicle using ultrasonic sensors as a signal receiver, so that it can be seen that in a distance of few meters on the side or rear of the vehicle another vehicle or something. This tool also uses Arduino controller as an input of work on the tool.
1.3 Landasan Teori 1.3.1 Mikrokontroler Menurut Peneliti Sumardi (2013) dalam bukunya yang berjudul , Mikrokontroler Belajar AVR Mulai Dari Nol, Graha Ilmu. Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.[3] Menurut Arifianto, dkk, (2011) dalam bukunya Kamus Komponen Elektronika. Jakarta: Kawan Pustaka Mikrokontroler adalah salah satu bagian dari sebuah sistem komputer yang berfungsi sebagai control rangkaian . Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan sinyal input yang diterima dan program dikerjakan. [4]
Keywords : Sensor Ultrasonic, Arduino 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sistem Keselamatan pada kendaraan adalah aspek penting ketika bekendara dijalan, karena ketika berkendara selalu ada resiko kecelakaan. Salah satu alat keselamatan standar pada kendaraan roda dua adalah kaca spion, dan standar kaca spion yang baik memiliki ukuran yang cukup besar dan bentuk yang kurang menarik bagi sebagian orang. Karena itu sekarang banyak yang lebih memlih mengganti standar kaca spion dengan ukuran yang lebih kecil dan bentuk yang lebih menarik bahkan ada yang memilih untuk tidak menggunakan kaca spion supaya kendaraannya terlihat lebih menarik. Hal tersebut dapat mengurangi fungsi dari kaca spion itu sendiri yang sebenarnya secara optimal dapat mengurangi resiko kecelakaan saat berkendara dijalan. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka timbul gagasan untuk membuat “Sistem Keselamatan pada Kendaraan menggunakan SensorUltrasonik dengan Pengontrol Arduino” yang memiliki
1.3.2 Sensor Ultrasonik Menurut Arifianto, dkk (2011) dalam bukunya Kamus Komponen Elektronika. Jakarta: Kawan Pustaka Sensor ultrasonik adalah sensor pengukur jarak suatu objek.[5]
3
Ultrasonik sering digunakan untuk keperluan mengukur jarak sebuah benda atau untuk mendeteksi halangan. Dalam dunia elektronika, ultrasonik biasanya dikemas dalam kit sensor ultrasonik yang di dalamnya terdapat receiver dan transmitter ultrasonik.
data hasil penelitian akan didapatkan dengan cara melakukan percobaan. Dalam metode ini Langkah pertama menentukan alat dan bahan apa saja yang nantinya diperlukan dalam perancangan sistem keselamatan kendaraan roda dua menggunakan sensor ultrasonik dengan pengontrol arduino, supaya bisa berkerja dengan baik. Langkah selanjutnya yaitu menentukan alur penelitian.
1.3.3 Arduino Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer di seluruh dunia. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka (libraries) Arduino. Arduino juga menyederhanakan proses bekerja dengan mikrokontroler, sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan. Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integreted Deelopment Enironment (IDE) yang canggih.
2.2 Alur Penelitian Metode Penelitiaan merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode yang memungkinkan memanipulasi variabel dan menelititi akibatakibatnya. Pada metode ini variabel-variabel diatur sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang memungkinkan mempengaruhi dapat dihilangkan. Dengan metode eksperimen, data hasil penelitian akan didapatkan dengan cara melakukan percobaan. Dalam penelitian ini dibutuhkan alur penelitian supaya penelitian dapat berjalan secara sistematis. Dengan adanya alur penelitian dapat mempermudah dalam membuat perancangan sistem, hardware, pengujian sistem dan analisis data, dari semua itu akan didapatkan hasil dan pembahasan juga dalam penerapan sistem setelah itu akan didapatkan kesimpulannya. Gambar 1 merupakan Gambaran mengenai diagram alur penelitian yang akan dilakukan.
