Rancang Bangun Jaringan Ad Hoc Berbasis Radio Paket pada Kanal Frekuensi Tinggi untuk Layanan Data Telemedika Oleh: Khoirul Fahmi (2208100049) Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Atik Choirul Hidajah, dr. M.Kes
Sekilas Telemedika • Telemedika merupakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mentransfer informasi medik bagi penyampaian servis klinik dan pendidikan. • Data telemedika terdiri dari: 1. Data Teks dan Numerik Contoh: Laporan, catatan pasien dalam rekam medik 2. Data Audio Contoh: Suara pembicaraan, sinyal audio dari stetoskop digital 3. Citra Diam (Still Image) Contoh: Foto rontgen, citra dermatologi, hasil CT-scan. 4. Data Video (Citra Sekuensial) Contoh: Sinyal biologi ultrasound gerakan fetus.
Kompleksitas Aplikasi Telemedika Terhadap Kebutuhan Bandwidth
Teks
300 – 1200 bps Radio Paket HF/VHF
Struktur Kewenangan Pengiriman Rekam Medis di Indonesia Puskesmas
Puskesmas
Dinas Kesehatan Kab / Kota Setempat
Puskesmas
Feedback
Puskesmas
Puskesmas
Rekam Medis Berdasarkan Rentang Waktu Pengiriman • Rekam Medis Mingguan Berisi laporan yang paling update dan sedikit datanya • Rekam Medis Bulanan Berisi laporan yang agak kompleks • Rekam Medis 3 Bulanan Berisi laporan yang kompleks dan terstruktur.
Format Rekam Medis Mingguan
Latar Belakang 1. Pelayanan rekam medis masih dilakukan secara konvensional yaitu paper based document 2. Layanan telemedika di Indonesia sangat bergantung pada kecepatan akses data internet 3. Kanal frekuensi radio sebagai media komunikasi dan media transmisi data yang gratis untuk berbagai keperluan khususnya dalam bidang medis 4. Jaringan ad hoc cocok diterapkan di daerah terpencil yang terbatas akan dana dan bantuan tenaga medis.
Permasalahan 1. Bagaimana protokol jaringan ad hoc yang sesuai karakteristik kanal radio 2. Bagaimana implementasi protokol jaringan ad hoc pada terminal komunikasi data 3. Bagaimana implementasi layanan data telemedika pada terminal 4. Bagaimana algoritma pengiriman paket radio dalam jaringan ad hoc 5. Bagaimana kinerja pengiriman paket radio dalam jaringan ad hoc.
Batasan Masalah 1. 2. 3. 4.
Pengujian mode point-to-point dilakukan pada kanal HF Pengujian mode ad hoc dilakukan pada kanal VHF Node maksimal yang digunakan sebanyak tiga Analisis yang dilakukan untuk menguji unjuk kerja pengiriman data berdasarkan parameter delay, throughput, dan delivery packet ratio.
Alur Kegiatan Tugas Akhir 1. Merancang protokol komunikasi data ad hoc 2. Integrasi hardware terminal (laptop), modem MFJ, dan radio transceiver HF 3. Pengujian skala laboratorium (uji algoritma protokol) 4. Pengujian di lapangan (uji kinerja sistem komunikasi) 5. Analisa kinerja sistem 6. Evaluasi hasil desain protokol 7. Kesimpulan
Penentuan Protokol • Kanal HF tergolong sebagai narrowband dengan bitrate 300 bps sehingga flooding untuk update tabel routing ditekan seminimal mungkin • Dengan mengadopsi protokol jenis reaktif yaitu DSR (Dynamic Source Routing) - rfc4728 - dimana update tabel routing jarang dilakukan sehingga cocok untuk topologi jaringan mobilitas rendah yang memiliki bitrate rendah
Tipe Paket Protokol • Protokol terdiri dari lima pesan kontrol yang dikirimkan dalam bentuk paket 1. RREQ: mencari rute 2. RREP: sbg balasan setelah rute telah terbentuk 3. Route Cache: menyimpan rute yang terbentuk 4. Data: untuk transfer data 5. ACK/NAK: sbg balasan setelah data diterima
Mekanisme Protokol
RREQ
Route Cache Data ACK/NAK
Waktu
RREP
Implementasi Terminal Layanan Data Telemedika
Pengujian 1. • • • 2. 3. • • •
