i
SANITASI MASYARAKAT DI SEKITAR SUNGAI KARANG MUMUS KOTA SAMARINDA (Studi Kasus: Masyarakat RT.26 Kelurahan Temindung)
Oleh : RUDI TITUS NIM. 100500177
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
ii
SANITASI MASYARAKAT DI SEKITAR SUNGAI KARANG MUMUS KOTA SAMARINDA (Studi Kasus: Masyarakat RT.26 Kelurahan Temindung)
Oleh : RUDI TITUS NIM. 100500177
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
iii
SANITASI MASYARAKAT DI SEKITAR SUNGAI KARANG MUMUS KOTA SAMARINDA (Studi Kasus: Masyarakat RT.26 Kelurahan Temindung)
Oleh : RUDI TITUS NIM. 100500177
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah
: Sanitasi Masyarakat Di Sekitar Sungai Karang Mumus Kota Samarinda (Studi Kasus: Masyarakat RT.26, Kelurahan Temindung.
Nama
: Rudi Titus
NIM
: 100500177
Program Studi
: Manajemen Lingkungan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Erna Rositah,S.Hut,MP NIP.19731128 199903 2 001
Penguji I,
Penguji II,
……………………………. NIP……………………….
……………………………. NIP……………………….
Menyetujui, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan
Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Ir. Dadang Suprapto, MP NIP.19620101 198803 1 003
Ir. Hasanudin, MP NIP.19630805 198903 1 005
Lulus ujian pada tanggal : ...........................
v
ABSTRAK RUDI TITUS, Sanitasi Masyarakat di Sekitar Sungai Karang Mumus Kota Samarinda (Studi Kasus: Masyarakat RT.26 Kelurahan Temindung), dibawah bimbingan Ibu ERNA ROSITAH. Tujuan dari penelitian ini adalah agar masyarakat daerah aliran sungai menangani sampah rumah tangga, Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat sekitar bantaran sungai Karang Mumus terhadap kebersihan di lingkungan mereka, Mempelajari dampak atau akibat yang ditimbulkan dari kurangnya kesadaran masyarakat terhadap daerah tempat tinggal mereka. Penelitian ini telah dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan di RT.26 Kelurahan Temindung, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda. Data diperoleh dari Kuesioner dan Wawancara. Data diolah dan dianalisa secara deskriptif kualitatip. Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Karang Mumus umumnya tingkat perekonomiannya rendah, dan tinggal di rumah-rumah sederhana dengan status rumah sewa. Sanitasi masyarakat yang tinggal dipinggiran Sungai Karang Mumus masih belum dikelola dengan baik kondisi air Sungai Karang Mumus kotor dan tercemar, namun masyarakat disekitar Sungai Karang Mumus sebagian besar 75% menggunakan air sungai tersebut untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan sekitar 25% mengkonsumsi air Sungai Karang Mumus untuk masak dan minum. Sanitasi masyarakat yang kurang baik berdampak dengan kesehatan masyarakat, di antaranya terserang penyakit seperti gatal-gatal, diare, dan tyfus. Masyarakat menjadikan Sungai Karang Mumus sebagai tempat pembuangan akhir sampah, disamping karena kurangnya kesadaran masyarakat juga tidak tersedianya tempat sampah disekitar tempat tinggal mereka. Perhatian instansi terkait masih kurang terhadap sanitasi masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai Karang Mumus. Kata kunci : Sanitasi Masyarakat Syungai Karang Mumus.
vi
RIWAYAT HIDUP Rudi Titus, lahir pada tanggal 01 Juli 1988 di Kota Kinabalu, Malaysia. Merupakan putra ke 7 dari pasangan suami istri Bapak Titus Jamaq dan Ibu Ruth Minggu. Tahun 1992 memulai Pendidikan di
TK Sion Nunukan,
kemudian tahun 1994 melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri 002 Nunukan hingga tahun 2000. Melanjutkan lagi Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2000-2003. Setelah itu melanjutkan lagi di Sekolah Menengah Atas pada tahun 2003-2006. Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian pada Program Studi Manajemen Lingkungan. Pada tahun 2012-2013 pernah menjabat sebagai ketua KBMK. Selama menempuh pendidikan tinggi Penulis telah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan terhitung sejak tanggal 4 Maret sampai 5 Mei 2013 di PT. Anugerah Bara Kaltim. Penulisan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar dengan sebutan Ahli Madya Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penulis menyusun Karya Ilmiah yang berjudul Studi Kasus Sanitasi Masyarakat Yang Bermukim Di Sekitar Sungai Karang Mumus Kota Samarinda.
