vol. 2 • DESember 2016
SELAYANG PANDANG REDAKSI
FAJAR TITIMONGSO
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah.
Pimpinan Redaksi Zulyani Evi Ketua Himpunan Rani Melina Deasy
(Pramoedya A. Toer)
Redaktur Khoirina Alifa
Mungkin banyak yang belum mengenal, atau ada yang samar mengingat nama Titimongso. Titimongso adalah bulletin karya mahasiswa ilmu sejarah yang merupakan salah satu program kerja Forum Mahasiswa Sejarah (FMS). Bulletin ini diinisiasi pada tahun 2010 pada masa kabinet Mas Galih dan kawan-kawan. Dalam perjalanannya, memang tidak semulus yang dibayangkan. Namanya terbit dan tenggelam. Tenggelam bukan berarti hilang, karena saat ini merupakan saat terbitnya kembali bulletin yang ditunggu-tunggu oleh civitas akademika ilmu sejarah, dengan bangga kami persembahkan Titimongso untuk para pembaca sekalian. Salam Historia.
1
Kontributor Abdurrohman Khudaifi Al Azza Bima Widiatiaga Yuwana Galih Winda Febriany Layouter Ari Rizkiandi, Kresna Pawestri Fotografer Ari Rizkiandi, Kresna Pawestri
titimongso | desember 2016
daftar isi issn 2548-2262
VAKANSI
RISET 3 Sejarah Ilmu Sejarah
14
Oleh: Zulyani Evi
Batik Plumpungan: Anak Budaya Kota Salatiga Oleh: Al Azza Khuma Izah
SAJIAN UTAMA
6
5 Embago Musik Barat
16
Menggali Spirit of Java Oleh: Winda Febriani Ardy
Ala Soekarno
Oleh: Bima Widiatiaga
KONTEMPORER
9 Islam dan Masyarakat
Jawa dalam Perspektif Budaya: Dulu dan Sekarang
20 Sanskerta 2016:
Mengukir Sejarah
Oleh: Abdurrohman Khudaifi
Oleh: Yuwana Galih
19
22 Forum Mahasiswa
Suara Maru
9
Sejarah di Negeri Jiran Oleh: Bima Widiatiaga & Zulyani Evi
SAMPUL DEPAN
Perhelatan acara tahunan 'Solo Menari 24 Jam' yang diselenggarakan setiap tahun, bertepatan dengan Hari Tari Sedunia. //. DOKUMENTASI ARI RIZKIANDI
Bagaimana kebudayaan Menilai MasaLalu-Nya?
2
Ri
riset
Sejarah Ilmu Sejarah Oleh: Tim Penalaran
T
ulisan ini bukan ingin bercerita mengenai milestone ilmu sejarah sebagai keilmuan. Tetapi ilmu sejarah yang dimaksud pada judul artikel ini merupakan salah satu Program Studi (Prodi) Strata-1 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS). Tidak pula sanggup mengupasnya begitu dalam, karena keberjalanan program studi yang dahulu dipanggil jurusan ini amatlah panjang dan penuh liku. Jadi lah tulisan ini ingin mencoba memberikan gambaran, mungkin juga pencerahan, kepada para pembaca, mengenai awal berdirinya program studi ilmu sejarah.
namun telah ada embrio jurusan pendidikan sejarah di IKIP yang berlokasi di Mesen. Beberapa waktu kemudian setelah lahir Fakultas Satra dan Budaya, muncullah jurusan sejarah,” ucap Warto, Wakil Dekan I FIB UNS, ketika diwawancara oleh tim redaksi.
Setelah berdiri, jurusan ini pun mencari jati dirinya. Menentukan arah kajian dan ciri khas yang dipunyainya. Pada tahun 1982, melalui beberapa diskusi, sempat ada kesepakatan untuk menjadikan sejarah perkotaan sebagai ciri khas jurusan ini. Sehingga harapannya, kajian dan penelitian yang muncul dapat membahas Berdirinya Prodi ilmu sejarah tak lepas dari mengenai perkembangan kota, khususnya kota sejarah berdirinya UNS sendiri. UNS merupakan pedalaman. Maka dari itu muncullah mata kuligabungan dari beberapa perguruan tinggi baik ah sejarah perkotaan. negeri maupun swasta di Surakarta, yaitu STO Ciri khas ini tentu tidak lepas dari tokoh Negeri Surakarta, PTPN Veteran Surakarta, AAN yang mencetuskannya. “Yang legend ya Pak Saraswati, Universitas Cokroaminoto, Universitas Nasional Saraswati, Universitas Islam Indonesia Suyatno,” ucap Taufiq Effendi, salah satu alumni cabang Surakarta, Universitas 17 Agustus 1945 yang mengagumi sosok Suyatno. “Aku bahkan cabang Surakarta, dan Institut Jurnalistik Indone- sempat dapat buku-buku koleksi beliau di toko sia Surakarta. Akhirnya pada 1 Juni 1975, UNS buku bekas, dua dus,” tambahnya. Nama Suyatno memang dikenal sebagai sejarawan pelopor dapat berdiri sebagai universitas Negeri ke-44. pendekatan multidimensional dalam historiogra Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS berawal dari fi Indonesia. Ia merupakan pakar sejarah revolupendidikan sejarah IKIP Surakarta, Universitas si sosial Indonesia yang banyak menghasilkan Gabungan Surakarta (UGS). Berdasarkan Kepu- karya, baik buku, penelitian-penelitian di bidang tusan Presiden (Keppres No. 10/1976) jurusan tersebut. Suyatno meraih gelar doktor di AustraIlmu sejarah menjadi bagian dari Fakultas Sas- lia National University, 1983 setelah mempertahtra dan Seni Rupa UNS dan menyelenggarakan ankan disertasinya berjudul Revolusi di Surakarkegiatan pertama kali pada tanggal 11 Maret ta, 1945-1950. 1976. Dalam perjalanannya, Prodi ini mengala“Jika UGM memiliki Sartono Kartodirjo mi perpindahan lokasi, kepemimpinan, peng- gantian nama, bahkan perubahan status fakul- mengembangkan prodi sejarah dengan bercirikan sejarah pedesaan, UNDIP dan UNHAS adatas. lah maritim, dan UI adalah politik, maka Suyatno Perjalanan Prodi Mencari Jati Dirinya telah merintis untuk mengembangkan prodi sejarah di UNS dengan bercirikan sejarah perkota “Awalnya jurusan ilmu sejarah belum ada, an,” tambah Warto. 3
titimongso | desember 2016
riset Dikutip dari wawancaranya di Timlo.net, Tunjung Wahadi Sutirto mengatakan bahwa selain kepakaran dalam bidang sejarah revolusi Indonesia, menurut Tunjung, Suyatno memiliki kekhasannya, karena satu-satunya guru besar di UNS yang selalu bersepeda saat berangkat dan pulang mengajar di kampus UNS. “Setiap hari beliau berangkat mengajar dengan naik sepeda, bahkan ketika menjabat sebagai Kaprodi Ilmu Sejarah, Dekan Fakultas Sastra, hingga Kaprodi di Program Pascasarjana UNS tetap bersepeda. Padahal beliau punya mobil,” ungkap Tunjung.
di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) pada tahun 2015. Penyebutan jurusan untuk pendidikan S1 pun berubah, yang mulanya kita panggil ‘Jurusan’ kini berubah menjadi ‘Program Studi’ (Prodi) sesuai peraturan yang terbaru.