Menguji kanal HF antara Surabaya dan Lawang Mengirim paket radio KISS dengan modem MFJ Mengirim sinyal carrier AM Menggabungkan hasil modulasi dengan noise HF Menguji algoritma protokol Menguji kinerja sistem antara 2 node dan 3 node (delay, throughput, packet delivery ratio) Uji coba route discovery Uji coba route cache Uji coba data telemedika dan ACK/NAK
Konfigurasi Peralatan Perekaman Sinyal Paket Radio HF
Antena Balun Inverted V Dipole
Program Mode KISS
Antena Balun Inverted V Dipole
ICOM IC-718
Audacity
Terminal Pengirim
Modem MFJ 1278B
Behringer UCA 222 ICOM IC-718
Tuner MFJ 948
Laboratorium B406 Teknik Elektro ITS Surabaya
Terminal Penerima
Sekitar Hotel Arjuna Lawang
Konfigurasi Peralatan Demodulasi Data Radio Paket
Program Mode KISS Line Out PC ke Port Radio Pin Receive Audio Putty / Hyperterminal Modem MFJ 1278B Terminal PC
Port Serial Modem ke USB/ Serial Port PC
Hasil Pengujian Paket Radio HF 22 Mei 2012 pk. 20.30 WIB f = 6,304 MHz PTx = 110 W = 50,41 dBm Modulasi: LSB Hasil Perekaman Paket Radio HF pada Domain Waktu
t = 2,8 s FFT size = 4096 fpeak = 2,28 kHz PRx peak audio = -30,97 dB
Hasil Perekaman Paket Radio HF pada Domain Frekuensi
Konfigurasi Peralatan Pengujian Level SNR Audio Kanal HF
Antena Balun Inverted V Dipole
Radio Tuner
Radio HF Tranmitter
Antena Balun Inverted V Dipole
Radio HF Receiver
Audacity
PTT On-Off Laboratorium B406 Teknik Elektro ITS Surabaya Behringer UCA 222
Sekitar Hotel Arjuna Lawang
Terminal Penerima
Hasil Pengujian Komunikasi Radio HF 3 Juni 2012 pk. 12.15 WIB f = 6,308 MHz PTx = 80 W = 49 dBm Modulasi: AM Hasil Rekam Komunikasi Radio HF pada Domain Waktu
t = 3,87 s FFT size = 4096 fpeak = 1,009 kHz PRx peak audio = -24,65 dB SNRaudio = -4,293 dB
Hasil Rekam Komunikasi Radio HF pada Domain Frekuensi
Konfigurasi Peralatan Perekaman Sinyal Data Hasil Modulasi
Audacity
Program Mode KISS Audio Line Out PC ke Port Serial Modem
Terminal Pengirim
Port Radio Pin Mic ke Port Audio Line In PC
Modem MFJ 1278B Terminal Penerima
Hasil Modulasi Paket Tanpa Noise HF
Sinyal Modulasi Media Kabel pada Domain Waktu
FFT size = 4096 fpeak = 2,28 kHz PRx peak audio = -21,68 dB
Hasil Sinyal Modulasi Media Kabel pada Domain Frekuensi
Hasil Penggabungan Paket dgn Noise HF
Hasil Keluaran Paket pada Terminal Putty
Sinyal Modulasi dgn Noise HF pada Domain Waktu
FFT size = 4096 fpeak = 2,28 kHz PRx peak audio = -24,62 dB Sinyal Modulasi dgn Noise HF pada Domain Frekuensi
Konfigurasi Pengujian Protokol Mode Point-to-Point
Antena VHF mobile
Terminal Pengirim
Modem KYL 600L
Antena VHF mobile
Plasa Teknik Material dan Metalurgi ITS Surabaya
Modem KYL 600L
Terminal Penerima
Laboratorium B401 Teknik Elektro ITS Surabaya
Konfigurasi Pengujian Protokol Mode Ad Hoc
Terminal Pengirim
Modem KYL 600L
Antena VHF mobile
Plasa Teknik Material dan Metalurgi ITS Surabaya
Antena VHF mobile Modem Terminal Perantara KYL 600L No Link
Laboratorium B401 Teknik Elektro ITS Surabaya
Antena VHF mobile
Modem KYL 600L
Terminal Penerima
Lantai 2 Kimia MIPA ITS Surabaya
Pengujian Delay Sistem Delay teoritis = Waktu kirim per 1 Byte x Total Byte x Jumlah Hop
Semakin banyak node yang berpartisipasi, makin besar delay pengirimannya.
Selisih waktu antar pengiriman berpengaruh pada delay pengiriman 2 node karena proses antrian paket pada modem sedangkan pada 3 node paket langsung diforward.
Pengujian Throughput Sistem Throughput teoritis = Total Byte x 10 bit / Delay Teoritis
Semakin banyak node yang berpartisipasi, makin kecil throughput sistem.
Selisih waktu antar pengiriman berpengaruh pada throughput pengiriman 2 node karena proses antrian paket pada modem sedangkan pada 3 node paket langsung diforward.
