Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id
PUTUSAN No 91/PID.B/2014/PN-SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa : Nama lengkap
: CAHAYATI PANGGABEAN.
Tempat lahir
: Sibuluan.
Umur/tanggal lahir
: 42 tahun/ 28 Juni 1971.
Jenis kelamin
: Perempuan.
Kebangsaan
: Indonesia.
Tempat tinggal
: Jalan Padang Sidempuan No.09 Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Agama
: Islam.
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga.
Terdakwa ditahan oleh : 1.
Penyidik, Tidak dilakukan penahanan.
2.
Jaksa Penuntut Umum, Rumah sejak tanggal 17 Januari 2014 s/d tanggal 05 Februari 2014.
3.
Hakim Pengadilan Negeri Sibolga, Tidak dilakukan penahanan. Menimbang, bahwa terdakwa dipersidangan menyatakan akan menghadapi sendiri
perkaranya tanpa didampingi Penasehat Hukum. PENGADILAN NEGERI TERSEBUT. Setelah membaca surat penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sibolga No 91/PID.B/2014/PN-SBG tertanggal 19 Maret 2014 tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara terdakwa tersebut. Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara berikut surat dakwaan Penuntut Umum sebagaimana tersebut dan terlampir dalam surat pelimpahan perkara acara pemeriksaan biasa dari Kepala Kejaksaan Negeri Sibolga tertanggal 27 Januari 2014 No. B192/N.2.13/ Ep.1/01/2014. Setelah membaca surat penetapan Hakim Ketua Majelis tertanggal 19 Maret 2014 No 91/PID.B/2014/PN-SBG tentang penentuan hari pertama persidangan perkara ini. Setelah mendengar pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum di persidangan. Setelah mendengar keterangan para saksi dan terdakwa di persidangan. Setelah membaca dan memperhatikan tuntutan pidana Penuntut Umum No. Reg. Perk. PDM-07/SIBOL/Ep/01/2014 yang dibacakan dan diserahkan dipersidangan pada
1
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id tanggal 02 Juni 2014 yang pada akhir uraiannya Penuntut Umum berkesimpulan : Menuntut supaya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan: 1. Menyatakan terdakwa CAHAYATI PANGGABEANterbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Penganiayaan yang mengakibatkan luka’’
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam dakwaan pasal 351 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam dakwaan terlampir. 2. Menjatuhkan pidana penjara terdakwa CAHAYATI PANGGABEANselama 1 (satu) bulan dikurangi selama terdakwa didalam tahanan. 3. Menyatakan barang bukti berupa : -
Selembar papan kayu yang panjangnya sekira ± 60 cm Dirampas untuk dimusnahkan.
4. Menyatakan agar terdakwa CAHAYATI PANGGABEANdibebani dengan membayar biaya perkara sebesar Rp. 1000,- (seribu rupiah). Setelah mendengar pembelaan dari terdakwa yang disampaikan secara lisan di persidangan yang pada pokoknya menyatakan berkeberatan atas tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum tersebut, untuk itu terdakwa memohon keringanan dan terdakwa telah menyatakan penyesalannya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi, atas pembelaan terdakwa tersebut Penuntut Umum bertetap pada tuntutan pidananya. Menimbang, bahwa menurut surat dakwaan Penuntut Umum tertanggal
07
Maret 2014 No. Reg Perk : PDM-07/SIBOL/01/2014, terdakwa diajukan ke persidangan karena didakwa telah melakukan perbuatan pidana sebagai berikut : DAKWAAN : Bahwa dia terdakwa CAHAYATI PANGGABEAN, pada hari Selasa tanggal 13 Agustus 2013, sekira pukul 11.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Agustus 2013, bertempat di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Sibolga, ”Barang siapa melakukan penganiayaan terhadap orang lain yang mengakibatkan orang lain luka”, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara : Berawal pada hari Selasa tanggal 13 Agustus 2013 sekira pukul 07.00 Wib ketika saksi korban Tianur Hutagalung, Sitiasa Hutagalung dan Riamsyah Hutagalung sarapan makan mie tek-tek di Onan Sipan Sihaporas Kelurahan Sibuluan Nauli Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah, setelah selesai sarapan kemudian saksi korban dan Riamsyah Hutagalung pergi kerumah saksi Rittar Siregar untuk menjumpai saksi Asni Panggabean dengan tujuan untuk menjahitkan celana milik saksi Riamsyah Hutagalung yang telah koyak, kemudian saksi korban dan saksi Riamsyah Hutagalung bercerita-cerita didepan rumah saksi Asni Panggabean, selanjutnya sekira pukul 11.00 Wib terdakwa datang lalu duduk disamping kanan korban dan berkata kepada korban ”Namboru asa namatua doho, au sajo diceritaiho (Namboru, percuma kau orang tua, aku saja yang kau ceritai)”, kemudian korban berkata kepada terdakwa ”didia au ceritai ho”, (dimana kuceritai kau ?) kemudian terdakwa berkata
2
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id kembali ” Di parmitek-teki, hubege” (ditempat mie tek-tek itu, kudengar) kemudian korban berkata kepada terdakwa ” boasa dang diroro ho au ? (kenapa ngak diambil aku disitu ?)” lalu terdakwa hanya diam saja, kemudian saksi Riamsyah Hutagalung berkata kepada terdakwa ”dang adaong hami hata-hatai ho (ngak ada kami cerita-ceritai kau)”, kemudian terdakwa mengambil selempar kayu yang panjangnya + 60 cm yang berada didepan teras rumah Rittar Siregar lalu memukulkan selembar papan kayu tersebut kearah mata kanan korban sebanyak 1 (satu) kali, lalu korban menangkis selembar papan kayu yang dipukulkan terdakwa tersebut dengan menggunakan tangan kanan terdakwa sehingga mengenai pelipis mata kanan korban, kemudian terdakwa menarik kedua tangan korban dengan kedua tangannya sehingga korban keluar dari dalam rumah saksi Rittar Siregar hingga halaman rumah tersebut, kemudian saksi Riamsyah Hutagalung datang melerai, setelah itu terdakwa masuk kedalam rumahnya dan korban pun meninggalkan tempat tersebut. Dan akibat perbuatan terdakwa tersebut, saksi korban Tianur Hutagalung, mengalami memar didahi kanan dengan ukuran + 1,5cm x 1,5cm dengan kesimpulan luka tersebut diduga akibat trauma benda tumpul sebagaimana Visum Et Repertum Nomor : 1829/001/RSUD/VIII/2013 tanggal 15 Agustus 2013 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Lenny Hutagalung, dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Pandan. Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP. Menimbang, bahwa terhadap Dakwaan Penuntut Umum tersebut, terdakwa menyatakan telah mengerti dan menyatakan tidak mengajukan keberatan atau eksepsi dan memohon agar pemeriksaan terhadap perkaranya dilanjutkan. Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya tersebut, Penuntut Umum dalam perkara ini telah mengajukan 5 (lima) orang saksi guna didengar keterangannya di persidangan, dan saksi dibawah sumpah pada pokoknya telah memberikan keterangan sebagai berikut : Saksi I. TIANUR BR HUTAGALUNG, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik Polsek Sektor Pandan sehubungan dengan perkara terdakwa ini. - Bahwa keterangan yang saksi berikan kepada Penyidik adalah benar. - Bahwa adapun yang saksi ketahui sehubungan perkara terdakwa ini adalah masalah penganiayaan yang dilakukan terdakwa Terhadap diri saksi sendiri. Bahwa penganiayaan yang dilakukan terdakwa terjadi pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pukul 11.00 Wib dan bertempat di dalam Rumah Anak kandung RITTAR SIREGAR yang terletak di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Bahwa terdakwa pada saat melakukan Penganiayaan itu menggunakan alat berupa 1 (satu) lembar papan yang panjangnya sekitar 60 CM. Bahwa Barang Bukti yang diajukan dalam perkara terdakwa ini adalah benar. Bahwa adapun cara terdakwa pada saat melakukan Penganiayaan tersebut terhadap diri saksi adalah dengan cara terdakwa memukul pepilis mata sebelah kanan saya sebanyak
3
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id 1 (satu) kali dan kemudian terdakwa menarik tangan saksi dengan menggunakan kedua tangan terdakwa sehingga saksi keluar dari dalam rumah. Bahwa terdakwa memukulkan papan kepada pelipis mata kanan saksi sebanyak 1 (satu) kali. Bahwa kayu papan tersebut didapatkan terdakwa dari depan rumah, dimana sebelumnya papan tersebut digunakan anak saksi RITTAR SIREGAR sebagai Jembatan untuk jalan sepeda motor anak saksi kedalam rumah. Bahwa adapun sebabnya terdakwa melakukan Penganiayaan tersebut terhadap saksi adalah
terdakwa
menduga
atau
berprasangka
saksi
telah
menceritakan
atau
menggosipkan pada saat saksi bercerita dengan SITIASA HUTAGALUNG dan RIANSYAH HUTAGALUNG pada saksi sedang makan Mei tek-tek dengan SITIASA HUTAGALUNG dan RIANSYAH HUTAGALUNG. Bahwa akibat perbuatan terdakwa sehingga Pelipis mata sebelah kanan saksi menjadi bengkak, kepala saksi terasa pusing dan saksi terhalang melakukan pekerjaan saksi sehari-hari. Bahwa pada saat terdakwa melakukan Penganiayaan tersebut tidak ada temannya hanya terdakwa sendiri. Bahwa begitulah pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekira pukul 07.00 Wib pada saat itu saksi bersama SITIASA HUTAGALUNG dan RIAMSYAH HUTAGALUNG sedang Sarapan Makan Mie Tek-tek di Onan atau Pasar Sipan Sihaporas Kelurahan Sibuluan Nauli Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah dan setelah selesai sarapan lalu saksi bersama RIAMSYAH HUTAGALUNG pergi ke rumah anak saksi yang bernama RITTAR SIREGAR untuk menemui atau menjumpai menantu saksi ASNI PANGGABEAN dengan tujuan untuk menjahitkan Celana anak RIAMSYAH HUTAGALUNG yang sudah koyak dan setelah berada di rumah anak saksi lalu saksi bersama RIAMSYAH HUTAGALUNG bercerita-cerita dan sekitar pukul 11.00 Wib datanglah terdakwa masuk kedalam rumah anak saksi RITTAR SIREGAR dan duduk disamping kanan saksi dan kemudian terdakwa mengatakan kepada saksi “ Namboru, asal namatua doho, ahu sajo dicatai ho” yang artinya “ Namboru, percuma kau orang tua, aku saja yang kau ceritai “ dan mendengar itu lalu saksi menanyakan terdakwa dengan mengatakan “ Didia ahu caritai ho ( Dimana ku ceritai Kau ?” dan terdakwa menjawab saksi dengan mengatakan “ Di Parmi Tek-tek I ( ditempat Mei Tek-tek itu ku dengar ) “ lalu saksi mengatakan kepada terdakwa “ Boasa dang diroro ho au ?” ( Kenapa nggak diambil aku disitu ?) dan kemudian terdakwa diam saja. Kemudian RIAMSYAH HUTAGALUNG mengatakan kepada Terdakwa “ Dang adong hami hata-hata I ho ( Nggak ada kami cerita-cerita Kau ) setelah itu terdakwa mengambil selembar papan kayu yang panjangnya sekitar kurang lebih 60 CM ang terletak di depan Teras Rumah yang biasanya digunakan anak saksi RITTAR SIREGAR sebagai jembatan memasukkan sepeda mtornya kedalam rumah lalu terdakwa memukulkan papan kayu tersebut yang saksi berusaha menangkis namun mengenai Pelipis mata kanan saksi setelah itu terdakwa menarik kedua tangan saksi dengan menggunakan tangan terdakwa sampai saksi keluar dari dalam rumah anak saksi RITTAR SIREGAR lalu terdakwa masuk kedalam rumahnya yang berada disamping rumah anak saksi RITTAR SIREGAR dan saksi bersama RIAMSYAH HUTAGALUNG pulang kerumah kami masing-masing.
4
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id Bahwa saksi ada berobat ke Dokter. Bahwa Visum Et Revertum ini adalah benar. Bahwa belum ada perdamaian antara saksi dengan terdakwa. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya dan tidak berkeberatan. Saksi II. RIAM SYAH HUTAGALUNG, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik Polsek Sektor Pandan sehubungan dengan perkara terdakwa ini. - Bahwa keterangan yang saksi berikan kepada Penyidik adalah benar. - Bahwa adapun yang saksi ketahui sehubungan perkara terdakwa ini adalah masalah Penganiayaan yang dilakukan terdakwa Terhadap diri TIANUR HUTAGALUNG. Bahwa penganiayaan yang dilakukan terdakwa terjadi pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pukul 11.00 Wib dan bertempat di dalam Rumah Anak kandung TIANUR HUTAGALUNG yang bernama RITTAR SIREGAR yang terletak di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Bahwa terdakwa pada saat melakukan Penganiayaan itu semula saksi tidak mengetahui apakah menggunakan alat, tetapi setelah malam harinya atas pengakuan Terdakwa bahwa terdakwa ada menggunakan alat berupa 1 (satu) lembar papan yang panjangnya sekitar 60 cm. Bahwa barang bukti yang diajukan dalam perkara terdakwa ini adalah benar. Bahwa adapun cara terdakwa pada saat melakukan Penganiayaan tersebut terhadap diri TIANUR HUTAGALUNG adalah dengan cara terdakwa menjambak rambut TIANUR HUTAGALUNG. Bahwa sehubungan pengakuan terdakwa pada malam harinya bahwa terdakwa memukulkan papan kepada pelipis mata kanan saksi sebanyak 1 (satu) Kali. Bahwa kayu papan tersebut didapatkan terdakwa dari depan rumah, dimana sebelumnya papan tersebut digunakan anak saksi TIANUR HUTAGALUNG yang bernama RITTAR SIREGAR sebagai Jembatan untuk jalan sepeda motor RITTAR SIREGAR kedalam rumah. Bahwa adapun sebabnya terdakwa melakukan Penganiayaan tersebut terhadap TIANUR HUTAGALUNG adalah terdakwa menduga atau berprasangka TIANUR HUTAGALUNG telah menceritakan atau menggosipkan pada saat TIANUR HUTAGALUNG bercerita dengan SITIASA HUTAGALUNGpada saat sedang makan Mei tek-tek dengan SITIASA HUTAGALUNG ditempat Jualan Mie Tek-tek. Bahwa akibat perbuatan terdakwa sehingga Pelipis mata sebelah kanan TIANUR HUTAGALUNG menjadi luka bengkak. Bahwa pada saat terdakwa melakukan Penganiayaan tersebut tidak ada temannya hanya terdakwa sendiri. Bahwa begitulah pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekira pukul 09.00 Wib saksi datang kerumah RITTAR SIREGAR anak kandung TIANUR HUTAGALUNG yang terletak di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten
5
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id Tapanuli Tengah untuk menjumpai ASNI PANGGABEAN adik kandung terdakwa dan tujuan saksi kesana untuk menjahitkan celana anak saya yang dalam keadaan koyak atau sobek. Pada saat saksi tiba di rumah ASNI PANGGABEAN saksi melihat TIANUR HUTAGALUNG sudah ada sedang duduk bercerita dengan ASNI PANGGABEAN yang Menantu TIANUR HUTAGALUNG atau Isteri dari RITTAR SIREGAR dan saat itu saksi mendengar TIANUR HUTAGALUNG dengan ASNI PANGGABEAN sedang duduk sambil bercerita-cerita didalm rumah ASNI PANGGABEAN dekat pintu. Kemudian sekitar pukul 11.00 Wib datanglah terdakwa kerumah ASNI PANGGABEAN lalu mendekati TIANUR HUTAGALUNG dan mengatakan kepada TIANUR HUTAGALUNG “ Bou, terus ahu dihata-hatai ho au Bou ( Bo uterus kau menceritakan aku Bou “ lalu TIANUR HUTAGALUNG mengatakan kepada terdakwa “ Didia ho hu hata-hatai ( Dimana kau ku ceritai ) “ dan dijawab TIANUR HUTAGALUNG “ Di Par Mie Tek-tek ( Dijualan Mei Tektek ) “ dan selanjutnya TIANUR HUTAGALUNG mengatakan “ Molo dibege ho ahu maen, ma hua dang disungkun ho ahu ( kalau memang dengar aku kenapa nggak kau katakana kepada saya )” lalu TIANUR HUTAGALUNG menampar pipi kiri terdakwa dengan pelan dengan menggunakan tangan kanan satu kali kemudian Terdakwa dengan menggunakan kedua tangan terdakwa menjambak rambut TIANUR HUTAGALUNG lalu TAINUR HUTAGALUNG menjambak rambut terdakwa dan melihat kejadian itu lalu saksi melerai perkelahian itu dengan cara menarik tubuh TIANUR HUTAGALUNG sambil saksi mengatakan “ Nunga bei akkang, beta akkang mulak ( Sudahlah itu Kak, ayo kak kita pulang ). Dan kemudian datanglah Cucu TIANUR HUTAGALUNG yang bernama TARMIZI yang masih berusia 4 (empat) Tahun memeluk tubuh TIANUR HUTAGALUNG yang saat itu masih saling jambak-jambakan rambut dan melihat itu lalu saksi mengangkat dan menggendong tubuh TARMIZI takut saksi TARMIZI tidak jatuh dan terpijak –pijak karena pekelahian itu kemudian saksi membawa TIANUR HUTAGALUNG pulang kerumahnya. Bahwa saksi tidak melihat ketika terdakwa memukul pilipis TIANUR HUTAGALUNG dengan Papan Kayu. Bahwa pada saat itu saksi melihat pelipis mata Kanan TIANUR HUTAGALUNG ada membengkak dan mengalami luka memar. Bahwa saksi mengetahui terdakwa ada memukul TIANUR HUTAGALUNG dengan menggunakan papan kayu dmana pada Malam harinya sekitar pukul 20.00 Wib ada berkumpul dirumah terdakwa yang terletak di samping rumah ASNI PANGGABEAN yaitu di jalan Padang Sidempuan Kelirahan Sibuluan Raya Kecamatan pandan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan tujuan untuk mendamaikan perkelahian antara terdakwa dengan TAINUR HUTAGALUNG secara kekeluargaan dan yang ada pada saat itu saksi, SITI ASAH HUTAGALUNG, Suami Terdakwa dan juga keluarga terdakwa, tetapi korban TIANUR HUTAGALUNG malam itu tidak ada karena sedang berobat di Rumah Sakit Umum Pandan dan pada saat dirumah terdakwa oleh terdakwa ada mengakui dengan mengatakan “ Memang hu pukkul do ibana maksudnya TIANUR HUTAGALUNG dohot papan I, hape ditangkis ibana pake tanganna, hape hona juo do papan I tu pelipis matanai , naeng hu pukkul sahali nai, sadar ma ahu hulepasson sajo ma papan I di halaman ni jabu I ( memang ku pukulnya dia pake papan, tetapi ditangkis dia pakai tangannya, jadi kena papan itu ke pelipis mata
6
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id kanan TIANUR HUTAGALUNG, mau kupukul sekali lagi, saya sadar dank u lepaskan papan itu dihalaman rumah itu )“ Setelah mendengar Pengakuan terdakwa pada saat itulah saksi mengetahui terdakwa ada melakukan pemukulan dengan menggunakan papan kayu yang panjangnya sekitar 60 CM. Bahwa saksi ada berobat ke Dokter. Bahwa Visum Et Revertum ini adalah benar. Belum ada perdamaian antara Saksi TIANUR HUTAGALUNG dengan Terdakwa. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya dan tidak berkeberatan. Saksi III. SITI ASAH HUTAGALUNG, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik Polsek Sektor Pandan sehubungan dengan perkara terdakwa ini. - Bahwa keterangan yang saksi berikan kepada Penyidik adalah benar. - Bahwa adapun yang saksi ketahui sehubungan perkara terdakwa ini adalah masalah Penganiayaan yang dilakukan terdakwa Terhadap diri TIANUR HUTAGALUNG. Bahwa penganiayaan yang dilakukan terdakwa terjadi pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pukul 11.00 Wib dan bertempat di dalam Rumah Anak kandung TIANUR HUTAGALUNG yang bernama RITTAR SIREGAR yang terletak di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Bahwa pada saat terjadinya penganiayaan yang dilakukan terdakwa terhadap saksi TIANUR HUTAGALUNG tidak saksi lihat. Bahwa saksi mengetahui Penganiayaan yang dilakukan terdakwa terhadap saksi Korban TIANUR HUTAGALUNG atas Pemberitahuan saksi TIANUR HUTAGALUNG kepada saksi dimana TIANUR HUTAGALUNG ada menanyakan kepada saksi “ Apakah saya ada menceritai CAHAYATI PANGGABEAN pada saat kita Makan Mie Tek-tek? “ dan saksi katakan tidak ada. Bahwa saksi dengan Saksi korban ada Makan Mie Tek-tek di Pasar Onan Sibuluan. Bahwa saksi dengan saksi TIANUR HUTAGALUNG makan Mie Tek-tek pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pukul 08.00 Wib. Bahwa pada saat makan Mie Tek-tek saksi bersama saksi TIANUR HUTAGALUNG dan yang bernama RIAMSYAH HUTAGALUNG. Bahwa pada saat saksi bersama saksi TIANUR HUTAGALUNG dan RIAMSYAH HUTAGALUNG tidak ada yang kami ceritai, pada saat itu saksi TIANUR HUTAGALUNG dan RIAMSYAH HUTAGALUNG mengatakan kepada saksi “Untung kau datang, biar kau yang membayar Mie-tek-tek ini “dan TIANUR HUTAGALUNG menanyakan lagi kepada saksi “Apakah anak mu pulang dari Papua ?” dan saksi jawab Ya. Bahwa dapat saksi jelaskan semula kejadian itu tidak saksi lihat, namun setelah TIANUR HUTAGALUNG menceritakan barulah saksi ketahui tentang kejadian itu. Kemudian sekira pukul 20.00 Wib kami berkumpul dirumah terdakwa yang terletak disamping rumah ASNIDAWATI PANGGABEAN di Jalan P.Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya
7
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id Kecamatan Pandan kabupaten Tapanuli Tengah dan saat itu yang ada pada saat pertemuan itu adalah : saksi, terdakwa, suami terdakwa dan Adik terdakwa yang bernama ASNIDAWATI PANGGABEAN serta keluarga terdakwa yang tidak saksi ketahui
namanya
dan
pertemuan
itu
untuk
membicarakan
tentang
kejadian