vii
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Studi Kasus Sanitasi Masyarakat yang Bermukim di Sekitar Sungai Karang Mumus Kota Samarinda. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis selama kurang lebih dua bulan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, Penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Erna Rositah,S.Hut,MP selaku Dosen Pembimbing. 2. Bapak Ir.Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan. 3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 4. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Program Studi Manajemen Lingkungan. 6. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu
dan Saudara untuk do’anya dan
telah
memberikan dukungan baik materi maupun moril kepada Penulis. 7. Rekan-rekan Siti Qomariyah, Andi Adly, Meidina, Wulandari, Neni, Dian, Jefri, Hendra, Bennet, Sufianur dan seluruh rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi angkatan 2010 yang telah banyak membantu Penulis dalam Karya Ilmiah ini hingga selesai. 8. Seluruh pihak yang telah membantu Penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini. Sebaik apapun Penulis menyusun karya ilmiah ini, Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu Penulis
viii
mengharapkan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi lebih baiknya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sehingga dapat memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca.
Penulis Sei Keledang, Juli 2013.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ...........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4 A. Sanitasi Lingkungan .................................................................... 4 B. Sungai…………………………….................................................. 5 BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... B. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... C. Jenis dan sumber data................................................................ D. Batasan fokus penelitian............................................................. E. Prosedur Penelitian..................................................................... F. Pengolahan Data .......................................................................
11 11 11 11 12 12 13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 14 A. Hasil ............................................................................................ 14 B. Pembahasan ............................................................................... 18 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 22 A. Kesimpulan ................................................................................. 22 B. Saran ........................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 24 LAMPIRAN .................................................................................................... 26
x
DAFTAR TABEL
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1. Informasi tentang data Responden…………………………………….
14
2. Pernyataan responden………………………………………………….
15
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Tubuh Utama
1. Informasi tentang data Responden ……….………………………….
Nomor
Lampiran
Halaman 14
Halaman
2. Persiapan Kuisioner yang akan disebar ke masyarakat …………..
31
3. Penyebaran Kuisioner di Bantaran Sungai Karang Mumus..............
31
4. Penyebaran Kuisioner Ke Masyarakat ………….…………………….
32
5. Kondisi Bantaran Sungai Karang Mumus…......................................
33
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran
1. Kuisioner Responden….……………………………………………….
Halaman 27
1
BAB I PENDAHULUAN Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan masih rendah. Terbukti sering dijumpai orang membuang sampah seenaknya dan tidak pada tempatnya. Misalnya, sungai yang seharusnya mengalirkan air yang bersih dengan habitat yang hidup didalamnya telah berubah menjadi tempat untuk menghanyutkan sampah. Masyarakat di kota-kota besar banyak yang tidak peduli akan lingkungan mereka tidak peduli dengan program-program perbaikan lingkungan misalnya melakukan daur ulang dan memilah sampah rumah tangga .Mereka yang membuang sampah keselokan atau sungai(Anonim 2011). Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air merupakan kebutuhan yang tidak bias ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air terutama untuk minum. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organik, kaleng dan sebagainya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi(Effendi, 2003).. Pengertian sanitasi dalam arti sempit, yakni air limbah rumah tangga. Persampahan adalah bagian dari sanitasi lingkungan karena merupakan sisa limbah padat yang keluar dari rumah tangga permukiman. Sungai di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan tingkat
2
kepadatan penduduknya yang sangat
tinggi dan pemanfaatan sumberdaya
alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi sungai semakin menurun dengan salah satu indikasi meningkatnya kejadian pencemaran. Sebagai suatu kesatuan tata air, sungai dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian sungai ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial ekonomi masyarakat. Manusia hidup tidak terlepas dari alam. Namun sering kita tidak menyadari bahwa kita sudah menjadi musuh alam nomor satu dari seluruh pengisi bumi ini. Kita minum air yang dihasilkan oleh alam, makan makanan hasil produksi alam. Namun di sekarang ini, sudah sangat jarang diperoleh air jernih yang siap di minum seperti yang bias kita temukan di daerah pegunungan. Hal ini terjadi karena adanya pencemaran air. Sanitasi yang memadai merupakan dasar dari pembangunan. Namun, fasilitas dari sanitasi jauh dibawah kebutuhan penduduk yang terus meningkat jumlahnya. Akibatnya, muncul dari berbgai jenis penyakit yang salah satunya diantarannya adalah diare. Di dunia, penyakit tersebut telah menimbulkan kematian sekitar 2,2 juta anak per tahun dan menghabiskan banyak dana untuk mengatasinya(UNICEF,1997).
