Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013
PROTOTIPE COUNTER KENDARAAN DIRUANG PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Dyah Siti Istiqomah
[email protected] Abstrak: Sistem parkir yang digunakan saat ini khususnya di Surakarta, masih menggunakan sistem parkir yang bersifat manual. Dalam pengertian bahwa jika suatu area parkir sudah penuh, petugas parkir pada pintu masuk tidak dapat mengetahui secara otomatis bahwa area parkir di dalam sudah penuh. Petugas parkir pintu masuk akan mengetahui area parkir sudah penuh ketika mendapatkan informasi dari petugas parkir yang didalam melalui Handy Talky. Setelah itu petugas parkir pintu masuk akan memberikan informasi kepada pengunjung bahwa area parkir sudah penuh, dengan meletakkan papan yang bertuliskan ”PARKIR PENUH” di depan pintu masuk. Counter kendaraan diruang parkir dirancang akan menampilkan jumlah mobil yang sedang parkir dan jumlah parkiran yang kosong pada 7-segment dan juga akan memberikan alarm dan informasi kata “PENUH” pada 7-segment, ketika kapasistas parkiran sudah maksimal. Counter kendaraan bermotor dirancang dengan menggunakan sensor LDR dan sumber cahaya. Digunakan mikrokontroler AT89S51 sebagai pengolah data dan pengontrol perangkat keras lainnya dalam sistem counter ini. Untuk output tampilan digunakan 7-segment karena mudah dalam penerapan dan terlihat jelas untuk tampilan berupa angka, selain itu juga digunakan buzzer sebagai alarm tanda area parkir sudah penuh. Kata kunci/Key word: Mikrokontroler AT89S51, LDR, 7-segment, Buzzer 1.1 Latar Belakang Sistem parkir yang digunakan saat ini khususnya di Surakarta, masih menggunakan sistem parkir yang bersifat manual. Dalam pengertian bahwa jika suatu area parkir sudah penuh, petugas parkir pada pintu masuk tidak dapat mengetahui secara otomatis bahwa area parkir di dalam sudah penuh. Petugas parkir pintu masuk akan mengetahui area parkir sudah penuh ketika mendapatkan informasi dari petugas parkir yang didalam melalui Handy Talky. Setelah itu petugas parkir pintu masuk akan memberikan informasi kepada pengunjung bahwa area parkir sudah penuh, dengan meletakkan papan yang bertuliskan ”PARKIR PENUH” di depan pintu masuk. Keterlambatan informasi dari petugas parkir dalam, membuat para pemakai jasa parkir dihadapkan pada masalah antrian yang panjang untuk masuk ke area parkir, setelah lama mengantri, masuk ke area parkir, dan mencari tempat parkir ternyata tempat parkir tidak ada yang kosong. Masalah ini sering terjadi terutama di pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi pembeli. Dari hasil penelitian kebutuhan parkir di Grand Mall Surakarta berkisar antara 250-300 mobil (Suwardi, 2008). Berpijak pada masalah inilah dirancang sebuah counter mobil pada parkiran yang akan menampilkan jumlah mobil yang sedang parkir dan jumlah parkiran yang kosong pada 7segment. Ditampilkannya jumlah area parkir yang kosong secara otomatis pada 7-segment, diharapkan pengguna parkir tidak menggunakan jasa parkir di badan jalan yang dapat menyebabkan kemacetan. Selain itu alat ini juga Vol 2 No 1 – Maret 2013 ISSN: 2302-1136 - seruniid.unsa.ac.id
akan memberikan alarm dan informasi kata PENUH pada 7-segment, ketika kapasistas parkiran sudah maksimal. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang counter kendaraan diruang parkir berbasis mikrokontroler AT89S51 yang dapat menampilkan kata PENUH ketika kapasistas parkir sudah maksimal?” 1.3 Batasan Masalah a. Pembuatan prototipe counter kendaraan diruang parkir menggunaka IC mikrokontroler AT89S51 sebagai penggontrol. b. Pendeteksi keluar dan masuknya mobil dengan menggunakan 2 buah sensor berupa LDR (Light Dependent Resistor). c. Tampilan angka untuk menunjukkan jumlah mobil yang sedang parkir dan jumlah area parkir yang kosong menggunakan 7-segment. d. Digunakan 2 buah pintu. e. Buzzer berbunyi pada saat area parkir sudah penuh (200 mobil). 1.4 Tujuan Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk dapat membuat counter kendaraan bermotor pada area parkir mobil parkir berbasis mikrokontroler AT89S51 yang dapat menampilkan kata PENUH ketika kapasistas parkir sudah maksimal.
