Artikelasli
PROFIL ALBUMINURIA DAN KADAR sVCAM-1 PADA PENDERITA DIABETEES MELITUS TIPE 2 W ibisonoC ,Faj arA,TjokroprawiroA,Soetj ahjoA ,Pranot oA,AdiS,M urt iwiS Bag/SM FIlmuPenyaki tDalam FK Unai r RumahSakitDrSoet omoSurabaya Email:davi d_wi bisono@ yahoo. com ABSTRACT Vascul arcomplicationsdevelop progressively from 5 – 40 yearsaft ert heonsetofdi abet es,al t hough t hey may appear earl i eri nt ype 2 diabetes when associated wi t h a peri ode ofundiagnosed di abet es and i mpai red gl ucose tolerance. Endot hel i aldysfunction is the proposed site ofbot h micro vascul arand macro vascul arcompl i cat i ons in di abetes. Endot hel i aldysfunctionhasbeendocumentedi nbotht ype1 andt ype2 di abet esandi spresenti nthei nsulinresistance syndromeand in prediabetes.Therewerewi l ll i kel y beasubsequenti ncreased burden ofvascul arcomplicati onsof di abet es,i ncl udingdiabeticnephropathy(DN).Iti spredi ctedt hat25% ofnewl ydi agnosedpat i entwi t ht ype2 diabetes wi l ldevel opearlystageDN withinthenext10years.AdvancedGl ycat i onEndProduct s(AGEs),whi chaccumulatein di abet i c vasculature,resultin enhanced expressi on ofendothel i alcel l -associ at ed Vascul arCel lAdhesi on M ol ecule-1 (VCAM -1)aswellreleaseofasolubleform ofVCAM -1 (sVCAM -1)i nt o cul t uresupernat ants.Wehypot hesized that sVCAM-1 in diabetic plasma might reflect early vascular perturbation in diabetic vasculopathy. The aims of this study is to know the profil of sVCAM-1 and albuminuria in type 2 diabetes. A cross sectional study to measure sVCAM-1and albuminuria. Descriptive statistical analysis used to know the profil of sVCAM-1 and albuminuria. Of the 69 diabetic subjects (31 males, 38 Females) with mean age of 57.4 ± 4.8 years, normoalbuminuria 39 subjects, microalbuminuria 23 and macroalbuminuria 7 patients, and sVCAM-1 was 0.614 ± 0.177. The levels of sVCAM-1 plasma is increased along wi t hst ageofalbuminuria.TherewasanincreaseofsVCAM -1 l evelal ongwi t hst ageofal bumi nuri a. Keywords:Di abetesnephropathy,diabetes,VCAM -1,al bumi nuria,hypergl ycemi a
PENDAHULUAN DiabetesM ellitusTipe2 (DM T2)dikaitkan denganpeningkatanresikoperkembangankejadian 1 kardiovaskuler. Orang dewasa dengan diabetes berisiko peningkatan kejadian kardiovaskuler 2 - 4 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tidak diabetes.Hiperglikemia a– – PKC,Age, Hexosamine pathway, aldose reductase (PAHA) – stress oksidatif merupakan rantai metabolik yang dihubungkan secarakuatdengan komplikasi 1, 2 vaskuler diabetik.
