Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
Rancang Bangun Kombinasi Chaisar Cipher dan Vigenere Cipher Dalam Pengembangan Algoritma Kriptografi Klasik Jamaludin Politeknik Ganesha Medan
[email protected]
Abstrak Kriptografi klasik digunakan pada saat sebelum komputer ada, kriptografi tersebut dilakukan dengan menggunakan pensil, kertas dan berbasiskan karakter. Namun pada era komputer, penggunaan kriptografi klasik sudah jarang digunakan lagi karena kriptografi tersebut sangat mudah dipecahkan. Kombinasi kriptografi klasik diperlukan untuk meningkatkan keamanan sehingga masih bisa digunakan pada era modern terutama untuk masalah-masalah private ringan. Penelitian ini menggunakan kombinasi algoritma Chaisar Cipher dan Vigenère Cipher yang kedua kriptografi tersebut merupakan contoh dari kriptografi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua algoritma klasik tersebut dapat dikombinasikan sehingga peningkatan pengamanan pada pesan teks lebih baik dimana plain teks yang dikirim dienkripsi dan didekripsi dua lapis oleh algoritma Chaisar Cipher dan Vigenère Cipher. Keywords - Kriptografi, Kriptografi Klasik, Chaisar Cipher, Vigenere Cipher.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan kita saat ini dilingkupi oleh kriptografi. Mulai dari transaksi di mesin ATM, transaksi di bank, transaksi dengan kartu kredit, mengakses internet, sampai mengaktifkan peluru kendali pun menggunakan kriptografi. Begitu pentingnya kriptografi untuk keamanan informasi (information security), sehingga jika berbicara mengenai masalah keamanan yang berkaitan dengan penggunaan komputer, maka orang tidak bisa memisahkan dengan kriptografi.[5] Ada beberapa seni pengamanan data yang melalui suatu saluran, salah satu diantaranya adalah
kriptografi. Dalam kriptografi, data yang sangat rahasia akan disandikan sedemikian rupa sehingga walaupun data tersebut dicuri oleh pihak yang tidak berhak, namun mereka tidak dapat mengetahui data yang sebenarnya, karena data yang mereka curi merupakan data yang sudah disandikan. Data asli yang akan dikirimkan dan dalam kriptografi sebagai plaintext, dan data yang telah disandikan disebut sebagai ciphertext.[5] Ilmu yang mempelajari tentang proses pengamanan data adalah kriptografi. Menurut sejarahnya, kritografi ada 2 jenis yaitu kriptografi klasik dan kriptografi modern. Kriptografi klasik adalah suatu algoritma yang menggunakan satu kunci untuk mengamankan data. Dua kunci utama
234
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
yang biasa digunakan adalah substitusi dan transposisi(permutasi). Sedangkan kriptografi modern adalah algoritma yang lebih komplek daripada algoritma kriptografi klasik, hal ini disebabkan algoritma ini menggunakan computer. Pada era komputer, penggunaan kriptografi klasik sudah jarang digunakan lagi karena kriptografi tersebut sangat mudah dipecahkan. Kombinasi kriptografi klasik diperlukan untuk meningkatkan keamanan sehingga masih bisa digunakan pada era modern terutama untuk masalah-masalah private ringan. Penelitian ini menggunakan kombinasi algoritma Chaisar Cipher dan Vigenère Cipher yang kedua kriptografi tersebut merupakan contoh dari kriptografi klasik. Adapun judul dari makalah ini adalah Rancang Bangun Kombinasi Chaisar Cipher dan Vigenere Cipher Dalam Pengembangan Algoritma Kriptografi Klasik. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : untuk mengkombinasikan algoritma Chaisar Cipher, dan Vigenère Cipher sehingga akan meningkatkan pengamanan yang lebih baik dari hasil kombinasi tersebut. C. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian tesis ini adalah : 1. Memberikan pemahaman tentang konsep dasar kriptografi jenis klasik dalam hal ini penulis memilih Chaisar Cipher dan Vigenère Cipher . 2. Memahami potensi-potensi kelemahan kriptografi klasik kemudian mengkombinasi diantara kriptografi klasik sehingga terjadi peningkatan ketahanan kriptografi tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani : crypto dan graphia. Crypto berarti secret (rahasia) dan dan graphia berarti “writing” (tulisan). Menurut terminologinya, kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan.[5]. Kata “seni” pada definisi tersebut berasal dari fakta sejarah bahwa pada masa-masa awal sejarah kriptografi, setiap orang mungkin mempunyai cara yang unik
