PENERAPAN PIDANA PADA TINDAK PIDANA KORUPSI DANA BANTUAN SOSIAL (Studi Perkara No.18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg) Nia Rahma1, Fitriati2, Yetisma Saini1 1 2
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Taman Siswa Email:
[email protected]
Abstract Corruption provisions stipulated in the Act. 20 year 2001 amendments to the Act. No. 31 year 1999 on Corruption Eradication Article 2 paragraph (1). Combating corruption has increased and become a whole nation's commitment to make it happen. The application of the criminal is one effort to eradicate corruption. Formulation of the problem is 1) How the application of the criminal law of corruption on social assistance (Case study 18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg) ? 2) How consideration the judge gives a decision against corruption social aid (Case study 18 /Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg)?. The method used is a normative juridical. Data source is the primary legal materials, secondary law materials and tertiary legal materials. Data collection techniques with or how to preparation of duty files documents relating to the object under study, then analyzed qualitatively operations. Conclusion from the results of research findings is 1) A criminal applied against corruption social assistance funds under the Act done No. 20 of 2001 Anti Corruption Act amendment No. 31 of 1999 on the Eradication of Corruption Article 2 paragraph (1) Jo Article 18 paragraph (1) letter b , paragraph (2) and (3) Jo Article 55 paragraph (1) to 1 of the Criminal Code was decided law for 4 years imprisonment and a fine of 200 million. Considerations that juridical considerations shaping public prosecutor charges , testimony of the defendant, witness testimony, evidence, and the articles of the criminal law as a non judicial consideration in the form of a background of the defendant, the defendant himself conditions, socioeconomic circumstances, aggravating factors, ease things, facts and the conscience of the judge to bring the sentence. Key words : Implementation, Crime, Corruption, Social Assistance
Pendahuluan Pertumbuhan
dan
perkembangan
penyangga”.
Sekalipun
laporan
pemerintah
mengindikasikan
resmi adanya
peningkatan intensitas penanganan kasus
tindak pidana korupsi di Indonesia telah
korupsi secara signifikan, namun itu belum
menjadi sebuah fenomena yang sejak dulu
merefleksikan fakta yang sesungguhnya.
sulit dibantah dengan argumentasi apa pun.
Tingkat
Perilaku menyimpang itu tidak saja telah
“dark
numberof
corruptions”
diperkirakan jauh lebih besar dari pada
berlangsung secara sistematis, dan bersifat
”recordedcorruptions”. Oleh sebab itu,
institusional, melainkan juga telah masuk
ketika Indonesia dimasukkan ke dalam
ke dalam wilayah institusi peradilan pidana
kategori negara terkorup di dunia, tidak
yang semestinya berdiri sebagai “tiang 1
ada yang heran, seolah-olah fenomena itu
Salah satu kasus korupsi yang terjadi
sudah “being taken for granted”, sehingga
akhir-akhir
tidak perlu didebatkan.
korupsi dana bantuan sosial. Dana bantuan
Padahal
pemberantasan
mengalami
peningkatan
komitmen
seluruh
mewujudkannya.
menjadi
bangsa
untuk
Demikian
pula,
dengan
daerah
Tata
tetapi, dana ini masih juga dikorupsi oleh pihak-pihak tertentu. Seharusnya dana
kelolaan
bantuan sosial ini dibagikan dan digunakan oleh masyarakat yang kurang mampu
dan harapan bagi masyarakat. Upaya
integrasi
korupsi antara
harus
untuk
terdapat
pencegahan
terjadi.