28
Penyaki tmi krovaskul er(nefropati ,retinopati dan neuropat i )t erbentuk pada penderita diabetes 3 setelah periode10 – –15 15 t ahun. Seki tar r20–4 20 – 40% penderi t a diabet es akan mengal ami nefropati diabet i k.Didapat kannyaal buminuri apersistenpada kisaran 30 – 299 mg/24 jam (mikroalbuminuria) merupakanpertandadinidarinefropatidiabetik.3,4 Nefropat i di abet ik merupakan komplikasi seri us dariDM dan penyebab ut ama darigagal ginjal stadium akhir. Infiltrasi makrofag ke dal am glomerul i dan i nt ersit i tium adalah salah satu fitur karakteristik nefropati diabetik seiring J Peny Dalam, Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
dengan perkembangan matriks ekstraseluler dan fibrosis interstisial. Infiltrasi leukosit ke dalam lesi aterosklerotik diperantarai oleh keterlibatan molekuladhesi .Kebanyakanstuditelahmelaporkan peningkatansVCAM -1 padapenderitaDM dengan 5 mikroalbuminuriadanovertnefropati. 6 Pada penelitian Koga, ada hubungan yang bermaknaantarakadarsVCAM -1 dengan Urinary Albumin Excretion (UAE) pada 69 penderita DMT2 dengankadarkreatininserum normal(r= 0, 51,p< 0, 0001).Namunhasilyang gbe berbeda ad di dapatkan np pada 7 penelitianolehYoshi zawa pada 68 penderita DMT2, menunjukkan bahwa rata-rata kadar sVCAM -1 pada 24 penderi ta nefropatitidak berbeda dengan 44penderitatanpanefropati(normoalbuminuria)(P = 0, 8).Pe .PenelitianS n Seo8 menunjukkan bahwakadar sVCAM -1 plasma pada penderita DM T2 dengan kreatinin serum > 1, 4 mg/dllebih tinggidaripada penderita DMT2 dengan kreatinin serum ≤ 1,4 mg/ dl(p< 0, 05). Penelitian ini di lakukan karena sedikit nya studiyang meneli tikarakteristik kadarsVCAM -1 plasmadanalbuminuriapadapenderitaDM T2,sert a adanya perbedaan hasi l studi sebelumnya, yai tu studiKoga yang menyatakan adanya peningkatan kadar sVCAM -1 pl asma yang sesuai dengan peningkatanalbuminuriadanstudiYoshizaway wayang menyatakan bahwa rerata kadar sVCAM -1 pada penderita nefropatidi abeti k tidak berbeda dengan 44 penderita tanpa nefropati(normoalbuminuria), sertaadanya ap perbedaan nh hasilstudikadar rs sVCAM -1 plasma pada kelompok umur < 60 tahun dan ≥ 60 tahun. BAHAN DAN CARA Penelitianinimerupakanpenelitiandiskri pt if dan dilakukan diInstalasiRawatJalan Poli klini k EndokrinM etabolismediRumahS hSakitDrSoetomo Surabaya, dengan menggunakan data primer . Populasi penel it ian adalah penderita DM T2 pria/wanita yang berobatdiinstalasirawatj alan Profil Albuminuria dan Kadar sVCAM-1 pada Penderita Diabetees Melitus Tipe 2 Wibisono C, Fajar A, Tj okroprawiro A, Soetj ahj o A, Pranot o A, Adi S, Murtiwi S
poli kl inik endokri nmetabolismedirumahsakitDr SoetomoSurabaya. Pesert a yang ikut serta dal am penelitian adalahyangmemenuhisemuakri t eri adibawahini: be ersedia ikutd tdalam penel i tian,p ,penderita DM T2 dengan usia antara 45 – 65 tahun, tidak merokok, lama ma menderita diabetes ≥5 ≥ 5 tahun, HbA1c< 10%, 2 BMI 19 – – 35 kg kg/m /m danbersedia menghentikan supl ement vi tamin dan anti oksidan, termasuk mi numan supl ement sel ama 2 bulan sebelum pengambi l ansampel(peri odewashout ). Pesert a yang t idak di ikut sertakan dalam peneli t ian,ji ka sal ah sat u atau l ebi h darikriteria dibawahiniterpenuhi:subyek berparti sipasidalam peneli t ian kli nik l ai nnya dal am 30 hariterakhir, kr reat i nin > 