Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
Research Method - uasMetode Penelitian - uas
Teori dan Hipotesis
•Teori dibutuhkan sebagai pegangan pokok secara umum. •Hipotesis dibutuhkan sebagai penjelasan problematik yang dicarikan pemecahannya. •Dalam hubungannya dengan data, teori dibangun dengan data yang tersusun dalam satu sistem pemikiran yang sistematik. Pengumpulan data dilakukan hanya sesudah segala sesuatu mengenai masalah penelitian telah selesai direncanakan.
•Dengan demikian dapat dipahami bahwa teori tidak tepat disamakan dengan pengertian “semacam metafisik yang tidak praktis”, justru segala tindakan praktis di dalam kehidupan didasarkan atas satu sudut pandangan dan teori tertentu.
•Teori –Kumpulan dari konsep, defenisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. •Teori digunakan di penelitian untuk maksud: 1.Bersama-sama dengan penjelasan logis dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, digunakan untuk membangun hipotesis-hipotesis. 2.Menyediakan kepada pembaca hasil penelitian jika mereka ingin membaca dan mempelajari teori yang mendasari penelitian bersangkutan
•Dalam hubungannya dengan hipotesis dalam suatu penelitian: –sebuah teori adalah perumusan, sementara hipotesis tentang suatu kemungkinan dalil. –Teori sebagai titik permulaan dimana dari situlah bersumbernya hipotesis yang dibuktikan.
–Hipotesis à hipo (lemah), tesis (teori) atau proposisi atau pernyataan. Jadi hipotesis à pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika telah terbukti kebenarannya, ia akan berubah namanya menjadi tesis, jadi merupakan teori.
page 1 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
•Hipotesis dapat diterima atau ditolak; –Diterima; apabila bahan-bahan penelitian membenarkan kenyataan –Ditolak; apabila menyangkal (menolak) kenyataan. •Jumlah hipotesis bisa sangat banyak (tidak terbatas), sebab apa saja yang diselidiki dapat dinyatakan dalam bentuk hipotesis, kecuali apabila kita belum mempunyai pengetahuan apa-apa tentang gejala yang akan diselidiki.
•Hipotesis dapat bersumber dari: –Pengalaman-pengalaman (hasil penelitian sebelumnya); –Teori-teori; –Kesan-kesan hasil diskusi; –Pembahasan-pembahasan dalam kepustakaan; –Penjelasan-penjelasan logis; –dsb.
•Dalam hubungannya dengan sifat penelitian, maka ada 2 macam hipotesis: –Hipotesis perbedaan; •Mendasari penelitan komparatif –Hipotesis hubungan. •Mendasari penelitian korelatif.
•Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empirik. •Dalam langkah-langkah penelitian, hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritik yang diperoleh dari kajian kepustakaan. Supaya mudah diuji harus dirumuskan secara operasional.
•Merumuskan hipotesis: –Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan –Menyatakan peraturan antara dua variabel atau lebih –Dirumuskan secara jelas dan padat –Mungkin untuk diuji •Apakah setiap penelitan harus mempunyai hipotesis ?. Jenis penelitian itu adalah penelitian ilmiah ?
jawabannya : “ya”
•Penelitian ilmiah memiliki komponen utama yang menuntun langkah-langkah: –hipotesis – data – hasil analisis – kesimpulan. •Penelitian deskriptif tidak bertujuan menguji hipotesis, melainkan bertujuan untuk membuat deskripsi mengenal hal yang diteliti.
page 2 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
Penelitian dan Berpikir Ilmiah
•Penelitian terkandung di dalamnya metode ilmiah à di dalam penelitian digunakan cara ilmiah. •Berfikir ilmiah à cara berfikir yang menggunakan aturan tertentu dari penemuan masalah sampai ditariknya kesimpulan setelah masalah itu dipecahkan.
