SISTEM INTELIJEN UNTUK PREDIKSI PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ADAPTIF NEURO-FUZZY
YULI RESTUWARDI
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
YULI RESTUWARDI. Sistem Intelijen untuk Prediksi Pertumbuhan Ekonomi dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Adaptif Neuro Fuzzy. Dibimbing oleh MARIMIN dan YENI HERDIYENI. Setiap kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah, akan mempengaruhi perekonomian dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan melakukan peramalan kecenderungan pertumbuhan ekonomi dimasa mendatang. Jaringan syaraf tiruan (JST) memiliki kemampuan untuk melakukan pendugaan terhadap data dengan jumlah yang besar dan bersifat nonlinier. Adaptif Neuro Fuzzy Infrence System (ANFIS) merupakan salah satu JST yang memiliki kemampuan adaptive learning yang diharapkan mampu melakukan pemodelan atas serangkaian data input. Pada penelitian ini, dilakukan peramalan dengan memanfaatkan data agregat lebar dan agregat sempit uang sebagai prediktor. Indikator ini diujicobakan secara bergantian dalam kombinasi tertentu dan arsitektur yang terbaik akan digunakan sebagai input bagi sistem. Model jaringan syaraf tiruan yang akan diujicobakan adalah jaringan syaraf tiruan dengan algoritma pembelajaran propagasi balik (BackPropagation). Sedangkan model fuzzy yang diujikan adalah adaptive neuro-fuzzy inference system (ANFIS). Penelitian ini memiliki batasan bahwa data diolah dengan mekanisme yang mengabaikan adanya autokorelasi yang umumnya merupakan salah satu karakteristik dari data deret waktu. Pada rangkaian percobaan yang dilakukan, ditemukan bahwa peramalan dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik secara umum memiliki kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan peramalan dengan menggunakan adaptif neuro fuzzy. Dari dua indikator moneter yang diuji, data input agregat moneter lebar (M2) relatif lebih baik digunakan sebagai prediktor dibandingkan dengan agregat moneter sempit (M1). Dari fakta tersebut, dibuat satu sistem intelijen yang akan mengimplementasikan arsitektur terbaik dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. Prototype sistem yang dibuat diharapkan mampu dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk melakukan peramalan terhadap persentase pertumbuhan GDP dengan input M1 dan atau M2. Kata Kunci : Peramalan, Makroekonomi, Jaringan syaraf Tiruan Propagasi Balik, Adaptive Neuro Fuzzy Inference System, Indikator Moneter.
SISTEM INTELIJEN UNTUK PREDIKSI PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ADAPTIF NEURO-FUZZY
YULI RESTUWARDI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul Nama NRP
: Sistem Intelijen untuk Prediksi Pertumbuhan Ekonomi dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Adaptif Neuro Fuzzy : Yuli Restuwardi : G06400046
Menyetujui, Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc NIP: 131645110
Yeni Herdiyeni, S.Si, M.Kom NIP: 132282665
Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Dr. Drh. Hasim, DEA NIP: 131578806
Tanggal Lulus
:
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tanjungpandan – Belitung pada tanggal 13 Juli 1982 sebagai anak terakhir dari enam bersaudara, pasangan Shaleh Madjid dan Hamisah. Tahun 2000 penulis menyelesaikan studi di SMU Negeri I Tanjungpandan dan pada tahun yang sama, setelah mengikuti UMPTN, penulis diterima di IPB pada Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sewaktu menjalani aktivitas perkuliahan, penulis bergabung dalam aktivitas organisasi intrakampus dan ekstrakampus. Penulis sempat memimpin organisasi Himpunan Mahasiswa Islam, dan Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA. Selain itu penulis pernah memimpin Ilkom Smart IC, sebuah lembaga mahasiswa yang bergerak dibidang entrepreneurship. Dengan berbekal pengalaman ini, penulis mendapatkan kepercayaan untuk membuat sistem informasi untuk beberapa perusahaan swasta. Pada tahun ketiga masa perkuliahan, penulis bekerja pada Komisi Kerjasama FMIPA (KKS FMIPA) membantu beberapa penelitian yang dilakukan FMIPA IPB dengan institusi swasta dan pemerintah. Bersama dengan dua orang teman lainnya, penulis melaksanakan kegiatan praktek kerja di R.S AZRA Bogor.
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia yang tiada putus yang diberikan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini. Tema yang penulis pilih adalah sistem intelijen dengan fokus penerapannya pada bidang ilmu ekonomi. Tema ini dipilih atas ketertarikan pada aspek komputasi permasalahan-permasalahan ekonomi serta melalui diskusi dengan kedua pembimbing. Selama melalui masa kuliah dan sampai pada saat penulisan karya ilmiah ini banyak pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada mereka, diantaranya: 1.
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc dan Yeni Herdiyeni, S.Si. M.Kom sebagai Pembimbing yang memberikan banyak motivasi dan koreksi terhadap karya ini.
2.
Dr. Ir. Iman Sugema, M.Sc sebagai pakar yang telah membantu dalam penulisan karya ini.
3.
Ir. Agus Buono, M.Sc sebagai Dosen Penguji yang memberikan masukan untuk tulisan ini.
4.
Bapak, Ibu yang tercinta, kakak dan abang penulis atas kasih sayang yang selalu dicurahkan.
5.
Musthopa, Darmawan, Gofo, Yeri, dan Ridwan yang telah menjadi teman terbaik.
6.
Eka -Echa- Kartika Sari, yang memberikan warna indah pada hari-hari ku.
7.
Seluruh teman-teman ilkom 37, HMI, dan sahabat penulis saat beraktivitas diorganisasi.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Februari 2008
Yuli Restuwardi
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................................... vii PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................................................ 1 Tujuan ......................................................................................................................................... 1 Ruang lingkup ............................................................................................................................. 1 Hasil dan Manfaat ....................................................................................................................... 1 TINJAUAN PUSTAKA Peramalan / Prediksi .................................................................................................................... 2 Ekonomi Makro........................................................................................................................... 2 Kecerdasan Buatan ..................................................................................................................... 3 Kriteria Kinerja ........................................................................................................................... 3 Jaringan Syaraf Tiruan ............................................................................................................... 3 Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik ...................................................................................... 4 Himpunan Fuzzy ......................................................................................................................... 4 Fuzzifikasi dan Defuzzifikasi ..................................................................................................... 5 Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System ................................................................................... 6 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran .................................................................................................................... 6 Akuisisi Pengetahuan .................................................................................................................. 7 Tahapan Percobaan .................................................................................................................... 7 Data Percobaan ........................................................................................................................... 8 Arsitektur JST Propagasi Balik ................................................................................................. 8 Arsitektur ANFIS ....................................................................................................................... 9 Pengembangan Sistem ................................................................................................................ 10 RANCANG BANGUN SISTEM Kebutuhan sistem ....................................................................................................................... 11 Rancangan Sistem ....................................................................................................................... 12 Implementasi Sistem ................................................................................................................... 12 Pengujian Sistem ......................................................................................................................... 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Data ......................................................................................................................... 13 Pengaruh Prediktor pada percobaan dengan JST Propagasi Balik ............................................. 13 Pengaruh jumlah neuron pada percobaan dengan JST Propagasi Balik ..................................... 14 Pengaruh Prediktor pada percobaan dengan menggunakan ANFIS ........................................... 15 Pengaruh pemilihan tipe fungsi keanggotaan pada percobaan dengan ANFIS .......................... 15 Menetukan Konfigurasi Terbaik bagi Sistem ............................................................................. 16 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................................................. 16 Saran............................................................................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 17
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Arsitektur JST propagasi balik .................................................................................................... 8
2.
Arsitektur ANFIS ........................................................................................................................ 9
3.
Jumlah MSE untuk tiap konfigurasi JST ..................................................................................... 15
4.
Perbandingan kasus terbaik dan kasus terburuk pada percobaan dengan prediktor M1, M2, dan M1&M2 ...................................................................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Satu unit neuron .......................................................................................................................... 3
2.
Fungsi sigmoid ............................................................................................................................ 4
3.
Struktur ANFIS ........................................................................................................................... 5
4.
Diagram blok metode penentuan arsitektur ................................................................................. 7
5.
Bagan alir penelitian ................................................................................................................... 7
6.
Arsitektur JST propagasi balik .................................................................................................... 8
7.
Fungsi dan bentuk triangilar-shaped ........................................................................................... 10
8.
Fungsi dan bentuk simetryc gauss-shaped .................................................................................. 10
9.
Fungsi dan bentuk generallized-shaped ...................................................................................... 10
10. Fungsi dan bentuk double-sigmoid-shaped ................................................................................. 10 11. Bagan alir pengembangan sistem ................................................................................................ 10 12. Grafik nilai prediksi dengan nilai aktual dengan menggunakan M1 ............................................ 13 13. Grafik nilai prediksi dengan nilai aktual dengan menggunakan M2 ............................................ 13 14. Grafik nilai prediksi dengan nilai aktual dengan menggunakan M2&M2 ................................... 14 15. Grafik rataan MSE untuk masing-masing prediktor pada 10 kali perulangan ............................. 14 16. Grafik rataan MSE untuk 100, 250, 500 dan 1000 Neuron dengan prediktor M1 ....................... 14 17. Grafik rataan MSE untuk 100, 250, 500 dan 1000 Neuron dengan prediktor M2 ....................... 15 18. Grafik rataan MSE untuk prediktor M1, M2, M1&M2................................................................ 15 19. Grafik rataan error untuk masing-masing fungsi keanggotaan dengan prediktor M1 ................. 16 20. Grafik rataan error untuk masing-masing fungsi keanggotaan dengan prediktor M2 ................. 16 21. Grafik rataan error untuk masing-masing fungsi keanggotaan dengan prediktor M1&M2 ........ 16
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Data Pelatihan dan Data Simulasi Percobaan JST Propagasi Balik dan ANFIS .......................... 18
2.
Hasil percobaan menggunakan JST Propagasi Balik dengan prediktor M1 ................................ 19
3.
Hasil percobaan menggunakan JST Propagasi Balik dengan prediktor M2 ................................ 21
4.
Hasil percobaan menggunakan JST Propagasi Balik dengan prediktor M1 & M2 ..................... 23
5.