1, 4 mg/ dl,p , penyaki tl tl i ver (SGPT > 3x bat as atas normal ,al bumin serum < 3, 4 g/dl, hepati t isakut ),anemia(KadarHb untuk laki-laki< 12 g/ dldanwani ta<11 g/dl ),tuberkulosis,penyakit kardiovaskuler(tidak ada gej al a kl i nis,lebih baik dengan EKG), penderit a dengan pengobatan penghambatACE dan atau ARB dan penderita dengan infeksiakt if,penyakitkeganasan,penyakit inflamasi (rheumatoid arthritis) atau kelainan aut oimmun(SLE). Pemi l ihan subyek dilakukan secara random daripopul asipenderit aDM T2 yangberobatjalandi Pol iEndokrindiRumahS hSakitDrSoetomoS moSurabaya. Subyek yangbersedi amengi kutipenelitianmengisi lembarpersetuj uan,kemudianmenjal anipencatatan dan pemeri ksaan meli puti umur (t ahun), jenis kel ami n(laki /perempuan),ti nggibadan(cm),berat badan(kg),BM I(kg/m2),lamanyadiabetes(tahun), tekanandarahsi stol ik dandi astoli k (mmHg,sampai terdekat2 mm),det ak jant ung(kal i/menit),riwayat pengobatan,riwayatmedis. Setelah membuat j anj i kunjungan, subyek menjalani pemeri ksaan darah dan urine di Laboratorium Klini k Prodia pada pagi hari setelah puasa semal am (± 10 jam).Sampelurin diambilpadaaliran urin t engah.Hasi lpengukuran 29
dinyatakan dengan sat uan GDP (mg/dl), HbA1C (%), hemoglobin (g/dl), kreatinin (mg/dl), SGOT, SGPT (U/l),albumin plasma(g/dl),ACR uri n (µg albumin/mgkreatinin). Subyek yang memenuhikrit eri a kemudian menghentikan suplemen vitamin dan antioksi dan selama 2 bulan (periode washout ). Setel ah periode washout, subyek menjal ani pemeriksaan laboratorium pagihariset elahpuasasemalam (±10 jam).Sampelurindiambilpadaaliranurintengah. Data yang t elah terkumpul hasi lnya akan disajikan secara diskript ifdalam bentuk diagram, tabel dan grafik. Variabel kontinyu dinyatakan dalam rerata(SD)danvariabelkategorik dinyat akan sebagai prosentasi. Grafik trend diolah dengan program Excel2007. HASIL Karakteristiksubyekpenelitiansecaraumum Penelitian dilakukan mulaiDesember2008 sampai dengan April 2009 di Unit Rawat Jalan Poliklinik Endokrin M etabol isme diRumah Saki t DrSoetomo Surabaya,didapatkan jumlah subyek penelitian yang memenuhi kriteria sebesar 69 penderita DM T2,yang terdiridari31 orang l akilaki (44,9%) dan 38 orang perempuan (55,1%) (Gambar1).
Karakteristik dasarpenderit a DM T2 secara kesel uruhan t erangkum dal am t abel 1, dengan rerat aumur57, 4(SD 4, 8)t ahun,rerat aBM I24, 77 2 (SD 2,95) kg/m ,danrerat al amaDM 8, 7 (SD 4, 2) tahun. Penderita-penderi t a tersebut mempunyai rerata HbA1C 7,23 (SD 1,22) %, rerata GDP130,6 (SD 44,2) mg/dl, rerata kreatinin serum 0,86 (SD 0,21) mg/dl, rerata kadar sVCAM-1 plasma 0,614 (SD 0, 177) mg/l ,dan rerata albumi nuria (ACR) 125,5 (SD 278,4) μg/mg kreat. Karakteri sti k albumi nuria pada penderita DMT2 Berdasarkan klasifikasi albuminuria (Gambar (Gambar 2),, dari 69 penderita DMT2 dengan kreatinin serum ≤1,4 mg/dl didapatkan 39 (56,5%) penderita DMT2 dengan normoal buminuri a,23 (33, 3%) penderita DM T2 dengan mi kroal buminuri a dan 7 (10, 2%) penderi t a DM T2 dengan makroalbuminuria. Rerata normoalbuminuria 7,9 (SD 6,5) μg/mg kreat dengan rentang 1 – 25 μg/mg kreat. Rerata mikroalbuminuria 107,9 (SD 68,6) μg/mg kreat dengan rentang 36 – 250 μg/mg kreat, sedangkan rerata makroalbuminuria 837,6 (SD 422,3) μg/mg kreat dengan rentang 442 – 1388 μg/mg kreat.
