BAB III ANALISIS HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENELANTARAN ANAK OLEH ORANG TUA STUDI PUTUSAN NOMOR 141/Pid.Sus/2015/PN.Skt
A. Kasus Posisi 1. Kronologis Adapun identitas terdakwa secara Lengkap, yaitu terdakwa bernama Siti Juwariah, tempat dan tanggal lahir Kebumen (02 Oktober 1982), Umur/ usia 30 Tahun, jenis kelamin Perempuan, Berkebangsaan Negara Republik Indonesia, dan bertempat tinggal jalan Ir. Sutami No. 84 Jebres, Surakarta atau Ds. Jlegi Winangun RT 02/01 Kec. Kutowinangun,Kab. Kebumen, agama Islam, pekerjaan Terdakwa adalah Pembantu rumah tangga. Pada hari minggu tanggal 26 Juli 2015 sekitar pukul 02.00 WIB terdakwa SITI JUWARIYAH yang sedang tiduran di kamar terdakwa di dalam rumah kos milik majikan terdakwa yang beralamat di Jalan Ir. Sutami Nomor 84 Jebres, kota Surakarta. Terdakwa merasakan sakit hendak melahirkan, kemudian terdakwa menuju ke kamar kos nomor 12 yang sedang kosong langsung masuk ke kamar mandi, dan di dalam kamar mandi terdakwa lalu duduk di lantai sambil sandaran di tembok kemudian terdakwa melepas celana dalam dan celana pendek yang terdakwa pakai. Lalu kedua kaki terdakwa ditekuk dan terdakwa buka kemudian terdakwa merasakan air ketuban terdakwa pecah selanjutnya terdakwa mengejan sampai kepala bayi keluar dari mulut vagina terdakwa. Lalu terdakwa mengejan lagi
Universitas Sumatera Utara
sambil tangan terdakwa menarik kepala bayi tersebut hingga akhirnya bayi tersebut lahir namun plasentanya masih melekat pada bayi tersebut kemudian terdakwa ambil bayi tersebut. Lalu ditimang hingga bayi tersebut menangis. Mengeluarkan ari-ari (plasenta) dilakukan terdakwa dengan mengejan dan menarik ari-ari sampai keluar. Selanjutnya plasenta dan bayi yang berjenis kelamin laki-laki tersebut terdakwa taruh diatas tempat tidur. Kemudian terdakwa istirahat sebentar, lalu terdakwa mengenakan celana dalam dan celana pendek terus naik ke lantai atas yaitu ke kamar terdakwa untuk mengambil gunting, tas plastik, pembalut, celana pendek dan celana dalam. Kemudian terdakwa kembali ke kamar nomor 12, untuk mememotong plasenta dan memasukkannya ke dalam tas plastik berwarna hitam kemudian bayi tersebut oleh terdakwa dibersihkan menggunakan air hangat. Lalu terdakwa kembali ke kamar terdakwa meletakkan kantong plastik berisi plasenta di bawah kolong tempat tidur sekaligus mengambil kain selendang berwarna coklat dan kardus bekas. Kain selendang tersebut oleh terdakwa digunakan untuk membalut bayi. Kemudian bayi di masukkan ke dalam kardus bekas detergen dan dengan kedua tangan terdakwa kardus berisi bayi tersebut dibawa ke luar kamar menuju ke halaman belakang. Lalu terdakwa taruh di atas kursi panjang. Terdakwa mengambil bangku kecil disamping pagar selanjutnya terdakwa naik ke atas bangku kecil lalu berdiri di atasnya. Kardus berisi bayi tersebut oelh terdakwa diangkat lalu dijatuhkan di kebun/dibalik tembok pagar setinggi kurang lebih 4
Universitas Sumatera Utara
meter yang termasuk lahan milik saksi NUR INDRIYATI yang beralamat di Kp. Pucangsawit Rt.04 Rw.01, Kel. Pucangsawit, Kec. Jebres, Kota Surakarta Kemudian terdakwa menyusul dengan melompat ke kebun tersebut dan saat bayi tersebut menangis terdakwa mencoba mencekik. Namun terdakwa merasa tidak tega setalah itu terdakwa ambil ujung kain yang membalut bayi. Lalu terdakwa lilitkan dilehernya namun terdakwa juga tidak tega. Sehingga oleh terdakwa hanya ditutupkan di muka bayi tersebut. Lalu terdakwa tinggalkan begitu saja dengan maksud supaya bayi terdakwa ditemukan orang dan terdakwa bebas dari bayi hasil hubungan gelap antara terdakwa dengan sanksi Guntur Saputra. Bayi yang dibuang terdakwa di kebun milik saksi Nur Indriyati akhirnya ditemukan oleh saksi Taminem pada pukul 05.00 WIB dalam keadaan masih hidup. 2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Surat dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana karena berdasarkan dakwaan itulah pemeriksaan di persidangan dilakukan. Hakim tidak dapat menjatuhkan pidana di luar batas-batas dakwaan. Hal-hal yang diuraikan dalam dakwaan dapat dilihat dari pasal 143 KUHAP.77 Jaksa penuntut umum mengajukan Terdakwa Siti Juwariah kedepan pengadilan negeri Surakarta dengan dakwaan sebagai berikut:78
77
Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta : Ghalia Indonesia,2010), hlm.170 78 Sesuai dengan Dakwaan Penuntut Umum No.Reg.PDM 141/SKRTA/Euh.2/09/2015
Universitas Sumatera Utara
Dakwaan Pertama diancam dengan Pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang berbunyi: “Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76B, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).” Dakwaan Kedua diancam dengan Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang berbunyi: “Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp.72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).” Dakwaan Ketiga diancam dengan Pasal 308 KUHP yang berbunyi: “Kalau ibu menaruh anaknya disuatu tempat supaya dipungut orang lain tidak berapa lama anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya, maka hukuman maksimum yang tersebut dalam Pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga seperduanya.” Bentuk dakwaan ini adalah subsider/berlapis, Dalam Surat Dakwaan yang berbentuk subsider di dalamnya dirumuskan beberapa tindak pidana secara berlapis dimulai dari delik yang paling berat ancaman pidananya sampai dengan yang paling ringan. Akan tetapi yang sesungguhnya didakwakan terhadap
Universitas Sumatera Utara
terdakwa
dan
yang
harus
dibuktikan
di
depan
sidang
pengadilan
depan
pengadilan
hanya “satu” dakwaan.79 3. Fakta-Fakta Hukum a. Keterangan
Saksi-Saksi80,
dibawah
sumpah
di
