REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GMB MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN GUIDED NOTE TAKING DI SMA Rosita, Tomo, Erwina Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email:
[email protected] Abstract:The of this research purpose to find out the effectiveness demonstration method assisted guided note takingdecreasing misconception numbers students by exucute misconseption remediation about circular motion on class X SMA Negeri 1 Jawai. On this research, method used Pre-Eksprimrntal Design by One Group Pre-test Post-test Design. Instrument used multiplechoice with reasing. Thetotal of result showed that decreasing average ofmisconseption student in every concept is 9,17%. The effectiveness of demonstration method assisted guided note taking is 0,54 by middle category. The suggestiondemonstration method assisted guided note takingwill use it for remediation misconception student about circular motion. Keyword: remediation, misconception, guided note taking. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas metode demonstrasi berbantuan guided note taking dalam menurunkan persentase miskonsepsi siswa dengan melakukan remediasi miskonsepsi tentang gerak melingkar beraturan (GMB) di kelas X SMA Negeri 1 Jawai. Pada penelitian ini digunakan bentuk Pre-Eksprimrntal Design dengan rancangan One Group Pre-test Post-test Design.Alat pengumpul data berupa tes pilihan ganda, dengan tiga alternatif pilihan disertai alasan.Total rata-rata penurunan miskonsepsi siswa tiap konsep sebesar 9,17%. Efektifitas metode demonstrasi berbantuan guided note takingsebesar 0,54dengan kategori sedang. Disarankan metode demonstrasi berbantuan guided note taking dapat dijadikan alternatif untuk meremediasi miskonsepsi siswa tentang GMB. Kata kunci: remediasi, miskonsepsi, guided note taking. pemahaman siswa tentang materifisika menyebabkan miskonsepsi. Kurangnya Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsepyang tidak sesuai
dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu.Miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang fisika. Dari 700 studi mengenai konsep alternatif bidang fisika, miskonsepsi mekanika menempati peringkat nomor satu. Miskonsepsi mencakup: 1) pengertian yang tidak akurat tentang konsep, 2) penggunaan konsep yang salah, 3) klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, 4) pemaknaan konsep yang berbeda, 5) kekacauan 1
konsep-konsep yang berbeda, dan 6) hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar (Suparno, 2005: 4). Salah satu materi mekanika yaitu gerak melingkar beraturan (GMB).GMB merupakan gerak sebuah benda yang membentuk suatu lingkaran dengan laju konstan v dengan arah kecepatan terus berubah.Karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan kecepatan, maka perubahan arah dan besar kecepatan menyebabkan terjadinya percepatan (Giancolli, 2001: 133).Young dan Freedman (2002: 76) menyatakan dalam GMB tidak ada komponen percepatan yang paralel (sejajar), melainkan komponen percepatan yang tegak lurus (normal) terhadap lintasan.Komponen percepatan tegak lurus mengakibatkan arah percepatan yang berubah-ubah. Perubahan arah kecepatan mengakibatkan arah percepatan juga berubah. Berdasarkan data pra-risetdengan pemberian tes pada siswa SMA Negeri 1 Jawai. Miskonsepsi yang ditemukansebagai berikut: 1) miskonsepsi pengertian GMB sebesar 44,44% siswa menganggap bahwaGMB suatu benda yang memiliki kecepatan tetap karena sepanjang perjalanan benda tidak berhenti dan GMB memiliki kecepatan linier yang arahnya menuju ke pusat lingkaran, 2) miskonsepsi tentang frekuensi sebesar 13,89% siswa menganggap bahwa frekuensi adalah banyaknya putaran yang dapat dilakukan selama GMB berlangsung , 3) miskonsepsi tentangperiode sebesar 36,11% siswa menganggap bahwa periode adalah waktu yang diperlukan selama GMB berlangsung, 4) menentukan arah gerak benda ketika mengalami GMB sebesar 22,22% siswa menganggap bahwa dua roda yang dihubungkan dengan sabuk akan bergerak saling mendekat dan saling menjauhi serta ketika benda mengalami GMB maka arah benda bergerak dipengaruhi oleh gaya normal, 5) miskonsepsi dalam menghitung besarkelajuan linier yang dipengaruhi jari-jari sebesar 51,85% siswa menganggap bahwa pada benda yang mengalami GMB sepusat memiliki kelajuan linier sama antara dua lingkaran yang jari-jarinya berbeda, dan 6) miskonsepsi dalam menghitung besar kecepatan sudut yang dipengaruhi jari-jari sebesar 52,78% siswa menganggap bahwa pada benda yang mengalami GMB saling bersinggungan memiliki kecepatan sudut yang sebanding dengan jari-jari. Banyak hal yang dapat menyebabkan siswa miskonsepsi.Diantaranya adalah pengetahuan awal yang dimiliki siswa.Penetahuan ini dibentuk dari pola pikir siswa yang dipengaruhi oleh lingkungan.Pengetahuan ini sering kali tidak cocok dengan pengetahuan yang diterima oleh pakar, dan menjadi suatu miskonsepsi (Suparno, 2005: 31).Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi, penyebab miskonsepsi siswa tempat penelitian tentang GMB adalah 1) siswa lambat dan sulit memahami materi, 2) materi yang dijelaskan secara abstrak, 3) keterbatasan waktu dalam penjelasan, 4) siswa sulit fokus dalam pembelajaran, dan 5) siswa mendapat rumus jadi untuk dihapalkan dari guru tanpa diberi waktu untuk mengkonstruksi pengetahuan. Ada beberapa langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi yaitu mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, mencoba menemukan penyebab miskonsepsi, dan mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi (Suparno, 2005: 55).Untuk mengatasi miskonsepsi, dapat dilakukan remediasi. Menurut Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono (2007: 22),
2
remediasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Remediasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking. Guided note taking merupakan strategi yang menyiapkan suatu bagan/skema atau yang lainnya yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan ketika penyampaian materi (Zaini, 2010:32).Penelitian Sobur (2004: 98) tentang Efektifitas strategi guidednote takingtaraf signifikansinya sebesar 0,675. Hal ini menunjukkan penerapan strategiguided note taking dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Dengan guided note taking, siswa diajarkan untuk menuliskan konsepsi yang diterimanya serta memberikan bimbingan dalam mengarahkan pembelajaran. Demikian pula dengan metode demonstrasi. Metode demontrasi adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya suatu proses atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan (Susanti, 2012: 2). Dalam penelitian ini, yang didemonstrasikan adalah konsep gerak melingkar beraturan.Penelitian Susilo (2011) menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa dapat menurunkan miskonsepsi siswa sebesar 39%.Dengan metode demonstrasi, siswa dibiasakan untuk mengamati pembelajaran secara konkrit walaupun hanya menggunakan alat peraga sederhana.Alat yang digunakan tidak harus baru.Namun, bisa juga menggunakan barang bekas serta siswa diajarkan untuk menanfaatkan barang bekas tapi layak pakai. Metode demonstrasi berbantuan guided note taking cocok diterapkan pada materi GMB.Materi GMBdijelaskan di depan kelas menggunakan metode demonstrasi.Sementara itu, siswa menkonstruksi dan menuliskan konsepsinya pada lembar guided note taking yang sudah disediakan satu rangkap tiap siswa. Sehingga dalam pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan dan melihat proses yang terjadi pada objek yang mengalami GMB, melainkan dapat menuliskan konsepsinya pada lembar guided note taking. Setelah selasai melengkapi guided note taking, tiga siswa perwakilan membacakan guided note taking masing-masing. Ini bertujuan untuk mengetahui letak miskonsepsi dan memperbaiki konsepsi sesuai konsep ilmuan. Sesuai dengan masalah dalam penelitian ini, yaitu 1) Apakah terdapat penurunan jumlah miskonsepsi siswa pada materi GMB sesudah diberikan remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking kelas X SMA Negeri 1 Jawai dan 2) Bagaimana efektifitas remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking dapat menurunkan miskonsepsi siswa pada materi GMB kelas X SMA Negeri 1 Jawai. Maka, untuk meremediasi miskonsepsi siswa menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking. METODE Dalam penelitian ini bentuk eksprimen yang digunakan adalah Pre Exsprimental Design dengan rancangan One Group Pre-test-Post-test.Pada penelitian ini terdapat pre-test, sebelum diberi post-test setelah diberikan perlakuan (remediasi).Dengan demikian, hasil perlakuan dapat diketahui lebih
3
