PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK MESIN 9 Meningkatkan Penelitian dan Inovasi di bidang Teknik Mesin Dalam menyongsong AFTA 2015
Hak Cipta @ 2014 oleh SNTM 9 Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Dilarang mereproduksi, mendistribusikan bagian dari publikasi ini dalam segala bentuk maupun media tanpa seijin Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra
Dipublikasikan dan didistribusikan oleh: Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya, 60236 INDONESIA
ISBN: 978-979-25-4418-3 i
DAFTAR ISI Halaman SUSUNAN REVIEW ......................................................................................................................................
ii
SUSUNAN PANITIA ......................................................................................................................................
iii
SAMBUTAN KETUA JURUSAN................................................................................................................
iv
SAMBUTAN KETUA PANITIA ..................................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................................
vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................................
vii
DESAIN 1.
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK H. Laksana Guntur1), W. Hendrowati2) ...............................................................................................
D1-D6
2.
STUDI EKSPERIMEN KARAKTERISTIK PUTARAN SINGLE DAN TRIPLE PENDULUM PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT-SISTEM PENDULUM H. Laksana Guntur1), W. Hendrowati2), Mukhtasor 3), R.W.Prastianto 4), I.S. Arif 5), H. Setiyawan6) ............................................................................................................................................. D7-D10
3.
RANCANG BANGUN ALTERNATIF AIR TO HYDRAULIC PRESSURE BOOSTER (INTENSIFIER) PADA SISTEM HIDROLIK PENGGERAK LINFTING TABLE Iwan Agustiawan 1), Mansur Ependi 2 , Usep Ali Albayumi 3) .......................................................... D11-D14
4.
ANALISA KOMPONEN KRITIS PADA DESAIN AUTOMATIC GUIDED VEHICLES (AGV) SUBSYSTEM LIFTING DENGAN PEMBEBANAN STATIS MENGGUNAKAN SOFTWARE ABAQUS 6.11 Joko Setia Pribadi1), Fauzun2), Muslim Mahardika3) ....................................................................... D15-D20
5.
KAJIAN AWAL PENGARUH CRUSH INITIATORS TERHADAP PENYERAPAN ENERGI DAN GAYA TUMBUKAN PUNCAK PADA TABUNG BUJUR SANGKAR BERDINDING TIPIS J. Istiyanto1), S. Hakiman 1), D.A. Sumarsono1), G. Kiswanto1), A.S. Baskoro1), S. Supriadi1)....... D21-D26
6.
APLIKASI PENGGUNAAN METODE MOIRE PATTERN UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK SEBARAN NILAI STRESS-DISPLACEMENT PADA MATERIAL BAJA AISI 304 BERBASIS IMAGE PROCESSING Mohammad Khoirul Effendi1), Agus Sigit Pramono2), Ari Surya Yulianto3), Hanif Pribadi4) ....... D27-D32
7.
FLUIDSIM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER MODULE UNTUK RANCANGAN MESIN PRESS HIDROLIK BOTOL PLASTIK Ninuk Jonoadji, Ian Hardianto Siahaan............................................................................................. D33-D38
8.
PENGEMBANGAN DESAIN SEPEDA UNTUK PASIEN PASCA STROKE Tri Andi Setiawan, I Made Londen Batan .......................................................................................... D39-D42
9.