menerangkan sebagai berikut : 1) Taminem a. Pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015, sekitar jam 05.00 WIB ketika saksi pulang melintas di Kp. Pucangsawit Rt.04 Rw.01, Kel. Pucangsawit, Kec. Jebres, Kota Surakarta setelah selesai belanja, dan saat melintas di halaman kebun rumah milik Nur Indriyati, saksi melihat ada seseorang yang lari meninggalkan kebun tersebut. Dari kebun tersebut saksi mendengar suara tangisan bayi karena saksi takut, saksi mengajak temannya bernama Bu Atmo untuk mengecek asal suara terebut. b. Setelah saksi dan Bu Atmo mengecek di kebun tersebut, ternyata saksi dan Bu Atmo menemukan seorang bayi laki-laki dalam kondisi hidup di dalam kardus bekas deterjen tidak mengenakan pakaian apapun hanya dibalut selendang atau kain batik. Selanjutnya saksi melaporkan kejadian tersebut kepada Pak RT bernama Karyadi, selanjutnya dilakukan langkah pertolongan terhadap bayi dimaksud dengan cara diambil dari lokasi dan dibawa ke rumah
79
P.A.F. Lamintang, Theo Lamintang, Pembahasan KUHAP, (Jakarta, Sinar Grafika, 2010), hlm. 323 80 Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri, dengan menyebut alasana dari pengetahuannya itu. Keterangan saksi yang diberikan dalam pemeriksaan penyidikan diberikan dibawah sumpah, maka keterangan saksi itu berlaku sebagai alat bukti yang sah. Baca: HMA Kuffal, “Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum (edisi revisi)”, UMM Press, Jakarta, 2008, hlm. 15
Universitas Sumatera Utara
salah satu warga bernama Sri Wahyuni untuk dimandikan dan diberikan susu formula selanjutnya bayi tersebut diserahkan kepada pihak kepolisian. c. Saat kejadian tersebut situasi sekitar TKP masih agak gelap, sehingga saksi tidak bisa melihat dengan jelas pelaku pembuangan bayi tersebut. Saat bayi ditemukan oleh saksi, tali pusarnya sudah dipotong dan terputus dari ariarinya, namun saksi tidak menemukan ari-ari bayi tersebut di lokasi kejadian. Saksi mengenal barang bukti yang diperlihatkan di persidangan yakni : 1 (satu) buah kardus bekas bungkus deterjen So-Klin dan 1 (satu) potong kain selendang (jarik) motif batik warna coklat. 2) Sutini (Bu Atmo) a. Pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015, sekitar jam 05.00 WIB ketika saksi akan belanja ke warung, saksi bertemu dengan saksi Taminem di Kp. Pucangsawit Rt.04 Rw.01, Kel. Pucangsawit, Kec. Jebres, Kota Surakarta setelah selesai belanja, yang memberitahu kepada saksi bahwa di halaman kebun rumah milik Nur Indriyati, ada suara tangisan bayi di kebun milik Nur Indriyati. b. Kemudian saksi bersama dengan saksi Taminem mengecek ke kebun tersebut lalu saksi menemukan seorang bayi laki-laki dalam kondisi hidup di dalam kardus bekas deterjen tidak mengenakan pakaian apapun hanya dibalut selendang atau kain jarik. Selanjutnya saksi melaporkan kejadian tersebut kepada Pak RT bernama Karyadi, selanjutnya dilakukan langkah pertolongan terhadap bayi dimaksud dengan cara diambil dari lokasi dan dibawa ke rumah
Universitas Sumatera Utara
salah satu warga bernama Sri Wahyuni untuk dimandikan dan diberikan susu formula selanjutnya bayi tersebut diserahkan kepada pihak kepolisian. c. Saat kejadian tersebut situasi sekitar TKP masih agak gelap, sehingga saksi tidak bisa melihat dengan jelas pelaku pembuangan bayi tersebut. Saat bayi ditemukan oleh saksi, tali pusarnya sudah dipotong dan terputus dari ariarinya, namun saksi tidak menemukan ari-ari bayi tersebut di lokasi kejadian. Saksi mengenak barang bukti yang diperlihatkan di persidangan yakni : 1 (satu) buah kardus bekas bungkus deterjen So-Klin dan 1 (satu) potong kain selendang (jarik) motif batik warna coklat. 3) Nur Indriyati a. Saksi
adalah pemilik kebun halaman yang kedapatan bayi
yang
dibuang/diterlantarkan oleh orang tidak dikenal. Pada hari minggu tanggal 26 Juli 2015, sekitar jam 05.00 WIB di kebun halaman rumah saksi di Kp. Pucangsawit RT. 04, RW. 01, Kel. Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta warga menemukan seorang bayi laki-laki yang masih hidup di dalam kardus bekas deterjen tidak mengenakan pakaian apapun hanya dibalut selendang atau kain jarik. b. Benar lokasi tempat ditemukannya bayi tersbeut berupa tanah kebun, yang ada di samping kanan rumah saksi yang situasi tanah kebun tersebut terdapat beberapa tanaman, diantaranya tanamana pohon pisang. Sebelum ditemukan bayi tersebut pada hari minggu tanggal 26 Juli 2015 sekitar jam 05.30 WIB saksi mendengar suara aungan kucing namun saksi tidak mempedulikan,
Universitas Sumatera Utara
barulah setelah warga heboh saksi tahu ada bayi yang dibuang. Saksi tahu yang menemukan bayi tersebut adalah saksi Taminem. 4) Karyadi a. Saksi adalah Ketua RT pada RT. 04, RW. 01, Pucangsawit, Jebres, Surakarta. Pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015 sekitar jam 05.00 WIB, di halaman rumah atau kebun milik Sdri. Nur Indriyati di Kp. Pucangsawit, RT. 04, RW. 01, Pucangsawit, Jebres, Surakarta. Saksi Taminem menemukan seorang bayi laki-laki dalam kondisi hidup di dalam kardus bekas deterjen tidak mengenakan pakaian apapun hanya dibalut selendang atau kain jarik. b. Pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015, sekiatr jam 05.30 WIB, saksi sedang berada di rumahnya dan didatangi oleh beberapa warga yang mengabarakan adanya penemuan bayi di kebun halaman rumah Sdri. Nur Indriyati tersebut. Setelah mendapat laporan dari warga, sakis langsung mengecek ke lokasi kejadian, dan benar ada bayi yang ditemukan yang diletakkan dalam sebuah kardus. Setelah saksi mengamati sekitar lokasi kejadian, saksi melihat ada darah bercecerah di sekitar lokasi tersebut. c. Selanjutnya tergadap bayi tersebut dilakukan langkah pertolongan dengan cara diambil dari lokasi dan dibawa ke rumah salah satu warag bernama Sri Wahyuni untuk dimandikan dan diberikan susu formula. Saksi selanjutnya melaporkan kejadian tersbeut ke Polsek Jebres, dan akhirnya petugas dari Polsek Jebres datang ke lokasi dan membawa bayi hasil temuan warga tersebut untuk selanjutnya dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Saksi sebelumnya tidak tahu kalau terdakwa adalah pembantu dari saksi Gunawan.