22
Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013
1.5 Manfaat Penelitian a. Dapat membantu bagi kelancaran transportasi dipusat-pusat perbelanjaan terutama dalam hal perparkiran kendaraan. b. Dapat memberikan informasi bahwa area parkir sudah penuh sehingga dapat mengatasi kemacetan di area parkir. 2.1 Pemancar Cahaya Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) adalah sumber gelombang elektromagnetik koheren yang memancarkan gelombang pada frekuensi infra merah dan cahaya tampak. Koheren dalam hal ini adalah berfrekuensi tunggal, sefase, terarah dan terpolarisasi. (Noor Hasyim,2006) 2.2 LDR (Light Dependent Resistance) LDR yaitu resistor yang dapat berubahubah nilai resistansinya jika permukaannya terkena cahaya. Kondisinya ialah jika terkena cahaya nilai resistansinya kecil,sedangkan jika tidak terkena cahaya (kondisi gelap) maka nilai resistansinya besar. (http://p_musa.staff.gunadarma.ac.id/ )
Gambar 2. Konfigurasi Pin IC AT89S51 (www.mikron123.com) 2.4 SEVEN SEGMEN Seven segment merupakan device yang berfungsi untuk menampilkan bilangan desimal dimana bilangan tersebut dinyatakan oleh segment (LED) yang akan menyala untuk menampilkan bilangan decimal tersebut.
Gambar 1. LDR Sumber : (http://www.geocities.com/) 2.3 Mikrokontroller AT89S51 Mikrokontroller, adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran kecil (mikro). Sebelum mikrokontroller ada, telah terlebih dahulu muncul apa yang disebut mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroller jauh lebih unggul. (Tim Lab Mikroprosesor, 2007).
Gambar 3. Seven Segment (agfi.staff.ugm.ac.id) 2.5 Buzzer Buzzer merupakan speaker atau device yang digunakan untuk mengeluarkan suara atau bunyi. Bunyi yang dihasilkan ini hanya satu nada atau hanya terdengar bunyi tit.
Gambar 11. Buzzer (http://lab.binus.ac.id/)
Vol 2 No 1 – Maret 2013 ISSN: 2302-1136 - seruniid.unsa.ac.id
23
Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013
2.6 IC 7805 IC Regulator tegangan yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan bernilai konstan pada nilai positif 5 volt. (http://www.e-dukasi.net/) 3. Analisis dan Perancangan Sistem
pengaturan posisi antara sensor dan sumber cahaya menjadi lebih mudah. Peralatan penghitung kendaraan ini dirancang untuk ruang parkir dengan pintu masuk dan keluar yang letaknya berdampingan. Jadi sensor diletakkan pada sisi yang berlawanan dan sumber cahaya ditempatkan masing-masing didepan sensor.
3.1 Perancangan Sistem Perancangan sebuah alat yang meliputi diagram blok rangkaian dan realisasi dari masing-masing blok rangkaian pada Prototipe Counter Kendaraan Di Ruang Parkir Berbasis Mikrokontroler AT89S51.
