Register dalam Resep Masakan pada Deutsch Kochen für Anfänger di DW-TV Rusmiati
Abstrak Skripsi ini berjudul „Register dalam Resep Masakan pada Deutsch kochen für Anfänger di DW-TV“. Acara tersebut menampilkan demo memasak yang dilakukan oleh koki dari Jerman bersama seorang pemula. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif-analisis. Data diperoleh dari video acara demo memasak yang diunggah oleh DW-TV ke website youtube. Video-video tersebut berdurasi selama 4-5 menit. Kemudian video-video tersebut diamati dan dialog dalam video tersebut ditranskripsikan. Data dianalisis menggunakan metode sosiolinguistik. Penelitian ini membahas register dalam resep masakan berdasarkan tiga parameter yang dimiliki oleh register, yaitu field ‚medan‘, tenor ‚pelibat‘, dan sarana, serta membahas fungsi variasi bahasa yang disandang oleh resep masakan. Secara garis besar, register dalam resep masakan berupa kata. Dalam resep masakan pada Deutsch kochen für Anfänger terdapat tiga fungsi variasi bahasa, yaitu fungsi referensial, fungsi emotif atau ekspresif, dan fungsi konatif.
Pendahuluan Salah satu stasiun televisi di Jerman yang menayangkan program demo memasak tersebut adalah DW-TV (Deutsche Welle Television). Nama acara tersebut adalah “Deutsch kochen für Anfänger”. Berdasarkan makna kamus Jerman-Indonesia Anfänger adalah seorang pemula atau seseorang yang sedang belajar sesuatu. Dalam hal ini pemula yang dimaksud adalah seseorang yang ingin belajar memasak suatu masakan yang ia suka dan belum pernah memasaknya sendiri, bukan seorang pemula yang sama sekali belum pernah memasak. Pemula yang ikut serta dalam demo memasak ini adalah orang-orang asing yang tinggal di Jerman, seperti dari negara China, India, Vietnam, Kamerun dan Nikaragua. Hal tersebut dapat diketahui dari dalam video pada saat orang-orang asing tersebut memperkenalkan diri mereka di depan kamera. Di dalam video tersebut mereka menjelaskan maksud dan tujuan mereka ikut serta acara memasak tersebut dan alasan mereka pada umumnya sama, yaitu ingin bisa memasak sendiri makanan Jerman kesukaan mereka. Acara itu menampilkan koki dari Jerman memasak bersama dengan seorang peserta yang berasal dari beberapa negara yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam satu episode ditampilkan satu orang koki dari Jerman dan satu peserta, misalnya berasal dari China. Orang asing tersebut dapat berbahasa Jerman dengan baik. Mereka mengikuti acara tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara memasak makanan Jerman yang mereka suka dengan bantuan dari seorang koki. Penulis memilih video dalam youtube sebagai korpus agar dapat mengamati secara langsung aktivitas sosial yang terjadi antara koki dan pemula yang ikut serta dalam acara tersebut. Melalui video, penulis dapat mengamati langsung bahasa yang digunakan pada saat itu juga. Apabila melalui sebuah buku resep, bahasa yang digunakan dalam buku resep akan monoton dan penulis tidak dapat melihat secara langsung aktivitas dan reaksi yang akan terjadi. Video yang terdapat dalam youtube itu berasal dari video yang diunggah oleh salah satu saluran televisi di Jerman yaitu DW-TV (Deutsche Welle). Acara tersebut diunggah oleh DW-TV pada bulan Juli 2008.
