Putu Sutawijaya Biography
Challenge 110 x 75 x 50 cm Recycle Metal & Iron Wire 2008
1970
1976
1970
The _couple Wayan Sukarja and Ni Nyoman SU,ka in the village qf Angseri, Baturiti, Tabanan, Bali, got their first child on the 27th of November. The baby's uncle, I Made Gari, gaye ~the name Putu Sutawijaya to the male baby that was me. I was born in the maternity clinic of a registered midwife Ni Gusti Ayu Ketut Arini in Bindu Tringas, Badung, which is my mother's place of origin. When I was twelve days old I was brought to my home village Angseri. The village is on the Batukaru slope that has fertile soil for agriculture and the geography makes the village comparatively cold. The area is dubbed 'the rice barn of Bali' for its abundant agricultural produce.
I got a thrilling experience when at the age of six I had to go out alone to find my parents who just left home suddenly without any message while I was sleeping. My grandma told me that my mother had gone to a maternal for a delivery. I felt a strong drive to be with my parents then. So that night I went to a busy traditional market asking people the location of the maternal clinic. Some people who knew me asked why I dared going out alone, and I told them my mother was in labor. Finally someone decided to accompany me to find the clinic. It was in the village of Senganan, some 3 kilometers from our home. We went on foot through paddy dikes in the dark. On the tenth of October 1976 my mother gave birth to my younger brother I Nyoman Adiana. He was b<;>rn when Bali had just received the devastating blow of an earthquake some weeks before. I still remember how our house was destroyed. The quake shattered the big gateway that had been the pride of our family.
Wayan Sukarja dan Ni Nyoman Suka yang tinggal di Desa Angseri, Baturuti, Tabanan, Bali pada tanggal 27 November mempunyai anak pertama yang bernama Putu Sutawija a. yang diberi nama oleh Pamannya I Made Gari di mana dalam proses kelahiran dibantu oleh Bidan Ni Gusti Ayu Ketut Arini di kliniknya di Bindu Tringas. Badung. Bali, tempat asal Ibu saya. Setelah usia 12 hari, saya dipindah ke kampung halaman saya, di Angseri. Desa yang berlokasi di lereng Batukaru yang subur dimana sebagian masyarakatnya bekerja sebagai petani. Letak geografisnya ya ng d ingin dengan pertaniannya sangat maju Sering di Bali lokasinya dijuluki lumbung beras,
'1973 Z46
In January my parents adopted a female infant named Niluh Made Sumarini but she died when she was three-months-and-riirie-days. The event is deeply engraved on my mind. In the same year, on the tenth of December, my sister Niluh Made Sukasih was born, a good and obedient child.
1978 I began my schooling at the Primary School number 3 in Angseri village. I was a naughty kid who enjoyed upsetting people. Once I went through a terrible mishap by a stream. While I was trying to get material for a handicraft assignment at school, my knife fell off from the bank of the stream and stabbed into my hand. In the afternoon I was taken to Doctor \\'ayan Molin Sudiasa who regrettably forgot to give me the vaccine against tetanus. The bacterial disease got me and for as long as one week my whole body was rigid, my tongue "as almost cut off by my clenching teeth. My Jandpa, I Ketut Mutri, was a famous horse breeder and dung was among the explanations :'or the tetanus. For one month I had to stay .ndoor and avoid exposure to sunlight that , ight worsen my condition. Just imagine living
1973 Bulan Januari, Orang tua saya mengadopsi anak bernama Niluh Made Sumarini, tapi usianya hanya bertahan sampai usia 3 bulan 9 hari. Kenangan ini sangat membekas diha . saya. Di tahun yang sarna pada tanggal lO Desember saya dikaruniai adik yang bernama Niluh Made Sukasih. Dia dikenal sebagai anak yang baik dan penurut.
1976 Ingatan saya merasa luar biasa ketika pertam.. kali di usia 6 tahun harus pergi se ndiri menca.'"1 orang tua yang tiba-tiba pergi tanpa pamit dJ sa at saya tidur, seketika ada keinginan un mencari, karena Nenek membe ri tahu lb melahirkan adik saya tadi malam, Di malam itu juga saya pergi sendiri di keramaian pasar tradisional, sambil menanyakan di mana tempat klinik Ibu saya melahirkan. Di dalam perjalanan, orang yang m engenal saya bertanya kenapa be rani berangkat sendiri, sa....e. menjawab Ibu melahirkan, dan akhirnya saya diantar untuk mencari klinik tempat Ibu sa.-a melahirkan, yaitu di Desa Senganan. Karang
247
9 Months at Angseri
lebih 3 kilometer dari kampung. Dimana saat itu kami berjalan sendirLdi pematang sawah saat pagi buta. Pada tanggallO oktober 1976, adik saya lahir yang bernama I Nyoman Adiana. Ibu melahirkan disaat sua sana Bali mengalam"i bencana gempa yang sangat dasyat. Beberapa minggu sebelumnya. Saya masih Ingat rumah kami hancur, ada kesedihan mendalam dimana gapura besar sebagai kebanggaan keluarga kami dirumah hancur total.
1978 Saya masuk Sekolah Dasarno 3 Angseri. Di kampung saya dikenal sebagai anak nakal dan sering mengganggu orang. Di tahun tersebut pengalaman pahit saya alami di sungai. Telapak tangan saya tercancap pisau dapur yang terjatuh dari lereng sungai untuk mencari prakarya. Pada sore harinya saya diantar ke
,
in darkness for one month and hearing our neighbors cry over the death of their children from the widespread occurrences of tetanus. I was just a bag of bones and very weak when Mr. I Nyoman Mantik, a prominent politician in Bali, my father 's ex-supervisor, visited us and saved my life. On seeing my condition, he went to the hospital and ordered all the physicians and paramedics working at the tetanus division to rescue me. Thanks to Mr. I Nyoman Mantile, doctors and nurses became hospitable and caring to my family and me the way they'd never been before. I got better and better with all the special treatment I received. I had to learn to walk again with crutches.
1984 I proceeded to the Saraswati Junior High chool in Tabanan, Bali. Living in Tabanan, apart from my parents, I began smoking cigarettes, drinking Balinese rye and knowing pretty girls. I maintained my painting, actively contributing it to the school's wall magazine. I also loved making paintings for book covers . \\ 'hen I was about to finish my Junior High choo!, one of my teachers advised me to !TIo\'e out from Tabanan for the sake of painting talent.