Gambar 13. Blok Diagram Penempatan Sensor dan Sumber Cahaya 2. Perancangan Rangkaian Sensor Light Dependent Resistor (LDR) LDR akan mengeluarkan tagangan yang berubahubah sejalan dengan perubahan intensitas cahaya yang diterima (resistansi LDR tinggi pada saat gelap dan rendah pada saat terang),dimana sinyal ini dapat dijadikan untuk sinyal masukan.
Gambar 12. Diagram blok sistem
1. 2. 3.
4.
5. 6.
Bagian pemancar cahaya, yaitu sebagai sumber cahaya untuk bagian sensor. Sensor LDR berfungsi untuk mendeteksi jumlah mobil yang masuk dan jumlah mobil yang keluar. Mikrokontroler AT89S51, yang berfungsi sebagai pencacah, pendekode BCD ke tampilan 7-segment dan mengendalaikan buzzer berdasarkan sinyal masukan dari sensor LDR. Tampilan 7-segment berfungsi untuk menunjukan jumlah mobil yang sedang parkir, jumlah parkiran yang kosong, dan menampilkan kata “PENUH”. Buzzer berfungsi untuk indikator bunyi pada saat area parkir sudah penuh. Bagian catu daya, catu daya dalam rangkaian ini menggunakan tranformator (trafo) step down, yaitu menurunkan arus dari aliran listrik PLN menjadi 9Volt. Selanjutnya tegangan AC (bolak-balik) akan diubah menjadi tegangan DC(searah).
Sumber Cahaya
Gambar 14. Skema Rangkaian Sensor LDR 3. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 akan mengendalikan seluruh rangkaian.
3.2. Perancangan Sumber Cahaya 1. Perancangan Sumber Cahaya Laser pointer dipakai karena sangat menguntungkan karena jarak yang bisa dicapainya jauh bahkan sampai ratusan meter. Disamping itu karena cahaya yang dihasilkan tampak oleh mata telanjang sehingga saat Vol 2 No 1 – Maret 2013 ISSN: 2302-1136 - seruniid.unsa.ac.id
24
Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013
Gambar 15. Skema Rangkain Mikrokontroler AT89S51 4. Perancangan Rangkaian 7-Segment Jenis 7-segment yang dipakai pada alat ini adalah 7-segment common anoda, dimana bagian anodanya dihubungkan menjadi satu (common) dengan Vcc 5 Volt.
3.2
Gambar 18. Skema rangkaian catu daya Perancangan Perngkat Lunak
Sebelum membuat suatu program yang direncanakan maka langkah awal dalam perancangan software adalah membuat flowchart sebagai acuan pembuatan listing program.
Gambar 16. Rangkaian LED driver dari 7-segment 3 digit. 5. Perancangan Rangkaian Buzzer Buzzer terhubung pada P0.7 mikrokontroler, rangkaian buzzer menggunakan transistor A733 (general purpose).
Gambar 17. Skema Rangkaian Buzzer 6. Perancangan Rangkaian Catu Daya Catu daya yang dibutuhkan adalah 5 Volt DC. Untuk menurunkan tegangan trafo dari 9V menjadi 5V maka digunakan IC voltage regulator LM7805. Pada rangkaian catu daya, 4 buah dioda IN4002 berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh dari ac ke dc dengan arus sebesar 0,5 Ampere,sedangkan kapasitor 1000µF berfungsi sebagai filter tegangan dc atau penghalus pulsapulsa tegangan yang dihasilkan oleh dioda penyearah.
Vol 2 No 1 – Maret 2013 ISSN: 2302-1136 - seruniid.unsa.ac.id
Gambar Alur Proses a.
Program dimulai dengan memeriksa kedua sensor LDR apakah ada yang melewati, jika tidak ada yang melewati maka sensor akan terus diperiksa.
25
Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013
b.
c.
Jika ada yang melewati, kemudian diperiksa sensor manakah yang dilewat terlebih dahulu. Jika sensor masuk yang dilewati terlebih dahulu maka, akan menaikkan hitungan dan menampilkan pada 7-segment. Hingga cek kapasitas, jika A=200 maka 7-segment akan menampilkan ”PENUH” dan buzzer berbunyi. Jika sensor keluar yang dilewati mobil maka counter akan mengurangi.