•Taraf berfikir ilmiah
a)The felt need; dalam taraf permulaan orang merasa adanya suatu masalah, untuk menyesuaikan alat dengan tujuan, atau untuk menerangkan kejadian yang tak terduga-duga.
b)The problem; setelah menyadari masalahnya, dalam langkah ini pemikir ilmiah berusaha menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah.
c) The hypothesis; dalam langkah ini pemikir ilmiah mulai mengajukan kemungkinan pemecahannya atau mencoba menerangkan; berdasarkan atas teori-teori, dugaan-dugaan, kesan-kesan umum yang belum merupakan kesimpulan akhir.
d)Collection of data as evidence; dalam langkah ini informasi-informasi atau bukti-bukti dikumpulkan dan melalui pengolahan-pengolahan yang logis mulai diuji.
e)Concluding belief; dalam langkah ini pemikir mengambil kesimpulan berdasarkan analisis terhadap bukti-bukti yang dihayati untuk menguji hipotesis.
f)General value of the conclusion; menjelaskan apabila suatu pemecahan sudah dianggap tepat maka disusunlah implikasi-implikasi selanjutnya, yang bertujuan untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari kebutuhan masa mendatang, hal ini biasanya disebut refleksi.
page 3 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
Metode dan Teknik Penelitian
•Metode àCara kerja untuk memahami objek penelitian •Ilmu yang mempelajari metode-metode disebut metodologi •Teknik penelitian diartikan sebagai alat kerja yang merupakan kelengkapan cara kerja (metode) itu •Metode lebih ditekankan kepada cara kerja pikiran dalam rangka memahami objek penelitian. Teknik dipandang sebagai cara kerja untuk melakukan atau menangkap hasil cara kerja pikiran itu. •Metode à metode historis, metode deskriptif, metode korelasional, metode eksperimen, metode kuasi-eksperimen, metode survai, metode kasus, dsb. •Teknik à teknik pengumpulan data, teknik pengukuran data, teknik pengolahan data dan teknik pelaporan, yang berlaku bagi setiap metode penelitian
Teknik penelitian
1.Fase persiapan; a.Mendesain atau merencanakan pengumpulan data, (yang sesuai dengan desain hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian); b.Penentuan data apa yang diperlukan; c.Bagaimana cara membuat atau mendesain alat pengumpul data, dalam penelitian biasanya disebut kuesioner; d.Melakukan pre-test dalam rangka menyempurnakan kuesioner. Pre-test ini dapat dilakukan kepada pihak lain, yang tidak termasuk sebagai calon responden; 2.Fase pengumpulan, meliputi: a.Perlu diketahui sumber-sumber data yang telah ditetapkan; b.Bagaimana cara memperoleh data dengan penggunaan kuesioner itu; c.Langkah-langkah apa yang harus dilakukan di lapangan agar diperoleh data yang valid dan reliabel. 3. Fase pengolahan data, meliputi: a.Editing kuesioner; b.Coding; c.Tabulasi; d.Skoring; e.Uji statistik yang kemudian dapat dibaca hasil-hasilnya; f.Ditetapkan hipotesis-hipotesis mana yang diterima atau ditolak. 4.Fase penulisan laporan, meliputi: a.Interpretasi data yang telah diolah; b.Pembahasan dengan cara menghubungkan kembali dengan kerangka pikiran dan maksud serta tujuan penelitian; c.Penarikan generalisasi-generalisasi sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sebagai hasil dari penelitian.
Metode Penelitian :
a.Metode historis; bertujuan mengkonstruksi masalah secara sistematis dan objektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi, dan mensistesiskan bukti untuk
page 4 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
menetapkan fakta dan mencapai kesimpulan yang dapat dipertahankan (Isaac dan Michael, dalam Rakhmat, 1984)
Metode historis:•Mengenal pengetahuan sejarah; •Pendalaman studi kepustakaan; •Fokus : mengajukan siapa, apa, bilamana, di mana, mengapa dan bagaimana; •Berpijak pada data yang ada (primer, sekunder) •Analisis yang dapat digunakan: (1) analisis dokumenter, mengemukakan jawaban pada pertanyaan tertentu sehingga diperoleh kecocokan penjelasan yang memuaskan, (2) analisis kuantitatif (statistik, alat ukur, prosesing data, analisa isi), hakekatnya menambahkan analisis yang lebih cermat dan sistematis pada analisis dokumentar. •Bertujuan menemukan generalisasi, mencari sebab dari peristiwa-peristiwa sejarah.