Hasil percobaan menggunakan ANFIS ...................................................................................... 25
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Semua kebijakan moneter yang diambil pada dasarnya untuk menyediakan kecukupan likuiditas bagi kondusifnya aktivitas perekonomian dan mendorong investasi dengan tetap mempertahankan tingkat harga untuk mengontrol inflasi. Kebijakan menjaga stabilitas dan efesiensi dari sistem finansial sangatlah penting untuk menjaga kesehatan sektor moneter. Bank sentral (dalam kasus Indonesia adalah Bank Indonesia) melakukan semua tugas itu dengan menyediakan beragam indikator untuk menganalisa, memutuskan dan menjalankan kebijakannya. Kebijakan yang diambil akan sangat beragam tergantung dari skala, tujuan, dan target. Penetapan target menengah seperti jumlah uang beredar dan indeks bursa akan berbeda dengan target final seperti inflasi. Secara esensial penetapan target tersebut memperhatikan elemen masing-masing target dan atau menggunakan pendekatan multi indikator. Beberapa indikator tersebut adalah pertumbuhan suplai uang, jumlah deposit, indeks pasar uang, tingkat suku bunga, cadangan valuta asing, indeks harga konsumen, indeks industri, agregat moneter, export-import, dan multiplier uang. Indikator tersebut diperhatikan dan dianalisa untuk membuat beberapa skenario alternatif untuk satu tahun kedepan (Tkacz & Saran 1999). Dalam menentukan kebijakannya, ada kendala besar yang dihadapi oleh Bank Sentral yaitu semua kebijakan moneter yang diambil tidak akan langsung berpengaruh pada perekonomian. Ada rentang waktu antara saat kebijakan itu diambil dengan pengaruhnya terhadap perekonomian. Akan tetapi ketika pengaruh itu efektif berlaku maka efeknya akan dirasakan mempengaruhi aktivitas perekonomian dalam jangka waktu yang panjang (Mankiw 2000). Oleh karena itu, untuk mampu membuat kebijakan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang kondisi ekonomi pada waktu mendatang. Ini berarti dibutuhkan sebuah metode prediksi yang handal untuk melakukan pendugaan arah aktivitas perekonomian masa depan dengan memanfaatkan data ekonomi yang ada. Indikator finansial dan indikator moneter diatas telah diketahui sejak lama mengandung informasi yang bermanfaat bagi aktivitas
ekonomi. Banyak metode yang telah dikembangkan untuk melakukan pemodelan dan pendugaan akan perilaku ekonomi dimasa datang. Akan tetapi terdapat kesulitan ketika melibatkan data yang besar dan bersifat nonlinier Jaringan syaraf tiruan (JST) memiliki kemampuan untuk melakukan pendugaan terhadap data dengan jumlah yang besar dan bersifat non-linier (Tio & Tsay 1994). Adaptif Neuro Fuzzy Infrence System (ANFIS) merupakan salah satu JST yang memiliki kemampuan adaptive learning yang diharapkan mampu melakukan pemodelan atas serangkaian data input. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dikembangkan suatu sistem intelijen yang mampu melakukan prediksi pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan data statistik beberapa indikator ekonomi. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah agregat uang sempit (M1) dan agregat uang lebar (M2) mampu merepresentasikan pola pertumbuhan ekonomi 2. Mengetahui apakah JST propagasi balik dan ANFIS mampu memberikan tingkat keakuratan yang baik dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi 3. Membangun prototype sistem intelijen untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi Ruang Lingkup Penelitian ini dibatasi pada percobaan untuk membandingkan dua model menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik dan Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System. Percobaan menggunakan dua variabel moneter sebagai kombinasi input dan pertumbuhan produk domestik bruto sebagai output. Hasil percobaan yang menunjukkan kinerja lebih baik akan diimplementasikan dalam sistem intelijen. Hasil dan Manfaat Sistem yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk melakukan peramalan terhadap besaran pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pendekatan peramalan dengan menggunakan salah satu model pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan (benchmark) baru untuk menggantikan metode statistik yang biasa digunakan.
2
TINJAUAN PUSTAKA Peramalan / Prediksi Peramalan (forecasting) adalah sebuah prediksi terhadap peristiwa dimasa depan. Tujuan dari peramalan adalah untuk mengurangi resiko dalam pembuatan keputusan (Douglas 1990). Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini akan digunakan secara bergantian kata “peramalan” dan “prediksi” dengan maksud dan arti yang sama. Ada beberapa istilah penting yang biasa digunakan dalam peramalan. Beberapa diantaranya adalah Periode Peramalan (forecasting period) adalah satuan-dasar-waktu dimana peramalan dilakukan. Horizon Peramalan (forecasting horizon) adalah jumlah periode waktu yang dicakup oleh ramalan. deret waktu (time series) adalah urutan orde-waktu amatan dari sebuah variabel. Analisis deret waktu menggunakan data sejarah deret waktu variabel yang ingin diramal untuk membangun model yang digunakan untuk memprediksi nilainya dimasa depan (Douglas, Johnson, dan Gardiner 1990). Ekonomi Makro Ekonomi Makro adalah studi tentang perekonomian secara menyeluruh. (Mankiw 2000). Tugas utama dari ahli makroekonomi adalah menggambarkan dan menjelaskan fluktuasi dan pergerakan aktivitas ekonomi seperti indeks produksi, total pendapatan, angka pengangguran, inflasi, serta beberapa variabel intermediet lain seperti suku bunga, index bursa saham, dan nilai tukar mata uang yang memainkan peran penting dalam menentukan tingkat produksi, pendapatan, pengangguran dan harga. (Bradford 2000) Pertumbuhan ekonomi dilihat dan diukur dari perkembangan aktivitas ekonomi. Untuk mengkuantifikasikan proses ini, cara yang paling baik adalah dengan melihat pada perubahan persentase tahunan dari produk domestik bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) adalah pendapatan total yang diperoleh secara domestik, termasuk pendapatan yang diperoleh oleh faktor-faktor produksi yang digunakan diluar negeri atau pengeluran total atas output barang dan jasa negara. Pada dasarnya ada dua kebijakan penting yang sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian yaitu kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Kebijakan fiskal dimiliki oleh pemerintah sedangkan kebijakan moneter dikendalikan oleh bank sentral. Kebijakan fiskal adalah pilihan pemerintah dengan memperhatikan tingkat pengeluaran dan pajak. Kebijakan moneter adalah pilihan bank sentral dengan memperhatikan penawaran uang. Dalam melakukan perkiraan terhadap pertumbuhan ekonomi, ada dua indikator utama yang penting yaitu konsumsi dan investasi. Akan tetapi publikasi data ini selalu tertunda selama satu atau bahkan dua kwartal. Selain itu, data ini seringkali berubah karena adanya revisi oleh lembaga yang mempublikasikannya. Ini menyebabkan kesulitan bagi ekonom untuk mengambil kebijakan dengan mengandalkan data-data yang kurang akurat bahkan belum tersedia. Oleh karena itu, diperlukan indikator lain yang lebih konsisten dan mudah diperoleh. Indikator yang dipilih adalah agregat moneter (monetary aggregates). Penggunaan indikator ini dikarenakan bahwa data ini tersedia dengan cepat, akurat dan sangat jarang direvisi (Tkacz & Hu 1999) Agregat moneter adalah satu dari empat tipe suplai uang yang menunjukkan tingkat likuiditas “uang” tersebut. Keempat tipe tersebut masingmasing M1, M2, M3, dan L. Berturut-turut dari M1 sampai L menunjukkan tingkat kemudahan uang tersebut untuk dicairkan. M1 terdiri dari uang koin dan uang kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral dan pemerintah, travel cek (traveler’s checks) yang dikeluarkan oleh lembaga non-bank, simpanan yang bisa dicairkan melalui cek (checkable deposits), dan cek elektronik (electronic checks) seperti kartu debit. M1 biasa juga disebut jumlah sempit (narrow aggregates). Sedangkan M2 mencakup M1, tabungan, deposito, dana bersama pasar uang (money market mutual fund), dan akun simpanan lain. M2 biasa disebut jumlah luas (broad aggregates). Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan (Artificial Intellegence) adalah studi yang mempelajari bagaimana membuat komputer mampu melakukan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh manusia secara lebih baik (Elaine R dan Kevin K 1991). Selain itu, kecerdasan buatan juga didefinisikan sebagai cabang ilmu komputer yang mempelajari otomasi tingkah laku cerdas (Setiawan 1990). Definisi ini hanyalah beberapa
3
definisi dari sekian banyak definisi yang diberikan untuk menjelaskan terminologi kecerdasan buatan. Kebanyakan ahli mendefinisikan kecerdasan buatan memiliki dua ide dasar yaitu; pertama, kecerdasan buatan melibatkan pembelajaran proses berpikir manusia. Kedua, proses berpikir tersebut direpresentasikan melalui mesin. Jika mampu diimplementasikan dengan baik, maka mesin akan memiliki kemampuan fungsi-fungsi kompleks yang oleh manusia mampu dilakukan secara mudah. Salah satu bentuk kemampuan itu diantaranya adalah kemampuan membaca pola. Kriteria Kinerja Dalam melakukan peramalan, diperlukan sebuah ukuran untuk menilai kemampuan dan keakuratan hasil peramalan sebuah metode. Tingkat keakuratan ini diukur dengan menganalisa error peramalan. Salah satu metode yang digunakan adalah Mean Square Error (Douglas, Johnson, dan Gardiner 1990). Mean Square Error (MSE) adalah rata-rata dari kuadrat selisih respon yang diinginkan dengan output sistem yang sebenarnya (error). Dengan error periode ke-i ( Ei ) didefinisikan sebagai :
3.
Fungsi aktivasi yang dijalankan masingmasing neuron pada input jaringan untuk menentukan output JST adalah jaringan terstruktur yang terdiri dari satu atau lebih node yang terhubung satu sama lain. Tiap node mewakili sebuah unit pemroses. Semua node yang terhubung bersifat adaptive yang berarti output node tersebut tergantung dari parameter modifikasi pada node bersangkutan. Algoritma pembelajaran yang digunakan akan menentukan bagaimana parameter tersebut dimodifikasi sehingga meminimumkan error (Jang, Sun, & Mizutani 1997). Proses perubahan nilai parameter untuk meminimumkan error ini dinamakan proses pembelajaran (learning process). Perubahan parameter ini dilakukan secara berulang-ulang. Banyaknya jumlah perulangan proses meminimumkan error ini dinamakan epoch size.
