PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU BUDAYA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara) Prasetyo Rudy Adi Mintarto Hamidah Nayati Utami Fransisca Yaningwati Program Studi Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya,
[email protected] Abstrak Pencapaian target penerimaan pajak dapat tercapai apabila wajib pajak patuh dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, namun masih terdapat wajib pajak yang belum melaksanakan kewajiban perpajakannya dikarenakan oleh beberapa faktor, beberapa diantaranya adalah faktor karakteristik yang dimiliki individu, budaya wajib pajak, dan lingkungan sosial wajib pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu, budaya, dan lingkungan sosial secara bersama-sama dan parsial terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan 130 responden. Metode analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil uji simultan, karakteristik individu, budaya dan lingkungan sosial secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Hasil uji t, secara parsial variabel karakteristik individu, budaya dan lingkungan sosial berpengaruh terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Saran bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sejenis adalah agar menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan membayar pajak dan menambah jumlah sampel sehingga hasil penelitian memiliki daya generalisasi yang lebih kuat. Kata kunci: karakteristik individu, budaya, lingkungan social, kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Abstract Achievement of tax revenue target can be realiazed if taxpayers are carrying out about their tax obligations, but there are taxpayers who don’t fill in about their tax obligations yet. Because of several factors, some of which are individual characteristic factors, taxpayer cultures, and social environment factors. The purpose of this research is to understand the influence of simultaneously and partial of individual characteristic, culture, also social environment toward taxpayer's obedience to fulfill tax obligation (study on individual taxpayers in the Tax Office Primary North Malang). Technique sampling is using purposive sampling with 130 respondents. Analysis methods is using multiple linear regression analysis. Based on the results simultaneous test, there are simultaneous influences between individual characteristics, culture and social environment variables for taxpayer's obedience to fulfill tax obligation. The results of t test, there are partial influences on individual characteristics, culture and social environment variables for taxpayer's obedience to fulfill tax obligation. Suggestions for students who will take a similar research are to give another variables that can influences taxpayer's obedience to fulfill tax obligation and increase the number of samples, so the results of the research have various generalization power. Keywords: Individual Characteristic, Culture, Social Environment, Taxpayer's Obedience to fulfil tax obligation PENDAHULUAN Direktorat Jendral Pajak (DJP) selaku instansi Kementerian Keuangan yang menaungi pajak memiliki peran penting dalam menghimpun pajak untuk menunjang pembiayaan anggaran belanja negara. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak untuk memaksimalkan penerimaan pajak, adalah dengan diberlakukannya self assessment system. Indikator rasio kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan menunjukkan presentase yang tidak mengalami
peningkatan secara berarti dari tahun ke tahun, hal ini didasarkan jika melihat perbandingan jumlah Wajib Pajak yang memenuhi syarat patuh di Indonesia sedikit sekali dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar (Widi, 2010:66). Menurut Ajzen dalam Kurniasari (2005:15) Teori perilaku perencanaan (Theory of planned behavior) menjelaskan perilaku manusia dalam konteks tertentu. Beberapa faktor diantaranya berkaitan dengan perilaku individu yang dapat mempengaruhi sikap dan kepribadian seseorang
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
1
baik secara langsung maupun tidak langsung. Teori tersebut juga digunakan untuk mengetahui mengapa wajib pajak berperilaku tertentu dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Menurut penelitian yang dilakukan Waluyo (2010:111) menyatakan bahwa karakteristik individu wajib pajak memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pajak. Ajzen dalam Kurniasari (2005:15) menyatakan wajib pajak mempunyai perilaku kepatuhan terhadap peraturan perpajakan diawali dari niat atau keyakinan serta pesepsi terhadap faktor didalam diri inividu dan luar diri individu untuk patuh dalam membayar pajak. Faktor yang berasal dari luar diri wajib pajak yang digunakan dalam penelitian ini adalah budaya dan lingkungan sosial wajib pajak. Membayar pajak bagi setiap warga negara haruslah sudah menjadi budaya. Menurut Widi (2010:8) terdapat kecenderungan adanya peraturan (hukum) dan budaya masyarakat untuk meloloskan diri dari pembayaran pajak karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi perilaku (kebiasaan) wajib pajak itu sendiri. Faktor budaya memberikan pengaruh luas dan mendalam pada tingkah laku wajib pajak. Menurut penelitian yang dilakukan Bagus (2011:136) menyatakan bahwa budaya berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Lingkungan sosial merupakan sekolompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan komunitas yang secara terus menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri, baik secara formal dan informal (Schiffman, 2007:229). Secara formal dan informal lingkungan sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga, dan status sosial. Faktor-faktor lingkungan sosial tersebut memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung pada sikap dan perilaku dimana tempat wajib pajak berada. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman langsungnya kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya hasil pungutan pajak itu telah memberikan kontribusi nyata pada pembangunan di wilayahnya. Menurut penelitian yang dilakukan Santi (2012:115) menyatakan bahwa lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini mengacu berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Waluyo (2010:111), Bagus (2011:136), dan Santi (2012:115). Penulis memilih variabel karakteristik individu, budaya dan lingkungan sosial didasarkan atas fenomena yang terjadi pada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Malang Utara. Ketiga variabel tersebut diperkirakan
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu, budaya, dan lingkungan sosial secara bersamasama dan parsial terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Individu Karakteristik merupakan sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:639). Individu didefinisikan sebagai pribadi orang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:551). Hartomo (2006:64) mendefinisikan karakteristik individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peran khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Berdasarkan dari beberapa penegertian mengenai karakteristik individu, dapat disimpulkan karakteristik individu adalah sifat khas dan pola tingkah laku yang dimiliki seseorang yang mengarahkan tindakan seorang individu di lingkungan sosialnya. Budaya Menurut Stoner dalam Moeljono (2003:16), budaya adalah gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu. Menurut Krech dalam Moeljono (2003:16) budaya merupakan suatu pola susunan sebagai suatu cara tradisional dalam memecahkan masalah-masalah para anggotanya, termasuk di dalamnya semua cara yang telah terorganisasi, kepercayaan, norma, dan nilai-nilai budaya. Berdasarkan dari beberapa penegertian mengenai budaya, dapat disimpulkan budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diakui dan dihormati dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial adalah bagian dari lingkungan yang terdiri atas orang-orang serta kelompok yang terinteraksi, termasuk juga harapan sosial serta seluruh aspek kemasyarakatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:865) Dalyono (2001:133) mendefinisikan lingkungan sosial ialah semua orang/manusia yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial ada yang diterima secara langsung dan ada
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
2
yang tidak langsung. Pengaruh langsung seperti dalam pergaulan sehari-hari, seperti keluarga, teman-teman, kawan sekolah dan sepekerjaan dan sebagainya. Berdasarkan dari beberapa penegertian mengenai lingkungan sosial dapat disimpulkan lingkungan sosial merupakan terdiri dari keluarga, teman, jaringan sosial dan lainnya yang mempengaruhi seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Nurmantu yang dikutip oleh Rahayu (2010:138), kepatuhan perpajakan adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Menurut Devano dan Rahayu (2006:10), terdapat dua macam kepatuhan : 1. Kepatuhan formal merupakan suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang perpajakan. 2. Kepatuhan material material suatu keadaan dimana wajib pajak secara subtantif/ hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan dalam arti sesuai isi dan jiwa Undang-undang pajak, kepatuhan material juga dapat meliputi kepatuhan formal.
Karakteristik Individu (X1)
Budaya (X2)
Kepatuhan WPOP dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Y)
Lingkungan Sosial (X3)
Gambar 1. Model Hipotesis Sumber: Data diolah, 2013 Keterangan : Pengaruh secara simultan Pengaruh secara parsial Berdasarkan gambar 1 model hipotesis di atas, rumusan hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: H1 = Diduga Karakteristik Individu (X1) Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Y). H2 = Diduga Budaya (X2) Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Y).
H3
H4
= Diduga Lingkungan Sosial (X3) Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Y). = Diduga Karakteristik Individu, Budaya dan Lingkungan Sosial Secara Bersama-sama Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Y).
