ARTIKEL
Apa bedanya “Membaca Data” dan “Menafsirkan Data” dalam Aspek Pengolahan Data pada Mata Pelajaran Matematika di SD/MI? oleh Dra. Theresia Widyantini, M.Si
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA 2012 1
Abstrak Salah satu aspek pada ruang lingkup mata pelajaran matematika dalam satuan pendidikan SD/MI adalah pengolahan datag. Untuk aspek pengolahan data terdapat dua standar kompetensi yang harus dipelajari siswa yaitu mengumpulkan dan mengolah data serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data. Sedangkan kompetensi dasar yang harus dipelajari siswa terkait membaca dan menafsirkan data adalah mengumpulkan dan membaca data serta menafsirkan sajian data. Pengertian membaca data adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati. Sedangkan pengertian menafsirkan data adalah menangkap maksud perkataan (kalimat dan sebagainya) tidak menurut apa adanya saja, melainkan diterapkan juga apa yang tersirat (dengan mengutarakan pendapatnya sendiri). Key words: membaca data, menafsirkan data. 1. Pendahuluan Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran dan pengolahan data.
Untuk aspek
pengolahan data yaitu statistika diberikan kepada siswa sekolah dasar kelas VI semester I dan II. Adapun standar kompetensi yang diharapkan akan dicapai oleh siswa adalah mengumpulkan dan mengolah data serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data. Terdapat tujuh kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu a. Mengumpulkan dan membaca data b. Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel c. Menafsirkan sajian data d. Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram gambar, batang dan lingkaran e. Menentukan rata-rata hitung dan modus sekumpulan data f. Mengurutkan data termasuk menentukan nilai tertinggi dan terendah 2
g. Menafsirkan hasil pengolahan data Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada, disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Dalam suatu kegiatan pelatihan/diklat guru-guru SD/MI sering terjadi diskusi atau pembahasan terkait dengan pertanyaan para bapak/ibu guru pada aspek pengolahan data. Untuk pembahasan kali ini terkait dengan pertanyaan “Apa bedanya membaca data dan menafsirkan data?”
2. Pembahasan Untuk menjawab pertanyaan “Apa bedanya membaca data dan menafsirkan data?” ini, perlu dicermati terlebih dahulu dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian harfiah dari kata “membaca” dan “menafsirkan”. “Membaca” adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) sedangkan kata “menafsirkan” adalah menangkap maksud perkataan (kalimat dan sebagainya) tidak menurut apa adanya saja, melainkan diterapkan juga apa yang tersirat (dengan mengutarakan pendapatnya sendiri). Materi awal yang diberikan kepada siswa pada pengolahan data adalah mengumpulkan data, setelah siswa memahaminya maka siswa diajak mempelajari membaca data. Untuk pembahasan pada kali ini diperlukan suatu contoh membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel. Perhatikan contoh tabel hobi siswa di kelas VI A SD SUKAMAJU TABEL HOBI SISWA DI KELAS VI A SD SUKAMAJU Hobi Siswa Membaca
Banyak Siswa (anak) 6 3
Menari
5
Olahraga
15
Menyanyi
8
Main musik
4
Jumlah
38
Jika suatu pertanyaan diberikan kepada siswa seperti berikut “Dapatkah kalian membaca data pada tabel di atas?” Untuk menjawab pertanyaan membaca data tersebut terdapat berbagai alternatif jawaban dapat diberikan oleh siswa contohnya a. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi membaca ada 6 anak atau b. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi menari ada 5 anak atau c. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi olahraga ada 15 anak atau d. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi menyanyi ada 8 anak atau e. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi main musik ada 4 anak atau f. jumlah siswa kelas VI A SD Sukamaju ada 38 anak.
Untuk membaca data diperlukan kemampuan untuk melihat serta memahami apa yang tertulis pada data yang disajikan dalam bentuk tabel tersebut dengan cara mendeskripsikan dalam tulisan. Apabila seorang guru ingin membuat pertanyaan terkait dengan “membaca data” dari contoh tabel di atas dapat diberikan contoh berikut ini a. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi membaca? b. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi menari? c. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi olahraga? d. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi menyanyi? e. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi main musik? f. Berapakah jumlah keseluruhan siswa kelas VI A SD Sukamaju?
4
Bagaimana dengan pertanyaan menafsirkan data? Selanjutnya perhatikan contoh berikut. Berikut ini adalah data penjualan permen/gula-gula di warung “Murah” dalam seminggu
Hari
Banyak permen (biji)
Senin
11
Selasa
19
Rabu
24
Kamis
14
Jumat
26
Sabtu
26
Minggu
27
Jumlah
147
Contoh butir-butir pertanyaan yang dapat dibuat guru terkait dengan pertanyaan “menafsirkan data” a. Pada hari apakah permen terjual paling banyak? b. Pada hari apakah permen terjual paling sedikit? c. Berapa rata-rata permen yang terjual dalam seminggu? d. Berapakah permen yang terjual pada hari Senin dan Kamis? e. Berapakah selisih antara banyak permen terjual paling banyak dengan permen yang terjual paling sedikit? f.
Perkirakan berapa banyak permen terjual dalam dua minggu?
g. Perkirakan berapa banyak permen terjual dalam tiga minggu? h. Perkirakan berapa banyak permen terjual dalam satu bulan?
Contoh delapan
butir pertanyaan di atas, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang terkait
dengan menafsirkan data yang disajikan dalam bentuk table.
3. Kesimpulan 5
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara membaca data dan menafsirkan data. Jadi untuk dapat menafsirkan data, diperlukan suatu prasyarat bahwa siswa harus mampu
membaca data terlebih dahulu. Untuk menafsirkan data, selain diperlukan
kemampuan mendeskripsikan dalam tulisan dari data yang disajikan dalam bentuk tabel juga diperlukan kemampuan mendeskripsikan apa yang tersirat dengan mengutarakan pendapatnya sendiri sesuai data yang ada atau kemungkinan-kemungkinan prediksi yang ada pada data. Sedangkan untuk membaca data hanya diperlukan kemampuan untuk melihat serta memahami apa yang tertulis pada data yang disajikan dalam bentuk tabel tersebut dengan cara mendeskripsikan dalam tulisan. Semoga dari tulisan ini dapat menjawab permasalahan bagi guru-guru SD pada aspek pengolahan data terkait
perbedaan antara membaca data dan
menafsirkan data.
4. Daftar Pustaka Depdiknas (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Sulardi S (2002). Pandai Berhitung Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas VII. Jakarta: Erlangga Kusrini (2003). Statistika . Jakarta: Direktorat PLP, Dikdasmen, Depdiknas Widyantini (2012). Statistika SD. Bahan Ajar Diklat Guru SD. Yogyakarta : PPPPTK Matematika
5. Bio Data Penulis Nama
: Dra. Theresia Widyantini,M.Si
NIP
: 196203211990092001
Jabatan
: Widyaiswara Madya
Kantor
: PPPPTK Matematika Yogyakarta
Email
:
[email protected]
6
7