SIKAP ANGGOTA PENEGAK PRAMUKA ANGKASA HUSEIN SASTRANEGARA TERHADAP PENGARUH NEGATIF LINGKUNGAN Slamet Rahayu 09030027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
[email protected]
Abstrak Masa remaja memiliki tempat yang tidak jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Fase masa ini sebenarnya masa transisi, dimana Perkembangan yang rawan dapat menimbulkan perasaan negatif, seperti halnya remaja yang dipengaruhi oleh obat-obatan terlarang, kasus pencurian diikuti dengan kasus kekerasan, perkosaan, serta penganiayaan adalah wujud dari pengembangan jati diri yang salah. Pengembangan jati diri cenderung menentang norma– norma yang berlaku di masyarakat. Rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sikap anggota penegak Pramuka Angkasa Husein Satranegara Bandung terhadap pengaruh negatif lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tentang bahaya bahaya narkotik dan obat-obatan terlarang. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualintatif dan pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan sampel total. dengan jumlah populasi 33 orang. dan hasinya ada sesuatu keterikatan didalam kepramukaan yang bernilai kebajikan, mereka merasakan dan mencintai kebajikan yang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Tumbuh kesadaran mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka berubah menjadi kebiasaan. Kata kunci : sikap anggota pramuka terhadap pengaruh negatif lingkungan I.
PENDAHULUAN
Penulisan makalah ini melatar belakangi tentang sikap anggota penegak Pramuka Angkasa Husein Sastranegara pengetahuan terhadap bahaya penggunaan narkotik dan obat-obatan terlarang serta pergaulan seks bebas. Dimana golongan penegak merupakan golongan yang sangat rentan terhadap pengaruh negatif lingkungan, dikarenakan mereka memasuki masa yang labil dalam kemampuan untuk menapis (filter) pengaruh negatif lingkungan. Pengolongan penegak yaitu antara umur 16 tahun sampai 21 tahun. Usia tersebut sudah tidak termasuk
golongan anak tetapi belum juga berada
golongan dewasa atau tua. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Pada kondisi seperti ini, sangat rentan sekali penyimpanganpenyimpangan akibat pergaulan yang menyimpang dari norma-norma di masyarakat. Zakiah Daradjat (1995:59) mengungkapkan bahwa penyimpangan sikap dan perilaku remaja ditimbulkan oleh berbagai kondisi yang terjadi jauh sebelumnya, antara lain oleh kegoncangan emosi, frustrasi, kehilangan rasa kasih sayang atau merasa dibenci, diremehkan, diancam, dihina, yang semua itu menimbulkan perasaan negatif dan kemudian dapat diarahkan kepada setiap orang yang berkuasa, tokoh masyarakat dan pemuka agama dengan 1
meremehkan nilai-nilai moral dan akhlak. Benturan–benturan tersebut, menurut Hurlock (1980) terjadi antara remaja dengan lingkungan keluarga (orang tua) dan dengan lingkungan sosial (masyarakat). Contohnya kasus pencurian yang sering terjadi di sekitar kita, banyak anak remaja yang rela mencuri demi membeli barang terlarang tersebut. Hal ini menjadi momok pembicaraan semua kalangan baik dari kalangan orang tua, guru maupun anggota masyarakat. Sepanjang tahun 2011 KomNas Anak menerima 1.851 pengaduan anak yang berhadapan dengan hukum (anak sebagai pelaku) yang diajukan ke pengadilan. Angka ini meningkat dibanding pengaduan pada tahun 2010, yakni 730 kasus. Hampir 52 persen dari angka tersebut adalah kasus pencurian diikuti dengan kasus kekerasan, perkosaan, narkoba, perjudian, serta penganiayaan dan hampir 89,8 persen kasus anak yang berhadapan dengan hukum berakhir pada pemidanaan atau diputus pidana. Meningkatknya data prosentase pemidanaan ini dibuktikan dan diperkuat oleh data Anak yang tersebar di 16 Lapas di Indonesia (data Kementerian Hukum dan HAM 2010) ditemukan 6.505 anak yang berhadapan dengan hukum diajukan ke pengadilan, dan 4.622 anak diantaranya saat ini mendekam dipenjara. Jumlah ini mungkin jauh lebih besar karena angka ini hanya bersumber dari laporan 29 Balai Permasyarakatan, sementara di Indonesia terdapat 62 Balai Permasyarakatan. Dari laporan tersebut, hanya kurang lebih 10 persen anak yang berhadapan dengan hukum dikenakan hukuman tindakan yakni dikembalikan kepada negara (Kementerian sosial) atau orangtua.
Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikian pengaruh negatif lingkungan pada anggota penegak Pramuka Angkasa Husein Sastranegara Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan sikap anggota Pramuka Angkasa Husein Sastranegara Bandung terhadap penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. 2. Mendeskripsikan sikap anggota Pramuka Angkasa Husein
Sastranegara Bandung pergaulan seks bebas.
II.
terhadap
KAJIAN TEORI DAN METODE
A. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukan oleh Calon (dalam monk,dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. B. Kenakalan Remaja Beberapa penyebab dari kenakalan remaja meliputi gangguan-gangguan perilaku. Penyebab gangguan perilaku mungkin berasal dari anak sendiri atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
Zakiah Daradjat (1995:59) mengungkapkan bahwa penyimpangan sikap dan perilaku remaja ditimbulkan oleh berbagai kondisi yang terjadi jauh 2
sebelumnya, antara lain oleh kegoncangan emosi, frustrasi, kehilangan rasa kasih sayang atau merasa dibenci, diremehkan, diancam, dihina, yang semua itu menimbulkan perasaan negatif dan kemudian dapat diarahkan kepada setiap orang yang berkuasa, tokoh masyarakat dan pemuka agama dengan meremehkan nilai-nilai moral dan akhlak. C. Pendidikan Pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa yang mutlak diperlukan manusia. Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Dari ketiga istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Darji Darmodiharjo mendidik yaitu lebih menunjuk pada pada usaha-usaha kepada pengembangan diri, budi pekerti, hati nurani, kecintaan, kesusilaan, ketakwaan dan lain-lain. Mendidik lebih menyangkut terhadap kepribadian anak. Sedangkan istilah mengajar yaitu memberikan tentang ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berfikir.
D. Pendidikan karakter Pendidikan karakter adalah pendidikan yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. E. Pendidikan Kepramukaan Pendidikan dalam gerakan pramuka adalah proses pendidikan sepanjang hayat yang berkesinambungan dengan sasaran menjadikan manusia bertaqwa, berbudi pekerti luhur, mandiri, memiliki kepedulian tinggi terhadap nusa bangsa, masyarakat dan lingkungannya,
alam seisinya, bertanggungjawab serta berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat seperti yang tercantum pada UU No. 12 pasal 5 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang berbunyi “ Pendidikan kepramukaan dilaksanakan berdasarkan pada nilai dan kecakapan dalam upaya membentuk kepribadian dan kecakapan hidup pramuka”. Sasaran pendidikan dalam arti luas, menjadikan peserta didik sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat. Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intelektual, emosional, maupun fisik dan ketrampilan.
III.
Metode penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah fenomena yang diamati di lapangan oleh peneliti. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang menggambarkan variabel di lapangan yang tidak memerlukan skala hipotesis. jadi sifatnya hanya menggambarkan dan menjabarkan temuan di lapangan. A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota penegak Pramuka Angkasa Husein sastranegara Bandung sebanyak 33 orang dan Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling. Untuk menghilangkan kemungkinan bias, perlu mengambil sampel random sederhana atau sampel acak. Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Husein Sastranegara kecamatan Cicendo Bandung. Peneliti memilih tempat dan lokasi 3
tersebut didasarkan atas ketertarikan peneliti terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anakanak pada usia remaja dengan melihat kekompakan serta kerjasama dalam membangun bentuk suatu permainan dengan melibatkan banyak orang yang ada di kelompok tersebut.
C. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah fenomena yang diamati dilapangan oleh peneliti. D. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah peneliti, dan anggota pramuka golongan penegak yang merupakan anggota dari kelompok penelitian ini. Semua anggota kelompok bekerjasama didalam mengidentifikasi masalah, merencanakan apa yang harus dilakukan didalam penelitian. E. Sumber Data Penelitian Sebagai sumber data untuk melengkapi penelitian ini, peneliti mengambil data yang
dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi.
wawancara,
Langkah – langkah Pengumpulan Data: 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pembuatan kisi – kisi Angket 3. Tahap Penyusunan Angket 4. Tahap Pelaksanaan 5. Tahap Keabsahan Data Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data penulis menggunakan tiga cara yaitu: 1. Derajat kepercayaan (kredibility) adalah data-data yang diperoleh disertakan dari hasil wawancara, data dokumentasi, dan hasil observasi secara langsung yang dilakukan peneliti. 2. Keteralihan (tranferability) adalah hasil dari penelitian dapat diberlakukan pada kelompok populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek yang ada dalam penelitian.