1987 1979
248
I began to feel the drive to learn to draw; I .realized I don't have the knack for mathematics and natural sciences. I took special notice of some of my classmates who were fond of painting. There were three of them that I envied for their good painting, and I began following them wherever they went to learn how to paint. In the same year I began my training in Balinese dance that lasted for five years. Firstly I was introduced to the art wayang at temples and other sacred places in the village. I don't come from a f!imily with painterly background so I poured my energy wholeheartedly into learning to paint in order to catch up with my friends ' skill; they all come from families of painters . My father supported my new activity, buying me paper and watercolor. I felt very much encouraged; our relatives are mostly activists of performing arts that include traditional Balinese music and Balinese wayang. Though my interest was in a different field of artistic expression, they were all supportive. I decided to move on.
1981 My sister Ni Ketut Juni Erawati was born on the twelfth of June.
- ly teacher suggested me on furthering my ed cation at the Senior High School for Art in Batu Bulan, Gianyar, Bali. I 'asked why I had :0 go that far. The teacher answered staying !. Tabanan was not good for me; in fact I had . een involved in notorious juvenile gangs . But :here was another good reason: throughout Bali, Batu Bulan was the only place that had a - enior High School for Art.
1987-1991 A. the Senior High School for Art in Batubulan made fr iends with Pande Ketut Taman and o ~ade Sumadiasa besides numerous new :"riends fro m all parts of Bali. A lot of new o"lOwledge on art was introduced to us . I was , . a mediocre pupil; back then I didn't realize ~o " fo rmal art education at school could be ,:.11 e important. But when my classmates s: 0\ 'ed their superior artworks I realized I had a :ot to catch up with them in terms of painting s."U. ~ow I could see a lot of shortcomings I ~ad, At school I belonged to the pack of lowac. ie\'ement students. That made my teachers g 'e more attention to me, wishing I could ;'a. 'e the will to do better at school in time. Je pite my bad behavior notorious among :':-:e.d and teachers, I never failed to pass to :. e neX1: grade from year to year.
Dokter Wayan Molin Sudiasa dan fatalnya Dokter Molin lupa memberi vaksin anti tetanus . Setelah satu minggu saya terserang tetanus akut, dimana seluruh tubuh saya merasa kaku, lidah hampir putus terjepit gigi sendiri, yang salah satu penyebab nya adalah kotoran kuda karena kakek saya I Ketut Mutri adalah seorang peternak kuda tunggang, yang sangat dikenal. Dengan suasana gelap selama 1 bulan saya harus di dalam dan tidak boleh terkena sinar matahari, karena bisa terkena virus yang berkembang. Membayangkan hidup dalam kegelapan selama 1 bulan saya hanya mendengarkan tangis orang tua disebelah rumah, karena anak-anaknya meninggal karena tetanus saat itu. Disaat tubuh hanya tinggal tulang, karena kurus, ternyata saya selamat ketika bekas atasan Bapak saya berkunjung, yaitu I Nyoman Mantile seorang politikus yang sangat terkenal di Bali. Dia pergi ke rumah sakit dim memerintahkan semua Dokter dan perawat yang bertugas dibagian tetanus harus menyelamatkan saya dan setelah kunjungan itu Dokter dan perawat jadi ramah menjaga kami dimana selama itu tidak pernah diperlakukan ramah. Kondisi saya lebih baik dengan perawatan yang luar biasa dan harus belajar berjalan lagi dengan keadaan tertatih dian tara penyangga alat bantu.
1979 Di masa inilah keinginan untuk belajar melukis mulai tumbuh ketika saya m enyadari tidak mampu belajar Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam . Saya mulai melihat teman-teman yang senang melukis yang di. dalam kelas ada tiga orang membuat seorang Putu menjadi iri dan disitulah saya m ulai mengikuti kemana mereka pergi untuk belajar melukis. Semasa itu juga saya suka belajar tari Bali selama 5 tahun. Pada awalny a saya dikenalkan dengan seni-seni wayang yang ada di Pura dan tempat-tempat suci nainnya di kampung. Karena saya menyadari dari keluarga tidak ada darah seni rupa, alkhirnya
249
18 Months at Angseri
saya menemukan kesenangan baru yaitu total belajar melukis untuk mengejar skill teman -temanyang memang keturunan dari keluarga pelukis. Melihat kegiatan saya yang baru, Bapak saya mulai mendukung dengan membelikan kertas baru dan cat air untuk belajar melukis. Dukungan dari orang tua sangat luar biasa, karena di lingkungan keluarga saya kebanyakan menggeluti seni karawitan dan pewayangan. Semua keluarga saya adalah aktivis untuk seni pertunjukan. Ketika saya memiliki ketertarikan yang lain mereka sangat mendukung. Disitulah saya mendapat spirit dari diri saya untuk maju.
1981 Ibu saya melahirkan adik saya pada tanggal12 Juni, yang bernama Ni Ketut Juni Erawati.
During almost four years of my life in Batu Bulan I found someone salvaging and guiding me. He is my own cousin Ketut Susena. I learned a lot from him regarding what to do to be a painter and how to make money by selling paintings to foreign tourists who made a big demand for traditional Balinese paintings. This phase in my life made me see that to survive is not easy at all; anyway, peddling art objects helped me sharpen my sensibility and skills in both selling and painting. My first painting for sale sold at IDR 3,500 at an art bazaar in Bali. Having finished my Art Senior High School education I was offered two options by my
Institute of the Arts in Yogyakarta - also known as lSI Yogyakarta. The admission test was very challenging, the competition really tight.
1990 My grandmother Ni Wayan Mandri passed away. It was a big loss to the whole family because grandma had handled the entire economic matters of the family centered on our dry and irrigated fields. She was a typically religious person highly knowledgeable
250
1984 Saya melanjutkan sekolah di SLUB (Sekolah Lanjutan Umum Bawah) Saraswati Tabanan Bali. Sejak terpisah dengan keluarga sekolah di Tabanan dan kost sendiri di rumah orang tuanya di kota, mulailah pergaulan yang agak bebas dengan mengenal rokok, arak Bali dan gadis-gadis cantik. Disitu mulailah perangai saya yang hobi nakal. Kegiatan melukis saya tetap berlanjut dengan aktif mengisi majalah dinding sekolah. Disamping itu juga hobi melukis sampul buku. Ketika akan menamatkan Sekolah lanjutan Pertama, Seorang guru menyarankan untuk meninggalkan kota Tabanan karena melihat bakat melukis saya yang bagus.
1987 Guru saya menyarankan untuk melanjutkan sekolah Seni Rupa di Batu Bulan Gianyar Bali. Disitu saya bertanya kenapa harus jauh sekali, dari pertanyaan itu, guru saya berkata sebab pergaulan saya sudah tidak baik di Tabanan karena sudah terlibat geng-geng yang ditakuti. Guru saya memberi satu alasan karena di Bali sekolah menengah Seni Rupa hanya ada di Batu Bulan.
