RANCANG BANGUN MODEL PERPARKIRAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER DAN INTERFACE VIA PORT PARALEL Ikhsan1 ABSTRACT Today, parkir area in Indonesia still complete or confuse. The factor of the problem is because that parkir model still disorderly. In a building (mal) which has parkir area, but can not make driver (who need parkir area to his carriage) be satisfied. The parkir area place not clear, it makes the driver more interest to choose ilegal parkir area, which make created traffic in every place. So that a parkir area system automatic very needed to give satisfaction for the driver. The working technique of parkir area system automatic is with show interface to security in the gate to give information about the empty parkir area. So that, securuty can give information about it and driver can use the place to his carriage. Another way is with give a ticket for driver. Driver knows the number of empty parkir area to use it and the place show signal with light. It makes driver know where the parkir area to his carriage. This system work with sensor detection in the parkir area, that sensor will send the signal to microcontroller which shows the parkir area is used and than the data from microcontroller send to port parallel and show by visual basic. In the parkir area, apply 7 segmen as given number, that 7 segmen will blaze if parkir area empty, and the light off when the place use. That all conection proses, bridle by mikcrocontroller AT89S51. Keywords : Parking, Microcontroller, User Interface Parallel Port INTISARI Saat sekarang model pemarkiran di Indonesia masih ruwet, hal ini disebabkan karena model pemarkiran yang masih acak-acakan. Di sebuah gedung (mal) yang memiliki tempat parkirpun masih membuat si pengguna jasa layanan parkir belum puas, tempat pemarkiran yang tidak jelas membuat si pengguana jasa layanan lebih memilih tempat parkir ilegal, sehingga terjadi kemacetan di sanasini. Untuk itulah dibangun sebuah sistem pemarkiran otomatis dengan tujuan si pengguna layanan dapat terpuaskan. Adapun cara kerja dari sistem parkir otomatis ini adalah dengan menampilkan interface pada petugas parkir di pintu masuk, sehingga akan diketahui tempat parkir mana yang sekirannya masih kosong. Dengan begitu si petugas dapat memberi tahu dimana lokasi yang masih kosong, si pengguna jasa layanananpun dapat segera menuju tempat yang dimaksud, juga dari karcis yang didapat si pengguna layanan, karcis tersebut akan bertuliskan nomor tempat parkir yang akan dituju oleh sipengguna layanan, dan di termpat parkirnya diberi penomoran dengan cahaya agar sipengguna dapat mengetahui dimana tempat parkir kendaraannya. Sistem ini bekerja berdasarkan pendeteksian sensor di tempat parkir, maka sensor tersebut akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler yang menandakan bahwa tempat parkir sudah terisi, maka data dari mikrokontroler itu dikirimkan ke port paralel dan 1
Dosen Amik Jaya Nusa Padang
ditampilkan lewat visual basic. Di tempat parkirnya sendiri, dipasang 7 segmen sebagai penomorannya, 7 segmen tersebut akan menyala jika tempat parkir tersebut masih kosong, dan padam jika tempat parkir tersebut sudah terisi, yang mana kesemuaan proses rangkaian dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51. Kata kunci : Parkir, Mikrokontroller, Antar Muka Port Paralel
PENDAHULUAN Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara masal (dalam jumlah banyak) sehingga harganya menjadi lebih murah (dibanding mikroprosesor). Hal ini di karenakan produksi massal yang dilakukan oleh para produsen chip seperti Atmel, Maxim dan Microchip. Mikrokontroler saat ini merupakan chip utama pada hampir setiap peralatan elektronika canggih. Robot-robot canggih pun bergantung pada kemampuan mikrokontroler dan ketekunan pembuat program mikrokontroler tersebut, hal ini karena menentukan kecepatan eksekusi program pada mikrokontroler dan kecerdasan pada mikrokontroler tersebut. Sistem dan model parkiran pun dapat dikontrol menggunakan teknologi mikrokontroler, bahkan di negara maju pengembangan mikrokontroler pada sistem parkiran otomatis sudah jauh lebik kompleks. Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara maju di Eropa sudah lebih dahulu memanfaatkan sistem parkir otomatis ini, karena di negara tersebut lahan parkirnya sudah mulai sempit dan jumlah kendaraan terus meningkat. Penulis ingin merancang sistem parkiran yang sekiranya sesuai di negara kita, Indonesia, Dengan memanfaatkan kemudahan bagi para pengguna parkir dan bagi para petugas parkir. Sistemnya akan dikontrol menggunakan teknologi mikrokontroler yang diintegrasikan pada interface lewat pemrograman visual dan rangkaian 7 segmen. Fungsinya untuk mengatur jumlah
