PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CFC : COMPOSITE FROM COMPOSITES, KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN DASAR DAUR ULANG LIMBAH KOMPOSIT RESIN THERMOSET BIDANG KEGIATAN: PKM-GT
Diusulkan oleh: Eky Valentian Febrianto
13608022 / 2008
Fathiya Ikrimah
13608015 / 2008
Dea Daniella
13609022 / 2009
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2011
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
:
CFC : Composites From Composites,
Komposit Ramah Lingkungan Berbahan Dasar
Daur Ulang Limbah Komposit Resin Thermoset
2. Bidang Kegiatan
:
PKM-GT
a. Nama Lengkap
:
Eky Valentian Febrianto
b. NIM
:
13608022
c. Jurusan/Fakultas
:
Aeronotika & Astronotika / FTMD
d. Universitas
:
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
e. Alamat / Nomor HP
:
Jl. Kebun Kembang Gang Pancasila no. 11 /
3. Ketua Tim Penulis
085721750072 f. Alamat email
:
[email protected]
5. Anggota Tim Penulis
:
1 orang
a. Nama Lengkap dan Gelar
:
Dr. Hendri Syamsudin
b. NIP
:
19690731 199702 1001
6. Dosen Pendamping
c. Alamat Rumah dan No :
Cisitu Indah IV no. 21 (022-2535272)
Tel./HP
i
Bandung, 28 Februari 2011 Menyetujui, Kaprodi Aeronotika & Astronotika
Ketua Tim Penulis
Institut Teknologi Bandung
Dr. Leonardo Gunawan
Eky Valentian Febrianto
NIP. 131869714
NIM. 13608022
Kepala Lembaga Kemahasiswaan
Dosen Pendamping,
Institut Teknologi Bandung
Brian Yuliarto, Ph.D
Dr. Hendri Syamsudin
NIP. 197507272006041005
NIP. 196907311997021001
ii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “CFC : Composites From Composites, Komposit Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Daur Ulang Limbah Komposit Resin Thermoset” Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang berupa materi maupun bantuan dukungan moril, sehingga dalam waktu yang relatif singkat karya tulis yang sederhana ini dapat terwujud. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta dan segenap keluarga yang telah banyak memberi dorongan. 2. Bapak Brian Yuliarto, Ph.D selaku Kepala Lembaga Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung. 3. Bapak Dr. Leonardo Gunawan selaku Kaprodi Aeronotika dan Astronotika Institut Teknologi Bandung. 4. Bapak Dr. Hendri Syamsudin selaku pembimbing yang dengan kesabarannya memberi bimbingan yang bermanfaat guna menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi perkembangan teknologi Indonesia. Amin.
Bandung, 28 Februari 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-GT …………………...…….… i KATA PENGANTAR …………………………………………………….…… iii DAFTAR ISI ………………………………………………………..…..…….... iv DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. v DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… v RINGKASAN ……………………………………………………………...….... 1
PENDAHULUAN Latar Belakang ……………………………………………………...…… 2 Tujuan ………………………………………….……………………...… 3 Manfaat ……………………………….…………………………………. 3 Gagasan Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ……………………………….…… 4 Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya ………………………..….. 5 Perbaikan Gagasan yang Diajukan …………………………………........ 8 Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Implementasi Gagasan ………...… 12 Langkah-Langkah Strategis yang Dilakukan ……………………...…… 13 KESIMPULAN …………………………………………………………...…… 14 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...…….. 15
LAMPIRAN Daftar Riwayat Hidup …………………………………………..……… 16
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Beberapa Properti Material Logam, Thermoset dan Thermoplastic …………………………………………. 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik penggunaan material logam dan komposit pada industri penerbangan per lima tahun …………..……...………. 5 Gambar 2. Bagan alir pembuatan CFC …………………………………..……... 9 Gambar 3. Diagram alir dan ilustrasi proses pembuatan CFC …………………..12
v
CFC : COMPOSITE FROM COMPOSITES, KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN DASAR DAUR ULANG LIMBAH KOMPOSIT RESIN THERMOSET Eky Valentian Febrianto, Fathiya Ikrimah Jurusan Aeronotika & Astronotika Institut Teknologi Bandung, Bandung