akurat, karena dapat membandingkan data sebelum dan sesudah diberi perlakuan.Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel rancangan P enelitian One Group Pre-test-Post-test Pre-test Perlakuan Post-test O1 X O2 (Sugiyono, 2011: 110-111) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Jawai tahun ajaran 2012/1013 yang terdiri dari XA, XB, XC dan XD yang masingmasing bejumlah 40 siswa, 36 siswa, 38 siswa, dan 40 siswa.Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan metode intact group.Intact group adalahteknik untuk menentukan sampel secara utuh dari populasi dengan menunjuk pada pilihan kelas. Dari sejumlah kelas yang ada, kemudian dipilih secara acak (random)satu kelas yang akan diikutsertakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, kelompok utuh yang dijadikan sampel diambil XB yang berjumlah 35 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pemberian soal tes. Instrumen yang digunakan berupa tes awal dan tes akhir yang memiliki karakteristik dan jumlah sama.Tes tersebut berupa soal pilihan ganda dengan tiga pilihan dan alasan yang harus dilengkapi oleh siswa.Jika siswa menjawab pilihan beserta alasan sesuai konsep ilmuan, maka mendapat skor satu (1) tiap soal.Sebaliknya, jika siswa menjawab pilihan benar, alasan keliru; pilihan salah, alasan benar; dan pilihan beserta alasan keliru maka diberi skor nol (0) tiap soal. Instrumen penelitian divalidasi oleh dua orang dosen Pendidikan Fisika FKIP Untan dan satu guru bidang studi fisika SMA Negeri 1 Jawai dengan hasil total rata-rata dari ketiga validator sebesar 4,12 (kategori tinggi). Pengujian reliabilitas pada instrument ini menggunakan internal consistency, yaitu dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik Kuder Richaderson (KR 20). Uji coba soal dilaksanakan di SMA Negeri 4 Pontianak kelas XE berjumlah 29 siswa. Setelah diuji cobakan dan hasilnya dianalisis diperoleh koefisien reliabilitas untuk soal pre-test sebesar 0,61 (kategori tinggi), sedangkan untuk soal post-test memperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,43(kategori sedang). Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Jawai, dan 3) tahap Akhir. Tahap persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: (1) mengadakan observasi yang bertujuan untuk menentukan subjek dan waktu perlakuan dilaksanakan, (2) mengurus surat mohon riset dan surat tugas, (3) mempersiapkan instrumen penelitian, seperti kisi-kisi soal test, soal pre-test dan post-test, membuat RPP, membuat guided note takingdan alat peraga sederhana tentang gerak melingkar beraturan, (4) Melakukan validasi instrumen penelitian dalam bentuk koreksian, (5) merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi, dan (6) Uji coba soal tes dilaksanakan di SMA Negeri 4 Pontianak yang
4
berjumlah 29 siswa. Siswa diminta menjawab soal pre-test dan post-test serta melengkapi alasannya. Tahap pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Jawai Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Jawai, antara lain: (1) memberikan tes awal (pre-test) untuk menggali konsepsi siswa yang mengindikasikan seberapa besar miskonsepsinya, (2) memberikan kegiatan remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking kepada siswa kelas XB, (3) memberikan tes akhir (post-test). Tahap Akhir Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir, antara lain: (1) menghitung jumlah kesalahan siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya remediasi yang mengindikasikan miskonsepsi siswa. (2) menghitung persentase penurunan miskonsepsi siswa (3) menghitung efektifitas remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking pada materi gerak melingkar beraturan, dan (4) menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data. Untuk mengetahui penurunan miskonsepsi siswa, dihitung selisih persentase ratarata miskonsepsi siswa tiap konsep soal pre-test terhadap persentase rata-rata miskonsepsi siswa tiap konsep soal post-test. Efektifitas remediasi metode demonstrasi berbantuan guided note takingdihitung menggunakan effect size. Adapun rumus effect size sebagai berikut: Es = (Sutrisno, 2010: 2 ). Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pembelajaran yang dilakukan antara peneliti dan siswa. Lembar observasi diberi skor oleh guru bidang studi sebagai pengamat jalannya penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Jawai tahun ajaran 2012/2013. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas XB yang berjumlah 36 siswa, namun yang terhitung dalam pengolahan data 35 siswa karena satu siswa tidak hadir ketika pertemuan terakhir penelitian yaitu ketika pembelajaran pertemuan kedua dan pemberian post-test. Remediasi yang dilakukan ini dapat mengatasi miskonsepsi siswa dilihat dari perubahan jumlah miskonsepsi siswa hasil jawaban pada soal pre-test dan post-test. Soal pre-test dan post-test berupa pilihan ganda beserta alasan. Jika siswa menjawab soal tes dengan pilihan salah alasan betul; pilihan betul alasan keliru; pilihan salah alasan keliru, maka siswa dikatakan mengalami miskonsepsi. Analisis data dipusatkan pada jumlah perubahan miskonsepsi siswa berdasarkan tiap konsep antara pre-test dan post-tesserta efektifitas metode demonstrasi berbantuan guided note taking. Dalam penelitian ini efektifitas metode demonstrasi berbantuan guided note takingsebesar 0,54. Berikut hasil dari penelitian:
5
62,00% 60,00% 58,00% 56,00% 54,00% 52,00%
59,41%
50,00% 48,00% 46,00%
50,24%
44,00%
pre-test
post-test
Gambar Grafik Penurunan Miskonsepsi Siswa Pembahasan Penelitian ini bertujuan untukmeremediasi miskonsepsi siswa tentang gerak melingkar beraturan menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking di kelas X SMANegeri 1 Jawai. Remediasi ini merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam dua kali pertemuan dan diikuti oleh 35 siswa kelas XB. Sampel diambil berdasarkan intact group (kelompok utuh) secara random. Pada remediasi ini, materi dijelaskan secara demonstrasi oleh guru di depan kelas menggunakan alat peraga sederhana. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulankesimpulan yang diharapkan (Sagala, 2011: 210-211). Dengan melakukan pembelajaran yang demikian perhatian siswa mudah dipusatkan. Selain itu, siswa akan memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang materi yang sedang disampaikan (Susanti, 2012: 11). Terdapat beberapa manfaat dari metode demonstrasi. Adapun manfaat yang diperoleh ketika pembelajaran disampaikan menggunakan metode ini, yaitu 1) perhatian siswa lebih mudah dipusatkan, 2) dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama, 3) dapat mengurangi kesalahan-kesalahan apabila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, 4) karena gerakkan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak, dan 5) beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas ketika demonstrasi berlangsung (Sagala, 2011: 211). Selain itu, siswa merasa lebih jelas tentang materi yang disampaikan. Apabila terdapat keraguan dan rasa kurang jelas, siswa boleh menanyakan langsung dan peneliti menjelaskan serta mengulangi kembali demonstrasi bagian bersangkutan. Selain menggunakan metode demonstrasi, remediasi ini dibantu dengan guided note taking. Ketika guru menjelaskan materi di depan kelas menggunakan metode demonstrasi, siswa diarahkan untuk melengkapi guided note taking. Pelaksanaan melengkapi guided note taking berdasarkan penjelasan yang 6
mewakili konsep-konsep pada GMB. Setelah selesai penjelasan dan siswa melengkapi guided note taking, tiga siswa diminta untuk membacakan guided note taking masing-masing untuk dibahas bersama siswa yang lainnya untuk meluruskan konsep yang keliru menjadi benar atau sesuai dengan konsep. Menurut Percy (dalam Widyartono, 2012: 1) manfaat yang didapat siswa ketika menuliskan konsepsinya pada guided note taking yaitu 1) sarana untuk mengungkapkan diri, 2) sarana untuk pemahaman, 3) meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan, 4) keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah, dan 5) mengembangkan suatu pemahaman tentang sesuatu dan dituangkan menggunakan bahasa. Sedangkan menurut Akhadiah (1988: 1-2) manfaat menulis yaitu, 1) dapat lebih mengenali kemampuan memahami tentang suatu konsep, 2) dapat menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah dilakukan jika tidak menulis, 3)menulis berarti mengkonstruksi gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat,4) melalui tulisan akan dapat ditinjau serta dinilai lebih objektif.Selain itu, dengan melengkapi guided note taking, siswa dibiasakan untuk mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya (Sadiman, 2011: 37). Dengan kegiatan siswa melengkapi guided note taking, peneliti lebih mudah dalam mengkaji apa yang telah terjadi atau tidak terjadi pada konsepsi siswa ketika pembelajaran berlangsung (Armana, 2001: 198). Letak miskonsepsi siswa dapat dilihat melalui guided note taking yang sudah dilengkapi siswa ketika pembelajaranberlangsung. Dalam penelitian ini dibahas tentang penurunan miskonsepsi siswa tentang gerak melingkar beraturan mengguanakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking dan