ISSN 1978 - 2365 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74
RANCANG BANGUN MODUL PENGKONDISI SINYAL & ANTAR MUKA UNTUK KONTROLER TEGANGAN DIJITAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) Estiko Rijanto dan Anwar Muqorobin Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Puslit TELIMEK) - LIPI Jl.Cisitu No.21/154D, Tel.022-2503055, Bandung 40135
[email protected]
ABSTRAK Saat ini masih banyak PLTA yang beroperasi menggunakan kontroler tegangan analog. Beberapa komponen pentingnya semakin sulit ditemukan sehingga mengancam keberlangsungan operasi PLTA yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang bangun sebuah kontroler tegangan dijital yang dapat dipakai pada PLTA berkapasitas 9 MVA dengan metoda reverse engineering dan updating. Tujuan makalah ini adalah melaporkan hasil rancang bangun tersebut khususnya terkait modul pengkondisi sinyal dan antar muka. Karena algoritma kontrol direalisasikan memakai DSP, maka diperlukan pembuatan modul pengkondisi sinyal ADC dan DAC. Modul antara muka pengeset tegangan operator dan pemonitor driver dibuat memakai mikrokontroler 8 bit. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa: modul pengkondisi sinyal ADC dan DAC yang dibuat berfungsi dengan baik, modul pengeset tegangan mampu memproses perintah secara tepat, dan modul pemonitor driver mampu mendeteksi pulsa penyalaan dan memberikan indikator status berupa: normal, terlalu panjang, dan terlalu pendek. Kata Kunci: Pengkondisi sinyal, antara muka, kontroler tegangan dijital, DSP, mikrokontroler, pembangkit listrik tenaga air
ABSTRACT
Currently, there are still many hydro electrical power plants (HEPPs) operated using analog voltage controllers. Some important components are becoming difficult to find that threatens the operation sustainability of such HEPPs. The objective of this research is to develop a digital voltage controller that can be applied to a 9 MVA HEPP using the reverse engineering and updating method. The aim of this paper is to report some results of the development especially concerning signal conditioner and interface modules. Since controller algorithm is realized using a DSP, ADC and DAC, signal conditioner modules are required to be developed. The interface modules of operator command interpreter and driver monitoring are realized using an 8 bit microcontroller. Experimental results show that: the ADC and DAC signal conditioner modules can work well, the command interpreter can process the command signal appropriately, and the driver monitoring module can detect the firing pulses providing operating status of: normal, too long, and too short. Key Words: signal conditioner, interface, digital voltage controller, DSP, micro controller, hydro electrical power plant.
Naskah diterima: 14 Oktober 2010, dinyatakan layak muat : 14 Desember 2010
61
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74
62
PENDAHULUAN
sehingga dipilih rancang bangun
Latar Belakang
tegangan versi dijital.
Energi listrik perlu dipasok dengan mutu listrik yang memadai agar tidak merusak peralatan listrik. Mutu listrik ditentukan oleh dua variabel penting yaitu frekuensi dan tegangan
listrik
yang
stabil
pada
nilai
nominalnya. Di Indonesia, spesifikasi frekuensi dalam keadaan normal adalah tidak kurang dari 49,5 Hz dan tidak lebih dari 50,5Hz, sedangkan spesifikasi tegangan listrik misalnya untuk jaringan nominal 20kV adalah +5% dan -10%, seperti ditentukan di dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2007 [1]
kontroler
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang bangun kontroler tegangan dijital yang dapat dipakai pada PLTA berkapasitas 9MVA untuk menggantikan kontroler analog yang sudah berumur tua. Tujuan makalah ini adalah melaporkan hasil rancang bangun kontroler tegangan dijital tersebut, khususnya hasil rancang bangun modul pengkondisi sinyal dan antar muka untuk kontroler dijital tersebut.
METODOLOGI
. Untuk memenuhi standar yang ada, pada
Metodologi dalam penelitian ini adalah
setiap pembangkit listrik diperlukan kontrol
reverse engineering dan grade up. Reverse
frekuensi dan kontrol tegangan.
engineering dalam hal ini mengacu pada
Untuk
turut
kelangsungan
kontroler yang telah ada, sedangkan grade up
operasi beberapa PLTA yang telah berumur tua
adalah mengimplementasikan algoritma dalam
di Indonesia, perlu dibangun kemampuan
prosesor dijital sebagai pengganti operational
rancang bangun sistem kontrol PLTA. Sampai
amplifier. Dalam penelitian ini kegiatan yang
saat ini masih banyak PLTA yang beroperasi
dilakukan adalah rancang bangun kontroler
dengan menggunakan teknologi analog. Salah
tegangan
satu contohnya adalah sebuah PLTA yang
dilakukan pengujian di laboratorium dengan
beroperasi di Indonesia sejak tahun 1995
menggunakan simulator PLTA.