Muncul kembali perdebatan mengenai alasan Prodi ilmu sejarah tetap dipertahankan berada di FIB dan bukan di FISIP. Menurut Warto, hal ini mengacu pada pendapat Sartono Kartodirjo bahwa seyogyanya ilmu sejarah lebih dekat kepada permasalahan ilmu humaniora atau budaya, sama seperti sastra. Banyak pro dan Warto pun menambahkan betapa be- kontra mengenai perumpunan ilmu di fakultas, sarnya peran Pak Yatno dari awal jurusan seja- Warto memberikan komentarnya terkait hal ini. rah berdiri. “Pada mulanya, para dosen yang “Fakultas adalah wadah, yang terpenting adalah mengajar diambil dari IKIP. Satu-satunya dosen mahasiswa tahu lahannya dan bisa berkarya,” yang memiliki background ilmu murni adalah pungkas Warto. ≈ Dr. Suyatno Kartodirjo dari UGM. Setelah beliau, lalu direkrutlah dosen-dosen dari sastra,” ucapnya. Suyatno purnatugas dari UNS pada tahun 2004. Namun demikian, bergulirnya waktu menghasilkan banyak judul penelitian dan skripsi yang bercorak kebudayaan. Kemudian jurusan Ilmu Sejarah pada masa bernaung di bawah FSSR pun berupaya menjadi lembaga jurusan yang maju, unggul, dan terpercaya di tingkat nasional maupun internasional dalam ilmu sejarah yang tetap bertumpu pada nilai-nilai luhur budaya Jawa. Senada dengan visinya, jurusan ilmu sejarah UNS pun kemudian mengkhususkan diri pada Sejarah Kebudayaan sebagai bidang kajian utama sejalan dengan bidang keilmuan yang dikembangkan yaitu kajian budaya etnis.
Dok. Kresna Pawestri
Pun beberapa asesor saat akreditasi baru-bari ini merekomendasikan sejarah kebudayaan sebagai ciri khas program studi ilmu sejarah UNS. Apalagi setelah prodi ini kini bernaung di bawah Fakultas Ilmu Budaya. Semakin besar tuntutan untuk merealisasikan hal tersebut. Dengan ditanamkan dasar-dasar ilmu kebudayaan yang kuat, prodi ilmu sejarah dapat menghasilkan kajian sejarah kebudayaan yang mumpuni. Saat ini, Jurusan Ilmu Sejarah telah terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) Dirjen Dikti dengan no 06790/ AK-VIIISI-036/USFIQH/VIII/2004. Mengenai pergantian nama fakultas, ilmu sejarah sempat menjadi bagian dari Fakultas Sastra, yang kemudian berubah menjadi Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR), lalu terpecah menjasejarah Ilmu sejarah
4
Embargo Musik Barat Ala Soekarno Oleh: Bima Widiatiaga
"pada medio 1960-an, anak-anak muda Indonesia sangat menggemari musisi -musisi barat seperti Elvis presley, The Beatles, The rolling Stones, The Monkeys, Marmalade, dan sebagainya." 5
Dok. Ari rizkiandi
titimongso | desember 2016
penalaran
R
Bila mereka menampilkan pementasan rock n’ roll pada masa Soekarno, mungkin mereka akan dipenjara di balik dinginnya jeruji besi. Ya, itulah fakta yang terjadi saat Soekarno berkuasa pada masa Demokrasi Terpimpin tepatnya di medio 1960-an. Soekarno menyebutkan style musik barat yaitu ngak ngik ngok yang bisa diartikan sebagai musik yang bodoh. Nada keberatan Soekarno terhadap musik barat disampaikan dalam pidatonya berjudul “Manipol Usdek” pada tanggal 17 Agustus 1959. Pernyataan dari pidato Soekarno tersebut akhinya diputuskan sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada September 1959 oleh Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Sumber: www.garagehangover.com
ambut klimis, jas necis lengkap dengan sepatu pantofel hitam mengkilat sambil memaikan bass betot miliknya, musisi ini menyanyikan lagu Bossanova Baby karya Elvis Presley. Gaya rockabilly yang dipermainkan sangat persis seperti apa yang dibawakan oleh idolanya yaitu Elvis Presley. Bersama bandnya, mereka menyanyikan beberapa lagu rock n’ roll di salah satu TV swasta di Yogyakarta.
Menurut Soedarsono (2003), perkembangan seni pertunjukan sangat dipengaruhi oleh faktor non-seni seperti ekonomi, sosial, dan politik. Ketiga faktor tersebut berpengaruh pada suatu genre musik yang sedang digandrungi masyarakat Indonesia terutama anak-anak muda yaitu musik rock n’roll. Soekarno merupakan salah satu sosok yang anti-barat, arah politiknya pun cenderung ke arah Soviet meskipun Soekarno menyatakan bahwa Indonesia tidak berpihak pada Amerika Serikat atau Uni Soviet. Dari bidang ekonomi pun sangat terlihat jelas, progam berdikari yang dicanangkan Soekarno sebagai benteng terhadap sistem ekonomi kapitalisme barat.
Pelarangan nyata hadir setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1963 Tentang Pemberantasan Kegiatan Subversi. Dalam penjelasan PP tersebut, asing yang ditujukan pada barat dapat melakukan kegiatan subversi terhadap Indonesia dalam berbagai hal, salah satunya dalam hal kesenian. Kesenian barat dapat merongrong sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia yang berbudaya timur menurut Soekarno. Entah pada saat itu Soekarno terjebak dalam suasana perang dingin atau memang Soekarno memang mempunyai pemikiran bahwa bila tidak dilarang dengan aturan hukum, budaya barat akan cepat menular kepada masyarakat, menggantikan budaya ketimuran Indonesia.
Lalu bagaimana perkembangan musik di Indonesia setelah musik ngak ngik ngok dibatasi? Jawabannya adalah terus berjalan dengan genre yang lebih menonjolkan budaya Indonesia. Adalah irama musik Lenso sebagai bentuk counter terhadap musik-musik barat. Menurut pengamat musik Denny Sakrie, irama musik Lenso digali dari khazanah seni budaya Maluku. Musisi-musisi yang mempopulerkan irama Lenso antara lain Titiek Puspa, Bing Slamet, Idris Sardi, Lilies Suryani, Jack Lemmers, dan lain sebagainya.
Koes Bersaudara salah satunya menjadi korban dari dilarangnya musik ngak ngik ngok. Pementasannya dibubarkan dan personel Koes Bersaudara dipenjara di Glodok dan baru bebas setelah Soekarno lengser dari kursi presiden. Pemuda laki-laki yang berambut gondrong khas barat juga menjadi korban. Razia-razia sering dilakukan kepada pemuda yang berambut gondrong dengan memotong rambut gondrong di jalan-jalan. Fenomena tersebut sering terjadi hingga Soekarno berhenti berkuasa.
Presiden Soekarno juga berperan dalam mempopulerkan musik Lenso. Bersama dengan Idris Sardi, Jack Lemmers, dan Bing Slamet, Seokarno ikut terlibat dalam penggarapan musik Lenso tersebut. Salah satu lagu garapan Soekarno adalah Bersuka Ria yang dinyanyikan oleh Titiek Puspa, Bing Slamet, Rita Zaharah, dan Lien Lesmana. Lagu tersebut termasuk dalam album kompilasi berjudul Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso. Di album tersebut juga terdapat lagu-lagu seperti Genjer-genjer (dilarang pada
Embargo Musik Barat Ala Soekarno
6
penalaran
Sumber: www.id.wikipedia.org.
era Orde Baru karena dianggap lagu komunis), Burung Kakatua, Soleram, Bengawan Solo, dan sebagainya).