tempat yang masih tersedia pada tempat parkir tersebut. Umumnya di Indonesia sendiri, bentuk pemarkiran kendaraan bermotor masih sembrawut dan acak-acakkan. Bahkan sebahagian orang memanfaatkan jasa parkiran ilegal pada jalan umum sebagai tempat parkir kendaraannya, hal itu dikarenakan tempat parkirnya mudah dicapai dan tidak berbelitbelit. Begitu juga pada gedunggedung yang memiliki tempat parkir sendiri, setelah membayar ongkos parkir pada pintu masuk, terkadang si pengguna jasa parkir tidak menemukan tempat parkir yang dimaksud, sehingga si pengguna harus bolak-balik untuk mencari tempat yang masih kosong. Jika seandainya tempat parkirnya sudah penuh terisi, si pengguna akan memarkirkan kendaraan bermotornya di sembarang tempat. Alhasil dengan begitu akan menghalangi kendaraan lainnya yang ingin meninggalkan lokasi parkiran, sehingga akan menambah tugas si penjaga parkiran untuk memindahkan kendaraan yang menghalangi jalan keluarnya kendaran yang lain. Oleh sebab itu penulis berkeinginan untuk membuat sebuah alat sistem parkiran otomatis dengan menggunakan teknologi mikrokontroler. Alat ini nantinya akan di pasang pendeteksi berupa sensor yang akan mendeteksi kendaraan yang sedang parkir. Berbagai pendeteksi (sensor) tersebut merupakan input bagi sistem dan outputnya langsung dapat dilihat oleh penjaga parkir lewat interface yang berada pada pintu masuk juga outputnya di tempat parkir yang berupa penomoran digital. Dimana, cahaya penomoran digital tersebut akan nyala jika belum/tidak ada yang parkir. Dengan begitu si penjaga dapat mengetahui dimana saja tempat yang sekirannya masih bisa menampung kendaraan yang akan
di parkir (sesuai interface) dan sipengguna jasa parkiran dapat mencari tempat parkir yang masih kosong tersebut dengan karcis yang ia terima juga penomoran digital yang akan membantu si pengguna layanan jasa parkiran mencari tempat parkirnya. PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Mikrokontroller Suatu mikroprosesor adalah bagian CPU (Central Processing Unit) dari sebuah komputer, tanpa memori, I/O, dan peripheral yang dibutuhkan suatu sistem lengkap. Sebagai contoh, 8088 dan 80x86 adalah suatu mikroprosesor. Untuk dapat bekerja, mikroprosesor membutuhkan perangkat pendukung yang dapat berupa RAM, ROM dan I/O. Bila sebuah mikroprosesor dikombinasikan dengan I/O dan memori (RAM/ROM), akan dihasilkan sebuah mikrokomputer. Pada kenyataannya, mengkombinasikan CPU dengan memori dan I/O dapat juga dilakukan dalam level chip, yang menghasilkan Single Chip Microcomputer (SCM). Untuk selanjutnya, SCM dapat disebut mikrokontroler. Perbedaan yang menonjol antara mikrokomputer, seperti IBM PC, dibanding dengan SCM adalah pada penggunaan perangkat input/outputnya dan juga media penyimpanan program. IBM PC menggunakan disket atau tape sebagai media penyimpanan program, sedangkan mikrokontroler menggunakan EPROM sebagai penyimpanan programnya. Diantara keuntungan pemakaian mikrokontroler dibandingkan dengan mikroprosesor adalah pada mikrokontroler sudah RAM dan peralatan I/O pendukung sehingga tidak perlu menambahkannya lagi. Mikrokontroler merupakan sebuah mikroprosesor yang dikombinasikan
dengan I/O dan memori (RAM/ROM) yang dalam sebuah single chip. Mikrokontroler menggunakan EPROM sebagai penyimpanan program. Mikroprosesor adalah bagian CPU (Central Processing Unit) dari suatu komputer. Mikroprosesor membutuhkan perangkat pendukung untuk dapat bekerja yaitu RAM (Random Acces Memory), ROM (Read Only Memory) dan I/O (Input Output). (Agfianto Putra Eko, 2002) Port Paralel DB25 Paralel Port (DB-25 Jantan) yang sering kita jumpai pada CPU, sering kita gunakan sebagai interface antara Printer dengan CPU. Paralel Port interface yaitu rangkaian yang bertugas menyesuaikan kerja dari piranti peripheral yang sesuai dengan cara kerja komputer itu sendiri. Ada beberapa nama bagi paralel port. Paralel port yang bukan di video adapter diberi nama LPT0, LPT1 dan LPT2 masing-masing mempunyai alamat tersendiri.(Wolfgang Ling, 1993). Dari kamus Komputer, pengertian Port adalah Pangkalan dan Paralel adalah sistem pengiriman data digital, dimana beberapa bit data dikirim sekaligus pada satu saat dengan menggunakan jalur terpisah. Jadi defenisi Port Paralel menurut kamu komputer adalah Port yang bisa dipergunakan secara paralel, biasanya sering dipakai untuk instalasi printer.
