54
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL MESIN INDUSTRI MENGGUNAKAN MOTOR AC SEBAGAI SERVO POSISI BERBASIS PLC Aeri Sujatmiko Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam “45” Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia Telp. 021-88344436, 021-8802015 Ext. 124 Email:
[email protected] ABSTRAK Pada penelitian ini pengendali servo posisi dan kecepatan menggunakan motor AC induksi phasa tiga menggunakan motor induksi AC phasa tiga 200 Watt/200 V AC, inverter Mitsubishi Freqroll A500, dan encoder NSD type MRE-G320SP. PLC yang digunakan PLC Mitsubishi Seri Q CPU, dan untuk interface touch panel menggunakan touch panel proface GP 5771 T. Pengujian nilai presisi dan linier menggunakan metode gage linearity dan bias study. Dari hasil pengujian didapat prosentase nilai linearitas berkisar 0,1 % sampai dengan 1,2 %. Dan pengujian presisi untuk gerak linier diperoleh 8,34 %. Sedangkan besarnya nilai penyimpangan atau nilai deviasi jarak posisi dengan kecepatan motor dengan frekuensi yang bervariasi dari 20 Hz sampai dengan 40 Hz berkisar antara 0,43% sampai dengan 5,41%. Kata kunci : Programmable Logic Control, Servo Posisi, PLC-Q series, GX developer, GPP Pro PB III
PENDAHULUAN Dalam menghadapi persaingan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan, dibutuhkan penekanan biaya produksi. Salah satu cara untuk menekan biaya produksi adalah dengan menggantikan tenaga manusia digantikan tenaga mesin. Dalam penggantian mesin juga perlu dilakukan alokasi dana dan alokasi peralatan dengan fungsi atau sistem yang sama, tetapi biaya lebih rendah. Salah satu upaya untuk menggantikan kerja manusia adalah dengan mengganti sistem kerja mesin yang awalnya dikerjakan sepenuhnya oleh manusia digantikan dengan full mesin atau bisa juga dikendalikan dengan semi auto. Seiring dengan perkembangan teknologi sistem kendali didunia industri, sistem pengontrolan dan monitoring mulai diambil alih oleh alat kendali untuk menggantikan pekerjaan manual yang penuh resiko tersebut. Salah satunya adalah sistem pengendali dengan menggunakan Programmable Logic Control (PLC). Dalam proses produksi untuk mendapatkan mesin yang memiliki akurasi untuk memperoleh gerakan yang akurat biasanya menggunakan servo motor sebagai penggerak servo posisi. Karena dengan servo motor selain akurat juga memliki torsi yang besar, namun harganya juga cukup mahal. Maka pada penelitian ini servo posisi dapat digantikan dengan menggunakan motor induksi AC phase tiga. Dengan menggunakan PLC dan tambahan modul khusus AC Motor dapat digunakan untuk servo posisi.
LANDASAN TEORI PLC (Programabble Logic Controller) Secara definisi, Programmable Logic Controller ( PLC ) adalah jenis komputer khusus yang digunakan untuk kontrol mesin dan proses. Tidak seperti personal komputer, PLC dirancang khusus untuk kontrol mesin. Terdiri dari beberapa bagian, yaitu CPU, Memory, Data Register, Internal Relay, Input / Output Counter dan Timer yang terintegrasi dalam satu perangkat.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No. 2
55
Gambar 1 Bagian PLC
Gambar 2 Konfigurasi PLC Umumnya, sebuah sistem PLC memiliki lima komponen dasar, yaitu; Unit prosesor atau central processing unit (unit pengolahan pusat) Unit catu daya Perangkat pemograman dipergunakan untuk memasukkan program yang dibutuhkan didalam memori. 4. Unit memori adalah tempat dimana program yang digunakan untuk melaksanakan tindakantindakan pengontrolan oleh mikroprosesor disimpan. 5. Bagian masukan dan keluaran adalah antarmuka dimana prosesor menerima informasi dari dan mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat-perangkat eksternal. PLC yang digunakan dalam penelitian ini ini adalah PLC Seri Q Mitsubishi yang penjelasannya dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. 2. 3.
Hardware PLC Seri Q Mitsubishi Bagian –bagian perangkat keras dari PLC Seri Q Mitsubishi antara lain : Chasis I/O, adalah tempat atau chasing dimana modul input (masukan) dan modul output (keluaran) berada. CPU Q06 H CPU, komponen ini merupakan segmen pengolah dari keseluruhan bagian dan unsurunsur yang terlibat dalam sistem pengontrolan. Modul I/O, yaitu piranti masukan dan keluaran (modul masukan dan keluaran). Power Supply, yaitu sumber yang digunakan untuk mencatu daya keseluruhan rangkaian PLC mulai dari prosesor sampai ke modul masukan dan keluaran. Modul Analog Output , merupakan komponen untuk merubah data digital dari PLC menjadi keluaran analog dengan tegangan 0 – 10 V DV. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
56
Modul Sensor Posisi, merupakan komponen untuk menerima data dari sensor posisi atau encoder dan menghasilkan data untuk diproses menjadi gerak yang linier. Kabel Komunikasi untuk Programming.
1.
Base Unit Mitsubhisi Q38 B Base Unit adalah tempat untuk menempatkan Power Supply, CPU, Modul I/O, special modul dan perangkat antarmuka yang digunakan. Pada Base unit tipe Q38B terdapat tujuh slot.
Gambar 3 Mounting Base Unit tipe Q38B 2.
Power Supply Unit Q62P Power Supply berfungsi untuk menyediakan sumber listrik untuk CPU, Modul I/O, ataupun Modul
khusus.
Gambar 4 Power Supply Unit tipe Q62P 3.
Central Processing Unit (CPU) tipe Q06HCPU CPU berisi microcontroller yang berfungsi untuk melaksanakan atau eksekusi suatu program membaca dan menyimpan data ke memori, komunikasi dengan peralatan lain dan sebagai proses pengolahan data.
Gambar 5 Unit CPU tipe Q06H CPU 4.
Unit masukan type QX41 Modul input QX41 difungsikan sebagai interface antara PLC dan peralatan masukan, dan perubahan data masukan selanjutnya diproses oleh CPU
5.
Gambar 6 Modul Input Unit type QX41 Modul keluaran Unit type QY41 Modul keluaran QY41 sebagai media penghubunng antar PLC dan peralatan keluaran. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
57
Gambar 7 Modul Output Unit type QY41 6.