Wujud pengembangan musik lokal secara kelembagaan dilakukan dengan mendirikan studio Lokananta di Solo. Studio yang didirikan tahun 1954 ini menjadi studio rekaman pertama yang dimiliki oleh pemerintah. Musikmusik lokal seperti keroncong dan karawitan juga kesenian lokal seperti ludruk dan wayang direkam di studio ini. Hasil rekaman diwujudkan dalam bentuk piringan hitam lalu disebar ke RRI di seluruh Indonesia. Namun, pada tahun 1959 piringan-piringan hitam tersebut disebarluaskan secara umum atau dikomersilkan sesuai permintaan masyarakat. Soekarno berperan dibalik pendirian Lokananta guna upaya ‘serangan balik’ terhadap perkembangan musik barat di Indonesia. Usaha ini perlu dilakukan agar karya musisi-musisi lokal Indonesia terutama yang beraliran lokal bisa selalu didengarkan dalam masa ke masa. Diadakannya Kompetisi Bintang Radio RRI juga sebagai wujud menghasilkan penyanyi yang lahir dari jiwa bangsa Indonesia. Kompetisi ini pertama dimulai pada tahun 1951 bertepatan pada hari radio yang diperingati setiap tanggal 11 Desember. Kompetisi ini menghasilkan penyanyi yang memiliki suara golden voice. Soekarno mengharapkan kompetisi Bintang Radio RRI menghasilkan penyanyi yang sesuai dengan semangat revolusioner bangsa Indonesia. Namun, setelah rezim Soekarno turun di tahun 1967 akibat ditolaknya pidato ‘Nawaksara’ oleh MPRS, musik-musik barat kembali menggeliat pada masa Orde Baru. Tidak ada lagi pelarangan pementasan musik ngak ngik ngok, ataupun razia rambut gondrong di jalan-jalan. Musisi yang ditahan akibat pementasan musik 7
ngak ngik ngok dibebaskan pada masa pemerintahan Orde Baru. Musisi-musisi yang menampilkan aliran musik khas barat mulai bermunculan seperti Koes Bersaudara, The Rollies, AKA, Dara Puspita, Godbless, SAS Group, dan Black Brothers. Radio Prambors menjadi radio yang gencar menyiarkan lagu-lagu barat yang digandrungi anak-anak muda. Musik barat dengan bebasnya masuk ke Indonesia tanpa ada larangan. Piringan-piringan hitam musik barat tersebar luas tanpa adanya larangan impor.
Sumber: www.jojome.files.wordpress.com
Musik-musik barat bahkan dipentaskan oleh TNI. Adalah BKS Kostrad, yang merupakan lembaga seni milik tentara angkatan darat. BKS adalah singkatan dari Badan Koordinasi Seni. Musik-musik rock n’ roll, rockabilly, lagu cengeng yang dulunya dilarangan pada rezim Soekarno, dipentaskan oleh BKS dalam tur-turnya. Menurut Tjahjo S. dan Nug K. (1991), pementasan musikmusik barat yang diselenggarakan oleh anggota tentara AD mempunyai dua fungsi, fungsi pertama sebagai keluar untuk show of force terhadap kekuatan politik lawan mereka dan menarik hati rakyat. Sementara fungsi kedua untuk menunjukkan kesan bahwa Indonesia tidak anti- kebudayaan barat. Sepuluh tahun pasca G30S tepatnya di tahun 1975 menunjukan suatu peristiwa besar dalam perkembangan musik barat pasca tumbangnya rezim Soekarno. Pada tanggal 4 dan 5 Desember 1975 diadakan konser musisi mancanegara pertama yang dihelat di Indonesia. Band beraliran hard rock asal Inggris, Deep Purple mengguncang Jakarta selama 2 hari. Konser ini menjadi konser terbesar yang pernah terselenggara di Indonesia. Ratusan ribu orang memadati Gelora Bung Karno selama dua hari terselenggaranya konser Deep Purple.
titimongso | desember 2016
penalaran
Sumber : www.google.co.id
masih memainkan musik etnik dalam karyanya seperti Guruh Gypsi, Djaduk Ferianto, Balawan, dan yang lainnya melawan derasnya arus musik barat di Indonesia. Dan hal ini harus dcontoh musisi-musisi Indonesia lainnya untuk melestarikan musik asli Indonesia bahkan mempopuerkannya di dalam negeri atau di luar negeri seperti musik K-Pop dari Korea Selatan yang berhasil menjadi musik yang populer di berbagai negara.≈
Proteksi Soekarno terhadap perkembangan musik barat di Indonesia mempunyai tujuan jangka panjang. Penyebaran budaya yang dilakukan barat memang tidak bisa dirasakan langsung terhadap degradasi kebudayaan masyarakat Indonesia. Namun, hal itu dirasakan dalam waktu lama dengan menyerang sendi-sendi kebudayaan masyarakat Indonesia secara perlahan. Maka dari itu, Soekarno sebenarnya mempunyai pikiran visioner agar kebudayaan asli masyarakat Indonesia dapat terus lestari. Jalan yang ditempuh oleh Soekarno adalah lewat jalur hukum yang bersifat memaksa. PP 11/1963 menunjukan kepedulian Soekarno untuk menjaga kebudayaan Indonesia agar tidak punah. Arus kencang dari masuknya musik barat bukan hanya berdampak pada genre pemusik, namun berdampak pada hal-hal yang lain. Lifestyle musisi maupun penikmat musik barat tentunya akan mengikuti kebiasaan musisi-musisi barat. Narkoba, seks bebas, minuman keras menjadi hal yang lazim bagi dunia musik. Hal ini dicontoh oleh musisi dan penikmat musik barat di Indonesia, maka tak jarang banyak musisi yang terperangkap pada dunia hitam, termasuk para penggemarnya. Di era sekarang, musik barat sudah menjadi musik populer di telinga masyarakat Indonesia. Musik barat dianggap sebagai simbol modern karena kecanggihan perangkat musiknya. Musik barat sudah menjadi barang yang tak asing lagi, di televisi dan radio sangat sering musik-musik barat diputar. Musik barat juga sangat mempengaruhi karya musisi-musisi di Indonesia dengan berbagi genre. Lalu bagaimana nasib musik-musik etnik asli Indonesia? Kita harus berterima kasih ada musisi Indonesia yang Embargo Musik Barat Ala Soekarno
8
Islam dan Masyarakat Jawa dalam Perspektif Budaya : Dulu dan Sekarang Oleh: Yuwana Galih
"Peradaban Nusantara sejak zaman Prasejarah hingga masa kini dikenal memiliki beragam macam bentuk kebudayaan yang dipengaruhi oleh berbagai hal, terutama setelah masuknya pengaruh agama Hindu-Budha beberapa abad lalu."
K
ebudayaan merupakan sebuah hasil cipta, rasa, dan karsa dari kegiatan manusia yang mengakibatkan terbentuk suatu hasil yang disebut sebagai budaya. Kebudayaan memegang peranan penting dalam membentuk suatu peradaban besar sejak zaman prasejarah hingga masa kini. Berbagai peradaban besar di dunia seperti Mesir, China, India, Maya, Aztec, dan masih banyak lagi melahirkan bentuk-bentuk perkembangan masyarakat maju yang diakibatkan oleh berkembangnya suatu kebudayaan masing-masing. Pengaruh berbagai peradaban besar di dunia ini tentunya juga mempunyai peran penting dalam membentuk Nusantara hingga saat ini.