1987-1991 Wayan Sukarja, Nyoman Adiana, Putu, Luh Made Rai Sukasih, Ketut ':':~l Erawati, Nyoman Suka.
parents. The first option was not furthering my art study but, instead, getting married as soon possible and being a good farmer to work the extensive agricultural fields passed to me. The second option was advanCing my study of art somewhere far from Bali. I decided to take the second choice and leave Bali, and with Yogyakarta being the place I had in mind. This means I had to enroll in the Indonesian
about custom. Most of her life she was the superintendent priest of the village temple (Pura Desa) in our locality.
1991 Going to Yogyakarta to be an art student, I brought my bad habits from Bali. One of my
Setelah menempuh pendidikan di SMSR, . saya mendapatkan tema:l-teman baru seperti Pande Ketut Taman, Made Sumadiasa, dan banyak teman baru yang saya kenai yang datang dari penjuru Bali dengan tujuan belajar seni rupa yang akhirnya memberikan point dan pengenalan dunia smi rupa yang lebih baru. Di sekolah saya termasuk anak yang sedang-sedang saja, karma belum menyadari apa fungsi sekolah. Dalan hal ini menariknya
kesadaran itu muncul ketika teman-teman menunjukkan karya seni mereka masingmasing, dan disitu saya baru merasa harus bekerja keras dalam mengejar skill temanteman dalam hal melukis. Dari semua itu saya menyadari banyak yang kurang. Di sekolah justru dengan teman-teman saya lebih dikenal sebagai segerombolan anak muda yang cenderung prestasinya tidak bail<. Akhirnya saya lebih banyak mendapat perhatian dari guru semoga cepat sadar dan mau belajar. Disatu sisi saya lebih dikenal dari sisi negatifnya disekolah. Tetapi dengan itu saya tidak pernah tinggal kelas, selalu naik kelas. Selama hampir empat tahun pergaulan di Batu Bulan saya menemukan seorang penyelamat dan banyak membimbing saya, yaitu kakak saya sendiri Ketut Susena. Dia banyak memberikan bimbingan dimana mau menjadi pelukis dan banyak belajar bedagang gambar untuk kosumsi pariwisata di Bali yang saat itu sangat banyak membutuhkan lukisan tradisional Bali. Kehidupan inilah y'ang banyak memberikan pengertian betapa susahnya untuk hidup dan bagaimanapun sebagai dagang acung banyak membantu memahami dan mempertajam skill dan kemampuan dalam melukis. Harga lukisan pertama saat itu yang saya jual seharga Rp 3500.00,- di salah satu pasar seni di Bali. Setelah menyelesaikan sekolah SMSR, saya mendapat dua tawaran dari orang tua saya sendiri. Tawaran pertama apabila tidak melanjutkan sekolah silahkan menikah secepat-cepatnya dan diberi warisan ladang yang luas dan menjadi petani yang baile Pilihan kedua kalau saya mau melanjutkan study Seni Rupa, tidak di Bali melainkan harus jauh dari Bali. Akhirnya saya berfikir harus kuliah dan meninggalkan Bali, dan disitu terbesit dipikiran saya ke Yogyakarta. Dengan pilihan Yogyakarta sebagai tempat berikutnya, saya juga masuk lSI dengan usaha yang tidak mudah karena tingkat kompetisi yang tinggi.
251
friends was sure I wouldn't pass the admission test. He challenged me by saying he would carry me on his back three days if I could make it. I told myself that I had to prove my ability to study properly at the lSI Arts Institute. I passed the admission test. A new world awaited me. I knew I had many shortcomings so that my friends ignored me. But I also knew that the only way for me to succeed in the future was art. I pledged I would love art since my admission at the lSI Arts Institute. That was the only way for me to win others' recognition of my existence as a person. Many people thought finishing Junior High School was already a remarkable achievement for me. With great difficulties I finally finished my study at the Arts Institute in 1998. Maybe that is my greatest present for my parents.
l ' ,\!onths Ceremony, Angseri
Putu, Luh Made Zhen Xin Vijaya, Vi Mee Yei. ?-.:::.- 2...1eng Kang Vijaya
252
253
1990
inge ,Zhen Xin Vijaya, Vi Mee Yei, Tommy, Putu at studio , o!"akarta
Nenek saya yang bernama Ni Wa:'an _ andri meninggal. lni membuat semua keluar~a merasa kehilangan, karena di tangan _ -eneklah semua ekonomi bergerak dengan segala urusan ladang dan sawah. Nenek yang tipika.: religius yang sangat paham akan adat istiada , elama hidupnya sebagai pemangku di Pura Desa di kampung saya.
1991 Selama tinggal di Yogyakarta untuk kuliah di lSI kebiasaan buruk dari Bali masih terbawa. Sehingga ada ternan yang tinggal satu asrama dengan sayadia berkata "andai saja saya bisa diterima di lSI, dia akan siap menggendong tiga had: Dari sanalah kesadaran itulah saya
muncul dan harus membuktikan belajar sesuai prosedur di lSI. Ketika tes bisa dilewati ternyata saya berhasil mas uk lSI. Dari situlah dunia baru menanti saya semenjak tahun 1991 saya sebagai mahasiswa lSI. Saya menyadari banyak memiliki kelemahan sehingga diremehkan dalam hal pergaulan oleh anakanak. Disitu muncul kesadaran hanya ada satu jalan penyefamat untuk hidup saya kedepan adalah seni rupa. Saya bersumpah mencintai seni rupa semenjak diterima di lSI. Hanya satu jalan itu saya bisa dihargai untuk menciptakan keyakinan di seni rupa salah satu jalan penyelamatnya, agar kedepan bisa dihargai sebagai seseorang. Banyak orang berpendapat saya menyelesaikan SMP saja sudah hebat. Walaupun dengan susah payah dengan segala kekurangan akhirnya saya menyelesaikan study tahun 1998. Hal itu mungkin merupakan hadiah terbesar untuk orang tua saya.
solo exln"bitions
1998
"TANPA PERLAWANAN'; Bentara Budaya Yogyakarta.
This was the year when I decided to live as a professional artist. I turned down many other jobs offered to me. My reason was that I could rely on art alone for a living. I began taking part in collective exhibitions.
"IN SEARCH OF SIMPLE LIFE", Chouniard Gallery, Chicago, USA.
"Energy" at Bentara Budaya Yogyakarta
1999 "ENERGY'; Gajah Gallery, Singapore. My first exhibition abroad. "ORGAN" at Lembaga Indonesia Perancis, Yogyakarta, with a performance presenting river stone sounds, supported by 40 persons from SDI Studio.
2000 254
f'MATIKAN API TIDURLAH SEJENAK'; Sika Gallery, Ubud, Bali. "ENERGY'; Chouniard Gallery, Hong Kong. My first exhibition in Hong Kong, a busy city with high-rises, and a scary Halloween. A collector came with a meter to measure a painting to know if his apartment door was wide enough to let in the painting he liked; he would change the color of his wall to suit the painting he bought; some visitors asked questions about my paintings in details.