Gambar 1. Port Paralel Pemrograman Visual User Interface Untuk User interface penulis memanfaatkan bahasa
pemrograman visual (visual basic). Visual Basic adalah satu development tool untuk membangun aplikasi dalam lingkungan windows. Dalam pengembangan aplikasi, visual basic menggunakan pendekatan visual untuk merancang visual interface dalam bentuk form, sedangkan untuk kode programnya menggunakan bahasa basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual basic telah menjadi tool yang terkenal bagi para pemula maupun para developer. (Fajrillah Hasballah, 2009). Karena seperti yang kita ketahui, Visual Basic tidak mempunyai kemampuan untuk mengakses hardware, untuk itu kita membutuhkan File inpout32.dll yang mampu berjalan hanya pada sistem operasi windows 95 / 98 / Me dan Xp. Sebelum kita memanggil file Dll ini dengan Visual basic, kita harus memastikan bahwa file tersebut telah berada di windows/system. Kalau sudah berada di derektori tersebut, maka kita juga harus mendeklarasikannya pada module VB, agar kita dapat menggunakan hardware tersebut. Sensor Sensor adalah alat untuk mendeteksi atau mengukur sesuatu yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari transducer dengan atau tanpa penguat sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya, dapat dilihat pada gambar 2.2 (Bradhitya, Aloysius, 2006)
Gambar 2. Sensor Digambarkan seperti Alat Indera Infra Merah Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan, otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem ini tediri atas sebuah LED infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah module yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar. Infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnyalebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm. Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spectrum
elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi. Infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni: Near Infra Merah………………0.75 1.5 µm Mid Infra Merah..……………...1.50 10 µm Far Infra Merah……………….10 100 µm
Seven Segment Ada 2 jenis 7 segmen yaitu kutub anode dan kutub katode, yang penyalaanya saling berkebalikan antara keduanya. Kutub anode merupakan rangkaian 7 segmen led yang anodenya dikumpulkan menjadi satu terminal. 7 segmen ini akan menyala tiap segmennya dengan memberi catu daya positif pada anodenya dan diberi catu negatif pada tiap terminal katode segmennya. Tiap segmenya memiliki nama a sampai g.
Gambar 3. Blok Diagram 7 Segmen, a) Common Anode, b), Common Cathode METEDEOLOGI PENELITIAN Rancangan Secara Umum Secara umum bentuk dari sistem parkiran otomatis ini adalah gabungan antara sistem informasi dan rangkaian elektronik. Rangkaian elektronika berfungsi untuk memberikan data berupa sinyal yang akan diproses oleh mikrokontroler AT89S51 sesuai logika program
yang dirancang dan sistem informasi akan menampilkan data tersebut dalam bentuk user interface. Rangkaian elektronik yang digunakan meliputi rangkaian Infra merah dan rangkaian Photodioda, rangkaian sistem minimum AT89S51, rangkaian 7 segmen, dan rangkaian catu daya.