‘high’ atau 5 V dan apabila LDR tidak terkena cahaya maka tegangan outputnya harus ‘low’ atau 0 V. Hasil pengukuran tagangan output Ldr diperlihatkan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1. Pengukuran Tegangan Output LDR. Keadaan LDR LDR 1(Port LDR 1.0) 2(Port1.1) Kena cahaya 5V 4,99 V Tidak cahaya
kena
0V
0V
3.3 Software dan Alat-Alat Pendukung 1. Perangkat Lunak (Software): a. Notepad Aplikasi ini digunakan untuk menuliskan program asembly yang nantinya akan disimpan dengan ekstensi .asm. b. ASM_51 Aplikasi ini digunakan untuk mengubah program asembly yang telah kita tulis menghunakan notepad menjadi file yang berekstensi .hex. c. AEC_ISP Aplikasi ini digunakan untuk mengambil file dengan ekstensi .hex yang nantinya dimasukkan ke dalam minimum system AT89S51. d. Visio Protel dan visio merupakan program yang digunakan untuk menggambar flowchart diagram. 2. Alat-Alat Pendukung: a. Solder. Merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan timah patri yang digunakan untuk menyambung komponen-komponen elekronika dengan PCB b. Penyedot Timah . Alat untuk mengangkat timah yang tidak diperlukan. c. Multimeter. Merupakan alat untuk mengukur arus (Ampere), tegangan (Voltage), dan hambatan (Ohm) dari suatu komponen atau pada rangkaian. d. Obeng. Terdiri dari obeng min dan plus, yang digunakan untuk merapatkan mur sebaai pengunci antar komponen. e. Tang. Alat yang digunakan sebagai penjepit. f. Gergaji. Alat yang digunakan sebagai pemotong. g. Bor. Alat yang digunakan untuk membuat lubang baik pada PCB maupun pada rangka/chasis.
4.1.1 Pengujian
Sensor Light Dependent Resistor (LDR) Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tegangan output LDR, yaitu pada port 1.0 terhadap ground untuk sensor LDR yang pertama dan port 1.1 terhadap ground untuk sensor LDR yang kedua. Apabila LDR terkena cahaya lampu maka tegangan outputnya harus Vol 2 No 1 – Maret 2013 ISSN: 2302-1136 - seruniid.unsa.ac.id
Hasil pengukuran tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan, artinya rangkain sudah dapat bekerja dengan baik.
4.1.2 Pengujian Mikrokontroler AT89S51 Pengujian dilakukan dengan cara membuat rangakaian untuk menyalakan LED dan program untuk menyalakan LED. Program tersebut kemudian diisi ke IC mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan easy downloader (alat pengisi program0. Konfigurasi LED yang digunakan adalah Common Anoda (CA), artinya bagian anoda sudah terpasang ke tegangan Vcc 5 Volt, jadi untuk menghidupkan LED pada port 0 harus dikirim atau dituliskan logika ‘0’, sehingga LED yang terhubung secara common anoda tersebut dapat menyala. Sebelum port 0 terhubung ke LED, maka harus dipasang terlebih dahulu resistor sebagai pembatas arus, dengan tegangan Vcc 5 Volt maka arusnya sekitar 15mA dan ini cukup untuk menghidupkan LED. Program untuk menyalakan LED adalah sebagai berikut: PROGRAM: ORG 00H MOV A,01111111 B MULAI : MOV P0, A RL A SJMP MULAI END Hasil pengujian mikrokontroler tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan, LED dapat menyala secara bergantian dari port 0.0 ke port 0.7 kemudian berulang kembali, artinya rangkaian mikrokontroler AT89S51 sudah dapat bekerja dengan baik.