2002 "ENERGY 2'; Chouniard Gallery, Hong Kong. My second exhibition at the Gallery. I didn't go there; it was about the time our first child was born at home. "METAFOR TUBUH'; Komaneka Gallery, Ubud, Bali. This was after the Bali Bombing 1.
2003 "METAFOR TUBUH'; D-Gallery, Jakarta. This was the continuation of the exhibition at Komaneka Gallery.
1998
"KAMAR & ILUSI TUBUH'; Canna Gallery: Jakarta.
Adalah tahun dimana saya berkeyakinan Seaya ingin menjadi perupa yang profesional, karrena banyak tawaran profesi yang lain saya tola~ dengan alasan saya mampu hidup di seni flupa dengan total. Di tahun tersebut saya mulai menapak dengan mengikuti pameranpameran. "Energy"di Bentara Budaya Yogyakarta
2005
1999
"RITUS TUBUH'; Danes Art Veranda, Denpasar, Bali.
"ENERGY" di Gajah Gallery, Singapore. Pertama kali pameran di luar negeri. "ORGAN" di Lembaga Indonesia Perancis" Yogyakarta,dengan prefomence Bunyi Suata dad batu-batu kali yang dibantu temanternan SDI sebanyak 40 orang.
2004
".... .. ...... .. .. ........... :', Montiq Gallery, Jakarta. "DANCE WITH LINE'; Gallery Hotel, Singapore.
2006 "BODY- O'; Valentine Wille Fine Art Gallery, ~[alaysia. My first exhibition at my wife's ho me. Workshop in Gudang, Kuala Lumpur. :\t the end of year my beloved grandpa passed a\\'ay at over 100 years of age. During the time I ,'as waiting for the appropriate day for the crematio n ceremony to come, I encountered ?roblems raised by the neighborhood authority and local community.
2007 "FULLMOON'; SINSIN Art Gallery, Hong Ko ng. "POEMS OF NATURE'; Valentine Willes Fine ,-\ rt, Kuala Lumpur, Malaysia. My second exhibition at my wife's home, presenting just eight paintings, some works on paper and clay installations. A Malaysian painter Ahmad Sukri a sisted by his wife made clay sculptures.
2000 "MATIKAN API TIDURLAH SEJENAK" di Sika Gallery, Ubud, Bali "ENERGy"di Chouniard Gallery,Hong Kong. Pertama k'lli pameran di HongKong dengan kota yang ramai dan bangunan yang tinggi juga Helloween yang menakutkan. Di sana saya bertemu kolekt
2002 "ENERGY 2" di Chouniard Gallery,Hong Kong, ke-2 kalinya pameran di Gallery ini saya tidak bisa hadir karena menunggu kelahir
2008
"METAFOR TUBUH" di Komaneka Gallery,Ubud,Bali. Pameran ini setelah BCbM BALI.
", L\0J, MOUN TAIN'; Galeri Canna - CIGE, Beiii ng, China.
2003
-:" EGACY OF SAGACITY'; Galeri Canna at Galeri :-.Iasional Indonesia, Jakarta.
"METAFOR TUBUH" di D-Gallery,Jakartc. Pameran ini dilanjutkan dari Komaneka Gallery.
"TANPA PERLAWANAN" di Bentara Budaya Yogyakarta, Yogyakarta "IN SEARCH OF SIMPLE LIFE" di Chouniard Gallery, Chicago,USA
2004 " KAMAR & ILUSI TUBUH "di Galeri Canna, Jakarta Indonesia.
2005 "RITUS TUBUH" di Gallery Danes Art Veranda Denpasar, Bali tt
...... .... .. .... .. ...... .. ..U
d'1 Montiq Gallery,Jakarta
"DANCE W ITH LINE" di Gallery Hotel, Singapore,
2006 "BODY-O" di Valentine Wille fine Art Gallery, Malaysia. Pameran pertama kali di rumah istri saya. workshop di Gudang, Kuala Lumpur. Akhir tahun ini Kakek tercinta saya meninggal dunia dengan umur 100 tahun lebih. Selama menunggu hari baik untuk ngaben saya menghadapi berbagai halangan dari banjar dan masyarakat kampung.
2007 "FULLMOON" di Sin Sin Art Gallery,Hong Kong "POEMS OF NATURE" di Valentine Willes Fine Art.Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan karya 8 lukisan dan beberapa karya on paper juga installasi dari tanah liat jadilah pameran ke dua kali di rumah istri saya. Residensi oleh seorang sahabat juga pelukis dari Malaysia, Ahmad Sukri dibantu oleh istrinya Umi membuat patung-patung dari tanah liat.
2008 "MAN, MOUNTAIN" Galeri Canna di CIGE,Beijing,China. "LEGACY OF SAGACITY'; Galed Canna di Galeri Nasional Indonesia. Jakarta.
255
collective exhibitions
1990
1997
1990
1998
"VISIT INDONESIA YEAR'; Singaraja, Bali
"11 SDI STUDIO PAINTERS'; Sika Gallery, Ubud, Bali "SDr; Taman Budaya Solo, Solo.
"VISIT INDONESIA YEAR'S" di Bali Singaraja,Bali
FKY di Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta Di Java Gallery,Jakarta Phillip Morris di Galeri Nasional Indonesia. SDI di Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta
1992 Ganesa Gallery, Yogyakarta. "YOGYA ARTS FESTIVAL'; Puma Budaya,Yogyakarta. "SDI STUDIO PAINTERS'; Museum Nyoman Gunarsa, Bali.
1993 "K11 SDr; Kerti Gallery,Ubud,Bali. "YOGYA ARTS FESTIVAL'; Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta. "ARTS FESTIVAL'; Denpasar, Bali. "EXPERIMENT ART HITAM PUTIH'; Solo. "GAMSA'; Yogyakarta. "PRATISARA AFFANDI ADI KARYA'; Puma Budaya,Yogyakarta "lSI YOGYAKARTA ANNIVERSARY'; Puma Budaya,Yogyakarta. 256
1994 "PELUKIS MUDA'; Puma Budaya, Yogyakarta. "YOGYA ARTS FESTIVAL'; Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta. "lSI YOGYAKARTA LUSTRUM'; Purna Budaya,Yogyakarta.
1995 "ABURGIM'; Puma Budaya,Yogyakarta. "SDI STUDIO EXHIBITION'; Museum SLKI Nyoman Gunarsa,Yogyakarta. "YOGYA ARTS FESTIVAL'; Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta. "SDI STUDIO'S 25th ANNIVERSARY'; Purna Budaya,Yogyakarta.