menggunakan
menjaga
generator sinkron 9MVA,
6,3kV, 50Hz dengan kecepatan putar 500 rpm, [2]
jumlah kutub 12 dan faktor daya 0,9 . dirancang
bangun
oleh
Estiko
pada
PLTA,
kemudian
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, tahapan yang dilakukan adalah: 1) Analisis terhadap kontroler analog yang
Analisis terhadap kontroler analog yang telah
digital
[2]
pernah dirancang bangun oleh Estiko[2] dengan tujuan untuk memahami struktur
dilakukan dengan tujuan untuk memahami
kontroler,
struktur kontroler, elemen-elemen penyusun
kontroler
kontroler dan fungsi masing-masing elemen.
elemen.
Komponen-komponen kontroler analog yang selama ini digunakan semakin sulit ditemukan,
elemen-elemen dan
fungsi
penyusun
masing-masing
2) Merancang kontroler tegangan versi dijital, termasuk:
struktur
kontroler,
elemen
penyusun, peranti keras, dan peranti lunak.
Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Dalam
proses
perancangnan
ini
7) Modul rangkaian pemonitor regulator sudut
diidentifikasi jenis peranti keras yang
penyalaan
cocok untuk fungsi-fungsi tertentu.
mikrokontroler 8 bit.
masing-masing
elemen,
dan
pengujian fungsi masing-masing elemen. 4) Integrasi seluruh elemen ke dalam satu
(FARMON),
memakai
AVR digital ini terdiri atas rangkaian
3) Pembuatan peranti keras dan peranti lemah untuk
63
dijital yang dilengkapi rangkaian analog. Rangkaian analog terdiri atas rangkaian antar muka
untuk
masukan
sinyal,
logika
kesatuan sistem, dan pengujian sistem
pengkondisi aktif, pengeset parameter, dan
keseluruhan di laboratorium.
pengubah sinyal digital ke analog (DAC) serta
Pada tahap ke-2 sampai ke-4 diterapkan
modul regulator sudut penyalaan (Firing Angle
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
Regulator, FAR). Rangkaian digital terdiri atas
dikuasai, dan juga mengadopsi referensi terbaru
dua
terkait permasalah yang ada [3, 4, 5, 6, 7].
mikrokontroler 8 bit
prosesor.
digunakan
Prosesor
untuk
pertama
adalah
(ATMEL)[3] yang mengimplementasikan
algoritma yang sederhana. Prosesor kedua Deskripsi AVR Dijital
berupa Pengolah Sinyal Digital (Digital Signal
Pada gambar 1 ditunjukkan diagram
Processor, DSP) dari Texas Instrument[4] yang
kotak kontroler tegangan dijital otomatik
digunakan
untuk
mengimplementasikan
(Automatic Voltage Regulator / AVR) yang
algoritma yang lebih kompleks.
dirancang bangun pada penelitian ini. Modul
Untuk menyalurkan sinyal analog dari
rangkaian utama sistem kontrol tegangan dijital
sistem ke dalam DSP digunakan ADC yang
ini adalah:
memiliki kisaran inputan 0 s.d. 3 V. Pada
1) Modul antar muka voltage setter 1 (VS1),
sistem AVR dijital ini, sinyal analog yang masuk ke DSP memiliki kisaran berbeda-beda
memakai mikrokontroler 8 bit. 2) Modul penjumlah voltage setter 2 (VS2),
diperlukan
memakai peranti lunak di DSP. 3) Modul rangkaian pendeteksi tegangan terminal
generator
(VD),
memakai
rangkaian analog. 4) Regulator tegangan (VR), memakai peranti lunak di DSP. 5) Penguat penyesuai, memakai peranti lunak di DSP. 6) Modul regulator sudut penyalaan memakai rangkaian analog.
mencakup -10 s.d. 10 V, oleh karena itu Sebaliknya,
pengkondisi
sinyal
ADC.
untuk mengeluarkan tegangan
analog dari DSP dipakai DAC sinyal PWM dengan level logika 0 - 3 V. Frekuensi PWM ≥ 2.5 kHz, signal-of-interest berupa sinusoid 50 Hz atau sinyal DC yang diperbaharui setiap 50 Hz. Oleh karenanya diperlukan pengkondisi sinyal DAC untuk memfilter input PWM dan menyesuaikan
tegangan
output
yang
diinginkan. Modul pemonitor kerja regulator sudut penyalaan menerima 6 kanal pulsa
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74
64
keluaran modul regulator sudut penyalaan.
regulator sudut penyalaan. Jika deretan pulsa
Fungsi modul pemonitor ini adalah memonitor
tidak sesuai spesifikasi, maka modul pemonitor
deretan pulsa yang dikeluarkan oleh modul
akan mengaktifkan indikator kesalahan.