Minimnya
sanitasi
lingkungan
seperti
penanganan sampah, air limbah, tinja, saluran pembuangan, dan kesehatan masyarakat telah menyebabkan terus tingginya kematian bayi dan anak oleh penyakit diare dan berperan penting dalam mengundang munculnya berbagai faktor penyakit. Penanganan sanitasi lingkungan oleh pemerintah sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala. Jumlah fasilitas yang ada tidak sebanding dengan
3
pertumbuhan penduduk. Selain itu, masyarakat dibanyak wilayah masih mempraktekkan perilaku hidup yang tidak sehat, seperti buang air besar di sungai yang airnya kotor, mencuci disungai yang airnya kotor membuang sampah sembarangan dan lain-lain. Karena itu diharapkan masyarakat mampu mempraktekkan hidup sehat dengan menciptakan sanitasi lingkungan yang baik. Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sanitasi mereka. Dalam hal ini masyarakat setempat mempunyai peranan penting dan menentukan,
mulai
dari
perencanaan,
pelaksanaan
pembangunan,
pengawasan, dan pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi yang telah dibangun. Peranan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, adalah sebagai fasilitator. Pembangunan sanitasi didasarkan pada kebutuhan masyarakat (demand driven) dan juga kesediaan masyarakat untuk berkontribusi sesuai dengan kondisi dan kemampuan mereka.(Anonim 2010). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat kajian tentang sanitasi masyarakat yang bermukim disekitar Sungai Karang Mumus dalam hal ini khususnya masyarakat RT.26 Kelurahan Temindung, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda. Hasil yang diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi bagi masyarakat dan pihak-pihak terkait dengan kesehatan masyarakat dan lingkungan, khususnya di sepanjang Sungai Karang Mumus.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Lingkungan 1.
Definisi Sanitasi Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. (Wikipedia,2010) Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah
berjangkitnya suatu
penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan(Arifin, 2009). Pengertian sanitasi adalah sesuatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap berbagai factor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan(Azwar,1990).
5
2. Cara Sanitasi Cara
sanitasi
(pencegahan
bersih)
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan solusi yaitu(Wikipedia 2011) : Teknis contohnya : - Perawatan cucian - Sisa cairan buangan Teknologi sederhana contohnya: a. Kakus b. Tangki septik Praktik kebersihan pribadi contohnya :
a. Membasuh tangan dengan sabun. b. Mandi 3. Tujuan Sanitasi Tujuan sanitasi dalam masyarakat (Anonim, 2012) ?
Memperbaiki, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia.
?
Efisiensi produksi dapat dimaksimalkan.
?
Menghasilkan produk yang aman dan sehat dari pengaruh buruk yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia. B. SUNGAI
1. Definisi Sungai Sungai merupakan jalan air alam mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau kesungai yang lain. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya
6
berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai dimana sungai bertemu laut yang dikenali sebagai muara sungai. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa Negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es atau salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan(Anonim 2010) 2. Jenis-jenis Sungai Sungai menurut jumlah airnya dibedakan (Kristanto. 2002): a. Sungai permanen–yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relative tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera. b. Sungai periodik–yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa, misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di JawaTimur. c. Sungai intermittent atau sungai episodik–yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba. d. Sungai ephemeral–yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hamper sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
7
3. Manfaat Sungai a. Untuk irigasi pertanian b. Bahan baku air minum c. Sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah d. Potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. 4. Indikator Pencemaran Sungai Air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zatzat kimia terutama oleh zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun beberapa indikator bahwa air sungai telah tercemar adalah sebagai berikut: a. Adanya perubahan suhu air. Air yang panas apabila langsung dibuang kelingkungan
akan
mengganggu
kehidupan
hewan
air
dan
mikroorganisme lainnya. b. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai kisaran pH antara 6,5 – 7,5. c. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air. Air dalam keadaan normal dan bersih pada umumnya tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih, tetapi hal itu tidak berlaku mutlak, sering kali zat-zat beracun justru terdapat pada bahan buangan industri yang tidak mengakibatkan perubahan warna pada air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya pencemaran. Apabila air memiliki rasa berarti telah terjadi penambahan material pada air dan mengubah konsentrasi ion Hidrogendan pH air. d. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. Bahan buangan yang berbentuk padat, sebelum sampai kedasar sungai akan melayang di
8
dalam air bersama koloidal, sehingga menghalangi masuknya sinar matahari kedalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan fotosintesis. e. Adanya mikroorganisme. Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari limbah industry ataupun domestik. Bila bahan
buangan
yang
harus
didegradasi
cukup
banyak,
maka
mikroorganisme akan ikut berkembang biak. Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang biak pula. 5. Macam-macam Sumber Pencemaran Sungai Menurut
Anonim(2008),
jika
berdasarkan
sumber
limbah
dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a. Limbah Rumah Tangga Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, selada dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki. b. Limbah Industri Limbah adalah suatu sisa usaha atau kegiatan produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
9
c. Limbah Pabrik Limbah ini bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena
limbah
ini
mempunyai
kadar
gas
yang
beracun,
padaumumnyalimbahinidibuang di sungai-sungai di sekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat. 6. Akibat Pencemaran Sungai Menurut Sukadi(2002) Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk pengurainya. Jika O2 kurang, pengurainya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Polutan ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk kelaut. Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran sungai adalah: a. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya, kandungan oksigen. b. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi). c. Pendangkalan dasar perairan yang dapat mengakibatkan banjir. d. Perubahan ekologi. e. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat. f. Kematian biota air, seperti plankton, ikan, bahkan burung.