Universitas Sumatera Utara
5) Gunawan Nuswantoro, SE., a. Saksi mendengar dan mengetahui adanya peristiwa penemuan bayi di Kp. Pucangsawit RT. 01, RW. 04, Kel. Pucangsawit, Jebres, Surakarta pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015, sekitar jam 06.00 WIB. Setelah saksi mendengar dan mengetahui adanya peristiwa penemuan bayi di halaman rumah atau kebun milik Sdri. Nur Indriyati di Kp. Pucangsawit, RT. 04, RW. 01, Pucangsawit, Jebres, Surakarta. b. Saksi sempat melihat bayi yang ditemuakan dan diamankan serta dimandikan oleh warga dan selanjutnya dibawa oleh petugas kepolisian. Sebelum bayi tersebut ditemukan warga, pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015 sekitar jam 04.15 WIB, ketika saksi tidur di rumah saksi tersebut, saksi sempat terbangun karena merasa mendengar ada suara tangisan yang menurut perkiraan saksi saat itu adalah suara kucing berkelahi, dan saksi sempat bangun dan saksi keluar rumah menuju pintu depan dan saksi mencari sumber suara yang menurut saksi berasal dari bagian belakang. c. Saksi sempat melihat terdakwa dan saksi tanyakan mengenai suara-suara tangisan tersbeut dan terdakwa mengatakan hanya suara kucing. Saksi kenal dengan terdakwa Siti Juwariah karena terdakwa bekerja dan tinggal di rumah tinggal saksi sebgai pembantu rumah tanggal sejak tahun 2012. Rumah saksi tersebut berdiri di atas tanah seluas 722 M2, dan diatasnya saksi bangun bangunan 4 (empat) lantai, lantai satu untuk kost-kostan sebanyak 6 (enam) kamar, lantai 2 (dua) untuk rumah saksi, lantai 3 (tiga) dan 4 (empat) untuk kost-kostan dan terdakwa di tempatkan di kamar pembantu di lantai 2.
Universitas Sumatera Utara
d. Pekerjaan terdakwa sebagai pembantu adalah mengurus pekerjaan rumah tangga, meliputi memasak, bersih-bersih rumah, cuci dan setrika. Saksi tahu terdakwa Siti Juwariah tersebut bekerja di rumah saksi, sebagai seorang janda punya dua orang anak sesuai dengan pengakuannya kepada keluarga saksi. Beberapa hari setelah ditemukan bayi tersebut rumah saksi didatangi petugas kepolisian dengan tujuan ingin menangkap terdakwa karena ada kecurigaan bahwa bayi yang ditemukan tersebut adalah bayi terdakwa, dan saksi melihat polisi berbicara dengan terdakwa sampai akhinya terdakwa ditangkap dan dibawa ke kantor polisi.‟ e. Benar saksi ataupun istri saksi tahu kalau terdakwa hamil dan terdakwa tidak pernah memeberitahukan kepada saksi dan keluarga saksi. Saksi pada awal mulanya tidak tahu siapa ayah dari bayi yang dibuang tersbeut, dan saksi baru tahu setelah adanya proses penangkapan dan pemeriksaan kepada terdakwa Siti Juwariah bahwasanya ayah bayi tersebut adalah Guntur Santoso. Setelah saksi mengetahui bahwa pelaku pembuangan bayi adalah terdakwa selanjutnya saksi pernah mengecek kamar yang ditempati terdakwa memang ada sisa-sisa darah yang ada di lantai kamar mandi. f. Saksi kenal dengan saksi Guntur Santoso karena saksi Guntur Santoso bekerja sebagai cleaning servis di tempat usaha saksi di Solocom. Saksi Guntur Santoso bekerja di Solocom semenjak 2 atau 3 tahun dengan tugas sebagai cleaning servis adalah membersihkan kamar Solocom, namun saksi juga sering menyuruh saksi Guntur Santoso untuk membersihkan rumah tinggal saksi, misalkan memotong rumput, membetulkan kran air yang rusak,
Universitas Sumatera Utara
dsb. Saksi tidak tahu kalau terdakwa ada berhubungan sampai ada berhubungan layaknya suami istri dengan saksi Guntur Santoso namun karena keduanya adalah sebagai pembantu di rumah saksi, saksi memperkirakan antara terdakwa dan saksi Guntur Santoso ada hubungan karena sering bertemu. 6) Guntur Santoso bin Widodo a. Saksi kenal dengan terdakwa sejak saksi bekerja di Solocom sebagai cleaning service di Solocom milik saksi Gunawan sejak sekitar pertengahan tahun 2012 dan terdakwa bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah saksi Gunawan. Sejak saksi bekerja di Solocom milik saksi Gunawan, karena sering juga saksi diperintah oleh saksi Gunawan untuk membersihkan rumahnya di Kp. Pucangsawit ditempat terdakwa bekerja, karena sering bertemu akhirnya saksi menjalin hubungan asmara dengan terdakwa. Hubungan antara terdakwa dan saksi dekat atau pacaran semenjak sekitar bulan November 2014. b. Sejak hubungan saksi dan terdakwa dekat layaknya orang berpacaran, maka saksi dan terdakwa telah melakukan hubungan badan layaknya hubungan suami-istri didasari antara suka sama suka saja. Saksi melakukan hubungan badan dengan terdakwa pertama kalinya saksi lakukan sekitar bulan November 2014 di kamar yang ditinggali oleh terdakwa di rumah Bp. Gunawan, yang ada di Kp. Pucangsawit, Jebres, Surakarta pada saat rumah dalam keadaan sepi. Selama menjalin hubungan asmara denga terdakwa, saksi ada melakukan hubungan badan sekitar 8 (delapan) kali, sebanyak 4
Universitas Sumatera Utara
(empat) kali diantaranya saksi lakukan dengan memasukkan kelamin saksi ke kelamin terdakwa Siti Juwariah sampai ejakulasi, dan yang 4 (empat) kali hanya sebatas oral saja. c. Pada waktu saksi melakukan hubungan badan dengan terdakwa sering menggunakan kondom namun pernah satu kali sekitar bulan November 2014 tidak melakukan kondom sehingga sperma saksi masuk ke dalam vagina terdakwa. Saksi tahu akibat hubungan badan yang saksi lakukan dengan terdakwa mengakibatkan terdakwa mengandung seorang bayi sekitar bulan Februari 2015 saksi menerima SMS terdakwa, bahwa terdakwa sudah tidak haid sekitar satu setengah bulan. Mendengar dan mengetahui bahwa terdakwa hamil, saksi sempat ragu apa benar terdakwa hamil namun setelah terdakwa menyakinkan dan bersumpah bahwa tidak pernah melakukan hubungan badan selain dengan saksi maka saksi percaya. d. Saksi tahu terdakwa mempunyai rencana untuk menggugurkan kandungannya dengan alasan terdakwa tidak mau memelihara anak lagi, karena alasan ekonomi dan terdakwa sudah punya anak dua, namun saksi melarang dan saksi berjanji sanggup merawat anak tersebut jika sudah lahir, dengan catatan anak tersebut sebelumnya dititipkan ke panti asuhan dan setiap bulannya saksi berikan tunjangan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah), dan secara pelan-pelan akan saksi bujuk istri saksi untuk mau mengadopsi anak tersebut. Sejak terdakwa hamil saksi ada beberapa kali mengantar terdakwa untuk memeriksa kehamilan terdakwa ke daerah Mojosongo. Saksi pernah diberitahu oleh terdakwa pada saat saksi mengantar terdakwa ke bidan pada
Universitas Sumatera Utara
bulan Mei 2015, terdakwa mendapatkan penjelasan dari bidan yang mengatakan bayinya akan lahir sekitar Sepetember 2015. e. Saksi tahu bayi yang ada dalam kandungan terdakwa tersebut telah lahir ketika saksi pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015, sekitar jam 09.00 WIB saksi SMS ke HP terdakwa dengan nomor: 085643880046, saksi menanyakan apakah nanti sore jadi periksa dan dijawab SMS oleh terdakwa : “Tidak jadi periksa, bayimu sudah saya buang dikebun dekat rumah”. Selanjutnya pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015, sekitar jam 13.00 WIB, saksi di SMS oleh terdakwa menyuruh saksi membuang plasenta (ari-ari) karena situasi rumah saksi Gunawan kebetulan sedang sepi. Kemudian saksi berangkat ke rumah Pak Gunawan dan menemui terdakwa Siti Juwariah untuk mengambil plasenta (ari-ari) untuk saksi buang. f. Pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015 sekitar jam 13.30 WIB saksi membuang plasenta (ari-ari) bayi tersebut di sungai Bengawan Solo yang saksi lemparkan dari atas jembatan yang ada di jalan Ring Road MojosongoKebakkramat. Sejak saksi diberi tahu terdakwa bahwa bayinya sudah dibuang, saksi menjadi lemas, dan memperkirakan nanti kasusnya akan kemana-mana, dan saat itu saksi memang tidak berusaha mencari tahu lokasi pembuangan bayi untuk menolong atau memberikan perawatan. Kemudian saksi tahu ada kasus pembuangan bayi yang dilakukan oleh terdakwa dan saksi sempat membaca beritanya di koran lokal Solo Pos edisi hari Selasa tanggal 28 Juli 2015.