Gambar 1. Diagram kotak AVR digital yang dirancang bangun Pada bagian berikut akan dijelaskan
diperlukan. Opamp pertama (U1A) digunakan
perancangan peranti keras dan peranti lunak
sebagai unity-gain buffer, dapat dikonfigurasi
terkait pengkondisi sinyal ADC, pengkondisi
menjadi
sinyal DAC, modul VS1 dan modul pemonitor
inverting. Opamp kedua (U1B) digunakan
kerja regulator sudut penyalaan.
sebagai inverting unity-gain buffer, dengan
bersifat
inverting
maupun
non-
bias. Bias diperlukan untuk menggeser nilai nol Perancangan Peranti Keras Pada gambar 2 ditunjukkan rangkaian antarmuka ADC DSP yang dirancang dengan menggunakan Operating Amplifier (Opamp)[7] sebagai komponen utama. Kisaran input lebih besar daripada kisaran output, sehingga gain yang
diperlukan
berupa
redaman.
RS1
merupakan VR untuk mengatur redaman yang
dari sinyal input menjadi nilai nol untuk ADC (yaitu setengah dari full-scale). RS3 merupakan VR untuk mengatur nol ini. Opamp kedua bersifat inverting. Di setiap opamp digunakan kapasitor
umpan
meningkatkan
balik
kestabilan
(C2,
C3)
frekuensi
untuk tinggi.
Dengan pemasangan kapasitor ini gain pada
Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
65
frekuensi tinggi akan turun sampai ke nol,
DAC yang dirancang bangun. Bagian pertama
sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
dari rangkaian ini adalah Sallen-Key 2nd-order
osilasi dan pengaruh derau.
low pass filter.
Pada gambar 3 ditunjukkan rangkaian dan nilai komponen modul pengkondisi sinyal R17 VCCA
Res1 5R6
R3
Res1 10K
C2
C3
VEEA
Res1 5R6
R2
Res1 10K
C1 Cap 10n
Cap 100pF
INA RS1 GAIN R4 100K Res1 10K
4 3 2 1 JP1 Header 4
2 1
1
3
Cap 100pF
U1A NE5532P R5
6
Res1 10K
5
JP6 <--INV NON-->
7
2
VCCA
RS3 ZERO 10K
3 2 1
VGND V+
C4 Cap 10n
OUTA GND GND INA
V-
R1
3 2 1
V+
U1B NE5532P R6 OUTA Res1 C5 1K Cap 100pF
JP3 Header 3
Gambar 2. Rangkaian skematik pengkondisi sinyal ADC.
R9
R10
Res1 39K
Res1 39K
-3dB frequency: 1/f = 2pi * R * C 39k - 47n --> 87 Hz
Cap 47n U2A 3 C10 Cap 47n
VGND V+
OUTB GND GND INB
3 2 1
V4 3 2 1
R11 Res1 10K
NE5532P
Cap 100pF 6 5
2
R8
C8
7
Res1 10K
Cap 100pF
U3B NE5532P R12
2
Res1 10K
3
1
C9
U3A NE5532P
JP4 Header 3
R15 Res1 5R6
R16 Res1 5R6
VCCB
R13
VEEB
JP5 <-INV NON->
C12 Cap 10n
Cap 100pF
1 Res1 10K
V+
JP2 Header 4
1
1
2
Res1 10K
3 2 1
INB
R7
RS2 GAIN 100K C7
C6
6 5
RS4 ZERO 10K
2
VCCB
7
U2B NE5532P R14 OUTB Res1 C11 1K Cap 100pF
VEEB C13 Cap 10n
Gambar 3. Rangkaian skematik pengkondisi sinyal DAC Bagian kedua dari pengkondisi sinyal
sebagai inverting unity-gain buffer, untuk
untuk
membalik polaritas sinyal. Opamp keempat
menaikkan range tegangan dari 0 s.d. 3 V
(U2B) digunakan untuk menggeser nilai zero
menjadi kisaran yang diinginkan. Gain diatur
dari sinyal. Input untuk opamp keempat (U2B)
pada resistor umpan balik RS2 yang merupakan
dapat dipilih menggunakan jumper JP5. Bila
VR/trimpot. Opamp ketiga (U3A) berfungsi
jumper terpasang pada 1-2, input dipilih dari
merupakan
inverting
gain-block,
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74
66
U3B (polaritas sinyal terbalik), sehingga
Digunakan clock dari oscillator crystal dengan
keseluruhan sistem menjadi non-inverting; dan
frekuensi
jika terpasang 2-3 terjadi sebaliknya.
perancangan ditunjukkan pada gambar 4.