Dari hasil pengamatan video-video yang telah diunduh, penulis tertarik untuk meneliti register dalam resep masakan karena dalam register dapat diamati bahasa yang digunakan pada saat aktivitas sosial berlangsung. Misalnya register dalam bentuk kata, satu kata yang digunakan dalam resep masakan akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata tersebut digunakan dalam bidang lainnya. Oleh karena itu, hal ini menarik untuk diamati. Melalui video-video tersebut penulis akan meneliti register resep masakan berdasarkan tiga parameter register, yaitu medan, pelibat, dan sarana, serta fungsi variasi bahasa yang disandang oleh resep masakan. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja register dalam resep masakan pada „Deutsch kochen für Anfänger” di DW-TV berdasarkan tiga parameter register? 2. Fungsi variasi bahasa apa yang disandang oleh resep masakan pada „Deutsch kochen für Anfänger” di DW-TV? Penelitian mengenai register pada resep masakan ini memiliki dua tujuan, yaitu: 1. Mendeskripsikan register dalam resep masakan pada „Deutsch kochen für Anfänger” di DW-TV berdasarkan tiga parameter register. 2. Mendeskripsikan fungsi variasi bahasa yang disandang oleh resep masakan pada „Deutsch kochen für Anfänger” di DW-TV. Untuk melakukan suatu penelitian ilmiah, dibutuhkan suatu metode agar penelitian tersebut dapat tercapai dengan baik. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Menurut metode ini data yang telah diperoleh dijabarkan terlebih dahulu, kemudian dianalisis melalui kajian sosiolinguistik. Sosiolinguistik menurut Chaer (2004: 80) adalah kajian yang dilakukan berdasarkan hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor yang berlaku dalam masyarakat; tepatnya berdasarkan fungsi, penilaian yang diberikan masyarakat terhadap bahasa itu.
Isi/Pembahasan Register berdasarkan Halliday (1997: 110) yang ditulis kembali oleh Dittmar
(1997:
207)
merupakan
sebagai
variasi
bahasa
berdasarkan
penggunaannya. Mathew dan kawan-kawan (1985: 184) mengungkapkan objek yang diteliti dalam register, yaitu variasi dalam pemilihan kosakata, struktur, aksen, dan sebagainya, yang digunakan untuk mengungkapkan ide, seperti tingkat formalitas, tingkat intensitas (pada saat minta maaf, memuji, dsb), posisi atau tingkat sosial dan hubungan antara pembicara, umur, jenis kelamin, sekhusus apa petutur yang dituju atau dalam bidang apa kosakata tersebut digunakan. Register mempunyai tiga parameter, yaitu Field ‘Medan’, Tenor ‘Pelibat’, dan Modus ‘Sarana’. Hal tersebut diungkapkan Halliday dalam buku Dittmar (1997: 208). Medan menitikberatkan pada tujuan dan subjek pembicaraan komunikasi; Pelibat tergantung pada hubungan antarpartisipan; Sarana mengacu pada alat pada saat komunikasi berlangsung, baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Jakobson terdapat 6 fungsi variasi bahasa, hal tersebut tertulis dalam buku Löffler (1994: 103), yaitu: 1. Fungsi referensial Fungsi referensial merupakan fungsi yang dominan dengan menggunakan bahasa sebagai informasi murni fakta tentang sebuah kenyataan di luar linguistik yang dapat diterima secara visual. 2. Fungsi emotif Membawa sikap dari penutur yang berbicara secara ekspresif, yaitu penerimaan dari pengirim ke teks; pembicaraan empatis, yaitu pembicaraan yang berusaha membangkitkan kesan atau emosi (contoh: kemarahan, kegembiraan, ironi misalnya dengan bantuan kata seru dalam teks literaris) misalnya parody. 3. Fungsi konatif Fungsi konatif adalah fungsi yang ditujukan kepada petutur, terdapat ungkapan khasnya dalam vokatif dan imperatif dan menandainya melalui fungsi ini bahwa tidak dapat digunakan sebagai teks kebenaran.
4. Fungsi fatis Fungsi fatis mengacu pada faktor kontak dan pokoknya terletak antara peserta komunikasi. Pada sebuah pernyataan yang bertugas membuat, memperpanjang, atau mempertahankan sebuah kontak kebahasaan, fungsi fatis yang dominan. 5. Fungsi metabahasa Fungsi metabahasa sejalan dengan faktor kode, jadi pernyataan bahasa disampaikan melalui bahasa yang digunakan. Jika tujuannya adalah sebuah pernyataan tentang bahasa, yaitu untuk mengungkapkan kode atau untuk menarik perhatian pada kode yang digunakan, maka fungsi metabahasa ini menjadi aktif. 6. Fungsi puitis Di sini pesan itu sendiri menjadi fokus. Motif estetis merupakan hal yang penting.
