DAFTAR PUSTAKA Andri, K.B. 2006. Perspektif Pembangunan Wilayah Pedesaan. Jurnal INOVASI 6 (18) : 6 Hal. Argo, T.A. 2005. Menguak Keberpihakan pada Perdesaan di Indonesia : Membangun Hubungan Desa Kota bagi Pembangunan Perdesaan (Finding a Pathway for Rural Development in Indonesia: Rural- Urban Linkage for Facilitating Rural Development). Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan (Infrastructure and Build Environment). Vol. 1 (1) : 9 Hal. Arief, S. 1995. Neo-Kolonialisme. Makalah Seminar Ekonomi Rakyat pada tanggal 3 Agustus 1995. Sekretariat Bina Desa. Jakarta. 12 hal. Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Kelayakan Investasi Agribisnis Rambutan, Manggis, dan Mangga. Cetakan Pertama. Kanisius. Yogyakarta. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang. 2002. Kabupaten Bengkayang dalam Angka (Bengkayang Regency in Figures) 2002 Badan Pusat Statistik. Bengkayang. 217 hal. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang. 2003. Kabupaten Bengkayang dalam Angka (Bengkayang Regency in Figures) 2003. Badan Pusat Statistik. Bengkayang. 217 hal. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang. 2004. Kabupaten Bengkayang dalam Angka (Bengkayang Regency in Figures) 2004. Badan Pusat Statistik. Bengkayang. 317 hal. [BPS dan Bappeda] Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bengkayang. 2005. Kabupaten Bengkayang dalam Angka (Bengkayang Regency in Figures) 2005. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik. Bengkayang. 358 hal. [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2004. Kawasan Perbatasan, Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan Perbatasan Antarnegara di Indonesi. Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. Bappenas. Jakarta. 238 hal. [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2005a. Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara. Buku Rinci di Propinsi Kalimantan Barat (Draft Akhir). Bappenas. Jakarta. 65 hal [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2005b. Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara. Buku Utama Prinsip Dasar, Arah Kebijakan, Strategi dan Program Pembanguan. Bappenas. Jakarta. 77 hal Bajracharya, B.N. 1995. Promoting Small Towns for Rural Development : A View From Nepal (A Multifaceted Approach incorporating Coplementary Investments in the Small Town and Hinterland Villages Could Provide the Basis for Rural Development. Asia-Pasific Population Journal. Vol. 10 (2 pp) : 27-50.
236 Barlas, Y. 1996. Formal Aspects of Model Validity and Validation of System Dynamics. System Dynamics Rev. 12. (www. Albany edu/cp/sds/sdcourses). Diakses tanggal 27 Oktober 2007. Bourgeois, R. 2007. Bahan Pelatihan Analisis Prospektif Partisipatif. Training of Trainer ICASEPS. Bogor. 37 hal. Bourgeois, R and F. Jesus. 2004. Participatory Prospective Analysis, Exploring and Anticipating Challenges with Stakeholders. Center for Alleviation of Poverty through Secondery Crops Development in Asia and The Pacific and French Agricultural Research Centre for International Developmen. Monograph (46). 91 hal. [CSD] Commission on Sustainable Development. 2001. Indicators of Sustainable Development: Framework and Methodology. Commission on Sustainable Development. Background Paper No. 3. New York; Division for Sustainable Development. 303 Hal. Djamin, Z. 1993. Perencanaan dan Analisa Proyek. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. [Deptan] Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Program Rintisan Pengembangan Kawasan Agropolitan. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. 38 hal. [Deptan]
Departemen Pertanian. 2004a. Penerapan Konsep Kawasan Agropolitan (Laporan Pengkajian). Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) Pertanian. Jakarta. 136 hal.
[Deptan] Departemen Pertanian. 2004b. Profil Kawasan Agropolitan "Mengenal Lebih Dekat Kawasan Agropolitan". Pusat Pengembangan Kewirausahaan Agribisnis. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) Pertanian. Jakarta. 100 hal. [Dep PU] Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Strategi dan Konsep Pengembangan Kawasan Perbatasan Negara. Direktorat Jenderal penataan Ruang. Jakarta. 25 hal. [Dep PU] Departemen Pekerjaan Umum dan PT Rekadaya Sentra Mandiri. 2005. Pengembangan Keterkaitan Infrastruktur Intra dan Inter Kawasan Agropolitan dan Perdesaan. Direktorat Jenderal Ciptakarya. Jakarta. 427 hal. [Dep. PU. Kalbar] Departemen Pekerjaan Umum Propinsi Kalimantan Barat. 2006. Penyusunan RPJM-PSDPU KWS Agropolitan Sanggau Ledo (Laporan Akhir). Departemen Pekerjaan Umum Kalimantan Barat. Pontianak. 60 hal. [Diperta Kalbar] Dinas Pertanias Propinsi Kalimantan Barat. 2005. Proposal Pengembangan Kawasan Pertanian di Perbatasan. Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat. Dinas Pertanian. Pontianak. 12 hal. Djojomartono, M. 2000. Dasar-Dasar Analisis Sistem Dinamik. Program Pascasarjana Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. 55 hal.
237 Dutta, S. 2002. Urbanisation and Development of Rural Small Enterprises “Studying the Linkage with Focus on West Bengal. EWP Special Article. July 2002. India. 14 pp. Eddy M.T., Sianturi, dan Nafsiah. 2003. Strategi Pengembangan Perbatasan Wilayah Kedaulatan NKRI. Buletin Litbang Pertahanan Indonesia (ISSN 1412-0054). Departemen Pertahanan RI. Jakarta. Ernalia, L.R., D. Hardedi, T. Siahaan, A. Wahyu, D.N. Abdulkodir, Lukman, Lasminto, Y.K. Bhakti, R. Hidayat, dan W.S. Sahita. 2004. Penerapan Kondep Kawasan Agropolitan (Laporan Akhir). Badan Pengembangan SDM Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. 136 hal. Eriyatno dan F. Sofyar. 2007. Riset Kebijakan, Metode Penelitian untuk Pascasarjana. IPB Press. Bogor. 79 hal. [Faperta IPB] Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 2004. Analisis Pengembangan Usahatani Tanaman Pangan Terpadu Cianjur Selatan. (Laporan Akhir). Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 168 Hal FAO. 1976. A. Framework for Land Evaluation. FAO Soils Bull No. 32. Rome, 72 pp and ILRI Publication No. 22. Wageningen. 87 pp Fauzi, Y., Yustina E.W., Imam S., dan Rudi H. 2002. Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha, dan Pemasaran. Seri Agribisnis. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal. Fisheries. 1999. Rapfish Software for Excel. Fisheries Centre Research Reports. 75 hal Friedmann, J dan Douglass. 1976. Pengembangan Agropolitan : Menuju Siasat Baru Perencanaan Regional di Asia (Terjemahan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 59 hal Galtung, J., 1971, A Structural Theory of Imperialism, Journal of Peace Research 8: 81-117. Godet M. 1999. Scenarios and Strategies. A. Toolbox For Scenario Planning. Librairie des Arts et Metiers. Paris. France. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, Go Ban Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. 488 hal. Hall, C.A.S and J. W. Day. 1977. Ecosystem Modeling in Theory and Practise an Introduction with Case Historie. John Wiley and Son. New York. Hardjomidjojo, H. 2006. Panduan Lokakarya Analisis Prospektif. Materi Kuliah PS-PSL Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 23 hal. Hasan. 2003. Model Tata Ruang Kota Tani yang Berorientasi Ekonomi dan Ekologis (Studi Kasus di Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 263 hal. Iriawan, N. dan S.P. Astuti. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Penerbit Andi. Yogyakarta. 469 hal.
238 Kavanagh P. and T.J. Pitcher. 2004. Implementing Microsoft Excel Software for Rapfish : A Technique for The Rapid Appraisal of Fisheries Status. University of British Columbia. Fisheries Centre Research Reports 12(2) ISSN : 1198-672. Canada. 75 pp Kecamatan Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding. 2006. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2006. Kantor Camat Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding. Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan: Indikator Keberhasilan Program dan Kegiatan. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta. 61 hal. [LPPM IPB] Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian Bogor. 2006. Perencanaan Bisnis (Business Plan) Komoditas Unggulan Daerah Tertinggal Regional Kalimantan Barat. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB bekerjasama dengan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal. Bogor. 46 hal Ma’arif, S. 2003. Teknik-Teknik Kuantitatif Untuk Manajemen. PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Jakarta. Manetsch, T.J and G. L. Park. 1979. System Analysis and Simulation With Application to Economic and Social System (Terjemahan). Part I. third Edition. Departement of Electrical Enginering and System Science. Michigan State University East Lansing. Michigan. 64 hal. Marhayudi, P. 2006. Model Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 199 hal. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Jakarta. 197 hal. Mersyah, R. 2005. Desain Sistem Budidaya Sapi Potong Berkelanjutan untuk Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. 179 hal. Mubyarto dan A. Santosa. 2003. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan (Kritik Terhadap Paradigma Agribisnis). Jurnal Ekonomi Rakyat Th II No. 3 – Mei 2003. http://www.ekonomirakyat.org . Diakses tanggal 27 Desember 2006. 4 hal. Muhammahadi, E. Aminullah, dan B. Soesilo. 2001. Analisis Sistem Dinamis, Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. Penerbit UMJ Press. Jakarta. 414 hal Munasinghe, M. 1993. Environmental Economic and Susteinable Development. Tha International Bank for Reconstrukction and Development/THE WORLD BANK. Washington D.C. USA. Nurmalina, R. 2007. Model Neraca Ketersediaan Beras yang Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. 232 hal.
239 Notohadikusumo, T. 2005. Implikasi Etika Dalam Kebijakan Pembangunan Kawasan. Jurnal Forum Perencanaan Pembangunan. Edisi Khusus, Januari 2005. 16 Hal. Pasaribu, M. 1999. Kebijakan dan Dukungan PSD-PU dalam Pengembangan Agropolitan. Makalah pada Seminar Sehari Pengembangan Agropolitan dan Agribisnis serta Dukungan Prasarana dan Sarana, Jakarta, 3 Agustus 1999. [Pemkab] Pemerintah Kabupaten Purbalingga. 2003. Profil Produk Potensial, Andalan dan Unggulan Daerah Kabupaten Purbalingga. Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Purbalingga. 89 hal. [Perda] Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang No. 04 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkayang. Pemerintah Kabupaten Bengkayang. 64 hal. Pranoto, S. 2005. Pembangunan Perdesaan Berkelanjutan melalui Model Pengembangan Agropolitan. (Disertasi) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) . Bogor. 263 hal. Prasetijo. 2007. Mencermati Kasus Konflik Etnis di Kalimantan Barat : Tantangan Untuk Mempertahankan Perdamaian Berkesinambungan. http://www.wordpress.com. Diakses tanggal 10 September 2008. [PSSE] Pusat Studi Sosial Ekonomi. 2007. Peta Suku dan Bahasa Dayak Berdasarkan Terminologi Lokal di Kabupaten Sambas dan Bengkayang. Bengkayang. 1 lbr [Pemkot] Pemerintah Kota Tasikmalaya. 2007. Master Plan Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kota Tasikmalaya. Pemerintah Kota Tasikmalaya. [Puslitbangtanak] Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. 154 hal. Robert, N. 1983. Introduction to Computer Simulation : A System Dinamics Modelling Approach. Addison-Wesley Publishing Company. Massachusetts. Rustiadi, E. 2005. Konsep Ruang dan Wilayah. Materi Kuliah Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL). IPB. Bogor. 29 Hal. Rustiadi, E., Sunsun S, dan R.P. Dyah. 2003. Perencanaan Pengembangan Wilayah, Konsep Dasar dan Teori. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. 220 hal. Rustiadi, E., S. Hadi. dan W. M. Ahmad. 2006. Kawasan Agropolitan Konsep Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Crestpent Press Kampus IPB Baranang Siang P4W-LPPM IPB. Bogor. 113 hal.
240 Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin : Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks (terjemahan Decision Making for Leaders : The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World). Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 270 hal. Sitorus, S.R.P. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung. 185 hal. Soenarno.
2003. Pengembangan Kawasan Agropolitan dalam Rangka Pengembangan Wilayah. Makalah Seminar Nasional Agroindustri dan Pengembangan Wilayah Februari 2003. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Jakarta. 8 hal.
Surat Keputusan Bupati Bengkayang No. 185 tahun 2006 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bengkayang. 2 hal. Surat Keputusan Bupati Bengkayang No. 349 tahun 2006 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Bengkayang. 4 hal. Surat Keputusan Bupati Bengkayang No. 194 tahun 2006 tentang Penetapan Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang. 3 hal. Sutjahjo, S. H. 2006. Panduan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Program Magister dan Doktor (Buku II). Program Studi PSL IPB. Bogor. 32 hal. Suwandi. 2005. Agropolitan, Merentas Jalan Meniti Harapan. Departemen Pertanian. Jakarta. 164 hal. Syahrani,
H.A.H. 2001. Penerapan Agropolitan dan Agribisnis Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah. Jurnal Frontier No. 33, Maret 2001. 10 hal.
