1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu reservoir utama di beberapa lapangan minyak dan gas di Cekungan Sumatra Selatan berasal dari batuan metamorf, metasedimen, atau beku berumur Paleozoic-Mesozoic atau biasanya disebut sebagai Batuan Dasar PraTersier (Pre-Tertiary Basement). Batuan ini merupakan lapisan batuan dasar (Basement) suatu sistim cekungan Tersier yang terbentuk antara umur Akhir Kapur – Awal Eosen dan membentuk suatu sistim horst-graben yang diakibatkan proses rifting yang terjadi pada kerak benua. Selanjutnya pada batuan dasar tersebut diendapkan sedimen tebal yang dimulai oleh fasa Syn-Rift pada umur Oligosen, Post-Rift pada Awal Miosen, hingga masa Sekarang. Seluruh kejadian geologi pada masa Tersier tersebut diperkirakan telah membentuk suatu sistim petroleum utama di Cekungan Sumatra Selatan Reservoir yang terbentuk pada lapisan batuan tersebut merupakan porositas sekunder pada suatu sistim rekahan (fractured) alami yang dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti proses tektonik, pembebanan maupun proses diagenesa batuannya. Hasil pemboran sumur eksplorasi di awal-pertengahan tahun 1990an di Lapangan BG dan sekitarnya di cekungan Sumatra Selatan (Gambar 1) membuktikan adanya penemuan gas hidrokarbon pada suatu jebakan struktur antiklin yang berasosiasi dengan sesar naik maupun sesar normal pada reservoir lapisan Batuan dasar Pra-Tersier dan memiliki rekahan alami pada batuan metamorf dan metasedimen berumur Mesozoikum.
1
Sehingga dengan mengetahui mekanisme pembentukan sistim rekahan pada batuan dasar Pra-Tersier yang berhubungan dengan proses tektoniknya dapat diaplikasikan untuk membantu eksplorasi serta pengembangan minyak dan gas bumi pada Play tersebut.
Lokasi Penelitian
Gambar 1. Lokasi area penelitian Lapangan BG dan sekitarnya terletak di Pulau Sumatra antara Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, Indonesia.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH Hasil pemetaan menggunakan data seismik dan sumur menghasilkan struktur lapisan batuan dasar Pra-Tersier (Gambar 2) menunjukan tinggianrendahan yang berasosiasi dengan antiklin dibatasi oleh sesar naik maupun normal. Seluruh struktur tersebut memiliki dua elemen kelurusan sesar dominan
2
berarah Baratlaut-Tenggara dan Timurlaut-Baratdaya dengan orientasi tinggian menunjukan arah yang sama untuk struktur BG dan S sedangkan struktur BK dan R menunjukan arah relatif berbeda mengikuti bentuk paleo-strukturnya. Data sekunder, hasil interpretasi image logs yaitu Formation MicroScanner (FMS) di beberapa sumur menunjukan arah stress tensile fracture bervariasi dimana fitur ini umumnya mewakili arah magnitude SHmax (stress maksimum) regional (ConocoPhillips, 2005).
Gambar 2. Peta Struktur Lapisan Pra-Tersier di lokasi penelitian menunjukan struktur tinggian-rendahan dan arah kelurusan sesar BaratlautTenggara/Timurlaut-Baratdaya. Hasil pengukuran tensile fracture di beberapa sumur beraosiasi dengan arah stress maksimum (SHmax) menujukan arah yang bervariasi.
3
Sementara itu peta lapisan dangkal/PSand (Gambar 3) yang setara umur Late Miocene menunjukan struktur antiklin yang berasosiasi dengan lipatan serta memiliki kelurusan sesar berarah Baratlaut-Tenggara di seluruh area yang konsisten dengan struktur tua atau lapisan Pra-Tersier. Adanya sesar normal di lapisan ini relatif bersifat lokal dan memiliki arah kelurusan Timurlaut-Baratdaya yang sama dengan struktur Pra-Tersier.
Gambar 3. Peta struktur lapisan Dangkal/Psand setara dengan umur Late Miocene menunjukan struktur antiklin yang berasosiasi dengan lipatan relatif berarah Baratlaut-Tenggara. Kelurusan sesar naik konsisten dengan dengan lapisan PraTersier.