untuk merahasiakan pesan. Cara-cara unik tersebut berbeda-beda pada setiap pelaku kriptografi sehingga setiap cara menulis pesan rahasia, pesan mempunyai nilai estetika tersendiri sehingga kriptografi berkembang menjadi sebuah seni merahasiakan pesan. Pada perkembangan selanjutnya, kriptografi berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu sendiri karena teknik-teknik kriptografi dapat diformulasikan secara matematik sehingga menjadi sebuah metode yang formal. Dalam perkembangannya, kriptografi juga digunakan untuk mengidentifikasi pengiriman pesan dengan tanda tangan digital dan keaslian pesan dengan sidik jari digital (fingerprint)[3] 2. Jenis-Jenis Kriptografi Selain berdasarkan sejarah yang membagi kriptografi menjadi kriptografi klasik dan kriptografi modern, maka berdasarkan kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi, kriptografi dapat dibedakan menjadi kriptografi kunci simetris (symmetric-key cryptography) dan kriptografi kunci asimetris (asymmetric-key cryptography). [5] A. Kriptografi Kunci Simetris Pada sistem kriptografi kunci simetris, kunci untuk enkripsi sama dengan kunci untuk dekripsi, oleh karena itu dinamakan kriptografi kunci simetris atau kriptografi simetris. Istilah lain untuk kriptografi simetris adalah kriptografi kunci privat (private key cryptographi), kriptografi kunci rahasia (secret key cryptographi), atau kriptografi konvensional (conventional cryptographi). Sistem kriptografi simetris mengasumsikan pengirim dan penerima pesan sudah berbagi kunci yang sama sebelum bertukar pesan. Keamanan kriptografi simetris terletak pada kerahasiaan kuncinya. Kriptografi simetris merupakan satu-satunya jenis kriptografi yang dikenal dalam catatan sejarah hingga tahun 1976. Semua algoritma kriptografi klasik termasuk ke dalam sistem kriptografi simetris. Di sisi lain, ada puluhan algoritma kriptografi modern yang termasuk ke dalam sistem kriptografi simetris, diantaranya adalah DES (Data Encryption Standard), Blowfish, Twifish, Triple-DES, IDEA, Serpent dan yang terbaru adalah AES (Advanced Encryption Standard). [5] Aplikasi kriptografi simetris yang utama adalah melindungi kerahasiaan data yang dikirim melalui
235
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
media telekomunikasi dan melindungi kerahasiaan data yang disimpan pada media penyimpanan. Kelemahan dari sistem ini adalah baik pengirim maupun penerima pesan harus memiliki kunci yang sama, sehingga pengirim pesan harus mencari cara yang aman untuk memberitahukan kunci kepada penerima pesan.
Gambar 1. Skema kriptografi kunci simetris
B. Kriptografi Kunci Asimetris Jika kunci untuk enkripsi tidak sama dengan kunci untuk dekripsi, maka kriptografinya dinamakan kriptografi kunci asimetris atau kriptografi asimetris. Nama lainnya adalah kriptografi kunci publik (public key cryptographi), sebab kunci untuk enkripsi tidak rahasia dan dapat diketahui oleh siapapun (diumumkan ke publik), sementara kunci untuk dekripsi hanya diketahui oleh penerima pesan. Pada kriptografi jenis ini, setiap orang yang berkomunikasi mempunyai sepasang kunci, yaitu kunci privat dan kunci publik. Pengirim mengenkripsi pesan dengan menggunakan kunci publik si penerima pesan. Hanya penerima pesan yang dapat mendekripsikan pesan karena hanya dia yang mengetahui kunci privatnya sendiri. Keuntungan kriptografi kunci publik ada dua. Pertama tidak ada kebutuhan untuk mendistribusikan kunci privat sebagaimana pada kriptografi simetris. Kunci publik dapat dikirim ke penerima melalui saluran yang sama dengan saluran yang digunakan untuk mengirimkan pesan. Perhatikan bahwa saluran untuk mengirim pesan umumnya tidak aman. Kedua, jumlah kunci dapat ditekan. Untuk berkomunikasi secara rahasia dengan banyak orang, tidak perlu kunci rahasia sebayak jumlah orang tersebut, cukup membuat dua buah kunci, yaitu kunci publik bagi para koresponden untuk mengenkripsikan pesan dan kunci privat bagi penerima pesan untuk mendeskripsikan pesan. Berbeda dengan kriptografi kunci simetris dimana jumlah kunci yang dibuat adalah sebanyak jumlah pihak yang diajak untuk berkorespondensi Contoh algoritma kriptografi
kunci publik diantaranya RSA, Elgamal, DSA, Knapsack, Elliptic Curve dan lain sebagainya. Konsep kriptografi kunci asimetris sederhana dan elegan, tetapi mempunyai konsekuensi penggunaan yang hebat. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal, pada kriptografi kunci publik, setiap pengguna memiliki sepasang kunci, satu kunci untuk enkripsi dan satu kunci untuk dekripsi. Kunci untuk enkripsi diumumkan kepada publik sehingga dinamakan dengan kunci publik dan disimbolkan dengan e. Kunci untuk dekripsi bersifat rahasia sehingga dinamakan dengan kunci privat dan disimbolkan dengan d.