4.1.3 Pengujian tampilann 7-Segment Konfigurasi LED 7-Segment yang digunakan untuk tampilan adalah Common Anoda(CA), artinya bagian anoda sudah terpasang ke tegangan Vcc 5 Volt. Jadi untuk menghidupkan LED pada 7-Segment, maka bagian katodanya harus diberikan ground atau 0 Volt. Pengujian tampilan 7-Segment dilakukan dengan memberikan sinyal ‘low’ atau 0 Volt ke Port 0 (sebagai data karakter) dan Port 2 (sebagai 26
Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013
saklar), karena menggunakan teknik scanning (bergantian), mka agar ada arus yang mengalir dari Vcc ke CA maka P2 harus diberi ‘low’ atau 0 Volt sehingga transistor menjadi ON (kondisi jenuh) dan mengalirkan arus dari Vcc ke CA. Data tampilan 7-Segment dikirimkan melalui Port 0, karena menggunkan konfigurasi 7-Segment harus diberi juga ‘low’ atau 0 Volt. Pengujian tersebut dilakukan pada saat IC mikrokontroler AT89S51 belum terpasang. Hasil pengujian tampilan 7Segment diperlihatkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Pengujian Tampilan 7-Segment. Tampilan Angka
P0.6
P0.5
P0.4
P0.3
P0.2
P0.1
P0.0
sesuai dengan yang diharapkan dan artinya buzzer sudah dapat bekerja dengan baik.
4.1.5 Pengujian Catu Daya Pengujian dilakukan dengan cara mengukur keluaran tegangan pada kaki output IC LM7805 (voltage regulator) dengan menggunakan multimeter, hasil pengukuran tersebut menunjukan bahwa keluaran tegangan adalah 5 Volt DC. Dari hasil pengukuran tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa rangkaian catu daya sudah memiliki keluaran tegangan sesuai dengan yang diharapkan dan artinya rangkaian tersebut sudah dapat bekerja dengan baik.
4.2.1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
2
1
0
0
0
1
0
0
3
0
0
1
0
1
0
0
4
0
1
1
0
0
1
0
5
0
0
1
0
0
0
1
6
0
0
0
0
0
0
1
7
0
1
1
1
1
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
9
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
P E N U H
Hasil pengujian tampilan 7-Segment tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan, LED pada setiap segmen dapat menyala dengan terang, artinya rangkaian tampilan 7-Segment sudah dapat bekerja dengan baik.
4.1.4 Pengujian Buzzer Pengujian dilakukan dengan cara memberikan sinyal ‘low’ atau 0 Volt pada Port 0.7 mikrokontroler yang terhubung ke transistor A733 sebagai saklar untuk mengaktifkan buzzer. Pada saat sinyal ‘low’ diberikan, maka buzzer berbunyi, hasil pengujian buzzer diperlihatkan pada Tabel 41-4. Tabel 4 .1.4. Hasil Pengujian Buzzer. Port 0.7 Buzzer 0 Berbunyi 1 Tidak Berbunyi Dari hasil pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa rangkaian buzzer sudah Vol 2 No 1 – Maret 2013 ISSN: 2302-1136 - seruniid.unsa.ac.id
Pengujian Program Mikrokontroler AT89S51 Program lengkap mikrokonrtoler AT89S51 dibuat pada program editor biasa (notepad) dan ditulis menggunakan bahasa assembly, kemudian program tersebut di compile (diterjemahkan dahulu menjadi bahas mesin dalam bentuk kode biner), selanjutnya dengan menggunakan software AEC_ISP.EXE program diisikan ke Flash PEROM yang ada di dalam chip mikrokontroler AT 89S51. Sistem catu daya yang digunakan pada rangkaian ini menggunakan catu daya dengan kombinasi dua buah dioda. Keluarannya dilewatkan pada regulator 7805 yang dirangkaikan dengan untai filter. Untai filter menggunakan kombinasi dua buah kapasitor. Keterangan ini akan lebih jelas jika dilihat pada