Register dalam Resep Masakan: 1. Register dalam Resep Masakan Berdasarkan Parameter Field ‘Medan’ Parameter ini mengacu pada aktivitas, topik, dan objek pembicaraan pada saat berlangsungnya ujaran. Data untuk menganalisis parameter ini berasal dari penggalan-penggalan dialog yang didapat dari acara Deutsch Kochen für Anfänger di DW-TV. Berikut ini merupakan data dan analisisnya: K: „So kochen wir heute ein ganz typisch fränkisches Sonntagessen. Das ist Schäufele mit Kartoffelklößen. Das ist Schäufele, eine Schulter auseinander geschnitten. Die würzen wir mit Salz, Pfeffer.“ ‚Jadi hari ini kita memasak sebuah menu makan siang yang berasal dari daerah Bayern dan Baden-Wüttemberg. Ini adalah daging bahu babi dengan bola-bola kentang. Ini Schäufele, sepasang bahu daging babi yang telah dipotong. Kita bumbui dengan garam, merica.‘ P: „Bitte!“ ‚Baik!‘ Berdasarkan penggalan dialog di atas, aktivitas yang terjadi adalah penutur memberikan informasi kepada petutur tentang masakan yang akan diolah beserta dengan bahan-bahan pendukung lainnya. Penutur adalah seorang koki dan petutur adalah seorang peserta pemula yang ikut serta dalam acara Deutsch kochen für
Anfänger. Pada saat peristiwa tutur sedang berlangsung, topik pembicaraannya adalah mengolah resep masakan Schweineschäufele mit Kartoffelklößen ‚Daging bahu babi panggang dengan bola-bola kentang‘. Hal tersebut terlihat jelas pada saat koki menyebutkan nama resep masakan. Ujaran di atas merupakan variasi bahasa dalam resep masakan. Di dalamnya terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam resep masakan, yaitu nama resep masakan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan Schweineschäufele mit Kartoffelklößen. Dari analisis data di atas dapat dilihat bahwa register berdasarkan field ‚medan‘ dalam resep masakan adalah nomina Schäufele dan verba kochen. Aktivitas yang sedang berlangsung adalah membuat masakan dari sebuah resep, yaitu Schweineschäufele mit Kartoffelklößen. Pada penggalan dialog dalam video pertama, Schäufele ist geräuchertes oder gepökeltes Schulterstück vom Schwein ‚Schäufele adalah sepasang bahu dari daging babi yang diasap atau diasinkan‘. Nomina Schäufele menandakan bahwa kata itu menjadi pokok pembicaraannya karena Schäufele merupakan bahan utama dalam pembuatan masakan dari resep masakan Schweineschäufele mit Kartoffelklößen. Schäufele pada video pertama dimasak dengan cara dipanggang, kemudian disajikan dengan rebusan bola-bola kentang, sedangkan kochen ist eine Speise durch Kochen zubereiten ‚kochen adalah mengolah sebuah hidangan masakan‘. Kochen merupakan verba yang menandakan bahwa aktivitas yang sedang berlangsung pada saat itu adalah membuat sebuah masakan dari resep masakan tersebut. 2. Register dalam Resep Masakan Berdasarkan Tenor ‚Pelibat‘ Acara Deutsch kochen für Anfänger ditayangkan pada salah satu stasiun televisi di Jerman, yaitu DW-TV. Pelibat dalam acara tersebut adalah koki dan peserta pemula yang mengikuti acara tersebut. Di acara ini peserta pemula belajar memasak secara khusus selama satu hari dengan juru masak dari sebuah restoran. Hubungan yang terjalin antara koki dan peserta pemula adalah nonformal dan vertical, yaitu koki sebagai penutur bertindak sebagai seorang yang mengajarkan, memberi pengarahan, dan informasi kepada pemula sebagai petutur.
