PROPOSAL RISET SISTEM INOVASI NASIONAL (SINas ) TAHUN ANGGARAN 2013
Desain Prototype Alat Pasteurisasi Susu Dengan Memanfaatkan Langsung Brine Panas Bumi
INSENTIF RISET TERAPAN
No. Pendaftaran On-Line : RT-2013-1708
Bidang Fokus/Faktor Pendukung : 11. Teknologi Energi Kode Produk Target
: 11.02 . Pengembangan pembangkit listrik dan energi baru terbarukan ( Panas Bumi)
Peneliti Utama
: Euis Jubaedah, ST
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Jl. MH Thamrin no.8, Jakarta 10340 Tel. 316-9754, Fax. 316-9765
Lembar Pengesahan
Judul Topik Difusi
: Desain
Prototype
Alat
Pasteurisasi
Susu
Dengan
Memanfaatkan Langsung Brine Panas Bumi Bidang Fokus/
: 11. Teknologi Energi
Kode Produk Target
: 11.02 . Pengembangan pembangkit listrik dan energi
baru terbarukan ( Panas Bumi) Lokasi Penelitian
: Jakarta
Kegiatan Tahun Ke
: 1 (satu), Tahun 2013
Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian
A.
Lembaga Pelaksana Penelitian
Nama Koordinator/Peneliti Utama
Euis Jubaedah, ST
Nama Lembaga/Institusi
BPPT
Unit Organisasi
PTKKE
Alamat
Jl. M.H. Thamrin No.8, Jakarta 10340
Telepon/Fax
3162222/ 3904537
B. Lembaga Lain yang Terlibat : (TIDAK ADA) Rekapitulasi Biaya Tahun yang Diusulkan: No
Uraian
Jumlah (Rp)
1
Gaji dan Upah
121.600.000
2
Bahan Habis Pakai
39.610.000
3
Perjalanan
51.590.000
4
Sewa Peralatan
50.000.000
4
Lain-Lain
7.200.000 Jumlah Biaya
270.000.000
DAFTAR ISI Daftar Isi .................................................................................................................................. Abstrak..................................................................................................................................... Abstract.................................................................................................................................... I. Pendahuluan ........................................................................................................................ II. Perumusan Masalah ............................................................................................................ III. Metodologi .......................................................................................................................... IV. Rancangan Riset ................................................................................................................ VI. Hasil yang Diharapkan ........................................................................................................ VI. Personil Pelaksana Penelitian............................................................................................. VII. Jadwal Penelitian ............................................................................................................... Daftar Pustaka ......................................................................................................................... LAMPIRAN I. RENCANA ANGGARAN BIAYA ......................................................................... LAMPIRAN II. BIODATA PENGUSUL ......................................................................................
ABSTRAK
Di Indonesia pemanfaatan energi panas bumi secara langsung (direct use) masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan beberapa negara maju seperti Amerika, Eropa, Jepang dan New Zealand yang telah memanfaatkan energi panas bumi untuk non-listrik dalam berbagai bidang, dari pertanian hingga pariwisata. Padahal Indonesia kaya akan potensi sumber panas buminya dimana salah satu karakteristik sumber energi panas bumi Indonesia adalah letaknya di daerah pegunungan dengan lahannya yang subur, sehingga sesuai untuk pertanian, agro-industri atau pariwisata di sekitarnya. Pada dasarnya brine hasil pemisahan dari separator yang masih memiliki temperatur tinggi masih dapat digunakan untuk dimanfaatkan kembali panasnya sebelum diinjeksikan kembali ke dalam bumi. Salah satunya adalah untuk pemanfaatan langsung pada proses pasteurisasi susu. Susu segar merupakan bahan minuman yang mempunyai kandungan gizi tinggi tetapi rentan terhadap bakteri sehingga tidak tahan lama dan mudah rusak (basi). Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah kerusakan pada susu adalah dengan cara pemanasan (pasteurisasi) baik dengan suhu tinggi maupun suhu rendah yang dapat diterapkan pada peternak. Pasteurisasi atau sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan dengan cara memanaskan susu sampai mencapai suhu di atas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman dan sporanya mati. Cara sterilisasi susu memerlukan peralatan khusus dengan biaya yang relatif mahal. Oleh karena itu sterilisasi susu umumnya dilakukan oleh Industri Pengolahan Susu (IPS). Teknologi Proses pasteurisasi dengan memanfaatkan panas bumi sebagai pengganti bahan bakarnya belum dikembangkan di Indonesia. Teknologi direct use
ini baru
dikembangkan di Klamath Falls, Oregon and Oradea, Romania. Untuk alasan itulah maka melalui Program Insentif SiNas ini kami mengusulkan proposal kegiatan riset dengan judul “Desain Prototype Alat Pasteurisasi Susu Dengan Memanfaatkan Langsung Brine Panas Bumi “.sebagai upaya membantu peningkatan ketahanan pangan. Kata Kunci : Direct Use, Pasteurisasi Susu, Panas Bumi, Heat Exchanger
I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di Indonesia pemanfaatan energi panas bumi secara langsung (direct use) masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan beberapa negara maju seperti Amerika, Eropa, Jepang dan New Zealand yang telah memanfaatkan energi panas bumi untuk non-listrik dalam berbagai bidang, dari pertanian hingga pariwisata. Padahal Indonesia kaya akan potensi sumber panas buminya dimana salah satu karakteristik sumber energi panas bumi Indonesia adalah letaknya di daerah pegunungan dengan lahannya yang subur, sehingga sesuai untuk pertanian, agro-industri atau pariwisata di sekitarnya. Di daerah-daerah tersebut energi panas bumi dapat dimanfaatkan misalnya untuk proses-proses pengeringan dan pengawetan produk-produk pertanian (misalnya teh, kopi, coklat, biji-bijian), sterilisasi media tanam (misalnya jamur, kentang), produk-produk peternakan (misalnya ayam petelur, ayam pedaging, pasteurisasi susu, udang, lele, dan lain-lain.), pemanas ruangan, pemandian air panas, serta banyak jenis pemanfaatan lainnya.
Beberapa lapangan panas bumi yang sudah dikembangkan memiliki karakteristik dominasi air dimana terdapat fluida hasil pemisahan dari separasi yang masih mengandung panas tinggi, namun sayang panas sisa ini belum termanfaatkan sehingga pada umumnya brine panas diinjeksikan kembali kedalam bumi.
Pada dasarnya brine hasil pemisahan dari separator yang masih memiliki temperatur tinggi masih dapat digunakan untuk dimanfaatkan kembali panasnya sebelum diinjeksikan kembali ke dalam bumi. Salah satunya adalah untuk pemanfaatan langsung pada proses pasteurisasi susu.
Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi yang diperoleh dari hasil pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta. Komponen penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai probiotik. Akan tetapi hal ini tidak ada artinya bila susu tidak aman dikonsumsi atau tidak aman bagi kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, kualitas susu perlu mendapat perhatian termasuk faktor keamanan produk yang bersangkutan, antara lain bebas dari cemaran mikrobiologis. Keamanan pangan asal ternak adalah interaksi antara status gizi, toksisitas mikrobiologis dan kimiawi yang saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi. Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan mikroba. Susu juga mudah rusak bila penanganannya kurang baik, sehingga mempunyai masa simpan relatif singkat.
Untuk menangani kelebihan produksi susu, langkah yang paling tepat adalah dengan mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpan melalui proses pengolahan antara lain melalui proses pemanasan. Walaupun kondisi susu masih segar dan berasal dari sapi sehat tetapi tidak menjamin aman dikonsumsi. Susu mudah terkontaminasi oleh bakteri patogen dari lingkungan, peralatan perah, atau dari sapi. Namun demikian, susu yang telah mengalami proses pemanasan melalui pasteurisasi, atau sterilisasi merupakan susu yang aman untuk dikonsumsi.
Sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan dengan cara memanaskan susu sampai mencapai suhu di atas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman dan sporanya mati. Cara sterilisasi susu memerlukan peralatan khusus dengan biaya yang relatif mahal. Oleh karena itu sterilisasi susu umumnya dilakukan oleh Industri Pengolahan Susu (IPS). Susu sterilisasi dilakukan dengan cara :
Ada 2 metoda yang digunakan pada proses pasteurisasi susu yaitu 1.
LTLT (Low Temperature Long Time) Metode LTLT pada dasarnya dilakukan dengan pemanasan susu sampai suhu 6365⁰C dan dipertahankan pada suhu tersebut selama 30 menit. Alat yang digunakan untuk LTLT berupa tangki terbuka (open vat) dengan pemanas tidak langsung atau lebih dikenal dengan “Batch Pasteuriser”.
2.
HTST (High Temperature Short Time). Sedang metoda HTST dilakukan dengan pemanasan susu selama 15 – 16 detik pada suhu 76⁰C atau lebih dengan menggunakan alat penukar panas (heat exchanger) dan diikuti dengan proses pendinginan susu dengan cepat agar mikroba yang masih hidup tidak tumbuh kembali.
Terkait dengan pemanfaatan langsung panas bumi, maka proses pasteurisasi tersebut diatas dapat menggunakan panas brine sisa separasi untuk memanaskan plate susu. Teknologi Proses pasteurisasi dengan memanfaatkan panas bumi sebagai pengganti bahan bakarnya belum dikembangkan di Indonesia. Teknologi direct use
ini baru
dikembangkan di Klamath Falls, Oregon and Oradea, Romania. Untuk alasan itulah maka melalui Program Insentif SiNas ini kami mengusulkan proposal kegiatan riset dengan judul
“Desain Prototype Alat Pasteurisasi Susu Dengan Memanfaatkan Langsung Brine Panas Bumi “.
1.2
TUJUAN dan SASARAN Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat terobosan baru dalam pemanfaatan langsung panas bumi 2. Merancang sistem pasteurisasi susu mentah dengan memanfaatkan langsung sumber panas bumi sebagai penggati bahan bakar untuk mempertahankan suhu pada proses pemanasan pasteurisasi susu. 3. Memberikan rekomendasi jenis dan bentuk pengelolaan pemanfaatan langsung energy panas bumi untuk agroindustri dari segi teknologi dalam rangkang pengembangan masyarakan (Community Development)
II.
PERUMUSAN MASALAH Pengembangan Teknologi pemanfaatan panas bumi masih belum berkembang di Indonesia, padahal sumber daya yang tersedia sangat berlimpah. Beberapa faktor yang menjadi penyebab lambatnya perkembangan teknlogi panas bumi di Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
daya
serap
teknologi
yang
kurang
dibanding
Negara-negara
yang
sudah
mengembangkan panas bumi 2.
mahalnya investasi yang diperlukan untuk pengembangannya panas bumi
3. Ketergantungan terhadap komponen yang diproduksi di luar negeri 4. Belum adanya regulasi yang mengatur kebijakan pada pemanfaatan panas bumi secara langsung ( direct use)
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diatas, melalui kegiatan desain alat pasteurisasi diharpakan dapat membantu perkembangan teknologi direct use panas bumi di Indonesia. Adapun ruang lingkup dari kegiatan yang dimaksud adalah: 1. Desain Sistem Pasteurisasi dengan suplai energy yang berasal dari panas bumi 2. Desain Heat Exchanger 3. Desain Komponen alat pendukung pasteurisasi 4. Simulasi numerik
III.
METODOLOGI Metode yang digunakan untuk pencapaian
tujuan yang diharapkan adalah sebagai
berikut: 1. Studi Literatur Mencari dan mengumpulkan referensi serta dasar teori yang diambil dari berbagai buku penunjang untuk mendukung pembuatan modul dan hardware 2. Perancangan Sistem Metode ii dimaksudkan untuk menentukan sistem yang cocok untuk diterapkan dengan menggunakan suplai energy panas bumi 3. Perancangan Hardware Metode ini dimaksudkan untuk menentukan desain alat yang akan dibuat 4. Simulasi Numerik Metode ini dimaksudkan untuk mensimulasi hasil desain yang telah dibuat 5. Penyusunan Laporan IV.