OPTIMASI JUMLAH COMPARTMENT TANGKI TRUK BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT APPLICATION
vii
22. KARAKTERISASI UNJUK KERJA PLANT GASIFIKASI BATUBARA TIPE UPDRAFT DENGAN VARIASI EQUIVALENCE RATIO Muhammad Trifiananto1), Bambang Sudarmanta2) ......................................................................... K27-K32 23. SEPARASI ALIRAN M B RADIUS KELENGKUNGAN YANG BESAR Sutardi1) dan Guntur Muda A. A. ........................................................................................................ K33-K38 24. RANCANG BANGUN VISKOMETER DIGITAL Ridwan 1, Ridha Iskandar 2 ................................................................................................................. K39-K42 25. STUDI EKSPERIMEN PENGARUH INLET DISTURBANCE BODY TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI SILINDER SIRKULAR YANG TERSUSUN SECARA STAGGERED DALAM SALURAN SEMPIT BERPENAMPANG BUJUR SANGKAR Sofia Benyakart1), Wawan Aries Widodo2) ........................................................................................ K43-K48 26. PERSAMAAN RUGI TEKANAN FLUIDA NANO Al2O3-AIR PADA PROSES PENDINGINAN DALAM PIPA Sudarmadji1), Sudjito Soeparman2), Slamet Wahyudi3), Nurkholis Hamidi4) ................................. K49-K54 27. KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN NANOPARTIKEL PADA KINERJA PENGKONDISI UDARA Sumeru1), Triaji Pangripto Pramudantoro2), Ismail Wellid3)............................................................ K55-K58 28. STUDI NUMERIK RADIUS VOLUTE TONGUE RUMAH KEONG PADA BLOWER SENTRIFUGAL Sutrisno1), Suwandi. S.2) , Ayub. S.3) .................................................................................................... K59-K62 29. KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIESEL GENERATOR SET SISTEM DUAL FUEL SOLAR DAN SYNGAS BATUBARA Zuhri Tamam1), Bambang Sudarmanta2) ........................................................................................... K63-K68 30. MENILAI PERFORMANSI GAS AIR HEATER DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BERKAPASITAS 660 MW (STUDI KASUS PLTU CIREBON) Hery Sonawan1, M. Luqmanul Hakim ............................................................................................... K69-K74 31. MSWT-01 (MOBILE SURFACE WATER TREATMENT), PENJERNIH AIR MULTI FUNGSI DARI INSTITUSI PENDIDIKAN VOKASI UNTUK MASYARAKAT Gamawan Ananto1), Albertus B. Setiawan2) ...................................................................................... K74-K80 32. PENGARUH BENTUK DAN UKURAN GELOMBANG PLAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR SURYA Ekadewi A. Handoyo, Gideon Indrata ............................................................................................... K81-K84
MANUFAKTUR 33. EVALUASI RANCANGAN SEPEDA PASCA STROKE DITINJAU DARI ASPEK PERAKITAN DENGAN MENGHITUNG EFISIENSI DESAIN PERAKITAN Ahmad Anas Arifin1), I Made Londen Batan2) ................................................................................... M1-M6 34. EVALUASI RANCANGAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SEPEDA PASCA STROKE BERDASARKAN MEKANISME GERAK, ERGONOMI, DAN KEKUATAN MATERIAL MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5R20 Arifa Candrawati Imama1), I Made Londen Batan2) ........................................................................ M7-M14
ix
Seminar Nasional Teknik Mesin 9 14 Agustus 2014, Surabaya