Universitas Sumatera Utara
g. Saksi membaca dalam berita koran Solo Pos edisi hari Selasa tanggal 28 Juli 2015 tersebut yang menginformasikan bahwa bayi masih hidup dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, dan kasusnya ditangani oleh Polsek Jebres. Saksi tidak pernah melaporkan diri ke Polsek Jebres atau pernah berusaha mendatangi RS. Bhayangkara (Klinik) tersbeut untuk mengkonfirmasi bayi dimaksud dan merawatnya lebih lanjut. Saksi tidak melaporkan dir ke Polres Jebres dan tidak mengkonfirmasi ke RS. Bhayangkara karena takut dengan proses hukum. Saksi menagakui anak yang dibuang oleh terdakwa adalah anak saksi hasil hubungan perselingkuhan antara saksi dan terdakwa. Saksi mengakui selaku ayah biologis dari bayi yang dibuang oleh terdakwa, sampai saat ini saksi tidak pernah menemui bayi tersebut dan tidak pernah memberikan tunjangan susu, makanan, kesehatan. 7) Drs. Totok Sumakno a) Pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2015 Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta telah menerima penyerahan atau penitipan bayi berjenis kelamin laki-laki, usia sekitar 3 bulan dari Penyidik Polres Jebres. Benar berdasarkan keterangan penyidik saksi bahwa bayi tersbeut dibuang atau ditelantarkan oleh orang yang melahirkan dan orangtuanya saat ini tengah menjalani proses hukm akibat perbuatannya. b) Benar sekarang ini bayi tersebut dalam keadaan sehat dan sudah diberi nama oleh DINSOS tetapi saksi lupa siapa namanya. Bayi tersebut boleh diambil oleh orangtua kandungnya atau oleh orang lain setelah memenuhi syaratsyarat yang diatur oelh peraturan yang ditetapkan untuk itu.
Universitas Sumatera Utara
b. Keterangan
Terdakwa81,
dibawah
sumpah
didepan
persidangan
menerangkan sebagai berikut: a. Terdakwa bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah saksi Gunawan beralamat di Jalan Ir. Sutami Nomor 84 Kota Surakarta dan kenal dengan saksi Guntur yang bekerja di Solocom sebagai cleaning service di Solocom milik saksi Gunawan. Terdakwa bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah saksi Gunawan, terdakwa sering bertemu dengan saksi Guntur, karena saksi Guntur sering ke rumah saksi Gunawan untuk membersihkan rumahnya di Kp. Pucangsawit ditempat terdakwa bekerja, karena sering bertemu akhirnya terdakwa menjalin hubungan asmara dengan saksi. Hubungan antara terdakwa dan saksi atau pacaran sejak sekitar bulan November 2014 dan hubungan saksi dan terdakwa dekat layaknya orang berpacaran, maka terdakwa dan saksi telah melakukan hubungan badan layaknya hubungan suami-sitri didasari antara suka sama suka saja. b. Terdakwa melakukan hubungan badan dengan saksi pertama kalinya terdakwa lakukan sekitar bulan November 2014 di kamar yang ditinggali oleh terdakwa di rumah Bp. Gunawan, yang ada di Kp. Pucangsawit, Jebres, Surakarta pada saat rumah dalam keadaan sepi. Selaam menjalin hubungan asmara dengan saksi Guntur, terdakwa ada melakukan hubungan badan dengan saksi Guntur melakukan sekitar 8 (delapan) kali dan pada waktu
81
Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau ia ketahui sendiri atau alami sendiri (pasal 189 KUHAP). Keterangan terdakwa harus diberikan di depan sidang pengadilan, sedangkan keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang harus dapat dipergunakan untuk menemukan bukti di sidang saja. Baca: Darwan Prints, “Hukum Acara Pidana Dalam Praktik”, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1998, hlm. 145.