Modul
VS1
dan
regulator sudut penyalaan dalam
mikrokontroler
modul
pemonitor
diimplementasikan Atmel
ATMega8.
Sedangkan
12.000 pada
MHz. gambar
Diagram 5
kotak
ditunjukkan
perancangan detil modul VS1 dan pemonitor regulator sudut penyalaan.
Gambar 4. Blok diagram modul VS1 dan pemonitor regulator sudut penyalaan C03
2 3
Cap 470n
IC01-LM358A LM358N 1 1
R01
R02
Res1 1K
Res1 1K
R16 RPot 50K
1 2
1 2 2 C07
1
Cap 22p
C06
X01 12MHz
J1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Header 9
VCC
R09
IC04-TLP521A
Res1 4K7
R10
IC03-MEGA8
R11
PB0 (ICP) PB1 (OC1A) PB2 (SS/OC1B) PB3 (MOSI/OC2) PB4 (MISO) PB5 (SCK) PB6 (XTAL1/TOSC1) PB7 (XTAL2/TOSC2)
2 3 4 5 6 11 12 13
PC0 (ADC0) PC1 (ADC1) PC2 (ADC2) PC3 (ADC3) PC4 (ADC4/SDA) PC5 (ADC5/SCL) PC6 (RESET)
PD0 (RXD) PD1 (TXD) PD2 (INT0) PD3 (INT1) PD4 (XCK/T0) PD5 (T1) PD6 (AIN0) PD7 (AIN1)
VCC AVCC AREF GND GND
23 24 25 26 27 28 1
L-U L-V L-W L-X L-Y L-Z RST
R04
VCC 7 20 21
R15 Res1 10K C09 Cap Pol1 1u/50V
22 8
R05
JP01-ISP 2 4 6 8 10 ISP
1 3 5 7 9
MOSI RST SCK MISO
Res1 4K7
R07 TLP521
9 8 7 6 5 4 3 2 1
PD MD ND HV+
J2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Header 9
Res1 82K/2W
IC06-TLP521B
Res1 4K7
J5
Res1 82K/2W
IC06-TLP521A
R08 TLP521
VCC
U V W X Y Z VS1 DOWN4 X12D
R06 TLP521
R14
ATmega8-16PU
Res1 82K/2W
IC05-TLP521B
Res1 4K7
R13
Res1 82K/2W
IC05-TLP521A
TLP521
VCC
Res1 82K/2W
IC04-TLP521B
Res1 4K7
R12
HV+ R03
TLP521
C04 Cap 470n
Res1 4K7
14 PWM 15 16 MOSI 17 MISO 18 SCK 19 9 10
UP1 UP2 UP3 UP4 DOWN1 DOWN2 DOWN3 528 #27D
5
IC01-LM358B LM358N 7 2
TLP521
JP02-FAULT JP03-START
Cap 22p
6
Res1 82K/2W
VCC
C01 Cap 100n
C02 Cap 100n
C05 Cap 100n
MD VCC
Header 9
Gambar 5. Rangkaian lengkap modul VS1 dan pemonitor sudut penyalaan Input dari regulator sudut penyalaan
transistor darlington open collector. Untuk
(pulsa UVW-XYZ) merupakan pulsa +86 volt
mengisolasi
mikrokontroler
digunakan
yang tidak direferensi terhadap GND dari
optocoupler. Dari optocoupler, pulsa masuk ke
Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
67
dalam mikrokontroler. Input ‘USE’ digunakan
pada AVR. Modul ADC digunakan untuk
untuk menyalakan modul pemonitor dan me-
membaca
reset bila terjadi fault. Output ‘FAULT’
pengesetan parameter kontrol pada AVR
memberikan sinyal kesalahan dari modul
digital. Selain itu, logika input dibaca untuk
pemonitor.
dan
membedakan pemilihan mode kontrol yang
FAULT_LEVEL digunakan untuk memilih
dipakai dalam AVR digital. Masing-masing
antara active low atau active high.
blok penyusun AVR digital dijalankan menurut
Jumper
USE_LEVEL
Bagian VS1 terdiri atas input ‘RAISE’
urutan
sinyal
yang
telah
masukan
analog
ditentukan.
