Ke Daftar Isi Prus/dInIJ pertomuan
dan Prasentasilimlah
ISSN :14ID ·5381
FunosJana/ Taknls Non pena~tL 18 Dasember 2006
POLA KONSENTRASI PROGESTERON PADA SAPI PERAH SETELAH INSEMINASI BUATAN N. Lelananingtias dan Dinardi PATIR - BA TAN
ABSTRAK POLA
KONSENTRASI
PROGESTERON
PADA
SAP I SETELAH
INSEMINASI
BUATAN. Konsentrasi progesteron dapat digunakan untuk ~engetahui pola reproduksi pada sapi perah dan keberhasilan inseminasi buatan (lB) ataukelainan reproduksi dari hewan. Konsentrasi progesteron diukur dengan teknik RIA menggunakan radio isotop 1251. Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui pola hormon progesteron sapi setelah di lB. HasH pengukuran menunjukkan bahwa diperoleh tiga pola konsentrasi progesteron, yaitu bunting +, bunting - dan bunting + pada waktu lB. Kata kunci : RIA, progesteron, dan Inseminasi buatan
ABSTRACT PROGESTERONE
PATTERN
IN
DAIRY
COW
AFTER
ARTIFICIAL
INSEMINATION. The concentration of progesteron can be used to know the reproduction pattern in dairy cow, the resuit of artificial insemination and to detection of reproductive disorders. The progesteron could be detected by RIA technique. The objective of experiment was to know the progesterone pattern in dairy cow after lB. The result showed that the progesterone had 3 patterns, i.e. pregnant +, pregnant - and pregnant + at lB. Key words: RIA, progesteron, and artificial insemination
PENDAHULUAN Siklus reproduksi
merupakan
suatu rangkaian
kejadian
biologis
kelamin
yang
berlangsung secara sambung menyambung hingga terIahir generasi baru dari suatu mahluk hidup. Siklus reproduksi
dapat dibagi menjadi beberapa tahapan seperti pubertas, birahi,
musim kelamin atall saat yang tepat untuk inseminasi, kebuntingan, dan kelahiran. Siklus reprodllksi hewan rllminansia
dapat dilihat dengan menentllkan
kandllngan progesteron,
hormon steroid yang berperan sangat penting dalam menjaga kebuntingan [I]. Pola reprodllksi pada ternak merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
produksi dan populasi ternak Tingkat konsentrasi hormon progesteron pada
hewan rummansia
dapat digllnakan
untllk mempelajari
pola reproduksi
pada individll
hewan, apakah status hewan tersebut sedang siklllS, birahi atau bunting, tingkat konsentrasi progesteron
dapat juga membantu
melihat keberhasilan
atallpun kelainan reproduksi dari hewan [2]. 353
dari inseminasi
buatan ( lB )
Prosldlnu Portemuan dan PrasantasJ
Pengukuran
IIm1ahfWI(JslonalTaJmls Non Panalltl19 Do_or
hormon
ataupun serum. Berbagai
progesteron
pad a hewan dapat mengunakan
macam metode dapat digunakan
progesteron an tara lain teknik Radioimmonoassay metode deteksi
yang paling
sensitif
ISSN :1410 - 5381
2006
berdasarkan
sampel susu
untuk menentukan
hormon
(RIA). Teknik RIA merupakan interaksi
antigen
antibodi.
adalah Hormon
(antigen) yang diberi label radio aktif dapat digunakan untuk medeteksi hormon dalam sam pel, isotop yang digunakan untuk tekni~ RIA adalah
1251
[3]. Tujuan dari percobaan ini
adalah mengetahui pol a dari konsentrasi progesteron pad a sapi,yang telah di IB sehingga dapat membantu peternak untuk meJihat keberhasilan IB dengan cepat.
BAHAN DAN METODE Pengumpulan
sam pel susu
Sam pel susu diperoleh dari 9 ekor sapi yang dilakukan pad a saat IB (0 hari), 11 dan 21 hari setelah dilakukan langsung dimasukkan
Inseminasi
Buatan (IB). Air susu diambil sebanyak
10 ml,
ke dalam tabung sam pel yang telah diberi pengawet (sodium azide)
dan disimpan dalam kulkas 4°C. Semua sam pel dikirim ke Lab RIA PATIR Ps Jumat.
Preparasi
sam pel
Sam pel susu dipisahkan
lemaknya dengan disentrifuge pada 3000 rpm selama 10
men it. Lemak yang terpisah ke atas dibuang
dengan menggunakan
pipet pasteur. Sampel
susu siap untuk pengukuran konsentrasi hormon progesteron.
