Pusat, Periferal, dan Krisis Sistem* Paul M. Sweezy Adalah lumrah dewasa ini bahwa kapitalisme ada dalam krisis: seorang mendengar dari teman seperti musuh-musuh sistem. Saya percaya ini adalah tesis pembebasan, memberikan arti istilah “krisis” menjelaskan secara tepat. Pertama-tama perlu untuk menjelaskan yang kita bicarakan tentang sistem kapitalis secara menyeluruh dan bukan tentang negara atau wilayah-wilayah tertentu (particular). Dari periode termuda eksistensi kapitalisme terus-menerus selalu melampaui (transcend) negara-negara dan wilayah-wilayah individual, dan pada saat ini itulah sistem global yang sesungguhnya. Dikatakan periode termuda kelangsungan eksistensi kapitalisme, saya maksudkan secara kasarnya di Eropa Barat pada abad-abad 15 dan 16. Secara tidak langsung saya tidak maksudkan bahwa tidak ada kapitalisme sebelum itu, atau bahwa kapitalisme di lain tempat tidak dapat memulai eksistensi lanjutan (continous). Saya pikir, itu akan berguna, untuk memikirkan sedikit kelanjutan kedua poin ini. Contoh-contoh terawal dari apa yang akan saya pikirkan timbulnya kapitalisme sejati (true) pada sebagian kota -– negara-negara Itali selama abad-abad pertengahan. Dari sini, Vinisia adalah paling awal dari tipe dasar (kapitalisme) untuk lainnya yang kemudian mengikuti. Posisi geografis Vinisia -– lepas pantai hingga daratan Itali memperhatikan dan menetapkan secara strategis -– untuk *
Judul asli: “Center, Pheriphery, and Crisis of the System.” Alih-bahasa: Edi Cahyono.
perdagangan dan taklukkan antara separuh Mediteranian sebelah barat dan sebelah timur -– itu memberi kesempatan unik, yang membawa keuntungan penuh, pada dasarnya untuk memperkembangkan burjuasi dan masyarakat anti-feodal yang berlangsung berabad-abad. Perdagangan, perampokan, dan tentu saja upeti mendasari (based) kekayaan besar Vinisia; tetapi kapitalismenya semata-mata tidak semacam perdagangan (mercantile). Bangunan kapal dan industri-industri alat-alat perangnya, sepenuhnya penting untuk eksistensi masyarakatnya, secara kapitalistik mengorganisir dan mempekerjakan sebagian besar buruh-buruh upahan, dan superstruktur politik dan budayanya memberi tanda datangnya epos burjuasi, lebih baik ketimbang refleksi konteks feodal masa kini (own time). Sebagian kota -– negara-negara burjuasi lainnya secara esensial berjalan baik di bagian-bagian lain Itali pada abad-abad pertengahan akhir; dan di beberapa, misalnya terutama di Florence, industri tekstil kapitalis sangat berkembang muncul dengan seluruh perselisihan industri dan pertentangan kelas politik yang biasa menyertainya. Dalam jangka panjang (long run), tunas-tunas awal kapitalisme ini juga terbelah (divided) dan lemah untuk bertahan dalam lingkungan feodal yang bermusuhan. Tetapi mereka tidak mengalah tanpa meninggalkan warisan berharga praktek-praktek ekonomi (misalnya, tata buku catatan ganda), lembaga-lembaga politik, dan pencapaian-pencapaian budaya yang akan mengambil alih dan membiasakan pada masyarakat-masyarakat kapitalis Atlantik yang muncul membangunkan penemuan-penemuan grografis abad 15 dan 16 dan yang akhirnya mendirikan kapitalisme sebagai orde dunia berpengaruh untuk empat abad kemudian. Tentang kemungkinan bahwa kapitalisme dapat mengada mungkin telah muncul di beberapa wilayah dunia lainnya selain Eropa Barat, adalah jelas bahwa hal ini tidak dapat dibuktikan atau disangkal pada sembarang (any) pengertian ilmiah. Kelihatannya masih sangat masuk akal bagi saya: ada beberapa wilayah dengan perkembangan hubungan-hubungan perdagangan dan ekonomi uang, prasyarat penting untuk kemunculan orde full-fledge kapitalis,
| 2 |
Pusat, Periferal, dan Krisis Sistem