x1
β1
x2
∑
β2
Xr
βr
Net
ƒ
Out
b
Ei = di - ( b + wxi ) MSE dihitung dengan formula sebagai berikut:
MSE =
1 n 2 ∑ Ei n i =1
dengan n adalah banyaknya data amatan. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan adalah suatu sistem pemroses informasi yang mempunyai karakteristik seperti jaringan syaraf biologi. JST dikembangkan sebagai model matematika dari Human Cognition atau Neural Biology (Woodford 2000). Menurut Fauset (1994), jaringan syaraf tiruan memiliki karakteristik-karakteristik sebagi berikut: 1. Pola hubungan antar neuron yang disebut arsiterktur 2. Metode penentuan bobot pada hubungan yang disebut pelatihan (training) atau pembelajaran (learning) atau algoritma
Gambar 1. Satu Unit Neuron. Keterangan: Xr = Input βr = Bobot (weight) b = Bias (threshold) ∑ = Fungsi penjumlahan (Summation) dengan r
net = ∑ wi xi + b i =1
dengan output: Out = ƒ (net) ƒ = Fungsi aktivasi Sebagaimana karakteristik yang dimiliki oleh jaringan syaraf biologis yang akan meneruskan sinyal elektrokimia hanya jika melewati nilai ambang tertentu, maka jaringan syaraf tiruan menggunakan suatu fungsi aktivasi tertentu
4
yang akan menentukan nilai sinyal yang akan diteruskan menuju neuron lain. Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan propagasi balik (Backpropagation) pertama kali diperkenalkan oleh Rumelhart, Hinton dan William pada tahun 1986, kemudian Rumelhart dan Mc Clelland mengembangkannya pada tahun 1988. Jaringan syaraf tiruan ini tersusun atas sekumpulan elemen pemroses (neuron) atau simpul atau sel yang terinterkoneksi dan terorganisasi dalam lapisan-lapisan. Setiap sel memproses sinyal dengan fungsi aktivasinya yaitu fungsi logistik:
f ( x) =
1 (1 + exp x )
pemilihan fungsi logistik ini karena memenuhi beberapa kriteria diantaranya kontinyu, dapat diturunkan, dan monoton naik. Karena bentuknya yang menyerupai huruf “s” maka fungsi ini sering disebut fungsi sigmoid (Rich & Kevin, 1991)
Gambar 2. Fungsi Sigmoid Arsitektur JST propagasi balik merupakan jaringan perseptron lapis jamak (multilayer). JST ini terdiri dari lapisan input (input layer), lapisan tersembunyi (hidden layer) dan lapisan output (output layer). Tiap-tiap unit pada suatu lapisan terhubung kedepan dengan unit-unit pada lapisan selanjutnya. Adanya lapisan tersembunyi pada JST propagasi balik memungkinkannya melakukan representasi data yang kompleks. JST propagasi balik melakukan serangkaian proses untuk mendapatkan hasil sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Untuk mampu melakukan itu, disediakan serangkaian pelatihan hingga diperoleh kombinasi bobot dan bias yang diinginkan pada tiap neuron. Pada pelatihan ini, JST propagasi balik akan berhenti melakukan
pemrosesan dalam beberapa kondisi yaitu derajat error telah mencapai batas toleransi, atau banyaknya perulangan jumlah-proses penyesuaian bobot (epoch size) telah terlampaui. Urutan tahapan pembelajaran pada JST propagasi balik adalah sebagai berikut. Pertama diinisialisasi bobot dan bias serta ditetapkan epoch size, laju pembelajaran (learning rate) dan batas toleransi error. Kemudian dilakukan penghitungan nilai output dengan mempropagasikan input ke tiap lapis neuron menuju lapisan output. Rangkaian tahapan ini dinamakan panjarmaju (feedforward). Selanjutnya, masing-masing neuron output melakukan perhitungan error dengan cara membandingkan output dengan target yang bersesuaian. Jika selisih error masih diatas toleransi, maka nilai bobot dan bias pada neuron bersangkutan akan akan diperbaharui (update). Hal yang sama dilakukan oleh neuron pada lapisan sebelumnya. bobot dan bias masingmasing akan diperbaharui dengan memanfaatkan informasi jumlah error pada lapisan diatasnya. Proses ini dilakukan secara berurutan kebelakang oleh semua neuron pada lapisan tersembunyi dan juga lapisan input. Proses propagasi error kelapisan sebelumnya ini dinamakan propagasi balik (backpropagation). Proses panjarmaju dan propagasi balik ini dilakukan secara terurut berulang kali sampai syarat berhenti tercapai (Rich & Kevin, 1991). Himpunan Fuzzy Menurut Jang, Sun, dan Mizutani (1997), jika X adalah semesta pembicaraan dan x adalah elemen dari X, maka sebuah himpunan fuzzy A dalam X didefinisikan sebagai pasangan pasangan berurut:
A= dimana
{( x, µ
A
( x )) | x ∈ X }
µ A ( x ) disebut
sebagai
fungsi
keanggotaan untuk himpunan fuzzy A. Fungsi keanggotaan akan memetakan setiap elemen X pada derajat keanggotaan yang memiliki nilai antara 0 dan 1. Jika X memiliki nilai diskret, maka A bisa dinyatakan sebagai :
A = µ A ( x1 ) / x1 + ... + µ A ( xn ) / xn
5
atau n
A = ∑ µ A ( xi ) / xi i =1
salah satu model ANFIS yang memungkinkan untuk mengimplementasikan dua kaidah ini adalah sebagai berikut:
jika X kontinyu, maka himpunan A dapat diekspresikan sebagai:
w
A = ∫ µA ( x) / x X
Fuzzifikasi dan Defuzzifikasi Fuzzyfikasi adalah proses merubah variable non fuzzy menjadi variable fuzzy. Pada proses ini, nilai input akan diubah menjadi variable fuzzy. perubahan ini dilakukan dengan menggunakan fungsi keanggotaan. Atau dengan kata lain fuzzifikasi adalah proses pemetaan nilai-nilai numeric (crisp point
x = ( x1 ,...xn )T ∈U ) kehimpunan fuzzy A pada semesta pembicaraan. Sedangkan defuzifikasi adalah proses kebalikannya yaitu memperoleh kembali nilai numerik data dari nilai fuzzy (Jang, Sun, dan Mizutani 1997). Adaptive Neuro-Fuzzy Inference system Menurut Jang, Sun, dan Mizutani (1997), Fuzzy Logic Control (FLC) memiliki peran penting dalam design dan pengembangan aplikasi perangkat lunak dalam jumlah yang besar. Penentuan jumlah, tipe dan parameter pada fungsi keanggotaan fuzzy dan kaidah sangat penting dalam mencapai performa yang diinginkan. Pada kebanyakan kasus, masalah ini adalah masalah yang sangat sulit dilakukan. Salah satu solusi yang digunakan saat ini adalah dengan melakukan percobaan (trial – error). Adaptive neuro-fuzzy inference system (ANFIS) adalah model fuzzy sugeno yang dikembangkan dengan menggunakan kerangka adaptive-system. Adaptif system ini memungkinkan model fuzzy sugeno melakukan proses pembelajaran dan adaptasi. Dengan demikian FLC lebih sistematik dan mengurangi ketergantungannya pada pengetahuan seorang pakar. Jika FLC memiliki 2 input, maka model fuzzy sugeno order pertama memiliki kaidah sebagai berikut: Kaidah 1: if ( x is A1) and (y is B1 ) then ( f1 = p1 x + q1 y+ r1 ) Kaidah 2: if ( x is A2 ) and ( y is B2 ) then ( f2 = p2 x+ q2 y+ r2 )
w Gambar 3. Struktur ANFIS Pada struktur diatas, gambar lingkaran menunjukan node tetap sedangkan gambar bujursangkar menunjukkan node adaptif. Pada node tetap, parameter tidak dapat diubah sedangkan pada node adaptif, parameter dapat diubah pada saat training. Model ANFIS diatas memiliki 5 layer yang masing-masing melakukan fungsi tertentu. Untuk penjelasan proses pada masing-masing layer akan digunakan simbol OLi yang berarti output node ke i pada layer L. Layer 1: semua node pada layer ini bersifat adaptif, dengan i adalah derajat keanggotaan input pada fungsi keanggotaan yang direpresentasikan pada node: OL ,i = µ Ai ( x ) i = 1, 2
OL ,i = µ Bi − 2 ( x )
i = 3,4
merupakan himpunan dengan Ai dan Bi parameter fuzzy bersesuaian. Sebagai contoh, jika fungsi keanggotaan menggunakan bell maka:
µ Ai ( x) =
1 ⎡⎛ x − c ⎞ 2 ⎤ i 1 + ⎢⎜ ⎟ ⎥ a ⎢⎣⎝ i ⎠ ⎥⎦
bi
i = 1,2
dimana ai, bi,ci adalah parameter pada fungsi keanggotaan. Layer 2 : Node-node pada layer ini bersifat tetap. Label M pada layer ini menandakan bahwa node ini memiliki peran dalam melakukan perkalian (multiplier). Output pada node ini adalah sebagai berikut:
O2,i = wi = µ Ai ( x ) µ Bi ( y )
i = 1, 2
6
output pada layer ini menggambarkan firing strength dari tiap kaidah. Layer 3 : Node pada layer ini juga merupakan node tetap. Label N mengindikasikan node ini melakukan normalisasi atas firing strength dari layer sebelumnya. Output pada layer ini adalah sebagai berikut:
O
3,i
=w=
wi w1 + w2
i = 1,2
Layer 4 : Semua node pada layer ini bersifat adaptif. Output node ini adalah perkalian (product) dari firing strength yang telah ternormalisasi dengan sebuah polinomial orde pertama. O4,i = wi f i = wi ( pi x + qi y + r )i i = 1,2 Layer 5 : layer ini hanya mempunyai satu node yang diberi label S. label S ini berarti bahwa layer ini melakukan fungsi penjumlahan (summer) sederhana. Output pada layer ini adalah sebagai berikut:
Oi ,5 = f = ∑ wi fi = i
∑w f
i i
i
∑w
i = 1, 2
i
i
Pada model ANFIS ini, terdapat 2 layer adaptif yaitu layer 1 dan 4. layer 1 memiliki 3 parameter yang dapat dimodifikasi yaitu a, b dan c. sedangkan pada layer 4 terdapat 3 parameter yang dapat dimofikasi yaitu p, q, dan r. Parameter-parameter ini disebut parameter kosekuensi (consequent parameters) pada prakteknya, Pada prakteknya, model ANFIS sebenarnya tidak unik. Beberapa layer dapat dikombinasikan menjadi satu layer dan masih menghasilkan output yang sama. Struktur ANFIS pada gambar 3 hanyalah salah satu model dari beberapa struktur alternative lainnya. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh tingkat keakuratan setiap kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah maupun bank sentral. Pilihan antara kebijakan yang kontraktif atau ekspansif harus disesuaikan dengan kondisi aktual dan prediksi jangka panjang terhadap kondisi perekonomian dimasa depan.
Dalam mengambil kebijakannya ini, ada kendala yang harus dipertimbangkan. Kendala itu adalah kebijakan ekonomi memiliki dua kelambanan (lags) yaitu kelambanan dalam (inside lags) dan kelambanan luar (outside lags). Kelambanan dalam adalah rentang waktu antara terjadinya goncangan perekonomian dan saat kebijakan itu diambil. Sedangkan kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dengan efek yang dihasilkan oleh kebijakan tersebut terhadap perekonomian. Adanya dua kelambanan ini menyebabkan pengambil kebijakan harus berhati-hati dalam menentukan perlakuan ekonomi yang dipilih. Dengan mempertimbangan dua kelambanan tersebut, kebijakan yang diambil tentunya harus bersifat antisipatif terhadap kondisi ekonomi masa depan. Oleh karena itu pengambil kebijakan harus memiliki rujukan yang tepat yang akan memberikan gambaran kondisi perekonomian dimasa depan. Dalam penelitian ini, akan digunakan JST dan ANFIS secara terpisah sebagai metode alternative dari berbagai metode lain yang telah ada. Penggunaan JST dengan mempertimbangkan tiga hal (Zhang, Patuwo, & Hu, 1998) sebagai berikut: pertama, JST memiliki kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dalam mengidentifikasi hubungan antar data. Kedua, secara umum JST dikatakan adalah penduga fungsional universal (universal functional approximators), maka beimplikasi bahwa JST mampu memprediksi bentuk-bentuk relasi fungsional dengan derajat akurasi yang baik. Ketiga, JST bersifat non-linier dan ada bukti yang cukup yang menunjukkan bahwa data makroekonomi bersifat non-linier. Ini berarti JST diharapkan mampu menunjukan kinerja prediksi lebih baik. Sedangkan kemampuan ANFIS untuk melakukan peramalan data deret waktu didasarkan atas fakta bahwa jika jumlah kaidah tidak dibatasi, order nol model sugeno memiliki kemampuan tidak terbatas untuk mencocokan berbagai bentuk fungsi nonlinier (Jang, Sun, & Mizutani 1997). Penelitian ini terdiri dari dua tahapan. Pertama, tahapan percobaan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa kombinasi terbaik dari elemen percobaan. Beberapa hasil yang diharapkan dari percobaan ini diantaranya adalah variabel utama yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi.