1.3.4 LCD (Liquid Crystal Display) LCD (Liquid Crystal Display) dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. LCD 16x2 merupakan modul LCD matrik dengan konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karkternya dibentuk oleh baris pixel dan 5 kolom pixel ( 1 baris pixel terakhir adalah kursor). Didalam modul 16x2 sudah tersedia HD44780 yang dikeluarkan oleh Hitachi, Hyundai dan modul-modul 16x2 lainnya. HD44780 sebetulnya merupakan mikrokontroler dirancang khusus untuk megendalikan LCD dan mempunyai kemampuan untuk mengatur proses scanning pada layar LCD yang terbentuk oleh 16 COM dan 40 SEG sehingga mikrokontroler/perangkat yang mengakses modul LCD ini tidak perlu lagi mengatur scanning pada layar LCD. Mikrokontroler atau perangkat tersebut hanya mengirim data-data yang merupakan karakter yang akan ditampilkan pada LCD atau perintah yang mengatur proses tampilan pada LCD saja. 2. Pembahasan 2.1 Metode Penelitian Metode Penelitiaan merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode yang memungkinkan memanipulasi variabel dan menelititi akibatakibatnya. Pada metode ini variabel-variabel diatur sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang memungkinkan mempengaruhi dapat dihilangkan. Dengan metode eksperimen,
Gambar 1. Prosedur dan Alur Penlitian 2.3
Perancangan Sistem Dalam perancang sistem keselamatan pada kendaraan roda dua ini, perlu adanya beberapa tahapan perancangan mulai dari perancangan skematik, perancangan elektronik, dan perancangan software.
4
sesuai dengan case yang diprogram maka pin yang di setup sebagai output tadi menjadi HIGH atau ON apabila input serial tidak sesuai dengan case program maka tidak akan dieksekusi dan serial akan membaca inputan lagi.
2.3.1 Perancangan Skematik Perancangan skematik pada sistem alat keselamatan kendaraan roda dua ini terdiri dari perancangan skema board arduino uno, sensor ultrasonik, LCD, buzzer, LED. 2.3.2 Perancangan Elektronik 2.3.2.1 Blok Diagram Sistem
Gambar 2. Blok Diagram Sistem Secara garis besar, cara kerja dari blok sistem diatas adalah sebagai berikut : 1. Catu Daya, berfungsi untuk menyuplai tegangan ke mikrokontroler, sensor ultrasonik, LCD, LED, dan Buzzer 2. Mikrokontroler, berfungsi untuk menerima sinyal informasi dari sensor ultrasonik yang mendeteksi jarak benda yang ada didepannya dan kemudian sinyal diolah untuk dikirimkan ke LCD berupa informasi jarak aman dan bahaya 3. Sensor Ultrasonik, berfungsi untuk mendeteksi jarak benda yang ada didepan sensor. Sensor yang digunakan dalam sistem ini ada dua yang penempatannya dibagian belakang kendaraan sebelah kanan dan kiri. 4. LCD, berfungsi untuk menampilkan informasi jarak antara sensor ultrasonik terhadap benda atau penghalang yang ada didepan sensor bahwa dalam jarak aman atau bahaya. 5. LED, berfungsi sebagai indikator peringatan berupa cahaya lampu, jika sensor mendeteksi jarak tidak aman bahaya, artinya jarak sensor berada terlalu dekat dengan penghalang didepannya. 6. Buzzer, berfungsi sebagai indikator bunyi ketika sensor ultrasonik mendeteksi jarak tidak aman bahaya. 7. Switch ON/OFF, berfungsi sebagai untuk menyalakan sistem ketika pertama kali atau sebagai pemutus tegangan pada buzzer ketika sistem sedang berjalan, ini menjadikan pilihan buzzer mau diaktifkan atau tidak ketika sistem berjalan.