Upaya
setelah
pencegahan
dengan
korupsi
sesuai dengan ketentuan pidana dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
mengganggu kestabilan politik bagi negara
Tindak Pidana Korupsi perubahan atas
berkembang, korupsi dapat mengerogoti
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
dan
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
ekonomi pasar. Lain halnya bagi negara maju,
korupsi
tidak
memicu
atau korporasi dapat dijatuhkan sanksi
ekonomi,
demokrasi
ini
memperkaya diri sendiri atau orang lain
menghalangi perkembangan ekonomi dan
terhadap
hal
Bagi pelaku tindak pidana korupsi
Bagi negara miskin, korupsi dapat
kedudukan
kemewahan
terjadinya korupsi.
terhadap
setiap warga negara Indonesia.
pertumbuhan
Sifat
keuntungan yang besar dan suka hidup
korupsi harus dimulai dari dalam diri
menurunkan
kebutuhannya.
malas bekerja, tetapi ingin mendapatkan
korupsi akan menjadi buruk apabila hanya penindakan
memenuhi
manusia yang tidak pernah puas, serakah,
dan
penindakan. Suatu upaya pemberantasan
dilakukan
keluarga,
dari kemungkinan terjadinya resiko sosial
pemerintahan yang baik menjadi cita-cita
pemberantasan
individu,
selektif yang bertujuan untuk melindungi
mengedepankan
Indonesia.
kepada
sifatnya tidak secara terus menerus dan
kunci bagi keberhasilan pemberantasan di
pidana
kelompok dan atau masyarakat yang
tata
akuntabilitas dalam semua bidang, menjadi
korupsi
tindak
berupa uang atau barang dari pemerintah
kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
adalah
sosial yaitu pemberian bantuan sosial
korupsi
dan
ini
Korupsi.
menimbulkan
Melihat kasus tindak pidana korupsi
pengaruh yang demikian hebat namun
di atas, sanksi yang diberikan terhadap
tetap menjadi masalah yang harus dibasmi.
pelaku
tindak
membuat 2
takut
pidana
korupsi
belum
para
koruptor
untuk
melakukan tindak pidana korupsi. Upaya-
cara meneliti bahan pustaka atau data
upaya yang dilakukan oleh pemerintah
sekunder.
dirasakan belum cukup membuat para
Sumber data dalam penelitian ini
penyelenggara negara mengurungkan niat
adalah melalui penelitian kepustakaan.
untuk melakukan korupsi. Sanksi pidana
Penelitian yang dilakukan terhadap data-
yang diberikan terhadap pelaku tindak
data sekunder berupa :
pidana korupsi tidak mampu merubah
a. Bahan Hukum Primer
angka jumlah korupsi di Indonesia. Oleh
1. Kasus yang telah diputus di Pengadilan
karena itu penulis tertarik dan ingin untuk meneliti
dan
menuangkannya
Negeri Klas 1A Padang dengan Nomor
dalam
Perkara 18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg.
sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
skripsi dengan judul : “PENERAPAN
PIDANA
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
PADA
Korupsi
TINDAK PIDANA KORUPSI DANA
menjadi
3. Peraturan
rumusan
1. Bagaimanakah penerapan pidana pada tindak pidana korupsi dana bantuan sosial
dalam
memberikan
terhadaptindak bantuan
pidana
sosial
tentang
Hibah
dan
Pedoman Bantuan
32 Tahun 2011
putusan
(Studi
Negeri
Pemberian
Sosial
yang
perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
hakim
korupsi
2012
dan Belanja Daerah
No.18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg) ? pertimbangan
Dalam
Bersumber dari Anggaran Pendapatan
perkara
2. Bagaimanakah
Menteri
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
masalahnya antara lain :
(Studi
Undang-
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
No.18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg)” yang
atas
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
BANTUAN SOSIAL (Studi Perkara
Adapun
perubahan
tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
dana
yang
perkara
Bersumber
dari
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
No.18/Pid.Sus/Tpk/PN.Pdg) ?
