PUTUSAN Nomor : 192/Pdt.G/2010/PTA.Bdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang mengadili perkara tertentu dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :--------------------------------Pembandung, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Kabupaten Garut, dalam hal ini
telah menguasakan kepada
Anung
Anshorry,SH M.Si. Advokat dan pengacara yang beralamat di Kantor Gd. Sasakadana Lt.I Jl. Patriot Tarogong Kidul, Garut, berdasarkan Surat Kuasa yang telah didaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Garut nomor : 306/SK/ADV/IV/2010 tanggal 28 April 2010 dan Surat Kuasa tanggal 02 Agustus 2010, selanjutnya disebut Tergugat/Pembanding; Melawan Terbanding, umur 25 tahun,, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Garut, dalam hal ini
telah
menguasakan kepada Agus
Koharudin Sholeh,SH, Advokzt/penasehat hukum pada Kantor Hukum Agus Koharudin Sholeh & Associates, yang beralamat di Jalan Hasan Arif No. 21, Garut. berdasarkan Surat Kuasa khusus yang telah didaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Garut nomor 321/SK/ADV/V/2010 tanggal 04 Mei 2010, selanjutnya disebut Penggugat/Terbanding; -
Pengadilan Tinggi Agama tersebut;
-
Telah mempelajari berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian
tentang hal ini sebagaimana termuat dalam Putusan
Pengadilan Agama Garut nomor : 485/Pdt.G/2010/PA.Grt tanggal 28 Juli 2010 M, bertepatan dengan tanggal 16 Syaban 1431 H yang amarnya berbunyi ; 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu bain sughra tergugat kepada penggugat; 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Garut untuk mengirimkan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) tempat perkawinan dilangsungkan serta Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang wilayahnya meliputi tempat tinggal penggugat dan tergugat ;
1
4. Membebankan biaya perkara kepada penggugat sejumlah Rp.291.000;- (dua ratus Sembilan puluh satu ribu rupiah) ; Membaca Akta Permohonan Banding Nomor : 485/Pdt.G/2010/PA.Grt tanggal 03 Agustus 2010 yang dibuat Panitera Pengadilan Agama Garut, yang menyatakan bahwa tergugat/pembanding telah memohon banding atas Putusan Pengadilan Agama tersebut, dan permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawannya pada tanggal 6 Agustus 2010; Memperhatikan, bahwa Pembanding telah mengajukan Memori Banding dan telah diterima Panitera Pengadilan Agama Garut tanggal 16 Agustus 2010 serta telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 18 Agustus 2010; Memperhatikan, bahwa menurut Surat Keterangan Panitera Pengadilan Agama Garut tanggal 30 September 2010, terbanding tidak mengajukan kontra memori banding ; Menimbang, bahwa selanjutnya kepada masing-masing pihak telah
diberi
kesempatan dengan patut untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara (inzage) kepada Pembanding tanggal 27 September 2010 dan kepada Terbanding tanggal 28 September 2010, sebelum berkas perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Bandung; Menimbang, bahwa sesuai dengan Akta Inzage yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Garut masing-masing Nomor : 485/Pdt.G/2010/PA.Grt tanggal 29 September 2010, baik
Tergugat/Pembanding
maupun
Penggugat/Terbanding
masing-masing
telah
menggugakan haknya untuk memeriksa berkas perkara tersebut; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa putusan aquo dijatuhkan pada tanggal 20 Juli 2010 di hadapan Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat dan kemudian permohonan banding Pembanding diajukan pada tanggal 03 Agustus 2010, maka permohonan banding tersebut telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara-cara sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947, sehingga permohonan banding Pembanding secara formal harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Agama atas dasar apa yang telah dipertimbangkan dan disebutkan sebagai pendapat dari Pengadilan Agama di dalam amar putusannya sudah tepat dan benar, sepenuhnya dapat disetujui untuk dijadikan sebagai pertimbangan
dan pendapat dari Pengadilan Tinggi Agama sendiri, namun Pengadilan
Tinggi Agama memandang perlu menambahkan pertimbangannya sendiri sebagai berikut: Menimbang, bahwa Penggugat dalam repliknya menyatakan Tergugat tidak pernah berusaha datang pada orang tua Penggugat untuk meminta kembali Penggugat, yang
2