dan saya lihat tak ada alasan untuk ragu bahwa, berikan waktu, satu atau lebih dari mereka akan mencapai pemecahan setara untuk apa yang sebenarnya terjadi di Eropa. Poinnya adalah bahwa mereka tidak diberi waktu. Untuk sebagian sebab-sebab, termasuk ketiadaan sentralisasi dominan negara, situasi di Eropa Barat menguntungkan, dan mendapat suatu wilayah untuk start awal (head start), dua aspek yang mana ada perkembangan teknologiteknologi dalam navigasi dan daya tembak superior. Masukan inilah, memungkinkan orang-orang Eropa untuk memulai karir merampas dan menaklukkan transfer itu sangat banyak sama dengan kekayaan tanah-tanah asal mereka dan, pada waktu yang sama, menghalangi atau sebetulnya menghancurkan kem,ungkinan perkembangan kekuatan dari wilayah-wilayah saingan. Wilayahwilayah saingan ini, sebagai pengganti melalui suatu proses tidak bergantung kepada perkembangan kapitalis, mereka sendiri bergabung mendirikan pusat sistem kapitalis Eropa sebagai kolonikoloni, dependency-dependency, atau klien-klien semacam atau lainnya. Adalah melalui cara ini kapitalisme seperti kita kenal saat ini dimulai pada masa pertumbuhannya sangat awal seperti dengan unit dialektis sentral pengatur-diri (self-directed center) dan pinggiran/periferal (pheriphery) dependen. Kenyataan bahwa kapitalisme sejak awal memiliki dua kutub –yang dapat digambarkan dengan berbagai cara dengan istilahistilah demikian seperti independen dan dependen, dominan dan subordinat, berkembang dan terbelakang, pusat (center) dan periferal (pheriphery) -– pada setiap tahap penting (crucial) untuk evolusinya pada semua bagiannya. Selalu proses akumulasi kekuatan/tenaga penggerak pada pusat (center), dengan masyarakat-masyarakat periferal dibentuk kombinasi paksaan dan kekuatan-kekuatan pasar untuk menyesuaikan dengan keperluankeperluan dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan pusat (center). Memperlihatkan pada keunggulan berlimpah transpor maritim dan kekuatan/armada laut, memulai awal (early) serangan ke luar pada Eropa sebelah Barat kebanyakan merusak wilayah-wilayah
| 3 |
pantai benua-benua lain dan pulau-pulau terdekat. Cara ekspansi ini dilanjutkan di waktu-waktu kemudian (later) tetapi ada tambahan, yang pertama secara berangsur-angsur dan sesudahnya memperkenalkan jalan-jalan kereta-api di atas banyak skala lebih luas (larger scale), dengan penetrasi dan sangat banyak penaklukkan wilayah-wilayah pulau dan populasi-populasi penduduk. Gelombang-gelombang (waves) apa yang berturut-turut mengikuti ekspansi ini berbeda di mana-mana. Kita dapat membedakan dengan jelas lebih atau kurang definisi pola-pola aksi dan reaksi. (1) Di mana ada masyarakat-masyarakat pra-kapitalis lemah dan populasinya jarang, para penakluk mengikuti satu dari dua bagian yang mungkin. (a) Mereka mendirikan bentuk-bentuk produksi baru (perkebunan-perkebunan, menambah pertambanganpertambangan) penggunaan tenaga buruh, keduanya native dan diimpor dari teritorial-teritorial taklukan lainnya. Produk-produk perusahaan-perusahaan swasta ini (emas dan perak, hasil-hasil tropis) diekspor ke negeri pusat (center) dan dijual dengan keuntungan-keuntungan sangat besar. Arus keuntungan impor-impor merupakan barang-barang subsistensi untuk para pekerja, yang tidak dapat diproduksi secara lokal, ditambah barang-barang mewah untuk residen orang-orang Eropa. Tentu saja pertukaran sangat tidak memadai dan mungkin dianggap prototype semua bentuk pertukaran unik yang berikut antara pusat (center) dan periferal. Ini adalah bentuk/pola yang berlaku di Amerika Tengah dan Selatan, beberapa wilayah di Asia Tenggara dan Selatan, dan beberapa wilayah Afrika. (b) Para penakluk menghapuskan atau sebaliknya secara efektif melenyapkan populasi pribumi dan mendirikan komunitas-komunitas penetap (settler) dengan seksama lebih kurang meniru negeri-negeri asal mereka. Amerika Utara dan belakangan Australia dan New Zealand adalah contohcontoh yang terkenal. Di mana ada kondisi-kondisi menguntungkan, seperti di Amerika Serikat, inilah bentuk koloni penetap segera kembangkan ambisi-ambisi untuk status independent dan pada waktunya memperoleh kemerdekaan yang