dipengaruhi oleh berbagai hal, terutama setelah masuknya pengaruh agama Hindu-Budha beberapa abad lalu. Kedua agama besar bertemu serta berinteraksi dengan kebudayaan setempat hingga menghasilkan sebuah kebudayaan baru, tentunya hal ini juga berpengaruh pada terbentuknya kondisi sosial masyarakat yang dominan pada sistem kasta atau sistem feodal dimana kekuasaan tertinggi ada di tangan raja. Raja adalah titisan langsung dari sang Dewa untuk menuntun masyarakatnya ke arah lebih baik lagi. Masing-masing kerajaan di kawasan Nusantara memiliki beragam macam kebudayaan masing-masing, baik yang berada di kawasan pedalaman hingga kawasan pesisir yang mela Peradaban Nusantara sejak zaman hirkan kebudayaan pesisir terkenal berupa cerita prasejarah hingga masa kini dikenal memili- panji. Beberapa abad mengalami isolasi kebuki beragam macam bentuk kebudayaan yang dayaan, bangsa Barat mulai memasuki kawasan 9
titimongso | desember 2016
Dok. Kresna Pawestri
kawasan Asia Tenggara. Hubungan Islam dan Nusantara sangat erat kaitannya dengan dunia perdagangan, hal ini ditandai dengan berdirinya kerajaan Islam pertama pada abad ke–13 yang dikenal sebagai Samudera Pasai. Islam datang untuk menggairahkan kegiatan perdagangan maupun misi untuk islamisasi bumi Nusantara pada waktu itu. Islam memperkenalkan sebuah nilai budaya baru yang sangat cocok dengan nilai budaya masyarakat setempat. Disamping itu, Islam juga mengenalkan sebuah sistem sosial yang bertujuan untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi maupun ketidakadilan, terutama setelah masuknya imperialisme dan kolonialisme yang melanda dari ujung Barat hingga ujung Timur Nusantara.
Nusantara dengan misi untuk mencari rempahrempah maupun ekspansi kekuasaan masing-masing negara bersangkutan. Bangsa Barat membawa misi 3G atau Gold, Glory dan Gospel. Selain mencari komoditas rempah-rempah untuk kepentingan ekonomi, pengaruh ekspansi kekuasaan serta misi kristenisasi di kawasan Nusantara membuat keanekaragaman budaya milik masyarakat setempat mulai melebur menjadi satu dengan pengaruh yang dibawa oleh bangsa Barat. Alhasil masyarakat mulai mengalami perkembangan baik dari segi teknologi, pendidikan, hingga kebudayaan Barat yang sangat jauh berbeda dengan kepercayaan milik masyarakat setempat.
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Bud-
Islam kemudian berkembang pesat dan membentuk sebuah kerajaan Islam baru berupa kerajaan Demak hingga kerajaan Mataram Islam yang dibangkitkan dari kerajaan Mataram Kuno yang bercorak agama Hindu. Selama berjalannya waktu, banyak terjadi dikotomi budaya antara masyarakat kelas bawah dengan kelompok priyayi maupun raja sendiri. Sistem masyarakat patrimonial adalah salah satu contoh yang membuktikan bahwa dikotomi antara kedua belah pihak sering terjadi, terutama adanya dua kebudayaan yang memiliki corak masing-masing berupa lembaga, simbol, maupun norma masing-masing kedua belah pihak. Hal ini membuat Clifford Geertz, seorang antropolog yang berfokus pada perkembangan agama Islam di tanah Jawa membagi tiga lapisan masyarakat yaitu Santri, Priyayi, dan Abangan dalam The Religion of Java. Geertz menganggap bahwa apa yang terjadi selama masa pemerintahan kerajaan Islam di tanah Jawa memberikan sebuah tiga lapisan masyarakat baru akibat adanya sistem patrimonial kerajaan yang mengadopsi sistem kekuasaan kerajaan Hindu hingga muncul adanya istilah khalifah maupun manunggaling kawula gusti. Ekslusivisme budaya keraton yang dipelopori keraton membuat masyarakat Jawa berani membuat kebudayaan tandingan sendiri sebagai refleksi atas kontradiksi budaya yang timbul karena adanya sifat eklusif budaya keratin yang tidak dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat di luar keratin. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya budaya tandingan milik masyarakat Laweyan yang berkembang pada awal abad ke -19 berupa kisah sumur ajaib maupun demit Laweyan sebagai bentuk jawaban atas anomali budaya yang terjadi antara kedua belah pihak. Kisah sumur Ajaib dibahas dalam buku
Islam dan Masyarakat Jawa dalam Perspektif Budaya : Dulu dan Sekarang
10
penalaran
Agama Islam yang pada awalnya disebarkan oleh kalangan pedagang yang berasal dari Gujarat, Arab, India, maupun Persia mulai mendirikan perkampungan di kawasan pesisir, hingga pengaruh Islam dibawa sampai ke daerah pedalaman. Raja, Priyayi, dan Kawula yang berfokus membahas masalah raja Pakubuwono X. Lain halnya dengan kalangan santri maupun kaum abangan, kedua kaum berbeda pandangan hidup maupun budaya ini memiliki kekhasan tersendiri dalam mempengaruhi dinamika sosial masyarakat pada waktu itu. Kaum santri memiliki kebudayaan khas tersendiri yang berpedoman pada Islam puritan maupun Islam Nusantara yang kini dibawa oleh kawan-kawan Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah saat ini. Sedangkan dari golongan Abangan memiliki padangan berupa Kejawen atau bisa disebut sebagai sebuah pedoman hidup yang lebih ke arah mistisime Jawa. Kombinasi dari ketiga golongan masyarakat masyarakat ini mempengaruhi khasanah kebudayaan terutama dalam hal karya Sastra. Karya sastra adalah simbol sebuah peradaban dapat dikatakan baik atau tidak, sama seperti kawasan Nusantara terutama kawasan Jawa, karya sastra yang ditulis oleh berbagai pujangga maupun kalangan intelektual menerjemahkan sebuah peristiwa sejarah yang dituangkan dalam bahasa imajiner yang memiliki tingkat keindahan bahasa yang sangat tinggi. Karya sastra lebih banyak berisi akan pesan-pesan subyektif pengarang, Henry James berkata bahwa karya sastra memang mempunyai sedikit pembatasan namun mempunyai kesempatan yang tidak terhitung jumlahnya. Beberapa karya sastra yang ditulis juga menggambarkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Beberapa contoh karya sastra yang ditulis oleh para Pujangga seperti Ronggowarsito, Yosodipuro, maupun pujangga lainnya sering mengambil peristiwa sejarah yang terjadi sebagai sebuah catatan peristiwa yang menjadi memorial 11
penting kelak di kemudian hari. Beberapa juga mengkritik adanya perkembangan jaman yang mulai mengarah pada sebuah zaman yang disebut sebagai zaman kalatidha. Serat Kalatidha karangan Ronggowarsito mengkritik sebuah fenomena sosial berupa masuknya modernisasi yang dibawa oleh pihak Barat, kekhawatiran beliau terbukti dengan masuknya industrialisasi yang pada mulanya menggocangkan masyarakat dan kebudayaan serta pengaruh masuknya sistem kapitalisme liberal yang merugikan bagi pihak kerajaan maupun golongan masyarakat lainnya. Keberadaan masjid dan pasar sebagai buah adanya modernisasi membuat kedua unsur penting ini dilambangkan sebagai sebuah simbol kebudayaan yang berbeda pandangan. Masjid dilambangkan sebagai sebuah simbol dari agama dan majelis ilmu, sedangkan pasar mewakili kepentingan ekonomi. Kedua hal ini menjadi sebuah kekuataan sejarah yang mengubah dunia, termasuk mulai booming sistem kapitalisme dan Marxisme pada awal abad ke – 19. Tesis Weber yang berjudul The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism mempengaruhi banyak orang untuk memunculkan sebuah studi mengenai Islam di Indonesia. Pada umumnya, keberadaan antara pasar maupun masjid melahirkan berbagai tokoh reformis yang lahir dari para pedagang pribumi kelas menengah kota. Geertz menanggap bahwa semangat reformis muslim yang mempunyai semangat enterprenurship seperti kaum puritan pada permulaan kapitalisme. Seperti halnya yang dilakukan oleh K.H Samanhudi dan SDI. Keberhasilan masjid dan pasar dalam mempengaruhi transformasi sosial masyarakat tradisional menuju masyarakat modern berimbas pada terbentuknya desa-desa komunal tradisional menjadi sebuah kota dengan lingkungan individualistik. Organisasi-organisasi sosial juga tidak lagi memungkinkan sebuah strukturisasi keagamaan yang longgar seperti yang terjadi di daerah pedesaan. Tetapi, agama dimanapun tempatnya dapat memberikan kembali Susana perasaan komunalitas, keterlibatan, dan ketergantungan yang membuat orang merasa mempunyai dan dipunyai kembali. Agama memegang peranan penting dalam membentuk peradaban di dunia, termasuk Islam yang mempunyai peran besar