dan
Keluaran
dan ‘LOWER’, serta output PWM. Input
program berupa sinyal PWM. Sinyal PWM
‘RAISE’ dan ‘LOWER’ merupakan input dari
digunakan sebagai sinyal masukan bagi modul
penekanan tombol oleh operator, bersifat
DAC.
active-low. DAC pada VS1 diimplementasikan dengan PWM (5,69 Hz) yang dimasukkan ke dalam filter low-pass [6, 7]. Filter
low-pass
diimplementasikan
dengan opamp dalam bentuk Sallen-Key dengan frekuensi cutoff 8.6 Hz. Kisaran tegangan
output
menggunakan
dapat
trimpot/VR
di-trim
dengan
pada
rangkaian
lunak
dilakukan
opamp. Pembuatan Piranti Lunak Pembuatan
piranti
dengan menggunakan Code Composer Studio untuk DSP dan CodeVision AVR untuk mikro kontroler. Modul dalam DSP yang digunakan adalah modul ADC, modul GPIO, dan modul PWM. Sedangkan modul yang digunakan dalam mikrokontroller adalah modul ADC, modul Timer, modul GPIO, dan modul PWM. Diagram alir program AVR dijital
Gambar 6. Diagram alir program AVR digital di dalam DSP Diagram alir program modul VS1 dan
di
modul pemonitor regulator sudut penyalaan di
dalam DSP ditunjukkan pada gambar 6.
dalam mikrokontroler ditunjukkan pada gambar
Variabel yang diinisialisasi adalah variabel
7. Main loop digunakan untuk mengirim sinyal
untuk hasil pembacaan ADC, siklus tugas
fault dengan memeriksa dua flag yaitu deficient
modul PWM, kondisi logika input/output, dan
dan too long. Program Voltage Setter (1)
variabel untuk penghitungan algoritma kontrol
dijalankan pada timer1_ovf_isr() setiap 21.8
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74
68
ms.
Program FARMON dijalankan pada
dipisah menjadi FAR_uvw dan FAR_xyz.
timer2_comp_isr() setiap 33.3 μs. Operator
menaikkan
dimasukkan ke dalam FAR_buff, kemudian
nilai
tegangan
Semua variabel diset pada mode static,
referensi dengan cara menekan secara terus
sehingga
menerus tombol “RAISE”, dan menurunkan
pemanggilan
nilai tegangan referensi dengan cara menekan
dijalankan setiap Timer/Counter2 Compare
secara terus menerus tombol “LOWER”. Ada 3
Interrupt. Di sini dipakai prescaler 8 dan
kondisi yang diproses di dalam software yaitu:
OCR2 = 49, sehingga interrupt terjadi setiap
(1) jika “RAISE” ditekan dan sebelumnya
33.3ms .
“LOWER” tidak ditekan, maka naikkan nilai 68
nilainya
dipertahankan
ISR
Spesifikasi
berikutnya.
sinyal
untuk Program
regulator
sudut
tegangan referensi, (2) jika “LOWER” ditekan
penyalaan bila
dan sebelumnya “RAISE” tidak ditekan maka
interrupt
turunkan nilai tegangan referensi, (3) jika
count_xyz) ditunjukkan pada Tabel 1. Pada
“RAISE” dan “LOWER” tidak ditekan maka
program pemonitor regulator sudut penyalaan
nilai
tegangan
terjadi
(count_uvw
dan
tetap.
Tegangan
ada dua parameter (konstanta) yang digunakan
setiap
174.4ms
yaitu def dan too. def menyatakan jarak antar
menggunakan
pulsa maksimum agar tidak fault, sedangkan
Timer/Counter0 over flow interrupt. Sinyal
too menyatakan panjang pulsa maksimum agar
keluaran VS1 berupa PWM yang diubah
tidak fault. Kedua parameter ini dinyatakan
menjadi sinyal analog oleh pengkondisi sinyal
dalam
DAC.
pengujian sesuai dengan input dari rangkaian
referensi (5,734Hz)
referensi
yang
dinyatakan dalam jumlah
diperbaharui dengan
counts
dan
di-trim
pada
bagian
Program untuk pemonitor regulator sudut
pemonitor. Dari hasil pengujian penalaan
penyalaan memeriksa masukan urutan pulsa
diperoleh nilai rancangan sebagai berikut: def =
UVW dan XYZ masing-masing dalam dua IF
117 = 3896.1 μs = 70°; too = 25 = 832.5 μs =
yang saling bebas. Pertama-tama nilai PIN
15°.