7
Tahapan kedua adalah pengembangan sistem yang bertujuan melakukan implementasi hasil percobaan. Hasil dari tahapan ini adalah sebuah sistem yang dapat melakukan prediksi pertumbuhan ekonomi dengan diberikan input tertentu. Akuisisi Pengetahuan Dikarenakan ruang lingkup penelitian yang melibatkan disiplin ilmu ekonomi, maka dalam melakukan percobaan ini melakukan konsultasi dengan pakar ekonomi. Metode akuisisi yang dipakai adalah wawancara, diskusi makalah dan deskripsi masalah tentang pola berpikir para ahli dalam melakukan peramalan ekonomi. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang pertumbuhan ekonomi dan aspek makroekonomi, dilakukan konsultasi dengan Dr. Ir. Iman Sugema. Beliau adalah dosen makroekonomi dan ahli ekonomi moneter di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Beberapa aspek ekonomi yang digali adalah pengetahuan tentang indikator-indikator utama ekonomi makro, hubungan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, bagaimana indikator makroekonomi dipengaruhi oleh kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Sedangkan aspek ekonometrik yang digali adalah pendekatan apa saja yang digunakan selama ini untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi. Pengetahuan lain yang lebih detail tentang hal ini diperoleh dari buku-buku referensi, jurnal, kertas-kerja, skripsi, thesis dan referensi lainnya. Tahapan Percobaan Unjuk kerja dua model ini yang akan dijadikan dasar pemilihan jaringan mana yang akan diimplementasikan pada sistem. Adapun proses-proses yang akan dilalui secara keseluruhan ditampilkan pada diagram blok berikut:
Data Indikator moneter
Data GDP
Sorting data
Penentuan Aristektur JST Propagasi Balik
Training JST Propagasi Balik Data testing Indikator moneter JST Propagasi Balik Terlatih
JST Propagasi Balik Terpilih
Data Testing GDP
Gambar 4. Diagram blok metode penentuan arsitektur terbaik
Gambar 5. Bagan Alir Penelitian Secara khusus tahapan percobaan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Penentuan jumlah variabel Pada tahap ini akan dipilih jumlah variabel yang akan digunakan sebagai input pada percobaan. Pada percobaan ini akan digunakan 2 variabel moneter. Ini berarti 2
ada
2!
∑ (i !(2 − i)!) = 3 i =1
percobaan.
kombinasi
8
2.
3.
4.
5.
Penentuan jenis MF input Pada tahapan ini ditentukan jenis fungsi keanggotaan input fuzzy. Pilihan yang akan digunakan adalah triangular, gausian, bellgeneral, dan sigmoid ganda. Penentuan jumlah neuron Penentuan jumlah neuron dilakukan pada arsitektur jaringan propagasi balik. Penentuan jumlah neuron secara bebas dengan alasan tidak ada standarisasi yang pasti mengenai jumlah neuron dalam pustaka. Jumlah neuron yang akan diujicobakan adalah 100, 250, 500 dan 1000 neuron pada lapisan tersembunyi. Sedangkan jumlah neuron pada lapisan input akan disesuaikan berdasarkan jumlah variabel masukan. Jumlah neuron pada lapisan output diset tetap yaitu satu neuron. Training dan simulasi Merupakan tahapan dimana masing-masing kombinasi arsitektur jaringan syaraf diatas akan ditaining untuk memperoleh kombinasi bobot dan bias yang optimal untuk melakukan peramalan. Setelah JST selesai ditraining, maka akan dilakukan simulasi peramalan dengan menggunakan data deret waktu yang dimiliki. Pencatatan output Pencatatan hasil percobaan akan dilakukan pada setiap perlakuan. Hasil pencatatan ini akan diolah dalam bentuk tabulasi dan visualisasi grafis pada bab hasil dan pembahasan.
Data Percobaan Input yang akan diberikan pada sistem adalah sejumlah data deret waktu dari beberapa indikator moneter yaitu M1 dan M2. Indikatorindikator moneter tersebut dipilih dengan beberapa alasan yaitu: a. Data-data tersebut adalah data deret waktu yang up-to-date b. Data-data tersebut merupakan data final dengan hampir tidak ada revisi c. Data-data tersebut diukur dan diperoleh dengan sedikit sekali error Dengan keunggulan-keunggulan tersebut diharapkan data yang digunakan sebagai input adalah data yang valid. Sebagai output percobaan, diperoleh data pertumbuhan ekonomi yang diwakili oleh angka pertumbuhan GDP dari tahun 1990 – 2003. data ini tersedia dalam bentuk data quartal (4 bulanan). Data M1 diperoleh dari tahun 1990 -
maret 2004. Data M2 tersedia dari tahun 1990 – maret 2004. Arsitektur JST Propagasi Balik JST propagasi balik akan disusun dengan arsitektur sebagai berikut: Tabel l. Arsitektur JST Propagasi Balik Karakteristik - Jumlah lapisan tersembunyi - Neuron lapisan input - Neuron lapisan tersembunyi - Neuron lapisan Output - Inisialisasi Bobot -Fungsi Aktivasi Lapisan tersembunyi - Fungsi Aktivasi Lapisan Output - Laju Pembelajaran - Jumlah Epoch
Spesifikasi 1 1, 2 100, 250, 500, dan 1000 1 Nguyen-Widrow Sigmoid Purelinier 0.01 1000
Penentuan jumlah layar tersembunyi dan jumlah unit neuron mengacu pada jumlah yang disarankan oleh Tkacz & Saran Hu (1999) yaitu 1 lapisan tersembunyi. Jumlah neuron lapisan input dan lapisan tersembunyi menggunakan kata maksimum yang berarti jumlah neuron input dan jumlah neuron tersembunyi akan ditentukan berdasarkan kelompok perlakuan ( gambar 6) yang sedang dilakukan. Jumlah neuron pada lapisan input akan menyesuaikan jumlah variabel input yang digunakan. Sedangkan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi telah ditentukan sebelumnya pada rancangan percobaan. Secara visual, maka JST propagasi balik dengan kombinasi neuron input maksimum dapat digambarkan sebagai berikut:
Input 1
Output
Input 2
Lapisan Input Terdiri dari 2 Neuron
Lapisan Tersembunyi Terdiri dari n Neuron
Lapisan Output Terdiri dari 1 Neuron
Gambar 6. Arsitektur JST Propagasi Balik
9
Gambar tersebut merupakan gambar arsitektur JST dengan jumlah neuron input 2 (maksimum) dengan n neuron tersembunyi pada lapisan tersembunyi dan satu neuron output. Adapun secara matematis, maka JST tersebut dapat dimodelkan sebagai berikut:
⎛ K ⎛ J ⎞⎞ Yt = h ⎜ ∑ α k g ⎜ ∑ β jk X j ,t −1 ⎟ ⎟ ⎜ k =1 ⎟ ⎝ j =1 ⎠⎠ ⎝ dengan masing –masing : h (u) = Fungsi aktivasi pd lapisan output g (u) = Fungsi aktivasi pd lapisan tersembunyi
αk
= Bobot pd lapisan output
β jk
= Bobot pd lapisan tersembunyi
X j ,t −1 = Input untuk periode t-1 dengan K adalah jumlah neuron tersembunyi dan J adalah jumlah neuron input. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran propagasi
αk
dan
β jk
diperbaharui pada
setiap epoch-nya. Training JST dilakukan dengan cara menginput data deret waktu pada periode t-1 untuk mendapatkan perkiraan periode t. Output periode t diperoleh dari model JST diatas dengan melakukan proses panjar maju (feedforwad) vektor input dari lapisan input ke lapisan diatasnya sampai pada neuron output. Kemudian hasil prediksi data periode t ( Yt ) akan dicocokan dengan target pada periode t. Selanjutnya algoritma propagasi balik akan bertanggungjawab menghitung nilai koreksi bobot dan bias. Nilai itu diperoleh dengan menghitung error dengan rumus:
Et = (tt − yt ) f '(outt ) dengan: K ⎛ J ⎞ Outt = ∑ α k g ⎜ ∑ β jk X j ,t −1 ⎟ k =1 ⎝ j =1 ⎠ sedangkan besaran koreksi bobot ( α ji ) dan
bias ( ci ) untuk lapisan output masing-masing adalah:
η = laju pembelajaran sehingga bobot dan bias pada lapisan output adalah: α ij = α ij + ∆α ij dan cij = cij + ∆cij Perubahan bobot ( β ij ) dan bias ( bj ) juga dilakukan pada neuron lapisan tersembunyi. Besaran koreksinya adalah:
∆β ij = η E j X ij dan ∆b j = η E j
Yt = Ouput pada periode t
balik, nilai
dengan
∆α ji = η Et Outt dan ∆ci = η Et
dengan E j adalah: m ⎛ J ⎞ E j = ∑ ( Etα ji ) f ' ⎜ ∑ β jk X j ,t −1 ⎟ i =1 ⎝ j =1 ⎠
sama seperti lapisan output,maka bobot ( β ij ) dan bias ( bij ) lapisan tersembunyi diperbaharui sebesar:
βij = βij + ∆βij
dan bij = bij + ∆bij
perubahan nilai ini berlangsung terus-menerus sampai tidak terjadi lagi perubahan bobot atau jumlah maksimum epoch telah terlewati. Dengan rangkaian set data training yang disediakan, diharapakan bobot dan bias mengalami penyesuaian sehingga menjadi suatu model yang jika kemudian kita berikan input periode t maka akan menghasilkan output periode t+1. Output periode t+1 adalah sebuah nilai ramalan yang didasarkan atas perhitungan terhadap input, kombinasi bobot dan bias yang telah dilatih. 2. Arsitektur ANFIS Arsitektur ANFIS yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Arsitektur ANFIS Karakteristik Fungsi Keanggotaan Input Fungsi Output Algoritma Training
Spesifikasi trimf, gaussmf, gbellmf,dsigmf Constant Hybrid
Jumlah fungsi keanggotaan Initial step size Metode Generate FIS Jumlah epoch Tolerasi error
2 0.01 Grid Partition 1000 0
10
Penentuan fungsi keanggotaan pada percobaan ini didasarkan pada serangkain percobaan yang melibatkan lebih banyak tipe fungsi keanggotaan lain. Dari percobaan tersebut, fungsi triangular, simetrik Gauss, sigmoidal, dan Generalized bell secara rata-rata menghasilkan tingkat akurasi prediksi yang lebih baik. Masing-masing fungsi keanggotaan memiliki parameter yang akan diupdate dengan menggunakan algoritma training hybrid. Trimf:
Gambar 9. Fungsi dan bentuk Generallizedshaped Dsigmf:
Gambar 7. Fungsi dan bentuk triangular-shaped Gaussmf: Gambar 10. Fungsi dan bentuk double-sigmoid -shaped Pengembangan Sistem Pengembangan Sistem ini dilakukan dengan mengikuti tahapan pengembangan sistem model waterfall (sommerville, 1996) bagan alir pengembangan sistem dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 8. Fungsi dan bentuk simetric Gauss shaped Gbellmf:
Gambar 11. Bagan Alir Pengembangan Sistem. Adapun tahapan-tahapan yang terdapat didalamnya adalah:
11
1.