b. Bahan Hukum Sekunder
Metodologi Bahan hukum sekunder yaitu bahan Metode
penelitian
yang dipakai
hukum
dalam penelitian ini adalah metode yuridis
yang
memberikan
penjelasan
mengenai hukum primer, seperti hasil-hasil
normatif. Penelitian hukum normatif atau
penelitian buku-buku, karya ilmiah dan
penelitian kepustakaan dilakukan dengan
jurnal
yang
permasalahan. 3
ada
kaitannya
dengan
c. Bahan Hukum Tersier
Nomor
paling singkat 4 (empat) tahun. Denda
kamus,
paling sedikit Rp. 200.000.000,- (dua ratus
ensiklopedia. Teknik
pengumpulan
data
yang
ini
studi
dilakukan
dalam
penelitian
dokumen
yaitu
teknik
dengan
cara
mempelajari
juta
terdiri
dari
buku-buku
Bantuan Sosial yang dilakukan oleh SA adapun analisa dalam kasus ini terdakwa
yang
melakukan tindak pidana korupsi dana bantuan
dilakukan
Rp
tentang Tindak Pidana Korupsi Dana
diteliti. data
paling banyak
pidana Nomor 18/Pidsus/Tpk/2014/PN.Pdg
bahan
berkaitan dengan permasalahan yang akan
Analisis
dan
Dalam putusan pengadilan perkara
pengumpulan
perundang-undangan,
dokumen-dokumen,
rupiah)
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
kepustakaan atau literatur-literatur yang ada,
tentang
Terdakwa paling lama seumur hidup atau
penjelasan terhadap hukum primer dan seperti
1999
Pidana penjara dapat dikenakan kepada
bahan yang memberikan petunjuk maupun
sekunder,
Tahun
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Bahan hukum tersier yaitu bahan-
hukum
31
sosial
pada
Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
secara
(P2KP)
kualitatif. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui data sekunder, maka data yang diolah tersebut akan
dalam
bentuk
Bantuan
Pengembangan
Bibit
Ternak
Sapi.
Terdakwa
selaku
Kepala
Seksi
SA
Kesejahteraan Rakyat Wali Nagari Saning
dianalisis secara kualitatif, dimana penulis
Bakar. Kasus ini bermula daripembentukan
akan memperajari hasil penelitian dan data
pengurusan P2KP di tingkat kecamatan,
sekunder yang kemudian dijabarkan secara
dibentuk suatu lembaga yang disebut
sistematis.
dengan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Panitia
Kemitraan
(PAKEM),
dimana pada Kecamatan X Koto Singkarak Penerapan pidana pada tindak pidana
Kabupaten
Solok,
dibentuk
PAKEM
korupsi dana bantuan sosial (Studi perkara
dengan nama Danau Tuo. PAKEM Danau
No.18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg).
Tuo membentuk dua wilayah kenagarian,
Ancaman dijatuhkan
pidana
terhadap
yang
yang
dapat
yakni untuk Nagari Saning Bakar adalah
melakukan
BKM Bahagia dan untuk
tindak pidana korupsi sesuai dengan Pasal
Nagari Koto
Sani adalah BKM Sukamaju.
2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun2001
SA sebagai Bendahara Pakem Danau
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Tuo bersama-sama dengan Edi Warni
Korupsi perubahan atas Undang-Undang
sebagai Ketua Pakem, Hermanto sebagai 4
Sekretaris, berserta anggotanya yaitu Drh.
dibuat dan ditanda tangani sendiri oleh
Trisna Yesi, Nurjani, Masdar Helmi, dan
terdakwa.
Neti
Nila
Kasmaret
Badan.
Dalam
Kerugian negara yang diakibatkan
Kegiatan Pengembangan Bibit Ternak Sapi
oleh perbuatan terdakwa dalam kegiatan
P2KP dianggarkan dana sebesar Rp.
ini adalah sebesar Rp. 129.225.000 dengan
315.000.000
rincian
dengan
perincian
dari
Rp.126.000.000
dari
hasil
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
pengelolaan sendiri sapi bantuan P2KP dan
(APBN) sebesar Rp. 190.000.000 dari
dana anggaran pakan ternak sebesar Rp.
Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah
3.225.000. Terdakwa telah merugikan
(APBD) sebesar Rp. 95.000.000 dan dari
perekonomian negara dimana tujuan awal
swadaya
kegiatan
masyarakat
sebesar
Rp.