1996 "UNTITLED'; Bentara Budaya,Yogyakarta. "SDI STUDIO PAINTERS'; Sika Gallery, Ubud, Bali. "YOGYA ARTS FESTIVAL'; Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta. "NASIRUN & PUTU SUTAWIJAYA'; Bentara Budaya, Yogyakarta.
1998 "YOGYA ARTS FESTIVAL'; Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. At Java Gallery, Jakarta. "PHILLIP MORRIS'; GaleriNasional Indonesia. "SDr; Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta
1999 "YOGYAKARTA ART BIENNALE'; Puma Budaya,Yogyakarta. "AVANT-GARDE TRADITIONAL'; Edwin's Gallery, Jakarta. "ABSTRACTION BALI'; Santi Gallery, Jakarta. "PHILLIP MORRIS'; Galeri Nasional Indonesia. Painting Auction, Pelita Harapan, Jakarta. "511 DONESIAN ARTISTS'; Chouniard Gallery, Hong Kong
2000 - \'ery important year for me. I was brave e_ough to make the decision to marry a - lalaysian girl Vi Mee Yei who used to be a -Qldent at the lSI Yogyakarta Arts Institute aI o. The relationship that led to our marriage had to fac e various problems that include cul tural and social gaps, and statuses. Without o' r parents' knowledge we registered our ::12rriage at the Malaysian matrimonial office. "hen I left for MalaYSia I didn't tell my parents -. y real purpose. That was because I wasn't S' re th at things would work out fine there in - la1aysia and I didn't want to shame my family and relatives in case I failed. We made it in . lalays ia and funny things happened because 0: our cultural differences. -. lI LLEN NIUM SDI'; 6 Museums, Bali. ~ : 2 SDI PAINTERS'; Padma Hotel, Bali. - EKGN TUM BUNGA'; World Trade Centre, -akana
1992 Ganesa Gallery,Yogyakarta FKY di Puma Budaya,Yogyakarta SDI di Museum Nyoman Gunarsa,Bali
1993 Kll SD I di Kerti Gallery, Ubud,Bali FKY di Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta Pesta Seni di Denpasar,Bali "EXPERIMENT ART HITAM PUTIH" di Solo GAMSA di Yogyakarta "PRATISARA AFFANDI ADI KARYA" di Puma Budaya,Yogyakarta Dies Natalies lSI Yogyakarta di Puma Budaya, Yogyakarta
1994 Pelukis Muda di Puma Budaya,Yogyal<arta FKY di Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta Lustrum lSI Yogyakarta di Purna Budaya,Yogyakarta
1995 "ABURGIM"di Puma Budaya,Yogyakalrta SDI di MuseumSLKI Nyoman Gunarsa,Yogyakarta FKY Yogyakarta di Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta SDI 25 tahun di Puma Budaya,Yogyakarta
1996 "UNTITLE" di Bentara Budaya,Yogyalkarta SDI di Sika Gallery,Ubud,Bali FKY di Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta Nasirun & Putu Sutawijaya di Bentara Budaya,Yogyakarta
1997 Kolompok 11 SDI di Sika Gallery,Ubwd,Bali SDI di Taman Budaya Solo,Solo
1999 Biennale Seni Rupa Yogyakarta di Puma Budaya,Yogyakarta "AVANT GRADE TRADITIONNAL"di Edwin's Gallery,Jakarta "ABSTRATION BALI"di Santi Gallery,Jakarta Phillip Morris di Galeri Nasional Indonesia. Lelang Seni Lukis di Pelita Harapan,Jakarta "5 INDONESIAN ARTIST" di Chouniard Gallery,Hong Kong
2000 Tahun ini adalah tahun penting untuk saya. Di tahun tersebut kehidupan saya merasa luar biasa ketika berani mengambil keputusan untuk menikahi seorang wan ita dari Malaysia yang bernama Vi Mee Yei yang merupakan adik tingkat di lSI. Dalam perjalanan untuk menikahi itu adalah pengalaman yang luar biasa karena menyadari banyak perbedaan dari segi budaya, status ekonomi, yang membuat saya banyak kendala karena masalah status, yang membuat kita nekad mendaftarkan perkawianan di Lembaga Perkawinan Malaysia tanpa sepengetahuan orang tua masingmasing. Ketika saya memutuskan untuk menikah ke Malaysia, saya memutuskan sendiri tanpa diketahui pihak keluarga, karena saya takut resikonya. Seandainya nanti ditolak agar tidak menjadi cerita buruk di keluarga. Ketika keluarga bertanya ada apa pergi ke Malaysia, saya bilang hanya untuk main. Dan akhimya sampai juga di Malaysia dengan tekad untuk menikah dan banyak kelucuan terjadi disana karena perbedaan kebudayaan. "MILLENIUM SDI" di 6 Museum Bali 12 Pelukis SDI di Padma Hotel,Bali "SEKUNTUM BUNGA" di World Trade Centre Jakarta
257
"FIGURE MILLENNIUM'; Edwin's Gallery, Jakarta "SPIRIT BALr: Ina Gallery, Jakarta. Asia Contemporary Art Gallery, London, England.
2001 We were only married for 6 months and I had to leave my wife for a five-month residency program in Switzerland. When we were in a bar in Switzerland my friend Pande Ketut Taman asked me what I got during my stay there till then. I thought for a long while, a bottle of beer in my hand, then answered that it was self-confidence, self-respect because people highly appreciated my art and me as a person. Pande said again that it was true people at home underrated me but this Swiss experience should convince me more of my profession as an artist.
258
"DERMENSCH ALS MASS'; Der Kulturen Museum, Basel, Switzerland. "DENPASARKU; Art Centre, Bali. "TANDA MATA" Bentara Budaya Painting Collection, Purna Budaya, Yogyakarta. "BARIS BATAS KONTEMPORER'; Edwin's Gallery, Jakarta. "HEART TO HEART" Art Auction, Mulia Hotel, Jakarta. Art Fair, Turin, Italy.
2002 On July 30 my wife gave birth to our first child, PUTU LONTAR ZHENGKANG VIJAYA. "GEBYAR PELUKIS BALI-YOGYA'; Suardhana Gallery, Renon, Bali. "1st ANNIVERSARY EXHIBITION'; Galeri Canna, Jakarta. "DIMENSI RADEH SALEH'; Semarang Gallery, Semarang. "INTERCOSMOL IMAGINATION'; Langgeng Gallery, Magelang. "DIVERSITY IN HARMONY'; Taman Budaya, Yogyakarta. "1,000,000 WAJAH'; 9 Gallery, Yogyakarta
"KILAS BALIK LUKISAN & INDONESIA DI TAHUN 90an'; Edwin's Gallery, Jakarta and Yayasan Seni Rupa Indonesia, Jakarta. "SENI RUPA MAGELANG 100 HARI \VAFATNYA BAPAK H . WIDAYAT';' Magelang. "PANDE K.TAMAN & PUTU SUTAWlJAYA'; Sika Gallery, Bali. This was our project after our return from Switzerland. "TERORIS" (Bayu Utoma Radjikin from Malaysia and Putu Sutawijaya from Indonesia), October Gallery, Yogyakarta.