3. Ketergantungan (dependability) adalah data-data yang telah diperoleh tetap dianalisis secara lebih mendalam oleh pihak-pihak yang lebih terpercaya. F. Prosedur Pengolahan Data Setelah melakukan pengumpulan data dengan tahapan-tahapan diatas, maka peneliti melakukan pengolahan data dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Seleksi Data Pada tahap ini data yang terkumpul diseleksi dengan cara memeriksa dan mempelajari serta mengadakan pemilihan terhadap seluruh data yang diperlukan, maka pengolahan data dapat dilaksanakan. 2. Penyajian Data Dikarenakan manusia memiliki batas kemampuan, maka dibuat penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya. Penyajian Data menurut Miles dalam Huberman ( 1992 : 1 ) adalah “ pembatasan suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan”. 3. Analisa Data Analisis data menurut Patton dalam Moleong ( 2000: 103) adalah “ Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensidimensi uraian”.
IV.
HASIL PEMBAHASAN
A. Letak dan Keadaan Daerah
Pramuka Angkasa Lanud Husein Sastranegara dengan nomor gugus depan 03033-03034 berada di lingkungan Pangkalan TNI Angkatan Udara Husein Sastranegara. dibawah bimbingan Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara. Gugus Depan ini merupakan pramuka yang lengkap, mulai golongan siaga, penggalang, penegak dan pandega yang berpangkalan di masing-masing 4
sekolah yang berpusat di pangkalan TNI Angkatan Udara Husein Sastranegara, selain itu pramuka ini dapat disebut pramuka umum, sehingga para anggotanya tidak hanya dari sekolah itu sendiri, tetapi dari sekolah ataupun dari kalangan manapun. B. Hasil Analisa Data Berikut ini adalah hasil wawancara dari beberapa anggota yang ketahui tentang apa itu narkotik dan obat-obat terlarang. dari hasil survey mereka umumnya menyebutkan bahwa narkoba berasal dari tanaman kokain dan tanaman ganja. Dalam dunia kedokteran digunakan untuk pembiusan dalam pengobatan penyakit tertentu, tetapi jika digunakan dalam dosis yang tinggi dapat membahayakan bagi si pengguna zat tersebut. Pengaruh pengguna narkotik dan obat-obatan terlarang jika di konsumsi secara bebas dan berlebihan akan menunjukan prilaku seperti malas, jarang mengerjakan tugas-tugas rutin, menjauh dari keluarga mencuri, sering menyendiri, sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan.Tidak sedikit yang berhadapan dengan hukum berakhir pada pemidanaan atau diputus pidana. Pengetahuan tentang pergaulan seks bebas Sementara dimata mereka seks diartikan sebagai hubungan intim, bagaimana kelamin sebagai alat reproduksi, timbul birahi karena adanya perubahan pada hormonhormon. Termasuk nantinya masalah perkawinan, kehamilan dan sebagainya. Sementara Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, orang yang bukan pasangannya, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas beresiko yang sangat besar biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Selain itu para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS. Dari wawancara tersebut diatas kemudian peneliti memberikan pertanyaan berupa angket. Salah isi angket tesebut berupa pertanyaan salah satunya peneliti mempertanyakan bagaimana sikap mereka
terhadap kedua kasus diatas, dari berbagai macam tanggapan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa didalam gerakan pramukan ada yang disebut juga dengan metode dan strategi kepramukaan yang secara tidak langsung para anggotanya senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka berubah menjadi kebiasaan. Seperti salah satu contoh pada saat dilantik baik itu ketika baru masuk menjadi anggota pramuka ataupun pada saat naik tingkatan ke penegak bantara ataupun laksana, anggota yang di lantik mengucapkan janji yang mengandung kebajikan yang wajib dilaksanakan. Karena kewajiban itulah secara tidak langsung berubah menjadi kebiasaan.
V.
KESIMPULAN
Lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi terhadap pembentukan karakter dan watak seseorang. Organisasi kemasyarakatan seperti Pramukacontohnya, sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Apabila penanaman karakter sudah merasuk kedalam hati, barulah kita akan berbicara wajah pendidikan kita.
DAFTAR PUSTAKA Heru Basuki, A. M. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta: Penerbit Universitas Gunadarma metodologi-penelitian teknik-pengambilan-sampelpenelitian http://www.4skripsi.com (Di akses pada 15 Januari 2011) konsep-teori-sikap http://dokumenqu.blogspot.com (Diakses 24 Juni 2012) konsep-teori-tentang-remaja http://dokumenqu.blogspot.com (diakses 20 April 2012)
5
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.
6