MSWT-01 (MOBILE SURFACE WATER TREATMENT), PENJERNIH AIR MULTI FUNGSI DARI INSTITUSI PENDIDIKAN VOKASI UNTUK MASYARAKAT Gamawan Ananto1), Albertus B. Setiawan2) Politeknik Manufaktur Bandung, Jurusan Teknik Manufaktur 1,2) Jl. Kanayakan 21, Dago, Bandung 40135, Indonesia 1,2) Phone: 0062-22-2500241, Fax: 0062-22-2502649 1,2) E-mail :
[email protected]),
[email protected])
ABSTRAK Politeknik Manufaktur Bandung (Polman) adalah sebuah institusi pendidikan vokasi atau terapan (vocational) yang menjalankan program praktik dan teori sekira 60%:40%, dengan tujuan pencapaian kompetensi mahasiswa peserta didik dalam pengetahuan, analisis dan ketrampilan (skill) teknik. Media produk untuk proses pembelajaran yang digunakan berupa benda kerja latihan terstruktur, produk pelanggan dari industri serta produk ataupun prototipe hasil penelitian institusi. Salah satu hasil penelitian dan eksperimental yang telah direalisasi adalah unit MSWT-01 (mobile surface water treatment) kapasitas 1m3 per jam, suatu alat penjernih air yang dilengkapi kereta penarik (anhanger) untuk mendukung mobilitas. Eksperimen diawali dengan metoda pengolahan air menggunakan proses kemikal dikombinasikan dengan filtrasi fisik media penyaring. Dengan pertimbangan kemudahan preparasi dan kecepatan operasi terkait kedaruratan penggunaan daerah bencana, dilakukan modifikasi menjadi penggunaan modul katrid membran penyaring serta disinfeksi non kemikal. Alat ini mampu mengolah sumber air baku dari sungai, danau ataupun air yang ada di daerah bencana; dengan hasil air bersih, layak masak ataupun siap minum. Pada perkembangannya, MSWT-01 ini bisa menjadi alat yang multi fungsi; selain untuk pengadaan air bersih di daerah bencana atau dapur umum, juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di lapangan dan pelosok seperti program sosial kemahasiswaan dengan lokasi yang jauh dari sumber air bersih dan lain lain. Kata kunci: pengolah air, media produk, pendidikan terapan. ide di atas kertas menjadi sesuatu yang nyata dan bisa diimplementasikan, baik oleh industri ataupun masyarakat pada tahap berikutnya. Salah satu hasil penelitian dan eksperimental yang telah dilaksanakan dan terus dikembangkan adalah suatu alat penjernih air yang diberi nama MSWT01 (mobile surface water treatment) yang memiliki kapasitas 1m3 per jam, dilengkapi kereta penarik (anhanger) untuk mendukung mobilitasnya. Dengan dasar pemikiran kebutuhan akan air bersih atau air minum pada daerah bencana, untuk penjernih air ini telah dilakukan pengembangan desain dan konsep, pembuatan prototipe serta pelaksanaan ujicoba, yang diikuti dengan rangkaian perbaikan dan penyempurnaannya yang mengacu juga pada sejumlah referensi, literatur dan benchmark pada produk pabrikan yang ada di pasaran. Pada awalnya digunakan metoda pengolahan air dengan penggunaan bahan tambah, baik untuk proses koagulasi, flokulasi, maupun disinfeksi. Proses kemikal ini dikombinasikan dengan filtrasi fisikal menggunakan media pasir, karbon dan zeolit. Pada perkembangannya, mesin dimodifikasi menjadi hanya proses fisikal, menggunakan kombinasi dari berbagai tingkatan katrid membran sesuai kebutuhan. Pelaksanaan pembuatan maupun penyempurnaan/perbaikan yang mengacu pada hasil teknis ujicoba MSWT-01 ini diintegrasikan dengan program praktik peserta didik, dimana proses fabrikasi ataupun permesinan yang diperlukan disesuaikan dengan tingkat kompetensi yang direncanakan, sebagai salah satu proyek pekerjaan dalam sistem PBE. Selain itu, dalam implementasi mesin di daerah bencana yang sesungguhnya kelak, hal ini bisa dijadikan sarana untuk corporate social responsibility) yang pertama kali digagas oleh Bowen (1953) [2], kepedulian dan tanggung jawab terhadap masyarakat dari institusi pendidikan tidak berbeda dengan industri, bahkan ia menjadi