2003 I was back to Yogyakarta after one year trying to settle in Bali. "SECOND ANNIVERSARY'; Galeri Canna, Jakarta. "KELOMPOK 11 SDr: Museum Rudana, Ubud, Bali. "SWISS-BALr: SikaGallery, Ubud, Bali. "ZAMAN EDAN'; Bentara Budaya,Yogyakarta. "CP-O PEN BIENALLE 200311'\ TERPELATION'; National Gallery, Jakarta. "POTRET DIRr: Raka Gallery, Mas, Bali. "PASSION: ETHNO-IDENTITY'; Museum eni Perpustakaan Ibukota, Jakarta. Beijing and Liu Haishu Art Museum, Shanghai, Chi na.
2004 "GLOBAL-i'; Mondecor Gallery, Jakarta. -PERJALANAN SENI LUKIS INDONESIA'; Bentara Budaya, Jakarta. -TAMARIN D .. .. .IN PURSUIT OF ID E0!TITY'; Nava Art Gallery, Bali. -BALI -BASEL NATIONAL DAY'; Villa Bali, Bali. -.;, EHAT M O 5 SEMPURNA" ·the 22nd _\:1ni,'ersary of Bentara Budaya Yogyakarta, 'ogyakarta, TO LOVE HUMANITY" Rotary Centennial ~ ()().±, Jakarta , -3~_ -GKAI NARASI KECIL'; Edwin's Gallery, "a 'ana, :\.E=TER T HE AFFAIR ART PROJECT'; Puri Gallery, Malang. -:-i.\ \"l~G FUN'; Langgeng Gallery, Magelang.
7 Pelukis"FIGURE MILLEMNIUM" di EdWin's Gallery.Jakarta 3 Pelukis "SPIRIT BALI"di Ina Gallery,Jakarta. Asia Comtemporary Art Gallery. London,England
2001 Ketika perkawinan baru berlangsung 6 bulan saya harus meninggalkan istri untuk mengikuti residensi di Swiss selama 5 bulan. Ini kesadaran pertama dari pertanyaan teman saya Pand(~ Ketut Taman disebuah kedai minuman di Swiss. Saat itu Pande bertanya apa yang kamu dapatkan selama tinggal di Swiss, saya berpikir lama sambil memegang botol bir dan disitu saya menjawab ... :'Kepercayaan diri, mulai merasa menghargai ternyata dengan bekerja sebagai perupa penghargaannya sangat tinggi dan kita merasa dijadikan manusia dengan segala pehargaan, dan ingin lepas dari orang yang diremehkan': Pada sa at itu Pande berkata "Benar kamu memang diremehkan, tapi dengan pengalaman ini bertambah keyakinan untuk mencintai profesi sebagai perupa': 2 Pelukis "DERMENSCH ALS MASS" di Der Kulturen Museum Basel, Swisstzerland. "DENPASARKU"di Art Centre,Bali Koleksi Lukisan Bentara Budaya "TANDA MATA" di Purna Budaya,Yogyakarta "BIARS BATAS KONTEMPORER" di Edwin's Gallery Jakarta Lelang seni rupa "HEART TO HEART" di Mulia Hotel.Jakarta Art Fair di Turin,ltaly
2002 Tanggal 30 Juli Istri saya melahirkan anak pertama, PUTU LONTAR ZHENGKANG VlJAYA ., "GEBYAR PELUKIS BALI-YOGYA"di Suardhana Gallery,Renon,bali "1't ANNIVERSERY EXHIBITION" di Ga.eri Canna Jakarta "DIMENSI RADEH SALEH"di Semarang Gallery, Semarang "INTERCOSMOL IMAGINATIO . "di Langgeng Gallery, Magelang
"DIVERSITY IN HORMONY"di Taman Budaya Yogyakarta. "1,000,000 WAJAH" di 9 Gallery,Yogyakarta "KILAS BALIK LUKISAN & INDONESIA DI TAHUN 90an" di Edwin's Gallery, Jakarta dan Yayasan Seni Rupa Indonesia Jakarta "Seni Rupa Magelang 100 hari wafatnya Bpk.H.Widayat;' Magelang "PANDE K.TAMAN & PUTU SUTAWlJAYA" di Sika Gallery, Bali. Projet ini setelah pulang dari Swisszerland. Bayu Utoma radjikin (Malaysia) & Putu Sutawijaya (Indonesia) "TERORIS" di October Gallery,Yogyakarta.
2003 Saya kembali ke Yogyakarta setelah hampir 1 tahun untuk mencoba hidup di Bali. "SECOUND ANNIVERSERY"di Galeri Canna, Jakarta Kolampok 11 SDI di Museum Rudana, Ubud, Bali Swiss-Bali di Sika Gallery, Ubud,Bali "ZAMAN EDAN" di Bentara Budaya, Yogyakarta "CP-OPEN BIENNALE 2003INTERPELLATION"di Nasional Gallery "POTRET DIRI" di Raka Gallery, Mas, Bali "PASSION:ENTO-IDENTITY" di Museum Seni Perpustakaan Ibukota Beijing dan Liu Haishu Art Museum, Shanghai, China
2004 "Global-i" di Mondecor Gallery, Jakarta PERJALANAN SENI LUK1S INDONESIA" di Bentara Budaya, Jakarta "TAMARIND .... .IN PURSUIT OF IDENTITY" di Nava Art Gallery, Bali Bali-Basel Nasional Day di Villa Bali, Bali "4 SEHAT MO 5 SEMPURNA" meramaikan Ulang Tahun ke-22 Bentara Budaya Yogyakarta, Yogjakarta. " Rotary Centennial 2004 "TO LOVE HUMANITY" di Jakarta "BINGKAI NARASI KECIL" di Edwin's Gallery, Jakarta
259
2005 I started building Sangkring Art Space. "FUND RAISING .. ... ..UNTUK ACEH'; Bentara Budaya Jakarta. "POWER OF MIND'; Orasis Gallery, Surabaya. "MOSAIC; Vanessa Gallery, Jakarta . "BODY SONG" 3 Painters, Mondecor Gallery, Jakarta. "SMALL WORLD'; Vanessa Art Gallery, Jakarta. "ART SATURDAY'; Sinsin Fine Art, Hong Kong. "HERE and NOW'; Ramzy Gallery, Jakarta. "CELEBRATION'; Orasis Gallery, Surabaya. "ART FOR COMPASSION'; Rotary for Humanity Auction, Jakarta "EKSOTIKA'; Tony Raka Gallery, Mas, Ubud, Bali.