RINGKASAN Material komposit adalah material multifase yang dibuat untuk mendapatkan material yang memiliki kombinasi sifat unggul yang dimiliki material penyusunnya. Saat ini, penggunaan material komposit, yang sering disebut material masa depan, terus mengalami peningkatan di semua sektor industri karena material ini memiliki performa yang baik. Pengembangan dan pemakaian komposit sampai saat ini masih terpusat pada komposit dengan resin thermoset. Penggunaan komposit dengan resin thermoset menimbulkan masalah lingkungan baru, yaitu sampah komposit yang tidak dapat diuraikan oleh alam, dan juga tidak dapat di-reform dengan proses pemanasan, mengingat sifat thermoset yang akan mengeras jika dipanaskan. Composite From Composites (CFC) adalah gagasan yang dapat menjadi pilihan bagi upaya penanganan masalah sampah komposit yang menggunakan resin thermoset. CFC merupakan material komposit, yang disusun oleh potongan sisa komposit thermoset, yang dilapisi dengan resin thermoplastic. Karena bagian penguatnya berupa potongan, bukan anyaman serat, maka kekuatan material ini tidak setinggi komposit pada umumnya. Namun, CFC tetap dapat digunakan untuk struktur yang menahan beban ringan seperti meja, pintu dan lemari. Keunggulan CFC adalah sifatnya yang tahan terhadap pengaruh lingkungan (tahan jamur dan rayap), serta dapat dibentuk ulang, karena menggunakan resin thermoplastic. Perkiraan awal terhadap jumlah limbah komposit yang yang dapat didaur ulang menunjukkan gagasan CFC dapat memberikan dampak perbaikan lingkungan yang besar dan dapat menjadi salah satu kegiatan ekonomi bagi masyarakat.
1
PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sejak Methyl Methacrylates pertama kali diperkenalkan pada akhir 1930-an, penelitian dan inovasi material komposit sebagai material masa depan terus dikembangkan. Komposit sendiri memiliki definisi sebagai material multifase yang sengaja dipadukan karena tidak muncul di alam secara alamiah (Callister, 2002 : 527). Teknologi komposit dewasa ini banyak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan industri-industri strategis terhadap material yang memiliki sifat unggul. Sebagai contoh, industri penerbangan membutuhkan material dengan kerapatan rendah, kuat, kaku, tahan korosi, tahan terhadap impak serta tahan temperatur kerja tinggi. Tidak ada satu pun material konvensional yang mampu menjawab kebutuhan tersebut. Hanya material komposit yang dapat memadukan semua sifat baik material konvensional ke dalam satu paket. Pada praktiknya, komposit yang banyak digunakan adalah komposit yang terbuat dari bahan serat (fiber) dan polimer (resin) thermoset. Thermoset dipilih karena memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibanding thermoplastic, terlebih jika digunakan pada temperatur tinggi. Selain itu, resin thermoset lebih inert terhadap pengaruh lingkungan, dan yang paling penting, biaya pembuatan
komposit
membutuhkan
curing
dengan
resin
temperature
thermoset yang
lebih
lebih rendah
murah
karena
dibandingkan
thermoplastic. Tidak hanya industri-industri raksasa yang memanfaatkan komposit thermoset, industri-industri rumahan yang memproduksi komposit secara manual (hand lay-up) juga menggunakan komposit berbasis fiber-resin thermoset. Kini masyarakat dunia tengah berbangga dengan kemampuan manipulasi properti material lewat komposit. Buktinya, perusahaan raksasa Boeing berani mengklaim produknya Boeing 787 Dreamliner, sebagai pesawat yang menggunakan 50% bahan komposit pada strukturnya. Bahkan, diramalkan penggunaan komposit pada industri pesawat terbang diprediksi meningkat 10.6% pada tahun 2011-2016, dan sebesar 3.2% pada industri global. Ketika
2
komposit telah berhasil menjawab tantangan pasar soal kebutuhan akan material, muncul tantangan baru bagi para ahli komposit di seluruh dunia, yaitu masalah lingkungan akibat sampah komposit. Komposit dengan resin thermoplastic dapat dibentuk ulang dan digunakan kembali setelah masa pakainya habis. Berbeda dengan thermoplastic, komposit resin thermoset tidak dapat dibentuk ulang karena komposit ini akan mengeras jika dipanaskan (Niu, 1992 : 48). Resin thermoset juga tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Jika saat ini kita menikmati keberadaan komposit thermoset, maka 10-50 tahun lagi kita akan hadapkan pada tumpukan sampah komposit yang tidak mampu diuraikan oleh alam. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis mengajukan gagasan sebagai upaya penanganan sampah komposit resin thermoset. Gagasan tersebut adalah pembuatan CFC : Composites From Composites, yang akan penulis uraikan secara lengkap pada bagian gagasan.
