PUTUSAN Nomor :79/PID.SUS/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam pengadilan tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara terdakwa :
Nama lengkap
: XXXXXXXXXXXX.
Tempat lahir
: Medan.
Umur/Tgl.lahir
: 28 Tahun / 11 Agustus 1985.
Jenis Kelamin
: Perempuan.
Kebangsaan
: Indonesia.
Tempat tinggal
: Komplek Tasbi Blok I No.78, Desa Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.
Agama
: Islam.
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga.
Terhadap Terdakwa tidak dilakukan penahanan ; Terdakwa didampingi Penasihat Hukum Ali Leonardi N, S.H,S.E, MBA, M.H, Karlen Sitanggang, S.H, M.H, Pramudya Eka W. Tarigan, S.H, Marudin Sitinjak, S.H, Eddy Martino, S.H, S.E, M.H, Advocat berkantor di Medan, Jalan Prof. H.M. Yamin, SH, No.41-B, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 1400/Pen K/2014/PN.Mdn tanggal 23 Juni 2014; Pengadilan Tinggi tersebut ; Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta turunan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 02 Desember 2014 Nomor :1.255/Pid.B/2014/PN.Mdn dalam perkara Terdakwa tersebut diatas; Menimbang, bahwa berdasarkan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal 07 Mei 2014 No.Reg.Perk : PDM-
/Euh.1/MDN/05/2014 terdakwa
sebagi berikut :
Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 1 dari 14
PERTAMA Bahwa ia terdakwa XXXXXXXXXXXX Sekitar bulan Desember tahun 2012 waktu yang tak diingat lagi oleh terdakwa, atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2012 bertempat di Komplek Setia Budi Blok I No. 78 Medan, atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Medan, menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut: -
Bermula terdakwa dan saksi korban XXXXXXXXXXXXmenikah pada tanggal 06 Mei 2007 bertempat di Komplek Setia Budi blik I No. 78 Medan,sesuai dengan buku akta nikah nomor :248/17/V/2007 tanggal 06 Mei 2007, dari pernikahan tersebut terdakwa dan saksi korban memiliki anak laki-laki yang bernama XXXXXXXXXXXX, mula mula pernikahan
terdakwa dan saksi korban akur akur saja, akan tetapi
sekira tahun 2012 terdakwa dan saksi korban tidak tinggal satu rumah lagi, lalu pada bulan Desember 2012 s/d Juni 2013 terdakwa dan saksi korban XXXXXXXXXXXXmasih tetap ada komunikasi yang mana anak terdakwa dan saksi korban seminggu sekali main kerumah mertua terdakwa dan menginap disana dan terdakwa juga sering mengantar dan menjemput anak terdakwa untuk bertemu saksi korban, kemudian pada bulan Desember 2012 terdakwa telah memasukkan gugatan cerai terhadap saksi korban dan terdakwa merasa tidak nyaman lagi untuk tinggal satu rumah bersama saksi korban, lalu pada bulan Juli 2013 sejak
putusan
dari
Pengadilan
Agama
Nomor
:
1941/Pdt.G/2012/PA.MDN tanggal 02 Juli 2013 bahwa diputuskan terdakwa dan saksi korban bercerai dan hak asuh anak jatuh ke terdakwa dan saksi korban XXXXXXXXXXXXmenafkahi anak sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulannya, dan berdasarkan putusan tersebut terdakwa dan anak terdakwa XXXXXXXXXXXX pindah ke Yogyakarta dan tinggal disana, Akibat dari perbuatan terdakwa, saksi korban XXXXXXXXXXXXmerasa di telantarkan oleh istri saksi korban karena tidak mengurus saksi korban selaku suaminya, dan terdakwa mengalami Depresi ringan, sesuai dengan
Visum Et
Repertum Psychiatricium No. 42/SK/P/VISUM/X/ 2013 tanggal 08 Oktober 2013 yang ditandatangani oleh Pemeriksa dr.Manahap Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 2 dari 14