Gambar 2. Di st ri busi subyek peneli ti an berdasarkan al bumi nuri a Gambar1.Di stribusisubyek penelitianberdasarkanj enis kel ami n
30
J Peny Dalam, Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
Tabel 1. Karakteristik dari 6 penderita DMT2 secara umum Variabel
Satuan
Rerat a
SD
Mi ni mum
M axi mum
Usia BM I TD sistole TD diastole LamaDM GDP HbA1C Hb Kreati nin serum Al bumin pl asma ALT AST sVCAM -1 Pl asma Al buminuria (ACR) Kolest erol Total LDL HDL TG
Tahun Kg/m2 mmHg mmHg Tahun mg/dl % g/dl mg/dl
57, 4 24, 77 122, 5 78, 3 8, 7 130,6 7, 23 13, 71 0,86
4, 8 2,95 13,6 7, 4 4, 2 44, 2 1, 22 1,46 0, 21
45 19 90 55 5 80 5, 1 11, 3 0, 5
64 31,60 170 95 20 335 9,7 17 1, 4
mg/dl
4, 57
0,29
3, 7
5, 2
U/l U/l mg/l
25, 4 25,6 0,614
15, 7 9,3 0, 177
5 12 0,368
106 76 1, 370
μg/mg kreat
125, 5
278, 4
1
1388
mg/dl
202, 1
39,5
127
326
mg/dl mg/dl mg/dl
133, 4 49,9 164,9
32,9 12, 3 108, 2
70 27 49
268 99 707
Karakteristik penderita DMT2 berdasarkan penggolonganalbuminuria Berdasarkan penggolongan al bumi nuri a (normo,mikro dan makroalbuminuria),tidak ada perbedaan pada usia subyek,BM I,tekanan darah diastole,lama menderita DM ,GDP,Hb,kreat i nin serum,albumin pl asma,ALT,AST,kolesteroltot al dankadarHDLpadakelompok albuminuria.Namun Tekanan darah sist ole,kadarHbA1C,kadarLDL dan kadarTG lebih t inggipada penderita DM T2 makroalbuminuriadibandingkelompok normo,dan mikroalbuminuria(Tabel2). Daritabel2 diatas,bi la di nyatakan dalam bentuk grafik, terdapat kecenderungan / peningkatan derajat albuminuria seiring dengan peningkatan
Profil Albuminuria dan Kadar sVCAM-1 pada Penderita Diabetees Melitus Tipe 2 Wibisono C, Fajar A, Tj okroprawiro A, Soetj ahj o A, Pranot o A, Adi S, Murtiwi S
tekanan darah sist oli k, t ekanan darah diastolik, kadarHbA1C,kadarkolesterolt otal ,kadarLDL dan kadarTG (Gambar3). Kecenderungan yang sama peningkatan al buminuri a, j uga di j umpai seiri ng dengan peni ngkat an kreati nin serum. Namun trend peni ngkat an deraj atalbuminuria didapatkan pada penurunankadarHDL (Gambar4). Karakteri sti k kadar sVCAM-1 pl asma pada penderitaDMT2 Berdasarkan penggolongan albuminuria (Tabel3),hasilpemeri ksaanrerat aka akadar rs sVCAM 1 plasmapadapenderi t aDM T2 normoalbuminuria sebesar 0, 577 (SD 0, 148) mg/ l,p , pada penderita
31
Tabel 2. Karakteristik dari 69 Penderita DMT2 berdasarkan penggolongan albuminuria Al bumi nuri a Vari abel