1. PENDAHULUAN Sebagai sebuah institusi pendidikan vokasi atau terapan (vocational), dalam proses pembelajarannya Politeknik Manufaktur Bandung (Polman) menyelenggarakan program praktik dan teori dengan perbandingan sekira 60%:40%, dengan tujuan pencapaian kompetensi mahasiswa peserta didik dalam pengetahuan, analisis dan ketrampilan (skill) teknik. Media produk yang digunakan adalah benda kerja latihan terstruktur, produk pelanggan dari industri serta produk ataupun prototipe hasil penelitian institusi. Benda kerja latihan terstruktur (structured job) diterapkan sebagai media untuk pembelajaran proses dasar permesinan pada semester 1 dan/ atau 2, dimana sebagian diantaranya menghasilkan komponen yang bermanfaat (useable) untuk keperluan internal, atau menghasilkan alat bantu mekanikal sederhana yang bisa dijual (saleable). Media produk dari pelanggan diterapkan pada semester atau tingkat berikutnya dimana peserta didik mulai dilibatkan dalam produk berdasarkan pesanan (ordered job) yang mengacu pada kebutuhan atau permintaan dari industri eksternal, dalam suatu sistem yang disebut Production Based Education (PBE). Pada tingkat ini kesesuaian kualitas, efisiensi biaya dan jadwal penyelesaian (QCD, quality-cost-delivery) merupakan tuntutan yang harus dipenuhi melalui pengendalian operasi yang baik. Dengan demikian institusi pendidikan vokasi seperti politeknik mampu membentuk kompetensi peserta didik dengan media pembelajaran nyata, dimana pada aktivitas semacam ini juga dengan sendirinya terjadi validasi proses pendidikan untuk selalu mengasilkan luaran yang relevan dengan kebutuhan industry [1]. Media produk berikutnya adalah pembuatan atau realisasi hasil penelitian dari institusi, baik eksperimental, prototipe maupun produk akhir, dengan tujuan menjadikan konsep atau
KE-75
Seminar Nasional Teknik Mesin 9 14 Agustus 2014, Surabaya
salah satu fungsi penting universitas dalam melayanai masyarakat dan lingkungan [3]. Pengembangan MSWT dan perkaya variasi pekerjaan juga menjadi media produk yang bisa diimplementasikan untuk kegiatan sosial yang telah terdefinisi, dimana peserta didik juga akan mengalami pembelajaran dan menggali pengalaman berinteraksi dengan lebih banyak pihak di lapangan.
aliran berputar dan memanfaatkan gaya sentrifugal. Setelah ditambahkan bahan koagulan, flokulan dan pengoksidasi, dilanjutkan dengan proses pencampuran pada mixer statis. Berikutnya ditambahkan bahan untuk pengendalian pH kemudian masuk ke dalam tanki retensi agar proses flokulasi dan koagulasi berlangsung optimal. Ilustrasi kerja Hidrosiklon dan Mixer Statis ada pada Gambar 3.
2. METODOLOGI Secara umum, ilustrasi tahapan pembuatan MSWT-01 ada pada Gambar 1 di bawah [4]. Setelah persiapan awal dan mesin atau alat siap untuk difungsikan, dilakukan uji fungsi pada skala laboratorium, untuk memastikan bahwa semua fungsi teknis berjalan dengan baik; seperti kondisi eletrikal, mekanikal dan hal lainnya. Simulasi ini bisa dilaksanakan dengan menggunakan air baku dengan debit yang telah dikondisikan; atau di sumber air permukaan terdekat seperti sungai kecil atau kolam untuk uji kapasitas dan uji fungsi proses pengolahannya. Dari hasil simulasi ini bisa dilakukan perbaikan yang perlu, mengacu pada uji laboratorium kandungan air hasil olahan dibandingkan dengan yang diinginkan. Perbaikan bisa berupa penambahan fitur, penggantian media filtrasi, atau hal kondisional lainnya.
