Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
SIMULASI PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK DAN SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8 (STUDI KASUS PADA BPLH MAJALENGKA) Tri Ferga Prasetyo Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Majalengka Jl. K.H Abdul Halim No. 103 Majalengka 45418 Telp. (0233) 8187177, 082215559400 E-mail:
[email protected]
1
ABSTRAKS Simulasi pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik merupakan sebuah sistem informasi tentang bagaimana cara pembuatan Biogas dan bertujuan untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan tentang pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik yang memiliki keuntungan lebih dibandingkan gas produksi masal yang lain. BPLH Majalengka menjadikan media sosialisasi pemberian informasi tentang pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik. Simulasi ini ditujukan untuk para kelompok ternak di Majalengka yang mana mendapatkan sebuah informasi tentang pemanfaatan kotoran ternak menjadi sebuah Biogas dan cara pembuatan Biogas. Penelitian ini menggunakan metode Perancangan Model Dan Pemilihan Program yang akan digunakan dalam pemodelan simulasi dengan menggunakan software language graph (Macromedia Flash 8) serta eksperimen model simulasi yang telah melalui tahap verifikasi dan kemudian akan melalui tahap validasi model agar model dapat dipakai sebagai dasar untuk menganalisis. Simulasi ini terdiri dari dua faktor yaitu pembuatan Biogas dan pengaplikasiannya terhadap kompor gas dan generator listrik. Kata Kunci: Simulasi, Biogas, Kotoran Ternak Dan Sampah Organik organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang oksigen (anaerob). Sumber bahan baku untuk menghasilkan biogas yang utama adalah kotoran ternak, dapat juga berasal dari sampah organik. (Hermawan, 2007). Namun sampai saat ini pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar dalam bentuk biogas ataupun bioarang sangat kurang karena teknologi dan produk tersebut merupakan hal yang baru di masyarakat. Padahal biogas merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan, dapat dibakar seperti gas elpiji (LPG) dan dapat digunakan sebagai sumber energi penggerak generator listrik. Prospek pengembangan teknologi biogas ini sangat besar terutama di daerah pedesaan dimana sebagian besarnya masyarakat bekerja dibidang peternakan dan pertanian. Pada umumnya masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempunyai hewan ternak seperti unggas, kambing, sapi, kerbau, dan lain-lain. Selama ini limbah kotoran ternak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk itupun kurang optimal. Limbah kotoran ternak yang menumpuk menimbulkan efek pencemaran seperti pencemaran terhadap air tanah, pencemaran terhadap udara, dan memicu timbulnya efek rumah kaca. (Mochammad, 2007). Untuk itu dikembangkan teknologi baru untuk memanfaatkan dan menaikkan nilai keekonomisan dari limbah tersebut salah satunya dengan jalan memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan biogas. (Wahyuni, 2011: 46). Menerapkan teknologi baru kepada masyarakat desa merupakan suatu tantangan tersendiri akibat
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen penting untuk menunjang aktivitas dan usaha produktif, dalam menghasilkan barang dan jasa. Sumber energi dapat berasal dari energi fosil, energi matahari, air, angin atau energi dari sumber daya hayati (bioenergi). Kelangkaan bahan bakar minyak sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Persediaan minyak bumi di dunia makin lama makin menipis dan harganya makin melonjak. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan sumber energi makin meningkat, terutama dari minyak bumi. (Wahyuni, 2011 : 34). Untuk itu, sumber energi selain minyak bumi sangat diperlukan salah satunya adalah bioenergi. Bioenergi merupakan sumber energi (bahan bakar) yang dihasilkan oleh sumber daya hayati seperti tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, dan limbah peternakan dan pertanian. Jenis energi yang dihasilkan berupa energi dalam bentuk gas (biogas), cair (biofuel), atau padat (biomass). Energi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan panas (kalor), gerak (mekanik), dan listrik tergantung pada alat yang digunakan dan kebutuhan dari pengguna. (Burhani, 2009). Dengan kekayaan dan keragaman sumber daya hayati yang ada di Indonesia, pemanfaatan bioenergi merupakan pilihan yang tepat dalam rangka penyediaan energi yang terbarukan, murah, dan ramah lingkungan. Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam hayati adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan 23
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
rendahnya latar belakang pendidikan, pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki. Terlebih lagi pada penerapan teknologi biogas. Tidak pernah terbayangkan bahwa kotoran lembu bisa menghasilkan api. (Wahyuni, 2011: 47). Perlu waktu untuk mensosialisasikan Biogas kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui manfaat menggunakan energi alternatif seperti biogas ini. Metode yang dipergunakan untuk mensosialisasikan Biogas adalah dengan memilih sebuah keluarga sebagai Khalayak Sasaran Antara (KSA) yang diharapkan menjadi pelopor dan bisa mengembangkan Biogas itu kepada Masyarakat sebagai khalayak Sasarannya. (Wahyuni, 2011: 47).