Universitas Sumatera Utara
terdakwa dan saksi Guntur melakukan hubungan badan saksi Guntur selalu menggunakan kondom namun pernah satu kali sekitar bulan November 2014 saksi Guntur tidak memakai kondom sehingga sperma saksi Guntur masuk di dalam vagina terdakwa. Terdakwa tahu akibat hubungan badan yang terdakwa
lakukan
dengan
saksi
Guntur,
mengakibatkan
terdakwa
mengandung seorang bayi sekitar bulan Februari 2015. Terdakwa memberitahukan kepada saksi Guntur bahwa ia hamil, mendengr dan mengetahui bahwa terdakwa hamil, saksi Guntur sempat ragu apa benar terdakwa hamil namun setelah terdakwa menyakinkan dan bersumpah bahwa tidak pernah melakukan hubungan badan selain dengan saksi Guntur maka saksi Guntur percaya. c. Terdakwa tidak mengetahui secara pasti mulai kapan terdakwa hamil, namun pada bulan Mei 2015 terdakwa pernah memeriksakan ke bidan di daerah Mojosongo saat itu usia kandungan terdakwa diperkirakan 5 bulan. Pada usia kandungan terdakwa terakhir berumur sekitar 7 bulan pada hari Sabtu tanggal 25 Juli 2015 sekitar 23.00 WIB terdakwa tiduran dikamar terdakwa waktu itu terdakwa merasa pinggul terdakwa sakit dan merasa akan melahirkan, sampai kemudian pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015 sekitar jam 02.00 WIB saat itu terdakwa merasa sudah hampir melahirkan maka terdakwa langsung menuju kamar nomor 12 yang saat itu sedang kosong saat itu terdakwa langsung ke kamar mandi, di dalam kamar mandi terdakwa langsung duduk dilantai sambil sandaran tembok, kemudian celana dalam dan celana pendek terdakwa lepas lalu kedua kaki terdakwa tersebut terdakwa tekuk dan
Universitas Sumatera Utara
terdakwa buka kemudian terdakwa merasa ingin mengejan lalu terdakwa mengejan sebanyak 3 kali terus terdakwa lihat kepala bayi keluar dari mulut vagina terdakwa selanjutnya terdakwa mengejan sekali lagi sambil tangan terdakwa menarik kepala bayi tersebut hingga akhirnya bayi tersebut lahir namun plasentanya masih melekat pada bayi tersebut kemudian terdakwa ambil bayi tersebut terdakwa timang hingga bayi tersebut menangis. Terdakwa melakukan persalinan tersebut terdakwa dalam keadaan sadar. Bayi yang terdakwa kandung dan berhasil terdakwa lahirkan berjenis kelamin lakilaki dan kondisi bayi tersebut dalam keadaan sehat. d. Setelah terdakwa berhasil melahirkan bayi tersebut terhadap tali pusat bayi tersebut terdakwa sendiri yang melakukan pemotongan tali pusat bayi tersebut. Selanjutnya, bayi tersebut terdakwa bersihkan menggunakan air hangat lalu terdakwa balut dengan menggunakan kain selendang berwarna coklat lalu bayi tersebut terdakwa masukkan kedalam kardus bekas detergen. Terdakwa tidak memeberikan ASI atau minuman susu lainnya kepada bayi tersebut namun yang dilakukan oleh terdakwa adalah setelah bayi tersebut terdakwa masukkan kedalam kardus dan bayi tersebut menangis terus, lalu terdakwa gendong lagi kemudian terdakwa masukkan kembali ke dalam kardus, lalu dengan menggunakan kedua tangan terdakwa, kardus tersebut terdakwa bawa keluar kamar menuju ke halaman belakang, lalu terdakwa taruh di atas kursi panjang. Sempat timbul niat terdakwa untuk membunuh bayi tersebut tetapi karena takut tidak jadi kemudian terdakwa angkat kardus berisi bayi tersebut lalu terdakwa jatuhkan kardus berisi bayi tersebut
Universitas Sumatera Utara
dikebun/dibalik tembok pagar kemudian terdakwa menyusul lompat kekebun tersebut namun saat itu bayi tersebut menangis lalu terdakwa tinggalkan begitu saja. e. Maksud terdakwa membuang bayinya tersebut agar bayi terdakwa tersebut ditemukan orang dan terdakwa ingin melepaskan diri dari tanggung jawab. Setelah terdakwa menaruh dan meninggalkan bayi tersebut dikebun, terdakwa langsung keluar dari kebun tersebut dengan cara melompat pagar bambu dan kembali ke rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah sebagaimana biasanya. Kemudian pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015 sekitar jam 09.00 WIB terdakwa menghubungi saksi Guntur melalui SMS dan terdakwa menjelaskan bahwa bayi tersebut sudah terdakwa buang ke kebun. Ayah biologis dari bayi tersebut adalah saksi Guntur umur 33 tahun bekerja sebagai cleaning service Solocom dan terdakwa tidak pernah melakukan hubungan intim layaknya suami istri dengan laki-laki lain. Terdakwa tidak pernah memberitahukan
kepada
siapapun
termasuk
majikannya
tentang
kehamilannya kecuali kepada saksi Guntur. Terdakwa tidak tahu siapa yang menemukan bayi terdakwa tersebut. Terdakwa mengenal barang bukti yang diperlihatkan di persidangan terdakwa membenarkan.
Universitas Sumatera Utara
c. Barang Bukti82 Adapun barang bukti yang diajukan jaksa penuntut umum adalah : 1. 1 (satu) buah kardus bekas bungkus Deterjen So-Klin. 2. 1 (satu) buah gunting. 3. 1 (satu) potong kain selendang (jarik) motif batik warna coklat. 4. 1 (satu) buah handphone merek Samsung Duos warna hitam beserta simcardnya nomor: 081327281772 5. 1 (satu) potong celana jenis babydoll warna pink. 6. 1 (satu) buah handphone merek Cross warna putih beserta simcardnya nomor: 085643880046 4. Tuntutan Pidana Penuntutan adalah tindakan umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh Hakim di sidang Pengadilan.83 Jaksa Penuntut Umum pada kejaksaan Negeri Surakarta dengan memperhatikan hasil pemeriksaan sidang dalam perkara atas Nama Terdakwa yang telah diuraikan diatas. Fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan dipersidangan secara berturut-turut berupa keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa, dan barang bukti sebagai berikut :
82
Barang bukti tidak termasuk alat bukti menurut hukum acara pidana kita, barang bukti berupa objek materiil ini tidak bernilai jika tidak diidentifikasi oleh saksi (dan terdakwa), misalnya saksi mengatakan, peluru ini saya rampas dari tangan terdakwa, barulah bernilai untuk memperkuat keyakinan hakim yang timbul dari alat bukti yang ada. Baca: Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hal 259 83 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, pasal 1 butir 7.
Universitas Sumatera Utara
a. Menyatakan terdakwa Siti Juwariyah terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Penelantaran Anak” sebagaimana dalam Dakwaan Alternatif Kesatu Pasal 77B Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Siti Juwariyah dengan pidana penjara selama 1 (satu) Tahun dan 6 (enam) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam masa penangkapan dan penahanan dan membayar denda Rp. 60 Juta Subsider 3 (tiga) bulan penjara dengan perintah terdakwa tetap ditahan. c. Menyatakan barang bukti berupa : Satu buah kardus bekas bungkus deterjen So-Klin dan satu buah gunting (dirampas untuk dimusnahkan), satu potong kain selendang (jarik) motif batik warna coklat, satu buah handphone merek Samsung Duos warna hitam beserta simcardnya nomor: 081327281772 dan satu potong celana jenis babydoll warna pink (dikembalikan kepada terdakwa), satu buah handphone merek Cross warna putih beserta simcardnya nomor: 085643880046 (dikembalikan kepada saksi Guntur Saputro). d. Menyatakan terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,(dua ribu lima ratus rupiah).
