PUTUS AN Nomor
28/PID.SUS/2017/PT.PBR
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap
: Wiwit Mulyono Als. Wiwit Als. Wino Bin Hadi Suyanto;
Tempat lahir
: Purbalingga (Jawa Tengah);
Umur/Tanggal lahir
: 21 tahun / 5 Januari 1995;
Jenis Kelamin
: Laki-laki;
Kewarganegaraan
: Indonesia;
Tempat tinggal
: Jl. Paus No. 10 Kec. Rumbai Pekanbaru;
Agama
: Islam;
Pekerjaan
: Sales;
Pendidikan
: SMA (tamat);
Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara berdasarkan Surat Perintah/Penetapan Penahanan dari : 1. Penyidik, sejak tanggal 06 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2016; 2. Perpanjangan Penuntut Umum, sejak tanggal 26 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 04 Oktober 2016; 3. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru, sejak tanggal 05 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 18 Oktober 2016; 4. Penuntut Umum, sejak tanggal 19 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2016; 5. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pekanbaru, sejak tanggal 31 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 29 November 2016; 6. Perpanjangan Ketua
Pengadilan Negeri Pekanbaru, sejak tanggal 30
November 2016 sampai dengan tanggal12 Januari 2017; 7. Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru sejak tanggal 12 Januari 2017 sampai dengan tanggal 10 Pebruari 2017; 8. Perpanjangan Penahanan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru sejak tanggal 11 Pebruari 2017 sampai dengan tanggal 11 April 2017;
Halaman 1 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum A.Khairi, SH., Dewo Rianata, SH., Mardivon Lase, SH, berkantor pada Kantor Hukum A.Khairi & Partner beralamat di Jalan Jenderal Nomor 52 A, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 105/AKP/SK/XI/2016 tertangga
08 November 2016 dan telah terdaftar pada Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Pekanbaru dengan Nomor: 1341/SK/Pid/2016/PN.Pbr tanggal 08 November 2016; Pengadilan Tinggi tersebut ; Telah membaca berkas perkara dan surat - surat yang bersangkutan serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru tanggal 9 Januari 2017 Nomor : 1085/Pid.Sus/2016/PN.Pbr dalam perkara tersebut diatas. Menimbang, bahwa berdasakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal 19 Oktober 2016 Terdakwa telah didakwa sebagai berikut: PERTAMA ------ Bahwa Terdakwa Wiwit Mulyono Als. Wiwit Als. Wino Bin Hadi Suyanto pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016atau setidak – tidaknya pada suatu waktu masih dalam bulan Maret 2016 bertempat di Klinik Bunda Medical Centre jalan Paus No. 32 F Kelurahan Limbungan Baru Kec. Rumbai Pesisir Pekanbaru atau setidak – tidaknya di tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Pekanbaru, dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) yakni sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar, perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara - cara sebagai berikut: -
Bahwa pada waktu an tempat sebagaimana tersebut di atas, awalnya saksi Dr. Mega Fitri Amelia meminta terdakwa mencarikan Serum Anti Tetanus (ATS) untuk digunakan di Klinik Bunda Medical Centre, lalu terdakwa menelepon beberapa Pedagang Besar Farmasi (PBF) namun persediaan farmasi jenis Serum Anti Tetanus (ATS) sedang kosong, kemudian terdakwa mendapat informasi dari teman terdakwa bahwa di Apotik Sail Farma ada menjual ATS, terdakwa kemudian datang ke Apotik Lekong Farma/Apotik Sail Farma dan menanyakan apakah ada menjual ATS, kemudian saksi Afrizal Als. Buyung mengatakan lalu
“ada,
terdakwa
sambil
menanyakan
menunjukkan harga
ATS
ATS
yang
tersebut
dimilikinya”,
kepada
saksi
Afrizal Als. Buyung dan dijawab oleh saksi Afrizal Als. Buyung harganya
Halaman 2 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
Rp. 950.000,- (sembilan ratus lima puluh ribu) untuk satu box lalu terdakwa mengatakan “ kok mahal bang? Aman ini nggak, bang? “ dan dijawab oleh saksi Afrizal Als. Buyung “ memang harganya mahal, ini aman kok dijual “ kemudian terdakwa menyetujui harga ATS tersebut, lalu terdakwa menawarkan harga ATS tersebut kepada saksi Dr. Mega Fitri Amelia dengan harga Rp 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah) dan harga tersebut disetujui oleh saksi Dr. Mega Fitri Amelia, terdakwa kemudian langsung membeli 1 (satu) BOX ATS tersebut tanpa surat pesanan dari Apoteker di Apotik Klinik Bunda Medical Centre dan tanpa persetujuan Apoteker Apotik Yasmin tempat terdakwa bekerja, padahal terdakwa sudah mengetahui bahwa ATS termasuk Golongan obat keras yang pemesanannya harus melalui Pedagang Besar Farmasi dan atas persetujuan Apoteker. -
Bahwa selanjutnya pada hari Kamis tanggal 23 Juni 2016, saksi Ully Mandasari,S.Farm Apt melakukan pemeriksaan di Klinik Bunda Medical Centre (BMC) dan menemukan 7 (tujuh) ampul Serum Anti Tetanus (KUDA) dengan nomor batch 42002214 dan masa kadaluarsa Desember 2018. Dari nomor batch tersebut diketahui masa layak pakai Serum Anti Tetanus (KUDA) tersebut selama 4 (empat) tahun dan masa layak pakai yang
seharusnya
selama
2
(dua)
tahun,
kemudian
saksi
Ully
Mandasari,S.Farm Apt mengamankan 7 (tujuh) ampul Serum Anti Tetanus (KUDA) tersebut; dari keterangan Klinik Bunda Medical Centre 7 (tujuh) ampul Serum Anti Tetanus (KUDA) tersebut diperoleh dengan cara membeli dari Apotik Yasmin melalui terdakwa selaku sales Apotik Yasmin sesuai dengan faktur pembelian tanggal 29 Maret 2016 dan setelah dilakukan pengecekan di Apotik Yasmin diperoleh keterangan bahwa ATS tersebut dibeli dari Apotik Sail Farma, selanjutnya saksi Veramika Ginting, S.Si, MH melakukan pengecekan ke Apotik Sail Farma/Apotik Lengkong Farma di jalan Hangtuah Kel. Sekip Kec. Lima Puluh Pekanbaru dan ditemukan 10 vial Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) dengan nomor batch 4701614 dan masa kadaluarsa Desember 2018. Dari nomor batch tersebut diketahui masa layak pakai Anti Bisa Ular tersebut selama 4 (empat) tahun dan masa layak pakai yang seharusnya selama 2 (dua) tahun, kemudian saksi Veramika Ginting, S.Si, MH mengamankan 10 vial Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) tersebut. Halaman 3 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
-
Bahwa
Serum Anti
Tetanus
KUDA produksi
PT.