RANCANGAN RISET Dari berbagai macam peralatan pasteurisasi susu maka Alat Penukar Panas (Heat Exchanger) merupakan alat yang paling esensial dalam proses pasteurisasi, karena tidak saja digunakan untuk proses pemanasan susu (heating/pasteurizing dan regenerasi) tetapi juga untuk proses pendinginan susu awal (cooling dengan air sumur) maupun pendinginan lanjut (Chilling) dengan air es agar suhu susu segera berada pada suhu 4⁰C dimana semua kegiatan mikrobiologis dan enzymatic susu berhenti/terhambat.Dikenal berbagai tipe alat penukar panas, yaitu : a). Plate Heat Exchanger (PHE) Terdapat 3 komponen yang menyusun PHE, yaitu : a). Lembar baja tahan karat beralur (plate) Alat penukar panas ini terdiri dari lembar (plate) baja tahan karat (stainless steel) yang telah dicetak dengan mesin press berdaya tinggi yang membentuk alur-alur dengan motif tertentu yang dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan lembar baja dan terjadinya turbulensi aliran cairan. Lembar-lembar baja ini disusun dengan jumlah tertentu sesuai kebutuhan dalam suatu kerangka (frame) b). Rangka penyusun (frame) Suatu rangka (frame) yang menjepit seluruh susunan lembar baja. Agar setiap pasangan lembar terdapat celah yang dapat dialiri cairan maka disekeliling lembar terdapat parit guna meletakkan pita karet (gasket) c). Pita karet (gasket)
Pita karet (gasket) terbuat dari bahan yang tahan panas/dingin, tahan karat dan non toksis (food grade). Susunan PHE tersebut dapat terdiri dari beberapa bagian (section), misalnya heating, cooling, regeneration, dll.
b). Tubular Heat Exchanger (THE) Sebelum diketemukan alat penukar panas PHE yang lebih kompak dan dapat diproduksi secara masal , maka alat penukar panas THE telah lebih dahulu digunakan. Perkembangan teknologi THE adalah diperkenalkannya Triple Tube THE dimana pipa terdalam dialiri media pemanas/pendingin, pipa ditengah dialiri produk dan pipa terluar dialiri media pemanas/pendingin lagi. Dengan sistem ini (dikembangkan oleh Stork-Amsterdam) koefisien pemindahan panas THE meningkat.
Alat penukar panas ini konstruksinya lebih sederhana, yaitu 1.
Pipa (tunggal atau kelompok pipa) yang dialiri produk
2.
Pipa bagian luar dengan diameter yang lebih besar (jacketed) yang dialiri media
pemanas atau pendingin (double tube type THE).
Konsep disain yang akan dibuat hampir mirip dengan sistem yang ada di Klamath, seperti berikut ini:
Gambar 1. Flow Digram sistem pasteurisasi susu
Gambar 2. Plate Heat Exchanger
Kegiatan ini terbagi dalam dua tahapan yaitu: Pada tahun pertama dari kegiatan ini dilakukan konsep desain prototipe teknologi alat pasteurisasi, hingga Detail Engineering Desain semua peralatannya. Di tahun kedua, dilakukan manufaktur dan ujicoba penerapan prototipe Alat Pasteurisasi yang digunakan di lapangan. Pada saat ini yang menjadi target adalah Industri Kecil dan Menengah (IKM) susu. Tahapan yang akan ditempuh pada tahun kedua adalah, review hasil uji kinerja dan optimasi parameter disain Secara paralel akan dilakukan juga penjajakan untuk pengajuan HKI atas disain maupun prototipe teknologi yang dibuat. V.