Cerarius Fransiskus Pardosi, penanggung jawab Dr.Evawati Siahaan SpKJ, serta di ketahui oleh Dr. Mawar Gloria Tarigan SpKJ menyimpulkan pada pemeriksaan hari ini ditemukan bahwa OS mengalami gangguan campuran Depresif ringan yang mungkin disebabkan karena beberapa hal berikut : - Kekerasan Psikis akibat ditinggalkan istri dengan membawa anak OS. - Status peceraian OS yang sedang naik banding di pengadilan. - Kekhawatiran OS akan terganggunya kejiwaan anak OS yang masih kecil akibat kurang akurnya OS dan istri OS. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 49 hurup a UU No. 23 tahun 2004 tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga. ATAU KEDUA : Bahwa ia terdakwa XXXXXXXXXXXX Sekitar bulan Desember tahun 2012 waktu yang tak di ingat lagi oleh terdakwa, atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2012 bertempat di Komplek Setia Budi Blok I No. 78 Medan, atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Medan, melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangganya, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut: -
Bermula terdakwa dan saksi korban XXXXXXXXXXXXmenikah pada tanggal 06 Mei 2007 bertempat di Komplek Setia Budi blik I No. 78 Medan,sesuai dengan buku akta nikah nomor :248/17/V/2007 tanggal 06 Mei 2007, dari pernikahan tersebut terdakwa dan saksi korban memiliki anak laki-laki yang bernama XXXXXXXXXXXX, mula mula pernikahan
terdakwa dan saksi korban akur akur saja, akan tetapi
sekira tahun 2012 terdakwa dan saksi korban tidak tinggal satu rumah lagi, , lalu pada bulan Desember 2012 s/d Juni 2013 terdakwa dan saksi korban XXXXXXXXXXXXmasih tetap ada komunikasi yang mana anak terdakwa dan saksi korban seminggu sekali main kerumah mertua terdakwa dan menginap disana dan terdakwa juga sering mengantar dan menjemput anak terdakwa untuk bertemu saksi korban, kemudian pada bulan Desember 2012 terdakwa telah memasukkan gugatan cerai Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 3 dari 14
terhadap saksi korban dan terdakwa merasa tidak nyaman lagi untuk tinggal satu rumah bersama saksi korban, lalu pada bulan Juli 2013 sejak
putusan
dari
Pengadilan
Agama
Nomor
:
1941/Pdt.G/2012/PA.MDN tanggal 02 Juli 2013 bahwa diputuskan terdakwa dan saksi korban bercerai dan hak asuh anak jatuh ke terdakwa dan saksi korban XXXXXXXXXXXXmenafkahi anak sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulannya, dan berdasarkan putusan tersebut terdakwa dan anak terdakwa XXXXXXXXXXXX pindah ke Yogyakarta dan tinggal disana, Akibat dari perbuatan terdakwa, saksi korban XXXXXXXXXXXXmerasa di telantarkan oleh istri saksi korban karena tidak mengurus saksi korban selaku suaminya, dan saksi korban mengalami Depresi ringan, sesuai dengan Visum Et Repertum Psychiatricium No. 42/SK/P/VISUM/X/ 2013 tanggal 08 Oktober 2013 yang ditandatangani oleh Pemeriksa dr.Manahap Cerarius Fransiskus Pardosi, penanggung jawab Dr.Evawati Siahaan SpKJ, serta di ketahui oleh Dr. Mawar Gloria Tarigan SpKJ menyimpulkan pada pemeriksaan hari ini ditemukan bahwa OS mengalami gangguan campuran Depresif ringan yang mungkin disebabkan karena beberapa hal berikut : - Kekerasan Psikis akibat ditinggalkan istri dengan membawa anak OS. - Status peceraian OS yang sedang naik bandik di pengadilan. - Kekhawatiran OS akan terganggunya kejiwaan anak OS yang masih kecil akibat kurang akurnya OS dan istri OS. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 45 ayat (1) UU No. 23 tahun 2004 tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga ; Menimbang, bahwa berdasarkan surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 14 Oktober 2014 No.Reg.Perkara : PDM-427/Mdn/05/2014 terdakwa telah dituntut sebagai berkut : 1. Menyatakan terdakwa XXXXXXXXXXXX, bersalah melakukan tindak pidana “melakukan perbuatan kekerasan psikis terhadap suami” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 45 ayat (1) UU No. 23 tahun 2004 tentang Kekerasan Psikis Terhadap suami
Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 4 dari 14
