Radio Frequency Identification (RFID) sebagai Alat Bantu Layanan pada Lingkungan Perguruan Tinggi Raharja
Disusun Oleh :
Ershad Maulana 0812461361
Perguruan Tinggi Raharja Tangerang 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan merupakan tolak ukur kinerja sistem pelayanan yang berjalan. Kecepatan dan ketepatan pelayanan sangat bergantung kepada metode pelayanan yang dipergunakan serta besarnya permintaan terhadap layanan tersebut. Raharja sebagai kampus unggulan yang banyak diminati oleh masyarakat selalu mendapat tambahan populasi setiap tahunnya. Setiap Pribadi Raharja memerlukan pelayanan dalam melaksanakan kegiatannya di dalam lingkungan kampus. Peningkatan jumlah populasi Pribadi Raharja mengakibatkan naiknya kebutuhan pelayanan dalam lingkungan kampus. Saat ini beberapa pelayanan yang ada di kampus raharja masih dilaksanakan secara manual seperti sistem peminjaman buku di perpustakaan, sistem pembayaran di kantin dan sistem penitipan kendaraan bermotor, dan sebagian lagi telah menggunakan sistem informasi, namun masih mengalami permasalahan dalam hal ketepatan seperti absesi online dimana masih dapat terjadi kesalahan saat penginputannya
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan Laporan ini penulis mengambil judul ”Radio Frequency Identification (RFID) sebagai Alat Bantu Layanan pada Lingkungan Perguruan Tinggi Raharja”.
1.2
Perumusan Masalah Dari uraian diatas pribadi raharja terkadang terkadang masih menemui kendala didalam menerima layanan yang terdapat di wilayah kampus. Dari kendala tersebut timbul berbagai pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimana caranya agar sebagian besar pelayanan yang ada di dalam wilayah kampus terlaksana secara lebih cepat dan lebih akurat dari sebelumnya ? b. Bagaimana caranya sistem pelayanan yang ada di dalam wilayah kampus terintegrasi dengan sistem informasi lainnya yang telah ada di Perguruan Tinggi Raharja ?
1.3
Studi Pustaka Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai pelayanan menggunakan RFID. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan
penerapan RFID ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam laporan, antara lain : 1.
Penelitian berjudul “Concepts for Automating Systems Integration” yang dilakukan oleh Edward J. Barkmeyer, Allison Barnard Feeney, Peter Denno, David W. Flater, Donald E Libes, Michelle Potts Steves dan Evan K. Wallace dari National Institute of Standards and Technology, 2003. Sistem yang di gunakan untuk penelitian adalah “Automated Methods for Integrating Systems” (AMIS), sebagai identifikasi apakah telah ada teknologi untuk otomatisasi dalam proses integrasi pada software manufaktur. Penelitian menjabarkan tentang elemen proses, aspek integrasi, permasalahan integrasi dan metode-metode yang dapat digunakan. Tetapi hingga akhir penelitian tidak ada penerapan secara nyata dan formal untuk sistem integrasi pada tiap-tiap skenario industri. Serta belum adanya hasil keluaran dari hubungan antara
elemen
yang
diinterfacekan
dengan
proses
bisnis
yang
diotomatisasikan. Untuk penelitian selanjutnya akan digunakan data nyata sebagai inputan dan mengcapture outputnya sebagai hasil untuk
perbandingan efisiensi yang didapat pada proses bisnis dengan menggunakan sistem terintegrasi secara otomatis. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Ir. Untung Rahardja, M.T.I, dkk. [Raha07]. Penelitian yang telah dijalankan oleh Ir. Untung Rahardja, M.T.I dkk. membahas mengenai pengembangan Students Information Services (SIS) di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja. SIS merupakan salah satu hal yang menjadi fokus di semua link akademik. Jumlah mahasiswa yang semakin bertambah mengakibatkan SDM yang ada benar-benar harus dimaksimalkan didalam pelaksanannya. Students Information Services (SIS) dibangun dengan tipe pendekatan yang mengacu kepada kebutuhan pengguna yang disesuaikan dengan temuan di lapangan kemudian menginterprestasikannya ke dalam sistem pelayanan yang lebih bagus yaitu secara On-Line. Dengan adanya SIS diharapkan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap sistem pelayanan semakin baik. Setelah mengeluarkan SIS pertamanya, Perguruan Tinggi Raharja pun terus melakukan pengembangan SIS menjadi berapa versi yaitu : Versi dua, SIS TouchScreen, dan SIS RPU. Penelitian ini sudah baik namun, masih perlu pengembangan lagi agar Kajur dan Mahasiswa merasa terlayani dengan baik.