HASIL YANG DIHARAPKAN
Sasaran akhir dari kegiatan ini adalah diperolehnya prototipe Alat Pasteurisasi susu yang siap diterapkan pada di industry pengolahan susu atau peternak susu. Pada tahun pertama, untuk 3 bulan pertama diharapkan sudah diperoleh disain rinci sistem untuk prototipe. Enam bulan berikutnya diharapkan Detail Engineering Desain sudah selesai, dan siap dilakukan simulasi numerik. Sehingga pada akhir tahun, sudah dilakukan pelaporan dan analisa teknoekonominya. Sasaran pada tahun kedua adalah dimanufakturnya alat pasteurisasi sesuai hasil dasain melalui Riset Insentif Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi. Dimulai dari evaluasi hasil studi kelayakan dan penentuan lokasi penerapan alat pasteurisasi di Industri, instalasi, komisioning, sampai dengan monitoring dan evaluasi. Sebagai keluaran di tahun kedua adalah laporan analiss kelayakan dan disain penerapan alat
di salah satu industri, laporan hasil intalasi dan komisioning,
laporan hasil monitoring dan evaluasi penerapan disalah satu lokasi panas bumi
Pada tahun kedua dijajaki juga pengajuan HKI untuk disain dan prototipe teknologi regenerative burner yang sudah diuji di tungku industri. VI.
PERSONIL PELAKSANA Pelaksana kegiatan ini terdiri dari satu orang peneliti utama, empat orang anggota peneliti dan dua orang pembantu peneliti. Deskripsi keahlian, tugas dan alokasi waktu masingmasing personil pelaksana kegiatan dirangkum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Daftar nama personilpelaksana kegiatan berikut bidang keahilannya No
Nama
. (1) 1
(2) Euis Jubaedah,
Jenis kelamin (3) Wanita
ST
Unit kerja /lembaga
Bidang keahlian
(4)
Alokasi Tugas
waktu [Jam/tahun]
(5)
(6)
PTKKE
Tenik Mesin/
Peneliti Utama
/BPPT
Teknik Panas
Koordinator kegiatan
(7) 500
Bumi 2
Ir. Suyanto,
Pria
M.Eng
PTKKE
Teknik…
/BPPT
Anggota Peneliti:
500
Perancangan sistem dan konfigurasi
3
Danang
Pria
Yogisworo, ST,
PTKKE
Rekayasa
Anggota Peneliti:
/BPPT
sistem (S-2)
Perhitungan HTFS
M.Eng 4
Nur Endah
500
dan optimasi Wanita
Sulistyowati
PTKKE/
Teknik Industri
BPPT
Anggota peneliti
500
Gambar Desain dan Perencanaan Material
8
Yusuf Ahda,ST
Pria
PTKKE
Perhitungan
Anggota Peneliti:
/BPPT
numerik
Analisis performa
500
dan efisiensi sistem 9
Ferri Hermawan
Pria
PTKKE/
Teknik Mesin
BPPT
Pembantu Peneliti:
500
Membantu membuat gambar Autocad
10
Agustina Putri Mayasari
Wanita
PTKKE/ BPPT
Teknik Kimia
Pembantu Peneliti Membantu proses administrasi kegiatan
500
VII.
JADWAL KEGIATAN
No.
Kegiatan
Tahun I 1
2
3
4
X
X
X
Tahun II
5
6
7
X
X
X
8
9
X
X
10
1
2
3
4
X
X
X
X
X
5
6
7
8
X
X
X
X
X
X
X
X
X
9
10
X
1
Studi literatur
2
Desain sistem
3
Desain komponen
4
Simulasi Numerik
5
Penyusunan Laporan
6
Survey Industri
X
7
Analisis data
X
9
Manufaktur alat
10
Pengujian Alat
12
Monitoring
13
Evaluasi Hasil Manufaktur
14
Penjajakan HKI
15
Laporan perkembangan
16
Laporan akhir Tahun I
17
Laporan akhir Kegiatan
X
X
X
X X X
X
X X
X X
X
DAFTAR PUSTAKA J.Lienau,Lund,Rafferty and Culver, “Reference Book on Geothermal Direct Use”, U.S. Department of Energy Geothermal Division, 1994 DiPippo. R, “Geothermal Power Plants: Principles, Applications, Case Studies and Environmental Impact”, Elsevier, Second Edition, 2008. Suryantini, Ali Ashat, Achmad, Simajuntak, Hutasoit,Hasjim,” Searching for an Opportunity in the Development of Direct Use Geothermal Resources; A Case Study in West Java Province – Indonesia” Proceedings World Geothermal Congress 2005, Antalya, Turkey, April 2005 Suyanto, Taufan Surana, Jatmiko Prio Atmojo, and Bambang Teguh Prasetyo,” Design of a Geothermal Energy Dryer for Tea Withering and Drying in Wayang Windu Geothermal Field” Proceedings World Geothermal Congress 2010, Bali, Indonesia, April 2010
LAMPIRAN I RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
I.
