Pidato Hadhrat Khalifatul Masih V aba Pada Ijtima Waqifaat-eNou 2012 yang diselenggarakan pada 5 Mei 2012 di Baitul Futuh, London1
Setelah membaca Tashhahud, Ta’awwudh dan surah Al-Fatiha, Hadhrat Khalifatul Masih V aba bersabda: “Alhamdulillah, hari ini kalian dapat ikut serta dalam acara Ijtima Waaqifat-e-Nou. Tentu merupakan suatu karunia yang sangat luar biasa dari Allah Ta’ala kepada kita semua, karena Dia telah menganugerahi kita kemampuan untuk menerima Imam Mahdi dan Masih Mau’ud pada zaman ini. Secara khusus, Allah Ta’ala pun menganugerahi karunia yang luar biasa kepada kalian semua, karena Dia telah memberikan karunia kepada kedua orang tua kalian, untuk tidak hanya menerima Ahmadiyah, tapi juga untuk menyambut seruan dari Khalifah pada saat itu (Khalifah-e-Waqf, Pent) dan kemudian mewakafkan hidup kalian kepada Nizam Waqf-e-Nou yang penuh berkat ini. Tahun ini merupakan tahun yang sangat penting karena pada tahun ini menandai Silver Jubelee dari Nizam ini. Genap 25 tahun sudah Nizam yang penuh berkat ini telah berdiri. Ada banyak Waafiqaat-e-Nau diantara kalian yang merupakan generasi yang paling pertama dari Nizam Waaqifaat-e-Nau, dan sungguh hal ini merupakan suatu anugerah dan karunia yang luar biasa yang Allah Ta’ala telah limpahkan kepada kalian. Oleh karena itu, dengan karunia-karunia tersebut,maka sangatlah penting dan memang merupakan kewajiban kalian untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Ta’ala. Tentu, jika kalian menunjukkan rasa bersyukur yang tulus dan menghargai segala karunia yang telah
Teks asli bisa dilihat di Majalah Maryam, Edisi Juli-Sept 2012, hal. 9-13. Download majalahnya di www.alislam.org/maryam 1
dianugerahkan Allah, maka kalian akan diganjar dengan karunia-karunia Ilahi lainnya di masa yang akan datang. Sebagaimana yang kita pelajari dalam Al-Qur’an, Surah Ibrahim: 8, Allah Ta’ala berfirman:
“…Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah karunia kepadamu” Oleh karena itu, jika kalian ingin meraih sebanyak-banyaknya karunia dan ganjaran dari Allah Ta’ala, maka kalian harus melarutkan diri kalian dalam bersyukur kepada-Nya. Jika kalian sungguh-sungguh melarutkan diri kalian dengan cara ini, maka kalian akan dianugerahi suatu kehidupan yang baru. Hendaknya senantiasa kalian ingat bahwa dunia ini yang dimana kita tinggal hanyalah merupakan tempat tinggal sementara. Pada umumnya, orang-orang hidup selama 70 atau 80 tahun atau mungkin sedikit lebih lama, akan tetapi hanya sampai disitu saja. Pada akhirnya, setiap orang akan meninggalkan dunia ini dan kemudian akan menghadap kehadirat Allah Ta’ala dan memasuki suatu kehidupan yang baru. Kehidupan yang baru itu akan menjadi suatu kehidupan yang kekal dan abadi. Di kehidupan yang kekal itu dimana kita akan dihisab atas setiap perbuatan dan tingkah laku yang kita lakukan di dunia yang sifatnya sementara ini. Segala amal baik kita akan diganjar oleh Allah Ta’ala, begitupula Dia akan menghukum kita atas dosa-dosa kita. Jika kalian senantiasa memperhatikan hal yang penting ini dan kemudian berusaha untuk melaksanakan setiap amal perbuatan kita demi meraih karunia Allah, maka kalian akan dapat dianggap bahwa kalian telah berhasil dan bahwa kalian telah meraih kehidupan yang sesungguhnya yang seorang yang beriman harus berusaha untuk meraihnya. Salah satu cara yang sangat penting untuk meraih tujuan ini adalah dengan cara senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas segala yang telah Dia anugerahkan kepada kalian. Tidak diragukan lagi, hanya merekalah, orang-orang yang menunjukkan rasa bersyukur kehadirat Allah yang merupakan orang-orang yang senantiasa berusaha untuk hidup dengan mengikuti setiap perintah-Nya. Mereka inilah orang-orang yang menjadi penerima dari segala macam karunia dan anugerah-Nya yang tak terhitung banyaknya. Dengan menerima segala karunia-karunia tersebut, orang-orang yang beriman ini sekali lagi tunduk di hadapan Allah untuk mengungkapkan rasa syukur mereka kepada-Nya. Dengan jalan ini, siklus antara karunia Allah yang terhubung dengan orang-orang yang bersyukur akan senantiasa tetap berjalan. Kalian harus ingat bahwa siklus ini -meliputi akhlak-akhlak yang penuh takwa demi meraih ganjaran dari Allah dan kemudian bersyukur kepada-Nya- merupakan sebuah siklus yang tanpa batas atau akhir. Bahkan, jalannya akan semakin bertambah dan senantiasa terus menerus. Saya akan berikan contoh untuk menjelaskan hal ini. Kita semua melihat bahwa ketika seseorang melemparkan sebuah kerikil atau batu ke dalam sebuah kolam, maka akan timbul sebuah lingkaran, gelombang atau riak yang timbul di air dan akan terus meluas dan semakin besar. Begitu pula siklus spiritual (ruhani) dan rasa syukur akan terus tumbuh dan semakin meluas. Akan tetapi, apabila lingkaran (riak,pent) di kolam lama kelamaan akan berakhir, apakah itu karena telah mencapai tepinya atau apabila pengaruh dari lemparan itu berkurang, siklus ruhani yang saya jelaskan merupakan sesuatu yang akan berlangsung selamanya dan bahkan semakin meningkat. Siklus ini akan ada bersama kita sepanjang hidup ini dan begitu pula menemani kita di kehidupan kita yang akan datang. Apabila kita menganggap bahwa karunia-karunia ilahi itu tidak terbatas dan tidak pernah berakhir, maka saat itulah kita akan menyadari bahwa betapa besar cinta dan kasih sayang Tuhan kita kepada kita. Meskipun karunia Allah kepada hamba-Nya tidak terbatas, akan
tetapi justru Allah Ta’ala telah menyediakan sarana-sarana untuk meraih ganjaran-Nya agar senatiasa terus bertambah. Oleh karena itu, tidakkah merupakan kewajiban kita untuk mengambil manfaat dari hal tersebut dan terus mengadakan suatu hubungan yang sangat kuat dengan Allah Ta’ala yang kita cintai, suatu hubungan yang tidak kita temukan yang serupa dimanapun juga? Allah Ta’ala menghendaki agar kita mencintai-Nya lebih dari kita mencintai siapa pun di dalam hubungan duniawi kita, bahkan melebihi cinta kepada orang-orang yang kita cintai sekalipun. Hal ini bukan karena Dia, naudzubillah merasa putus asa atau membutuhkan cinta dari yang lainnya. Alasan mengapa Dia menghendaki agar kita mencintai-Nya adalah karena inilah jalan agar manusia mampu untuk tetap berjalan pada jalan yang penuh ketakwaan sehingga menjadi pewaris dari khazanah-khazanah baik khazanah duniawi maupun ruhani. Banyak diantara Waaqifaat-e-Nau diantara kalian yang telah mencapai usia dewasa dan telah berjanji pada diri sendiri untuk memenuhi janji yang telah dibuat oleh orang tua kalian sebelum kelahiran kalian. Kalian semua hendaknya ingat bahwa hanya kehidupan yang diserahkan demi meraih keridhaan Allah Ta’ala sajalah yang dapat dikatakan sebagai sebuah kehidupan yang sukses. Sebagai Waqf-e-Nau putri, kalian harus perhatikan bahwa kedudukan kalian adalah seperti Hadhrat Maryam ra. Dengan kata lain, hendaklah kalian senantiasa meneladani contoh dan akhlak beliau ra sebagai sebuah bimbingan bagi kehidupan kalian. Allah Ta’ala telah berfirman berkenaan dengan Hadhrat Maryam ra di beberapa tempat di Al-Qur’an. Sebagai contohnya di Surah Al-Tahrim: 13, Allah Ta’ala berfirman:
“Dan seperti Maryam putri Imran, yang telah memelihara kesuciannya maka Kami meniupkan ke dalamnya Ruh kami, dan ia membenarkan firman Tuhan-nya dan Kitab-kitab-Nya, dan ia termasuk orang-orang yang patuh.” Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa sangatlah penting bagi setiap perempuan-perempuan yang beriman untuk menjaga kesucian dan kehormatannya, jika ia ingin meraih karunia Allah Ta’ala dan mencari kedekatan kepada-Nya. Bagaimanapun juga, setiap Waaqifa-e-Nau adalah contoh dan teladan bagi yang lainnya untuk diikuti dan hendaknya membimbing yang lainnya agar menjaga kesopanan, kesucian dan kehormatan. Oleh karena itu, cara kalian bertingkah laku dalam kehidupan kalian dan dalam hubungan pertemanan yang kalian jalin, hendaknya semuanya harus sesuai dengan perintah Allah Swt. Apakah kalian tengah belajar di Universitas, perguruan tinggi atau dimanapan juga, akhlak dan tingkah laku kalian hendaknya pada standar yang tertinggi. Khususnya, dalam menjalin komunikasi dengan lakilaki, perilaku kalian harus sedemikian rupa sehingga mereka segera menyadari bahwa, walaupun tinggal di lingkungan masyarakat sekarang ini, perempuan ini tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak bermoral, vulgar, melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan, yang sangat umum ditemukan di masyarakat saat ini. Oleh karena itu, tidak akan ada laki-laki yang akan memandang kalian dengan cara yang tidak sopan, bahkan akhlak dan perilaku kalian hendaknya sedemikian rupa pada standar yang tertinggi sehingga dia terpaksa memperlakukan kalian dengan penuh hormat dan bermartabat.
Sifat lainnya yang luar biasa dari Hadhrat Maryam ra yang disebutkan dalam Al-Qur’an yaitu bahwa beliau adalah seorang “Siddiqa”, yang berarti seorang wanita yang benar. Dengan menyebut beliau sebagai wanita yang benar, Al-Qura’an mengindikasikan ketinggian akhlak beliau dan membantah segala tuduhan-tuduhan palsu yang dialamatkan kepada beliau oleh kaum Yahudi. Apabila Allah Swt telah menyebutkan dengan jelas bahwa Hadhrat Maryam ra adalah seorang wanita yang benar/jujur, maka tidak perduli bahkan jika seluruh dunia berbicara menentang beliau, mereka akan salah dan apa yang dikatakan oleh beliau adalah benar. Hal ini dikarenakan beliau senantiasa memiliki rasa takut di hatinya terhadap Allah Swt dan oleh karena itu, beliau tidak pernah mengucapkan sesuatu perkataan yang dusta, walaupun dusta yang sekecil-kecilnya sekalipun. Ini merupakan standar kejujuran yang diperlihatkan oleh putri dari Hanna, istri Imran, yang telah berjanji mewakafkan anak yang belum dilahirkannya untuk berkhidmat kepada Allah Swt. Oleh karena itu, Hadhrat Maryam ra sungguh telah menyempurnakan janji yang dibuat oleh ibunda beliau dengan cara yang sangat luar biasa. Kalian semua, Waaqifaat-e-Nau yang duduk di depan saya merupakan putri-putri dari perempuan, yang juga telah membuat sebuah perjanjian dengan Allah Swt. Mereka melakukan hal ini ketika mereka mempersembahkan kalian untuk bergabung dalam Nizam Waqf-e-Nau, yang telah didirikan oleh Khalifa pada saat itu (Khalifa-e-waqt). Sekarang, kalian sendiri yang harus memperbaharui janji ini. Oleh karena itu, kalian harus menyempurnakan janji tersebut dengan senantiasa berjalan di jalan kebenaran