b.Metode deskriptif; bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Isaac dan Michael, dalam Rakhmat, 1984); •Penelitian deskriptif ditujukan untuk: 1)Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada; 2)Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku; 3)Membuat perbandingan atau evaluasi; 4)Menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. •Hakekatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. •Timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis yang menjelaskan. •Bersifat menjabarkan (analisis) dan memadukan (sintesis). •Melakukan klasifikasi dan organisasi.
c.Metode Korelasional; kelanjutan dari metode deskriptif (pada metode deskriptif tidak menjelaskan hubungan diantara variabel, tidak menguji hipotesis atau melakukan prediksi)
Bertujuan mencari hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti (positif atau negatif)
–Korelasi; bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (2 variabel àkorelasi sederhana, lebih 2 variabel àkorelasi ganda); –Tinggi-rendahnya korelasi: •< 0,20 hubungan rendah/lemah sekali; •0,20-0,40 hubungan rendah tetapi pasti; •0,40-0,70 hubungan yang cukup
page 5 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
berarti; •0,70-0,90 hubungan yang tinggi, kuat; •>0,90 hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan.
c.Metode eksperimen; bertujuan meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan (mengubah secara sistematis sifat-sifat) satu atau lebih variabel pada suatu kelompok eksperimen, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.
e.Metode survai; –Survai merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan. Jumlah dalam hal ini dalam ukuran cukup besar; –Penyelidikannya dengan gerak ke arah meluas dan merata; –Karena sampel yang diselidiki jumlahnya besar, maka metode survai menghasilkan data kuantitif yang menggambarkan secara umum keadaan sampel yang diteliti.; –Sering disebut sebagai penelitian pendahuluan (karena umum dan menyeluruh); –Bermanfaat terutama bagi penelitian lanjutan dan mendalam.
f.Metode Kasus (studi kasus); memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. –Subjek yang diselidiki terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit dipandang sebagai kasus; –Karena sifatnya yang mendalam dan mendetail, sehingga menghasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu hasil pengumpulan data dan analisis data kasus dalam satu jangka waktu. –Kasus dapat berupa satu orang, lembaga, keluarga, peristiwa, desa, kelompok manusia, kelompok objek lain yang cukup terbatas, yang dipandang sebagai satu kesatuan.
Memilih Persoalan/Masalah
•Manfaat bagi masyarakat luas -bersifat terapan (tidak mengabaikan penelitian dasar) •Dapat dilaksanakan- data, biaya, dan tenaga•Sumber persoalan –Kepustakaan; –Seminar; –Pernyataan pemegang otoritas; –Pengalaman pribadi; –Pengamatan sepintas. •
•Ruang lingkup bidang atau persoalan •Ruang lingkup waktu atau periode •Ruang lingkup tempat atau lokasi • •Penentuan Ruang Lingkup ditentukan oleh: –Maksud data dan perhatian peneliti; –Data yang ada mengenai masalah; –Rumit
page 6 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
tidaknya anggapan-anggapan dasar dan asumsi-asumsi yang dirumuskan; –Penelitian lapangan atau penelitian pendahuluan yang sudah dilaksanakan.
Memriksa Kepustakaan
•Penelitian ilmiah bersandarkan pada kepustakaan •Penelitian yang ada belum bersifat final, terbuka kesempatan untuk mengoreksi dan bila perlu menguji kembali hasilnya agar sempurna. • •Fungsi pemeriksaan kepustakaan (tulisan): –Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti sehingga dapat melakukan kontrol. –Menegaskan kerangka teoritis yang menjadi landasan jalan pemikiran peneliti. –Mempertajam konsep-konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesisnya. –Menghindari terjadinya pengulangan dari suatu penelitian sehingga dapat dihindari pemborosan mengenai waktu, tenaga, dan biaya.