10
7. Usaha Mengatasi Dan Mencegah Pencemaran Sungai Pengenceran dan penguraian polutan daerah aliran sungai cukup sulit karena airnya yang mengalir jadi, sungai yang tercemar akan tetap tercemar dalam jangka waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan pencemar yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menjaga agar sungai tetap bersih misalnya : a. Menempatkan perumahan atau pemukiman jauh dari sungai. b. Pembuangan limbah
rumah tangga diatur sehingga tidak mencemari
lingkungan sungai. c. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran. d. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya. e. Melakukan intensifikasi pertanian. f. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
11
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekitar Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda tepatnya di RT.26 Kelurahan Temindung, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda. Penelitian ini di laksanakan selama 3 (tiga) bulan terhitung dari bulan Mei hingga Juli
2013, meliputi kegiatan antara lain
persiapan penelitian, pengambilan data dan laporan hingga penulisan karya ilmiah. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis menulis untuk mencatat data penelitian,meliputi: 1.
Kamera dan alat tulis digunakan untuk mendokumentasikan semua prosesi penting selama penelitian.
2.
Tape Recorder untuk merekam wawancara dengan nara sumber.
3.
Komputer dan printer.untuk membuat laporan karya ilmiah. Sedangkan bahan penelitian yang digunakan meliputi:
1.
Lembar kuisioner sebagai acuan dalam menggali materi penelitian.
2.
Laporan-laporan dari masyarakat sebagai sumber yang dimintai keterangan.
C. Jenis danSumber Data Data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. 1. Data primer diperoleh dari responden melalui kuesioner dan wawancara langsung. Unit responden adalah rumah tangga. Responden terdiri dari 14
12
orang laki-laki dan 6 orang perempuan sampel atau 26% dari total rumah tangga. Responden dipilih secara secara purposive. 2. Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan, dokumen-dokumen dan referensi lain yang terkait dengan topik penelitian.
D. Batasan Fokus Penelitian Topik pada sanitasi sebagai fokus penelitian ini dibatasi hanya pada aspek-aspek pengelolaan sampah dan pengelolaan lingkungan sekitar tempat tinggal dan MCK. Masyarakat sekitar Sungai Karang Mumus sebagai obyek penelitian difokuskan pada masyarakat RT.26 Kelurahan Temindung, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda. Unit responden adalah rumah tangga.
E. Prosedur Penelitian 1. Orientasi lapangan Orientasi lapangan ini dilakukan untuk mengetahui wilayah studi tempat penelitian ini akan dilaksanakan, termasuk di dalamnya melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait. 2. Persiapan Alat dan Bahan Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. 3. Pembuatan Daftar Pertanyaan Menyusun kuesioner sesuai kebutuhan dari topik penelitian.
13
4. Pengumpulan Data Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara langsung dengan responden. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen dan referensi terkait topik penelitian. 5. Dokumentasi Mengambil foto-foto untuk dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung penelitian. 6. Penyusunan Laporan dan Hasil Penelitian Penyusunan laporan dan hasil penelitian dilakukan pada akhir penelitian setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian telah terkumpul. F. Pengolahan Data
Data yang dihasilkan diolah kemudian dipresentasikan, diklasifikasikan kemudian ditabulasikan. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk menggambarkan secara menyeluruh mengenaikeadaan yang sebenarnya tentang pengelolaan sampah di lapangan sesuai dengan data yang diperoleh.