Pengukuran
progesterone
dengan teknik RIA
Tabung assay yang telah dilapisi dengan antibodi progesteron, standar susu dan
125
I progestcron antigen digunakan bi!a mencapai SUhllkamar, dipersiapkan stanuar susu yang telah dibuat dari susu komersil dengan konsentrasi 0, 1.25, 2.5, 5, 10, 20 dan 40 nmolll [3,4]. Tabung yang sudah dilapisi antibodi progesteron diberi nomor tabung nomor 1 dan 2 dipersiapkan Tabung
untuk cacahan total dan diisi dengan larutan 125 I - progesteron
nom or 3 sampai
dengan
16 dipersiapkan
progesteron sesuai dengan konscntrasinya.
untuk diisi dengan
antigen.
larutan standar
Tabung selanjutnya dipersiapkan untuk sam pel,
dan dibcri nomor sesuai dengan jumlah sampel. Tabung assay yang dipersiapkan
untuk standar progesteron ( tabung 3 - 16 ) diisi
dengan 100 ul larutan standar dan 100 ul sam pel SllSUyang telah dipisahkan Pada setiap sampel dilakukan
duplo. Setelah semua sam pel diambil,
354
lemaknya.
ke daiam semua
ProsldlnU PortBmuan
dan Prasentasl
tabung ditambah
dengan
untuk diinkubasi
selama
Sclcsai
proses
1000 ul
inkllbasi
selama
tissue. Tabung
125
1 progesteron
antigen.
Tabung
ditutup
dengan
paraflim
24 jam dalam suhu kamar. kclcbihan
tabung assay, kcclIali tabung dikeringkan
~SN :1410 - 53B1
UmIah FWIIIsJonaI TBknls Non PonaUtL 18 Dasambor 2006
nom or
kllrang
tersebut
125 1 progcstcron
I jam
lebih
dicacah
I dan
selama
antigen
2,dibuang
dengan
yang tcrdapat cara mcmbalikkan
pada baki yang sudah 1 men it menggunakan
dalam
diberi
gamma
kertas
selllrllh
tabling dan merang
dan
[5].
counter
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil setelah
percobaan
menunjukan
lB. Pola pertama
adalah
pad a ketiga ekor sapi tersebut
E
14.00 12.00
g
10.00
~ C) o ~
3 pola
konsentrasi
kenaikan
hormon
konsentrasi
progesteron
progesteron
setelah
IB
1).
.
[Progesteron]
c
terjadinya
(Gambar
r-"--- ----~
adanya
.
.__ u
__
----I
-
nmol/L
8.00 6.00 4.00 2.00 o
21
14
7 Waktu (hari)
Gambar
Terlihat
1. Pola konsentrasi
konsentrasi
progesteron
progesteron
sapi hamil setelah
dari 3 ekor sapi pada waktu
rata - rata a nmol /1 atau masih di bawah 3 nmolll.Untuk
meyakinkan
dilakukan
lB.
sampling
konsentrasi menjadi
pada
progesteron 9,59
keberhasilan
nmolll,
ke
10 dan
21 setelah
pada sapi 1 meningkat dan
IB dilakukan
sapi 1dan 3 menurun
hari
pada
sapi
sampling
3 menjadi
sampai
Pada
dengan
16,22
10,93 nmolll dan 7,51 nmolll, pad a
IB dilakukan
( a hari )
keberhasilan sampling
dari IB
hari
12,61 nmolll,
nmolli.
pada hari ke 21 ternyata
lB.
ke
10
pada sapi 2
Untuk
meyakinkan
dari
konsentrasi
progesteron
pad a
sapi 2 meningkat
menjadi
10,57
nmolli. Pola konsentrasi IB yang dilakukan sebelum
melakukan
progesteron
insiminator
dari ke 3 ekor sapi ini menunjukkan
berdasarkan
lB, walaupun
pengamatan
ada penurunan
355
keberhasilan
dari
birahi dari ke 3 ekor sapi tersebut
konsentrasi
progesteron
pad a sapi 1 dan
ProsldlnU Pertemuan
dan ProsentasJ IImIah FWIOSIonaI Teknls Non PooeUti. 19 Oesember 2006
.
ISSN :1411- 5381
3 tidak berarti terjadi keguguran pad a sapi tersebut karena konsentrasi progesteron
masih
diatas 3 nmolli. I
-- ----
---
-----------
[Progesteron] nmol/L
-
c0 ~~E Q.CI '2
"Q)::::! en
IV.VV
4.00 8.00 2.00 ~6.00
_2 -.-3
S1 7
o
14 Waktu (hari)
'-- --------------------~-----_._-
21
------
Gambar 2. Pola konsentrasi progesteron sapi tidak hamil setelah IB.