Perumusan Kerangka Teoris
•Pedoman arah tujuan penelitian. •Kerangka pemikiran mengenai konsepsi tahap-tahap penelitian secara teoritis. •Berupa skema sederhana yang menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. •Skema dijelaskan secukupnya mengenai mekanisme kerja, faktor-faktor, dll. •Membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna membentuk hipotesis (teori bukanlah pengetahuan yang sudah pasti, tetapi dapat digunakan sebagai petunjuk penyusunan hipotesis). •
Variabel Perumusan Masalah
•Dugaan sementara masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian. •Terbentuk sebagai hubungan antara dua variabel atau lebih. •Bertujuan memberi arah penelitian, dan membatsi variabel yang digunakan. •
Ada 4 variabel utama hipotesis: –Dependent variable; variabel yang timbul
page 7 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
sebagai akibat adanya variabel yang lain. –Independent variable; variabel yang menimbulkan/menjadi sebab timbulnya variabel yang lain. –Intervening variable; variabel yang mengaburkan hubungan antara dua variabel yang semula mempunyai hubungan yang kuat. –Suppresor variable; variabel yang memperjelas hubungan antara dua variabel yang semula mempunyai hubungan yang lemah
•Jenis-jenis variabel: –Variabel nominal •Ditetapkan berdasarkan pada proses penggolongan/ pengelompokan tertentu. misal: jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan. –Variabel ordinal •Disusun atas jenjang atribut tertentu. misal: ranking , skore –Variabel interval •Disusun berdasarkan pada jarak/unit pengukuran tertentu.misal: tingkat penghasilan –Variabel rasio •Disusun berdasarkan pada jarak/unit pengukuran dengan titik nol.misal: tingkat penghasilan
Perumusan Hipotesis
Sumber-sumber perumusan hipotesis
1.Dari peneliti sendiri; sumber pengetahuan umum peneliti mengenai bidang yang akan diteliti. 2.Dari teori dan konsepsi; teori-teori dan konsep yang sudah ada lalu dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk suatu hipotesis penelitian. 3.Hasil penelitian terdahulu; hasil penelitian yang sudah ada disusun kembali menjadi hipotesis yang kemudian diuji kembali kebenarannya.
Ciri-ciri hipotesis yang tajam
1.Merupakan hubungan dua variabel atau lebih. Ditegaskan variabel bebas, variabel terikat, variabel antara, variabel penekan. 2.Disusun dengan jelas menggunakan kalimat deklaratif (pernyataan). misal: Apabila ………………, maka ……………. Karena ………………., maka ……………. dll 3.Menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi Karena akan digunakan sebagai pedoman dalam rangka mencapai tujuannya, maka hipotesis harus berisi sesuatu yang mungkin dapat dijalankan. 4.Mampu menjelaskan kenyataan yang menjadi masalah utama. Di sini hipotesis akan berusaha memecahkan suatu persoalan melalui hal-hal yang menjadi pokok masalahnya. 5.Harus dapat diuji dengan data yang ada. hipotesis harus dapat
page 8 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
dioperasionalkan dengan menggunakan data yang tersedia.
•Jenis-jenis hipotesis –Hipotesis deskriptif
hipotesis yang hanya sekedar menggambarkan terjadinya suatu peristiwa.
-Hipotesis argumentatif
hipotesis yang disusun untuk menjelaskan secara detil mengenai sebab-sebab utama terjadinya suatu peristiwa.
-Hipotesis kerja.
hipotesis yang digunakan untuk menerka atau meramalkan akibat-akibat yang akan terjadi bila variabel yang satu berubah.
-Hipotesis nihil dan hipotesis alternatif.
hipotesis yang disusun untuk membuktikan benar tidaknya anggapan dasar melalui metode statistik dan metematik, hipotesis nihil (Ho) digunakan untuk menyatakan ketidakbenaran atau tidak ada hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Hipotesis adalah dugaan sementara, artinya dapat benar dan dapat pula salah. Jika hipotesis terbukti benar maka harus diterima, tetapi jika salah harus ditolak.
page 9 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
•Sumber-sumber yang dapat menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis •Landasan teori;
landasan teori yang digunakan sudah kadaluwarsa, kurang valid atau kurang relevan diterapkan maka hipotesisnya akan menjadi salah.
hal ini dapat terjadi karena peneliti salah dalam memilih sumber bacaan atau kurang membaca kepustakaan, sehingga tidak mengetahui informasi terakhir di bidang tersebut.