2. Menjatuhkan pidana terhadap diri terdakwa XXXXXXXXXXXX, dengan pidana denda sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) subsidair 1 (satu) bulan kurungan. 3. Menyatakan barang bukti berupa : NIHIL. 4. Menyatakan agar terdakwa dibebani untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah). Menimbang, bahwa berdasarkan atas tuntutan tersebut, Pengadilan Negeri Medan telah menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa XXXXXXXXXXXX tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ Kekerasan Psikis Dalam Lingkup Rumah Tangga ” sebagaimana dalam Dakwaan Alternatif Kedua ; 2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa XXXXXXXXXXXX tersebut oleh karena itu dengan pidana denda sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah),- apabila tidak dibayar diganti dengan hukuman kurungan selama 1 (satu) bulan ; 3. Membebankan kepada Terdakwa XXXXXXXXXXXX membayar biaya perkara sebesar Rp 1000,- ( seribu rupiah ). Menimbang,
bahwa
terhadap
putusan
tersebut
terdakwa
telah
menyatakan minta banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 05 Desember 2014
sebagaimana ternyata dari akta permintaan
Banding Nomor : 242/Akta.Pid/2014/PN.Mdn dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 14 Januari 2015 ; Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan banding tersebut terdakwa telah mengajukan Memori Banding tanggal 24 Desember 2014 dan memori banding tersebut telah pula diberitahukan dengan cara seksama kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 14 Januari 2015, yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim pada halaman 17 pragraf ke empat yang berbunyi “setiap orangt “ telah salah dan keliru. Bahwa unsur barang siapa ini ditujukan kepada Pembanding tidak terpenuhi karena Pembanding Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 5 dari 14
tidak ada melakukan perbuatan kekerasan psikis terhadap saksi korban. Kepergian Pembanding beserta anaknya ke Jogyakarta karena saksi korban tidak memberi dan memenuhi nafkah anaknya, dan hal tersebut juga sesuai permintaan saksi korban yang mengatakan pembanding harus mandiri dan dewasa tidak bisa tergantung kepada orang tua pembanding ; 2. Bahwa pertimbangan majelis hakim halaman 18 pragraf ke lima yang berbunyi pada bulan Desember 2012 pembanding telah melakukan perbuatan pergi meninggalkan saksi korban dengan membawa anak tidak didasari kesepakatan antara pembanding dengan saksi korban sehingga saksi korban mengalami depressi ringan, telah salah dan keliru. Bahwa semenjak
menikah
tahun
2007
Pembanding
dan
saksi
korban
XXXXXXXXXXXXtinggal bersama di rumah orang tua pembanding di Jln.Canna VI Comtasbi Blok I No.78 Medan Selayang Kota Medan, dan pada bulan Desember 2012 karena sudah tidak tahan dan tidak sanggup hidup bersama dengan saksi korban, Pembanding bersama kedua orang tusanya keluar dari rumah tersebut meninggalkan saksi korban sendiri, karena sejak awal saksi korban tidak mau keluar dari rumah tersebut, bersamaan dalam bulan Desember 2012 tersebut Pembanding mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Medan dalam register perkara nomor:1941/Pdt.G/2012/PA.Mdn dan telah diputus tanggal 02 Juli 2014 yang amar putusannya mengabulkan gugatan penggugat sebagian, menjatuhkan Talak Satu Ba’in sughra Tergugat (XXXXXXXXXXXXBin Selamat Tarigan) terhadap Penggugat (Terdakwa Binti dr.Raharjo Suparto) ; 3. Bahwa pertimbangan majelis hakim pada halaman 19 pragraf pertama yang berbunyi berdasarkan keterangan Ahli Kedokteran Jiwa Visum Et Repertum Psychiatricium Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Pirngadi Medan tertanggal 08 Oktober 2013 bahwa saksi korban mengalami Depressi ringan berupa Kehilangan minat kegembiraan, mudah lelah, konsentrasi dan perhatian kurang, tidur terganggu, nafsu makan berkurang yang mungkin disebabkan beberapa hal sebagai berikut:1.Kekerasan psikis akibat ditinggal istri dengan membawa anak OS, 2.Status perceraian OS yang sedang naik banding di Pengadilan, 3. Kekhawatiran OS akan terganggunya kejiwaan anak OS yang masih kecil. Pertimbangan majelis hakim yang mendasarkan pada Visum Et Repertum tersebut membuktikan Pembanding
Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 6 dari 14
terlah melakukan perbuatan kekerasan psikis adalah pertimbangan yang salah dan keliru; 4. Bahwa majelis hakim tidak mempertimbangkan beberapa keterangan saksi korban dan keterangan saksi fakta dan saksi meringankan bagi pembanding yang disampaikan dalam persidangan ; 5. Bahwa
pertimbangan
majelis
hakim
dalam
putusannya
yang
menyampingkan pembelaan Penasehat Hukum Pembanding telah salah dan keliru ; Menimbang, bahwa atas memori banding dari terdakwa tersebut, Jaksa Penuntut Umum tidak mengajukan kontra memori banding; Menimbang, Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Jaksa Penuntut Umum telah pula menyatakan minta banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 09 Desember 2014
sebagaimana
ternyata dari akta permintaan Banding Nomor : 243/Akta.Pid/2014/PN.Mdn dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada terdakwa pada tanggal 16 Desember 2014 ; Menimbang, bahwa atas permohonan bandingnya tersebut Jaksa Penuntut Umum tidak mengajukan memori banding ; Menimbang, bahwa permitaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan cara serta syarat-syarat yang ditentukan Undang-Undang maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima ; Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama berkas perkara dan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 02 Desember 2014 nomor : 1.255/Pid.B/2014/PN.Mdn serta Memori Banding dari Terdakwa, Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan pertimbangan hakim tingkat pertama dengan pertimbangan sebagai berikut ; Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan dengan dakwaan: PERTAMA : Menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangga, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 49 huruf a UU No.23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga ; Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 7 dari 14
Atau KEDUA : Melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumahtangga sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 45 ayat (1) UU No.23 Tahun 2004 tegtang Kekerasan Dalam Rumah Tangga ; Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum menuntut agar terdakwa diyatakan
bersalah melakukan tindak pidana dalam
Dakwaan
Kedua
“melakukan perbuatan kekerasan psikis terhadap suami, demikian juga majelis hakim tingkat pertama memutuskan memyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dalam dakwaan kedua “Melakukan tindak pidana Kekerasan Psikhis dalam Lingkup rumah tangga” Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat pertama untuk menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga dalam pertimbangannya vide putusan No.1.255/Pid.B/2014/PN.Mdn tanggal 02 Desember 2014 halaman 18 dan halaman 19 mengemukakan sebagai berikut : 1. “….bahwa yang dimaksud perbuatan “Kekerasan psikis”, Pasal 7 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang; 2. “….bahwa sebagaimana telah terungkap diatas, pada bulan Desember 2012 Terdakwa telah melakukan perbuatan pergi meninggalkan Saksi Korban dengan membawa serta Anak dari perkawinan Terdakwa dengan Saksi Korban yang bernama XXXXXXXXXXXX, yang kepergian Terdakwa dengan membawa Anak tersebut tidak didasari atas kesepakatan antara Terdakwa dengan Saksi Korban, sehingga menurut Saksi Selamat Tarigan, dan Rusmini, bahwa Saksi Korban mengalami depresi ringan, dan demikian pula Saksi Marinus Frede Ginting menerangkan pula bahwa setelah kejadian tersebut kondisi pekerjaan Saksi Korban menjadi berantakan, sering melamun, makan malas dan tidak teratur;
Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 8 dari 14
Menimbang, bahwa bilamana memperhatikan fakta persidangan dengan melihat materi surat dakwaan dan keterangan saksi-saksi dan dihubungkan dengan keterangan terdakwa, bahwa sudah merupakan fakta persidangan antara lain sebagai berikut, bahwa: 1. Terdakwa/XXXXXXXXXXXX korban/XXXXXXXXXXXXtelah
dengan menikah
saksi
tanggal
06
Mei
2007
bertempat di Kompleks Setia Budi Blok I No.78 Medan sebagaimana Akta Nikah No:248/17/V/2007 dan dari hasil pernikahan tersebut tanggal 15 Mei 2010 telah lahir seorang anak laki-laki bernama XXXXXXXXXXXX ; 2. Terdakwa dan saksi korban bersepakat tinggal di rumah orang tua terdakwa di Komplek Tasbi Blok I No.78 Desa Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Kota Medan; 3. sejak bulan Desember tahun 2012 terdakwa dengan saksi korban tidak tinggal satu rumah lagi ; 4. pada tanggal 17 Desember 2012 terdakwa mengajukan gugatan Perceraian di Pengadilan Agama Medan terhadap saksi korban, yang mengabulkan
gugat
perceraian
tersebut
dengan
putusan
Nomor.1941/Pdt.G/2012/ PA.MDN tanggal 02 Juli 2013 ; 5. sejak
putusan
Pengadilan
Agama
Medan
tersebut
terdakwa
meninggalkan Kota Medan dengan membawa anaknya pergi ke Yogyakarta ; 6. Putusan Pengadilan Agama tersebut belum inkrah karena masih dalam proses banding sebagaimana Akta Permohonan Banding Nomor:1941/Pdt.G/2012/PA.Mdn tanggal 11 Juli 2013 yang diajukan oleh Sofiyanta Tarigan; 7. Sofiyanta
Tarigan
melaporkan
istrinya/XXXXXXXXXXXX
ke
Kepolisian pada tanggal 03 September 2013 sesuai Laporan Polisi Nomor:LP/873/IX/2013/SPKT I tanggal 03 September 2013 ; Menimbang, bahwa dengan memperhatikan fakta persidangan, bahwa percekcokan
atau
ketidak
cocokan
antara
Terdakwa
dengan
XXXXXXXXXXXXsudah sejak lama keluarganya tidak harmonis sebagaimana keterangan saksi Supartika Alias Atik pembantu rumah tangga Terdakwa dan saksi korban sejak usia XXXXXXXXXXXX berusia 4 (empat) bulan, dan klimaksnya sejak bulan Desember 2012 antara Terdakwa dan saksi Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 9 dari 14
korban/XXXXXXXXXXXXtidak tinggal satu rumah lagi dan berlanjut dengan pengajuan
gugat
cerai
oleh
terdakwa
terhadap
suaminya
XXXXXXXXXXXXtanggal 17 Desember 2012 di Pengadilan Agama Medan dan puncaknya setelah putusan Perceraian antara Terdakwa dengan saksi Korban berdasarkan
Putusan
Pengadilan
Agama
Medan
Nomor.
1941/Pdt.G/2012/PA.Mdn tanggal 02 Juli 2013 yang saat persidangan perkara ini masih dalam prosses banding, terdakwa dengan membawa anaknya berangkat ke Jogyakarta ; Menimbang, bahwa sebagaimana Visum Et Repertum Psychiatricium Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan tanggal 08-10-2013 sesuai hasil pemeriksaan tanggal 16-9-2013, tanggal 18-9-2013, tanggal 20-9-2013 kesimpulannya bahwa Saksi Korban mengalami depressi ringan berupa 1. Kehilangan minat dan kegembiraan, mudah lelah, konsentrasi dan perhatian kurang, tidur terganggu, nafsu makan berkurang, yang mungkin disebabkan karena beberapa hal berikut :1. Kekerasan psikis akibat ditinggalkan istri dengan membawa anak OS, 2.Status perceraian OS yang sedang naik banding di Pengadilan, 3.Kekhawatiran OS akan terganggunya kejiwaan anak OS yang masih kecil akibat kurang akurnya OS dan istri, dimana oleh karenanya selanjutnya saksi korban/XXXXXXXXXXXXmelaporkan terdakwa ke pihak Kepolisian karena merasa tidak diurusi lagi oleh istrinya yakni terdakwa ; Menimbang, bahwa dengan memperhatikan Visum Et Repertum Psychiatriucium tersebut telah ternyata bahwa kesimpulan dokter bahwa hal-hal yang dialami oleh saksi korban kemungkinan adalah disebabkan beberapa hal , yakni :1. Akibat ditinggalkan istrinya (terdakwa) dengan membawa anak, 2.Status Perceraian Saksi