ISSN: 2089-9815
6.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup kurang merata mensosialisasikan bagaimana pemanfaatan sampah organik dan kotoran ternak menjadi Biogas kepada masyarakat yang khususnya berprofesi sebagai peternak ataupun home industry pembuat gas alami dilingkungannya karena keterbatasan media informasi. (BPLH Majalengka, 2010) b. Spesifikasi Pembatas Masalah Keputusan. Spesifikasi batasan ini berfungsi untuk bagaimana keharusan sebuah aktifitas yang harus mengikuti prosedur yang harus dijalani agar sistem tersebut berjalan sesuai dengan aturan awal. Oleh karena itu, batasan ini dapat di kelompokan sebagai berikut: 1. Pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik ini harus memiliki bahanbahan yang sudah dipilah-pilah dahulu dan dicacah hingga hanya sampah organik saja dan kotoran yang baik adalah yang berkarakter seperti berbau busuk atau fisik yang busuk (bertubuh lapuk atau lembek). 2. Pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik ini harus memiliki kotoran ternak yang baik dan sudah ditentukan dalam contoh simulasi ini yaitu kotoran sapi karena zat-zat hara yang terkandung banyak dibandingkan dengan kotorankotoran ternak lainnya (kambing, kerbau, ayam, babi, itik dan lain-lain). 3. Pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik ini harus memiliki alat-alat yang sudah ditentukan dan tidak usang agar dapat berjalan sesuai yang di contohkan dalam simulasi. 4. Tempat pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik ini harus sesuai dengan yang diperintahkan oleh BPLH Majalengka yaitu dekat dengan kandang ternak dan jauh dari hiruk pikuk kota. 5. Proses penyimpanan yang baik adalah penyimpanan menggunakan bantuan cahaya matahari (Aerob). 6. Tambahan zat pengurai untuk memepercepat fermentasi. (BPLH Majalengka, 2010) c. Mendefinisikan Ukuran Kinerja Sistem dan Fungsi Tujuan : Didalam simulasi ini ada beberapa tahapan yang meliputi lajunya proses simulasi berjalan. Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah menu, iklan dari instansi terkait, proses pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan proses pembuatan Biogas dari sampah organik. Oleh karena itu inilah proses cara-cara Pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik seperti gambar 1. Alur Proses Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak
2. PEMBAHASAN 2.1 Formulasi Masalah Formulasi masalah merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam perancangan model simulasi. Formulasi masalah yang tidak tepat tidak akan mungkin menghasilkan model yang tepat (akurat). (Andianto, 2011). Formulasi masalah merupakan suatu kegiatan untuk memilih satu permasalahan yang dianggap paling penting untuk diselesaikan saat itu dari sekian banyak permasalahan. Hal-hal berikut diungkapkan dalam formulasi masalah : a. Identifikasi Keputusan Dari Keadaan Masalah yang Ada : 1. Masyarakat tidak menghiraukan kondisi gas bumi yang tiba-tiba bisa langka dan akan semakin hilang. 2. Kelompok ternak/masyarakat ingin mencoba memiliki terobosan terbaru untuk mengurangi kelangkaan gas bumi dan kenaikan harga minyak dunia yang berakibat besar terhadap gas yang digunakan. Dengan adanya Biogas yang terbuat dari bahan organik yang baik untuk menghasilkan gas yang berguna dan aman, maka hal inilah yang diinginkan, tetapi hal ini belum ada tuntunan pasti dan kelebihankelebihan yang diketahui dari pembuatan Biogas dan pemakaiannya. 3. Pada dasarnya kelompok ternak/masyarakat masih awam untuk membuat Biogas yang mana bahan-bahan, alat-alat serta cara pembuatannya belum mengetahui pasti. 4. Masyarakat Majalengka yang berprofesi sebagai peternak atau kelompok ternak didaerahnya tidak dapat memanfaatkan hasil dari kotoran yang dapat dijadikan Biogas yang mana dapat bermanfaat bagi kehidupan keluarga ataupun pembangkit listrik. 5. Masyarakat masih kurang sadar dengan keberadaan sampah organik di lingkungannya yang dapat di manfaatkan menjadi Biogas. 24
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
dan gambar 2. Alur Proses Pembuatan Dari Sampah Organik : Kotoran Ternak
j. Setelah dari Komposer gas akan di salurkan ke kompor gas dan mesin disel sementara dari mesin diesel akan menghasilkan listrik untuk kepentingan sehari-hari begitu juga dengan kompor gas.