K: „Wir kochen jetzt im Wasser aufgesetzt, da Salz drin. Dann machen wir jetzt eine gespickte Zwiebeln rein. Lass uns mal das Wasser schon mal aufkochen. Dann nehmen wir das Fleisch, dass muss ca. zweieinhalb Stunden kochen. Das liege ich jetzt mit rein.“ ‚Sekarang kita masukkan garam ke dalam air. Kemudian kita masukkan bawang bombay yang telah dicampuri dengan lemak daging babi. Biarkan air mendidih. Kemudian ambil daging, daging harus dimasak lebih kurang 2 jam 30 menit. Saya masukkan sekarang‘ P: „Okay!“ ‚Oke!‘ K: „Nehmen Sie jetzt ein Stückfleisch einfach rein und wir holen jetzt wieder raus!“ ‚Sekarang Anda ambil sepotong daging, masukkan ke dalam alat pencincang dan sekarang kita keluarkan lagi.‘ P: „Ja.“ ‚Baik.‘ K: „So fangen wir an und das Fleisch rein. Die Rote Beete einfach rein. Jetzt die Gewürzgurken dazu.“ ‚Kita mulai dan masukkan daging yang telah dicincang. Masukkan bit yang telah dicincang. Sekarang ketimun acar‘. (dimasukkan ke dalam panci yang telah disiapkan). P: „Ja.“ ‚Baik.‘ Ujaran pada data di atas merupakan ujaran yang disampaikan secara lisan. Dalam hal tersebut diperlukan pemilihan bahasa yang sesuai untuk berkomunikasi satu sama lain. Oleh sebab itu, register dalam resep masakan berdasarkan tenor ‘pelibat’ dalam penggalan dialog dari video ke dua adalah adanya penggunaan dua pronomina persona yang digunakan oleh koki dalam berkomunikasi dengan peserta pemula, yaitu pronomina persona wir ‘kita’ dan pronomina persona Sie ‘Anda’. Dalam ujaran tersebut koki menggunakan pronomina persona Sie ‘Anda’ kepada peserta pemula. Hal ini karena koki dan peserta pemula baru saja bertemu dan berkenalan. Kemudian koki juga menggunakan pronomina persona wir ‘kita’ dalam penggalan dialog tersebut yang menyatakan bahwa dalam melakukan proses memasak, koki mengajak peserta pemula secara bersama-sama melakukannya. Hal ini agar menimbulkan kedekatan antara koki dan peserta pemula.
3. Register dalam Resep Masakan Berdasarkan Parameter Sarana Penulis membahas parameter ini agar dapat mengetahui sarana komunikasi apa yang digunakan dalam resep masakan dalam acara Deutsch kochen für Anfänger di DW-TV. Parameter ini mengacu pada bagaimana cara penyampaian pesan yang digunakan pada saat berlangsungnya ujaran dalam situasi tertentu. Apakah secara langsung atau tidak, lisan atau tulisan, juga mengenai apa yang pelibat harapkan dari ujaran yang mereka tuturkan. Resep masakan yang disampaikan dalam acara Deutsch kochen für Anfänger di DW-TV adalah lisan dan pesan disampaikan secara langsung. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam acara tersebut, pelibat, yaitu koki dan peserta pemula berkomunikasi dengan cara berdialog. Dalam dialog-dialog tersebut terdapat ujaran koki yang mengandung harapan tertentu yang disampaikan kepada peserta pemula.