2006 260
In December my grandfather, who often braved me to face and live life, left me for good. He was a hero to me. The cremation ceremony of the deceased had to face many problems provoked by some people who tried to politicize the issue of cremation. I was determined to hold the ceremony because it is how to respect one's deceased ancestors according to our traditional custom. I found the situation concerning traditional customs in my village ridiculous. I had to play the role of a rebel against internally prescribed regulations that tend to discourage people to maintain adherence to customary ways. This event made me keenly critical to Balinese traditional customs in general. "FULLMOON'; Galeri Canna, Jakarta. "ANGKOR- THE DJIN WITHIN'; Gajah Gallery, Singapore. "ART-SATURDAYS II'; SinSin Art Gallery, Hong Kong. "10th ANNIVERSARY OF VALENTINE WILLE GALLERY'; Malaysia. "MELBOURNE ART FESTIVAL'; Melbourne, Australia.
"TOBACCO 'N' ART'; Magelang. "LINDU; Bentara Budaya Yogyakarta and Jakarta. "ICON: RETROSPECTIVE'; Jogja Gallery, Yogyakarta. "PEOPLE NEED THE LORD'; Ballroom Gedung Gramedia Majalah, Jakarta. "INDONESIAN TRAFFIC; Mon Decor Gallery, Jakarta.
2007 On March 5th our second child was born, a girl, named LUH MADE ZHENXIN VIJAYA. I launched Sangkring Art Space on May 25th. The name "sangkring" came out from discussions among my wife, my younger brother Nyoman Adiana and myself. Nyoman Darya, Dalbo and Kus helped me a lot in organizing the launching event of Sangkring Art Space. I am thankful for their contributions of critical thoughts and ways. I learn many things from all my friends who pay attention to me and my idea to maintain a space dedicated for artists to present their creative works. I hope the space can be of some contribution to the world of fine art. "40 +'; SINSIN Art Gallery, Hong Kong. "SOUTHEAST ASIAN COMTEMPORARY ART'; Soka Art Centre, Beijing, China and in Taipei, Taiwan. "IMAGINED AFFANDI'; Gedung Arsip, Jakarta. "THE (UN)REAL" - AFFANDl, NASIRUN, E0JTANG WIHARSO, PUTU SUTAWIJAYA, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. "~ISKALA'; 0 house Gallery, Jakarta. "SUMMER SATURDAY ART'; SINSIN Art Gallery, Hong Kong. " I~ T.ERNATIONAL LITERARY BIENNALE 2007'; Langgeng Gallery, Magelang. "T HE CENTENNIAL OF AFFANDr; Museum :\.ffandi, Yogyakarta. -COl SCIENCE-CELEBRATE-SEPTEMBER :\.RT EVENT'; Gandaria City, Jakarta. "HCM ANITY MAMANOOR'; Andi's Gallery, Jakarta.
AFTER THE AFFAIR ART PROJECT" di Puri Gallery, Malang "HAVING FUN" di Langgeng Gallery, Magelang
2005 Mulai membangun Sangkring Art Space dengan modal nekat "FUND RAISING ....... UNTUK ACEH" di Bentara Budaya Jakarta "POWER OF MIND" di Gallery Orasis , Surabaya "MOSIAC" di Vanesa Gallery, Jakarta "BODY SONG" 3 Pelukis, di Mondecor Gallery, Jakarta "SMALL WORLD" di Vanessa Art Galle ry. Jakarta "ART SATURDAY" di Sinsin Fine Art , Hon~ Kong " HERE and NOW" di Ramzy Gallery, Jakarta "CELEBRATION" di Orasis Galer i, Surabaya "ART FOR COMPASSION" Rotary for Humanity Auction, Jakarta "ESOTIKA" di Tony Raka Galeri,Mas, Ubud,Bali
2006 Bulan Desember saya ditinggal Kakek saya ya ng sering memberi semangat menjadi pemberani untuk menghadapi hidup. Belia adalah pahlawan bagi hidup saya. Ket ika upacara ngaben, saya mengalami kejadian I ar biasa karena berhadapan dengan adat Bali yang diprovokasi orang-orang tidak benar. Upacara yang menjadi kosumsi politik un menghancurkan dan menggagalkan aktivitas upacara ngaben. Saya tetap bersikukuh pengabenan Kakek harus tetap berjalan, karena saya punya prinsip upacara pengabenaD. adalah penghargaan dari keturunan kepada leluhur. Adat istiadat di kampung saya menjadi sangat tidak masuk akal ketika upacara kematian dijadikan untuk menekan hak pribadi saya dalam hal upacara Ngaben, saya merasa menjadi pemberontak kecil yang berhadapan dengan adat istiadat yang justru
memberatkan untuk mempercayai dan masih menganut adat istiadat itu sendiri. Bagi saya pribadi kalau masih mempercayai kebiasaankebiasaan adat Bali, hal itu untuk mencari jalan terbaik sebagai orang mempercayai adat. Tetapi kenapa sebaliknya adat istiadat di Bali tidak memberi jalan keluar bagi pengikutnya sendiri, melainkan adat seperti menghukum dan menghakimi. Saya menjadi bertanya ten tang apa fungsi adat istiadat dari satu sisi ternyata hanya dari sisi betapa kejamnya masyarakat ketika diperlihatkan justru bukan kebajikan dan kebijaksanaan yang dijalani. Sampai saat ini kebiasaan menghambat dalam pelaksanaan upacara ngaben sering terjadi di Bali. Pengalaman ini justru bukan memberikan contoh yang baik terhadap bermasyarakat. Tetapi justru menunjukkan betapa pemahaman terhadap hakekat upacara itu sering memberi adanya pengertian betapa menyedihkan adat istiadat di kampung saya apakah ini gambaran dari adat istiadat di Bali pada umumnya. 261
"FULLMOON" di Galeri Canna, Jakarta "Angkor- The Djin Within" di Gajah Gallery,Singapore ''ART-SATURDAYS II" di SinSin Art Gallery,Hong Kong "10 th Anniversery Valentine Wille Gallery" di Malaysia "Melbourn Art Festival" di Melbourn ,Australia "Tabacco n Art" di Magelang "LINDU" Pameran seni rupa di Bentara Budaya Yogyakarta dan Jakarta "ICON: RETROSPECTIVE" di Jogja Galeri, Yogjakarta. "PEOPLE NEED THE LORD" di Ballroom Gedung Gramedia Majalah, Jakarta. "INDONESIAN TRAFFIC" di Mon Decor Galeri,Jakarta
2007 Tanggal 5 Maret Istri saya melahirkan anak ke 2 saya, seorang putri, LUH MADE ZHENXIN VIJAYA. Di Sangkring Art Space mulai saya buka pada tahun tanggal 25 Mei. Ide dalam memilih nama Sangkring Art Space ini
"NEO NATION BIENNALE JOGJA IX; Jogja Nasional Museum ,Yogyakarta. "i+'; Galeri Canna, Jakarta.
awards 1991
Best Watercolor, The Faculty ofFine Art, Indonesian Institute for the Arts in Yogyakarta. Best Sketch from the Faculty of Fine Art, Indonesian Institute for the Arts in Yogyakarta
1992
Best Oil from the Faculty of Fine Art, Indonesian Institute for the Arts in Yogyakarta Best Painting, the Faculty of Fine Art, Indonesian Institute for the Arts in Yogyakarta, in conjunction with the eleventh anniversary of the Institute.