Rekapitulasi biaya tahun yang diusulkan No
Uraian
Jumlah (Rp)
1
Gaji dan Upah
121.600.000
2
Bahan Habis Pakai
39.610.000
3
Perjalanan
51.590.000
4
Sewa Peralatan
50.000.000
4
Lain-Lain
7.200.000 Jumlah Biaya
270.000.000
II. RINCIAN BIAYA 1. Gaji dan Upah
No
Pelaksana Kegiatan
Jumlah
Jumlah Jam/bulan
Honor/jam/ bulan (Rp)
Biaya (Rp) APBN
Koord. Aktivitas/Perekayasa 1
Madya
1
500
45,000
22,500,000
2
Perekayasa Muda
1
500
35.000
17,500,000
3
Perekayasa Pertama
3
500
30,000
45,000,000
5
Narasumber
2
10
700,000
14,000,000
6
Pembantu Peneliti
2
500
20,000
20.000,000
7
Sekretariat Penelitian
1
10
260,000
2,600,000
Jumlah Biaya
121.600,000
2. Bahan Habis Pakai No
Bahan
Volume
Satuan
1
ATK
1 paket
2
Tinta Printer
3 4
Biaya
Biaya (Rp)
Satuan (Rp)
APBN
10.000.000
10,000,000
4 unit
1.000.000
6.000.000
Fotocopy dan Cetak
1 paket
5.000.000
5,000,000
Komputer Suplai
1 paket
18.610.000
18.610.000
Jumlah Biaya
39,610,000
3. Sewa Peralatan No
Jenis
1
Volume
sewa Software
Satuan
10 Bulan
Biaya Satuan (Rp) 5.000.000
Jumlah Biaya
Biaya (Rp) 50.000.000 50,000,000
4. Perjalanan Dinas No 1
2
3
Bahan
Volume
Biaya Satuan
Biaya(Rp)
Jakarta – Banten (3 org x 2 hari x 5 kali) Lumpsum
30
300,000
9,000,000
Transport (PP)
15
600,000
9,000,000
Hotel
15
450,000
6,750,000
Jakarta – Surabaya (2 org x 3 hari x 2 kali) Lumpsum
12
350,000
4,200,000
Transport (PP)
4
2,500,000
10,000,000
Hotel
8
390,000
3,120,000
Jakarta – Bandung (2 org x 2 hari x 4 kali) Lumpsum
16
300,000
4,800,000
Transport (PP)
8
150,000
1,200,000
Hotel
8
440,000
3,520,000 0
Jumlah Biaya
51,590,000
5. Lain – Lain Biaya No
Uraian
Volume
Satuan
Satuan
Biaya (Rp)
(Rp) 1
Rapat Koordinasi Makan siang (15 org x 10 kali)
150 Ok
35.000
5.250.000
Snack
150 OK
13.000
1.950.000
Jumlah
7.200.000
LAMPIRAN II BIODATA PENGUSUL
1. PENELITI UTAMA Nama
:
Euis Jubaedah, ST
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Tempat / Tanggal lahir
:
Bandung, 12 Mei 1976
Alamat
:
Jl. Swatantra I, Kav. VII. No. 75-Bekasi
PENDIDIKAN: D3 – Teknik Energi / Politeknik ITB – Bandung - 1998 S1 - Teknik Mesin/ Universitas Jayabaya – Jakarta - 2001 S2 – Tenik Panas Bumi/ Institut Teknologi Bandung – 2012
PENGALAMAN : -
Staf pada bidang konversi dan konservasi Energi, PTKKE - BPPT
-
Engineering Staf pada project pembangunan PLTP 3MW – Kamojang
-
Engineering Staf pada project Desa Mandiri Energi Kabupaten Lampung Selatan
-
Engineering Staff Program Kawasan Hemat Energi
-
Engineering Staff Kajian Perencanaan Infrastruktur Energi di Mamberamo Papua
-
International Workshop on Renewable Energy/Energy Efficiency and the Clean Development Mechanism (CDM), 2006
-