30.000.000. Dana swadaya masyarakat merupakan
dana
yang
berasal
ini
adalah
dalam
rangka
penanggulangan kemiskinan.
dari
Kasus ini terdakwa telah melakukan
masyarakat digunakan untuk pembuatan
perbuatan
kandang sapi, dimana setiap kandang
penerapan pidananya yaitu Pasal 2 ayat (1)
dinilai Rp. 681.818. Sebelum dana bantuan
Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b, ayat (2) dan
Kegiatan Pengembangan Bibit Ternak Sapi
ayat (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun
(P2KP) ini diberikan oleh pemerintah,
1999 Jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun
terlebih dahulu PAKEM Danau Tuo
2001
membuat proposal yang diajukan kepada
Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1
POKJA didalam proposal dicantumkan
KUHP.
nama-nama
sapi
terhadap terdakwa dengan pidana penjara 4
tergabung dalam kelompok BKM Bahagia
(empat) tahun dan denda Rp. 200.000.000
dan Sukamaju. Untuk BKM Bahagia
(dua ratuh juta rupiah) dengan ketentuan,
terdapat 21 orang dan BKM Sukamaju
apabila denda tersebut tidak dibayar akan
terdapat 23 orang. Khusus untuk BKM
diganti dengan pidana kurungan selama 3
Bahagia nama-nama peternak tersebut
(tiga)
adalah Fiktif, dikarenakan nama-nama
membayar
penerima bantuan tersebut ditentukan oleh
kepada negara sebesar Rp. 129.225.000
terdakwa sendiri
(seratus dua puluh sembilan juta dua ratus
persetujuan
penerima
bantuan
tanpa ada meminta
dari
orang-orang
melawan
tentang
Pemberantasan
Hakim
bulan
hukum
menjatuhkan
dan
uang
dengan
Tindak
pidana
pidana
tambahan
pengganti
kerugian
yang
dua puluh lima ribu rupiah) dengan
namanya tercantum di dalam proposal
ketentuan apabila uang pengganti tidak
begitu juga dengan
keterangan
dibayar dalam waktu 1 (satu) bulan maka
berdomisili yang mana surat tersebut
harta benda terdakwa akan disita untuk
surat
5
menutupi kerugian tersebut dan apabila
formil
harta benda terdakwa tidak mencukupi
menentukan suatu perbuatan dinyatakan
maka akan diganti dengan pidana penjara
sebagai perbuatan yang melawan hukum
selama
apabila
1
(satu).
Unsur-unsur
tindak
dan
materil.
perbuatan
Undang-undang
tersebut
selain
pidananya yaitu :
bertentangan dengan peraturan perundang-
1. Setiap Orang
undangan yang berlaku juga bertentangan
Bahwa pengertian “setiap orang”
dengan norma-norma tidak tertulis yang
dalam tindak pidana korupsi diatur dalam
berlaku dalam pergaulan hidup di tengah
Pasal 1 butir 3 Undang-Undang No. 31
masyarakat,
Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan
perbuatan-perbuatan tercela yang menurut
ditambah dengan Undang-Undang No. 20
perasaan
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
dituntut dan dipidana.
Pidana Korupsi. Dalam pasal
yang
keadilan
mencakup
pula
masyarakat
harus
tersebut
Pendapat Majelis sejalan dengan
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
Yurisprudensi Mahkamah Agung (MA)
“setiap orang” adalah orang perorangan
dalam perkara terdakwa Ahmad Rojadi
atau juga termasuk korporasi. Orang
yang diputus MK tersebut, dimana MA
perorangan berarti orang yang secara
tetap berpendapat bahwa unsur melawan
individu atau pada umumnya dirumuskan
hukum
dengan kata “barang siapa”, sedangkan
mencakup perbuatan melawan hukum
yang dimaksud dengan korporasi adalah
dalam
kumpulan orang dan atau kekayaan yang
sedangkan arti materil meliputi fungsi
terorganisasi,
negatif dan positif. Fungsi negatif artinya
baik
merupakan
badan
dalam
arti
tindak
formil
maupun
korupsi
materil,
hukum maupun bukan merupakan badan
menghapus
hukum.
