RECYCLING ECONOMY1 Setyawati K. Abstract Very few people seem to realize the serious effect of domestic and industrial wastes produced daily and injected on the ecological system. Implementation of the inappropriate economic policy in this globalized world has accelerated the global climate change and decreased the assimilative capacity of the ecological system. Radical action is needed to save the environment and the worsening economic condition. Our problem is how to design an effective and efficient system to control pollution responding to today’s pattern of production and consumption. In order to achieve this objective, central and local government, corporation, citizen and private organization, have to enlarge their understanding of the concepts, problems and alternatives of living in the environment which is superimposed on the ecological system. Implicit in such recognition, we have to consider the inter-dependency between economical and ecological system that derives from the same root “oikos” meaning house or home for it’s analytical implications. The closer we come to the limit of ecosystem, The Recycling Economy seem to be one of the ecological approach to balance the economy restructuring program. We can create a dual action that is reforming the economic wealth pattern, synergic with the world need of extremely high degree of recycling product to reduce the ecosystem disruption, Recycling economy is the one of the collective solution to the economic and ecological crisis.
Paradigma Baru Sebelumnya kita sudah mengenal beberapa nama ekonomi yang memberi pengertian kepada kata didepannya seperti, agricultural economy, industrial economy, creative economy, namun masih banyak orang belum tahu, apa itu recycling economy. Recycling economy atau Ekonomi daur ulang adalah paradigma ekonomi yang harus diciptakan dalam rangka mendekomposisi sampah menjadi bahan baku bernilai tambah yang siklus hidupnya diperlukan untuk menutup siklus ekonomi yang eksis, sehingga dapat berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dibumi yang sama. Hanya sedikit orang yang tahu ”bahwa agar bisa hidup harmonis selaras dengan alam, manusia harus senantiasa menginjeksikan ulang limbah hasil pembangunannya kembali kedalam sistem pembangunan ekonomi yang berikutnya”. Upaya menghambat pemanasan global telah memunculkan new world economy yang mengharuskan pemerintah, pelaku ekonomi, dan komunitas bekerjasama melakukan propagasi (extended) siklus ekonomi untuk dapat menopang pertumbuhan ekonomi internal dengan kerusakan lingkungan hidup yang minimal. Pertambahan populasi dunia ditambah dengan kenaikan 1000 % konsumsi sumber daya alam telah 1
Catatan pribadi selama kurang lebih 30 Tahun, dari berbagai surat kabar lokal maupun internasional yang dikumpulkan penulis selama mengamati masalah – masalah lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
membuat bumi kehilangan keseimbangannya dan berbuahkan peradaban ekonomi dunia yang harus dibangun diatas disposal massal panas dan sampah. Mungkin ketidaktahuan ini juga yang menyebabkan ”wrong thiking for the right answer” sehingga konsep pembangunan berkelanjutan terlihat sulit untuk dimaknai dan dicerna. Tantangan hari ini adalah mengajarkan turun temurun pengolahan rasa atau jiwa, agar mampu menghargai alam dan mengendalikan keserakahan manusia dalam ekonomi berbasis kemewahan, serta cerdas merawat produktivitas lingkungan hidup. Miskinnya pengetahuan orang terhadap interaksi sistem dan lingkungan hidupnya telah menjadikan perencanaan pembangunan sering tidak cukup rasional untuk menemukan model pembangunan berkelanjutan yang tepat. Siklus ekonomi tertutup (closed