penganiayaan yang dilakukan terdakwa terhadap saksi Korban TIANUR HUTAGALUNG dengan tujuan untuk Mendamaikan terdakwa dengan TIANUR HUTAGALUNG. Dan pada saat pertemuan tersebut diadakan oleh terdakwa ada mengatakan dan mengakui dengan mengatakan “ Memang Hu pukkul do ibana ( TIANUR HUTAGALUNG dohot Papan i, hape ditangkis ibana pakke tanganna, hape hona juo do ujung ni papan i tu Pelipis matana i, naeng hupukkul sahali nai , sadar nama ahu hulepashon sajoma hau I dijoloni jabu i ( Memang ku pukulnya dia pakai panan, tapi ditangkis dengan tangannya, namun kena ujung papan ke pelipis matanya, mau kupukul sekali lagi saksi sadar dan melepaskan papan itu dihalama rumah itu “Dan setelah saksi mendengar pengakuan terdakwa barulah saksi mengetahui bahwa terdakwa telah melakukan pemukulkan terhadap saksi korban
TIANUR HUTAGALUNG yang mengenai Pilipis Mata dan
mengakibatkan memar dan bengkak pada pelipis mata kanan TIANUR HUTAGALUNG dan papan itu biasanya digunakan sebagai jembatan untuk memasukkan sepeda motor ASNIDAWATI PANGGABEAN kerumahnya. Bahwa pada saat pertemuan itu saksi korban TIANUR HUTAGALUNG tidak ada dan diberitahukan pada saat itu sedang berobat ke Rumah sakit Pandan akibat pemukulan yang dilakukan terdakwa. Bahwa terdakwa pada saat melakukan Penganiayaan itu semula saksi tidak mengetahui apakah menggunakan alat, tetapi setelah malam harinya atas pengakuan Terdakwa bahwa terdakwa ada menggunakan alat berupa 1 (satu) lembar papan. Bahwa barang bukti yang diajukan dalam perkara terdakwa ini adalah benar. Bahwa adapun cara terdakwa pada saat melakukan Penganiayaan tersebut terhadap diri TIANUR HUTAGALUNG tidak saksi lihat karena pada saat kejadian saksi tidak ada ditempat. Bahwa sehubungan pengakuan terdakwa padamalam harinya bahwa terdakwa memukulkan papan kepada pelipis mata kanan saksi sebanyak 1 (satu) Kali. Bahwa Kayu papan tersebut didapatkan terdakwa dari depan rumah ASNIDAWATI PANGGABEAN,
dimana
sebelumnya
papan
tersebut
digunakan
ASJIDAWATI
PANGGABEAN sebagai Jembatan untuk jalan sepeda motor kedalam rumah. Bahwa adapun sebabnya terdakwa melakukan Penganiayaan tersebut terhadap TIANUR HUTAGALUNG adalah terdakwa menduga atau berprasangka TIANUR HUTAGALUNG
telah
menceritakan
HUTAGALUNG bercerita dengan saksi
atau
menggosipkan
pada
saat
TIANUR
pada saat sedang makan Mie tek-tek.
Bahwa akibat perbuatan terdakwa sehingga Pelipis mata sebelah kanan TIANUR HUTAGALUNG menjadi memar dan bengkak. Bahwa pada saat terdakwa melakukan penganiayaan tersebut tidak ada temannya hanya terdakwa sendiri. Bahwa mengenai Visum Et Revertum ini saksi tidak mengetahuinya. Bahwa belum ada perdamaian antara saksi TIANUR HUTAGALUNG dengan Terdakwa.
8
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id Bahwa pada saat saksi dengan saksi TIANUR HUTAGALUNG makan Mie Tek-tek tidak ada cerita mengenai terdakwa. Bahwa pada saat kami makan Mie Tek-tek pilipis saksi TIANUR HUTAGALUNG tidak ada memar dan bengkak. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya dan tidak berkeberatan. Saksi IV. ASNIDAWATI PANGGABEAN, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik Polsek Sektor Pandan sehubungan dengan perkara terdakwa ini.
Bahwa keterangan yang saksi berikan kepada Penyidik adalah benar.
Bahwa adapun yang saksi ketahui sehubungan perkara terdakwa ini adalah masalah Penganiayaan yang dilakukan terdakwa Terhadap diri TIANUR HUTAGALUNG.
Bahwa penganiayaan yang dilakukan terdakwa terjadi pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pukul 11.00 Wib dan bertempat di dalam Rumah saksi yang terletak di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Bahwa pada saat terjadinya Penganiayaan yang dilakukan Terdakwa terhadap Saksi TIANUR HUTAGALUNG saksi lihat.
Bahwa dapat saksi jelaskan bahwa semula saksi sedang berada didalam rumah saksi di Jalan P.Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekira pukul 09.00 Wib datanglah Mertua saksi yang bernama TIANUR HUTAGALUNG melihat Cucunya anak saksi yang biasanya setiap hari Pekan atau Onan di Sibuluan Setiap Hari Selasa dan hari Sabtu dan tidak berapa lama kemudian datang RIAMSYAH HUTAGALUNG kerumah saksi membawa Celana Anaknya yang sudah koyak atau Sobek untuk saksi Jahit dan kemudian saksi menjahit Celana anak RIAMSYAH HUTAGALUNG yang koyak atau sobek dan pada saat saksi menjahit celana anak RIAMSYAH HUTAGALUNG oleh Mertua saksi TIANUR HUTAGALOUNG dan RIAMSYAH HUTAGALUNG dudik sambil bercerita di dalam rumah dekat pintu depan rumah. Sekitar pukul 11.00 Wib datanglah Kakak kandung saksi yang bernama CAHAYATI PANGGABEAN yang saat ini men jadi terdakwa dalam perkara ini yang kemudin duduk disamping Merua saksi TIANUR HUTAGALUNG yang kemudian terdakwa mengatakan kepada Mertua saksi TIANUR HUTAGALUNG “ Ahu dang lomo rohakku Bou dihatai-hatai ho ahu di Parmi Tek-tekkan yang artinya tidak senang hati ku Bou kau ceritai aku di tempat jualan Mie Tek-tek dinasa “ , mendengar itu oleh mertua saksi mengatakan kepada Terdakwa “ Dang adong hu hata-hatai ho , molo dibege ho hupakkata-hatai ho , boasa dang digora ho ahu disi yang artinya Tidak ada saya ceritai-ceritai kau disana, kalau kau dengar kanapa tidak kau tegur aku disana ? ” dan selanjutnya mertua saksi TIANUR HUTAGALUNG menampar Pipi Kiri dan Pipi Kanan dari terdakwa masing-masing sebanyak satu kali dengan menggunakan tangan kanannya sambil Mertua saksi
9
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id mengatakan kepada Terdakwa “Unang didokkon ho hata na so tutu (jangan kau katakana kata-kata yang tidak benar)“ lalu Terdakwa mengatakan kepada TIANUR HUTAGALUNG “ Oh Dipastap ho ahu (Oh kau tampar saya) lalu terdakwa menampar Pipi kiri Mertua saksi TIANUR HUTAGALUNG sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan tangan kanan terdakwa selanjutnya Terdakwa bersama Mertua saksi TIANUR HUTAGAOUNG sama-sama berdiri lalu mereka berdua saling jambak-jambakan rambut dengan menggunakan kedua tangan mereka dan melihat itu anak saksi yang masih berukur 5 (lima) tahun bernama TARMIZI SIREGAR dan adiknya bernama RAGA SIREGTAR datang memeluk Mertua saksi TIANUR HUTAGALUNG sambil berkata dan mengangis “Ompung-ompung “ dan melihat itu oleh RIAMSYAH HUTAGALUNG lalu memeluk dan membawa anak saksi satu persatu agar tidak mengenai akibat perkelahian antara terdakwa dengan TIANUR HUTAGALUNG
yang
selanjutnya
Terdakwa
dan
Mertua
saksi
TIANUR
HUTAGALUNG keluar dari dalam rumah dan menuju Halaman Rumah saksi seterusnya saksi melihat terdakwa ada memegang papan kayu lalu saksi Gemetar didalam rumah atas perkelahian itu dan selanjutnya saksi meminta supaya pulang kerumahnya biar tenang dan jangan terulang lagi jambak-jambakan.