Blok Terminal tipe A6TBXY36 Blok terminal adalah tempat sebagai penghubung antara PLC dengan peralatan masukan maupun peralatan keluaran. Unit ini hanya berupa terminal blok.
Gambar 8 Terminal Blok A6TBXY36 7.
Modul Khusus VS-Q62 Modul VS-Q62 ini dapat digunakan untuk mendeteksi posisi secara otomatis dari suatu mesin konveyor, mesin press, mesin pengepakan dan lain-lain. Masukan modul ini berupa pulsa data dari absocoder, dari data pulsa ini diolah oleh PLC. Blok diagram dari Modul VS-Q62 ditunjukkan seperti pada gambar berikut:
Gambar 9 Konfigurasi Modul VS Q62 Software Software menggunakan GX Developer Ver 8 GX developer Ver 8 GX Developer Ver 8 adalah perangkat lunak berbasis pada grafis sehingga memudahkan setiap penggunanya dalam merencanakan program PLC yang diinginkan dengan menggunakan teknologi Human Machine Interface, sehingga pengguna dapat mengakses instruksi hanya dengan metode klik dan drag.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
58
Gambar 10 Tampilan awal GX Developer Ver 8 Instruksi Pemrograman PLC Instruksi-instruksi tersebut antara lain: 1. Instruksi MOV Instruksi MOV digunakan untuk memindahkan data sebesar 16 bit dari satu area memori yang diberi simbol S (Sumber) ke area memori lain yang diberi sombol D (Tujuan).
Gambar 11 Instruksi MOV 2.
Instruksi DMOV Instruksi DMOV digunakan untuk memindahkan data sebesar 32 bit satu area memori yang diberi simbol S (Sumber) ke area memori lain yang diberi sombol D (Tujuan).
Gambar 12 Instruksi DMOV 3.
Instruski MOVP Instruksi MOVP digunakan untuk memindahkan data sebesar 16 bit dari satu area memori yang diberi simbol S (Sumber) ke area memori lain yang diberi sombol D (Tujuan). Instruksi ini hanya melukukan satu kali eksekusi.
Gambar 13 Instruksi MOVP 4.
Instruksi DMOVP Instruksi MOVP digunakan untuk memindahkan data sebesar 32 bit dari satu area memori yang diberi simbol S (Sumber) ke area memori lain yang diberi sombol D (Tujuan). Instruksi ini hanya melukukan satu kali eksekusi. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
59
Gambar 14 Instruksi DMOVP 5. Instrusksi TO Instruksi TO digunakan untuk menulis atau mengirim data sebesar 16 bit ke Buffer Memory pada Modul VS-Q62.
Gambar 15 Instruksi TO N3
: Jumlah data yang akan dikirim
6. Instruksi TOP Instruks TOP digunakan untuk menulis atau mengirim data sebesar 16 bit ke Buffer Memory pada modul VS-Q62. Tetapi hanya untuk satu kali siklus.
Gambar 16 Instruksi TOP 7. Instruksi FROM Instruksi FROM digunakan untuk membaca data sebesar 16 bit dari buffer memory VS-Q62 yang kemudian ditampilkan ke buffer memori tujuan.
Gambar 17 Instruksi FROM GPP PRO/PB3 for Windows GPP Pro/PB3 for windows adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk membuat sebuah antarmuka agar seluruh sistem pada PLC dapat dikendalikan dan dimonitor oleh antarmuka tersebut.
Gambar 18 Tampilan Jendela GPP/Pro3 JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
60
Node window Tujuan untuk mengkonfigurasi awal node ini agar PLC yang akan dipakai selama proses pengontrolan akan dikenali. Ini sangat penting karena PLC selama bekerja akan selalu berkomunikasi dengan perangkat lunak ini melalui antarmuka yang telah dibuat.
Gambar 19 Tampilan jendela Node Tag Database Tag atau pelabelan instruksi merupakan inti dari perangkat lunak antarmuka ini, karena kesalahan penggunaan tagname dapat mengakibatkan operasi program menjadi tidak normal dan bahkan mengalami kesalahan (error).
Gambar 20 Tampilan jendela Tag Database
Beberapa tipe label yang dapat dibuat adalah sebagai berikut ; Digital tags Analog tags String tags
Display Window Pada jendela Display akan diberikan keleluasan kepada programmer agar membuat antarmuka sesuai yang diperlukan.
Gambar 21 Tampilan jendela Display JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
61
Sensor Posisi Putar Absocoder MRE-G320SP Absocorder merupakan sensor posisi putar, Sensor absocoder ini merupakan sensor posisi secara magnetic yang dapat menggantikan encoder yang selama ini banyak dipakai
Gambar 22 Dasar dari encoder Absocoder terdiri dari dua komponen utama, yaitu sensor berupa magnetic yang akan mendeteksi perubahan dari suatu gerakan linier atau putaran, dan yang kedua yaitu converter, yang akan merubah sinyal keluaran menjadi sebuah data.
Gambar 23 Absocoder MRE G320 SP Inverter Salah satu aplikasi Inverter adalah untuk mengendalikan kecepatan putaran motor AC. pengaturan frekuensi bisa di atur oleh sinyal dari luar seperti tegangan 0-5V, 0-10V, ataupun arus 4-20mA.
Gambar 24 Rangkaian dasar inverter dengan SCR Bahasa dan Logika Pemrograman PLC PLC memiliki bermacam-macam bahasa program standart yang ditetapkan oleh (International Electrotecnic Commission) IEC 61131-3, ada 5 bahasa pemrograman PLC yaitu: a. Ladder Diagram (LD) b. Function Block Diagram (FBD) c. Structured Text (ST) d. Sequential Function Chart (SFC) e. Instruction List (IL)
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
62
Servo Motor Servomechanism disingkat servo adalah suatu alat yang digunakan untuk memberikan kontrol mekanik pada jarak dan posisi.
Gambar 25 kontrol posisi dengan servo motor
1. 2. 3. 4.