loop) adalah solusi re-engineering mesin ekonomi yang cocok dengan ekologi bumi sebagai sistem tertutup (closed system), karena pengembangan bisnisnya bisa membuat alir konversi materi dan energi terintegrasi ulang dalam rantai ekonomi yang circular, merubah panas menjadi energi untuk digunakan berulang-ulang, sehingga mengurangi panas bumi. Gerakan populis upaya daur ulang berdasarkan agama, kemanusiaan, dan ekologi harus bersama sama maju dan secara aktif memotivasi unit produksi dan konsumsi menginjeksikan limbahnya kebumi, membantu keterbatasan kapasitas asimilasi ekologi dengan inovasi teknologi. Seperti kita ketahui, dunia sedang mengalami berbagai krisis akibat rangkaian bencana lokal yang terjadi bersamaan dengan perubahan iklim global. Semua bangsa dituntut untuk menyeimbangkan kekuatan ekonomi dan kekuasaan uangnya, menghadapi perubahan peradaban yang sangat mendasar yaitu mengurangi energi yang dirubah menjadi panas dengan menginjeksikan ulang “sampah” ke bumi. Keberadaan ekonomi daur ulang secara teoritis dapat merupakan infrastruktur ekologis untuk mendekomposisi ”sampah” menjadi produk ramah lingkungan yang berharga, dan merupakan resource recovery untuk disikluskan ulang ke dalam komunitas dan lingkungan hidupnya secara alami. Ekonomi daur ulang merupakan media untuk memproduksi produk dan jasa ekologis, yang kegiatannya harus dilaksanakan bersamaan dengan rekonstruksi sistem ekonomi melengkapi ”bumper” menjaga stabilitas sistem keuangan untuk dapat sekaligus menjaga produktivitas ekosistem. Lemahnya kepedulian terhadap keberlanjutan kehidupan generasi penerus, menyebabkan banyak proyek mitigasi kerusakan lingkungan malah mengakibatkan degradasi produktivitas ekosistem. Ekonomi daur ulang ditujukan membuka mata anak bangsa, bahwa ada kekuatan yang tidak terlihat dari cadangan ekologi yang dapat diolah menjadi bahan baku kebutuhan hidup masyarakat di era global warming. Pintar mendaur ulang saja memang tidak cukup menjadi jaminan bisa memperpanjang usia produk, walau rajin melakukan kebiasaan 3 R (re-used, reduce, recycle ). Perlu ada logika siklus kehidupan ekonomi yang menciptakan kemauan 224
Setyawati K. Recycling Economy
komunitas yang satu untuk membeli dan menggunakannya sebagai satu kebutuhan budaya yang memberi nafkah kepada komunitas yang lain. Bagi bangsa Indonesia, ekonomi daur ulang sebenarnya merupakan berkah warisan budaya ekologis dan pola pikir yang penting untuk dimanfaatkan bagi perbaikan kualitas makro ekonomi karena dapat menghemat devisa negara, juga membuka lapangan kerja baru. Total pengetahuan dan pengawasan terhadap ekologi akan mendorong inovasi bisnis ekologi yang akan membawa harmonisasi kolaborasi manusia dan sistem alam. Membangun infrastruktur pembangunan berkelanjutan dapat diartikan, selain membuat jalan tol, mengeruk dan melebarkan sungai, membuat terasering dan overflow untuk mengatasi banjir, kita perlu membuat payung ekonomi mencegah bencana ekologis. Deman kebutuhan dunia akan sumber daya alam dapat dijawab dengan cerdas mensosialisasikan warisan budaya kearifan ekologis berbasis strategi 7 Recycle action (Reuse=mengguna ulang, Reduce=mengurangi, Replace= mengganti, Redesign = mendesain ulang, Remanufacture = fabrikasi ulang, Recovery=mendapat ulang, Replant=menanam kembali ). Masyarakat diajak merasionalkan upaya kolektif Untuk menghambat besarnya sistemik dampak lingkungan hidup yang destruktif, paradigma ekonomi daur ulang harus mengembangkan berbagai teknologi berbasis 7 Re diatas, yang dapat mendekomposisi sampah menjadi bahan baku bagi keberlanjutan siklus ekonomi dan ekologi berikutnya. Dalam konteks perencanaan pembangunan berkelanjutan, dampak lingkungan