PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENDIDIK PADA PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO Nurul Hidayah1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Sri Trisnaningsih2 Bambang Suhardito3 2,3
Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Korespondensi :
[email protected] ABSTRACT This study aims to determine the suitability of the behavior of Accountants educators at the Faculty of Economics, University of Muhammadiyah Ponorogo with IAI code of ethics and code of conduct set forth in University of Muhammadiyah Ponorogo. Total population of 528 students with sample criteria S1 students are active in 6th semester and have taken the course of business ethics. It’s a Quantitative Descrpitive Research. Collecting data using questionnaires and interviews. The samples used as many as 90 students. Results of research by 56.27% of the students answered agree, which means according to student perception, that the accountant educators at the Faculty of Economics, University of Muhammadiyah Ponorogo has implemented a code of ethics accountant with good educators in their duties. A total of 84.3% of accountants educator has implemented a code of ethics and 15.7% are still there accountant educators who behave unethically. Keyword: Perception, Students, Educators Accountant, and Ethics.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian perilaku Akuntan pendidik di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo dengan kode etik IAI dan kode etik yang ditetapkan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Jumlah populasi sebanyak 528 mahasiswa dengan kriteria sampel mahasiswa S1 semester 6 yang aktif dan telah menempuh mata kuliah Etika Bisnis. Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan wawancara. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 90 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 56,27 % mahasiswa menjawab setuju yang artinya menurut persepsi mahasiswa, bahwa akuntan pendidik di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo telah menerapkan kode etik. Sebanyak 84,3 % akuntan pendidik telah menerapkan kode etik dan 15,7 % masih terdapat akuntan pendidik yang berperilaku tidak etis. Kata Kunci: Persepsi, Mahasiswa, Akuntan Pendidik, dan Etika
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
10
PENDAHULUAN
lebih
mementingkan
kepentingan
Lembaga pendidikan berperan
pribadi dan lain-lain yang tidak dapat
sebagai produsen yang memberikan
disebutkan satu persatu, selain itu
output berupa sumber daya manusia
khususnya
kepada masya- rakat. Warna dan
akuntansi
etika perilaku yang diberikan dalam
Perguruan Tinggi (PT) selama ini
dunia
akan
terkesan sebagai pengetahuan secara
terhadap
stagnan, mekanis, dan berorientasi
pendidikan
memberikan
juga
pengaruh
untuk yang
pendidikan diajarkan
di
perilaku mahasiswa yang nantinya
pada material.
akan
oleh
dan material ini dikarenakan pada
pendidikan
pendidikan akuntansi yang terkesan
terjun
karena
itu
mempunyai penting
di
masyarakat,
lembaga peran
terhadap
yang
sangat
profesi
akuntan
Stagnan, mekanis
bersifat kaku dan baku, definisi inilah yang
meninggalkan
nuansa
yang berkaitan dengan etika dan
mentalitas dan moralitas (Ludigdo,
moral
2010).
akuntan.
Pendidikan
mempunyai berbagai elemen yang
Pendidikan akuntansi memiliki
saling berkaitan sehingga membentuk
tugas
sistem pendidikan.
Elemen yang
profesional-profesional dibidangnya,
terkait dalam pengembangan dunia
pendidikan akuntansi menghasilkan
pendidikan
pemerintah,
calon akuntan yang mampu bersaing
institusi, lembaga pendidikan, dosen
dalam dunia kerja, seperti akuntan
dalam
publik,
adalah
hal
ini
akuntan
pendidik,
mahasiswa.
menghasilkan
akuntan
intern,
akuntan
manajemen, akuntan pajak, akuntan
Dosen dalam hal ini adalah akuntan
untuk
pendidik
seharusnya
pendidik
dan
lain-lain.
seorang
akuntan
Peran
pendidik
sering
memberikan contoh yang baik kepada
diabaikan padahal ditangan seorang
mahasiswa karena setiap tindakan
akuntan
dan perilaku etis dosen akan menjadi
menentukan perkembangan profesi
cerminan bagi maha- siswa dan dunia
akuntansi. Berdasarkan hal tersebut
pendidikan, terkadang yang terjadi
maka
dunia pendidikan adalah terdapat sisi
memerlukan
buram
terhadap akuntan pendidik
pendidik
yang
profesional
misalnya adalah adanya dosen yang
beretika
yang
sesuai
plagiat,
kebutuhan masyarakat yang mampu
diskriminatif,
indisipliner,
pendidiklah
pendidikan seorang
yang
akuntansi akuntan dan
dengan
pemak- saan hak kepada mahasiswa,
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
11
memberikan contoh figur yang bisa
mencampuradukkan
menginspirasi mahasiswanya.
kedalam
urusan
urusan pribadi peran
sebagai
Figur perilaku yang baik bisa
akuntan pendidik. Permasalahan yang
dilakukan melalui proses pendidikan
akan diangkat dalam penelitian ini
yang disampaikan oleh seorang yang
adalah
disebut
mahasiswa Akuntansi terhadap etika
akuntan
pendidik.