1.4
Ruang Lingkup Penelitian Ruang linkup penelitian masalah ini hanya sebatas pemanfaatan RFID dengan RFID dalam proses-proses pelayanan yang terdapat pada lingkungan Perguruan Tinggi Raharja mulai dari analisa proses bisnis pada pelayanan yang ada, aplikasi RFID pada proses bisnis dan penerapan sistem informasi pendukung untuk layanan berbasis RFID.
1.5
Tujuan dan Manfaat
1.5.1
Tujuan : a. Melakukan identifikasi terhadap proses bisnis yang ada pada layanan-layanan yang akan menerapkan RFID.
b. Melakukan identifikasi terhadap kendala-kendala yang mungkin terjadi pada proses pelayanan.
c. Melakukan identifikasi terhadap sistem informasi yang dibutuhkan sebagai penunjang implementasi RFID.
1.5.2
Manfaat :
a. Perbaikan pelayanan yang diterima Pribadi Raharja dalam segi waktu, dan mengurangi kesalahan yang terjadi dalam pelayanan.
b. Mengintegrasikan sistem pelayanan berbasis RFID dengan sistem informasi yang telah ada.
1.6
Metode Penelitian Penulis menggunakan beberapa metode penelitian dalam penyusunan laporan ini. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut adalah :
1.6.1
Penelitian Lapangan. a. Metode Observasi.
Adalah suatu metode untuk pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung dan melaksanakan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang diteliti secara langsung pada Perguruan Tinggi Raharja. b. Metode Wawancara.
Adalah suatu metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara lisan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Penulis dalam penelitian melakukan interview langsung kepada Pribadi Raharja yang terlibat dalam proses pelayanan.
1.6.2
Kepustakaan. Metode Pustaka adalah suatu metode untuk mendapatkan data dengan cara mempelajari buku buku yang berkaitan dengan sistem.
BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Dari hasil penenlitian yang dilakukan oleh mahasiswa, maka diperoleh hasil yang dicapai pada laporan yang akan ditunjukan melalui Diagram Pembentukan Sistem. Dalam diagram tersebut akan dijelaskan bahwa Elasitasi dan Prototipe merupakan hasil yang dicapai guna dijadikan dasar pembentukan dan pengembangan suatu Sistem Informasi layanan yang terintegrasi dengan sistem berjalan. Sistem yang berjalan
4.1. Elisitasi tahap 1
4.2. Elisitasi Tahap 2
4.3. Elisitasi Tahap 3
4.4. Final draft
4.5. Prototype
Penerapan RFID
Diagram Pembentukan Sistem
4.1
Elisitasi Tahap I Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Berikut lampiran elisitasi tahap I yang telah dibuat : Functional Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem dapat: 1
Waktu absen mahasiswa sesuai dengan waktu saat memasuki suatu ruangan.
2
Apabila mahasiswa meninggalkan kelas selama perkuliahan maka tercatat durasinya hingga kembali ke ruangan perkuliahan.
3
Kehadiran mahasiswa tercatat saat memasuki ruangan perkuliahan sebelum atau setelah dosen hadir.
4
Jika mahasiswa hadir di ruangan sebelum dosen hadir, waktu kehadiran minimum tetap dihitung sesuai kedatangan dosen.
5
Ada catatan mengenai kegiatan mahasiswa atau staf dengan memonitor lokasi yang dikunjungi.
6
Absensi staf tercatat begitu pertama kali memasuki bangunan kampus.
7
Mahasiswa yang meninggalkan kelas dengan durasi lebih dari 10 menit dan tidak mendapatkan izin dari dosen pengajar maka akan dianulir kehadirannya di kelas tersebut.
8
Data monitor lokasi staf dan mahasiswa dapat diakses oleh sistem lainnya yang berjalan di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja.
9
RFID personal diintegrasi dalam bentuk name tag.