Bahwa saksi tidak melihat pada saat terdakwa memukulkan papan itu ke pelipis mata kanan korban Mertua saksi TIANUR HUTAGALUNG.
Bahwa bukan seperti itu saksi terangkan, salah keterangan itu.
Bahwa sebelum saksi tanda-tangani saksi membacanya terlebih dahulu.
Bahwa keterangan itu tidak benar dan saksi cabut.
Bahwa saksi ada melihat Pepilis mata kanan Mertua Saya TIANUR HUTAGALUNG dan saya melihat Pelipis Mata Kanan dalam keadaan memar.
Bahwa saksi melihatnya pada Esok harinya.
Bahwa saksi lihat tidak berdarah.
Bahwa saksi tidak mengetahui apa Penyebabnya sehingga Memar.
Bahwa Mertua Saya TIANUR HUTAGALUNG ada Dibawa ke Rumah Sakit Untuk berobat.
Bahwa pada saat kejadian suami saksi tidak sedang berada dirumah.
Bahwa sore harinya saksi dihubungi Kakak saksi agar Pihak kami berkumpul dan malam mitu dari Pihak kami atau pihak terdakwa berkumpul dirumah saksi untuk Musyawarah dan untuk menyesesaikan Masalah terdakwa dengan Mertua saksi dengan Jalan Damai dan kami tunggu sampai Jam 22.00 Wib mertua saksi tidak datang dan kami ketahui setelah berobat ke Rumah sakit Pandan seterusnya membuat pengaduan ke Polsek Pandan.
Bahwa tidak ada dihubungi Mertua saksi untuk datang.
Bahwa suami saksi anak Bungsu dari Mertua saksi.
Bahwa sampai saat sekarang ini belum ada Perdamaian dan beberapa hari yang lalu Pihak kami atau terdakwa sudah berusaha namun Mertua saksi tidak bersedia untuk berdamai.
10
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id
Bahwa pada saat pertemuan itu saksi korban TIANUR HUTAGALUNG tidak ada dan diberitahukan pada saat itu sedang berobat ke Rumah sakit Pandan akibat pemukulan yang dilakukan terdakwa.
Bahwa saksi tidak melihat alat apa yang digunakan terdakwa pada saat itu, tetapi saksi hanya melihat terdakwa dan saksi TIANUR HUTAGALUNG saling Jambakjambakan.
Bahwa barang bukti yang diajukan dalam perkara terdakwa saksi tidak tahu.
Bahwa mengenai Visum Et Revertum ini saksi tidak mengetahuinya. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya dan
tidak berkeberatan. Saksi V. RITTAR SIREGAR, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa Terdakwa adalah kakak Ipar saksi, dimana terdakwa Kakan kandung isteri saksi yang bernama ASNIDAWATI PANGGABEAN.
Bahwa sebelumnya tidak ada Masalah antara Terdakwa dengan Ibu kandung saksi TIANUR HUTAGALUNG.
Bahwa Ibu saksi sering datang kerumah saksi setiap Pekan di Sibuluan yaitu Hari Selasa dan Hari Sabtu untuk melihat Anak saksi.
Bahwa pada saat terjadinya perbuatan terdakwa terhadap Ibu kandung saya tidak saksi lihatkarena saat itu saksi tidak ada dirumah.
Bahwa kejadian itu saksi ketahui setelah Isteri saksi memberitahukan kepada saksi.
Bahwa Isteri saksi menceritakan kepada saksi : Bahwa Ibu kandung saksi datang kerumah saksi untuk melihat anak saksi atau cucunya dan tidak berapa lama kemudian datanglah RIAMSYAH HUTAGALUNG sambil membawa celana anaknya yang dalam keadan koyak atau sobek dan meminta kepada Isteri saksi untuk menjahitnya lalu Isteri Saya menjahit celana anak RIAMSYAH HUTAGALUNG lalu Ibu kandung saksi dan RIAMSYAH HUTAGALUNG duduk sambil cerita dekat pintu rumah.Tidak berapa lama kemudian masuklah terdakwa kedalam rumah saksi dan mendekati Ibu saksi sambil mengatakan “ Bou torus ahu dihata-hatai ho yang artinya Bou terus aku kau kata-katai “ dan Ibu saksi menjawab terdakwa “ Didia ho hu hatahatai yang artinya dimana kau ku ceritai-“ sambil terdakwa menepuk paha ibu saksi yang kemudian terdakwa dan ibu saksi bertengkar mulut dan ibu saksi ada menepuk mulut terdakwa dan terdakwa memukul ibu saksi dengan kayu papan.
Bahwa malam itu juga saksi datang menjumpai ibu saksi kerumahnya, akan tetapi tidak ada dirumah.
Bahwa besok harinya barulah saksi jumpa dengan ibu saksi.
Bahwa saksi melihat diwajah ibu saksi Merah.
Bahwa tindakan saksi mengajak ibu untuk Berobat, tetapi ibu saksi mengatakan bahwa abang saksi sudah membawa ibu saksi berobat.
Bahwa terdakwa meminta untuk berdamai, kami dari keluarga isteri saksi berkumpul untuk musyawarah agar dilakukan perdamaian dengan ibu saksi dan ibu saksi tidak mau masalah ini diselesaikan secara damai.
11
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id
Bahwa saksi sudah berusaha, namun ibu saksi tidak mau berdamai ;dan seminggu sebelum sidang hari ini juga kami lakukan untuk damai, tetapi ibu juga tidak mau berdamai, alasan sudah terlalu lama.
Bahwa saksi bertemu dengan ibu saksi setelah 2 ( dua ) hari kejadian.
Bahwa pada saat Itu ibu saksi duduk dilantai dan bisa berjalan.
Bahwa akibat kejadian itu ibu saksi tidak bekerja selama 1 (satu) minggu. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya dan
tidak berkeberatan. Menimbang, bahwa terdakwa dalam perkara ini juga telah mengajukan 2 (dua) orang saksi yang meringankan (ade charge) yaitu : Saksi I. HASIBUAN, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa setelah terjadinya masalah antara terdakwa dengan TIANUR HUTAGALUNG oleh TIANUR HUTAGALUNG datang kerumah saksi.
Bahwa tujuan TIANUR HUTAGALUNG datang kerumah saksi untuk memberitahukan tentang kejadian itu.
Bahwa saksi korban memberitahukan kepada saksi bahwa Adik Ipar saksi atau terdakwa telah melakukan pemukulan terhadap saksi korban.
Bahwa kejadian itu pada tanggal 13 Agustus 2013.
Bahwa saksi melihat saat itu di Kening ada Luka tergores dan saksi lihat tegar.