II. Tujuan Tujuan dari penulisan gagasan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan teknik penanggulangan masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh penumpukan sampah komposit thermoset selepas usia pakainya berakhir. 2. Menghasilkan produk bernilai guna dari sampah komposit thermoset.
III. Manfaat Program ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas dalam bentuk upaya menurunkan jumlah sampah tak terurai dan daur ulang,terhadap sampah komposit thermoset. Selain itu, CFC diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pilihan material ramah lingkungan di masa depan.
3
GAGASAN I. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dalam 30 tahun terakhir, penggunaan dan pengembangan material komposit mutakhir terfokus pada material komposit dengan matrix (resin) thermoset. Resin thermoplastic tidak banyak digunakan pada produk berkemampuan tinggi mengingat jenis ini memiliki batasan-batasan, seperti modulus elastisitas yang rendah, softening temperature yang rendah, ketahanan terhadap pelarut yang rendah dan ikatan antara fiber dan resin yang lemah1. Bidang yang saat ini banyak menggunakan material komposit adalah industri kedirgantaraan. Dua raksasa produsen pesawat terbang dunia, Airbus (Uni Eropa) dan Boeing (Amerika Serikat) berlomba-lomba meningkatkan penggunaan material komposit pada struktur pesawat, menggantikan aluminium dan titanium. Material komposit sangat ideal untuk aplikasi struktur yang membutuhkan rasio kekuatan-berat, dan kekakuan-berat yang tinggi, dan pesawat terbang adalah produk yang sangat sensitif terhadap peningkatan berat (Niu, 1992 : 5). Semakin berat pesawat yang dihasilkan, semakin tinggi biaya pembuatan dan operasional pesawat tersebut. Dari data tahun 1990, pengurangan beban satu pound (lb) pada pesawat komersial dapat memangkas biaya sebesar 800 USD (Niu, 1992 : 6). B-787 Dreamliner menggunakan komposit sebanyak 50% beratnya, sementara Airbus A340500/600 menggunakan 1 ton komposit pada strukturnya, dan telah meningkat menjadi 6 ton pada pesawat penumpang terbesar di dunia, Airbus A380.2
1
Dikutip dari bagian pendahuluan kumpulan jurnal ilmiah (Bersee, 2006 : VII) “Cetex”Thermoplastic Composites, “From Scratch to Flight” yang dipublikasikan oleh TU Delft, Juni 2006. 2 Ibid. hlm IX
4
Gambar 1. Grafik penggunaan material logam dan komposit pada industri penerbangan per lima tahun. (Niu, 1992 : 9) Namun belakangan ini para ahli advance composite materials menyadari bahwa resin thermoset memiliki sifat yang tidak ramah terhadap lingkungan. Sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu melakukan proses reforming pada komposit jenis ini. Hal ini berarti sampah komposit sebesar ekor pesawat airbus akan tetap berbentuk seperti itu selama puluhan bahkan mungkin ratusan tahun, dan akan semakin meningkat jumlahnya dengan semakin naiknya penggunaan komposit jenis ini.
II. Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya Di luar negeri, terutama di negara yang memiliki industri penerbangan dan industri komposit yang maju, sampah komposit telah menjadi isu penting dalam 15 tahun terakhir. Banyak penelitian terkait penanganan masalah ini. Namun seperti penanganan sampah pada umumnya, penanganan sampah
5
komposit juga mengikuti alur waste reduction re-use recycling recovery waste disposal3. Studi mengenai recycle komposit thermoset dimulai oleh pemerintah Jerman sejak tahun 1995, yang mencanangkan bahwa 80% komposit haruslah direcycle. Komposit thermoset dapat digunakan sebagai tambahan dalam proses manufaktur produk lain, yaitu sebagai pengisi atau sebagai penguat. Salah satu proses recycle komposit thermoset adalah dengan metode grinding. Pada recycle dengan metode grinding ini, komposit diparut hingga berbentuk seperti pasir dan digunakan sebagai pengisi dalam proses manufaktur komposit yang baru. Hasil dari produk ini akan memberikan komposit dengan properti mekanik yang sama atau bahkan bisa lebih baik daripada material komposit aslinya. Hasil produk dari proses grinding dapat memberikan pengurangan berat yang cukup baik ketika dibandingkan dengan produk yang menggunakan fiber biasa.4 Sebuah perusahaan di Eropa yang bernama European Composite Recycling service Company (ECRC) memiliki concern terhadap permasalahan sampah komposit. Menyadari bahwa setiap tahun pemakaian komposit meningkat seiring dengan semakin berkembangnya industri, perusahaan ini memadukan konsep recovery dan re-use sebagai solusi terhadap permasalahan sampah komposit. ECRC mengumpulkan sampah komposit yang dihasilkan oleh industri lalu mengubahnya menjadi serat panjang ataupun pendek sebagai campuran beton, dan menjadi bubuk sebagai bahan pembuat komposit lagi. Beberapa perusahaan semen seperti Holcim, Heidelberg Cement, dan Vicat menggunakan butiran-butiran hasil produk ECRC untuk bahan campuran semen mereka. Penanganan lain untuk masalah ini adalah pengalihan penggunaan resin thermoset menjadi resin thermoplastic. Tidak seperti resin thermoset yang 3
Tercantum dalam Fifth Environmental Action Programme (1993-2000) oleh European Commission, dikutip dari Waste Treatment and Disposal karya Paul T. Williams 4 Dikutip dari tulisan A.Hodzic – James Cook University, Australia dalam Green Composites – Carline Baillie
6
mengeras ketika dipanaskan, resin thermoplastic justru melunak ketika diberi perlakuan panas. Hal ini yang menyebabkan komposit yang dibuat dengan menggunakan resin thermoplastic dapat didaur ulang, yaitu dengan cara dipanaskan dan dibentuk ulang. Dengan pemilihan fiber dan metode pembuatan yang tepat, komposit thermoplastic tidak kalah kuat dengan komposit thermoset. Karena itu kini banyak dikembangkan penelitian untuk mengganti penggunaan resin thermoset pada pembuatan komposit dengan resin thermoplastic. Selama lebih dari dua decade, masyarakat keilmuan Eropa mencoba meneliti karakteristik karakteristik mekanik komposit jenis thermoplastic, dan mencoba menemukan cara agar material ini tahan pada temperatur tinggi. Berikut ditunjukkan perbandingan karakteristik material logam, komposit resin thermoset dan thermoplastic:
Tabel 1. Perbandingan Beberapa Properti Material Logam, Thermoset dan Thermoplastic (Niu, 1992 : 16).