Usi a BM I TD si st ol e TD di ast ol e LamaDM GDP HbA1C Hb Kr .serum Al b.pl asma ALT AST Kol .t ot al LDL HDL TG
Satuan
tahun Kg/m2 mmHg mmHg tahun mg/dl % g/dl mg/dl mg/dl U/l U/l mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl
Normoalbumi nuri a n = 39
Mi kroal bumi nuri a n= 23
M akroal bumi nuri a n= 7
P
Rerata(SD) 57, 3 (4, 7) 24,55 (3,09) 120, 3 (12, 7) 77,1 (6,4) 8, 1 (4, 2) 131, 4(45, 3) 6,86 (1,13) 13, 87 (1, 38) 0,82 (0,19) 4,6 (0,24) 25,5 (16,2) 26,4 (11,1) 197,8 (31,2) 132, 3 (27, 3) 51, 7 (11, 7) 136,9 (60,4)
Rerat a(SD) 58,1 (4,6) 25,09 (2,84) 121,9 (12,1) 78, 7 (7, 7) 10 (3,9) 131 (48, 2) 7, 71 (1, 22) 13,66 (1,67) 0,89 (0,22) 4,59 (0,31) 23,6 (10,7) 24, 2 (5, 8) 199,5 (44,9) 122,8 (29,2) 47,6 (14,6) 186,8 (114,9)
Rerat a(SD) 55,7 (6,3) 24,97 (2,77) 136,4 (16,5) 84,3 (9,3) 7,9 (4,5) 124,6 (23,2) 7,76 (1,11) 12,97 (1,09) 1,03 (0,26) 4, 34(0, 38) 31 (25, 7) 25, 7 (8, 7) 234, 4(52, 2) 174(44, 8) 47, 3 (5, 7) 248,6 (214,5)
0,067** 0, 731* 0, 044**bc 0,062** 0,067** 0,987** 0, 013*abc 0, 313* 0. 075* 0, 08* 0,97** 0, 878** 0,156** 0, 003*bc 0, 147** 0, 034*b
Keterangan:*Oneway Anova, **Kruskal-Wallis Test;a, b dan c menunjukkan P< 0,05;a untuk normoalbuminuria vs mi kroal bumi nuria,b untuk normoalbuminuriavsmakroal bumi nuri a,c cu unt uk mi kroal bumi nuri av avsma smakroalbuminuria
Gambar3.Kecenderunganpeningkat anal bumi nuri asei ri ngdenganpeni ngkat ant ekanandarahsi stolik, t ekanandarahdiastolik,kadarHbA1C,kadarkol est erolt ot al ,kadarLDL dan kadarTG
32
J Peny Dalam, Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
denganpeni ngkatantekanandarahsistolik,tekanan darah diastolik (Gambar 6), kadar LDL, dan kadar TG (Gambar7).
Gambar4.Keceenderungan peningkatan al buminuria sei ri ngdenganpenurunankadarHDL
DMT2 mikroalbuminuria 0,607 607 (SD 0,133) mg/l, sedangkanpadapenderi taDM aDM T2 makroalbuminuria 0, 841 (SD 0, 285) 285)mg mg/l. Tabel3.Karakteristik kadarSVCAM -1 plasmapenderi t a DM T2 berdasarkanalbuminuria KadarsVCAM -1 pl asma Rerata SD Rent ang Normoal buminuria 0, 577 0, 148 0,368 – 0,957 Mi kroal bumi nuria 0,607 0, 133 0,398 – 0,941 M akroal buminuria 0, 841 0, 285 0,498 – 1,370
Vari abel
Gambar 6. Kecenderungan peningkatan kadar adarsVCAM-1 sVCAM -1 pl asmasei ri ngdenganpeni ngkat ant ekanandarahsi stol ik dandi ast ol i k
DariTabel3 diatas,bila dinyatakan dalam bentuk grafik, terdapat kecenderungan / trend peningkatankadarsVCAM -1 plasmaseiri ngdengan peningkatanderajatalbuminuria(Gambar5).