efektifitas metode demonstrasi berbantuan guided note taking untuk menurunkan miskonsepsi siswa. Adapun uraiannya sebagai berikut: 1. Penurunan Miskonsepsi Siswa Tentang Gerak Melingkar Beraturan Mengguanakan Metode Demonstrasi Berbantuan Guided Note Taking Dalam penelitian ini ditemukan sejumlah miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah diberikan remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking pada materi GMB. Dari instrumen yang digunakan, terdapat empat indikator. Masing-masing indikator mewakili beberapa soal. Soal yang digunakan berupa pilihan ganda dengan tiga pilihan alternatif disertai alasan. Indikator pertama, yaitu menentukan periode suatu gerak melingkar, terdapat pada soal pre-test maupun post-test no 1 dan 2. Pada konsep ini terjadi penurunan miskonsepsi siswa sebesar 1,44%. Penurunan miskonsepsi siswa paling kecil dibandingkan keempat konsep. Hal ini dikarenakan masih ditemukan siswa yang kurang konsisten dalam menjawab soal dan kurang teliti dalam membaca pilihan jawaban sehingga pilihan salah sedangkan alasan benar. Indikator kedua, yaitu mengidentifikasi arah kecepatan benda yang sedang bergerak melingkar beraturan, terdapat pada soal pre-test maupun post-test no3 dan 4. Pada konsep ini terjadi penurunan miskonsepsi siswa sebesar 14,29%. Penurunan miskonsepsi siswa paling besar dibandingkan keempat konsep. Hal ini dikarenakan siswa lebih memahami konsep karena contoh yang diberikan ketika pembelajaran sering dialami siswa dalam kegiatan sehari-hari.
7
Indikator ketiga, yaitu menentukan kelajuan linier pada gerak melingkar beraturan, terdapat pada soal pre-test maupun post-test no 5, 6, dan 7. Pada konsep ini terjadi penurunan miskonsepsi siswa sebesar 12,39%. Siswa masih belum bisa membandingkan besar laju linier jika jarak benda dari pusat lingkaran dibedakan serta demonstrasi tentang konsep ini kurang jelas. Indikator keempat, yaitu menentukan kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan, terdapat pada soal pre-test maupun post-test no 8, 9, dan 10. Pada konsep ini terjadi penurunan miskonsepsi siswa sebesar 8,57%. Penurunan miskonsepsi siswa masih sangat kecil hal ini dikarenakan pada soal post-test no 9 peneliti mengharapkan sudut yang dibentuk terbesar, sedangkan menurut konsep sudut yang dihitung selalu sudut terkecil. Sehingga ada beberapa siswa menjawab benar dianggap salah oleh peneliti. Dari analisis data ditemukan, rata-rata persentase miskonsepsi siswa tiap konsep sebelum diberikan remediasi sebesar 59,41%. Kondisi ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa tentang konsep GMB masih perlu ditingkatkan dan diminimalisir miskonsepsinya. Sedangkan setelah dilakukan remediasi miskonsepsi siswa sebesar 50,24%.Dapat dilihat dari rata-rata persentase miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah remediasi, terjadi penurunan miskonsepsi. Rata-rata miskonsepsi siswa dihitung dari komulatif tiap konsep mengalami penurunan. Hal ini diketahui dari miskonsepsi siswa pada pre-testlebih besar dibandingkan ketika post-test. Total penurunan miskonsepsi pada penelitian ini sebesar 9,17%. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Susilo (2011), bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat menurunkan miskonsepsi siswa. Adapun penyebab terjadinya penurunan miskonsepsi siswa setelah dilakukan remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking yaitu: 1) pada saat pembelajaran siswa dapat mengetahui konsepsi yang sesuai dengan konsep, 2) memudahkan siswa untuk mengetahui kesalahan yang dilakukannya pada saat menyelesaikan soal pre-test, dan 3) adanya hadiah bagi tiga siswa yang mempunyai penurunan miskonsepsi terbesar. Menurut Skinner (dalam Leo, 2011) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment).Dengan demikian, siswa akan termotivasi untuk menjawab benar pada saat menyelesaikan soal post-test. Penurunan miskonsepsi yang terjadi masih jauh dari yang diharapkan. Adapun penyebabnya yaitu, kurang berhasilnya guru menarik perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa masih belum terbiasa menerima pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking. Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran, sehingga hasilnya kurang memuaskan pula. Sesuai dengan pepatah “man jadda wajada” yang artinya barangsiapa yang bersungguh-sungguh, dia (akan) mendapatkan (Alisyahbana, 2012: 1). 2. Efektifitas Metode Demonstrasi Berbantuan Guided Note Taking untuk Menurunkan Miskonsepsi Siswa Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.Tingkat efektivitas dapat diukur