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Data yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan di pemukiman sekitar Sungai Karang Mumus selama 3 bulan terhitung dari awal bulan Mei hingga Juli 2013 adalah sebagai berikut: a. Informasi Tentang Responden Penduduk RT.26 dimana penelitian ini difokuskan berjumlah 298 jiwa terdiri dari 150 jiwa laki-laki dan 148 jiwa perempuan dengan 76 rumah tangga. Responden dalam penelitian ini adalah 20 orang atau 26 % dari total 76 rumah tangga. Informasi responden ditampilkan pada tabel 1 dibawah ini:. Tabel 1. Informasi Tentang Data Responden
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
Umur (tahun)
Jenis Kelamin
Pen Didikan SD SD SMA
Ngadimin
55
Pria
Resemi Mahfud Raminim
52 37 53
Wanita Pria Wanita
Sapiah Ramli Supardi Sinta GM Jumadil Sudarmi Hasnan Rais Gita Maharani
45 34 38 24 28 50 55 43
Wanita Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Pria
Aris Sriyati M. Ikbal Julvikar Sumanto Idris Pujianur
53 55 43 41 54 25 33
Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Pria
Edi
47
Pria
SD SD SMP SMP SMA SD SMP SD SMP SD SD SD SMP SMP SD SMP SD
Jumlah Anggota Keluarga
Pekerjaan
Lama Domisili (tahun)
6
Pedagang
8
4 4 6
Pedagang Pedagang IRT
20 4 7
5 3 5 4 3 6 7 5
IRT Swasta Swasta IRT Swasta IRT Swasta IRT
5 6 11 5 8 20 28 7
7 5 4 3 4 4 3
Pedagang IRT Buruh Buruh Swasta Swasta Swasta
30 23 5 9 10 20 24
4
Swasta
20
15
b. Pernyataan responden Data ini menyajikan informasi mengenai pernyataan responden tentang kondisi Sungai Karang Mumus dan masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Karang Mumus. Tabel 2. Pernyataan Responden Jawaban No
Daftar pertanyaan
1.
Menurut anda apakah lingkungan sekitar Sungai Karang Mumus sudah tersanitasi dengan baik ?
Pilihan jawaban
a. Iya/sudah
Total (org)
Prosentase (%)
3
15
b. Tidak/belum
16
80
c. Biasa-biasa saja
1
5
b. Tidak/belum
18
90
c. Biasa-biasa saja
2
10
d. Tidak tahu 2.
Menurut anda apakah masyarakat sekitar Sungai Karang Mumus selalu menjaga kebersihan ?
a. Iya/sudah
d. Tidak tahu 3.
4.
Apakah masyarakat disekitar sungai karang mumus pernah mengadakan kerja bakti di lingkungan RT masing-masing ?
a. Iya/pernah
7
35
b. Tidak/belum
5
25
c. Kadang-kadang
5
25
d. Tidak tahu
3
15
Jika pernah kapan kerja bakti tersebut dilaksanakan ?
a. Seminggu sekali
c. Sebulan sekali
17
85
d. Tidak pernah
3
15
b. 2 minggu sekali
16
5.
Apakah masyarakat sekitar selalu membuang sampah mereka ke Sungai Karang Mumus ?
a. Iya
18
90
2
10
20
100
20
100
b. Tidak c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
6.
7.
8.
9.
Dimana anda dan keluarga anda biasa membuang sampah/limbah yang di hasilkan setiap hari ?
Apakah ada fasilitas seperti TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di sekitar tempat tinggal bapak/ibu/saudara ?
Jarak TPS (Tempat Pembuangan Sampah) dari tempat tinggal bapak/ibu/.saudara ?
Apakah bapak/ibu/saudara melakukan aktivitas MCK di sekitar sungai ?
a.
Di Sungai
b.
Di TPS
c.
Di parit-parit
d.
a.
Ada pengumpul atau tukang sampah yang mengambil Iya, ada
b.
Tidak ada
c.
Mungkin
d.
Tidak tahu
a.
Sangat dekat
b.
Dekat
c.
Lumayan jauh
3
15
d.
Jauh sekali
17
85
a.
Iya
15
75
b.
Tidak
3
15
c.
Kadang-kadang
2
10
d.
Tidak tahu
17
10.
11.
12.
13.
Apakah bapak/ibu/saudara menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan konsumsi sehari-hari seperti masak dan minum ? Apakah bapak/ibu/saudara dan atau anggota keluarga pernah terkena penyakit setelah menggunakan air Sungai Karang Mumus ?
a.
Iya
5
25
b.
Tidak
10
50
c.
Kadang-kadang
5
25
d.
Tidak tahu
a.
Iya
14
70
b.
Tidak
c.
Kadang-kadang
6
30
d.
Tidak tahu
Adakah penyakit dibawah ini pernah terjangkit terhadap bapak/ibu/saudara dan atau keluarga lainnya ?
a.
Gatal-gatal
11
55
b.
Diare
5
25
c.
Kolera
1
5
d.
Typus
3
15
a.
Baik dan bersih
b.
Kotor
20
100
c.
Tercemar
Sangat tercemar a. Iya
2
10
b. Tidak pernah
16
80
a. Kadang-kadang
2
10
Bagaimana kondisi Sungai Karang Mumus menurut bapak/ibu/saudara ?
d. 14.
15.
Apakah pemerintah setempat (ketua RT) atau pihak lainnya pernah melakukan penyuluhan tentang sampah dan atau masalah lingkungan lainnya ? Bagaimana tanggapan bapak/ibu/saudara sendiri sebagai warga sekitar sungai terhadap himbauan tersebut ?
b. Tidak tahu
a.