BIO FARMA
(PERSERO) yang terdaftar di Badan POM RI. yakni kode register GKL11002906543A1, namun Serum Anti Tetanus KUDA terakhir digunakan pada nomor batch 4203014 yang diproduksi tanggal 27 Oktober 2014 dan habis terjual tanggal 6 Pebruari 2015, selain itu produk Serum Anti Tetanus KUDA tersebut tidak diproduksi lagi diganti dengan produk serum Biosat 1.5 dengan nomor izin edar DKL1102906643A1 dan spesifikasi serum Anti Tetanus KUDA produksi PT. BIO FARMA (PERSERO)
yakni
kemasan
kotak
berwarna
hijau
muda,
suhu
penyimpanan +2◦c sampai dengan +8◦c, segel terbuat dari plastic tranfaran, nomor batch hanya 7 digit, expired date hanya 2 tahun, kemasan ampul lebih rendah, pada label ampul tertulis BIOSAT1.5 warna dasar hijau muda dan tulisannya berwarna putih, suhu penyimpanan +2◦c sampai dengan +8◦c, nomor batch hanya 7 digit, expired date hanya 2 tahun, penulisan bulan pada exp date menggunakan ejaan bahasa inggris dan warna cairan serum agak keruh, sedangkan spesifikasi barang bukti yang disita dari Klinik Bunda Medical Centre yakni kemasan kotak warna hijau lebih tua, suhu penyimpanan 20◦c sampai dengan 80◦c, segel menggunakan kertas berwarna putih, nomor bacth tertulis 8 digit, exp date tertulis 4 tahun, kemasan ampul lebih tinggi pada label kemasan ampul tertulis anti Tetanus Serum (equine)1.500 IU dengan warna dasar hijau tua dengan tulisan warna hitam, suhu penyimpanan 20◦c sampai dengan 80◦c, nomor bacth tertulis 8 digit, exp date tertulis 4 tahun, penulisan bulan pada exp date menggunakan ejaan Indonesia dan warna cairan serum berwarna bening bukan merupakan produk PT. BIO FARMA (PERSERO) dan Serum Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) produksi PT. BIO FARMA (PERSERO) terdaftar di Badan POM R.I dengan kode register DKL1102906543A1 dan spesifikasi Serum Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) produksi PT. BIO FARMA (PERSERO) yakni botol vialnya yang asli lebih kecil, warna rubber (tutup karet) berwarna merah, pada label tertulis Intravenous dengan warna merah, exp date hanya 2 tahun, warna serum tidak kuning dan untuk 1 vial dikemas 1 kotak sedangkan spesifikasi barang bukti yang disita dari Apotik Sail Farma yakni karet)
berwarna
botol vial lebih besar, warna rubber (tutup
kehijauan, pada label vial tertulis Intravenous dengan
Halaman 4 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
warna hitam, pada nomor bacth jenis huruf berbeda , exp date selama 4 tahun, warna berwarna kuning, 1 vial serum tidak dikemas 1 kotak bukan merupakan produksi PT. BIO FARMA (PERSERO). -
Bahwa terhadap 2 (dua) buah vial Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) telah dilakukan pengujian di laboratorium dengan hasil pengujian yakni : 1. Pemerian
: Cairan jernih berwarna kekuningan
2. Kemasan Label
: Label tidak sesuai dengan aslinya
3. Identifikasi Serum Anti Bisa Ular
:Negatif (mencit tidak ada yang
hidup) Bungarus fasciatus : LD Tidak terdeteksi. Persyaratan : Bungarus fasciatus > 25 LD.dengan kesimpulan Identifikasi Serum Anti Bisa Ular dan kemasan/label contoh tersebut di atas tidak memenuhi
syarat
sesuai
dengan
Laporan
PM.05.06.71.04.10.16.142 tanggal 3 Oktober
Pengujian
nomor
2016 dan terhadap 2 (dua)
buah ampul Serum Anti Tetanus (KUDA) telah dilakukan pengujian di laboratorium dengan hasil pengujian yakni : 1. Pemerian
: Cairan jernih tidak berwarna
2. Kemasan Label
: Box dan leaflet tidak ada, keterangan pada label cenderung pudar/tidak jelas tulisannya, tinggi dan isi ampul tidak sesuai dengan aslinya
3. Identifikasi Serum Anti Bisa Ular:
Tidak terjadi flokulasi dengan
toksoid tetanus (Syarat : terjadi flokulasi dengan toksoid tetanus) dengan kesimpulan Identifikasi Serum Anti Tetanus dan kemasan/label contoh tersebut diatas tidak memenuhi syarat sesuai dengan Laporan Pengujian nomor PM.05.06.71.04.10.16.141 tanggal 3 Oktober 2016. Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 197 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. ATAU : KEDUA ------ Bahwa Wiwit Mulyono Als. Wiwit Als. Wino Bin Hadi Suyanto pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016atau setidak – tidaknya pada suatu waktu masih dalam bulan Maret 2016 bertempat di Klinik Bunda Medical Centre jalan Paus No. 32 F