titimongso | desember 2016
penalaran
Selain pengaruh adanya pasar dan masjid, perkembangan sistem sosial masyarakat Jawa juga tidak bisa lepas dari adanya pandangan hidup masyarakat Jawa atau Kejawen. Kejawen merupakan sebuah pandangan hidup yang didasarkan pada kepercayaan akan dunia makrokosmos atau dunia yang lebih luas dari dunia mikrokosmos. Masyarakat Jawa percaya bahwa keseimbangan hidup tidak akan pernah tercapai apabila mikrokosmos dan makrokosmos tidak dapat saling mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain. Inilah yang mengakibatkan beberapa ajaran agama-agama samawi di dunia termasuk Islam juga terdapat dalam ajaran Kejawen. Hal ini dimaksudkan agar manusia dapat menjaga apa yang telah diberikan Tuhan dengan berbagai kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa banyaknya. Falsafah hidup orang Jawa juga mengatur beberapa aturan dalam bermasyarakat, terutama dalam hal menjaga hubungan baik antara orang tua, saudara, hingga masyarakat secara luas. Konsep unggah ungguhing basa atau etika berbahasa dalam pergaulan sehari-hari sangat dijunjung tinggi untuk menunjukkan rasa hormat baik terhadap sesama maupun orang yang lebih tua. Selain konsep tersebut, masyarakat Jawa juga memperingati semua proses kehidupan sebagai bentuk rasa syukur maupun pengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara-upacara seperti tedhak sinten, mitoni (tujuh bulanan), midodareni, yasinan, atau sedekah bumi adalah hal-hal yang sangat lazim dilakukan oleh sebagian besar masyarakat untuk menghormati baik yang hidup maupun yang sudah tiada.
Dok. Ari rizkiandi
dalam membentuk Nusantara hingga saat ini. Islam di tanah Jawa adalah sebuah strategi dialektik yang sangat bagus dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Masyarakat tradisional yang mengalami sebuah alienasi atau keterasingan dibentuk sebagai pembentuk dunia maupun pelestari sebuah peradaban yang unggul, tentunya menjunjung tinggi budaya ketimuran. Masjid tentunya mempunyai kewajiban untuk mentransformasikan kembali manusia seutuhnya, manusia yang berwawasan agama dan ilmu yang sangat luas sehingga pembangunan akan berorientasi untuk mencetak para generasi muda yang berwawasan intelektual bagi secara agama maupun ilmu.
setelah mencapai kemerdekaan. Berbagai kebudayaan yang ada di berbagai kawasan negara ini mulai mengalami perkembangan dan bahkan ada yang mengalami kemunduran akibat dampak dari globalisasi itu sendiri. Islam dan pandangan Kejawen pun juga mengalami tantangan yang luar biasa dalam menghadapi kerasnya modernisasi yang tidak kenal ampun. Apapun bentuknya, semakin hari Islam dan Kejawen sudah mulai ditinggalkan oleh beberapa orang karena orang-orang lebih menggunakan akal rasio dan lebih mengurus kehidupannya sendiri sehingga mengabaikan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan mereka sendiri. Lalu salah siapakah ini?
Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman budaya yang luar biasa banyaknya tentunya harus menyikapi berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar dengan memperkuat sendi-sendi budaya lokal yang menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, terutama sifatnya yang mudah sekali melebur Seiring berjalannnya waktu, globalisasi dan menyesuaikan diri dengan keberadaan agmulai memasuki Indonesia pada kurun waktu ama-agama Samawi termasuk Islam didalamnIslam dan Masyarakat Jawa dalam Perspektif Budaya : Dulu dan Sekarang
12
penalaran ya. Islam di Indonesia diuntungkan dengan berbagai kemudahan, termasuk kemudahan dalam memulai sesuatu yang segar maupun baru tanpa dibebani oleh gesekan-gesekan pemikiran yang sampai pada batas-batas yang jauh telah saling menghujat dan bahkan saling mengkafirkan.. Kebudayaan mempunyai perspektif tersendiri dalam menyikapi berbagai fenomena sosial yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat, termasuk yang terjadi dalam ruang lingkup tanah Jawa. Di tanah inilah, Islam tumbuh dan berkembang dengan kebudayaan setempat untuk menghasilkan sebuah nilai budaya yang bernilai positif serta sifatnya yang mudah berbaur dengan perkembangan zaman baik dari zaman dahulu hingga era modern sekarang ini. Budaya adalah sebuah organisme hidup, ia hidup bagaikan sebuah makhluk hidup yang nantinya juga akan tumbuh, berkembang, dan bahkan hancur begitu saja akibat tidak relevan menghadapi perkembangan zaman seperti yang terjadi pada peradaban besar terdahulu. Islam dan Jawa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan ini, dua hal ini berpengaruh besar dalam pergerakan Nasional maupun pelengkap khasanah kebudayaan yang cukup berpengaruh dalam menambah wawasan pengetahuan berupa karya sastra, norma sosial, etika bermasyarakat, pendidikan, dan masih banyak lagi. Bila dibandingkan dengan apa yang ada di kawasan lain, Islam di daerah Jawa adalah salah satu contoh bahwa manusia harus memiliki pandangan hidup yang sesuai dengan jalan hidupnya, manusia berbudaya yang berbudi luhur dan menjaga apa yang ada di sekitarnya karena manusia adalah khalifah di muka bumi ini. Pendidikan seharusnya lebih menitikberatkan pada pendidikan karakter dan moral berbasis kebudayaan serta keagamaan agar dapat mencetak generasi penerus yang lebih baik lagi. Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani (Ki Hajar Dewantara).≈
13
titimongso | desember 2016
vakansi
Batik Plumpungan Anak Budaya Kota Salatiga
Dok. Kresna Pawestri
Oleh: Al Azza Khuma Izah
P
andangan umum kebanyakan orang mengenai batik ialah sebagai salah satu bentuk budaya berupa karya konkrit pada selembar kain bermotif dan bercorak unik dan khas, tata warna dan serta motif merupakan bagian dari alam dan lingkungan sehari-hari. Dua tahun terakhir eksistensi batik mulai menggeliat lagi seiring dengan banyaknya hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan ramai digalakkan. Batik sebagai busana kembali semarak dikenakan dalam berbagai kesempatan baik untuk acara resmi maupun santai. Sebagai dukungan atas hal ini pula, para perancang busana pun mulai menjadikan batik sebagai salah satu pilihan dalam berbusana sehingga daya jual batik naik level menjadi media penampilan diri yang elegan. Inilah yang membuat batik tetap eksis dan bertahan sampai sekarang. Lebih-lebih lagi, masyarakat saat ini sedang ingin kembali dekat dengan batik yang berasal dari warisan budaya leluhur.
kreasi dan variasi pembatiknya. Variasi bentuk dan gaya bisa beragam dapat mengambil gambar gambar seperti yoni, lingga, lumping, nandi dan simbol-simbol prasasti Plumpungan yang semuanya berasal dari benda-benda bersejarah yang dijumpai di Salatiga.