Gambar5.KecenderunganpeningkatankadarsVCAM -1 pl asmasei ri ngdenganpeningkatan albuminuri a
Kecendrungan yang sama j uga dijumpai pada karakteristik kadar sVCAM -1 plasma bila dinyatakan dalam bentuk grafik, terdapat peningkatan kadar sVCAM -1 plasma seiri ng
Profil Albuminuria dan Kadar sVCAM-1 pada Penderita Diabetees Melitus Tipe 2 Wibisono C, Fajar A, Tj okroprawiro A, Soetj ahj o A, Pranot o A, Adi S, Murtiwi S
Gambar7.Kecenderungan peningkat an kadarsVCAM 1 pl asma sei ri ng dengan peni ngkat an kadarLDL dan kadarTG
33
PEM BAHASAN Karakteristik albuminuria pada penderita DMT2 Pada penelitian ini, dari 69 penderita DMT2 dengan rerata kreatinin serum 0,86 (SD 0,21) mg/ dl, didapatkan 56,5% penderita DMT2 dengan normoalbuminuria,33, 3% penderitaDM T2 dengan mikroalbuminuria dan 10, 2% penderi ta DM T2 denganmakroalbuminuria. Data inimenunjukkan bahwa kurang lebi h sepertiga penderita diabet es yang dat ang untuk berobatdirumahsakitmemi likiincipientnefropati. Hal ini menyebabkan perlunya peningkatan perhatian daripenyedia layanan kesehatan untuk melakukan skrining mikroalbuminuria pada t i ap penderitaDM T2. Sekitar 20 – 40% penderita diabet es akan mengalami nefropati di abetik. Didapatkannya albuminuria persisten pada kisaran 30 – 299 mg/24 jam (mikroalbuminuria) merupakan pertanda dinidarinefropatidiabetik.Pada DM T2 dengan mikroalbuminuria, progresi menjadi proteinuri a masif terjadipada 20 – 40 % kasus,sement ara 10 – 15% penderita DM dengan proteinuria akan mengalami Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dan 4,9 memerlukanterapipenggantiginjal. Nefropati diabetik merupakan kompl ikasi serius dariDM dan penyebab ut ama darigagal ginjal stadium akhir. Infiltrasi makrofag ke dalam glomerul i dan intersititium adalah salah satu fitur karakteristik nefropati diabetik seiring dengan perkembangan matriks ekstraseluler dan fibrosis interstisial. Infiltrasi leukosit ke dalam lesi aterosklerotik diperantarai oleh keterlibatan molekuladhesi .Kebanyakanstuditelahmelaporkan peningkatansVCAM -1 padapenderitaDM dengan 5 mikroalbuminuriadanovertnefropati.
34
Karakteri sti k penderita DMT2 berdasarkan penggol ongan normoal buminuri a, mikroalbumi nuriadanmakroal buminuria Berdasarkan penggolongan albuminuria (normo,mi kro dan makroal buminuri a),tidak ada perbedaan pada usia subyek,BM I,t ekanan darah diast ol e,l ama menderi ta DM ,GDP,Hb,kreatinin serum,al bumi n pl asma,ALT,AST,kolesteroltotal dan kadarHDL (Tabel2).Namun t ekanan darah si st ol e,kadarHbA1C,kadarLDLdankadarTG lebih ti nggi pada penderit a DM T2 makroalbuminuria dibandingkel ompok normo,danmi kroalbuminuria Pada penelit i an i ni di dapat kan kadar HbA1C yang lebih ti nggipada penderita DM T2 makroal buminuri adanmikroalbumi nuriadibanding kel ompok normoalbuminuria,sert a menunjukkan grafik kecenderungan peningkatan albuminuria Seiri ngdenganpeni ngkatankadarHbA1C. Kompli kasi mi krovaskul er l ebih tipikal untuk di abetes. M ikroangiopat i merusak fungsi beberapa organ, salah sat unya adal ah nefropati yang menyebabkan gagalgi njalt erminal.Risiko ti mbulnya kompli kasi mi krovaskuler meningkat 10 kali dengan peningkat an HbA1C dari 5, 5% menjadi 9,5%. Kontrol glisemik yang buruk meningkat kan risi ko kompl i kasi DM T2 melalui disfungsi endotel, meningkatkan aktivitas inflamasi 10-12 danmikroalbumi nuria. Pada penel iti an inij uga didapat kan tekanan darah si st olik yang lebi h tinggi pada penderita DM T2 makroal buminuria di bandi ng kelompok normoalbumi nuria dan mikroalbuminuria, serta menunjukkan grafik trend peningkatan albuminuria seiri ngdenganpeningkatantekanandarahsistoledan tekanan darah di astole.Dat a yang dipublikasikan darist udicrosssect ional menunj ukkan prevalensi mi kroal buminuri apadapopul asihipertensiberkisar dari 4, 7% sampai 40% t ergantung beratnya hipertensidankomorbi ditas.