Korban yang sedang naik banding di Pengadilan, 3.Kekhawatiran akan terganggunya kejiwaan anak yang masih kecil akibat kurang akurnya Saksi Korban dengan istrinya (Terdakwa), dalam hal ini Dokter yang membuat Visum Et Repertum hanya berkesimpulan bersifat kemungkinan bukan kesimpulan bersifat kepastian, yang berarti masih ada kemungkinan lain, sehingga Visum Et Repertum tidak dapat 100% (sertatus persen) merupakan penyebab hal yang dialami oleh saksi korban/Sofianta Tarigan: Menimbang, bahwa Perceraian adalah merupakan hak bagi setiap orang yang diatur dalam undang-undang, dalam arti legal dilakukan bilamana Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 10 dari 14
dilakukan di lembaga yang di tunjuk untuk itu, dalam hal ini bilamana perceraian tersebut dilakukan melalui putusan Pengadilan, dengan kata lain bahwa perceraian merupakan hak siapa saja yang akan melakukannya dengan mengajukan alasan-alasan yang sudah ditentukan secara limitatif dalam peraturan perundang-undangan, sehingga bilamana salah satu pihak Suami maupun Istri
baik
yang mengalami percerian tersebut merasakan akibat
perceraian tersebut menyakiti dirinya, hal tersebut adalah konsekwensi logis dari suatu percerian, atau konsekwensi dari ketidak mampuan kedua pihak (suami atau istri) dalam membina dan mengurus rumah tangganya untuk menikmati suatu rumah tangga yang rukun dan bahagia sebagaimana makna suatu pertkawinan menurut Undang-Undang No.01 Tahun 1974 tentang Perkawinan ; Menimbang, bahwa saksi korban (Sofyanta Tarigan) mendalilkan dirinya mengalami depressi ringan akibat terjadinya perceraian rumah tangganya dengan istrinya (terdakwa), adalah merupakan kosekwensi logis yang harus diterima, yang sebenarnya masih ada kemungkinan untuk rujuk kembali tergantung dari usaha pendekatan kedua belah pihak agar memperoleh kebahagiaan rumah tangga yang hakiki ; Menimbang, bahwa didalam budaya timur dalam hal ini masyarakat Indonesia, suatu rumah tangga yang tidak harmonis apalagi bilamana sampai terjadi perceraian tentulah kedua belah pihak yakni suami maupun istri akan merasakan penderitaan tergantung kadar yang dirasakan masing-masing, sehingga dalam hal terjadi perceraian antara Terdakwa dengan saksi korban (Sofyanta Tarigan) yang mengklaim dirinya merasakan penderitaan akibat terjadinya
perceraian,
sebenarnya
bukan
hanya
saksi
korban/XXXXXXXXXXXXyang menderita, melainkan istrinya (terdakwa) tidak jauh berbeda deritanya ketimbang derita saksi korban, dan malahan dalam budaya timur termasuk kedua orang tua akan merasakan penderitaan karena merasa gagal mendidik dan membina anak-anakya, lebih-lebih terhadap anakanak yang diperoleh dari perkawinan yang pecah tersebut ; Menimbang, bahwa dengan memperhatikan uraian pertimbangan tersebut diatas, majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa penyebab depressi ringan saksi korban tersebut dalam Surat Keterangan Ahli Kedokteran Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 11 dari 14
Jiwa visum et repertum Psychiatricium Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Pirngadi
Medan
tertanggal
08-10-2013
dengan
kesimpulan
XXXXXXXXXXXXmengalami depressi ringan tidak harus dibebankan kepada kesalahan dari Terdakwa saja melainkan lebih disebabkan oleh kesalahan dari diri sendiri yang tidak mampu mendirikan rumah tangga yang baik, apalagi sebagaimana keterangan Saksi Korban/XXXXXXXXXXXXdalam Berita Acara Persidangan
maupun
dalam
Berita
Acara
Pemeriksaan
Penyidik,