Gambar 7. Diagram alir VS1 dan pemonitor regulator sudut penyalaan
Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
69
Tabel 1. Spesifikasi sinyal regulator sudut penyalaan Spesifikasi
Fase
Pada f=50 Hz
Dengan resolusi 33.3μs
Jarak antar pulsa
60°
3.33ms
100 count
Lebar pulsa minimum
10°
555.6μs
17 count
Lebar pulsa maksimum
15°
833.3μs
25 count
bertujuan untuk mengecek fungsi semua modul
Hasil Rancang Bangun Pada gambar 8 ditunjukkan photo PCB
rangkaian yang telah dirancang bangun. Pada
pengkondisi sinyal ADC (sebelah kiri) dan
makalah ini dilaporkan hasil eksperimen
pengkondisi sinyal DAC (sebelah kanan) yang
sebagai berikut:
telah buat.
a. Modul pengkondisi sinyal ADC. b. Modul pengkondisi sinuyal DAC. c. Modul VS1 (rangkaian pengeset tegangan referensi). d. Modul
pemonitor
regulator
sudut
penyalaan. Gambar 8. Pengkondisi sinyal ADC dan pengkondisi sinyal DAC yang telah dibuat Pada gambar 9 ditunjukkan photo PCB modul antar
muka
VS1
dan pemonitor
regulator sudut penyalaan yang telah dibuat.
Pengujian pengkondisi sinyal ADC pada sinyal
keluaran
pendeteksi
tegangan
ditunjukkan pada gambar 11. Dimana terlihat bahwa sinyal keluaran tidak menunjukkan adanya
riak
frekuensi
sinyal
AC
dan
mempunyai level tegangan sesuai dengan masukan DSP, yaitu sebesar 2,73V (kurang dari tegangan maksimum untuk ADC DSP sebesar 3V). Gambar 9. Modul VS1 dan pemonitor regulator sudut penyalaan yang telah dibuat
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada gambar 10 ditunjukkan photo perangkat uji coba saat eksperimen dilakukan. Di
bawah
ini
ditunjukkan
hasil-hasil
eksperimen dan pembahasannya. Pada semua gambar hasil eksperimen, sumbu horisontal menunjukan
waktu
dan
sumbu
vertikal
menunjukkan sinyal pengukuran. Eksperimen
Gambar 10. Perangkat eksperimen
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74
70
x=79,77ms,o=7929µs,xo=-71,84ms o
V 20
x
16 12
menggunakan resistor 8 kΩ dan kapasitor 47nF.
8 4 0
V 10
-4
8 6
-8
4
-12
2 0
-16
-2
0
10
20
30
40
50 60 07Jul2010 10:49
70
80
90
-20 100 ms
-4 -6 -8
(a). Sinyal keluaran pendeteksi tegangan
0
1
2
3
4
5 07Jul2010 11:15
6
7
8
-10 10 ms
9
(a)Siklus tugas 0% V 5
x=79,77ms,o=7929µs,xo=-71,84ms o
x
4
x=297,7µs,o=197,4µs,xo=-100,3µs o
V 10
x
3
8 6
2
4
1
2 0
0
-2
-1
-4 -6
-2
-8
-3 0,1
0,2
0,3
0,4
-4 0
10
20
30
40
50 60 07Jul2010 10:50
70
80
90
-5 100 ms
0,5 0,6 07Jul2010 11:24
0,7
0,8
-10 1,0 ms
0,9
(b)Siklus tugas 25%
(b).Sinyal keluaran pengkondisi sinyal ADC
x=390,1µs,o=789,8µs,xo=399,6µs x
V 10
o
Gambar 11. Hasil eksperimen pengkondisi
8 6 4
sinyal ADC
2 0 -2 -4 -6
Hasil pengujian pengkondisi sinyal DAC
-8 0,1
0,2
0,3
0,4
ditunjukkan pada gambar 12 sampai dengan
0,5 0,6 07Jul2010 11:17
0,7
0,8
0,9
-10 1,0 ms
(c)Siklus tugas 50%
gambar 14. Pada gambar 12 ditunjukkan sinyal PWM masing-masing dengan nilai siklus tugas:
x=568,4µs,o=269,1µs,xo=-299,3µs o
V 10
x
(a)0%, (b)25%, (c)50%, (d)75%, dan (e)100%.