gambar: www.google.co.id
Batik “watu atau batu” ini sangat identik dengan Kota Salatiga karena ada latar belakang pemikiran bahwa gambar batu yang diangkat Lazimnya batik-batik di Indonesia tidak sekadar goresan batu antik, namun memterinspirasi dari motif flora dan fauna. punyai nilai sejarah dengan adanya kata-kata Namun, batik Salatiga sedikit berbeda. Salatiga bijak penuh nasihat yang mengajak kepada setimembuat batik khas yang motif uniknya berasal ap insan untuk berbuat kebaikan, keadilan, tidak dari benda mati, yakni motif bongkahan Prasasti menyakiti orang lain yang terukir dalam prasasPlumpungan bertulis huruf Jawa Kuno dan ber- ti batu tersebut. Asal muasal batik plumpungan bahasa Sansekerta. Prasati Plumpungan ini ter- ini juga tidak lepas dari campur tangan seorang letak di dukuh Plumpungan, Kelurahan Kauman Bambang Pamulardi, salah satu penggagas Kidul. Motifnya berupa dua bulatan sedikit lon- yang mampu menciptakan motif untuk dikemjong berukuran besar dan kecil saling berimpit. bangkan menjadi batik Plumpungan. Dalam keBentuk ini persis menyerupai Prasasti Selo (batu) berjalanannya memang tidak terlalu sulit karena Plumpungan apabila dilihat dari sudut pandang pemerintah kota salatiga pun mendukung, seatas sedangkan isen-isennya dapat diisi sesuai hingga di tahun 2006 batik plumpungan resmi Batik Plumpungan: Anak Budaya Kota Salatiga
14
vakansi dipublikasikan ke khalayak umum, yang teruat dalam harian Jawa Pos. Tidak hanya sampai pada tahap pengenalan, pengembangan produksi juga dilakukan dengan menggandeng masyarakat di sekitar Prasasti Plumpungan dengan melakukan pelatihan membatik. Pada keberlanjutannya diharapkan akan terbentuk sentra batik Plupungan sekaligus mempopulerkan Prasasti Plumpungan sebagai destinasi wisata budaya salatiga. Dengan mulai dikenalnya batik ini permintan pasarpun meningkat, sehingga muncul sentra-sentra batik di beberapa tempat. Akan tetapi belum semua masyarakat salatiga menanggapi dengan baik, sehingga pengenalan lebih lanjut dilakukan oleh Aparatur Pemerintah Kota Salatiga dengan memakai batik buatan sendiri setiap Kamis.
Prinsip “nguri-uri“ budaya sendiri yang digalakkan guna mendukung eksistensi ini terlihat menjadi begitu penting. Meskipun terkesan kurang relevan dan terkesan dipaksakan, hal inilah yang sedikit banyak menyokong keberadaan batik di pasaran. Jika tidak dengan begitu, maka batik batik tersebut akan kalah dengan produk serupa yang lebih murah. Kembali lagi ke kebudayaan, bahwa memang sudah seharusnya kebudayaan dilestarikan, dengan pengertian yang benar, bukan hanya sekadar alat dukung saja. Pada akhirnya, kualitaslah yang akan berperan besar dalam eksistensi batik di pasar nasional, mungkin pula di pasar internasional.≈
15
Dok. Kresna Pawestri & Ari rizkiandi
Terlepas dari stigma bahwa batik di masa dahulu merupakan pakaian para ningrat yang hanya kaum tertentu saja yang boleh memproduksi serta memakai, batik bertransformasi menjadi pakaian yang dapat dipakai oleh semua kalangan dan merupakan salah satu produk yang masih dilirik. Eksistensinya memang pasang surut terlebih lagi ketika persaingan pasar global semakin ketat. Produk-produk sejenis yang diproduksi dengan lebih modern, memakai mesin ataupun cap juga merupakan salah satu faktor batik tradisional untuk harus tetap bertahan dalam pasaran.
titimongso | desember 2016
vakansi
Menggali Spirit of Java Dok. Kresna Pawestri
Oleh: Winda Febriani Ardy
S
olo, atau juga biasa disebut Surakarta merupakan kota yang sangat kental akan budaya dan akar sejarahnya. Selain pengaruh dari Keraton Surakarta serta Praja Mangkunegaran, ia juga merupakan hasil dari percampuran budaya lokal serta budaya dari para pendatang (yang kebanyakan merupakan peranakan Tionghoa dan Arab). Eksistensi kota ini dimulai ketika Pakubuwana II memindahkan kerajaan dari Kartasura ke Desa Sala, sebuah desa yang tidak jauh dari tepi Bengawan Solo, akibat tempat sebelumnya di Kartasura hancur akibat serbuan pemberontak. Dari sini Kota Solo berkembang karena adanya Kerajaan Mataram dan kasunanan mangkunegaran yang pada masa-masa selanjutnya menjadikan Solo berkembang pesat.
Lain dulu lain sekarang, kebudayaan yang lahir dari pengaruh Kasunanan serta Mangkunegaran berkembang pula. Tidak hanya mengenai sentimen negatif seperti persaingan dagang antara pribumi dan Cina, pergeseran pola pikir menjadikan sentimen tersebut mulai dima klumi, dan memunculkan suatu kebudayaan baru, yang dapat disaksikan berupa: grebek soediro. Kebudayaan lain yang berkembang seiring perkembangan zaman yakni munculnya festival-festival yang tidak melulu dibatasi oleh adat. Banyaknya festival kontemporer ini juga mengangkat nama kota Solo sebagai Kota festival, yang dapat pula dikorelasikan dengan slogan di atas, spirit of java.
Dimulai dari sejarah serta perkembangan keraton Kasunanan dan Mangkunegaran yang mempengaruhi perkembangan Kota Solo dari berbagai aspek. Munculnya sentra-sentra batik di Laweyan merupakan suatu hal yang disebut ‘budaya tandingan’ yang dimaksudkan untuk menyaingi sentra batik di Kauman, yang disebut sebagai sentra batik priyayi. Dalam hal ekonomi, banyaknya pedagang Cina yang meramaikan ekonomi Kota Solo juga menjadi budaya tersendiri, yang dapat dilihat aktivitasnya di sekitaran Pasar Gede Hardjonagoro.
ruangan yakni ruangan gambar (foto) raja dan ukiran kursi raja, arca, patung kuda, pengantin kraton, kesenian rakyat, topeng, alat upacara, tandu, kereta raja, Kuda untuk berburu, senjata, Kyai Rojomolo, dan alat perlengkapan rumah dan dapur.
Berikut adalah beberapa atraksi yang ada Koentjaraningrat dalam buku pengan- di Kota Solo: tar ilmu antropologi mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, Museum Keraton Surakarta Hadiningrat tindakan, dan hasil karya manusia dalam rang- Tempat yang paling wajib dikunjungi apaka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik bila menginjakkan kaki ke Kota ini adalah masuk diri manusia dengan belajar. Jika ditarik benang ke dalam kompleks keratin. Di dalam museummerah dengan slogan kota ini: Spirit of Java, nya, kita dapat menyaksikan keagungan budaya rasa-rasanya ada banyak hal yang dapat men- Jawa. Museum yang terdiri dari dua buah badukung kebudayaan tersebut. ngunan ini dibagi kembali menjadi sembilan
Upacara Grebeg Selain peninggalan fisik, Keraton juga memiliki banyak upacara kebudayaan yang dapat diikuti oleh masyarakat umum, salah sa-
menggali spirit of java
16
vaKaNSI tunya adalah Grebeg. Upacara ini dimulai pada zaman walisongo. Pengadopsian tradisi Grebeg Besar oleh Keraton Kasunanan Surakarta, yang dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga saat berada di Kerajaan Demak pun tetap berlangsung hingga kini. Grebeg diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun kalender/penanggalan Jawa yaitu pada tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ketiga), tanggal satu bulan Sawal (bulan kesepuluh) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan kedua belas). Pada hari hari tersebut raja mengeluarkan sedekahnya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan. Sedekah ini, yang disebut dengan Hajad Dalem, berupa pareden/gunungan yang terdiri dari Gunungan Kakung dan Gunungan Estri (lelaki dan perempuan).