Tarigan, R. 2003. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta. 175 hal. Treyer, S. 2003. Prospective Analysis on Agricultural Water Use in The Mediterranean. Plan Bleu, ENGREF. Environmental Department Management Research. www.engref.fr/rgt/doc-pdf/Treyer-polagwatmetodologyproposal.PDF. Diakses tanggal 25 Mei 2006. Udin, F. 2004. Manajemen Pengembangan Agribisnis di Kawasan Agropolitan. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB dan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Dirjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan. Jakarta. 19 hal. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. 43 hal Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 41 hal Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 136 hal. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 132 hal
241 Yoyok W.S. 2002. Perluasan Kota dalam Realitas Sosial dan Cultural Masyarakat. Centre for Population and Policy Studies. Gajah Mada University. Malang. Yunus, dan H. Sabari. 1987, Permasalahan Daerah Urban Fringe dan Alternatif Pemecahannya, makalah tidak dipublikasikan. Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 515 hal. Webster C, Wu Fulong and Zhao Yanjing. 2005. China’s Modern Gated Cities. Privat Cities : Local and global Perspectives. Routledge. London. Chapter 11, pp153-170. 17 pp.
242 Lampiran 1.
Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Komoditas Pertanian di Wilayah Perbataan Kabupaten Bengkayang
a. Kecamatan Sanggau Ledo No.
Komoditas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Karet Kelapa Hybrida Kopi Lada Kakao Kelapa Sawit
1. 2. 3. 4. 5.
Sapi Kambing Babi Ayam Itik
Produksi Existing Kab. (ton) Bengkayang (ton) Sub Sektor Tanaman Pangan 4.594,0 46.661,0 12.628,0 25.041,0 89.511,0 98.653,0 1.279,0 10.163,0 83,0 871,0 20,0 369,0 37,0 69,0 Sub Sektor Perkebunan 2.193,0 22.120,0 24,0 66,0 97,0 149,6 266,0 1.437,0 6,0 200,0 4.360,0 104.440,0 Sub Sektor Peternakan 4.788,0 9.355 3.095,0 7.800 520,0 10.944 71.591,0 308.100 829,0 7.685
Nilai LQ 0.165523922 0.847825985 1.525421737 0.211578940 0.160207837 0.091122882 0.901522254 1.832847660 6.722644818 11.98706889 3.422139655 0.554618198 0.771778163 2.177646357 1.688274473 0.202164205 0.988652647 0.458973554
b. Kecamatan Seluas No.
Komoditas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Karet Kelapa Hybrida Kopi Lada Kakao Kelapa Sawit
1. 2. 3. 4. 5.
Sapi Kambing Babi Ayam Itik
Produksi Existing Kab. (ton) Bengkayang (ton) Sub Sektor Tanaman Pangan 260,0 46.661,0 2.355,0 25.041,0 4.801,0 98.653,0 216,0 10.163,0 0,0 871,0 12,0 369,0 0,0 69,0 Sub Sektor Perkebunan 1.287,0 22.120,0 6,5 66,0 11,2 149,6 684,0 1.437,0 52,0 200,0 24.000,0 104.440,0 Sub Sektor Peternakan 69,0 9.355 1.821,0 7.800 953,0 10.944 49.875,0 308.100 294,0 7.685
Nilai LQ 0.132543062 2.237056424 1.157601563 0.505556293 0 0.773557453 0 0.286911799 0.485651133 0.369182762 2.347222819 1.282118991 1.133181207 0.047845718 1.514443667 0.564877917 1.050095968 0.248165405
243 c. Kecamatan Jagoi Babang No.
Komoditas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Karet Kelapa Hybrida Kopi Lada Kakao Kelapa Sawit
1. 2. 3. 4. 5.
Sapi Kambing Babi Ayam Itik
Produksi Existing Kab. (ton) Bengkayang (ton) Sub Sektor Tanaman Pangan 1.126,0 46.661,0 1.084,0 25.041,0 668,0 98.653,0 449,0 10.163,0 53,0 871,0 10,0 369,0 0,0 69,0 Sub Sektor Perkebunan 176,0 22.120,0 0,0 66,0 0,0 149,6 49,0 1.437,0 34,0 200,0 15.200,0 104.440,0 Sub Sektor Peternakan 32,0 9.355 222,0 7.800 468,0 10.944 6.945,0 308.100 556,0 7.685
Nilai LQ 1.294324058 2.321861386 0.363182439 2.369643919 3.263746279 1.45355781 0 0.066092745 0 0 0.283247153 1.412131574 1.208935044 0.143050001 1.190255101 1.788345590 0.942675524 3.025607578
d. Kecamatan Siding No. 1. 2. 3. 4. 5.
Komoditas Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai Karet Kelapa Hybrida Kopi Lada Kakao Kelapa Sawit Sapi Kambing Babi Ayam Itik
Produksi Existing Kab. (ton) Bengkayang (ton) Sub Sektor Tanaman Pangan 76,0 46.661,0 1.286,0 25.041,0 552,0 98.653,0 290,0 10.163,0 0,0 871,0 14,0 369,0 0,0 69,0 Sub Sektor Perkebunan 148,0 22.120,0 0,0 66,0 0,0 149,6 65,0 1.437,0 27,0 200,0 0,0 104.440,0 Sub Sektor Peternakan 36,0 9.355 176,0 7.800 324,0 10.944 3.468,0 308.100 461,0 7.685
Nilai LQ 0.133523092 4.210039125 0.458696697 2.339229886 0 3.110272933 0 3.579917269 0 0 24.20209638 72.2320875 0 0.296380220 1.737835128 2.280129074 0.866917754 4.620059408
244
Lampiran 2. Analisis Komoditas Unggulan dan Andalan Komoditas Pertanian di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang No.
1. 2. 3. 4. 5.
Komoditas
Jagung Padi Ladang Padi Sawah Ubi kayu Kacang Tanah
Luas Panen (ha)
21.291,00 6.979,00 1.556,00 137,00 60,00
Kelapa Sawit Karet Lada Kakao Kopi
6506.70 9141,00 1838,00 418,00 316,00
Komoditas
Tingkat harga (Rp)
Sapi Potong Kambing Babi Ayam Itik
8.500.000,1.250.000,300.000,22.500,20.000,-
Kesesuaian Lahan
ProdukLQ Tivitas LuasPanen (ton/ha) (ha) Tanaman Pangan S3wa, nr,eh 3,20 1.60 S2nr, eh 2,05 1.05 S3nr, eh 3,49 0.24 S2wa,rc, nr, eh 17,98 0.37 S3wa 0,93 0,26 Tanaman Perkebunan S3eh 23,42 4.47 S3nr 2,10 1.87 S2wa, nr,eh 0,56 6.72 S3nr 0,60 2.49 S3nr 1,92 6.44 Komoditas Peternakan Kesesuaian Laju PerNilai Relatif Lahan Kembang(Ratio) an (%) -
4,05 10,48 3,58 15,05 1,96
0,53 0,68 0,21 0,50 0,28
Produksi (ton)
LQ Produksi (ton)
Peluang Pengembangan
95.532,00 17.353,00 6.056,00 2.234,00 56,00
1.63 1.17 0.22 0.37 0.90
1 2 3 5 4
43.560,00 3.804 1.064 119,00 108,00
7.71 3.18 13.69 10.99 13.37
1 2 3 4 5
LQ diperdagangkan (ekor) 40.55 52.47 15.94 32.97 21.45
Tingkat Permintaan Daging/ Susu 1 4 3 2 5
Keunggulan Kompettif 1 4 3 2 5
Sumber : Data Diolah Tahun 2007 (BPS Kabupaten Bengkayang, 2002 – 2005.
244 -
245 Lampiran 3. Kriteria Kesesuaian Lahan Beberapa Komoditas di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang a. Tanaman Padi Sawah Tadah Hujan (Oryza sativa) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bulan ke 1 (mm) Curah Hujan Bulan ke 2 (mm) Curah Hujan Bulan ke 3 (mm) Curah Hujan Bulan ke 4 (mm) Kelembaban (%) Media Perakaran (rc) Drainase
Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
S1
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3
N
24 - 29
22 - 24 29 - 32
18 - 22 32 - 35
< 18 > 35
175 - 500
650 - 750 100 - 125 650 -750 100 - 125 650 - 750 100 - 125 500 - 600 < 30 < 30 > 90
> 750 < 100 > 750 < 100 > 750 < 100 < 100 > 600
33 - 90
500 - 650 125 - 175 500 - 650 125 - 175 500 - 650 125 - 175 300 - 500 30 - 50 30 - 33
terhambat, agak terhambat halus, agak halus, sedang > 50
agak cepat, sedang, baik halus, agak halus, sedang 40 - 50
Sangat terhambat
cepat
agak kasar
kasar
25 - 40
< 25
< 60 saprik
60 - 140 saprik, hemik
140 - 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
> 16 5,5 - 8,2
< 16 5,0 - 5,5 8,2 - 8,5
< 5,0 > 8,5
<2
2-4
4-6
>6
<3 sangat rendah
3-8 rendah sedang
> 8 - 25 berat
> 25 sangat berat
F0 - F 12 F21, F22
F13, F23 F41, F42
F14, F24, F34, F43
> F14 > F43
<5 <5
5 - 15 5 - 15
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
175 - 500 175 - 500 50 - 300
246 b. Tanaman Padi Gogo/Ladang (Oryza sativa) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bulan ke 1 (mm) Curah Hujan Bulan ke 2 (mm) Curah Hujan Bulan ke 3 (mm) Curah Hujan Bulan ke 4 (mm) Kelembaban (%) Media Perakaran (rc) Drainase
Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
S1
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3
N
24 – 29
22 – 24 29 – 32
18 – 22 32 – 35
< 18 > 35
50 – 400
400 – 550
550 – 650
100 – 400
400 – 550
100 – 400 50 – 400
400 – 550 75 – 100 400 – 550
550 -650 50 – 75 550 – 650 50 – 75 550 – 650
> 650 < 50 > 650 < 50 > 650 < 50 < 650
33 – 90
30 – 33
< 30 > 90
baik, sedang, agak cepat, agak terhambat halus, agak halus sedang > 50
-
terhambat, sangat terhambat
cepat
-
agak kasar
kasar
40 – 50
25 – 40
< 25
< 60 saprik
60 – 140 saprik, hemik
140 – 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
> 16 5,5 – 7,5
< 16 5,0 – 5,5 7,5 – 7,9
< 5,0 > 7,9
<2
2–4
4–6
>6
<8
8 – 16
sangat rendah
rendah – sedang
16 – 30 16 – 50 berat
> 30 > 50 sangat berat
-
F11
F12-F13,
> F13
<5 <5
5 – 15 5 – 15
15 – 40 15 – 25
> 40 > 25
247 c. Tanaman Jagung (Zea mays) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan
S1
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3
N
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC)
24 – 26
26 – 30
16 – 20 30 – 32
< 16 > 32
Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bulan (mm)
500 – 1.200
1.200-1.600 400-500 36 – 42
> 1.600 300-400 30 - 36
< 300 < 30
baik, agak terhambat
agak cepat, sedang
terhambat
sangat terhambat, cepat
halus, agak halus sedang > 60
-
agak kasar
kasar
40 – 60
25 – 40
< 25
< 60 saprik
60 – 140 saprik, hemik
140 – 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
> 16 5,8 – 7,8
< 16 5,5 – 5,8 7,8 – 8,2
< 5,5 > 8,2
<4
4–6
4–8
>8
<8 sangat rendah
8 – 16 rendah – sedang
16 – 30 berat
> 30 sangat berat
F0
-
F1
> F2
<5 <5
5 – 15 5 – 15
15 – 40 15 – 25
> 40 > 25
Kelembaban (%) Ketersediaan Oksigen (oa) Drainase
Media Perakaran (rc) Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
> 42
248 d. Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan
S1
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC)
22 – 28
Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bulan (mm)
1.000-2.000
Lama Bulan Kering (bln) Ketersediaan Oksigen (oa) Drainase
Media Perakaran (rc) Tekstur Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
3,5 – 5
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3 28 – 30
18 – 20 30 – 35
500-600 600-1.000 2.000-3.000 3.000-5.000 5–6 6–7
N < 18 > 35 < 500 > 5.000 >7
baik, agak terhambat
agak cepat, sedang
terhambat
sangat terhambat, cepat
agak halus sedang > 100
halus, agak kasar 75 – 100
sangat halus 50 – 75
kasar
< 60 saprik
60 – 140 saprik, hemik
140 – 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
> 16 5,2 – 7,0
< 16 4,8 – 5,2 7,0 – 7,6
< 4,8 > 7,6
<2
2–3
3–4
>4
<8 sangat rendah
8 – 16 rendah – sedang
16 – 30 berat
> 30 sangat berat
F0
-
F1
> F1
<5 <5
5 – 15 5 – 15
15 – 40 15 – 25
> 40 > 25
< 50
249 e. Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan
S1
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC)
25 – 27
Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bulan (mm)
400-1.100
Kelembaban (%) Ketersediaan Oksigen (oa) Drainase
Media Perakaran (rc) Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas/DHL (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
24 – 80
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3 20 – 25 27 – 30
18 – 20 30 – 34
300-400 200-300 1.100-1.600 1.600-1.900 20 – 24 < 20 80 – 85 > 85
N < 18 > 34 < 200 > 1.900 >7
baik, agak terhambat
agak cepat, sedang
terhambat
sangat terhambat, cepat
