RANCANGAN PROTOTIPE ALAT PENGUKUR KESEGARAN IKAN BERDASARKAN TAHANAN LlSTRlK Design o f the Prototype Instrument for Measuring Freshness of Fish Based on Resistance 2
I Dewa Made ~ubrata',Bustami lbrahim , Anna C.
rung an*, Steven G. ~ u n a s ~
Abstract The freshness of the dead fish is very difficult to be known visually whereas the use of chemical analyses is not only time consuming but also is not readily available at for market. Therefore, it is considered necessary to find out a new method for that purpose. In this.research, a prototype instrument for measuring freshness of the dead fish was designed based on the fish electrical resistance. The sensor was made of a couple of steel wires with diameter of 0.5 mm. During measurement, the wires sensor was inserted into the fish body with the distance of 2 cm to each other. Result of the research showed linear relationship between dead fish freshness and its resistance. The linear relationship was also found between water content of the fishbody and its resistance. Key wonl: Dead fish, freshness, water content, resistance. PENDAHULUAN
Sektor perikanan cukup potensial dalam meningkatkan jumlah ekspor lndinesia ke manca negara sebagai &ah satu sumber devisa. Keberhasilan ekspor komoditi perikanan sangat dipengaruhi oleh mutu ikan hasil tangkapan oleh nelayan yang salah satunya dicirikan oleh tingkat kesegaran ikan tersebut. Pemeriksaan mutu ikan segar untuk ekspor biasanya hanya dilakukan secara manual. Pemeriksaan mutu ikan t juga dilakukan melalui analisis mikmbiiogi dan kimiewi tetapi cara ini kurang efektlf karena membutuhkan waktt~lama dan yang dianalisa hanya conbh-mntah ikan. Zaitsev et al. (1W)dalarn Septarina (1999) myatakan bahwa penurirnan mutu
1
3
ikan terdiri dari empat tahap yaitu: hiperaemia (pre-rigor), rigor mortis. autolisa dan penyerangan bakteri. Senyawa kimia yang dihasilkan dalam dekomposisi bakterial dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesegaran atau kebusukan ikan, di antaranya indol, hipoxantin, histamin. total Volatil Basa (TVB) dan Trimethylamine (TMA) (Zaitzev et al. 1969 dalarn Aidil, 1998). M e n u ~ t Apriantono et at., 1988, prinsip penetapan nilai WB adalah menguapkan senyawa basa volatil (amonia, mono-trimetil amin dan lainlain) yang terdapat dalam ekstrak sample (daging ikan). Menurut Aidil (1998), tubuh ikan memiliki nilai tahanan listrik yang selalu meningkat selama penyimpanan pada suhu ruang. Sifst kelistrikan ikan dapat diukur
Staf pengajar Jurusan Teknik Pertanian, FATETA-IPB StZ)fpengajarJunrsan TeknolcrgiHasilPerikanan, FAPERIKAN-IPB
Alumnus Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, FAPERIKAN-IPB
Vol. 15, No. 2,Agustus 2001
melabisnllai konduktitas listrik daging ikan. Oaya hantar listrik terjadi karena adanya larutan elektrolit dalam daging ikan has4 proses enzimatis dan metabolisme bakteri. Peningkatan daya hantar listrik menunjukkan kehadiran sd-sel mikroba (Gibson dan Jason, 1993). Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah herancang alat pengukur kesegaran %an yang sudah mati berdasarkan nilai tahanan listrik tubuh ikan tersebut. lkan 'dnyatakan masih segar jika perubahan :Biokimiawi, mikrobiologi, dan fisikawi prig tejadi belum menyebabkan kerusakan pada ikan. Menurut 44adiiiyoto 1993, beberapa parameter bikawi yang b i digunakan untuk menilai kesegaran ikan adalah: 1) Penampakan luar yang cerahltidak suram, 2) Dagingnya masih lentur, 3) Keadaan matanya cerah, 4) Wama insangnya merah cerah dan 5) Sisiknya , Rhelekat h a t . 'zr
-,.,. -, '
2
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan alat Bahan dan alat yang digunakan &lam penelitian ini antara lain: Op-Amp741. Peraga analog, Sensor kawat &eel, lkan tongkol, Larutan TCA 5%. T W H2M, NaOh 0,01M, HCL 0,01 M, +&ti1 Red, Metil Blue, Alkohol, rAquades, Timbangan analitik, Alat destilasi Kjeldahl, Kertas saring, Qesikator, Oven dan lain-lain. Tahapan dalam penelitian ini sdalah: 1) perancangan alat ukur Wdasarkan tahanan listrik, 2) .d>engujian alat ukur untuk mendapatkan Mai tahanan listrik per satuan waktu, 3) analisa kimia untuk mendapatkan nilai total volatil basa (TVB) dari ikan tongkol
per satuan waktu, dan 4) pengeringan contoh ikan dalam oven untuk mendapatkan nilai kadar air ikan per satuan waktu. Contoh ikan yang digunakan diperoleh dari Pasar lkan Keramat Jati, Jakarta Timur, dibawa ke laboratorium percobaan dengan menggunakan cool box yang berisi es curai. Setelah sampai di lab, contoh segera diukur nilai tahanan listriknya kemudian di ukur nilai TVB dan kadar aimya. Pengamatan dilakukan tiap dua jam sampai jam ke-14. Pengukuran nilai tahanan dilakukan dengan menancapkan sensor kawat steel ke dalam daging punggung ikan dengan jarak tancap 2 cm. HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen pengukur kesegaran ikan yang dirancang terdiri dari: 1) unit pengindera, 2) unit penguat, 3) unit pengatur skala ukur, 4) unit pencatu daya dan 5) unit peraga. Unit Pengindera Unit pengindera berupa sepasang kawat steel isi tunggal yang saat pengukuran ditusukkan langsung pada tubuh ikan dengan jarak tancap antara satu elektroda dengan elektroda lainnya 2 cm. Unit penguat. Perubahan potensial yang dihasilkan unit pengindera selanjutnya dikuatkan menggunakan penguat diferensial. Rangkaian lengkap dari alat ukur kesegaran ikan dapat dilihat pada Gambar 1. Penguat tersebut dirancang dengan faktor penguatan sebesar 4.7. Penguatan sebesar ini cukup untuk menghasilkan sinyal yang mampu menggerakkan jarum penunjuk skala analog.
