PROFIL KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN STANDAR PENILAIAN DARI
WORLD HEALTH ORGANIZATION
Dr. SUDIBYO, drg., M.Kes * *Kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah – Surabaya
[email protected]
LATAR BELAKANG •
Masalah kesehatan gigi: karies gigi, penyakit periodontal, maloklusi, dan kanker mulut mempunyai peran signifikan dalam bidang kesehatan.
•
Data penyakit gigi dan mulut : lokal, regional, bahkan internasional sangat sedikit dalam memberikan gambaran makro dan mikro tentang kesehatan gigi dan mulut.
•
Karies gigi, periodontitis, maloklusi, kelainan dento facial, dan kanker rongga mulut seringkali terjadi karena faktor sosio-ekonomi diarea perkotaan, dan pedesaan.
•
Dengan metode dan mengikuti beberapa kriteria pengukuran kesehatan gigi dan mulut dapat memberikan referensi tambahan tentang kesehatan gigi dan mulut secara lokal, nasional maupun regional.
[email protected]
RUMUSAN MASALAH
Apakah ada variasi masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat pedesaan dan perkotaan?
[email protected]
TUJUAN
Menganalisis beberapa masalah penyakit kesehatan gigi dan mulut masyarakat di wilayah pedesaan dan perkotaan
[email protected]
LOKASI PENELITIAN
Beberapa masyarakat di wilayah Puskesmas Kota Surabaya yang merepresentasikan masyarakat perkotaan, dan Puskesmas Kabupaten Blitar yang merepresentasikan masyarakat pedesaan.
[email protected]
RUANG LINGKUP
1. Pemeriksaan Ekstra Oral dan Pemakaian Gigi Tiruan 2. Status Kesehatan Gigi dan Karies Gigi 3. Penyakit Periodontal 4. Mukosa Rongga Mulut 5. Fluorosis
[email protected]
1. KRITERIA PENILAIAN Kode pada pemeriksaan ekstra oral, menggunakan kriteria dari World Health Organization, sebagai berikut: 0 = gambaran ekstra oral normal 1 = ulcerasi, luka, erosi, fissure (kepala, leher, dan bibir) 2 = ulcerasi, luka, erosi, fissure (hidung, pipi, dan dagu) 3 = ulcerasi, luka, erosi, fissure (commisurres) 4 = ulcerasi, luka, erosi, fissure (vermilion border) 5 = cancrum oris 6 = abnormalitas pada bibir atas dan bibir bawah 7 = pembesaran kelenjar lymphe (kepala dan leher) 8 = pembengkakan lainnya pada muka dan rahang 9 = tidak ada catatan
[email protected]
2. KRITERIA PENILAIAN
Pemeriksaan pemakaian gigi tiruan dilakukan dengan kode, sebagai berikut: 0 = tidak memakai gigi tiruan. 1 = menggunakan gigi tiruan sebagian. 2 = menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas dan bawah.