Pengujian PDR Sistem Delay teoritis 160char U 2 node = 8,33ms x (160+18) x 1 = 1482,74ms ≈ 1,5s Delay teoritis 160char U 3 node = 8,33ms x (160+18) x 2 = 2965,48ms ≈ 3s
Banyak node yang berpartisipasi untuk 2 dan 3 node tidak berpengaruh pada packet delivery ratio pengiriman asalkan delay pengiriman antar paket lebih dari delay pengiriman teoritis.
Pengiriman kontinyu 160 karakter U (total 178B) tiap 3s sebanyak 10x hanya pengiriman pertama yang sukses terkirim utk 3 node. Karena antrian data yang tidak dapat ditangani modem sehingga paket akan ditolak.
Kesimpulan (1) • Sistem komunikasi data menggunakan kanal HF dengan bitrate 300 bps antara Surabaya dan Lawang membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk optimasi kanal. • Protokol terdiri dari lima pesan kontrol yang dikirimkan dalam bentuk paket – Tipe 1: Route Cache menyimpan rute yang terbentuk – Tipe 2: RREQ mencari rute – Tipe 3: RREPsbg balasan setelah rute telah terbentuk – Tipe 4: Data untuk transfer data – Tipe 5: ACK/NAK sbg balasan setelah data diterima • Protokol ini diwujudkan dalam bentuk program pada terminal komunikasi data telemedika
Kesimpulan (2) • Delay pengiriman berbanding lurus dengan jumlah pesan yang dikirim dan banyak node. • Throughput berbanding lurus dengan jumlah pesan yang dikirim dan berbanding terbalik dengan banyak node. • Sedangkan packet delivery ratio tergantung dari besar delay antar pengiriman paket data dan jumlah karakternya. • Jumlah node yang berpartisipasi untuk 2 dan 3 node tidak berpengaruh pada packet delivery ratio pengiriman asalkan delay pengiriman antar paket lebih dari delay pengiriman teoritis • Pengiriman paket data dgn 1 node perantara pada kanal VHF, batas maksimal pengiriman pesan kontinyu setiap 3s adalah 140 karakter U (158 Byte total).
Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2007, Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan – bagian C no.2b: bentuk pelayanan rekam medis, No:377/Menkes/SK/III/2007, MenKes Republik Indonesia, Jakarta. 2. Soegijoko & Soegijardjo 2005, “Development of ICT-Based Mobile Telemedicine System with Multi Communication Links for Urban and Rural Areas in Indonesia”, Asia Pacific Development Information Programme. 3. Harris, T.J., “Characterisation of Narrowband HF Channels in the Mid and Low Latitude Ionosphere” Defence Science and Technology Organisation West Avenue, Edinburgh, Australia, 2006. 4. M. Ardita. “Kinerja Modem Adhoc Radio Untuk Mendukung Manajemen Transportasi Kapal Tradisional. Master Thesis. Surabaya: Postgraduate ITS:2010. 5. K. Gupta, “Performance analysis of AODV, DSR & TORA Routing Protocols”, IACSIT International Journal of Engineering and Technology Vol.2, No.2, April 2010. 6. Broch J., ”A Performance Comparison of Multi-Hop Wireless Ad Hoc Network Routing Protocols”. Proceedings of the Fourth Annual ACM/IEEE International Conference on Mobile Computing and Networking, 1998. 7. Johnson D., “Dynamic Source Routing in Ad Hoc Wireless Networks”. Computer Science Department Carnegie Mellon University, 1996. 8. Beech 1998, “AX.25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radio, Version 2.2”, Tucson Amateur Packet Radio Corporation. 9. C, Mike, “The KISS TNC: A Simple Host-to-TNC Communications Protocol”, ARRL 6th Computer Networking Conference, Redondo Beach CA, 1987. 10.Fahmi, Purbo, 1999, “Radio Paket Amatir”, Computer Network Research Group, Institut Teknologi Bandung. 11.MFJ 1278B/1278BT Fast Start, Instruction Manual Rev 4.2. MFJ Enterprises Inc., 1994.
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
Skema Propagasi Kanal HF
Protokol Routing Ad Hoc Berdasarkan Tabel Routing Proaktif: Update tabel routing setiap saat + Pengiriman data lebih cepat - Trafik kanal tinggi (karena flooding paket tabel routing) Reaktif: Update tabel routing dilakukan saat ada permintaan pengiriman data saja + Trafik kanal rendah (cocok utk bitrate rendah) - Pengiriman data lebih lama (sebelum pengiriman data ada proses route discovery)
Arsitektur Protokol
Route Discovery
1) RREQ 2) RREP 3) Route Cache
Transfer Data
4) Data Transfer 5) Acknowledgement
Arsitektur Protokol
Paket RREQ (Route Request) • Dikirimkan dari node pengirim ke node tujuan jika ada permintaan pengiriman data dan rute pengiriman tidak ada dalam tabel rute yang telah ada.
