SISTEM ABSENSI DAN PEMINJAMAN BUKU MANDIRI PADA PERPUSTAKAAN BERBASIS RFID Diki Irwansah Ryan Azhari Mahendra Jurusan Teknik Informatika STMIK PALCOMTECH PALEMBANG Abstrak Radio Frequency Identification atau yang lebih dikenal sebagai RFID merupakan suatu metoda identifikasi objek yang menggunakan gelombang radio. Proses identifikasi dilakukan oleh RFID reader dan RFID transponder (RFID tag).RFID tag dilekatkan pada suatu benda atau suatu objek yang akan diidentifikasi.Tiap-tiap RFID tag memiliki data angka identifikasi (ID number) yang unik,sehingga tidak ada RFID tag yang memiliki ID number yang sama. RFID reader membaca ID number yang terdapat pada RFID tag sehingga benda atau objek tersebut dapat identifikasi. Aplikasi Radio Frequency Identification (RFID) banyak dikembangkan dewasa ini. Salah satu aplikasi RFID yang dikembangkan disini adalah sebagai sistem absensi dan pada buku sebagai identifikasi buku yang terkoneksi database.Sistem yang dibuat mempermudah anggota perpustakaan dalam melakukan peminjaman buku karena sistem dibuat bersifat mandiri (peminjaman buku tanpa pustakawan), Sistem/alat memberikan sebuah fasilitas peminjaman buku mandiri yaitu pengunjung dapat melakukan peminjaman buku tanpa pustakawan sehingga proses untuk peminjaman buku dirasakan inovatif. Kata kunci : RFID, perpustakaan, absensi
PENDAHULUAN Perpustakaan yang terorganisir secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini terkait dengan adanya sistem perpustakaan yang memberikan layanan counter pengunjung sebagai tambahan fasilitas perpustakaan. Seperti kita ketahui, sebuah perpustakaan memiliki arsip yang berisi rekapitulasi dari data-data buku dan data peminjaman buku perpustakaan. Pada sebuah kasus, pertama-tama yang dilakukan pengunjung adalah wajib melakukan pengisian absensi yang telah disediakan oleh petugas. Jika pengunjung ingin melakukan peminjaman maka pengunjung tersebut harus menunjukkan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) atau (Kartu Anggota Perpustakaan) untuk di rekap kepada petugas perpustakaan sebagai peminjam buku dan kartu yang bersangkutan harus dititipkan kepada petugas selama proses peminjaman. Kekurangan petugas perpustakaan saat melayani lebih dari 5 orang pengunjung. Yaitu penumpukkan pengunjung yang antri pada counter petugas perpustakaan (pustakawan) untuk melakukan peminjaman buku. Hal ini akan menghabiskan waktu untuk mengantri meminjam buku. Sebab setiap orang yang melakukan peminjaman buku menghabiskan waktu rata-rata 3-5 menit sehingga kegiatan meminjam buku di perpustakaan menjadi tidak efisien. Teknologi identifikasi dapat meningkatkan kinerja layanan perpustakaan. Diantara teknologi tersebut adalah RFID (Radio Frequency Identification) atau identifikasi frekuensi radio. RFID melakukan identifikasi orang atau benda dengan signal gelombang radio. Teknologi RFID telah diterima dan diterapkan secara luas untuk mempercepat transaksi, pengelolaan koleksi dan data. Apresiasi yang baik untuk pustakawan dalam memanfaatkan kelebihan teknologi RFID untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja pelayanan
1
perpustakaan. Pada penelitian ini, penulis menggabungkan ilmu dalam bidang teknologi dan sistem informasi sebagai media penelitian yaitu RFID dan terminal komputer sebagai bahan penelitian sehingga penulis tertarik untuk membuat pembahasan tentang penerapan teknologi RFID pada perpustakaan. LANDASAN TEORI Perpustakaan Menurut Soeatminah (1992:2), Secara tradisional arti dari perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat juga diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan namun lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang ratarata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. RFID RFID menurut Maryono, (2005:10) RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder (tag) untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau transponder (tag) adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Layanan Perpustakaan Menurut Trimo (1980:10), mengatakan bahwa layanan perpustakaan adalah dimulai dari penyediaan akan pustaka, pengolahan, sampai kepada pemberian jasa peminjaman dan penelusuran. Sistem Menurut Kristanto (2008:10), sistem merupakan kumpulan elemen–elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan. Database Menurut Nugroho (2005:75), Database adalah sebuah bentuk media yang digunakan untuk menyimpan sebuah data. Database dapat diilustrasikan sebagai rumah atau gudang yang akan dijadikan tempat menyimpan berbagai macam barang. Data Primer Menurut Hasan (2002:33), data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan sistem ini sebagai catatan pendataan anggota perpustakaan dan peminjaman buku. Konsep utama sistem yaitu kegiatan sistem tanpa pustakawwan (mandiri). Maksudnya, anggota perpustakaan melakukan kegiatan tersebut tanpa campur tangan pustakawan. Desain blok diagram keseluruhan system dapat dilihat pada gambar 1.