Analisis Kebutuhan Sistem Kebutuhan yang terkait dalam sistem yang dikembangkan perlu diidentifikasi dengan seksama. Dengan adanya analisis kebutuhan ini akan diketahui harapan pengguna akan sistem yang dikembangkan. Harapan ini meliputi beberapa aspek diantaranya karakteristik pengguna, antarmuka (interface) serta spesifikasi perangkat keras yang tersedian. Selain itu, tahapan analisis kebutuhan akan mendefinisikan dengan tepat kebutuhan aktual pengguna. Beberapa aspek penting yang akan diperhatikan adalah tingkat akurasi sistem serta kemudahan bagi pengguna untuk memanfaatkan sistem. Pada tahap ini ditentukan tujuan pengembangan sistem, spesifikasi pengguna, dan kebutuhan pengguna, serta spesifikasi fungsi dari sistem dengan mempertimbangkan berbagai faktor strategis seperti ketersediaan sumberdaya, waktu, dana dan faktor pembatas lainnya. 2.
Perancangan Sistem Setelah didefinisikan kebutuhan sistem, maka tahap selanjutnya adalah perancangan sistem. Pada tahap ini, akan dirancang sistem yang nantinya diimplementasikan. Salah satu hal yang penting dalam tahap perancangan adalah menentukan platform tekhnologi yang tepat yang akan digunakan dalam tahapan implementasi. Paltform tekhnologi ini mencakup pilihan perangkat keras serta bahasa pemrograman yang akan digunakan. Rancangan sistem didefinisikan sebagai proses dimana kebutuhan sistem telah didefinisikan pada tahap analisis kebutuhan lalu diterjemahkan kedalam model presentasi perangkat lunak. Tujuan dari desain sistem adalah agar diperoleh gambaran mengenai sistem yang nantinya akan dibuat. Desain sistem dapat dibagi tiga yaitu rancangan input, rancangan proses, dan rancangan output. Desain input dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mempertimbangkan aspek kemudahan bagi pengguna. Proses input berfungsi untuk memasukkan data yang akan digunakan dalam proses prediksi pertumbuhan ekonomi. Input yang akan diberikan pada sistem adalah sejumlah data deret waktu berupa data variabel moneter. Variabel ini telah ditentukan sebelumnya. Proses prediksi dirancang untuk menjalankan urutan-urutan proses. Rangkaian
proses ini harus menjamin mampu memberikan nilai keluaran yang tepat. Desain proses dibuat dengan menentukan urutan kejadian sampai diperolehnya output yang diinginkan berdasarkan data-data masukan. Desain output dirancang agar pengguna dapat dengan mudah memahami dan memperoleh keluaran dari sistem. Output Sistem berupa angka predikasi pertumbuhan ekonomi dalam skala waktu tertentu. 3.
Implementasi Sistem Pada tahapan ini sistem yang telah dirancang akan diimplementasikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tingkat kesulitan pengimplementasian sistem akan bergantung pada batasan sistem yang telah ditentukan sebelumnya. Integrasi modul-modul program juga dilakukan pada tahap ini sehingga diperoleh sebuah sistem yang mampu menghasilkan output final. Pada tahapan ini juga ditentukan metode pengujian yang akan digunakan pada saat pengujian. 4.
Pengujian Sistem Tujuan dari tahapan ini adalah mengetahui apakah masih terdapat kesalahan pada sistem. Kesalahan ini baik berupa kesalahan bahasa ( syntax error) maupun kesalahan logika (logic error). Pada sistem ini juga akan dilakukan uji kinerja. Uji kinerja akan dilakukan dengan membandingkan output sistem terhadap nilai data sebenarnya. Selain itu, dengan menggunakan metode pembanding yang sudah ditentukan, akan diuji performance dari sistem. Ini berkaitan dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui tingkat keakuratan sistem menggunakan JST dibandingkan dengan pendekatan lain.
RANCANG BANGUN SISTEM Kebutuhan Sistem 1. Tujuan pengembangan sistem Tujuan pengembangan sistem adalah menyediakan antarmuka yang memudahkan pengguna untuk melakukan perhitungan guna mendapatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi berdasarkan data deret waktu beberapa indikator ekonomi. Pendekatan yang dipakai pada sistem, yaitu menggunakan jaringan syaraf tiruan,
12
diharapkan dapat menjadi alternatif untuk melakukan peramalan aktivitas ekonomi. 2.
Kebutuhan Pengguna Pengguna sistem berasal dari berbagai kalangan pelajar dan praktisi ekonomi. Namun dengan dukungan kemudahan penggunaanya, diharapkan sistem ini dapat digunakan oleh kalangan yang lebih luas dengan syarat pengguna memiliki data deret waktu beberapa variabel ekonomi yang telah ditentukan. Ada beberapa hal mendasar yang dibutuhkan oleh pengguna, yaitu: a. Pengguna membutuhkan sistem memiliki kemampuan peramalan yang lebih akurat. b. Pengguna membutuhkan antarmuka yang memudahkan dalam penggunaan sistem. c. Pengguna memperoleh output berupa besaran nilai. Kemampuan Sistem Berdasarkan analisis kebutuhan pengguna, maka sistem yang dibangun akan memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Berfungsi membaca data deret waktu yang disimpan oleh pengguna pada file dengan spesifikasi tipe tertentu b. Berfungsi melakukan peramalan dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan dan ANFIS
dibutuhkan untuk melakukan instalasi MATLAB. Perangkat lunak ini diperlukan untuk menjalankan sistem intelijen yang akan dibuat. 1. Rancangan Input Bagi pengguna disediakan fasilitas antarmuka grafis (graphical user interface) untuk mempermudah dalam menjalankan aplikasi. input data pada masing-masing variabel dapat diinput secara manual maupun diload langsung dari file yang disimpan dengan extension “txt”. 2. Rancangan Proses Sistem akan mengolah data yang diinput oleh user dengan menggunakan arsitektur jaringan syaraf yang terbaik. 3. Rancangan Output Output dari sistem ini adalah nilai pertumbuhan ekonomi pada horizon peramalan tertentu (t +1).
3.
Rancangan Sistem Berdasarkan analisa kebutuhan diatas, maka sistem intelijen ini dirancang dengan detail sebagai berikut: Sistem ini bisa berjalan dalam platform perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut: • Minimum processor Pentium II atau processor lain dengan kemampuan yang sama • Minimum 128 MB RAM • Hardisk dengan freespace minimum 120 MB • Minimum 8-bit graphics adapter (digunakan untuk 256 simultaneous colors) • CD-ROM drive (untuk instalasi) • Operating sistem Microsoft Windows 98 atau yang lebih tinggi • Pemrograman menggunakan MATLAB 6.5 Pemilihan persyaratan minimum (minimum requirement) untuk perangkat keras diatas didasarkan atas syarat minimum yang
Implementasi Sistem Sistem dimplementasikan diatas platform tekhnologi sebagai berikut: • Processor Intel Pentium 4 2,4Ghz • Memori DDR 1 Gb • Hardisk 80 Gb • Grafik Card Geforce 128 Mb • Operating sistem Windows XP • Bahasa pemrograman Matlab 6.5 Implementasi sistem ini akan menggunakan MATLAB. MATLAB merupakan salah satu developing software yang handal. Selain itu, MATLAB (dalam versi 5 up to) telah menyediakan toolbox khusus untuk operasioperasi Jaringan Syaraf Tiruan. MATLAB juga menyediakan dukungan yang baik bagi visualisasi grafis sehingga mendorong aspek user friendly bagi aplikasi. Pengujian Sistem Uji sistem dilakukan dengan memberikan serangkaian pelatihan sampai diperoleh output yang mendekati nilai yang diinginkan. Rangkaian uji juga dilakukan dengan memberikan sebanyak mungkin kombinasi input untuk melihat kinerja sistem. Sedangkan uji lainnya dilakukan dengan mengukur derajat kesalahan dengan menggunakan MSE. Pengujian juga akan dilakukan dengan menggunakan metode black box yaitu dengan memeriksa semua kombinasi input yang dapat
13
menghasilkan output secara benar dan sesuai dengan yang diharapkan.
Percobaan dengan jumlah neuron yang sama dilakukan dengan menggunakan M2 memperlihatkan hasil sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data Data yang digunakan sebagai input memiliki karakter yang berbeda. Data M1 dan M2 dipublikasikan dalam bentuk bulanan sedangkan data target data GDP dipublikasikan setiap tiga bulanan (quarter). Karena jaringan syaraf tiruan memerlukan set data training yang terdiri dari pasangan input dan target maka agar data bisa digunakan, disusun pasangan input target yang bersesuaian. Untuk mengatasi permasalahan ini, berdasarkan pendapat ahli ekonomi, digunakan data quarter ke 3 untuk M1 dan M2. Pasangan input dan output data percobaan dapat dilihat pada lampiran 1. Pengaruh Prediktor pada percobaan dengan JST Propagasi Balik Percobaan menggunakan prediktor yaitu M1, M2 dan kombinasi M1 & M2. Pada percobaan ditemukan bahwa penggunaan prediktor yang berbeda akan sangat menentukan tingkat akurasi percobaan. Prediktor berperan sebagai input yang akan digunakan untuk melatih jaringan syaraf dalam membaca pola pertumbuhan GDP. Dari 10 kali perulangan untuk percobaan dengan menggunakan 100 neuron, kasus terbaik yang dihasilkan diperlihatkan pada grafik berikut. Titik-titik yang saling berpotongan memperlihatkan bahwa nilai akurasi prediksi sangat tinggi.