Menanggapi dengan baik dan melaksanakannya
2
10
b.
Kurang menanggapi
16
80
18
16.
17.
18.
2
10
Sudah
10
50
b.
Belum
3
15
c.
7
35
d.
BIasa-biasa saja Tidak peduli
Adakah saluran pembuangan air (selokan) disekitar tempat tinggal bapak/ibu/saudara ?
a.
Ada
3
15
b.
Tidak
12
60
c.
Tidak tahu
5
25
Apakah tempat tinggal bapak/ibu/saudara pernah terkena banjir ?
a. Iya dan sering
20
100
20
100
Apakah anda dan keluarga anda sendiri sudah menjaga kebersihan lingkungan ?
c.
Biasa-biasa saja
d.
Tidak peduli
a.
b. Tidak c. Kadang-kadang
19.
Pada saat apa saja rumah bapak/ibu/saudara kebanjiran ?
a. Hujan lebat b. Air pasang c. A dan B
Sumber : Kuesioner responden
2. Pembahasan
a. Informasi jumlah Kepala Keluarga (KK) di wilayah studi Jumlah keseluruhan Kepala Keluarga yang ada di wilayah studi RT.26 adalah 76 Kepala Keluarga dengan jumlah 298 warga yang terdiri dari lakilaki 150 dan perempuan 148. Dan mengambil sampel responden (20 responden) seperti yang terlihat pada tabel 1.
19
b. Informasi umum responden Masyarakat atau responden yang tinggal RT.26 Kelurahan Temindung, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda adalah dewasa dengan usia berkisar 24-55 tahun, terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 6 orang. Seluruh responden telah berkeluarga dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 5 orang. Mereka tinggal di sekitar Sungai Karang Mumus sudah cukup lama yaitu rata-rata sekitar 14 tahun. Rumah yang mereka tempati umumnya adalah rumah sewa dan tergolong sederhana terbuat dari kayu. Adapun pekerjaan mereka cukup beragam yaitu pedagang, buruh, pegawai swasta dan ibu rumah tangga. Sungai Karang Mumus berperan penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Karang Mumus, setidaknya hal tersebut dapat terlihat dari kehidupan masyarakat di RT.26. Meskipun menurut mereka kondisi Sungai Karang Mumus kotor dan tercemar, namun tetap digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Berdsarkan hasil kuisoner, sekitar 75% masyarakat selalu mengandalkan air Sungai Karang Mumus untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus) dan 10% yang menggunakan sekali-kali (kadang-kadang) saja. Selain untuk MCK, air Sungai Karang Mumus juga dikonsumsi masyarakat atau digunakan untuk keperluan memasak dan minum 25%, yang hanya kadang-kadang mengkonsumsi sekitar 25% dan sisanya yaitu 50% sudah menggunakan air PDAM atau air hujan. Seharusnya dengan kondisi air yang kotor dan tercemar seperti air Sungai Karang Mumus, tidak layak digunakan untuk kebutuhan MCK terlebih lagi dikonsumsi untuk masalah dan minum. Masyarakat sendiri sebenarnya
20
menyadari bahwa air Sungai Karang Mumus tidak layak untuk dikonsumsi, namun
tingkat
ekonomi
rata-rata
masyarakat
yang
masih
rendah,
menyebabkan mereka harus mengambil pilihan tersebut, dimana rata-rata mereka adalah dari pedagang kecil dan buruh kasar. Rumah tinggal merekapun berstatus sewa dengan kondisi rumah yang sederhana, kecil dan terbuat dari kayu lihat gambar pada lampiran 1 gambar 3. Menggunakan air Sungai Karang Mumus baik untuk MCK maupun konsumsi masak dan minum berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Hal tersebut di akui oleh sekitar 70% responden yang terkena penyakit seperti gatal-gatal pada kulit 55%, diare 25% dan selebihnya adalah penyakit lain seperti tifus. Kotor dan tercemarnya Sungai Karang Mumus tidak terlepas dari pola dan kebiasaan masyarakat sekitar Sungai Karang Mumus, khususnya dalam pengelolaan sampah atau limbah rumah tangga. Berdasarkan hasil kuesioner, seluruh responden 100% menjadikan Sungai Karang Mumus sebagai tempat pembuanagan sampah. Hal tersebut menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan sanitasi lingkungan di sekitar mereka. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah (TPS) disekitar tempat tinggal masyarakat. Tempat pembuangan sampah (TPS) terletak jauh sekali dari rumah-rumah responden turut andil dalam kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai. Dampak lain yang dirasakan oleh masyarakat akibat pengeloaan sampah rumah tangga yang kurang baik adalah banjir yang sering terjadi baik pada saat hujan lebat dan air pasang besar. Sampah yang menumpuk di sungai,
21