halus, agak halus sedang > 75
-
sangat halus, agak kasar 25 – 50
kasar
140 – 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
50 – 75
< 25
< 60 saprik
60 – 140 saprik, hemik
> 16 6,0 – 7,0
< 16 5,0 – 6,0 7,0 – 7,5
< 5,0 > 7,5
<4
4–6
6–8
>8
<8 sangat rendah
8 – 16 rendah – sedang
16 – 30 berat
> 30 sangat berat
F0
-
F1
> F1
<5 <5
5 – 15 5 – 15
15 – 40 15 – 25
> 40 > 25
250 f. Tanaman Karet (Hevea brassiliensis M.A.) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan (mm) Lama Bulan Kering (bln) Ketersediaan Oksigen (oa) Drainase
Media Perakaran (rc) Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas/DHL (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
S1 26 – 30
2.500-3.000 1–2
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3 30 – 34 24 – 26
22 – 24
2.000-2.500 1.500-2.000 3.000-3.500 3.500-4.000 2–3 3–4
N > 34 < 22 < 1.500 > 4.000 >4
baik
sedang
agak terhambat, terhambat
sangat terhambat, cepat
halus, agak halus sedang > 100
-
agak kasar
kasar
75 – 100
50 – 75
< 50
< 60 saprik
60 – 140 saprik, hemik
140 – 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
5,0 – 6,0
6,0 – 6,5 4,5 – 5,0
> 6,5 < 4,5
-
< 0,5
0,5 – 1
1–2
>2
<8
8 – 16
sangat rendah
rendah – sedang
16 – 30 16 – 45 berat
> 30 > 45 sangat berat
F0
-
F1
> F1
<5 <5
5 – 15 5 – 15
15 – 40 15 – 25
> 40 > 25
251 g. Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis JACK.) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan (mm) Lama Bulan Kering (bln) Ketersediaan Oksigen (oa) Drainase
Media Perakaran (rc) Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas/DHL (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
S1 25 - 28
1.700-2.500 <2
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3 22 - 25 28 - 32
20 - 22 32 - 35
1.450-1.700 1.250-1.450 2.500-3.500 3.500-4.000 2-3 3-4
N < 20 > 35 < 1.250 > 4.000 >4
baik, sedang
agak terhambat
terhambat, agak cepat
sangat terhambat, cepat
halus, agak halus sedang > 100
-
agak kasar
kasar
75 - 100
50 - 75
< 50
< 60 saprik
60 - 140 saprik, hemik
140 - 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
> 16 5,0 - 6,5
< 16 4,2 - 5,0 6,5 - 7,0
< 4,2 > 7,0
-
<2
2-3
3-4
>4
<8
8 - 16
sangat rendah
rendah sedang
16 - 30 16 - 45 berat
> 30 > 45 sangat berat
F0
F1
F2
> F2
<5 <5
5 - 15 5 - 15
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
252 h. Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan
S1
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC)
22 - 25
Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bulan (mm)
2.000-3.000
Lama Masa Kering (bln) Kelembaban Udara (%) Ketersediaan Oksigen (oa) Drainase
Media Perakaran (rc) Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas/DHL (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
2-3 45 - 80
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3 25 - 28
19 - 22 28 - 32
1.750-2.000 1.500-1.750 3.000-3.500 3.500-4.000 3-5 5-6 80 - 90 > 90 35 - 45 30 - 35
N < 19 > 32 < 1.500 > 4.000 >6 < 30
baik
sedang
agak terhambat, agak cepat
terhambat, sangat terhambat, cepat
halus, agak halus sedang > 100
-
agak kasar
kasar
75 - 100
50 - 75
< 50
< 60 saprik
60 - 140 saprik, hemik
140 - 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
> 16 5,3 - 6,0
< 16 6,0 - 6,5 5,0 - 5,3
> 6,5 < 5,3
-
<1
-
1-2
>2
<8
8 - 16
sangat rendah
rendah sedang
16 - 30 16 - 50 berat
> 30 > 50 sangat berat
F0
F0
F1
> F1
<5 <5
5 - 15 5 - 15
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
253 i. Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan
S1
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC)
25 - 28
Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bulan (mm)
1.500-2.500
Lama Masa Kering (bln) Kelembaban Udara (%) Ketersediaan Oksigen (oa) Drainase
Media Perakaran (rc) Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas/DHL (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
1-2 40 - 65
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3 20 - 25 28 - 32
32 - 35
1.250-1.500 2.500-3.000 3.000-4.000 2-3 3-4 65 - 75 75 - 85 35 - 40 30 - 35
N < 20 > 35 < 1.250 > 4.000 >4 > 85 < 30
baik, sedang
agak terhambat
terhambat, agak cepat
sangat terhambat, cepat
halus, agak halus sedang > 100
-
agak kasar, sangat halus 50 - 75
kasar
75 - 100
< 50
< 60 saprik
60 - 140 saprik, hemik
140 - 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
> 16 6,0 - 7,0
< 16 5,5 - 6,0 7,0 - 7,6
< 6,5 > 7,6
-
< 1,1
1,1 - 1,8
1,8 - 2,2
> 2,2
<8 sangat rendah
8 - 16 rendah sedang
16 - 30 berat
> 30 sangat berat
F0
-
F1
> F1
<5 <5
5 - 15 5 - 15
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
254 j. Tanaman Lada (Piper nigrum LINN) Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan
S1
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC)
23 - 32
Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bulan (mm)
2.000-2.500
Lama Masa Kering (bln) Kelembaban Udara (%) Ketersediaan Oksigen (oa) Drainase
Media Perakaran (rc) Tekstur
Kedalaman Tanah (cm) Gambut Ketebalan (cm) Kematangan Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas/DHL (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Sumber : Puslitbangtanak, 2003.
Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3 20 - 23 32 - 34
-
N > 34 < 20
<2 60 - 80
2.500-3.000 3.000-4.000 1.500-2.000 <3 3-4 -
baik, sedang
agak terhambat
terhambat, agak cepat
sangat terhambat, cepat
agak kasar, sedang, agak halus, halus > 75
-
kasar, sangat halus
kasar
50 - 75
30 - 50
< 30
< 60 saprik
60 - 140 saprik, hemik
140 - 200 hemik, fibrik
> 200 fibrik
> 16 5,0 - 7,0
< 16 4,0 - 5,0 7,0 - 8,0
< 4,0 > 8,0
-
<5
5-8
8 - 10
> 10
<8 sangat rendah
8 - 16 rendah sedang
16 - 30 berat
> 30 sangat berat
F0
-
F1
> F1
<5 <5
5 - 15 5 - 15
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
< 1.500 > 4.000 >5 < 50 > 100
255
Lampiran 4. Hasil Evaluasi Lahan Komoditas Pertanian di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang a. Komoditas Tanaman Pangan di Kecamatan Sanggau Ledo Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bln ke 1 (mm) Curah Hujan Bln ke 2 (mm) Curah Hujan Bln ke 3 (mm) Curah Hujan Bln ke 4 (mm) Kelembaban (%) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur* Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Padi Sawah Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
25,9
S1
25,9
S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
Agak terhambat sedang > 100
S1
baik
S1
S1 S1
sedang > 100
11,29 5,0
S2 S2
<3 Sangat Rendah
Kacang Tanah Nilai Kelas Data
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S1
2940
S3
2940
S2
245
S3
S1
S1 S1
agak terhambat sedang > 100
S1
S1 S1
agak terhambat sedang > 100
S1
S1 S1
Agak terhambat sedang > 100
11,29 5,0
S2 S2
11,29 5,0
S2 S3
11,29 5,0
S2 S2
11,29 5,0
S2 S2
S1 S1
0-8 rendahsedang
S1 S2
0-5 rendahsedang
S1 S2
0 - 10 rendahsedang
S2 S2
0-5 rendahsedang
S1 S2
F12
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1
0 0
S1 S1 S2nr, eh
0 0
S1 S1 S3wa, nr
0 0
S1 S1 S2wa, eh
0 0
S1 S1 S3wa
255
Keterangan : *) Lempung (Puslitbangtanak, 2003)
S2nr
S1 S1
256
b. Komoditas Tanaman Perkebunan di Kecamatan Sanggau Ledo Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan (mm) Lama Bulan Kering (Bln) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur Kedalaman Tanah (cm) etensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Kelapa Sawit Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Karet Lada Kakao Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
Nilai Data
Kelas
Kopi
25,9
S1
25,9
S2
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S2
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S2
2940 <2
S2 S1
baik sedang > 100
S1
S1
S1
baik sedang > 100
S1
baik sedang > 100
S1
S1
baik sedang > 100
S1
S1
baik sedang > 100
S1
11,29 5,0
S2 S1
11,29 5,0
S1
11,29 5,0
S2 S1
11,29 5,0
S1 S1
11,29 5,0
S2 S3
-
-
-
S1
-
-
0 - 10 rendahsedang
S2 S2
0 - 10 rendahsedang
S2 S1
0-6 rendahsedang
S2 S2
0-6 rendahsedang
S2 S2
0-6 rendah sedang
S2 S2
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1 S2wa, nr, eh
0 0
S1 S1 S2tc, eh
0 0
S1 S1 S2wa, nr,eh
0 0
S1 S1 S2wa, eh
0 0
S1 S1 S3nr
256
257
c. Komoditas Tanaman Pangan di Kecamatan Seluas Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bln ke 1 (mm) Curah Hujan Bln ke 2 (mm) Curah Hujan Bln ke 3 (mm) Curah Hujan Bln ke 4 (mm) Kelembaban (%) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur* Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Padi Sawah Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
Kacang tanah Nilai Kelas Data
25,9
S1
25,9
S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
Agak terhambat agak halus > 100
S1
baik
S1 S1
17,57 5,2
S1 S2
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S1
2940
S3
2940
S2
245
S3
S1
baik
S1
baik
S1
baik
S1
agak halus > 100
S1 S1
agak halus > 100
S1 > S1
agak halus > 100
S1 S1
agak halus > 100
S1 S1
17,57 5,2
S1 S2
17,57 5,2
S1 S3
17,57 5,2
S1 S1
17,57 5,2
S1 S2
-
-
-
-
-
<3 Sangat rendah
S2 S2
0 - 12 rendahsedang
S1 S2
0-8 rendahsedang
S1 S2
0 - 10 rendahsedang
S2 S2
0-5 rendahsedang
S1 S2
F12
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1
0 0
S1 S1 S2nr, eh
0 0
S1 S1 S3wa, nr
0 0
S1 S1 S2wa, eh
0 0
S1 S1 S3wa
S2nr
Keterangan : *) Lempung Liat Berdebu (Puslitbangtanak, 2003)
257
258
d. Komoditas Tanaman Perkebunan di Kecamatan Seluas Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan (mm) Lama Bulan Kering (Bln) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Kelapa Sawit Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Karet Lada Kakao Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Data Kelas Data Data
Kopi Nilai Kelas Data
25,9
S1
25,9
S2
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S2
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
baik agak halus > 100
S1
S1
S1
baik agak halus > 100
S1
S1
baik agak halus > 100
S1
S1
baik agak halus > 100
S1
S1
baik agak halus > 100
17,57 5,2
S1 S1
17,57 5,2
S1
17,57 5,2
S1 S1
17,57 5,2
S1 S3
17,57 5,2
S1 S2
-
-
-
-
S1
-
< 12 sedang
S2 S2
<5 rendahsedang
S1 S1
<5 rendahsedang
S1 S2
<5 rendahsedang
S1 S2
<5 rendah sedang
S1 S2
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1 S2wa, nr, eh
0 0
S1 S1 S2tc
0 0
S1 S1 S2wa, nr,eh
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S2tc, nr, eh
258
259
e. Komoditas Tanaman Pangan di Kecamatan Jagoi Babang Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bln ke 1 (mm) Curah Hujan Bln ke 2 (mm) Curah Hujan Bln ke 3 (mm) Curah Hujan Bln ke 4 (mm) Kelembaban (%) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur* Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
Kacang tanah Nilai Kelas Data
25,9
S1
25,9
S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
Agak terhambat agak halus > 100
S1
S1
S1 S1
agak cepat agak halus > 100
16,60 4,7
S1 S3
16,60 4,7
-