Aktifator (M4)
Air
ISSN: 2089-9815
Bak Penampungan
Kotoran Ternak
Sampah Organik
Aktifator (M4)
Air
Aduk
Bak Penampungan Digester
Aduk Plastik Penampung gas
Plastik Penampung gas
Digester
Digester
Kompresor
Pengolahan Amplas Mesin diesel
Kompor Gas
Rumah Tangga Untuk Masak
Rumah Tangga
Gambar 1. Alur Proses Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak (Sumber : BPLH Majalengka, 2010) a. b. c. d.
e. f.
g.
h.
i.
Pupuk Padat
Pupuk Cair
Gambar 2. Alur Proses Pembuatan Biogas Dari Sampah Organik (Sumber : BPLH Majalengka, 2010)
Siapkan bahan berupa kotoran ternak. Masukan kotoran ternak tersebut kedalam bak penampungan. Tambahkan air untuk campuran agar mudah masuk kedalam digester Tambahkan cairan bakteri pada saat awal pembuatan untuk mempercepat fermentasi pada kotoran tersebut. Mengaduk bahan-bahan tersebut hingga tercampur rata. Membuka penutup lubang dan memasukan bahan campuran tersebut kedalam digester hingga penuh melalui lubang pemasukan. Diamkan selama 1 minggu atau 7 hari agar terbentuk gas yang diinginkan, lakukan pengadukan bahan setiap lima hari sekali melalui lubang pemasukan. Setelah 1 minggu atau 7 hari, Biogas terbentuk dan di tampung ditempat penampungan gas yang terbuat dari plastik transparan. Setelah gas yang telah ditampung ditempat penampungan gas plastik cukup banyak dan sebelum di salurkan ke kompor atau diesel maka gas akan di salurkan terlebih dahulu ke composer agar penggunaan gas tersebut stabil.
a. b.
c.
d.
e. f.
g.
h.
25
Siapkan bahan berupa kotoran ternak (sapi) dan sampah organik yang telah dicacah. Masukan kotoran ternak kedalam tempat penampungan sementara untuk proses awal pembuatan Biogas. Tambahkan air kedalam tempat penampungan sementara dan aduk hingga rata untuk mempermudah masuknya kotoran ternak kedalam digester. Membuka penutup lubang yang ada dibagian dasar tempat penampungan sementara agar kotoran ternak dan air yang telah tercampur masuk kedalam digester. Masukan sampah organik hasil pencacahan kedalam tempat penampungan sementara. Tambahkan air kedalam tempat penampungan sementara agar mempermudah masuknya bahan organik kedalam digester. Masukan M4 (bakteri pengurai) untuk mempercepat fermentasi sampah organik saat didalam digester. Aduk campuran bahan tersebut yang ada didalam tempat penampungan sementara hingga merata sebelum dimasukan kedalam digester.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
i.
j.
k.
l. d.
Buka penutup lubang yang ada didasar penampungan sementara lalu bahan tercampur dengan kotoran ternak yang berada didalam digester. Diamkan selama 7 hari agar terbentuk gas yang diinginkan, bakteri pengurai melakukan fermentasi pada bahan-bahan yang ada didalam digester proses ini dilakukan selama 7 hari. Setelah 7 hari gas terbentuk dan akan masuk ketempat penampungan gas plastik, sebelum masuk ke tempat penampungan gas, gas akan masuk kedalam tangki pengontrol Setelah gas tertampung cukup banyak maka gas tersebut siap untuk digunakan dalam artian dapat langsung ke kompor gas. Mengembangkan model struktur awal yang menghubungkan masalah sistem dan ukuran kinerja. Hasil dari semua yang telah dikembangkan menghasilkan model struktur yang sesuai dengan varibel sistem dan ukuran kinerja sistem yaitu: 1. Simulasi ini dijadikan sebagai media informasi yang dapat disosilisasikan oleh instansi Majalengka yang bergerak dibidang pengelolaan lingkungan hidup (BPLH). 