Universitas Sumatera Utara
5. Pertimbangan Hakim Adanya alasan-alasan yang kuat dalam pertimbangan sebagai Dasar putusan membuat putusan sang Hakim menjadi objektif dan berwibawa. 84 Sebelum putusan sampai pada uraian pertimbangan yang menyimpulkan pendapatnya tentang kesalahan terdakwa, fakta, dan keadaan serta alat pembuktian
yang
diperoleh
dalam
pemeriksaan
sidang,
semestinya
dipertimbangkan secara argumentatif, sehingga jelas terbaca jalan pikiran yang logis dan reasoning yang mantap, yang mendukung kesimpulan pertimbangan Hakim.85 Terdakwa telah didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan alternatif kesatu: Pasal 77B Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : 1. Setiap orang; 2. Dilarang menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam situasi perlakuan salah dan penelantaran; Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut : Unsur pertama yaitu setiap orang. Setiap orang adalah setiap orang yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak sedang terganggu ingatnya yang diajukan ke persidangan dan didakwa telah melakukan suatu tindak 84
Sudikno Mertokusomo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yoyakarta : Liberty, 1999)
85
Yahya Harahap, Op.cit, hlm,340
,hlm. 27
Universitas Sumatera Utara
pidana. Berdasarkan fakta-fakta di persedingan terungkap bahwa dalam perkara ini orang yang diajukan ke persidangan dan didakwa telah melakukan tindak pidana adalah terdakwa yang bernama Siti Juwariah yang identitasnya sebagaimana termuat dalam surat dakwaan, dan terdakwa dalam hal ini tidak sedang terganggu jiwanya dan pada diri terdakwa tidak ditemukan alasan pembenar maupun pemaaf. Dengan demikian maka unsur ke-1 ini yakni barang siapa telah terbukti dan terpenuhi. Unsur kedua bersifat alternatif, maka apabila salah satu dari perbuatan penelantaran anak yang dilarang, seperti menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak maka unsur ini telah terbukti. Yang dimaksud dengan “anak” berdasarkan pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak menyebut : “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Fakta-fakta yang terungkap di persidangan : a) Terdakwa yang melakukan hubungan badan layaknya hubungan suami istri dengan saksi Guntur yang keduanya tidak terikat dalam suatu perkawinan yang sah mengakibatkan terdakwa mengandung atau hamil. b) Pada saat usia kandungan terdakwa terakhir berumur sekiatr 7 bulan pada hari Sabtu tanggal 25 Juli 2015 sekitar jam 23.00 WIB terdakwa tiduran dikamar terdakwa waktu itu terdakwa merasa pinggul terdakwa sakit dan merasa akan melahirkan, sampai kemudian pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015 sekitar jam 02.00 WIB saat itu terdakwa merasa sudah hampir melahirkan maka
Universitas Sumatera Utara
terdakwa langsung menuju kamar mandi, di dalam kamar mandi terdakwa langsung duduk dilantai sambil sandaran tembok, kemudian celana dalam dan celana pendek terdakwa lepas lalu kedua kaki terdakwa tersebut terdakwa tekuk dan terdakwa buka kemudian terdakwa merasa air ketuban terdakwa pecah dan pinggul terdakwa tidak nyeri lagi namun terdakwa merasa ingin mengejan lalu terdakwa mengejan sebanyak 3 kali terus terdakwa lihat kepala bayi keluar dari mulut vagina terdakwa selanjutnya terdakwa mengejan sekali lagi sambil tanagn terdakwa menarik kepala bayi tersebut hingga akhirnya bayi tersebut lahir namun plasentanya masih melekat pada bayi tersebut kemudian terdakwa ambil bayi tersebut terdakwa timang hingga bayi tersebut menangis. c) Bayi yang terdakwa kandung dan berhasil terdakwa lahirkan berjenis kelamin laki-laki dan kondisi bayi tersebut dalam keadaan sehat. d) Setelah terdakwa berhasil melahirkan bayi tersbeut terhadap tali pusat bayi tersebut terdakwa sendiri yang melakukan pemotongan tali pusat bayi tersebut. e) Selanjutnya bayi tersebut terdakwa bersihkan menggunakan air hangat lalu terdakwa balut dengan menggunakan kain selendang berwarna coklat lalu bayi tersebut terdakwa masukkan kedalam kardus bekas detergen. f) Terdakwa tidak memberikan ASI atau minuman susu lainnya kepada bayi tersebut namun yang dilakukan oleh terdakwa adalah terdakwa angkat kardus berisi bayi tersebut lalu terdakwa jatuhkan kardus berisi bayi tersebut di kebun/dibalik tembok pagar kemudian terdakwa menyusul lompat kekebun
Universitas Sumatera Utara
tersebut namun saat bayi tersebut menangis lalu terdakwa tinggalkan begitu saja. g) Terdakwa membuang bayinya tersebut agar bayi terdakwa tersebut ditemukan orang dan terdakwa ingin melepaskan diri dari tanggung jawab. h) Pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015 sekitar jam 09.00 WIB terdakwa menghubungi saksi Guntur melalui SMS dan terdakwa menjelaskan bahwa bayi tersebut sudah terdakwa buang ke kebun. i) Ayah biologis dari bayi tersebut adalah saksi Guntur umur 33 tahun bekerja sebagai cleaning service Solocom dan terdakwa tidak pernah melakukan hubungan intim layaknya suami istri dengan laki-laki lain. j) Saksi Taminem dan saksi Sutini, pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2015, sekitar jam 05.00 WIB di halaman kebun rumah milik Nur Indriyati di Kp. Pucangsawit RT.04 RW.01, Kel.Pucangsawit, Kec.Jebres, Kota Surakarta menemukan seorang bayi laki-laki dalam kondisi hidup di dalam kardus bekas deterjen tidak mengenakan pakaian apapun hanya dibalut selendang atau kain jarik. k) Selanjutnya saksi Taminem dan saksi Sutini melaporkan kejadian tersbeut kepada Pak RT bernama Karyadi, selanjutnya dilakukan langkah pertolongan terhadap bayi dimaksud dengan cara diambil dari lokasi dan dibawa ke rumah salah satu warga bernama Sri Wahyuni untuk dimandikan dan diberikan susu formula selanjutnya bayi tersebut diserahkan kepda pihak kepolisian.
Universitas Sumatera Utara
l) Benar bayi yang dibuang oleh terdakwa tersebut saat ini ada di penitipan bayi dan menjadi tanggung jawab pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perbuatan terdakwa menempatkan seorang anak yang masih bayi yang merupakan anak kandung terdakwa hasil hubungan gelapnya dengan saksi Guntur dengan cara menempatkan bayi tersebut dalam sebuah kardus dan membuangnya di kebun dekat tempat tinggal terdakwa hanya berselang beberapa menit saja setelah bayi tersbeut dilahirkan terdakwa, telah memenuhi unsur ke-2 ini. Semua usnur dalam pasal 77B Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah terbukti dan Majelis Hakim juga berkeyakinan terdakwa telah melakukan perbuatan tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa Siti Juwariah, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penelantaran Anak”. Selama pemeriksaan dipersidangan pada diri terdakwa tidak ditemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar sehingga terdakwa harus bertanggungjawabkan perbuatannya dengan menjatuhkan pidana kepadanya setimpal dengan kesalahannya. Terhadap lamanya terdakwa ditangkap dan berada dalam tahanan akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Terdakwa dihukum dan untuk memenuhi ketentuan Pasal 193 ayat (2) b yo Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP, maka diperintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan Rutan Surakarta. Sebelum menjatuhkan pidana kepada terdakwa perlu dipertimbangkan keadaan yang memberatkan dan meringankan dari terdakwa. Hal-hal yang memberatkan : a. Perbuatan terdakwa melanggar norma-norma agama dan masyarakat. b. Perbuatan terdakwa dapat mengakibatkan kematian seorang bayi. Hal-hal yang meringankan : a. Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. b. Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga. Menimbang, bahwa dengan memperhatikan hal-hal yang memberatkan sebagaimana tersebut diatas, majelis Hakim tidak sependapat dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum tentang lamanya pidana yang dijatuhkan, karena dirasakan tidak sepadan dengan perbuatan terdakwa, dan majelis Hakim menganggap sudah memenuhi rasa keadilan dengan lamanya pidana yang dijatuhkan sebagaimana disebutkan dalam amar putusan. 6. Putusan Putusan Hakim adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan Terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dan segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara diatur dalam undang-undang
Universitas Sumatera Utara
ini.86 Suatu putusan mengenai tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima jika berhubungan dengan perbuatan yang didakwakan tidak ada alasan hukum untuk menuntut pidana, misalnya dalam hal delik aduan tidak ada surat pengaduan dilampirkan pada berkas perkara atau aduan ditarik kembali, atau delik itu telah lewat waktu atau alasan Non bis in idem. 87 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut, maka pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa dalam perkara ini dipandang telah cukup adil dan setimpal dengan kesalahan Terdakwa ; Sesuai dengan pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan pasal-pasal dari Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, serta pasal-pasal dari Undang-Undang dari peraturan lain yang bersangkutan ; Maka Pengadilan Negeri Surakarta, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut : a. Menyatakan terdakwa Siti Juwariah, telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penelantaran Anak” b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Siti Juwariah dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 10 (sepuluh) bulan serta pidana denda sebesar Rp. 60.000.000,- (Enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersbeut tidak dibayar dapat diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan.