| 4 |
Pusat, Periferal, dan Krisis Sistem
sesungguhnya (in fact) dan mengikat (joined) bangsa-bangsa di negeri pusat (center) sistem sebagai lawan dan kawan dalam mengeksploitir periferal. (2) Di mana ada masyarakat-masyarakat pra-kapitalis lebih kuat dan sangat lebih berkembang, orang-orang Eropa mencari untuk mencapai cita-cita (goals) mereka tidak dengan membubarkan orde yang ada tetapi dengan penetrasi struktur kekuasaannya, mematikan merebut (playing-off) beberapa kepala (chiefs) dan melawan raja-raja lainnya, mendirikan secara menyeluruh berlaku peraturan kolonial, dan mengadakan untuk populasi lokal bentukbentuk ekonomi langsung (direct) dan politik tak-langsung (indirect) keduanya untuk eksploitasi. India di bawah kekuasaan Inggris adalah contoh klasik pola ini, tetapi secara luas ada juga praktek tidak hanya oleh Inggris tetapi juga oleh Belanda dan Perancis di lain tempat di Asia, di beberapa wilayah Afrika, dan di Timur Tengah. (3) Sekarang kita sampai pada bab menentukan (final) pada kisah ekspansi orang Eropa, pertemuan dengan Jepang. Memperlihatkan pada sejarah yang panjang isolasi relatif dari kontak-kontak ke luar dan pada lokasi geografis yang termasuk (placed) negara akhir perjalanan (the end of the road) yang pada ekspansionisme ke arah Barat telah dimulai di Asia, Jepang adalah target akhir orang-orang Eropa, yang pada waktu itu sedang menyusul orangorang Amerika Utara dalam pertarungan (race) bagi imperium. Ketika akhirnya orang-orang Barat mencapai Jepang dalam dekadedekade pertengahan abad 19, mereka lamban untuk mengeksploitir keuntungan awal mereka, sebagian besar dikarenakan saling bersaing dan pra-okupasi di tempat lain. Hal ini memungkinkan penguasa-penguasa orang Jepang, diperingatkan terlebih dahulu oleh nasib kurban-kurban lainnya dari ekspansi Barat, dengan berhasil merencanakan strategi gerakan tentara untuk mempertahankan kemerdekaan pedesaan sementara di saat yang sama diambil-alih dari Barat dan memaksakan dalam hubunganhubungan sosial dan lembaga-lembaga Jepang penting untuk
| 5 |
mengubah (transform) negeri (country) ke dalam kekuasaan fullfledged kapitalis. Dalam waktu sangat singkat (menurut standar-standar historis), Jepang melewati dari sebelah luar periferal dengan segera menjadi pusat (center) sistem kapitalisme dunia. Terpilih rute -– atau, seperti mungkin beberapa bantahan, tentang kekuatan Jepang –- sekaligus secara historis unik dan hanya satu yang menawarkan kesempatan sukses. Jika Jepang mengijinkan dirinya berintegrasi ke dalam periferal, di sana akan terperangkap, seperti secara harfiah (literally) skor-skor yang berlangsung di negerinegeri lain. Hal ini akan tidak perlu menghalangi penderasan (rapid) perkembangan ekonomi, seperti sejarah berdemonstrasi yang secara meyakinkan di Brasil. Tetapi akan berkembang menjadi dependen, tidak independen, dan akan tak pernah mengijinkan Jepang untuk mencapai puncak formasi piramida kapitalis dunia. Hal ini memberi kita pada pertanyaan penting secara krusial: Apa perbedaan antara perkembangan independent di negeri pusat (center) dan perkembangan dependent di periferal? Secara jelas ada banyak aspek pada pertanyaan (itu), tetapi di sini saya hanya akan menyinggung dua yang paling esensial. Yang pertama berhubungan dengan pertalian antara pertanian dan industri. Inti persoalan diuraikan dalam bentuk tulisan sangat singkat-tepat (briefest possible) oleh Samir Amin, di antara tokohtokoh utama Marxis Dunia Ketiga periode setelah Perang Dunia II: “Tidak seperti negara-negara pusat (center), di mana ‘revolusi pertanian’ didahului ‘revolusi industri,’ negeri-negeri periferal yang belakang mengimpor(nya) tanpa memiliki start tahapan pembentuk (former).” 