Mekanisme Paket RREQ
Nama Bagian Lebar Data (Byte) Header 3 Tipe Paket 1 Node Pengirim 1 Node Tujuan 1 Total Hop (Node) 1 Nomer Urutan 1 Alamat Rute 2 /3 Footer 3 Format Paket RREQ
Paket RREP (Route Reply) • Dikirimkan dari node tujuan ke node asal pengirim setelah paket RREQ diterima.
Mekanisme Paket RREP
Nama Bagian
Lebar Data (Byte)
Header
3
Tipe Paket
1
Node Pengirim
1
Node Tujuan
1
Total Hop (Node)
1
Nomer Urutan
1
Alamat Rute
2/3
Footer
3
Format Paket RREP
Paket Route Cache • Pengiriman paket route cache pada node tujuan dilakukan setelah paket RREP diterima agar node tujuan tadi dapat mengirim paket data juga. Nama Bagian Header Tipe Paket Node Pengirim Node Tujuan Rute 1 Rute 2 Rute 3 Rute 4 Footer
Mekanisme Paket Route Cache
Lebar Data (Byte) 3 1 1 1 2/3 2/3 0 /3 0/3 0/3
Format Paket Route Cache
Paket Data • Setelah proses pengiriman route cache dilakukan, maka paket data dapat dikirimkan baik dari node pengirim yang mengawali RREQ maupun sebaliknya. Nama Bagian Header Tipe Paket Node Pengirim Node Tujuan Total Hop (Node) Nomer Urutan Alamat Rute Payload FCS Footer
Mekanisme Paket Data
Lebar Data (Byte) 3 1 1 1 1 1 2/3 (Variatif) 3 3
Format Paket Data
Paket ACK / NAK • Setelah paket data diterima, akan dilakukan proses pengecekan payload dengan mengecek data FCS yang diterima dan dicek ulang dengan FCS payload yang diterima. • Apabila checksum sama, maka node tujuan mengirimkan paket ACK ke node asal. • Apabila checksum tidak sama, maka node tujuan mengirimkan paket NAK ke node asal. Nama Bagian Lebar Data
Mekanisme Paket ACK / NAK
Header Tipe Paket Node Pengirim Node Tujuan Total Hop (Node) Nomer Urutan Alamat Rute FCS Footer
(Byte) 3 1 1 1 1 1 2/3 3 3
Format Paket ACK / NAK
Pemilihan Model ACK • Model ACK pada desain protokol ada dua yaitu ACK end-to-end dan ACK segment-to-segment. • Yang digunakan adalah ACK end-to-end karena lebih efisien waktu dan menghemat trafik pada kanal.
Model ACK End-to-End
Mode Paket KISS Frame • Untuk memudahkan pengiriman paket radio dalam TCP/IP • Bekerja dengan menumpangkan protokol TCP/IP pada protokol AX.25
Karakter Spesial KISS Mode
Format Paket KISS Mode
Hasil Pengujian Route Discovery
Delay teoritis = Waktu kirim per 1 Byte x Total Byte x Jumlah Hop Delay teoritis 2 Node (16B) = 8,33ms/B x 16B x 1 = 133,28ms Delay teoritis 3 Node (16B) = 8,33ms/B x 16B x 2 = 266,56ms
Hasil Pengujian Route Cache
Delay teoritis = Waktu kirim per 1 Byte x Total Byte x Jumlah Hop
Delay teoritis 2 Node (24B) = 8,33ms/B x 24B x 1 = 199,92ms Delay teoritis 3 Node (24B) = 8,33ms/B x 24B x 2 = 399,84ms
Hasil Pengujian Data Telemedika
Delay teoritis = Waktu kirim per 1 Byte x Total Byte x Jumlah Hop Delay teoritis 2 Node (245B) = 8,33ms/B x 245B x 1 = 2040,85ms Delay teoritis 3 Node (245B) = 8,33ms/B x 245B x 2 = 4081,17ms
Hasil Pengujian ACK
Delay teoritis = Waktu kirim per 1 Byte x Total Byte x Jumlah Hop Delay teoritis 2 Node (20B) = 8,33ms/B x 20B x 1 = 166,6ms Delay teoritis 3 Node (20B) = 8,33ms/B x 20B x 2 = 333,2ms
Kurva BER terhadap Eb/No
Performance Curves for Digital Modulation Systems (K.V. Prasad, 2003)