positif artinya fungsi yang menghukum. Subjek
menampakkan
hukum daya
berpikir
yang
pidana,
pidana
sedangkan
fungsi
Unsur melawan hukum tidak berdiri
sebagai
sendiri,
melainkan
melingkupi
unsur
persyaratan mendasar akan kemampuan
berikutnya yaitu unsur memperkaya diri
untuk bertanggung jawab, dalam perkara
sendiri atau orang lain. Terdakwa
ini yang menjadi subjek hukum adalah
pokoknya telah didakwa secara melawan
terdakwa SA.
hukum memperkaya diri sendiri atau orang
2. Secara Melawan Hukum
lain atau suatu korporasi yang merugikan
Bahwa
yang
dimaksud
dengan
pada
keuangan negara.
melawan hukum di dalam Undang-undang
3.Memperkaya Diri Sendiri, Orang Lain
ini adalah melawan hukum dalam arti
atau Suatu Korporasi 6
berkurang”
Tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang
mengandung makna altenatif, kata “atau”
keuangan
dalam
mempunyai
negara sama artinya dengan menjadi rugi
kapasitas yang sama di dalam pemenuhan
atau berkurangnya keuangan negara atau
unsur tersebut. Tujuan mengunungkan diri
perekonomian negara, yang dimaksud
sendiri
“keuangan
atau
artinya
orang
lain
yang
suatu
dengan
unsur
yang
dimaksud
ini
suatu
demikian
korporasi
unsur
lain
dengan
Negara
atau
negara”
merugikan
perekonomian
menurut
Undang-
korporasi yang didasarkan kepada niat
Undang No. 17 Tahun 2003 tentang
sebagai bentuk kesengajaan dari terdakwa
Keuangan Negara, adalah semua hak dan
untuk memperkaya dirinya sendiri atau
kewajiban negara
orang lain yang terbungkus dalam sebuah
dengan uang, serta segala sesuatu baik
format tujuan dan yang harus diingat
berupa uang maupun berupa barang yang
adalah teori kesengajaan akan keisyafan
dapat dijadikan milik negara berhubungan
tujuan
dipertimbangkan.
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
doktrin
tersebut.
yang
Kesengajaan
akan menurut
hukum
pidana, kesengajaan sebagai bagian dari
yang dapat
Fakta-fakta
yang
dinilai
terungkap
sifat bathin seseorang yang tidak mudah
dipersidangan telah diperoleh fakta hukum
untuk
telah
dibuktikan
secara
sederhana.
terdapatnya
kerugian
keuangan
Menguntungkan juga meliputi keuntungan
negara atau perekonomian negara dalam
baik itu meteril maupun inmateril, yang
program
dalam perkara ini harus dibuktikan bahwa
perkotaan P2KP dalam bentuk kegiatan
para terdakwa ada memperoleh atau
pengembangan
menambah atau bertambah kekayaannya
pelaksanaannya mengacu kepada pedoman
yang sudah ada, begitu juga orang lain atau
teknis pelaksanaan paket kegiatan program
korporasi, sehingga salah satu saja dari
penanggulangan
kwalifikasi ini dapat dibuktikan, maka
(P2KP) edisi 2006, merupakan program
sudah
pemerintah
cukup
pembuktiannya,
apakah
penanggulangan
RI
bibit
kemiskinan
ternak
kemiskinan
melalui
sapi,
perkotaan
kementrian
terbukti atau sebaliknya. Unsur meperkaya
pekerjaan umum dengan kebijakan untuk
diri sendiri atau orang lain atau suatu
menanggulangi
korporasi yang dilakukan oleh terdakwa ini
program ini bersumber dari APBN dan
haruslah yang bersifat melawan hukum.