7
III. Perbaikan Gagasan yang Diajukan CFC atau Composite from Composites, sesuai dengan namanya, merupakan komposit yang dibuat dari gabungan antara resin thermoplastic dengan reinforcement5 yang berasal dari hasil chopping / grinding sampah komposit thermoset. Komposit thermoset yang sudah tidak digunakan lagi digilas hingga berbentuk bubuk atau dipotong-potong. Hasil olahan ini lalu disusun di cetakan dan kemudian diberi matriks thermoplastic. Pemilihan matriks thermoplastic didasarkan pada fakta bahwa matriks jenis ini dapat di recycle ketika komposit sudah tidak digunakan lagi. Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk cure atau mengeras relatif singkat, karena tidak membutuhkan reaksi kimia selama proses cure. Sehingga cocok diterapkan pada manufaktur yang perlu menghasilkan banyak barang dalam waktu yang singkat (Mazumdar, 2002 : 118). Selain itu umumnya material thermoplastic lebih elastik dan tangguh dibandingkan material thermoset, serta banyak diaplikasikan pada berbagai jenis struktur yang tidak membutuhkan kekuatan tinggi. Proses produksi CFC untuk sisa komposit thermoset yang telah dipotong berbentuk serat dapat menggunakan metode wet lay-up atau biasa disebut hand lay-up. Yaitu potongan thermoset disusun di cetakan dan pemberian matriks dikerjakan secara manual dengan kuas dan ditekan dengan roller untuk memastikan tidak ada udara yang terperangkap. Proses ini cukup sederhana karena tidak terlalu membutuhkan keahlian khusus dalam pengerjaannya serta hanya membutuhkan dana yang sedikit (Mazumdar, 2002 : 128). Sementara untuk proses produksi CFC dengan sampah komposit thermoset yang berbentuk bubuk atau serat-serat kecil dapat menggunakan metode spray lay-up. Perbedaan metode ini dengan metode hand lay-up adalah pada proses peletakkan bubuk komposit dan pemberian resinnya. Pada metode spray layup digunakan spraygun untuk menyemprotkan resin beserta bubuk pada 5
Bagian penguat dari struktur komposit. Reinforcement komposit yang umum adalah berupa serat kaca, serat karbon, ataupun serat alami.
8
cetakan. Proses ini cukup ekonomis karena dapat digunakan untuk membuat produk yang kecil hingga yang besar. Pengerjaan dengan metode ini membutuhkan
keahlian
dari
pekerja
yang
mengendalikan
spraygun
(Mazumdar, 2002 : 135). Metode vacuum assisted resin transfer molding atau yang biasa disingkat dengan VARTM juga dapat digunakan untuk membuat komposit. Serat yang telah diletakkan di cetakan kemudian ditutup dengan kantung plastik. Salah satu ujung kantung dihubungkan pada alat vakum yang akan menyedot udara di dalam kantung sehingga resin yang berada di ujung kantung yang lain akan tersedot dan membasahi serat. Hasil ini memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan dua cara yang lain, diindikasi dengan semakin tingginya fraksi volume fiber, namun semua fiber tetap terbasahi oleh matriks. Setelah melewati waktu cure, maka telah terbentuklah komposit baru yang siap dipakai. Hasil komposit ini dapat digunakan untuk struktur yang menahan beban yang tidak terlalu berat, seperti meja atau lemari, dan dapat juga digunakan sebagai cetakan (mold) untuk membuat komposit yang baru. Keunggulan CFC adalah sifatnya yang tahan terhadap pengaruh lingkungan (tahan jamur dan rayap), serta dapat dibentuk ulang, karena menggunakan resin thermoplastic. Di sisi lain, material ini memiliki keterbatasan dalam property mekanik dan ketahanan terhadap temperatur tinggi dan kelembapan.
Gambar 2. Bagan alir pembuatan CFC
9
Sampah Komposit Komposit yang sudah tidak terpakai dan menjadi sampah di-grinding atau dichopping untuk kemudian diolah lebih lanjut.
Resin Thermoplast Sampah komposit diolah dengan menggunakan resin thermoplast yang dapat di re-cycle.
Cetakan Komposit yang telah di grinding ataupun di chopping ditaruh di cetakan.
10
Metode Pembuatan Komposit 1: Hand Lay Up Setelah komposit ditaruh di cetakan, diberi resin dan ditekan dengan roller. Sumber gambar: http://www.flexidynamic.com/method.htm
Metode Pembuatan Komposit 2: Spray Lay Up Komposit dan resin ditembakkan dengan menggunakan spray gun.