Jenis motor servo ada 4, yaitu : DC servo motor AC servo motor Stepping servo Motor Elektrohydrolik servo motor
METODOLOGI PENELITIAN Deskripsi Rancangan dan Tempat Penelitian. Pada penelitian ini dibuat satu perangkat yang mewakili dari satu bagian pada mesin. Diagram blok dari sistem ditunjukan seperti pada gambar 26. Prinsip kerja secara umum adalah sebagai berikut: Pulsa Posisi
PLC
Analog Out 0-10 V
Sinyal Pengereman
Sinyal Grk Maju
Data dari dan ke interface
Sinyal Grk Mundur
Roda Gigi Sensor Absocoder
Rem
Shaft Ulir
Motor AC
Meja Jarum Penunjuk Jarak
Touch Screen
DRIVER MOTOR
Instruksi Motor 0
User
5
10
15
20
Mistar
Gambar 26 Blok Diagram dari Sistem Servo Posisi Pada penelitian ini gerak mekanis untuk menunjukkan posisi yang presisi digerakkan oleh sebuah motor induksi phasa tiga. Data dari touch panel dioleh oleh PLC. PLC mengirimkan perintah ke inverter untuk menggerakan motor. Kecepatan motor diatur oleh tegangan yang masuk ke inverter yang berasal dari analog output PLC, berupa tegangan 0 – 5 V DC. Metode dalam Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut: a. Membuat as atau shaft sebagai sumbu pergerakan posisi dari suatu meja, as atau shaft yang ditetapkan adalah memiliki panjang 300 mm dengan diameter 10 mm dan lebar ulir 1 mm. b. Menentukan nilai posisi pada interface touch panel dengan nilai antara 0 sampai dengan 150 mm. c. Menentukan nilai pengaturan kecepatan motor induksi phase tiga, dengan nilai antara 0 rpm sampai dengan 1500 rpm. d. Menentukan tegangan keluaran modul analog output PLC sebagai masukan tegangan pada inverter, sebesar 0 sampai dengan 5 Volt. e. Melakukan pengukuran kecepatan motor dengan tachometer. f. Melakukan pengukuran gerakan linier dari motor induksi phase tiga. g. Membuat program untuk interface touch panel dengan software GPP Pro III. h. Membuat program PLC berbasis SFC dengan software GX Developer Ver 8. i. Melakukan simulasi pergerakan motor untuk gerak linier. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
63
Langkah-langkah metode penelitian dijelaskan pada gambar 27 Flow Chart Penelitian, sebagai berikut: Mulai
Masukan data Pengaturan Kecepatan Motor
Masukan data target dari posisi yang dikehendaki
Batas posisi bernilai 0 s.d 150 mm
Ukur jarak pergerakan motor
Baca data pada Memori PLC
Masukan Data Posisi Berikutnya
Selesai
Gambar 27 Flow Chart Penelitian Perencanaan Sistem Dalam pembuatan ini meliputi perancangan mekanik, perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak. Perencanaan Mekanik Secara garis besar pada perencanaan mekanik terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Roda gigi, berfungsi sebagai penghubung atau kopling antara motor dengan shaft berulir dan sensor putaran absocoder. Terdiri dari tiga roda gigi yang masing-masing memiliki diameter roda gigi 10 mm, dengan jumlah gigi 64. Untuk mendapatkan perbandingan yang sama, ketiga roda gigi dibuat dengan perbandingan 1:1:1. 2. Shaft berulir, berfungsi untuk mengarahkan gerakan meja penunjuk. Shaft dibuat dengan diameter 10 mm dan panjang 300 mm. Celah atau pitch dari ulir dibuat sebesar 1 mm, sehingga saat ulir berputar satu putaran pergeseran dari meja ukur sebesar 1 mm. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
64
3.
Mistar atau penggaris, berfungsi sebagai alat pengukur jarak pergeseran yang ditentukan. Roda Gigi Sensor absocoder
Motor AC Phasa Tiga
Shaft berulir Meja Gerak
Jarum Penunjuk 0
5
10
15
20
25
cm
Mistar
Gambar 28 Meja Gerak dan shaft berulir untuk gerak posisi Perencanaan Perangkat Keras Pada perencanaan perangkat keras ini secara garis besar dibagi menjadi lima bagian, yaitu: 1. PLC, digunakan sebagai rangkaian pengendali antara motor dan mengolah data masukan dari inteface touch panel. 2. Interface Touch panel, digunakan sebagai masukan data posisi dan menampilkan data posisi. 3. Inverter, digunakan untuk penggerak motor AC phasa tiga. Dengan inverter kecepatan putaran motor bisa diatur. 4. Motor AC, sebagai penggerak shaft berulir untuk menggerakan meja. 5. Sensor Posisi Absocoder, digunakan untuk mendeteksi posisi dari meja gerak posisi. 1.
Rangkaian Penggerak Motor AC Phasa Tiga dengan Inverter Menggunakan komponen pemutus dan pengaman MCB Merk Mitsubishi Type : NF 30 CS 5 A. Menggunakan komponen magnetic kontaktor SN 11 20 A, dan inverter Mitsubishi Freqrol A500 dengan kapasitas 0,75 KW. Motor yang digunakan motor phasa tiga dengan daya 0,2 KW.
Gambar 29 Pengendali Motor AC dengan inverter 2.
Rangkaian Pengendali dengan PLC Rangkaian pengendali dan komunikasi PLC dengan interface seperti pada gambar berikut:
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
Sensor absocoder
Touch Panel
On - off
Push Button Manual
Teg. 0 – 5 V
Relay, StarStop dan Break motor
Komunikasi serial
On - off
Data Sinyal Speed
65
Inverter Speed Sett
Gambar 30 Rangkaian Kontrol dengan PLC
1.
2. 3. 4.
Komponen-komponen yang digunakan pada rangkaian control antara lain: Komponen PLC, menggunakan tipe seri Q dari Mitsubishi, terdiri dari : a. Power Supply, memiliki tegangan masukan 100-240 V AC dan tegangan keluaran 24 V DC. Tipe yang digunakan Q62P. b. CPU, menggunakan tipe Q06H-CPU. c. Modul sensor posisi, menggunakan tipe VS-Q62. d. Modul output relay, menggunakan tipe QY40P. e. Modul interface touch panel, menggunakan tipe QJ71C24. f. Modul input, menggunakan tipe QX41-S1. g. Modul analog output, menggunakan tipe QX68-DAV. Sensor Posisi, digunakan untuk mendeteksi putaran. Merupakan jenis encoder increment. Tipe yang digunakan adalah Absocoder NSD MRE-G320SP. Tipe ini memiliki 320 pulsa per putaran. Interface Touch panel, digunakan sebagai masukan data untuk target dari posisi yang diinginkan, dan memonitor nilai posisi. Menggunakan touch panel merk Proface tipe GP577R. Relay, digunakan sebagai sinyal on, off, dan pengereman untuk motor. Relay yang digunakan tipe HC4 DC 24 dari Matsushita.