2. Simulasi ini bertujuan untuk memberikan informasi yang bertitik beratkan terhadap kesadaran masyarakat khususnya masyarakat Majalengka pada masalah pengelolaan sampah dan pemanfaatannya menjadi lebih bermanfaat terlebih kedalam memanfaatkan energi alternatif gas bumi buatan (Biogas). 3. Hambatan yang didapat dalam pembuatan Biogas, dapat dijauhkan dari hasil informasi simulasi ini. 4. Memberikan software media informasi multimedia kepada BPLH Majalengka untuk keperluan sosialisasi tentang pengelolaan lingkungan hidup. Ke empat hal ini menyimpulkan bahwa semua yang telah dibahas sesuai dengan model yang dikembangkan dengan varibel dan ukuran kinerja sistem yang dibuat dalam tahap identifikasi hingga tahap perancangan ini. (BPLH Majalengka, 2010)
ISSN: 2089-9815
tertentu. Data bisa diperoleh dengan pengamatan dan pelaporan pribadi, atau dengan membangkitkan bilangan acak jika data historisnya sudah ada. Cara kedua ini khususnya digunakan untuk model probabilistik. Ukuran sampel tergantung dari biaya yang bersedia dikeluarkan untuk keakuratan tertentu. Tabel 1. Data Sampah Jumlah Komponen Sampah
Komposisi
(Juta
Rata-Rata
Ton/Tahun) Organik Sampah Dapur
22,4
58
Sampah Kertas
3,6
9
Sampah Kayu
1,4
4
Sampah Karet/Kulit
0,7
2
Sampah Kain
0,7
2
Sampah Organik Lainnya
2,3
6
Jumlah Sampah Organik
31,1
81
Sampah Plastik
5,4
14
Sampah Kaca
0,7
2
Sampah Metal/Logam
0,7
2
Sampah Anorganik Lainnya
0,5
1
7,4
19
38,5
100
Anorganik
Jumlah Sampah Anorganik Jumlah Total Sampah
(Sumber : BPLH Majalengka, 2010) Peran sampah yang sering digunakan untuk dijadikan Biogas dari sampah organik adalah sampah dapur karena didalam sampah dapur terdapat daun lapuk bekas bungkus makanan, buah busuk dan lain-lain. Sampah ini dapat mempercepat peran fermentasi zat-zat hara yang sudah terfermentasi sebagian oleh bakteri menguntungkan untuk itulah sampah dapur ini dijadikan bahan dasar sampah organik yang baik. Seperti pada tabel 1. Tabel 2. Data Kotoran Ternak Jenis
Wujud
H2O
Pupuk
Bahan (%)
(%)
Padat 80
75
0,55
0,30
0,40
Cair 20
90
1,35
-
1,25
Total -
78
0,70
0,25
0,55
Padat 70
85
0,40
0,20
0,10
Cair 30
92
1,00
0,20
1,35
Total -
86
0,60
0,15
0,45
Padat 67
60
0,75
0,50
0,45
Cair 33
85
1,35
0,05
2,10
Total -
69
0,95
0,35
1,00
Padat 60
80
0,55
0,50
0,45
Cair 40
97
0,40
0,10
0,45
Total -
87
0,50
0,35
0,40
Total -
55
1,00
0,80
0,40
Pupuk Kuda
Pupuk Sapi
Pupuk
2.2 Pengumpulan Data dan Analisis Data 2.2.1 Pengumpulan Data Data diperlukan untuk percobaan model. Verifikasi dan validasi model dapat dilakukan dengan adanya data. Dalam validasi dan verifikasi, analisis menguji seberapa dekat model yang dibuat dapat meniru sistem aslinya dengan membandingkan output model dengan kinerja sistem. Output akan diperoleh jika simulasi dijalankan untuk data
Kambing
Pupuk Babi Pupuk Ayam
N (%)
P2O5 (%)
(Sumber : GAPOKTAN Majalengka, 2010) 26
K2O
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
Peran kotoran ternak yang sering digunakan untuk dijadikan bahan pencampur biogas dari kotoran ternak salah satunya adalah kotoran sapi karena kotoran sapi memiliki kandungan yang seimbang dan dapat mempercepat pembentukan biogas. Biasanya kotoran sapi ini dijadikan zat fermentasi organik yang bisa dijadikan bahan utama dalam pembutan biogas. Seperti pada tabel 2.