10 Apabila staff atau mahasiswa tidak membawa name tag dengan RFID, maka digunakan name tag pengganti yang bisa digunakan pada hari itu saja. 11 Setiap buku koleksi perpustakaan menggunakan RFID untuk
identifikasi. 12 Apabila buku koleksi perpustakaan meninggalkan ruangan perpustakaan tanpa izin pinjam maka peringatan akan menyala. 13 RFID pada name tag mahasiswa digunakan untuk identifikasi peminjam pada perpustakaan. 14 Apabila buku pinjaman mahasiswa jatuh tempo maka muncul pemberitahuan kepada mahasiswa yang bersangkutan. 15 RFID pada name tag mahasiswa atau staff digunakan untuk identifikasi jumlah yang harus dibayarkan pada pelayanan kantin. 16 Penjual cukup memasukkan jumlah yang harus dibayar mahasiswa atau staff atas pembelian yang dilakukan. 17 Jumlah yang harus dibayar akan dimasukkan dalam database kasir. 18 Saat RFID mahasiswa atau staff dibaca oleh kasir kantin, muncul tampilan jumlah yang harus dibayarkan. 19 Jika mahasiswa atau staf tidak melakukan pembayaran pada hari yang sama atas pembelian yang dilakukan, maka muncul pemberitahuan pada keesokan harinya. 20 SIS touchscreen dapat membaca RFID pada nametag. 21 Kendaraan mahasiswa atau staff didata dengan RFID untuk menghindari kehilangan. 22 Saat kendaran masuk dan keluar area pakir muncul data tentang kendaraan yang bisa dilihat petugas. 23 Saat kendaran masuk dan keluar area pakir muncul data tentang pemilik kendaraan yang bisa dilihat petugas. 24 RFID pada nametag digunakan sebagai identifikasi pada kasir pelayanan mahasiswa. 25 Menampilkan daftar kegiatan mahasiswa atau staff. 26 Menampilkan riwayat peminjaman buku perpustakaan. 27 Menampilkan riwayat transaksi kantin. 28 Menampilkan lokasi mahasiswa atau staf saat ini. 29 Menampilkan data kendaraan yang terdaftar di database kendaraan. 30 Menampilkan data pemilik nametag dengan RFID 31 Menyediakan RFID reader untuk ruangan-ruangan yang membutuhkan 32 Menyediakan RFID reader untuk kantin 33 Menyediakan RFID reader untuk perpustakaan
34 Menyediakan RFID reader untuk tempat parkir 35 Menyediakan RFID reader untuk SIS touchscreen. 36 Menyediakan RFID reader untuk kasir. 37 Menyediakan RFID reader untuk RCEP. 38 Menyediakan RFID untuk kendaraan. 39 Menyediakan RFID untuk koleksi perpustakaan. 40 Menyediakan nametag dengan RFID untuk mahasiswa. 41 Menyediakan nametag dengan RFID untuk staf. Non Functional Saya ingin sistem dapat: 1
Pembacaan RFID dapat disetting otomatis atau manual sesuai kebutuhan.
2
Tersedia name tag RFID untuk keperluan cadangan.
3
Tampilan sistem user friendly (mudah dipahami oleh user) dan menarik Penyusun
(Ershad Maulana) Stake Holder
(__________)
4.2
Elisitasi Tahap II
Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi: Functional Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem dapat: M D I 9
1
Waktu absen mahasiswa sesuai dengan waktu saat memasuki suatu ruangan .
2
Apabila mahasiswa meninggalkan kelas selama perkuliahan maka tercatat durasinya hingga kembali ke ruangan perkuliahan.
3
Kehadiran mahasiswa tercatat saat memasuki ruangan perkuliahan sebelum atau setelah dosen hadir.
4
9 Jika mahasiswa hadir di ruangan sebelum dosen hadir, waktu kehadiran minimum tetap dihitung sesuai kedatangan dosen.
5
Ada catatan mengenai kegiatan mahasiswa atau staf dengan memonitor lokasi yang dikunjungi.
6
Absensi staf tercatat begitu pertama kali memasuki bangunan kampus.
7
Mahasiswa yang meninggalkan kelas dengan durasi lebih dari 10 menit dan tidak mendapatkan izin dari dosen pengajar maka akan dianulir kehadirannya di kelas tersebut.
9
8
Data monitor lokasi staf dan mahasiswa dapat diakses oleh sistem lainnya yang berjalan di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja.
9
9
RFID personal diintegrasi dalam bentuk name tag.
9
9
9
9
9 9
10 Apabila staff atau mahasiswa tidak membawa name tag dengan RFID, maka digunakan name tag pengganti yang bisa digunakan pada hari itu saja. 11 Setiap buku koleksi perpustakaan menggunakan RFID untuk identifikasi.