Perencanaan Perangkat Lunak Dalam perencanaan perangkat lunak ini ada dua perencanaan yang dibuat yaitu pemrograman untuk control PLC yaitu dengan software GX Developer Ver 8 dari Mitsubishi dan pemrograman untuk membuat interface pada touch panel, yaitu dengan menggunakan software GPP Pro III. 1.
Pemrograman PLC dengan GX developer Pada pemrograman PLC ini menggunakan bahasa pemrograman sesuai standard dari IEC 61131-3 yaitu menggunakan SFC (Sequence Funtion Chart). Perancangan dengan pemrograman SFC disini sekaligus menguji apakah PLC jenis seri Q ini dapat diprogram dengan standart dari IEC 61131-3 yaitu dengan SFC. 2.
Pemrograman Interface Touch Panel dengan GPP Pro III Pemrograman untuk interface pada touch panel menggunakan software GPP Pro III dari Proface. Pemrograman interface untuk touch panel ini, dibuat untuk menjalankan motor, memasukan data gerakan posisi dan menampilkan data gerakan posisi. Pengujian Gerakan Posisi Gerakan posisi, ditentukan dengan memasukan data input pada touch screen dengan nilai 0 – 150 mm. Nilai gerakan posisi diukur dengan mistar atau penggaris. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
66
Shaft berulir Meja Gerak
Jarum Penunjuk 0
5
10
15
20
25
cm
Mistar
Gambar 31 Pengukuran Pergerakan Meja Posisi dengan Mistar Pada penelitian ini pengaturan posisi menggunakan method absolute, artinya target dari posisi yang dikehendaki mengambil referensi dari titik awal atau titik nol. Dalam pengujian ini dilakukan lima target posisi yang ingin dicapai yaitu titik A dengan jarak 10 mm, titik B dengan jarak 25 mm, titik C dengan jarak 50 mm, titik D dengan jarak 100 mm dan titik E dengan jarak 150 mm. Gambar dari target posisi yang dikehendaki seperti pada gambar 32 berikut:
320 8000 16000 32000 48000
0
10
Titik Awal Titik A
25 Titik B
50 Titik C
15
10 Titik D
cm
Titik E
Gambar 32 Pengaturan Posisi dengan methode absolute Pengujian Kecepatan Motor Kecepatan motor phasa tiga diatur dengan mengatur frekuensi yang masuk ke terminal motor. Pengaturan frekuensi diatur dari inverter, yang dikendalikan dari tegangan analog dari modul analog output PLC QX68-DAV. Pengujian dilakukan dengan mengatur nilai kecepatan pada touch panel dengan memasukan nilai kecepatan dari 0 – 1500 rpm. Nilai integer pada touch panel dibaca pada memori PLC. Pengolahan data dari PLC akan menghasilkan tegangan 0-5 V DC. DARI SUMBER TEGANGAN 200 V 3 PHASA
Power Supply
CPU VS Q62
Q68DAV
PLC
Vm
R
S
T
2 Teg 0 – 10 V
Inverter Speed Sett
5
U V W
absocoder
Motor AC Phasa Tiga
DATA PULSA
HO TAC
TER ME
Gambar 33 Rangkaian pengukuran kecepatan dan tegangan analog output Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan membuat program untuk pemrograman PLC dengan software GX developer Ver 8 dan membuat interface untuk touch panel dengan software GPP Pro III. Hasil dari JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
67
pembahasan berupa grafik pengukuran kecepatan motor, tegangan keluaran analog output, frekuensi dan nilai jarak dari gerak meja yang dilengkapi dengan jarum penunjuk. Metode yang digunakan untuk pengolahan data pengujian yaitu dengan metode Gauge Linerity and Bias Study dan gauge R and R study. Kedua metode ini digunakan untuk menganalisa apakah sistem yang dibuat memliki sifat linear dan memiliki nilai yang presisi. Dalam pemgolahan datanya dibantu menggunakan software Minitab 16 statistik software. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN Secara umum pengujian system ini dilakukan untuk mengetahui apakah motor induksi AC phasa tiga dapat digunakan sebagai penggerak linier yang presisi seperti motor servo AC. Karena selama ini untuk penggunaan motor yang menghasilkan gerak linier yang presisi dilakukan oleh servo motor, mengingat harga servo motor yang relatif mahal maka apabila motor induksi dapat menghasilkan gerak yang linier dan presisi dapat menggantikan fungsi servo motor. Untuk menyatakan linearitas dan presisi dalam penelitian ini menggunakan metode gauge linearity and bias study dan gauge Repeteablity and Reproductivity study. Pengujian Gerakan Linier Pengujian gerak linier ini dilakukan dengan tujuan menguji apakah simulasi yang dibuat dapat menghasilkan gerak linier yang presisi. Pengujian dilakukan dengan membuat lima variasi target posisi yang dikendaki. Target posisi yang dikendaki adalah jarak posisi 10 mm, 25 mm, 50 mm, 100 mm dan 150 mm. Sedangkan variasi kecepatan motor AC phasa tiga dengan pengaturan pada kecepatan motor dengan frekuensi pada 20 Hz, 30 Hz dan 40 Hz. Masing-masing target posisi dilakukan pengujian sebanyak 10 kali pengujian. Pengujian dilakukan dengan membaca pengukuran pada jangka sorong digital, yang dilakukan oleh peneliti. Analisa Data dan Hasil Pengujian Gerak Linier Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode linearity and bias study. Metode linearity dan bias study dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah perancangan yang dibuat memliliki sifat linear atau tidak. Peralatan dikatakan memiliki sifat linier apabila selisih antara nilai bias dan nilai pengukuran yang diharapkan tidak melebihi dari batas yang telah ditentukan. Metode Repeatabilty and Reproductivity study digunakan untuk menguji apakah perancangan yang dibuat presisi. Peralatan dikatan presisi ditunjukan dengan seberapa dekat perbedaan nilai pada saaat dilakukan pengujian secara berulangulang. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan 5 variasi dan 10 sampel pengukuran oleh satu operator. Hasil pengujian gerak linier dengan pengaturan frekuensi pada 30 Hz ditunjukan seperti pada tabel 1 Kecepatan motor pada frekuensi 30 Hz kecepatan motornya adalah 752 rpm. Tabel 1 Data Pengukuran Gerak Linier Pada Frekuensi 30 Hz Pengujian 1 dengan Nilai Referensi 10.00 mm 10,20 mm 1 10,20 mm 2 10,20 mm 3 10,20 mm 4 9,93 mm 5 10,07 mm 6 10,02 mm 7 10,02 mm 8 10,02 mm 9 10 10,02 mm
No
Pengujian 2 dengan Nilai Referensi 25.00 mm 25,30 mm 25,30 mm 25,30 mm 25,30 mm 25,33 mm 25,33 mm 25,33 mm 25,33 mm 25,33 mm 25,33 mm
Pengujian 3 dengan Nilai Referensi 50.00 mm 50,50 mm 50,50 mm 50,44 mm 50,50 mm 50,60 mm 50,60 mm 50,60 mm 50,60 mm 50,60 mm 50,60 mm
Pengujian 4 dengan Nilai Referensi 100.00 mm 100,09 mm 100,11 mm 100,11 mm 100,14 mm 100,14 mm 100,14 mm 100,14 mm 100,14 mm 100,14 mm 100,14 mm
Pengujian 5 dengan Nilai Referensi 150.00 mm 150,20 mm 150,20 mm 150,06 mm 150,05 mm 150,11 mm 150,05 mm 149,95 mm 150,01 mm 150,01 mm 150,01 mm
Pada tabel 1 dapat dilhat bahwa ada selisih antara nilai referensi dan nilai hasil pengukuran. Dengan menggunakan software Minitab 16, mendapatkan nilai rata-rata bias adalah sebesar 0,230. Pada pengujian JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
68
ini studi variasi yang digunakan adalah 6 x dari nilai standard deviasi, sehingga total variasi dalam pengujian ini sebesar 345,247. Pada perhitungan dengan software minitab standart deviasi adalah 0.0658 dan nilai repeatability sebesar 0.0658. Gambar 34 adalah grafik pengujian data pengukuran dengan metode gage linearity and bias study untuk pengukuran dengan nilai standar deviasi 0,0658.