Sumber gambar: http://www.flexidynamic.com/method.htm
Metode Pembuatan Komposit 3: Vacuum Assisted Resin Transfer Molding Setelah komposit ditaruh di cetakan, resin membasahi komposit dengan cara disedot oleh mesin vacuum.
11
Contoh Bentuk Jadi CFC Setelah komposit melewati cure time, CFC telah jadi dan siap dipakai.
Gambar 3. Diagram alir dan ilustrasi proses pembuatan CFC Metode pembuatan komposit dengan bahan dasar dari komposit lain yang sudah tidak terpakai lagi sebenarnya saat ini juga tengah dikembangkan. Salah satu produk yang dihasilkan oleh European Composite Recycling service Company (ECRC) adalah komposit dengan bahan dari sampah komposit yang telah dibuat menjadi bubuk. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai.
IV. Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Implementasi Gagasan Gagasan ini tentu belum sempurna dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat diterapkan seutuhnya. Karena itu dibutuhkan orang-orang yang lebih ahli untuk meneliti dan mempelajari kemungkinan pengaplikasian CFC. Bantuan dukungan dari pemerintah juga sangat diharapkan, yaitu dalam bentuk dana maupun sarana dalam penelitian yang dilakukan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan produk komposit juga tak lepas dari tanggung jawab, karena kelak produk yang mereka gunakan akan habis masa pakainya dan akan menjadi sampah yang tak terpakai lagi. Selain itu ketersediaan perusahaan yang memiliki kemampuan untuk melakukan proses pembuatan CFC, seperti industri yang memiliki alat grinding untuk mengolah sampah komposit thermoset tentu akan sangat membantu.
12
Di sisi lain, mahasiswa sebagai generasi muda yang terbuka pemikirannya dapat membantu menyebarkan informasi dan memberikan kesadaran akan kemungkinan menumpuknya sampah komposit di masa depan. Selain itu, dibutuhkan pula fasilitas khusus pembuatan komposit dengan resin thermoplastic (saat ini sangat kurang di ITB), sehingga peran pihak donatur dana penelitiaan sangat besar dalam pengembangan produk ini.
V. Langkah-Langkah Strategis yang Dilakukan Gagasan pembuatan Composite from Composites ini dikaji terlebih dahulu sehingga didapat metode dan produk yang lebih baik. Pengkajian mengenai CFC lebih lanjut akan diterapkan penulis melalui pembuatan contoh produk. Dimulai dari mencari sampah komposit dengan resin thermoset6, kemudian menggerus atau memotong-motong sampah komposit tersebut menjadi bubuk atau potongan-potongan kecil lalu melapisinya dengan resin thermoplastic (hand lay-up). Setelah contoh produk selesai dibuat, dilakukan pengujian properti mekanik material seperti uji tarik dan uji tekuk. Namun, proses ini akan terkendala oleh beberapa hal seperti sulitnya mendapatkan resin thermoplastic yang berkualitas tinggi di Indonesia, biaya, ketersediaan alat uji, dan sulitnya memperoleh tempat untuk menggerus sampah komposit. Pemahaman akan kemungkinan menumpuknya sampah komposit kepada masyarakat pada umumnya dan industri yang menggunakan komposit pada khususnya juga perlu dilakukan. Masyarakat harus dikenalkan pada prinsip reduce – recycle – re-use untuk penggunaan material komposit thermoset. Dimulai dari pengurangan pemakaian resin thermoset pada produksi barangbarang yang tidak membutuhkan kekuatan tinggi pada temperatur tinggi, misal industri kapal nelayan tradisional dan bath tub. Kemudian mengenalkan produk resin thermoplastic untuk pembuatan komposit, dan juga pengenalan produk CFC setelah diuji coba terlebih dahulu. Diharapkan masyarakat juga 6
Kebanyakan sampah komposit dengan resin thermoset dihasilkan dari industri rumahan berskala kecil, seperti pembuatan perahu tradisional, bath tub, badan mobil, dan bekas cetakan (mold) komposit. Biasanya sampah komposit ditemukan dalam bentuk lempengan atau lembaran dengan orde millimeter.