J Peny Dalam, Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
Karakteristik kadar sVCAM-1 plasma pada penderitaDMT2 Penelitian ini menunjukkan adanya t rend peningkatan kadar sVCAM -1 plasma seiri ng dengan peningkatan albuminuria, yai tu pada normoalbuminuriakadarsVCAM -1 plasmasebesar 0, 577 (SD 0, 148) mg/l,p , pada mikroal bumi nuria 0,607 607 (SD 0,133) mg/l, dan pada makroalbuminuria makroal bumi nuria 0, 841 (SD 0, 285)mg 285)mg/l. Pada penelitian i ni, pemeriksaan DM T2 dengan kadar kreatinin ≤ 1,4 mg/dl, menunjukkan bahwakadarsVCAM -1 plasmameningkatsei ring dengan peningkatan derajatal bumi nuri a.VCAM 1 ditemukan diekspresikan pada sel-sel tubulus proksimal dan sel-sel epitel glomerul us gi nj al . Dengan demikian, adanya peningkat an kadar sVCAM -1 padapenderitadenganmikroalbuminuri a atau makroalbuminuria mungkin sebagi an disebabkan oleh peni ngkatan produksidan sekresi VCAM -1 dariginjalkedalam sirkulasi.Selai ni tu, telah ditunjukkan bahwa diabetes nefropatiawal berhubungan dengan disfungsi endotel sistemik, menunjukkan bahwa generalized vasculopat hy pada penderita dengan nefropat i diabetik awal memberikankont ri busiterhadappeningkatankadar (6) sVCAM -1. Penderitadi abetesdenganmikroalbuminuria, merupakansuatukelompok dengantingginyainsiden komplikasi vaskuler, mempunyai peningkatan kadarsVCAM -1 plasmadibandingpenderitat anpa adanya mikroalbuminuria.Peningkatan sVCAM 1 pada penderita di abetes dengan fungsi ginj al normal dikaitkan dengan komplikasi vaskul er diabetik.PeningkatansVCAM -1 plasmamerupakan petanda disfungsiendoteldan dapatmemberi kan kontribusibagiperkembangankomplikasivaskul er (13, 14, 15) diabetes.
Profil Albuminuria dan Kadar sVCAM-1 pada Penderita Diabetees Melitus Tipe 2 Wibisono C, Fajar A, Tj okroprawiro A, Soetj ahj o A, Pranot o A, Adi S, Murtiwi S
KESIM PULAN Pada peneli ti an ini , penderita DM T2 dengan kreatinin ≤ 1,4 mg/dl, didapatkan proporsi mikroalbuminuria sebesar 33, 3% dan makroal buminuri a sebesar10, 1%.Pada penderita DM T2 di dapatkan kecenderungan peningkatan kadarsVCAM -1 pl asmasei ri ngdenganpeningkatan deraj at al bumi nuria.Kecenderungan peningkatan kadar sVCAM -1 plasma pada penderita DM T2 seiri ng dengan peni ngkatan t ekanan darah sistolik, tekanan darah diast oli k, kadar HbA1C, kadar kolest eroltot al,kadar LDL dan kadarTG,serta penurunan kadarHDL.KadarsVCAM -1 plasma lebih rendah pada penderi ta DM T2 dengan kelompok usia ≥60 tahun d dibanding i bandingke kelompok lompok u usia sia < 60 tahun. SARAN Adanya preval ensit inggimikroalbuminuria pada penderi ta DM T2 menyebabkan perlunya peni ngkatan perhat ian dari penyedia layanan kesehat an unt uk mel akukan skrining mi kroal buminuri a pada ti ap penderita DM T2. Selain skri ni ng unt uk mikroalbuminuria, juga disarankan unt uk meni ndaklanjuti pengobatan untuk meli hatapakahterjadipenurunanyangcukup dal am mi kroal buminuri asel amapengobatan.Untuk menggunakan sVCAM -1 sebagaipet anda deteksi adanya di sfungsiendotelpada DM T2 sebaiknya menget ahui faktor-faktor yang mengiduksi atau yangmenurunkankonsentrasisVCAM -1 plasma. DAFTAR RUJUKAN 1.