Fungsi Variasi Bahasa yang terdapat dalam Resep Masakan Berdasarkan teori Ramon Jakobson yang telah ditulis pada bab sebelumnya, terdapat 6 fungsi variasi bahasa, yaitu fungsi referensi, fungsi emotif atau ekspresi, fungsi konatif, fungsi fatis, dan fungsi puitis. Namun, pada subbab ini penulis hanya akan membahas tiga fungsi variasi bahasa dari enam fungsi karena dalam resep masakan yang akan penulis analisis hanya terdapat tiga fungsi variasi bahasa, yaitu fungsi referensi, fungsi emotif atau ekspresi, dan fungsi konatif. 1. Fungsi Referensial Fungsi ini berisi informasi yang berupa fakta atau sesuai dengan kenyataan yang dapat diterima secara visual atau penglihatan. K: „Dann Kartoffelsalat erst mal die Kartoffeln richtig gar ist, dass sind ein besser berührt, muss richtig durch gekocht sein.“ ‚Kemudian salat kentang pertama-tama dimasak sampai benar-benar matang, lebih baik kentang disentuh untuk memastikan kematangan.‘ Penggalan dialog pada data di atas merupakan penggalan dialog yang diujarkan oleh penutur. Ujaran pada data tersebut merupakan ujaran yang berisi informasi yang disampaikan oleh penutur kepada petutur. Informasi yang
disampaikan adalah berupa saran dalam pembuatan salat kentang. Hal ini dapat dilihat dari ujaran Dann Kartoffelsalat erst mal die Kartoffeln richtig gar ist, dass sind ein besser berührt, muss richtig durch gekocht sein, yang bearti untuk membuat salat kentang, kentang harus dimasak sampai benar-benar matang. Dan untuk mengetahui apakah kentang tersebut telah matang atau belum, kita dapat memeriksanya dengan cara menyentuh kentang tersebut sambil memencet kentang. Apabila kentang tersebut sudah terasa lembek, bearti kentang tersebut telah matang. Itulah informasi yang disampaikan oleh penutur kepada petutur.
2. Fungsi Emosi atau Ekspresi K: P: K:
„Sieht jetzt fertig“. ‚Sekarang terlihat sudah matang’ “Super!” ‘Super!’ “Super!” ‘Super!’
Situasi yang terjadi pada saat ujaran sedang berlangsung adalah penutur memberitahukan bahwa masakan yang mereka buat telah matang. Setelah itu, penutur mempersilahkan kepada petutur untuk mencicipi masakan tersebut. setelah mencicipi masakan tersebut, petutur mengungkapkan ekspresi kelezatan masakan dengan berujar Super! ‚Super‘. Kemudian setelah melihat petutur telah mencicipi masakan tersebut, giliran penutur untuk mencicipinya juga. Ungkapan ekspresi yang diungkapkan oleh penutur adalah sama dengan yang diungkapkan petutur, yaitu ia berujar Super! ‚Super!‘ untuk mengungkapkan kelezatan masakan tersebut. Ujaran Super tersebut merupakan fungsi emotif atau ekspresi, yaitu penutur dan petutur mengungkapkan ekspresi kelezatan mereka melalui sepatah kata.
3. Fungsi Konatif Sebuah fungsi yang berorientasi kepada penerima/petutur yang disebabkan oleh permintaan dari penutur secara langsung terlihat dari ungkapan khas yang dikeluarkan oleh penerima dalam bentuk vokatif dan imperatif.
K: „Ich halt mal fest. Schneiden das mal hier!“ ‚Saya pegang erat. Potonglah bagian yang ini’ P: “Das glitschig” ‘Ini licin’ Ujaran dalam penggalan dialog tersebut memiliki fungsi konatif. Fungsi ini terlihat dari ungkapan vokatif Das glitschig ‚Ini licin‘ yang diungkapkan oleh petutur pada saat itu. Artinya pada saat itu petutur melakukan yang telah penutur ujarkan, yaitu memotong bagian tubuh ikan yang ditunjuk oleh penutur, kemudian pada saat itu petutur merasa bahwa ikan itu licin pada saat dipotong, oleh karena itu ia mengujarkan ungkapan tersebut. Selain itu, di dalam data tersebut juga terdapat kalimat imperatif yang diujarkan oleh penutur, yaitu Schneiden das mal hier! ‘Potonglah bagian yang ini!’. Penggunaan ujaran imperatif oleh penutur pada data tersebut ditujukan untuk menyuruh petutur agar mengikuti keinginannya.
