POTENSI SARI BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) DALAM MENURUNKAN KOLESTEROL AYAM PEDAGING
AUNUR ROCHMAN SYAHRI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Sari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dalam Menurunkan Kolesterol Ayam Pedaging adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2013 Aunur Rochman Syahri NIM D24080168
ABSTRAK AUNUR ROCHMAN SYAHRI. Potensi Sari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dalam Menurunkan Kolesterol Ayam Pedaging.Dibimbing oleh ERIKA BUDIARTI LACONI dan ANURAGA JAYANEGARA. Kolesterol adalah komponen lemak yang berperan sebagai prekursor asam empedu yang disintesis dalam hati. Tingginya kadar kolesterol dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan. Seratus delapan puluh ekor DOC diacak kedalam enam perlakuan dengan tiga ulangan, Pelakuan yang diberikan adalah penambahkan sari buah mahkota dewa kedalam air minum ayam. P1: kontrol; P2: 10% sari buah mahkota dewa; P3: 12% sari buah mahkota dewa; P4: 14% sari buah mahkota dewa; P5: 16% sari buah mahkota dewa; dan P6: 18% sari buah mahkota dewa. Analisis yang digunakan adalah analysis of variance (ANOVA) dan hasil sidik ragam yang berbeda nyata diuji lanjut menggunakan metode least significant difference (LSD). Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan sari buah mahkota dewa kedalam air minum berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap kadar kolesterol daging ayam broiler. Kolesterol rata-rata yang dihasilkan pada taraf penambahan sari buah mahkota dewa 10%-18% turun sekitar 88.11 mg 100g-1 atau 72.4%. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan sari buah mahkota dewa pada air minum ayam dapat menurunkan kolesterol daging ayam. Kata kunci : ayam, kolesterol, mahkota dewa
ABSTRACT AUNUR ROCHMAN SYAHRI. Potency of Phaleria macrocarpa Extract in Lowering Cholesterol Level of Broilers. Supervised by ERIKA BUDIARTI LACONI and ANURAGA JAYANEGARA Cholesterol is a fat component that acts as a precursor of bile acids and synthesized in the liver. High cholesterol in human often causes problems for health. The aim of this research was to examinethe potency of Phaleria macrocarpa extract in lowering cholesterol level of broilers. One hundred eighty DOC of broilers were randomly assigned to six dietary treatments with three replications, consisted of ten broilers in each replicate. The treatments were: Control, 10% phaleria extract, 12% phaleria extract, 14% phaleria extract, 16% phaleria extract, and 18% phaleria extract in drinking water. Parameters observed at the end of the study (31 days of age) were feed consumption, body weight, feed conversion and cholesterol level in broiler meat. Analysis of variance was carried out to determine the effect of the treatments. Further test used was least significant difference (LSD) test. The result showed that addition of phaleria extract in the ration provided a better effect to reduce cholesterol levels. The average cholesterol meat produced in addition phaleria extract at 10%-18% levels has decreased by 88.11 mg 100g-1 or about 72.4%. This shows the addition of phaleria extract in drinking water can lowered broiler meat cholesterols. Keywords: broiler, cholesterol, phaleria
POTENSI SARI BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) DALAM MENURUNKAN KOLESTEROL AYAM PEDAGING
AUNUR ROCHMAN SYAHRI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Potensi Sari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dalam Menurunkan Kolesterol Ayam Pedaging : Aunur Rochman Syahri Nama : D24080168 NIM
Disetujui oleh
Prof Dr Ir E -ka Budiarti Laconi MS P bimbing I
Dr Anuraga Jayanegara, SPt, MSc
Pembimbing II
=Pi;:':fl=I~~::alih Pennana, MScAgr
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
,..