menjadikan sungai semakin dangkal, sehingga daya tampung sungai terhadap volume air yang besar (hujan lebat dan air pasang besar). Menurut masyarakat, perhatian pemerintah dalam hal ini pihak terkait masih kurang, dimana 80% menyatakan tidak pernah ada penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang masalah sampah dan lingkungan. Menurut masyarakat setempat kondisi Sungai Karang Mumus amat jauh berbeda dari beberapa tahun yang lalu. Menurut narasumber sejak tahun 1985 Sungai Karang Mumus mulai mengalami kerusakan seperti kondisi air sungai yang mulai keruh, padahal sebelumnya sungai ini kondisinya amat baik dan airnya pun jernih. Hal ini disebabkan karena salah satunya yaitu keberadaan bangunan pasar segiri yang berada tepat di dekat Sungai Karang Mumus, aktivitas di pasar seperti membuang sampah sayur-sayuran serta hewan seperti ayam dan ikan membuat kondisi sungai semakin buruk. Selain itu menurut hasil pengamatan dilapangan masyarakat juga banyak yang membuang sampahnya langsung ke Sungai Karang Mumus terlebih lagi mereka juga memelihara hewan ternak seperti ayam tepat berada di pinggiran Sungai Karang Mumus. Sebenarnya di daerah tersebut terdapat tempat pembuangan sampah umum tetapi bukan milik pemerintah sehingga mereka yang membuang sampah di tempat tersebut harus membayar 10.000 setiap bulannya. Jika masyarakat terus menerus menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan sehari-hari dikhawatirkan dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang cukup berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Temindung, Bantaran Sungai Karang Mumus RT.26 yang telah dikemukakan di depan, maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai Karang Mumus umumnya tingkat perekonomiannya rendah, dan tinggal dirumah-rumah sederhana dengan status rumah sewa. b. Sanitasi masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Karang Mumus masih belum di kelola dengan baik kondisi air Sungai Karang Mumus kotor dan tercemar, namun masyarakat di pinggir Sungai Karang Mumus sebagian besar 75% menggunakan air Sungai Karang Mumus untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan sekitar 25% mengkonsumsi air Sungai Karang Mumus untuk masak dan minum. c. Sanitasi Masyarakat yang kurang baik berdampak terhadap kesehatan masyarakat, diantaranya terserang penyakit seperti gatal-gatal, diare dan tyfus. d. Masyarakat menjadikan Sungai Karang Mumus sebagai tempat pembuangan akhir sampah, disamping karena kurangnya kesadaran masyarakat juga tidak tersedianya tempat sampah disekitar tempat tinggal mereka. e. Perhatian instansi terkait masih kurang terhadap sanitasi masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai Karang mumus.
23
2. Saran
a. Sebaiknya masyarakat yang berada di sekitar Sungai Karang Mumus tidak menggunakan air Sungai tersebut untuk keperluan mandi, mencuci, kakus (MCK) dan juga untuk memasak.
b. Masyarakat dianjurkan menggunakan air yang berasal dari ledeng atau PDAM agar mengurangi dampak terjangkitnya penyakit bagi masyarakat.
c. Pemerintah diharapkan menyediakan tempat pembuangan sampah di setiap tempat secara merata agar tidak ada lagi warga yang membuang sampahnya kesungai serta masyarakat tidak lagi mengeluarkan biaya untuk membuang sampah.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Kurangnya Kesadaran Masyarakat dalam Memilah Sampah http://www.klikgalamedia.com/indexnews.phpDiakses pada tanggal 22 Desember 2012. Effendi,H.2003.Telaah KualitasAir, Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perairan. Kanisus.Yogyakarta. Diana,2007.Sampah Dan Pengolahan.http://anafio.multiply.com/reviews/3. Diakses tanggal 9 Januari 2013. Anonim.2010.Sanitasi Masyarakat http://www.sanitasimasyarakat.htmlDiakses pada tanggal 7 januari 2013 UNICEF, 1997.PBB. “State of the World’s Children” . New York Wikipedia,2010.Definisi Sanitasi http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi Diakses pada tanggal 7 januari 2013 Arifin.2009.Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat Bantaran Sungai. JAKARTA Azwar.1990.Studi Sanitasi Lingkungan Masyarakat Bantaran Sungai Menteri Negara dan Lingkungan Hidup.Jakarta Wikipedia,2011. Cara Sanitasi http://id.wikipedia.org/wiki/Cara-Sanitasi Diakses pada tanggal 7 januari 2013 Anonim. 2012, Tujuan Sanitasi http://adifirman.wordpress.com/tag/tujuan-sanitasi/ Diakses pada tanggal 22 Desember 2012 Anonim. 2010, Pengertian Sungai dan Manfaatnya Bagi Masyarakat http://v3sites.blogspot.com/2011/06/pengertian-sungai-danmanfaat.htmlDiakses pada tanggal 30 Desember 2012 Kristanto.2002. Ekologi Sungai ,Edisi Pertama, Cetakan I. Yogyakarta: Andi.