86 87
UU No 35 tahun 2009 Tentang Narkotika, Ketentuan Umum Pasal 1 butir 11 Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, Op.cit, hal 262-263.
Universitas Sumatera Utara
c. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. d. Memerintah agar terdakwa tetap berada dalam tahanan. e. Menetapkan barang bukti berupa: 1 (satu) buah kardus bekas bungkus Deterjen So-Klin dan 1 (satu) buah gunting (dirampas untuk dimusnahkan), 1 (satu) potong kain selendang (jarik) motif batik warna coklat (dikembalikan kepada saksi Taminem), 1 (satu) buah handphone merek Samsung Duos warna hitam beserta simcardnya nomor: 081327281772, dan 1 (satu) potong celana jenis babydoll warna pink (dikembalikan kepada terdakwa),1 (satu) buah handphone merek Cross warna putih beserta simcardnya nomor: 085643880046 (tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan dalam perkara Guntut Saputro). f. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah). B. Analisis Putusan Setelah penuntut umum menerima berkas perkara dan hasil penyidikan yang lengkap dari penyidik, maka penuntut umum menyusun surat dakwaan subsider untuk mendakwa Tedakwa Siti Juwariah, sebagai berikut: 1. Pertama : Melanggar pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Universitas Sumatera Utara
2. Kedua : Melanggar pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. 3. Ketiga : Melanggar pasal 308 KUHP. Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan pidana tentang kesalahan terdakwa dengan pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, berdasarkan alat-alat bukti yang terungkap dipersidangan. Sejalan dengan tuntutan penuntut umum pertimbangan hakim terhadap tuntutan pidana penuntut umum dalam putusan hakim pada pokoknya sebagai berikut: 1. Menyatakan terdakwa Siti Juwariah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan pertama yaitu Penelantaran Anak. 2. Menjatuhkan pidana kepada ia terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 1 (satu) tahun 10 (sepuluh) bulan, serta pidana denda sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar dapat diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan. 3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Universitas Sumatera Utara
4. Menetapkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah kardus bekas bungkus Deterjen So-Klin dan 1 (satu) buah gunting (dirampas untuk dimusnahkan), 1 (satu) potong kain selendang (jarik) motif batik warna coklat (dikembalikan kepada saksi Taminem), 1 (satu) buah handphone merek Samsung Duos warna hitam beserta simcardnya nomor: 081327281772, dan 1 (satu) potong celana jenis babydoll warna pink (dikembalikan kepada terdakwa),1 (satu) buah handphone merek Cross warna putih beserta simcardnya nomor: 085643880046 (tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan dalam perkara Guntut Saputro). 5. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah). Berdasarkan fakta hukum bahwa unsur subjektif dan unsur objektif sudah terpenuhi, yaitu maksud melawan hukum, dengan maksud dan tujuan tertentu. Unsur objektif yang terkandung dalam kasus tersebut yaitu “dilarang menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam situasi perlakuan salah dan penelantaran”, sebagaimana diatur dan diancam pidana pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perbuatan terdakwa dikualifikasikan sebagai tindak pidana penelantaran anak yang terkandung dalam pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum menyatakan terdakwa Siti Juwariah. telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
Universitas Sumatera Utara
melakukan tindak Pidana “ Penelantaran Anak” dan menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dikurangi masa tahanan terdakwa berada dalam masa penangkapan dan penahanan dan membayar denda Rp. 60 Juta Subsider 3 (tiga) bulan penjara. Sesuai dengan fakta-fakta hukum yang ada seperti keterangan saksi-saksi bahwa terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana penelantaran anak yaitu dengan cara membiarkan atau membuang anak tersebut di kebun. Berdasarkan keterangan terdakwa sendiri mengakui perbuatannya. Hakim dalam amar putusannya sebagai berikut : a. Menyatakan terdakwa Siti Juwariah, telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PENELANTARAN ANAK” b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Siti Juwariah dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 10 (sepuluh) bulan serta pidana denda sebesar Rp. 60.000.000,- (Enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersbeut tidak dibayar dapat diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan. c. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. d. Memerintah agar terdakwa tetap berada dalam tahanan. e. Menetapkan barang bukti berupa: 1 (satu) buah kardus bekas bungkus Deterjen So-Klin dan 1 (satu) buah gunting (dirampas untuk dimusnahkan), 1 (satu) potong kain selendang (jarik)
Universitas Sumatera Utara
motif batik warna coklat (dikembalikan kepada saksi Taminem), 1 (satu) buah handphone merek Samsung Duos warna hitam beserta simcardnya nomor: 081327281772, dan 1 (satu) potong celana jenis babydoll warna pink (dikembalikan kepada terdakwa),1 (satu) buah handphone merek Cross warna putih beserta simcardnya nomor: 085643880046 (tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan dalam perkara Guntut Saputro). f. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah). Berdasarkan fakta-fakta hukum dimulai dari barang bukti, keterangan saksi bahwa terhadap putusan Hakim tersebut penulis setuju terhadap penjatuhan pidana yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim terhadap terdakwa melalui pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa terdakwa telah memenuhi unsur-unsur pertanggungjawaban pidana, yaitu: A. Adanya kemampuan bertanggungjawab Didalam
KUHP
tidak
ada
ketentuan
tentang
arti
kemampuan
bertanggungjawab, yang berhubungan dengan itu ialah pasal 44 KUHP “Tiada dapat dipidana barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, sebab kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akal.” Untuk adanya kemampuan bertanggungjawabkan harus ada: 1. Kemampuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk, sesuai hukum dan yang melawan hukum.