Gambar 13. Grafik nilai prediksi dengan nilai aktual dengan menggunakan M2 Sedangkan nilai prediksi terbaik dengan menggunakan M1 & M2 sebagai prediktor diperlihatkan oleh grafik dibawah ini:
Gambar 14. Grafik nilai prediksi dengan nilai aktual dengan menggunakan M1 & M2
Gambar 12. Grafik nilai prediksi dengan nilai aktual dengan menggunakan M1
Dari ketiga grafik tadi dengan jelas terlihat bahwa hasil peramalan dengan menggunakan prediktor M2 memiliki tingkat akurasi yang lebih baik. Percobaan yang sama dilakukan dengan memodifikasi jumlah neuron dari 100 menjadi masing-masing 250, 500 dan 1000. jaringan dilatih sebanyak 1000 epoch dan masing masing percobaan dilakukan perulangan sebanyak 10 kali. Hasilnya adalah sebagai berikut:
14
untuk melihat konsistensi keunggulan akurasi prediksi jaringan dengan jumlah neuron tersebut. Prediktor yang digunakan adalah M1, M2 dan M1 & M2. Hasil percobaan terlihat pada grafik berikut:
Gambar 15. Grafik rataan MSE untuk masingmasing prediktor pada 10 kali perulangan Grafik diatas memperlihatkan perbandingan rataan MSE untuk masing masing prediktor. MSE diperoleh dari error training pada tiap-tiap pengulangan percobaan (sebanyak 10 kali). Dari grafik tersebut terlihat secara jelas dari percobaan pertama yang menggunakan 100 neuron sampai percobaan keempat yang menggunakan 1000 neuron, rataan error hasil prediksi dengan menggunakan M2 sebagai prediktor lebih kecil dari penggunaan M1 & M2 secara bersamaan. Dengan tingkat selisih error yang tipis, M1 dapat pula digunakan sebagai prediktor. Sedangkan jaringan yang menggunakan M1 & M2 sebagai input memperlihatkan tingkat error yang relatif besar. Hal ini diperlihatkan oleh grafik dengan rentang error yang besar pada percobaan yang menggunakan 100 dan 250 neuron. Superioritas M2 menunjukkan bahwa pola fluktuasi variabel M2 lebih mampu digunakan secara baik untuk meramalkan pola fluktuasi pertumbuhan GDP dibandingkan penggunaan M1 atau kombinasi M1 & M2 sebagai input secara bersamaan. Pengaruh jumlah neuron pada percobaan dengan JST Propagasi Balik Untuk mengetahui jumlah neuron optimal ditentukan dengan menganalisa nilai MSE terkecil dari masing-masing percobaan. pengulangan percobaan dilakukan sebanyak 10 kali dengan menggunakan 100, 250, 500 dan 1000 neuron. Data input yang digunakan adalah data M1 dan M2 pada tahun 2003 yaitu data quarter 1, 2, 3 dan 4. Percobaan terpisah juga dilakukan menggunakan prediktor yang berbeda
Gambar 16. Grafik rataan MSE untuk 100, 250, 500 dan 1000 Neuron dengan prediktor M1 Pada grafik terlihat jika input menggunakan prediktor M1 maka prediksi dengan menggunakan JST 100 neuron akan gagal karena tingginya tingkat error yang dihasilkan. Demikian pula bila menggunakan JST 1000 neuron. Hasil prediksi yang cukup baik diperoleh jika menggunakan JST dengan konfigurasi 250 neuron dan atau 500 neuron. MSE kumulatif dari 4 data uji yang diberikan pada masing-masing JST dengan neuron 250 dan 500 adalah 14.9658448 dan 15.0393635. Sedangkan untuk prediksi menggunakan input M2, JST akan memberikan hasil prediksi yang paling baik jika konfigurasi neuron adalah 1000 dengan MSE kumulatif sebesar 9.26577919. Kehandalan JST menurun berturutturut dengan menggunakan JST 250, 500 dan 100 neuron. Grafik perbandingan ini dapat dilihat pada gambar 17. Selain itu dilakukan percobaan dengan menggunakan input M1 & M2. pada percobaan ini, MSE error sangat tinggi untuk neuron 100, 250, 500 dan 1000. MSE kumulatif terendah terdapat pada JST dengan jumlah neuron sebanyak 500. Besarnya MSE kumulatif adalah 30.68075. Sedangkan error prediksi dengan konfiguarasi lain mencapai minimal 3 kali lebih besar dari error tersebut.
15
Gambar 17. Grafik rataan MSE untuk 100, 250, 500 dan 1000 Neuron dengan prediktor M2 Untuk input M1 jumlah neuron 250 mampu menghasilkan kumulatif error yang minimal. Sedangkan untuk input M2, jumlah neuron 1000 unggul dibandingkan JST dengan konfigurasi jumlah neuron lain. Akan tetapi jika peramalan menggunakan prediktor M1 & M2 maka jumlah error terkecil akan dicapai oleh JST dengan neuron 1000. Jika dilakukan generalisasi dengan menjumlahkan seluruh error untuk tiap-tiap prediktor, maka konfigurasi JST dengan 500 neuron merupakan nilai minimal. Jumlah error yang sangat besar pada percobaan menggunakan M1 dan M2 menyebabkan JST dengan 250 dan 1000 neuron menghasilkan kumulatif error besar dibandingkan error pada JST dengan neuron 500. Secara keseluruhan, pengaruh konfigurasi neuron untuk masing-masing tipe input dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3. Jumlah MSE untuk tiap konfigurasi JST Neuron / 100 250 500 1000 Prediktor 30.548 14.966 15.039 18.145 M1 22.226 10.168 14.258 9.266 M2 M1 & M2 257.652 297.581 30.681 113.498 Pengaruh Prediktor pada percobaan dengan menggunakan ANFIS Pada percobaan dengan menggunakan fungsi output ‘constant’ memperlihatkan kecenderungan kemampuan yang baik dan stabil dalam melakukan peramalan jika data inputan adalah M1 & M2. Kecenderungan ini terlihat dari hasil prediksi untuk semua neuron.
Gambar 18. Grafik rataan MSE untuk prediktor M1, M2, M1 & M2 Kasus terbaik peramalan memang diperoleh pada percobaan dengan menggunakan M2. Akan tetapi, peramalan dengan menggunakan prediktor M2 bersifat kurang stabil. Artinya lebih mudah menemukan nilai error yang relatif besar dibandingkan dengan nilai error yang kecil. Ini menyebabkan secara agregat, kinerja peramalan dengan menggunakan M2 menjadi buruk. Hal yang sama terjadi dengan peramalan dengan menggunakan M1. Perbandingan Kasus Terbaik dan Kasus Terburuk pada Percobaan dengan Prediktor M1, M2 dan M1 & M2 Kasus Terbaik Kasus Terburuk 1.4568 272.6566 M1 0.0261 577.4227 M2 0.5947 4.8247 M1 & M2
Tabel 4.
Pengaruh pemilihan tipe fungsi keanggotaan pada percobaan dengan ANFIS Dari serangkaian percobaan yang dilakukan, secara konsisten diperoleh fakta bahwa fungsi keanggotaan dengan bentuk triangular menghasilkan paling banyak error. Nilai error bahkan mecapai nilai 577.423 pada saat meramalkan nilai M2. Nilai error minimum dicapai saat melakukan prediksi dengan menggunakan predictor M1 & M2 yaitu senilai 0.5947. Secara umum, fungsi keanggotaan ini gagal melakukan peramalan pada mayoritas kasus.
16
Gambar 19. Grafik rataan error untuk masingmasing fungsi keanggotaan dengan prediktor M1 Sementara itu, tiga fungsi keanggotaan lainnya tidak memperlihatkan perbedaan kinerja yang menonjol. Jika kita amati tampilan grafik 19 dan 20 maka terlihat ketiga fungsi tersebut berada dalam jangkauan perbedaan error yang tipis.
Gambar 20. Grafik rataan error untuk masingmasing fungsi keanggotaan dengan prediktor M2 Gambaran keseluruhan mengenai kinerja fungsi keanggotaan tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 21. Grafik rataan error untuk masingmasing fungsi keanggotaan dengan prediktor M1 & M2 Menentukan Arsitektur Terbaik Sistem Untuk memperoleh hasil yang terbaik, pada sistem intelijen yang dibuat akan menerapkan keunggulan JST Propagasi Balik dan ANFIS secare bersamaan dengan ketentuan sebagai berikut: • Jika yang tersedia sebagai input adalah data M1, maka untuk memprediksi GDP Growth akan digunakan jaringan syaraf tiruan dengan jumlah neuron 1000. • Jika yang tersedia sebagai input adalah data M2, maka untuk memprediksi GDP growth akan digunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan jumlah neuron 250. • Jika yang tersedia sebagai input adalah data M1 dan M2, maka untuk memprediksi GDP Growth akan digunakan ANFIS dengan Dsigmf sebagai fungsi anggota.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dengan memperhatikan hasil percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata M2 adalah Prediktor terbaik yang bisa digunakan sebagai input bagi peramalan GDP. Jika dibandingkan dengan ANFIS, JST Propagasi Balik mampu memberikan rata-rata kinerja yang baik dan stabil jika prediktornya adalah M1 atau M2. ANFIS akan menunjukkan rata-rata kinerja yang baik dan stabil dibandingkan JST jika prediktor yang digunakan adalah M1 & M2. Untuk mampu menghasilkan kinerja terbaik, sistem yang dibangun memanfaatkan keunggulan relatif JST propagasi balik.
17
Saran Untuk pengembangan sistem kedepan, disarankan untuk menambah data input dari tahun-tahun yang lebih awal. Penambahan ini diharapkan dapat mendorong kinerja peramalan lebih baik. Hal lain yang bisa diperbaiki juga adalah dengan mengujicobakan lebih beragam prediktor yang tidak hanya terbatas dari M1 dan M2. Dalam pengembangan lebih lanjut, sistem sebaiknya mampu memperhitungkan karakteristik khusus data deret waktu yaitu karakter musiman, tren dan siklus. Penelitian lebih lanjut juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan tipe lain dari jaringan syaraf tiruan. DAFTAR PUSTAKA Bradford, J. DeLong. 2000. Introduction to Macroeconomics, a lectures series. Berkeley University. Berkeley. Jang, JSR., C.T. Sun, and E. Mizutani. 1997. Neuro-Fuzzy and Soft Computing. Prentice Hall International. New Jersey. Kusumadewi, Sri. 2004. Membangun Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Matlab dan Excel Link. Graha Ilmu. Yogyakarta. Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Marimin. 2002. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Tekhnik Manajerial. IPB Press. Bogor. Montgomery, C. Douglas., L.A. Johnson, and J.S. Gardiner. 1990. Forecasting and Time Series Analysis. McGraw Hill Book, Singapura. Rich, Elaine., and Kevin Knigth. 1991. Artificial Intelligence. McGraw Hill Book, Singapura. Setiawan, Sandi. 1990. Artificial Intellegence. Andi Offset, Yogyakarta. Sudjana. 1996. Metode Statistika. 1996. Tarsito. Bandung. Sommerville, I. 1996. Software engineering. Addison-Wesley Publishing Company. Swanson, N. R., and White, H. 1997. A Model Selection Approach to Real-time Macroeconomic Forecasting Ussing Linier Models and Artificial Neural Networks. The Review of Economic and Statistic 79, 540550. Tio, G. C., and Tsay, R. S. 1994. Some Advances in non-linier and adaptive
modelling in time-serries. Jurnal of forecasting 13, 109-131. Tkacz, Greg., and Saran Hu. 1999. Forecasting GDP Growth Using Artificial Neural Networks. Working Paper, Bank Of Canada. Canada. Vasisht, Gaurav. 2002. Modelling Base Accident Rate/Density Using Neural Nertwork. Thesis. Departement Civil and Environmental Engineering, University of Cincinnati. India. Wibowo, T. 2002. Sistem Intelijen Prediksi Harga Saham dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Logika Fuzzy. Skripsi. Departemen Ilmu Komputer, IPB. Bogor. Woodford, B. J. 2000. A Comparison of Anfis and FuNN. Department of Information Science, University of Otago. New Zealand. Zhang, G., Patuwo, B.E., dan Hu, M.Y. 1998. Forecasting with Artificial Neural Networks: The States of Art. International Jurnal of Farecasting 14, 35-62.