dan kejujuran. Setiap tingkah laku dan perbuatan kalian harus menampakkan kebenaran yang hakiki dan rasa takut kepada Allah. Apapun yang kalian katakan atau lakukan hendaknya menunjukkan bahwa kalian adalah seorang Waaqifa-e-nau. Tentu, mereka hendaknya menyadari bahwa alasan kalian adalah seorang “Siddiqa”, yang berarti seorang yang senantiasa benar/jujur, adalah karena kalian adalah seorang Waaqifa-e-Nau. Kalian harus dikenal sebagai seorang yang berkata benar apapun yang terjadi. Apabila kalian meraih standar yang mulia ini, maka kalian baru dapat memenuhi janji yang kalian buat dengan Khalifa-e-Waqt (khalifah pada masa itu) Kalian hendaknya senantiasa ingat bahwa Allah telah menyamakan kedustaan dengan Syirk, yaitu menyekutukan sesuatu selain Allah. Dia yang tidak berkata benar dalam setiap perkara telah berlaku syirk dan dengan begitu ia tidak dapat menjadi penerima dari karunia-karunia Allah Swt. Oleh karena itu, di setiap aspek dalam kehidupan kalian, kalian harus menanamkan dan mengimplementasikan kejujuran yang hakiki di setiap perkara apapun, apakah sebelum menikah atau setelah kalian memulai kehidupan pernikahan kalian. Ada beberapa Waaqifaat-e-Nau yang kini telah menikah. Khususnya di kehidupan pernikahan kalian, menampakkan kebenaran dan berbicara jujur adalah lebih penting. Tentu setelah menikah, dalam kaitannya hubungan kalian dengan suami kalian dan mertua kalian, kalian tidak boleh membiarkan standar kejujuran kalian jatuh hingga ke derajat yang paling kecil sekalipun. Jika kita melihat kehidupan Hadhrat Maryam ra, sebagai hasil dari kenyataan bahwa beliau dengan tulus menyembah Allah Swt dan meningkatkan hubungan yang khusus dengan-Nya, beliau dianugerahi karunia yang luar biasa oleh Allah Swt. segala macam kebutuhan dan keperluan beliau dipenuhi oleh Allah Ta’ala sendiri dan dengan begitu beliau menjadi penerima sarana-sarana dan karunia yang tak terhitung banyaknya yang datang dari yang ghaib. Oleh karena itu,ketika pelindung beliau, Hadhrat Zakaria as, bertanya darimana ia memperoleh sarana-sarana tersebut. Maka Hadhrat Maryam ra menjawab:
…
“…Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan” (QS. Ali Imran: 38) Oleh karena itu, tanda lainnya dari seorang mukmin sejati adalah Allah menyediakan sarana-sarana yang tanpa batas baginya dan memenuhi segala macam kebutuhannya. Oleh karena itu, kalian juga harus senantiasa ingat bahwa jika kalian memiliki hubungan yang kuat dengan Allah Swt, maka Dia akan menyediakan sarana-sarana bagi kalian dengan jalan yang tidak pernah kalian bayangkan. Segala macam kebutuhan dan keperluan yang kalian butuhkan akan dipenuhi langsung oleh-Nya. Ketika kalian mencapai tahapan ini, mata kalian tidak akan berpaling kearah daya tarik duniawi dan kalian tidak akan pernah iri akan kekayaan dan keberuntungan orang-orang duniawi. Justru, karena hubungan kalian dengan Allah, sebuah perasaan puas dan kepuasan hati akan datang memenuhi hati kalian. Hal ini harus menjadi ciri dari seorang Waaqifa-e-Nau. Jika kalian memiliki rasa kepuasan hati ini dalam diri kalian, dan tidak tertarik kepada kekayaan dan kemakmuran orang lain, malahan justru kalian mengarahkan segala keinginan kalian guna mencari keridhaan Allah Ta’ala, maka kalian akan menjadi penerima sejati dari karunia-karunia-Nya. Hal ini dikarenakan Allah Ta’ala telah berjanji kepada mukmin yang sejati bahwa Dia akan menyediakan saranasarana bagi mereka dari jalan yang tidak pernah