[email protected]
3. KRITERIA PENILAIAN Kriteria untuk melakukan diagnosis karies gigi, sebagai berikut: 0 1 2 3 4 5 6 7
= = = = = = = =
8 =
Sound crown
Mahkota gigi berlubang (decayed) Tumpatan dan berlubang (filled and decayed) Tumpatan dan tidak lubang (filled no decay) Gigi hilang karena karies (missing due to caries) Gigi hilang dengan alasan lain (missing any other reason)
Sealant dan Varnish
Gigi tiruan jembatan, mahkota (bridge abutment special crown) Gigi tidak erupsi (unerupted tooth)
[email protected]
4. KRITERIA PENILAIAN Kriteria pengukuran kehilangan perlekatan jaringan penyangga (loss of attachment), adalah: 0 = 0 – 3 mm 1 = 4 – 5 mm 2 = 6 – 8 mm 3 = 9 – 11 mm 4 = 12 mm atau lebih x = gigi eksklusi 9 = tidak terjadi apa-apa
[email protected]
5. KRITERIA PENILAIAN Pemeriksaan mukosa rongga mulut dengan kode: 0 = kondisi normal dan tidak ada kelainan 1 = tumor malignansi (oral cancer) 2 = leukoplakia 3 = lichen planus 4 = ulcerasi (apthous, herpetic, traumatic) 5 = acute necrotizing gingivitis 6 = candidiasis 7 = abses 8 = kondisi lainnya 9 = tak ada catatan
[email protected]
6. KRITERIA PENILAIAN Kriteria penilaian fluorosis adalah: 1 = Normal (permukaan enamel gigi halus, mengkilat, dan berwarna putih kekuningan). 2 = Questionable (enamel gigi tampak translusen, dan kadang-kadang muncul bercak putih). 3 = Very mild (warna opak, terdapat bercak putih tidak teratur, dan luas kurang dari 25% permukaan labial). 4 = Moderate (enamel gigi warna kecoklatan dan menunjukkan estetika yang tidak baik). 5 = Severe (enamel gigi sangat jelek, hipoplasia seluruh permukaan gigi dan tampak korosi gigi) 8 = Excluded (misal: gigi yang memakai mahkota jaket) 9 = Not recorded •
[email protected]
1. HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi sampel menurut wilayah pedesaan dan perkotaan n
Jenis Kelamin
Desa (%)
Kota (%)
Desa(L/P)
Kota (L/P
782 (52,13%)
718 (47,87%)
378 / 404 (25,2/26,94)%
353 / 365 (23,53/24,33)%
Jumlah
1500 (100%)
Sumber: data primer diolah, 2010
Sumber: data primer diolah, 2010
[email protected]
2. HASIL PENELITIAN Tabel 2 Hasil pemeriksaan ekstra oral wilayah pedesaan dan perkotaan Desa Area kulit (kepala, leher, bibir) Area kulit sekitar mulut hidung, pipi, dagu)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
663
47
17
15
18
0
634
2,30%
9 1,25%
10 1,39%
7 0,97%
121,67 %
14 1,95%
0
1,92%
32 4,46%
0
2,17%
4 0,51%
0
6,01%
18 2,30%
31
19
13
20
0
660
2,56%
7 0,97%
15 2,09%
15 2,09 %
4 0,56%
6 0,84%
0
1,66%
20 2,78%
0
2,43 %
11 1,41%
0
3,96%
8 1,02%
43
28
14
20
0
647
2,56%
8 1,11%
9 1,25%
12 1,67%
9 1,25%
5 0,70%
0
1,79%
28 3,90%
0
3,58%
8 1.02%
0
5,50%
17 2,17%
200
-
-
-
-
-
-
-
-
175
-
-
-
-
-
-
-
-
703
23
11
14
8
0
10
13
0
664
17
8
9
5
0
7
9
0
2,94%
1,41%
1,79%
1,02%
1,28%
1,66%
2,36%
1,11%
1,25%
0,70%
0,97%
1,25%
0
3
4
2
0,38%
0
0,51%
0,25%
2 0,28%
2 0,28%
0
0,38%
4 0,51%
1 0,14%
2 0,28%
680
652