2
Gambar 1. Desain Blok Diagram Keseluruhan Sistem Dalam proses kerja system ini dibagi menjadi 2 verifikasi yaitu: 1. Pendataan Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pada proses ini, seorang anggota perpustakaan akan mendapatkan 1 buah kartu berjenis EM4001 pada frekuensi kerja 125KHz dan secara default mempunyai kode unik berformat ASCII. Kartu ini berikutnya akan di data atas nama anggota yang bersangkutan berisi Nama, NIM (Nomor Induk Mahasiswa), Jurusan, Jenis Kelamin, serta data penting lainnya yang akan disimpan dalam sebuah database. Sehingga pada proses selanjutnya data yang akan muncul tidak lagi kode ASCII default kartu, namun informasi yang akan diambil dalam database dengan kata kunci kode unik ASCII tersebut dan ditampilkan pada layar komputer sebagai data pengunjung dan seketika akan menghitung jumlah pengunjung saat itu. Flowchart sistem verifikasi kartu RFID untuk pengunjung perpustakaan (absensi) dapat dilihat pada gambar 2.
3
Gambar 2. Verifikasi Kartu RFID untuk Pendataan Pengunjung (Absensi) 2. Verifikasi RFID untuk Peminjaman Buku Pada proses ini, anggota perpustakaan yang telah memiliki kartu anggota berbasis RFID Tag Card dapat melakukan transaksi pinjam buku. Buku yang akan dipinjam oleh anggota juga memiliki jenis RFID Tag Card yang tertanam pada sampul belakang buku sebagai media pengenalan buku pada terminal komputer yang telah disertai informasi penting buku tersebut dan tersimpan dalam database. Flowchart verifikasi RFID untuk peminjaman buku dapat dilhat pada gambar 3.
4
Gambar 3. Verifikasi RFID untuk Peminjaman Buku Desain Sistem hardware Oleh karena semua informasi pada kartu anggota dan buku akan dibaca pada terminal komputer, pada penelitian ini digunakan antamuka yang kompatibel pada device RFID Reader ID-12 yaitu Serial TTL. Namun data tersebut tidak dapat dibaca langsung oleh komputer dikarenakan level tegangan yang berbeda satu sama lainnya. Pada komputer melalui antamuka USB dengan level RS232, dibutuhkan sebuah pengkonversi(level converter) berjenis IC dengan seri FT232RL. IC ini akan mengubah level RS232 pada komputer menjadi level TTL begitu sebaliknya. Untuk dapat bekerja semua komponen yaitu ID-12, IC FT232RL serta kartu membutuhkan catudaya sebesar +5VDC yang akan diambilkan pada komputer melalui konektor USB dengan tipe B sehingga secara kemasan alat terlihat jauh lebih sederhana dan hanya memerlukan sedikit komponen dalam performanya. Berikut adalah alokasi fungsi pada masing – masing pin ID-12, dapat dilihat pada gambar 4
5
Gambar 4. Alokasi Fungsi pada masing-masing PIN ID-12 Tidak semua pin dihubungkan, hanya beberapa pin yang digunakan pada ID-12 yaitu sebanyak 7 pin, GND(1), RES(2), Future(6), Format Selector(7), D0(Data Pin 0)(9), LED(10), +5V(11). Pertimbangan hanya beberapa pin yang digunakan karena dalam proses pembacaan data selain melalui pin 9 yaitu D0 (Data Pin 0) dengan data keluaran serial TTL berformat ASCII juga adanya indikator bunyi menggunakan buzzer dan LED yang menandakan adanya kartu yang akan diakses pada jarak pembacaan yang sesuai. Spesifikasi pembacaan data pada ID-12 dapat dilihat pada gamabar 5.