Gambar 2. Diagram Proses MSWT-01 Kemikal
Gambar 3. Ilustrasi Kerja Hidrosiklon dan Mixer Statis Pada perkembangannya, meskipun hasil ujicoba menunjukkan hasil yang baik namun dirasakan kendala pada beberapa hal yaitu upaya (effort) yang harus dilakukan secara operasional terkait bahan tambah karena diperlukan penambahan secara berkala dan harus dilakukan pengendalian dosis yang disesuaikan dengan kondisi air baku. Selain itu, dari sisi kedaruratan penggunaan terkait kecepatan proses juga dipandang kurang sesuai karena secara teoritis untuk kapasitas yang sesuai dengan spesifikasi MSWT-01 diperlukan waktu proses dan waktu tahan (holding time) di dalam tanki retensi sekira 30 menit [6]. Hal yang lain dari metoda kemikal ini adalah secara fisik diperlukan ruang lebih karena dimensi tanki retensi yang relatif besar, sekira diameter 400 x panjang 900 dalam satuan mm, yang juga berkonsekwensi pada bobot (weight). Metoda pengolahan menggunakan bahan kemikal ini memerlukan ruang yang relatif luas karena itu sesuai untuk diimplementasikan pada sistem dengan kapasitas besar. Bahkan pada kondisi tertentu selain proses flokulasi, koagulasi dan filtrasi ditambahkan juga proses aerasi (menambahkan oksigen pada air), klorinasi (membubuhkan klor) ataupun sedimentasi untuk mengendapkan flok (gumpalan) yang terbentuk, agar beban pada proses filtrasi lebih ringan. Sistem seperti ini banyak digunakan di penyedia air minum kapasitas besar misalnya untuk tingkat kota, dimana dalam area instalasi sistem dibuat bak tersendiri untuk masing-masing proses tersebut di atas [7]. Pada Gambar 4 ditunjukkan dokumentasi foto MSWT-01 kemikal beserta komponen pompa dosing, hidrosiklon, mixer statis, tanki retensi serta tanki/tempat untuk penyimpanan bahan tambah. Karena itu, dilakukan modifikasi MSWT-01 menjadi hanya proses fisikal, dengan tetap menggunakan filtrasi media yang dikombinasikan dengan teknologi katrid/ membran beberapa tingkatan sesuai kebutuhan. Dengan demikian komponen hidrosiklon, mixer statis, tanki retensi dan pompa dosing dihilangkan, dengan keuntungan pengurangan bobot yang cukup signifikan. Hal ini juga
Gambar 1. Tahapan Umum Pembuatan MSWT-01 Setelah hasil simulasi memadai, MSWT-01 disiapkan untuk operasi di lapangan atau daerah bencana sesungguhnya. Preparasi meliputi hal teknis seperti kesiapan cadangan bahan, suku cadang, peralatan pendukung, kereta penarik (anhanger), generator sumber listrik, maupun hal-hal yang terkait pengorganisasian menyangkut pihak-pihak terkait dengan mitigasi bencana serta penjadwalannya. Artinya, MSWT-01 telah siap dioperasikan setiap saat diperlukan, melalui kordinasi dengan pengelola mitigasi bencana, area pengungsian, dapur umum dan lain-lain.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Teknis Pada awalnya MSWT-01 menggunakan metoda pengolahan air dengan bahan tambah untuk proses koagulasi, flokulasi, maupun disinfeksi. Proses kemikal ini dikombinasikan dengan hidrosiklon dan filtrasi fisikal menggunakan media pasir, karbon dan zeolit. Diagram proses dari MSWT01 dengan kemikal ini [4] seperti dijelaskan pada Gambar 2. Diagram ini adalah adopsi dan modifikasi dari sejumlah sumber, termasuk dari konsep IWET a.s. dari Republik Czech [5] yang digunakan pada mesin IWET dengan kode RWT05. Proses diawali dengan pemisahan partikel berukuran > 0.2 mm dari air baku pada komponen hidrosiklon dengan cara KE-76
Seminar Nasional Teknik Mesin 9 14 Agustus 2014, Surabaya
terinspirasi oleh sejumlah penemuan baru dalam teknologi fisikal dengan menggunakan membran dan bahan untuk filtrasi yang semakin praktis dalam penggunaannya. Ilustrasi dari tingkatan proses fisikal tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar.5 bahwa proses filtrasi dengan media pasir mampu menahan partikel dengan dimensi hingga 10 µm sementara tingkatan berikutnya harus menggunakan MF (micro filtration), UF (ultra filtration), NF (nano filtration) atau RO (reverse osmosis) [8].
Gambar 7 adalah dokumentasi foto MSWT-1 Fisikal ketika dilakukan uji coba dan uji fungsi di sebuah sungai daerah Bandung Selatan dimana gambar tersebut juga memperlihatkan komponen katrid CB dan MF. Seperti telah disebutkan, apabila diperlukan, dengan mengacu pada uji hasil luaran, secara opsional bisa ditambahkan katrid UF dimana telah disediakan dudukan untuk UF ini, pada sisipan gambar kiri bawah.