13
dapat menikmati keberadaan CFC sebagai sebuah alternatif material yang berkualitas, namun tetap ramah lingkungan.
KESIMPULAN Permasalahan global terkait dengan limbah industri komposit thermoset saat ini cukup kritis disebabkan peningkatan jumlah pemakaian yang besar. CFC (Composite From Composites) memiliki potensi yang besar sebagai solusi sederhana bagi penanganan masalah produk komposit yang menggunakan resin thermoset. CFC tidak hanya membantu penanganan masalah lingkungan, tetapi juga menawarkan potensi ekonomi atas produk yang dihasilkan. Gagasan yang ditawarkan
oleh
tim
penulis
sebagian
besar
dapat
dilakukan
dengan
memaksimalkan fasilitas penelitian yang ada.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bersee, Harald E.N. 2006. Proceeding of The First CETEX Conference : CETEX, From Scratch to Flight. TU Delft: The Netherlands. Callister, William D. 2002. Materials Science and Engineering, An Introduction. Wiley : New Jersey. Hodzic, A. 2004. Green Composites : Re-use, recyling and degradation of composites. CRC Press: United States of America. Mazumdar, Sanjay K. 2002. Composites Manufacturing: Materials, Product, and Process Engineering. CRC Press: United States of America. Niu, Michael C.Y. 1992. Composite Airframe Structures. Hong Kong Conlimit Press: Hong Kong. Williams, Paul T. (1993-2000). Waste Treatment and Disposal. Fifth Environmental Action Programme European Commission.
15
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Ketua Pelaksana Nama
: Eky Valentian Febrianto
Tempat, tanggal lahir
: Bekasi, 14 Februari 1991
Fakultas / Jurusan
: FTMD/ Aeronotika & Astronotika
Alamat asal
: Limus Pratama Regency, Jalan Cendana II F19/11 Bogor
Alamat Bandung
: Kebun Kembang Gg Pancasila no. 11 Tamansari Bandung
Riwayat pendidikan
: SD Limusnunggal 03 SMP Negeri I Cileungsi SMA Negeri 3 Bogor S1 Aeronotika & Astronotika ITB
No. telepon / HP
: 085721750072
Email
:
[email protected]
Prestasi
: Bronze Medalist 2nd International Olympiad on Astronomy and Astrophysics 2008
Pengalaman Karya Tulis
: -
2. Anggota Pelaksana Nama
: Fathiya Ikrimah
Tempat, tanggal lahir
: Surabaya, 7 Maret 1990
Fakultas / Jurusan
: FTMD/ Aeronotika & Astronotika
Alamat asal
: Jalan Taman Jambu F77 Pondok Tjandra Indah Surabaya
Alamat Bandung
: Jalan Ir.H.Juanda 227 Bandung
Riwayat pendidikan
: SD Patra Dharma 3 Balikpapan SMP Muhammadiyah 1 Gresik
16
SMA Al-Hikmah Surabaya S1 Aeronotika & Astronotika ITB No. telepon / HP
: 085730630709
Email
:
[email protected]
Prestasi
: -
Pengalaman Karya Tulis
: -
3. Anggota Pelaksana Nama
: Dea Daniella
Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 4 Desember 1990
Fakultas / Jurusan
: FTMD/ Aeronotika & Astronotika
Alamat asal
: Jl. Bintaro Melati VI-A Blok N no 9
Alamat Bandung
: Jl. Mundinglaya no.4
Riwayat pendidikan
: SD Tirta Marta BPK Penabur SMP SD Tirta Marta BPK Penabur SMA Tarakanita 1 Jakarta S1 Aeronotika & Astronotika ITB
No. telepon / HP
: 08158775678
Email
:
[email protected]
Prestasi
: -
Pengalaman Karya Tulis
: -
17