hidup, dan penerima manfaat, harus dapat diantisipasi dan diestimasi biaya dan manfaat pembangunan menghambat krisis ekologi. Dampak berdampak, ketika mengurut keterkaitan dampak pembalakan hutan dengan pemanasan global, dan bolongnya ozon, yang meningkatkan aliran energi dan dirubah menjadi panas masuk kedalam lapisan sistem penunjang kehidupan manusia (ekosistem) harus diperhitungkan dalam membuat kebijakan ekonomi maupun keuangan. Pemerintah dan masyarakat harus sepakat dan mempunyai komitmen alokasi anggaran untuk digunakan membangun siklus bisnis yang inheren memuat tindakan mitigasi melindungi lingkungan hidup dari kerusakan kerusakan ekologis. Misalnya efisiensi energi, pengurangan limbah dan pencemaran, mengolah sampah menjadi bahan baku bernilai tambah, atau mengatur tata niaga daur ulang sampah industri dan pertanian. Pemanasan global dipicu oleh kenaikan temperatur bumi yang akan mengakibatkan gunung es di kutub Utara dan Selatan mencair, membuat siklus air dan vital kimiawi menjadi kacau. Hal ini mengakibatkan perubahan iklim global yang menyebabkan bencana lokal seperti, terjadinya Tsunami, gagal panen, wabah penyakit, banjir, longsor, gempa, dan sebagainya. Masih banyak perencana pembangunan yang belum tahu dahsyatnya dampak perubahan iklim ini terhadap transaksi ekonomi lokal, yang menyebabkan konflik serta kebuntuan kebijakan. Semua ini merupakan biaya mitigasi dan survival yang sangat besar sekali sehingga 225
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
kita perlu membangunkan masyarakat untuk mendorong rekomendasi ekonomi daur ulang untuk segera diaplikasikan. Karena manusia belum menemukan planet lain selain bumi satu satunya, maka moral manusia diperlukan untuk menjaga dan bertanggung jawab mengendalikan perilakunya ketika memanfaatkan ekosistem untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia dan gaya hidupnya serta keanekaragaman budaya, sosial, politik, ekonomi harus ditata ulang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keterbatasan kapasitas bumi mendukungnya. Missing Link Bercermin kepada pengalaman ketika menangani krisis ekonomi yang lalu, ekonomi daur ulang diyakini merupakan faktor penting restrukturisasi sistem ekonomi yang dapat mendukung siklus kehidupan umat dan bisa membuat alir konversi materi dan energi terintegrasi ulang dalam rantai ekonomi yang circular. Model baru ekonomi daur ulang ini sangat penting untuk menjembatani masa kini dan masa depan, terutama ketika melakukan overhaul sistem birokrasi, sekaligus melindungi lingkungan hidupnya. Budaya ekonomi dan ekologi adalah dua mekanisme superimposed yang saling tergantung hidupnya dalam satu kesatuan gerak dan waktu. Banyak fakta pembenaran kerusakan lingkungan hidup terjadi, karena adanya missing link kebijakan anggaran, dan akibat miskinnya pemahaman terhadap sistem ekologis. Disetiap periode pembahasan anggaran pembangunan, ketidakcukupan sumber keuangan dapat mengakibatkan perbedaan perspektif dalam mengurut prioritas memberi perlindungan sistem ekologis. Daripada mendukung negara lain berjaya mengolah sampah dan sumber bahan baku mentah yang kita ekspor, mengapa tidak diantisipasi wacana baru mengolah sampah dengan teknologi yang tepat untuk memberi kerja kepada bangsa sendiri. Apakah tidak penting menasionalisasi suatu inovasi strategis yang dapat mempengaruhi orang merubah pola pikirnya menghadapi kegagalan ekonomi konvensional berbasis kemewahan. Pola perdagangan bebas yang menjadi momok bagi pengusaha kecil dan menengah, barangkali bisa diatasi dengan menjadikan pengusaha daur ulang menjadi tuan rumah dinegara sendiri. Indonesia membutuhkan pemerintahan dan pemimpin bangsa yang bisa