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research atau penelitian penjelasan. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006:5), bahwa penelitian Explanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang berjumlah 67.595 Wajib Pajak dengan jumlah sampel diambil berdasarkan rumus Roscoe. Menurut Sugiono (2011:90), ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500, diperoleh sampel sebanyak 130 responden yang terdaftar di KPP Pratama Malang Utara sampai dengan tahun 2013. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu menggunakan Purposive Sampling (Sugiyono, 2001:61). Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis inferensial, uji asumsi klasik, analisis linier berganda, dan uji hipotesis yang menggunakan uji simultan dan uji parsial. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Uji Validitas No. Item Koefisien Korelasi (r) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
X1.1 X1.2 X1.3 X2.1 X2.2 X3.1 X3.2 X3.3 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
0,854 0,789 0,809 0,844 0,910 0,856 0,843 0,737 0,828 0,899 0,858 0,898 0,868
Sumber: Data diolah, 2014 Tabel 2. Uji Reliabilitas No. Item Alpha Cronbach 1. X1 0,832 2. X2 0,880 3. X3 0,832
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3
4. Y 0,903 Sumber: Data diolah, 2014
Reliabel
Analisis Deskriptif Deskripsi Variabel Karakteristik Individu (X1) Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa persepsi, sikap, dan pemahaman yang terdiri persepsi WPOP atas efektifitas perpajakan, sikap WPOP dalam mentaati aturan kewajiban membayar pajak, dan pemahaman wajib pajak WPOP terhadap perturan perpajakan merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap wajib pajak di KPP Pratama Malang Utara. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 4,5205. Deskripsi Variabel Budaya (X2) Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa nilai dan norma yang terdiri Image yang baik jika tertib mambayar pajak dan ketika tidak membayar pajak maka akan menjadi masalah serius bagi negara merupakan hal penting yang harus dipahami setiap wajib pajak di KPP Pratama Malang Utara. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 4,3884. Deskripsi Variabel Lingkungan Sosial (X3). Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa lingkungan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal yang terdiri dorongan dari lingkungan keluarga, lingkungan kerja menerapkan peraturan yang berlaku dan menganggap penting pajak, dan adanya para wakil/tokoh rakyat merupakan hal penting yang harus dipahami setiap wajib pajak di KPP Pratama Malang Utara. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 4,5025. Deskripsi Variabel Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Y). Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang terdiri menghitung pajak sendiri dengan benar, membayar pajak tepat waktu, tepat waktu melaporkan SPT masa dan tahunan, Melaksanakan peraturan pajak yang berlaku, serta selalu up date/mengikuti kriteria wajib pajak patuh merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap wajib pajak di KPP Pratama Malang Utara. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar
4,4707. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) yaitu karakteristik individu, budaya, dan lingkungan sosial terhadap variabel terikat (dependent) yaitu kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat berikut ini : Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel
Unstandardized Coefficients (B)
t hitung
Sig t
(Constant)
0,402
0,276
0,783
X2 ( Budaya)
0,864 0,281
5,577 1,866
0,000 0,064
Signifikan Non Signifikan
X3 (Lingkungan Sosial)
0,575
4,183
0,000
Signifikan
X1 (Karakteristik individu)
T tabel R R2 Adjusted R square F hitung Sig F F tabel
= 1,979 = 0,805 = 0,648 = 0,639 = 77,262 = 0,000 = 2,68 = 0,05
Keterangan
Dependent Variabel (Y) Y= Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Sumber: Data diolah, 2014 Hasil analisis regresi diatas, disimpulkan : Y = 0,402 + 0,864 X1 + 0,281 X2 + 0,575 X3 Adapun interpretasi dari persamaan tersebut adalah : 1. Nilai konstanta () sebesar 0,402 menunjukkan bahwa apabila tidak terdapat variabel independen yang terdiri dari karakteristik individu, budaya dan lingkungan sosial. 2. Nilai koefisien Karakteristik Individu untuk variabel X1 sebesar 0,864. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Karakteristik Individu berdampak pada peningkatan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Y) 3. Nilai koefisien Budaya untuk variabel X2 sebesar 0,281. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Budaya berdampak pada peningkatan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Y) 4. Nilai koefisien Lingkungan Sosial untuk variabel X3 sebesar 0,575. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Lingkungan Sosial berdampak pada peningkatan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Y) 5. Koefisien korelasi ganda R (Multiple R) sebesar 0,805 yang berarti antara variabel Karakteristik Individu, Budaya dan Lingkungan Sosial dengan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan menunjukkan hubungan yang kuat dan searah (positif). 6. Dari hasil analisis diatas diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,639, yang berarti bahwa sebesar 63,9% variabel Y (kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan) akan