•Kesalahan sampling;
bila sampel yang diambil tidak representatif baik karena terlalu kecil maupun kurang merata, sehingga tidak mencerminkan karakteristik dari populasi.
•Kesalahan alat pengambil data;
alat pengambil data tidak valid atau tidak reliabel maka hal yang benar akan terlihat palsu, sedang yang palsu justru terlihat benar. Apabila keadaan ini terjadi maka hipotesis dengan sendirinya menjadi tidak terbukti.
•Kesalahan rancangan penelitian;
rancangan penelitian adalah semacam strategi dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah penelitian guna menguji hipotesis. Apabila rancangannya salah sudah barang tentu barang tentu hipotesisnyapun menjadi tidak terbukti.
•Pengaruh variabel luaran;
page 10 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
bila pengaruh variabel luaran (extraneous variabel) terdapat data yang sangat kuat, sehingga data yang dikumpulkan bukan data yang dimaksud, maka hipotesis akan tidak terbukti.
misal: kelesuan produksi
Penyebab utamanya bukan karena buruh mogok, tetapi mungkin karena adanya kuota impor dari luar negeri. Agar tidak terjadi keadaan semacam ini maka setiap peneliti harus betul-betul mengenal berbagai variabel luaran dari suatu data dan dapat mengontrolnya dengan baik dan teliti.
•Penentuan Pengukuran dan Proses Pengukuran (measurement) –Pengukuran (measurement)
kegiatan untuk mengidentifikasikan besar kecilnya obyek yang dapat dilakukan dengan menggunakan ukuran-ukuran tertentu;
- reliabilitas (keterpecayaan)
alat pengukur dengan yang diukur haruslah ada persesuaian à alat ukur haruslah terpercaya.
- validitas (kesahihan)
antara alat pengukur dengan tujuan pengukuran haruslah cocok (sesuai).
–Untuk mewujudkan reliabilitas dan validitas, maka dalam mengidentifikasikan besar kecilnya obyek/gejala dapat ditempuh: •Menggunakan alat-alat yang sudah
page 11 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
ditera (sudah diukur dengan ukuran yang pasti besar kecilnya ataupun panjang pendeknya);
meteran, timbangan, termometer, barometer, kalorimeter, alat tes (untuk kecerdasan), sosiometri (hubungan sosial), dsb.
•Tanpa menggunakan alat-alat yang sudah ditera.
sentuhan, jari/jengkal, batang rokok yang dihabiskan (untuk jarak tempuh), berbicaranya (kecerdasan)
–Seorang peneliti di dalam setiap penelitiannya, akan selalu menghadapi dan menemui dua jensi gejal, yang mempunyai perbedaan hakiki, dimana perbedaan ini membawa akibat perbedaan, baik dalam teknik, prosedur, dan bahkan dalam penggunaan alat pengkuruan.
Gejala:
1. Gejala nominal (variabel diskrit atau kategorial);
2. Gejala kontinum (variabel kontinual) atau variabel kuantitatif yang kontinu (coninuous quantitative variable)
•Gejala nominal; –atau variabel diskret: terputus-putus; atau kategorial: yaitu suatu gejala yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah-pisah secara diskret, secara kategori. –Gejala yang menunjukkan atau memberi informasi tetang persamaan atau perbedaan yang berhubungan dengan sifat-sifat tertentu. –Gejala ini dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori terpisah, misal: pria dan wanita, hadir dan tidak hadir, jabatan: ketua, sekretaris, bendahara; –Bukan dalam skala atau jenjang. –Umumnya bersifat dichotomus
page 12 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
pria-wanita, kawin-tidak kawin.