Jika
bagaimanakah
seorang akuntan pendidik mampu
akuntan
menerapkan etika dan profesional
bentuk perilaku yang tidak etis yang
dalam
dilakukan oleh akuntan pendidik.
proses
pendidikan
maka
pendidik
persepsi
dan
bagaimana
tentunya lembaga pendidikan juga akan mampu menghasilkan output
KAJIAN LITERATUR
akuntan yang professional (Ludigdo,
Persepsi
2010). Mencermati hal di atas maka kiranya
perlu
bagaimana
Persepsi
merupakan
proses
untuk
mengetahui
kognitif yang dialami oleh setiap orang
persepsi
mahasiswa
dalam memahami setiap informasi
terhadap akuntan pendidik.
Apakah
tentang lingkungannya (Nuraina dan
akuntan pendidik mampu bersikap
Kurniawati, 2012).
professional, Akuntan pendidik adalah
diteliti
sosok figur yang dijadikan contoh oleh
pemahaman
mahasiswa,
profesi,
jika
seorang
akuntan
karena
Persepsi perlu
sebagai terhadap
dengan
gambaran kode
etik
pengetahuan,
pendidik saja tidak mampu bersikap
pemahaman, kemauan yang lebih
profesional, maka bagaimana bisa
baik
akuntan
moral dan etika secara memadai
pendidik
akan
mencetak
akuntan professional.
dapat
Terdapat kemungkinan akuntan pendidik
di
untuk
Perguruan
Tinggi
menerapkan
nilai-nilai
mengurangi
berbagai
pelanggaran etika (Ludigdo, 2010). Adanya
persepsi
perlu
diadakan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
penelitian karena perbedaan persepsi
tidak
sekecil apapun akan mempengaruhi
mampu
bersikap
profesional
dalam
tugasnya,
ada
mementingkan
secara
menjalankan yang
kepentingan
lebih
seseorang berbeda
untuk pula,
bertingkah sehingga
laku timbul
pribadi
berbagai praktik kecurangan yang
dengan meninggalkan tugas sebagai
disengaja maupun tidak disengaja
pendidik, tidak mau menerima kritikan
oleh para penyedia jasa.
dan
adalah proses dari seseorang dalam
masukan
merasa
paling
dari
mahasiswa, benar
dan
memahami
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
lingkungannya
Persepsi
yang
12
melibatkan
pengorganisasian
dan
publik dan akuntan yang bekerja pada
penafsiran dalam suatu pengalaman
akuntan publik.
psikologis. Teori ini termasuk dalam
sampai
teori psikologi individu, perbedaan
rumusan kode etiknya, sehinggga
persepsi
individu
dapat disimpulkan akuntan pendidik
akan
tidak memiliki kode etik dari IAI,
masing-masing
mengenai
situasi
kerja
berpengaruh pada produktivitas.
ini
belum
adanya
namun wajib mentaati aturan dan kode etik dosen yang berlaku pada
Etika Etika bukanlah permasalahan yang
baru
dalam
kehidupan
masyarakat. Kedudukan etika dalam kehidupan
menempati
hal
yang
penting sekali, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah
laku
manusia
untuk
menentukan nilai-nilai perbuatan baik atau buruk, sedangkan ukuran untuk menetapkan
nilainya
adalah
akal
pikiran manusia, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa etika merupakan suatu
ilmu
yang
membicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, tingkah laku tersebut dinilai baik dan buruk dengan diperlihatkan perbuatan
manusia
yang
dapat
dicerna akal pikiran (Ludigdo, 2010). Sebagian besar profesi memiliki kode etik yang digunakan sebagai kontrol
bagi
anggotanya
untuk
bersikap dan berprilaku etis, demikian juga
saat
Akuntan pendidik
untuk
profesi
dosen
atau
pendidik, namun untuk kode etik yang berlaku saat ini adalah kode etik IAI yang menitik beratkan pada akuntan
suatu institusi.
Pendidik bersikap
lepas tangan terhadap etika justru tidak menunjukkan pendekatan etika yang netral, justru pendidik tersebut memberikan kurangnya
kontribusi ketidak
mahasiswanya
terhadap
percaya
dalam
dirian
kehidupan
bermoral (Ludigdo, 2010). Prinsip etika memberikan kerangka bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan
pemberian
jasa
profesional oleh anggota.