2
Judul Skripsi : Potensi Sari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dalam Menurunkan Kolesterol Ayam Pedaging Nama : Aunur Rochman Syahri NIM : D24080168
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Erika Budiarti Laconi, MS Pembimbing I
Dr Anuraga Jayanegara, SPt, MSc Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Potensi Sari Buah Mahkota Dewa dalam Menurunkan Kolosterol Ayam Pedaging. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Peternakan. Skripsi ini memberikan informasi tentang penurunan kolesterol akibat penambahan sari buah mahkota dewa pada air minum ternak. Harapan dari hasil penelitian ini adalah buah mahkota dewadapat dimanfaatkan sebagai salah satu solusi dalam menghasilkan sumber protein hewani yang rendah akan kolesterol. Penambahan sari buah mahkota dewa tidak berpengaruh negatif terhadap bobot badan akhir ternak, sehingga ternak yang dihasilkan dapat memiliki nilai lebih dibandingkan ternak yang lain. Penulis memahami bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan skripsi. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan diaplikasikan dengan baik. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013 Aunur Rochman Syahri
DAFTAR ISI ABSTRAK
ii
PRAKATA
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
METODE
2
Lokasi dan Waktu Penelitian
2
Bahan Penelitian
2
Peralatan Penelitian
2
Ransum
2
Prosedur Percobaan
3
Rancangan dan Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Kandungan Zat Aktif Mahkota Dewa
5
Konsumsi Ransum
5
Bobot Badan Akhir
6
Konversi Ransum
8
Kadar Kolesterol Daging
8
SIMPULAN DAN SARAN
11
Simpulan
11
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
14
RIWAYAT HIDUP
17
UCAPAN TERIMA KASIH
17
DAFTAR TABEL 1 Kandungan Zat Makanan Ransum 2 Hasil Uji Fitokimia Buah Mahkota Dewa Cikabayan 3 Rataan Nilai Konsumsi Ransum, Bobot Badan Akhir, Konversi Ransum dan Konsumsi Air Minum Pada Ayam Broiler yang Diberi Sari Buah Mahkota Dewa 4 Kadar Kolesterol Daging
2 5
6 9
DAFTAR LAMPIRAN 1 Uji Anova Kolesterol, Konsumsi Ransum, Konversi Ransum, Bobot Badan Akhir dan Konsumsi Air Minum 15 2 Uji Tukey HSD Kolesterol Ayam 16
1
PENDAHULUAN Kolesterol merupakan substansi lemak hasil metabolisme yang banyak ditemukan dalam struktur tubuh manusia maupun hewan. Keberadaan kolesterol di dalam tubuh sangat esensial untuk kebutuhan sel dan bahan baku sintesis. Kolesterol sangat dibutuhkan untuk tubuh, namun apabila keberadaannya berlebih dalam tubuh maka dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, kanker, hipertensi, dan diabetes. Ayam pedaging merupakan ternak yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein. Permintaan terhadap daging ayam semakin bertambah seiring dengan meningkatnya penghasilan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani. Zat makanan yang dikonsumsi oleh manusia, akan disimpan didalam tubuh. Apabila makanan yang dikonsumsi tinggi akan kolesterol, maka jumlah kolesterol yang akan disimpan didalam tubuhpun akan semakin banyak. Kolesterol yang tinggi pada manusia sering menimbulkan gangguan bagi kesehatan. Gangguan tersebut berupa arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) akibat deposisi kolesterol (LDL) dan trigliserida yang dapat berlanjut menjadi penyakit jantung koroner dan stroke sehingga pada akhirnya menyebabkan kematian. Penanganan untuk mengatasi dampak dari penyakit kolesterol tidaklah murah. Hal ini membuat masyarakat cenderung memilih bahan herbal sebagai alternatif dalam mengobati atau mencegah kolesterol. Mahkota dewa merupakan salah satu dari bahan herbal yang biasa digunakan oleh masyarakat. Berbagai penyakit yang dilaporkan dapat disembuhkan setelah mengkonsumsi tumbuhan ini antara lain leukemia, kanker atau tumor, diabetes, gangguan ginjal, hepatitis, insomia, eksim, rematik, luka gigitan, dan lain-lain (Lisdawati 2002). Ruswandi (2005) menyatakan bahwa perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol dan air ekstrak mahkota dewa secara nyata mengurangi kadar lipid peroksida pada tikus terinduksi parasetamol. Fitriani (2005) menambahkan aktivitas antikolesterol dari ekstrak buah mahkota dewa secara invitro pada kultur sel hati tikus menunjukkan bahwa ekstrak air mahkota dewa dengan konsentrasi 2 µg ml-1 dapat menurunkan kadar kolesterol sebanyak 33.5%. Penurunan kadar glukosa darah mengakibatkan adanya penurunan terhadap kolesterol. Apabila jumlah kolesterol dari makanan sedikit, maka sintesis kolesterol di dalam hati dan usus meningkat untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan organ lainnya. Kebutuhan kolesterol dipenuhi dari biosintesis kolesterol de novo yang diangkut dari hati dan usus menuju jaringan periferal dalam bentuk lipoprotein akibat konsentrasi kolesterol dalam darah menurun, sehingga menghasilkan daging ayam yang rendah kolesterol Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian sari buah mahkota dewa untuk menurunkan kadar kolesterol ayam, mencari titik optimal penggunaan sari buah mahkota dewa dalam menurunkan kolesterol daging ayam dan mengamati performa ayam dilihat dari penurunan kolesterol akibat penambahan sari buah mahkota dewa.