Bahwa pada saat itu saksi mengatakan kepada SAKSI Korban IBU TIANUR HUTAGALUNG “Jadi apa Solusi?” dan dijawab TIANUR HUTAGALUNG “Kau yang paling besar Usahakanlah“ dan korban mengatakan lagi kepada saksi “ Kalau kau tidak bisa mengajari, biar aku yang mengajari adik mu yang maksudnya terdakwa.
Bahwa saksi mengusahakan untuk perdamaian, sehingga dari keluarga Isteri saksi berkumpul dan membicarakan perdamaian dan IBU TIANUR HUTAGALUNG tidak datang.
Bahwa Dari pihak terdakwa sudah bersedia jika Korban mau berdamai dan kalau korban di-upah-upah atau di denda terdakwa sudah siap dan malamnya kami sudah kumpul dan dijemput korban, akan tetapi Korban Ibu TIANUR HUTAGALUNG sudah melapor ke Polsek Pandan.
Bahwa
sebelumnya
tidak
ada
masalah
antara
terdakwa
dengan
TIANUR
HUTAGALUNG. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya dan tidak berkeberatan. Saksi II. NIMAWATI PANGGABEAN, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa setelah terjadinya masalah antara terdakwa dengan TIANUR HUTAGALUNG oleh TIANUR HUTAGALUNG datang kerumah saksi.
12
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id
Bahwa tujuan TIANUR HUTAGALUNG datang kerumah saksi untuk memberitahukan tentang kejadian itu.
Bahwa saksi korban memberitahukan kepada Suami saksi bahwa Adik
saksi atau
terdakwa telah melakukan pemukulan terhadap Saksi korban.
Bahwa kejadian itu pada tanggal 13 Agustus 2013.
Bahwa saksi melihat saat itu di kening ada luka tergores dan saksi lihat sehat.
Bahwa pada saat itu suami saksi mengatakan kepada SAKSI Korban IBU TIANUR HUTAGALUNG “Jadi apa Solusi?” dan dijawab TIANUR HUTAGALUNG “Kau yang paling besar Usahakanlah“ dan korban mengatakan lagi kepada Suami saksi “Kalau kau tidak bisa mengajari, biar aku yang mengajari adik mu yang maksudnya terdakwa.
Bahwa saksi mengusahakan untuk perdamaian, sehingga dari keluarga Isteri saksi berkumpul dan membicarakan perdamaian dan IBU TIANUR HUTAGALUNG tidak datang.
Bahwa dari pihak keluarga kami atau dari pihak terdakwa sudah bersedia jika korban mau berdamai dan kalau korban di-upah-upah atau di denda terdakwa sudah siap dan malamnya kami sudah kumpul dan dijemput korban, akan tetapi Korban Ibu TIANUR HUTAGALUNG sudah melapor ke Polsek Pandan.
Bahwa
sebelumnya
tidak
ada
masalah
antara
terdakwa
dengan
TIANUR
HUTAGALUNG.
Bahwa berkumpul dirumah terdakwa pada malam harinya.
Bahwa terdakwa malam itu ada dan saksi lihat terdakwa memakai sarung dan saksi tanya “Kenapa pakai Sarung ? dan dijawab terdakwa “saksi Pendarahan karena pada waktu kejadian terdakwa dalam keadaan Hamil.
Bahwa benar akibat kejadian itu terdakwa menjadi Pendarahan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa membenarkannya dan
tidak berkeberatan. Menimbang, bahwa di persidangan telah pula didengar keterangan terdakwa yang pada pokoknya adalah sebagai berikut : Keterangan Terdakwa : CAHAYATI PANGGABEAN.
Bahwa terdakwa pernah diperiksa oleh Penyidik Polsek Sektor Pandan sehubungan dengan perkara terdakwa ini.
Bahwa keterangan yang terdakwa berikan kepada Penyidik adalah benar.
Bahwa adapun sebabnya sehingga terdakwa diajukan sebagai terdakwa dalam perkara ini karena terdakwa dan saksi korban TIANUR HUTAGALUNG saling menarik rambut atau Jambak-jambakan dengan menggunakan kedua tangan masing-masing.
Bahwa kejadian itu terjadi pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pukul 11.00 Wib dan terjadi didalam rumah dan di Halaman Rumah Adik kandung terdakwa yang bernama ASNIDAWATI PANGGABEAN di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
13
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id
Bahwa pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pagi hari terdakwa sedang berada di pasar atau Onan Sibuluan terdakwa mendengar Saksi TIANUR HUTAGALUNG ada menceritakan diri terdakwa dan sekitar 3 (tiag ) jam kemudian sekira Pukul 11.00 Wib saya datang kerumah Adik kandung terdakwa ASNIDAWATI PANGGABEAN yang terletak di Samping rumah terdakwa di jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah dan setelah terdakwa berada dalam rumah terdakwa melihat Saksi korban TIANUR
HUTAGALUNG
,
RIAMSYAH
HUTAGALUNG
dan
adik
terdakwa
ASNIDAWATI PANGGABEAN dimana TIANUR HUTAGALUNG dan RIAMSYAH HUTAGALUNG duduk dalam rumah dekat pintu lalu terdakwa mendekati dan duduk didepan Saksi TIANUR HUTAGALUNG lalu terdakwa mengatakan kepada TIANUR HUTAGALUNG “ Bou Bincan dison Parumaen mu dohot Etek on hu dok tuho Bou, Unang dokkon songon ni Dabo, haccit rohakku, marsahit ahu, jala baru 2 (dua ) bulan anak hu maninggal ( Bou selagi disini menantu mu maksud terdakwa Adik terdakwa ASNIDAWATI PANGGABEAN bersama Ibu ini, jangan Bou bilang seperti di Pasar Onan itu, sakit hati terdakwa, terdakwa sedang sakit dan Baru 2 (dua) Bulan anak terdakwa meninggal dunia “ mendengar itu Saksi TIANUR HUTAGALUNG marahmarah dan terus menampar Pipi terdakwa sebanyak satu kali dengan menggunakan tangan kananya lalu terdakwa berdiri yang diikuti TIANUR HUTAGALUNG berdiri dan mendorong tubuh terdakwa ke dinding rumah satu kali lalu terdakwa menampar pipi Saksi TIANUR HUTAGALUNG sebanyak satu kali dengan menggunakan tangan kanan terdakwa setelah itu terdakwa keluar dari dalam rumah dan keluar ke halaman rumah yang di-ikuti TIANUR HUTAGALUNG yang kemudian terdakwa dengan TIANUR HUTAGALUNG saling menarik rambut atau jambak-jambakan dengan menggunakan tangan masing-masing dan pada saat jambak-jambakan rambut lalu terdakwa mengambil sepotong kayu papan yang ada dihalan rumah dan saksi TIANUR HUTAGALUNG juga memegang papan tersebut dan terdakwa dengan TIANUR HUTAGALUNG saling tarik-menarik atas kayu papan tersebut yang selanjutnya terdakwa memukulkan papan tersebut kea rah Saksi TIANUR HUTAGALUNG
sebanyak satu kali, setelah itu terdakwa masuk kedalam rumah
terdakwa dan TIANUR HUTAGALUNG masuk kedalam rumah ASNIDAWATI PANGGABEAN dan tidak berapa lama kemudian TIANUR HUTAGALUNG pulang kerumahnya.
Bahwa kayu papan itu berada dihalaman rumah ASNIDAWATI PANGGABEAN dimana papan itu digunakan Suami ASNIDAWATI PANGGABEAN sebagai Jembatan untuk memasukkan Sepeda motornya kedalam rumah.
Bahwa barang bukti ini adalah benar.
Bahwa akibat lemparan batu tersebut sehingga korban menderita Sakit di Kening atau Pelipis mata kanan.