mereka bayangkan. Oleh karena itu, jika kalian menghadapi ujian-ujian dan kalian ikhlas menanggungnya demi Allah Ta’ala dan hanya menampakkan rasa syukur kepada-Nya dalam setiap keadaan, maka tidak diragukan lagi bahwa karunia Allah akan turun kepada kalian. Oleh karena itu, sebagai anggota Waqf-e-Nau, kalian harus selalu ingat bahwa walaupun kalian berada di dunia ini, kalian tidak memiliki bagian dalam perkara-perkara materialistik di dunia ini. Apabila kalian meningkatkan jiwa/ruh semacam ini, maka kalian akan dianggap bahwa kalian telah memenuhi janji yang dibuat oleh orang tua kalian. Kalian harus mengikuti contoh dari wanita yang terhormat dan suci itu, yang contohnya telah ada dihadapan kalian ketika kalian mewakafkan hidup kalian ke hadapan Allah Swt. Maka kemudian, waqf kalian akan menjadi saksi dari kecintaan kalian kepada Allah Swt. Sesungguhnya, disebabkan karena ketinggian akhlak kalian, maka ribuan Isa akan terlahir, yang dalam kedudukannya sebagai Masih Muhammad saw, akan menyediakan obat bagi penyakit-penyakit ruhani dan kegelisahan yang menyebar di seluruh dunia. Kedudukan yang tinggi yang dianugerahkan Allah kepada Hadhrat Maryam ra tercermin pada kenyataan bahwa beliau adalah satu diantara hanya dua wanita yang namanya disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai mukmin yang sejati. Ketakwaan beliau menjadikan beliau contoh teladan bagi semua orang-orang yang beriman. Kalian semua haruslah ingat bahwa tidaklah cukup bagi akhlak kalian menjadi sedemikian rupa sehingga orang lain tidak dapat mengajukan keberatan terhadap akhlak kalian, bahkan lebih dari itu, kalian harus berusaha untuk mencapai standar akhlak yang tinggi sehingga tingkah laku kalian menjadi contoh teladan yang indah bagi orang lain untuk diikuti dan dituruti. Oleh karena itu, dalam hal ibadah kalian, kalian harus menjadi teladan bagi setiap orang lainnya. Dalam hal kejujuran, kalian harus menjadi contoh teladan bagi setiap orang lainnya. Dalam hal keyakinan kepada Allah, kalian harus menjadi contoh teladan bagi setiap orang lainnya. Dalam hal kesucian, kalian harus menjadi contoh teladan bagi setiap orang lainnya. Begitu pula, kalian harus meletakkan contoh teladan untuk menjauh dari hal yang sia-sia, kegiatan yang membuang-buang waktu dan tidak terpengaruh oleh mereka dan kalian hendaknya tidak memiliki
ketertarikan terhadap segala trend fashion yang tidak pantas. Dikatakan bahwa perempuan membutuhkan fashion dan oleh karena itu hendaknya ada beberapa program berkenaan dengan fashion mereka, akan tetapi kalian harus berusaha untuk menjauh dari hal-hal yang demikian itu. Jika semua sifat-sifat itu ditingkatkan oleh kalian, kalian tidak hanya akan menjadi seseorang yang memiliki derajat ketakwaan yang tinggi, tapi juga kalian akan menjadi sebuah jaminan bagi akhlak dan ketakwaan bagi generasigenerasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, selalulah mengingat Allah di setiap saat dan jauhilah segala sesuatu yang tidak disukai atau dicintai oleh-Nya. Peliharalah selalu hubungan kesetiaan kepada Khilafat dan ikhlas untuk melakukan segala pengorbanan guna menguatkan dan menjaga hubungan tersebut. Hendaknya kalian mendengarkan Khutbah Jumat dengan penuh antusias dan juga pidato-pidato lainnya dari Khalifa dan berusaha untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Khalifa tersebut. Semoga Allah Ta’ala menganugerahi kalian kemampuan untuk berbuat yang sedemikian. Kepada