APBD, penggunaan dana tersebut tidak
4 . Kerugian Negara
sesuai dengan peruntukannya, sehingga
Menurut
arti
kata
kemiskinan
dan
dana
“merugikan”
telah merugikan negara yang mana dengan
adalah sama artinya “menjadi rugi atau
tidak digunakannya dana tersebut sesuai 7
dengan
tujuan
program,
telah
berupa dakwaan primer pada Pasal 2 ayat
merugikan perekonomian negara. Tujuan
(1) Jo Pasal 18 ayat (1) huruf b, ayat (2)
kegiatan
dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 20
ini
untuk
kemiskinan,
maka
penanggulangan bantuan
ini
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
maka
akan
Pidana Korupsi perubahan atas Undang-
membantu perekonomian para peternak
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
miskin penerima manfaat.
Pemberantas Tindak Pidana Korupsi Jo
5. Secara Bersama-sama
Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, dimana
dilaksanakan
apabila semestinya,
Pengertian dilakukan bersama-sama
Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa
berarti masing-masing pelaku mengetahui
dengan hukuman penjara selama5 (lima)
dan melakukan perbuatan-perbuatan yang
tahun dikurangi selama terdakwa berada
sedemikian rupa yang sehingga terwujud
dalam
perbuatan yang dilarang.
diancam pidana dalam Pasal 3 Jo Pasal 18
Pertimbangan
tahanan.
Dakwaan
subsidiar
hakim
dalam
ayat (1) huruf b ayat (3) Undang-Undang
terhadap
tindak
No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
pidana korupsi dana bantuan sosial (Studi
Tindak Pidana Korupsi perubah atas
perkara No.18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg).
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Pertimbangan yang diambil oleh
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
hakim dalam menjatuhkan putusan pidana
Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke I KUHP.
terhadap tindak pidana korupsi dana
Dalam
bantuan sosial yaitu ada 2 kategori, yaitu:
18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg
1. Pertimbangan yang Bersifat Yuridis
menggunakan dakwaan primer yaitu Pasal
memberikan
putusan
Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah
pertimbangan
hakim
putusan
pengadilan
Nomor hakim
5 Jo Pasal 35 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
yang
Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang
didasarkan pada fakta-fakta yuridis yang
Pengadilan
terungkap di dalam persidangan dan oleh
terdakwa baik sebagai yang melakukan,
Undang-undang telah ditetapkan sebagai
menyuruh melakukan atau turut serta
hal yang harus dimuat dalam putusan.
melakukan, telah secara melawan hukum
Adapun
sebagai
memperkaya diri sendiri atau orang lain
pertimbangan yang bersifat yuridis antara
atau suatu korporasi yang dapat merugikan
lain:
keuangan
a. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
negara pada program penanggulangan
yang
digolongkan
Perkara yang terjadi ini dakwaan Jaksa
Penuntut
Umum
kemiskinan
mendakwaan 8
Tindak
negara
Pidana
atau
perkotaan
Korupsi,
perekonomian
(P2KP)
dalam
bentuk bantuan pengembangan bibit ternak
7. Yang mencairkan dana tersebut, saksi
sapi.
selaku ketua PAKEM, terdakwa dan
b. Keterangan Saksi-Saksi
Drh.Trisna yesi;
Putusan
Pengadilan
18/Pid.Sus/Tpk/2014/PN.Pdg perkara
tindak
pidana
korupsi
Nomor
8. Sepengetahuan
saksi
dalam
mengumpulkan
data-data
dana
oleh
Penuntun
dan
ktp
adalah terdakwa sendiri;
bantuan sosial, saksi-saksi yang telah dihadirkan
yang
9. Bahwa saksi P2KP di BKM Bahagia
Umum
tidak
diserahkan
kepada
memberikan keterangan di bawah sumpah
manfaat,
pada pokoknya sebagai berikut :
pengurus BKM untuk mengelola sapi-
1. Bahwa benar dana P2KP berasal dari
sapi.