Bahwa Visum Et Revertum ini adalah benar.
Bahwa belum ada Perdamaian dengan pihak korban TIANUR HUTAGALUNG walau sudah berulang kali dari Pihak terdakwa untuk mendamaikan, akan tetapi korban tidak mau.
Bahwa sebelumnya tidak ada masalah dengan TIANUR HUTAGALUNG.
14
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id
Bahwa sehubungan perkara ini terdakwa merasa bersalah dan merasa menyesal.
Bahwa terdakwa bersedia minta maaf dan terdakwa mendatangi Saksi TIANUR HUTAGALUNG untuk minta maaf , tetapi korban TIANUR HUTAGALUNG tidak menerimanya.
Bahwa terdakwa menyesali perbuatannya. Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa,
yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :
Bahwa kejadian itu terjadi pada hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pukul 11.00 Wib dan terjadi didalam rumah dan di Halaman Rumah Adik kandung terdakwa yang bernama ASNIDAWATI PANGGABEAN di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Bahwa pada hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pukul 11.00 Wib bertempat didalam rumah dan di Halaman Rumah Adik kandung terdakwa yang bernama ASNIDAWATI PANGGABEAN di Jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah telah terjadi penganiayaan terhadap korban TIANUR BR HUTAGLUNG yang dilakukan oleh terdakwa.
Bahwa terdakwa melakukan penganiayaan tersebut dengan cara terdakwa memukul pepilis mata sebelah kanan saya sebanyak 1 (satu) kali dan kemudian terdakwa menarik tangan saksi dengan menggunakan kedua tangan terdakwa sehingga saksi keluar dari dalam rumah.
Bahwa begitulah pada Hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013 sekitar pagi hari terdakwa sedang berada di pasar atau Onan Sibuluan terdakwa mendengar Saksi TIANUR HUTAGALUNG ada menceritakan diri terdakwa dan sekitar 3 (tiag ) jam kemudian sekira Pukul 11.00 Wib saya datang kerumah Adik kandung terdakwa ASNIDAWATI PANGGABEAN yang terletak di Samping rumah terdakwa di jalan Padang Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah dan setelah terdakwa berada dalam rumah terdakwa melihat Saksi korban TIANUR HUTAGALUNG , RIAMSYAH HUTAGALUNG dan adik terdakwa ASNIDAWATI PANGGABEAN dimana TIANUR HUTAGALUNG dan RIAMSYAH HUTAGALUNG duduk dalam rumah dekat pintu lalu terdakwa mendekati dan duduk didepan Saksi TIANUR HUTAGALUNG lalu terdakwa mengatakan kepada TIANUR HUTAGALUNG “ Bou Bincan dison Parumaen mu dohot Etek on hu dok tuho Bou, Unang dokkon songon ni Dabo, haccit rohakku, marsahit ahu, jala baru 2 (dua ) bulan anak hu maninggal ( Bou selagi disini menantu mu maksud terdakwa Adik terdakwa ASNIDAWATI PANGGABEAN bersama Ibu ini, jangan Bou bilang seperti di Pasar Onan itu, sakit hati terdakwa, terdakwa sedang sakit dan Baru 2 (dua) Bulan anak terdakwa meninggal dunia “ mendengar itu Saksi TIANUR HUTAGALUNG marahmarah dan terus menampar Pipi terdakwa sebanyak satu kali dengan menggunakan tangan kananya lalu terdakwa berdiri yang diikuti TIANUR HUTAGALUNG berdiri dan mendorong tubuh terdakwa ke dinding rumah satu kali lalu terdakwa menampar pipi Saksi TIANUR HUTAGALUNG sebanyak satu kali dengan menggunakan tangan
15
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id kanan terdakwa setelah itu terdakwa keluar dari dalam rumah dan keluar ke halaman rumah yang di-ikuti TIANUR HUTAGALUNG yang kemudian terdakwa dengan TIANUR HUTAGALUNG saling menarik rambut atau jambak-jambakan dengan menggunakan tangan masing-masing dan pada saat jambak-jambakan rambut lalu terdakwa mengambil sepotong kayu papan yang ada dihalan rumah dan saksi TIANUR HUTAGALUNG juga memegang papan tersebut dan terdakwa dengan TIANUR HUTAGALUNG saling tarik-menarik atas kayu papan tersebut yang selanjutnya terdakwa memukulkan papan tersebut kea rah Saksi TIANUR HUTAGALUNG
sebanyak satu kali, setelah itu terdakwa masuk kedalam rumah
terdakwa dan TIANUR HUTAGALUNG masuk kedalam rumah ASNIDAWATI PANGGABEAN dan tidak berapa lama kemudian TIANUR HUTAGALUNG pulang kerumahnya.
Bahwa kayu papan itu berada dihalaman rumah ASNIDAWATI PANGGABEAN dimana papan itu digunakan Suami ASNIDAWATI PANGGABEAN sebagai Jembatan untuk memasukkan Sepeda motornya kedalam rumah.
Bahwa belum ada Perdamaian dengan pihak korban TIANUR HUTAGALUNG walau sudah berulang kali dari Pihak terdakwa untuk mendamaikan, akan tetapi korban tidak mau.
Bahwa sebelumnya tidak ada masalah dengan TIANUR HUTAGALUNG.
Bahwa sehubungan perkara ini terdakwa merasa bersalah dan merasa menyesal.
Bahwa terdakwa bersedia minta maaf dan terdakwa mendatangi Saksi TIANUR HUTAGALUNG untuk minta maaf , tetapi korban TIANUR HUTAGALUNG tidak menerimanya.
Bahwa terdakwa belum pernah dihukum. Menimbang, bahwa untuk mempersingkat Putusan ini maka segala sesuatu yang
terjadi di persidangan telah termuat dalam Barita-Acara Persidangan yang merupakan satu kesatuan utuh dan tidak terpisahkan dengan Putusan ini. Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah terdakwa dapat dipersalahkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang dikemukakan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya. Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan meninjau apakah dengan fakta yuridis yang telah ternyata tersebut terdakwa dapat dipersalahkan sebagaimana dalam Pasal undang-undang hukum pidana yang telah didakwakan oleh Penuntut Umum kepadanya dan untuk itu akan dipertimbangkan apakah unsur-unsurnya telah terpenuhi adanya. Menimbang, bahwa dalam perkara ini terdakwa diajukan oleh Penuntut Umum ke persidangan dengan dakwaan yang disusun secara tunggal yaitu Pasal 351 ayat (1) KUHP, sehingga terhadap dakwaan yang demikian susunannya, Majelis dalam mempertimbangkan dakwaan tersebut setelah melihat fakta yang terungkap dipersidangan, apakah dari dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum tersebut dapat dibuktikan oleh Penuntut Umum. Menimbang, bahwa Penuntut Umum dalam tuntutan pidananya telah berpendapat bahwa perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur dari Pasal 351 ayat (1) KUHP, sehingga dakwaan tunggal tersebut telah terbukti pula secara sah menurut hukum dan meyakinkan.