kemudian dijawab oleh Tergugat dalam dupliknya, Tergugat telah berupaya untuk mendatangi Penggugat akan tetapi Penggugat selalu menghindar tanpa alasan yang jelas; Menimbang, bahwa Pembanding/Tergugat keberatan dan menolak pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama, mengenai penilaian saksi-saksi, karena keterangan saksi-saksi tersebut tidak didasarkan pengalaman atau pengetahuan saksi, melainkan hanya kabar dari orang lain, Pengadilan Tingkat Banding berpendapat bahwa saksi-saksi Penggugat telah memberikan keterangan di muka sidang bahwa saksi Wiwi binti Eman sebagai ibu kandung Penggugat pernah melihat langsung Penggugat dengan Tergugat sedang berselisih, sebabnya karena Tergugat kurang bertanggung jawab dalam hal nafkah, dan Tergugat suka bepergian dengan wanita lain serta Tergugat berani memukul. Demikian pula saksi Yayah Rokayah binti Erom sebagai keponakan Penggugat menyatakan pernah melihat Penggugat dengan Tergugat berselisih karena Tergugat sering bepergian dengan wanita lain dan Tergugat kurang bertanggung jawab dalam hal nafkah; Menimbang, bahwa kedua saksi tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai saksi, baik sebagai syarat formil maupun syarat materil, karena diucapkan didepan sidang Pengadilan dan keterangannya berdasarkan kepada pengetahuannya sendiri (melihat), demikian
pula
keterangan
seorang
saksi
dengan
saksi
lainnya
saling
berhubungan/bersesuaian, sebagaimana diatur dalam Pasal 170 HIR dan Pasal 171 ayat (1) HIR serta saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 197; Menimbang, bahwa perkawinan menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri, menurut hukum Islam ialah akad yang sangat kuat atau mitsaqon gholidzan ( Vide Kompilasi Hukum Islam Pasal 2); Menimbang, bahwa dari ketentuan tersebut dapatlah diketahui bahwa salah satu unsur dari perkawinan itu ialah unsur ikatan batin, sedangkan dalam hal ini Penggugat didatangi saja oleh Tergugat, Penggugat selalu menghindar tanpa alasan yang jelas, hal ini menunjukkan unsur ikatan batin sudah tidak ada, maka sebenarnya perkawinan sudah rapuh dan tidak rukun, lebih-lebih apabila salah satu pihak sudah tidak mau mempertahankan perkawinannya, maka disini sudah ada bukti atau petunjuk (persangkaan) bahwa antara suami isteri tersebut sudah tidak ada ikatan batin lagi, sehingga perkawinan seperti ini sudah tidak utuh dan sudah rapuh, dengan demikian maka alasan perceraian sebagaimana didalilkan oleh Penggugat telah sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa dengan menambahkan pertimbangan seperti tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Agama tersebut sepenuhnya dapat dikuatkan;
3
Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka sesuai dengan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, maka biaya yang timbul dalam perkara ini pada tingkat pertama dibebankan kepada Penggugat/Terbanding dan pada tingkat banding dibebankan kepada Tergugat/Pembanding; Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Hukum Syara’ yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI: -
Menyatakan, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Tergugat /Pembanding dapat diterima;
-
Menguatkan putusan Pengadilan Agama Garut tanggal 28 Juli 2010 M. bertepatan dengan tanggal 16 Sya’ban 1431 H Nomor : 485/Pdt.G/2010/PA.Grt yang dimohonkan banding;
-
Menghukum Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah ); Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim pada hari
Rabu, tanggal 03 Nopember 2010 M bertepatan dengan tanggal 26 Dzulqaidah 1431 H, oleh kami Drs. H. R. M. ZAINI. SH. MH.I. Hakim Tinggi yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandung sebagai Ketua Majelis, Drs. ZEIN AHSAN, MH. dan Drs.H. BARHAKIM S.SH. masing-masing sebagai Hakim Anggota dan pada hari itu juga dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut yang dihadiri Hakim-Hakim Anggota Majelis tersebut serta dibantu oleh SETYA RINI, SH.sebagai Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding; KETUA MAJELIS, ttd Drs.H. R.M. ZAINI.SH,MH.I. HAKIM ANGGOTA,
HAKIM ANGGOTA
Drs. ZEIN AHSAN. MH
Drs. H. BARHAKIM, SH. PANITERA PENGGANTI, SETYA RINI, S.H.
4
Rincian biaya proses : Biaya ATK, pemberkasan, dll… Rp. 139.000;Redaksi ………………………. Rp. 5.000,Biaya Meterai …………………Rp. 6.000,J u m l a h…………… . Rp. 150.000,Untuk salinan yang sama bunyinya oleh : PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG, PANITERA ttd H. TRI HARYONO, SH.
5