1 Kapitalisme tidak pernah dapat meletakkan akar-akar di negeri pusat (center) tanpa pertambahan terus-menerus dalam produktivitas pertanian dan karena itu juga 1
Samir Amin, “The New International Economic Order,” Montly Review (July-August 1979): 16.
| 6 |
Pusat, Periferal, dan Krisis Sistem
dalam surplus pertanian. Hal ini adalah basis untuk membebaskan para pekerja dari wilayah pedesaan (countryside); memajukan perdagangan pedesaan–kota; munculnya dengan segera dan melalui bentuk-bentuk tingkat menengah (intermediate), seperti sistem menggantung (putting-out system), mendasari pabrik-pabrik atau buruh upah dan mewujudkan pembagian tugas makin bertambah teliti; dan akhirnya hanya introduksi mesinisasi (machinery) (“revolusi industri”) sebagai langkah akhir dalam kapitalisme fullfledged. Ini adalah hanya rangkaian yang dapat menuntun ke perkembangan masyarakat-masyarakat kapitalis self-sustaining yang independent. Adalah suatu ilusi, mungkin tersebar luas tetapi refleksi ketidak-tahuan sejarah ekonomi, bahwa industrialisasi bagaimanapun juga berada pada inti proses perkembangan ekonomi. Sebaiknya, adalah babak menentukan (final) dan prestasi puncak perkembangan ekonomi; dan tidak ada rute langsung pada berhasilnya realisasi, walaupun tentu saja negeri-negeri seperti Jerman dan Jepang, yang secara relatif terlambat dalam memulai proses pembangunan (development), dapat belajar (dan juga meminjam) dari para pendahulu mereka dan dengan cara ini menghindari kesalahan-kesalahan dan memerlukan waktu singkat (shorten). Tetapi negeri-negeri itu yang, menggunakan ungkapan Samir Amin, “mengimpor” revolusi industri tanpa meletakkan pentingnya fondasi pertanian hanya menggantikan bentuk-bentuk kreasi baru ketergantungan.2 2 Untuk menghindari kesalahpahaman, dapat ditambahkan bahwa sifat kegagalan negerinegeri pinggiran pada perlunya meletakkan fondasi-fondasi pertanian untuk industrialisasi adalah dengan tidak meniadakan beberapa pengalaman yang mereka miliki macam pengembangan pertanian. Kesukaran adalah bahwa hal ini sangat dipusatkan pada pengolahan dikhususkan beberapa hasil-hasil untuk ekspor, dan dalam proses cenderung mengambil tanah-tanah terbaik dan sumber-sumber (resources) pedesaan lain dari produksi domestik yang amat diperlukan. Konsekuensinya adalah paradoks, secara universal hampir tampak di pinggiran, negeri-negeri dengan mengutamakan ekonomi pertanian tidak sanggup menghidupi (memberi makanan) dirinya (themselves) dan terpaksa makin bertambah proporsi dan besar(nya) impor kebutuhan-kebutuhan mereka akan beras (grains) dan bahan-bahan pokok lain dari negeri-negeri pusat (center). Ini
| 7 |
Aspek yang kedua perbedaan antara perkembangan independent di pusat (center) dan perkembangan dependent di periferal yang ingin saya sampaikan perhatian secara sederhana di sini: tingkat eksploitasi adalah dan selalu pada periferal sangat lebih tinggi ketimbang di pusat. Di pusat, tingkat eksploitasi untuk semua tujuan praktis sama seperti tingkat nilai lebih (surplus value). Di sini juga tidak di periferal, di mana hanya sebagian kecil tenaga kerja digunakan sebagai buruh-buruh upah dalam industri kapitalis, dengan proporsi eksploitasi cukup besar (such larger) secara langsung dan secara tak langsung