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S1
2940
S3
2940
S2
245
S3
S2
baik
S1
baik
S1
S1 S1
agak cepat agak halus > 100
S1 > S1
agak halus > 100
S1 S1
agak halus > 100
S1 S1
S1 S3
16,60 4,7
S1 S3
16,60 4,7
S1 S3
16,60 4,7
S1 S3
-
-
-
-
<3 sangat rendah
S1 S1
0-5 rendahsedang
S1 S2
0-7 sedang
S1 S2
0-7 sedang
S1 S2
0-7 sedang
S1 S2
F12
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S3wa, nr
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S3wa, nr
S3nr
259
Keterangan : *) Lempung Berliat
Padi Sawah Nilai Kelas Data
260
f. Komoditas Tanaman Perkebunan di Kecamatan Jagoi Babang Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan (mm) Lama Bulan Kering (Bln) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Kelapa Sawit Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Karet Lada Kakao Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
Kopi Nilai Kela Data s
25,9
S1
25,9
S2
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S2
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
sedang agak halus > 100
S1
S2
S1
baik agak halus > 100
S1
S1
baik agak halus > 100
S1
S1
baik agak halus > 100
S1
S1
sedang agak halus > 100
16,60 4,7
S1 S2
S3
16,60 4,7
S1 S2
16,60 4,7
S1 S3
16,60 4,7
S1 S3
-
16,60 4,7 -
-
-
S1
-
0 - 20 sedang
S3 S2
<5 rendahsedang
S1 S2
<5 rendahsedang
S1 S2
<5 rendahsedang
S1 S2
<5 rendah sedang
S1 S2
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S2wa, nr,eh
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S3nr
S3eh
260
261
g. Komoditas Tanaman Pangan di Kecamatan Siding Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bln ke 1 (mm) Curah Hujan Bln ke 2 (mm) Curah Hujan Bln ke 3 (mm) Curah Hujan Bln ke 4 (mm) Kelembaban (%) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur* Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Padi Sawah Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
25,9
S1
25,9
S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
terhambat agak halus > 100
S1 S1 S1
baik agak halus > 100
17,72 4,7
S1 S3
17,72 4,7
-
Kacang Tanah Nilai Kelas Data
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S1
2940
S3
2940
S2
245
S3
S1 S1 S1
baik agak halus > 100
S1 S1 S1
baik agak halus > 100
S1 S1 S1
baik agak halus > 100
S1 S1 S1
S1 S3
17,72 4,7
S1 S3
17,72 4,7
S1 S3
17,72 4,7
S1 S3
-
-
-
-
0 - 10 Rendahberat
S3 S1
0 – 15 sedang
S2 S2
0 - 15 rendahsedang
S2 S2
0 - 15 rendahsedang
S1 S2
0 - 15 sangat rendah
S2 S2
F12
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1 S3nr, eh
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S3wa, nr, eh
0 0
S1 S1 S3nr, eh
0 0
S1 S1 S3wa, nr, eh
261
Keterangan : *) Lempung Berliat (Puslitbangtanak, 2003)
262
h. Komoditas Tanaman Perkebunan di Kecamatan Siding Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan (mm) Lama Bulan Kering (Bln) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Kelapa Sawit Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Karet Lada Kakao Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
Kopi Nilai Kelas Data
25,9
S1
25,9
S2
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S2
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
baik agak halus > 100
S1
S2
baik agak halus > 100
S1
S1
baik agak halus > 100
S1
S1
baik agak halus > 100
S1
S1
baik agak halus > 100
17,72 4,7
S1 S2
17,72 4,7
S3
17,72 4,7
S1 S2
17,72 4,7
S1 S3
17,72 4,7
S1 S3
-
-
-
S1
-
S1
-
0 - 20 sedang
S3 S2
0 - 20 sedang
S1 S2
<8 sedang
S1 S2
<8 sedang
S1 S2
<8 sedang
S1 S2
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S2wa, nr,eh
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S3nr
S3eh
262
263
i. Komoditas Tanaman Pangan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan Bln ke 1 (mm) Curah Hujan Bln ke 2 (mm) Curah Hujan Bln ke 3 (mm) Curah Hujan Bln ke 4 (mm) Kelembaban (%) Media Perakaran (rc) Drainase
Tekstur* Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi
Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%)
Padi Sawah Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Nilai Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
25,9
S1
25,9
S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
245 245 245 245 86
S1 S1 S1 S1 S1
agak terhambatbaik halus > 100
S2
S1
S1 S1
agak cepat, baik halus > 100
16,00 5,0
S2 S2
<3 sangat rendah
Kacang Tanah Nilai Kelas Data
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S1
2940
S3
2940
S2
245
S3
S2
S2 S1
agak terhambatbaik halus > 100
S1
S1 S1
agak terhambatbaik halus > 100
S1
S1 S1
agak terhambatbaik halus > 100
16,00 5,0
S2 S2
16,00 5,0
S2 S3
16,00 5,0
S2 S2
16,00 5,0
S2 S2
S1 S1
0 - 10 rendahsedang
S2 S2
0-7 rendahsedang
S1 S2
0-7 rendahsedang
S1 S2
0-5 sangat rendahsedang
S1 S2
F12
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1
0 0
S1 S1 S2nr, eh
0 0
S1 S1 S3wa, nr
0 0
S1 S1 S2wa,rc, nr, eh
0 0
S1 S1 S3wa
Kelas Keseuaian Lahan
263
Keterangan : *) Liat Berdebu (Puslitbangtanak, 2003)
S3nr
S1 S1
264
j. Komoditas Tanaman Perkebunan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang Persyaratan Penggunaan Lahan/Karakteristik Lahan
Temretarur (tc) Temperatur Rerata (OC) Ketersediaan Air (wa) Curah Hujan (mm) Lama Bulan Kering (Bln) Media Perakaran (rc) Drainase Tekstur Kedalaman Tanah (cm) Retensi Hara (nr) KTK Liat (cmol) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Bahaya Erosi Bahaya Banjir (fh) Genangan Penyiapan Lahan (lp) Batuan di Permukaan (%) Singkapan Batuan (%) Kelas Keseuaian Lahan
Kelapa Sawit Nilai Kelas Data
Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Karet Lada Kakao Nila Kelas Nilai Kelas Nilai Kelas Data Data Data
Kopi Nilai Kelas Data
25,9
S1
25,9
S2
25,9
S1
25,9
S1
25,9
S2
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S2 S1
2940 <2
S1 S1
sedang baik halus > 100
S1
S2
baik
S1
baik
S1
baik
S1
S1 S1
sedang baik halus > 100
S1 S1
halus > 100
S1 S1
halus > 100
S1 S1
halus > 100
S1 S1
16,00 5,0
S1 S2
16,00 5,0
S3
16,00 5,0
S1 S2
16,00 5,0
S1 S3
16,00 5,0
S1 S3
-
-
-
-
-
-
0 - 20 rendahsedang
S3 S2
0 - 20 rendahsedang
S1 S2
<8 rendahsedang
S1 S2
<8 rendahsedang
S1 S2
<8 rendahsedang
S1 S2
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
F0
S1
0 0
S1 S1
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S2wa, nr,eh
0 0
S1 S1 S3nr
0 0
S1 S1 S3nr
S3eh
264
265
k. Hasil Analisis Tanah di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang. No. Seri 1. 2. 3. 4. 5.
Kecamatan
Sanggau Ledo
Rara - rata 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Seluas
Rata - rata 12. 13. 14. 15.
Jagoi Babang Rata - rata
16. 17. 18. 19. 20. 21.
Siding
Rata - rata Rata - rata Total
Tekstur (Pipet) (%) Pasir 38 26 75 0 17 31,2 1 4 8 1 3 2 3,2 13 12 26 5 14 20 23 23 23 32 10 21,8 17,55
Debu 52 53 13 53 69 48,0 46 71 72 51 56 58 59,0 40 45 38 51 43,5 36 32 37 34 42 37 36,4 46,73
Liat 10 21 12 47 14 20,8 53 25 20 48 41 40 37,8 47 43 36 44 42,5 44 45 40 43 26 53 41,8 35,72
Ekstrak 1 : 5 pH (H2O) KCl 5,0 4,1 4,7 4,1 5,0 4,2 4,8 3,8 5,3 4,0 5,0 4,0 5,3 5,1 4,9 4,7 5,7 4,7 5,7 4,5 4,9 4,3 4,9 4,4 5,2 4,6 4,5 4,3 4,6 4,3 4,6 3,9 5,1 4,3 4,7 4,2 4,5 3,9 4,8 3,7 4,8 3,9 5,2 4,1 4,7 3,9 4,3 3,7 4,7 3,9 5,0 4,2
0,033 0,049 0,025 0,055 0,024 0,037 0,081 0,063 0,139 0,025 0,042 0,049 0,067 0,073 0,065 0,032 0,068 0,060 0,065 0,035 0,014 0,139 0,022 0,098 0,062 0,057
N (Kjedahl) 0,13 0,11 0,13 0,70 0,17 0,25 0,19 0,27 0,31 0,28 0,23 0,28 0,26 0,27 0,31 0,09 0,23 0,23 0,19 0,29 0,05 0,27 0,06 0,31 0,20 0,24
P2O5 (Olsen)
P2O5 (Bray1)
K2O (Morgan)
7,8 2,9 4,7 19,5 5,8 8,1 4,1 2,1
17 19 6 71 17 26 47 18 36 5 16 4 21 17 5 17 18 14,3 16 87 16 89 17 27 42 25,83
8,0 17,0
12,5
3,13
2,5 1,6 2,6 8,8 12,2 1,2 2,3 6,1 1,0 4,8 0,4 5,8 1,2 2,3 2,6 4,9
KTK 2,55 5,63 4,90 38,03 5,32 11,29 12,71 13,71 25,34 20,55 16,62 16,46 17,57 16,96 16,23 14,76 18,44 16,60 18,96 19,38 16,11 18,64 13,58 19,62 17,72 16,00 265
Sumber : Laboratorium Kimia-Fisika Tanah Puslitbangtanak Bogor, 2007
DHL
266 Lampiran 5. Hasil Analisis Usahatani Komoditas Pertanian di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang. a. Komoditas Tanaman Pangan No. Aspek 1. BIAYA a. Biaya Tetap b. Biaya Tidak Tetap 1). Sarana Produksi 2). Tenaga Kerja Total Biaya (a+b) 2 Penerimaan 3 Keuntungan (B-A) 4 R/C ratio 5 B/C ratio
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
178.429,-
71.306,-
351.333,-
860.643,1.665.714,2.704.786,5.072.071,2.367.285,1,88 0,88
288.111,1.960.833,2.320.250,3.708.578,1.388.328,1,59 0,59
2.343.634,1.542.000,4.236.967,9.215.437,4.978.470,2,18 1,18
a. Komoditas Tanaman Perkebunan No. Aspek 1. BIAYA a. Biaya Tetap b. Biaya Tidak Tetap 1). Sarana Produksi 2). Tenaga Kerja Total Biaya (a+b) 2 Penerimaan 3 Keuntungan (B-A) 4 R/C ratio 5 B/C ratio
Lada
Karet
341.420,-
181.000,-
3.699.760,3.416.820,7.458.000,20.582.840,13.125.140,2,76 1,76
868.182,1.169.636,2.218.818,3.965.045,1.746.227,1,79 0,79
c. Komoditas Peternakan (1) Ternak Sapi Potong No.
Uraian
Pengeluaran selama satu (1) tahun : 1. Bibit Sapi unggul umur 3 bulan 2. Obat (Jamu) 3. Tenaga Kerja 4. Pakan (Dedak) @1kg/hari Penerimaan : 1. Jual Sapi umur 15 bulan Keuntungan : Penerimaan – Pengeluaran R/C Ratio
Satuan
Harga Satuan (Rp)
1 ekor 4.000.000,0 4 kali 30.000,0 365 hari 5.000,0 365 hari 700,0 Total Pengeluaran 1 ekor
Total Harga (Rp) 4.000.000,0 120.000,0 1.825.000,0 255.500,0 6.200.500,0
8.500.000,0 Total Penerimaan
8.500.000,0 8.500.000,0
8.500.000 – 6.200.000
2.300.000,0 1,37
267 (2) Ternak Kambing No.
Uraian
Pengeluaran selama satu (1) tahun : 1. Bibit Kambing Betina (2 bulan) 2. Bibit Kambing Jantan (2 bulan) 3. Tenaga Kerja 4. Obat-Obatan - Obat Suntik - Obat Cacing Penerimaan : 1. Jual Kambing umur 14 bulan Keuntungan : Penerimaan – Pengeluaran R/C Ratio
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Total Harga (Rp)
1 ekor 1 ekor 1 tahun
600.000,0 700.000,0 600.000,0
600.000,0 700.000,0 600.000,0
2 kali 8 kali
15.000,0 2.500,0 Total Pengeluaran
30.000,0 20.000,0 1.950.000,0
2 ekor
1.500.000,0 Total Penerimaan
3.000.000,0 3.000.000,0
3.750.000 – 2.150.000
1.050.500,0 1,54
(3) Ternak Ayam Potong No.
Uraian
Pengeluaran selama satu (1) tahun : 1. Ayam umur 10 hari 2. Pakan - Dedak (1 kg utk 30 ekor)/hari - Jagung Pipilan (1/2 kg utk 25 Ekor/hari Penerimaan : 1. Jual 150 ekor (1,5 kg/ekor) Keuntungan : Penerimaan – Pengeluaran R/C Ratio
Harga Satuan (Rp)
Satuan
Total Harga (Rp)
150 ekor*
1000,-
150.000,-
1.825,0 kg 1.092,0 kg
700,2.000,-
1.277.500,2.184.000,-
Total Pengeluaran
3.536.500,-
225 kg
22.500,Total Penerimaan
4.987.500,4.987.500,-
5.062.500 – 3.536.500
1.526.000,1,41
Keterangan : *) Pemeliharaan dilakukan tiga kali dalam satu tahun (jumlah ternak ayam yang dipelihara sebanyak 50 ekor untuk satu kali pemeliharaan).
268 Lampiran 6.
No. 1. a. b. c. 2. a. b. c. 3. a. b. c. 4. a. b. c. 5. 5.1 a. b. c. 5.2 a. b. c. 5.3 a. b. c.