2
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan di Laboratorium Lapang (Kandang B) bagian unggas Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, dan analisis kolesterol beserta zat aktif mahkota dewa dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan 180 ayam broiler strain Jumbo 747. Buah mahkota dewa yang digunakan berasal dari kebun Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor di Cikabayan, Bogor. Peralatan Penelitian Penelitian ini menggunakan 6 kandang yang berukuran 3 x 2 m2. Setiap kandang dilengkapi dengan sebuah tempat air minum dengan kapasitas tiga liter dan tempat pakan. Timbangan yang digunakan adalah timbangan digital dengan ketelitian 0.0001g dan timbangan digital dengan kapasitas 3 kg. Peralatan lain yang digunakan adalah gelas ukur, ember, sikat, sarung tangan, koas, masker, stiker dan alat tulis. Ransum Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ransum komersil CP 511 dan CP 512B produksi PT. Charoen Phokpand Indonesia dengan komposisi ransum CP 511 dan CP 512B adalah jagung, dedak, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung daging dan tulang, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, tepung daun, kanola, kalsium, fosfor, vitamin, mineral, dan antioksidan dengan kandungan ransum sebagai berikut: Tabel 1 Kandungan Zat Makanan Ransum Zat Makanan Kadar Air (%) Protein Kasar (%) Lemak Kasar (%) Serat Kasar (%) Abu (%) Kalsium (%) Phospor (%) a
Sumber : PT. Charoen Phokpand Indonesia,
Jenis Ransum CP 511 Maksimal 14 21–23 5-8 3-5 4-7 0.90–1.20 0.70–1.00
CP 512B Maksimal 14 19–20 5–8 4–5 Maksimal 7.0 Minimal 0.9 Minimal 0.70
3 Prosedur Percobaan Penelitian ini terdiri atas 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, dengan masingmasing ulangan menggunakan 10 ekor ayam. Pelakuan yang diberikan adalah P1: Air minum tanpa penambahan sari buah mahkota dewa, P2: Air minum dengan 10% sari buah mahkota dewa, P3: Air minum dengan 12% sari buah mahkota dewa, P4: Air minum dengan 14% sari buah mahkota dewa P5: Air minum dengan 16% sari buah mahkota dewa, dan P6: Air minum dengan 18% sari buah mahkota dewa. Peubah yang diukur meliputi konsumsi ransum (g ekor-1), pertambahan bobot badan akhir (g ekor-1), konversi ransum dan kadar kolesterol daging (mg 100g-1). Pembuatan sari buah mahkota dewa dilakukan dengan cara buah mahkota dewa diiris hingga kecil, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari. Buah mahkota dewa yang telah kering ditimbang sebanyak 150g kemudian direbus dengan air sebanyak 1.5L selama ± 15 menit. Setelah itu disaring menggunakan saringan untuk memperoleh hasil akhir berupa air rebusan buah mahkota dewa. Pemeliharan ternak dilakukan dengan menggunakan anak ayam. Ayam yang baru datang ditimbang untuk mengetahui bobot badan awal ternak. Ternak diadaptasikan terlebih dahulu terhadap lingkungan selama 14 hari. Hal ini dilakukan karena saluran pencernaan anak ayam dirasa belum siap untuk mencerna zat aktif dari sari buah mahkota dewa. Penimbangan kedua dilakukan pada hari ke-14 untuk mendapatkan rataan bobot awal sebelum perlakuan. Setelah itu, ayam dipisah secara acak kedalam 16 kandang dan pada air minumnya diberikan tambahan sari buah mahkota dewa sesuai perlakuan. Air minum yang diberikan kepada ternak merupakan campuran air rebusan mahkota dewa dengan air biasa. Petunjuk pemberian air minum dengan menggunakan tempat air minum dengan kapasitas 3L sebagai berikut: pada perlakuan 10% sari buah mahkota dewa, komposisi air minum yang diberikan adalah 300 mL air rebusan mahkota dewa ditambah dengan 2 700 mL air biasa, sehingga total air minum ternak menjadi 3 000 mL. Air minum pada perlakuan 12% sari buah mahkota dewa, memiliki komposisi 360 mL air rebusan mahkota dewa dan 2 640 mL air biasa. Begitupun dengan perlakuan 14%, 16%, dan 18%. Ransum yang yang diberikan kepada ternak menggunakan 2 jenis ransum yang berbeda. Ransum starter CP 511 diberikan pada hari ke-1 hingga hari ke-14, dan Ransum finisher CP 512B diberikan pada hari ke-15 hingga hari ke-31. Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Pemberian ransum dan air minum dilakukan pada sore hari. Pengecekan kandang dilakukan setiap pagi dan siang hari, hal ini dilakukan untuk memantau ketersediaan ransum dan air minum ternak. Sisa ransum dan air minum harian sebelumnya dicatat sebagai data konsumsi ransum dan konsumsi air minum. Penimbangan bobot badan ternak dilakukan setiap minggu. Analisis kolesterol dilakukan dengan metode spectrofotometer. Bagian daging yang digunakan untuk analisis kolesterol adalah daging pada bagian dada.
4 Rancangan dan Analisis Data Desain percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Analisis yang digunakan adalah analysis of variance (ANOVA) dan hasil sidik ragam yang berbeda nyata diuji lanjut menggunakan metode tukey. Model matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Yij = +
j
+ ij
Keterangan : Yij : Hasil pengamatan pengaruh perlakuan ke-i ulangan ke-j : Rataan umum j : Efek perlakuan ke-i ij : Error (gallat) perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Aktif Mahkota Dewa Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa mahkota dewa yang digunakan mengandung tanin dan saponin. Uji kuantitatif menunjukkan bahwa kandungan tanin dan saponin buah mahkota dewa secara berturut-turut sebesar 11.82% dan 1.11%. Salim (2006) menyatakan bahwa daging buah mahkota dewa diduga mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, fenolik hidrokuinon, dan tanin. Uji fitokimia yang dilakukan oleh Rohimah (2008) terhadap buah mahkota dewa yang berasal dari kebun Pusat Studi Biofarmaka di Cikabayan menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji Fitokimia Buah Mahkota Dewa Cikabayan (Rohimah 2008) Ekstrak kasar Senyawa Simplisia Metanol Heksana Alkaloid: Dragendorf ++ ++ Wagner +++ +++ Meyer + + Flavonoid +++ +++ Saponin + + Tanin ++++ ++++ Triterpenoid Steroid + Kuinon a
(-) : tidak terdeteksi; (+) : positif lemah; (++) : positif; (+++) : positif kuat; (++++): positif sangat kuat.