dana APBD, APBN dan dana Swadaya
ada
kesepakatan
10. Bahwa saksi menandatangani langsung
Masyarakat;
surat kesepakatan karena saksi buta
2. Bahwa untuk mendapatkan bantuan P2KP,
karena
penerima
Pakem
harus
huruf;
mengajukan
c. Barang-barang bukti yang diperhatikan
proposal;
di persidangan
3. Bahwa anggaran dari APBD di trasfer langsung
ke
rekening
Barang bukti
PAKEM
yang berhubungan
langsung dengan tindak pidana korupsi,
sedangkan anggaran APBN di transfer
dalam kasus ini adalah :
melalui KPPN ke rekening PAKEM;
1. 1 lembar surat permohonan pencairan
4. Bahwa
dana
APBD
digunakan
untuk
pelaksanaan
kegiatan
PAKEM Danau Tuo untuk membeli 7
pengembangan bibit ternak sapi yang di
ekor sapi di H. Tapa dan 7 ekor sapi di
buat oleh Pakem Danau Tuo tanggal 26
H. Toni dengan harga Rp. 84.000.000
Juli 2011;
dan dana APBN digunakan untuk
2. 1 lembar surat rencana penggunaan
membeli 30 ekor sapi di H. Toni
dana yang dibuat oleh Pakem Danau
dengan total Rp. 180.000.000 sesuai
Tuo tanggal 26 Juli 2011;
dengan LPJ;
3. 2 lembar berita acara pembentukan
5. Bahwa apabila benar terbukti terdakwa
Pakem Program Paket Tahap III 2011
menjual sapi-sapi tanpa persetujuan
PNPM
BKM.
Advance tanggal 18 Juli 2011;
6. Bahwa dana P2KP turun dengan cara 3
Mandiri
Perkotaan
P2KP
4. 2 lembar daftar hadir pembentukan
(tiga) tahap;
Pekam Danau Tuo tanggal 18 Juli 2011; 9
5. 2 lembar surat permohonan Pencairan
melakukan kejahatan. Keadaan fisik yang
Dana APBD P2KP Paket Tahap III
dimaksudkan adalah berkaitan dengan
tahun 2011 tanggal 03 Agustus 2011;
perasaan misalnya dalam keadaan marah,
6. 2 (dua) lembar nota dinas dan kepala
mempunyai perasan dendam, mendapatkan
Bappeda Kab.Solok
kepada
Bupati
ancaman atau tekanan orang lain dan
Solok tanggal 08 Agustus 2011 nomor:
pikiran dalam keadaan kacau atau tidak
050/528/SDP/Bappeda-2011
perihal
normal. Adapun yang dimaksud dengan
pencairan dana P2KP Kabupaten Solok
status sosial adalah predikat yang dimiliki
tahun 2011;
dalam masyarakat yakni apakah sebagai
7. 1 lembar aplikasi trasfer dan pemindah bukuan
Bank
Nagari
tanggal
penjahat atau tokoh masyarakat.
26
c. Hal-hal yang Memberatkan dan Hal-hal
september 2011 ke rekening Bank Mandiri
Syariah
dengan
yang Meringankan
nomor
Hal-hal yang memberatkan :
rekening 2770014151 atas nama Pakem
1. Perbuatan terdakwa tidak mendukung
Danau Tuo;
program pemerintah dalam pemberantasan
8. 2 lembar Telaah Staf dan kepala bidang
tindak pidana korupsi.
sumber daya dan prasarana kabupaten
Hal-hal yang meringankan :
Solok kepada kepala Bapeda Kabupaten
1. Terdakwa belum pernah dihukum.
Solok.
Dari catatan kepolisian dan tuntutan
2. Pertimbangan yang Bersifat Non
yang didakwakan kejaksaan sebagaimana
Yuridis
kronologis
kejadiannya
diungkapkan
Keadaan-keadaan yang digolongkan
bahwasanya terdakwa sejauh ini belum
sebagai pertimbangan yang bersifat non
pernah melakukan tindak pidana yang
yuridis sebagai berikut :
menyebabkannya dihukum.
a. Latar Belakang Perbuatan Terdakwa
2.Terdakwa
Pengertian latar belakang perbuatan
berlaku
sopan
selama
persidangan.
terdakwa adalah setiap keadaan yang
Selama
persidangan
berlangsung,
menyebabkan timbulnya keinginan serta
terdakwa cukup kooperatif, memberikan
dorongan keras pada diri terdakwa dalam
keterangan tidak berbelit-belit, memberi
melakukan tindak pidana.
keterangan
b. Kondisi Diri Terdakwa
memenuhi panggilan persidangan.