Universitas Sumatera Utara
2. Kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang baik dan buruknya perbuatan tadi.88 Berdasarkan fakta dalam persidangan diatas maka terdakwa Siti Juwariah ketika dalam melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum, terdakwa melakukannya dalam keadaan sehat dan sempurna akal, sehingga atas perbuatannya dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. B. Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau kealpaan Menurut memori penjelasan (Memorie van Toelischting) sengaja “Opzet” berarti “de (bewuste) richting van den wil op een bapaald misdrijf,” (kehendak yang disadari yang ditujukan untuk melakukan kejahatan tertentu) menurut penjelasan tersebut, “sengaja” (Opzet) sama dengan willens en Wetens (dikehendaki dan diketahui).89 Berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan mengenai kasus tersebut diatas bahwa terdakwa Siti Juwariah telah mempunyai bentuk kesalahan yaitu berupa kesengajaan. C. Tidak adanya alasan pemaaf Alasan
pemaaf
pertanggungjawaban
88 89
atau
seseorang
schulduitsluitingsgrond terhadap
perbuatan
ini pidana
menyangkut yang
telah
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 165. Andi Hamzah, Op.Cit, hlm. 105
Universitas Sumatera Utara
dilakukannya atau criminal responsibility. Alasan ini menghapuskan kesalahan orang yang melakukan delik atas dasar beberapa hal, yaitu:90 a. Tidak dipertanggungjawabkan (ontoerekeninngsvaatbaar); b. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas (noodweer exces); c. Daya paksa (overmacht). Berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan maka terdakwa Siti Juwariah tidak memiliki alasan pemaaf untuk menghapuskan kesalahan yang telah terdakwa lakukan. Oleh sebab itu terhadap terdakwa Siti Juwariah dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebagaimana perbuatan terdakwa diatur dalam Pasal 77B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Berdasarkan
uraian
kasus
diatas
dan
penjelasan
unsur-unsur
pertanggungjawaban, maka penulis setuju dengan putusan majelis hakim karena telah
memenuhi
unsur-unsur
dari
perbuatan
terdakwa
tersebut
dapat
dipertanggungjawabkan. Penulis berpendapat penjara selama 1 (satu) tahun dan 10 (sepuluh) bulan telah mencerminkan rasa keadilan, dan pemidanaan tersebut harapannya dilakukan untuk upaya edukasi dan pembinaan terhadap diri terdakwa.
90
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana Edisi Revisi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 126
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan dalam skripsi ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Ketentuan sanksi pidana terhadap pengaturan tindak pidana penelantaran anak adalah: a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu: a) Pasal 304 KUHP yaitu perbuatan tersebut dihukum penjara selamalamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,b) Pasal 305 KUHP yaitu perbuatan tersebut dihukum penjara selamalamanya lima tahun enam bulan. c) Pasal 306 KUHP yaitu perbuatan yang mengakibatkan luka berat maka si tersalah dihukum selama-lamanya tujuh tahun enam bulan dan jika perbuatannya mengakibatkan orang mati maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya sembilan tahun. d) Pasal 307 KUHP yaitu jika si tersalah adalah bapa atau ibu dari anak itu, maka hukumannya ditambahkan sepertiga. e) Pasal 308 KUHP yaitu hukuman maksimum yang disebutkan dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga seperduanya jika si tersalah adalah ibu
Universitas Sumatera Utara
yang menaruh anaknya yang tidak berapa lama baru dilahirkannya karena takut diketahui orang bahwa si tersalah melahirkan anak itu. f) Pasal 309 KUHP yaitu hukuman tambahan bagi si pelaku penelantaran anak yakni berupa pencabutan hak. b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak yaitu: a) Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 yaitu menjelaskan mengenai pengertian anak terlantar. b) Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 yaitu mengenai hak anak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan. c) Pasal 2 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 yaitu menjelaskan mengenai hak anak atas pemeliharaan dan perlindungan. d) Pasal 2 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 yaitu menjelaskan mengenai hak anak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang ada yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. e) Pasal 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 yaitu anak berhak mendapatkan pertolongan, bantuan dan perlindungan. c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga yaitu: a) Pasal 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 yaitu menjelaskan mengenai setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
b) Pasal 9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 yaitu menjelaskan mengenai setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya. c) Pasal 49 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 yaitu pemberian saksi pidana penjara paling lama tiga tahun atau denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 bagi setiap orang yang menelantarkan orang lain. d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak yaitu: a) Pasal 1 Angka (6) Undang-Undang 23 Tahun 2002 yaitu menjelaskan mengenai pengertian anak terlantar. b) Pasal 13 Undang-Undang 23 Tahun 2002 yaitu menjelaskan mengenai hak perlindungan terhadap anak. c) Pasal 53 Ayat (1) Undang-Undang 23 Tahun 2002 yaitu mengenai pertanggungjawaban pemerintah. d) Pasal 55 Ayat (1) Undang-Undang 23 Tahun 2002 yaitu mengenai pemerintah wajib menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar. e) Pasal 57 Undang-Undang 23 Tahun 2002 yaitu mengenai pengajuan permohonan ke pengadilan untuk menetapkan anak sebagai anak terlantar.. f) Pasal 59 Undang-Undang 23 Tahun 2002 yaitu menjelaskan mengenai pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak.
Universitas Sumatera Utara
g) Pasal 71 Undang-Undang 23 Tahun 2002 yaitu menjelaskan mengenai perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah dan penelantaran. h) Pasal 77 huruf b Undang-Undang 23 Tahun 2002 yaitu pemberian saksi pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 2. Analisis hukum pidana terhadap tindak pidana penelantaran anak oleh orang tua yaitu: Dalam putusan 141/Pid.Sus/2015/PN.Skt yaitu terdakwa yang merupakan ibu kandung dari anak yang ditelantarkan tersebut dapat dikenakan dengan pidana penjara karena telah memenuhi unsur-unsur dari tindak pidana penelantaran anak yang dilakukannyan dan perbuatan dari terdakwa tersebut dapat dipertanggungjawabkannya. Dapat dipertanggungjawabkan karena terdakwa tersebut memiliki kemampuan bertanggungjawab, memiliki suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau kealpaan dan tidak ada alasan pemaaf buat tindakan yang dilakukan oleh terdakwa. B. Saran Saran penulis untuk mengatasi permasalahan penelantaran anak adalah: 1. Agar pemerintah, orang tua, masyarakat, lembaga dan instansi swasta melakukan upaya yang lebih banyak lagi dalam rangka meminimalisir terjadinya penelantaran anak dan meningkatkan kesejahteraan anak dengan cara memberikan hak-hak anak. 2. Agar perlindungan terhadap anak ditingkatkan dengan memberikan hak dan kewajiban
anak,
mengasuhnya
secara
baik
melalui
orang
tua,
Universitas Sumatera Utara
pemerintah/masyarakat atau komisi perlindungan anak, sehingga terhindar dari perlakuan kekerasan bahkan penelantaran terhadap anak yang dapat membahayakan jiwa anak.
Universitas Sumatera Utara