9
9
12 Apabila buku koleksi perpustakaan meninggalkan ruangan perpustakaan tanpa izin pinjam maka peringatan akan menyala. 13 RFID pada name tag mahasiswa digunakan untuk identifikasi peminjam pada perpustakaan.
9
9
14 Apabila buku pinjaman mahasiswa jatuh tempo maka muncul pemberitahuan kepada mahasiswa yang bersangkutan. 15 RFID pada name tag mahasiswa atau staff digunakan untuk 9 identifikasi jumlah yang harus dibayarkan pada pelayanan kantin. 16 Penjual cukup memasukkan jumlah yang harus dibayar mahasiswa atau staff atas pembelian yang dilakukan.
9
17 Jumlah yang harus dibayar akan dimasukkan dalam database kasir.
9
18 Saat RFID mahasiswa atau staff dibaca oleh kasir kantin, muncul tampilan jumlah yang harus dibayarkan.
9
19 Jika mahasiswa atau staf tidak melakukan pembayaran pada hari yang sama atas pembelian yang dilakukan, maka muncul pemberitahuan pada keesokan harinya.
9
20 SIS touchscreen dapat membaca RFID pada nametag.
9
21 Kendaraan mahasiswa atau staff didata dengan RFID untuk menghindari kehilangan.
9
22 Saat kendaran masuk dan keluar area pakir muncul data tentang kendaraan yang bisa dilihat petugas.
9
23 Saat kendaran masuk dan keluar area pakir muncul data tentang pemilik kendaraan yang bisa dilihat petugas.
9
24 RFID pada nametag digunakan sebagai identifikasi pada kasir pelayanan mahasiswa.
9
25 Menampilkan daftar kegiatan mahasiswa atau staff.
9
26 Menampilkan riwayat peminjaman buku perpustakaan.
9
27 Menampilkan riwayat transaksi kantin.
9
28 Menampilkan lokasi mahasiswa atau staf saat ini.
9
29 Menampilkan data kendaraan yang terdaftar di database kendaraan.
9
30 Menampilkan data pemilik nametag dengan RFID
9
31 Menyediakan RFID reader untuk ruangan-ruangan yang membutuhkan
9
32 Menyediakan RFID reader untuk kantin
9
33 Menyediakan RFID reader untuk perpustakaan
9
34 Menyediakan RFID reader untuk tempat parkir
9
35 Menyediakan RFID reader untuk SIS touchscreen.
9
36 Menyediakan RFID reader untuk kasir.
9
37 Menyediakan RFID reader untuk RCEP.
9 9
38 Menyediakan RFID untuk kendaraan. 39 Menyediakan RFID untuk koleksi perpustakaan.
9
40 Menyediakan nametag dengan RFID untuk mahasiswa.
9
41 Menyediakan nametag dengan RFID untuk staf.
9
Non Functional Saya ingin sistem dapat:
4.3
1
Pembacaan RFID dapat disetting otomatis atau manual sesuai kebutuhan.
2
Tersedia name tag RFID untuk keperluan cadangan.
3
Tampilan sistem user friendly (mudah dipahami oleh user) dan menarik
9
9 9
M
= Mandatory
D
= Desirable
I
= Inessensial
Elisitasi Tahap III Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.
Terdapat 7 requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut adalah requirement tersebut: Feasibility Risk
T L
O M H
E
M H
L
L
9
9
9
9
9
1
Waktu absen mahasiswa sesuai dengan waktu saat memasuki suatu ruangan .
2
Apabila mahasiswa meninggalkan kelas selama perkuliahan maka tercatat durasinya hingga kembali ke ruangan perkuliahan.
3
Kehadiran mahasiswa tercatat saat memasuki ruangan perkuliahan sebelum atau setelah dosen hadir.
9
9
9
4
Jika mahasiswa hadir di ruangan sebelum dosen hadir, waktu kehadiran minimum tetap dihitung sesuai kedatangan dosen.
9
9
9
5
Ada catatan mengenai kegiatan mahasiswa atau staf dengan memonitor lokasi yang dikunjungi.
9
9
6
Absensi staf tercatat begitu pertama kali memasuki bangunan kampus.
9
9
7
Mahasiswa yang meninggalkan kelas dengan durasi lebih dari 10 menit dan tidak mendapatkan izin dari dosen pengajar maka akan dianulir kehadirannya di kelas tersebut.
9
9
9
8
Data monitor lokasi staf dan mahasiswa dapat diakses oleh sistem lainnya yang berjalan di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja.
9
9
9
RFID personal diintegrasi dalam bentuk name tag.