Kelurahan Limbungan Baru Kec. Rumbai Pesisir Pekanbaru atau
Halaman 5 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
setidak – tidaknya di tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri
Pekanbaru,
dengan
sengaja
memproduksi
atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memnuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat dan kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam pasal 98 ayat (2) yakni setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan,
menyimpan,
mengolah, memproduksi dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat dan ayat (3) yakni ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah, perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara - cara sebagai berikut: -
Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut di atas, saksi Dr. Mega Fitri Amelia meminta terdakwa mencarikan Serum Anti Tetanus (ATS) untuk digunakan di Klinik Bunda Medical Centre, lalu terdakwa menelepon beberapa Pedagang Besar Farmasi (PBF) namun persediaan farmasi jenis Serum Anti Tetanus (ATS) sedang kosong, kemudian terdakwa mendapat informasi dari teman terdakwa bahwa di Apotik Sail Farma ada menjual ATS, terdakwa kemudian datang ke Apotik Lekong Farma/Apotik Sail Farma dan menanyakan apakah ada menjual ATS, kemudian
saksi
Afrizal
Als.
Buyung
mengatakan
“ada,
sambil
menunjukkan ATS yang dimilikinya”, lalu terdakwa menanyakan harga ATS tersebut kepada saksi Afrizal Als. Buyung dan dijawab oleh saksi Afrizal Als. Buyung harganya Rp 950.000,- (sembilan ratus lima puluh ribu) untuk satu box lalu terdakwa mengatakan “ kok mahal bang? Aman ini nggak, bang? “ dan dijawab oleh saksi Afrizal Als. Buyung “ memang harganya mahal, ini aman kok dijual “ kemudian terdakwa menyetujui harga ATS tersebut, lalu terdakwa menawarkan harga ATS tersebut kepada saksi Dr. Mega Fitri Amelia dengan harga Rp 1.150.000,- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah) dan harga tersebut disetujui oleh saksi Dr. Mega Fitri Amelia, terdakwa kemudian tanpa persetujuan Apoteker Apotik Yasmin tempat terdakwa bekerja dan tanpa surat pesanan dari Apoteker di Apotik Klinik Bunda Medical Centre langsung membeli 1 (satu) BOX ATS tersebut dari Apotik Sail Farma, padahal terdakwa sudah mengetahui bahwa ATS termasuk Golongan obat keras yang pemesanannya harus melalui Pedagang Besar Farmasi dan atas persetujuan Apoteker. Halaman 6 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
-
Bahwa selanjutnya pada hari Kamis tanggal 23 Juni 2016, saksi Ully Mandasari,S.Farm Apt melakukan pemeriksaan di Klinik Bunda Medical Centre (BMC) dan menemukan 7 (tujuh) ampul Serum Anti Tetanus (KUDA) dengan nomor batch 42002214 dan masa kadaluarsa Desember 2018. Dari nomor batch tersebut diketahui masa layak pakai Serum Anti Tetanus (KUDA) tersebut selama 4 (empat) tahun dan masa layak pakai yang
seharusnya
selama
2
(dua)
tahun,
kemudian
saksi
Ully
Mandasari,S.Farm Apt mengamankan 7 (tujuh) ampul Serum Anti Tetanus (KUDA) tersebut; dari keterangan Klinik Bunda Medical Centre 7 (tujuh) ampul Serum Anti Tetanus (KUDA) tersebut diperoleh dengan cara membeli dari Apotik Yasmin melalui terdakwa selaku sales Apotik Yasmin sesuai dengan faktur pembelian tanggal 29 Maret 2016 dan setelah dilakukan pengecekan di Apotik Yasmin diperoleh keterangan bahwa ATS tersebut dibeli dari Apotik Sail Farma, selanjutnya saksi Veramika Ginting, S.Si, MH melakukan pengecekan ke Apotik Sail Farma/Apotik Lengkong Farma di jalan Hangtuah Kel. Sekip Kec. Lima Puluh Pekanbaru dan ditemukan 10 vial Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) dengan nomor batch 4701614 dan masa kadaluarsa Desember 2018. Dari nomor batch tersebut diketahui masa layak pakai Anti Bisa Ular tersebut selama 4 (empat) tahun dan masa layak pakai yang seharusnya selama 2 (dua) tahun, kemudian saksi Veramika Ginting, S.Si, MH mengamankan 10 vial Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) tersebut. -
Bahwa
Serum Anti
Tetanus
KUDA produksi
PT.