Lisdawati (2002) meyatakan bahwa triterpenoid dan steroid tidak terdapat pada fraksi metanol tetapi terdapat pada fraksi heksana yang merupakan pelarut organik atau nonpolar. Perbedaan kandungan metabolit sekunder pada jenis tanaman yang sama sering kali terjadi karena adanya pengaruh lingkungan atau metode penentuan fitokimia yang berbeda. Senyawa aktif alkaloid bersifat detoksifikasi yang dapat menetralkan racun di dalam tubuh, sedangkan saponin dapat sebagai antibakteri, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi kadar gula dalam darah. Flavonoid berfungsi sebagai anti oksidan, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah. Konsumsi Ransum Berdasarkan hasil analisis statistik, penggunaan sari buah mahkota dewa pada seluruh taraf perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi total ayam broiler (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa sari buah mahkota dewa yang memiliki rasa sedikit sepat diberikan kedalam air minum ayam hingga taraf
6 penambahan sari buah mahkota dewa 18%, tidak mempengaruhi secara negatif tingkat konsumsi ternak. Pemberian sari buah mahkota dewa hingga taraf 18% pada air minum ayam dapat digunakan. Menurut Parakkasi (1999), konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila diberikan ad libitum. Konsumsi ransum dipengaruhi oleh kualitas makanan dan kebutuhan energi ternak. Semakin baik kualitas makanannya, maka makin tinggi konsumsi ransum ternak tersebut. Selain konsumsi ransum, ternak yang berkualitas baik juga ditentukan oleh fisiologi ternak tersebut. Tillman et al. (1991) menyebutkan bahwa konsumsi diperhitungkan dari jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan tersebut. Tabel 3 Rataan Nilai Konsumsi Ransum, Bobot Badan Akhir, Konversi Ransum dan Konsumsi Air Minum Pada Ayam Broiler yang Diberi Sari Buah Mahkota Dewa BB Awal Konsumsi Ransum Perlakuan (gram) (gram ekor-1)
BB Akhir (gram)
Konversi Ransum
Konsumsi Air Minum (mL ekor-1)
Kontrol
227.4
2 157.33 ± 59.33
1 251.39 ± 84.28
1.79 ± 0.17
130.95
10%
233.5
2 163.19 ± 77.19
1 212.07 ± 121.93 1.85 ± 0.14
132.57
12%
233.4
2 220.33 ± 303.67
1 269.60 ± 87.50
1.81 ± 0.21
131.81
14%
235.3
2 232.67 ± 197.33
1 324.29 ± 34.15
1.74 ± 0.18
131.62
16%
219.5
2 272.67 ± 261.33
1 207.47 ± 111.23 1.95 ± 0.15
130.86
18%
239.6
2 298.30 ± 222.30
1 273.91 ± 45.42
130.57
1.86 ± 0.16
a
nilai P dari masing-masing parameter adalah : konsumsi ransum P= 0.917, bobot badan akhir P= 0.505, konversi ransum P= 0.662, konsumsi air minum P= 0.731 b konsumsi air minum dihitung dari hari ke-15 hingga hari ke-21
Konsumsi ransum oleh tubuh unggas dipengaruhi oleh besar tubuh ayam, aktivitas sehari-hari, suhu lingkungan, kualitas dan kuantitas ransum (National Research Council 1994). Menurut Scott et al. (1982) konsumsi ransum dipengaruhi oleh kandungan energi ransum, bentuk ransum, kesehatan lingkungan, zat-zat makanan, kecepatan pertumbuhan atau produksi telur dan stress. Wahju (1997) menambahkan bahwa faktor genetik juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Secara umum konsumsi meningkat dengan peningkatan bobot badan ayam karena ayam yang berbobot badan besar mempunyai kemampuan menampung makanan lebih banyak.