ISSN: 2089-9815
mana tidak dapat mengerti sepenuhnya pada saat nanti di uji dilapangan. 3. Usulan Penyelesaian Masalah Pemberian sosialisasi BPLH menggunakan media simulasi yang dibuat meliputi pengelolaan sampah yang baik terhadap fungsi dan cakupannya, pemberian informasi berbentuk simulasi kepada para kelompok ternak ataupun masyarakat yang ingin bergerak untuk memanfaatkan energi alternatif lebih memahami lagi dalam pembuatan biogas dari kotoran ternak dan sampah organik, masyarakat Majalengka membantu BPLH dalam pengelolaan sampah dan membantu kelompok ternak untuk memanfaatkannya menjadi biogas begitupula sebaliknya masyarakat dapat memanfaatkan datadata dari pengelolaan sampah dan kotoran ternak menjadi bisnis rumahan untuk membuat biogas dari kotoran ternak dan sampah organik. Adapun keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh sebagai berikut : 1. Proses pembuangan sampah disadarkan untuk memasukannya kedalam tong yang sudah disediakan (BPLH) dan mengerti sampah yang mana yang harus dimasukan ke tong contoh (sampah organik daun-daun sisa pembungkus makanan dimasukan kedalam tong organik yang sebelumnya dimasukan kedalam tong anorganik). 2. Proses sosilisasi sudah memadai mendekati tujuan untuk dilakukan dilapangan tentang pembuatan biogas dari kotoran ternak dan sampah organik karena dapat dilihat proses pembuatannya di simulasi ini yang mudah diserap dan dipahami para pelaku akan mengerti bagaimana cara pembuatan biogas tersebut. 3. Proses pemberian materi sosialisasi sudah menggunakan media simulasi yang mana akan dapat mengerti sepenuhnya pada saat nanti di uji coba pembuatanya oleh masingmasing peserta sosialisasi tentang pembuatan biogas tersebut. 4. BPLH memiliki media sosialisasi tentang pembuatan biogas dari kotoran ternak dan sampah organik dengan memiliki unsur multimedia. 5. Menghemat waktu dalam pemberian sosialisasi. 6. Meningkatkan taraf infromasi yang sadar akan perkembangan teknologi di BPLH Majalengka.
2.2.2 Analisis Data 1. Rumusan Penyelesaian Masalah Berdasarkan observasi lapangan terhadap pengelolaan lingkungan hidup, maka masyarakat harus mengetahui tentang pelestarian lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak hanya itu masyarakat pun harus dapat memanfaatkan sampah tersebut menjadi produk yang berguna terlebih produk yang membantu dibidang pemanfaatan energi alternatif (Biogas). Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) pun masih direpotkan dengan pemilhan sampah tong organik dan tong anorganik masih tercampur tidak sesuai dengan kapasitas dan fungsinya. Maka dirumuskan beberapa masalah untuk diselesaikan, yaitu : 1. Apakah simulasi yang dibuat akan memenuhi informasi masyarakat tentang pemanfaatan sampah dan kotoran ternak menjadi biogas ? 2. Apakah simulasi yang dibuat memenuhi Aspek pembuatan biogas sesuai dengan pembuatan yang nyata ? 3. Apakah dengan diimplementasikannya simulasi ini, proses sosialisasi BPLH dalam pengelolaan lingkungan menjadi lebih baik dan dapat memenuhi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pembuatan biogas ? dan apakah juga simulasi ini menambah nilai kepraktisan bagi BPLH Majalengka dengan para staf untuk melakukan sosialisasi ? 2. Evaluasi Permasalahan Dari analisa sistem permasalahan tersebut, maka penulis mengemukakan beberapa kekurangan sistem yang ada. Adapun kekurangannya tersebut adalah sebagai berikut : 1. Proses pembuangan sampah masih belum sadar merata untuk memasukannya kedalam tong yang sudah disediakan (BPLH) dan masih keliru sampah yang mana yang harus dimasukan ke tong contoh (sampah organik daun-daun sisa pembungkus makanan malah dimasukan kedalam tong anorganik yang seharusnya dimasukan kedalam tong organik). 2. Proses sosilisasi masih kurang memadai mendekati tujuan untuk dilakukan dilapangan tentang pembuatan biogas dari kotoran ternak dan sampah organik. 3. Proses pemberian materi sosialisasi masih menggunakan teori-teori tulisan saja yang
4. Alur Proses Simulasi Dalam alur proses ini dibagi dua yaitu alur proses simulasi utama dan alur proses sub sistem simulasi. (Bambang, 2009 : 45), dapat digambarkan pada gambar 3 dan gambar 4 :
27
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
3.
HASIL PEMBAHASAN Implementasi dari simulasi sistem pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik ini di desain dengan menggunakan macromedia flash 8. Dalam implementasi antarmuka ini terdapat menu yang menjelaskan tentang menu utama, menu suara, menu info, menu tampilan utama, menu pilihan, menu simulasi Biogas kotoran ternak dan sampah organik.
START
MENU UTAMA
MULAI
SUARA
INFO
PILIHAN
PENGATURAN SUARA
INFORMASI MENJALANKAN SIMULASI
BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK
KELUAR
3.1
Menu Utama Menu Utama ini merupakan tampilan awal dalam simulasi pembuatan biogas dan didalam tampilan tersebut terdapat beberapa tombol yang berfungsi sesuai dengan kerjanya, untuk tampilan dilihat pada gambar 5.
BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK PEPIL IHAN
INTERAKTIF USER
ISSN: 2089-9815
AUTOMATIK USER DAN SETERUSNYA TAHAP 5 TAHAP 4
KEMBALI
IKLAN PEMANFAATN SAMPAH
TAHAP 3 PEMILIHAN TAHAP 2 TAHAP 1
LANJUT
PROSES TAHAPAN-TAHAPAN SIMULASI
Gambar 3. Alur Proses Simulasi Utama Gambar 5. Menu Utama (Sumber : Zainul, 2007: 112) Tampilan ini adalah tampilan Menu Utama dimana fungsi ini dianjurkan untuk User yang ingin menjalankan simulasi dengan cara memilih 4 button menu yang disediakan. Button mulai untuk masuk ke tampilan berikutnya, Button Suara untuk masuk kedalam tampilan pengaturan suara, Button info untuk masuk kedalam tampilan informasi langkahlangkah menjalankan proses simulasi dan Button keluar berfungsi untuk keluar dari simulasi ini. Adapun Event-event yang dapat dijelaskan seperti tabel 3. Tabel 3 Event Menu Utama
START
TAMPILAN UTAMA
BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK
BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK
PEMILIHAN
INTERAKTIF USER
PEMILIHAN
AUTOMATIK USER
INTERAKTIF USER
AUTOMATIK USER
No Komponen 1 IKLAN PEMANFAATAN SAMPAH
PROSES TAHAPAN-TAHAPAN SIMULASI SECARA INTERAKTIF
DAN SETERUSNYA
Up dan Over disaat User menggunakan
Mulai
mouse mendekati tombolnya maka tombolnya pun berubah warna dari hijau ke warna biru dan ketika diklik
PROSES TAHAPAN-TAHAPAN SIMULASI SECARA AUTOMATIK
masuk ke menu tampil utama yaitu Kotoran ternak dan sampah organik.
TAHAP 2 PEMILIHAN
KEMBALI
TAHAP 1
LANJUT
Event
Button
2 KEMBALI
Button
Up dan Over disaat User menggunakan
Suara
mouse mendekati tombolnya maka tombolnya pun berubah warna dari
Gambar 4. Alur Simulasi Subsistem
hijau ke warna biru dan ketika diklik masuk ke menu pengaturan suara. Disana User dapat melakukan penaraikan interval suara yang
28
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 No Komponen
Tabel 4. Event Menu Suara
Event
No
diinginkan berbentuk tabung biogas
1
Button Info
Button Keluar
Event Up disaat User menggunakan
kanan ke kiri untuk memperbesar,
Tabung
mouse menekan tombolnya maka
begitu pula sebaliknya untuk
Biogas
tombolnya pun ikut dengan
memperkecil suara. Patokan suara
lajunya mouse dan mengikuti drag
dapat dilihat dari simbol api yang
yang User lakukan memiliki 2
bergerak saat simbol itu sedikit maka
pilihan yaitu didrag kearah kanan
suara kecil begitupula sebaliknya
memperbesar suara, memperkecil
memperbesar.
suara. 2
Up dan Over disaat User menggunakan mouse mendekati tombolnya maka
4
Komponen Button
yang ditarik dari ujung batang sebelah
3
ISSN: 2089-9815
Button
Up dan Over disaat User
Kembali
menggunakan mouse mendekati
tombolnya pun berubah warna dari
tombolnya maka tombolnya pun
hijau ke warna biru dan ketika diklik
berubah warna dari biru ke warna
masuk ke menu informasi penggunaan
hitam muda dan ketika diklik
simulasi.
masuk ke menu sebelumnya. 3
Up dan Over disaat User menggunakan mouse mendekati tombolnya maka
Movie Clip
Gambar ini merupakan parameter
Api Biru
User disaat melakukan pengaturan
tombolnya pun berubah warna dari
interval suara semakin daunnya
hijau ke warna biru dan ketika diklik
sedikit semakin suara mengecil
keluar dari simulasi.
semakin daunnya banyak semakin suara besar. 4
3.2
Menu Suara Menu suara ini adalah tampilan yang menerangkan tentang pengaturan suara dimana terdapat tombol atau panel suara untuk memperbesar dan memperkecil suara, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.
Graphic
Gambar yang berfungsi
Batang
memberikan track/jalur button suara untuk memberikan fungsinya.