Area kelenjar limphe (kepala, leher) Kulit daerah bibir atas dan bawah Garis merah terang dan commiss ures Sendi TMJ dan daerah kelenjar parotis
Kota
766
Sumber: data primer diolah, 2010
0
0
711
0
0
[email protected]
3. HASIL PENELITIAN
Tabel 3 Hasil pemakaian gigi tiruan wilayah pedesaan dan perkotaan Desa
Kota
Jumlah
0
1
2
0
1
2
758 (50,53%)
19 (1,27%)
5 (0,33%)
656 (43,73%)
50 (3,33%)
12 (0,8%)
1500 (100%)
Sumber: data primer diolah, 2010
[email protected]
4. HASIL PENELITIAN Tabel 4 Hasil status kesehatan dan karies gigi wilayah pedesaan dan perkotaan Desa
Kota
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
504 64,45%
102 13,04 %
69 8,82%
30 3,84%
47 6,01%
22 2,81%
-
14 1,79%
-
459 63,93 %
98 13,65 %
50 6,93%
26 3,62%)
30 4,18%
13 1,81%
-
7 0,97%
-
Sumber: data primer diolah, 2010
[email protected]
5. HASIL PENELITIAN
Tabel 5 Hasil penyakit periodontal wilayah pedesaan dan perkotaan Desa
Kota
0
1
2
3
4
x
9
0
1
2
3
4
x
9
183 (23, 40%)
92 (11, 76%)
35 (4, 47%)
-
-
139 (17, 77%)
333 (42, 58%)
156 (21, 73%)
80 (11, 14%)
37 (5, 15%)
-
-
88 (12, 26%)
357 (49, 72%)
Sumber: data primer diolah, 2010
[email protected]
6. HASIL PENELITIAN Tabel 6 Hasil pemeriksaan mukosa rongga mulut wilayah pedesaan dan perkotaan Desa Mukosa dan sulkus labial ( Labial commis urres dan mukosa bukal Permuk aan dorsal, ventral, dan tepi lidah Dasar mulut Jaringan keras dan lunak palatum Ridge alveolar atau gingiva
Kota
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
407 (52,05% )
-
28 (3,58%)
25 (3,20%)
67 (8,57%)
82 (10,49% )
78 (9,97%)
53 (6,78%)
42 (5,37%)
452 (62,95% )
-
27 (3,76%)
34 (4,73%)
47 (6,55%)
58 (8,08%)
46 (6,41%)
34 (4,73%)
20 (2,78%)
507 (64,83% )
-
21 (2,68%)
23 (2,94%)
46 (5,88%)
51 (6,52%)
58 (7,42%)
37 (4,73%)
19 (2,43%)
542 (75,49% )
-
13 (1,81%)
14 (1,95%)
34 (4,73%)
54 (7,52%)
36 (5,01%)
16 (2,23%)
9 (1,25%)
528 (67,52% )
-
22 (2,81%)
15 (1,92%)
77 (9,85%)
-
97 (12,40% )
26 (3,32%)
17 (2,17%)
555 (77,30% )
-
11 (1,53%)
9 (1,25%)
59 (8,22%)
-
62 (8,63%)
14(1,95 %)
8 (1,11%)
508 (64,96% ) 670 (85,68% )
-
-
-
-
491 (62,79% ) 657 (91,50% )
-
-
20 (2,78%)
-
13 (1,81%)
-
76 (10,58% ) -
59 (8,22%)
-
72 (10,03% ) 42 (5,85%)
-
18 (2,30%)
83 (10,61% ) 15 (1,92%)
-
-
83 (10,61% ) -
32 (4,09%)
-
96 (12,28% ) 63 (8,06%)
4 (0,56%)
3 (0,42%)
481 (61,51% )
-
9 (1,15%)
15 (1,92%)
136 (17,39% )
106 (13,55% )
8 (1,02%)
22 (2,81%)
18 (2,30%)
562 (78,27% )
-
5 (0,70%)
7 (0,97%)
65 (9,05%)
58 (8,08%)
4 (0,56%)
10 (1,39%)
7 (0,97%)
Sumber: data primer diolah, 2010
-
16 (2,05%)
[email protected]
7. HASIL PENELITIAN
Tabel 7 Hasil pemeriksaan fluorosis wilayah pedesaan dan perkotaan Desa
Kota
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
433 (55, 37%)
64 (8, 18%)
24 (3, 07%)
158 (20, 20%)
19 (2, 43%)
9 (1, 15%)
75 (9, 59%)
355 (49, 44%)
37 (5, 15%)
9 (1, 25%)
116 (16, 16%)
35 (4, 87%)
4 (0, 56%)
162 (22, 56%)
Sumber: data primer diolah, 2010
[email protected]
PEMBAHASAN 1.