18
Lampiran 1. Data Pelatihan dan Data Simulasi Percobaan JST Propagasi Balik dan ANFIS Data Pelatihan No.
M1
M2
% GDP Growth
No.
M1
M2
% GDP Growth
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
22.155 23.204 22.982 23.819 23.571 24.61 25.805 26.341 27.318 26.88 27.65 28.779 30.593 31.342 34.812 36.805 37.908 39.886 42.195 45.374 44.908 47.045 48.981 52.677 53.162 56.448
64.366 70.125 76.907 84.63 81.125 87.756 93.328 99.058 100.798 106.957 113.51 119.053 123.16 124.54 136.397 145.202 148.829 152.798 162.9 174.512 181.701 192.126 206.079 222.638 232.493 249.443
21.82 14.99 16.68 16.64 17.97 18.42 18.60 19.14 13.07 12.36 12.92 13.51 16.42 16.97 16.40 17.31 13.40 15.61 16.70 17.63 21.10 20.09 17.34 17.49 15.00 15.38
27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51.
59.684 64.089 63.565 69.95 66.258 78.342 98.27 109.479 102.563 101.197 105.705 105.964 118.124 124.633 124.663 133.832 135.43 162.186 148.375 160.142 164.237 177.731 174.017 181.791 191.939
259.926 288.632 294.581 312.839 329.074 355.642 449.824 565.784 550.404 577.381 603.325 615.411 652.289 646.205 656.451 684.335 686.453 747.028 766.812 796.44 783.104 844.053 838.635 859.706 883.908
16.92 21.04 18.99 15.96 19.20 17.33 45.11 49.13 61.89 51.91 30.08 21.90 5.03 7.10 6.61 12.61 17.84 22.96 18.42 20.05 13.42 7.44 9.61 10.51 10.94
Data Simulasi No.
M1
1. 2. 3. 4.
181.239 194.878 207.587 223.799
M2 877.776 894.213 911.224 955.692
% GDP Growth 13.94 10.43 9.83 9.71
19
Lampiran 2. Hasil percobaan menggunakan JST Propagasi Balik dengan prediktor M1 Type JST
BP
Variabel
M1
Horizon
1 quarter
2 Quarter
Neuron
100
250
500
1000
100
250
500
1000
1
9.158242
10.466298
10.148059
10.126814
10.515884
10.965255
9.95673
11.704755
error
4.781758
3.473702
3.791941
3.813186
-0.085884
-0.535255
0.47327
-1.274755
2
9.002753
10.485579
10.178477
10.071423
10.857727
10.929533
9.942507
11.625222
error
4.937247
3.454421
3.761523
3.868577
-0.427727
-0.499533
0.487493
-1.195222
3
9.959129
10.487869
10.186192
10.066829
10.947732
10.931774
9.938501
11.665052
error
3.980871
3.452131
3.753808
3.873171
-0.517732
-0.501774
0.491499
-1.235052
4
9.591294
10.489967
10.190231
10.086749
10.990407
10.928582
9.937942
11.640507
error
4.348706
3.450033
3.749769
3.853251
-0.560407
-0.498582
0.492058
-1.210507
5
9.623508
10.492253
10.189705
10.084517
10.990407
10.929641
9.936415
11.642222
error
4.316492
3.447747
3.750295
3.855483
-0.560407
-0.499641
0.493585
-1.212222
6
9.705433
10.493851
10.192278
10.090782
10.979161
10.931806
9.935857
11.639818
error
4.234567
3.446149
3.747722
3.849218
-0.549161
-0.501806
0.494143
-1.209818
7
9.951795
10.494457
10.191529
10.09333
10.989839
10.930824
9.936067
11.640529
error
3.988205
3.445543
3.748471
3.84667
-0.559839
-0.500824
0.493933
-1.210529
8
10.070854
10.497602
10.189475
10.09171
11.019924
10.930776
9.935056
11.639986
error
3.869146
3.442398
3.750525
3.84829
-0.589924
-0.500776
0.494944
-1.209986
9
10.698138
10.495483
10.191473
10.092687
11.000662
10.931203
9.936127
11.640765
error
3.241862
3.444517
3.748527
3.847313
-0.570662
-0.501203
0.493873
-1.210765
10
9.868946
10.496638
10.191202
10.092387
10.992341
10.932012
9.935809
11.639668
error
4.071054
3.443362
3.748798
3.847613
-0.562341
-0.502012
0.494191
-1.209668
MSE
17.6523076
11.9025778
14.101226
14.824865
0.26913752
0.25426645
0.24102044
1.48360735
Actual Value Minimum Error Kasus Terbaik
13.94
13.94
13.94
13.94
10.43
10.43
10.43
10.43
3.241862
3.442398
3.747722
3.813186
0.085884
0.498582
0.47327
1.195222
10.698138
10.497602
10.192278
10.126814
10.515884
10.928582
9.95673
11.625222
20
Lampiran 2. Lanjutan Type JST
BP
Variabel
M1
Horizon
3 Quarter
4 quarter
Neuron
100
250
500
1000
100
250
500
1000
1
7.225754
11.506336
10.604886
10.424433
10.519281
9.992474
10.029965
10.935441
error
2.604246
-1.676336
-0.774886
-0.594433
-0.809281
-0.282474
-0.319965
-1.225441
2
7.196331
11.475824
10.604274
10.370909
10.782787
10.026182
10.026268
10.937451
error
2.633669
-1.645824
-0.774274
-0.540909
-1.072787
-0.316182
-0.316268
-1.227451
3
7.058415
11.476066
10.608055
10.399825
10.924413
10.027595
10.020074
10.938523
error
2.771585
-1.646066
-0.778055
-0.569825
-1.214413
-0.317595
-0.310074
-1.228523
4
6.967245
11.47567
10.604246
10.400451
10.934829
10.027733
10.018435
10.941336
error
2.862755
-1.64567
-0.774246
-0.570451
-1.224829
-0.317733
-0.308435
-1.231336
5
6.719344
11.472996
10.603214
10.408887
11.018214
10.026836
10.022251
10.942994
error
3.110656
-1.642996
-0.773214
-0.578887
-1.308214
-0.316836
-0.312251
-1.232994
6
6.509038
11.473521
10.601871
10.398978
11.060903
10.025548
10.019218
10.939484
error
3.320962
-1.643521
-0.771871
-0.568978
-1.350903
-0.315548
-0.309218
-1.229484
7
6.296969
11.472615
10.605724
10.397616
11.23488
10.026272
10.021262
10.939089
error
3.533031
-1.642615
-0.775724
-0.567616
-1.52488
-0.316272
-0.311262
-1.229089
8
6.044365
11.471758
10.604823
10.400575
11.278158
10.025763
10.017963
10.941901
error
3.785635
-1.641758
-0.774823
-0.570575
-1.568158
-0.315763
-0.307963
-1.231901
9
5.965144
11.470375
10.604968
10.398579
11.343822
10.026073
10.018053
10.939709
error
3.864856
-1.640375
-0.774968
-0.568579
-1.633822
-0.316073
-0.308053
-1.229709
10
5.900117
11.469155
10.605731
10.399937
11.441672
10.026888
10.018056
10.939647
error
3.929883
-1.639155
-0.775731
-0.569937
-1.731672
-0.316888
-0.308056
-1.229647
MSE
10.7494761
2.71084118
0.60028521
0.32507482
1.87696163
0.09815934
0.09683179
1.51181596
Actual Value Minimum Error Kasus Terbaik
9.83
9.83
9.83
9.83
9.71
9.71
9.71
9.71
2.604246
1.639155
0.771871
0.540909
0.809281
0.282474
0.307963
1.225441
7.225754
11.469155
10.601871
10.370909
10.519281
9.992474
10.017963
10.935441
21
Lampiran 3. Hasil percobaan menggunakan JST Propagasi Balik dengan prediktor M2 Type JST
BP
Variabel
M2
Horizon
quarter 1
Quarter 2
Neuron
100
250
500
1000
100
250
500
1000
1
11.043626
10.820435
11.074909
11.95463
9.50588
11.034102
10.825836
10.938473
error
2.896374
3.119565
2.865091
1.98537
0.92412
-0.604102
-0.395836
-0.508473
2
10.574141
10.917251
11.133181
12.012092
9.42682
10.990206
10.832629
10.943147
error
3.365859
3.022749
2.806819
1.927908
1.00318
-0.560206
-0.402629
-0.513147
3
10.091604
10.866708
11.082433
11.978299
9.848655
10.962029
10.817916
10.931288
error
3.848396
3.073292
2.857567
1.961701
0.581345
-0.532029
-0.387916
-0.501288
4
9.988672
10.866117
11.120819
12.015208
9.55679
10.966648
10.815118
10.92257
error
3.951328
3.073883
2.819181
1.924792
0.87321
-0.536648
-0.385118
-0.49257
5
10.143868
10.863684
11.080153
11.973567
9.698034
10.960602
10.820195
10.936779
error
3.796132
3.076316
2.859847
1.966433
0.731966
-0.530602
-0.390195
-0.506779
6
9.904741
10.861621
11.128123
11.975002
9.770652
10.967503
10.813533
10.939301
error
4.035259
3.078379
2.811877
1.964998
0.659348
-0.537503
-0.383533
-0.509301
7
9.91839
10.858392
11.093704
11.975964
10.007187
10.965167
10.814264
10.938983
error
4.02161
3.081608
2.846296
1.964036
0.422813
-0.535167
-0.384264
-0.508983
8
9.852139
10.85965
11.081097
11.975285
9.906219
10.962935
10.813506
10.938307
error
4.087861
3.08035
2.858903
1.964715
0.523781
-0.532935
-0.383506
-0.508307
9
9.817536
10.854958
11.080233
11.964037
9.88483
10.961598
10.813027
10.941059
error
4.122464
3.085042
2.859767
1.975963
0.54517
-0.531598
-0.383027
-0.511059
10
9.89394
10.858071
11.079502
11.975508
9.854569
10.960762
10.799317
10.935424
error
4.04606
3.081929
2.860498
1.964492
0.575431
-0.530762
-0.369317
-0.505424
MSE
14.7084333
9.47033496
8.09212705
3.84208953
0.50127881
0.2954992
0.14947811
0.25660664
Actual Value Minimum Error
13.94
13.94
13.94
13.94
10.43
10.43
10.43
10.43
2.896374
3.022749
2.806819
1.924792
0.422813
0.530602
0.369317
0.49257
Kasus Terbaik
11.043626
10.917251
11.133181
12.015208
10.007187
10.960602
10.799317
10.92257
22
Lampiran 3. Lanjutan Type JST
BP
Variabel
M2
Horizon
Quarter 3
quarter 4
Neuron
100
250
500
1000
100
250
500
1000
1
11.137483
10.252553
11.606251
10.928756
7.167086
10.204286
11.412716
11.659732
Error
-1.307483
-0.422553
-1.776251
-1.098756
2.542914
-0.494286
-1.702716
-1.949732
2
9.761457
10.127403
11.6278
10.944436
7.349192
10.226773
11.367147
11.677152
Error
0.068543
-0.297403