Bobot Badan Akhir Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses yang sangat kompleks meliputi pertambahan bobot hidup dan pertambahan semua bagian tubuh secara merata dan serentak. Berdasarkan hasil analisis statistik, penggunaan sari buah mahkota dewa pada seluruh taraf perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot akhir ayam broiler meskipun bobot badan akhir ternak sangat bervariasi
7 (Tabel 3). Hal ini merupakan akibat dari konsumsi ransum yang juga tidak berbeda nyata. Dengan demikian penambahan sari buah mahkota dewa hingga taraf 18% dari air minum dapat dilakukan karena tidak berpengaruh negatif terhadap bobot badan ayam broiler. Tidak ada perbedaan yang nyata pada bobot badan akhir mungkin disebabkan tingkat penggunaan sari buah mahkota dewa yang masih rendah sehingga pengaruh negatif dari zak aktif yang terkandung oleh mahkota dewa mungkin terjadi masih bisa diminimalisir. Mahkota dewa mengandung zat aktif yang diantaranya adalah tanin. Tanin dikenal sebagai senyawa antinutrisi karena kemampuannya membentuk ikatan komplek dengan protein. Kemampuan tanin untuk mengendapkan protein ini disebabkan tanin memiliki sejumlah group fungsional yang dapat membentuk komplek kuat dengan molekul-molekul protein, oleh karena itu secara umum tanin dianggap sebagai anti-nutrisi yang merugikan. Ikatan antara tanin dan protein sangat kuat sehingga protein tidak mampu tercerna oleh saluran pencernaan. Pembentukan komplek ini terjadi karena adanya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, dan ikatan kovalen antara kedua senyawa tersebut (Makkar 1993). Dalam hal ini, pengaruh negatif dari tanin terhadap pertambahan bobot badan ternak tidak terlihat. Bobot badan yang dihasilkan antara setiap perlakuan tidak berbeda nyata. Menurut Suprijatna et al. (2005) pertumbuhan ayam broiler dipengaruhi oleh faktor genetik, masing-masing ternak mempunyai kemampuan tumbuh yang berbeda-beda. Soeparno (1998) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah genetik, jenis kelamin, hormon dan kastrasi. Perbedaan laju pertumbuhan di antara bangsa dan individu ternak di dalam suatu bangsa terutama disebabkan oleh perbedaan ukuran dewasa tubuh. Jenis kelamin juga mempengaruhi pertumbuhan karena dibandingkan dengan ternak betina, ternak jantan biasanya tumbuh lebih cepat dan lebih berat pada umur yang sama. Kecepatan pertumbuhan ayam pedaging mempunyai variasi cukup besar dan keadaan ini tergantung pada tipe ayam, strain, jenis kelamin, pakan, tata laksana dan temperatur lingkungan. Pertumbuhan ayam pedaging relatif lebih cepat terjadi pada umur satu hingga empat minggu, kemudian pada umur lima minggu kecepatan pertumbuhan berkurang sampai suatu saat berhenti. Secara umum pemberian saponin dan tanin dalam pakan unggas dapat menekan pertumbuhan, karena dapat menekan retensi nitrogen dan menurunkan daya cerna asam-asam amino yang seharusnya dapat diserap oleh villi-villi usus dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan-jaringan tubuh sehingga mampu menghambat penampilan produksi dari ternak unggas. Dalam penelitian ini belum terlihat perbedaan bobot badan yang disebabkan oleh tanin dan saponin. Tanin dan saponin yang terkandung didalam buah mahkota dewa tidak diberikan secara langsung kedalam pakan, tetapi diberikan melalui air minum. Hal ini mungkin menyebabkan kandungan tanin dan saponin telah mengalami pengenceran oleh air minum, sehingga konsentrasinya lebih rendah dibandingkan diberikan kedalam pakan. Ahadi (2003) menyatakan bahwa tanin alami larut dalam air dan memberikan warna pada air, warna larutan tanin bervariasi dari warna terang sampai warna merah gelap atau coklat, karena setiap tanin memiliki warna yang khas tergantung sumbernya.
8 Konversi Ransum Sebagaimana halnya peubah konsumsi ransum dan bobot badan, penggunaan sari buah mahkota dewa pada seluruh taraf perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai konversi ransum ternak. Hal ini diduga sebagai akibat dari konsumsi ransum dan bobot badan yang tidak berbeda nyata. Nilai konversi ransum berasal dari perhitungan jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak dibagi dengan bobot badan yang dihasilkan. Nilai konversi ransum sangat penting dalam suatu peternakan, karena nilai konversi ransum menunjukkan tingkat efisiensi ternak dalam mengubah ransum menjadi bobot badan. Semakin tinggi nilai konversi maka memberikan indikasi bahwa ternak tersebut tidak efisien dalam penggunaan ransum (Wahju 1997). Konversi ransum adalah jumlah ransum yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit kilogram bobot badan, semakin besar ukuran dan tua ternak maka nilai konversinya akan semakin tinggi. Nilai konversi ransum yang diperoleh dalam penelitian ini cukup fluktuatif. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena adanya persaingan antar ternak. Persaingan ini disebabkan karena adanya dominasi oleh ayam yang memiliki bobot badan besar akan menguasai pakan terlebih dahulu dan baru memberikan kesempatan makan untuk ayam yang lebih kecil, hal ini yang membuat tingkat keseragaman ini turun. Nilai konversi ransum rata-rata yang diperoleh sebesar 1.83. Hal ini dianggap baik oleh Rasyaf (2002) yang menyatakan bahwa konversi ransum yang dianggap baik untuk ayam pedaging umur 1-4 minggu berkisar 1.6-1.84. Faktor utama yang mempengaruhi konversi ransum adalah temperatur, kualitas ransum, kualitas air, pengafkiran, penyakit, manajemen pemeliharaan dan juga faktor pemberian ransum, penerangan dan faktor sosial (Anggorodi 1979). Hasil nilai konversi tidak signifikan secara statistik, akan tetapi nilai tersebut harus benar-benar diperhatikan apabila penerapannya dilakukan untuk tujuan bisnis. Abidin (2003) menyatakan konversi ransum diartikan sebagai angka banding dari jumlah ransum yang dikonsumsi dibagi dengan berat badan yang diperoleh. Semakin besar nilai konversi ransum, maka semakin banyak pula pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu bobot badan. Apabila perlakuan 16% dan 18% diaplikasikan kedalam bisnis, maka pemberian pakannya sudah tidak lagi efisien. Hal ini akan menyebabkan biaya pakan yang dibutuhkan semakin besar. Rasyaf (2002) juga menambahkan bahwa semakin rendah konversi ransum maka semakin baik, karena konversi ransum yang rendah menunjukkan efisiensi penggunaan ransum yang baik.