3.3
Menu Info Menu info ini adalah tampilan tentang penjelasan tata cara menjalankan simulasi pembuatan biogas dan di dalamnya terdapat beberapa perintah untuk menjalankan simulasi tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 6. Menu Suara (Sumber : Zainul, 2007: 112) Tampilan ini adalah tampilan Menu Suara dimana fungsi ini dianjurkan untuk User yang ingin memperkecil/memperbesar suara backsound dari simulasi dengan cara mengklik tombol tabung biogas dimana cara kerjanya tabung tersebut diklik drag sesuai dengan interval yang diinginkan, semakin ditarik kesebelah kiri maka sumber suara semakin mengecil, semakin ditarik kesebalah kanan maka sumber suara semakin membesar. Adapun Event-event yang dapat dijelaskan seperti tabel 4.
Gambar 7. Menu Info (Sumber : Zainul, 2007: 113) Tampilan ini adalah tampilan Menu Info dimana fungsi ini dianjurkan untuk User yang ingin mengetahui langkah-langkah menjalankan simulasi. Bagaimana cara user untuk mengklik mouse yang ada sesuai fungsinya, penekanan tombol lanjut sesuai fungsinya untuk melanjutkan proses simulasi dan tombol kembali yang diklik sesuai dengan 29
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
fungsinya yaitu kembali ke menu sebelumnya. Adapun Event-event yang dapat dijelaskan seperti tabel 5. Tabel 5. Event Menu Info No 1
Komponen
ISSN: 2089-9815
Tabel 6. Event Menu Tampil Utama No
Komponen
1
Event
Gambar Button
Memberikan informasi
Mouse
kepada user bahwa mouse
Up, Over dan Down disaat
Interaktif
User menggunakan mouse
User
mendekati tombolnya maka tombolnya pun berubah warna dari biru ke warna
yang diperlukan hanya klik
putih dan ketika diklik pun
kiri pada tombol mouse yang
bergerak arah dan masuk ke
user genggam. 2
Gambar Button
Memberikan informasi
Lanjut
kepada user ketika diklik
menu proses pembuatan biogas. 2
bahwa fungsi dari tombol lanjut untuk melanjutkan proses simulasai ke tahapan
Button
Up, Over dan Down disaat
Automatik
User menggunakan mouse
User
mendekati tombolnya maka tombolnya pun berubah
selanjutnya. 3
Gambar Button
Memberikan informasi
Kembali
kepada user ketika diklik
warna dari biru ke warna putih dan ketika diklik pun bergerak arah dan masuk ke
bahwa fungsi dari tombol
menu proses pembuatan
kembali untuk
biogas.
mengembalikan kepada
3
menu sebelumnya.
3.4
Event
Button
Button
Up dan Over disaat User
Kembali
menggunakan mouse mendekati tombolnya maka
Menu Tampil Utama
tombolnya pun berubah warna dari biru ke warna hitam dan ketika diklik masuk ke menu sebelumnya. 4
Movie Clip
Gambar ini merupakan
background
gambaran dari latar tema yang diusung yaitu Pelestarian Lingkungan Hidup sengaja warna biru karena biasanya gas yang
Gambar 8. Menu Tampil Utama (Zainul, 2007: 114) Tampilan ini adalah tampilan Menu Tampil Utama dimana fungsi ini dianjurkan untuk User memilih sistem simulasi yang diinginkan. Ada 2 pilihan Button Menu yang terdiri dari interaktif user dan automatic user, dimana fungsi tertentu memiliki kesamaan yang pasti dalam proses simulasinya hanya perbedaan dalam bentuk fungsi interface yaitu bahwa interaktif user memiliki 2 komponen penting yaitu tombol lanjut dan kembali yang berfungsi sebagaimana fungsi asal komponennya, jika automatik user hanya memiliki 1 komponen penting yaitu tombol kembali yang hanya berfungsi untuk mengembalikan kepada menu sebelumnya karena menu ini hanya dapat memperhatikan proses simulasi tidak memiliki keterkaitan user untuk mengatur jalanya simulasi. Adapun Event-event yang dapat dijelaskan seperti tabel 6.
ramah lingkungan yaitu berwarna biru.
3.5
Menu Pilihan Menu Pilihan ini adalah tampilan sesudah user memilih tombol mulai yang didalamnya terdapat dua tombol yang berfungsi untuk membuat biogas dari bahan kotoran ternak atau sampah organik, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.