perempuan-perempuan yang lebih muda disini, yang duduk di depan saya, saya ingin mengatakan bahwa barangsiapa diantara kalian yang telah mencapai usia 10 tahun atau lebih, kalian harus dawam melaksanakan shalat. Begitu juga perintah yang sama pula bagi perempuan-perempuan yang lebih tua. Jika waktu Dzuhur dan Ashr telah tiba ketika jam sekolah, maka berusahalah dengan segala upaya untuk melaksankannya tepat waktu. Ketika di musim dingin, hari menjadi lebih singkat, maka ada kekhawatiran bahwa shalat akan dilewatkan. Oleh karena itu, berhati-hatilah untuk mencegah hal itu terjadi dan berusahlah dengan segala upaya untuk melaksanakannya tepat waktu. Dengan cara yang sama pula, bahwa membaca Al-Qur’an sangatlah penting bagi perempuan-perempuan yang lebih tua/dewasa. Lebih jauh lagi, sangatlah penting pula untuk membaca terjemahannya sehingga kalian dapat mengerti ajaran Allah dan perintah-perintah-Nya, dan kemudian kalian harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk bertingkah laku sesuai dengan ajaran Allah Swt. Di sekolah-sekolah kalian, kalian hendaknya menaruh segenap perhatian kepada pelajaran kalian sehingga kalian akan menjadi seseorang yang benar-benar berpendidikan yang dapat bermanfaat bagi jemaat. Berkenaan dengan masa depan kalian atau bidang study, kalian hendaknya meminta petunjuk dari Khalifa-e-Waqt, melalui Departemen Waqf-e-Nou dan kemudian mengikuti apapun petunjuk yang kalian terima. Kalian hendaknya senantiasa mematuhi dan menghormati orang tua kalian dan mencintai serta menyanyagi saudara-saudara kandung kalian. Kalian harus menunjukkan rasa hormat kepada saudara kalian yang lebih tua. Di sekolah, kalian hendaknya menjadi begitu unik dalam hal kebagusan akhlak kalian sehingga para guru dan begitu juga murid-murid akan melihat kalian sebagai contoh teladan yang mereka persembahkan sebagai teladan bagi yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala menganugerahi kalian kemampuan untuk meraih hal ini. Bagi para ibu yang yang hadir, saya ingin mengatakan bahwa demi pendidikan moral bagi anak-anak Waqf-e-Nou kalian, kalian harus menjadi contoh teladan bagi mereka. Oleh karena itu, gunakanlah selalu bahasa yang bagus setiap saat. Jangan pernah mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Nizam jemaat. Dan kalian hendaknya juga mendidik anak-anak kalian, yang bukan Waqf-e-Nau, dengan penuh
perhatian terhadap pendidikan mereka. Jika kalian menaruh perhatian kepada hal ini, maka pendidikan dan akhlak dari anak-anak Waqf-e-Nau kalian akan meningkat secara alami. Sumber utama dari Tarbiyat di rumah adalah ibu, sehingga untuk memenuhi janji yang telah kalian buat, kalian harus memberikan pendidikan akhlak yang luar biasa kepada anak-anak kalian. Ketika seseorang akan memberikan hadiah kepada orang yang dicintainya, dia ingin agar hadiah itu sempurna dan dihias dengan begitu cantik. Begitu pula ketika kalian mempersembahkan anak-anak kalian kepada jemaat, kalian hendaknya melakukan hal yang sama, yaitu dengan cara memberikan mereka pendidikan akhlak yang sempurna. Para ibu dari anak-anak Waqf-e-Nou hanya akan memenuhi janjinya untuk mewakafkan anak mereka kepada Jemaat, jika mereka senantiasa tetap berdoa dan senantiasa focus pada pendidikan akhlak bagi anak-anak mereka. Semoga Allah menganugerahi para ibu kemampuan untuk melakukan hal ini. Insya Allah. Sekarang kita akan berdoa. Semuanya ikut berdoa bersama saya. Translated by: Irfan HR