Simpulan Dapat diambil simpulan mengenai Register dalam Resep Masakan pada Deutsch kochen für Anfänger melalui tiga parameter yang terdapat dalam register dan fungsi variasi bahasa yang terdapat dalam resep masakan. Berikut ini adalah penjabarannya: 1. Parameter register, yaitu: a. Register dalam resep masakan berdasarkan parameter field ‚medan‘. Paremeter ini mengacu kepada pokok permasalahan atau pokok pembicaraan yang sedang berlangsung. Register dalam parameter tersebut biasanya ditandai dengan penggunaan pemilihan kosakata yang digunakan oleh
penutur
atau
petutur
yang
sesuai
dengan
bidang
ilmu
pengetahuannya. Misalnya resep masakan, dengan mengujarkan kata Labskaus, orang akan mengetahui bahwa yang sedang dibicarakan pada saat itu adalah sebuah resep masakan. Contoh lain adalah Scholle, Scholle dalam resep masakan merupakan seekor ikan yang berbentuk pipih dan
dapat dikonsumsi, sedangkan dalam bidang ilmu geografi merupakan lipatan lapisan tanah. b. Register dalam resep masakan berdasarkan parameter tenor ‚pelibat‘. Parameter tersebut mengacu kepada partisipan yang terlibat dalam percakapan dan pemilihan bahasa yang digunakan oleh pelibat dalam berkomunikasi. Pelibat dalam Deutsch kochen für Anfänger adalah seorang koki dan peserta pemula. Membentuk hubungan vertikal dan dalam situasi nonformal. Dalam berkomunikasi, hampir di setiap dialog pada lima video dalam Deutsch kochen für Anfänger, koki menggunakan pronomina persona wir ‚kita‘. Selain itu koki juga menggunakan pronomina persona Sie ‚Anda‘. Terdapat tiga dialog yang menggunakan pronomina persona Sie ‚Anda‘. c. Register dalam resep masakan berdasarkan parameter sarana, mengacu pada media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan, yaitu lisan dan tulisan. Dalam resep masakan yang penulis teliti, komunikasi yang digunakan dalam Deutsch kochen für Anfänger adalah lisan dan disampaikan secara langsung. Dalam penyampaian pesannya koki berharap peserta dapat mengetahui cara bagaimana membuat makanan dari resep masakan yang telah diajarkan oleh koki, mengetahui bahan-bahan yang diperlukan, mengetahui jumlah tekaran dan berat bahan yang diperlukan, serta mengetahui asal resep masakan. Hal tersebut bertujuan agar peserta pemula mampu membuat makanan tersebut seorang diri setelah mengikuti acara Deutsch kochen für Anfänger yang diadakan di DW-TV. 2. Fungsi variasi bahasa yang terdapat dalam resep masakan, di antaranya: a. Die referentielle Funktion ‚Fungsi Referensi‘,fungsi ini berisi informasi yang berupa fakta atau sesuai dengan kenyataan yang dapat diterima secara visual atau penglihatan dan fungsi ini diujarkan oleh penutur ditujukan kepada petutur.
b. Die emotive oder expressive Funktion ‚Fungsi Emotif atau Ekspresif‘, fungsi ini berisi pengungkapan emosi dan ekspresi dari pembicara, baik itu dari penutur, maupun petutur. c. Die konative Funktion ‚Fungsi Konatif‘,sebuah fungsi yang berorientasi kepada penerima/petutur yang disebabkan oleh permintaaan dari penutur secara langsung terlihat dari ungkapan khas yang dikeluarkan oleh penerima dalam bentuk vokatif dan imperatif. Fungsi ini pun dapat disebut sebagai fungsi yang berisi ajakan untuk melakukan sesuatu yang diutarakan oleh penutur kepada petutur. Fungsi ini ditandai dengan kalimat-kalimat imperatif dan vokatif yang diungkapkan oleh penutur dan ditujukan kepada petutur.
Data Sumber Dittmar, Norbert. 1997. Grundlagen der Soziolinguistik-Ein Arbeitsbuch mit Aufgaben. Tübingen: Niemeyer. Hasan, Ruqaiyah dan M.A.K Halliday, 1992, Bahasa, Konteks, dan Teks: AspekAspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Löffler,
Heinrich.
1994.
Grundlagen
der
Germanistik:
Germanistische
Soziolinguistik. Berlin: Erich Schmidt. http://www.tu-dresden.de/sulifg/ndl/downloads/Jakobson-Folie.pdf (diakses 18 Desember 2011 jam 22.00) http://www.semiotics.uni-bremen.de (diakses 18 Desember 2011 jam 23.15)