Gambar 3. Flowchart Program Utama Penjelasan dari flowchart modul program sistem keselamatan pada kendaraan roda dua ini, yang pertama memulai intruksi, intruksi ini berupa data atau perintah yang nantinya akan dimasukan atau di upload pada arduino supaya sistem dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Data yang telah diterima oleh arduino merupakan data inputan yang secara otomatis langsung tersimpan pada mikrokontroler arduino. Data yang telah tersimpan didalam arduino berfungsi untuk menjalankan sistem, yang pertama adalah mengaktifkan sensor ultrasonik, sensor ultrasonik menerima pulsa atau data yang berupa informasi adanya halangan didepan sensor. Data dari sensor ultrasonik dteruskan kembali ke arduino untuk diolah dan diteruskan ke LCD. 2.4 Instalasi Sistem 2.4.1 Instalasi Hardware Sistem ini menggunakan sensor ultrasonik yang berfungsi sebagai pendeteksi jarak. Sensor diletakan pada bagian belakang motor dengan posisi sensor satu diletakan disebelah kanan dan sensor kedua diletakan disebelah kiri. Modul lain yang digunakan adalah LCD, buzzer dan LED. LED berfungsi sebagai tanda peringatan secara visual bagi si pengemudi, apabila jarak kendaraannya berada pada jarak yang tidak aman. Pengemudi dapat menjaga jarak aman dengan cara melihat LCD yang memberikan informasi mengenai jarak aman dibelakang maupun samping kendaraan, LCD diletakan pada bagian depan yang dapat dengan mudah terlihat oleh pengemudi tepatnya didekat speedometer. Buzzer merupakan komponen peringatan melalui indera pendengaran. Untuk implementasi, sensor diletakan dibagian plat nomor bagian belakang sepeda motor sebanyak 2 buah dengan
2.3.3 Perancangan Software Software ini dibuat dengan bahasa pemograman Arduino IDE yang mirip dengan bahasa C, untuk membuat program pada mikrokontroler. Dalam perancangan software ini diperlukan flowchart untuk menentukan alur dan step-step dalam perancangan sistem dari alat keselamatan kendaraan roda dua ini. Pada flowchart program ini pin di inisialisasi sesuai dengan pin yang digunakan. Kemudian Pin di set sebagai output untuk menjadikan pin yang digunakan output sebgai kendali. Serial membaca inputan apakah inputan yang masuk sesuai dengan case yang ditulis di program, apabila inputan
5
posisi 1 buah diletakan disebelah kiri dan 1 buah diletakan disebelah kanan.
mikrokontroler untuk melakukan download ke mikrokontroler. 3. Setelah file menjadi file berekstensi .INO, lalu file dimasukan ke mikrokontroler atau download. Setelah program bisa berjalan dengan baik tanpa adanya error, lalu program di upload ke mikrokontroler, supaya sistem bisa berjalan sesuai dengan program tersebut. 2.5 Pengujian Sistem Dalam pengujian ini, dilakukan akusisi pengukuran sensor ultrasonik dengan jarak sebenarnya menggunakan alat ukur per 10 cm sampai jarak 300 cm. Benda yang digunakan sebagai indikator jarak adalah kotak padat dan kertas. Perbedaan jarak hasil pengujian dengan jarak hasil perhitungan dapat disebabkan oleh adanya noise. Modul sensor PING bekerja berdasarkan prinsip pemantulan gelombang ultrasonik, terkadang pemantulan gelombang ultrasonik menjadi tidak periodik dan menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat. Selain itu, kesalahan pengukuran juga dapat terjadi karena pembulatan perhitungan pada saat pembuatan program. Perbedaan jarak hasil pengujian dengan jarak hasil pertimbangan dapat disebabkan oleh adanya noise. Modul sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pemantulan gelombang ultrasonik, terkadang pantulan gelombang ultrasonik menjadi tidak periodik dan menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat. Selain itu, kesalahan pengukuran juga dapat terjadi karena pembulatan perhitungan pada saat pembuatan program.