Nilai Strata masing-masing Kecamatan di Wilayah Perbatasan Kabupaten bengkayang Berdasarkan Hasil Analisis Tipologi. Indikator
Komoditas Unggulan Satu jenis komoditas Lebih dari satu jenis komoditas Komoditas unggulan dan produk olahannya Kelembagaan Pasar Menampung hasil dari sebagian kecil kawasan Menampung hasil dari sebagian besar kawasan Menampung hasil dari kawasan agropolitan dan luar kawasan Kelembagaan Petani Kelompok tani Gabungan kelompok tani Koperasi (Credit Union/CU) Kelembagaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) BPP sebagai Balai Penyuluhan Pertanian BPP sebagai Balai Penyuluhan Agribisnis BPP sebagai Balai Penyuluhan Pembangunan Sarana dan Prasarana Aaksesbilitas ke/di sentra produksi Kurang Sedang Baik Sarana dan Prasarana Umum Kurang Sedang Baik Sarana dan Prasarana Kesejahteraan Sosial Kurang Sedang Baik Jumlah Skor Maksimal :
Skor
SL
1 2 3
Penilaian SS JB
SD
2
2
2
2
1
1
1
1
1 2 3
3
1
1
1
1 2 3
1
1
1
1
1 2 3
2
1
1
1
1 2 3
2
2
1
1
1 2 3
2
1
1
1
13
9
8
8
1 2 3
Sumber : Deptan, 2002 dan Data di Olah. Keterangan : SL = Kecamatan Sanggau Ledo, SS = Kecamatan Seluas JB = Kecamatan Jagoi Babang SD = Kecamatan Siding Skor 1 – 7 = Strata Pra Kawasan Agropolitan I, Skor 8 – 14 = Strata Pra Kawasan Agropolitan II Skor 15 – 21 = Strata Kawasan Agropolitan
269
Lampiran 7. Hasil Analisis Komponen Utama (AKU) Terhadap Variabel yang Berpengaruh pada Tipologi Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang. Eigenanalysis of the Correlation Matrix Eigenvalue Proportion Cumulative
9.8433 0.757 0.757
2.3238 0.179 0.936
0.8329 0.064 1.000
Eigenvalue Proportion Cumulative
0.0000 0.000 1.000
-0.0000 -0.000 1.000
0.0000 0.000 1.000
-0.0000 -0.000 1.000
0.0000 0.000 1.000
-0.0000 -0.000 1.000
0.0000 0.000 1.000
0.0000 0.000 1.000
0.0000 0.000 1.000
-0.0000 -0.000 1.000
Variable Jumlah Penduduk (jiwa/km2) Jarak Kec ke Kab (km) Jumlah KK (KK) Sarana Umum (Unit) Sarana Agribisnis (Unit) Kom. Unggulan Pemakai PLN (KK) Desa Terpencil (Unit) Kel.Prasejahtera Kel.Sejahtera Prod Tan.Pangan (kw/ha) Luas Tanam Kebun (ha) Prod.Ternak (Ekor)
PC1 -0.319 0.317 -0.314 -0.319 -0.288 0.012 -0.318 0.201 -0.095 -0.311 -0.276 -0.306 -0.312
PC2 0.006 0.020 0.066 -0.019 -0.249 -0.612 -0.030 -0.106 0.622 -0.066 -0.327 0.184 0.122
PC3 0.016 -0.095 -0.145 0.012 -0.218 0.392 -0.002 -0.831 0.125 -0.215 -0.069 0.035 -0.094
PC4 0.071 -0.009 -0.474 0.171 0.121 0.217 0.094 0.168 -0.119 0.118 -0.602 0.491 0.098
PC5 -0.480 0.240 0.597 0.213 -0.039 0.067 0.216 -0.109 -0.254 -0.033 -0.399 -0.019 0.144
PC6 0.231 -0.242 0.362 -0.596 -0.125 0.210 -0.233 0.008 -0.021 0.432 -0.314 0.012 -0.031
Variable Jumlah Penduduk (jiwa/km2) Jarak Kec ke Kab (km) Jumlah KK (KK) Sarana Umum (Unit) Sarana Agribisnis (Unit) Kom. Unggulan Pemakai PLN (KK) Desa Terpencil (Unit) Kel.Prasejahtera Kel.Sejahtera Prod Tan.Pangan (kw/ha) Luas Tanam Kebun (ha) Prod.Ternak (Ekor)
PC7 0.273 -0.190 0.198 0.094 0.559 -0.025 0.036 0.019 0.129 -0.364 -0.343 -0.237 -0.451
PC8 -0.197 0.475 -0.091 -0.441 0.478 0.171 0.300 -0.087 0.380 0.142 0.087 0.035 0.061
PC9 0.086 0.236 0.209 0.383 -0.133 0.517 -0.349 0.291 0.500 0.023 0.060 0.024 -0.017
PC10 0.085 0.417 0.008 0.201 0.242 -0.280 -0.508 -0.333 -0.210 0.375 0.014 0.136 -0.263
PC11 0.464 0.386 0.028 0.067 -0.390 -0.022 0.542 0.039 -0.063 0.172 -0.036 -0.094 -0.373
PC12 0.505 0.366 0.118 -0.176 0.043 0.000 -0.155 -0.029 -0.214 -0.474 -0.027 0.064 0.515
Variable Jumlah Penduduk (jiwa/km2) Jarak Kec ke Kab (km) Jumlah KK (KK) Sarana Umum (Unit) Sarana Agribisnis (Unit) Kom. Unggulan Pemakai PLN (KK) Desa Terpencil (Unit) Kel.Prasejahtera Kel.Sejahtera Prod Tan.Pangan (kw/ha) Luas Tanam Kebun (ha) Prod.Ternak (Ekor)
PC13 -0.105 -0.004 0.239 -0.202 -0.064 0.009 0.007 0.104 -0.071 -0.321 0.246 0.735 -0.409
———Data diolah dengan Minitab 14 pada Tgl : 7/15/2007 11:43:29 PM ——
270 Lampiran No
8.
Karakteristik Desa-Desa Kabupaten Bengkayang
Desa
di
Kecamatan
Dekat
Perbatasan
Variabel a b c d e f g h Kecamatan Sanggau Ledo 1. Bengkilu 0 33,00 2.738 346 99 20 70 40 2. Pisak 3 70 6 62 127,00 2.649 267 40 3. Kamuh 3 32,00 3.055 325 85 20 78 61 4. Sinar Tebudak 1 29,00 5.629 588 70 12 70 79 5. Bange 745 3 79,50 254 80 6 50 59 6. Lembang 4 52,00 2.797 641 65 1 57 133 7. Sango 4 105,50 1.249 168 95 5 61 28 8. Gua 1 63,00 2.085 208 98 7 59 68 9. Danti 0 92,50 1.144 69 95 18 73 25 Kecamatan Seluas 10. Sahan 1 102,25 4.084 283 80 23 70 54 11. Bengkawan 1.162 0 133,00 0 80 32 94 21 12. Seluas 0 91,70 3.444 597 70 0 90 157 13. Sentangau Jaya 0 35,00 1.286 149 80 15 88 26 14. Mayak 0 85,05 2.727 296 85 12 90 39 15. Kalon 694 1 59,50 0 90 25 78 23 Kecamatan Jagoi Babang 16. Jagoi 1 51,57 2.034 328 80 3 95 64 17. Kumba 994 0 120,79 0 85 60 98 29 18. Jagoi Sekida 0 65,52 1.347 163 70 12 98 33 19. Sinar Baru 579 0 250,00 0 85 95 98 25 20. Gersik 882 0 92,00 0 80 14 98 34 21. Semunying Jaya 293 0 85 90 98 75,00 0 12 Kecamatan Siding 22. Tamong 631 0 0 85 98 98 72,05 12 23. Tawang 576 0 0 85 98 98 90,55 7 24. Sungkung I 0 0 90 98 98 35,55 1.163 15 25. Sungkung II 972 0 0 85 98 98 49,77 15 26. Sinjang Permai 0 1 85 98 98 56,88 1.000 26 27. Siding 808 0 0 80 72 98 86,15 17 28. Tangguh 728 0 0 85 83 98 80,20 14 29. Lhi Bui 917 0 0 85 98 98 92,15 15 Sumber : Kec S.Ledo, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding, 2006 dan data diolah Keterangan : a. Luas Desa (km2) b. Jumlah Penduduk (Jiwa) c. Jumlah keluarga memakai PLN (KK) d. Jumlah sarana dan prasarana umum (unit) e. Jumlah Sarana dan Prasarana Agribisnis (unit) f. Persentase Keluarga pertanian (%) g. Jarak ke ibukota kecamatan (km) h. Jarak ke ibukota kabupaten (km)
271 Lampiran 9. Tingkat Perkembangan Desa di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang Berdasarkan Hasil Analisis Sentralitas.
No
Desa
Banyak Jenis x-x (x - x)2 Fasilitas Kecamatan Sanggau Ledo
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Bengkilu Pisak Kamuh Sinar Tebudak Bange Lembang Sango Gua Danti
19 17 20 21 26 44 16 20 16
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Sahan Bengkawan Seluas Sentangau Jaya Mayak Kalon
20 13 32 12 14 14
16. 17. 18. 19. 20. 21.
Jagoi Kumba Jagoi Sekida Sinar Baru Gersik Semunying Jaya
3,6552 1,6552 4,6552 5,6552 10,6552 28,6551 0,6552 4,6552 0,6552
13,36029 2,73959 21,67063 31,98097 113,53269 821,11890 0,42925 21,67063 0,42925
Tingkat Perkembangan Desa Tinggi Sedang Rendah x x x x x x x x x
Kecamatan Seluas 4,6552 -2,3448 16,6551 -3,3448 -1,3448 -1,3448
21,67063 5,49821 277,39476 11,18787 1,80856 1,80856
x x x x x x
Kecamatan Jagoi Babang 21 14 12 9 11 7
5,6552 -1,3448 -3,3448 -6,3448 -4,3448 -8,3448
31,98097 1,80856 11,18787 40,25683 18,87752 69,63614
x x x x x x
Kecamatan Siding 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Tamong Tawang Sungkung I Sungkung II Sinjang Permai Siding Tangguh Lhi Bui Jumlah Total Rata-Rata ( x ) Varians Standar Deviasi Sumber : Data diolah, 2007
6 7 8 6 9 13 7 11 445 15,3 69,7339 8,351
-9,3448 -8,3448 -7,3448 -9,3448 -6,3448 -2,3448 -8,3448 -4,3448
87,32580 69,63614 53,94649 87,32580 40,25683 5,49821 69,63614 18,87752 1952,5517
Indeks Sentralitas
x x x x x x x x
> 32,0
15,332,0
< 15,3
272 Lampiran 10
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nilia Skor Pendapat Pakar Existing Condition Dimensi Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
DIMENSI DAN ATRIBUT
A. Dimensi Ekologi Status kepemilikan lahan usahatani (0) menyewa lahan, (1) menggarap, (2) milik sendiri Kejadian kekeringan (0) sering , (1) kadang-kadang, (2) tidak pernah terjadi kekeringan Frekuensi kejadian banjir (0) sering, (1) kadang-kadang, (2) tidak pernah banjir Pencetakan sawah baru oleh (0) tidak pernah, (1) kadang-kadang, pemerintah (2) sering diadakan Intensitas konversi lahan pertanian (0) tinggi, (1) sedang, (2) rendah, (3) sangat rendah Kondisi prasarana jalan usahatani (0) Sangat jelek, (1) jelek, (2) agak baik (3) baik Kondisi prasarana jalan Desa (0) Sangat jelek, (1) jelek, (2) agak baik (3) baik Produktivitas usahatani (0) rendah, (1) sedang, (2) tinggi, (3) sangat tinggi Penggunaan pupuk (0) tidak pernah, (1) kadang-kadang, (2) sering) Kegiatan perladangan berpindah (0) tidak pernah, (1) jarang terjadi, (2) sering B. Dimensi Ekonomi
1.
Jumlah Pasar
2.
Pasar produk pertanian
3.
Persentase pendidik miskin
4.
Harga komoditas unggulan
5.
Jumlah tenaga kerja pertanian
6.
Kelayakah usahatani
7.
Jenis komoditas unggulan
8.
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Tingkat ketergantungan konsumen terhada hasil pertanian Keuntungan usahatani
9. 10.
1 0 3 1 1 1 2 2
1 2 2 2 3 2 1 1
0
(0) tidak ada, (1) ada tetapi tidak berjalan, (2) kurang optimal, (3) berjalan optimal (0) tidak ada, (1) desa tertentu saja, (2) semua desa (0) rendah, (1) sedang, (2) tinggi, (3) sangat tinggi
1
Tingkat penyerapan tenaga kerja pertanian Jarak pemukiman ke kawasan usahatani Pemberdayaan masarakat dalam kegiatan pertanian
6.
1
(0) dibawah rata-rata nasioanl, (1) sama dengan rata-rata nasioanal, (2) diatas rata-rata nasioanal (0) rendah, (1) sedang, (2) tinggi, (3) sangat tinggi (0) Jauh, (1) sedang, (2) dekat
2.
5.
2
2
Tingkat pendidikan formal masyarakat
4.