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
4
dijelaskan oleh variabel X yaitu : Karakteristik Individu, Budaya dan Lingkungan Sosial sedangkan sisanya sebesar 36,1% akan dijelaskan oleh faktor lain diluar persamaan model regresi. Pengujian Hipotesis Uji Simultan (Uji F) Besarnya F hitung adalah 77,262 sedangkan F tabel dengan derajat bebas (k-1) = 4-1 = 3 dan (n-k) = (130-4) = 126 maka diperoleh hasil sebesar 2,08. Karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel (77,262 > 2,08) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel Karakteristik Individu (X1), Budaya (X2) dan Lingkungan Sosial (X3) berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Y). Uji Parsial (Uji t) Berdasarkan hasil Uji t test nilai t hitung variabel karakteristik individu = 5,577 dan t tabel
sistem perpajakan itu antara lain : a. Adanya e – Registration yang memudahkan wajib pajak untuk melakukan pendaftaran NPWP secara online. b. Wajib pajak dapat mengisi SPT menggunakan aplikasi e – SPT yang terdapat pada website dirjen pajak. c. Terdapat e – filling dan e – billing memudahkan wajib pajak untuk melakukan pelaporan dan pembayaran secara online. d. Penyampaian SPT melalui drop box membantu wajib pajak dalam penyampaian SPT tanpa harus wajib pajak mendatangi Kantor Pelayanan Pajak di tempat wajib pajak terdaftar. Dengan menerapkan sistem perpajakan yang lebih memudahkan wajib pajak, diharapkan akan dapat mendorong kemauan wajib pajak dalam membayar iuran pajaknya kepada Negara.
(= 0,05 ; df residual = 126) sebesar 1,979. Artinya secara parsial variabel karakteristik individu (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Y). Berdasarkan hasil Uji t test nilai t hitung variabel budaya = 1,866 dan t tabel (= 0,05 ; df residual = 126) sebesar 1,979. Artinya secara parsial variabel budaya (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Y). Berdasarkan hasil Uji t test nilai t hitung variabel lingkungan sosial = 4,183 dan t tabel (= 0,05 ; df residual = 126) sebesar 1,979. Artinya secara parsial variabel lingkungan sosial (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (Y). Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. Berdasarkan hasil analisis penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Waluyo (2010:111) bahwa Karakteristik individu secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dari ketiga indikator karakteristik individu ternyata indikator persepsi WPOP akan efektifitas sistem perpajakan mempunyai nilai rata–rata tertinggi. Artinya indikator ini yang harus dipertahankan dan dapat ditingkatkan dengan cara perlu adanya peningkatan efisiensi sistem perpajakan yang akan mempermudah wajib pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan. Adapun bentuk efisiensi
2. Pengaruh Budaya Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Hasil studi ini tidak mendukung pandangan secara teoritik dan empirik dari hasil studi terdahulu tentang pengaruh budaya terhadap kepatuhan wajib pajak sebagaimana yang telah dilakukan oleh Bagus (2011:136). Hasil studi ini menemukan bukti empirik bahwa budaya berpengaruh tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Budaya tidak menjadi pertimbangan bagi wajib pajak orang pribadi dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Jika dilihat dari indikator pada variabel budaya maka, nilai dan norma yang ada pada masyarakat masih belum mampu mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak. Namun menurut Widi (2010:5) apabila budaya diukur berdasarkan aspek budaya nasional yang lebih dominan memotivasi membayar pajak adalah faktor kesadaran dalam melaporkan pajak. Faktor-faktor pembentuk budaya pajak tersebut diharapkan untuk penelitian selanjutnya menjadi acuan yang harus diperhatikan sehingga permasalahan mengenai rendahnya kepatuhan pelaksanaan pemungutan pajak tidak akan menjadi masalah yang terus-menerus hadir dalam sistem perpajakan. Namun ketika budaya bergabung dengan karakteristik individu dan lingkungan sosial, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. 3. Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
5
Berdasarkan hasil analisis penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santi (2012:115) bahwa lingkungan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak secara parsial. Dari tiga indikator lingkungan sosial yang terdiri dari ; lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan tempat tinggal, indikator lingkungan tempat tinggal mempunyai nilai rata– rata tertinggi. Artinya indikator ini yang harus dipertahankan dan dapat ditingkatkan. Lingkungan tempat tinggal wajib pajak berada berdasarkan pengamatan dan pengalaman langsungnya hasil pungutan pajak itu telah memberikan kontribusi nyata pada pembangunan di wilayahnya. 