melindungi tidak hanya rakyatnya tetapi juga lingkungan hidupnya. Ada benang merah yang terlupakan atau kurang disentuh oleh para caleg dan capres dalam menarik target pemilih ketika PEMILU yang lalu, yaitu upaya membenahi moral bangsa untuk mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan hidupnya. Suatu contoh ketika Jepang gagal panen, bagaimana rakyatnya serentak menolak impor beras, karena meyakini keterkaitan rugi yang panjang dari suatu solusi keuntungan ekonomi jangka pendek. Berbicara mengenai produktivitas daya dukung lingkungan hidup, yang eksploitasinya diserahkan tanpa arahan pemerintah yang jelas kepada sektor riil, dicurigai sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan kebuntuan sektor riil. Ketidakcukupan anggaran belanja negara untuk 226
Setyawati K. Recycling Economy
menggerakkan sektor riil, terjadi karena pengucuran kredit tidak menyentuh proyek lingkungan yang bisa memberi kerja dan martabat kepada para penganggur. Banyak orang lebih suka mengalokasikan uang pendapatan negara berputar-putar di sektor keuangan untuk mendapatkan keuntungan secara cepat. Perlu ada kepemimpinan strategis untuk melakukan substitusi program yang memperbaiki sistem ekonomi usang dan tidak berkeadilan dalam rangka menyerasikan laju pertumbuhan ekonomi plus perawatan produktivitas ekologi. Harus dipahami bahwa stabilitas sistem keuangan mendukung keberlanjutan siklus ekonomi, hanya bisa dicapai dengan kekuatan mandiri ekonomi internal. Anehnya, disaat semua bangsa didunia melakukan perubahan perilaku ekologis mengatasi krisis lingkungan hidup, tidak banyak pemimpin bangsa Indonesia yang visioner peduli lingkungan hidup. Pemerintah perlu tegas menyatakan keberpihakannya kepada rakyat, dan tegas menyertakan faktor-faktor etika manusia dan ekologi sebagai kontrol pertimbangan model pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Indonesia berkali kali mengalami perlambatan perlambatan yang dapat menyebabkan kekayaan lingkungan hidupnya mati suri. Hal ini tidak boleh dibiarkan, kekuatan mandiri sistem ekonomi internal akan sangat ditentukan oleh peradaban manusia dan ketrampilan komunitas mengelola produk produk ekonomi yang menjaga sistem ekologi. Miskinnya dukungan dari pemerintah dan dari mereka yang beruntung mendapatkan fasilitas berbisnis disektor keuangan menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup, sangat merugikan bagi kepentingan generasi penerus. Sikap tidak altruis ini mentolerir tingginya laju pertumbuhan sampah dan panas yang memperparah perubahan iklim global. Jika rakyat telah sadar pasti akan bisa bertanya apa yang dikerjakan Komisi Perubahan iklim? Ekonomi daur ulang ditujukan membuka mata anak bangsa, bahwa ada kekuatan yang tidak terlihat dari cadangan ekologi dapat diolah menjadi bahan baku penghematan pandapatan negara dan pendukung kesejahteraan rakyat. Propagasi sistem ekonomi yang merupakan solusi sosial ekonomi berbasis ekologi akan menopang berlangsungnya pertumbuhan ekonomi internal dengan kerusakan lingkungan hidup yang minimal. Perubahan ini akan memunculkan peningkatan jumlah lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat. Kita harus menjaga jangan sampai rakyat kita yang 250 juta dijadikan pasar bagi produk produk yang seharusnya bisa kita produksi sendiri, sehingga tidak perlu impor atau cari pinjaman luar negeri. Sumber daya alam kita harus kita olah sedemikian rupa sehingga bisa diekspor dan mendatangkan devisa. Lingkungan hidup kita sangat kaya, tetapi kalau rakyatnya miskin siapa yang harus disalahkan? Jangan juga kita kehabisan waktu karena terus menerus saling menyalahkan, sehingga negara tetangga kita yang mendapatkan keuntungan.