BIO FARMA
(PERSERO) yang terdaftar di Badan POM RI. yakni kode register GKL11002906543A1, namun Serum Anti Tetanus KUDA terakhir digunakan pada nomor batch 4203014 yang diproduksi tanggal 27 Oktober 2014 dan habis terjual tanggal 6 Pebruari 2015, selain itu produk Serum Anti Tetanus KUDA tersebut tidak diproduksi lagi diganti dengan produk serum Biosat 1.5 dengan nomor izin edar DKL1102906643A1 dan spesifikasi serum Anti Tetanus KUDA produksi PT. BIO FARMA (PERSERO)
yakni
kemasan
kotak
berwarna
hijau
muda,
suhu
penyimpanan +2◦c sampai dengan +8◦c, segel terbuat dari plastic tranfaran, nomor batch hanya 7 digit, expired date hanya 2 tahun, kemasan ampul lebih rendah, pada label ampul tertulis BIOSAT1.5 warna dasar hijau muda dan tulisannya berwarna putih, suhu penyimpanan +2◦c Halaman 7 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
sampai dengan +8◦c, nomor batch hanya 7 digit, expired date hanya 2 tahun, penulisan bulan pada exp date menggunakan ejaan bahasa inggris dan warna cairan serum agak keruh, sedangkan spesifikasi barang bukti yang disita dari Klinik Bunda Medical Centre yakni kemasan kotak warna hijau lebih tua, suhu penyimpanan 20◦c sampai dengan 80◦c, segel menggunakan kertas berwarna putih, nomor bacth tertulis 8 digit, exp date tertulis 4 tahun, kemasan ampul lebih tinggi pada label kemasan ampul tertulis anti Tetanus Serum (equine)1.500 IU dengan warna dasar hijau tua dengan tulisan warna hitam, suhu penyimpanan 20◦c sampai dengan 80◦c, nomor bacth tertulis 8 digit, exp date tertulis 4 tahun, penulisan bulan pada exp date menggunakan ejaan Indonesia dan warna cairan serum berwarna bening bukan merupakan produk PT. BIO FARMA (PERSERO) dan Serum Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) produksi PT. BIO FARMA (PERSERO) terdaftar di Badan POM R.I dengan kode register DKL1102906543A1 dan spesifikasi Serum Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) produksi PT. BIO FARMA (PERSERO) yakni botol vialnya yang asli lebih kecil, warna rubber (tutup karet) berwarna merah, pada label tertulis Intravenous dengan warna merah, exp date hanya 2 tahun, warna serum tidak kuning dan untuk 1 vial dikemas 1 kotak sedangkan spesifikasi barang bukti yang disita dari Apotik Sail Farma yakni
botol vial lebih besar, warna rubber (tutup
karet) berwarna kehijauan, pada label vial tertulis Intravenous dengan warna hitam, pada nomor bacth jenis huruf berbeda , exp date selama 4 tahun, warna berwarna kuning, 1 vial serum tidak dikemas 1 kotak bukan merupakan produksi PT. BIO FARMA (PERSERO). -
Bahwa terhadap 2 (dua) buah vial Anti Bisa Ular merk Biosave Polyvalent Anti Snake Venom Serum (Equine) telah dilakukan pengujian di laboratorium dengan hasil pengujian yakni : 1. Pemerian
: Cairan jernih berwarna kekuningan
2. Kemasan Label
: Label tidak sesuai dengan aslinya
3. Identifikasi Serum Anti Bisa Ular:
Negatif (mencit tidak ada yang
hidup) Bungarus fasciatus : LD Tidak terdeteksi Persyaratan : Bungarus fasciatus > 25 LD. dengan kesimpulan Identifikasi Serum Anti Bisa Ular dan kemasan/label contoh tersebut di atas tidak Halaman 8 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
memenuhi
syarat
sesuai
dengan
Laporan
PM.05.06.71.04.10.16.142 tanggal 3 Oktober
Pengujian
nomor
2016 dan terhadap 2 (dua)
buah ampul Serum Anti Tetanus (KUDA) telah dilakukan pengujian di laboratorium dengan hasil pengujian yakni : 1. Pemerian
: Cairan jernih tidak berwarna
2. Kemasan Label
: Box dan leaflet tidak ada, keterangan pada label cenderung pudar/tidak jelas tulisannya, tinggi dan isi ampul tidak sesuai dengan aslinya
3.
Identifikasi Serum Anti Bisa Ular
:
Tidak
terjadi
flokulasi
dengan toksoid tetanus (Syarat : terjadi flokulasi dengan toksoid tetanus) dengan kesimpulan Identifikasi Serum Anti Tetanus dan kemasan/label contoh tersebut diatas tidak memenuhi syarat sesuai dengan Laporan Pengujian nomor PM.05.06.71.04.10.16.141 tanggal 3 Oktober 2016. Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 196 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Menimbang, bahwa berdasarkan atas tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum tertangal 19 Desember 2016 Nomor.Reg.Perkara : PDM-432/PEKAN/10/2016, terdakwa telah dituntut sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa
Wiwit Mulyono Als. Wiwit Als. Wino Bin Hadi
Suyanto terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan / atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar“sebagaimana dalam Dakwaan Pertama melanggar Pasal 197 UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwaWiwit Mulyono Als. Wiwit Als. Wino Bin Hadi Suyanto berupa pidana penjara selama 4 (empat) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dan denda sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) subsidair 3 (tiga) bulan kurungan; 3. Barang bukti berupa : -
1 lembar nota pembelian ATS apotik Sail Farma.