(0) tidak ada, (1) ada pada desa tertentu, (2) tersedia di setiap desa (0) pasar lokal, (1) pasar nasional, (2) pasar internasional (0) sangat tinggi, (1) tinggi, (2) sedang, (3) rendah (0) sangat tinggi, (1) tinggi, (2) sedang, (3) rendah (0) sedikit, (1) sedang, (2) tinggi, (3) sangat tinggi (0) tidak layak, (1) agak layak, (2) layak (0) hanya satu, (1) lebih dari satu, (2) banyak (0) rendah, (1) sedang, (2) tinggi
SKOR
(0) rendah, (1) sedang, (2) tinggi, (3) sangat tinggi (0) tidak untung, (1) agak untuk, (2) untung C. Dimensi Sosial Budaya
1.
3.
KRITERIA
Jumlah desa dengan penduduk bekerja disektor pertanian Peran masyarakat adat dalam kegiatan pertanian
2
3 2
2 1
273 No. 7. 8. 9.
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
DIMENSI DAN ATRIBUT
Pola hubungan masyarakat dalam (0) tidak saling menguntungkan, (1) kegiatan pertanian saling menguntungkan Akses masyarakat dalam kegiatan (0) tidak punya akses, (1) rendah, (2) pertanian sedang, (3) tinggi Persentase desa yang tidak memiliki (0) rendah, (1) sedang, (2) tinggi, (3) akses penghubung sangat tinggi D. Dimensi Infrastruktur dan Teknologi Tingkat penguasaan teknologi budidaya pertanian Ketersediaan teknologi informasi pertanian Ketersdiaan industri pengolahan hasil pertanian Penggunaan alat dan mesin budidaya (tanam, pompa air, pemupukan) Standarisasi mutu produk petanian
(0) rendah, (1) sedang, (2) tinggi, (3) sangat tinggi (0) tidak tersedia, (1) tersedia tapi tidak optimal, (2) tersedia optimal (0) teknologi sederhana, (1) teknologi sedang, (2) teknologi teinggi (0) tidak ada, (1) sebagian kecil, (2) umumnya menggunakan. (0) belum diterapkan, (1) diterapka pada produk tertentu, (2) diterapkan untk semua produk. Dukungan sarana dan prasarana (0) Tidak memadai, (1) cukup jalan memadai, (2) sangat memadai Dukungan sarana dan prasarana (0) tidak lengkap, (1) cukup lengkap, umum (kesehatan, pendidikan, dll) (2) lengkap Ketersediaan basis data pertanian (0) tidak tersedia, (1) tersedia Penerapan sertifikasi produk (0) belum diterapkan, (1) diterapkan pertanian pada produk tertentu, (2) diterapkan pada semua produk. E. Dimensi Hukum dan Kelembagaan
1.
Perjanjian kerjsama dengan Malaysia
2.
Ketersediaan perangkat hukum adat/agama Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah Ketersedian peraturan perundangan kawasan agropolitan di perbatasn Mekanisme lintas sektoral dalam pengembangan kawasan agropolitan/pertanian Ketersediaan lembaga kelompok tani
3. 4. 5.
6.
KRITERIA
(0) belum ada, (1) ada tetapi tidak berjalan optimal, (2) ada dan berjalan optimal (0) tidak ada, (1) cukup tersedia, (2) sangat lengkap (0) tidak sinkron, (1) kurang sinkron, (2) sinkron (0) tidak ada, (1) ada tetapi tidak berjalan, (2) ada dan berjalan (0) tidak ada, (1) ada.
(0) tidak ada, (1) ada tetapi tidak berjalan, (2) ada dan berlajan 7. Keberadaan lembaga keuangan (0) tidak ada, (1) ada tetapi tidak mikro berjalan, (2) ada dan berlajan 8. Ketersediaan lembaga sosial (0) tidak ada, (1) ada tetapi tidak berjalan, (2) ada dan berlajan 9. Keberadaan Balai Penyluh Pertanian (0) tidak ada, (1) ada tetapi tidak (BPP) berjalan, (2) ada dan berjalan Keterangan : *) Nilai Skor adalah merupakan modus dari semua pendapat pakar
SKOR 1 2 1
0 1 0 1 1
0 0 0 0
0
1 0 1 1
2 2 2 1
274 Lampiran 11. Nilai Indek Lima Dimensi Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
A. Dimensi Ekologi 60 Up
40
20
Bad 0
Good
40,37 %
0 20
40
60
80
120
100
-20
Keterangan : -40
Indeks Keberlanjutan Titk Referensi Utama Titk Referensi Tambahan
Down -60
Status Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kab. Bengkayang
B. Dimensi Ekonomi
60 Up
40
20
Bad
Good
0 0
20
40
60
80
100
120
66,54 % -20
-40
Down
Keterangan : Indeks Keberlanjutan Titk Referensi Utama Titk Referensi Tambahan
-60
Status Keberlanjutan Kawasan
275 C. Dimensi Sosial-Budaya 60 Up
40
20
Bad
Good
0 0
20
40
60
80
100
120
67,06 % -20
Keterangan : -40
Indeks Keberlanjutan Titk Referensi Utama Titk Referensi Tambahan
Down -60
Status Keberlanjutan Kawasan
D. Dimensi Infrastruktur dan Teknologi 60 Up
40
20
24,49 % Bad
Good
0 0
20
40
60
80
100
120
-20
Keterangan :
-40
Down -60
Status Keberlanjutan Kawasan
Indeks Keberlanjutan Titk Referensi Utama Titk Referensi Tambahan
276 E. Dimensi Hukum dan Kelembagaan
60 Up
40
20
Good
Bad 0 0
20
40
60
80
100
120
-20
60,10 % Keterangan : -40
Indeks Keberlanjutan Titk Referensi Utama Down
-60
Status Keberlanjutan Kawasan
Titk Referensi Tambahan
277 Lampiran 12. Indikator Pembangunan Berkelanjutan untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan di Wilayah Perbatasan Kab. Bengkayang a. Dimensi Ekologi Tema Tata ruang
Sub Tema Pemanfaatan ruang
Atmosfer
Perubahan iklim Penipisan ozon Kualitas udara Pertanian
Lahan
Hutan
Air Tawar
Urbanisasi Kuantitas Kualitas air
Biodiversity
Ekosistem Spesies
Indikator ¾ Terwujudnya pemanfaatan ruang dan tata guna tanah sesuai rencana tata ruang ¾ Emisi gas rumah kaca ¾ Konsumsi zat-zat penyebab penipisan lapisan ozon ¾ Konsentrasi ambien dari polutan udara. ¾ Areal lahan pertanian dan lahan yang dapat ditanami ¾ Meningkatnya luas areal pertanian organik. ¾ Penggunaan pupuk ¾ Penggunaan pestisida ¾ Terkoordinasinya penanganan perubahan fungsi lahan ¾ Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil petanian ¾ Intensitas pemanenan kayu ¾ Areal hutan dalam persen areal lahan ¾ Tingkat pertumbuhan arus urbanisasi ¾ Pengambilan air permukaan dan air tanah tahunan sebagai persen dari ketersediaan air ¾ BOD dalam badan air ¾ Konsentrasi dari bakteri coli dalam feses di air tawar ¾ Area terpilih dari ekosistem kunci ¾ Area dilindungi sebagai persen dari total area ¾ Kelimpahan dari spesies kunci terpilih
b. Dimensi Ekonomi Tema Struktur ekonomi
Sub Tema Kinerja ekonomi
Status finasial
Pola konsumsi dan produksi
Konsumsi materi Penggunaan energi Tingkat timbulan dan pengelolaan limbah
¾ ¾ ¾ ¾ ¾
Indikator PDB per kapita Share investasi dalam PDB Neraca perdagangan barang dan jasa Rasio hutang terhadap PDB Total ODA (Official Development Assistance) yang diterima atau diberikan sebagai persen dari PDB
¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾
Intensitas penggunaan material Konsumsi penggunaan energi Tingkat timbulan limbah industri dan rumah tangga Tingkat timbulan limbah berbahaya Tingkat timbulan limbah radioaktif Daur ulang dan penggunaan kembali limbah Jarak tempuh per kapita berdasarkan moda transportasi
Transportasi
c. Dimensi Sosial-Budaya Tema Persamaan Iequity)
Kesehatan
Sub Tema Kemiskinan
Persamaan gender Status Nutrisi Mortalitas Sanitasi Air minum
Pendidikan
Pelayanan Kesehata Tingkat pendidikan
Melek huruf
Indikator ¾ Persen penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan ¾ Menurunnya proporsi populasi penduduk miskin berpendapatan rendah. ¾ Berkurangnya jumlah pengangguran ¾ Terbukanya peluang dan akses yang lebih besar bagi pemilikan aset produksi oleh usaha kecil menengah ¾ Rasio upah wanita terhadap upah pria ¾ Status nutrisi anak-anak ¾ Tingkat mortalitas anak di bawah 5 tahun ¾ Angka harapan hidup saat lahir ¾ Persen penduduk dengan fasilitas air buangan yang layak ¾ Penduduk dengan akses terhadap air mimun yang aman ¾ Persen penduduk dengan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan primer ¾ Imunisasi untuk penyakit infeksi anak ¾ Tingkat prevalensi kontrasepsi ¾ Anak-anak yang mencapai kelas 5 di Sekolah Dasar ¾ Meningkatnya jumlah dan kapasitas sekolah tingkat pendidikan dasar dan menengah ¾ Meningkatnya jumlah anak sekolah dasar, dan menengah
278
Kebudayaan
Budaya lokal dan nasional
Perumahan Keamanan Kependudukan
Tempat tinggal Kriminalitas Perubahan Penduduk
¾ Tingkat melek huruf orang dewasa ¾ Teradopsinya budaya lokal berwawasan lingkungan ke dalam kebijakan lokal ¾ Meningkatnya kesadaran terhadap kebudayaan nasional yang sadar lingkungan hidup ¾ Area lantai per penduduk ¾ Jumlah kriminalitas yang terekam per 100.000 penduduk ¾ Laju pertumbuhan penduduk ¾ Penduduk di perumahan formal dan informal
d. Dimensi Infrastruktur dan Teknologi Tema Sarana dan prasarana
Sub Tema Sapras umum
Sapras pendukung agribisnis
Akses informasi
Teknologi
Infrastruktur komunikasi Sains dan Teknologi
Indikator ¾ Meningkatnya jumlah dan penyebaran sapras semua jenis dan tingkatan pendidikan secara proporsional dengan jumlah penduduk ¾ Tersedianya sapras kesehatan yang memadai ¾ Tersedianya teknologi, sapras pengelolaan limbah domestik ¾ ¾ tersedianya sapras pendukung pengembangan agribisnis ¾ Tersedianya fasilitas industri pengolahan hasil pertanian ¾ Berkembangnya industri alat dan mesin pertanian ramah lingkungan ¾ Akses terhadap internet ¾ Akses terhadap informasi pertanian ¾ Jumlah telepon per 1000 penduduk ¾ Jumlah KK yang dapat mengakses siaran televisi RI ¾ Pengeluaran untuk riset dan pengembangan sebagai persentasi PDB ¾ Tingkat adopsi teknologi pertanian ¾ Tersedianya hasil-hasil penelitian pertanian untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian
e. Dimensi Hukum dan Kelembagaan Tema Kebijakan
Sub Tema Implementasi pembangunan berkelanjutan Pengembangan kawasan
Indikator ¾ Strategi pembangunan berkelanjutan nasional ¾ Tersusunnya kebijakan dan strategi penataan ruang dengan prinsip pembangunan berkelanjutan ¾ Kerjasama antar negara yang berbatasan dengan RI dengan prinsip saling menguntungkan ¾ Tersusunnya rencana pengelolaan kawasan perbatasan.
Koorporasi internasional Peraturan pusat dan daerah
¾ Implementasi dari ratifikasi persetujuan global
Hukum adat Kelembagaan
Peran Stakeholder
Lembaga yang terlibat Jaringan kerjasama
Pemerintahan
Pendampingan Pemerintahan yang baik (good Governance
¾ Implementasi kebijakan pusat dan daerah dalam pengembangan kawasan agropolitan ¾ Terwujudnya aturan hukum yang jelas, kepastian hukum, penegakan hukum, dan rasa keadilan masyarakat ¾ Peran hukum adat dalam pengelolaan kawasan ¾ Kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan agropolitan ¾ Peran stakeholder yang terkait ¾ Keberadaan dan peran lembaga keuangan ¾ Keberadaan dan peran lembaga sosial ¾ Keberadaan dan peran lembaga kelompok tani ¾ Kemitraan kelompok tani dengan stakeholder yang terkait ¾ Peran pendampingan dalam pemberdayaan masyarakat lokal ¾ Transparansi dan terbukanya akses informasi bagi masyarakat dalam berbagai bidang pemerintahan ¾ Partisipasi publik dalam pembangunan baik perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan ¾ Kewenangan pemerintah daerah yang selaras dengan pemerintah pusat ¾ Adanya interaksi yang sinergis antara pusat dan daerah dan antar daerah dalam pembangunan sosekbud dan lingkungan hidup
Sumber : Kompilasi dari CSD, 2001 dan Kementerian LH, 2004.