9
9
9
9
M H
9
9
9
10
Apabila staff atau mahasiswa tidak membawa name tag dengan RFID, maka digunakan name tag pengganti yang bisa digunakan pada hari itu saja.
9
9
11
Setiap buku koleksi perpustakaan menggunakan RFID untuk identifikasi.
9
9
9
12
Apabila buku koleksi perpustakaan meninggalkan ruangan perpustakaan tanpa izin pinjam maka peringatan akan menyala.
9
9
9
13
RFID pada name tag mahasiswa digunakan untuk identifikasi peminjam pada perpustakaan.
9
9
14
RFID pada name tag mahasiswa atau staff digunakan untuk identifikasi jumlah yang harus dibayarkan pada pelayanan kantin.
9
9
15
Penjual cukup memasukkan jumlah yang harus dibayar mahasiswa atau staff atas pembelian yang dilakukan.
9
16
Jumlah yang harus dibayar akan dimasukkan dalam database kasir.
9
17
Kendaraan mahasiswa atau staff didata dengan RFID untuk menghindari kehilangan.
9
18
Saat kendaran masuk dan keluar area parkir muncul data tentang kendaraan yang bisa dilihat petugas.
9
9
19
Kendaraan mahasiswa atau staff didata 9 dengan RFID untuk menghindari kehilangan.
9
20
Menampilkan riwayat transaksi kantin.
21
Menampilkan lokasi mahasiswa atau staf saat ini.
9
9
9
22
Menampilkan data kendaraan yang terdaftar di database kendaraan.
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
23
Menampilkan data pemilik nametag dengan RFID
24
Menyediakan RFID reader untuk ruangan-ruangan yang membutuhkan
9
9
9
25
Menyediakan RFID reader untuk kantin
9
9
9
26
Menyediakan RFID reader untuk perpustakaan
9
9
9
27
Menyediakan RFID reader untuk tempat parkir
9
9
9
28
Menyediakan RFID untuk kendaraan.
9
9
9
29
Menyediakan RFID untuk koleksi perpustakaan.
9
9
9
30
Menyediakan nametag dengan RFID untuk mahasiswa.
9
9
9
31
Menyediakan nametag dengan RFID untuk staf.
9
9
9
32
Pembacaan RFID dapat disetting otomatis atau manual sesuai kebutuhan.
33
Tersedia name tag RFID untuk keperluan cadangan.
9
9
9
9
9
9
T
= Technical
O
= Operational
E
= Economy
L
= Low
M
= Middle
H
= High
4.4
Final Draft Elisitasi Functional Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem dapat: 1
Waktu absen mahasiswa sesuai dengan waktu saat memasuki suatu ruangan .
2
Kehadiran mahasiswa tercatat saat memasuki ruangan perkuliahan sebelum atau setelah dosen hadir.
3
Jika mahasiswa hadir di ruangan sebelum dosen hadir, waktu kehadiran minimum tetap dihitung sesuai kedatangan dosen.
4
Absensi staf tercatat begitu pertama kali memasuki bangunan kampus.
5
RFID personal diintegrasi dalam bentuk name tag.
6
Setiap buku koleksi perpustakaan menggunakan RFID untuk identifikasi.
7
Apabila buku koleksi perpustakaan meninggalkan ruangan perpustakaan tanpa izin pinjam maka peringatan akan menyala.
8
RFID pada name tag mahasiswa digunakan untuk identifikasi peminjam pada perpustakaan.
9
RFID pada name tag mahasiswa atau staff digunakan untuk identifikasi jumlah yang harus dibayarkan pada pelayanan kantin.
10
Jumlah yang harus dibayar akan dimasukkan dalam database kasir.
11
Kendaraan mahasiswa atau staff didata dengan RFID untuk menghindari kehilangan.
12
Saat kendaran masuk dan keluar area pakir muncul data tentang kendaraan yang bisa dilihat petugas.
13
Menampilkan lokasi mahasiswa atau staf saat ini.
14
Menampilkan data kendaraan yang terdaftar di database kendaraan.
15
Menampilkan data pemilik nametag dengan RFID
16
Menyediakan RFID reader untuk ruangan-ruangan yang membutuhkan
17
Menyediakan RFID reader untuk kantin
18
Menyediakan RFID reader untuk perpustakaan
19
Menyediakan RFID untuk kendaraan.
20
Menyediakan RFID untuk koleksi perpustakaan.
21
Menyediakan nametag dengan RFID untuk mahasiswa.