Gambar 7. MSWT-01 Fisikal beserta komponen CB, MF dan Dudukan UF Gambar 4. MSWT-01 Kemikal dan beberapa komponennya
Dari sejumlah ujicoba, dilakukan uji laboratorium kandungan hasil proses MSWT-01 seperti tampak pada Tabel.1 berikut ini. Proses kemikal serta proses fisikal (menggunakan katrid CB dan MF) masing-masing memiliki 2 sampel yang ditampilkan, dimana masng masing sampel terdiri atas sub sampel air baku dan air hasil olahan. Bila dibandingkan dengan standar parameter sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV/2010, sampel-1 kemikal belum menunjukkan hasil sesuai harapan pada parameter kekeruhan dan kandungan organik, namun sampel2 -setelah proses lebih stabil- memiliki hasil yang sudah amat baik.
Gambar 5. Tingkatan Teknologi Filtrasi (Bestindo, 2007).
Tabel 1. Perbandingan hasil MWST-01 Kemikal dan Fisikal
Diagram proses MSWT-01 dengan proses fisikal ditunjukkan pada Gambar.6. Dari pompa umpan air baku mengalir melalui katrid CB (Carbon Block) sebagai penyaring tahap awal, dilanjutkan dengan proses filtrasi. Media yang digunakan pada tabung filtrasi ini terdiri atas karbon aktif, gravel (kerikil), pasir silika, pasir manganis dan multiramp, suatu bahan mineral berkemampuan tinggi dalam menyerap kandungan unsur dalam air yang tidak diinginkan [4]. Setelah itu, air melewati mikro filtrasi (MF) yang berukuran pori 1µm. Secara teoritis, hasil atau luaran dari MF ini sudah layak digunakan sebagai air sipa olah untuk memasak atau minum dan air bersih untuk keperluan sehari hari. Jika luaran yang diperlukan lebih tinggi lagi, misalnya untuk air siap minum, secara opsional harus ditambahkan proses UF dan disinfeksi. Namun demikian, semua ini tetap harus mengacu pada hasil uji laboratorium dimana kualitas air baku juga bisa menentukan penambahan fitur tingkat tertentu. Misalnya, air baku dengan kandungan bakteri e-koli yang tinggi, meskipun luaran hanya setingkat air bersih dengan menggunakan MF, namun harus ditambahkan proses disinfeksi.
Sementara itu, pada MSWT-01 proses fisikal (katrid membran) digunakan air baku dengan parameter yang lebih buruk; baik warna, kekeruhan, kandungan besi/Fe, dan terutama- kandungan zat organik (pada sampel-2). Tampak bahwa secara signifikan MSWT-01 mampu menurunkan kandungan yang tidak dikehendaki, misalnya kadar zat organik pada sampel-2 fisikal, dari 582.75 menjadi 11.08 dalam satuan mg/l. Meskipun demikian, pada beberapa parameter dengan tanda kuning dan diberi kotak masih lebih tinggi dari standar yang ditentukan, karena itu harus ditambahkan fitur UF pada unit ini bila memang kualitas air baku demikian parah. PBE (Production Based Education) dan Kegiatan Mahasiswa Dengan adanya sistem pendidikan berbasis poduksi pada pembelajaran di Politeknik Manufaktur Bandung (Polman), pelaksanaan pembuatan MSWT-01 ini diintegrasikan dengan program praktik peserta didik, dimana proses fabrikasi ataupun permesinan yang diperlukan disesuaikan dengan
Gambar 6. Diagram Proses MSWT-01 Fisikal KE-77
Seminar Nasional Teknik Mesin 9 14 Agustus 2014, Surabaya
tingkat kompetensi yang direncanakan, sebagai salah satu proyek pekerjaan dalam sistem PBE, termasuk penyempurnaan/perbaikan yang mengacu pada hasil teknis ujicoba, seperti telah diuraikan sebelumnya. Pada PBE, MSWT-01 merupakan salah satu jenis media produk yang dilaksanakan di laboratorium, yaitu realisasi hasil penelitian, eksperimental atau riset. Pada Gambar 8 disebutkan 3 jenis media produk yang dilaksanakan dalam program praktik pendidikan; (1) job shop yang berupa produk sesuai permintaan atau kebutuhan pelanggan atau pemesan, (2) batch shop yang diprogramkan untuk semi massal namun didahului dengan analisis kebutuhan pasar serta (3)research berupa inovasi hasil penelitian yang mengacu pada pengembangan teknologi, permasalahan (issue) strategis, gagasan dasar maupun rancangan peralatan tepat guna yang bisa diaplikasikan di masyarakat [9].