Gambar 4. Instalasi LCD dan LED pada Kendaraan
Gambar 5. Instalasi Sensor Ultrasonik pada Kendaraan 2.4.2 Instalasi Software Software yang digunakan untuk membuat antarmuka hardware dan PC adalah aplikasi Arduino atau yang biasa disebut dengan Arduino IDE. Aplikasi ini dibuat agar data dan informasi yang dikirim dari mikrokontroler dapat melakukan event selanjutnya. Pada aplikasi Arduino terdapat objek Serial Port yang berfungsi untuk mengakses serial port pada PC. Objek tersebut akan melakukan pengambilan data pada port yang digunakan sebagai antarmuka mikrokontroler dan PC.
2.5.1 Evaluasi Sistem 2.5.1.1 Percobaan Mengenai Perbandingan Jarak yang diukur Sensor terhadap Jarak Sebenarnya Pada percobaan pertama kondisi pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut: Benda penghalang berbentuk persegi panjang dengan permukaan datar, benda penghalang digeser menjauhi sensor 2, 4, 5 dan 20 cm.
2.4.2.1 Compiling Program Arduino IDE meng-compile satu file *.ino menjadi *.asm dan kemudian dikonversi menjadi file *.hex yang kemudian akan dilanjutkan ke proses pengisian kode program ke dalam mikrokontroler. Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam membuat program. Dengan melakukan compiling program, dimana file yang menggunakan bahasa C (berekstensi *.c) dirubah kedalam Bahasa yang dimengerti oleh mikrokontroler (file berekstensi *.uno), yang kemudian akan dimasukan kedalam Flash Memory ATMega328 pada mikrokontroler Arduino UNO. Software yang digunakan sebagai editor dan compiler dalam perancangan ini yaitu Arduino IDE 1.0.3. Tahapan untuk compiling program pada software Arduino IDE 1.0.3 adalah sebagai berikut : 1. Sinkronkan antara COM atau serial port yang digunakan pada mikrokontroler dan software Arduino IDE 1.0.3 setelah kabel serialnya dihubungkan ke mikrokontroler dan komputer. 2. Setelah COM atau Serial port sinkron, lakukan compile program. Setelah file berhasil di compile, maka akan menghasilkan file berekstensi .INO. File INO tersebut adalah file yang akan kita masukan kedalam chip memory
Gambar 6. Kondisi Percobaan mengenai perbandingan Jarak yang diukur Sensor terhadap Jarak yang sebenarnya Percobaan ini dilakukan untuk mencari error pada sensor ultrasonik yang terjadi dalam alat ini terhadap jarak yang sebenarnya. Percobaan yang dilakukan dengan cara memberi penghalang berhadapan langsung dengan sensor dengan interval jarak 2, 4, 5, dan 20 cm, kemudian dibandingkan dengan yang tertera pada LCD. Dari table dapat dilihat bahwa semakin besar jarak yang diambil semakin besar pula error yang terjadi. Sensor akan berjalan dengan baik /tidak ada error ketika jarak dengan penghalang lebih kecil dari 40 cm. Dengan adanya percobaan ini dapat dilihat bahwa sensor ultrasonik memiliki rata-rata error sebesar 2%. Nilai
6
tersebut merupakan nilai yang dapat dipakai dan dipercaya untuk dijadikan acuan dalam pengukuran jarak antara kendaraan dan penghalang karena memiliki tingkat ketelitian pembacaan sekitar 98%. Tabel 1. Evaluasi Pengukuran Jarak oleh Sensor terhadap Jarak yang Sebenarnya
km/jam dengan jarak 100 cm dan 200 cm. Dari data yang diperoleh sensor ultrasonik dapat mendeteksi sepeda motor yang sedang melintas. 2. Percobaan pada Manusia Pada percobaan kali ini, manusia berjalan dengan kecepatan 2 langkah/s dan dengan jarak yang di ambil secara acak. Tabel 3. Evaluasi terhadap Objek yang Bergerak (Manusia)
Dari data hasil percobaan tersebut didapat bahwa sensor dapat bahwa sensor dapat mendeteksi objek yang bergerak, khususnya pada manusia ini, pada jarak 160cm, 180cm, 200cm, 210cm, 220cm, 230cm, 240cm, 250cm. Mulai pada jarak 260cm dan seterusnya sensor tidak dapat mendeteksi karena bidang/area kontak pada sensor yang semakin menjauh dan kecil.