279 Lampiran 13. Surat Keputusan Bupati Bwengkayang tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) Pengembangan Kawasan Agropolitan
BUPATI BENGKAYANG SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR 349 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA) PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BENGKAYANG BUPATI BENGKAYANG Menimbang
:
a.
b.
c.
Mengingat
:
Mengingat
:
bahwa untuk percepatan pembangunan yang berwawasan agribisnis di Kabupaten Bengkayang perlu dilakukan pendekatan Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Bengkayang yang menjadi prioritas untuk dikembangkan bahwa untuk mewujudkan pengembangan Kawasan Agropolitan tersebut dan dalam rangka membangun sinergi serta untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap program pembangunan yang dilaksanakan, perlu dukungan dan peran aktif dari masing-masing Dinas, Badan, Kantor, dan Lembaga yang terkait. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas, untuk kelancaran pelaksanaannya maka perlu membentuk kelompok kerja (POKJA) Pengembangan Kawasan Agropolitan; dengan suatu keputusan
1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undangundang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1953 Nomor 9 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara RI Nomor 72 Tahun 1959 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor : 1820); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokokpokok Agraria (Lembaran Negara RI Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2013); 3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2824); 4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara RI Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3299); 5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara RI Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3419); 6. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara RI Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RI NOmor 3427); 7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3478); 8. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan
280 Lembaran Negara RI Nomor 3482); 9. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor : 44, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3823); 10. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3888); 11. UNdang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 241, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4043); 12. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor : 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4437); 13. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor : 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara RI Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3538); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Otonom Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3952); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4076); Memperhatikan:
Keputusan Bupati Bengkayang Nomor 185 Tahun 2006 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Bengkayang.
Menetapkan
:
PERTAMA
:
MEMUTUSKAN KEPUTUSAN BUPATI BENGKAYANG TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA) PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BENGKAYANG Membentuk Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Bengkayang dengan susunan keanggotaan sebagai berikut :
Penanggung Jawab
:
1. Bupati Bengkayang 2. Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang
Ketua
:
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkayang
Wakil Ketua
:
Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkayang
Ketua Harian
:
Sekretaris
:
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang 1. 2. 1. 2. Anggota 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kesubdin Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kab. Bengkayang Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bengkayang Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kab. Bengkayang Kepala Dinas Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup Kab. Bengkayang Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bengkayang Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Bengkayang Kepala Kantor Perhubungan Kab. Bengkayang Kepala Kantor Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Bengkayang Kepala Kantor Pertanahan Kab. Bengkayang
281 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bengkayang Kepala Bidang Fisik Bappeda Kab. Bengkayang Kepala PT Bank Kalbar Kab. Bengkayang Kontak Tani Nelayan Andalan Kab. Bengkayang Ketua Kamar Dagang dan Industri Kab. Bengkayang Camat Sanggau Ledo Kab. Bengkayang Camat Tujuh Belas Kab. Bengkayang Tokoh Masyarakat Setempat
KEDUA
:
Tugas Kelompok Kerja sebagaimana yang dimaksud Diktum PERTAMA adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan; 2. Mempersiapkan dan melaksanakan sosialisasi untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan 3. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi baik perencanaan, pelatihan maupun dalam pelaksanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan; 4. Memberikan pelayanan informasi kepada instansi yang berkepentingan untuk ditindaklanjuti; 5. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program Pengembangan Kawasan Agropolitan; 6. Membuat laporan berkala kepada Bupati.
KETIGA
:
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini, sepanjang menyangkut teknis pelaksanaan diatur lebih lanjut oleh Ketua Kelompok Kerja (POKJA).
KEEMPAT
:
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa : a. Biaya akibat ditetapkan keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Kalimantan Barat dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bengkayang serta sumber dana lainnya yang tidak mengikat. b. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Penetapan Keputusan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Bengkayang Pada Tanggal 30 Nopember 2006 BUPATI BENGKAYANG, TTD,
JACOBUS LUNA
TEMBUSAN : Disampaina Kepada Yth, : 1. Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang di Bengkayang 2. Kepala Bappeda Kabupaten Bengkayang di Bengkayang 3. Inspektur Daerah Kabupaten Bengkayang di Bengkayang 4. Kepala Dinas/Kantor/Bagian se-Kabupaten Bengkayang di Bengkayang Catatan : SK Diketik kembali sesuai dengan konsep aslinya
282 Lampiran 14.
Surat Keputusan Bupati Bengkayang tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Bengkayang
BUPATI BENGKAYANG SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR 185 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN LOKASI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BENGKAYANG BUPATI BENGKAYANG Menimbang
:
a. bahwa dalam rangka untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah berbasis pertanian, diperlukan langkah terobosan berupa program pengembangan kawasan agropolitan, dimana program tersebut dilaksanakan secara bertahap dan berorientasi jangka panjang dengan melibatkan berbagai pihak yang bekerjasama secara terkoordinasi, terarah, dan berkelanjutan; b. bahwa berdasarkan laporan akhir penyusunan Profil Kawasan Agropolitan Kalimantan Barat, Kecamatan Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang dijadikan sebagai lokasi terpilih untuk kawasan agropolitan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu untuk menetapkan Kecamatan Sanggau Ledo sebagai lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Bengkayang; dengan suatu keputusan.
Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undangundang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1953 Nomor 9 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara RI Nomor 72 Tahun 1959 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor : 1820); 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor : 44, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3823); 3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1996 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); 4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 204; Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor : 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4437);
283 Mengingat
:
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor : 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang KoordinasiKegiatan Instansi Vertikal di Daerah dengan Titik Berat pada Darah Tingkat II (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3487); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Otonomi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3952); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4593); MEMUTUSKAN KEPUTUSAN BUPATI BENGKAYANG TENTANG PENETAPAN LOKASI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BENGKAYANG
Menetapkan
:
PERTAMA
:
Menetapkan Kecamatan Sanggau Ledo sebagai lokasi Kawasan Agrpolitan Kabupaten Bengkayang;
KEDUA
:
Lokasi kawasan agropolitan sebagaimana tersebut pada diktum PERTAMA digunakan sebagai bahan acuan operasional kegiatan bagi jajaran pemerintah, masyarakat dan swasta di wilayah Kabupaten Bengkayang;
KETIGA
:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan diadakan penyesuaian dan penyempurnaan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini.
Ditetapkan Di Pada Tanggal
: Bengkayang : 7 Juli 2006
BUPATI BENGKAYANG, TTD,
JACOBUS LUNA
TEMBUSAN : Disampaina Kepada Yth, : 1. Gubernur Kalimantan Barat di Pontianak 2. Kepala Bappeda Prop. Kalimantan Barat di Pontianak 3. Kepala Dinas PU Prop. Kalimantan Barat di Pontianak 4. Kepala Dinas Pertanian Prop Kalimantan Barat di Pontianak 5. Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang di Bengkayang 6. Kepala Bappeda Kabupaten Bengkayang di Bengkayang 7. Kepala Dinas/Kantor/Bagian se-Kabupaten Bengkayang di Bengkayang 8. Camat Sanggau Ledo di Sanggau Ledo 9. Para Kepala Desa se-Kecamatan Sanggau Ledo di Sanggau Ledo Catatan : SK Diketik kembali sesuai dengan konsep aslinya
284 Lampiran 15. Formula Model Pengembangan Kawasan Agropolitan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
init flow doc init flow doc init flow doc init flow doc init flow doc init flow doc init flow doc init flow doc init flow doc init flow doc init flow doc init flow aux doc aux aux doc aux aux doc aux aux aux