Pengertian kondisi diri terdakwa
psikis
terdakwa
jelas
dan
selalu
Penutup
dalam pembahasan ini adalah keadaan fisik maupun
dengan
Berdasarkan uraian penulisan di atas,
sebelum
maka penulis bersimpulan sebagai berikut : 10
1. Penerapan hukum pidana oleh Hakim dalam
putusan
1. Penulis mengharapkan kepada segenap
perkara
Nomor
aparat penegak hukum agar setiap
18/Pid.Sus-Tpk/2014/Pn.Pdg,
terdakwa
pelaku kejahatan sekiranya ditindak
SA telah melanggar Pasal 2 ayat (1) Jo
dengan tegas dan dijatuhkan sanksi
Pasal 18 ayat (1) huruf b, ayat (2) dan
yang mampu membuat para pelaku
ayat (3) Undang-Undang Nomor 20
kejahatan
Tahun
keterangan korban dan saksi-saksi.
2001
tentang
Pemberantasan
jera
berdasarkan
pada
Tindak Pidana Korupsi perubahan atas
2. Penulis mengharapkan program dana
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
bantuan sosial ini dihilangkan dari
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
program pemerintah, karena program
Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
ini
diputuskan hukum pidana penjara selama
oknum-oknum yang tidak bertanggung
4
jawab.
(empat)
tahun
dan
denda
Rp.
200.000.000 (dua ratus juta rupiah). 2. Pertimbangan
hakim
dimana
mempertimbangkan,
gunakan
oleh
Buku-buku
terhadap
Aziz Syamsuddin, 2010, Tindak Pidana Khusus, Sinar Grafika, Jakarta.
pelaku tindak pidana korupsi ini telah sesuai
disalah
Daftar Pustaka dalam
memutuskan putusan pidana
banyak
hakim
telah
baik
dari
Elwi Danil, 2011, Korupsi, Gajah Grafindo Persada, Jakarta.
pertimbangan yuridis berupa, dakwaan jaksa
penuntut
terdakwa,
umum,
keterangan
Evi
keterangan
saksi,
barang-
Jan Remmelink, 2003, Hukum Pidana, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
barang bukti, dan pasal-pasal peraturan pidana, sedangkan pertimbangan non
Leden Marpaung, 2005, Asas Teori Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta.
yuridis berupa latar belakang terdakwa, kondisi diri terdakwa, keadaan sosial ekonomi
terdakwa,
hal-hal
Hartanti, 2005, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta.
Moeljatno, 1993, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta.
yang
memberatkan, hal-hal yang meringankan,
Muladi dan Barda Nawawi Arief, 2005, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung.
pemikiran-pemikiran, analisa, fakta-fakta dan keyakinan hakim untuk menjatuhkan hukuman.
P.A.F.
Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubung dengan penulisan skripsi ini adalah : 11
Lamintang, 1984, Penitensier Indonesia, Bandung.
Hukum Armico,
Rusli Muhammad, 2006, Potret Lembaga Pengadilan Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sholehunddin, 2004, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2006, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Yusran Lapananda, 2013, Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari APBD, Sinar Grafika, Jakarta. Peraturan perundang-undangan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999yang tealah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sumber Lain AndreasYoga,http://www.indonesia media.com/2011/02/02/banali sasi-korupsi/, diakses tanggal 15 September 2014. Transparansi Internasional Indonesia, http://www.ti.or.id/read/indonesiaranking-114-negara-terkorup-didunia, di akses tanggal 13 Oktober 2014. Maryanto, 2012, Pemberantasan Korupsi Sebagai Upaya Penegakan hukum, Jurnal ilmiah CIVIS, Jakarta, di akses tanggal 16 Januari 2015. 12