Gambar 34 Grafik pengujian gage linearity dan bias study untuk pengukuran pada frekuensi 30 Hz Hasil Pengujian gerak linier dengan pengaturan frekuensi pada 40 Hz ditunjukan seperti pada table 2 Kecepatan motor pada frekuensi 40 Hz kecepatan motornya adalah 730 rpm. Tabel 2 Data Pengukuran Gerak Linier Pada Frekuensi 40 Hz No
Pengujian 1 dengan Nilai Referensi 10.00 mm
Pengujian 2 dengan Nilai Referensi 25.00 mm
Pengujian 3 dengan Nilai Referensi 50.00 mm
Pengujian 4 dengan Nilai Referensi 100.00 mm
Pengujian 5 dengan Nilai Referensi 150.00 mm
1
11,90 mm
26,36 mm
51,27 mm
100,90 mm
150,02 mm
2
11,95 mm
26,36 mm
51,30 mm
100,90 mm
150,05 mm
3
11,85 mm
26,40 mm
51,40 mm
100,80 mm
150,10 mm
4
11,86 mm
26,35 mm
51,35 mm
100,85 mm
150,08 mm
5
11,91 mm
26,70 mm
51,30 mm
100,92 mm
150,05 mm
6
11,94 mm
26,38 mm
51,40 mm
100,95 mm
150,10 mm
7
11,89 mm
26,36 mm
51,35 mm
100,86 mm
150,10 mm
8
11,90 mm
26,45 mm
51,33 mm
100,90 mm
150,08 mm
9
11,87 mm
26,37 mm
51,32 mm
100,90 mm
150,00 mm
10
11,85 mm
26,36 mm
51,30 mm
100,85 mm
150,05 mm
Pada tabel 2 dapat dilhat bahwa ada selisih antara nilai referensi dan nilai hasil pengukuran. Dengan menggunakan software Minitab 16, mendapatkan nilai rata-rata bias sebesar 1,1158. Pada pengujian ini studi variasi yang digunakan adalah 6 x dari nilai standard deviasi, sehingga total variasi dalam pengujian ini sebesar 341,675. Dengan perhitungan dengan software minitab standart deviasi adalah 0.0592 dan nilai repeatability sebesar 0.0592. Untuk nilai Reproductivity tidak ditampilkan dalam perhitungan, karena pengukuran dilakukan oleh satu operator. Sehingga dalam pengujian ini nilai reproduktivity adalah 0. Gambar 35 adalah grafik pengujian data pengukuran dengan metode gage linearity and bias study untuk pengukuran dengan nilai standar deviasi 0,0592.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
69
Gambar 35 Grafik pengujian gage linearity dan bias study untuk pengukuran pada frekuensi 40 Hz
V dc
Hz
rpm
5
60
1550
2.5
0
5800 11600 bit Data Integer PLC
Rpm
1292 Frekuensi
Tegangan Keluaran
Analisa Data dan Hasil Pengujian Putaran Motor Tahap pertama dalam pengukuran putaran motor adalah dengan memilih kecepatan yang diinginkan pada interface touch panel. Pada interface touch panel ada tiga pilihan menu utama pemilihan kecepatan yaitu untuk frekuensi 20 Hz, 30 Hz dan 40 Hz. Selanjutnya data kecepatan aktual motor akan dibandingkan dengan nilai pada perancangan awal kecepatan motor. Pada perancangan kecepatan motor memiliki kecepatan 1480 rpm pada frekuensi 50 Hz, nilai ini diambil berdasarkan spesifikasi dari motor yang digunakan. Tegangan keluaran analog dari PLC diatur dari 0 sampai dengan 5 V DC. Hubungan antara tegangan keluaran analog PLC dan frekuensi ditunjukan seperti pada gambar 36.