Prinsip
etika disahkan oleh kongres IAI dan berlaku bagi seluruh anggota IAI, adapun prinsip etika menurut IAI (1998) terdiri dari delapan prinsip yaitu:
tanggung
kepentingan
jawab
publik,
profesi, integritas,
objektivitas, kompetensi dan kehatihatian,
kera-
hasiaan,
perilaku
profesional dan standart teknis. Kode Etik Dosen di Lingkungan Universitas
Muhammadiyah
Ponorogo Persyarikatan
Muhammadiyah
adalah gerakan amar ma’ruf nahi munkar
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
yang
bertujuan
untuk
13
mewujudkan dalam
masyarakat
naungan
Indonesia
negara
yang
Pancasila
dan
utama
UUD
METODE PENELITIAN
Republik
Penelitian
ini
menggunakan
berdasarkan
metode survei. Data yang digunakan
1945.
dalam
Oleh
penelitian
ini adalah
data
karena
itu
diselenggarakan
primer (wawancara dan kuesioner)
Pendidikan
Tinggi
yang
berfungsi
dan sekunder berupa data jumlah
mengembangkan
IPTEKS
mahasiswa dari SIMTIK. Kemudian
dan
didukung dengan skala likert dimana
Kemuhammadiyahan dalam rangka
skala ini digunakan untuk mengukur
memajukan islam dan meningkatkan
sikap
umat manusia.
Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi
untuk serta
Al-Islam
Universitas
Muhammadiyah
pendapat
yang
pada
dan
persepsi
Tahun
Ponorogo sebagai salah satu amal
2014/2015
usaha persyarikatan Muhammadiyah
semester 6, mahasiswa Akuntansi
memikul tugas dan tanggung jawab
yang
untuk
serta
2014/2015
meningkatkan kualitas Sumber Daya
mahasiswa
Manusia sesuai dengan kebutuhan
Akuntansi
pembangunan
mata kuliah etika bisnis tentang etika
mengembangkan
kualitas
mengusahakan
dengan
terwujudnya
akademisi muslim yang beriman dan bertaqwa,
berakhlak
mulia
yang
Akademik
pada
akuntan
berada
pada
Tahun
Akademik
tercatat
sebagai
aktif yang
pendidik
dan
mahasiswa
telah
menempuh
di
Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
serta
memiliki kemampuan akademik dan atau professional untuk diabdikan
HASIL DAN PEMBAHASAN Universitas
Muhammadiyah
bagi kesejahteraan umat manusia.
Ponorogo (UMP) sebagai Perguruan
Dalam
Tinggi
penyelenggraan
pendidikan
Muhammadiyah
tinggi, dosen menempati posisi yang
merupakan
sangat strategis dan menentukan.
Institut Agama Islam Muhammadiyah
Oleh karena itu untuk mewujudkan
(IAIM) Ponorogo, yang berdiri sejak
tujuan pendidikan tersebut di atas
tahun 1968.
maka
Tinggi
menjadi Universitas Muhammadiyah
dosen
Ponorogo secara resmi terjadi pada
Majelis
menetapkan
Pendidikan kode
etik
Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
pengembangan
(PTM) dari
Pengembangan IAIM
tanggal 19 November 1986, dengan diterbitkannya SK Menteri Pendidikan
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
14
dan Kebudayaan Republik Indonesia
setuju.
Nomor. 0813/O/1986.
mahasiswa
Kode etik digunakan sebagai kontrol
bagi
bersikap
anggotanya
dan
untuk
berperilaku
etis,
Artinya menurut persepsi akuntan
pendidik
di
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo telah
menerapkan
etika
akuntan
baik
dalam
demikian juga untuk profesi dosen
pendidik
atau pendidik. Namun kode etik saat
melaksanakan tugasnya.
ini yang berlaku adalah kode etik IAI
akuntan pendidik tidak memiliki kode
yang menitik beratkan pada akuntan
etik dari IAI namun mereka telah
publik dan akuntan yang bekerja pada
menerapkan etika akuntan pendidik
akuntan publik.
Sampai saat ini
berdasarkan kode etik yang berlaku di
profesi akuntan selain akuntan publik
institusi tersebut. Akuntan pendidik di
belum memiliki rumusan kode etik,
Jurusan
sehingga dapat disimpulkan akuntan
Muhammadiyah
pendidik tidak mempunyai kode etik
berperilaku sesuai dengan kode etik
dari IAI.
IAI dan Kode etik dosen atau pendidik
Namun mereka
wajib
dengan
Akuntansi
mentaati aturan dan kode etik dosen
di
yang berlaku pada suatu instansi.