2.5.1.2 Percobaan mengenai pengaruh terhadap Objek Benda yang sedang Bergerak Pada percobaan ini kondisi pengukuran yang dilakukan adalah jarak pengukuran objek 60 cm dan 160 cm; Objek yang digunakan Motor dan Manusia. Objek bergerak tepat didepan sensor. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah sensor dapat mendeteksi objek yang sedang melintas. Percobaan dengan cara memberikan objek bergerak yang melintas di depan sensor ultrasonik dengan kecepatan dan jarak objek yang berbeda-beda. Untuk kolom status dinyatakan “Terdeteksi” apabila buzzer berbunyi atau ada perubahan jarak yang tertera di LCD. Berikut data hasil percobaan.
2.5.1.3 Percobaan Mengenai Keberhasilan Ketika Alat Aktif Pada percobaan kali ini, kondisi pengukuran yang dilakukan dengan kondisi sepeda motor berjalan.
Gambar 8. Kondisi Percobaan Ketika Kendaraan Berjalan dengan keadaan ada penghalang dibelakang Tabel 4. Evaluasi Keberhasilan pada saat Alat digunakan
Gambar 7. Kondisi Percobaan Mengenai Pengaruh Objek Bergerak 1. Percobaan pada sepeda motor Tabel 2. Evaluasi Terhadap Objek Bergerak (Sepeda Motor)
Dari data hasil percobaan didapat bahwa semua percobaan yang telah dilakukan berhasil. Status dinyatakan OK jika LCD, LED, dan Buzzer berjalan normal tanpa error. Percobaan dilakukan dengan cara kendaraan berjalan dijalan dengan menempatkan kendaraan lain atau benda yang bisa
Percobaan dilakukan dengan kecepatan dan jarak yang berbeda-beda. Interval kecepaatan yang digunakan sebesar 5
7
menjadi penghalang dibelakang atau samping kanan dan kiri kendaraan. Dari data hasil percobaan, sistem peringatan dini pada alat ini yang berupa buzzer dan LED bekerja secara efektif.
2.
3.
2.5.1.4 Percobaan Pengujian pada Kondisi Biasa Kondisi Biasa yang dimaksud disini yaitu kondisi dimana penggunaan alat pada cuaca dan suhu lingkungan normal tidak hujan dan tidak terlalu panas. Pada pengujian pada Kondisi atau keadaan normal yang dilakukan pertama kali menguji ketahanan alat ini, dengan cara menyalakan alat ini dengan waktu yang lama, dan hasilnya menunjukan kalo alat tersebut tetap menyala dan berfungsi dengan baik. Pengujian yang kedua yang dilakukan adalah menempatkan alat ini pada kendaraan yang berjalan pada medan, cuaca, dan suhu normal, dan hasilnya menunjukan kalo alat ini tetap berfungsi dengan baik. Kesimpulannya alat ini tetap bisa menyala dan berfungsi dengan baik pada kondisi atau keadaan normal.
4.
5.
6.
Penggunaan LCD sangat diperlukan pada sistem keselamatan kendaraan roda dua untuk memberikan informasi jarak objek yang ada dibelakang saat berkendara Peringatan berupa suara sangat diperlukan untuk memberikan informasi bahawa objek penghalang berjarak < 1m. Dalam hal ini, peneliti menggunakan LCD jenis M162 yang memiliki spesifikasi tampilan 16 x 2 baris dan berkosumsi daya rendah. Semua kendali proses input output sensor, LCD, LED, buzzer dilakukan oleh mikrokontroler 8-bit AVR jenis ATMega 328 yang memiliki performa tinggi berbasis RISC (Reduce Intruction Set Computer) Prototipe sistem keselamatan pada kendaraan roda dua menggunakan dua sensor jarak yang dipasang pada bagian belakang yaitu disisi kanan dan kiri yang dilengkapi LCD sebagai output visual dan buzzer sebagai peringatan berupa bunyi jika jarak tidak aman.