Blok Diagram Sebagaimana aturan didalam penganalisaan bahwa perlu dilakukan pendefinisian terlebih dahulu terhadap sistem yang akan dirancang secara menyeluruh. Artinya bahwa harus ada gambaran
IR 1
secara jelas mengenai ruang lingkup pembahasan, dimana sebagai medianya adalah blok diagram. Untuk lebih jelasnya desain dari alat ini dapat dilihat pada blok diagram dibawah ini:
1 Bit Data
IR 2 IR 3
1 Bit Data
1 Bit Data
IR 4
1 Bit Data
IR 5
1 Bit Data
Port Paralel DB 25 Komputer + Software VB
Modul AT89S51
7 Segmen
Modul Power Supply Gambar 4. Blok Digram Parkir Perancangan Modul Power Supply Alat yang dirancang membutuhkan catu daya. Catu daya yang digunakan berasal dari tegangan PLN yang disearahkan
dengan rangkaian penyearah. Hasilnya berupa tegangan DC yang dapat digunakan oleh alat. Rangkaian catu daya dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Rangkaian Catu Daya Perancangan Sensor Infra Merah Pada rangkaian sensor ini dibutuhkan 5 buah Infra Merah yang
digunakan sebagai pengirim cahaya (gelombang) dan 5 buah Photodioda yang masing-masing dipasang
persatu pasang di setiap tempat parkir, sesuai dengan tempat parkir yang akan dibangun yakni sebanyak lima buah. Photodioda disini digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. Adapun cara pemasangannya pada sistem parkir ini adalah dengan mendekatkan keduanya (LED Infra Merah dan Photodioda) dengan kemiringan sudut tertentu agar cahaya yang dikeluarkan LED dapat ditangkap oleh Photodioda melalui pantulan obyek yang menghalanginya, contoh obyek dalam alat ini adalah mobil. Media/obyek
LED
Photo Dioda
Gambar 6. Penerimaan Cahaya Photodioda
Perancangan Modul Mikrokontroller AT8s51 Rangkaian mikrokontroler ini merupakan pusat pengolahan data dan pusat pengendali alat. Di dalam rangkaian mikrokontroler ini terdapat 4 buah port yang digunakan untuk menampung input atau output data dan terhubung langsung oleh rangkaian-rangkaian dari alat pengendali. Rangkaian ini tersusun atas osilator kristal 11.0592 MHz yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa internal dan dua kapasitor sebesar 30 pF yang berfungsi untuk menstabilkan frekuensi. Kapasitor 10 µF dan resistor 10kΩ berfungsi untuk rangkaian Reset sebelum program yang terdapat pada mikrokontroler dijalankan.
Gambar 7. Modul Rangkaian Mikrokontroller AT89S51
Perancangan Rangkaian Seven Segment Dalam pembuatan alat ini dibutuhkan sepuluh buah 7 segmen CA (Common Anode), lima buah 7 segmen digunakan untuk menampilkan huruf ‘P’ dan lima buah lagi untuk menampilkan angka 1,2,3,4,dan 5. sevent segmen ini akan menyala tiap segmennya dengan memberi catu daya positif pada anodenya seperti gambar 8 berikut :
Gambar 8. Rangkaian Seven Segment
7 segmen CA akan aktif berdasarkan logika 0, maka untuk menampilkan huruf P dan angka 1-5 pada penyalaan 7 segmen dari mikrokontroler, maka pengkodean bilangannya seperti tabel 1 berikut:
Tabel 1. Pengkodean bilangan 7 segmen untuk menampilkan Angka 1-5 dan huruf P Tampil a (pin 1) b (pin10) c (pin8) d (pin6) e (pin5) f (pin2) g (pin9) P
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
2
0
0
1
0
0
1
0
3
0
0
0
0
1
1
0
4
1
0
0
1
1
0
0
5
0
1
0
0
1
0
0
Namun, dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan 1 bit data untuk menampilkan dua buah 7 segmen, misalnya segmen 1 menampilkan huruf P dan segmen 2 menampilkan angka 2. Dengan cara seperti ini akan dapat menghemat pin mikrokontroler. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui alat yang dirancang berhasil atau tidak maka dilakukan pengujian dari alat tersebut. Agar hasil pengujian yang didapat lebih akurat dan teliti maka pengujian dilakukan tiap-tiap blok rangkaian alat tersebut. Adapun bentuk dan hasil pengujian dari alat seperti yang di jelaskan pada bagian berikut ini : Analisa Sensor Fungsi infra merah pada rangkaian yaitu untuk memberitahukan tempat parkir yang masih kosong dan yang telah berisi, hal ini terjadi bila infra merah tersebut melewatkan cahaya ke photodioda. Pada kaki pin AT89S51 port yang dipakai untuk sensor infra merah ini yaitu port P1.0, P1.1, P1.2, P1.3, dan P1.4 dengan masing nomor pin 1, 2, 3, 4, dan 5. Berikut