1 1
Gambar 1. Raqkaian alat ukur kesegaran ikan
Unit peraga. Unit peraga menyajikan tahanan listrik daging ikan. Unit ini berupa panel milliampere meter (VU meter) yang kemudian dikalibrasi menjadi satuan tahanan. Unit Pengatur Skala. Unit ini berfungsi untuk meningkatkan memperagakan perubahan nilai tahanan yang kecil. Berdasarkan hasil peneliian pendahuluan nilai tahanan ikan yang sudah busuk adalah 25 kf2. Untuk itu skala maksimum peraga dibuat 30 kn. Alat ukur ini mempunyai 6 selang pengukuran yaitu 0-5 k, 5-10 k, 10-15 k, 15-20 k, 20-25 k, dan 25-30 kQ. Pada saat pengukuran, pemilihan selang dilakukan mulai dari selang nilai terbesar bergeser kearah nilai yang lebih kecil. Pengukuran nilai tahanan listrik dilakukan segera setelah contoh tiba di laboratorium dan dinyatakan jam ke-0 pengukuran. Selanjutnya pengukuran
dilakukan tiap dua jam sekafi sampai jam ke-14. Hubungan antara jam pengukuran dan nilai tahanan l i k dari ikan tongkd diperliiatkan pada Gambar 2. Terlihat bahwa rnakin lama ikan tongkol yang telah mati dishpan pada suhu kamar, nilai tahanan litriknya semakin besar. Hubungan antara nilai tahanan l i k dengan kadar air ikan tengkd dapat dilihat pada Gambar 3. Terlihat bahwa makin besar nilai tahanan listtik, nihi kadar aimya semakin rendah. Terlihat kadar air mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap nilai tahanan l i k dari ikan. Hubungan antara nilai tahanan listrik dengan nilai Total Vdatil Basa (TVB) dapat dilihat pada Gambar 4. Terlihat makin besar nilai tahanan listrik, nilai TVB juga semakin besar. Hubungan antara nilai tahanan liitrik dengan nilai TVB adalah linear dan dinyatakan dengan rumus:
Vol. 15, No. 2,Agustus 2001
Dengan koefsien determinasi (R2) sebesar 0.9856. Dimana: Y = nilai TVB (mg NI100 g) &n X = nilai tahanan listrik ikan (kn). Nilai TVB adalah nilai yang urnurn dipakai untuk rnenduga kesegaran dari ikan. lkan dikategorikan masih segar jika nilai TVBnya lebih rendah dari 30 mg N1100 g (Zeitzev et al. 1969 dalarn Aidil, 1998
Gambar 4. Hubungan antara nilai tahanan listrik dengan nilai TVB.
Gambar 2. Hubungan antara waktu pengarnatan deflgan tahanan listrik
lkan tongkol yang dipergunakan dalam percobaan ini dapat dikategorikan tidak segar setelah diletakkan pada suhu ruang selama 10 jam setelah sarnpai di laboratorium. lkan tongkol dapat dianggap sudah tidak segar bils nilai tahanannya melebihi 9.5 kf2 Untuk jenis ikan lain perlu dilakukan penelitian tersendiri.
Alat ukur kesegaran ikan yang telah dirancang dapat mengukur kesegaran ikan tongkol (Euthynnus affinis) berdasarkan nilai tahanan listriknya. lkan tongkol yang dipergunakan dalam percobaan dapat dinyatakan tidak segar bila tahanan listriknya lebih besar dari 9.5 kfl. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3. Hubungan antara nilai tahanan listrik dengan kadar air
Aidil, M., 1998. Mempelajari Sifat Daya Hantar Listrik Terhadap Tingkat Kesegaran Ikan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan. lnstitut Pertanian Bogor. Bogor. Apriantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedarnawati, dan S. Budiyanto. 1988. Penuntun Praktek Analisa Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor
Gibson, D. M., dan A. C. Jason. 1993. Impedance, Techniques for Dalam Microbial Assay. Instrumentation and Sensors fot the Food Industry. Editor: E. K. Roger. Buttemorth Heinemann. Hadiwiioto, S. 1993. Tekndogi Pengolahan Hasil Perkanan. Penerbit Liberty. Jakarta. Septarina, D. G. 1999. Evaluasi Nilai Derajat Keasaman (pH), Daya Hantar Listrik dan Organdeptik Daging lkan Tuna Segar Pada Berbagai Tingkatan Mutu. Skripsi. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, IPB. Bogor.
-