Kadar Kolesterol Daging Kolesterol adalah komponen lemak yang berperan sebagai prekursor asam empedu yang disintesis dalam hati. Kolesterol merupakan sebuah zoosterol yang ada dalam semua sel hewan. Kolesterol memiliki kelarutan yang rendah dalam air, kira-kira 0.2 mg 100mL-1. Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh dan penting sebagai sebuah penyusun variasi membra biologi. Berdasarkan hasil analisis statistik, penambahan sari buah mahkota dewa ke dalam air minum menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap
9 kadar kolesterol daging ayam broiler (Tabel 4). Kadar kolesterol daging yang diberikan perlakuan memiliki nilai yang lebih rendah daripada daging yang tidak diberikan perlakuan (kontrol). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian sari buah mahkota dewa dari taraf 10% hingga taraf 18% dapat menurunkan konsentrasi kolesterol daging. Tabel 4 Kadar kolesterol daging Perlakuan Kontrol
a
Kolesterol Daging (mg 100g-1) 121.73 ± 59.08a
10%
40.63 ± 20.07ab
12%
29.84 ± 10.40b
14%
28.31 ± 11.76b
16% 18%
34.24 ± 3.31b 35.05 ± 7.75b
Huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf P<0.01 dengan nilai signifikansi P= 0.002
Menurut Park et al. (2002) dan Dalimartha (2005) adanya saponin dari turunan glikosida dapat menurunkan kolesterol dengan mekanisme penghambatan penyerapan kolesterol di dalam saluran pencernaan. Sifat saponin yang mengikat kolesterol dan menurunkan tegangan permukaan, juga berpengaruh pada metabolisme lemak di dalam tubuh melalui mekanisme pengikatan kolesterol oleh saponin di lumen usus sehingga akan menghambat absorpsi kolesterol dan deposisinya (Morehouse et al. 1999). Dalimartha (2005) menyatakan bahwa kandungan tanin dalam tumbuhan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Epikatekin menurunkan penyerapan kolesterol dengan mekanisme meningkatnya sterol yang dikeluarkan dari feses. Mahkota dewa mengandung zat aktif berupa tanin, saponin, flavonoid dan isoflavon, zat aktif ini apabila masuk kedalam saluran pencernaan dapat menghambat absorpsi kolesterol dalam usus. Selain itu, tingginya kandungan zat aktif yang tidak dapat disintesis di dalam usus menyebabkan hati meningkatkan pengeluaran garam empedu dari tubuh. Garam empedu yang diproduksi di dalam tubuh merupakan hasil sintesis dari kolesterol yang diabsobsi ulang oleh hati. Semakin banyak pengeluaran garam empedu, maka semakin banyak pula jumlah kolesterol yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan jumlah kolesterol yang berada dalam tubuh menjadi lebih rendah. Beberapa dari saponin dapat menurunkan kolesterol darah dengan jalan mengikat asam empedu dalam usus. Asam empedu dibuat dari kolesterol. Biasanya 98% asam empedu diserap kembali oleh usus (sirkulasi entero-hepatik). Dengan menghambat penyerapan kembali asam empedu dan dibuang maka asam empedu dibuat lagi dari kolesterol demikian seterusnya sehingga kolesterol darah menurun. Linder (1992) menyatakan bahwa peningkatan ekskresi asam empedu dalam ekskreta dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol plasma sekitar 10%-25%. Silalahi (2000) menambahkan bahwa apabila isoflavon yang digunakan merupakan sterol yang berasal dari tumbuhan (fitosterol), jika
10 dikonsumsi dapat menghambat absorpsi dari kolesterol baik berasal dari diet maupun kolesterol yang diproduksi dari hati. Menurut Fitriani (2005) untuk mengetahui aktivitas antikolesterol dari ekstrak buah mahkota dewa secara invitro pada kultur sel hati tikus menunjukkan bahwa ekstrak air mahkota dewa dengan konsentrasi 2 µg ml-1 dapat menurunkan kadar kolesterol sebanyak 33.5%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan sari buah mahkota dewa dengan perlakuan P4 (dosis 14%) dapat menurunkan kadar kolesterol daging ayam sebanyak 76.74%.