gambar rangkaian totalnya. Rangkaian sistem penghitung mobil pada area parkir ini akan aktif jika telah dialiri arus yang berasal dari rangkaian catu daya tersebut. Arus listrik dari catu daya langsung dialirkan ke sistem rangkaian pembangkit klok mikrokontroler, jadi tegangan tidak langsung masuk ke bagian mikrokontroler. Tegangan sebesar 5 volt akan diterima oleh untai pembangkit klok yang terdiri dari rangkaian osilator dengan komponen utamanya adalah crystal yang mempunyai daya bangkit frekuensi tertentu. Hal ini disebabkan karena mikrokontroler hanya akan aktif jika pada pin 18 dan 19 dialiri klok yang berdetak kontinyu, dan sesuai data sheet IC-nya bahwa dengan rangkaian yang digunakan sekarang, untai osilator mampu menghasilkan klok 20.000 klok per detik. Secara umum alat sudah berjalan dengan baik dan menampilkan hasil sesuai dengan rencana. Pada saat catu daya dan sumber cahaya led dihidupkan, maka tampilan 7-segment 5 digit (display area parkir) menunjukkan agka 200, dan 7-segment 3 digit (display mobil masuk) menunjukkan angka 000, berarti menandakan belum ada mobil yang masuk. Kemudian pada 27
Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013
saat ada mobil yang masuk maka tampilan 7segment 5 digit (display area parkir) akan berkurang menjadi 199 dan tampilan 7-segment 3 digit (display mobil masuk) bertambah menjadi 001. Jumlah mobil yang parkir sudah mencapai 200, buzzer akan mengeluarkan suara ‘tit..tit.’sebagai alarm tanda area parkir sudah penuh. Saat jumlah area pakir maksimum ini, tampilan 7 segment 5 digit (display area parkir) menampilkan sebuah kata yaitu “PENUH” yang berarti kapasitas parkir sudah penuh dan kembali menampilkan angka-angka jika ruang parkir ada yang kembali kosong.
4.2.2
Proses
Pemrograman ke dalam Mikrokontroler AT89S51 Pemrograman dilakukan dengan ISP (In System Programming). Merupakan program untuk memprogram mikrokontroler MCS-51 versi S seperti AT89S51. Proses pemasukan program ke dalam IC Mikrokontroler dilakukan dengan menggunakan software AEC_ISP. Mikrokontroler hanya dapat diprogram/ditulisi dengan menggunakan file dengan format Biner/Heksa atau sering disebut sebagai bahasa Mesin. Untuk mengubah file bahasa manusia (file edit) menjadi file bahasa Mesin (file Heksa) maka digunakan sebuah compiler. Program untuk penghitung mobil yang telah dibuat pada notepad kemudian disimpan dengan nama dyahOK.asm. Kemudian untuk mengubah file ini menjadi file DYAH.HEX maka digunakan program compiler ASM51.EXE seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.2:Setup AEC_ISP
2. Enter "(A) Load HEX file to Flash buffer" untuk memasukkan file Heksa yang akan diisikan ke dalam IC Mikrokontroler. Masukkan file Heksa yang akan diisikan ke dalam Mikrokontroler, lalu tekan enter sebagai contoh: DYAHOK.HEX).
Gambar 4.3: Memanggil File. HEX
3. Enter "(I) Reset
dari High menjadi Low" untuk mereset Mikrokontroler.
Gambar 4.4: Reset Program Gambar 4.1:ASM_51.exe Untuk memasukkan program ke dalam IC Mikrokontroler, pastikan bahwa alat telah terhubung dengan komputer. 1. Buka program AEC_ISP dalam yang ada dalam komputer untuk men-download file Heksa ke dalam IC Mikrokontroler. Enter "(J) Setup" atur semua parameter pemrograman IC Mikrokontroler termasuk tipe IC mikrokontroler yang akan diprogram, kemudian dienter "(S) Save setup" untuk menyimpan parameter pemrograman.