8 6 4
Pada gambar 13 ditunjukkan sinyal keluaran
2 0
pengkondisi sinyal DAC saat diberi masukan
-2 -4 -6
sinyal PWM masing-masing sesuai dengan
-8 0,1
0,2
gambar 12. Dari hasil ini disimpulan bahwa
0,3
0,4
0,5 0,6 07Jul2010 11:22
0,7
0,8
0,9
-10 1,0 ms
(d)Siklus tugas 75%
pengkondisi sinyal DAC berfungsi dengan baik. Pada gambar 14 ditunjukkan sinyal
V 10
keluaran saat siklus tugas PWM berubah-ubah
8 6 4
terhadap waktu. Frekuensi cut off penapis yang
2 0 -2
digunakan adalah 423 Hz, dibuat dengan
-4 -6 -8 0
1
2
3
4
5 07Jul2010 11:16
6
7
8
9
-10 10 ms
Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
71
V 10
(e)Siklus tugas 100%
8 6
Gambar 12. Sinyal PWM dengan siklus tugas:
4 2
0%, 25%, 50%, 75% dan 100%.
0 -2 -4 -6 -8 V 10
0
1
2
3
4
5 07Jul2010 11:16
6
7
8
9
-10 10 ms
8
(e)Siklus tugas 100%
6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 0
1
2
3
4
5 07Jul2010 11:13
6
7
8
9
Gambar 13. Keluaran pengkondisi sinyal DAC untuk PWM dengan siklus tugas: 0%, 25%,
-10 10 ms
50%, 75% dan 100%.
(a)Siklus tugas 0%
Uji coba di laboratorium terhadap modul VS1
x=568,4µs,o=269,1µs,xo=-299,3µs o
V 10
x
8 6 4
dilakukan
untuk
mengecek
fungsi
pengesetan oleh operator dari 0 sampai 30%. Pada gambar 15 ditunjukkan hasil uji coba
2 0 -2
laboratorium modul VS1 yang telah dibuat.
-4 -6 -8 0,1
0,2
0,3
0,4
0,5 0,6 07Jul2010 11:24
0,7
0,8
0,9
-10 1,0 ms
(b)Siklus tugas 25%
Nilai tegangan referensi diatur oleh operator dengan cara menekan tombol naik dan tombol turun serta tombol reset. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa operator dapat menurunkan nilai
V 10
x=390,1µs,o=789,8µs,xo=399,6µs x
o
8
referensi sampai batas minimal 0 Volt dan
6 4 2 0 -2
dapat menaikkan nilai referensi sampai batas maksimal 2,73 Volt (setara 30%).
-4 -6 -8 0,1
0,2
0,3
0,4
0,5 0,6 07Jul2010 11:19
0,7
0,8
0,9
-10 1,0 ms
pengukuran
(c)Siklus tugas 50%
gambar
16 ditunjukkan hasil
sinyal
pada
regulator
sudut
penyalaan kanal U. Garis abu-abu adalah sinyal
x=390,1µs,o=789,8µs,xo=399,6µs x
Pada
V 10
o
8 6
kontrol, garis merah adalah sinyal gergaji, dan garis biru adalah pulsa keluaran. Pada gambar
4 2 0 -2 -4 -6 -8 0,1
0,2
0,3
0,4
0,5 0,6 07Jul2010 11:21
0,7
0,8
(d)Siklus tugas 75%
0,9
-10 1,0 ms
ini tercatat pulsa pertama menyala saat sudut 45 derajat listrik, lebar pulsa 15 derajat listrik, jarak antara pulsa pertama dan pulsa kedua 60 derajat, dan jarak antara pulsa pertama siklus pertama dan siklus berikutnya adalah 360 derajat listrik. Keluaran
regulator
sudut
penyalaan
sebanyak 6 kanal (U,V,W,X,Y,Z) secara paralel dikirim ke rangkaian trasnformer pulsa
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74
72
dan ke modul pemonitor. Transformer pulsa
regulator sudut penyalaan dan mengeluarkan
menyalurkan pulsa penyalaan ke gerbang
sinyal peringatan jika terjadi ketidak normalan
thyristor pada masing-masing thyristor di
(misalnya ada pulsa yang terlalu lebar atau ada
jembatan thyristor. Modul pemonitor berfungsi
pulsa yang hilang).
memonitor pulsa yang dihasilkan oleh modul V 5
x=88,53ms,o=54,77ms,xo=-33,75ms o
x
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 0
20
40
60
80
100 120 16Jul2010 14:41
140
160
180
-5 200 ms
Gambar 14. Keluaran pengkondisi sinyal DAC dengan siklus tugas PWM bervariasi
Gambar 15. Keluaran modul VS1
Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
73
Gambar 18. Deteksi pulsa terlalu panjang pada Gambar 16. Sinyal pada modul regulator sudut
modul pemonitor
penyalaan Pada gambar 17, 18, dan 19 ditunjukkan hasil eksperimen fungsi modul pemonitor yang telah dibuat. Pada gambar 17 ditunjukkan hasil eksperimen saat lebar pulsa yang dikeluarkan oleh modul regulator sudut penyalaan dalam kondisi normal. Garis merah menunjukkan pulsa keluaran modul regulator sudut penyalaan
Gambar 19. Deteksi pulsa hilang pada modul
dan garis biru menunjukkan status operasi
pemonitor.