25
Anonim. 2008.Pengertian dan macam-macam limbah atau sampah http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-limbah-danpolusi.htmlDiaksespadatanggal 22 Desember 2012 Sukadi,2008.Penelitian Pencemaran Sungai.Yogyakarta:UNY
26
LAMPIRAN
27
Lampiran. 1 Kuisioner Responden. A. Identitas Responden a. Nama
:
b. Jenis Kelamin
:
c. Tempat/Tanggal Lahir
:
d. Pekerjaan
:
e. Pendidkan
:
f.
:
Jumlah Anggota Keluarga
g. Lama Domisili
:
h. Status rumah tinggal
:
B. Isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Menurut Anda apakah lingkungan sekitar sungai karang mumus sudah tersanitasi (kebersihan) dengan baik? a. Iya / Sudah b. Tidak / Belum c. Biasa-biasa saja d. Tidak tahu 2. Menurut Anda apakah masyarakat sekitar sungai Karang Mumus selalu menjaga kebersihan? a. Iya / Sudah b. Tidak / Belum c. Biasa-biasa saja d. Tidak tahu 3. Apakah masyarakat disekitar sungai karang mumus pernah mengadakan kerja bakti di lingkungan RT masing-masing? a. Iya / Pernah b. Tidak / Belum c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
28
4. Jika pernah kapan kerja bakti tersebut dilaksanakan? a. Seminggu sekali b. 2 minggu sekali c. Sebulan sekali d. Tidak pernah 5. Apakah masyarakat sekitar selalu membuang sampah mereka ke sungai karang mumus? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Tidak tahu 6. Dimana anda dan keluarga anda biasa membuang sampah/limbah yang dihasilkan setiap hari? a. Di sungai b. Di TPS c. Di parit-parit d. Ada pengepul/tukang sampah yang mengambil 7. Apakah ada fasilitas seperti TPS (Tempat Pembuangan Sampah) disekitar sungai karang mumus? a. Iya / Ada b. Tidak ada c. Mungkin d. Tidak tahu 8. Jarak TPS ( Tempat Pembuangan Sampah ) keluarga? a. Sangat Dekat b. Dekat c. Lumayan Jauh d. Jauh sekali
dari kediaman anda dan
9. Apakah masyarakat disekitar sungai karang mumus juga melakukan aktifitas MCK mereka disekitar sungai? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
29
10. Apakah masyarakat sekitar sungai menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan konsumsi sehari-hari seperti masak/minum? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Tidak tahu 11. Apakah anda dan keluarga pernah terkena penyakit setelah menggunakan air Sungai Karang Mumus ? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Tidak tahu 12. Adakah penyakit dibawah ini pernah terjangkit terhadap anda dan keluarga? a. Gatal-Gatal b. Diare c. Kolera d. Tifus 13. Bagaimana kondisi Sungai Karang Mumus menurut bapak/ibu/saudara ? a. Baik dan bersih b. Kotor c. Tercemar d. Sangat tercemar 14. Apakah pemerintah setempat ( Ketua RT ) pernah menghimbau kepada warganya agar tidak membuang sampah ke sungai? a. Iya / Sering b. Tidak pernah c. Kadang-kadang d. Tidak tahu 15. Lalu bagaimana tanggapan anda sendiri sebagai warga sekitar sungai terhadap himbauan tersebut? a. Menanggapi dengan baik / Melaksanakannya b. Kurang menanggapi c. Biasa-biasa saja d. Tidak peduli 16. Apakah anda & keluarga anda sendiri sudah menjaga kebersihan lingkungan? a. Sudah b. Belum c. Biasa-biasa saja d. Tidak peduli
30
17. Adakah saluran pembuangan air (selokan) disekitar tempat tinggal bapak/ibu/saudara ? a. Ada b. Tidak c. Tidak tau 18. Apakah tempat tinggal bapak/ibu/saudara pernah terkena banjir ? a. Iya dan sering b. Tidak c. Kadang-kadang 19. Pada saat apa saja rumah bapak/ibu/saudara kebanjiran ? a. Hujan lebat b. Air pasang c. A dan B benar
31
Gambar 1. Persiapan Kuisioner yang akan disebar ke masyarakat
Gambar 2. Penyebaran Kuisioner di Bantaran Sungai Karang Mumus
32
Gambar 3. Penyebaran Kuisioner Ke Masyarakat
33
Gambar 4. Kondisi Bantaran Sungai Karang Mumus