Struktur di lokasi penelitian merupakan manifestasi evolusi tektonik Pulau Sumatra yang kompleks melibatkan gaya kompresi, ekstensi akibat proses
4
subduksi, akresi, rifting serta proses tektonik lainnya, terutama pada masa Kenozoikum hingga Sekarang Perrmasalahan utama yang akan dibahas adalah memahami bagaimana struktur geologi pada masa Pra-Tersier terbentuk beserta hubungannya dengan sistim rekahan yang berasosiasi dengan arah stress pada batuannya.
1.3. TUJUAN a. Memahami pembentukan struktur geologi lapangan BG dan sekitarnya melalui proses tektonik dan magmatism. b. Memahami bagaimana hubungan antara struktur geologi dan sistim rekahan yang berasosiasi dengan stress pada batuan di lapisan Pra-Tersier.
1.4. LOKASI PENELTIAN Lokasi lapangan yang akan diteliti terletak di Lapangan BG dan sekitarnya, Sub-Cekungan Jambi Selatan, Cekungan Sumatra Selatan.
1.5. BATASAN dan WAKTU PENELTIAN §
Analisa pembentukan struktur dilakukan pada lapisan batuan dasar PraTersier.
§
Pembahasan mengenai lithology batuan dilakukan pada interval PraTersier.
5
§
Tidak ada pembahasan mengenai proses erosional yang mempengaruhi pembentukan struktur.
§
Pendekatan yang digunakan merupakan analisa kinematika dan dinamika pada struktur Lapangan BG.
§
Rekontruksi struktur dilakukan menggunakan data sumur dan seismik.
§
Data primer yang digunakan berupa raw data (sumur dan seismik) dan data sekunder berupa analisa insitu stress FMS/FMI.
§
Waktu penelitian dilakukan pada Januari-Oktober 2013.
1.6. MANFAAT PENELTIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memprediksi pola rekahan di Lapangan BG dan sekitarnya yang tidak dilakukan pengukuran insitu stress.
1.7. TAHAP PENELITIAN Alur kerja (Gambar 4) dibagi dalam 5 tahap dimana setiap tahapan memiliki sasaran yang harus dicapai sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Tahap I: Studi Pustaka bertujuan untuk merumuskan masalah melalui literatur, laporan terdahulu maupun hasil pemikiran. Tahapan ini juga dilakukan untuk membuat suatu rencana dalam penyelesaian masalah tersebut. Tahap II: Pengumpulan data yaitu sumur dan seismik serta hasil interpretasi dan laporan yang berhubungan dengan penelitian ini. Penilaian
6
terhadap kualitas dan kuantitas data diperlukan agar penelitian dapat mencapai sasarannya. Tahap III: Intepretasi dan Analisa, bertujuan menghasilkan penampang geologi, peta struktur terutama lapisan Batuan dasar Pra-Tersier. Peta struktur saat ini akan memberikan pola lineasi dan arah orientasi sesar yang akan mendukung dalam menganalisa serta mensistesis penelitian ini. Tahap IV: Rekonstruksi struktur bertujuan untuk melihat kembali tahap demi tahap pembentukan struktur di lokasi penelitian. Apa saja faktor-fakor struktur yang telah berlaku pada setiap tahap dan bagaimana pola struktur yang terbentuk pada setiap masa itu. Tahap pekerjaan ini akan menyatukan seluruh data baik studi literatur, hasil interpretasi, maupun penelitian sebelumnya. Tahap V: Tahapan sinstesis melalui analisa struktur dan prediksi pembentukan rekahan untuk mengetahui hubungan keduanya.
1.8. HASIL PENELITIAN §
Penampang lintasan geologi
§
Interpretasi seismik 2D/3Dbeberapa lapisan batas Formasi.
§
Peta struktur dan isochron beberapa lapisan Pra-Tersier, Talangakar, PSand
§
Blok diagram rekonstruksi struktur dari masa Trias hingga Sekarang
7
Studi Pustaka
I
Sumur
Seismik 2D/3D
II Deskripsi Litology Umur Electrical-log Paleo-Stress
Horizon Sesar/Fault
§ Penampang geoseismik § Peta struktur § Isopach
§ Korelasi sumur § Analisa fracture berdasarkan data sumur
III
Rekonstruksi Model Struktur Geologi
IV
Analisa struktur geologi Prediksi pembentukan fracture
V
KESIMPULAN
Gambar 4. Alur Kerja Peneltian terdiri dari 5 tahap utama.
8