30
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
ISSN: 2089-9815
3.6
Menu Simulasi (Sebagian) Tampilan ini adalah tampilan proses memasukan kotoran ternak kedalam tempat penampungan sementara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Simulasi Proses Pemasukan Kotoran Ternak (Astuti, 2006: 69) Tampilan ini adalah tampilan proses memasukan kotoran ternak kedalam tempat penyimpanan sementara untuk diolah dan dimasukan kedalam digester untuk dijadikan bahan pembuatan biogas organik cair. Adapun Event-event yang dapat dijelaskan seperti tabel 8. Tabel 8. Simulasi Proses Pemasukan Kotoran Ternak
Gambar 9. Menu Pilihan (Astuti, 2006 : 65) Tampilan ini adalah tampilan Menu Pilihan dimana fungsi ini dianjurkan untuk User memilih menu simulasi yang ingin dijalankan. Ada 2 pilhan komponen yaitu Button kotoran ternak dan Button sampah organik. Simulasi yang dipilih memiliki beberapa proses pembutan dan pengaplikasian hasil dari pembuatan biogas tersebut. Adapun Event-event yang dapat dijelaskan pada tabel 7. Tabel 7. Event Menu Pilihan No 1
Komponen
Event
No
Komponen
1
Button
Movie Clip Button yang mana
Gambar Movie
Gambar yang memberikan
Kotoran
tombol yang diklik masuk
Clip Kotoran
penjelasan tentang kotoran
kedalam proses pemilihan
Ternak
ternak dimasukan kedalam
Ternak
interaktif user dan automatic user
tempat penyimpanan sementara
tidak hanya itu Button ini juga
dengan cara di tuangkan kedalam tempat itu.
bergerak karena menggunakan 2
kaidah simbol movie clip. 2
Gambar ini menjelaskan
Clip Digseter
menunggu proses hasil
Movie Clip Button yang mana
Sampah
tombol yang diklik masuk
selanjutnya. Yang fungsinya
Organik
kedalam proses pemilihan
untuk proses fermentasi bahan
interaktif user dan automatic user
menjadi biogas. Gambar Movie
Gambar ini menjadi tempat
bergerak karena menggunakan
3
Clip Tempat
penyimpanan sementara bahan-
kaidah simbol movie clip.
Penyimpanan
bahan sebelum diolah tempat
Button
Up dan Over disaat User
Sementara
ini memiliki lubang klep
Kembali
menggunakan mouse mendekati
didasar permukaan yang bisa
tombolnya maka tombolnya pun
dibuka untuk mengalirkan
berubah warna dari biru ke warna
bahan kedalam digester. 4
hitam dan ketika diklik masuk ke menu sebelumnya. 4
Gambar Movie
Button
tidak hanya itu Button ini juga
3
Event
Gambar Button
Memberikan informasi kepada
Lanjut
user ketika diklik bahwa fungsi
Graphic
Gambar ini merupakan gambaran
dari tombol lanjut untuk
Background
dari latar tema yang diusung yaitu
melanjutkan proses simulasai ke tahapan selanjutnya.
Pelestarian Lingkungan Hidup 5
sengaja warna biru karena biasanya gas yang ramah
Gambar Button
Memberikan informasi kepada
Kembali
user ketika diklik bahwa fungsi dari tombol kembali untuk
lingkungan yaitu berwarna biru.
mengembalikan kepada menu sebelumnya.
31
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
4.
KESIMPULAN Dari hasil uraian yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, maka dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Memanfaatkan fasilitas komputer diharapkan mampu menghasilkan proses sosialiasi yang lebih interaktif bagi user. 2. Mengetahui tingkat perkembangan pembuatan biogas yang baik dengan memanfaatkan sampah organik dan kotoran ternak terhadap pengelolaan lingkungan hidup. PUSTAKA Astuti, Dwi. 2006. Teknik Membuat Animasi Profesional Menggunakan Macromedia Flash 8. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Andianto. 2011. Aliran Slurry di dalam Digester Biogas Tipe Aliran Kontinyu. Skripsi diterbitkan. Depok: Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas Indonesia. Bambang Sridadi. 2009 Pemodelan dan simulasi sistem. Bandung : Informatika. BPLH Majalengka. 2010. Draft Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Persampahan. Majalengka: BPLH Majalengka. Burhani Rahman, Biogas, Sumber Energi Alternatif, http://www.energi.lipi.go.id (tgl 17 januari 2009) Gapoktan Majalengka. 2010. Draft Laporan Kotoran ternak perternakan dan pertanian. Majalengka: Gapoktan Majalengka Dinas Perternakan Majalengka. Hermawan, Beni dkk. 2007. Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Sumber Biogas Untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Mochammad, J. Ir., 2007, Teknik Membuat Dan Memanfaatkan Unit Gas Bio, Gadjah Mada University Press. Wahyuni, Sri M.P. 2011. Biogas. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya PT. Media Inovasi Transfer. Penerbit Bandung: Informatika. Zainul Fanani dan Diginnovac 2007. Bermain logika action script Macromedia flash pro 8: Penerbit PT Elex media komputindo kelompok gramedia, Jakarta.
32
ISSN: 2089-9815