Gambar 2. Skema kriptografi kunci simetris
C. Kriptografi Klasik Sebelum komputer ada, kriptografi dilakukan dengan menggunakan pensil dan kertas. Algoritma kriptografi (cipher) yang digunakan saat itu, dinamakan algoritma klasik yang berbasiskan karakter dimana proses persandian dilakukan pada setiap karakter pesan. Semua algoritma klasik termasuk ke dalam system kriptografi simetris dan digunakan jauh sebelum system kriptografi kunci publik ditemukan. [5] Tiga alasan mempelajari algoritma klasik : 1. Untuk memberikan pemahaman konsep dasar kriptografi. 2. Sebagai dasar dari algoritma kriptografi modern, dan 3. Agar dapat memahami potensi-potensi kelemahan system cipher.[5] Kriptografi klasik dibagi menjadi dua yaitu Cipher Substitusi (Substitution Ciphers) dan Cipher Transposisi (Transposition Ciphers). 1. Cipher Substitusi (Substitution Ciphers) Prinsip utama cipher substitusi adalah mengganti kemunculan sebuah symbol dengan symbol lain. Sistem kriptografi yang menggunakan operasi substitusi disebut dengan system kriptografi
236
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
berbasis substitusi. Sistem kriptografi berbasis substitusi diantaranya adalah shift cipher (Caisar cipher), affine cipher, Vigenèra cipher dan Chaisar Cipher.[7] Cipher substitusi dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) jenis yaitu : cipher alphabet-tunggal, cipher alphabet-majemuk, cipher substitusi homofonik dan cipher substitusi poligram. a. Cipher Alphabet-tunggal : Pada cipher alphabettunggal (monoalphabetic cipher) atau disebut juga cipher substitusi sederhana, satu huruf di plainteks diganti dengan tepat satu huruf cipherteks. Jadi fungsi ciphering-nya adalah fungsi satu-ke-satu. [5] b. Cipher Alphabet-majemuk : Pada cipher alphabet-majemuk (polyalphabetic cipher) merupakan cipher substitusi ganda yang melibatkan penggunaan kunci berbeda [5]. Cipher alphabet-majemuk dibuat dari sejumlah cipher alphabettunggal, masing-masing dengan kunci yang berbeda. c. Cipher Substitusi Homofonik : Cipher substitusi homofonik (homophonic substitution cipher) adalah seperti cipher alphabet-tunggal, kecuali bahwa setiap huruf didalam plainteks dapat dipetakan kedalam salah satu dari unit cipherteks yang mungkin (Munir, 2006). Maksudnya, setiap huruf plainteks dapat memiliki lebih dari satu kemungkinan unit cipherteks. Huruf yang paling sering muncul dalam teks mempunyai lebih banyak pilihan unit cipherteks. Jadi fungsi ciphering-nya memetakan satu-ke-banyak (one-to-many). d. Cipher Substitusi Poligram : Cipher substitusi poligram (polygram substitution cipher), setiap unit huruf disubstitusi dengan unit huruf cipherteks.[5]. Jika unit huruf plainteks/cipherteks panjangnya 2 huruf maka disebut digram, jika 3 huruf disebut trigram, dan seterusnya (blok cipherteks tidak perlu harus sama panjang dengan blok plainteks). Keuntungannya, distribusi kemunculan poligraf menjadi flat (datar), dan hal ini menyulitkan analisis frekuensi. 2. Cipher Transposisi (Transposition Ciphers) Pada cipher transposisi, huruf-huruf di dalam plainteks tetap sama, hanya saja urutannya diubah. Dengan kata lain algoritma ini melakukan transpose terhadap rangkaian karakter di dalam teks. Nama