-
1 lembar surat pesanana Kop Apotik Yasmin tanggal 29 Maret 2016 yang ditanda tangani oleh Wino.
Halaman 9 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
-
8 (delapan) vial Biosave Polyvalent Anti snake venom produksi Biofarma.
-
5 (lima) ampul Anti Tetanus Serum produksi Biofarma.
-
1 (satu) lembar Berita Acara Penyerahan 10 (sepuluh) vial Biosave Polyvalent Anti snake venom produksi Biofarma atas nama Afrizal.
-
1 (satu) lembar Berita Acara Penyerahan 7 (tujuh) ampul Anti Tetanus Serum atas nama Oca Junia Safitri.
-
1 (satu) lembar surat Badan POM tanggal 29 Juni 2016 perihal permohonan uji laboratorium terhadap vaksin palsu.
-
3 (tiga) lembar surat Badan POM tanggal 26 Juli 2016 perihal Hasil Uji
Sampel Vaksin. -
1 (satu) buah spanduk reklame bertuliskan Apotik Sail Farma.
-
1 (satu) buah spanduk reklame bertuliskan Apotik Lengkong Farma.
-
1 (satu) buah kulkas merk Sharp.
-
1 (satu) ampul asli Biosat 1,5 Anti Tetanus Serum produk PT.
Biofarma. -
1 (satu) vial asli biosave Polyvalent Anti-Snake Venum Serum produk
PT. Biofarma. Dipergunakan dalam perkara terdakwa Afrizal Als. Buyung Bin Idrus. 4. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000 (dua ribu rupiah); Menimbang,
bahwa
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
didepan
persidangan, Pengadilan Negeri Pekanbaru telah menjatuhkan putusan tanggal 9 Januari 2017
Nomor: 1085/Pid.Sus/2016/PN.Pbr, yang amarnya
sebagai berikut : - Menyatakan Terdakwa Wiwit Mulyono Als. Wiwit Als. Wino Bin Hadi Suyanto tersebut diatas, telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”Dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki ijin edar”; - Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Wiwit Mulyono Als. Wiwit Als. Wino Bin Hadi Suyanto oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan dan denda sebesar Rp. 500.000.000,(lima ratus juta rupiah); - Menetapkan bahwa apabila denda tidak dibayar, diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan; - Memerintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan; Halaman 10 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
- Memerintahkan barang bukti berupa: - 1 lembar nota pembelian ATS apotik Sail Farma - 1 lembar surat pesanana Kop Apotik Yasmin tanggal 29 Maret 2016 yang ditanda tangani oleh Wino. - 8 (delapan) vial Biosave Polyvalent Anti snake venom produksi Biofarma. - 5 (lima) ampul Anti Tetanus Serum produksi Biofarma. - 1 (satu) lembar Berita Acara Penyerahan 10 (sepuluh) vial Biosave Polyvalent Anti snake venom produksi Biofarma atas nama Afrizal. - 1 (satu) lembar Berita Acara Penyerahan 7 (tujuh) ampul Anti Tetanus Serum atas nama Oca Junia Safitri. - 1 (satu) lembar surat Badan POM tanggal 29 Juni 2016 perihal permohonan uji laboratorium terhadap vaksin palsu. - 3 (tiga) lembar surat Badan POM tanggal 26 Juli 2016 perihal Hasil Uji Sampel Vaksin. - 1 (satu) buah spanduk reklame bertuliskan Apotik Sail Farma. - 1 (satu) buah spanduk reklame bertuliskan Apotik Lengkong Farma. - 1 (satu) buah kulkas merk Sharp. - 1 (satu) ampul asli Biosat 1,5 Anti Tetanus Serum produk PT. Biofarma. - 1 (satu) vial asli biosave Polyvalent Anti-Snake Venum Serum produk PT. Biofarma. Dirampas untuk dimusnahkan. - Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,(dua ribu rupiah); Menimbang bahwa atas putusan Pengadilan Negeri tersebut, Terdakwa melalui Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan permintaan bandingnya pada tanggal 12 Januari 2017 sebagaimana ternyata dari Akta Permintaan Banding Nomor: 7/Akta.Pid/2017/PN.Pbr dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan seksama kepada Penuntut Umum pada tanggal 13 Januari 2017 sebagaimana ternyata dari Risalah Pemberitahuan Permintaan Banding Nomor: 7/Akta.Pid/2017/PN.Pbr
yang dibuat oleh Jurusita
pada
Pengadilan Negeri Pekanbaru; Menimbang bahwa atas putusan Pengadilan Negeri tersebut, Penuntut Umum telah mengajukan permintaan bandingnya pada tanggal 13 2017
sebagaimana ternyata dari Akta Permintaan
Januari
Banding Nomor:
7/Akta.Pid/2017/PN.Pbr dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan seksama kepada
Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya
pada
Halaman 11 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
tanggal 13 Januari 2017 sebagaimana ternyata dari Risalah Pemberitahuan Permintaan Banding Nomor: 7/Akta.Pid/2017/PN.Pbr yang dibuat oleh Jurusita pada Pengadilan Negeri Pekanbaru; Menimbang,
bahwa
untuk
melengkapi
Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya pada tanggal 6 Negeri
Permintaan
Bandingnya,
telah mengajukan Memori Banding
Februari 2017 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Pekanbaru pada tanggal dan hari itu juga, memori banding