oleh tuan-tuan tanah, para pedagang, dan para lintah darat, terutama di wilayah pedesaan tetapi juga di kota-kota besar (cities) dan kota-kota kecil (town). Di sini semua atau sebagian besar surplus diperas dari para pekerja tak dipergunakan pada industri kapitalis ada komersialisasi dan menjadi tercampur tidak dapat dibedakan dengan surplus value produksi secara kapitalistik. Keadaan-keadaan di sini dapat kita katakan eksploitasi sosial tetapi sebaiknya bukan konsep membingungkan dengan tingkat surplus value pada pengertian yang biasa. Tingkat kedalaman eksploitasi pada periferal membolehkan kelaskelas penguasa lokal dan elit-elit sekutu hidup dengan mutu (level) sebanding dengan para burjuasi yang di pusat (center), sementara itu di waktu yang sama mungkin membentuk arus raksasa produk surplus monetised (dalam bentuk keuntungan-keuntungan, kepentingan, uang-uang sewa, royalti-royalti, dsb.) dari periferal ke pusat (center). Sisi lain dari coin (mata-uang) adalah kesengsaraan, seringkali memperlihatkan atau di bawah (below) subsistensi, standar hidup untuk para pekerja, para petani, dan orang miskin marginal di pedesaan dan kampung-kampung kumuh (slums) di kota. Seringkali sebabnya kaidah (rule) pertama strategi untuk perkembangan independent di pinggiran harus ditetapkan bergerak menuju pertanian yang dapat mandiri (self-sufficiency). Termasuk produksi pangan. Dan bahwa ini yang pertama kali harus diubah (in turn) alat-alat industrialisasi dan terutama perlengkapan bagi kebutuha pertanian.
| 8 |
Pusat, Periferal, dan Krisis Sistem kritik-kritik bermaksud baik menyesalkan yang mereka pikirkan adalah surplus mengalir ke luar dari periferal yang mungkin telah diinfestasi dalam fasilitas-fasilitas pelayanan produktif untuk memelaratkan rakyat (mass), tetapi hal ini adalah mengerjakan sesuatu dengan sebaliknya (to put the cart before the horse). Akar permasalahannya adalah tingkat kedalaman eksploitasi, yang sekaligus mengekalkan kemiskinan dan pada waktu yang sama menghalangi pertumbuhan pasar rakyat (mass) untuk barang-barang konsumen yang akan menarik dan membenarkan infestasi versi lokal dari Departemen II Marx. Dan, tentu saja, tingkat kedalaman eksploitasi dibangun ke dalam struktur sistem dan dilindungi oleh aturan berat (formidable array) domestik dan susunan-susunan kelembagaan (institusi) internasional. Rekan imbangan tingkat kedalaman (dan seringkali bertambah) eksploitasi di periferal adalah lebih rendah tingkat (dan secara relatif stabil pada waktu-lemburnya (over-time)) surplus value di pusat. Ada dua basis dan sebab-sebab saling berkait untuk hal ini. Di satu sisi, kelas pekerja pusat (center) berkembang lebih besar (highly) dan dalam posisi lebih baik untuk mengorganisir dan perjuangan untuk mendapatkan kepentingannya (own interest). Di lain pihak, para burjuasi pusat (center) mempelajari melalui pengalaman historis bahwa yang mengijinkan situasi standar hidup proletariat meningkatkan waktu lembur (over time) (tingkat stabil surplus value dikombinasi dengan peningkatan secara produktif) adalah tidak hanya fungsional tetapi tetap sangat diperlukan untuk secara keseluruhan operasi sistem. Tanpa hal itu, pertumbuhan Departemen II (produksi barang-barang konsumsi) terhalang, permintaan untuk produk-produk Departemen I (produksi alat-alat produksi) tetap turun, dan kondisi-kondisi amat penting untuk absennya operasi proses akumulasi kapital. Apakah ini berarti bahwa tingkat kedalaman dan peningkatan surplus value, biarpun itu sangat diperlukan (desirable) mungkin muncul dari sudut pandang kapitalis individual, akan menjadi bencana karena sudut pandang secara keseluruhan masyarakat-masyarakat kapitalis di pusat.