utama dan diposisikan di barisan depan kemudian baru diikuti para pembesar keraton, para pegawai dan akhirnya masyarakat. Suatu yang unik adalah di barisan terdepan ditempatkan pusaka yang berupa sekawanan kerbau albino yang diberi nama Kyai Slamet yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat. Pusaka dan Tari-tarian Sakral
Keraton Surakarta memiliki sejumlah koleksi pusaka kerajaan diantaranya berupa singgasana raja, perangkat musik gamelan dan koleksi senjata. Di antara koleksi gamelan adalah Kyai Guntursari dan Kyai Gunturmadu yang hanya dimainkan/dibunyikan pada saat upacara Sekaten. Selain memiliki pusaka keraton Surakarta juga memiliki tari-tarian khas yang hanya dipentaskan pada upacara-upacara tertentu. SeSekaten bagai contoh tarian sakral adalah Bedhaya Ket Sekaten merupakan sebuah upacara ker- awang yang dipentaskan pada saat pemahkotaajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari un- an raja. tuk memperingati kelahahiran Nabi Muhammad. Mangkunegaran Sekaten dimulai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, Kyai Gunturmadu dan Kyai Selain Keraton Kasunanan, orang biGuntursari, dari keraton untuk ditempatkan di asanya tidak tahu bahwa Surakarta memiliki satu depan Masjid Agung Surakarta. Selama enam lagi Kadipaten, yakni Mangkunegaran. Istana hari, mulai hari keenam sampai kesebelas bulan Mangkunegaran berlokasi di Jalan RonggowarMulud dalam kalender Jawa, kedua perangkat sito, Solo. Arsitektur dari Keraton ini merupakan gamelan tersebut dimainkan/dibunyikan menan- perpaduan antara Jawa dan Eropa. Mangkunegdai perayaan sekaten. Akhirnya pada hari ketu- aran adalah suatu dinasti yang berasal dari dijuh upacara ditutup dengan keluarnya Gunun- nasti Mataram. Cikal bakal dari dinasti ini adalah gan Mulud. Saat ini selain upacara tradisi seperti Pangeran Sambernyawa yang bertahta sebagai itu juga diselenggarakan suatu pasar malam Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkuyang dimulai sebulan sebelum penyelenggaraan negara I. Istana Mangkunegaran sebagai pusat upacara sekaten yang sesungguhnya. pengendalian kekuasaan politik didirikan setelah ditandatanganinya Perjanjian Salatiga pada Kirab Malam Satu Suro tanggal 17 Maret 1757 di Salatiga. Malam satu suro dalam masyarakat Jawa Kampung Batik Laweyan adalah suatu perayaan tahun baru menurut kalender Jawa. Malam satu suro jatuh mulai terbe- Seperti yang telah disinggung sebelumnam matahari pada hari terakhir bulan terakhir nya, kampung batik Laweyan merupakan salah kalender Jawa (30/29 Besar) sampai terbitnya satu sentra batik yang ada di kota Solo. Laweymatahari pada hari pertama bulan pertama ta- an merupakan salah satu kampung tua di Kota hun berikutnya (1 Suro). Di Keraton Surakarta Solo, yang kini juga menjadi nama kelurahan upacara ini diperingati dengan Kirab Mubeng dan Kecamatan di Kota Solo. Kampung ini suBeteng (Perarakan Mengelilingi Benteng Kera- dah ada sejak abad ke-14 pada jaman kerajaan ton). Upacara ini dimulai dari kompleks Kemand- Pajang. Laweyan berasal dari kata Lawe yang ungan utara melalui gerbang Brojonolo kemudi- berarti benang dari kapas yang dipintal, karean mengitari seluruh kawasan keraton dengan na pada jaman itu tempat tersebut merupakan arah berkebalikan arah putaran jarum jam dan sentra pembuatan kain. Hingga saat ini Laweyan berakhir di halaman Kemandungan utara. Da- terkenal menjadi sentra batik dan kain terutama lam prosesi ini pusaka keraton menjadi bagian di Kota Solo.≈ 17
titimongso | desember 2016
FRESHMEN SAY Kenapa Masuk Sejarah? “Pertanyaan ini sama halnya dengan kenapa kita harus mengurus mayat? Fardhu kifayah jawabnya. Jadi, alasan saya masuk ilmu sejarah ibaratnya mewakili penduduk sekampung untuk mengurus mayat.” Rizki Pratiwi - Ilmu Sejarah 2015
Freshmen Say adalah rubrik yang mewadahi komentar mahasiswa baru atau tingkat awal, mengenai pertanyaan-pertanyaan ringan dan menggelitik seputar sejarah.
reporter: Winda Febriani Ardy
“Belajar sejarah membuat kita tahu siapa kita. Ibarat anak dengan orang tuanya, anak yang tahu orang tuanya maka dia tahu asal-usulnya maka dia tahu siapa dia dan sebaliknya. Dengan begitu, kita tahu apa kewajiban dan hak kita. Begitu juga dengan negara Indonesia. Apabila kita tidak tahu sejarahnya dengan baik maka kita akan kehilangan identitas diri (siapa kita) dan tidak tahu hak dan kewajiban kita sebagai putra-putri Indonesia.” Rike Adi Suprianto - Ilmu Sejarah 2015 “Saya masuk sejarah karena terinspirasi oleh Pidato Ir. Soekarno saat HUT RI pada tahun 1966. Yang menurut pemahaman saya, isinya adalah bahwa kita itu tidak boleh melihat masa depan dengan mata buta (melupakan sejarah). Karena apabila kita ingin sukses, maka masa lalu itu sangatlah penting untuk menjadi kaca benggala kita meraih masa depan yang cerah (sebagai pelajaran hidup) Nah di Ilmu Sejarah saya bisa melihat dari kacamata keilmuwan nengenai karakteristik bangsa yang bisa berjaya, khazanah Indonesia, serta kekayaan kultur manusia. Khaolil Mudlafar - Ilmu Sejarah 2016 19
titimongso | desember 2016
kontemporer
SANSKERTA 2016 Mengukir Sejarah
Dok. Kresna Pawestri
Oleh: Abdurrohman Khudaifi
SANSKERTA?