tersebut telah diberitahukan/diserahkan kepada Penuntut Umum pada tanggal 7 Februari 2017; Menimbang, bahwa sebelum berkas dikirimkan ke Pengadilan Tinggi, kepada Penuntut Umum dan Terdakwa melalui Penasihat Hukmnya telah diberitahukan kesempatan untuk mempelajari
berkas perkara (insage) di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pekanbaru, sejak tanggal 23 Januari 2017 sampai dengan tanggal 30 Januari 2017 selama 7 (tujuh) hari; Menimbang, bahwa permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh
Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya dan Penuntut Umum telah
diajukan dalam tenggang waktu dan tata cara serta syarat syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor : 1085/Pid.Sus/2016/PN.Pbr tanggal 9 Januari 2017 tersebut, terdakwa melalui Penasehat Hukumnya dalam memori bandingnya telah mengajukan keberatan - keberatan dengan alasan - alasan sebagai berikut yang pada intinya menyatakan bahwa terdakwa : Wiwit Mulyono Als. Wiwiwt Bin Hadi tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan kepada terdakwa yaitu dengan senagaja mengedarkan obat / sediaan farmasi in qasu Serum Anti Tetanus ( ATS ) yang tidak memiliki Izin edar sebagaimana telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada terdakwa, dengan alasan bahwa terdakwa tidak ada niat untuk mengedarkan obat tersebut, hanya karena untuk memenuhi permintaan Dokter Mega Fitri Amelia, selaku dokter Penanggungjawab Bunda Medical Center; Menimbang, bahwa untuk menyikapi alasan - alasan memori banding dari terdakwa tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi akan memberikan pertimbangan hukum sebagaimana dibawah ini dengan terlebih dahulu mengurut kembali asal muasal dan kronologi peredaran obat ATS, serta sejauh mana peran serta dari terdakwa dalam peredaran obat ATS tersebut;
Halaman 12 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi - saksi didepan persidangan telah diperoleh fakta sebagaimana tersebut dibawah ini sesuai dengan keterangan saksi : 1. Saksi : Dokter Mega Fitri Amelia, selaku dokter yang bekerja dan sekaligus dokter
penanggungjawab
di
Klinik
Bunda
Medical
Centre
(BMC),
menerangkan bahwa ianya pada bulan Maret 2016 yang lalu meminta kepada terdakwa untuk dicarikan Serum Anti Tetanus ( ATS ) untuk dipergunakan kepada pasien di Klinik Bunda Medical Centrte ( BMC ), atas permintaan dari dokter Mega Fitri Amelia tersebut, terdakwa Wiwit Mulyono mencari ATS tersebut dan akhirnya ditemukan di Apotek Lekong Farma/Apotek Sail Farma. Klinik Bunda Medical Centre membeli Serum anti tetanus tersebut dari Apotek Yasmin melalui sales /terdakwa Wiwit Mulyono sebanyak 1 (satu ) Box dengan isi 10 (sepuluh ) ampul seharga Rp 1.150.000.- (satu juta seratus lima puluh ribu rupiah), sebanyak 3 (tiga) ampul dari serum anti tetanus tersebut telah terpakai karena telah disuntikkan kepada pasien dan pada tanggal 23 Juni 2016 pihak BPOM Riau memeriksa klinik Bunda Medical Centre, dan menemukan 7 (tujuh) ampul serum anti tetanus (ATS), oleh pihak BPOM Riau menyita ke - 7 ( tujuh ) ampul serum anti tetanus tersebut karena serum ATS tersebut dinyatakan palsu. 2. Saksi : Kurniati Fajirin, selaku Apoteker di Klinik Bunda Medical Centre, menerangkan bahwa benar bahwa saksi adalah selaku Apoteker di Apotek Klinik
Bunda
Medical
Center
(BMC),
yang
bertugas
sebagai
penangungjawab obat - obatan di Apotek Klinik Bunda Medical Centre pada hari dan tanggal yang tidak di ingat lagi ketika saksi berada diluar kota ada mendapat pemebritahuan dari dokter Mega Fitri Amelia tentang rencana pembelian Serum Anti Tetanus (ATS) tersebut diatas, dan setelah saksi kembali tugas di Klinik Bunda Medical Centre mengetahui Klinik Bunda Medical Centre ada membeli Serum Anti Tetanus (ATS) dari Apotek Yasmin sebanya 1 (satu) Box berisi 10 (sepuluh) ampul dan tersisa sebanyak 8 (delapan) ampul sedangkan 2 (dua) ampul telah terjual/terpakai kepada pasien. 3. Saksi : Armaini als. Ar, selaku Pimpinan Klinik Bunda Medical Center, yang menerangkan bahwa benar Klinik Bunda Medical Center (BMC), pernah membeli Serum Anti Tetanus ( ATS ) produk Bio Farma sebanyak 1 (satu) Box yang berisikan 10 (sepuluh) ampul ATS dari Apotek Yasmin, sebanyak Halaman 13 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