30
0
5 V dc 2.5 Tegangan Keluaran
0
50 60 Hz Frekuensi
Gambar 36 Grafik hubungan antara data integer, tegangan, frekuensi dan rpm. Pada gambar 36 menunjukan grafik hubungan antara data integer pada PLC, tegangan keluaran analog output PLC, frekuensi dan rpm motor. Pada gambar terlihat bahwa integer PLC diatur dari 0 bit sampai 11.600 bit untuk menghasilkan tegangan keluaran analog dari 0 – 5 Volt. Tegangan 0 - 5 Volt keluaran dari Analog akan diubah menjadi frekuensi 0 – 60 Hz. Dari frekuensi ini akan menghasilkan putaran motor mencapai 1550 rpm. Pengukuran putaran motor dengan menggunakan tachometer digital. Hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
70
Tabel 3 Data pengukuran RPM pada kecepatan motor Data Perancangan
No Frekuensi
Rpm Referensi Refferensi
1 2 3 4 5 6 7
5 Hz 10 Hz 20 Hz 30 Hz 40 Hz 50 Hz 60 Hz
Data Bit PLC
129 rpm 258 rpm 517 rpm 775 rpm 1034 rpm 1292 rpm 1550 rpm
962 bit 1925 bit 3900 bit 5800 bit 7700 bit 9667 bit 11600 bit
Hasil Pengukuran Presentasi Tegangan Frekuensi Rpm Kesalahan Analog Terukur Terukur Out 0 volt 5 Hz 0 rpm 100,0% 1 volt 10 Hz 0 rpm 100,0% 2 volt 20 Hz 365 rpm 29,4% 3 volt 30 Hz 752 rpm 3,0% 3 volt 40 Hz 1010 rpm 2,3% 4 volt 50 Hz 1290 rpm 0,2% 5 volt 60 Hz 1530 rpm 1,3%
Pada table 3 dapat dilihat bahwa setiap perubahan frekuensi akan menyebabkan naiknya nilai RPM pada motor. Kenaikan nilai frekuensi sebanding dengan nilai kenaikan tegangan keluaran analog. Pada table 3 dapat dilihat bahwa nilai rpm perancangan dengan nilai hasil pengukuran kecepatan motor ada selisih. Presentase kesalahan berkisar antara 0,2 % sampai dengan 3 %, ketika motor diberi frekuensi 30 Hz. Ketika motor diberi frekuensi kurang dari 30 Hz presentase kesalahan menjapai 29,4 %. Bahkan pada saat motor diberi frekuensi 10 Hz motor tidak berputar. Gambar 37 menunjukan perbandingan putaran motor antara perencanaan dengan hasil pengukuran.
RPM
Grafik Perbandingan Pengukuran RPM 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
5
Rpm Refferensi 148 Rpm Terukur
0
10
20
30
40
50
60
296
592
888 1184 1480 1775
0
365
752 1010 1290 1530
Gambar 37 Grafik Perbandingan Pengukuran rpm Pada grafik diatas terlihat bahwa ketika supply motor diberi frekuensi 5 Hz dan 10 Hz, motor tidak berputar. Pada kondisi ini dikarenakan torsi yang dihasilkan motor kecil. Berdasarkan grafik diatas motor yang digunakan pada penelitian ini akan memiliki torsi yang konstan ketika frekuensi supply antara 30 Hz sampai dengan 50 Hz. Pembahasan Pengujian Gerak Linier Dari data pengujian dan pengukuran sistem yang dibuat, diperolah data hubungan antara referensi posisi dan posisi aktual yang terukur dengan variasi frekuensi pengujian . Tabel 4 di bawah ini menunjukan hasil pengukuran antara jarak posisi dengan variasi frekuensi.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
71
Table 4 Data pengukuran jarak posisi terhadap variasi frekuensi Frek 20 Hz Frek 30 Hz Frek 40 Hz Aktual Deviasi Aktual Deviasi Aktual Deviasi 1 10 mm 10 mm 0,10% 10 mm 0,80% 12 mm 18,00% 2 25 mm 25 mm 0,20% 25 mm 1,20% 26 mm 5,60% 3 50 mm 50 mm 0,12% 51 mm 1,00% 51 mm 2,60% 4 100 mm 100 mm 0,05% 100 mm 0,12% 101 mm 0,80% 5 150 mm 150 mm 0,01% 150 mm 0,04% 150 mm 0,04% Rata - rata deviasi = 0,10% = 0,63% = 5,41% No
Referensi Posisi
Dari data pada tabel 4 digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 38 sebagai berikut: 160
Grafik Jarak Posisi terhadap Variasi 140 Frekuensi
JARAK POSISI
120 100 80 60 40 20 0
10
25
50
100
150
Fr.20 Hz
10,01
25,05
50,06
100,05
150,01
Fr.30 Hz
10,08
25,3
50,5
100,12
150,06
Fr.40 Hz
11,8
26,4
51,3
100,8
150,06
Gambar 38 Grafik jarak posisi terhadap variasi frekuensi Berdasarkan data pada tabel 4 bahwa nilai penyimpangan (deviasi) ketika supply motor diberi frekuensi 20 Hz sebesar 0,10 %, ketika frekuensi 30 Hz penyimpangannya sebesar 0,63 % dan ketika supply motor diberi frekuensi 40 Hz nilai penyimpangannya naik menjadi 5,41 %. Disini dapat dilihat bahwa semakin tinggi frekuensi nilai penyimpangan semakin besar. Berdasarkan nilai penyimpangan diatas sistem yang dibuat memiliki nilai penyimpangan maksimum 5.41 % pada saat frekuensi 40 Hz. Nilai penyimpangannya masih dibawah 10 %. Untuk akurasi jarak posisi pada penelitian ini sistem dikatakan akurat. Pada gambar 34 dan gambar 35 menunjukkan hasil pengujian linearitas dari percobaan yang dibuat. Pada gambar 34 merupakan hasil pengukuran gerak posisi pada frekuensi 30 Hz. Pengujian linearitas dengan metode gauge linearity and bias study, dari data grafik tersebut terlihat persentasi linieritas sebesar 0,1 %. Untuk pengujian linearitas dengan frekuensi 40 Hz, pada gambar 35 menunjukan bahwa persentasi linearitas sebesar 1,2 %. Untuk pengujian presisi dilakukan dengan metode gauge R dan R study, dari data pengujian untuk gerak posisi pada frekuensi 30 Hz didapatkan nilai persentasi proses dari total gauge Repeatability dan Reproduktivity sebesar 8,44 % dan pada saat pengujian pada frekuensi 40 Hz nilai prosentasi proses sebesar 8.34 %. Kedua presentasi proses tersebut masih di bawah 10 %, yang menyatakan bahwa pengujian dapat diterima. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
72
Pembahasan Interface Touch Panel Interface yang direncanakan untuk mengendalikan motor AC gerak posisi yaitu dengan menggunakan touch panel merk proface GP 570. Software yang digunakan untuk membuat screen adalah dengan menggunakan Gpp Pro III. Dalam pembuatan interface ini ada dua screen utama yaitu screen untuk pengujian gerak posisi dan screen untuk pengaturan frekuensi. Adapun hasil rancangan dari interface touch panel sebagai berikut: Hasil Rancangan Jendela Pengujian Gerak Posisi Jendela pengujian gerak posisi ini merupakan layar utama untuk mengendalikan motor fungsi gerak linier posisi. Di dalamnya terdapat beberapa fitur untuk mengendalikan motor. Penjelasan darai beberapa fitur dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 39 Jendela interface pengujian gerak posisi
Tombol Man F dan Man R Tombol ini merupakan tombol utama untuk menjalankan motor bergerak maju (Man F) atau mundur (Man R). Dibuat dari fungsi bit switch dan pengaturannya memontary.