Seminar Teknologi Penghematan Energi dan Energi Terbarukan, 2006
2. PENELITI 1: Nama
: Yusuf Ahda, ST
Kewarganegaraan
: Indonesia
Tempat / Tanggal lahir
: Semarang/ 2 September 1987
Alamat
: Dk. Gendong RT 2/ RW VIII, Kel. Sendangmulyo, Kec. Tembalang Semarang 50272 Jawa Tengah
PENDIDIKAN: S1 TEKNIK KIMIA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG , 2005-2009. JUDUL TUGAS AKHIR / SKRIPSI : Pra-Rancangan Pabrik Iso-Prophyl Benzene (Cumene) Proses UOP kapasitas 9.000 ton/tahun
PENGALAMAN KERJA: Februari 2011 – sekarang : BPPT,Kedeputian TIEM – Unit PTKKE – Bidang Konservasi Energi 2011– sekarang : Engineering staff pada program PLTP 3 MW Condensing 2011 : Engineering Staff Pengembangan Teknologi Regenerative Burner untuk Penghematan Energi di Industri 2011 : Engineering Staff Analisa Silica Scaling untuk Meningkatkan Kinerja PLTP pada PLTP Binary Cycle 1 MW Sistem Modular 2011 : Engineering Staf pada project Desa Mandiri Energi Kabupaten Lampung Selatan 2011 – sekarang : Engineering Staff Program Kawasan Hemat Energi 2012 : Engineering Staff Kajian Perencanaan Infrastruktur Energi di Mamberamo Papua 3. PENELITI 2: Nama Kewarganegaraan Tempat / Tanggal lahir Agama Alamat Pendidikan
: : : : : :
Nur Endah Eny Sulistyawati Indonesia Cilacap / 16 April 1983 Islam Gg. Guan 155 Rt.15 Rw.04 Setu, Tangerang Selatan S1 Teknik Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Pengalaman
Kajian “Analisis Tingkat Kesiapan implementasi Desa Mandiri Energi di Kabupaten Lampung Selatan”, 2011 Kajian “Pengembangan Teknologi Regenerative Burner Untuk Penghematan Energi di Industri”, 2011 Proyek “Pengembangan PLTP Skala Kecil”, BPPT, 2011
Kursus dan Seminar Internal Course Geothermal Energy Research”, 2011 4. Peneliti 3: Nama lengkap
:
Danang Yogisworo, S.T, M.Eng
Tmp/Tgl Lahir
:
Jakarta, 03 November 1980
Alamat
:
Jl. Belanak Raya No.6, Pulogadung Jakarta Timur, 13220
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN S-1 Teknik Kimia/UPN VETERAN – Yogyakarta S-2 Teknik Kimia / Universitas Gajah Mada - Yogyakarta PENGALAMAN Tahun
: Feb 2009 – (sekarang)
Instansi / Perusahaan : Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi (BPPT), : Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) 2009 – 2011
: Engineering Staff PLTP 3 MW Condensing
2009 – 2010
: Engineering Staff Power Quality
2009 – 2010
: Engineering Staff Baron Technopark
2010 – 2011
: Engineering Staff PLTP Binary Cycle 100kW
2011 – sekarang
: Leader PLTP 3 MW Condensing
2011 – 2012
: Leader Regenerative Burner
2012 – sekarang
: Leader PLTP Binary Cycle 100kW
2012 – sekarang
: Leader PLTA Mamberamo Papua