3 (tiga ) ampul sudak dipergunakan untuk pasien di Klinik Bunda Medical Centre (BMC) oleh Dokter Mega Fitri Amelia. 4. Saksi : Yuhermansyah, selaku pemilik Apotek Yasmin, menerangkan bahwa benar antara Apotek Yasmin dengan Klinik Bunda Medical Centre ada memiliki kerja sama dalam hal persediaan farmasi secara lisan, dari pihak klinik Bunda Medical Centre diwakili oleh Oca Junia Safitri dan dari Apotek Yasmin adalah Wiwit Mulyono, kerja sama tersebut terjalin terhitung sejak bulan Januari 2016. Saksi tidak mengetahui tentang adanya pesanan klinik Bunda Medical Centre mengenai Serum Anti Tetanus ( ATS ) tertanggal 29 Maret 2016 kepada Wiwit Mulyono, sehingga hal tersebut tanggung jawab pribadi dari Wiwit Mulyono. 5. Saksi : Ully Mandasari,S.Si,Apt, selaku pegawai negeri spil di BPOM, pada tanggal 23 Juni 2016 ada melakukan sidak/pemeriksaan di Klink Bunda Medical Centre (BMC), dalam pemeriksaan tersebut saksi menemukan ATS sebanyak 7 (tujuh) ampul ( barang bukti), dan melakukan penyitaan terhadap barang ATS tersebut. Selanjuntnya saksi melakukan penyelusuran asal - usul dari obat tersebut, pertama didapat informasi bahwa klinik Bunda Medical Centre (BMC) memperoleh atau mendapatkan ATS tersebut dari Apotek Yasmin, dan setelah ditanya Apotek Yasmin, Apotek Yasmin mendapatkannya dari Apotek Sail Farma. 6. Saksi : Dhany Rachmadan.SE, mewakili PT. Bio Farma (Pesero), perwakilan dari PT. Bio Farma, menerangkan bahwa spesifikasi barang bukti yang disita dari Klinik Bunda Medical Centre (BMG) tersebut adalah merupakan obat keras, obat tersebut bukan produk dari PT. Bio Farma, dan obat tersebut merupakan obat palsu yang tidak boleh diperjual belikan. 7. Saksi : Afrizal Als. Buyung bin Idrus, selaku pemilik Apotek Sail Farma/Apotek Lengkong Farma, menerangkan benar sekitar bulan Pebruari 2016 Apotek saksi ada menyimpan 1 (satu) Box Serum Anti Tetanus ( ATS), ATS tersebut diperoleh saksi bukan dari perusahaan resmi, tetapi merupakan titipan dari teman saksi bernama REFIN, dan kemudian saksi menjual ATS tersebut pada bulan Maret 2016 kepada Apotek Yasmin melalui sales bernama WIWIT. 8. Terdakwa : menerangkan bahwa ianya bekerja sebagai sales obat - obatan di apotek Yasmin, dimana apotek Yasmin adalah rekanan dari klinik Bunda
Halaman 14 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
Medical Centre, pada bulan Maret 2016 mendapat orderan dari Dr.Mega Fitri/klinik Bunda Medical Centre untuk mencarikan Serum Anti Tetanus, setelah beberapa minggu terdakwa mencarinya, akhirnya terdakwa menemukannya di apotek Sail Farma. Sebelum terdakwa membeli ATS tersebut dari Apotek Sail Farma, terdakwa terlebih dahulu memeberitahukannya kepada dokter Mega Fitri, baik mengenai keadaan barang termasuk mengenai harganya; Menimbang, bahwa dari fakta persidangan tersebut diatas diperoleh satu rangkaian, bahwa awalnya obat Serum Anti Tetanus ( ATS ) tersebut muncul kepermukaan dan beredar hingga oleh pihak BPOM menemukannya di Klinik Bunda Medical Centre ( BMC ) berawal pada bulan Maret 2016 dari adanya permintaan dari Dokter Mega Fitri selaku dokter yang bekerja di klinik Bunda Medical Centre, meminta kepada apotek rekannya yaitu Apotek Yasmin dengan sales terdakwa Wiwit Mulyono untuk mencarikan Serum Anti Tetanus karena pasien di klinik Bunda Medical Centre sangat membutuhkan, dan atas permintaan dari dokter Mega Fitri cq. Klinik Bunda Medical Centre tersebut lalu terdakwa berusaha menyanggupinya, dan setelah beberapa minggu mencarinya kesegala penjuru ( karena serum Anti Tetanis/ATS tersebut tidak lagi diperjual belikan) akhirnya menemukannya di apotek Sail Farma, dan terdakwa membeli ATS tersebut sebanyak 1 (satu) Box berisi 10 (sepuluh) ampul dengan harga Rp 950.000.(sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) dan kemudian terdakwa menjualkan ATS tersebut kepada klinik Bunda Medical Centre seharga Rp 1.150.000.- ( satu juta seratus lima puluh ribu rupiah), dan pada bulan Juni 2016 pihak BPOM melakukan sidak pemeriksaan obat - obatan di klinik Bunda Medical Centre dan dalam pemeriksaan tersebut pihak BPOM menemukan 7 (tujuh) ampul ATS dan atas keterangan dari Dokter Fitri 3 (tiga) ampul ATS tersebut telah dipakai disuntikkan kepada pasien; Menimbang, bahwa dari rangkaian peredaran ATS sebagaimana diuraikan diatas terdakwa Wiwit Mulyono Als. Wiwit termasuk salah seorang yang turut serta melakukan perbuatan hingga terjadinya peredaran obat ATS mulai dari Apotek Sail Farma hingga sampai ke - klinik Bunda Medical Centre; Menimbang, bahwa terdakwa dengan professi sales obat - obatan dan telah bekerja sesuai dengan professinya selama 3 (tiga) tahun di apotek Yasmin dengan tugas - tugas ; menjualkan obat - obatan dan alat - alat kesehatan yang ada di Apotek Yasmin ke- klinik - klinik yang ada di area Rumbai, mencari obat obatan dan/atau alat - alat kesehatan yang tidak ada di Apotek Yasmin jika ada Halaman 15 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