227
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
Infrastruktur Ekologis Suatu ekosistem yang fisik, kimia, dan biologisnya tercemar atau rusak, menjadi tidak nyaman atau berbahaya untuk dihuni manusia, karena itu manusia perlu bijaksana menghitung unit biaya yang diperlukan untuk menjaga dan merawat sistem ekologi demi keberlanjutan pemanfaatannya. Konsep inilah yang digunakan untuk membangun pengertian setiap anak bangsa untuk berpartisipasi membangun infrastruktur ekologis yang dapat memulihkan struktur dan fungsi ekologis untuk mempertahankan produktivitasnya. Pengertian mekanisme ekonomi dan ekologis yang ”superimposed” sangat penting untuk dipelajari untuk membangun motivasi menyusun program ekonomi daur ulang melindungi lingkungan hidup dan memusatkan potensinya untuk masa depan generasi penerus. Komunitas dan ekosistemnya adalah satu kesatuan sistem yang keselarasannya menuntut perobahan mendasar dalam pola pikir dan cara hidup setiap orang ketika mengolah dan meneksploitasi kinerja daur ulang ekosistem yang mulai melemah. Visi dari generasi penerus tentang daur ulang dan masadepan lingkungan hidupnya sangat penting untuk mendorong daya saing, menciptakan pasar tambahan dan lapangan kerja baru untuk memperbesar kue ekonomi dan mengantisipasi serbuan sampah dari negara lain yang tidak berguna bagi anak cucu kita. Hal ini mendorong semua pelaku bisnis swasta maupun pemerintah untuk waspada menghadapi perubahan peradaban yang sangat mendasar dalam upaya dunia mengolah sampah. Banyak warisan kebijakan pembangunan atau budaya masa lalu yang terpendam didalam bumi Indonesia (ECOLOGICAL ASSETS) perlu didaur ulang untuk dijadikan bahan baku produk kesejahteraan masyarakat yang sekaligus menjaga keberlanjutan siklus ekonomi maupun ekologi. Karena itu kita perlu merubah pola pikir dan tindak bisnis memperlakukan limbah secara bersahabat dengan mencari keseimbangan baru, mengubah karakter sistem ekonomi yang sekaligus dapat memulihkan daya dukung sistem ekologi. Visi generasi penerus menjadi subyek misi dari RECYCLING ECONOMY untuk dapat MEMBEKALI generasi muda supaya lebih cermat dalam membeli dan lebih trampil mengolah sampahnya menjadi bahan baku bernilai tambah. Tentu saja hal ini membutuhkan pemahaman tentang kearifan lokal, penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam menciptakan pasar bermuatan lokal yang dibutuhkan komunitas hijau mengurangi panas global. Selama ini bisnis ekologi kurang berkembang karena kurang mendapatkan dukungan dana bantuan dari pemerintah maupun arsitektur kredit perbankan. Pendampingan CSR, PKBL,dan PPMK, serta penyaluran kredit perbankan secara nyata sangat dibutuhkan untuk mengembangkan pasar daur ulang yang dapat membangun kekuatan ekonomi lokal untuk menggerakkan sektor riil. Selain itu perubahan arah bantuan dana hendaknya disalurkan bagi pendidikan dan pelatihan untuk memperbaiki lingkungan hidup, mengentaskan kemiskinan, meratakan kesejahteraan, merestrukturisasi ekonomi berbasis ekologi. Perobahan arah 228
Setyawati K. Recycling Economy
pendanaan ini memerlukan pergeseran ketrampilan komunitas dan inovasi desain budaya, produk, dan teknologi bersih. Recycling Academy adalah salah satu jawaban bijak dalam membina pelaku bisnis antar generasi melakukan penghematan devisa, melestarikan lingkungan hidup, dan memberikan harapan masa depan kepada generasi penerus. Apabila diaplikasikan secara jujur dan dikelola secara tepat maka program CSR akan efektif melayani publik dan meningkatkan citra kebijakan fiskal dan moneter yang ecologically sound serta dengan cepat akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan biaya yang sangat murah. Gaungnya akan dengan cepat dapat diikuti oleh transisi gaya hidup membangun kebiasaan sosial mendaur ulang limbah yang tidak hanya memberikan keuntungan kepada investor, tetapi juga merupakan investasi sosial menciptakan lingkungan hidup yang hijau, indah dan produktif. Pendekatan ekonomi daur ulang merupakan kekuatan perubahan yang holistik yang dapat mengurangi beban ekologis dari suatu ekosistem dan memberikan keseimbangan baru pada sistem ekonomi. Recycling Academy Banyak perbaikan sistem dapat diciptakan untuk mengatasi krisis yang kini terjadi dibidang kemasyarakatan atau kehidupan sosial. Nilai nilai umum dan kebersamaan yang kian menyusut. Penggantinya, semakin menjamur nilai nilai kepentingan diri sendiri, kelompok