–Pembagian dalam katagori ini tergantung daripada keinginan serta keperluan tujuan penelitian. Hanya digunakan untuk menghitung banyaknya/jumlahnya subyek atau pendukung dari tiap-tiap kategori gejala semata-mata, misal: sekian orang dsb. –Mengukur/menghitung jumlah pendukungnya semata-mata.
•Gejala kontinum/continous/berlanjut –Gejala yang bervariasi menurut tingkatan dan memiliki kontinuitas. –Memiliki kontinuitas ciri-ciri yang dapat digunakan untuk menggolong-golongkan subyek pendukung gejala itu.
misal: sosiabilitas, kesedihan, kesetiaan, dsb.;
kesetiaan: tidak setia, kurang setia, sangat setia;
sosiabilitas: sosial sekali, cukup sosial, kurang sosial, tidak sosial, sama sekali tidak sosial, dsb.
–Mengukur kualitas dan sekaligus menghitung kuantitasnya.
•Scalling pada gejala kontinum –membuat perskalaan à menetapkan proporsi atau mengatur menurut perimbangan (to test in proportion). –Karena adanya variabilitas di dalam menggolong-golongkan besar kecilnya gejala kontinum, maka digunakan 3 skala: •Skala rasio; •Skala interval; •Skala ordinal.
•Skala Rasio
–Ukuran perbandingan diantara dua gejala/satuan;
misal: kalau A umurnya 30 tahun dan B berumur 15 tahun, maka dapat dikatakan
page 13 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
bahwa A dua kali lebih tua dari B, atau dikatakan bahwa perbandingan umur A terhadap umur B adalah 2/1.
–Gejala skala rasio mempunyai titik nol (0) yang absolut, artinya pencatatan dengan bilangan 0 (nol), menunjukkan bahwa gejala pada skala tidak ada.
Kebanyakan alat-alat pengukur benda fisika memiliki ciri skala rasio, yang berarti alat-alat tersebut merupakan alat pengukur yang dapat diandalkan, karena berkat adanya titik nol (0) yang absolut pada alat-alat pengukur tersebut. Misal: meteran,m timbangan berat, dll.
Benda yang panjagnya 2 meter dapat dinyatakan dengan pasti, bahwa benda itu dua kali lipat panjangnya dengan benda yang hanya satu meter.
Orang yang bekerja 20 menit dapat dinyatakan dengan pasti bahwa orang tersebut bekerja 4 x 5 menit.
•Skala Interval –Ukuran yang menunjukkan adanya jarak antara dua gejalaatau lebih, sehingga dapat diketahui perbedaan skorenya.
misal:
seorang siswa SD yang memperoleh nilai 3 kali tes berhitung, dengan angka 6, 7, dan 2 dapat dihitung rata-rata nilainya dengan cara menjumlahkan angka-angka tersebut yang selanjutnya dibagi dengan frekuensinya sehingga memperoleh skor 15/3 = 5.
Bila digunakan contoh umur A dan B di atas, maka dalam skala interval ini dapat disebutkan bahwa umur A lebih tua dari umur B 15 tahun.
page 14 / 15
Yulia Dwi Indriani | Research Method - uasMetode Penelitian Copyright Yulia Dwi Indriani
[email protected] http://jul1a_indria.staff.ipb.ac.id/2011/03/26/metode-penelitian-uas/
•Skala Ordinal –Angka yang menunjukkan posisi dalam suatu urut-urutan dalam suatu seri (urutan nomor). –Ukuran yang menunjukkan jenjang (order), menggolong-golongkan subyek/obyek menurut jenjangnya/tingkatanya, tanpa memperhatikan jarak antara golongan yang satu dengan yang lain.
misal: contoh di atas; Umur A lebih tua dari umur B.
3 orang pelari 100 meter, yang masing-masing diberikan simbol-simbol atas kemenangan dengan angka: jurara ke-1, juara ke-2, juara ke-3, sedangkan masing-masing sang juara terseut mempunyai perbedaan kecepatan, katakan 10,5 detik; 14,1 detik, dan 14,2 detik; maka diperhitungkan adalah “juara ke-1, juara ke-2 dan juara ke-3 nya”.
page 15 / 15