pesanan baik dari Klinik ataupun tenaga medis, ketika bertemu dengan pihak apotek Sail Farma telah mengetahui bahwa ATS pesanan dari Dokter Mega Fitri tersebut tidak boleh diperjual belikan, akan tetapi terdakwa tetap membelinya dan kemudian menjualkannya lagi kepada dokter Mega Fitri, sehingga dengan demikian terdakwa dalam melakukan perbuatannya adalah sebagai orang yang dengan sengaja sebagai insyaf dengan kepastian melakukan perbuatan yang dilarang oleh undang - undang yaitu memperjual belikan obat yang tidak ada izin edarnya; Menimbang, bahwa untuk menyikapi memori banding dari pihak terdakwa tersebut diatas, tentunya haruslah dipertimbangkan berat ringannya hukuman yang akan dijatuhkan kepada terdakwa sesuai dengan kapasitas perbuatannya dalam peristiwa hukum diatas; Menimbang, bahwa dalam menjatuhkan hukuman terhadap seorang terdakwa haruslah diperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan perkara tersebut, khususnya dalam perkara ini perlu diperhatikan aspek pemerataan sehingga tercapainya hukuman yang mencerminkan keadilan yang hakiki yaitu adil dan merata; Menimbang, bahwa dengan diuraikannya rangkaian peredaran obat ATS tersebt diatas, dapat dilihat bahwa kapasitas terdakwa dalam peristiwa beredarnya obat tersebut adalah sebatas orang suruhan, dan setelah memperhatikan surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini hanya mengajukan terdakwa seorang sebagai terdakwa tunggal, masih banyak pihak - pihak yang terkait dalam peredaran obat ATS tersebut mulai dari orang yang bernama REFIN yang menitipkan obat ATS kepada Apotek Sail Farma, Afrizal Als Buyung bin Idrus selaku pemilik Apotek Sail Farma yang menjualkan obat tersebut kepada terdakwa, hingga Apotek Yasmin sampai kepada klinik Bunda Medical Centre (BMC) tempat dimana obat/barang bukti ditemukan melalui sidak BPOM dan dokter Mega Fitri yang meminta/menyuruh terdakwa mencarikan ATS tersebut, sehingga surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini yang hanya melibatkan dan mengajukan terdakwa seorang diri sebagai terdakwa adalah surat dakwaan Diskriminasi; Menimbang, bahwa selain dari pertimbangan tersebut diatas, bahwa terdakwa untuk memenuhi permintaan dari Dokter Mega Fitri Amelia lalu mencari ATS tersebut dengan cara mencari infomasi melalui telepon kebeberapa Pedagang Besar Farmasi (PBF) namun persediaan farmasi jenis Serum Anti Tetanus (ATS) sedang kosong, kemudian terdakwa baru mendapat Halaman 16 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
informasi dari teman terdakwa dst........, adalah usaha kemanusiaan, yaitu mencarikan obat yang tentunya karena ada manusia atau pasien yang sangat membutuhkannya, dan ternyata sebahagian dari obat ATS yang dicari oleh terdakwa tersebut telah disuntikkan kepada pasien oleh Dokter Mega Fitri Amelia sebanyak 3 (tiga) ampul; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan - pertimbangan terurai diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor. 1085/Pid.Sus/ 2016/PN-Pbr tanggal 9 Januari 2017 haruslah diperbaiki sekedar mengenai berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan terhadap diri terdakwa, sedangkan putusan selebihnya tetap dipertahankan dan dikuatkan, sehingga amar putusan sebagaimana tersebut dibawah ini; Menimbang, bahwa karena terdakwa tetap dijatuhi pidana, maka terdakwa diperintahkan tetap ditahan dan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepadanya dibebankan membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan; Memperhatikan, ketentuan pasal 197 Undang - undang Nomor:36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Undang - undang Nomor:8 tahun 1981 tentang KUHAP dan peraturan perundang - undangan lainnya yang berlaku;
MENGADILI
- Menerima permintaan banding dari Penasihat Hukum Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum; - Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru tanggal 9 Januari 2017 Nomor : 1085/PID.SUS/2016/PN.Pbr sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa, sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut: - Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 1 (satu) tahun; - Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor : 1085/Pid.Sus/ 2016/PN.Pbr tanggal 9 Januari 2017 untuk selebihnya;
Halaman 17 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
- Membebankan biaya perkara kepada terdakwa dalam kedua tingkat peradilan,
sedangkan
ditingkat
banding
sebesar
Rp.
2.500,00
(dua ribu lima ratus rupiah). Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru pada hari : SELASA tanggal 14 Maret 2017 JARASMEN PURBA, SH., selaku Ketua Majelis dengan H. ZAHERWAN LESMANA. SH dan TAHAN SIMAMORA, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota berdasarkan Penetapan Plt. Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 14
Februari 2017
Nomor : 28/PID.SUS/2017/PT.PBR
untuk
memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding, dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari RABU tanggal 22 MARET 2017 oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota, serta dibantu oleh YUSNIDAR, SH. Panitera Pengganti pada Pengadilan
Tinggi tersebut akan tetapi
tanpa dihadiri oleh terdakwa/
kuasanya dan Jaksa Penuntut Umum.
Hakim-Hakim Anggota,
1. H. ZAHERWAN LESMANA, SH
Hakim Ketua Majelis,
JARASMEN PURBA, SH
2. TAHAN SIMAMORA, SH Panitera Pengganti,
YUSNIDAR, SH
Halaman 18 dari 18 Putusan Nomor 28/PID.SUS/2017/PT.PBR