dalam keadaan normal (high).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil eksperimen pada penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Modul pengkondisi sinyal ADC yang telah dirancang bangun dapat bekerja dengan Gambar 17. Deteksi pulsa normal pada modul
baik. Sinyal keluaran modul ADC tidak
pemonitor
menunjukkan adanya riak frekuensi sinyal
Pada
gambar
18
dan
gambar
19
ditunjukkan hasil eksperimen pulsa keluaran abnormal. Garis merah menunjukkan bentuk pulsa sedangkan garis biru menunjukkan status operasi. Pada gambar 18, saat pulsa terlalu panjang maka status berubah dari normal (high) menjadi abnormal (low). Sedangkan pada gambar 19, saat pulsa hilang (terlalu pendek) maka status berubah dari normal (high) menjadi ab-normal (low).
AC dan mempunyai level tegangan sebesar 2,73V yang sesuai dengan DSP (kurang dari tegangan maksimum untuk ADC DSP sebesar 3V) b. Modul pengkondisi sinyal DAC yang dicirikan oleh Low Pass Filter Sallen-Key orde 2 dengan nilai resistor 8 kΩ dan kapasitor 47nF mampu memproses sinyal keluaran
PWM
dari
modul
pengeset
tegangan di dalam mikrokontroler dengan
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74
74
signal-of-interest berupa sinyal arus searah
Daya Mineral Nomor 3 Tahun 2007,
yang diperbaharui setiap 50Hz.
Jakarta, 29 Januari.
c. Modul antar muka pengeset tegangan
[2] Estiko Rijanto, 2009, Rancang Bangun
referensi dapat bekerja menaikan dan
Kontroler
menurunkan tegangan pada kisaran 0 V s.d.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
2,73 V sesuai perintah operator.
dengan Generator Sinkron 3 Fasa Kapasitas
d. Modul pemonitor pulsa keluaran regulator sudut penyalaan dapat bekerja dengan baik
Tegangan
Analog
untuk
9MVA, jurnal INKOM, pp.72-85, Vol.3, No.1-2, ISSN: 1979-8059.
peringatan:
[3] Atmel Corporation, 2007, 8-bit AVR with
normal, pulsa terlalu panjang, dan pulsa
8K bytes In-System Programmable Flash,
terlalu pendek,
ATMega8/ATMega8L
dan
mengeluarkan
sinyal
sesuai spesifikasi: lebar
pulsa maksimum 15° dan jarak antar pulsa
Datasheet
rev.
2486S - 08/07. [4] Texas Instrument, 2009, “TMS320F28235,
maksimum 70°. Kesimpulan akhir makalah ini adalah
TMS320F28234, TMS320F28232 Digital
bahwa modul pengkondisi sinyal ADC dan
Signal Controllers (DSCs) Data Manual,
DAC yang dibuat memakai rangkaian analog,
Literature Number: SPRS439F, Texas
serta antar muka pengeset tegangan referensi
Instrument, www.ti.com, ( Diakses April).
operator dan modul pemonitor pulsa regulator sudut
penyalaan
yang
dibuat
memakai
mikrokontroler 8 bit dapat bekerja dengan baik.
[5] National Semiconductor, 2002, Op Amp Circuit Collection, National Semicondutor Application Note 31, September.
Oleh karena itu modul-modul yang telah dibuat
[6] David M. Alter, 2008, Using PWM Output
tersebut dapat digunakan untuk rancang bangun
as a Digital-to-Analog Converter on
kontroler tegangan dijital berbasis DSP yang
TMS320F280x Digital Signal Controller,
dipakai pada PLTA sesuai tujuan penelitian ini.
Texas
Instruments
Application Report
SPRAA88A, September. Saran Disarankan agar hasil ini diaplikasikan pada pembuatan kontroler tegangan dijital berbasis DSP untuk PLTA yang menjadi tujuan penelitian ini. DAFTAR ACUAN [1] Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2007, Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali, Peraturan Menteri Energi dan Sumber
[7] Thomas Kugelstadt, Active Filter Design Technique, Texas Instruments Literature Number SLOA088.