mengemukakan terjadinya pertengkaran antara dirinya dengan ibu mertuanya ibu dari Terdakwa dengan alasan ingin tinggal pisah rumah, sementara terdakwa adalah anak satu-satunya dari orang tuanya yang sudah lanjut usianya, kiranya wajar bilamana orang tua mengharapkan anaknya berada dekat pada dirinya dihari tuanya, namun bilamana terdakwa tidak setuju tetap tinggal satu rumah dengan mertua/orang tua dari istrinya (Terdakwa) kiranya dapat dilakukan dengan cara lebih santun menghormati orang tua demi menjaga perasaan istri sendiri dengan menunggu waktu dan keadaan yang lebih tepat, namun terdakwa untuk mencapai keinginannya memaksakan kehendaknya tanpa memperhitungkan perasaan istri yang merupakan anak satu-satunya dari ibu mertua yang dilawannya bertengkar tersebut; Menimbang, bahwa dengan memperhatikan uraian pertimbangan tersebut diatas maka unsur melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga oleh terdakwa sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 45 ayat (1) UU No.23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam Dakwaan Kedua terhadap saksi korban tidak dapat dibuktikan, maka dakwaan Kedua ini harus dinyatakan tidak terbukti dan oleh karenanya terdakwa haruslah dibebaskan dari dakwaan Kedua tersebut ; Menimbang,
bahwa demikian juga dengan memperhatikan uraian
pertimbangan tersebut diatas maka juga mengenai unsur “menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 huruf a UU No.23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam dakwaan Pertama Jaksa Penuntut Umum telah tidak terbukti dilakukan oleh terdakwa, maka dakwaan Pertama tersebut harus dinyatakan tidak terbukti dan oleh karenanya terdakwa haruslah dibebaskan dari dakwaan tersebut ;
Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 12 dari 14
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
tanggal
02
Desember
2014
nomor:1.255/Pid.B/2014/PN.Mdn tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dibatalkan dan Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri perkara ini yang amarnya sebagaimana disebutkan dibawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dibebaskan dari seluruh dakwaan, maka hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya haruslah dipulihkan kembali dan biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan dibebankan kepada Negara; MemperhatikanUndang-undang
Nomor
48
Tahun
2009
(tentang
KEKUASAAN KEHAKIMAN), Undang-undang Nomor 2 tahun 1986 UU jo No.49 tahun 2009 (tentang Peradilan Umum) dan pasal 97, 191 ayat (1) KUHAP jo Pasal 49 huruf a dan Pasal 45 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku; MENGADILI - Menerima permintaan banding dari Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum; - Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 02 Desember 2014 nomor:1.255/Pid.B/2014/PN.Mdn yang dimintakan banding ; Mengadili sendiri : - Menyatakan Terdakwa XXXXXXXXXXXX tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan
bersalah
melakukan
tindak
pidana
dalam
Dakwaan Pertama dan DakwaanKedua ; - Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan tersebut ; - Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya ; - Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan kepada Negara ;
Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 13 dari 14
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari RABU tanggal 04 MARET 2015 oleh kami Hj.WAGIAH
ASTUTI,SH
sebagai
Ketua
Majelis
dengan
YANSEN
PASARIBU,SH dan ABDUL FATTAH,SH,MH masing-masing sebagai Hakim Anggota berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 04 Pebruari 2015 Nomor : 79/PID.SUS/2015/PT.MDN untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut pada hari KAMIS tanggal 12 MARET 2015 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri hakim-hakim anggota, PANGGABEAN RAMBE,SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut, akan tetapi tanpa dihadiri JPU dan Terdakwa ; Hakim Anggota ;
Hakim Ketua ;
1. ( YANSEN PASARIBU,SH )
( Hj.WAGIAH ASTUTI,SH )
2. ( ABDUL FATTA,SH,MH )
Panitera Pengganti :
( PANGGABEAN RAMBE,SH)
Putusan Nomor:79/PID.SUS/2015/PT.MDN
Halaman 14 dari 14