lain untuk metode ini adalah permutasi atau pengacakan (scrambling) karena transpose setiap karakter di dalam teks sama dengan mempermutasikan karakter-karakter tersebut. Kriptografi dengan alat scytale yang digunakan oleh tentara Sparta pada zaman Yunani termasuk ke dalam cipher transposisi. Cipher transposisi dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) jenis yaitu : sandi trasposisi columnar dan sandi permutasi. [7]. a. Sandi Transposisi columnar Cara kerja sandi columnar adalah menulis karakter teks asli dengan orientasi baris dengan panjang karakter yang sama dan kemudian teks sandi didapatkan dengan menulis ulang dengan orientasi kolom. b. Sandi Permutasi Sandi permutasi adalah salah satu jenis sandi transposisi yang memanfaatkan fungsi permutasi. Ruang kunci sandi permutasi sangat bergantung dengan ukuran fungsi permutasi yang digunakan. Semakin panjang fungsi permutasi semakin besar ruang kunci sehingga menyulitkan penyerang melakukan analisis dengan brute force. Namun bila pasangan teks asli dan teks sandi diketahui, maka kunci sandi permutasi dapat dengan mudah diketahui. D. Kriptografi Modern Kriptografi modern menggunakan gagasan dasar yang sama seperti kriptografi klasik tetapi penekannya berbeda. Pada kriptografi klasik, kriptografer menggunakan algoritma yang sederhana, yang memungkinkan ciphertext dapat dipecahkan dengan mudah (melalui, terkaan, intuisi dan sebagainya). Algoritma kriptografi modern dibuat sedemikian kompleks sehingga kriptanalis sangat sulit memecahkan ciphertext tanpa mengetahui kunci.[5] Algoritma kriptografi modern umumnya beroperasi dalam mode bit ketimbang mode karakter yang digunakan pada kriptografi klasik. Operasi dalam mode bit berarti semua data dan informasi (baik kunci, plaintext, maupun ciphertext) dinyatakan dalam rangkaian (string) bit biner 0 dan 1. Algoritma enkripsi dan dekripsi memproses semua data dan informasi dalam bentuk rangkaian bit. Rangkaian bit yang menyatakan plainteks
237
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
dienkripsi menjadi ciphertext dalam bentuk rangkaian bit, demikian sebaliknya. Perkembangan algoritma kriptografi modern berbasis bit didorong oleh penggunaan komputer digital yang merepresentasikan data dalam bentuk biner. Muara dari kriptografi modern adalah menyediakan keamanan pesan di dalam jaringan computer. Adapun diagram blok kriptografi modern bisa dilihat pada Gambar 3.
Plaintext : ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Ciphertext : DEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZABC Proses enkripsi pada caesar cipher dapat direpresentasikan dengan menggunakan operator aritmatik modulo setelah sebelumnya setiap huruf transpormasi ke dalam angka, yaitu A=0, B=1 ... Z=26. Proses enkripsi suatu huruf x dengan pergeseran n dapat dinyatakan secara sistematis sebagai berikut : Enkripsi: En(x) = (x + n) mod 26 Sedangkan proses dekripsinya dinyatakan sebagai berikut : Dekripsi : Dn(x) = (x - n) mod 26
Gambar 3. Blok kriptografi modern
3. Chaisar Cipher Sandi Caesar diambil dari nama kaisar romawi Julius Caesar, dalam mengirimkan pesan Julius Caesar mengamankannya dengan cara isi pesan yang ada disandikan dengan mengganti posisi setiap huruf yang ada pada pesan dengan huruf lain yang memiliki posisi selisih huruf yang lain dari urutan alfabet[4]. Dalam kriptografi, Caesar Chiper dikenal dengan beberapa nama seperti: shift cipher, Caesar’s code atau Caesar shift. Caesar Chiper merupakan teknik enkripsi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Chiper ini berjenis chiper substitusi, dimana setiap huruf pada plaintextnya digantikan dengan huruf lain yang tetap pada posisi alfabet. Misalnya diketahui bahwa pergeseran = 3, maka huruf A akan digantikan oleh huruf D, huruf B menjadi huruf E, dan seterusnya. Transformasi Caesar Chiper dapat direpsentasikan dengan menyelaraskan plaintext dengan chipertext ke kiri atau kanan sebanyak jumlah pergeseran yang diinginkan. Sebagai contoh dengan jumlah pergeseran sebanyak 3.