11
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penambahan sari buah mahkota dewa pada air minum ayam pada rentang konsentrasi 10%-18% dapat menurunkan kolesterol daging. Nilai rata-rata kolesterol daging yang dihasilkan turun sekitar 88.11 mg 100-1gram-1 atau 72.4%. Persentase penggunaan sari buah mahkota dewa yang direkomendasikan adalah 14%. Secara umum, penambahan sari buah mahkota dewa tidak berpengaruh negatif terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum broiler.
Saran Mahkota dewa merupakan tanaman herbal yang termasuk kedalam herbal keras. Penggunaan mahkota dewa secara berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Oleh karena itu, penggunaan mahkota dewa terhadap ternak harus diperhatikan dengan benar. Penelitian lanjutan terhadap penggunaan sari buah mahkota dewa masih perlu dilakukan. Adapun penelitian yang disarankan ada 2 yaitu: pertama, kajian suhu lingkungan terhadap optimalisasi pengaruh dari sari buah mahkota dewa terhadap penurunan kolesterol ayam, yang kedua adalah waktu optimal pemberian mahkota dewa (mulai dari awal pemeliharaan atau beberapa hari terakhir sebelum panen) dalam menurunkan kolesterol ayam. Selain itu, perlu juga dilihat pengaruh pemberian sari buah mahkota dewa terhadap organ dalam ternak.
12
DAFTAR PUSTAKA Abidin Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Ahadi MR. 2003. Kandungan Tanin Terkondensasi dan Laju Dekomposisi pada Serasah Daun Rhizospora mucronata lamk pada Ekosistem Tambak Tumpangsari, Purwakarta, Jawa Barat[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Anggorodi, 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum, Jakarta (ID): PT Gramedia. Dalimartha S. 2005. 36 Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan Kolesterol. Surabaya (ID): Penebar Swadaya. Fitriani D. 2005. Penapisan Aktivitas Antikolesterol Ekstrak Air Rimpang Curcuma domestica Val., Bulbus Alium Sativum L., Rimpang Zingiber officinalis Rosc., Daun Eugenia polyantha Wight, dan Buah Phaleria macrocarpa [Skripsi]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta (ID): UI Pr. Lisdawati V. 2002. Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT), Bioassay Antikanker in vitro Dengan Sel Leukimia L1210, dan Isolasi Penentuan Struktur Molekul Senyawa Kimia dari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) [Tesis] Jakarta (ID): Universitas Indonesia. Makkar HPS, Becker K. Degradation of quillaja saponins by mixed culture of rumen microbes. Let. Appl. Microb. 25(4):243–245. Morehouse LA, Bangerter FW, DeNinno MP, Inskeep PB, McCarthy PA, Pettini JL, Savoy YE, Sugarman ED, Wilkins RW, Wilson TC, Woody HA, Zaccaro LM, Chandler CE. 1999. Comparison of synthetic saponin cholesterol absorption inhibitors in rabbits: evidence for a nonstoichiometric, intestinal mechanism of action. J Lipid Res. 40(3):464–474 National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. 9th Resived Edition. Washington DC (US): National Academic Pr. Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID): UI Pr. Park SY, Bok SH, Joen SM, Park YB, Lee SJ, Jeong TS, Choi MS. 2002. Effect of rutin and tannic acid supplements on cholesterol metabolism in rats. J Nutr 22(3): 283-295 Rasyaf M. 2002. Beternak Ayam Pedaging. Edisi Revisi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Rohimah A. 2008. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari Ekstrak Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi α-Glukosidase [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ruswandi D. 2005. Penghambatan peroksidasi lipid oleh ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) pada gangguan fungsi hati akibat parasetamol [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Salim. 2006. Penentuan daya inhibisi ekstrak air dan etanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Scott ML, Nesheim MC, Young RJ. 1982. Nutrition of the Chicken. 3rd Ed. Itacha New York (US): ML Scott and Associates
13 Silalahi J. 2000. Fats, Oils and Fat substitutes in Human Nutrition. Indonesian Food and Nutrition Process. 7(2): 56-66. Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID): UGM Pr. Suprijatna E, Atmomarsono U, Kartasudjana R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Tillman AD, Hartadi R, Sudomo P, Soeharto, Soekamta. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): UGM Pr Wahju J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta (ID): UGM Pr
14
LAMPIRAN
15 Lampiran 1 Uji Anova Kolesterol, Konsumsi Ransum, Konversi Ransum, Bobot Badan Akhir dan Konsumsi Air Minum Kolesterol Jumlah Kuadrat
DB
Kuadrat Tengah
Perlakuan
19691.797
5
3938.359
Galat
6364.519
12
530.377
Total
26056.316
17
Jumlah Kuadrat
DB
Kuadrat Tengah
Perlakuan
48321.778
5
9664.356
Galat
419938.000
12
34994.833
Total
468259.778
17
Jumlah Kuadrat
DB
Kuadrat Tengah
Perlakuan
0.078
5
0.016
Galat
0.284
12
0.024
Total
0.362
17
Jumlah Kuadrat
DB
Kuadrat Tengah
Perlakuan
28425.020
5
5685.004
Galat Total
74849.065 103274.085
12 17
6237.422
Jumlah Kuadrat
DB
Kuadrat Tengah
Perlakuan
8.306
5
1.661
Galat
35.794
12
2.983
Total
44.099
17
F
Sig.