| 9 |
Di sini tidak semuanya ada. Pada tahap-tahap awal Revolusi Industri -– sampai pertengahan abad 19 -– burjuasi-burjuasi Eropa mencoba, melalui undang-undang anti kombinasi seperti, memblokir organisasi kelas pekerja dan dengan cara ini menambah tingkat surplus value. Berakibat perkembangan arus-arus kuat (strong) revolusioner dalam memunculkan proletariat baru: tidak secara kebetulan di sini selama periode Marxisme yang mana, pandangan dunia revolusi proletariat, telah lahir dan mulai menyebar tidak bisa ditawar (inexorable) yang sejak itu terus membentang. Diperingatkan oleh revolusi-revolusi 1848, kelas-kelas penguasa mulai mendahulukan negeri-negeri kapitalis untuk memikirkan strategi mereka, menanggapi perjuangan para pekerja dengan lebih fleksibel dan pada proses menemukan bahwa jalan baru sekaligus membayar deviden-deviden politik dan ekonomi. Itu selama setengah abad kemudian supaya gerakan buruh modern, dalam serikat-buruh dan sayap-sayap reformis politiknya, membawa kondisi (shape) –- menentang oposisi yang makin bertambah dipusatkan tidak pada pembinasaan gerakan tetapi pada menahan sampai batas tidak berbahaya (safe) dan tetap bermanfaat bagi kapitalisme. Segera sesudah itu, seperti pada waktunya kita mendapat kesempatan untuk memperhatikan, Marxisme revolusioner memulai “long march” dari tempat lahirnya di pusat (center) sistem kapitalis dunia menuju periferal, di mana ada kondisi-kondisi -– dan ada -– lebih menguntungkan bagi perkembangannya. Kontras persamaan (corresponding) antara level-level eksploitasi di pusat dan periferal adalah sama-sama suatu kontras yang menyolok antara sistem-sistem politik pada dua bagian kapitalisme dunia. Pada pusat, oleh variasi rute-rute dan melalui masa periode yang panjang, demokrasi borjuis menjadi norma dan dibuktikan pada susunan politik yang terbanyak mengakibatkan pemeliharaan tingkat stabil surplus value dan dengan alasan kerukunan hubunganhubungan kelas serta fungsi (functioning) proses akumulasi. Di lain pihak, pada periferal, upaya-upaya mengcopy institusi-institusi demokratis borjuis dari pusat (center) (sangat tersebar luas,
| 10 |
Pusat, Periferal, dan Krisis Sistem misalnya, di Amerika Latin setelah koloni-koloni Spanyol mencapai kemerdekaan formal mereka dan mencoba meniru konstitusikonstitusi mereka dari Amerika Serikat) –pun tidak menciptakan permukaan-permukaan kosong (empty faces) atau membuang kelas-kelas dominan yang cara hidupnya bergantung pada secara ekstrim memelihara tingkat-tingkat kedalaman eksploitasi dan yang dijumpai dalam sedikit konsesi-konsesi terhadap populasi yang mendasari ancaman berbahaya bagi kelanjutan pemerintahan (rule) mereka. Oleh karena itu, dari awal, dan sekarang sebanyak pada sedikit waktu di masa lampau, norma di periferal menjadi semacam negeri-negeri polisi-militer atau lainnya. Dalam kenyataan, mereka, sebagai berhubungan rapat pada tingkattingkat kedalaman eksploitasi seperti dua sisi coin (mata-uang) yang sama. Implikasi-implikasi analisa ini bagi negeri-negeri dan rakyat-rakyat periferal luas jangkauannya. Secara ekstrim tingkat-tingkat kedalaman eksploitasi yang mana mereka bukan kurban-kurban, seperti kebijaksanaan konvensional