ini keterangan dari analisa infra merah : 1. Sebelum ada objek (mobil) yang memantulkan cahaya ke photodioda maka port P1.0, P1.1, P1.2, P1.3, P1.4 berlogic 0. 2. Setelah ada objek (mobil) yang memantulkan cahaya ke photodioda maka port P1.0, P1.1, P1.2, P1.3, P1.4 berlogic 1. Tabel 2. Keluaran Sensor Infra Merah OUTPUT KONDISI (V DC) Ada Cahaya +2,6 – 4,5V dc Tdk Ada Cahaya 0 V dc Analisa Seven Segment Pada pengujian 7 segmen dilakukan untuk mengetahui apakah led 7 segmen dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai peralatan digital tampilan visual (led), seven segment tersebut memiliki tegangan sebesar 5 Vdc dan ini aktif apabila di beri aktif Low. Adapun bentuk relasi dari 7 segmen ini adalah seperti tabel berikut:
Tabel 3. Relasi Ke 7 Segmen Dari Sensor Ke 7 Segmen Tampilan Sensor Pin AT Pin AT (IR) 89S51 89S51 Logika 7 Segmen 1 P1.0 P0.0 00000001 P1 2 P1.1 P0.1 00000010 P2 3 P1.2 P0.2 00000100 P3 4 P1.3 P0.3 00001000 P4 5 P1.4 P0.4 00010000 P5 Analisa Power Supply Modul power supply dapat dijelaskan sebagai berikut. Tegangan 220V AC akan diturunkan tegangannya menjadi 7,5V AC. Tegangan ini akan disearahkan menjadi tegangan 7,5V DC menggunakan jembatan dioda yang terdiri dari empat buah dioda yang dipasang paralel. Tegangan 7,5V DC ini akan dilewatkan pada IC voltage regulator LM7805. IC ini akan menghasilkan tegangan stabil 5V DC. Tegangan stabil 5V DC inilah yang akan digunakan untuk mencatu daya alat terutama sistem minimal mikrokontroler AT89S51. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel
Gambar 9. Form Login Setelah form login, form selanjutnya adalah form interfacing ke peralatan luar sistem parkir otomatis. Sebagai simulasi, dirancang lima tempat parkir. Tampilan formnya dapat dilihat dari gambar 10.
4. Keluaran Modul Power Supply Input
Output
220V AC
5V DC
User Interface Seperti aplikasi lain pada umumnya, awal login sebelum ke menu tampilan, si user harus menginputkan pasword agar sistem ini hanya boleh di pakai oleh user yang berwenang. Seperti tampilan form berikut:
Gambar 10. Form Interfacing Dari form tersebut akan diketahui tempat parkir mana yang masih kosong/berisi. Setiap orang yang akan parkir akan diberikan karcis sebagai tanda ia menggunakan jasa layanan parkir, untuk itu di dalam sistem parkir
otomatis ini, karcisnya dirancang sedemikian rupa dengan menempatkan tempat parkir yang akan dituju oleh sipengguna ke form pencetak karcis, seperti gambar berikut:
2.
3.
4.
Gambar 10. Form Cetak Karcis
Gambar 11. Contoh Karcis KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Mikrokontroler dapat dioptimalkan sebagai pengendali dari rangkaian elektronik dan juga dapat berinteraksi dengan PC melalui port paralel yang diakses dengan pemrograman berbasis visual (visual basic).
Pemrograman visual basic dapat dijadikan sebagai tampilan (visualisasi) dari sistem parkir otomatis. Menampilkan tempat yang masih kosong atau sudah terisi. 7 Segmen berguna sebagai panandaan (penomoran) tempat dengan cahaya di lokasi parkir, meskipun di tempat parkir gelap karena 7 segmen merupakan led yang dirangkai menjadi angka delapan. Infra merah dapat difungsikan sebagai input (sensor). Dimana infra merah tersebut dapat mengetahui ada atau tidaknya obyek (media) sebagai pengganti dari ada atau tidaknya mobil di tempat parkir.
DAFTAR PUSTAKA Blocher R,dipl.phys, Dasar Elektronika, penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2004 Eko, Agfianto Putra, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2002. Jogiyanto, H.M, Pengenalan Komputer Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi Dan Intelegensi Buatan, Penerbit Andi Offset :Yogyakarta, 1992 Putra, Agfianto Eko. 2002. Teknik Antarmuka Computer : Konsep Dan Aplikasi. Graha Ilmu :Yogyakarta Setiawan, R , Mirokontroller MCS51, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. Sumisjokartono, Elektronika Praktis, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta,1985.