Biaya_Prod_Jg = 4200000 Biaya_Prod_Jg = +dt*Laju_Biaya_Prod_Jg Biaya_Prod_Jg = Biaya Produksi Jagung Biaya_Prod_Pakan = 9000000 Biaya_Prod_Pakan = +dt*Laju_Prod_Pakan Biaya_Prod_Pakan = Biaya Produksi Pakan 6 Industri Jumlah_Industri = 6 Jumlah_Industri = +dt*Laju_Industri Jumlah_Industri = Jumlah Industri L_Budidaya = 70000 L_Budidaya = +dt*LLhn_Bud L_Budidaya = Lahan Budidaya L_Fasilitas = 7014.9 L_Fasilitas = +dt*Laju_Fasilitas L_Fasilitas = Fasilitas L_Kwsn_Lindung = 70000 L_Kwsn_Lindung = -dt*Laju_Konversi_Kws_Lindung +dt*Laju_Keb_Kws_Lindung L_Kwsn_Lindung = Luas Kawasan Lindung L_Permukiman = 7014.9 L_Permukiman = +dt*Laju_Permukiman L_Permukiman = Luas Lahan Permukiman Lahan_Agropolitan = 233830 Lahan_Agropolitan = -dt*Laju_Keb_Lahan_Agropolitan Lahan_Agropolitan = Luas Lahan Agropolitan PDDK = 50124 PDDK = -dt*Laju_Peng_Pddk +dt*Laju_Pertamb_Pddk PDDK = Penduduk kota tani Prod_Jagung = 95532 Prod_Jagung = +dt*Laju_Prod Prod_Jagung = Produksi Agropolitan Prod_Kelapa_Sawit = 43560 Prod_Kelapa_Sawit = +dt*Laju_Prod_KS Prod_Kelapa_Sawit = Produksi Kelapa Sawit Prod_Sapi = 4925 Prod_Sapi = +dt*Rate_35 Laju_Biaya_Prod_Jg = Biaya_Prod_Jg*F_Biaya_Prod_Jg Laju_Biaya_Prod_Jg = Laju Peningkatan Biaya Produksi Jagung Laju_Fasilitas = (L_Budidaya*Faktor_Pengali_Lhn_Fasilitas)*F_Fasilitas Laju_Industri = (Jumlah_Industri*F_Pertam_Ind*(Faktor_Pengali_Ind+ Kontunitas+Kualitas_Ind))*(Kelembagaan)+Teknologi_Ind Laju_Industri = Laju pertambahan industri Laju_Keb_Kws_Lindung = Lahan_Agropolitan*Fraksi_Keb_Kws_Lindung Laju_Keb_Lahan_Agropolitan = PDDK*Fraksi_Kebu_Lhn_Agropolitan Laju_Keb_Lahan_Agropolitan = Laju Kebutuhan lahan agropolitan Laju_Konversi_Kws_Lindung = L_Kwsn_Lindung*Fraksi_Konversi Laju_Peng_Pddk = (PDDK*F_Kematian)*Emigrasi_ Laju_Permukiman = (L_Budidaya*Faktor_Pengali_Lhn_Permukiman)*
285
aux aux aux
doc aux doc aux aux aux aux doc aux doc aux aux
doc aux
doc aux doc aux doc aux aux
doc aux doc aux
doc aux aux
Fraksi_Permukiman Laju_Pertamb_Pddk = (PDDK*F_Kelahiran)* Imigrasi_ Laju_Prod = ((Prod_Jagung*F_Pert_Prod/FLProd*Input_Prod)* Daya_Dukung_Ling)*F_Koreksi_Laju_Prod+Teknologi Laju_Prod_KS = ((Prod_Kelapa_Sawit*F_Pert_Prod_Kelapa_Sawit/ F_Prod_Kelapa_Sawit*Input_Prod)*Daya_Dukung_Ling)* F_Koreksi_Laju_Prod+Teknologi Laju_Prod_KS = Laju Produksi Kelapa Sawit Laju_Prod_Pakan = (Biaya_Prod_Pakan*Fraksi_Biaya_Prod* Biaya_Pemasaranan)*Jumlah_Industri Laju_Prod_Pakan = Laju produksi pakan LLhn_Bud = (Lahan_Agropolitan-Faktor_pengurangLahan_Budidaya)* FLBud Rate_35 = ((Prod_Sapi*F_Pert_Prod_Sapi/F_Prod_Sapi*Input_Prod)* Daya_Dukung_Ling)*F_Koreksi_Laju_Prod+Teknologi Biaya_Pemasaranan = F_Pemasaran*Indeks_Infra* Indeks_struktur_pasar*Indeks_Regulasi Daya_Dukung_Ling = 1-Kerusakan_Lingk Daya_Dukung_Ling = Daya Dukung Lingkungan Degradasi_Lahan = Sistem_Tanam*F_Koreksi_Deg_lahan Degradasi_Lahan = Degradasi Lahan Emigrasi_ = DELAYMTR(F_Emigrasi,30,1,0) F_Koreksi_Kerling = GRAPH(TIME,2005,3,[0.10,0.15,0.20,0.25,0.31, 0.40,0.45,0.49,0.52,0.58,0.68,0.68,0.69,0.70,0.72,0.75,0.80,0.84,0.85" Min:0;Max:1"])+Degradasi_Lahan F_Koreksi_Kerling = Faktor Koreksi Kerusakan Lingkungan F_Koreksi_Laju_Prod = GRAPH(TIME,2005,1.5,[0.58,0.65,0.45,0.4, 0.34,0.27,0.23,0.21,0.18,0.17,0.16,0.15,0.14,0.12,0.11,0.10,0.09, 0.08,0.07,0.06,0.05,0.04,0.03,0.02,0.01,0"Min:0;Max:1"]) F_Koreksi_Laju_Prod = Faktor Koreksi Laju Produksi Kelapa Sawit F_Prod_Kelapa_Sawit = GRAPH(L_Budidaya,6506.7,100,[0.02,0.14, 0.3,0.44,0.65,0.73,0.77,0,77,0.78,0.79,0.78"Min:0;Max:1"]) F_Prod_Kelapa_Sawit = Faktor Produksi Kelapa Sawit F_Prod_Sapi = GRAPH(L_Budidaya,40000,100,[0.02,0.14,0.3,0.44, 0.65,0.73,0.77,0,77,0.78,0.79,0.78"Min:0;Max:1"]) F_Prod_Sapi = Faktor produksi Sapi Faktor_Koreksi_Limbah_ind = GRAPH(Jumlah_Industri,6,2,[0.08, 0.14,0.19,0.25,0.32,0.34,0.35,0.34,0.34,0.35,0.35"Min:0;Max:1"]) Faktor_Kualitas_SDM_ind = GRAPH(Pendapatan_Masy,50000000, 1000000,[0.07,0.16,0.24,0.29,0.35,0.39,0.42,0.45,0.46,0.46,0" Min:0;Max:1"]) Faktor_Kualitas_SDM_ind = Faktor kualitas sumberdaya manusia industri Faktor_Pengali_Ind = GRAPH(Prod_Jagung,1000,100,[0.09,0.24,0.37, 0.47,0.55,0.63,0.69,0.75,0.78,0.79,0.79,0.07,0.01"Min:0;Max:1"]) Faktor_Pengali_Ind = Faktor pengali industri Faktor_Pengali_Tek_ind = GRAPH(Modal_Bangun_Ind,500000000, 10000000,[0.08,0.2,0.3,0.42,0.53,0.63,0.7,0.74,0.75,0.75,0.75,0.76" Min:0;Max:1"])*Faktor_Koreksi_Tek_ind Faktor_Pengali_Tek_ind = Faktor pengali teknologi industri FLProd = GRAPH(L_Budidaya,23000,100,[0.02,0.14,0.3,0.44, 0.65,0.73,0.77,0,77,0.78,0.79,0.78"Min:0;Max:1"]) Fraksi_Tek_ind = GRAPH(Teknologi_Ind,0,0.1,[0.08,0.18,0.25,0.29,
286
doc aux doc aux
doc aux doc aux doc aux doc aux doc aux doc aux aux doc aux doc aux doc aux doc aux
doc aux doc aux aux
doc aux
doc aux doc aux doc aux
0.34,0.39,0.42,0.46,0.5,0.5,0.49"Min:0;Max:1"]) Fraksi_Tek_ind = Fraksi teknologi Imigrasi_ = DELAYMTR(Konst_Imigrasi,30,1,0) Imigrasi_ = Imigrasi Penduduk Input_Prod = 10*F_Koreksi_Input*GRAPH(TIME,2005,3, [0.09,0.25,0.36,0.57,0.65,0.74,0.81,0.87,0.94,0.98,0.97,0.97" Min:0;Max:1"]) Input_Prod = Input Produksi Jumlah_Tenaga_Kerja = Sistem_Tanam*P_Tenaga_Kerja*F_Koreksi_TK Jumlah_Tenaga_Kerja = Jumlah tenaga kerja petani Keb_Modal = (Input_Prod+Teknologi)*F_Koreksi_Modal Keb_Modal = Kebutuhan Modal Keb_Modal_Kelapa_Sawit = (Input_Prod+Teknologi)* F_koreksi_Modal_KS Keb_Modal_Kelapa_Sawit = Kebutuhan Modal Kelapa Sawit Keb_Modal_Sapi = (Input_Prod+Teknologi)*F_Koreksi_Modal_Sapi Keb_Modal_Sapi = Kebutuhan Modal Sapi Kelembagaan = GRAPH(TIME,2005,3,[0.98,0.97,0.94,0.92,0.89, 0.81,0.73,0.59,0.41,0.32,0.19,0.09,0.01"Min:0;Max:1"]) Kelembagaan = Kelembagaan Kerusakan_Lingk = F_Koreksi_Kerling*P_Kerusakan_Lingk Kerusakan_Lingk_ind = Limbah_ind*Fraksi_Kerlingk_ind Kerusakan_Lingk_ind = Kerusakan lingkungan Keuntungan = (Penerimaan)-(Biaya_Prod_Pakan+ Pajak+Indeks_Gaji_Karyawan) Keuntungan = Keuntungan dari pengembangan industri pengolahan Keuntungan_usahatani = Penerimaan_usahatani-Biaya_Prod_Jg Keuntungan_usahatani = Keuntungan Usahatani Kontunitas = GRAPH(Prod_Jagung,95532,100,[0.09,0.19, 0.33,0.46,0.58,0.69,0.8,0.86,0.9,0.9,0.9"Min:0;Max:1"])*F_Kontunitas Kontunitas = Kontuinitas produksi agropolitan Kualitas_Ind = GRAPH(0,0,0.1,[0.1,0.25,0.37,0.47,0.58,0.7, 0.75,0.81,0.84,0.86,0.9,0.9,0.9"Min:0;Max:1"])*Fraksi_Kualitas_ind+ Teknologi_Ind Kualitas_Ind = Kualitas Industri Limbah_ind = Fraksi_Limbah_ind*Fraksi_Tek_ind* Faktor_Koreksi_Limbah_ind Limbah_ind = Jumlah industri yang dihasilkan oleh industri Modal_Bangun_Ind = Jumlah_Industri*Indeks_rata2_Modal_Ind_ P_Kerusakan_Lingk = GRAPH(PDDK,50124,100,[0.10,0.21,0.32,0.43, 0.51,0.58,0.63,0.67,0.68,0.69,0.7,0.72,0.75,0.80,0.85,0.90,0.95" Min:0;Max:1"])*FKL P_Kerusakan_Lingk = Fungsi Pengali Kerusakan Lingkungan P_Tenaga_Kerja = GRAPH(PDDK,50124,500,[0.06,0.10,0.15,0.20, 0.33,0.40,0.43,0.48,0.54,0.58,0.60,0.67,0.70,0.77,0.80,0.85,0.89,0.90, 0.95"Min:0;Max:0.02"]) P_Tenaga_Kerja = Fungsi Pengali Jumlah Tenaga Kerja Pajak = Penerimaan*Fraksi_Pajak Pajak = Penerimaan pajak dari pengolahan hasil agropolitan PDRB = (Prod_Jagung*Harga_Jagung_Perton)+(Prod_Kelapa_Sawit* Harga_Kelapa_SW_Perton)+(Prod_Sapi*Harga_sapi_Perekor) PDRB = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pendapatan_Masy = Tenaga_Kerja_Ind*Indeks_Gaji_TK_ind
287 doc aux doc aux doc aux aux aux doc aux
doc aux doc aux doc aux doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const const doc const const doc const doc const const doc const const doc const doc const
Pendapatan_Masy = Pendapatan masyarakat (karyawan) dalam pengadaan industri pengolahan Penerimaan = (Prod_Pakan)*(Harga_Pakan) Penerimaan = Penerimaan hasil pengolahan jagung Penerimaan_usahatani = Prod_Jagung_Per_Hektar* F_Konversi_Produksi*Harga_Prod_Per_kg Penerimaan_usahatani = Penerimaan usahatani Prod_Jagung_Per_Hektar = (Prod_Jagung/Luas_Panen_Jagung) Prod_Pakan = Prod_Jagung*Nilai_Prod_Bersih SDM = Penerimaan_usahatani*F_SDM SDM = Sumberdaya Manusia Sistem_Tanam = GRAPH(TIME,2035,100,[0,95,0.9,0.89, 0.83,0.76,0.71,0.67,0.66,0.64,0.63,0.62,0.61,0.61,0.50,0.45,0.40,0.37, 0.33"Min:0;Max:1"])*SDM*F_Sistem_Tanam Sistem_Tanam = Sistem Penanaman Teknologi = GRAPH(F_Teknologi,0,0.1,[0.15,0.30,0.39,0.67,0.75, 0.9,0.95,0.96,0.96,0.95,0"Min:0;Max:1"]) Teknologi = Teknologi Teknologi_Ind = Faktor_Kualitas_SDM_ind*Faktor_Pengali_Tek_ind Teknologi_Ind = Teknologi Industri Tenaga_Kerja_Ind = Jumlah_Industri*Indeks_TK_Ind Tenaga_Kerja_Ind = Tenaga kerja yang bekerja pada semua unit industri F_Biaya_Prod_Jg = 2.5% F_Biaya_Prod_Jg = Fraksi Biaya Produksi F_Emigrasi = 10 F_Emigrasi = Fraksi Emigrasi F_Fasilitas = 1% F_Fasilitas = Indeks fasilitas F_Kelahiran = 0.049 F_Kelahiran = Fraksi Kelahiran F_Kematian = 0.001 F_Kematian = Fraksi kematian F_Kontunitas = 1 F_Kontunitas = Fraksi Kontuinitas F_Konversi_Produksi = 1000 F_Konversi_Produksi = Faktor konversi satuan volume dari ton ke kg F_Koreksi_Deg_lahan = 1 F_Koreksi_Input = 1 F_Koreksi_Input = Konstantan Input F_Koreksi_Modal = 1 F_koreksi_Modal_KS = 1 F_koreksi_Modal_KS = Faktor Koreksi Modal Kelapa Sawit F_Koreksi_Modal_Sapi = 1 F_Koreksi_Modal_Sapi = Faktor Koreksi Modal Sapi F_Koreksi_TK = 1 F_Pemasaran = 10% F_Pemasaran = Fraksi pemasaran hasil olahan F_Pert_Prod = 3% F_Pert_Prod_Kelapa_Sawit = 3.5% F_Pert_Prod_Kelapa_Sawit = Fraksi Pertambahan Produksi Kelapa Sawit F_Pert_Prod_Sapi = 3.0% F_Pert_Prod_Sapi = Fraksi Pertambahan Produksi Sapi F_Pertam_Ind = 3.0%
288 doc const const const const doc const const const const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc const doc
F_Pertam_Ind = Fraksi Pertambahan Industri F_SDM = 1 F_Sistem_Tanam = 0.000000005 F_Teknologi = 1 Faktor_Koreksi_Tek_ind = 1 Faktor_Koreksi_Tek_ind = Faktor koreksi teknologi Faktor_Pengali_Lhn_Fasilitas = 10% Faktor_Pengali_Lhn_Permukiman = 10% Faktor_pengurangLahan_Budidaya = 163830 FKL = 0.5 FKL = Fraksi kerusakan lingkungan FLBud = 2% FLBud = Fkarsi lahan Budidaya Fraksi_Biaya_Prod = 10% Fraksi_Biaya_Prod = Fraksi biaya produksi pakan Fraksi_Keb_Kws_Lindung = 0.000000020 Fraksi_Keb_Kws_Lindung = Fraksi Konversi Kawasan Lindung Fraksi_Kebu_Lhn_Agropolitan = 0 Fraksi_Kebu_Lhn_Agropolitan = Fraksi kebutuhan lahan agropolitan Fraksi_Kerlingk_ind = 0.01 Fraksi_Kerlingk_ind = Fraksi kerusakan lingkungan Fraksi_Konversi = 1% Fraksi_Konversi = Fraksi Kebutuhan kawasan lindung Fraksi_Kualitas_ind = 1 Fraksi_Kualitas_ind = Fraksi kualitas industri Fraksi_Limbah_ind = 3750 Fraksi_Limbah_ind = Jumlah limbah yang dihasilkan industri Fraksi_Pajak = 1% Fraksi_Pajak = Fraksi Pajak Fraksi_Permukiman = 1.5% Fraksi_Permukiman = Fraksi Permukiman Harga_Jagung_Perton = 2200000 Harga_Jagung_Perton = Harga Jagung Perton Harga_Kelapa_SW_Perton = 1000000 Harga_Kelapa_SW_Perton = Harga Kelapa Sawit Perton Harga_Pakan = 5000000 Harga_Pakan = Harga pakan perton Harga_Prod_Per_kg = 2200 Harga_Prod_Per_kg = Harga Produksi Per Kilogram Harga_sapi_Perekor = 8000000 Harga_sapi_Perekor = Harga Sapi Perekor Indeks_Gaji_Karyawan = 216000000 Indeks_Gaji_Karyawan = Gaji karyawan Indeks_Gaji_TK_ind = 1000000 Indeks_Gaji_TK_ind = Gaji tenaga kerja industri Indeks_Infra = 1 Indeks_Infra = Nilai indeks pengembangan infrastruktur Indeks_rata2_Modal_Ind_ = 5000000 Indeks_rata2_Modal_Ind_ = Modal pembangunan satu unit industri Indeks_Regulasi = 1 Indeks_Regulasi = Nilai Indeks regulasi Indeks_struktur_pasar = 1 Indeks_struktur_pasar = Nilai indeks dari struktur pasar
289 const doc const doc const doc const doc
Indeks_TK_Ind = 3 Indeks_TK_Ind = Jumlah tenaga kerja industri setiap unit industri Konst_Imigrasi = 3 Konst_Imigrasi = Konstanta Imigrasi Luas_Panen_Jagung = 23000 Luas_Panen_Jagung = Luas Panen Nilai_Prod_Bersih = 0.75 Nilai_Prod_Bersih = Nilai produksi bersih jagung setelah dikurangi limbah
290
LAMPIRAN – LAMPIRAN