Vol 2 No 1 – Maret 2013 ISSN: 2302-1136 - seruniid.unsa.ac.id
4. Enter"(E) Program" untuk memprogram IC Mikrokontroler.
Gambar 4.5: Perintah Program ke IC Mikrokontroler 5. Enter (I) Reset Low menjadi High untuk mengembalikan Mikrokontroler ke posisi 28
Seruni - Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013
normal (run). Setelah dtekan enter, program diproses untuk mengisi ke IC Mikrokontroler. Setelah proses pemrograman selesai ditekan enter, maka program telah berhasil dimasukkan ke dalam program Mikrokontroler seperti yang ditunjukan oleh gambar berikut:
[2]
[3]
[4]
Gambar 4.6:Proses Program 6. Matikan catu daya dari rangkaian, kemudian lepaslah hubungan Kabel Data dari komputer ke rangkaian, dan Mikrokontroler telah siap digunakan untuk aplikasi.
4.1.6 Tampilan Alat
Gambar 4.8 Tampilan Utama Prototipe Counter Kendaraan Di Ruang Parkir Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Tampilan pada gambar 4.8 di atas merupakan tampilan depan “ Prototipe Counter Kendaraan Di Ruang Parkir Berbasis Mikrokontroler AT89S51”. Satu LDR dipasang pada pintu masuk dan yang satunya dipasang dipintu keluar. 5.1 Kesimpulan [1] Aplikasi alat ini digunakan pada ruangan yang mempunyai 2 pintu, untuk keluar masuk mobil. LDR yang satu ditempatkan pada pintu masuk dan yang satunya dipasang pada pintu keluar parkiran, gunanya untuk mendeteksi adanya mobil masuk dan mobil yang keluar dari parkiran. Vol 2 No 1 – Maret 2013 ISSN: 2302-1136 - seruniid.unsa.ac.id
Penampil ini hanya hanya menampilkan jumlah mobil yang parkir dengan kapasitas parkir 200 mobil, jumlah area parkir yang kosong, dan juga memberikan informasi bahwa area parkir sudah penuh. Penampil ini tidak bisa memberikan informasi area parkir mana yang masih kosong, karena alat ini hanya berfungsi untuk menghitung mobil yang masuk dan mobil yang keluar dari area parkir. Kendala utama dari alat ini adalah sensor tidak dapat mendeteksi apabila ada dua mobil yang masuk dan keluar dalam waktu yang sama. Akibatnya perhitungan jumlah mobil tidak sesuai dengan mobil yang ada di dalam ruang parkir.
5.2 Saran 1. Untuk keakuratan dalam menghitung, sensor LDR dapat diganti dengan sensor logam yang diatur kepekaanya agar hanya logam yang merupakan bodi mobil saja yang bisa terdeteksi. 2. Counter kendaraan ini dibuat untuk menghitung mobil yang masuk dan keluar area parkir dan menampilkan jumlahnya dalam 7 segment. Pengembangan selanjutnya bisa dibuat agar alat mampu membuat print out karcis parkir dan print out tagihan parkir yang dilengkapi dengan database. Pustaka [1] Eko Waskito, Ramadian Agus Triyono (2013), Miniatur Otomatisasi Bel Listrik Dan Pintu Gerbang Sekolah Menggunakan Mikrokontroler Atmega8l, Indonesian Jurnal on Computer Science Speed (IJCSS) 15 FTI UNSA Vol 10 No 1 – Februari 2012 - ijcss.unsa.ac.id, ISSN : 1979-9330 [2] Suyono dan Tim Pusdiklat MasterNusa. 2003. Panduan Praktis Mikrokontroler AT89S51. www.ilmukomputer.com [3] Suwardi. Analisis Karakteristik dan Dampak Parkir Terhadap Lalu-lintas, di Solo Grand Mall Surakarta. 2007 [4] Tim Lab Mikroprosesor. 2007. Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 dengan C/C++ dan Assembler. Yogyakarta: Andi.
29