4. Pengaruh Karakteristik Individu, Budaya, dan Lingkungan Sosial Secara Bersama-sama Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan hasil analisis penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Waluyo (2010:111) bahwa karakteristik individu memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak secara simultan. Hasil tersebut juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bagus (2011:136) bahwa budaya secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak serta penelitian yang dilakukan oleh Santi (2012:115) menjelaskan bahwa lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak secara simultan. Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,639 menunjukkan bahwa 63,9% variabel Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan dipengaruhi oleh 3 variabel bebasnya yaitu: karakteristik individu, budaya dan lingkungan social. Nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,805 menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis yang menggunakan uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 77,262 dan F tabel (=0,05 ; df regression = 3, df residual = 126) adalah sebesar 2,08. Dari hasil F hitung dan F tabel dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi adalah signifikan, dan secara simultan atau bersama-sama dapat mempengaruhi variabel terikat karena F hitung > F tabel 77,262 > 2,08, maka H1 ditolak dan H2 diterima. Hasil penelitian ini pada intinya merekomendasikan bahwa terdapat : 1. Hubungan yang erat antara karakteristik individu, budaya dan lingkungan sosial secara bersama-sama terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
2. Variabel
karakteristik individu dan lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. 2. Budaya mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. 3. Lingkungan Sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. 4. Karakteristik individu, budaya dan lingkungan sosial secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Saran Berdasarkan dari hasil analisis maupun pembahasan dalam penelitian ini, peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan membayar pajak dan sebaiknya dengan jumlah sampel yang lebih besar sehingga hasil penelitian mimiliki daya generalisasi yang lebih kuat. Faktor-faktor pembentuk Budaya dapat dilihat melalui variabel hubungan antara aparatur pajak, aspek peraturan perpajakan, faktor kesadaran dan melaporkan pajak dengan benar serta Wajib Pajak dalam hal keramahan petugas pajak. Untuk penelitian selajutnya hal ini penting untuk diketahui dan diteliti dalam masyarakat agar kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan meningkat. 2. Bagi lingkungan sosial diperlukan bukti secara langsung tindakan yang dilakukan oleh Dirjen Pajak yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan mamakai uang pajak dengan benar dengan cara mengikis habis oknum-oknum mafia pajak yang tidak bertanggung jawab sehingga masyarakat tidak ragu dan bangga menjadi pembayar pajak. Hal ini menyebabkan siapa saja pasti rela membayar pajak dan tingkat pemenuhan kepatuhan kewajiban perpajakan akan meningkat. 3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
6
Utara perlu memberi sosialisasi kepada masyarakat yang lebih intensif seperti mengembangkan sistem manajemen pajak yang lebih terbuka dan transparan untuk publik, membuat sistem pemungutan pajak lebih simpel, jelas, mudah dan waktu yang singkat, dan penarikan pajak harus terasa adil dan tidak boleh ada korupsi penggunaan pajak itu sedikit pun agar mendorong terbentuknya karakteristik individu yang lebih baik sehingga mampu meningkatkan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
Sugiyono. 2001. Statistika Bandung: Alfabeta.
untuk
Penelitain.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Waluyo. 2010. Pengaruh Karakteristik Individu Wajib Pajak, Karakteristik Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tingkat Kepatuhan. Skripsi. Jakarta Barat: Universitas Tarumanagara. Widi, Widodo. 2010. Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak. Bandung Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Bagus. 2011. Pengaruh Budaya Kelompok Masyarakat dan Intensifikasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Peningkatan Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Sektor Privat dan Non Privat di Kota Malang). Skirpsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan (Konsep, Teori dan Isu). Jakarta: Prenada Media Group. Hartomo. 2006. Statistik untuk Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Penelitian.
Kurniasari, Luvi. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Job Insecurity Karyawan Terhadap Intensi Turnover. http://www.demandiri.or.id. Diakses, 15 November 2014 pada jam 15.20 WIB. Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Koorporat dan Keunggulan Korporasi, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Gramedia. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Santi, Anisa Nirmala. 2012. Analisis Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sikap Rasional, Lingkungan, Sanksi Denda, dan Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Schiffman, Leon G and Leslie Lazar Kanuk. 2008. Customer Behaviour. USA: Prentice Hall INC. Singarimbun, dan Effendi, 2006. Metode Penelitian Survei, Cetakan kedua, Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
7