Tombol Uji 1 sampai dengan Uji 5 Tombol ini merupakan pilihan pengaturan jarak posisi yang diinginkan. Tombol uji 1 untuk pilihan jarak 10 mm, uji 2 untuk jarak 25 mm, uji 3 untuk jarak 50 mm, uji 4 untuk jarak 100 mm dan uji 5 adalah tombol untuk pilihan jarak 150 mm.
Display Posisi Pada tampilan atau display posisi ini akan ditampilkan jarak posisi dari gerakan motor. Display ini merupakan fungsi display numerik yang dibentuk dari N tag.
Tombol Reset Tombol ini merupakan tombol mengganti pengujian tekan tombol reset.
untuk mereset pengaturan pilihan pengujian. Ketika akan
Tombol Jog R dan Jog F Tombol ini untuk menjalankan motor tanpa ditentukan jarak yang diinginkan. Ketika tombol jog R ditekan, maka motor akan bergerak mundur. Ketika tombol Jog F ditekan, maka motor akan bergerak maju. Pada jendela pengujian gerak posisi dalam pembuatan tag database mempunyai beberapa label yang dapat dilihat seperti pada tabel 5 berikut:
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
73
Tabel 5 Tipe dan label pada jendela gerak posisi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Labe l Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 4 Uji 5 Ind 10 mm Ind 25 mm Ind 50 mm Ind 100 mm Ind 150 mm Man R Man F RUN Jog R Jog F Reset Tampilan Data
Tipe Tag bit switch bit switch bit switch bit switch bit switch lamp lamp lamp lamp lamp bit switch bit switch bit switch bit switch bit switch bit switch N tag
Alamat M0096 M0097 M0098 M0099 M0100 Y00096 Y00097 Y00098 Y00099 Y00100 X00065 X00066 X00061 X00062 X00063 X00064 D03020
Hasil Rancangan Jendela Pengaturan Kecepatan Motor Jendela pengaturan kecepatan motor merupakan interface untuk mengatur kecepatan motor. Di dalamnya terdapat beberapa fitur untuk menentukan pilihan kecepatan motor yang diinginkan. Penjelasan dari beberapa fitur dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 40 Jendela pengaturan kecepatan motor
Tombol Utama Tombol ini merupakan tombol utama untuk kembali ke layar pengaturan gerak posisi.
Tombol Pilihan 20 Hz, 30 Hz dan 40 Hz Tombol ini merupakan pilihan kecepatan motor yang diinginkan. Tombol 20 Hz untuk pilihan frekuensi 20 Hz, 30 Hz untuk frekuensi 30 Hz, dan tombol 40 Hz adalah tombol pilihan pengaturan kecepatan motor dengan frekuensi 40 Hz.
Tombol Reset Tombol ini merupakan tombol untuk mereset pilihan pengaturan frekuensi. Ketika akan mengganti pilihan frekuensi tekan tombol reset.
Tombol Error Tombol ini untuk mengetahui jenis kesalahan atau error pada pemrograman. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
74
Pada jendela pengaturan frekuensi dalam pembuatan tag database mempunyai beberapa label yang dapat dilihat seperti pada tabel 6 berikut: Tabel 6 Tipe dan label pada jendela pengaturan frekuensi No 1 2 3 4 5 6
Nama Label 20 Hz 30 Hz 40 Hz Utama Reset Error
Tipe Tag bit switch bit switch bit switch bit switch bit switch Bit Switch
Alamat M0092 M0093 M0093 B1 M0091 B3
Pembahasan Program PLC Pada pemrograman PLC dalam peneilitain ini menggunakan bahasa pemrograman SFC. Dari standard pemrograman PLC sebenarnya pemrograman SFC terdiri dari blok fungsi dan garis transisi. Blokblok fungsi dalam SFC berisi diagram ladder yang telah dibuat sebagai fungsi kontrol. Dalam pembuatan program untuk pengendali dalam penelitian ini terdiri dari dua pemrograman, yaitu pemrograman dengan ladder dan pemrograman dengan SFC. Pemrograman PLC Dengan ladder Diagram. Pemrograman PLC yang digunakan adalah dengan software GX Developer Ver.8. Untuk menjalankan modul VS-Q62 yang pertama dilakukan adalah mengatur parameter buffer memori pada PLC. Ladder untuk pengaturan parameter PLC sebagai berikut:
Ladder Pengaturan Parameter untuk Buffer Memori VS-Q62
Gambar 41 Ladder diagram untuk pengaturan parameter VS-Q62 Diagram ladder diatas adalah untuk pengaturan parameter pada buffer VS-Q62. Pada ladder tersebut menunjukan bahwa buffer memori 711 diberi nilai 40, buffer memori 700 diberi nilai 1 dan buffer memori 701 diberikan nilai 1. Untuk ladder pengaturan parameter ditunjukan pada lampiran.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
75
Ladder pilihan gerak posisi 150 mm
Gambar 42 Ladder diagram untuk pilihan gerak posisi 150 mm Pada ladder diatas adalah ladder untuk pilihan penentuan gerak posisi linier dengan jarak 150 mm. Ketika M100 mendapat bit on dari bit switch pada touch panel, maka data 100 biner akan berpindah dari D105 ke D1. Bersamaan itu output relay Y100 akan on sehingga motor berputar. Ladder pengaturan jarak selengkapnya dapat dilihat di lampiran.
Ladder Pilihan Pengaturan Motor dengan Frekuensi 40 Hz
Gambar 43 Ladder diagram untuk pengaturan motor dengan frekuensi 40 Hz Pada gambar ladder di atas pengaturan kecepatan motor untuk frekuensi 40 Hz dengan menekan bit switch pada touch panel. Memori bit M0094 adalah bit untuk tombol 40 Hz. Data yang dikirim bernilai 7700 akan dipindahkan ke alamat memori pada D222, dan selanjutnya data dari buffer memori D222 dipindahkan dengan perintah mov ke alamat memori D225. Alamat memori D225 ini adalah alamat untuk keluaran tegangan analog. Dengan nilai 7700 data word pada memori ini sesuai perancangan tegangan keluaran analog sebesar 3,3 V DC. Untuk pilihan frekuensi 20 Hz dan 30 Hz diagram ladder dapat dilihat pada lempiran.