Gambar 5. Spesifikasi Pembacaan Data pada ID-12 Spesifikasi pembacaan data pada ID-12 dapat dilihat pada Program yang dijalankan pada terminal komputer akan dipecah menjadi dua display utama yaitu data statistik pengunjung dan Sistem Informasi Transaksi Buku Pinjam Perpustakaan. Ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan kegiatan sistem ini, hal tersebut mencakup ruang lingkup sistem anatara lain:
6
PengPujian Tag RFID untuk Kartu Absensi Pengujian dilakukan dengan menggunakan card tag id ke RFID reader, yaitu pembacaan tag yang sudah diisi dengan identitas pengunjung. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan membaca data dalam tag RFID pada sistem absensi yaitu dilakukan dengan cara mendekatkan tag RFID dengan RFID reader dengan jarak toleransi 5 cm. Berikut tabel pengujian tag RFID dapat dilihat pada gambar 6. Pengujian Pembacaan Tag RFID ke RFID Reader (Transponder) dengan ID Kartu Tunggal Dalam Jarak yang Berbeda
Pengujian ke-
Jarak Pembacaan Kartu Acak
Nomor ID Tag
Waktu Pembacaan ke Database
Kondisi Akses Data
(dalam cm) 1
4B007829819
1
< 1 ms
OK
2
4B007829819
3
< 1 ms
OK
3
4B007829819
5
< 1 ms
OK
4
4B007829820
1
< 1 ms
OK
5
4B007829820
3
< 1 ms
OK
6
4B007829820
5
< 1 ms
OK
7
4B007829820
1
< 1 ms
OK
8
4B007829820
3
< 1 ms
OK
8
4B007829820
5
< 1 ms
OK
Gambar 6. Pengujian Pembacaan Tag RFID ke RFID Reader (Transponder) dengan ID Kartu Tunggal Dalam Jarak yang Berbeda Pengujian tag RFID untuk peminjaman buku. Pengujian dilakukan dengan menggunakan buku koleksi perpustakaann yang terintegrasi RFID tag ke RFID reader, yaitu pembacaan tag yang sudah diisi dengan identitas buku. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan membaca data dalam buku terintegrasi RFID tag yaitu dilakukan dengan cara mendekatkan sampul buku yang terintegrasi RFID tag ke RFID reader dengan jarak toleransi 6 cm karena jarak pembacaan maksimum sampai dengan 6 cm. Berikut tabel pengujian RFID dapat dilihat pada gamabar 7. Pengujian Pembacaan Tag RFID dengan ID Kartu yang Berbeda dalam Jarak Konstan 5cm No.
No. ID Tag Buku
Jarak Pembacaan Kartu (dalam cm)
Keterangan Pembacaan Data
1
4B007829819
6
Terbaca
2
4B00783FF6F
6
Terbaca
3
4B007809073
6
Terbaca
7
4
4B00784395E
6
Terbaca
5
4B00784E087
6
Terbaca
Gambar 7. Pengujian Pembacaan Tag RFID dengan ID Kartu yang Berbeda Dalam Jarak Konstan 5cm Kartu Anggota Kartu anggota sudah terdaftar pada database inventaris anggota perpustakaan. Display data anggota perpustakaan dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Display Data Anggota Perpustakaan Buku Dalam sistem ini, buku ditanamkan kartu RFID. Buku yang dapat dipinjam sebanyak 3 buku. jika telah melakukan identifikasi buku sebanyak 3 kali maka identifikasi buku yang selanjutnya tidak akan masuk dalam database dan tampilan peminjaman buku didaftar buku yang dipinjam, Batas Waktu Peminjaman Sistem telah menentukan batas peminjaman selama 3 hari. Berdasarkan batasan masalah, maka dalam sistem ini tidak akan membahas masalah pengembalian buku ataupun masalah denda terhadap keterlambatan pengembalian buku. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menjalankan sistem. Antara lain: Pendataan Pengunjung Yaitu mendekatkan kartu anggota perpustakaan (tag RFID) ke reader RFID. Sistem pendataan pengunjung yang dibangun oleh sistem dapat digunakan sebagai audit harian maupun tahunan pengunjung perpustakaan. Display pendataan pengunjung dapat dilihat pada Gambar 9.
8
Gambar 9. Display Pendataan Pengunjung Identifikasi Buku Terlebih dahulu melakukan tahap 1 sistem. Kemudian scan buku dapat diidentifikasi reader RFID. Apabila tidak terpenuhi maka tidak dapat melakukan peminjaman buku. Display tampilan hasil scan buku dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Display Data Buku Verifikasi Peminjaman Buku dan Cetak Transaksi Yaitu mengenai perincian data peminjaman buku. Anggota dapat melakukan pratinjau cetak terlebih dahulu berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan atau dapat langsung memilih printer icon untuk mencetak langsunng bukti transaksi peminjaman. Display peminjaman buku dapat dilihat pada gambar 11.
9
Gambar 11. Display Peminjaman Buku Eksekusi terakhir dari sistem ini berupa hardcopy, yaitu recipe yang merupakan bukti transaksi peminjaman buku anggota perpustakaan. Display cetak recipe dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Dispay cetak recipe PENUTUP Sistem/alat memberikan sebuah fasilitas peminjaman buku mandiri yaitu pengunjung dapat melakukan peminjaman buku tanpa pustakawan sehingga proses untuk peminjaman buku dirasakan inovatif. Adapun dalam penelitian ini juga masih ada kekurangan diantaranya tidak dilengkapi dengan sistem pengembalian buku mandiri walaupun didalam sistem sudah ditanamkan display pengembalian buku.
10
DAFTAR PUSTAKA Kristanto, Andri. 2010. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya.Jakarta: PT.Kawan pustaka. Maryono. 2005. Dasar-dasar Radio FrequencyIdentification (RFID) Teknologi Yang Berpengaruh di Perpustakan. Media Informasi 2005 Vol. XIV No.20. Nugroho. 2005. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Dengan Metodologi Berorientasi Objek. Yogyakarta :Andi Offset. Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawanan, dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius. Trimo, S. 1991. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Bandung: Remadja Rosda Karya. Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta :Gralia Indonesia.
11