Tj okroprawi ro A. Astaxanthi n: the novel powerfulantioxi dant(possi ble therapeutical benefits for patients with diabetes mellitus). Proceedings of the 9th National Nat i onalCongress Congressof of PETRI, PERPARI, PKW I;2008, Samarinda, Indonesi a.
35
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
36
Tjokroprawiro A. Capita selecta i n endocrinology and met aboli sm.Proceedi ngs ofthe23th National Congress of PKB;2008, Surabaya,Indonesia. ThornalleyPJ.Thepotent ialroleofthiami ne (vitamin B1) in diabetic compli cati ons. Current Diabetes Reviews 2005;1:1. PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes meli tus ti pe 2 di Indonesia. Jakarta:PERKENI;2006. Eschen O, Christensen JH, Schmidt EB. Soluble cel lul ar adhesion molecules in patients with diabetes mellitus - relat ion to microvascular complications. The Endocrinologist 2006;16:303. Koga M, Otsuki M, Kubo M. Relationship Relationshi p between circulat ing vascular celladhesion molecule-1 andmicrovascularcompli cati ons in type 2 diabetes mellitus. Diabet Med 1998; 15:661. Yoshizawa M, Nagai Y, Ohsawa, K, et al. Elevatedserum levelsofsolublevascul arcell adhesionmolecul e-1 i nNIDDM patientswi th proliferative diabetic reti nopathy. Di abetes Research and Clinical Practice 1998;42: 65. Seo JW,M in W K,Kim YM ,etal.Elevat ed serum levelofsol ubleVCAM -1 i n pati ents with type 2 diabetes mellitus with overt nephropathy. The Korean Journal of Nephrology 2003;22:294. Pranawa. Reaching lower blood pressure targetasprimaryprevent ionofchronicki dney disease:Is itpossibl e ? In: :t the metaboli c
10.
11. 12.
13.
14.
15.
syndrome (The M et S) from abdominal obesit yt o pre cli ni caland cl inicaldisease - SUM ETSU-2.Adi S, Tj okroprawiro A, Hendromartono, editors. Surabaya: Unair; 2006.p.178. Adi S. Diabet ic compl icat ions: does prevent i onreall yworks?Proceedingsof23th National Congress of PKB;2008 Augst 1-3, Surabaya,Indonesi a. Brownlee M .The pathobi ology ofdiabetic complications. Diabetes 2005; 54:1615. Bhowmick K, Kutt y AVM , Shetty HV. Glycemic control modifies the association bet ween microal buminuri a and C-reactive prot ein i n type 2 diabetes mel l itus.Indian Journal of Clinical Biochemistry 2007;2:53. Schmidt AM, Crandall J, Hori O. El Elevated evated plasma l evel s of vascul ar cell adhesion mol ecul e-1 (VCAM -1) i n diabetic patients withmicroalbuminuri a:amarkerofvascular dysfunct i onandprogressivevasculardi sease. British Journal of Haematology 1996;92: 747. Thornal l eyPJ,Babaei-Jadi di,R,AlAliH,et al .Hi gh prevalenceoflow pl asmathiamine concent rat ion i n di abet esl inked to amarker of vascular disease. Diabetologia 2007;50: 2164 Boulbou,M . S. ,Koukoul is,GN,Petinaki,EA. Sol ubleadhesionmoleculesarenotinvolved in t hedevelopmentofreti nopathy in type2 diabet i c pati ents. Act a Diabet ol 2004:41: 118.
J Peny Dalam, Volume 13 Nomor 1 Januari 2012