7.426 0.002
Konsumsi Ransum F
Sig.
0.276 0.917
Konversi Ransum F
Sig.
0.658 0.662
Bobot Badan Akhir F
Sig.
0.911 0.505
Konsumsi Air Minum F
Sig.
0.557 0.731
16 Lampiran 2 Uji Tukey HSD Kolesterol Ayam Parameter Parameter (I) (J) 0
10
12
14
16
18
a
Selisih Rataan (I-J)
10
81.09667
12 14
Standar Galat
Sig.
Interval Batas Bawah
Batas Atas
18.80384
0.010
-0.0259
162.2192
91.88333*
18.80384
0.004
10.7608
173.0059
*
18.80384
0.003
12.2974
174.5426
16
*
87.48667
18.80384
0.006
6.3641
168.6092
18
86.67667*
18.80384
0.006
5.5541
167.7992
0
-81.09667
18.80384
0.010
-162.2192
0.0259
12
10.78667
18.80384
0.991
-70.3359
91.9092
14
12.32333
18.80384
0.984
-68.7992
93.4459
16
6.39000
18.80384
0.999
-74.7326
87.5126
18
5.58000
18.80384
1.000
-75.5426
86.7026
0
-91.88333*
18.80384
0.004
-173.0059
-10.7608
10
-10.78667
18.80384
0.991
-91.9092
70.3359
14
1.53667
18.80384
1.000
-79.5859
82.6592
16
-4.39667
18.80384
1.000
-85.5192
76.7259
18
-5.20667
18.80384
1.000
-86.3292
75.9159
*
18.80384
0.003
-174.5426
-12.2974
10
-12.32333
18.80384
0.984
-93.4459
68.7992
12
-1.53667
18.80384
1.000
-82.6592
79.5859
16
-5.93333
18.80384
0.999
-87.0559
75.1892
18
-6.74333
18.80384
0.999
-87.8659
74.3792
*
18.80384
0.006
-168.6092
-6.3641
10
-6.39000
18.80384
0.999
-87.5126
74.7326
12
4.39667
18.80384
1.000
-76.7259
85.5192
14
5.93333
18.80384
0.999
-75.1892
87.0559
18
-0.81000
18.80384
1.000
-81.9326
80.3126
*
18.80384
0.006
-167.7992
-5.5541
10
-5.58000
18.80384
1.000
-86.7026
75.5426
12
5.20667
18.80384
1.000
-75.9159
86.3292
14
6.74333
18.80384
0.999
-74.3792
87.8659
16
0.81000
18.80384
1.000
-80.3126
81.9326
0
0
0
93.42000
-93.42000
-87.48667
-86.67667
Pada tingkat signifikansi P≤0.01
17
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Februari 1990 di Indramayu, Jawa Barat. Penulis adalah anak pertama dari pasangan Bapak Thamrin dan Ibu Toanah. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sindang dan pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB di Fakultas Peternakan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif penulis aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Darma Ayu (IKADA) sebagai anggota pada tahun ajaran 2008/2009, sebagai Ketua Divisi Bina Jaringan pada tahun ajaran 2009/2010, dan menjabat sebagai Ketua Divisi IT pada tahun ajaran 2010/2011. Penulis juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER) sebagai staf IT pada tahun ajaran 2010/2011. Penulis juga pernah menjadi asisten pratikum Teknologi Formulasi Ransum pada tahun ajaran 2012. Penulis bersama teman satu tim pernah mendapatkan dana hibah dari DIKTI PKMP sebanyak 2 kali.
UCAPAN TERIMA KASIH Rasa syukur yang tiada terputus kepada Allah SWT yang merupakan salah satu dari sekian banyak rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Erika Budiarti Laconi, MS selaku pembimbing akademik serta pembimbing skripsi, juga kepada Bapak Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt, M.Sc selaku pembimbing skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Rita Mutia, M.Agr selaku dosen penguji seminar dan penguji tugas akhir, dan Dr. Tuti Suryati, S.Pt, M.si selaku dosen penguji tugas akhir atas saran dan masukannya. Terima kasih penulis sampaikan kepada Nanang, Laela, dan Maya yang membantu penulis dalam menganalisa di laboratorium. Tidak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara Zuhdan Khawarizmi Ahmad, Agy Wirabudi dan Hendi Santoso yang telah membantu selama pemeliharaan dan pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada semua temanteman satu program studi dan semua pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu yang telah memberikan perhatian, bantuan dan saran baik dalam penelitian maupun penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Bogor, Agustus 2013
Aunur Rochman Syahri