Ulcerasi, luka, dan erosi pada daerah kepala, leher, bibir, hidung, pipi, dagu, akibat perilaku masyarakat dalam konsumsi makanan dan sress.
1.
Pemakaian gigi tiruan, masyarakat perkotaan relatif lebih tinggi, jika dibandingkan pedesaan,karena perbedaan status sosial ekonomi.
2.
Masyarakat pedesaan, dan perkotaan relatif mengalami karies gigi cukup tinggi karena kebiasaan membersihkan gigi dan pola makan.
3.
Kehilangan perlekatan jaringan penyangga gigi wilayah pedesaan dan perkotaan relatif rendah karena kepedulian membersihkan gigi.
4.
Mukosa rongga mulut didapatkan leukoplakia, lichen planus, ulcerasi berupa apthous, herpetic, dan traumatic, acute necrotizing gingivitis, candidiasis, abses, dalam persentase yang kecil.
5.
Masyarakat wilayah pedesaan dan perkotaan cenderung mempunyai warna enamel gigi normal.
[email protected]
KESIMPULAN 1.
Hasil pemeriksaan ekstra oral menunjukkan: cenderung mengalami ulcerasi, luka, erosi, fissure dengan persentase “wilayah pedesaan relatif lebih besar daripada wilayah pekotaan”.
2.
Hasil pemeriksaan pemakaian gigi tiruan menunjukkan: persentase pemakaian gigi tiruan, “masyarakat perkotaan relatif lebih banyak, dibandingkan dengan pedesaan”.
3.
Hasil pemeriksaan status kesehatan gigi dan karies gigi menunjukkan: persentase “masyarakat pedesaan, dan perkotaan relatif mengalami karies gigi cukup tinggi”.
4.
Hasil pemeriksaan penyakit periodontal menunjukkan: kehilangan perlekatan jaringan penyangga gigi di “wilayah pedesaan cenderung lebih tinggi dari pada perkotaan”.
5.
Hasil pemeriksaan mukosa rongga mulut menunjukkan: leukoplakia, lichen planus, ulcerasi apthous, herpetic, dan traumatic, acute necrotizing gingivitis, candidiasis, abses, meskipun “persentase kecil”.
6.
Hasil pemeriksaan fluorosis menunjukkan: masyarakat wilayah pedesaan dan perkotaan cenderung mempunyai “warna enamel gigi normal”.
[email protected]
SARAN 1. Perbaikan gizi dengan konsumsi “makanan seimbang” bagi individu dan keluarga sehari-hari, sehingga gangguan ekstra oral berkurang atau hilang. 2. Perubahan perilaku masyarakat, sehingga paham fungsi gigi sebagai pengunyah (mastikasi) dan kosmetik untuk memperindah wajah dan meningkatkan kepercayaan diri . 3. Masyarakat peduli memeriksa gigi secara berkala, terdeteksi secara dini kemungkinan kelainan rongga mulut khususnya potensi terjadinya karies gigi. 4. Menjaga kebersihan gigi agar tidak timbul debris maupun plak gigi, sehingga kemungkinan kerusakan jaringan penyangga gigi dapat dihindari. 5. Membiasakan perilaku sehat, agar mukosa rongga mulut tidak terjadi ulcerasi atau kelainan akibat makanan yang mengiritasi mukosa ,atau pemakaian gigi tiruan yang tidak terkontrol kebersihannya. 6. Memperhatikan kebiasaan anak (berusia dibawah 8 tahun) mengkonsumsi air minum, atau memakai pasta gigi yang mengandung fluor, sehingga tidak menggunakan fluor berlebihan yang berakibat risiko terjadi fluorosis.
[email protected]
TERIMA KASIH
[email protected]