Pada perkembangannya, dalam pemanfaatan sehari hari MSWT-01 ini bisa menjadi alat yang multi fungsi; selain untuk pengadaan air bersih di daerah bencana, pusat pengungsian atau dapur umum, juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di lapangan dan pelosok seperti programprogram organisasi kemahasiswaan, kegiatan sosial untuk masyarakat dengan lokasi yang jauh dari sumber air bersih, dan lain lain.
4. KESIMPULAN MSWT-01 (mobile surface water treatment) adalah suatu alat penjernih air yang memiliki kapasitas 1m3 per jam dengan fasilitas kereta penarik untuk mendukung mobilitas bergeraknya, yang merupakan salah satu hasil penelitian dan eksperimental yang telah dilaksanakan dan masih terus dikembangkan di Politeknik Manufaktur Bandung (Polman). Semula digunakan metoda pengolahan air kemikal dengan penggunaan bahan tambah untuk proses koagulasi, flokulasi, dan disinfeksi yang dikombinasikan dengan filtrasi fisikal menggunakan media pasir, karbon dan zeolit. Dengan pertimbangan kecepatan proses, kepraktisan dan hal lain terkait kedaruratan dalam penggunaannya dilakukan modifikasi menjadi hanya proses fisikal, menggunakan kombinasi dari berbagai tingkatan katrid membran sesuai kebutuhan. Urutan proses pengolahan pada metoda fisikal ini adalah katrid Carbon Block (CB), media filtrasi yang berisi karbon aktif, gravel, pasir silika, pasir manganis dan multiramp, serta katrid micro filtration (MF). Dari serangkaian uji coba dan uji fungsi, mesin ini berfungsi dengan baik dan mampu menghasilkan air bersih untuk kebutuhan sehari hari dan layak digunakan untuk memasak. Hasil uji coba juga menunjukkan bahwa pada kondisi air baku yang memiliki kandungan sejumlah parameter jauh lebih tinggi dari standar yang ditetapkan, seperti halnya yang bisa dialami di daerah banjir, hasil pada beberapa parameter masih sedikit di atas ambang standar. Karena itu masih harus dilakukan beberapa uji coba berikutnya dan ditambahkan fitur-fitur lain secara kondisional, misalnya katrid ultra filtration (UF) dan disinfeksi. Dalam merealisasi pembuatan MSWT-01, pelaksanaannya merupakan bagian dari sistem pendidikan berbasis poduksi pada pembelajaran di Politeknik Manufaktur Bandung (Polman), diintegrasikan dengan program praktik peserta didik, dimana proses fabrikasi ataupun permesinan yang diperlukan disesuaikan dengan tingkat kompetensi yang direncanakan. Ketika MSWT ini selesai dan siap doperasikan, disiapkan semua hal yang diperlukan untuk implementtasi pada lokasi bencana dengan melibatkan para peserta didik, meliputi hal teknis seperti kesiapan cadangan bahan, suku cadang, peralatan pendukung, kereta penarik (anhanger), generator sumber listrik, maupun hal-hal yang terkait pengorganisasian menyangkut pihak-pihak terkait dengan mitigasi bencana serta penjadwalannya. Dalam implementasinya, dilakukan penugasan melalui program ekstra kurikular, sebagai bagian dari kewajiban lembaga pendidikan dalam melayanai masyarakat dan lingkungan bermasyarakat dan (corporate social responsibility). Di lapangan, para peserta didik akan mengalami pembelajaran dan menggali pengalaman berinteraksi dengan banyak pihak di lapangan. Lebih jauh lagi, pemanfaatan MSWT-01 ini bisa diperluas menjadi alat yang multi fungsi; selain untuk pengadaan air bersih di daerah bencana, pusat pengungsian atau dapur umum, juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai program-program