kecil atau kelas. Akhirnya hidup bersama justru terblokir karena nilai kebersamaan yang menjadi dasar hidup bersama suatu komunitas dalam suatu ekosistem, kini mulai layu. Semua itu akibat peradaban yang bergeser lantaran nilai nilai penyangganya yaitu kebersamaan dan kearifan lokal tidak lagi dijadikan kunci pengukur. Krisis kepemimpinan disetiap lini birokrasi tidak lagi menunjukkan kinerja mengatasi masalah dengan cerdas dan berpihak kepada kebenaran ilmu. Pendidikan masyarakat mencintai lingkungan hidupnya harus dimulai diusia dini. Mungkin masalah yang paling sulit dalam hal ini bagaimana menarik kepedulian konsumen dunia maya untuk berbagi perhatian kepada program “Back to nature”. Pengembangan RECYLING ACADEMY memerlukan step by step diskusi tentang bagaimana mendapatkan sumber daya manusia dan dana untuk mengkonstruksikan partisipasi perbankan bersinergi dengan praktisi ekonomi dalam membangun ekonomi daur ulang. Bantuan dari pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan dapat menggerakkan perencanaan untuk mengkoordinasi pengembangannya merekkrut sumber daya manusia yang dapat memberikan jasa pelatihan melalui konferensi round table berbasiskan pakar multidimensi ilmu dan praktisi berbagai sektor ekonomi. Kepada mereka yang bersedia berpartisipasi sebagai pionir harus diberikan penghargaan yang layak dan ditentukan bersama dalam rewarding system. The amount of fund need to be reserved for each stage, and is determined on the basis needs and effectiveness of each advisory services to assist local programs in meeting their increasing social, economic, and physical problem. 229
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
Penelahan tindak lanjut ekonomi daur ulang ini sangat diperlukan untuk melakukan identifikasi para pakar dan praktisi yang dapat menciptakan peluang bisnis ekonomi daur ulang sebagai bagian ekonomi kreatif berbasis ekosistem sehingga dapat menciptakan sinergi pengusaha local yang berdampak global. Ekonomi Daur Ulang adalah salah satu strategi dunia yang mengajak masyarakat menginjeksikan ulang limbahnya kedalam bumi dan sistem ekonomi dan keuangan yang eksis. Recyling Academy diyakini sebagai infrastruktur yang berguna untuk mendidik pelaku bisnis menutup siklus bisnis dengan melestarikan sumber daya alam. Tujuan dari RECYLING ACADEMY adalah memberikan bantuan kepada komunitas, pelaku bisnis, pejabat pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan di berbagai area pemahaman sebagai berikut : 1. Mengembangkan dan memperbaiki pola pikir staf perencanaan yang profesional dalam membuat kebijakan fiskal maupun moneter yang berdampak terhadap pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. 2. Mempersiapkan pendampingan pelatihan mitigasi atau pengolahan limbah ketika mengadopsi perencanaan maupun pendanaan program yang mempunyai dampak terhadap kelangkaan sumber daya publik maupun swasta. 3. Mempererat hubungan kerjasama dan partisipasi perbankan terhadap voluntary group yang mendampingi proses perencanaan dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Metode Pencapaian Tujuan 1. Melakukan pengumpulan pelaku bisnis perbankan dan praktisi ekonomi dalam suatu seminar maupun pelatihan Action Learning berbentuk kunjungan atau pameran yang bertemakan greening of the financial markets sehingga acuan pasar hijau dan pameran ekonomi daur ulang dimaksudkan untuk memperkenalkan isu-isu pokok ekonomi berbasis ekologi untuk selanjutnya dapat menginspirasi penyaluran dana CSR suatu perusahaan mendukung upaya masyarakat untuk mengurangi pemanasan global. 2. Pengunjung pasar hijau atau pameran diminta berinteraksi lewat stand konsultasi – pendampingan (greening of the consumer markets ) dimana konsumen menseleksi harga yang benar dari barang maupun jasa daur ulang yang dibutuhkan lingkungan, sehingga berkemampuan menghubungkan informasi yang termuat dalam pelatihan atau pameran dengan pengalaman mereka sendiri, kemudian mengembangkan pemberdayaan proses daur ulang didalam tempat pekerjaan mereka. 3. Akhirnya kedua hal diatas akan menciptakan pasar yang dapat mengakomodasi dan mengkaji propagasi deposit, pendanaan, dan investasi yang secara cepat akan menghasilkan socially responsible investment yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan Bank 230
Setyawati K. Recycling Economy
Indonesia memperkuat cadangan devisa negara. dan menstabilkan keuangan negara.
231