pameran. Semuanya ditutup dalam puncak acara yang diadakan pada hari Rabu, 11 Mei 2016 endengar kata SANSKERTA, hal paling lalu di Auditorium UNS. Acara mula-mula dibuka umum yang terlintas di kepala kita pas- dengan seminar nasional bertajuk "Membentuk tilah merujuk kepada salah satu bahasa Kebudayaan Berkarakter Indonesia dalam Arus Indo-Eropa paling tua yang masih dikenal dan Global" dari pukul 08.00 pagi sampai 11.30. memiliki sejarah panjang. Posisinya dalam keTopik yang diangkat adalah “Membentuk budayaan Asia Selatan dan Asia Tenggara mirip Kebudayaan Berkarakter Indonesia dalam Arus dengan posisi bahasa Latin dan Yunani di Eropa. Namun SANSKERTA kali ini adalah sebuah Global”. Judul ini lahir menanggapi problemaakronim dari ‘Semarak Sejarah Kebudayaan Se- tika yang terjadi ketika globalisasi menandingi belas Maret Surakarta’. Acara ini merupakan re- tradisi. Posisi sejarah sebagai guru kehidupan alisasi dari program tahunan Forum Mahasiswa tentunya dapat menjadi akar budaya yang kuat Sejarah (FMS) FIB UNS perihal pembuatan festi- bagi bangsa Indonesia. val sejarah. Makna SANSKERTA disarikan dalam Seminar SANSKERTA menghadirkan pemkata sifat samskrta- yang berarti “berbudaya”. bicara kelas nasional, seperti Bapak Eko Sulistyo
M
Ini adalah kali pertamanya FMS menggelar acara bertajuk SANSKERTA. Apresiasi pantas diberikan kepada penyelenggara dan juga semua pihak yang ikut serta dalam menyukseskan acara ini. Suksesnya acara sanskerta ini terbukti dengan terjualnya ratusan tiket dan peserta yang datang pun tidak dari rumpun ilmu sejarah saja, melainkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya. Selain itu, peserta dari berbagai daerah di Indonesia terlibat dalam rangkaian acara yang disuguhkan SANSKERTA, mulai dari lomba madding, lomba fotografi, lomba cover lagu daerah, call for paper, seminar nasional, history student summit, closing party, bazaar dan
selaku keynote speaker. Beliau merupakan deputi staff kepresidenan bidang komunikasi politik dan diseminasi informasi. Selain itu hadir pula Wahyu Susilo, pendiri dari Non Government Organization (NGO) ternama di Indonesia, Migrant CARE. Sebuah NGO yang bergerak menangani permasalahan buruh migran. Dari sisi budayawan, hadir Suprapto Suryodarmo, pemimpin Padepokan Lemah Putih yang hasil karyanya telah melanglang buana ke mancanegara. Pembicara yang datang dari UNS pun tak kalah hebat, Dr. Susanto merupakan salah satu dosen ilmu sejarah FIB UNS yang memiliki konsentrasi pada bidang sejarah kebudayaan. Beliau memapar-
Sanskerta 2016: Mengukir Sejarah
20
kontemporer kan materi mengenai ludifikasi global. Acara seminar dipimpin oleh moderator yang berasal dari dosen ilmu sejarah FIB sendiri yaitu Asti Kurniawati, S.S, S.Hum.
sebagai upaya memasyarakatkan sejarah agar tidak kerap dianggap sebagai barang antik. Bangsa yang besar jangan sekali-kali melupakan sejarahnya. Maka dari itu, rangkaian acara yang tersaji bukan hanya diperuntukan bagi Tak hanya seminar nasional, tetapi ada para akademisi tetapi juga siswa Sekolah Mejuga HSS “History Student Summit”. Acara ini di- nengah Atas (SMA) dan umum, melalui lomba isi dengan pemaparan paper dari peserta call of dan acara hiburan. papper terbaik yang diikuti seluruh mahasiswa di Indonesia, walaupun bernama History Stu- Suksesnya acara ini tak lepas dari dukundent Summit namun acara ini tak hanya dipe- gan dan bimbingan para dosen Ilmu Sejarah runtukan untuk mahasiswa sejarah saja, namun sendiri dan jajaran dekanat FIB, yang telah melbagi seluruh mahasiswwa yang tertarik men- uangkan waktu, tenaga, dan materi untuk mengupas persoalan sejarah. Selain memiliki tujuan sukseskan acara ini. Acara ini merupakan tongmenciptakan iklim akademis di kalangan maha- gak awal yang baik bagi eksistensi disiplin ilmu siswa, acara ini juga hendak mendekatkan sejar- sejarah di kancah UNS khususnya dan Indonesia ah kepada publik. Diselenggarakannya acara ini umumnya. VIVA HISTORIE!
Dok. Kresna Pawestri & ari rizkiandi
SANSKERTA 2016
Dokumentasi SANSKERTA 2016
21
titimongso | desember 2016
kontemporer
Forum Mahasiswa Sejarah di Negeri Jiran dok. bima widiatiaga
Oleh: Bima Widiatiaga & Zulyani Evi
S
ebagai wujud cita-cita UNS menjadi World Class University, maka gerak langkah go international haruslah ditempuh. Makadari itu Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS menjalin kerjasama dengan Universitas Malaya dalam program pertukaran pelajar. Tepatnya di Akademi Pengajian Melayu (APM) mahasiswa FIB UNS diberikan kesempatan untuk menggali ilmu serta pengalaman.
Program ini adalah kali pertama dijalin oleh kedua belah pihak. Mahasiswa Strata II (S2) dari APM berkesempatan mengunjungi spirit of Java, Kota Solo, tepatnya ke FIB UNS pada tanggal 1 sampai dengan 12 Agustus 2016. Selama hampir dua minggu, mahasiswa APM Universitas Malaya belajar tentang Kebudayaan Jawa, terutama yang ada di Kota Solo. Selama dua minggu, mereka belajar menari, menabuh gamelan, serta melakukan city tour ke destinasi sejarah dan budaya di Kota Solo dan sekitarnya.
Dari kiri: Evi, Ima, Bima, Marsha, Kartika, Gantang (delegasi FIB UNS).
Disana Ada FMS Lainnya
Pada hari terakhir kami berkuliah di Universitas Malaya, bukan tanpa rencana kami mengunjungi Departemen Sejarah di Fakultas Seni dan Ilmu Sosial (FSS) di Universitas Malaya. Departemen ini didirikan pada tanggal 15 Januari Lalu, tiba giliran mahasiswa-mahasiswa 1959. Pondasi awalnya diletakkan oleh para dari FIB UNS yang berangkat ke Kuala Lumpur, sejarawan terkemuka seperti John Bastin, Wang Malaysia, tepatnya ke APM Universitas Malaya. Gungwu, D.K. Bassett, C.M. Turnbull, Anthony Program Studi Ilmu Sejarah diwakilkan oleh dua J.S. Reid, dan William R. Roff. orang mahasiswanya yaitu Bima Widiatiaga dan Dari kenalan ke kenalan lainnya, akhirnZulyani Evi (Angkatan 2013). Sementara em- ya kami bertemu Sharafi Illman, Ketua Persatuan pat mahasiswa lain masing-masing berasal dari Sejarah Universitas Malaya (PSUM) atau dikenal Sastra Daerah untuk Sastra Jawa (Gantang dan juga dengan History Association of University MaMarsha) dan Sastra Indonesia (Kartika dan Ima). laya. Ia merupakan Majlis Tertinggi PSUM periKami berkesempatan menimba ilmu di Negeri Ji- ode 2015/2016. Kami saling bercerita mengenai ran pada tanggal 6 sampai 29 September 2016. program kerja yang dipunyai masing-masing. forum mahasiswa sejarah di negeri jiran
22
kontemporer Disana ternyata ada FMS lainnya, yang menjadi program kerja PSUM. Dari hasil diskusi dan observasi dapat diketahui beberapa program kerja dan event yang dihelat oleh PSUM setahun ke belakang, diantaranya:
Testimoni
Pertemuan Petang Tadi “Menerima kunjungan dari wakil Himpunan Mahasiswa Sejarah Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia pada petang tadi sempena ‘Outbond Programe’ tiga minggu ke Universiti Malaya. Banyak yang digunakan antara kedua-dua buah university, hala tuju dan program-program persatuan sejarah di kedua-dua university. Terima kasih diucapkan atas pemberian ‘ole-ole’ dari Indonesia beserta hasil pembentangan kertas kerja di Akademi Pengajian Melayu (APM). Semoga pertemuan petang tadi menjadi titik tolak kepada hubungan yang lebih akrab antara kedua-dua buah university. Terima kasih atas kunjungan.” Sharafi Ilman Halim
23
titimongso | desember 2016
24
Pagelaran wayang kulit dalam Hari Wayang Sedunia di Halaman Benteng Vastenburg. //. DOKUMENTASI KRESNA PAWESTRI