Gambar 8. Prosedur Penanganan Pesanan dalam PBE di Polman MSWT-01 dilaksanakan oleh tim yang terdiri atas staf pengajar dan beberapa mahasiswa pendukung sebagai anggota tim kontemporer. Untuk melaksanakan proses permesinan atau fabrikasi yang dibutuhkan pekerjaan bisa didistribusikan kepada para peserta didik dengan program yang relevan serta tingkat kompetensi yang sesuai [10], dibawah pengendalian tim. Manakala MSWT ini selesai dan siap doperasikan, tim bertugas untuk menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk implementasi pada lokasi bencana dengan melibatkan para peserta didik yang sesuai dengan jadwal program. Preparasi meliputi hal teknis seperti kesiapan cadangan bahan, suku cadang, peralatan pendukung, kereta penarik (anhanger), generator sumber listrik, maupun hal-hal yang terkait pengorganisasian menyangkut pihak-pihak terkait dengan mitigasi bencana serta penjadwalannya. Bila kebutuhan MSWT muncul diluar jadwal program maka bisa dilakukan penugasan secara kondisional melalui program ekstra kurikular, sebagai bagian dari kewajiban corporate social responsibility) yang juga merupakan salah satu fungsi lembaga pendidikan dalam melayanai masyarakat dan lingkungan. Di lapangan, para peserta didik juga akan mengalami pembelajaran dan menggali pengalaman berinteraksi dengan banyak pihak di lapangan. Pasca operasi, diperoleh umpan balik untuk dasar perbaikan dan penyempurnaan MSWT-01 untuk operasi berikutnya, berbasis pada laporan data teknis yang dibuat oleh tim yang bertugas. Misalnya, apakah perlu ditambahkan fitur lain yang perlu, atau hal lain terkait kehandalan komponen atau kualitas bahan media penyaring misalnya. Hal lain yang menjadi prosedur tetap adalah proses standar perawatan alat pasca operasi agar performa dan kondisi alat atau mesin selalu terjaga dengan baik dan siap untuk digunakan kembali. KE-78
Seminar Nasional Teknik Mesin 9 14 Agustus 2014, Surabaya
organisasi kemahasiswaan, kegiatan sosial untuk masyarakat dengan lokasi yang jauh dari sumber air bersih, dan lain lain.
DAFTAR PUSTAKA [1] (PBE): The Future Perspective of Education on Procedia-Social and Behavioral Sciences 52 (2012) 5-14. [2]
[3]
[4]
[5]
Journal of Multidisciplinary Research Vol.2 Issue 6, June, ISSN 2231 5780, 2012. Burcea M and Marinescu P, Administration and Business, University of Bucharest AE (Amfiteatru Economic), Corporate Social Responsibility Vol. XIII no 29 (2011) 207-220. Ananto G, Setiawan AB and Darman -01, an alternative in combining Production Based Education Science & Engineering volume 58 (2014) 012005, doi:10.1088/1757-899X/58/1/012005. IWET Indonesia-05 Manu
[6]
[7] [8]
Detention Time to Coagulation-Floculation of Dyes and Organic Compound in Deep Well 8 (2) p146-150, 2008. General http://www.phila.gov/water/ Heijman , Nanofiltration and Reverse
[9] Produk Inovatif Penelitian Di Politeknik Manufaktur (POLM -602-97961-1-7, Prosiding Seminar Nasional SciETec 2012 Unibraw, 2012. [10] for Better Material Research 576 (2012) 685-689.
KE-79