dapat
4. Vigenèra Chipper Vigenère cipher adalah salah satu algoritma kriptografi klasik yang diperkenalkan pada abad 16 atau kira-kira pada tahun 1986. Algoritma kriptografi ini dipublikasikan oleh seorang diplomat dan juga kriptologis yang berasal dari Prancis, yaitu Blaise de Vigenère, namun sebenarnya algoritma ini telah digambarkan sebelumnya pada buku La Cifra del Sig. Giovan Batista Belaso, sebuah buku yang ditulis oleh Giovan Batista Belaso, pada tahun 1553. Karena yang memperkenalkan algoritma ini kepada public adalah Blaise de Vigenère maka algoritma ini dinamakan Vigenère cipher. [6]. Bentuk populer periodik cipher substitusi berdasarkan abjad bergeser adalah cipher vigenere. Cipher ini telah dikenal pada abad ke-16. [1]. Kode Vigenère cipher termasuk kode abjadmajemuk (polyalphabetic substitution cipher). Setiap teks-kode selalu mengganti nilai setiap teksasli tertentu (tidak peduli apakah jumlah tekskodenya ekuivalen dengan teks alsi tertentu satu atau lebih), pada teknik substitusi Vigenère cipher setiap teks-kode bisa memiliki banyak kemungkinan teks-asli. Teknik dari substitusi Vigenère cipher dilakukan dengan dua cara, yaitu angka dan huruf.[2]. Model matematika dari enkripsi pada algoritma Vigenère cipher ini adalah seperti berikut : Ci = Ek (Mi) = (Mi + Ki) mod 26
238
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
dan model matematika untuk dekripsinya adalah : Mi = Dk (Ci) = (Ci – Ki) mod 26 Dimana C memodelkan cipherteks, M memodelkan plainteks, dan K memodelkan kunci. III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pengumpulan Data dan Lingkungan Penelitian Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dan tinjauan pustaka, bahan-bahan penelitian dikumpulkan melalui berbagai sumber kepustakaan, baik berupa buku, jurnal, prosiding dan lain-lain sebagai bahan pendukung. Selain itu penulis berkonsultasi dengan pembimbing tesis. Dalam penelitian ini penulis menggabungkan Algoritma Chaisar Cipher dan Vigenère Cipher sehingga nantinya dari kombinasi akan menghasilkan algoritma yang mempunyai tingkat kesulitan pengamanan data yang tinggi dan cepat dalam proses enkripsi maupun dekripsi.
Gambar 4. Diagram skema Kombinasi Chaisar Cipher, Vigenère Cipher
Untuk menyederhanakan proses enkripsi dan dekripsi pada kombinasi kedua kriptografi tersebut, di bagi menjadi 2 alur : 1. Alur proses enkripsi pesan - pengirim 2. Alur proses dekripsi pesan - penerima a. Alur Proses Enkripsi Pesan – Pengirim Pada proses enkrpsi pesan, teks yang dapat dibaca (plaintext) ABCDE dienkripsi oleh Algoritma Simetris Chaisar Cipher Enkripsi dengan menggunakan kunci X0 hasilnya dalam bentuk teks yang tersandikan ciphertext 1 FGHIJ, kemudian ciphertext1 ini dienkripsi lagi oleh Algoritma Simetris Vigenère Cipher Enkripsi dengan menggunakan kunci Vigenère (XYZ) menghasilkan ciphertext 2 KLMNO. Adapun alur proses enkripsi pesan-pengirim dapat dilihat pada gambar 3.2.
2. Teknik Pengembangan Teknik pengembangan yang dipakai menggunakan kombinasi Algoritma Chaisar Cipher dan Vigenère Cipher. Adapun skema alur pengembangan kombinasi algoritma ini dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 5. Alur proses enkripsi pesan - pengirim
b. Alur Proses Dekripsi Pesan – Penerima Ciphertext2 KLMNO hasil enkripsi Algoritma Vigenère Cipher Enkripsi, didekripsi oleh Algoritma Simetris Vigenère Dekripsi dengan menggunakan kunci Vigenère XYZ menghasilkan cipherytext1 FGHIJ kemudian didekripsikan lagi oleh Algoritma Chaisar Cipher dengan menggunakan kunci X0 menghasilkan plaintext ABCDE. Adapun alur proses dekripsi pesan dapat dilihat pada gambar 3.3.