22
Menyediakan nametag dengan RFID untuk staf.
23
Tersedia name tag RFID untuk keperluan cadangan.
Penyusun (Ershad Maulana)
Mengetahui, Pembimbing ( Ir. Untung Rahardja, M.T.I
Menyetujui, Stake Holder (Stakeholder)
Kepala Jurusan (Dina Fitria Murad, S.Kom)
4.5
Prototype Berdasarkan requirement yang terdapat pada Final Draft Elisitasi diatas, kemudian dikembangkanlah beberapa prototipe dari Student Information Services yang baru, antara lain :
4.5.1
Prototype 1
Tampilan diatas adalah prototype Name Tag dengan implementasi chip RFID. Name Tag diberi tali untuk dikalungkan pada pemakainya. Pada beberapa reader seperti pada reader keluar masuk ruangan, pemilik hanya perlu melewati reader tanpa perlu melakukan apapun untuk memasukkan data, seperti pada saat absensi. Pada reader lainnya pemilik harus mendekatkan Name Tag menuju
reader, agak reader bisa membaca, pengaturan jarak pembacaan data minimal sesuai kebutuhan tempat, misal pada kantin atau perpustakaan.
4.5.2
Prototype 2
Tampilan diatas merupakan prototype tampilan pada pelayanan kasir kantin, semua transaksi yang telah dilakukan pemilik RFID dan belum dibayarkan akan terdaftar, begitupula dengan ID pemilik RFID.
4.5.3
Prototype 3
Tampilan diatas merupakan prototype tampilan pada pelayanan parkir, reader didekatkan kepada kendaraan untuk membaca RFID yang terpasang pada kendaraan. Selanjutnya data kendaraan beserta pemiliknya akan ditampilkan, hal ini mempercepat pelayanan karena pemilik tidak perlu lagi menunjukkan surat-surat.
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik bebrapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dengan adanya Student Information Services, RME dan berbagai sistem layanan lainnya yang telah lama diimplementasikan di Perguruan Tinggi Raharja maka sistem pelayanan mahasiswa menjadi semakin baik dan interaktif. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan mahasiswa maka perlu dilakukan pengembangan-pengembangan lebih lanjut terhadap sistem pelayanan yang telah ada. Pengembangan yang dilakukan dapat berupa penambahan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh mahasiswa serta yang lainnya. Pengenbangan berupa implementasi Radio Frequency Identification (RFID) kali ini bertujuan untuk mengurangi kekurangan–kekurangan dari sistem yang sedang berjalan guna memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja serta sebagai bukti terhadap dunia internasional.
2.
Seluruh mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja membutuhkan suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi yang lebih cepat dan lebih akurat yang dapat digunakan untuk mendukung jalannya perkuliahan. Oleh karena itu pengembangan berupa implementasi Radio Frequency Identification (RFID) dijalankan hingga saat ini dengan tujuan menjadikan sistem yang sesuai dengan kebutuhan.
3.
Pelaksanaan penelitian ini memberikan pengalaman kepada penulis dalam menerapkan dan memperluas wawasan, penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima di dalam perkuliahan pada kegiatan nyata.
4.
Setelah di hasilkan rancangan elisitasi tahap 1 sampai final draft elisitasi yang sebelumnya telah di setujui stakeholder di harapkan dapat memberikan gambaran terhadap penulis mengenai rancangan dasar pembentukan sistem yang baru.
5.
Penulis menyimpulkan bahwa dengan membuat prototipe maka sistem yang di hasilkan akan dapat menyediakan informasi yang akurat, karena datanya terus terupdate setiap saat. Dengan adanya prototipe- prototipe ini di harapkan dapat membantu penulis dalam menghasilkan suatu sistem yang nantinya dapat di jadikan dasar pembentukan sistem baru.
Daftar Pustaka
Edward J. Barkmeyer, Allison Barnard Feeney, Peter Denno, David W. Flater, Donald E Libes, Michelle Potts Steves dan Evan K. Wallace. “Concepts for Automating Systems Integration”. 2003. Ir. Untung Rahardja, M.T.I, dkk. “Pengembangan Absensi On-Line di Lingkungan Perguruan Tinggi Raharja”. 2007 Nia Haryani. “Analisa Student Information Services version 3.0
Di Lingkungan
Perguruan Tinggi Raharja”. 2009. Lestari Widyastuti. ”Analisa Sistem Konversi Matakuliah pada Perguruan Tinggi Raharja” . 2009.