Pola kedua adalah terjadinya penurunan konsentrasi ketiga 3 ekor sapi tersebut
(Gambar
progesteron
2). Waktu IB dilakukan
setelah IB pad a
( a hari ) konsentrasi
progesteron sudah tinggi yaitu 9,01 nmol/I pada sapi 1, 4,93 nmol/I pada sapi 2 dan 6,39 nmol/I pada sapi 3. Pad a sampling hari ke 10 konsentrasi progesteron pada sapi 1,2 dan 3 menurun menjadi a nmol/I, pada hari ke 21 dilakukan analisis progesteron dan konsentrasi progesteron pada ke ekor sapi tersebut meningkat menjadi 5,81 nmol/I pada sapi 1, 7,43 nmol/l pada sapi 2 dan 10,0 1 pada sapi 3 Pola konsentrasi progesteron dari ke 3 ekor sapi pada Gambar 2 menunjukan tidak berhasil dengan baik ciilakukan
oleh insiminator, karena pengamatan
yang kurang
tepat pad a waktu birahi sehingga perlu dilakukan inseminasi kembali. [Progesteron] nmol/L ...J
LU.W
E c C
15.00
]j
10.00
eQ) C1
~
!:.
5.00
o
7
14
21
Waktu (hari)
Gambar 3. Pola konsentrasi progesteron sapi sudah hamil waktu di IB.
356
IB
Prosllllno Portmnuan dan Prosantasl
ISSN :1411- 5381
Umiah FW'.oalonaJToknIs Non poooUtl19 Oosombor 2006
Pola ketiga adalah konsentrasi progesteron sudah tinggi pada waktu lB dilakukan pada ketiga ekor sapi terse but (Gambar 3). Waktu lB dilakukan
(0 hari) konsentrasi
progesteron sudah tinggi yaitu 14,70 nmol/I pada sapi 1, 7,10 nmol/I pada sapi 2 dan 5,93 nmol/I pada sapi 3. Pad a sampling hari ke )0 dan 21 konsentrasi progesteron pada sapi 1,2 dan 3 tetap meningkat masih di atas 3 nmol/l. Pola konsentrasi
progesteron
dari. ke 3 ekor sapi pada Gambar 3 menunjukkan
pada waktu lB ke 3 ekor sapi terse but slldah bunting karena itu .untuk meyakinkan bunting tidaknya sapi tersebut perlu dilakukan palpasi retal dan melihat sejarah dari ketiga ekor sapi tersebut.
KESIMPULAN HasH analisis
progesteron
pad a sapi di Garut
menunjukkan
adanya tiga pola
konsentrasi progesteron, yaitu sapi yang berhasil di lB, gaga I lB dan berhasil bunting.
UCAP AN TERIMA
KASIH
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Totti Tjiptosumirat,
kepala kelompok
kesehatan dan rcproduksi ternak dan rekan - rekan yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini dan juga
kepada
petugas
inseminator
Dinas Peternakan
DATI II dalam
pengambilan sam pel.
DAFT AR PUST AKA 1. SOEBANDI
PARTODIHARJO,
Ilmu Reproduksi
Hewan,
Fakultas
kedokteran
Veterincr Jurusan Reproduksi Institut Pertanian Bogor, Mutiara Sumber Widya, 1987 :Ha1165 -247. 2. SRI WIRYOSUHANTO,
Aplikasi Bioteknologi
Kesehatan Hewan, Hasil Semiloka
Bioteknologi Kesehatan Hewan Bogor, 1992 3. ANONIMUS,
progesteron
RIA kit Protocol, Joint FAO /IAEA Progamme in animal
Production and Health, IAEA, Vienna Austria, 1989.
357
Prosldlng
Purtonwan
Tanya - Jawab
dan Prusontasilimlah
FWlgslonaJ Tuknls NOli PoneDtL 19 Dosombor 2006
~SN :1410 - 5381
:
1. Pcnanya
: Dcwi S (P ATIR - BAT AN)
Pcrtanyaan Pola konsentrasi IB yang bagaimana dapat menghasilkan inseminasi yang berhasil? Jawaban Pola lonsentrasi menunjukkan
: Nunick L (PATIR - BATAN) IB yang berhasil ialah. po In konsentrasi prog pada waktu IB 10 hari, 0 nmol/I dan setelah 10 hari, 21 hari konsentr~si progesteron naik di atas
3 nmol/l. 2.Pcnanya
: Ncncng L (PATIR - BAT AN)
Pcrtanyaan Apa yang dimaksud dengar. bunting +, bunting - dan bunting + pad a waktu IB? Faktor apakah yang mempengaruhi Jawaban
tingkat keberhasilan kebuntingan pada IB?
: NuniekL(PATIR-BATAN)
Bunting + adalah positif bunting, bunting - adalah tidak bunting, bunting + pad a IB adalah sapi sudah bunting pada waktu di IB. Faktor yang mempengaruhi
tingkat keberhasilan
IB yaitu pengamatan
birahi dari sapi
yang tepat dan pengalaman dari inseminator (petugas IB)
358
Ke Daftar Isi