239
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
Gambar 6. Alur proses dekripsi pesan - penerima
1. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitihan penulis terhadap beberapa pesan teks, dari hasil penelitian tersebut nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan, apakah pesan yang dikirimkan dapat ditingkatkan keamanannya. Untuk mengimplementasikan penerapan kedua algoritma di atas, maka perlu dilakukan analisis dan proses uji coba. B. Proses Analisis Sebelum membuat hasil simulasi perlu dilakukan proses analisis dengan perhitungan pada proses enkripsi dan dekripsi kombinasi algoritma Chaisar Cipher dan Vigenère Cipher. Hasil dari perhitungan yang benar, nantinya akan menjadi dasar pada pembuatan program hasil simulasi. Proses analisis ini juga bertujuan untuk mempermudah dalam perbaikan atau penambahan pada system tersebut. a. Proses Enkripsi Pesan Text – Pengirim Menggunakan Kriptografi Chaisar Cipher Langkah-langkah dalam perhitungan proses enkripsi pesan text – pngirim menggunakan Kriptografi Chaisar Cipher adalah sebagai berikut :
Plaintext
:
POLGAN
Konversikan huruf ke nomor abjad P 15 P1
O 14 P2
L 11 P3
G 6 P4
:
A 0 P5
N 13 P6
2.
Kunci Chaisar
X0 = 15
3.
Proses enkripsi plaintext menjadi Ciphertext1 adalah sebagai berikut : C1.1 = (P1 + K) mod 26 = (15 + 15) mod 26 = 30 mod 26 = 4 = E C1.2
= = = =
(P2 + (14 + 29 mod 26 3 = D
K) mod 26 15) mod 26
C1.3
= = = =
(P3 + (11 + 26 mod 26 0 = A
K) mod 26 15) mod 26
C1.4
= = = =
(P4 + (6 + 21 mod 26 21 = V
K) mod 26 15) mod 26
C1.5
= = = =
(P5 + (0 + 15 mod 26 15 = P
K) mod 26 15) mod 26
240
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
C1.6
= = = =
(P6 + (13 + 28 mod 26 2 = C
K) mod 26 15) mod 26
C2.5
Jadi hasil enkrkipsi pesan algoritma Chaisar Cipher adalah ciphertext1 = EDAVPD
C2.6
b. Proses Enkripsi Pesan Text – Pengirim Menggunakan Kriptografi Vegenére Cipher
= = = = = =
33 mod 7 = (C1.5. (15 18 mod 18 =
26 H + + 26 S
= = = =
(C1.6. (2 15 mod 15 =
+ + 26 P
K2) mod 26 3) mod 26
K3) mod 26 13) mod 26
Langkah-langkah dalam perhitungan proses Jadi hasil enkrkipsi pesan algoritma Vigenere enkripsi pesan text – pengirim menggunakan Cipher adalah ciphertext2 = QGNHSP Kriptografi Vegenére Cipher adalah sebagai berikut : 1. Cipertext1 : EDAVPC c. Proses Dekripsi Pesan Text – Penerima Konversikan huruf ke nomor abjad Menggunakan Kriptografi Vegenére Cipher Langkah-langkah dalam perhitungan proses E D A V P C dekripsi pesan text – penerima menggunakan 4 3 0 21 15 2 Kriptografi Vegenére Cipher adalah sebagai berikut : C1.1 C1.2 C1.3 C1.4 C1.5 C1.6 1. 2.
Kunci Vigenère K1 M 12
3.
K2 D 3.
: K3 N 13.
MDN K4 M 12.
Cipertext2
:
QGNHSP
Konversikan huruf ke nomor abjad
K5 D 3.
K6 N 13.
Proses enkripsi Ciphertext1 menjadi Ciphertext2 adalah sebagai berikut : C2.1 = (C1.1. + K1) mod 26 = (4 + 12) mod 26 = 16 mod 26 = 16 = Q
Q 16 C2.1
2.
N 13 C2.3
Kunci Vigenère K1 M 12
3.
G 6 C2.2
K2 D 3.
H 7 C2.4
: K3 N 13.
S 18 C2.5
P 15 C2.6
MDN K4 M 12.
K5 D 3.
K6 N 13.