3.2 Saran Saran Dari Penelitian Sistem Keselamatan pada kendaraan roda dua menggunakan sensor ultrasonik dengan pengontrol Arduino 1. Alat ini masih belum bisa digunakan dalam kondisi ekstream, misalnya saat hujan, karena modul ultrasonik yang digunakan pada sistem ini masih mempunyai banyak kekuarangan, misalnya tidak tahan terkena air. 2. Penempatan atau instalasi sensor ultrasonik pada sistem keselamatan kendaraan roda dua ini masih kurang memenuhi syarat
2.5.1.5 Percobaan Pengujian Alat pada Kondisi Ekstream Kondisi Ekstream yang dimaksudkan disini adalah penggunaan alat pada cuaca, suhu atau keadaan yang tidak biasa misalnya pada saat hujan, pada suhu dingin dan suhu panas juga pada medan yang terjal. Langkah pertama yang dilakukan dalam pengujian alat pada kondisi yang ekstream ini adalah dengan menempatkan alat pada suhu terendah rata-rata lingkungan di Indonesia tepatnya di Yogyakarta yaitu berkisar 17-20°C. Dan hasil yang didapat bahwa alat tetap menyala dengan cukup baik walau kemampuan sensor dalam pembacaan jarak jadi cukup terganggu, tetapi secara keseluruhan alat ini masih dapat menyala dan berfungsi dengan cukup baik. Langkah kedua yang dilakukan dalam pengujian pada kondisi ini adalah dengan menempatkan alat ini pada kendaraan roda dua, dan dibawa berkendaraan pada saat turun hujan. Karena komponen atau perangkat yang ada pada alat ini memiliki kualitas yang kurang baik karena beberapa keterbatasan jadi masih banyak kekurangannya, misalnya seperti sensor ultrasoniknnya. Sensor ultrasonik yang digunakan pada alat ini merupakan yang biasa dan tidak tahan jika terkena air, jadi kesimpulannya alat ini tidak bisa digunakan atau berfungsi pada saat hujan, tetapi jika beberapa komponen atau perangkat ini diganti dengan kualitas yang lebih baik, memungkinkan alat ini dapat ditempatkan dan dibawa disaat hujan, karena seperti yang sudah ada dan diterapkan pada mobil, sensor ultrasonik yang digunakan memiliki kualiatas yang jauh lebik baik.
Daftar Pustaka [1] Wayan Eddy Swastawan. Sistem Pengaman Parkir dengan Visualisasi Jarak Menggunakan Sensor PING dan LCD, jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika Vol 3, Nomor 1. 2014 [2] Hermayadi. Prototipe Sistem Parkir Otomatis berbasis Mikrokontroler ATMega-16. Skripsi. 2013 [3] Sumardi, 2013. Mikrokontroler Belajar AVR Mulai Dari Nol, Graha Ilmu, hal 1 [4] Arifianto, Deni. 2011. Kamus Komponen Elektronika. Jakarta: Kawan Pustaka. [5] Arifianto, Deni. 2011. Kamus Komponen Elektronika. Jakarta: Kawan Pustaka. Biodata Penulis Diar Dwi Iskarnadi, memperoleh gelar Sarjana (S.Kom) Program Studi Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016.
3. Penutup 3.1 Kesimpulan Dari Penelitian Sistem Keselamatan pada Kendaraan roda dua menggunakan sensor ultrasonik dengan pengontrol arduino dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Dalam memilih jenis sensor perlu memperhatikan tingkat akurasi sensor, jangkauan sensor, tempat pemasangan yang disesuaikan dengan ukuran fisik sensor, penyesuaian dengan lingkungan dan tentu saja harga yang terjangkau.
Melwin Syafrizal, memperoleh gelar Sarjana (S.Kom) Program Studi Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2004. Memperoleh gelar Master of Engineering (M.Eng) Program Pasca Sarjana Megister Teknik Informatika UGM Yogyakarta, lulus tahun 2008. Saat ini menjadi dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
8