burjuasi akan mendapatkan, warisan masa lalu pra-kapitalis mereka untuk menguasai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ditentukan dalam bukubuku teks ekonomi dan dipuji oleh pemerintahan-pemerintahan dan perwakilan-perwakilan internasional seperti World Bank – investasi dan bantuan luar negeri, transfer teknologi, dan seterusnya. Semua aktifitas diadakan dalam kerangka kerja struktur yang ada dan biasanya sekaligus bermaksud dan berakibat memperkuat ketimbang merubahnya. Ambil, misalnya, investasi korporasi-korporasi multinasional di periferal, yang terjadi pada skala besar-besaran dalam periode setelah Perang Dunia II dan telah memacu pertumbuhan industri modern melebihi apa saja yang dikenal pada masa-masa sebelumnya. Para multinasional, mendasarkan pada kemajuan negeri-negeri pusat (center), menuju ke negeri-negeri seperti Brasil -– yang sudah sepantasnya memikirkan prototype perkembangan semacam ini –- untuk menyediakan dan mendapat
| 11 |
keuntungan dari pasar-pasar yang sudah ada dan dapat mengharapkan tumbuh dengan ekspansi umum (general) kapitalisme global. Beberapa pasar bahan bakar domestik Brasilia ini dengan pengeluaran mungkin 20 persen digolongkan dalam pendapatan populasi tertinggi. Lainnya adalah pasar-pasar internasional untuk produk-produk pertanian, bahan-bahan mentah, dan bermacam-macam pabrik-pabrik tertentu, hargaharga yang dapat tetap rendah karena mempekerjakan buruh murah. Tetapi ada satu pasar, bisa jadi betul-betul terbesar, yang tidak dihidupkan dan bahwa para multinasional tidak mempunyai ambisi untuk menciptakannya, pasar yang akan menyebabkan kenaikan standar riil mata pencaharian bagi rakyat (masses) Brasilia. Alasan tentang apa yang mula-mula kelihatan mungkin nampak paradoks adalah sederhana: untuk para kapitalis, keduanya orang-orang Brasil dan yang datang dari luar (foreign), rakyat (masses) kelihatan seperti ongkos-ongkos, tidak seperti para konsumen: pendapatan-pendapatan riil mereka menurun (lower), keuntungan-keuntungan lebih meningkat dari penjualan pada pasar kelas atas lokal dan pasar internasional. Di sini dinamika atas pekerjaan menimbulkan akibat yang sangat mengejutkan: dalam 15 tahun semenjak coup militer 1964, periode (yang) seringkali dihubungkan seperti pada “keajaiban ekonomi” agar Brasilia, ketika Produk Nasional Bruto (GNP) tiap tahun naik rata-rata sebesar 10 persen, tingkat upah riil merosot sepertiga atau lebih. Presiden Brasil tidak heran dengan kunjungan Washington beberapa tahun yang lalu mengutip seperti yang dikatakan pers, “Di negara saya (my) perekonomian membaik, tetapi bukan (aren’t) rakyat.” Konklusi pada kedua analisa teoritis dan pengalaman historis penting perannya, jadi, bahwa untuk mayoritas luas masyarakatmasyarakat periferal, perkembangan dependent tidak menghasilkan kehidupan (yang) lebih baik dan masa depan (yang) lebih terang tetapi mengintensifkan eksploitasi dan kesengsaraan lebih besar. Oleh karena itu, cara terdepan untuk mereka adalah melalui perubahan revolusioner dengan seluruh sistem kapitalis,
| 12 |
Pusat, Periferal, dan Krisis Sistem jalan melintas yang sudah tumbuh di beberapa negeri-negeri di periferal. (...).
>>><<<
| 13 |