Ponorogo.
Prinsip etika menurut IAI terdiri
Meskipun
Universias
Ponorogo
Universitas
sudah
Muhammadiyah
Mahasiswa
Universitas
dari delapan prinsip yaitu: tanggung
Muhammadiyah Ponorogo yang telah
jawab profesi, kepentingan publik,
menempuh mata kuliah etika bisnis
integritas,
telah
dan
obyektivitas,
kehati-hatian,
perilaku
profesional
kompetensi kerahasiaan,
dan
memahami
akuntan.
Terlihat
etika
profesi
dari
jawaban
standar
mahasiswa dalam mengisi kuisioner
teknis. Berdasarkan hasil penelitian
yang disebarkan secara langsung
yang telah dilakukan menunjukkan
oleh peneliti.
bahwa 33.01% responden menjawab
yang tidak bermasalah dengan dosen,
sangat setuju, 56.27% responden
artinya mereka memahami tugasnya
menjawab setuju, 9.88% responden
sebagai
menjawab
mentaati peraturan yang ditetapkan
ragu-ragu,
0.73%
responden menjawab tidak setuju,
Universitas
dan
Ponorogo.
0.11%
responden
sangat tidak setuju.
menjawab
Berdasarkan
Banyak mahasiswa
mahasiswa
mahasiswa
bahwa mayoritas informan menjawab
Jurusan
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
telah
Muhammadiyah
Meskipun
hasil analisis tersebut disimpulkan
dan
menurut
akuntan Akuntansi
persepsi
pendidik
di
Universitas
15
Muhammadiyah
Ponorogo
telah
yang telah dilakukan menunjukkan
prinsip-prinsip
etika
bahwa 33.01% responden menjawab
akuntan pendidik, namun masih ada
sangat setuju, 56.27% responden
sebagian kecil akuntan pendidik yang
menjawab setuju, 9.88% responden
berperilaku tidak etis.
menjawab
menerapkan
diskripsi
jajak
wawancara
Berdasarkan
pendapat
dengan
5
dan
responden,
ragu-ragu,
0.73%
responden menjawab tidak setuju, dan
0.11%
responden
menjawab
sebanyak 15.7% akuntan pendidik
sangat tidak setuju. Namun menurut
berperilaku
mahasiswa terdapat beberapa bentuk
tidak
etis
seperti
mengganti perkuliahan yang pernah
perilaku yang tidak etis.
ditinggalkan
15.7%
tanpa
peduli
dengan
perilaku
tidak
Meskipun etis
yang
jadwal mahasiswanya, memberikan
dilakukan para akuntan pendidik, hal
nilai tanpa transparansi atau tidak
tersebut
obyektif, membicarakan dosen lain,
memperbaiki
dan
akuntan pendidik.
dosen
tidak
memberitahukan kepada
bagian
pembelajaran
masuk
tanpa
terlebih
dahulu
akademik,
dalam
ditengah
perjalanan
dosen tidak sesuai dengan silabus, serta
ada
beberapa
dosen
yang
mengampu mata kuliah tidak sesuai dengan kemampuannya. 84.3%
akuntan
menerapkan
Sebanyak
pendidik
kode
etik
telah akuntan
pendidik. Universitas Muhammadiyah Ponorogo merupakan kampus islami, sehingga menitikberatkan pada sikap toleransi
dan
kehati-hatian
professional. KESIMPULAN Akuntan
pendidik
di
Universitas Muhammadiyah Ponorogo telah
memiliki
etika
yang
baik,
dibuktikan dengan hasil penelitian
perlu
diperhatikan perilaku
tidak
untuk etis
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan Kedua belas, Edisi Revisi V. Hamzah, A. (2007). Pendidikan Akuntansi Perspektif Sosiologi Kritis. Kreatifitas. Dan Mentalitas. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. IAI, 2008, Kode Etik, Sidang Komisi Kongres Vii. Jakarta, 23-25 September. Lili Dkk, (2011), Persepsi Auditor, Akuntan Pendidik Dan Akuntan Manajemen Tentang Konsep Dasar, Pengukuran Dan Pengungkapan Akuntan Lingkungan. Simposium
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
16
Nasional Aceh.
Akuntansi
Xiv.
Ludigdo, U, Dan Meilisa, F, (2010). Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Akuntan Pendidik. Jurnal Akuntansi Multi Paradigma. Volume 1 No. 2 Hal 223-238. Nuraina E Dan Kurniawati S. (2012). Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etika Ikatan Akuntan Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol 4 No. 2 September 2012 Pp 111-120.
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
17