16
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id Menimbang, bahwa sehubungan dengan itu, Majelis akan meninjau apakah benar dakwaan tunggal tersebut telah dapat dibuktikan secara sah menurut hukum dan meyakinkan oleh Penuntut Umum ataukah tidak. Menimbang, bahwa dakwaan tunggal Pasal 351 ayat (1) KUHP tersebut mempunyai unsur-unsur sebagai berikut : 1. Barang siapa. 2. Melakukan penganiayaan terhadap orang lain yang mengakibatkan orang lain luka. Ad. 1. Barang siapa. Menimbang, bahwa mengenai unsur ke-1 tersebut di atas, yaitu “barang siapa” Majelis akan mempertimbangkan sebagai berikut : Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan barang siapa disini adalah orang atau pribadi yang merupakan subyek hukum yang melakukan suatu perbuatan pidana atau subyek pelaku dari pada suatu perbuatan pidana. Menimbang, bahwa di dalam persidangan terdakwa telah menerangkan bahwa ia adalah orang atau pribadi yang beridentitas seperti apa yang
disebutkan dalam surat
dakwaan Penuntut Umum. Menimbang, bahwa untuk menetapkan apakah benar terdakwa sebagai subyek pelaku dari pada suatu perbuatan pidana dalam perkara ini perlu dibuktikan apakah terdakwa tersebut benar telah melakukan suatu rangkaian tingkah laku perbuatan sebagaimana yang didakwakan. jika benar terdakwa melakukan suatu rangkaian tingkah laku perbuatan yang memenuhi semua unsur-unsur dari pasal undang-undang hukum pidana yang didakwakan, maka dengan sendirinya unsur barang siapa tersebut telah terpenuhi, bahwa terdakwa adalah pelaku dari perbuatan pidana dalam perkara ini. Menimbang, bahwa untuk itu Majelis akan melihat unsur-unsur berikutnya apakah telah terpenuhi adanya oleh perbuatan terdakwa. Ad. 2. Melakukan penganiayaan terhadap orang lain yang mengakibatkan orang lain luka. Menimbang, bahwa mengenai unsur ke-2 yaitu “melakukan penganiayaan terhadap orang lain yang mengakibatkan orang lain luka” Majelis akan memberikan pertimbangan sebagai berikut: Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan penganiayaan adalah dengan sengaja menyebabkan rasa tidak enak, rasa sakit atau luka. Menimbang, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan persidangan yaitu dari keterangan terdakwa dan saksi-saksi yang saling berkaitan diperoleh fakta hukum bahwa pada hari Selasa tanggal 13 Agustus sekira pukul 11.00 Wib bertempat dirumah Rittar Siregar Jalan P.Sidempuan Kelurahan Sibuluan Raya Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanulu Tengah, terdakwa melakukan penganiayaan terhadap saksi korban TIANUR HUTAGALUNG. Menimbang, bahwa pada awalnya dari masalah dimana terdakwa tidak senang terhadap korban dan melakukan penganiayaan dengan cara terdakwa menampar pipi kiri korban sebanyak 1 (satu) kali dengan mennggunakan tangan kanannya, kemudian terdakwa menjambak rambut korban dengan menggunakan kedua tangannya, setelah itu terdakwa
17
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id mengambil sebuah papan kayu yang panjangnya sekira 40 cm, dan kemudian antara korban dengan terdakwa saling memegang dan menarik kayu tersebut, sehingga terdakwa tidak mengetahui apakah papan kayu tersebut adalah mengenai kepala bagian kening atau dahi kanan terdakwa. Menimbang, bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut saksi korban TIARNI SIPAHUTAR mengalami memar didahi kanan dengan ukuran + 1,5cm x 1,5cm dengan kesimpulan luka tersebut diduga akibat trauma benda tumpul sebagaimana Visum Et Repertum Nomor : 1829/001/RSUD/VIII/2013 tanggal 15 Agustus 2013 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Lenny Hutagalung, dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Pandan. Menimbang, bahwa dengan terpenuhinya unsur ke-2, dari Pasal 351 ayat (1) KUHP tersebut, maka dengan sendirinya pula unsur ke-1 “barang siapa” di muka telah terpenuhi pula bahwa terdakwa adalah pelaku dari perbuatan pidana dalam perkara ini, yaitu sebagai “orang yang dengan sengaja melakukan penganiayaan menyebabkan luka”. Menimbang, bahwa dengan terpenuhinya semua unsur-unsur dari 351 ayat (1) KUHP tersebut, maka Majelis berpendapat dan sependapat dengan Penuntut Umum dalam tuntutan pidananya bahwa dakwaan Penuntut Umum pada dakwaan tunggal telah dapat dibuktikan secara sah menurut hukum dan meyakinkan. Menimbang, bahwa perbuatan terdakwa yang telah terbukti tersebut menurut undang-undang adalah kejahatan. Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan terdakwa telah terbukti secara sah menurut hukum dan meyakinkan, maka kepada terdakwa harus dinyatakan bersalah dan karena itu sudah sepantasnya pula dijatuhi pidana yang setimpal dengan kesalahannya, karena sepanjang pemeriksaan dipersidangan pada waktu terdakwa melakukan perbuatan tersebut dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tidak ditemukan adanya alasan pemaaf dan pembenar yang dapat membebaskan dan atau melepaskan terdakwa
dari
segala tuntutan hukum atas perbuatan dan kesalahannya itu. Menimbang, bahwa sebelum Majelis menetapkan pidana kepada terdakwa, maka terlebih dahulu akan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan pidana bagi terdakwa yaitu sebagai berikut : Hal-hal yang memberatkan : Bahwa perbuatan terdakwa mengakibatkan saksi korban mengalami luka. Hal-hal yang meringankan :
Terdakwa belum pernah dihukum.
Terdakwa mengakui terus-terang perbuatannya dan berlaku sopan selama persidangan.
Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
Bahwa terdakwa sudah berniat berdamai dengan saksi korban namun saksi korban tidak mau berdamai. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka
Majelis berpendapat telah tepat dan adil kiranya pidana yang dijatuhkan terhadap diri terdakwa adalah sebagaimana yang akan ditentukan dalam amar putusan ini.
18
Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang berupa selembar papan kayu yang panjangnya sekira + 60 Cm, oleh karena itu terhadap barang bukti tersebut akan ditentukan dalam amar putusan ini. Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 222 ayat (1) KUHAP kepada terdakwa harus pula dibebani untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan ini. Mengingat akan pasal-pasal dari Undang-undang dan peraturan lain yang bersangkutan terutama Pasal 351 ayat (1) KUHP dan Undang-Undang RI No. 81 Tahun 1981 Tentang KUHAP. M E N G A D I L I 1. Menyatakan terdakwa CAHAYATI PANGGABEAN telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PENGANIAYAAN”. 2. Menjatuhkan pidana terhadap CAHAYATI PANGGABEAN dengan pidana penjara selama : 16 (ENAM BELAS) HARI. 3. Menetapkan bahwa lamanya masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 4. Memerintahkan Terdakwa segera dikeluarkan dari Tahanan Rumah. 5. Menetapkan barang bukti berupa :
Selembar papan kayu yang panjangnya sekira + 60 cm. Dimusnahkan.
6. Membebani
terdakwa
untuk
membayar
biaya
perkara
sebesar
Rp.2.000,-
( dua ribu rupiah). Demikianlah diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim pada hari ini : SENIN tanggal 02 JUNI 2014 oleh kami : EMANUEL ARI BUDIHARJO, SH sebagai Hakim Ketua, HERMAN F.A. DAULAY, SH., MH dan ANTONI TRIVOLTA, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana
pada hari itu juga diucapkan dalam persidangan yang
terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis Hakim tersebut, dengan dihadiri oleh masing-masing Hakim Anggota dengan dibantu oleh E. SIAHAAN Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Sibolga dihadapan HIRAS AFANDY SILABAN, SH Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Sibolga serta dihadiri oleh terdakwa. HAKIM ANGGOTA
HAKIM KETUA
HERMAN F.A. DAULAY, SH., MH
EMANUEL ARI BUDIHARJO, SH
ANTONI TRIVOLTA, SH PANITERA PENGGANTI E. SIAHAAN
19