8
dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.Efektifitas remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking untuk memperbaiki miskonsepsi siswa pada materi GMB dihitung menggunakan rumus effect size. Dari perhitungan dengan menggunakan rumus effect size, nilai Es=0,54. Berdasarkan dengan kriteria effect sizeyaitu 0,2 < Es ≤ 0,8 yang berkategori sedang, maka remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan guided note taking efektif untuk memperbaiki miskonsespi siswa pada materi GMB di kelas X SMA Negeri 1 Jawai tahun ajaran 2012/2013. Penelitian Sobur (2004) bahwa guided note taking dapat meningkatkan pemahaman siswa dan meminimalisir miskonsepsi yang dialami siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, secara umum dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi berbantuan guided note taking dapat menurunkan miskonsepsi siwa sebesar 9,17% dan efektif mengatasi miskonsepsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Jawai pada meteri GMB. Saran Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah: 1) sebelum melakukan remediasi, peneliti sebaiknya membendingkan terlebih dahulu hasil pre-test dengan hasil pre-test peneliti tedahulu, 2) remediasi dalam penelitian sebaiknya dilakukan oleh guru bidang studi yang biasa mengajar, supaya siswa sudah terbiasa dalam melakukan pembelajaran, dan 3) sebaiknya peneliti sesering mungkin mengingatkan siswa agar menjawab soal post-test dengan teliti. Hai ini dikarenakan soal yang digunakan pada post-test tidak sama dengan soal pre-test, akibatnya ada beberapa siswa yang mengalami peningkatan miskonsepsi. DAFTAR RUJUKAN Akhadiah. (Online) http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/manfaatmenulis.htmldiakses 28 Mei 2013. Alisyahbana.(Online) http://habibialisyahbana.wordpress.com/2012/03/14/manjadda-wajada/diakses 30 Mei 2013. Armana, angky. 2011. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Guided note takingPada Materi Himpunan (Ptk Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Al-Islam 1 Surakarta) Tahun Ajaran 2010/2011. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Online) (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/331/MAKANGKY-%28193-203%29.pdf?sequence=1diakses 5 Februari 2013)
9
Giancolli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi V. (penerjemah Dra. Yuhilza Hanum). Jakarta: Erlangga. Leo Mury Yudhistira,Yohanes. 2011. Pemberian Hadiah Bagi Anak Dalam Kegiatan Pembelajaran Menurut Maria Montessori Dan Burrhus Frederick Skinner. Makalah Akhir Semester Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.(Online) (http://leoyuhut.blogspot.com/2012/06/pemberian-hadiah-bagi-anakdalam.html diakses 23 Mei 2013) Sagala,Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sadiman, Arief. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sobur, Alex. 2004. Psikologi Umum. Jakarta: Pustaka setia (Online) (http://www.google.com/search?q=2+Alex+Sobur%2C+Psikologi+Umum %2C+%28Jakarta%3APustaka+Setia%2C+2004%29%2C+71+GUIDE+N OTE+TAKING&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-a diakses 12 Desember 2012). Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo. Susanti
Nuraeni, Novie, 2012.Penerapan Model Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN Gandong 03 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.(Online) (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_1008320_chapter2.pdfdi akses 18 januari 2013).
Susilo, Joko. 2011. Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan LKS untuk Meremediasi Miskonsepsi Siswa tentang Usaha di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Raya. Skripsi. Pontianak: FKIP UNTAN. Sutrisno, Kresnadi dan Kartono. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: LPJJ PDSD. Sutrisno, Leo. (2010). Effect Size.(Online).(http://www.scribd.com/doc/28025523/Effect-Size, diakses 12 April 2013). Widyartono. 2012. Hakikat Menulis. (Online) (http://www.google.com/url?sa= t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFQQFjAF&ur l=http%3A%2F%2Fdidin.lecture.ub.ac.id%2Ffiles%2F2012%2F09%2FH akikat-)diakses 28 Mei 2013 10
Young, Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. (penerjemah Endang Juliastuti) Jakarta: Erlangga. Zaini, Hisyam. 2010. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
11