2008
262
"REINVENTING BALI'; Sangkring Art Space, Yogyakarta. "THE SLICE'; Soka Gallery, Beijing, China. "69 SEKSI NIAN'; Jogya Gallery, Yogyakarta. "RES PUBLICUM'; Canna Gallery's 7th Anniversary Exhibition, Jakarta. "SPACE/SPACING'; Semarang Gallery, Semarang. "INDONESIAN INVATION'; SinS in Gallery, Hong Kong. "REBORN & TESTIMONIES'; Elegance Art Space, Jakarta. "PAMERAN IIUSTRASI CERPEN KOMPAS 2007'; Bentara Budaya Yogyakarta, Yogyakarta. "MANIFESTO'; Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. "SELF-PORTRAIT FAMOUS LIVING ARTISTS OF INDONESIA'; Jogja Gallery, Yogyakarta. "NOSTALGIA INDONESIA CONTEMPORARY ARTS 3 MAN SHOW'; Ku Gallery, Taipei, Taiwan.
artist residency/workshop 2001 2006 2008
Der Kulturen Museum, Basel, Switzerland Valentine Wille Fine Art and Gudang, Kuala Lumpur, Malaysia Valentine Wille Fine Art and Patisatu Studio, Kuala Lumpur, Malaysia
1999 2000
10 Best Paintings from Yayasan Seni Rupa & Phillip Morris Art Award. Lempad Prize from the SDI Indonesia.
bersama dengan istri dan adik saya Nyomal1 Adiana. Dalam acara yang diadakan tersebllt banyak dibantu oleh Nyoman Darya, Dalbo dan Kus kus pada awal berdirinya sangkring. Terimakasih atas segala kekritisannya dalarn berfikir dan bertindak. saya banyak belajar pada semua ternan-ternan yang peduli terhadap saya untuk kelanjutan sebuah ruang yang semoga kedepan bisa menjadi tempat kreativitas perupa yang berguna untuk dunia seni rupa. "40 +" di Sin Sin Art Gallery.Hong Ko ng "SOUTHEAST ASIAN COMTEMPORARY ART" di Soka Art Centre, Beijing China dam Taipei, Taiwan. "IMAGINE AFFANDI" di Gedung Arsip, Jakarta "THE (UN)REAL"AFFANDI, NASIRUN, ENTANG WIHARSO, PUTU SUTAW IJAYA di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta "NISKALA" di 0 house Gallery, Jakarta "SUMMER SATURDAY ART" di SinSin AJrt Gallery Hong Kong. "INTERNATIONAL LITERARY BIE. A LE 2007"di Gallery Langgeng Magelang. "100 TAHUN AFFANDI" di Museu m Affamdi Yogyakarta. "CONSCIENCE-CELEBRATE-SEP TE 1BJER ART EVENT" di Gandaria City Jakarta. "HUMANITY MAMANOOR" di Andi's Gallery Jakarta. "NEO NATION BIENNALE JOGJA IX" dii Jogja Nasional Museum ,Yogyakarta "i+"di Galeri Canna, Jakarta
2008 "Reinventing Bali" di Sangkring Art Space,Yogyakarta "The Slice" Soka Gallery Beijing China . "69 Seksi Nian" Jogya Gallery, Yogyakarta "RES PUBLICUM" Galeri Canna 7 th Anniversary Exhibition Jakarta. "SPACE/SPACING" di Semarang Gallery Semarang.
"INDONESIAN INVATION" di SinS in Gallery,Hong Kong "REBORN & TESTIMONIES" di Elegance Art Space, Jakarta. "PAMERAN IIUSTRASI CERPEN KO MPAS 2007" di Bentara Budaya Yogyakarta, Yogyakarta. "MANIFESTO" di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. "SELF POTRET FAMOUS LIVING ARTIS OF INDONESIA" di Jogja Galeri, Yogjakarta. "NOSTALGIA INDONESIA CONTEMPORARY ARTS 3 MAN SHOW" Ku Gallery, Taipe Taiwan.
artist residency/workshop 2001 2006 2008
Der Kulturen Museum, Basel, Swisszerland Valentine Wille Fine Art and Gudang, Kuala Lumpur,Malaysia Valentine Wille Fine Art and Patisatu Studio, Kuala Lumpur.Malaysia
awards 1991
Lukis Cat Air Terbaik FSR lSI Yogyakarta Sketsa Terbaik dari FSR lSI Yogyakarta
1992
Lukis Cat Minyak Terbaik dari FSR lSI Yogyakarta Lukis Terbaik dari FSR lSI Yogyakarta dalam Dies Natalies 11
1999
10 besar lukis Terbaik dari Yayasan Seni Rupa & Phillip Morris Art Award
2000
Lempad Prize dari SDI Indonesia.
263
All the paintings in this book belong to the following collector:
264
Adi Putra Alexander Tedja Andrew & Julia Labbaika Andrie Yapsir Ang Shieren Carina Isabel Carlo Nathaniel Chew Kia Seng Deddy Kusuma Djunaidi Setiawan Douglas Santoso Eddy Hartono Fifi Sutanto Hermanto Hocky Tan Indra Leonardi Inge Rijanto Inge Santo so Ismail Sofyan John Andreas Kuan Living, Taiwan Martin S. Lim Dr. Melani W. Setiawan Dr. Oei Hong Djien Putu Sutawijaya Rahul Mokerjee Ridwan Robbyanto & Lanny Budiman Roland Santoso Sangkring Art space Sebastian Gunawan Semiwati Sampoerna Shinta Widjaja Sin Sin Fine Art, Hongkong Sunarjo Sampoerna Susanna Rusli Sutanto Joso Suprajitno Sutomo Syakieb Sungkar Terry Brooks Terry Lee Dr. 1)ahyo Soemirat 1)hin Tjong Yen Valentine Willie & Karim Roslan Vi Mee Yei Vivi Yip Warwick Purser Wijono Tanoko William Jusman Wiyu Wahono
PT. Pandurasa Kharisma
Acknowledgment