-1.7978
-1.114436
2.360808
-0.516773
-1.657147
-1.967152
3
9.499467
10.260058
11.626102
10.93911
7.30063
10.197668
11.372391
11.682576
error
0.330533
-0.430058
-1.796102
-1.10911
2.40937
-0.487668
-1.662391
-1.972576
4
9.551542
10.240109
11.630063
10.936885
7.143156
10.191183
11.374294
11.701592
error
0.278458
-0.410109
-1.800063
-1.106885
2.566844
-0.481183
-1.664294
-1.991592
5
9.606937
10.240371
11.629025
10.93924
7.057765
10.191457
11.374856
11.701909
error
0.223063
-0.410371
-1.799025
-1.10924
2.652235
-0.481457
-1.664856
-1.991909
6
9.625993
10.234416
11.625004
10.944896
6.902767
10.192774
11.378507
11.702333
error
0.204007
-0.404416
-1.795004
-1.114896
2.807233
-0.482774
-1.668507
-1.992333
7
9.660358
10.221781
11.623487
10.941218
7.117375
10.193564
11.375266
11.701733
error
0.169642
-0.391781
-1.793487
-1.111218
2.592625
-0.483564
-1.665266
-1.991733
8
9.770129
10.234485
11.636798
10.945034
7.120304
10.194701
11.391041
11.702384
error
0.059871
-0.404485
-1.806798
-1.115034
2.589696
-0.484701
-1.681041
-1.992384
9
9.684108
10.277017
11.639638
10.940977
6.987937
10.196674
11.37436
11.702423
error
0.145892
-0.447017
-1.809638
-1.110977
2.722063
-0.486674
-1.66436
-1.992423
10
9.690914
10.235954
11.625005
10.944583
6.896679
10.19633
11.375759
11.701514
error
0.139086
-0.405954
-1.795005
-1.114583
2.813321
-0.48633
-1.665759
-1.991514
MSE
0.20653692
0.16338188
3.22898392
1.23326296
6.81011173
0.23877394
2.78783144
3.93382007
Actual Value Minimum Error Kasus Terbaik
9.83
9.83
9.83
9.83
9.71
9.71
9.71
9.71
0.059871
0.297403
1.776251
1.098756
2.360808
0.481183
1.657147
1.949732
9.770129
10.127403
11.606251
10.928756
7.349192
10.191183
11.367147
11.659732
23
Lampiran 4. Hasil percobaan menggunakan JST Propagasi Balik dengan prediktor M1&M2
Type JST Variabel
BP M1 M2
Horizon
1 quarter
2 Quarter
Neuron
100
250
500
1000
100
250
500
1000
1
18.972567
20.327288
10.86002
10.332907
18.954587
21.770187
11.83812
11.49603
Error
-5.032567
-6.387288
3.07998
3.607093
-8.524587
-11.340187
-1.40812
-1.06603
2
18.925692
19.958411
10.115481
10.416098
18.923085
20.551039
10.657318
11.397498
error
-4.985692
-6.018411
3.824519
3.523902
-8.493085
-10.121039
-0.227318
-0.967498
3
18.921841
19.657156
10.019219
10.536765
18.921609
22.710534
10.213757
11.310929
error
-4.981841
-5.717156
3.920781
3.403235
-8.491609
-12.280534
0.216243
-0.880929
4
18.871993
19.447783
9.948533
10.579624
17.935646
22.084477
9.955353
11.186524
error
-4.931993
-5.507783
3.991467
3.360376
-7.505646
-11.654477
0.474647
-0.756524
5
18.925511
19.263264
9.91768
11.636929
18.920686
22.286911
10.004076
11.551218
error
-4.985511
-5.323264
4.02232
2.303071
-8.490686
-11.856911
0.425924
-1.121218
6
18.919326
19.0977
9.887341
11.597357
18.913977
16.185448
10.121832
11.563723
MSE
-4.979326
-5.1577
4.052659
2.342643
-8.483977
-5.755448
0.308168
-1.133723
7
19.02547
18.956577
9.869681
11.575909
18.833586
18.891014
10.104407
11.602723
error
-5.08547
-5.016577
4.070319
2.364091
-8.403586
-8.461014
0.325593
-1.172723
8
18.919989
18.844219
9.76646
11.576527
19.020238
21.05035
10.087144
11.53051
error
-4.979989
-4.904219
4.17354
2.363473
-8.590238
-10.62035
0.342856
-1.10051
9
18.845432
18.717459
9.807112
11.590804
18.996955
19.149753
10.111459
11.575096
error
-4.905432
-4.777459
4.132888
2.349196
-8.566955
-8.719753
0.318541
-1.145096
10
18.9211
18.594774
9.75077
11.56612
18.499123
18.913365
10.378334
11.633023
error
-4.9811
-4.654774
4.18923
2.37388
-8.069123
-8.483365
0.051666
-1.203023
MSE
24.8513073
28.8687718
15.6637002
8.14242118
70.0228747
102.376731
0.29106038
1.13082051
Actual Value Minimum Error
13.94
13.94
13.94
13.94
10.43
10.43
10.43
10.43
4.905432
4.654774
3.07998
2.303071
7.505646
5.755448
0.051666
0.756524
Kasus Terbaik
18.845432
18.594774
10.86002
11.636929
17.935646
16.185448
10.378334
11.186524
24
Lampiran 4. Lanjutan Type JST
BP
Variabel
M1&M2
Horizon
3 Quarter
Neuron
100
4 quarter
250
500
1000
100
250
500
1000
1
17.374473
22.018565
11.499004
19.364547
18.918081
19.767001
10.130504
5.764515
error
-7.544473
-12.188565
-1.669004
-9.534547
-9.208081
-10.057001
-0.420504
3.945485
2
18.921062
22.097977
11.890871
19.156194
18.918746
19.313705
10.776426
6.131844
error
-9.091062
-12.267977
-2.060871
-9.326194
-9.208746
-9.603705
-1.066426
3.578156
3
18.922841
21.873956
12.818711
19.580488
18.921438
17.721931
11.250732
6.080411
error
-9.092841
-12.043956
-2.988711
-9.750488
-9.211438
-8.011931
-1.540732
3.629589
4
18.607086
22.34192
13.252501
19.274088
18.921449
17.373421
11.403256
6.130637
error
-8.777086
-12.51192
-3.422501
-9.444088
-9.211449
-7.663421
-1.693256
3.579363
5
18.92345
18.857131
13.260719
19.257064
18.903477
17.109001
11.920771
6.137349
error
-9.09345
-9.027131
-3.430719
-9.427064
-9.193477
-7.399001
-2.210771
3.572651
6
18.921895
19.08759
13.296331
19.336229
18.678866
16.771736
12.028177
5.864082
MSE
-9.091895
-9.25759
-3.466331
-9.506229
-8.968866
-7.061736
-2.318177
3.845918
7
18.878739
18.317634
13.32223
19.425304
18.393456
16.440989
12.18534
5.915322
error
-9.048739
-8.487634
-3.49223
-9.595304
-8.683456
-6.730989
-2.47534
3.794678
8
19.129755
18.855492
13.327565
19.46351
18.867333
16.080359
12.488968
5.931689
error
-9.299755
-9.025492
-3.497565
-9.63351
-9.157333
-6.370359
-2.778968
3.778311
9
18.643671
18.733724
13.321214
19.365206
18.910366
15.793382
12.510753
5.913405
error
-8.813671
-8.903724
-3.491214
-9.535206
-9.200366
-6.083382
-2.800753
3.796595
10
18.941704
19.066745
13.370733
19.143164
18.979351
15.506781
12.561542
6.059029
error
-9.111704
-9.236745
-3.540733
-9.313164
-9.269351
-5.796781
-2.851542
3.650971
MSE
79.3705932
108.595466
10.061795
90.3915772
83.4078476
57.7404703
4.66419924
13.8329666
Actual Value Minimum Error
9.83
9.83
9.83
9.83
9.71
9.71
9.71
9.71
7.544473
8.487634
1.669004
9.313164
8.683456
5.796781
0.420504
3.572651
Kasus Terbaik
17.374473
18.317634
11.499004
19.143164
18.393456
15.506781
10.130504
6.137349
25
Lampiran 5. Hasil percobaan menggunakan ANFIS
ANFIS Constant Variabel
M1
Horizon MF
quarter 1 Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Quarter 2 Dsigmf
Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Dsigmf
error
1.6525
3.6433
1.4568
3.4459
18.6967
7.027
11.5812
5.8688
Prediksi
15.5925
17.5833
15.3968
17.3859
29.1267
17.457
22.0112
16.2988
Actual Value
13.94
13.94
13.94
13.94
10.43
10.43
10.43
10.43
Variabel Horizon MF error Prediksi Actual Value
ANFIS Constant M1 Trimf 130.0128 139.8428 9.83
Quarter 3 Gbellmf Gaussmf 12.9022 30.4392 22.7322 40.2692 9.83 9.83
Dsigmf 9.8814 19.7114 9.83
Trimf 272.6566 282.3666 9.71
Quarter 4 Gbellmf Gaussmf 26.3789 64.3416 36.0889 74.0516 9.71 9.71
Dsigmf 4.8108 14.5208 9.71
ANFIS Constan M2
Variabel Horizon MF
quarter 1 Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Quarter 2 Dsigmf
Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Dsigmf
error
42.0922
11.4408
0.3714
3.049
82.0603
11.386
3.2852
0.0261
Prediksi
56.0322
25.3808
14.3114
16.989
92.4903
21.816
13.7152
10.4561
Actual Value
13.94
13.94
13.94
13.94
10.43
10.43
10.43
10.43
ANFIS Constan M2
Variabel Horizon
Quarter 3
MF
Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Quarter 4 Dsigmf
Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Dsigmf
error
218.7243
14.39
4.037
0.1553
577.4227
23.7707
4.5538
1.4913
Prediksi
228.5543
24.22
13.867
9.9853
587.1327
33.4807
14.2638
11.2013
Actual Value
9.83
9.83
9.83
9.83
9.71
9.71
9.71
9.71
26
Lampiran 5. Lanjutan Variabel
ANFIS Constant
Variabel
M1 & M2
Horizon
quarter 1
Quarter 2
MF
Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Dsigmf
Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Dsigmf
error Prediksi
0.5947 14.5347
1.5609 15.5009
4.7331 18.6731
2.1517 16.0917
4.1047 14.5347
1.9491 12.3791
1.5557 11.9857
1.3583 11.7883
Actual Value
13.94
13.94
13.94
13.94
10.43
10.43
10.43
10.43
Variabel
ANFIS Constant
Variabel
M1 & M2
Horizon
Quarter 3
Quarter 4
MF
Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Dsigmf
Trimf
Gbellmf
Gaussmf
Dsigmf
error Prediksi
4.7047 14.5347
2.5491 12.3791
1.2638 11.0938
1.9583 11.7883
4.8247 14.5347
2.6691 12.3791
1.8002 11.5102
2.0783 11.7883
Actual Value
9.83
9.83
9.83
9.83
9.71
9.71
9.71
9.71