Perhitungan mencari nilai hasil deskripsi adalah sebagi berikut : D1.1 = (C2.1. K1) mod 26 = (16 12) mod 26 = 4 mod 26 = 4 = E
C2.2
= = = =
(C1.2. (3 6 mod 6 =
+ + 26 G
K2) mod 26 3) mod 26
C2.3
= = = =
(C1.3. (0 13 mod 13 =
+ + 26 N
K3) mod 26 13) mod 26
D1.2
= = = =
(C2.2. (6 3 mod 3 =
26 D
K2) mod 26 3) mod 26
C2.4
= =
(C1.4. (21
+ +
K1) mod 26 12) mod 26
D1.3
= =
(C2.3. (13
-
K3) mod 26 13) mod 26
241
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
D1.4
D1.5
D1.6
= =
0 0
mod 26 = A
= = = =
(C2.4. K4) mod 26 (7 - 12 +26) mod 26 21 mod 26 21 = V
= = = =
(C2.5. (18 15 mod 15 =
26 P
K5) mod 26 3) mod 26
= = = =
(C2.6. (15 2 mod 2 =
26 C
K6) mod 26 13) mod 26
Jadi hasil dekripsi pesan algoritma Vigenère adalah ciphertext1 = EDAVPC d. Proses Dekripsi Pesan Text – Penerima Menggunakan Kriptografi Chaisar Cipher Langkah-langkah dalam perhitungan proses dekripsi pesan text – penerima menggunakan Kriptografi Chaisar Cipher adalah sebagai berikut : 1.
Cipertext1
:
EDAVPC
Konversikan huruf ke nomor abjad E 4 D1.1
D 3 D1.2
A 0 D1.3
V 21 D1.4
C 2 D1.6
2.
Kunci Chaisar
3.
Perhitungan mencari nilai hasil deskripsi adalah sebagai berikut : D2.1 = (D1.1. K1) mod 26 = (4 – 15 + 26) mod 26 = 15 mod 26 = 15 = P D2.2
= = = =
:
P 15 D1.5 X0 = 15
(D1.2. K1) mod 26 (3 – 15 + 26) mod 26 14 mod 26 14 = 0
D2.3
= = = =
(D1.3. K1) mod 26 (0 – 15 + 26) mod 26 11 mod 26 11 = L
D2.4
= = = =
(D1.4. (21 – 15) 6 mod 6 =
K1) mod 26 mod 26 26 G
D2.5
= = = =
(D1.5. (15 – 15) 0 mod 0 =
K1) mod 26 mod 26 26 A
D2.6
= = = =
(D1.6. K1) mod 26 (2 – 15 + 26) mod 26 13 mod 26 13 = N
Jadi hasil dekripsi pesan penerima algoritma Caisar Cipher adalah plaintext = POLGAN V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : A. Untuk memperkuat kriptografi klasik dapat dapat dilakukan kombinasi minimal dua atau lebih jenis kriptografi klasik. B. Algoritma Chaisar Cipher dan Vigenère Cipher dapat dikombinasi sehingga nantinya dari kombinasi akan menghasilkan algoritma yang mempunyai tingkat kesulitan pengamanan data yang tinggi dan cepat dalam proses enkripsi maupun dekripsi 2. Saran Berikut adalah saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut terhadap penelitian ini : a. Untuk pengembangan perlu dilanjutkan penelitian ini dengan melakukan pengamanan pada file. b. Hasil perancangan ini sebaiknya diterapkan dalam program sehingga akan bisa dilihat hasil pada proses enkripsi dan dekripsinya
242
Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 2017, ISBN : 978-602-50006-0-7
DAFTAR PUSTAKA [1]
Ameer, A.J.2012.On adaptive of classical and public key cryptography by using E-A and D-A laws, British Journal of Science 5(1):18-28
[2]
Ariyus, D, 2006, Komputer Security, CV Perbuanan, Yogyakarta
[3]
Ariyus, D, 2008, Pengatar Ilmu Kriptografi, teori, analisis dan implementasi, CV Andi Perbuanan, Yogyakarta
[4]
Mollin, R, 2007 An Introduction to Cryptography, Taylor & Francis Group
[5]
Munir, R, 2006, Kriptografi. Penerbit Informatika, Bandung
[6]
Pratama, A. 2011. Vigenère Cipher dengan Pembangkit Bilangan Acak Semu. Kriptografi.IF3058:
[7]
Sadikin, R. 2012, Kriptografi untuk Keamanan Jaringan, CV Andi Offset, Yogyakarta
Andi
243