Ladder Pembacaan posisi data actual
Gambar 44 Ladder diagram pembacaan posisi data aktual JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
76
Pada ladder diatas data perubahan posisi yang dibaca oleh encoder akan ditampilkan pada alamat memori D3019. Selanjutnya nilai pada data ini akan dipindahkan ke alamat memori 3020, dan selanjutnya data diolah pada alamat memori D3024. Pemrograman PLC Dengan SFC Untuk memudahkan pembacaan program, dalam pemrograman PLC ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu pemrograman untuk pengaturan parameter, pemrograman untuk pengaturan frekuensi motor dan pemrograman untuk pilihan jarak posisi yang diinginkan. Penjelasan dari masing – masing pemrograman sebagai berikut :
Pemrograman SFC untuk Pengaturan Parameter VS-Q62 Gambar 45 menunjukan pemrograman SFC untuk pengaturan Parameter VS-Q62.
Gambar 45 Pemrograman SFC untuk Pengaturan Parameter VS-Q62 Pada pemrograman diatas merupakan bentuk SFC dari pemrograman pengaturan parameter dengan ladder diagram seperti pada gambar 40. Dengan pemrograman SFC pemrograman PLC lebih tampak sederhana. Pada baris pertama merupakan step inisialisasi, beris kedua merupakan proses transisi. Untuk menjalankan ke langkah berikutnya transisi SM 1036 harus bekerja terlebih dahulu. Baris yang ke empat merupakan langkah proses pemindahan data. Pada baris ke tujuh merupakan penanda akhir dari satu proses.
Pemrograman SFC untuk Pemilihan gerak Posisi yang diinginkan. Gambar 46 menunjukan pemrograman SFC untuk pemilihan gerak posisi yang diinginkan.
Gambar 46 Pemrograman SFC untuk pemilihan gerak posisi Pada pemrograman diatas merupakan bentuk SFC dari pemrograman untuk pemilihan gerak posisi dengan ladder diagram seperti pada gambar 41. Dengan pemrograman SFC pemrograman PLC lebih tampak sederhana.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
77
Pemrograman SFC untuk Pengaturan frekuensi motor. Gambar 47 menunjukan pemrograman SFC untuk pemilihan gerak posisi yang diinginkan.
Gambar 47 Pemrograman SFC untuk pengaturan frekuensi Pada pemrograman diatas merupakan bentuk SFC dari pemrograman untuk pemilihan gerak posisi dengan ladder diagram seperti pada gambar 41. Dengan pemrograman SFC pemrograman PLC lebih tampak sederhana. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah dilakukan simulasi dan analisa hasil pengujian motor induksi AC phasa tiga digunakan sebagai servo posisi gerak linier dengan menggunakan kendalian PLC, dengan interval pengujian jarak posisi 0 mm sampai dengan 150 mm diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Hasil pengujian linieritas untuk gerak posisi linier antara nilai referensi dan nilai aktual penyimpangannya tidak terlalu besar. Prosentase linearitas dari hasil pengujian berkisar antara 0,1 % sampai dengan 1,2 %. 2. Hasil pengujian presisi untuk gerak posisi linier antara nilai referensi dan nilai aktual penyimpangannya tidak terlalu besar. Prosentase proses pengujian sebesar 8,34 %. 3. Besarnya nilai penyimpangan atau nilai deviasi jarak posisi dengan kecepatan motor dengan frekuensi yang bervariasi dari 20 Hz sampai dengan 40 Hz berkisar antara 0,43% sampai dengan 5,41%. 4. Frekuensi supply untuk pengaturan kecepatan motor sebaiknya diatur diatas 20 Hz, karena ketika frekuensi kurang dari 20 Hz torsi yang dihasilkan motor sangat kecil. 5. Motor induksi AC 3 phasa dapat digunakan untuk pengaturan motor gerak posisi dengan menggunakan variable speed driver (VSD) yaitu inverter. Untuk variasi frekuensi yang disarankan adalah antara 20 Hz sampai dengan 50 Hz, karena ketika pengaturan kurang dari 20 Hz penyimpangan kecepatan motor cukup besar. 6. PLC tipe Q, dari Mitsubishi sudah dapat digunakan untuk aplikasi pemrograman dengan SFC sesuai standard IEC 61131-3. Saran 1. Dalam penggunaan motor induksi phasa tiga sebagai penggerak servo posisi untuk mendapatkan nilai yang lebih presisi terutama pada kecepatan motor yang tinggi, disarankan tidak menggunakan metode on – off. 2. Untuk mendapatkan gerak linier yang lebih presisi dan linier dalam perancangan servo posisi disarankan menggunakan motor servo. Karena karakteristik servo motor memiliki torsi yang lebih besar dibandingkan dengan motor induksi AC phasa tiga. JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2
78
DAFTAR PUSTAKA [1] Hugh Jack, Automating Manufacturing Systems with PLC, version 5.1, March 2008. [2] LA Bryan, Programmable Controller Theory and Implementation, 2nd ed [3] User manual Varilimit VS-Q62PG, NSD Corporation, Nagoya Japan. 2006. [4] Proface, Gpp Pro / III Manual Programing For Windows. Ver 7.Tahun 2007 [5] Syarkawi Syamsudin, Refdinal Nazir, Surya Saputra, Jurnal, Pengontrolan (Posisi) motor servo AC dengan metode pengaturan Volt/Hertz, No. 27 Vol.2, ISSN: 0854-8471 Thn. XIV April 2007. [6] Andani, Chritoforus, Ikbal, Jurnal , Sistem Kendali Servo Posisi dan Kecepatan Motor dengan PLC, Jurnal Ilmiah Foristek, September 2011. [7] Thomas P Ryan, Modern Engineering Statistics, Published by John Wiley & Sons, Inc, Hoboken, New Jersey, 2007 [8] Melseq System Q Programable Logic Controller User Manual, Mitsubishi, Tahun 2004. [9] Riazollah Firoozian, Servo motor and Industrial Control Theory, Springer, 2009. [10] Mitsubishi Programable Controller, Position Control Training Manual, Tahun 2000. [11] Mitsubishi, GX Developer Ver 8, Operating Manual SFC, Melsoft, 2004.
JREC Journal of Electrical and Electronics Vol. 3 No.2